sah

12
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VARISELA Oleh: Risma Hendrastuti., S.Kep 092311101040 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

Upload: ocha-da-vie

Post on 24-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SAH

TRANSCRIPT

Page 1: SAH

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VARISELA

Oleh:

Risma Hendrastuti., S.Kep

092311101040

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: SAH

VARISELA

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi

Varisela adalah Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus

Varicella Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit. Varisela atau

cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh

virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik

merah yang kemudian mengandung cairan.

2. Etiologi

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Virus ini

masuk ke tubuh melalui mukosa saluran nafas bagian atas dan orofaring dan

menyebar ke pembuluh darah dan limfe (viremia pertama). Satu minggu

kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke 2)

dan timbul gejala demam dan malaise. Penyebaran ke seluruh tubuh terutama

kulit dan mukosa. Lesi kulit muncul tidak bersamaan, sesuai dengan siklus

viremia. Pada keadaan normal siklus ini berakhir setelah 3 hari akibat adanya

kekebalan hormonal dan seluler spesifik.

3. Patofisiologi

Menyebar Hematogen.

Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron

pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa

kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.

Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian

tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata ,

termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari

seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa

gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan

terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari

satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau

Page 3: SAH

bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung

dengan kulit yang terinfeksi.

Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar

kebagian tubuh melalui kelenjar getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan

pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada

masa kanak-kanak dan pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua

membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini.

Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara

bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada

anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak

remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus

varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya

usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

4. Sign / Symtoms

- Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.

- Pusing.

- Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.

- Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip

kulit yang terangkat karena terbakar).

- Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya

mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit

kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.

Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna

kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan

kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil

berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi

keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering

tanpa meninggalkan abses.

5. Komplikasi

Page 4: SAH

Komplikasi Tersering secara umum :

a. Pnemonia

b. Kelainan ginjal.

c. Ensefalitis.

d. Meningitis.

Komplikasi yang langka :

a. Radang sumsum tulang.

b. Kegagalan hati.

c. Hepatitis.

d. Sindrom Reye.

Komplikasi yang biasa terjadi pada anak-anak hanya berupa infeksi varisela

pada kulit, sedangkan pada orang dewasa kemungkinan terjadinya

komplikasi berupa radang pari-paru atau pnemonia 10 – 25 lebih tinggi dari

pada anak-anak..

6. Treatment

Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak

memerlukan terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang

cukup. Yang justru sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai

erupsi. Jangan digaruk, karena dapat timbul jaringan parut pada bekas

gelembung yang pecah. Penanganan varisela dibagi menjadi 2, yaitu

penanganan secara umum dan dengan medikasi

a. Umum

1) Isolasi untuk mencegah penularan.

2) Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).

3) Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.

4) Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian

antiseptik pada air mandi.

5) Upayakan agar vesikel tidak pecah.

- Jangan menggaruk vesikel.

- Kuku jangan dibiarkan panjang.

- Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk

pda kulit, jangan digosok.

b. Farmakoterapi

Page 5: SAH

1) Antivirus dan Asiklovir

Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada

penderita leukemia atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan

daya tahan tubuh.

2) Antipiretik dan untuk menurunkan demam

- Parasetamol atau ibuprofen.

- Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada

infeksi virus (termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan

sebuah komplikasi fatal, yaitu Syndrom Reye.

3) Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.

4) Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri

pada kulit.

5) Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio

kalamin).

Pencegahan :

1. Hindari kontak dengan penderita.

2. Tingkatkan daya tahan tubuh.

3. Imunoglobulin Varicella Zoster

- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air.

Bila diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.

- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar

beberapa saat sebelum atau sesudah melahirkan.

7. Discrarge planning

a. Pemberian VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin)

b. Pemberian vaksinasi

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data subjektif : pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan

dan sakit kepala.

Data Objektif :

a. Integumen : kulit hangat, pucat.

adanya bintik-bintik kemerahan pda kulit yang berisi cairan

jernih.

b. Metabolik : peningkatan suhu tubuh.

Page 6: SAH

c. Psikologis : menarik diri.

d. GI : anoreksia.

e. Penyuluhan / pembelajaran : tentang perawatan luka varicela.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan manifestasi viremia

b. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya intake makanan.

e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

f. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

3. Intervensi

1) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

kulit.

a. Tujuan : mencapai penyembuhan luka tepat waktu dan tidak demam.

b. Intervensi

- Tekankan pentingnya teknik cuci tangan yang baik untuk semua

individu yang datang kontak dnegan pasien.

Rasional : mencegah kontaminasi silang, menurunkan resiko infeksi.

- Gunakan skort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic, selama

perawatan kulit.

Rasional : mencegah masuknya organisme infeksius.

- Awasi atau batasi pengunjung bila perlu.

Rasional : mencegah kontaminasi silang dari pengunjung.

- Cukur atau ikat rambut di sekitar daerah yang terdapat erupsi.

Rasional : rambut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

bakteri.

- Bersihkan jaringan nekrotik / yang lepas (termasuk pecahnya lepuh)

Rasional : meningkatkan penyembuhan.

- Awasi tanda vital

Rasional : Indikator terjadinya infeksi.

2) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan erupsi pada kulit.

Page 7: SAH

a. Tujuan : mencapai penyembuhan tepat waktu dan adanya regenerasi

jaringan.

b. Intervensi

- Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.

Rasional : mengetahui keadaan integritas kulit.

- Berikan perawatan kulit

Rasional : menghindari gangguan integritas kulit.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya intake makanan.

a. Tujuan : terpenuhinya kebutuhan nitrisi sesuai dengan kebutuhan.

b. Intervensi

- Berikan makanan sedikit tapi sering.

Rasional : membantu mencegah distensi gaster/ ketidaknyamanan dan

meningkatkan pemasukan.

- Pastikan makanan yang disukai/tidak disukai. Dorong orang terdekat

untuk membawa makanan dari rumah yang tepat.

Rasional : meningkatkan partisipasi dalam perawatan dan dapat

memperbaiki pemasukan.

4) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

a. Tujuan : pasien dapat menerima keadaan tubuhnya.

b. Intervensi

- Bantu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki pasien saat ini.

Rasional : memanfaatkan kemampuan dapat menutupi kekurangan.

- Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.

Rasional : memfasilitasi dengan memanfaatkan keletihan.

5) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

a. Tujuan : adanya pemahaman kondisi dan kebutuhan pengobatan.

b. Intervensi

- Diskusikan perawatan erupsi pada kulit.

Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri dan

menngkatkan kemandirian.

Page 8: SAH

DAFTAR PUSTAKA

Joane. 2004. Nursing Intervention Classification. Mosby : USA

Joane. 2004. Nursing Outcomes Classification. Mosby : USA

Nurarif, A.H. & Kusuma, H.K. 2013. Aplikasi Asuhan Kepreawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction Publishing

Price,S.A. & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta : EGC

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth. Jakarta : EGC