rmk koperasi pertemuan 2

Upload: uya-pande

Post on 06-Apr-2018

312 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    1/15

    1

    TIMBULNYA CITA-CITA KEARAH PEMBENTUKAN KOPERASI

    Sistem ekonomi liberal mulai dilaksanakan di Hindia Belanda (nama Indonesia ketika masih

    dijajah Belanda) setelah pemerintah kolonial Belanda menghentikan pelaksanaan Cultuur

    Stelseel (sistem tanam paksa). Sejak saat ini para penanam modal/usahawan Belanda

    berlomba menginvestasikan dananya ke Hindia Belanda. Bidang-bidang yang menarik bagi

    mereka untuk dikembangkan seperti perkebunan, perdagangan dan transportasi dan lain-lain.

    Dari sinilah praktik penindasan, pemerasan dan pemerkosaan hak tanpa prikemanusiaan

    makin berlangsung ganas, sehingga kemudian kehidupan sebagian besar rakyat di bawah

    batas kelayakan hidup.

    Beberapa tahun kemudian investasi besar-besaran yang dilakukan investor Belanda itu

    membawa keuntungan yang melimpah bagi mereka. Antara tahun 1867 hingga tahun 1877

    mereka berhasil membawa pulang ke negeri Kincir Angin itu sebanyak kurang lebih 15 juta

    Gulden.

    Akan tetapi apa yang diperoleh bangsa Hindia Belanda, adalah tidak lain kemelaratan yang

    meraja lela atas kehidupan rakyat dimana-mana.

    Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi penduduk

    pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat sangat memprihatinkan. Disamping itu para

    rentenir, pengijon dan lintah darat turut pula memperkeruh suasana. Mereka berlomba

    mencari keuntungan yang besar dari para petani yang sedang menghadapi kesulitan hidup,

    sehingga tidak jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan

    ketidakmampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak akibat sistembunga berbunga yang diterapkan pengijon.

    E. Sieburgh (pejabat tertinggi/kepala daerah di Purwokerto) dan De Wolf van Westerrede

    (pengganti Sieburgh) merupakan orang Belanda yang banyak kaitannya dengan perintisan

    koperasi yang pertama-tama di tanah air kita, yaitu di Purwokerto.

    Masalahnya di dahului oleh Raden Aria Wirjaatmadja (patih purwokerto) sebagai seorang

    yang rasa sosialnya tebal. Dengan mendapat bantuan moril atau dorongan-dorongan dari E.

    Sieburgh pada tahun 1891 didirikan Bank penolong dan Penyimpanan di Purwokerto, yang

    maksud utamanya membebaskan para pegawai dari segala tekanan utang. Pada tahun 1898 E.sieburgh digantikan oleh De Wolf van Westerrede yang mengharapkan terbentuknya koperasi

    simpan pinjam untuk para petani.

    Langkah pertama yang dlakukan yaitu memperluas bidang kerja Bank Penolong dan

    penyimpanan sehingga meliputi pula pertolongan bagi para petani di daerahnya. Untuk

    menyerasikan nama dan tugasnya, bank tersebut mendapatkan perubahan nama menjadi

    Purwokerto Hulp Spaar En Landbouwcrediet atau bank penolong, penyimpanan dan kredit

    pertanian, yang dapat dikatakan sebagai pelopor berdirinya bank rakyat di kemudian hari.

    Menurut De Wolf van Westerrede kebiasaaan-kebiasaan yang telah mendarah daging padapara petani Indonesia (gotong royong, kerja sama) merupakan dasar yang paling baik untuk

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    2/15

    2

    berdirinya dengan subur koperasi kredit yang menjadi cita-citanya. Cita-cita De Wolf sebagai

    lanjutan dari perintisan pembentukan koperasi kredit oleh R. Aria Atmadja, untuk mendirikan

    koperasi kredit model Raiffeisen memang belum dapat terwujud, akan tetapi sedikit banyak

    usahanya telah tampak pada bank-bank desa, lumbung-lumbung desa dan rumah-rumah gadai

    yang sempat didirikannya di tanah air kita, yang kesemuanya memang mengembangkanusaha pemberian kredit kepada para petani dan kaum ekonomi lemah bangsa kita.

    Selain dari kegiatan lumbung, bank desa dan bank rakyat yang menyalurkan pinjaman-

    pinjaman bentuk padi dan uang kepada petani dan mereka yang ekonomi lemah, aktivitas

    penerangan tentang perlunya pembentukan koperasi kepada para petani dilakukan oleh

    Departemen Pertanian atau Departemen Pertanian-Kerajinan dan Perdagangan, mulai tahun

    1935 dilakukan oleh Departemen Perekonomian.

    Belum terbentuknya koperasi pada waktu itu, sebab yang utama karena pemerintahan

    kolonial Belanda tidak sungguh-sungguh memperhatikan, politik pemerintahan kolonial

    masih memikirkan akibat persatuan rakyat Indonesia yang terbentuk melalui koperasi.

    PERJUANGAN PEMBENTUKAN KOPERASI PADA ZAMAN PENJAJAHAN

    Penindasan yang terus-menerus terhadap rakyat Indonesia dan berlangsung cukup lama

    menjadikan kondisi umum rakyat amat parah. Namun demikian masih beruntung semangat

    bergotong royong masih tetap tumbuh dan bahkan berkembang makin kuat. Di samping itu

    kesadaran beragama juga makin tinggi, sehingga perlahan tapi pasti mulai tumbuh keinginan

    untuk melepaskan diri dari keadaan yang selama ini mengungkung mereka.

    Kesadaran rakyat terus meningkat dan seiring dengan itu rakyat mulai angkat senjata untuk

    mengusir penjajah. Api perang berkobar dimana-mana di berbagai pulau di seluruh Nusantara

    terutama di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku dan lain-lain, yang dipimpin oleh

    pahlawan-pahlawan setempat, seperti Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Teuku Umar,

    Pattimura dan lain-lain. Akan tetapi perang lokal melawan kolonial ini kebanyakan

    mengalami kekalahan dan kegagalan. Keadaan ini makin menyulitkan kehidupan rakyat.

    Pemerintah Hindia Belanda tak segan-segan menyiksa mereka baik fisik maupun mental.

    Sementara itu para pengijon dan lintah darat memanfaatkan kesempatan dan keahlian merekasehingga makin banyak yang terjepit hutang yang tercekik lehernya.

    Pergerakan nasional untuk mengusir penjajah tumbuh dimana-mana. Kaum pergerakan pun

    dalam memperjuangkan, mereka memanfaatkan sektor perkoperasian ini. Realisasi

    pembentukan koperasi di tanah air kita dipelopori oleh Budi Utomo (sebuah pergerakan

    kebangsaan yang lahir tahun 1908 di bawah pimpinan Sutomo dan Gunawan

    Mangunkusumo), inilah yang menjadi pelopor dalam pembentukan koperasi industri kecil

    dan kerajinan. Dalam kongres Budi Utomo di Yogyakarta telah diputuskan, bahwa Budi

    Utomo akan berdaya upaya untuk:

    Memperbaiki dan meningkatkan kecerdasan rakyat melalui bidang pendidikan,

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    3/15

    3

    Memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui koperasi-koperasi yangsegera dibentuk.

    Sebagai wujud pelaksanaan keputusan kongres tersebut, maka koperasi yang dibentuk adalah

    Koperasi Konsumsi dengan nama Toko Adil. Sejak saat inilah arus gerakan koperasi

    internasional mulai masuk mempengaruhi gerakan koperasi Indonesia, yaitu terutama melalui

    penggunaan sendi-sendi dasar dan prinsip-prinsip Rochdale itu.

    Sendi-sendi dasar demokrasi serta dimensi kesamaan hak mulai dikenal dan diterapkan. Dan

    pada tahun 1912, sendi dasar ini juga yang dipakai oleh organisasi Serikat Islam.

    Pada tahun 1915 lahirlah undang-undang koperasi yang pertama yang disebut Verordening

    op de Cooperative Vereenigingen (Konimklijk Besluit 7 April 1912 stbl.431), yakni undang-

    undang tentang perkumpulan koperasi yang berlaku untuk segala bangsa. Jadi bukan khusus

    dan semata-mata untuk Bumi Putera saja.

    Undang-undang Koperasi di atas sama dengan undang-undang koperasi di Nederland pada

    tahun 1876 (kemudian diubah dalam tahun 1925). Dengan perubahan tahun 1925 ini,

    peraturan koperasi di Indonesia juga diubah (Peraturan Koperasi tahun 1933 LN No.108).

    Adanya peraturan yang baru ini membuat pergerakan perkoperasian nasional mengalami

    kesulitan untuk berkembang. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

    1) Anggaran dasar koperasi harus ditulis dalam bahasa Belanda.2) Pengesahan harus dilakukan oleh notaris.3)

    Harus diumumkan melalui Berita Negara yang berbahasa Belanda.

    Tahun 1920 dibentuklah Cooperative Commissie (Komisi Koperasi) yang diketuai oleh Prof.

    Dr. J.H. Boeke. Komisi ini bertugas untuk mengadakan penyelidikan apakah koperasi ini

    berfaedah bagi Nederland Indie (Indonesia) serta bagaimana cara untuk pengembangannya.

    Untuk itu keanggotaannya disertakan 3 orang pribumi, antara lain, seorang Bupati dan

    seorang dari Pengurus Budi Oetomo.

    Dalam laporannya (1921) komisi tersebut menyimpulkan bahwa, pemerintah seyogianya aktif

    membantu pengembangan koperasi dan oleh karena itu kiranya disusun peraturan perundang-

    undangan koperasi yang baru.

    Namun kenyataannya peraturan perundang-undangan tersebut tidak banyak menolong,

    gerakan koperasi tetap kurang baik perkembangannya. Hal in disebabkan antara lain oleh:

    1) Peran Bank Rakyat yang khusus dibentuk, secara koperatif masih merupakan tugassampingan.

    2) Adanya pemahaman baru yang muncul dari kaum pergerakan yang justru menentanguntuk berkoperasi (non-cooperation). Ini disebabkan adanya peraturan baru yang

    menempatkan pemerintah kolonial sebagai pengawas.

    Selain itu sangat disayangkan karena pembentukan koperasi kurang ditunjang denganpersiapan-persiapan yang matang antara lain:

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    4/15

    4

    Penelitian tentang bentuk koperasi yang paling cocok pada waktu itu yang dapatditerapkan di Indonesia,

    Persiapan mental dan pengetahuan tentang pengelolaan koperasi, sehingga loyalitaspara anggota terasa kurang,

    Pengalaman berusaha sehingga menimbulkan kecurangan-kecurangan.

    sehingga pada akhirnya koperasi konsumsi yang menyandang sebutan Toko Adil itu

    mengalami kegagalan atau tidak lama hidupnya.

    Tentang penyebab-penyebab kegagalan koperasi konsumsi/toko adil ini diakui secara jujur

    oleh Budi Utomo yang tercantum dalam Sumbangsih (buku peringatan sedasawarsa

    berdirinya Budi Utomo), antara lain karena kurang diperhatikannya soal-soal kejujuran,

    pengetahuan pengkoperasian dan pengalaman berusaha.

    Kegagalan yang sama juga dialamami oleh Sarikat Dagang Islam (SDI) yang dilahirkan pada

    tahun 1911 dengan pimpinan H. Samanhudi, dan pada tahun 1912 berubah nama menjadiSerikat Islam (SI) yang bertujuan untuk mengimbangi dan atau menentang politik pemerintah

    kolonial yang telah memberi fasilitas-fasilitas yang longgar dan menguntungkan para

    pedagang asing, sedangkan pedagang pribumi mendapatkan tekanan sehingga sulit

    berkembang. Sehingga lahirlah toko-toko koperasi yang mengalami kegagalan setelah

    beberapa bulan berjalan.

    Partai Nasional Indonesia (PNI) di bawah pimpinan Ir. Soekarno pada tahun 1929 dalam

    kongresnya di Jakarta mengobarkan semangat berkoperasi di kalangan golongan mudanya, di

    antara mereka ini kebanyakan telah memahami secara luas tentang perkoperasian yang

    bergerak di luar negeri. Pengetahuan tersebut dipraktekkan setelah disesuaikan dengan

    kondisi, kebiasaan-kebiasaan serta kepentingan-kepentingan penduduk, sehingga dapat

    berkembang dan mencapai optimalisasi pada tahun 1932 setelah lama terjadi kembali

    kemunduran.

    Pada tahun 1932, Persatuan bangsa Indinesia (PBI) di Jawa Timur telah berusaha

    mengembangkan koperasi pertanian (rukun tani). Dengan dibentuknya koperasi ini

    diharapkan para petani dapat meningkatkan produksi dan pendapatannya, serta terhindar dari

    sistem ijon dan para rentenir. Pada tahun 1963 koperasi-koperasi yang telah ada bergabung

    dan membentuk nama Moeder Centraal, yang kemudian diubah namanya menjadiGabungan Pusat Koperasi Indonesia (GAPKI).

    Pada masa penjajahan Jepang ternyata lebih menyedihkan lagi, karena jenis koperasi yang

    dianjurkan Jepang yaitu Kumiai hanya merupakan alat mereka untuk mengelabui rakyat

    agar secara gotong royong mengumpulkan hasil-hasil produksinya dengan dalih untuk

    mengisi lumbung-lumbung paceklik, yang sebenarnya hanya diperlukan untuk membantu

    keperluan logistik tentara Jepang.

    Pada hakekatnya pertumbuhan koperasi di tanah air menghadapi dua macam rintangan yaitu

    rintangan yang datang dari luar (eksternal) dan dai dalam (internal) koperasi itu sendiri yaitu:

    a) Rintangan dari luar tubuh koperasi

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    5/15

    5

    Rintangan ini merupakan tekanan-tekanan politik pemerintah kolonial dan saingan

    berat dari kaum kapitalis.

    Mengenai tekanan-tekanan politik dari pemerintah kolonial, dikarenakanpemerintah kolonial kalau tidak terikat oleh politik etisnya, sudah tentu akan

    merintangi tumbuh dan berkembangnya koperasi di tanah air kita.

    Tentang saingan berat dari kaum kapitalis Belanda dikarenakan mereka takutterdesak usaha-usahanya oleh gerakan koperasi. Rintangan ini juga dilakukan oleh

    pedagang asing (cina) yang telah mendapat kepercayaan dari pemerintah kolonial.

    b) Rintangan dari dalam tubuh koperasirintangan ini berupa hambatan-hambatan yang akan menggagalkan atau sangat

    mengikat pertumbuhan dan perkembangan koperasi, yaitu:

    Kekuranagn tenaga yang cukup memiliki pengetahuan dan keterampilan untukmengelola koperasi sehingga jalannya dan pengertian koperasi menjadi kabur.

    Pada umumnya rakyat kekurangan informasi terutama tentang manfaat-manfaatberkoperasi, sehingga loyalitas mereka terhadap koperasinya menjadi luntur.

    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERASI PADA KURUN WAKTU

    MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN (1945-1949)

    Dalam suasana perang, sambil bertempur mempertahankn kemerdekaan, pemerintah RI dapat

    membenahi diri sehingga seluruh tugas-tugas pemerintahan dapat berjalan sebagaimanamestinya termasuk juga tugas-tugas yang diemban jawatan koperasi. Keinginan dan semangat

    untuk berkoperasi yang semula hancur akibat politik Devide et Impera (pecah belah) pada

    masa kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh sistem kumiai pada zaman penjajahan Jepang,

    mulai timbul kembali sejalan dan sesemarak dengan bergeloranya semangat dan nilai-nilai

    perjuangan 45, rakyat bahu membahu dengan pemerintah untuk mengatasi masalah -masalah

    ekonomi sehubungan dengan tindakan-tindakan pengacauan pihak Belanda, yang dalam hal

    ini peranan koperasilah yang menentukan. Mengenai peranan koperasi ini dituangkan secara

    jelas di dalam pasal 33 UUD 1945 yang pada dasarnya menetapkan koperasi sebagai soko

    guru perekonomian Indonesia.

    Oleh karena itu agar pengembangan koperasi sejalan dengan dan memenuhi jiwa pasal 33

    UUD 45 tersebut, pada bulan desember 1946 oleh pemerintah RI telah diadakan reorganisasi

    Jawatan Koperasi dan Perdagangan Dalam Negeri, yang sejak saat tersebut instansi koperasi

    dan perdagangan di pisah menjadi instansi yang berdiri sendiri-sendiri, yaitu jawatan koperasi

    dengan tugas-tugas mengurus dan menangani pembinaan gerakan koperasi, dan jawatan

    perdagangan dengan tugas-tugas mengurus dan menangani bimbingan perdagangan.

    Perang sengit melawan kolonial yang berlangsung hingga tahun 1949 menyulitkan

    perkembangan gerakan koperasi. Tetapi ketika Belanda melakukan blokade, yang

    menyebabkan banyak barang kebutuhan rakyat di daerah kekuasaan pemerintah Republik

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    6/15

    6

    Indonesia sangat sulit dicari dan terbatas, antusiasme berkoperasi muncul kembali. Koperasi-

    koperasi kemudian mengambil peran sebagai distributor barang-barang kebutuhan rakyat.

    Dengan perkembangan terakhir ini banyak para pemimpin partai ingin secepatnya

    mewujudkan kehendak pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga makin banyak

    organisasi-organisasi, termasuk BTI dan PNI yang turut mendukung dan membentuk

    koperasi.

    Akhir tahun 1946 jumlah koperasi yang didirikan melonjak cepat. Di Pulau Jawa saja tercatat

    ada 2500 perkumpulan koperasi yang diawasi pemerintah. Menjamurnya koperasi ketika itu

    memancing kaum partai untuk memanfaatkan keberadaan mereka demi tujuan partai. Dan

    banyak koperasi yang kemudiaan diperalat oleh para pimpinan partai itu. Ini berarti secara

    sadar telah melanggar prinsip-prinsip berkoperasi.

    Berbagai upaya dilakukan oleh para pemimpin gerakan koperasi untuk meluruskan keadaan

    yang menyesatkan itu. Pada akhir tahun 1946 itu gerakan koperasi Jawa Barat sepakatmengadakan konperensi. Pelaksanaan konperensi yang berlangsung di Ciparay itu berhasil

    membentuk Pusat Koperasi Primer. Organisasi ini ditugaskan untuk:

    Mengkoordinir gerakan koperasi yang ada di seluruh Jawa Barat. Mendorong terbentuknya koperasi-koperasi di seluruh Jawa Barat. Secepat-cepatnya mendorong terselenggaranya Kongres Koperasi Seluruh Indonesia.

    Pergerakan koperasi di RI telah berhasil mewujudkan tiga kegiatan yang penting yang selalu

    akan tercatat dalam sejarah peergerakan koperasi di Negara kita yaitu:

    a) Koperasi desaDi dalam koperasi ini para petani hendaknya bergabung agar tercapai peningkatan

    pendapatan, dengan ini maka petani dapat memenuhi kebutuhannya, baik itu untuk

    memproduksi maupun keperluan hidup sehingga tercapailah peningkatan

    kesejahteraan hidupnya. Tugas koperasi desa tidak hanya pada satu bidang tetapi juga

    meliputi meningkatkan produksi, membimbing pengelolaan hasil produksi, pemasaran

    hasil produksi secara terpadu, mengusahakan kredit untuk memperlancar usaha tani

    dan lain sebagainya.

    Pemula gagasan ini adalah Sir Horace Plunkett (Inggris) yang berhasil dikembangkan

    di India. Beliau berpendapat Dengan koperasi desa akan tercapai pertanian yang

    lebih baik, usaha perdagangan yang lebih baik dan kehidupan yang lebih baik (better

    farming, better business and better living).

    b) Koperasi adalah alat pembangunan ekonomiAtas dasar keputusan Konperensi Ciparay, Pusat Koperasi Priangan mengambil

    prakarsa untuk menyelenggarakan Kongres Koperasi Seluruh Indonesia.

    Pada tanggal 11 Juli sampai 14 juli 1947, gerakan koperasi Indonesia dalam alamkemerdekaan telah menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Tasikmalaya.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    7/15

    7

    Gerakan koperasi Indonesia merupakan alat perjuangan di bidang ekonomi dan

    pembangunan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan yaitu terbangunnya masyarakat

    yang adil dan makmur yang menyeluruh. Keputusan-keputusan yang lainnya adalah:

    Terwujudnya kesepakatan untuk mendirikan SOKRI (Sentral Organisasi KoperasiRakyat Indonesia)

    Ditetapkannnya asas koperasi Indonesia berdasar atas kekeluargaan dan gotongroyong.

    Ditetapkannnya tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi Indonesia. Diperluasnya pengertian dan pendidikan tentaang perkoperasian, agar para

    anggotanya dapat lebih loyal terhadap koperasinya.

    Akan tetapi, karena pada masa itu bangsa Indonesia masih disibukkan oleh

    perjuangan mempertahankan kemerdekaannya, maka peranan SOKRI untuk

    mempersatukan seluruh koperasi di tanah air belum dapat berjalan mulus.

    c) Peraturan koperasi tahun 1949 nomor 179Pemerintah Republik Indonesia meninjau kembali peraturan perkoperasian

    peninggalan kaum colonial yang tidak cocok lagi dengan bangsa Indonesia. Termasuk

    diantaranya Undang-undang/Peraturan Koperasi tahun 1927 No.91 dan menggantinya

    dengan Peraturan Koperasi tahun 1949 No.179. Dalam peraturan koperasi ini jelas

    dinyatakan bahwa koperasi merupakan perkumpulan orang-orang atau badan-badan

    hukum Indonesia yang memberi kebebasan kepada setiap orang atas dasar persamaan

    untuk menjadi anggota dan atau menyatakan berhenti, maksud utama mereka dalam

    wadah koperasi ini yaitu memajukan tingkat kesejahteraan lahiriah para anggotanya

    dengan melakukan usaha-usaha bersama di bidang perdagangan, usaha kerajinan,

    pembelian/pengadaan barang-barang keperluaan anggota, tanggung menanggung

    kerugian yang dideritanya, pemberian pinjaman, pembenukan koperasi harus

    diperkuat dengan akta dan harus didaftarkan serta diumumkan menurut cara-cara yang

    telah ditentukan pemerintah.

    PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOPERASI PADA KURUN WAKTU

    (1950-1965)

    Pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan dan

    diganti dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seiring dengan disatukannya kembali

    Negara-negara bagian ke dalam wadah kesatuan RI, jawatan-jawatan koperasi di Negara-

    negara bagian tersebut dibubarkan pula dan selanjutnya digabungkan dalam satu bentuk

    organisasi jawatan koperasi yang bernaung dalam Negara RI, segala sesuatunya

    diseragamkan dan disesuaikan dengan semangat dan nilai-nilai perjuangan 1945, semangat

    Pancasila dan semangat UUD 1945.

    Pada kurun waktu tesebut, sementara koperasi tengah mengadakan penyempurnaan di dalam,

    situasi dalam negeri berubah di mana persatuan dan kekeluargaan antara sesama rakyat

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    8/15

    8

    Indonesia secara lambat tengah dibawa kearah keretakan yang dikarenakan sistem

    liberalisme. Sistem ini sangat mengabaikan cara-cara musyawarah dan mufakat, merusak

    terjalinnya persatuan antara sesama warga Negara, liberalisme menimbulkan pengkotak-

    kotakan dalam masyarakat yang masing-masing menggunakan cara mutlak-mutlakan dalam

    mewujudkan segala sesuatu yang menjadi cita-citanya. Jadi liberalisme sangat bertentangandengan gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi kepribadian bangsa kita.

    Liberalisme, tekanan dan pengaruhnya terasa sekali terhadap perkeporasian, antara lain:

    Sering terjadi pergantian kabinet, dengan sendirinya garis kebijakan dan program-program kementrian yang menangani urusan koperai pun selalu berubah-ubah.

    Keanggotaan koperasi yang tidak mengenal perbedaan golongan, aliran, suku, agamamenjadi terpengaruh oleh tindakan para pemimpin gerakan-gerakan politik.

    Kemajuan-kemajuan yang dicapai koperasi dalam kurun waktu 1950-1958 yaitu: kemajuan

    dalam bidang pendidikan koperasi (peningkatan refreshing courses bagi para karyawan jawatan koperasi dan pergerakan koperasi, petugas-petugas melakukan pendidikan di luar

    negeri) serta perkembangan fisik koperasi (baik secara kuantitas dan kualitas).

    Akibat liberalisme yang akarnya makin hari makin kuat, sehingga Presiden Soekarno

    mengeluarkan dekrit (5 Juli 1959) untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. Ini

    mendapatkan sambutan yang hangat dari rakyat Indonesia karena sejalan dengan kepribadian

    bangsa, yang mana Pancasila merupakan dasar dari segala ketentuan yang terdapat dalam

    UUD 1945. Musyawarah dan mufakat akan diutamakan kembali sehingga persatuan dan

    kesatuan bangsa terjamin degan baik. Tetapi sangat disayangkan demokrasi terpimpin dan

    ekonomi terpimpin yang seharusnya terpimpin oleh Pancasila, pengertiannya berubah

    menjadi terpimpin oleh garis-garis pemikiran pribadi Bung Karno, yang mengakibatkan

    diktatorisme ataupun otokrasi.

    Khusus bagi gerakan koperasi hal ini berarti penyelewengan yang jauh dari jiwa koperasi,

    urusan intern perkumpulan koperasi semakin banyak dicampuri pemerintah, kebebasan

    koperasi untuk mengambil keputusan menjadi sangat terbatas.

    Kongres Koperasi II

    Terdapat beberapa sebab yang mendorong diadakannya Kongres Koperasi II, antara lain:

    1) SOKRI yang merupakan hasil Kongres Koperasi I tidak mampu melaksanakanfungsinya dengan baik. Sehingga tidak terwujud kesatuan pandangan tentang bentuk

    organisasi, dasar atau tujuan koperasi.

    2) Adanya anggapan oleh sementara kalangan gerakan koperasi bahwa peraturanperkoperasian yang ada sudah tidak relevan lagi. Peraturan perkoperasian dimaksud

    adalah Undang-undang No. 179/1949 yang dianggap tidak sesuai lagi dengan alam

    kemerdekaan.

    Oleh karena itu gerakan koperasi sepakat mengadakan Kongres Koperasi.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    9/15

    9

    Pada tanggal 15 17 Juli 1953 terwujudlah pelaksanaan Kongres Besar Koperasi Seluruh

    Indonesia II di Bandung. Kongres dihadiri sekitar 2000-an orang utusan yang datang

    mewakili 83 pusat-pusat koperasi dari seluruh Indonesia. Akan tetapi di antara utusan-utusan

    itu ada pula yang hanya mewakili organisasi koperasi yang masih berbentuk panitia.

    Di dalam kongres itu beberapa orang Pejabat Pemerintah dan para tokoh gerakan koperasi

    turut aktif memberikan prasaran mereka, antara lain:

    1) Prof. Dr. Sumitro Djojohardikusumo (Menteri Perekonomian) tentang FungsiKoperasi dalam proses pengembangan ekonomi.

    2) Iskandar Tejasukmana (Menteri Perburuhan) tentang Perumahan Rakyat3) R. Moh. Abiyah Hadiwinoto (GKBI) tentang Undang-undang Koperasi.4) Roesli Rahim (Kepala Koperasi Pusat) tentang Pendidikan dan Penerangan

    Koperasi.

    5) R.S. Soeria Atmadja (Kepala Direktorat Perekonomian Rakyat) tentang PerluasanTugas Gerakan Koperasi di Indonesia.

    Berdasarkan prasaran-prasaran tersebut di atas serta pendapat para peserta Kongres, maka

    Kongres Besar Koperasi Seluruh Indonesia ke II mengambil keputusan sebagai berikut:

    1. Ke dalam

    a) Menyetujui pokok-pokok prasaran Prof. Dr. Sumitro, Iskandar Tejasukmana, R. Moh.Abiyah Hadiwinoto, Roesli Rahim dan R.S. Soeria Atmaja.

    b) Mendirikan sebuah badan pemusatan pimpinan koperasi untuk seluruh Indonesia yangdinamakan Dewan Koperasi Indonesia.

    c) Mewajibkan Dewan Koperasi Indonesia membentuk sebuah lembaga pendidikankoperasi untuk mendidik para anggota, pemimpin, pegawai koperasi serta mendirikan

    sekolah menengah koperasi di tiap-tiap propinsi.

    d) Mengeluarkan harian, majalah, brosur, buku pelajaran koperasi.e) Membentuk sebuah panitia yang akan memberi saran-saran kepada pemerintah

    mengenai Undang-undang Koperasi.

    f) Mengusahakan kemudahan pemberian badan hukum.g) Mengangkat Bung Hatta (Drs. H. Moh. Hatta) sebagai Bapak Koperasi Indonesia.h)

    Memilih Dewan Pimpinan Koperasi Republik Indonesia.

    2. Ke luar

    a) Mendesak kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya: Melaksanakan perubahan dasar ekonomi dengan menggunakan koperasi sebagai

    sistem dan alat utama untuk mencapai kemakmuran rakyat bersama, sesuai

    dengan maksud pasal 38 UUD Sementara RI.

    Koperasi dijadikan mata pelajaran pada sekolah lanjutan, dan menanam benihperkoperasian pada Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar).

    Segera mengadakan undang-undang koperasi yang berdasarkan pasal 38 Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    10/15

    10

    Menambah anggaran belanja negara bagi kemakmuran rakyat terutama di luarPulau Jawa/Madura.

    Menyempurnakan susunan Jawatan Koperasi. Rencana pembangunan rumah rakyat diundangkan serta menunjuk Gerakan

    Koperasi sebagai penyelenggaraan pembangunan rumah-rumah rakyat. Penyelenggaraan pembelian padi hanya diserahkan kepada organisasi koperasi.

    b) Menganjurkan kepada guru-guru supaya di sekolahnya masing-masing mendidikmurid-murid menabung secara teratur.

    a. Peraturan Pemerintah (PP) no. 60 tahun1959Merupakan peraturan peralihan sebelum dicabutnya UU koperasi tahun 1958 no

    79. untuk merumuskan pola perkoperasian sehubungan dengan PP no. 60 tahun

    1959, yang menetapkan antara lain:

    Koperasi berfungsi sebagai alat untuk melaksanakan ekonomi terpimpin. Menjadikan Manipol sebagai landasan Idiil koperasi.Maka pada tanggal 25-28 mei 1960 di Jakarta telah diadakan musyawarah kerja

    koperasi yang telah diputuskan beberapa diktum yang berciri pada pola pikir Bung

    Karno yaitu:

    Menjadikan manipol USDEK sebagai landasan idiil koperasi, sehingga segalatindakan koperasi mengikuti garis yang dikehendaki Bung Karno.

    Pelaksanaan ekonomi terpimpin merupakan fungsi koperasi yang berartiperkoperasian dikuasai secara ketat oleh pemerintahan.

    b. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1960Sehubungan dengan instruksi Presiden ini, untuk mempercepat perkembangan

    koperasi, telah dibentuk BAPENGKOP (Badan Penggerak Koperasi)

    beranggotakan petugas pemerintahan. Pemerintah menjadikannnya sebagai

    penyalur bahan-bahan pokok dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga

    pasar, akan tetapi hal ini dapat mematikan inisiatif koperasi, juga tidak membawa

    perbaikan terhadap mentalitas koperasi, dan dapat menimbulkan penyelewengan

    penyelewengan dalam tubuh koperasi.

    c. Instruksi presiden Nomor 3 tahun 1960Satu-satunya yang benar-benarnya bermanfaat bagi perkembangan koperasi pada

    masa itu ialah tentang peningkatan pendidikan koperasi. Kegiatan ini dapat

    menciptakan insan-insan koperasi yang bermental tinggi, jujur, terampil, giat dan

    bergairah kerja untuk meningkatkan usaha koperasi.

    d. Musyawarah nasional koperasi ke-1 (MUNASKOP I)Dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 21 april 1961 dengan tujuan untuk lebihmenyempurnakan dan atau mensejalankan perkoperasian nasional dengan garis-

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    11/15

    11

    garis ekonomi terpimpinnya Bung Karno. Adapun Munaskop dalam sidangnya

    kemudian menghasilkan beberapa keputusan, antara lain meliputi:

    Peranan Koperasi Indonesia Organisasi gerakan serta program koperasi IndonesiaDewan Koperasi Indonesia yang berdiri sejak tahun 1953 dibubarkan dan diganti

    dengan kesatuan Organisasi Koperasi (KOKSI). Intervensi intensif pemerintah

    atas perkoperasian nasional dapat dilihat melalui susunan organisasi KOKSI yang

    diatur Keputusan Presiden No.226 Tahun 1961, yaitu:

    Gubernur ditunjuk sebagai Ketua KOKSI Daerah Tingkat I. Bupati/Walikotasebagai Ketua KOKSI Daerah Tingkat II. Mereka ini bertanggung jawab

    terintegrasinya gerakan koperasi nasional terhadap kebijakan pemerintah.

    Pada tingkat pusat dibentuk Dewan Nasional dan keanggotaan DewanPimpinan diatur sebagai gabungan antara unsur-unsur pemerintah, tenaga-tenaga ahli, gerakan koperasi dan wakil Daerah Tingkat I yang diangkat

    pemerintah.

    e. Musyawarah Nasional Koperasi ke-2 (MUNASKOP II)Bertempat di Jakarta pada bulan Agustus 1965, ternyata MUNASKOP II lebih

    menghancurkan ideologi koperasi Indonesia yang murni. Bung Karno juga

    mensahkan UU koperasi nomor 14 tahun 1965 dengan pengertian koperasi

    merupakan organisasi ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat

    pesemaian insan masyarakat serta wahana menuju sosialisasi Indonesia

    berdasarkan Pancasila. Hal ini sangat membatasi gerak serta pelaksanaan strategi

    dasar perekonomian.

    Munaskop II ini dalam sidangnya mengesahkan sebuah kiputusan yang cukup

    kontroversial, seperti adanya sebuah pernyataan tentang Bung Karno yang

    ditetapkan sebagai Bapak Koperasi, Pimpinan Tertinggi Gerakan Koperasi

    Indonesi, dan di samping itu beberapa keputusan lainnya dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    1) Haluan Gerakan Koperasi Indonesia, antara lain: Landasan idiil Pancasila Lima Azimat Revolusi Indonesia (Nasakom, Pancasila, Manipol, Trisakti

    Tavip, Berdikari), Dekon dan ketetapan-ketetapan MPRS

    Amanat dan tulisan PJM Presiden/BPR Bung Karno2) Bidang produksi, antara lain: Peningkatan produksi dan mutu (menurut Manipol dan Dekon): seluruh

    mata rantai produksi sudah dikuasai/diatur oleh Koperasi Produksi sebagai

    organisasi produsen di bawah pengawasan/bimbingan Pemerintah.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    12/15

    12

    Pembiayaan pada prinsipnya secara swadaya dan swasembada, tapi jikaperlu juga diperoleh dari pemerintah dan swasta progresif revolusioner

    atas petunjuk pejabat.

    3) Bidang distribusi, antara lain:

    Soko guru revolusi (buruh, tani, nelayan, produsen) Angkatan Bersenjata/fungsional, pegawai negeri dan pensiun Pegawai badan/lembaga kenegaraan dan perusahaan negara Golongan ekonomi lemah lainnya

    4) Organisasi, antara lain memuat: Penjenisan Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi dan Koperasi Jasa. Daerah Kerja Jasa. Tingkat-tingkat Organisasi. Alat Perlengkapan Organisasi. Pembinaan Organisasi. Pendidikan Hubungan dengan Orpol/Ormas. Gerakan Koperasi Indonesia perlu segera dibentuk dengan struktur,

    aktivitas dan pimpinan yang mencerminkan kegotong-royongan nasional

    progresif revolusioner berporoskan Nasakom.

    Pimpinan Gerakan Koperasi Indonesia. Lambang dan lagu akan segera disayembarakan.

    5) Rencana kerja 4 tahun: dalam rencana kerja 4 tahun ini mencakup realisasiUndang-undang Nomor.14/1965, pasal 24 ayat 1 mengenai Gerakan Koperasi

    Indonesia dan Pembubaran KOKSI, inventarisasi peningkatan pembinaanperkumpulan koperasi sesuai Undang-undang Nomor.14/1965, meningkatkan

    jumlah kader koperasi, penyebaran idiologi koperasi melalui mass media,

    mengadakan sensus koperasi dan menyelenggarakan Konperensi Asia Afrika.

    PERKEMBANGAN KOPERASI PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU

    DAN REFORMASI

    Runtuhnya pemerintahan rezim Soekarno berawal dari timbulnya pemberontakan yang

    dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemberontakan yang kita kenal dengan

    sebutan G 30 S/PKI merupakan pemicu atas runtuhnya rezim Orde Lama yang dipimpin oleh

    Ir. Soekarno. Memang amatlah tragis sejarah hitam politik termasuk sejarah hitam kehidupan

    perkoperasian nasional mencoreng muka kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

    telah diyakini kebenarannya.

    Seiring dengan keruntuhan pemerintahan orde lama dibawah kepemimpinan Soekarno yang

    telah bertindak jauh ke luar dari ketentuan-ketentuan UUD 1945 dan Pancasila, maka

    terbentuklah pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Soeharto yang melakukan

    pembersihan-pembersihan di seluruh tubuh pemerintahan dan badan-badan kemasyarakatan.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    13/15

    13

    Tampilnya Orde Baru dalam memimpin negeri ini membuka peluang dan cakrawala baru

    bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan perkoperasian nasional.

    Tentang Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang-undang nomor 12 tahun 1967

    (tentang pokok-pokok perkoperasian) telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 18 Desember

    1967 dan berlaku sampai sekarang. Dengan adanya UU koperasi yang baru ini maka

    terpenuhilah keinginan masyarakat khususnya para pecinta koperasi untuk memiliki landasan

    pokok untuk mengatur perkoperasian yang sesuai dengan jiwa dan semangat orde baru,

    berdasarkan Pancasila serta undang-undang Dasar 1945, terutama pasal 33 ayat 1.

    Sejak saat Jenderal Soeharto efektif memegang kendali kekuasaan pemerintahan sesuai

    dengan SUPERSEMAR (Surat Perintah 11 Maret 1966), perbaikan demi perbaikan mulai

    dilakukan. Tanpa terkecuali bidang perkoperasian untuk dikembalikan sesuai denga

    fungsinya yang sesungguhnya.

    Pada tahun 1966 ini pula pemerintah telah mengatur bidang perkoperasian nasional, dimanaurusan pengembangan/pembinaan dialihkan kepada Kementerian Perdagangan melalui

    Departemen Koperasi, yang langsung meluruskan kekeliruan yang terjadi di zaman Orde

    Lama, yaitu meletakkan asas-asas Sendi Dasar Koperasi sesuai dengan keberadaannya. Oleh

    karena itu dikeluarkan Surat Edaran No.1 dan No.2 tahun 1966 oleh Deputi Mentri

    Perdagangan yang membawahi Departemen Koperasi di lingkungan Kementerian

    Perdagangan, yang mengatur bahwa: koperasi harus bekerja berdasarkan asas dan sendi dasar

    yang sebenarnya, koperasi sebagai alat demokrasi ekonomi harus menegakkan asas

    demokrasi dengan kekuasaan tertinggi pada Rapat Anggota, dan seterusnya.

    Landasan-landasan Koperasi, yaitu antara lain:

    Landasn Idiil: Pancasila Landasan Struktural dan Landasan Gerak: UUD 1945 dan Pasal 33 ayat (1) UUD

    1945 serta penjelasannya

    Landasan mental koperasi Indonesia: setia kawan dan kesadaran berpribadiFungsi koperasi, antara lain:

    Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat. Alat pendemokrasian nasional. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia. Alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa

    Indonesia serta bersatu dalam mengatur tatalaksana perekonomian rakyat.

    Asas koperasi adalah kekeluargaan dan kegotongroyongan

    Sendi-sendi Dasar Koperasi, yaitu:

    Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia. Rapat anggota merupakan kekuasaan yang tertinggi sebagai pencerminan demokrasi

    dalam koperasi.

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    14/15

    14

    Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota. Adanya pembatasan bunga atas modal. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.

    Swadaya,swakerta, dan swasembada sebagai pencerminan dari prinsip dasar, yaitupercaya pada diri sendiri.

    Masalah-masalah yang dihadapi koperasi pada masa ini, antara lain:

    Masalah manajemen Masalah modal dan pemupukan modal Masalah pemasaran dan peningkatan produk

    Pada jaman kemerdekaan sampai sekarang telah dikeluarkan UU koperasi, yaitu sebagai

    berikut:

    Peraturan koperasi No.179 tahun 1949 UU koperasi No.79 tahun 1958 tentang perkumpulan koperasi PP No.60 tahun 1959 tentang perkembangan gerakan koperasi UU koperasi No.14 tahun 1965 UU koperasi No.12 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian UU koperasi No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian

  • 8/2/2019 RMK KOPERASI PERTEMUAN 2

    15/15

    15

    REFERENSI

    http://zetzu.blogspot.com/2010/10/sejarah-pertumbuhan-perkembangan.html