rumah sehat

27
LATAR BELAKANG Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan hampir separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Rumah seharusnya menjadi tempat yang bebas dari gangguan, rasa kebersamaan. Rumah yang sehat mampu melindungi dari panas dan dingin yang ekstrim, hujan dan matahari, angin, hama, bencana seperti banjir dan gempa bumi, serta polusi dan penyakit (Wicaksono, 2009). Rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003).

Upload: wie-callista

Post on 19-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rumah sehat

TRANSCRIPT

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Lingkungan permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga merupakan determinan kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan hampir separuh hidup manusia akan berada di rumah, sehingga kualitas rumah akan sangat berdampak terhadap kondisi kesehatannya (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Rumah seharusnya menjadi tempat yang bebas dari gangguan, rasa kebersamaan. Rumah yang sehat mampu melindungi dari panas dan dingin yang ekstrim, hujan dan matahari, angin, hama, bencana seperti banjir dan gempa bumi, serta polusi dan penyakit (Wicaksono, 2009). Rumah sehat menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (2005), merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Persentase keluarga yang menghuni rumah sehat merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 dan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Target rumah sehat yang akan dicapai dalam Indonesia Sehat 2010 telah ditentukan sebesar 80% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003). Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2007, persentase rumah sehat Indonesia pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah ini masih dibawah target yang ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2007 yaitu 75% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).

Menurut Sastra (2005), salah satu kendala dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang terjadi di Indonesia antara lain berupa, kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Kondisi ini diperparah lagi dengan kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka. Penelitian Riana (2008) juga menunjukkan ada beberapa

KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN/RUMAH SEHATKESEHATAN

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek.

Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.."LINGKUNGANLingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik.Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.PEMUKIMAN

Menurut WHO

Suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya unt t4 berlindung, dimana lingk dari struktur tersebut termaksud juga semua fasilitas dan pelayanan yg diperluhkan, perlengkapan yg berguna untuk kes jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk kel dan individu

Menurut Winslow dan AphSuatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai t4 unt bermukim, beristirahat, berekreasi dan t4 berlindung dari pengaruh lingk yg memenuhi persyaratan psikologis, physiologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaanKesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

a. Masalah kesehatan lingkungan

Hubungan rumah dengan kesehatan Perumahan yang memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki kesehatan. Di Indonesia terutama di pedesaan, soal perumahan masih belummemenuhi syarat syarat perumahan sehat. Tetapi di kota kota besar hal ini sudah ada kemajuan yang cukup menggembirakan, walaupun di berbagai tempat masih terdapat pula perumahan yang sama sekali tidak memenuhi syarat yang lazimnya disebut slum (gubug-gubug).

Pada umumnya di kota-kota besar terdapat masalah-masalah perumahan yang sulit dipecahkan yaitu:

1. Kepadatan penghuni (overcrowding)

Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk berkembang lebih pesat daripada jumlah rumah sehingga kebanyakan orang atau keluarga, sehingga terpaksa harus tinggal bersama-sama dalam satu rumah dengan lain-lain keluarga (3 atau 4 keluarga dalam satu rumah).

2. Perumahan liar (wild occupancy)

Terjadinya rumah-rumah liar ini menimbulkan aspek yang sangat merugikan, baik dari segi keindahan kota, maupun dari segi timbulnya penyakit menular, sebab pada umumnya rumah-rumah liar ini dibuat sembarangan saja, tidak mempunyai kakus, dapur khusus, kamar mandi, serta pembuangan air kotor dan pembuangan sampahnya tidak teratur. Hal inilah yang menyebabkan daerah perumahan liar menjadi sumber penyakit. Jelaslah bahwa perumahan ada hubungannya dengan kesehatan.

Sasaran kesehatan lingkungan -Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

2. Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3. Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis

4. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum

5. Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan perumahan

Di dalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman/perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku, geografi, dan kondisi lokal. Selain itu lingkungan perumahan/pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan tersebut, antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya.

Ada perbedaan corak, bentuk atau keadaan perumahan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni:

Kebijaksanaan pemerintah tentang perumahan yang menyangkut tata guna tanah, program perumahan yang dimiliki dan lain sebagainya.

Status sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan masyarakat, tersedianya bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan masyarakat dan atau dibeli dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur, secara relative akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibandingkan dengan masyarakat yang miskin.

Faktor lingkungan dimana masyarakat itu berada, baik lingkunagn fisik, biologis ataupun sosial.

Suatu daerah dengan lingkungan fisik berupa pegunungan, tentu saja perumahannyaberbeda dengan perumahan di daerah pantai, demikian pula perumahan di daerahberiklim panas, berbeda dengan perumahan di daerah beriklim dingin. Selanjutnya masyarakat yang tinggal di daerah lingkungan biologis yang banyak hewan buasnya tentu saja memiliki bentuk rumah yang lebih terlindung, disbanding dengan perumahan yang terletak di lingkungan biologis yang tidak ada hewan buasnya. Demikian pula lingkungan sosial, seperti adat istiadat, kepercayaan dan lain sebagainya banyak memberikan pengaruh pada bentuk rumah yang didirikan.

Kemajuan teknologi yang dimiliki, terutama teknologi pembangunan.Untuk ini telah sama bahwa masyarakat yang telah maju teknologinya, mampu membangun perumahan yang lebih komplek dibandingkan dengan masyakat yang masih sederhana.

Kebudayaan, di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan beraneka ragam kebudayaan, sehingga corak model rumah dari tiap daerah berbeda sesuai dengan adat-istiadatnya.

RUMAH SEHAT

Pengertian rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.

a. Kebutuhan jasmani misalnya terpenuhi kebutuhan jasmani sperti membaca, menulis, istirahat dan lain-lain.

b. Kebutuhan rohani misalnya , perlindungan terhadap penyakit, cuaca, angin dan sebaginnya.c. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga serta memenuhi syarat kesehatan.

Rumah sehat secara sederhana adalah rumah yang memiliki ruangan terpisah untuk -keperluan hidup sehari-hari dengan ukuran yang memadai, antara lain :kamar tidurruang makan / keluargadapurkamar mandijamban / WCtempat cuci pakaianLINGKUNGAN RUMAH SEHAT

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam lingkungan rumah apabila menghendaki suatu

linkungan yang baik dan sehat adalah :

1.Sampah sampah di tempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang

dilokasi pembuangan sampah (yang jauh dari lingkungan tempat tinggal), atau

dengan pembuatan lubang sampah, dengan menimbun atau dikelolah untuk dibuat

pupuk kandang. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan pembuangan sampah tidak mencemari air tanah, tidak berbau, tidak dipakai untuk sarang penyakit, dan lain-lain.

2. Genangan air, air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu, karena dapat

dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk, masalah ini dapat diatasi dengan

pembuatan parit parit atau selokan agar air dapat mengalir.

3.Sumber Air (sumur), konstruksinya baik dan memenuhi syarat, perlu diperhatikan

saat membuat sumur, jarak minimal dari sumber air kotor (septick tank, sumur

resapan, saluran air kotor yg tidak kedap air) adalah 7 meter, agar sumur tidak

tercemar. Kualitas air tanah dan air minum harus baik dan memenuhi persyaratan kesehatan.4.Tanaman disekitar rumah, pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan

yang gelap dan lembab, diusahakan agar sinar matahari pagi dapat menyinari

rumah, tanpa terhalang oleh pepohonan

5.Kadang hewan (biasanya untuk rumah di pedesaan), letaknya diusahakan agar tidak

terlalu dekat dengan rumah terutama pembungan kotoran, dapat dibuatkan tempat

tempat tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai 6. Lokasi tidak terletak pada daerah rawan bencana.

7. Udara jauh dari pencemaran.

8. Kualitas tanah lokasi perumahan harus baik dan memenuhi persyaratan kesehatan.

9. Sarana dan prasarana lingkungan harus bagus.

SYARAT-SYARAT RUMAH SEHAT

Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya dalam arti luas. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:

1. Sirkulasi udara yang baik, memiliki ventilasi.2. Penerangan yang cukup3. Air bersih terpenuhi4. Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran

5. Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor

6. Bahan bangunan tidak terbuat dari bahan yang berbahaya bagi kesehatan.7. Lantai sebaiknya yang kedap air, dinding kuat dan tidak lembab serta berwarna cerah.

8. Memiliki ruang-ruangan yang tertentu.

9. Pencahayaan alam atau buatan harus cukup.

10. Suhu antara 18o 30o C.

FASILITAS RUMAH SEHAT

Rumah yang sehat harus mempunyai fasititas-fasilitas sebagai berikut:

1. Penyediaan air bersih yang cukup

2. Pembuangan tinja

3. Pembuangan air limbah

4. Pembuangan sampah

5. Fasilitas dapur

6. Ruang berkumpul keluarga

7. Gudang tempat penyimpanan, gudang ini biasa merupakan bagian dari rumah ataupun bangunan tersendiri

8. Kandang ternak, ini daerah pedesaan sebaiknya kandang ternak terpisah dari rumah dan jangan disimpan dibawah kolom rumah ataupun dipekarangan.

MANFAAT RUMAH SEHAT1. Untuk tempat beristirahat, tempat tinggal dan kegiatan hidup harian.2. Melindungi manusia dari cuaca baik / buruk.3. Mencegah penyebaran penyakit menular.4. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar.5. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya.Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit

a) Kebersihan udara

Karena rumah terlalu sempit, maka ruangan-ruangan akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.

b) Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang

Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang karena harus dibagi dalam jumlah yang banyak. Misalnya air. Walaupun kualitasnya baik, tapi karena pemakaian yang banyak maka kuantitasnya menjadi kurang, sehingga penghuni rumah tidak tiap hari mandi atau tiap hari tidak mandi.

c) Memudahkan terjadinya penularan penyakit

d) Privasi dari tiap anggota keluarga terganggu

Karena rumah yang terlalu sempit, maka tidak semua anggota keluarga mempunyai kamar sendiri, sehingga privasinya akan terganggu. Hal ini akan menyebabkan tiap anggota keluarga, terutama anak-anak muda tidak suka tinggal di rumah, yang akan memudahkan timbulnya kejahatan dan kenakalan remaja, serta kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis.

KONSTRUKSI RUMAH

1.Konstruksi Bambu.

Apabila usuk menggunakan bambu, harus diperhatikan dalam pemotongan bambu, diusahakan pemotongannya tepat pada ruas, bila tidak ujung bambu, agar tidak lembab dan menjadi sarang tikus.

2.Lantai rumah.

Harusselalu kering, maka tinggi lantai harus disesuaikan dengan kondisi setempat,

lantai harus lebih tinggi dari muka tanah.

3.Penempatan langit-langit.

Dibuat sedemikian rupa, sehingga masih ada ruang antara, adanya ruang tersebut antara

atap dan langit-langit, agar orang dapat masuk kedalamnya untuk membersihkan ruang

dan perbaikan.

4.Dinding Rumah.

Apabila dibuat dinding rangkap tidak boleh ada ruang antara, karna akan menjadi sarang

tikus, dan bila terbuat dari bata atau sejenisnya diusahakan menggunakan komposisi campuran yg benar dapat dilihat disini.

5.Sudut Kemiringan atap.

Kemiringang atap disesuaikan dengan bahan yang akan dipakai, agar air hujan dapat mengalir dengan baik.

RUMAH YANG TIDAK SEHAT

Rumah dengan kondisi berikut :1. kotor2. ruangan pengap, lembab3. asap dapur tidak keluar dari rumah4. sampah menumpuk5. kamar mandi dan tempat air tidak bersih6. Lantai kamar mandi berlumut7. penggunaan alat elektronik yang tidak tepatUPAYA AGAR RUMAH JADI SEHAT

Yang perlu dilakukan agar rumah menjadi sehat :1. Membuka jendela kamar setiap pagi dan siang.2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari.3. Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari.4. Membuang sampah pada tempatnya.5. Mendapat penerangan yang cukup.6. Dinding diusahakan terang.7. Menata rapi barang di rumah.8. Melakukan penghijauan pada halaman.9. Menguras bak mandi.10. Mengubur barang bekas.Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

Debu Total tidak lebih dari 150 g m3 Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut: a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan b. Dinding

Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara

Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

4. Kualitas Udara Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut : a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C

b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70% c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d. Pertukaran udara

e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur

STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SEHAT DIKELURAHAN

Posted on 25 Februari 2011 by Adisati

Ade Dwi SaputriHasil wawancara dengan Lurah Kelurahan Pasar Bengkulu mengatakan bahwa keadaan pemukiman perumahan di Kelurahan Pasar Bengkulu masih tergolong tidak sehat sebanyak 80%. hal ini karena masih banyaknya rumah penduduk yang tidak mempunyai jamban, sehingga mereka Buang Air Besar (BAB) ke tepi pantai yang lokasinya tidak jauh dibelakang rumah. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran komponen rumah sehat dan gambaran Sarana Sanitasi di Kelurahan Pasar Bengkulu

Kesehatan lingkungan menurut Riyadi, (1986) didefenisikan sebagai kesatuan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainya. Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan mahluk hidup lainnya.

Adapun jenis penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di kelurahan Pasar Bengkulu yang berjumlah 380 KK sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 20% dari populasi yang berjumlah 76 KK. Teknik pengambilan sampel secara random sampling dengan cara membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan.

Hasil wawancara kepada responden yang rumahnya dikatagorikan sehat karena keadaan rumah mereka seperti langit-langit rumah dalam keadaan bersih, dinding rumah mereka sudah permanen, lantai rumah sudah semen yang diplaster dan berkeramik, memiliki jendela kamar, jendela ruang kelurga, ventilasi yang cukup, dan pencahayaannya cukup, sedangkan responden yang rumahnya dikatagorikan tidak sehat karena keadaan rumah mereka seperti tidak mempunyai langit-langit (Plafon), dinding rumah hanya dari papan, lantai rumah masih tanah, tidak memiliki jendela kamar dan ventilasi rumah yang tidak ada. Hasil wawancara kepada responden yang sanitasi rumahnya dikatagorikan sehat karena mereka memiliki sarana air bersih yang cukup, memiliki jamban, memiliki sarana pembuangan air limbah dan memiliki sarana pembuangan sampah sedangkan sanitasi rumahnya dikatagorikan tidak sehat dikarenakan mereka tidak memiliki jamban keluarga dan tidak memiliki sarana tempat pembuangan sampah.

http://lubmazreserach.wordpress.comKemiskinan dan Permukiman Kumuh diPerkotaan

Tulisan ini mencoba untuk memberikan penjelasan tentang upaya untuk mengatasi kemiskinan di perkotaan sekaligus pula untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin.

Peremajaan KotaPendekatan konvensional yang paling populer adalah menggusur permukiman kumuh dan kemudian diganti oleh kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih bermartabat. Cara seperti ini yang sering disebut pula sebagai peremajaan kota bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menghilangkan kemiskinan dari perkotaan.

Kemiskinan dan kualitas lingkungan yang rendah adalah hal yang mesti dihilangkan tetapi tidak dengan menggusur masyarakat telah bermukim lama di lokasi tersebut. Menggusur adalah hanya sekedar memindahkan kemiskinan dari lokasi lama ke lokasi baru dan kemiskinan tidak berkurang. Bagi orang yang tergusur malahan penggusuran ini akan semakin menyulitkan kehidupan mereka karena mereka mesti beradaptasi dengan lokasi permukimannya yang baru.

Di Amerika Serikat, pendekatan peremajaan kota sering digunakan pada tahun 1950 dan 1960-an. Pada saat itu permukiman-permukiman masyarakat miskin di pusat kota digusur dan diganti dengan kegiatan perkotaan lainnya yang dianggap lebih baik. Peremajaan kota ini menciptakan kondisi fisik perkotaan yang lebih baik tetapi sarat dengan masalah sosial. Kemiskinan hanya berpindah saja dan masyarakat miskin yang tergusur semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan karena akses mereka terhadap pekerjaan semakin sulit.

Peremajaan kota yang dilakukan pada saat itu sering disesali oleh para ahli perkotaan saat ini karena menyebabkan timbulnya masalah sosial seperti kemiskinan perkotaan yang semakin akut, gelandangan dan kriminalitas. Menyadari kesalahan yang dilakukan masa lalu, pada awal tahun 1990-an kota-kota di Amerika Serikat lebih banyak melibatkan masyarakat miskin dalam pembangunan perkotaannya dan tidak lagi menggusur mereka untuk menghilangkan kemiskinan di perkotaan.

Aktivitas Hijau oleh Masyarakat MiskinPaling sedikit saya menemukan dua masyarakat miskin di Jakarta yang melakukan aktivitas hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan sembari menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin. Seperti dapat ditemui di Indonesias Urban Studies, masyarakat di Penjaringan, Jakarta Utara dan masyarakat kampung Toplang di Jakarta Barat mereka mengelola sampah untuk dijadikan kompos dan memilah sampah nonorganik untuk dijual.

Aktivitas hijau di Penjaringan, Jakarta Utara dilakukan melalui program Lingkungan Sehat Masyarakat Mandiri yang diprakarsai oleh Mercy Corps Indonesia. Masyarakat miskin di Penjaringan terlibat aktif tanpa terlalu banyak intervensi dari Mercy Corps Indonesia. Program berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kumuh di Penjaringan. Masyarakat di Penjaringan sangat antusias untuk melakukan kegiatan ini dan mereka yakin untu mampu mendaurlang sampah di lingkungannya dan menjadikannya sebagai lapangan pekerjaan yang juga akan berkontribusi untuk mengentaskan kemiskinan di lingkungannya.

Sementara itu aktivitas hijau di kampung Toplang, Jakarta Barat diprakarsai oleh dua orang pemuda kampung tersebut yang juga adalah aktivis Urban Poor Consortium dan mengetahui bisnis pendaurulangan sampah. Kedua orang ini mampu meyakinkan rekan-rekan di kampungnya untuk melakukan kegiatan daur ulang sampah. Seperti yang terjadi di Penjaringan, masyarakat kampung Toplang mendukung penuh dan antusias terhadap bisnis pendaurulangan sampah ini. Malahan mereka optimis bahwa kegiatan mereka juga dapat mendaurulang sampah dari luar kampung mereka dan menciptakan lebih banyak pendapatan bagi masyarakat kampung Toplang.

Kedua aktivitas hijau tersebut adalah wujud pemberdayaan masyarakat miskin untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan sekaligus mengentaskan kemiskinan. Peranan Mercy Corps Indonesia yang memprakarsai program Lingkungan Sehat Masyarakat Mandiri di Penjaringan, Jakarta Utara dan dua orang aktivis pemuda asal kampung Toplang yang memprakarsai aktivitas hijau di kampung Toplang adalah sangat vital dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini. Tanpa inisiatif mereka, pemberdayaan masyarakat miskin tidak akan terjadi dan kemiskinan tetaplah menjadi masalah di kedua permukiman kumuh tersebut.

Penutup Cara untuk mengatasi kemiskinan dan rendahnya kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin adalah tidak dengan menggusurnya. Penggusuran hanyalah menciptakan masalah sosial perkotaan yang semakin akut dan pelik. Penggusuran atau sering diistilahkan sebagai peremajaan kota adalah cara yang tidak berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan.

Aktivitas hijau seperti yang dilakukan oleh masyarakat Penjaringan dan Kampung Toplang merupakan bukti kuat bahwa masyarakat miskin mampu meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan juga mengentaskan kemiskinan. Masyarakat miskin adalah salah satu komponen dalam komunitas perkotaan yang mesti diberdayakan dan bukannya digusur. Solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan dan permukiman kumuh di perkotaan adalah pemberdayaan masyarakat miskin dan bukanlah penggusuran.

http://www.jakartabutuhrevolusibudaya.com/2008/04/14/kemiskinan-dan-permukiman-kumuh-di-perkotaan/

PALEMBANG , Buanasumsel.com Dari 42 titik kumuh yang ada di Palembang masih ada 32 titik pemukiman kumuh yang belum dibenahi.kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya, Fahmi AR , pihaknya menargetkan tahun 2015 semua titik pemukiman kumuh ini bisa selesai.

Sekarang ini kita masih fokus untuk membenahi pemukiman kumuh di sekitar 3-4 Ulu, 5 Ulu sampai 7 Ulu, kata Fahmi, saat ditemui di Pemkot Palembang, Senin (1/8/11).

Di kawasan tersebut, sambung dia, pihaknya sejak tahun 2004 sudah membangun perumahan khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Disini kami juga membangun jalan lingkungan, sanitasi masyarakat dll, tandasnya.

Sementara untuk kawasan kumuh di kawasan lain yang belum dibenahi diantaranya di Gandus, 35 Ilir dan Sematang Borang dll.Untuk di kawasan Seberang Ilir ini, memang belum banyak dilakukan penataan. Tapi, ini menjadi target Pemkot Palembang selanjutnya, jelas dia.

Untuk penataan pemukiman kumuh di kawasan Seberang Ilir ini, kata Fahmi, tidak jauh berbeda dengan penataan pemukiman kumuh di Seberang Ulu.Kita juga membuat perumahan MBR seperti di Seberang Ulu. Kemungkinan juga akan dibangun Rusunawa kembali. Sekarang ini, kalau untuk Seberang Ilir rusunawa baru ada di Jalan Kasnariansyah, paparnya.

Sementara untuk kawasan 3-4 Ulu Kertapati, kemungkinan pada September mendatang, akan dibangun tiga tower di kawasan 3-4 Ulu, Kertapati. Tiap tower diisi 96 unit rumah bertipe 24.Satu tower butuh biaya Rp 13 miliar, katanya. Selain di Kertapati, Fahmi mengatakan pemerintah juga akan membangun perumahan di Ogan Baru dan Panca Usaha. Masing-masing dua tower, sebutnya.

Perumahan bagi pegawai negeri sipil dan anggota TNI/Polri, juga bakal dibangun, sebanyak lima tower. Lokasinya di lahan bekas Tempat Pembuangan Akhir Alang-Alang Lebar seluas 4,5 hektare. Dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera senilai Rp 50 miliar.

Pegawai yang berhak tinggal di kawasan ini ditentukan oleh kementrian perumahan rakyat. Pembangunan rumah ini, kita rencanakan mulai tahun depan, ujarnya. (Mel)

http://buanasumsel.com/32-titik-kumuh-di-palembang-mendapat-perhatian/