laporan pendahuluan rom

42
LAPORAN PENDAHULUAN RANGE OF MOTION I.Tinjauan umum A. Pengertian ROM ( range of motion) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Rentang pergerakan sendi (RPS) aktif / ROMaktif merupakan latihan isotonik dengan klien secara mandiri menggerakkan setiap sendi ditubuhnya melalui RPS yang lengkap , perenggangan seluruh kelompok otot secara maksimal pada setiap bidang diatas sendi. 2. Rentang pergerakan sendi pasif/Rom pasif merupakan bantuan yang dilakukan oleh orang lain dengan meggerakkan setiap sendi klien secara lengkap dan merenggangkan seluruh kelompok otot secara maksimal pada setiap bidang sendi. B. Tujuan ROM untuk : 1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan. 2. Mengkaji tulang sendi dan otot. 3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi. 4. Memperlancar sirkulasi darah. 1

Upload: pitri-andriyana-kusumastuti

Post on 27-Oct-2015

1.462 views

Category:

Documents


197 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

RANGE OF MOTION

I. Tinjauan umum

A. Pengertian

ROM ( range of motion) adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan

terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing

persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

Dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Rentang pergerakan sendi (RPS) aktif / ROMaktif merupakan latihan isotonik

dengan klien secara mandiri menggerakkan setiap sendi ditubuhnya melalui RPS

yang lengkap , perenggangan seluruh kelompok otot secara maksimal pada setiap

bidang diatas sendi.

2. Rentang pergerakan sendi pasif/Rom pasif merupakan bantuan yang dilakukan oleh

orang lain dengan meggerakkan setiap sendi klien secara lengkap dan

merenggangkan seluruh kelompok otot secara maksimal pada setiap bidang sendi.

B. Tujuan ROM untuk :

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.

2. Mengkaji tulang sendi dan otot.

3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi.

4. Memperlancar sirkulasi darah.

5. Memelihara mobilitas persendian.

6. Mencegah kelainan bentuk.

C. Prinsip Dasar Latihan ROM

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.

2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.

3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,

tanda-tanda vital, dan lamanya tirah baring.

4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,

siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.

5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang

di curigai mengalami proses penyakit.

1

6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan

rutin telah di lakukan.

D. Jenis gerakan

1. Fleksi adalah gerakan menekuk persedian.

2. Ekstensi adalah gerakan meluruskan persendian.

3. Hiperekstensi adalah gerakan meluruskan persendian.

4. Rotasi adalah gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkari aksis

tubuh.

5. Supinasi adalah gerakan memutar keatas.

6. Pronasi adalah gerakan memutar kebawah.

7. Abduksi adalah gerakan satu anggoat tubuh ke arah mendekati aksis tubuh.

8. Adduksi adalah gerakan satu anggoat tubuh ke arah menjauhi aksis tubuh.

9. Oposisi adalah gerakan menyetuh satu persatu jari kanan dan kiri.

E. Pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan penatalaksanaan

1. Pemeriksaan Laboratorium.

a. Pemeriksaan darah dan urine pasien dapat memberikan informasi mengenai

masalah musculoskeletal primer, atau komplikasi yang terjadi sebagai dasar

acuan pemberi terapi. Pemeriksaan darah lengkap meliputi kadar hemoglobin

(biasanya lebih rendah apabila terjadi perdarahan karena trauma), dan hitung

darah putih. Sebelum dilakukan pembedahan, periksa bekuan darah untuk

mendeteksi kecenderungan pendarahan. Karena tulang merupakan jaringan

yang sangat vaskuler.

b. Pemeriksaan kimia darah memberikan data mengenai berbagai macam kondisi

muskuloskeletal, kadar kalsium serum berubahpada osteomalasiya fungsi

2

paratiroit, penyakit paget, tumor tulang metastasis, dan pada imobilisasi lama.

Kadar fosfor serum berbanding terbalik dengan kadar kalsium dan menurun

pada rikets yang berhubungan dengan sindrom malapsorpsi. Fosfatase asam

meningkat pada penyakit paget dan kangker metastasis.fosfatase alkali

meningkat selama penyembuhan patah tulang dan pada penyakit pada

peningkatan aktifitas osteoblas.

c. Metabolisme tulang dapat dievaluasi melalui pemeriksaan tiroid dan

penentuan kadar kalsitosin, gormon paratiroid, dan vitamin D. kadar enzim

serum keratin kinase (CK) dan serum glumatic-oxaloacetic transeminase

(SGOT, aspartae aminotransferase) meningkat pada kerusakan otot. Aldolase

meningkat pada penyakit otot (mis. distrofi otot dan nekrosis oto skelet).

Kadar kalsium urine meningkat pada destruksi tulang (disfungsi paratiroid,

tumor tulang metastasis, myeloma multiple).

2. Pemeriksaan radiologi

a. Sinar-X penting untuk mengevaluasi pasien dengan kelainan musculoskeletal.

Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur erosi dan perubahan

hubungan tulang. Sinar-X multiple diperlukan untuk pengkajian paripurna

struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X korteks tulang menunjukkan adanya

pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas. Sinar-X dapat menunjukkan

adanya cairan, iregularitas, spur, penyempitan, dan perubahan struktur sendi.

b. Computed Termography (CT scan) menunjukkan rincian bidang tertentu

tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau

cidera ligamen atau tendon.

c. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus,

noninvasif yang menggunakan medan magnet gelombang radio, dan komputer

untuk memperhatikan abnormalitas jaringan lunak seperti otot, tendon, dan

tulang rawan.

3. Fisik

a. Pemeriksaan tonus otot

Tonus otot adalah ketegangan minimal suatu otot dalam keadaan

istirahat. Dapat diperiksa dengan beberapa cara yaitu dengan palpasi, gerakan

pasien dan vibrasi.

Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan

pengujian otot secara manual (manual muscle testing MMT). Pemeriksaan ini

3

ditujukan untuk mengetahui kemampuan mengontraksikan kelompok otot

secara volunter.

Prosedur pelaksanaan MMT:

1) Klien diposisikan sedemikan rupa sehingga otot mudah berkontraksi

sesuai dengan kekuatannya.

2) Bagian tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian.

3) Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.

4) Lansia mengkontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen

proksimal.

5) Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi, baik palpasi

pada tendon atau perut otot.

6) Memberikan tahanan pada otot yang bergerak dengan luas gerak sendi

penuh.

7) Melakukan pencatatan hasil MMT.

Kriteria hasil pemeriksaan MMT:

a) Normal (5): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh,

melawan gravitasi dan melawan tahan maksimal.

b) Good (4): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh melawan

gravitasi dan melawan tahanan sedang (moderat).

c) Fair (3): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan

melawan gravitasi tanpa tahanan.

d) Poor (2): mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh tanpa

melawan gravitasi.

e) Trace (1): tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat

dipalpasi.

f) Zero (0): kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi

b. Pemeriksaan luas gerak sendi. Luas gerak sendi (LGS) merupakan luas gerak

sendi yang dapat dilakukan oleh suatu sendi. Tujuan pemeriksaan LGS

adalah untuk mengetahui besarnya LGS suatu sendi dan membandingkannya

dengan LGS sendi yang normal, membantu diagnosis dan menentukan fungsi

sendi.

Pengukuran LGS menggunakan Goniometer:

4

1) Posisi awal posisi anatomi, yaitu tubuh tegak, lengan lurus di samping

tubuh, lengan bawah dan tangan menghadap bawah.

2) Sendi yang di ukur harus terbuka.

3) Berikan penjelasan dan contoh gerakan.

4) Berikan gerakan pasif  2 atau 3 kali.

5) Berikan stabilisasi pada segmen bagian proksimal.

6) Tentukan aksis gerakan baik secara aktif/pasif.

7) Letakkan tangkai goniometer yang statik paralel dengan aksis

longitudinal.

8) Pastikan aksis goniometer tepat pada aksis gerakan sendi.

9) Baca dan catat hasil pemeriksaan LGS.

F. Indikasi dilakukan ROM

1. Pasif

a. Pada daerah dimana terdapat jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan

aktif akan menghambat proses penyembuhan.

b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak memperbolehkan untuk bergerak aktif pada

ruas atau seluruh tubuh misalnya keadaan semikoma, kelumpuhan atau bed rest

total.

c. Pasien usia lanjut dengan mobilitas terbatas.

2. Aktif

a. Pada saat pasien melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas

sendinya secara baik dengan bantuan atau tidak.

b. Pada pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat mengerakkan persendian

sepenuhnya dapat digunakan untuk latihan aerobic.

c. Untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah daerah yang tidak dapat

bergerak.

G. Sasaran ROM

1. Pasif

a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat.

b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur.

c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot.

d. Membantu kelancaran sirkulasi.

5

e. Meningkatkan pergerakan senofial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi

persendian.

f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri.

g. Membantu proses penyembuhan pasca cidera dan operasi.

h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.

2. Aktif

a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontra indikasi sasaran pro serupa dengan

pasif.

b. Memelihara elastitas dan kontraktalilitas fisiologis dari otot yang terlibat

c. Memberikan umpan balik sensoris otot yang berkontraksi.

d. Memberikan rangsangan untuk tulang intregitas jaringan persendian.

e. Meningkatkan sirkulasi.

H. Kontra Indikasi dilakukan ROM

1. Trombus/ emboli pada pembuluh darah.

2. Kelainan sendi atau tulang.

3. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit jantung.

4. Jangan lakukan latihan ini pada sendi yang terinfeksi.

5. Jangan dilakukan pasien yang hypermobility adalah gerakan sendi yang berlebih

misalnya pada orang yang dapat menekuk jempol kebelakang pergelangan

tangan, menepatkan kaki kebelakang kepala karena hal ini dapat mempengaruhi

kerja sendi tubuh lainnya.

I. Cara melakukan latihan

1. Aktif

a. Mengkaji pasien dan rencanakan program latihan yang sesuai untuk pasien.

b. Memberi tahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, area yang akan

digerakkan, dan perannya dalam latihan.

c. Jaga privasi klien.

d. Mengatur pakaian yang dapat menyebabkan hambatan pada gerakan.

e. Angkat selimut jika diperlukan.

f. Anjurakan pasien berbaring dalam posisi yang nyaman.

g. Lakukan latihan ROM aktif.

h. Sendi yang digerakkan yaitu seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki.

1) Latihan leher.

6

a) Fleksi leher kedepan. Minta pasien menggerakkan kepala kebawah

mendekati dada.

b) Ektensi leher. Minta pasien menggerakkan kepala menjauhi dada atau

kearah atas sehingga posisi leher tegak lurus dengan wajah menghadap

kedepan atau posisi normal.

c) Hiperektensi leher. Minta pasien menggerakkan kepala kebelakang

sehingga posisi wajah tengadah atau menghadap keatas.

d) Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 8 kali.

e) Fleksi leher kesisi kanan. Minta pasien menggerakkan kapala ke sisi

kanan mendekati pundak.

7

f) Anjurkan pasien melakukan ekstensi leher dengan cara menggerakkan

kepala ketengah sehingga posisi kepala dan leher lurus.

g) Fleksi leher ke sisi kiri. Minta pasien menggerakkan kepala kesisi kiri.

h) Kembali keposisi ekstensi leher.

i) Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 8 kali.

j) Rotasi leher. Minta pasien memutar leher kekanan dan putar kekiri.

2) Latihan bahu.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi bahu keatas. Minta pasien mengangkat tangan dari sisi badan,

keatas sampai sejajar dengan kepala.

c) Ekstensi bahu. Minta pasien menurunkan tangan dari atas ( sejajar

dengan kepala) kebawah sampai kesisi tubuh.

8

d) Hiperekstensi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan kebelakang

tubuh.

e) Kembali pada posisi semula.

f) Ulangi gerakan sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan

kiri.

g) Fleksi bahu kedepan menyilang. Minta pasien menggerakkan tangan

kanan dari samping tubuh ke depan menyilang hingga mendekati

tangan kiri, kemudian tangan kanan kembali ke posisi semula.

h) Fleksi bahu kebelakang. Minta pasien menggerakkan tangan kanan

disamping tubuh kebelakang tubuh, kemudian tangan kanan kembali ke

posisi semula kesamping tubuh.

i) Ulangi gerakan fleksi bahu menyilang sebanyak 8 kali untuk masing-

masing tangan kanan kanan dan kiri.

j) Sirkumduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan berputar penuh

kedepan dan belakang. Ulangi gerakan ini sebanyak 8 kali.

9

k) Abduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan dari samping tubuh

kearah luar menjauhi tubuh, kemudian angkat keatas sampai keatas

kepala.

l) Adduksi bahu. Minta pasien menurunkan dari atas kepala kearah

mendekati tubuh, sehingga tangan berada disamping tubuh.

m) Ulangi gerakan abduksi dan adduksi bahu sebanyak 8 kali untuk

masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

n) Kembali ke posisi awal, pasien berdiri dengan tangan lurus disisi

tubuh.

o) Rotasi bahu ektsernal. Minta pasien mengangkat lengan atas sampai

sejajar dengan pundak dan fleksi siku, kemudian mengangkat lengan

10

bawah dari sisi tubuh keatas, hingga lengan bawah berada sejajar di

samping kepala.

p) Kembali ke posisi semula, pasien dianjurkan menurunkan tangan dari

atas ( samping kepala) kesisi tubuh pasien dengan posisi lurus.

q) Rotasi bahu internal. Minta pasien mengangkat lengan atas sampai

sejajar dengan pundak ( siku fleksi), kemudian mengerakkan lengan

bawah kebelakang tubuh.

r) Kembali ke posisi semula. Minta pasien menurunkan tangan ke bawah,

sehingga tangan berada di sisi tubuh dengan posisi lurus.

s) Ulangi gerakan rotasi bahu internal dan eksternal sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

3) Latihan siku.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi siku. Minta pasien menekuk lengan bawah hingga mendekati

bahu.

c) Ekstensi siku. Minta pasien meluruskan lengan bawah, sehingga tangan

berada di sisi tubuh.

11

d) Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi siku sebanyak 8 kali untuk masing-

masing tangan kanan kanan dan kiri.

e) Supinasi siku. Minta pasien memutar lengan bawah, hingga telapak

tangan menghadap keatas.

f) Pronasi siku. Minta pasien untuk membalikkan lengan bawah, hingga

posisi telapak tangan menghadap kebawah.

g) Ulangi gerakan supinasi dan pronasi sebanyak 8 kali untuk masing-

masing tangan kanan kanan dan kiri.

4) Latihan pergelangan tangan.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk menggerakkan telapak

tangan dan jari-jari kebawah.

c) Ekstensi pergelangan tangan. Minta pasien meluruskan telapak tangan

sejajar dengan pergelangan tangan.

12

d) Heperesktensi pergelangan tangan. Minta pasien menggerakkan telapak

tangan dan jari-jari tangan kebelakang atau kearah dada,

e) Ulangi gerakan fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi pergelangan tangan

sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

f) Abduksi pergelanagn tangan. Minta pasien untuk menggerakkan

telapak tangana kearah samping menuju jari kelingking, pergelangan

tangan dalam posisi pronasi.

g) Adduksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk menggerakkan

telapak tangan menuju ibu jari, pergelangan tangan dalam keadaan

pronasi.

13

h) Ulangi gerakan abduksi dan adduksi pergelangan tangan sebanyak 8

kali untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

5) Latihan jari-jari tangan.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi jari tangan. Minta pasien membuata kepalan tangan atau tinju.

c) Ekstensi jari tangan. Minta pasien meluruskan jari-jari tangan.

d) Hiperekstensi jari-jari tangan. Minta pasien mengerakkakn jari-jari

tangan keatas secara bersama-sama atau jari-jari dirapatkan.

e) Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari tangan sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

f) Abduksi jari tangan. Minta pasien merenggangkan jari-jari tangan dan

ibu jari.

g) Adduksi jari-jari tangan. Minta pasien untuk merapatkan jari-jari

tangan dan ibu jari.

h) Ulangi gerakan abduksi dan adduksi jari-jari tangan sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

14

i) Gerakan kombinasi kelima gerakan tersebut. Fleksi jari kelingking dan

ibu jari. Minta pasien mempertemukan kedua jari ( oposisi) tersebut.

Selanjutnya, lakukan abduksi jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis,

dengan meminta pasien merapatkan ketiga jari tersebut.

j) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan

kanan kanan dan kiri.

6) Latihan paha.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi paha. Minta pasien menggerakkan kaki kanan, posisi kaki sejajar

dengan kaki kiri kedepan dan keatas.

c) Ekstensi paha. Minta pasien menggerakkan kaki kanan, dari atas

kebawah hingga posisi sejajar kembali dengan kaki kiri seperti semula.

15

d) Hiperekstensi paha. Minta pasien untuk menggerakkan kaki kanan

dengan posisi sejajar dengan kaki kiri, kebelakang tubuh.

e) Ulangi gerakan fleksi, ekstensi, dan hiperekstensi sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

f) Abduksi paha. Minta pasien untuk menggerakkan kaki dari posisi

sejajar kearah luar atau kesamping menjauhi tubuh.

g) Adduksi paha. Minta pasien menggerakkan kaki dari posisi abduksi

keposisi menyilang kekaki kiri.

h) Ulangi gerakan abduksi dan adduksi paha sebanyak 8 kali untuk

masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

k) Sirkumduksi paha. Minta pasien menggerakkan kaki kebelakang tubuh,

kemudian putar kaki kearah dalam keluar atau sebaliknya. Ulangi

gerakan ini sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan kanan

dan kiri.

16

i) Rotasi paha dalam. Minta pasien menggerakkan kaki kanan kearah kaki

kiri.

j) Rotasi paha luar. Minta pasien menggerakkan kaki kanan menjauhi

kaki kiri.

k) Ulangi gerakan rotasi paha dalam dan luar sebanyak 8 kali untuk

masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

7) Latihan lutut.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu berdiri di lantai

dengan tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi lutut. Minta pasien mengangkat kaki kanan kearah belakang

paha.

c) Ekstensi lutut. Minta pasien menurunkan atau meluruskan kaki kanan,

dari paha keposisi sejajar dengan kaki kiri.

17

d) Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi sebanyak 8 kali untuk masing-

masing tangan kanan kanan dan kiri.

8) Latihan pergelangan kaki.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Fleksi plantar. Minta pasien mengangkat telapak kaki kanan setinggi 5

cm dari lantai, lalu gerakkan pergelangan kaki ke plantar, sehingga

posisi jari-jari tertarik kebawah atau kearah lantai. Posisi tumit menjadi

lebih tinggi dari pada posisi jari-jari kaki.

c) Ekstensi dorsal. Minta pasien menggangkat telapak kaki kanan setinggi

5 cm, kemudian gerakkan telapak kaki kearah dorsal, sehingga jari-jari

kaki tertarik keatas atau kearah lutut.

d) Ulangi gerakan fleksi plantar dan eksternal dorsal sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

9) Latihan kaki.

18

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi duduk

ditepi tempat tidur atau duduk dibangku atau berdiri di lantai dengan

tangan sejajar dengan tubuh.

b) Eversi sendi kaki. Minta pasien menggerakkan telapak kaki kearah

samping atau kearah luar.

c) Inversi sendi kaki. Minta pasien menggerakkan telapak kaki kearah

tengah telapak kaki.

d) Ulangi gerakan inversi dan eversi sendi kaki sebanyak 8 kali untuk

masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

e) Fleksi jari-jari kaki. Minta pasien menggerakkan jari-jari kaki kearah

bawah.

f) Ekstensi jari-jari kaki. Minta pasien meluruskan jari-jari kaki.

g) Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari sebanyak 8 kali untuk

masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

19

h) Abduksi jari-jari kaki. Minta pasien merenggangkan jari-jari kaki

kearah luar.

i) Adduksi jari-jari kaki. Minta pasien merapatkan jari-jari kaki.

j) Ulangi gerakan abduksi dan adduksi jari-jari kaki sebanyak 8 kali

untuk masing-masing tangan kanan kanan dan kiri.

2. Pasif

a. Jelaskan apa yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan tersebut.

b. Anjurkan pasien bernafas normal selama latihan.

c. Anjurkan pasien untuk melakukan gerakan sesuai yang kita ajarkan.

d. Sendi yang digerakkan yaitu seluruh persendian tubuh atau hanya pada

ektremitas yang terganggu dan klien tidak dapat melakukannya secara sendiri.

1) Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur. Lengan ditarik sejajar dengan bahu.

b) Lengan bawah fleksi, sehingga telapak tangan dan jari-jari tangan pada

posisi vertikal. Tangan kiri perawat memegang pergelangan tangan

kanan pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan

pasien.

20

c) Lakukan gerakan fleksi kedepan pada pergelangan tangan pasien.

Perawat menggerakkan telapak tangan dan jari-jari tangan pasien

kearah depan, sehingga telapak tangan dan jari-jari pada posisi

horizontal.

d) Kembalikan tangan pada posisi semula.

e) Lakukan gerakan fleksi kebelakang pada pergelangan pasien. Perawat

menggerakkan telapak dan jari-jari tangan pasien kearah belakang,

sehingga telapak tangan dan jari-jari tangan pada posisi horizintal.

f) Ulangi gerakan fleksi kedepan, ekstensi, dan fleksi kebelakang secara

berurutan sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan kiri.

2) Fleksi dan ekstensi siku.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh dengan telapak

tangan menghadap keatas. Tangan kiri perawat diletakkan diatas siku

pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan pasien.

21

c) Lakukan gerakan fleksi siku. Perawat mengangkat lengan bawah

kearah atas, sehingga posisi lengan bawah pasien tegak lurus atau

vertikal.

d) Kembali ke posisi semula.

e) Ulangi gerakan diatas sebanyak 8 kali untuk masing-masing tangan

kanan dan kiri.

3) Pronasi dan supinasi lengan bawah.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur dan kedua tangan lurus sejajar dengan

posisi.

b) Posisi lengan fleksi, yaitu tangan kiri perawat memegang pergelangan

tangan kanan pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak

tangan pasien.

c) Lakukan gerakan pronasi siku. Perawat memutar lengan bawah pasien

kearah luar atau ke arah perawat, sehingga telapak tangan menghadap

keluar.

22

d) Kembalikan ke posisi semula.

e) Lakukan gerakan supinasi lengan bawah. Perawat memutar lengan

bawah pasien kearah dalam, sehingga telapak tangan menghadap

ketubuh pasien.

f) Kembali ke posisi semula.

g) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan

kiri.

4) Fleksi dan ekstensi bahu.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Tangan pasien lurus sejajar dengan tubuh dan telapak

tangan ,menghadap ketubuh pasien. Tangan kiri perawat memegang

siku kanan pasien dan tangan kanan perawat memegang telapak tangan

pasien.

23

c) Lakukan gerakan fleksi bahu. Perawat mengangkat tangan kanan

pasien keatas. Sehingga posisi tangan kanan pasien tegak lurus atau

vertikal.

d) Kembali ke posisi semula.

e) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan

kiri.

5) Abduksi dan adduksi bahu.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh , telapak tangan

menghadap keatas. Tangan kiri perawat memegang bagian atas siku

pasien, tangan kanan perawat memegang punggung telapak tangan

pasien.

c) Lakukan gerakkan abdukasi bahu. Perawat menggerakkan tangan

pasien menjauhi tubuhnya atau kearah perawat.

d) Kembali ke posisi semula.

e) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing –masing bahu kanan dan

kiri.

6) Rotasi bahu.

24

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi lengan kanan bawah pasien tegak lurus dengan siku fleksi.

Tangan kiri perawat memegang siku, tangan kanan perawat memegang

telapak tangan pasien, sehingga posisi lengan bawah pasien tegak lurus

atau posisi vertikal.

c) Perawat mengerakkan lengan bawah kearah depan atau kebawah

sampai telapak tangan menyentuh tempat tidur.

d) Perawat mengangkat lengan bawah keatas kembali ke posisi awal.

e) Perawat menggerakkan lengan bawah kebelakang sampai punggung

tangan menyentuh tempat tidur, sehingga telapak tangan menghadap

keatas.

f) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing tangan kanan dan

kiri.

7) Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

25

b) Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat memegang

pergelangan kaki dan tangan kanan perawat memegang jari kaki

pasien.

c) Lakukan gerakan fleksi jari–jari kaki depan. Perawat mengerakkan jari-

jari kaki kebawah atau kearah permukaan tempat tidur.

d) Lakukan gerakan ekstensi jari-jari kaki untuk kembali ke posisi semula.

e) Lakukan gerakan fleksi jari-jari kaki kebelakang, dengan cara perawat

menggerakkan jari-jari kaki kebelakang atau kearah dorso pedis.

Kemudian, kembali ke posisi ekstensi jari-jari kaki.

f) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

8) Inversi dan eversi kaki.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat memegang bagian

atas pergelangan kaki dan tangan kanan perawat memegang telapak

kaki pasien, sehingga posisi telapak kaki ekstensi.

26

c) Lakukan gerakan inversi kaki. Perawat menggerakkan telapak kaki

kearah dalam atau kearah kaki kiri, sehingga telapak kaki menghadap

kearah kaki kiri.

d) Kembali ke posisi semula.

e) Lakukan gerakan eversi kaki. Perawat menggerakkan telapak kaki

keluar atau kearah perawat, sehingga telapak kaki menjauhi kaki kiri.

f) Kembali keposisi semula.

g) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

9) Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi kaik kanan pasien lurus, tangan kiri perawat memegang bagian

atas pergelangan kaki, tangan kanan perawat memegang telapak kaki

pasien, sehingga telapak kaki pada posisi ekstensi.

27

c) Lakukan gerakan fleksi pergelangan kaki ke belakang. Perawat

menggerakkan telapak kaki kearah atas atau kearah dada pasien,

sehingga jari-jari pasien tertarik kebelakang.

d) Laukan gerakan ekstensi pergelangan kaki untuk kembali ke posisi

semula.

e) Lakukan gerakan fleksi pergelangan kaki kedepan. Perawat

menggerakkan telapak kaki pasien kebawah mendekati tempat tidur

atau menjauhi dada pasien.

f) Kembali ke posisi ekstensi.

g) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

10) Fleksi dan ekstensi lutut.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi kaki kanan pasien lurus, letakkan tangan kiri pasien dibawah

lutut pasien dan tangan kanan perawat dibawah tumit pasien.

28

c) Lakukan gerakan fleksi lutut. Perawat mengangkat kaki kanan pasien

keatas setinggi 8 cm, kemudian tekuk lutut kearah dada.

d) Lakukan gerakan ekstensi lutut untuk kembali ke posisi semula.

Perawat menurunkan kaki pasien kebawah kearah tempat tidur dan

luruskan lutut.

e) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing lutut kanan dan kiri.

11) Rotasi pangkal paha.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posisi kaki kanan lurus, letakkan tangan kiri perawat diatas lutut pasien

dan tangan kanan perawat diatas pergelangan kaki pasien.

c) Perawat menggerakkan kaki kanan pasien kearah dalam atau kearah

kaki kiri pasien .

29

d) Kembali ke posisi semula.

e) Perawat menggerakkan kaki kanan pasien kearah ,luar atau kearah

perawat .

f) Kembali ke posisi semula.

g) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

12) Adduksi dan abduksi pangkal paha.

a) Atur posisi pasien sebelum latihan dilakukan, yaitu dengan posisi tidur

terlentang diatas tempat tidur.

b) Posis kaik kanan pasien lurus, tangan kiri perawat diletakkan dibawah

lutut pasien dan tangan kanan perawat diletakkan dibawah tumit

pasien.

c) Perawat mengangkat kaki kanan pasien setinggi 8 cm dari tempat

tidur.

30

d) Lakukan gerakan adduksi pangkal paha. Perawat mengangkat kaki

kanan pasien kearah menjauhi kaki kiri pasien atau kearah perawat.

e) Lakukan gerakan abduksi, dengan cara mengangkat kaki kanan pasien

kearah mendekaki kaki kiri.

f) Ulangi gerakan diatas 8 kali untuk masing-masing kaki kanan dan kiri.

J.  Dokumentasi

Hal yang perlu didokumentasikan pada ROM

1. Respon pasien

2. Jenis ROM yang dilakukan

3. Tanggal , waktu

4. Nama perawat

31

DAFTAR PUSTAKA

Berman, Audrey dkk. ( 2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis edisi V . Jakarta :

EGC.

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah edisi VIII. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

edisi V). Jakarta: EGC.

Suratun .dkk. ( 2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal . Jakarta : EGC.

32