tugas presentasi htk sah

32
TUGAS HTK KASUS UPAH Cynthia Charista 31410119 Pieter Wijaya 31410155 Dosen : Dr. AUGUSTINUS SIMANJUNTAK, S.H., M.H.

Upload: cynthia-charista

Post on 01-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Hukum tenaga kerja

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Presentasi HTK SAH

TUGAS HTK KASUS UPAH

Cynthia Charista 31410119

Pieter Wijaya 31410155

Dosen : Dr. AUGUSTINUS SIMANJUNTAK, S.H., M.H.

Universitas Kristen Petra Surabaya

2013

Page 2: Tugas Presentasi HTK SAH

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Hubungan ketenagakerjaan bukanlah hal asing bagi kita. Pada zaman

peperangan, dimana bangsa yang menang dapat mempekerjakan bangsa yang

kalah atau yang sering kita kenal dengan perbudakan. Namun, seiring

berjalannya waktu, manusia semakin sadar akan hak asasi manusia dan

menghilangkan sistem perbudakan, dimana seorang hamba tidak memiliki hak

atas dirinya sendiri, dan mulai mencetuskan hukum – hukum ketenagakerjaan

untuk mengatur baik tuan maupun pekerja termasuk Upah Minimum Regional.

Roda ekonomi Negara berputar bergantung pada kondusivitas operasional

perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dalam menjalankan operasional

perusahaan, tentu para pengusaha membutuhkan para pekerja untuk

melakukannya. Sehingga terjadilah kontrak kerja antar kedua belah pihak yang

tentunya sudah dirasa saling menguntungkan, yang dimana tertera tentang

kewajiban dan hak baik pengusaha maupun pekerja. Keterkaitan ini seharusnya

dapat berjalan dengan baik jikalau para pekerja dapat berpikir ingin memberikan

yang terbaik bagi perusahaan dan juga para pengusaha harus memberikan upah

yang merupakan hak dari para pekerja sesuai dengan hasil kerjanya minimal

diatas Upah Minimum Regional pada tahun itu.

Pada dasarnya, manusia akan berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang

sebanyak – banyaknya untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan juga

kebutuhan yang mendatang. Dengan penentuan Upah Minimum Regional yang

setiap tahunnya mengalami peningkatan akibat beberapa hal yang

mempengaruhi, seharusnya pekerja juga mampu meningkatkan kemampuan

mereka agar dapat lebih produktif lagi di dalam perusahaan tersebut.

Namun dalam prakteknya, dapat kita lihat begitu banyaknya demo buruh

yang dilakukan di Indonesia, baik yang anarkis maupun tidak menanggapi

masalah UMR tersebut. Berdasarkan realita baru – baru ini pada tahun 2013, di

Page 3: Tugas Presentasi HTK SAH

Surabaya saja para pekerja melakukan demo sebanyak dua kali terhadap

kenaikan UMR ini yaitu saat sebelum keputusan presiden untuk kenaikan UMR

tahun depannya, sesudah keputusan presiden keluar tentang UMR dan ternyata

dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Padahal para pekerja merupakan

salah satu faktor input dari sebuah bisnis, apapun jenis bisnisnya. Hal ini tentu

akan sangat berdampak. Pada saat satu perusahaan saja yang berhenti beroperasi

dalam satu hari, sudah menjadi sebuah kerugian besar bagi perekonomian bangsa

Indonesia.

Dengan adanya fenomena yang begitu banyak yang terjadi di Indonesia, kami

ingin mengetahui apa yang menjadi akar permasalahan dari sebuah lingkaran

“setan” ini. Dengan melakukan beberapa pendekatan melalui beberapa rumusan

masalah.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang melatarbelakangi penentuan Upah yang diberikan oleh

pengusaha?

b. Apa dampak besar dari keperbedaan kepentingan antara pengusaha dan

pekerja dan bagaimana sebaiknya?

Page 4: Tugas Presentasi HTK SAH

2. Pembahasan

2.1. Landasan Teori

Pada dasarnya, hubungan kerja yaitu hubungan antara pekerja dan

pengusaha, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha,

di mana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha

dengan menerima upah dan di mana pengusaha menyatakan kesanggupannya

untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Perjanjian yang

sedemikian itu disebut perjanjian kerja. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa

hubungan kerja sebagai bentuk hubungan hukum lahir atau tercipta setelah

adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha.

Definisi hubungan kerja menurut Hartono Widodo dan Judiantoro, hubungan

kerja adalah kegiatan-kegiatan pengerahan tenaga/jasa seseorang secara teratur

demi kepentingan orang lain yang memerintahnya (pengusaha/majikan) sesuai

dengan perjanjian kerja yang telah disepakati. (Hartono, Judiantoro, Segi

Hukum Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992)),

Selanjutnya Tjepi F. Aloewir, mengemukakan bahwa pengertian hubungan

kerja adalah hubungan yang terjalin antara pengusaha dan pekerja yang timbul

dari perjanjian yang diadakan untuk jangka waktu tertentu maupun tidak

tertentu.

Hubungan kerja pada dasarnya meliputi hal-hal mengenai:

1. Pembuatan Perjanjian Kerja (merupakan titik tolak adanya suatu

hubungan kerja)

2. Kewajiban Pekerja (yaitu melakukan pekerjaan, sekaligus merupakan

hak dari pengusaha atas pekerjaan tersebut)

3. Kewajiban Pengusaha (yaitu membayar upah kepada pekerja, sekaligus

merupakan hak dari si pekerja atas upah)

Page 5: Tugas Presentasi HTK SAH

4. Berakhirnya Hubungan Kerja yaitu Cara Penyelesaian Perselisihan

antara pihak-pihak yang bersangkutan

Pengertian pembagian kerja adalah analisis jabatan yang merupakan suatu

aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang harus

melakukan tugas tersebut. Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan

kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatu perusahaan.

Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah mampu

melaksanakan pekerjaan masing – masing dengan jelas, spesifik, serta tidak

memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja.

analisis jabatan perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta

menetapkan pembagian pekerjaan, spesipikasi pekerjaan, dan evaluasi

pekerjaan.

Upah adalah hak setiap pekerja. Menurut Pasal 1 angka 30 UU No. 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”) disebutkan bahwa Upah

adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang

sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan

keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 

Upah menurut PP No. 8 Tahun 1981 adalah suatu penerimaan sebagai

imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang

telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang

ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang undangan dan

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja,

termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.

Jika dari pengertian PP No. 8 Tahun 1981 maka kita dapat mengambil

beberapa kata kunci dari upah sendiri, sebagai berikut:

Page 6: Tugas Presentasi HTK SAH

- Upah merupakan imbalan dari suatu pekerjaan. Jadi jika pemberian yang

tidak berasal dari pekerjaan, maka bukan termasuk upah

- Upah dinilaikan dalam bentuk uang. Besarannya sesuai atas persetujuan

atau perundang – undangan

- Upah merupakan salah satu aspek yang perlu dibahas pada kontrak kerja

- Upah juga memperhitungkan tunjangan yang diberikan baik ke pekerja

sendiri maupun keluarganya

Pasal 12 PP No. 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah mengatur hal

pemberian upah dalam bentuk uang dimaksudkan agar buruh memiliki

kebebasan untuk menggunakan upahnya. Jika upah diberikan dalam bentuk

barang, maka agar mendapatkan uang, si buruh harus menjual barang tersebut

terlebih dahulu. Akan tetapi, bukan berarti pemberian upah dalam bentuk

barang dilarang sepenuhnya. Hal tersebut diperbolehkan asalkan barang

mempunyai nilai ekonomi dan jumlahnya tidak melebihi 25% dari keseluruhan

jumlah upah.

Sering kali masyarakat awam menganggap upah adalah pendapatan, padahal

secara literature pendapatan tidak hanya upah. Memang benar jika dikatakan

bahwa upah adalah bagian dari pendapatan, tetapi upah sendiri bukanlah

pendapatan. Pendapatan bisa saja dari upahnya, atau suatu komisi, atau margin

yang didapat akibat dari barang penjualan yang dipercayakan kepada seseorang.

Pendapatan yang dihasilkan para buruh atas pelaksanaan kegiatan - kegiatan

yang telah ditentukan dalam Perjanjian Kerja di suatu perusahaan, dapat

dikatakan sangat berperan dalam hubungan perburuhan dan sebagai dasar

hubungan perburuhan yang baik, maka sudah selayaknya kalau seorang buruh:

- Memperoleh sejumlah pendapatan yang cukup yang dipertimbangkan

agar dapat menjamin kebutuhan hidupnya yang pokok beserta

keluarganya;

Page 7: Tugas Presentasi HTK SAH

- merasakan kepuasan berkenaan adanya kesesuaian dengan pendapatan

orang lain yang mengerjakan pekerjaan yang sejenis di perusahaannya

ataupun di tempat usaha lain di masyarakat.

Dalam menjalin hubungan kerja yang baik, mengenai masalah upah pihak

buruh seharusnya memikirkan pula keadaan dalam perusahaannya, dalam

keadaan perusahaan itu belum berkembang adanya upah yang layak yang

diberikan perusahaan itu yang sesuai dengan upah untuk pekerjaan sejenis di

perusahaan perusahaan lainnya, hendaknya disyukuri dengan jalan memberikan

imbalan - imbalannya berupa kegiatan kerja yang efektif dan efisien, turut

melakukan penghematan, karena setiap pendapatan yang dihasilkan perusahaan

tersebut akan sangat bermanfaat selain untuk menjamin kelancaran pengupahan,

juga untuk mengembangkan perusahaan tadi. Tidak hanya dari segi pekerja,

pengusaha juga seharusnya memikirkan para pekerja yang sudah mau

memikirkan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut, hingga mau

memikirkan penghematan sampai menghasilkan tingkat produktifitas kerja yang

tinggi dengan cara memberikan kenaikan upah yang wajar di dasari dari

kenaikan kemampuan financial perusahaan.

Tentang jenis jenis upah dapat dikemukakan sebagai berikut

(Kartasapoetra, dkk 1992) :

- Upah Nominal

Yang dimaksud dengan upah nominal ialah sejumlah uang yang

dibayarkan kepada para buruh yang berhak secara tunai sebagai imbalan

atas pengerahan jasa jasa atau pelayanannya sesuai dengan ketentuan

ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian Kerja di bidang industri atau

perusahaan ataupun dalam suatu organisasi kerja, dimana ke dalam upah

tersebut tidak ada tambahan atau keuntungan yang lain yang diberikan

kepadanya. Upah nominal ini sering pula disebut upah uang (money

Page 8: Tugas Presentasi HTK SAH

wages) sehubungan dengan wujudnya yang memang berupa uang secara

keseluruhannya.

- Upah Nyata

Yang dimaksud dengan upah nyata ini ialah upah uang yang nyata

yang benar - benar harus diterima oleh seseorang yang berhak. Upah

nyata ini ditentukan oleh daya beli upah tersebut yang akan banyak

tergantung dari :

1. Besar atau kecilnya jumlah uang yang diterima;

2. Besar atau kecilnya biaya hidup yang diperlukan.

Ada kalanya upah itu diterima dalam wujud uang dan fasilitas atau in

natura, maka upah nyata yang diterimanya yaitu jumlah upah uang dan

nilai rupiah dari fasilitas dan barang in natura tersebut.

- Upah Hidup

Hidup yang lebih luas, yang tidak hanya kebutuhan pokoknya saja

yang dapat dipenuhi melainkan juga sebagian dari kebutuhan sosial

keluarganya, misalnya bagi pendidikan, bagi bahan pangan yang

memiliki nilai nilai gizi yang lebih baik, iuran asuransi jiwa dan

beberapa lainnya lagi. Upah yang diterima buruh pada umumnya dapat

berupa upah hidup, ataupun pula kalau perusahaan tempat kerjanya itu

dapat berkembang dengan baik, sehingga menjadi perusahaan yang kuat

yang akan mampu memberi upah hidup, karena itu maka pihak buruh

baiklah berjuang bersusah payah dahulu dengan pihak pengusaha agar

perusahaan yang kuat itu dapat terwujud.

- Upah Minimum

Page 9: Tugas Presentasi HTK SAH

Pendapatan yang dihasilkan para buruh dalam suatu perusahaan

sangat berperan dalam hubungan perburuhan. Bertitik tolak dari

hubungan formal ini haruslah tidak dilupakan bahwa seorang buruh

adalah seorang manusia dan dilihat dari segi kemanusiaan,

sewajarnyalah kalau buruh itu mendapatkan penghargaan yang wajar

dan atau perlindungan yang layak. Dalam hal ini maka upah minimum

sebaiknya dapat mencukupi kebutuhan kebutuhan hidup buruh itu

beserta keluarganya, walaupun dalam arti yang serba sederhana, cost of

living perlulah diperhatikan dalam penentuan upah. Tujuan utama

penentuan upah minimum yaitu:

1. Menonjolkan arti dan peranan tenaga kerja (buruh) sebagai

sub sistem yang kreatif dalam suatu sistem kerja.

2. Melindungi kelompok kerja dari adanya sistem pengupahan

yang sangat rendah dan yang keadaannya secara material

kurang mernuaskan.

3. Mendorong kemungkinan diberikannya dengan nilai pekerjaan

yang dilakukan setiap pekerja.

4. Mengusahakan terjaminnya ketenangan atau kedamaian dalam

organisasi kerja atau perusahaan.

5. Mengusahakan adanya dorongan peningkatan dalam standar

hidupnya secara normal

- Upah Wajar

Upah wajar dimaksudkan sebagai upah yang secara relatif

ditandai cukup wajar oleh pengusaha dan para buruhnya sebagai uang

imbalan atas jasa jasa yang diberikan buruh kepada pengusaha atau

perusahaan, sesuai dengan Perjanjian Kerja di antara mereka.

Upah yang wajar ini tentunya sangat bervariasi dan bergerak antara

Upah Minimum dan Upah Hidup, yang diperkirakan oleh pengusaha

Page 10: Tugas Presentasi HTK SAH

cukup untuk mengatasi kebutuhan kebutuhan buruh dengan keluarganya

(di samping mencukupi kebutuhan pokok juga beberapa kebutuhan

pangan lainnya, transportasi dan sebagainya). Faktor - faktor yang

mempengaruhi upah wajar (fair wages) adalah sebagai berikut:

1. Kondisi ekonomi negara secara umumnya.

2. Nilai upah rata rata di daerah dimana perusahaan tersebut

beroperasi.

3. Posisi perusahaan dilihat dari struktur ekonomi negara.

4. Undang undang terutama yang mengatur masalah upah dan

jam kerja.

5. Ketentuan ketentuan umum yang berlaku dalam lingkungan

perusahaan.

6. Peraturan perpajakan.

7. Pengusaha dan Organisasi Buruh yang mengutamakan gerak

saling harga menghargai dan musyawarah serta mufakat

dalam mengatasi segala kesulitan.

8. Standar hidup dari para buruh itu sendiri.

Upah yang wajar inilah yang diharapkan oleh para buruh, bukan

Upah Hidup, mengingat Upah Hidup umumnya sulit untuk dilaksanakan

pemberiannya karena perusahaan-perusahaan kita umumnya belum

berkembang baik, belum kuat permodalannya (Kartasapoetra, dkk,

1992).

Dalam hubungan perupahan, terjadi perbedaan kepentingan dari kedua sisi

yaitu sisi pengusaha dan sisi pekerja. Pengusaha ingin menekan biaya pekerja

yang cukup mengambil andil besar dalam biaya produksi. Sebaliknya, pekerja

ingin memperoleh pendapatan yang besar untuk mencukupkan kehidupan

keluarganya. Karena benturan kepentingan ini, pemerintah adalah penengah

yang baik. Banyak peraturan yang mengatur tentang hukum ketenagakerjaan,

Page 11: Tugas Presentasi HTK SAH

baik dari jam kerja, upah, kewajiban pekerja, kewajiban pengusaha, hingga

pemerintah memberikan sarana untuk mendapatkan jalan tengah yang bisa di

dapat dari kedua belah pihak, dengan cara membentuk serikat pekerja dan

serikat pengusaha. Didasarkan pada UU no. 21 tahun 2000 tentang serikat

pekerja, ini adalah bentuk nyata bahwa pemerintah Indonesia sangat

memperhatikan tentang kondisi rakyatnya. Dengan adanya pertemuan antara

serikat pekerja dan serikat pengusaha, diharapkan dapat menemui jalan tengah

yang dapat disepakati dan juga dijalankan oleh kedua belah pihak di perusahaan

masing – masing.

Selanjutnya, mengenai kebijakan Upah Minimum Regional (UMR) diatur dalam

Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker), terakhir No. Per-01/MEN/1999.

Dalam peraturan ini paling tidak terdapat sepuluh prinsip yang harus ditaati dalam

menetapkan upah minimum:

1. Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok

dan tunjangan tetap.

2. Upah minimum wajib dibayar dengan upah bulanan kepada pekerja, atau

dengan kesepakatan pekerja dapat dibayarkan secara mingguan, atau dua

mingguan.

3. Besarnya upah pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap dan dalam masa

percobaan serendah-rendahnya sebesar upah minimum.

4. Upah minimum hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai masa kerja

kurang dari satu tahun.

5. Peninjauan upah dilakukan atas kesepakatan tertulis antara pekerja/serikat

pekerja dengan pengusaha.

6. Pekerja dengan sistem borongan atau berdasarkan satuan hasil yang

dilaksanakan satu bulan atau lebih, besarnya upah rata-rata sebulan

serendah-rendahnya sebesar upah minimum di perusahaan tersebut.

Page 12: Tugas Presentasi HTK SAH

7. Upah pekerja harian lepas ditetapkan secara bulanan berdasarkan jumlah hari

kehadiran. Untuk perusahaan dengan sistem kerja enam hari per minggu

upah bulanan dibagi 25, dan pada sistem kerja lima hari dalam seminggu

upah bulanan dibagi 21.

8. Perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari upah minimum

yang berlaku dilarang menurunkan upah.

9. Dengan kenaikan upah minimum, para pekerja harus memelihara prestasi

kerja, yang ukurannya dirumuskan bersama oleh pengusaha dan pekerja atau

serikat pekerja atau Lembaga Kerjasama Bipartit perusahaan yang

bersangkutan.

10. Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan upah minimum dapat

mengajukan penangguhan pelaksanaan upah minimum kepada Menteri atau

Pejabat yang ditunjuk.

Selanjutnya, mengenai komponen apa saja dalam pengupahan yang termasuk

dalam komponen Upah Minimum. Hal ini sering kali kurang dipahami oleh

pengusaha dan pekerja. Secara garis besar, komponen upah/gaji pekerja terdiri dari:

gaji/upah pokok; tunjangan (tetap dan tidak tetap); upah lembur; bonus; Tunjangan

Hari Raya (THR); dan berbagai fasilitas lain yang tidak berbentuk uang (misalnya

seragam atau tempat tinggal) atau tunjangan lain yang umumnya meliputi berbagai

fasilitas keselamatan kerja maupun kesejahteraan pekerja. Berdasarkan lembaga

penelitian SMERU, komponen upah juga dibedakan berdasarkan jenisnya.

Berdasarkan upah tersebut kemudian dihitung upah yang termasuk dalam komponen

upah minimum dan upah/gaji kotor. Upah/gaji kotor adalah keseluruhan upah/gaji

yang diterima pekerja rata-rata dalam satu bulan. Berikut adalah table yang

menggambarkan kolerasi komponen gaji/ upah dengan komponen upah minimum:

Komponen Klasifikasi/ Kriteria JenisKomponen

UMR/Gaji/Upah Upah MinimumUpah/ Gaji

pokokDiterima bulanan/

mingguan Waktu penerimaan: Ya

Page 13: Tugas Presentasi HTK SAH

Bulanan Setiap bulanHarian Tetap Satu/dua minggu 1xHarian Lepas Satu/dua minggu 1x

Kontrak Setiap bulan/mingguBorongan Satu/dua minggu 1x

Upah LemburBerdasarkan kehadiran

dan Tidakjumlah jam kerja

Hari biasa TidakHari minggu Tidak

Hari libur TidakBonus Berdasarkan kinerja/

konduite:- Bonus tetap per bulan Ya

(tidak dipengaruhikehadiran) Prestasi Tidak

- Berdasarkan konduite atau Konduite/kinerja

kehadiran)

TunjanganTidak berdasarkan

kehadiran Jabatan YaTetap Tunai dan in natura Keluarga Ya

Kesehatan YaPeruamahan/ T.

tinggal YaTransportasi Ya

Makan Ya

TunjanganBerdasarkan kehadiran

(atau Kehadiran Tidak

Tidak tetapkasus sakit untuk

kesehatan) Makan/snackTidak (Ya,

harian)

Tunai dan in natura TransportasiTidak (Ya,

harian)Kesehatan Tidak

Piket/Uang tugas TidakInsentif kerja shift TidakPremi Borongan Tidak

Cuti haid TidakTHR Setahun sekali Tidak

Tunai dan/atau in natura

Page 14: Tugas Presentasi HTK SAH

Fasilitas lain Keselamatan kerja Poliklinik/dokter/ Tidak(in natura dan Paramedis Tidak

lainnya) Kesejahteraan Pekerja Pakaian seragam TidakKantin Tidak

Perumahan/wisma TidakKoperasi Tidak

Sarana ibadah TidakSarana olahraga Tidak

Kasus pertama : Perbudakan di perusahaan panci

(sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/05/05/064478056/Kasus-Pabrik-Panci-Kepala-Dinas-Siap-Dicopot )

Pada tanggal 3 Mei 2013, Sebuah Industri kecil ilegal di RT 3/4, Kampung Bayur

Ropak, Desa Lebak Wangin, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang terlibat dalam kasus

Hukum Ketenaga Kejraan, kasus tentang penyiksaan tenaga kerja diantaranya adalah :

penyekapan, penganiayaan dan tidak di beri upah selama berbulan-bulan. Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan, “perbudakan yang terjadi di pabrik panci

atau kuali Tangerang terjadi karena sulitnya pengawasan industri skala kecil. Industri skala kecil

dengan karyawan kurang dari 100 orang bersifat tertutup. Sementara, dia juga tidak membantah

industri skala kecil itu kemungkinan ada beking aparat.”

Dengan ini kasus terus berjalan hingga penetapan hukuman atas terpidana (Yuki Irawan (41) ,

Tedi Sukarno (35), Sudirman (34), Nurdin alias Umar (25), dan Jaya (30)) terkena pasal berlapis

yaitu :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yakni Pasal 333 tentang Perampasan Kemerdekaan

Prang,

2. Pasal 351 tentang Penganiayaan,

3. Pasal 24 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,

4. Pasal 88 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,

5. Pasal 2 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang.

Page 15: Tugas Presentasi HTK SAH

6. Pasal 372 KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan.

7. Pasal 89 UU Ketenagakerjaan Upah Minimum

Kasus kedua: Ribuan Buruh Tuntut Realisasi Upah Sektor Migas

(sumber: riaupos.co, 11 Oktober 2013)

PEKANBARU (RP) - Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Pertambangan

dan Energi, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPE SBSI) melakukan aksi unjuk

rasa di depan PT Chevron Pacific Indonesia (PT CPI) dan SKK Migas Sumbagut,

Kamis (10/10) siang. Mereka menuntut agar upah minimum sektoral migas Provinsi

Riau 2013 direalisasikan.

Aksi massa sudah dimulai sejak pukul 06.30 WIB di depan Komplek PT CPI,

Rumbai. Kericuhan sempat terjadi dalam aksi yang masih dilakukan sekitar 300-an

massa FPE SBSI dengan aparat kepolisian.

Namun kericuhan berhasil diredam setelah Kapolres Pekanbaru Kombes Pol Adang

Ginanjar turun ke lokasi.

Selanjutnya aksi massa berjalan dengan tertib dan terkendali walaupun jumlah

buruh bertambah menjadi sekitar 15.00-an setelah buruh FPE dari Duri datang

untuk ikut bergabung. Untuk menenangkan massa, aksi ini dihibur dengan musik

dangdut.

Ketua FPE SBSI Armaini menuturkan, aksi massa tersebut terjadi karena gaji yang

mereka terima masih sama dengan tahun lalu sebanyak Rp1,53 juta.

Padahal setelah Januari 2013 seharusnya sudah naik menjadi Rp2,25 juta. ‘’Artinya

gaji kami masih tersisa sebanyak Rp720 ribu setiap bulannya dari Januari hingga

Oktober ini. Kami hanya meminta hak kami dibayarkan,’’ tutur Armaini.

Menanggapi aksi buruh ini Manajer Komunikasi PT CPI Tiva Permata kepada awak

media menuturkan, pihaknya menghormati aksi yang dilakukan sepanjang masih

sesuai dengan koridor hukum, tidak bersifat anarkis ataupun mengganggu orang

lain.

Page 16: Tugas Presentasi HTK SAH

‘’Namun dalam hal UMSP, CPI dan/atau SKK Migas bukanlah pihak yang

memiliki kewenangan untuk menentukan kapan dan bagaimana kewajiban hukum

tersebut harus dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan mitra kerjanya. Meskipun

demikian, sebagai bentuk kepedulian, CPI telah mengimbau para mitra kerjanya

untuk menaati peraturan ini,’’ tutur Tiva.  

‘’Meskipun tanpa kewajiban kontraktual maupun hukum, CPI telah berkoordinasi

dengan SKK Migas membuka kesempatan kepada para mitra kerja untuk

mengajukan permohonan penyesuaian nilai kontrak untuk mengakomodasi

penyesuaian upah minimum kepada para pekerjanya yang berhak,’’ tambahnya.

Aksi massa kemudian berlanjut ke SKK Migas Sumbagut yang berkantor di Gedung

Surya Dumai Group, Jalan Jenderal Sudirman. Iring-iringan massa mencapai lebih

dari satu kilometer langsung menuju Surya Dumai Group dengan mendapat kawalan

dari Satlantas Polresta Pekanbaru.

Agar arus lalu-lintas menjadi lancar, beberapa jalur lalu-lintas dialihkan. Di depan

Gedung Surya Dumai Group, aksi massa berjalan tertib dan lancar hingga. Setelah

beberapa kali orasi, pimpinan SKK Migas berkenan menerima sepuluh orang

perwakilan untuk bernegosiasi.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Bengkalis Syafro Maizal SH MH

menegaskan, Pergubri Nomor 24/2013 tentang penetapan Upah Minimum Sektor

Migas tahun 2013 sebesar Rp2.250.000 merupakan risiko hukum yang harus ditaati

seluruh pihak terkait.

“Artinya, Pergubri itu harus ditaati tanpa penolakan oleh pihak pengusaha yang

bergerak di sektor migas. Apalagi Pergubri itu lahir atas kesepakatan bersama para

pihak yang tergabung dalam Dewan Pengupahan. Makanya kita minta perusahaan

terkait segera menjalankan itu tanpa banyak alasan. Soalnya, itu merupakan risiko

hukum yang harus ditaati,” tegasnya.

CPI selaku pemberi kerja kepada kontraktor Migas di daerah ini, menurut Syafro

pun jangan hanya mendukung separuh pelaksanaan Pergubri tersebut.

“Katanya, CPI mendukung penuh. Namun bicara mereka berkoma, artinya separuh-

separuh. Harusnya CPI bertegas-tegas saja tentang kapan penyesuaian kontrak yang

Page 17: Tugas Presentasi HTK SAH

diajukan kontraktor itu bakal disetujui dan direalisasikan. Tanggal pastinya harus

jelas. Jangan mengambang seperti saat ini,” tegasnya.

Tak hanya itu, menurut Syafro, pihak terkait dalam hal ini jajaran Pemprov Riau

pun harus bertindak tegas dan mendesak CPI dan mitra kerjanya segera

merealisasikan itu.

“Kalau peraturan Gubri tentang UMSP Migas itu tak jalan, maka kewibawaan

Pemprov lah yang menjadi taruhannya. Dan perlu diingat, bukankah dana

penyesuaian kontrak akibat kenaikan UMSP itu pun akan dibebankan juga ke

negara. Kok berleha-leha betul. Buruh yang teraniaya jadinya. Sementara kekayaan

alam di perut bumi ini menurut UUD 1945 adalah untuk kemakmuran rakyat seperti

buruh. Sekarang mereka menderita. Apa akan dibiarkan saja,” paparnya.

Kasus ketiga: Semester I PHK 200ribu Pekerja

(sumber: jpnn.com, 30 Oktober 2013)

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai tuntutan buruh yang

meminta kenaikan gaji hingga 50 persen di tahun 2014 bisa merugikan kedua belah

pihak. Pasalnya, di semester pertama tahun ini saja telah ada 200 ribu pekerja yang

di PHK (pemutusan hubungan kerja) karena pengusaha tak sanggup membayar gaji.

Rata-rata permasalahan mereka karena upah minimum provinsi (UMP) yang tinggi

sehingga pengusaha tak sanggup bayar. Pertengahan tahun ini sudah ada 200 ribu

buruh yang kena PHK. Dari jumlah tersebut, 65 ribu di antaranya merupakan buruh

yang bekerja di wilayah Jabodetabek," ujar Ketua Umum Apindo, Sofyan Wanandi

kemarin (29/10).

Menurut beberapa pengusaha yang dikonfirmasi Apindo, mereka terpaksa

melakukan pemutusan hubungan kerja karena beban operasional perusahaan

meningkat tajam akibat pemerintah daerah yang menaikkan UMP."Banyak yang

Page 18: Tugas Presentasi HTK SAH

kemudian merelokasi pabriknya ke daerah yang lebih rendah UMP-nya, itu sikap

pengusaha yang manusiawi," ungkapnya.

Langkah PHK terpaksa dilakukan menyusul terjadinya relokasi pabrik-pabrik ke

daerah yang lebih pro bisnis. Perusahaan lantas mencari tenaga kerja baru di

wilayah relokasi. Tidak sedikit pula pengusaha yang memindahkan pabrik ke negara

lain yang lebih aman untuk berbisnis."Pengusaha itu berfikir praktis, kalau usahanya

terganggu atau berat di ongkos ya cari tempat lain saja," tuturnya.

Perusahaan yang paling banyak merelokasi pabrik umumnya industri tekstil dan

garmen, terutama milik pengusaha Korea Selatan."Mereka pilih melakukan relokasi

pabrik ke Kamboja atau Burma karena UMP disana rata-rata masih USD 40 per

bulan, sedangkan di Indonesia sudah USD 200 perbulan. Itu belum termasuk untuk

bonus, tunjangan dan lainnya," kata Sofyan.

Oleh karena itu Apindo meminta pemerintah agar tidak tunduk kepada tekanan

buruh atau pekerja dalam menetapkan besaran UMP 2014."Yang demo-demo itu

tidak berfikir kalau mereka memaksakan kehendak maka akan banyak perusahaan

gulung tikar. Kalau itu terjadi tentu ada PHK besar-besaran. Artinya dua belah

pihak pasti rugi," terangnya.

Sekjen Apindo, Suryadi Sasmita menambahkan sudah banyak perusahaan yang

berniat akan merelokasi pabriknya ke daerah yang UMP-nya rendah. "Banyak sekali

perusahaan yang mau hengkang. Di daerah Bogor saja ada 68 perusahaan, lalu di

Tangerang dan Bekasi juga ada. Total bisa 100-an perusahaan yang berniat relokasi.

Itu yang sudah ngomong ke Dinas Tenaga Kerja," tandasnya.

Kebanyakan pabrik tersebut merupakan perusahaan padat karya seperti tekstil,

garmen, alas kaki dan lain-lain. Proses relokasi terus dilakukan karena butuh waktu

hingga tiga tahun, mulai dari memilih lokasi, membebaskan lahan, hingga

Page 19: Tugas Presentasi HTK SAH

membangun."Ekspansi mereka lari ke Jawa Tengah, Mojokerto (Jatim), Solo,

karena dianggap masih aman," jelasnya.

3. Analisa

Dari ketiga kasus diatas terdapat isu yang sama mengenai upah minimum di

Indonesia namun dengan perspektif yang berbeda. Pertama, merupakan tindakan

penuntutan kenaikan upah oleh buruh kepada pemerintah. Kedua, merupakan

tindakan penuntutan hak buruh terkait upah kepada perusahaan. Dan yang ketiga,

adalah tindakan real pengusaha terhadap keputusan pemerintah terkait upah buruh.

Pada kasus pertama menggambarkan adanya ketidak adilan yang terjadi dalam

pemberian upah yang tidak dibayarkan berbulan-bulan dimana korban merupakan

korban penganiayaan yang disekap digudang, disinipun adanya modus bahwa

pemilik CV telah bekerja sama dengan aparat polisi dengan menyogok sebagai uang

tutup mulut, pemerintah pun mengatakan bahwa seharusnya seluruh buruh korban

layak mendapatkan 1M. Sehingga adanya penuntutan hak buruh terhadap

perusahaan dan pemerintah.

Kasus kedua : terkait dengan hal penuntutan antara buruh dengan pengusaha,

dimana selama 10 bulan terakir para pekerja tetap mendapatkan gaji dibawah UMP,

dalam hal ini dapat dikenakan pasal 89 UU Ketenagakerjaan, apabila pengusaha

tidak sanggup membayar upah sebaiknya dilakukan penangguhan, yang tata cara

penangguhannya diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor: KEP.231/MEN/2003 tentang Tata Cara Penangguhan

Pelaksanaan Upah Minimum.

Kasus ketigaa : terjadinya PHK disebabkan karena pengusaha yang tidak mampu

membayar UMR terhadap pekerja sehingga adanya penuntutan yang terjadi antara

pengusaha dengan pemerintah. Hal ini pun harus dilakukan secara adil terhadap

Page 20: Tugas Presentasi HTK SAH

buruh seperti, Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) yang berbunyi:

 

“Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja (“PHK”), pengusaha diwajibkan

membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang

penggantian hak yang seharusnya diterima.”

Namun sebaiknya juga harus melihat dari kedua belah pihak, dari sisi pengusaha

adapun Undang-Undang nomor 13/2012 tentang tenaga kerja, tidak hanya

membicarakan mengenai standar hidup layak, tetapi dibicarakan masalah

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hal tersebut paling utama yang

harus diperhatikan dalam menentukan kenaikan upah buruh.

4. Saran & Kesimpulan

Pertama, Dinas tenaga kerja perlu mengupayakan sistem dan metode pengawasan terpadu

dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kelurahan dan atau kecamatan untuk

melakukan pengawasan secara langsung ke lapangan secara periodik. Pengawasan yang

dilakukan seharusnya tidak terbatas pada pengusahanya tetapi juga bertemu langsung

dengan tenaga kerjanya.

Kedua, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan terstruktur tentang UU

Ketenagakerjaan dan peraturan yang berkaitan kepada semua pelaku usaha baik

dalam bentuk usaha berbadan hukum atau tidak, milik perorangan, milik

persekutuan, milik badan hukum, baik swasta maupun milik negara, skala kecil dan

menengah.

Masalah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP), menurut Sofjan, sangat

berhubungan dengan pertumbuhan investasi asing di dalam negeri. Harus dipastikan

agar para investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia memiliki

kepastian dan berani untuk berinvestasi.

Page 21: Tugas Presentasi HTK SAH

“Masalah sistem upah buruh adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh investor.

Jika pemerintah tidak memberikan kepastian dalam menangani masalah upah, maka

investor akan beralih ke negara lain,” paparnya. Sofjan menjelaskan kepastian

kenaikan UMP akan menyelamatkan industri padat karya serta menarik kembali

investasi industri tersebut ke dalam negeri yang selama ini dinilai lebih tertarik

berinvestasi di luar negeri karena diberatkan oleh besarnya UMP.“Kalau mau

menyelamatkan eksistensi industri padat karya, yang utama itu adalah kepastian

kenaikan-kenaikan UMP. Kenaikan UMP ini harus disesuaikan agar ongkos buruh

dalam negeri bisa bersaing dengan negara-negara lainnya,” tandasnya. (Sumber :

www.neraca.co.id/harian/article/31916/Kenaikan.UMP.Harus.Sesuai.Produktivitas)