sabarina-skripsi_sabarina

59
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWI TINGKAT I DI STIKes MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI KABUPATEN PIDIE SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Oleh : SABARINA NIM : 121010210031 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

Upload: muhammad-irvan

Post on 20-Oct-2015

178 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

sarapan

TRANSCRIPT

Page 1: SABARINA-skripsi_sabarina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA MAHASISWI TINGKAT I DI STIKes

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

KABUPATEN PIDIE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi

Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Oleh :

SABARINA

NIM : 121010210031

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI

DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH

TAHUN 2013

Page 2: SABARINA-skripsi_sabarina

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

ANEMIA PADA MAHASISWI TINGKAT I DI STIKes

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

KABUPATEN PIDIE

Sabarina¹, Muhammad²

Xiii + 47 Halaman + 8 Tabel + 2 Gambar + 10 Lampiran

Latar Belakang: Wawancara dari 10 mahasiswi yang menstruasi 8 mahasiswi

mengeluh lemas, tidak konsentrasi belajar dan merasakan ngantuk saat belajar.

Sedangkan 10 mahasiswi yang tidak sedang menstruasi 6 mahasiswi mengeluh hal

yang sama.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kejadian Anemia pada Mahasiswi Tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013.

Metode Penelitian: Bersifat Analitik dengan pendekatan Crossectional. Populasi

seluruh mahasiswi tingkat Ia, Ib, Ic di STIKes Medika Nurul Islam Sigli sebanyak

101 orang. Sampel berjumlah 51 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan

metode Proporsional Random Sampling. Penelitian dilakukan tanggal 11 sampai 17

Juni 2013.

Hasil Penelitian: Dari 51 responden kategori kadar hemoglobin mayoritas memiliki

kadar hemoglobin anemia sebanyak 27 orang (52,9%), kategori menstruasi dari 51

responden mayoritas memiliki menstruasi normal sebanyak 26 orang (51%), kategori

pola makan dari 51 responden mayoritas memiliki pola makan yang tidak teratur

sebanyak 28 orang (54,9%), kategori riwayat penyakit dari 51 responden mayoritas

pernah memiliki riwayat penyakit sebanyak 34 orang (66,7%).

Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan menstruasi dengan kejadian anemia pada

mahasiswi dengan nilai p<0,05 (0,003). Tidak ada hubungan pola makan dengan

kejadian anemia pada mahasiswi dengan nilai p>0,05 (0,131). Ada hubungan riwayat

penyakit dengan kejadian anemia pada mahasiswi dengan nilai p<0,05 (0,007).

Diharapkan bagi mahasiswi untuk lebih memahami penyebab terjadinya anemia dan

mengetahui cara mencegah terjadinya anemia.

Kata Kunci : Menstruasi, Pola Makan, Riwayat Penyakit, Anemia

Sumber : 18 buah buku ( 2001 - 2012 ) dan 8 bahan internet (2004 – 2013)

1. Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah

2. Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah

Page 3: SABARINA-skripsi_sabarina

ABSTRACT

FACTORS WHICH DEAL WITH OCCURRENCE ANAEMIA AT COED

MOUNT I IN STIKES MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

REGENCY PIDIE

Sabarina ¹, Muhammad2

Xiii + 47 Page; Yard + 8 Tables + 2 Picture + 10 Enclosure

Background : Interview from 10 coed menstruating 8 coed complain to weaken the,

concentration do not learn and feel sleepy moment learn. While 10 coed which do

not is menstruating 6 coed complain the same thing.

Research target : To know the Factors Which Deal With Anemia Occurrence At

Coed Mount I In STIKES Medika Nurul of Islam of Sigli of Regency of Pidie Year

2013

Research Method : Have the character of Analytic with the approach Cross

Sectional. Population entire/all coed mount He, Ib, Ic in STIKES Medika Nurul of

Islam Sigli as much 101 people. Sampel amount to 51 people. Technics intake

sampel use the method of Proporsional Random Sampling. Research done/conducted

on the date of 11 until 17 June 2013.

Research Result : From 51 responder categorize the rate of majority haemoglobin

own the rate of anaemia haemoglobin as much 27 people (52,9%), category

menstruate from 51 majority responder own to menstruate normal as much 26 people

(51%), pattern category eat from 51 majority responder own the pattern eat not

regular as much 28 people (54,9%), category of disease history from 51 majority

responder have owned the disease history as much 34 people (66,7%).

conclusion And Suggestion : There is relation menstruate with the anemia

occurrence coed with the value p<0,05 (0,003). There no pattern relation eat with the

anemia occurrence at coed with the value p>0,05 (0,131). There is relation of disease

history with the anemia occurrence at coed with the value p<0,05 (0,007). Expected

by for coed to more to comprehending cause the happening of anemia and know the

way of preventing the happening of

Keyword : Menstruate The, Pattern Eat The, Disease History, Anemia

Source : 18 book fruit ( 2001 - 2012 ) and 8 substance internet ( 2004 – 2013)

1. Coed of Prodi D-Iv of Midwifery of STIKES U'Budiyah

2. Dosen of Counsellor of Prodi D-Iv of Midwifery of STIKES U'Budiyah

Page 4: SABARINA-skripsi_sabarina

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji

Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, Agustus 2013

Pembimbing

(dr. MUHAMMAD, MPH)

MENGETAHUI

KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN

STIKes U’BUDIYAH BANDA ACEH

( CUT ROSMAWAR, SST )

Page 5: SABARINA-skripsi_sabarina

LEMBARAN PENGESAHAN

JUDUL : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWI

TINGKAT 1 DI STIKes MEDIKA NURUL ISLAM

SIGLI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2013

NAMA MAHASISWA : SABARINA

NIM : 121010210031

MENYETUJUI

PEMBIMBING

(dr. MUHAMMAD, MPH)

PENGUJI I PENGUJI II

(FITHRIANY, S.SiT, M.Kes) (AGUSSALIM, SKM, M.Kes)

MENYETUJUI MENGETAHUI

KETUA STIKes U’BUDIYAH KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN

(MARNIATI, M. Kes) (CUT ROSMAWAR, SST)

Tanggal Lulus : 25 September 2013

Page 6: SABARINA-skripsi_sabarina

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan

Skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie”.

Peneliti menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang peneliti miliki, akan tetapi berkat

bimbingan, arahan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak maka Skripsi ini

dapat diselesaikan. Untuk itu izinkanlah peneliti untuk mengucapkan ribuan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dedy Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan Pendidikan U’Budiyah

Indonesia.

2. Ibu Marniati, SE, M. Kes selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan

STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

4. Ibu Cut Rosmawar, SST selaku Ketua Program Studi Diploma IV Kebidanan

STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

5. Bapak Agussalim, SKM, M. Kes selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan

Masyarakat STIKes U’Budiyah Banda Aceh

6. Bapak Dr. Muhammad, MPH selaku pembimbing dalam penyusunan Skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.

Page 7: SABARINA-skripsi_sabarina

7. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri selaku pimpinan tempat peneliti melakukan

penelitian.

8. Seluruh Dosen dan staf STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

9. Ayahanda, Ibunda dan suami serta seluruh keluarga tercinta yang telah

menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan semua yang telah banyak memberikan bantuan serta

semangat dalam menyusun Skripsi.

Demikianlah ucapan terima kasih selanjutnya dengan tangan terbuka peneliti

menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Skripsi

ini.

Akhirnya kepada Allah SWT peneliti serahkan dan semoga dapat berguna bagi

kita semua, Amin Ya Rabbal’Alamin……

Banda Aceh, April 2013

Peneliti

Page 8: SABARINA-skripsi_sabarina

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

MOTTO .............................................................................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

ABSTRACT ........................................................................................................ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... v

LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Anemia ............................................................................................. 7

1. Pengertian Anemia ...................................................................... 7

2. Jenis-jenis Anemia ....................................................................... 8

3. Penyebab Anemia ........................................................................ 8

4. Tanda dan Gejala Anemia ............................................................ 10

5. Diagnosis Anemia ....................................................................... 11

6. Pencegahan Anemia ..................................................................... 12

7. Penatalaksanaan ........................................................................... 13

B. Faktor-Faktor Terjadinya Anemia ..................................................... 14

1. Menstruasi ................................................................................... 14

2. Pola Makan .................................................................................. 15

3. Riwayat Penyakit ......................................................................... 18

4. Aktivitas Fisik ............................................................................. 20

5. Konsumsi Pangan ........................................................................ 21

C. Remaja ............................................................................................. 22

D. Kerangka Teori ................................................................................. 24

E. Kerangka Konsep ............................................................................. 25

F. Hipotesa Penelitian ........................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 27

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 27

B. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 27

C. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 30

Page 9: SABARINA-skripsi_sabarina

E. Definisi Operasional ......................................................................... 30

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 32

G. Pengolahan Dan Analisis Data .......................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 36

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 36

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 37

1. Analisa Univariat ......................................................................... 37

2. Analisa Bivariat ........................................................................... 39

C. Pembahasan ....................................................................................... 42

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 47

A. Kesimpulan ...................................................................................... 47

B. Saran ................................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA

Page 10: SABARINA-skripsi_sabarina

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Tingkat

I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013 .................................................................................................... 37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menstruasi Pada Mahasiswi Tingkat I Di

STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 .......... 38

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada Mahasiswi Tingkat I Di

STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013 .......... 38

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Pada Mahasiswi Tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013 ..................................................................................................... 39

Tabel 4.5 Hubungan Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013 .......................................................................................... 39

Tabel 4.6 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada

Mahasiswi Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013 ................................................................ 40

Tabel 4.7 Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Anemia Pada

Mahasiswi Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013 ............................................................... 41

Page 11: SABARINA-skripsi_sabarina

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Teoritis ....................................................................... 25

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep ........................................................................ 26

Page 12: SABARINA-skripsi_sabarina

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran 8 : Print Out Put Hasil Penelitian (Master Tabel dan SPSS)

Lampiran 9 : Lembaran Konsul

Lampiran 10 : Biodata

Page 13: SABARINA-skripsi_sabarina

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah

lebih rendah dari nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan.

Penentuan anemia juga dapat dilakukan dengan mengukur hematokrit (Ht). Nilai

hematokrit rata-rata setara dengan tiga kali kadar hemoglobin. Batasan

hemoglobin untuk menentukan apakah seseorang terkena anemia gizi besi atau

tidak sangat dipengaruhi oleh umur. Untuk anak-anak umur 6 bulan-5 tahun,

dapat dikatakan menderita anemia gizi besi apabila kadar hemoglobinnya kurang

dari 11 g/dl, umur 6-14 tahun kurang dari 12 g/dl, dewasa laki-laki kurang dari

13 g/dl, dewasa perempuan tidak hamil kurang dari 12 g/dl, dan dewasa

perempuan hamil kurang dari 11 g/dl (Arisman, 2004).

Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang

termasuk Indonesia. Angka anemia gizi besi di Indonesia sebanyak 72,3%.

Kekurangan besi pada remaja mengakibatkan pucat, lemah, letih, pusing, dan

menurunnya konsentrasi belajar. Penyebabnya, antara lain: tingkat pendidikan

orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja

putri, konsumsi Fe, Vitamin C, dan lamanya menstruasi. Angka prevalensi

anemia di Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada wanita usia

subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil sebesar 40,1% dan pada balita sebesar

47,0% (Burner, 2012).

Page 14: SABARINA-skripsi_sabarina

Berdasarkan data survei actual secara global tahun 2006 diketahui bahwa

prevalensi anemia pada anak usia para sekolah, wanita hamil, dan wanita tidak

hamil di dunia secara global berturut-turut sebagai berikut 47,4%, 41,8%, dan

30,2%. Prevalensi anemia wanita tidak hamil di benua Afrika adalah 44,4%,

benua Asia 33,0%, benua Eropa 15,2%, benua Amerika Latin dan Caribbean

(LAC) 23,5%, Benua Amerika Utara 7,6% dan Benua Oceania prevalensi anemia

sebesar 20,2%.

Di Amerika Serikat, orang yang mengalami anemia sebanyak 2% sampai

10%. Negara-negara lain memiliki tingkat anemia lebih tinggi. Pada perempuan

muda terdapat dua kali lebih mungkin untuk mengalami anemia dibandingkan

laki-laki muda karena pendarahan menstruasi yang teratur. Anemia terjadi pada

kedua orang muda dan orang tua, tetapi anemia pada orang tua lebih mungkin

menyebabkan gejala karena mereka biasanya memiliki masalah medis tambahan

(Proverawati, 2011).

Setiap tahun 1 juta sampai 4,4 juta anak remaja di negara berkembang

mengalami anemia dan kebanyakan remaja mengalami anemia pada saat

menstruasi. Anemia banyak dialami oleh remaja antara umur 15-19 tahun. Sering

karena pengetahuan yang terbatas tentang menstruasi mengakibatkan terjadinya

anemia (Martadisoebrata, dkk, 2005).

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, melaporkan bahwa

prevalensi anemia pada remaja dan wanita usia subur (WUS) di Indonesia masih

tinggi, yaitu 26,5% pada remaja (15-19 tahun) dan 26,9% pada WUS. Sedangkan

Page 15: SABARINA-skripsi_sabarina

menurut Surkesmas 2004 menunjukkan bahwa sebesar 21% remaja putra dan

30% remaja putri menderita anemia.

Remaja putri mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena anemia daripada

remaja putra. Alasan pertama karena setiap bulan pada remaja putri mengalami haid.

Seorang wanita yang mengalami haid yang banyak selama lebih dari lima hari

dikhawatirkan akan kehilangan besi, sehingga membutuhkan besi pengganti lebih

banyak daripada wanita yang haidnya hanya tiga hari dan sedikit. Alasan kedua

adalah karena remaja putri seringkali menjaga penampilan, keinginan untuk tetap

langsing atau kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Diet yang tidak

seimbang dengan kebutuhan zat gizi tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat

gizi yang penting seperti besi (Arisman, 2004).

Menurut DepKes (2008), dilaporkan bahwa masyarakat Indonesia terutama

wanita sebagian besar mengalami anemia dikarenakan kurang mengkonsumsi

sumber makanan hewani yang merupakan zat besi yang mudah diserap (heme-

iron). Kekurangan zat besi ini dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada

pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar HB dalam

darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat capek.

Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olahraga dan produktivitas kerja,

di samping itu penderita kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh,

yang berdampak pada tubuh mudah terkena infeksi. Pada remaja yang sedang

bekerja, anemia akan menurunkan produktivitas kerja, sedangkan remaja yang

masih sekolah akan menurunkan kemampuan akademis.

Berdasarkan hasil survei peneliti pada saat melakukan studi pendahuluan

dilakukan wawancara pada 10 mahasiswi yang mengalami menstruasi terdapat 8

Page 16: SABARINA-skripsi_sabarina

mahasiswa mengeluh tidak nyaman pada saat menstruasi, lemas, pusing, kurang

konsentrasi saat belajar dan sering merasakan ngantuk saat belajar. Sedangkan

pada wawancara terhadap 10 mahasiswi lain yang tidak sedang mengalami

menstruasi terdapat 6 mahasiswi mengeluh hal yang sama seperti tidak

konsentrasi belajar, mengantuk saat belajar, sering menguap, lemas, pusing. Hal

itu bisa saja disebabkan karena kekurangan zat besi akibat kurangnya asupan

makanan atau penyakit yang menyerang mereka.

Dari data tersebut menggambarkan bahwa masalah anemia khususnya pada

remaja putri masih cukup tinggi. Tingginya prevalensi dan banyaknya faktor

yang menjadi penyebab terjadi anemia pada remaja putri melatarbelakangi

peneliti untuk mengetahui tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I Di STIKes Medika

Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan yaitu Apa Saja Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I Di STIKes

Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013.

Page 17: SABARINA-skripsi_sabarina

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Hubungan Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada

Mahasiswi Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten

Pidie Tahun 2013.

b. Untuk Mengetahui Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia

Pada Mahasiswi Tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013.

c. Untuk Mengetahui Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian

Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Sebagai penerapan mata kuliah metodologi penelitian dan menambah

pengalaman dalam penulisan Skripsi, serta sebagai masukan tentang cara

mengatasi anemia.

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan tambahan informasi bagi mahasiswi dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti lainnya

Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di

tempat lain.

Page 18: SABARINA-skripsi_sabarina

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya

berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk pria anemia biasanya

didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan

pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12 gram/100 ml (Proverawati,

2011).

Anemia terjadi karena kurangnya zat besi dan asam folat dalam tubuh.

Perempuan yang menderita anemia pada masa kehamilan berpotensi

melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Di samping itu, anemia dapat

mengakibatkan kematian baik ibu maupun bayinya pada waktu proses

persalinan (Hasmi, dkk, 2005).

Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim

di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi

anemia secara global sekitar 51%. Bandingkan dengan prevalensi untuk anak

balita sekitar 43%, anak usia sekolah 37%, laki-laki dewasa hanya 18% dan

wanita tidak hamil 35% (Arisman, 2004).

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika

kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini

Page 19: SABARINA-skripsi_sabarina

dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung

hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat

menyebabkan berbagai komplikasi termasuk kelelahan dan stres pada organ

tubuh (Proverawati, 2011).

2. Jenis-jenis Anemia

Secara umum, ada tiga jenis utama anemia, diklasifikasikan menurut

ukuran sel darah merah :

a. Jika sel darah merah lebih kecil dari biasanya, ini disebut anemia

mikrositik. Penyebab utama dari jenis ini defisiensi besi (besi tingkat

rendah) anemia dan thalasemia (kelainan bawaan hemoglobin).

b. Jika ukuran sel darah merah normal dalam ukuran (tetapi rendah dalam

jumlah), ini disebut anemia normositik, seperti anemia yang menyertai

penyakit kronis atau anemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal.

c. Jika sel darah merah lebih besar dari normal, maka disebut anemia

makrositik. Penyebab utama dari jenis ini adalah anemia pernisiosa dan

anemia yang berhubungan dengan alkoholisme (Proverawati, 2011).

3. Penyebab Anemia

Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi tiga mekanisme

utama yang menyebabkan anemia adalah:

a. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan

Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan

beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang

Page 20: SABARINA-skripsi_sabarina

belum matur (muda) dapat juga disekresi ke dalam darah. Sel darah yang

usianya muda biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia

(Proverawati, 2011).

b. Kehilangan darah

Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan

kurangnya jumlah darah dalam tubuh, sehingga terjadi anemia. Anemia

karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini jarang terjadi.

Keadaan ini biasanya terjadi pada kecelakaan dan bahaya yang

diakibatkannya (Sadikin, 2001).

Pada laki-laki dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan

oleh proses perdarahan akibat penyakit atau trauma, atau akibat

pengobatan suatu penyakit. Sementara pada wanita, terjadi kehilangan

darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar selama

menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia defisiensi zat besi

(Arisman, 2004).

c. Penurunan produksi sel dara h merah

Jumlah sel darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi

kerusakan pada daerah sumsum tulang atau bahan dasar produksi tidak

tersedia (Proverawati, 2011).

Beberapa faktor kebiasaan dan sosial budaya turut memperburuk

kondisi anemia di kalangan perempuan yaitu :

a. Kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani

b. Kebiasaan diet untuk mengurangi berat badan

Page 21: SABARINA-skripsi_sabarina

c. Budaya atau kebiasaan di keluarga sering menomorduakan perempuan

dalam hal makanan

d. Pantangan tertentu yang tidak jelas kebenarannya seperti perempuan

hamil jangan makan ikan karena bayinya akan bau amis

e. Kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak mampu mengkonsumsi

makanan yang bergizi (Hasmi, dkk, 2005).

Penyebab anemia sangat penting, karena atas dasar penyebab inilah

pengobatan semestinya diberikan. Pengobatan anemia yang diberikan dengan

tidak atas pengetahuan yang teliti akan menjadi sangat berbahaya. Pada

mereka yang cenderung melakukan otomedikasi (mengobati diri sendiri),

apalagi di bawah pengaruh yang kuat dari informasi sepihak dan tidak

lengkap yang diperoleh dari lingkungan (Sadikin, 2001).

4. Tanda dan Gejala Anemia

Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak jelas

seperti : pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia, dan sesak nafas. Kepucatan

bisa diperiksa pada telapak tangan, kuku, dan konjungtiva palpebra (Arisman,

2004).

Gejala anemia ringan mungkin termasuk yang berikut: a) Kelelahan, b)

Penurunan energi, c) Kelemahan, d) Sesak nafas ringan, e) Palpitasi (rasa

jantung balap atau pemukulan tidak teratur), f) Tampak pucat.

Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan anemia berat pada

seseorang dapat mencakup: a) Perubahan warna tinja, b) Denyut jantung

cepat, c) Tekanan darah rendah, d) Frekuensi pernafasan cepat, e) Pucat atau

Page 22: SABARINA-skripsi_sabarina

kulit dingin, f) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan

sel darah merah, g) Murmur jantung, h) Pembesaran limpa, i) Nyeri dada, j)

Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri atau dengan tenaga),

k) Kelelahan atau kekurangan energi, l) Sakit kepala, m) Tidak bisa

berkonsentrasi, n) Sesak nafas (khususnya selama latihan), o) Nyeri dada,

angina, serangan jantung, p) Pingsan (Proverawati, 2011).

5. Diagnosis Anemia

Pemeriksaan fisik dan riwayat medis juga memainkan peran penting

dalam mendiagnosis penyebab anemia. Beberapa fitur penting dalam sejarah

medis meliputi pertanyaan tentang sejarah keluarga, sejarah pribadi

sebelumnya anemia atau kondisi kronis lainnya, obat, warna tinja dan urin,

perdarahan bermasalah dan pekerjaan serta kebiasaan social (Proverawati,

2011).

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah penentuan derajat

anemia dan pengujian defisiensi zat besi. Penentuan derajat anemia dapat

dilakukan melalui pemeriksaan darah rutin, seperti pemeriksaan HB, Ht,

hitung jumlah RBC, bentuk RBC, jumlah retikulosit sementara uji defisiensi

zat besi melalui pemeriksaan feritin serum, kejenuhan transferin dan

protoporfirin eritrosit (Arisman, 2004).

Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk mengidentifikasi masalah medis

yang dapat menyebabkan anemia. Tes darah digunakan untuk mendiagnosa

beberapa jenis anemia yang dapat mencakup:

Page 23: SABARINA-skripsi_sabarina

a. Darah kadar vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral

b. Pemeriksaan sumsum tulang

c. Jumlah darah merah dan kadar hemoglobin

d. Hitung terikulosit

e. Kadar feritin

f. Kadar besi (Proverawati, 2011).

6. Pencegahan Anemia

Beberapa bentuk umum dari anemia yang paling mudah dicegah

dengan makan makanan yang sehat dan membatasi penggunaan alkohol.

Semua jenis anemia sebaiknya dihindari dengan memeriksakan diri ke dokter

secara teratur dan ketika masalah itu timbul. Darah para lanjut usia secara

rutin diperintahkan oleh dokter untuk selalu dikontrol, bahkan jika tidak ada

gejala, sehingga dapat terdeteksi adanya anemia dan meminta dokter untuk

mencari penyebab yang mendasar (Proverawati, 2011).

Sejauh ini ada empat pendekatan dasar pencegahan anemia defisiensi

zat besi. Keempat pendekatan tersebut adalah

a. Pemberian tablet atau suntikan zat besi

b. Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat

besi melalui makanan

c. Pengawasan penyakit infeksi

d. Mortifikasi makanan pokok dengan zat besi (Arisman, 2004).

Page 24: SABARINA-skripsi_sabarina

7. Penatalaksanaan

Pada tataran praktis klinis, jika penyebab anemia sudah ditemukan dan

tempat pendarahan berlangsung sudah berhasil dieliminasi, pengobatan

diarahkan untuk mengganti defisit zat besi dengan garam besi anorganik.

Sesungguhnya, masalah defisiensi zat besi cukup diterapi dengan

memberikan makanan yang cukup mengandung zat besi. Namun, jika anemia

sudah terjadi, tubuh tidak akan mungkin menyerap zat besi dalam jumlah

besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu pengobatan selalu

menggunakan suplementasi zat besi, di samping tentu saja menambah jumlah

makanan yang kaya akan zat besi dan yang dapat menambah penyerapan zat

besi (Arisman, 2004).

Pengobatan harus ditujukan pada penyebab anemia dan mungkin

termasuk:

a. Transfusi darah

b. Kartikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan sistem kekebalan

tubuh

c. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat sel-sel

darah

d. Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral

lainnya (Proverawati, 2011).

Page 25: SABARINA-skripsi_sabarina

B. Faktor-faktor Terjadinya Anemia

Banyak faktor medis yang dapat menyebabkan anemia. Di antaranya

meliputi:

1. Menstruasi

Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus menstruasi yang

tidak normal. Kehilangan banyak darah saat menstruasi diduga dapat

menyebabkan anemia (Niken, 2013).

Kehilangan darah yang sebenarnya apabila mengalami kadar

menstruasi yang berlebihan lebih dari 3-4 hari. Pembalut atau tampon selalu

basah setiap jamnya dan sering menggantinya. Jika hal ini terjadi lebih dari 3

hari, maka segera kunjungi dokter, dan kalau pada saat menstruasi terlihat

pucat atau merasa mau pingsan jangan tunggu sampai tiga hari (Megabohari,

2011).

Hampir semua wanita pernah mengalami perdarahan berlebih saat

menstruasi, bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap dating

bulan. Tiap wanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya

dalam satu siklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 7 hari dan total

kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm (Anonymous, 2013).

Haid yang dialami setiap wanita sangat bervariasi dan beranekaragam,

salah satunya adalah seorang wanita yang mengalami haid lebih dari 7 hari

dan darah yang keluar lebih banyak tidak seperti biasanya (Ana Tardiana,

2012).

Page 26: SABARINA-skripsi_sabarina

Menstruasi dikatakan tidak normal saat seorang wanita mengalami

menstruasi dengan jangka waktu panjang. Di mana umumnya wanita hanya

mengalami menstruasi satu kali dalam sebulan, tetapi pada beberapa kasus,

ada yang mengalami hingga dua kali menstruasi setiap bulan. Kondisi inilah

yang dikatakan menstruasi tidak normal yang menyebabkan anemia (Niken,

2013).

2. Pola Makan

Arisman (2004) menyatakan bahwa kebiasaan makan adalah cara

seseorang dalam memilih dan memakannya sebagai reaksi terhadap

pengaruh-pengaruh psikologis, fisiologi, budaya dan sosial. Kebiasaan makan

adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola

makanan yang dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam keluarga,

preferensi terhadap makanan dan cara memilih makanan.

Banyak vitamin dan mineral diperlukan untuk membuat sel-sel darah

merah. Selain zat besi, vitamin B12 dan folat diperlukan untuk produksi

hemoglobin yang tepat. Kekurangan dalam salah satu dapat menyebabkan

anemia karena kurangnya produksi sel darah merah. Asupan makanan yang

buruk merupakan penyebab penting rendahnya kadar asam folat dan vitamin

B12 (Proverawati, 2011).

Pola dan gaya hidup modern membuat remaja cenderung lebih

menyukai makan di luar rumah bersama kelompoknya. Remaja putri sering

mempraktikkan diet dengan cara yang kurang benar seperti melakukan

pantangan-pantangan, membatasi atau mengurangi frekuensi makan untuk

Page 27: SABARINA-skripsi_sabarina

mencegah kegemukan. Pada umumnya remaja mempunyai kebiasaan makan

yang kurang baik. Beberapa remaja khususnya remaja putri sering

mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak seimbang dibandingkan

dengan kebutuhannya karena takut kegemukan dan menyebut makan bukan

hanya dalam konteks mengkonsumsi makanan pokok saja tetapi makanan

ringan juga dikategorikan sebagai makan (Arisman, 2004).

Kekurangan berbagai zat gizi dapat menyebabkan anemia, adalah

sangat masuk akal, kekurangan protein ataupun karbohidrat, seperti yang

terjadi pada keadaan kekurangan kalori dan protein akan disertai juga oleh

anemia. kekurangan kalori dan protein yang merupakan perwujudan

kekurangan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama, niscaya akan

menyebabkan kekurangan berbagai bahan yang diperlukan untuk

pembentukan SDM. Akan tetapi, anemia hanyalah salah satu gejala di

samping berbagai gejala lain pada kekurangan kalori dan protein ini (Sadikin,

2001).

Menurut Wirakusumah (2010), Berpijak pada kebiasaan makan bangsa

Indonesia, bapak gizi Indonesia Prof. Dr. Poorwo Sudarmo mencanangkan

pedoman menu “Empat sehat lima sempurna (4 sehat 5 sempurna)”.

Maknanya agar dalam menyusun menu sehari individu maupun keluarga

berpedoman pada menu “empat sehat lima sempurna”. Artinya jika pedoman

tersebut dijalankan, maka akan tercapai kesehatan yang diharapkan dan

menjadi sempurna jika dilengkapi dengan susu. Menu “4 sehat 5 sempurna”

yang dianjurkan terdiri atas bahan-bahan makanan berikut :

Page 28: SABARINA-skripsi_sabarina

a) Makanan pokok

Makanan pokok merupakan sumber karbohidrat penghasil energi yang

juga membuat rasa kenyang. Contohnya : nasi, mie, roti, jagung, singkong

dan sagu.

b) Lauk pauk hewani dan nabati

Lauk-pauk ini sebagai sumber protein yang juga membuat nikmatnya

hidangan jika dicampur dengan makanan pokok yang rasanya netral.

Contoh pangan hewani di antaranya daging (sapi, kambing, domba dan

kerbau), unggas (ayam, bebek dan burung), ikan (ikan darat dan ikan

laut), serta telur. Sementara pangan nabati seperti tempe, tahu dan

kacang-kacangan.

c) Sayur-sayuran

Sayur-sayuran merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang

membuat rasa nyaman serta meningkatkan selera.

d) Buah-buahan

Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral dan serat.

e) Susu

Akan menjadi sempurna jika menu makanan ditambah dengan susu.

Anjuran terakhir ini terutama ditujukan bagi ibu hamil atau menyusui dan

anak balita (Wirakusumah, 2010).

Jumlah atau porsi makanan sesuai dengan anjuran makanan bagi

remaja menurut Sediaoetama (2004) yang disajikan pada tabel 2.1 berikut :

Page 29: SABARINA-skripsi_sabarina

Tabel 2.1 Jumlah Porsi Makanan Yang Dianjurkan Pada Usia Remaja

Makan pagi

06.00-07.00 WIB

Makan siang

13.00-14.00 WIB

Makan malam

20.00 WIB

Nasi 1 porsi 100 gr beras

Telur 1 butir 50 gr

Susu sapi 200 gr

Nasi 2 porsi 200 gr beras

Ikan 1 porsi 50 gr

Tempe 1 porsi 50 gr

Sayur 1 porsi 100 gr

Buah 1 porsi 75 gr

Nasi 1 porsi 100 gr beras

Ikan 1 porsi 50 gr

Tahu 1 porsi 100 gr

Sayur 1 porsi 100 gr

Buah 1 porsi 100 gr

Susu skim 1 porsi 20 gr

3. Riwayat Penyakit

Penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit ginjal dapat menyebabkan

tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah yang cukup.

Orang yang memiliki HIV/AIDS juga dapat mengembangkan anemia akibat

infeksi atau obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit (Zen, 2013).

Setiap kondisi medis jangka panjang dapat menyebabkan anemia.

Mekanisme yang tepat dari proses ini tidak diketahui, tetapi setiap

berlangsung lama dan kondisi medis yang berkelanjutan seperti infeksi kronis

atau kanker dapat menyebabkan anemia (Proverawati, 2011).

Penyakit infeksi yang menyerang tubuh, seperti malaria juga

mempunyai komponen otoimun dalam merusak dan menghancurkan tubuh

manusia. Sel-sel darah merah terinfeksi oleh parasit malaria tentu saja akan

pecah pada saat parasit tersebut matang dan keluar dalam jumlah banyak.

Akan tetapi, pada infeksi kronis, anemia tetap terjadi dalam jumlah yang

tidak sebanding besarnya (Sadikin, 2001).

Page 30: SABARINA-skripsi_sabarina

Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena

infeksi. Telah diketahui secara luas bahwa infeksi merupakan faktor yang

penting dalam menimbulkan kejadian anemia, dan anemia merupakan

konsekuensi dari peradangan dan asupan makanan yang tidak memenuhi

kebutuhan zat besi. Kehilangan darah akibat schistosomiasis, infestasi cacing,

dan trauma dapat menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia. Angka

kesakitan akibat penyakit infeksi meningkat pada populasi defisiensi besi

akibat efek yang merugikan terhadap sistem imun. Malaria karena hemolisis

dan beberapa infeksi parasit seperti cacing, trichuriasis, amoebiasis, dan

schistosomiasis menyebabkan kehilangan darah secara langsung dan

kehilangan darah tersebut mengakibatkan defisiensi besi (Arumsari, 2008).

4. Aktivitas Fisik

Anemia dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani seseorang.

Penelitian Permaesih menemukan 25 persen remaja di Bandung mempunyai

kesegaran jasmani kurang dari normal. Aktivitas fisik erat kaitannya dengan

kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tubuh yang sehat mampu melakukan

aktivitas fisik secara optimal, sebaliknya aktivitas fisik yang dilakukan secara

rutin dalam porsi yang cukup mempunyai dampak positif bagi kesehatan

badan (Arumsari, 2008).

Pola aktivitas remaja didefinisikan sebagai kegiatan yang biasa

dilakukan oleh remaja sehari-hari sehingga akan membentuk pola. Aktivitas

remaja dapat dilihat dari bagaimana cara remaja mengalokasikan waktunya

Page 31: SABARINA-skripsi_sabarina

selama 24 jam dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan suatu jenis

kegiatan secara rutin dan berulang-ulang (Arumsari, 2008).

Aktivitas fisik selama 24 jam dibagi menjadi lima yaitu aktivitas tidur,

aktivitas berat (olah raga seperti jogging, sepak bola, atletik, dan sebagainya),

aktivitas sedang (belajar, naik tangga, mencuci, mengepel, menyetrika,

menyapu, dan sebagainya), aktivitas ringan (kegiatan sambil berdiri), dan

aktivitas rileks (duduk, berbaring, dan sebagainya). Aktivitas fisik penting

untuk mengetahui apakah aktivitas tersebut dapat mengubah status zat besi.

Performa aktivitas akan menurun sehubungan dengan terjadinya penurunan

konsentrasi hemoglobin dan jaringan yang mengandung zat besi. Zat besi

dalam hemoglobin, ketika jumlahnya berkurang, secara ekstrim dapat

mengubah aktivitas kerja dengan menurunkan transpor oksigen (Arumsari,

2008).

5. Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah

pangan yang dimakan (dikonsumsi) seseorang atau kelompok orang pada

waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat

ditinjau dari aspek jenis pangan yang dikonsumsi dan jumlah pangan yang

dikonsumsi. Dalam menghitung jumlah zat gizi yang dikonsumsi, kedua

informasi ini (jenis dan jumlah pangan) merupakan hal yang penting. Batasan

ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau berdasarkan aspek

jenis pangan dan jumlah pangan yang dikonsumsi. Pangan sebagai sumber

Page 32: SABARINA-skripsi_sabarina

berbagai zat gizi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari

(Arumsari, 2008).

Pangan sumber zat besi terutama zat besi heme, yang

bioavailabilitasnya tinggi, sangat jarang dikonsumsi oleh masyarakat di

negara berkembang, yang kebanyakan memenuhi kebutuhan besi mereka dari

produk nabati. Di Indonesia, ketidakcukupan jumlah Fe dalam makanan

terjadi karena pola konsumsi makan masyarakat Indonesia masih didominasi

sayuran sebagai sumber zat besi yang sulit diserap. Sementara itu, daging dan

bahan pangan hewani sebagai sumber zat besi yang baik (heme iron) jarang

dikonsumsi terutama oleh masyarakat pedesaan (Depkes, 2002).

Menurut Almatsier (2001) diperkirakan hanya 5-15 persen besi

makanan diabsorpsi oleh seseorang yang berada dalam status besi baik dan

jika dalam keadaan defisiensi besi, absorpsi dapat mencapai 50 persen. Faktor

bentuk besi berpengaruh terhadap absorpsi besi. Besi heme yang terdapat

dalam pangan hewani dapat diserap dua kali lipat daripada besi nonheme.

Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi heme (dalam

hemoglobin dan mioglobin makanan hewani) dan besi nonheme (dalam

makanan nabati). Sumber besi nonheme yang baik diantaranya adalah

kacang-kacangan. Asam fitat yang terkandung dalam kedelai dan hasil

olahannya dapat menghambat penyerapan besi. Namun karena zat besi yang

terkandung dalam kedelai dan hasil olahannya cukup tinggi, hasil akhir

terhadap penyerapan besipun biasanya akan positif. Sayuran daun berwarna

hijau memiliki kandungan zat besi yang tinggi sehingga jika sering

Page 33: SABARINA-skripsi_sabarina

dikonsumsi maka akan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh.

Beberapa jenis sayuran hijau juga mengandung asam oksalat yang dapat

menghambat penyerapan besi, namun efek menghambatnya relatif lebih kecil

dibandingkan asam fitat dalam serealia dan tanin yang terdapat dalam teh dan

kopi (Almatsier, 2001).

C. Remaja

Istilah Adolescent ( remaja ) berasal dari bahasa latin Adalescere, yang

berarti “ bertumbuh .“ sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah masalah fisik,

sosial, dan psikologis bergabung untuk menciptakan karakteristik, prilaku, dan

kebutuhan yang unik (Bobak, dkk, 2004).

Remaja adalah kelompok penduduk yang berusia antara 10-19 tahun.

Secara Biologis sebagian besar remaja sudah matang, tetapi secara sosial, mental,

dan emosional belum. Akibatnya dapat terjadi masalah-masalah remaja seperti

kehamilan di luar nikah, Abortus, dan ketergantungan obat (Saifuddin AB, 2003).

Masa remaja ialah periode waktu individu beralih dari fase anak ke fase

dewasa. Selama periode ini, individu bertanya dan menjawab pertanyaan siapa

saya (Bobak, dkk, 2004).

Dilihat dari siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa yang paling

sulit untuk dilalui oleh individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang

paling kritis bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya (Hasmi,

dkk, 2005).

Page 34: SABARINA-skripsi_sabarina

Anak-anak harus melakukan tugas perkembangan pada masa remaja

sebelum menjadi individu dewasa yang matang. Tugas-tugas ini bervariasi sesuai

budaya, individu itu sendiri, dan tujuan hidup mereka. Tugas-tugas

perkembangan ini terdiri dari: (1) menerima citra tubuh, (2) menerima identitas

Seksual, (3) mengembangkan sistem nilai personal, (4) membuat persiapan untuk

hidup mandiri, (5) menjadi mandiri/ bebas dari orang tua, (6) mengembangkan

keterampilan mengambil keputusan, (7) mengembangkan identitas seorang yang

dewasa. Masa remaja di tandai dengan awitan perubahan fisik pada masa

pubertas dan perkembangan psikososial ego, yang membantu individu

memahami diri sendiri. Perkembangan fisik, prilaku, masalah-masalah tertentu

umum muncul pada berbagai usia selama masa remaja. Namun, setiap remaja

adalah unik dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Selain

perubahan biologis, setiap perkembangan remaja di pengaruhi oleh keluarga,

masyarakat, kelompok sebaya, agama, dan kondisi sosial ekonomi (Bobak, dkk,

2004).

Menurut Widyastuti, dkk (2011) mengatakan dalam tumbuh kembangnya

menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, remaja akan

melewati tahapan berikut:

1. Masa remaja awal/dini: umur 10-12 tahun

2. Masa remaja pertengahan: umur 13-15 tahun

3. Masa remaja akhir: umur 16-19 tahun

Page 35: SABARINA-skripsi_sabarina

D. Kerangka Teori

Menurut Harjana (2013), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kadar hemoglobin menurun pada remaja yaitu : kehilangan darah yang

disebabkan oleh perdarahan menstruasi, kurang zat besi dalam makanan yang

dikonsumsi, penyakit kronis (misalnya TBC, Hepatitis, dan sebagainya), pola

hidup remaja berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang teratur

seperti sering terlambat makan atau kurang tidur, ketidakseimbangan antara

asupan gizi dan aktivitas yang dilakukan.

Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas di atas maka dapat digambarkan

bagan kerangka teori sebagai berikut:

l

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Menstruasi

Pola Makan

Riwayat Penyakit

Aktivitas Fisik

Konsumsi pangan

Kejadian Anemia

Page 36: SABARINA-skripsi_sabarina

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep-konsep yang akan

diamati atau diukur oleh peneliti. Karena keterbatasan waktu dan biaya maka

peneliti hanya mengambil 3 variabel saja. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat

pada kerangka konsep sebagai berikut:

Independen Dependen

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

F. Hipotesa Penelitian

1. Ha : Ada hubungan menstruasi dengan kejadian anemia pada mahasiswi

tingkat 1 di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

2. Ha : Ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswi

tingkat 1 di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

3. Ha : Ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian anemia pada

mahasiswi tingkat 1 di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013.

Menstruasi

Kejadian Anemia

Pola Makan

Riwayat Penyakit

Page 37: SABARINA-skripsi_sabarina

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah rancangan yang bersifat Analitik dengan

pendekatan Crossectional yang bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi Tingkat I Di STIKes

Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswi tingkat Ia, Ib, Ic

yang berada Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013 sebanyak 101 orang.

2. Sampel

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Slovin dalam Notoadmodjo (2005):

Keterangan:

N : Besarnya Populasi

n : Besarnya Sampel

d2

: Tingkat Kepercayaan (0,12)

Page 38: SABARINA-skripsi_sabarina

Jadi =

n =

n =

n =

n =

n = 51

Maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

51 sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik Proporsional Random Sampling yaitu pengambilan

sampel dari anggota populasi secara acak dan terdistribusi secara merata pada

semua daerah yang di teliti.

Peneliti menentukan proporsi sampel dengan mempertimbangkan

jumlah mahasiswi dari setiap ruang, dengan rumus :

mahasiswi dalam satu ruangan

Keterangan :

n = Besarnya Sampel

N = Besarnya Populasi

= Jumlah mahasiswi dalam satu ruangan

101

1 + 101 ( 0,1² )

101

1 + 101 ( 0,01 )

101

1+1,01

101

2,01

Page 39: SABARINA-skripsi_sabarina

No Ruang Populasi (N) Sampel (n)

1. Ruang 1a 33 17

2. Ruang 1b 32 16

3. Ruang 1c 36 18

Total 101 51

C. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten

Pidie Tahun 2013.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 17 Juni 2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang langsung diperoleh di lapangan baik dengan menyebarkan

kuesioner maupun melakukan test laboratorium. Sedangkan data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari kampus STIKes Medika Nurul Islam Sigli mengenai

jumlah mahasiswi tingkat 1 tahun 2013.

n

n

Page 40: SABARINA-skripsi_sabarina

E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Skala

Ukur Hasil Ukur

Variabel Dependen (Terikat)

1 Kejadian

Anemia

Kadar

Hemoglobin

yang rendah

pada

mahasiswi

Melakukan

pemeriksaan Hb

dengan kriteria :

Normal : bila

kadar hemoglobin

11gr%-12gr% dan

didapatkan hasil 24

orang

Anemia : bila

kadar hemoglobin

< 11 gr% dan

didapatkan hasil 27

orang

Standar

Hemoglobin

Sahli

Ordinal - Normal

- Anemia

Variabel Independen (Bebas)

2

Menstruasi

Banyak

tidaknya

darah yang

keluar pada

saat datang

bulan

Mengedarkan

kuesioner, dengan

kriteria :

Normal : Bila

responden

menjawab tidak ≥

50% dari

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 26

0rang

Abnormal : Bila

responden

menjawab tidak

<50% dari

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 25

orang

Kuesioner

Kuesioner

Ordinal

- Normal

- Abnormal

Page 41: SABARINA-skripsi_sabarina

3

4

Pola

Makan

Riwayat

Penyakit

Cara atau

kebiasaan

makan

mahasiswi

sehari-hari

penyakit

yang pernah

diderita

mahasiswi

berhubungan

dengan

kejadian

anemia yaitu

penyakit

tuberculosis,

malaria, dan

kecacingan

dalam jangka

waktu

sebulan

terakhir

Mengedarkan

kuesioner, dengan

kriteria :

Teratur : Bila

responden

menjawab ya ≥

50% dari

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 23

orang

Tidak teratur : Bila

responden

menjawab ya <

50% dari

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 28

orang

Mengedarkan

kuesioner, dengan

kriteria :

Pernah : Bila

responden

menjawab pernah

dari salah satu

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 34

orang

Tidak pernah : Bila

responden tidak

menjawab pernah

dari salah satu

pernyataan yang

diberikan dan

didapatkan hasil 17

orang

Kuesioner

Ordinal

Ordinal

- Teratur

- Tidak

Teratur

- Pernah

- Tidak

pernah

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berisi

kuesioner yang terdiri dari 25 pernyataan, 1 pernyataan tentang anemia, 10

Page 42: SABARINA-skripsi_sabarina

pernyataan tentang menstruasi, 8 pernyataan tentang pola makan, dan 6

pernyataan tentang riwayat penyakit.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut (Purwanto, 2004) :

a. Editing : Dilakukan pengecekan kelengkapan data, bila terdapat

kesalahan maka akan diperbaiki dengan pemeriksaan ulang.

b. Coding : Pemberian nilai pada hasil yang telah ditetapkan dan

menjumlahkannya.

c. Transferring : yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan

mulai dari responden pertama sampai responden terakhir

untuk dimasukkan dalam tabel.

d. Tabulating : Perhitungan sesuai variabel yang dibutuhkan lalu dimasukkan

ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mempermudah

analisa data dan pengambilan kesimpulan.

2. Analisa Data Univariat

Analisa data dilakukan untuk masing-masing variabel yaitu dengan

melihat persentase dari setiap tabel distribusi frekuensi. Dengan

menggunakan rumus Machfoedz (2008):

P = %100xn

f

Keterangan:

Page 43: SABARINA-skripsi_sabarina

P : Persentase

n : Jumlah responden yang menjadi sampel

f : Frekuensi teramati.

3. Analisa Data Bivariat

Untuk mengidentifikasikan ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dan kedua variabel tersebut dapat dibuat

dalam bentuk tabel silang. Uji statistik yang akan digunakan adalah Chi-

square atau 2X . Data masing-masing sub variabel dimasukkan ke dalam

tabel contingency. Kemudian tabel-tabel contingency tersebut dianalisa

menggunakan uji statistik Chi-square atau 2X , sehingga diketahui ada

tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik. Perhitungan analisis

dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0 dengan batas

kemaknaan (CI=95%) atau ( 0,05). Melalui perhitungan uji Chi-square

atau 2X selanjutnya dibuat suatu kesimpulan, bila nilai P 0,05 maka ada

hubungan bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat (Arikunto,

2006).

Untuk menentukan nilai p-value pada uji Chi-Square Test (2X )

tabel, memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Bila Chi-Square Test (2X ) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 dijumpai nilai

ekspantasi (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai yang

terdapat pada nilai Fisher exact test.

Page 44: SABARINA-skripsi_sabarina

2) Bila Chi-Square Test ( 2X ) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 tidak dijumpai

nilai ekspantasi (E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai

yang terdapat pada nilai continuity correction.

3) Bila Chi-Square Test ( 2X ) tabel terdiri dari tabel lebih dari 2 x 2

misalnya 3 x 2, 3 x 3 dan lain-lain, maka nilai p-value yang digunakan

adalah nilai yang terdapat pada nilai Pearson Chi-Square.

Page 45: SABARINA-skripsi_sabarina

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kampus STIKes Medika Nurul Islam Sigli memiliki 2 Prodi, yaitu D-III

Kebidanan dan S1 Keperawatan yang beralamatkan di jalan Lingkar Cot Teungoh

No. 15 Sigli. Kampus STIKes Medika Nurul Islam Sigli memiliki 10 Ruang

Belajar, 3 Ruang Laboratorium, 1 Ruang Lab Komputer, 1 Ruang Lab Bahasa, 1

Ruang Perpustakaan, 2 Ruang Karyawan/Staf, 1 Ruang Ka. Prodi, 1 Ruang Ketua

STIKes, 1 Ruang Keuangan, 1 Ruang Tata Usaha, 1 Ruang Rapat, 1 Ruang

Klinik, dan 1 Kantin. Dengan jumlah karyawan (staf) 38 orang. Kampus STIKes

Medika Nurul Islam D-III Kebidanan mempunyai Mahasiswi sebanyak 452 orang

yang terdiri 101 orang tingkat I, 130 orang tingkat II, dan 221 orang tingkat III.

Letak geografis Kampus Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

mempunyai batasan wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Keunire

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tijue

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Rheng

4. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Jln. Lingkar Keunire

Page 46: SABARINA-skripsi_sabarina

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 11 sampai

17 Juni 2013 terhadap Mahasiswi Tingkat I yang berada di STIKes Medika Nurul

Islam Sigli Kabupaten Pidie yang berjumlah 51 orang dengan memberikan

kuesioner yang berisikan pernyataan dan juga dilakukan pemeriksaan

Hemoglobin di mana diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari

variable dependent dan variable independent. Maka dari hasil penelitian ini

peneliti akan menyajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

a. Kadar Hemoglobin

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013

No Kadar Hemoglobin (f) (%)

1.

2.

Normal

Anemia

24

27

47,1

52,9

Jumlah 51 100

Sumber: Data primer (diolah tahun 2013).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 51 responden mayoritas

responden memiliki kadar hemoglobin kurang (anemia) yaitu sebanyak 27

orang (52,9%).

Page 47: SABARINA-skripsi_sabarina

b. Menstruasi

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Menstruasi Pada Mahasiswi Tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013

№ Menstruasi (f) (%)

1.

2.

Normal

Abnormal

26

25

51

49

Jumlah 51 100

Sumber : Data primer (diolah tahun 2013).

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 51 responden mayoritas

responden memiliki menstruasi yang normal yaitu sebanyak 26 orang (51%).

c. Pola Makan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada Mahasiswi Tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013

№ Pola Makan (f) (%)

1.

2.

Teratur

Tidak Teratur

23

28

45,1

54,9

Jumlah 51 100

Sumber : Data primer (diolah tahun 2013).

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 51 responden mayoritas

responden memiliki pola makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 28 orang

(54,9%).

Page 48: SABARINA-skripsi_sabarina

d. Riwayat Penyakit

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Riwayat Penyakit Pada Mahasiswi Tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie

Tahun 2013

No Riwayat Penyakit (f) (%)

1.

2.

Pernah

Tidak Pernah

34

17

66,7

33,3

Jumlah 51 100

Sumber : Data primer (diolah tahun 2013).

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 51 responden mayoritas

responden pernah memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 34 orang

(66,7%).

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan Menstruasi Dengan Kejadian Anemia

Tabel 4.5

Hubungan Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013

Menstruasi

Kadar Hemoglobin Total p

Value Normal Anemia

f % f % f %

Normal 18 69,2 8 30,8

26

100

0,003

Abnormal 6 24 19 76

25

100

Jumlah

24 47,1 27 52,9

51

100

Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang mengalami

menstruasi normal mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu

Page 49: SABARINA-skripsi_sabarina

sebanyak 18 orang (69,2%), sedangkan responden yang mengalami

menstruasi abnormal mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 19 orang

(76%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,003 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara menstruasi dengan

kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam

Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

b. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia

Tabel 4.6

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013

Pola Makan

Kadar Hemoglobin Total p

Value Normal Anemia

f % f % f %

Teratur 14 60,9 9 39,1

23

100

0,131

Tidak Teratur 10 35,7 18 64,3

28

100

Jumlah

24 47,1 27 52,9

51

100

Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pola

makan teratur mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu

sebanyak 14 orang (60,9%), sedangkan responden yang memiliki pola makan

tidak teratur mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 18 orang (64,3%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,131 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pola makan

Page 50: SABARINA-skripsi_sabarina

dengan kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul

Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

c. Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Anemia

Tabel 4.7

Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli

Kabupaten Pidie Tahun 2013

Riwayat

Penyakit

Kadar Hemoglobin Total p

Value Normal Anemia

f % f % f %

Pernah 11 32,4 23 67,6

34

100

0,007

Tidak Pernah 13 76,5 4 23,5

17

100

Jumlah

24 47,1 27 52,9

51

100

Sumber : Data Diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang pernah

mengalami riwayat penyakit mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 23

orang (67,6%), sedangkan responden yang tidak pernah mengalami riwayat

penyakit mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu sebanyak

13 orang (76,5%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,007 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara riwayat penyakit

dengan kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul

Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun 2013.

Page 51: SABARINA-skripsi_sabarina

C. Pembahasan

1. Hubungan Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang mengalami

menstruasi normal mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu

sebanyak 18 orang (69,2%), sedangkan responden yang mengalami

menstruasi abnormal mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 19 orang

(76%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,003 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara menstruasi dengan

kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul Islam

Sigli Kabupaten Pidie.

Hal ini sejalan dengan teori yang dibenarkan oleh Arisman (2004) yang

menyatakan bahwa remaja putri yang sudah mengalami menarche, jika darah

yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak yang tidak sadar kalau

darah menstruasinya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi,

karena jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar 20-25 cc,

jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau

kira-kira sama dengan 0,4-0,5 mg/hari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan

kehilangan basal, jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25 mg/hari.

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Dian Gunatmaningsih

(2007) yang menyatakan bahwa hasil analisis bivariat terdapat hubungan yang

bermakna antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri.

Page 52: SABARINA-skripsi_sabarina

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka peneliti

berasumsi bahwa adanya hubungan menstruasi dengan kejadian anemia pada

mahasiswi di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie dikarenakan

pada saat menstruasi mengeluarkan darah yang banyak yang membutuhkan

pelindung yang berlapis dan perlu menggantikan duek lebih dari 3 kali sehari

yang diakibatkan karena darah yang keluar terlalu banyak dan kadang ada

mahasiswi pada saat menstruasi hilang nafsu makan sehingga dapat membuat

pasokan gizi dalam tubuh berkurang yang memicu terjadinya anemia.

2. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pola

makan teratur mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu

sebanyak 14 orang (60,9%), sedangkan responden yang memiliki pola makan

tidak teratur mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 18 orang (64,3%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,131 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara pola makan

dengan kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul

Islam Sigli Kabupaten Pidie.

Hasil penelitian ini ternyata bertentangan dengan teori yang

dikemukakan oleh Sadikin (2001) yang menyatakan kekurangan berbagai zat

gizi dapat menyebabkan anemia, kekurangan protein ataupun karbohidrat,

seperti yang terjadi pada keadaan kekurangan kalori dan protein akan disertai

juga oleh anemia. kekurangan kalori dan protein yang merupakan perwujudan

Page 53: SABARINA-skripsi_sabarina

kekurangan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama, niscaya akan

menyebabkan kekurangan berbagai bahan yang diperlukan untuk

pembentukan SDM.

Akan tetapi, hal ini sejalan dengan teori yang dibenarkan oleh Sadikin

(2001) juga yang menyatakan bahwa anemia hanyalah salah satu gejala di

samping berbagai gejala lain pada kekurangan kalori dan protein ini.

Demikian juga hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Indah

Indriawati (2008) yang menyatakan tidak ada hubungan antara status gizi

dengan anemia.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka peneliti

berasumsi bahwa pola makan sehari-hari pada mahasiswi bisa saja tidak

berpengaruh terhadap terjadinya anemia karena mahasiswi walaupun tidak

mengkonsumsi makanan yang teratur seperti yang dianjurkan sesuai dengan

porsi makanan sehari-hari tetapi mereka makan dengan porsi mereka sendiri

seperti misalnya pagi mengkonsumsi kue atau roti, ada juga yang makan nasi,

siang untuk menunda lapar mereka mengkonsumsi snack-snack dan mie.

Sebagian dari mahasiswi untuk menjaga stamina tubuh pada saat mengalami

menstruasi mengkonsumsi vitamin penambah darah sehingga mahasiswi

mempunyai daya tahan tubuh yang stabil.

3. Hubungan Riwayat Penyakit Dengan Kejadian Anemia Pada Mahasiswi

Tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie Tahun

2013

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang pernah

mengalami riwayat penyakit mayoritas mengalami anemia yaitu sebanyak 23

Page 54: SABARINA-skripsi_sabarina

orang (67,6%), sedangkan responden yang tidak pernah mengalami riwayat

penyakit mayoritas memiliki kadar hemoglobin yang normal yaitu sebanyak

13 orang (76,5%).

Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p value

= 0,007 (p < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan antara riwayat penyakit

dengan kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I di STIKes Medika Nurul

Islam Sigli Kabupaten Pidie.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dibenarkan oleh Proverawati

(2011) yang menyatakan bahwa Setiap kondisi medis jangka panjang dapat

menyebabkan anemia. Mekanisme yang tepat dari proses ini tidak diketahui,

tetapi setiap berlangsung lama dan kondisi medis yang berkelanjutan seperti

infeksi kronis atau kanker dapat menyebabkan anemia. Penyakit kronis,

seperti kanker dan penyakit ginjal dapat menyebabkan tubuh tidak mampu

memproduksi sel darah merah yang cukup. Orang yang memiliki HIV / AIDS

juga dapat mengembangkan anemia akibat infeksi atau obat yang digunakan

untuk pengobatan penyakit.

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Dian Gunatmaningsih

(2007) yang menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat terdapat ada hubungan

yang bermakna riwayat penyakit dengan terjadinya anemia pada remaja putri.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian maka peneliti

berasumsi bahwa riwayat penyakit mempengaruhi terjadi anemia dikarenakan

responden rata-rata pernah mengalami demam disertai menggigil seperti

penyakit malaria dan ada juga mahasiswi mengalami kadar hemoglobin yang

rendah (anemia) dengan daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terkena

penyakit lain dan cenderung membuat tubuh lemah.

Page 55: SABARINA-skripsi_sabarina

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 51 mahasiswi

Tingkat I yang berada pada STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada hubungan menstruasi dengan kejadian anemia pada mahasiswi tingkat I

Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie dengan nilai p<0,05

(0,003).

2. Tidak ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswi

tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie dengan nilai

p>0,05 (0,131).

3. Ada hubungan riwayat penyakit dengan kejadian anemia pada mahasiswi

tingkat I Di STIKes Medika Nurul Islam Sigli Kabupaten Pidie dengan nilai

p<0,05 (0,007).

B. Saran

1. Diharapkan bagi institusi tempat penelitian agar dapat meningkatkan

pengetahuan mahasiswi tentang bagaimana cara yang tepat mengatasi anemia

akibat menstruasi dan akibat penyakit kronis yang diderita dengan cara

memberikan informasi yang berkaitan.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan informasi dan

penyuluhan tentang anemia kepada mahasiswi sehingga mahasiswi lebih

Page 56: SABARINA-skripsi_sabarina

memahami lagi tentang cara mengatasi anemia akibat menstruasi dan akibat

penyakit kronik dengan cara mengkonsumsi tablet Fe atau sangobion.

3. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian

tentang kejadian anemia yang dilihat dari variabel-variabel lain di tempat dan

waktu yang berbeda.

4. Diharapkan bagi mahasiswi pada saat mengalami menstruasi yang banyak dan

pernah menderita penyakit tertentu seperti malaria atau lainnya agar dapat

mengkonsumsi tablet penambah darah dan menjaga daya tahan tubuh dengan

makan makanan yang bergizi.

Page 57: SABARINA-skripsi_sabarina

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta;

Jakarta

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC; Jakarta

Arumsari, 2008. Faktor Risiko Anemia Pada Remaja Putri Peserta Program

Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) Di Kota

Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Anonymaous, 2013. Perdarahan Berlebih Saat Menstruasi. (http://Wanita Dunia

Wanita. Perdarahan berlebih saat menstruasi). Diakses tanggal 11 April 2013

Ana Tardiana, 2012. Haid Tidak Berhenti Dan Banyak Mengeluarkan Darah.

(http://ana-tardiana.blogspot.com/diberdayakan oleh blogger). diakses tanggal

11 April 2013

Bobak, dkk, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC; Jakarta

Burner, 2012, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada

Remaja Putri. Jurnal diakses tanggal 15 Februari 2013

Depkes RI, 2008, Remaja Dan Anemia. UNICEF; Yakarta

, 2002. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizo untuk Remaja Putri

dan Wanita Usia Subur. Jakarta : Jakarta Hasmi, dkk, 2005. Remaja Mengenal Dirinya. UNFPA; Jakarta Harjana, 2013. Gejala Anemia, Penyebab, Faktor Resiko dan Pencegahan.

(http://gejalapenyakitmu.blogspot). Diakses tanggal 18 Mei 2013 Martadisoebrata, dkk, 2005. Menstruasi Mengakibatkan Anemia, Jakarta Machfoedz, 2008. Metodologi Penelitian. Fitramaya; Yogyakarta Megabohari, 2011. Anemia Saat Menstruasi. (http://[email protected]).

Diakses tanggal 11 April 2013. Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Niken, 2013. Menstruasi Tidak Normal, Waspada Anemia.

(http://okehealth/detailhealthupdate/29/03/2013). Diakses tanggal 11 April 2013

Page 58: SABARINA-skripsi_sabarina

Proverawati, 2011. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Nuha Medika; Yogyakarta Purwanto, 2004. Pengantar Statistik Keperawatan. EGC; Jakarta Sediaoetama, 2004. Pola Makan seimbang. (http://polamakanseimbang/blogspot/

2012). Saifuddin AB, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta Sadikin, 2001. Biokimia Darah. Widya Medika; Jakarta Wiknjosastro, 2007. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; Jakarta Wirakusumah, 2010. Sehat Cara Al-Quran dan Hadits. Hikmah; Jakarta Widyastuti, dkk, 2011, Tahap-Tahap Remaja. (http://widyastuti.tahap-

taharemaja.com/23/04.2011). Diakses tanggal 15 Februari 2013 Zen, 2013. Penyebab Anemia Dan Faktor Resikonya. (http://zonokesehatan.

wordpress.com/2013/01/17/penyebab-anemia-dan-faktor-resikonya). Diakses tanggal 18 Mei 2013

Page 59: SABARINA-skripsi_sabarina

BIODATA

Nama : SABARINA

Tempat/Tgl Lahir : Dayah Muara Sigli, 29 September 1987

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Dayah Muara Garot, Sigli

No. Telp/HP : 085277455271

Nama Orang Tua

a. Ayah : ABDULLAH AHMAD

b. Ibu : MARIANI

Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Sopir

b. Ibu : IRT

Alamat Orang Tua : Dayah Muara Garot, Sigli

No. Telp Orang Tua : 081360114028

Status : Menikah

Nama Suami : Sulaiman, AMD

Pendidikan yang ditempuh/Tahun Lulus

1. SD Negeri 1 Indrajaya : Tahun 1994 - 2000

2. SMP Negeri 1 Indrajaya : Tahun 2000 - 2003

3. SMU Negeri 2 Sigli : Tahun 2003 - 2006

4. AKBID YPNAD Sigli : Tahun 2006 – 2009

Tertanda

(SABARINA)