pengertian terapi rom

24
Range Of Motion (ROM) A. Pengertian ROM (Range Of Motion) ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan), rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki). Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit, ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi.

Upload: asep-ramdan

Post on 09-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rom ekstermitas

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Terapi ROM

Range Of Motion (ROM)

A. Pengertian ROM (Range Of Motion)

        ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi

pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Potongan sagital

adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri

dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian

depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi

bagian atas dan bawah.

        Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.

Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,

gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul).

Pada potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi

dan inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),

rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).

        Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi dalam

mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak, dan

gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,

ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi.

Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat menggunakan

setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.

Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain

dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang

terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi,

fasia, pembuluh darah dan saraf.

        Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya

kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai

gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan

yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan

menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus

otot (Potter & Perry, 2005).

Page 2: Pengertian Terapi ROM

B. Tujuan ROM (Range Of Motion)

Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot

2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

3. Mencegah kekakuan pada sendi

4. Merangsangsirkulasidarah

5. Mencegahkelainanbentuk, kekakuandankontraktur

C. Manfaat ROM (Range Of Motion)

Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan

2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot

3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi

4. Memperlancar sirkulasi darah

5. Memperbaiki tonus otot

6. Meningkatkan mobilisasi sendi

7. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan

D. Prinsip Latihan ROM (Range Of Motion)

Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya : 

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari

2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.

3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,

tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.

4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,

siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.

5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di

curigai mengalami proses penyakit.

6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan

rutin telah di lakukan.

Page 3: Pengertian Terapi ROM

E. Jenis-jenis ROM (Range Of Motion)

ROM dibedakan menjadi duajenis, yaitu :

1. ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan

menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien

dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak

sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara

menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif

adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri

secara aktif.

2. ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain

(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai

dengan rentang gerak yang normal (klienpasif). Kekuatanotot 50 %.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan

keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang

gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis

ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian

dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan

menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh

persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu

melaksanakannya secara mandiri.

Page 4: Pengertian Terapi ROM

F. Indikasi dan Sasaran ROM

1. ROM Aktif :

Indikasi :

a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan

menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.

b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan

persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM (Active-Assistive ROM,

adalah jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari

luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer

memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan).

c. ROM Aktif dapat digunakan untuk program latihan aerobik.

d. ROM Aktif digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan

dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.

Sasaran :

a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran ROM Aktif

serupa dengan ROM Pasif.

b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak

dari kontrol gerak volunter.

c. Sasaranspesifik:

Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang

terlibat

Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi

Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan

persendian

Meningkatkan sirkulasi

Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik

2. ROM Pasif

Indikasi :

a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila

dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan

Page 5: Pengertian Terapi ROM

b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif

pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau

bed rest total

Sasaran :

a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat

b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur

c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot

d. Membantu kelancaran sirkulasi

e. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi

persendian

f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri

g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi

h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien

1. Kontraindikasi dan Hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM

Kontraindikasi dan hal-hal yang harus diwaspadai pada latihan ROM

a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu

proses penyembuhan cedera.

Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas

gerakan yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan

memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan

Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang

salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan

b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya

membahayakan (life threatening)

PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar,

sedangkan AROM pada sendi ankle dan kaki untuk

meminimalisasi venous stasis dan pembentukan trombus

Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan

lain-lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan

dalam pengawasan yang ketat

Page 6: Pengertian Terapi ROM
Page 7: Pengertian Terapi ROM

2. Keterbatasan dalam Latihan ROM

a. ROM Aktif

Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan

kekuatan.

Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali

dengan menggunakan pola gerakan.

b. ROM Pasif

ROM Pasif tidak dapat :

Mencegah atrofi otot

Meningkatkan kekuatan dan daya tahan

Membantusirkulasi

3. Macam-macam Gerakan ROM

Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :

a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.

b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.

c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.

d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.

e.  Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.

f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.

g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak

membentuk sudut persendian.

h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak

membentuk sudut persendian.

i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan

bergerak ke bawah.

j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan

bergerak ke atas.

k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan

pada tangan yang sama.

Page 8: Pengertian Terapi ROM

l. Gerakan ROM Berdasarkan Bagian Tubuh

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada

persendian  sebaga berikut :

a. Leher, Spina, Serfikal

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°

Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°

Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh

mungkin,

rentang 40-45°

Fleksi lateral  Memiringkan kepala sejauh mungkin

sejauh mungkin kearah setiap bahu,   

rentang 40-45°

Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam

gerakan sirkuler,

rentang 180°

b. Bahu

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping

tubuh ke depan ke posisi  di atas kepala,

rentang 180°

Ekstensi       Mengembalikan lengan ke posisi di

samping tubuh,

rentang 180°

Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh,

siku tetap lurus,

rentang 45-60°

Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di

atas kepala dengan telapak   tangan jauh

dari kepala,

rentang 180° 

Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan

menyilang tubuh sejauh mungkin,

rentang 320°

Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu

dengan menggerakan lengan sampai ibu

rentang 90°

Page 9: Pengertian Terapi ROM

jari menghadap ke dalam dan ke

belakang,

Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan

lengan sampai ibu jari ke atas dan

samping kepala,

rentang 90°

Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran

penuh,

rentang 360°

c. Siku

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan

bahu bergerak ke depan sendi bahu dan

tangan sejajar bahu,

rentang 150°

Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan

tangan,

rentang 150°

d. Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang

Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan

sehingga telapak tangan menghadap ke

atas,

rentang 70-90°

Pronasi Memutar lengan bawah sehingga

telapak tangan menghadap ke bawah,

rentang 70-90°

Page 10: Pengertian Terapi ROM

e. Pergelangan tangan

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi

bagian dalam lengan bawah,

rentang 80-90°

Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga

jari-jari, tangan, lengan  bawah berada

dalam arah yang sama,

rentang 80-90°

Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke

belakang sejauh mungkin,

rentang 89-90°

Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke

ibu jari,

rentang 30°

Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke

arah lima jari,

rentang 30-50°

f. Jari- jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°

Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°

Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke

belakang sejauh mungkin,

rentang 30-60°

Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang

satu dengan yang lain,

rentang 30°

Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°

g. Ibu jari

Page 11: Pengertian Terapi ROM

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang

permukaan telapak tangan,

rentang 90°

Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh

dari tangan,

rentang 90°

Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°

Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°

Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari

tangan pada tangan yang sama.-

h. Pinggul

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan

atas,

rentang 90-120°

Ekstensi Menggerakan kembali ke samping

tungkai yang lain,

rentang 90-120°

Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang

tubuh,

rentang 30-50°

Abduksi Menggerakan tungkai ke samping

menjauhi tubuh,

rentang 30-50°

Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke

posisi media dan melebihi jika

mungkin,

rentang 30-50°

Rotasi

dalam  

Memutar kaki dan tungkai ke arah

tungkai lain,rentang  90°

Rotasi luar     Memutar kaki dan tungkai menjauhi

tungkai lain,rentang 90°

Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -

i. Lutut

Page 12: Pengertian Terapi ROM

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang

paha,

rentang 120-130°

Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°

j. Mata kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari

kaki menekuk ke atas,

rentang 20-30°

Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari

kaki menekuk ke bawah, 

rentang 45-50°

k. Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Inversi Memutar telapak kaki ke samping

dalam,

rentang 10°

Eversi Memutar telapak kaki ke samping

luar,

rentang 10°

l. Jari-Jari Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°

Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu

dengan yang lain,

rentang 15°

Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

G. Pemeriksaan Kekuatan Otot

Page 13: Pengertian Terapi ROM

Pemeriksaan kekuatan otot dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian otot secara

manual ( manual muscle testing, MMT ). Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui

kemampuan mengontraksikan kelompok otot secara volunteer. Lansia yang tidak mampu

mengontraksiakan ototnya secara aktif dan volunteer, tidak tepat apabila diberikan MMT

standar.

Pemeriksaan kekuatan otot menggunakan MMT akan membantu penegakan diagnosis klinis,

penentuan jenis terapi, jenis alat bantu yang diperlukan, dan prognosis. Penegakan diagnosis

dimungkinkan oleh beberapa penyakit tertentu yang hanya menyerang otot tertentu pula.

Jenis terapi dan alat bantu yang diperlukan oleh lansia juga harus mempertimbangkan

kekuatan otot. Diharapkan program terapi dan alat bantu yang dipilih tidak menyebabkan

penurunan kekuatan otot atau menambah beratnya penyakit lansia.

H. Proses Pelaksanaan MMT

1. Lansia diposisikan sedemikian rupa sehingga otot mudah berkontraksi sesuai dengan

kekuatannya. Posisi yang dipilih harus memungkinkan kontraksi otot dan gerakan

mudah diobservasi.

2. Bagian tubuh yang dites harus terbebas dari pakaian yang menghambat.

3. Berikan penjelasan dan contoh gerakan yang harus dilakukan.

4. Lansia mengontraksikan ototnya dan stabilisasi diberikan pada segmen proksimal.

5. Selama terjadi kontraksi, gerakan yang terjadi diobservasi, baik palpasi pada tendon

atau perut otot.

6. Memberikan tahanan pada otot yang dapat bergerak dengan luas gerakan sendi penuh

dan dengan melawan gravitasi.

7. Melakuakan pencatatan hasil MMT

I. Kriteria hasil pemeriksaan MMT

1. Normal (5) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan

melawan tahanan maksimal.

Page 14: Pengertian Terapi ROM

2. Good (4) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh, melawan gravitasi, dan

melawan tahanan sedang (moderat).

3. Fair (3) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh dan melawan gravitasi tanpa

tahanan.

4. Poor (2) mampu bergerak dengan luas gerak sendi penuh tanpa melawan gravitasi.

5. Trace (1) tidak ada gerakan sendi, tetapi kontraksi otot dapat dipalpasi

6. Zero (0) kontraksi otot tidak terdeteksi dengan palpasi

1. Definisi ROM

ROM adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan

pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai

gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

Range of motion adalah gerakan yang dalam keadaan normal dapat dilakukan

oleh sendi yang bersangkutan (Suratun & Heryati, 2008).

Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai

gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.

2. Tujuan ROM

Meningkatkan dan mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot

Memelihara motilitas persendian

Merangsang sirkulasi darah

Mencegah kelainan bentuk

3. Indikasi

Stroke atau penurunan tingkat kesadaran

Kelemahan otot

Fase rehabilitasi fisik

Klien dengan tirah baring lemah

Page 15: Pengertian Terapi ROM

4. Kontra Indikasi

Trombus/ emboli pada pembuluh darah; dengan adanya peradangan pada

pembuluh darah jika otot digerakkan akan memperparah dari peradangan tersebut

karena pergerakan otot juga bisa menekan dari pembuluh darah tersebut.

Kelainan sendi atau tulang: Kelainan sendi ini jika digerakkan akan memperparah

kelainan tersebut, karena sendi yang seharusnya diistirahatkan tetapi digerakkan.

Klien fase immobilisasi karena kasus penyakit (jantung): imobilisasi ini membuat

proses penyembuhan penyakit semakin cepat, jika kita lakukan mobilisasi

dikhawatirkan penyakit klien bertambah parah.

Trauma baru dengan kemunginan ada fraktur yang tersembunyi atau luka dalam:

adanya trauma atau fraktur ini jika ada gerakkan pada tubuh mengakibatkan

fraktur bertambah parah dan menimbulkan nyeri.

Nyeri berat :dengan adanya nyeri yang berat ini, tindakan ROM bukan membuat

seseoarang berkurang nyerinya namun bertambah karena bagian tubuh yang

mengalami nyeri berat perlu imobilisasi.

Sendi kaku atau tidak dapat bergerak: sendi yang kaku jika digerakkan dengan

tekhnik ROM akan mengakibatkan rasa tidak nyaman pada klien berupa nyeri

bisa ringan, sedang ataupun berat.

5. Kelebihan ROM

Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan

Mengkaji tulang, sendi,dan otot

Mencegah terjadinya kekakuan sendi

Memperlancar sirkulasi darah

Memperbaiki tonus otot

Meningkatkan mobilisasi sendi

Memperbaiki toleransi otot untuk latihan.

Page 16: Pengertian Terapi ROM

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.

Jakarta: EGC

Warfield, Carol . 1996 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis . Jakarta :

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada.