tatalaksana kedokteran fisik dan …hemofilia.or.id/wp-content/uploads/2019/10/005-prof...sendi...
TRANSCRIPT
TATALAKSANA KEDOKTERAN
FISIK DAN REHABILITASI
PADA
HEMOFILIA
Angela B.M.Tulaar,
Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi, FKUI-
RSUI
1.KAKI
2.LUTUT
3.PANGGUL
4.SIKU
5.BAHU
1.LENGAN ATAS (DELTOID)
2.LENGAN BAWAH (BICEPS)
3.PAHA (QUADRICEPS)
4.TUNGKAI BAWAH
(GASTROCNEMIUS)
5.ILIOPSOAS (INGUINAL)
Kualitas Hidup
• kualitas hidup menurut apa yang diinginkan
seseorang secara individual
• dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
usia, aktivitas dan kegiatan, fungsi dan
kemampuan, serta harapan hidup seseorang :
- masa anak
- masa remaja
- dewasa dan berkeluarga
• Usia harapan hidup sama dengan orang lain
Komplikasi
Muskuloskeletal (Konig, 1967)
• Hemophilic
haemarthrosis
• Hemophilic synovitis
• Hemophilic arthropathy:
Tahapan : - hemartrosis;
- tahap inflamasi (panarthritis);
- tahap regresif (kontraktur, etc.)
HAEMARTHROSIS
• Spontan (haemophilia berat)
• Pasca trauma (haemophilia sedang & ringan )
• Aura perasaan tegang atau tekanan di dalam sendi saat untuk menambah faktor
• Sendi bengkak, nyeri, keterbatasan gerak
• Pemberian replacement factor untuk mencapai kadar plasma 30-50%
• Analgesik (yang tidak ada inhibisi fungsi platelet)
HAEMARTHROSIS
• Tatalaksana PRICE :
- Proteksi: NWB 24-48 jam
- Rest (Istirahat)
- Ice (kompres dingin)
- Compression(penekanan)
- Elevation
• Rest (Istirahat), dengan atau tanpa bidai,
membatasi cedera selanjutnya dan
mengurangi nyeri, tetapi istirahat
berkepanjangan akan menimbulkan risiko
atrofi otot dan kontraktur.
• Bengkak dan udem menandakan adanya
darah di dalam ruang sendi dan membuat
radang jaringan sekitar. Balut tekan dapat
mengurangi pembengkakan jaringan
lunak, tetapi hanya berdampak kecil pada
perdarahan.
• Elevasi anggota gerak yang sakit
membatasi bengkak, namun demikian
tidak terlalu praktis bagi anak dan remaja
yang aktif.
• Es/dingin mengurangi nyeri, peradangan
dan kerusakan jaringan, juga
memperlambat aliran darah, fungsi platelet
(thrombosit) dan reaksi enzimatik,
termasuk konversi prothrombin ke
thrombin. Es sebaiknya diaplikasikan
hanya setelah diberikan cukup faktor
pengganti (kecuali tidak ada persediaan).
HAEMARTHROSIS
• Tatalaksana
- bertahap kembali ke FWB (pembebanan penuh) :
hidroterapi, shock-absorbing insoles, walker/crutch, ortosis protektif (mencegah dorsifleksi), sepatu boot musim dingin, awalnya beberapa langkah kecil, aktivitas impact & torsional.
Synovitis
• Haemarthrosis berulang synovitis arthropathy penurunan kemampuan
• Synovia yang hiperplastik lebih rentan akan perdarahan siklus visiosus
• Sendi bengkak, seringkali tidak nyeri, umumnya tidak mengganggu gerak sendi (ROM)
• 2 faktor prognostik untuk recidivasi:
1. usia cedera
2. lingkungan sosial (bagi pengobatan)
KOMPONEN DARAH & KERUSAKAN SENDI
synovium aktif secara
katabolik(terpapar
komponendarah)
kerusakankartilago(tulangrawan)
Darahintraartikuler
mempunyai efeklangsung
merusak tulangrawan sebelum
perubahansinovium
(kerusakan sendidapat terjadisebelum ada
bukti peradangansinovium
Kerusakantulang rawan
sendi synovitis sebagai
konsekuensi
Roosendaal G; Lafeber FP.Van Creveldkliniek and National Hemophilia
Center, Semin Thromb Hemost. 2003; 29(1):37-42 (ISSN: 0094-6176)
Jansen NWD, Roosendaal G; Bijlsma JWJ, Theobald M, Lafeber FPJG
Van Creveldkliniek and National Hemophilia Center, Semin Thromb
Hemost. 2007; 10th Musculoskeletal Congress, Stresa, Italy, May 2007
Kerusakan sendi diinduksi darah
• Darah dalam sinovium
• in GlikosAminoGlikan
• in kandungan DNA
• in MatrixMetalloProtease
• APOPTOSIS KONDROSIT
• KERUSAKAN KARTILAGO
Synovitis
• Tatalaksana sedini mungkin !
• Ultrasonografi sebelum terapi
• Replacement factor sampai 30%
• Analgesia selama 6 minggu
• Selama minggu 1: ukur perimeter
sendi pagi & sore;
• Apabila malam bertambah > 15%
hiperaktif bidai (pengendali fleksi)
Synovitis
• Akhir minggu 1: rehabilitasi :
- latihan terapeutik isometrik
- latihan terapeutik dibantu (assisted)
• Akhir minggu 2 : USG ulang (pantauan), diulang minggu 4 & 6; ukur lingkar sendi setiap hari
• Splint (bidai) pada posisi fleksi 15°
• Setelah 2 minggu: 20° mobilitas sendi harus dibebaskan setiap satu minggu
Haemophilic arthropathy
• Tahapan :
- haemarthrosis;
- tahap inflamasi
(panarthritis);
- tahap regresi
(kontraktur, dll.)
(Konig, 1967)
Haemophilic arthropathy
• Manifestasi klinis:
- nyeri;
- rentang gerak sendi;
- perubahan anatomik permukaan persendian;
- deviasi dari axis;
- hipotrophy otot gaya Abnormal
Gangguan Mekanik hemophilic arthropathy
Haemophilic arthropathy
• Manifestasi radiologik (pencitraan):
- jebakan artikuler (penurunan tinggi persendian);
- osteophytes (respons terhadap degenerasi tulang rawan sendi & perubahan bentuk tulang subkondral: 1. terbentuk sekitar perifer persendian marginal osteophyte,
2. sepanjang insersi capsuler (simpai sendi) capsular osteophyte,
3. penonjolan dari permukaan tulang rawan yang rusak (degenerasi) central osteophyte
- kista subkondral berhubungan dengan sendi kerusakan permukaan persendian cedera kistik lebih besar fraktur patologis
Evaluasi
Fungsi
Manfaat
1. Penilaian berantai (serial assessment) individu dan populasi dalam kurun waktu.
2. Penilaian setelah suatu perdarahan hebat sendi atau otot dan dokumentasi pemulihanlengkap.
3. Sebagai pedoman rehabilitasi pasca bedah dan menilai keluaran prosedur pembedahan.
4. Aplikasi penilaian keluaran (outcome assessment) dalam penelitian klinik.
PAIN SCORE: 0 - 3Scoring key
0 = No pain, no functional deficit, no Analgesic use except with
acute haemarthrosis
1 = Mild pain, does not interfere with occupation nor with
activities of daily living; may require occasional non-narcotic
analgesic
2 = Moderate pain, partial or occasional interference with
occupation or Activities of daily living
3 = Severe pain, interferes with occupation or activities of daily
living, requires frequent use of non-narcotic and narcotic
medications
Pain instrument recommended by the orthopaedic advisory committee of the World Federation of Haemophilia.
Klulowska A, Czyrny Z, Laguna P et al. Correlation between clinical, radiological and ultrasonographical image
of knee joints in children with haemophilia. Haemophilia 2001;7: 286-92.
Type of change Finding ScoreOsteoporosis Absent 0
Present 1
Enlarged epiphysis Absent 0
Present 1
Irregular subchondral surface Absent 0
Partially involved 1
Totally involved 2
Narrowing of joint space Absent 0
Joint space >1mm 1
Joint space <1 mm 2
Subchondral cyst formation Absent 0
1 cyst 1
>1 cyst 2
Erosions of joint margins Absent 0
Present 1
Gross incongruence of articulating bone ends Absent 0
Present 1
Joint deformity (angulation and/or displacement Absent 0
between articulating bones) Slight 1
Pronounced 2
Possible joint score 0-13
WFH Pettersson scale of haemophilic arthropathy.
Greene WB, Yankaskas BC, Guilford WB. Roentgenographic classifications of hemophilic arthropathy: comparison of three systems
and correlation with clinical parameters. J Bone Joint Surg Am 1989;71-A:237-44.
Perubahan degeneratif kronik
akibat perdarahan sendi
• Struktural :
sinovitis dengan penebalan sendi yang teraba, yang sering merupakan tanda pertama perdarahan sendi kronik pada anak-anak.
• Fungsional:
ROM berkurang
konsekuensi
penggunaan
berkurang
massa & kekuatan
otot anggota gerak
menurun
ORTHOSES
untuk :
- imobilisasi
- proteksi
- pembidaian
serial
- penunjang
LATIHAN
TERAPEUTIK
Penguatan:
-isometrik
-isotonik
Ketahanan
ROM (gerak
sendi)
Latihan dalam air
(Aquatic exercise)
Ideal untuk semua usia & tingkat kebugaran;
Berbagai alat Bantu meningkatkan tahanan dalam air kerja menjadi lebih menantang.
Pemilihan olahraga
yang tepat
• Umur
• Situasi keluarga
• Tipe tubuh
• Lokasi khusus setiap perdarahan
• Risiko yang ada
• Olahraga terorganisasi atau tidak
• Tingkat ketrampilan
• Karate?
• Olahraga kontak
• Peralatan protektif yang diperlukan?
Kategori 1 : Aman dan
direkomendasikan untuk
kebanyakan insan
hemofilia.
• Latihan dalam air
(Aquatic / water
exercise)
• Panahan
• Mancing
• Golf
• Mendaki gunung
• Bela diri (Martial
arts), Tai Chi
• Berlayar
• Snorkeling
• Sepeda static
• Berenang
• Jalan kaki
Kategori 1,5 : Aman
sampai risiko
sedang
• Bersepeda (Bicycling)
• Pilates
• Treadmill
• Latihan sirkuit (circuit training)
• Alat mendayung (rowing machine)
• Angkat berat (Weight Lifting /
Resistance Training)
Kategori 2 : Risiko
sedang
– Yoga
– Aerobics; Bowling
– Cardio Kickboxing
– Cross-Country Skiing
– Dance
– Jogging / Berlari
– Jumping Rope
– Menyelam (Recreational Diving)
• Tennis
• Rowing / Crew
• Roller skating /Blading
• Panjat Tebing (Rock
Climbing (Indoor
/chalenge course
Kategori 2,5 : Risiko sedang
sampai berat / bahaya
1. Baseball / Softball
2. Bola Basket
3. Canoeing / Kayaking / River
4. Rafting (Arung Jeram)
5. Cheerleading
6. Downhill Skiing
7. Gymnastics
8. Horseback Riding
9. Ice Skating
10. Jet Skiing
11. Martial Arts (Karate / Kung Fu / Tae Kwon Do)
12. Mountain Biking
13. Racquetball
14. Scuba Diving (Menyelam)
15. Skateboarding (Papan Luncur)
16. Soccer
17. Surfing (Selancar air)
18. Track and Field
19. Volleyball
20. Waterskiing
Bola Basket
• sendi bahu, siku, lutut dan kaki;Ketrampilan individual (dribbling, shooting)
tanpa kontak dengan pemain lain;Permainan insidentil walaupun tanpa supervisi lebih aman daripada permainan kompetisi yang mempunyai risiko kontak dan benturan lebih keras serta stres pada sendi;
• Benturan risiko pada situasi pertandingan / kompetisi;
• sepatu olahraga basket berkualitas baik yang membungkus pergelangan kaki tinggi (high-top);
• bantalan lutut, penopang pergelangan tangan dan pelindung mata (terutama pada permainan kompetisi);
• mengenal teman main & lawan main tingkat kontak / benturan dapat disesuaikan, menghindari permainan kasar.
Kategori 3 : Berbahaya
• BMX Racing
• Boxing
• Competitive Diving
• Football / Futsal
• Hockey (Field, Ice,
Street)
• Lacrosse
• Motorcycling /
Motocross Racing
• Power Lifting
• Rock Climbing
(Outdoors)
• Rodeo ; Rugby
• Snowmobiling
• Trampoline
• Weight Lifting/ Power
Training
• Wrestling
Penyakit
Illness
Trauma
Human Functioning
Bayi sampai usia lanjut
• Muskuloskeletal
• Neuromuskuler
• Kardiorespirasi
• Sensori-persepsi
• Kognisi
• Keterampilan
Sosial
• Komunikasi
Gangguan fungsi
Keterbatasan beraktivitas
Hambatan berpartisipasi
dan berperan
Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi
Kompetensi medis
Patologi Penyakit
Proses Pemulihan
Plastisitas Otak
Biomolekuler
Biomekanika
Kinesiologi
Proses pembelajaran
Fisiologi aktivitas
Energy expenditure
gerakan
• Terapi medik
Terapi fisik
Terapi remedial
Terapi psiko-
behavior
Ortotik-prostetik
Alat bantu
Pemulihan
Human Functioning
Usia
Kesehatan
Kebugaran
Lingkungan
Tugas/Pekerjaan
Psiko-Sosio-
Kultur-Spiritual
Aktivitas Kehidupan
Sehari-hari (Activity of
Daily Living = ADL)
Produktivitas
Aktivitas Santai/Hobby
Pendekatan Holistik Human Functioning pada
Tatalaksana Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
(Tulaar ABM, 2010).
TERIMA KASIH