sahab at

2
Sahabat .... Bisakah Kau katakan secantik apa rembulan bila Kau belum pernah ada di sana? Bisakah Kau rasakan selembut apa awan bila Kau belum pernah menyentuhnya? Dari mana Kau tahu sepahit apa sebuah rasa bila Kau belum pernah mengecapnya? Cukupkah hanya menatapnya dari jauh? Cukupkah hanya dengan menilai tanpa tahu? Sebagaimana hati seseorang, bisakah kita menilainya bila menjenguk ke dasarnya saja kita tak mampu? Pantaskah kita menghakimi hidup seseorang bila hidup seperti apa yang dia rasakan saja kita tidak tahu? Setiap manusia punya skenario kehidupannya sendiri dan mempunyai caranya sendiri untuk berperan di dalam sketsa kehidupan. Hanya ada satu sutradara, yaitu Tuhan. Hanya Dia yang berhak menilai dan menghakimi. Jadi, janganlah kita menjadi mereka yang merasa berhak menghakimi orang lain. Belum tentu dia yang kita hakimi lebih buruk dari yang kita lihat dan belum tentu kita lebih baik dari dia. Cermin hanya dapat menampilkan bayangan. Cermin bahkan tak bisa melihat dirinya sendiri. Lilin hanya mampu menyinari sekelilingnya. Lilin bahkan tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan terbakar. Dan kita hanya dapat melihat apa yang terlihat oleh mata. Hanya dapat mendengar apa yang terdengar oleh telinga. Hanya mampu merasa apa yang terkecap oleh bibir. Hanya sanggup meraba apa yang tersentuh oleh jemari. Tapi hati adalah rahasia... Bisakah kau ukur tingginya langit hanya dengan berandai memiliki dua sayap? Bisakah Kau hitung banyaknya bintang di langit hanya dengan dua tanganmu? Apakah bila seseorang menangis kepadamu, Kau dapat mengartikan dia tidak bersyukur? Dan bila seseorang membagi likanya, Kau nyatakan dia sebagai orang yang lemah? Tuhan memberi manusia air mata dan hati bukan tanpa maksud. Menangis tidak selalu menjadi kelemahan. Berbagi luka tidak selalu menjadi keluh kesah. Semua tak bisa Kau

Upload: unyil-cuwiie-marunyil

Post on 02-Oct-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kata kata bijak

TRANSCRIPT

Sahabat ....

Bisakah Kau katakan secantik apa rembulan bila Kau belum pernah ada di sana? Bisakah Kau rasakan selembut apa awan bila Kau belum pernah menyentuhnya? Dari mana Kau tahu sepahit apa sebuah rasa bila Kau belum pernah mengecapnya? Cukupkah hanya menatapnya dari jauh? Cukupkah hanya dengan menilai tanpa tahu? Sebagaimana hati seseorang, bisakah kita menilainya bila menjenguk ke dasarnya saja kita tak mampu? Pantaskah kita menghakimi hidup seseorang bila hidup seperti apa yang dia rasakan saja kita tidak tahu?

Setiap manusia punya skenario kehidupannya sendiri dan mempunyai caranya sendiri untuk berperan di dalam sketsa kehidupan. Hanya ada satu sutradara, yaitu Tuhan. Hanya Dia yang berhak menilai dan menghakimi. Jadi, janganlah kita menjadi mereka yang merasa berhak menghakimi orang lain. Belum tentu dia yang kita hakimi lebih buruk dari yang kita lihat dan belum tentu kita lebih baik dari dia.

Cermin hanya dapat menampilkan bayangan. Cermin bahkan tak bisa melihat dirinya sendiri. Lilin hanya mampu menyinari sekelilingnya. Lilin bahkan tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan terbakar. Dan kita hanya dapat melihat apa yang terlihat oleh mata. Hanya dapat mendengar apa yang terdengar oleh telinga. Hanya mampu merasa apa yang terkecap oleh bibir. Hanya sanggup meraba apa yang tersentuh oleh jemari. Tapi hati adalah rahasia... Bisakah kau ukur tingginya langit hanya dengan berandai memiliki dua sayap? Bisakah Kau hitung banyaknya bintang di langit hanya dengan dua tanganmu? Apakah bila seseorang menangis kepadamu, Kau dapat mengartikan dia tidak bersyukur? Dan bila seseorang membagi likanya, Kau nyatakan dia sebagai orang yang lemah?

Tuhan memberi manusia air mata dan hati bukan tanpa maksud. Menangis tidak selalu menjadi kelemahan. Berbagi luka tidak selalu menjadi keluh kesah. Semua tak bisa Kau lihat hanya dengan cermin dirimu. Terkadang kebenaran seseorang bukan dalam apa yang dia ungkapkan kepadamu. Namun, mungkin dalam segala apa yang tak mampu dia ungkapkan kepadamu. Bila Kau benar-benar ingin memahami seseorang, jangan hanya mendengarkan apa yang dia katakan, tapi apa yang tidak terkatakan. Jangan hanya melihat apa yang dia perlihatkan, tapi apa yang tak terlihat. Jangan hanya menilai rasa dari apa yang dia tunjukkan, tapi apa yang tak terasa. Sanggupkah Engkau? Bila tidak, janganlah menjadi hakim dari hidup orang lain.

Sahabat...

Semoga Engkau dan aku diberi ketenangan untuk menerima apa yang tak dapat diubah. Memiliki keberanian untuk mengubah segala yang dapat diubah dan semoga Engkau dan aku memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.