rom sendi lansia
TRANSCRIPT
PENGARUH KOMBINASI SENAM PIVOT LANSIA DAN JALAN KAKI
TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION (ROM)
SENDI EKSTREMITAS SUPERIOR LANSIA
DI DESA JUNREJO, KOTA BATU, MALANG
Priyo Prasantoso
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh dari kombinasi senam pivot
lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan rentang gerak sendi/
range of motion (ROM) sendi ekstremitas superior yang diberikan
pada kelompok lansia sebanyak 15 lansia di Desa Junrejo, Kota Ba-
tu, Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra
tes dan pasca tes eksperimental. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental,
tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode yang
memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan),
dengan tujuan ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh sua-
tu kondisi terhadap gejala yang timbul. Pengumpulan data dil-
akukan dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran rentang
gerak sendi, untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil
latihan kelompok lansia. Kegiatan analisis data menggunakan ana-
lisis statistik yang telah dihitung menggunakan uji t paired samples
t-test dengan tingkat kepercayaan =95%(α=0,05).
Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/
range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.
THE INFLUENCE OF COMBINATION ELDERLY PIVOT GYMNAS-
TICS AND WALKING TOWARDS INCREASE RANGE OF MOTION
(ROM) SUPERIOR EXTREMITY JOINT IN ELDERLY OF JUNREJO
VILLAGE, BATU TOWN, MALANG
Priyo Prasantoso
Sport Science Faculty
State University Of Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRACT: This research doing for how far how far the influ-
ence of combination elderly pivot gymnastics and walking towards
increase range of motion extremity superior joint elderly in 15 el-
derly in Junrejo village, Batu town, Malang by means of time up
and go test (TUGT). In this research use eksperimental plan re-
search, exactly semu eksperimental methods where is this methods
purpose to know and compare the influence of an condition towards
appear indication in pre test and post test. The data collection use
range of motion test and meauring technique, to get an objective da-
ta result of elderly exercise program. The data analysis use statistic
analysis with paired t test formula in significant of 95 %( α=0,05)
parametic statistic in SPSS 15. Based on the result of data analysis
with paired samples t test formula, with the significant of data 95%
show that the result of t test hypotesis was accepted, and there are
the significant different of before treatment with the result of after
treatment.
KEYWORD: elderly, pivot gymnastics, walking, range of motion
(ROM), superior extremity joint.
Mengisi masa lansia dengan berbagai aktivitas yang sesuai merupakan
cara untuk menekan rasa ketidakberdayaan seorang lansia itu. Salah satu bentuk
aktifitas fisik yang dapat diberikan adalah senam (Astuti dkk., 2008:105). Senam
pivot lansia merupakan salah satu senam lansia, karena sebagian gerak yang
diberikan merupakan modifikasi dari gerakan senam SKJ lansia yang telah ada.
Selain itu, gerak senam pivot lansia ini juga di kombinasi dengan jalan kaki untuk
memperoleh hasil kualitas peningkatan rentang gerak sendi/ ROM sendi
ekstremitas superior yang lebih baik.
Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan dengan senam bugar
lansia (Astuti, 2008). Ada beberapa indikator fisik yang berhubungan dengan
fungsi pergerakan, yaitu endurance (daya tahan), muscle strength (kekuatan otot),
gait speed (kecepatan jalan) dan Range Of Motion (ROM) (Easton, 1999). ROM
dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah
persendian (Kozier et all., 2004).
Berdasarkan observasi awal, pada kelompok lansia di Desa Junrejo
menunjukkan bahwa dalam kelompok lansia tersebut memiliki potensi yang baik
untuk diberikan perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki, yaitu
karena dalam kelompok lansia memiliki anggota aktif yang cukup sebagai subjek
penelitian yaitu sejumlah 40 anggota lansia, kelompok lansia tersebut belum
pernah melakukan kombinasi gerak senam pivot lansia dan jalan kaki dengan
program latihan yang telah dibuat secara teratur, belum pernah diadakannya
pengukuran mengenai rentang gerak sendi/ ROM sendi. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dan berharap adanya pengaruh dari pemberian
senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan ROM sendi esktremitas
superior lansia.
METODE
Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu di kelompok lansia Desa
Junrejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode eksperimental, tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode
yang memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan), dengan tujuan
ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh suatu kondisi terhadap gejala
yang timbul. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan
prates dan pascates eksperimental.
Populasi penelitian ini adalah anggota kelompok lansia di Desa Junrejo,
Kota Batu, Malang sebanyak 40 orang. Selanjutnya dari populasi tersebut
mengambil 15 sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti pada
penentuan sampel. Sampel lansia sebanyak 15 sampel dari anggota kelompok
lansia di Desa Junrejo. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
dengan tujuan tertentu, maka disebut teknik pengambilan sampel bertujuan atau
purposive sample. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu
kelompok lansia dengan kriteria sebagai berikut: 1) anggota aktif dalam kelompok
lansia di desa Junrejo, 2) lansia yang berumur antara 60 – 80 tahun, 3) lansia yang
mampu berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
penelitian dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan instrumen tes
yaitu: tes pengukuran Range Of Motion (ROM) sendi ekstremitas superior, yaitu
terdiri dari bahu, lengan dan tangan menggunakan alat ukur sudut sendi yang
disebut goniometer dengan satuan sudut. Tes tersebut terdiri dari tes awal (Pre-
test) dan tes akhir (Post-test) yang dicatat hasilnya kemudian dianalisis untuk
pengetesan signifikansi menggunakan analisis data rumus t-test. Data yang
diperoleh diolah dengan teknik statisitik menggunakan rumus t-test untuk sampel-
sampel yang berkorelasi, untuk pengujian hipotesa menggunakan taraf
kepercayaan 95 %(α= 0,05) dan derajat kebebasan N –1 = 14. Yaitu penghitungan
menggunakan SPSS dengan rumus analisis data paired samples t-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek Penelitian
Adapun karakteristik subjek penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini
antara lain, berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1 Sebaran Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik N=15
Jenis Kelamin
Usia Rata-rata
Usia Min
Usia Maks
SD
Laki-laki
Perempuan
0
15
69,93
60
80
7,096
Berdasarkan data pada tabel 4.1 mengenai sebaran karakteristik subjek
penelitian, menunjukkan bahwa subjek penelitian yang ada di desa Junrejo
mayoritas adalah perempuan daripada laki-laki, yaitu 100% dari jumlah subjek
penelitian yang ada. Hal ini dikarenakan minat dan kemauan untuk mengikuti
program latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki pada lansia laki-laki
masih kurang serta mereka para lansia laki-laki lebih memilih beraktivitas di ru-
mah dan bekerja di kebun ataupun sawah. Salah satu masalah ini merupakan
keterbatasan penelitian yang diharapkan nantinya dapat diperbaiki dan ditindak
lanjuti oleh peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa guna mencapai
tingkat keberhasilan yang lebih baik lagi.
Hasil Pengukuran ROM (Range Of Motion) Sendi Ekstremitas Superior Lan-
sia.
Adapun hasil pengukuran ROM sendi ekstremitas superior pada tes awal
(pre test) dan tes akhir (post test) dalam satuan sudut (derajat) pada tabel 4.2 beri-
kut:
Tabel 4.2 Rerata Hasil Pengukuran ROM Sendi Ekstremitas Superior Lansia
pada Tes Awal (pretest) dan Tes Akhir (post test)
No Persendian
Tes Awal Tes Akhir Rerata
Nilai
Min
Nilai
Maks
Nilai
Maks
Nilai
Min
Tes Awal Tes Akhir
1. Shuolder (Sendi Bahu)
- Fleksi 145 180 155 180
163,33
172,33
- Hiperekstensi 30 60 35 70 45,67 48,33
2 Elbow (Sendi Siku)
- Fleksi 125 140 135 145
135
139,67
- Hiperekstensi 0 10 0 10 0,67 1,33
3. Wrist (Sendi Perge-langan Tangan)
- Fleksi 25 75 50 75
49,67
61,67
- Hiperekstensi 35 65 50 70 49,67 58,67
- Radial fleksi 15 55 15 50 27,33 30,67
- Ulnar fleksi 10 45 20 45 27 30,33
Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rerata hasil
pengukuran ROM sendi ekstremitas superior lansia setelah pemberian perlakuan
senam pivot lansia (pada minggu ke-6/ post test). Peningkatan yang terjadi pada
persendian bahu/ shoulder saat fleksi dan hiperekstensi, sendi siku/elbow saat
fleksi dan hiperekstensi, sendi pergelangan tangan/wrist saat fleksi, hiperek-
stensi,radial fleksi dan pada saat ulnar fleksi.
Uji Beda
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan pada bab sebelumnya,
maka dilakukan uji beda dengan menggunakan teknik Paired Samples T-Test.
Hasil dari pengukuran uji beda tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.5 Deskripsi Uji Beda Paired Samples T-Test Paired Samples Test
Paired Differences
T
Mean Std. Devia-tion
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Differ-ence
Lower Upper df Sig. (2-tailed)
Pair 1 BahuFPra - Ba-huFPost
-9.000 8.494 2.193 -13.704 -4.296 -4.104 14 .001
Pair 2 BahuHePra - BahuHePost -2.667 3.200 .826 -4.439 -.895 -3.228 14 .006
Pair 3 SikuFPra - SikuFPost -4.667 4.806 1.241 -7.328 -2.005 -3.761 14 .002
Pair 4 Perg.T.FPra - Perg.T.FPost -12.000 10.316 2.664 -17.713 -6.287 -4.505 14 .000
Pair 5 Perg.T.HePra - Perg.T.HePost -9.000 8.904 2.299 -13.931 -4.069 -3.915 14 .002
Pair 6 Perg.T.RfPra - Perg.T.RfPost -3.333 11.286 2.914 -9.583 2.917 -1.144 14 .272
Pair 7 Perg.T.UfPra - Perg.T.UfPost -3.333 12.630 3.261 -10.328 3.661 -1.022 14 .324
Dari hasil analisis uji beda menggunakan Paired Samples T- Test dari
SPSS di atas didapatkan hasil uji t, mean, dan standar deviasi dari masing-masing
variabel penelitian, yaitu:
Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t hitung =
-4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001.
Sendi bahu ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200,
t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,006.
Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667, SD = 4,806, t hi-
tung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.
Sendi pergelangan tangan ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD =
10,316, t hitung = -4,505 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000.
Sendi pergelangan tangan ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -9,
SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.
Sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33,
SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,272.
Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33,
SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324.
Sehingga, ada perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir, yaitu pada
sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi pergelangan tangan ketika
fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)< taraf nyata α= 0,05 (tingkat
kepercayaan 95%). Sehingga, hipotesis nol ditolak dan hipotesis awal diterima.
Pengaruh Senam Pivot Lansia dan Jalan Kaki terhadap Peningkatan ROM
Sendi Ekstremitas Superior Lansia.
Faktor yang mempengaruhi ROM sendi adalah usia dan jenis kelamin, yai-
tu ROM pada usia tua lebih rendah daripada usia muda dan wanita lebih baik da-
ripada laki-laki (Clark, 2006). Namun menurut Woljcik, et al., (dalam Ulliya, S,
2007:76)., tidak ada perbedaan yang bermakna antara usia dan jenis kelamin pada
ROM sendi. Pada usia 50 tahun keatas yang mengikuti senam Tai-Chi, memiliki
fleksibilitas sendi yang lebih baik, daripada kelompok yang tidak mengikuti se-
nam Susanto (dalam Ulliya, S, 2007:76).
Dengan diberikan latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki ini,
maka secara signifikan dapat meningkatkan ROM sendi ekstremitas superior lan-
sia. Hal ini dibuktikan dengan deskripsi hasil analisis data uji beda, sebagai beri-
kut: (1) Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t
hitung = -4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001. Berdasarkan hasil analisis diatas,
menyatakan bahwa nilai sig (2-tailed)= 0,001< 0,05. Artinya terdapat perbedaan
tes ROM sendi bahu ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombina-
si senam pivot lansia dan jalan kaki. (2) Sendi bahu ketika hiperekstensi pra test-
post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200, t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2-
tailed)= 0,006. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig (2-
tailed)= 0,006< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi bahu ketika
hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia
dan jalan kaki. (3) Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667,
SD = 4,806, t hitung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil
analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya ter-
dapat perbedaan tes ROM sendi siku ketika fleksi antara sebelum dan sesudah per-
lakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (4) Sendi pergelangan tangan
ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD = 10,316, t hitung = -4,505
dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan
bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,000< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi
pergelangan tangan ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi
senam pivot lansia dan jalan kaki. (5) Sendi pergelangan tangan ketika hiperek-
stensi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai
Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa
nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi perge-
langan tangan ketika hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kom-
binasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (6) Sendi pergelangan tangan ketika ra-
dial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan
nilai Sig (2- tailed)= 0,272. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bah-
wa nilai sig(2-tailed)= 0,272> 0,05. Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM
sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi antara sebelum dan sesudah perla-
kuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan
sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi merupakan gerakan yang kurang
banyak diterapkan dalam gerakan senam pivot lansia, serta gerakan sendi bahu ini
jarang dan sulit mengalami peningkatan dikarenakan keterbatasan gerak sendi ini
pada lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.
(7) Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-
3,33, SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324. Berdasarkan
hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,324> 0,05.
Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM sendi pergelangan tangan ketika ulnar
fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan
jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan sendi pergelangan tangan ketika ulnar
fleksi merupakan gerakan yang kurang banyak diterapkan dalam gerakan senam
pivot lansia, serta gerakan sendi ini memiliki keterbatasan gerak sendi ini pada
lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang diberikan kepada kelompok lansia sebanyak
15 orang lansia dengan rentang umur antara 60- 70 tahun. Subyek penelitian ter-
sebut kemudian di tes awal, lalu diberi perlakuan kombinasi senam pivot lansia
dan jalan kaki selama 6 minggu dan dilakukan tes akhir setelah itu menunjukkan
bahwa pada tes awal dan tes akhir yang dibandingkan hasil analisisnya
menggunakan paired sample t-test ada perbedaan yang signifikan antara tes awal
dan tes akhir. Yaitu pada sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi
pergelangan tangan ketika fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)<
0,05 taraf signifikansi 5% (tingkat kepercayaan 95%). Sehingga, ada pengaruh
pemberian perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap pen-
ingkatan Range Of Motion sendi ekstremitas superior lanjut usia di Desa Junrejo,
Kota Batu, Malang.
Saran
Dari hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan oleh peneliti, antara
lain: (1) Bagi Peneliti selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi
nantinya, bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian serupa, maka harus
dengan teliti dan mempertimbangkan kemampuan individu masing-masing lansia.
Sehingga subyek yang diteliti akan lebih mudah dalam pemberian perlakuan. (2)
Bagi Kelompok Lansia. Pemberian aktifitas fisik yang menyenangkan serta tidak
membebani bagi kondisi fisik lansia sangat perlu diberikan, seperti senam, ber-
jalan dan sebagainya. Karena hal itu merupakan tolok ukur seorang lansia dapat
menjaga kebugaran fisiknya. Salah satu caranya, dengan pemberian aktifitas fisik
dalam kelompok-kelompok lansia yang telah ada dan memang perlu ada. (3) Bagi
Pemerintah. Bagi pemerintah pusat dan pemerintah setempat, agar lebih mem-
berikan sarana serta prasarana bagi lansia maupun kelompok lansia tersebut untuk
secara rutin dan teratur melakukan kegiatan aktifitas fisik, seperti senam lansia
ini. Sehingga tingkat kebugaran dan kesejahteraan lansia itu dapat ditingkatkan
dan diperhatikan.
DAFTAR RUJUKAN
Astuti, E., Winarni, S. & Sunarso, I. 2008. Pengaruh Senam Lansia terhadap
Penurunan Keluhan Sakit. Jurnal Kesehatan, (Online), 6 (2): 105-112,
diakses 10 Oktober 2011.
Easton, K., 1999, Gerontology rehabilitation nursing, W.B. Saunders Company,
Philadelphia. Kozier, Barbara, et al. 2004 Assessing, Fundamentals of Nursing: Concepts, Pro-
cess and Practice, 2nd Ed. Pearson Education, Inc.
Ulliya S., dkk. 2007. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap
Fleksibilitas Sendi Lutut pada Lansia di Panti Wreda Wening Wardoyo
Ungaran.. Yogyakarta: Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2007.
(Online),
(http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/71
8pdf), diakses 22 September 2011.
Sihjayadi, Ika. 2009. Pengaruh Free Active Exersice Terhadap Peningkatan
Range of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia
Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. Skripsi tidak
diterbitkan. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Surakarta.