rks drainasepariwisata

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN 1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN Nama pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Saluran Pembuang Jl. Pariwisata Arah Tanjung Lokasi pekerjaan terletak di Jl. Pariwisata, Desa Girimukti, Kecamatan Penajam. Letak lokasi kegiatan pembangunan dapat dilihat pada gambar rencana. Sarana jalan darat untuk mencapai lokasi pekerjaan pembangunan saluran pembuang tersebut dapat menggunakan Jalan Pariwisata, sehingga sarana lalu lintas laut tidak perlu diadakan lagi. 1.2. LINGKUP PEKERJAAN Saluran pembuang yang akan dibangun merupakan infrastruktur jalan untuk menangani air hujan dan air buangan. Adapun pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Pekerjaan Persiapan; Pekerjaan Tanah; Pekerjaan Pasangan. Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana (secara garis besar) adalah sebagai berikut: Penggalian tanah sebagai akibat pendangkalan muka saluran; Pemasangan pasangan batu pada saluran pembuang; Pembersihan saluran pembuang yang tidak terpasang pasangan batu. 1.3. PENGAWASAN PEKERJAAN Untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, Dinas Pekerjaan Umum akan menunjuk Konsultan Supervisi dan/atau menugaskan Direksi Pengairan untuk melakukan pengawasan. Pemberitahuan akan hal ini akan disampaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada Kontraktor Pelaksana secara tertulis.

Upload: annas-frendytre

Post on 12-Feb-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

spesifikasi teknis drainase

TRANSCRIPT

Page 1: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan

1. PENJELASAN UMUM PEKERJAAN

1.1. NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN

Nama pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Saluran Pembuang Jl.

Pariwisata Arah Tanjung

Lokasi pekerjaan terletak di Jl. Pariwisata, Desa Girimukti, Kecamatan Penajam. Letak

lokasi kegiatan pembangunan dapat dilihat pada gambar rencana.

Sarana jalan darat untuk mencapai lokasi pekerjaan pembangunan saluran pembuang

tersebut dapat menggunakan Jalan Pariwisata, sehingga sarana lalu lintas laut tidak

perlu diadakan lagi.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN

Saluran pembuang yang akan dibangun merupakan infrastruktur jalan untuk menangani

air hujan dan air buangan.

Adapun pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Pekerjaan Persiapan;

Pekerjaan Tanah;

Pekerjaan Pasangan.

Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana (secara

garis besar) adalah sebagai berikut:

Penggalian tanah sebagai akibat pendangkalan muka saluran;

Pemasangan pasangan batu pada saluran pembuang;

Pembersihan saluran pembuang yang tidak terpasang pasangan batu.

1.3. PENGAWASAN PEKERJAAN

Untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan, Dinas Pekerjaan

Umum akan menunjuk Konsultan Supervisi dan/atau menugaskan Direksi Pengairan

untuk melakukan pengawasan.

Pemberitahuan akan hal ini akan disampaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum kepada

Kontraktor Pelaksana secara tertulis.

Page 2: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 2

2. SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1. PERSYARATAN UMUM

a. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada:

Syarat-Syarat Khusus Kontrak;

RKS/Spesifikasi Teknis;

Gambar teknis, detail, dan gambar kerja;

Risalah Aanwijzing;

Keputusan Direksi.

b. Apabila terjadi perbedaan teknis/persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan

berkonsultasi dengan Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan pihak Direksi

Pengairan;

c. Daerah area kerja akan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana (selama

pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa

Kontraktor Pelaksana mengetahui benar-benar mengenai:

Letak bagian/area konstruksi yang akan dibangun;

Batas-batas serta lingkup maupun keadaannya;

Keadaan fisik bangunan sesuai dengan gambar.

d. Kontraktor Pelaksana diharuskan menyerahkan contoh material/bahan/barang

sebelum digunakan/dipasang di lapangan;

e. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus

dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak Kontraktor Pelaksana yang benar-benar

ahli;

f. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengadaan material, tenaga kerja dan

peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang termasuk

dalam kontrak;

g. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus

dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.

2.2. RENCANA KERJA (Pre Construction Meeting/PCM)

2.2.1. Umum

Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan seluruh pekerjaan seperti yang disyaratkan

dalam Dokumen Kontrak sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakati dengan

menggunakan bahan-bahan terbaik dan metode pelaksanaan pekerjaan dengan

kemampuan terbaiknya.

2.2.2. Metode Pelaksanaan

Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat dan menyampaikan metode pelaksanaan

yang rinci untuk setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan

Supervisi dan Direksi Pengairan.

Walaupun metode pelaksanaan telah mendapat persetujuan, Kontraktor Pelaksana

bertanggung jawab penuh terhadap metode pelaksanaan yang diusulkan. Kesalahan

yang ditimbulkan akibat dari metode pelaksanaan pekerjaan tersebut sepenuhnya

menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana termasuk resiko biayanya.

2.2.3. Master Time Schedule

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Master

Time Schedule kepada Direksi Pengairan untuk mendapatkan persetujuan. Master Time

Schedule ini memuat jadual pelaksanaan dengan detail yang menunjukkan urutan

kegiatan selama pekerjaan berlangsung.

Master Time Schedule yang telah disetujui oleh Direksi Pengairan sepenuhnya menjadi

tanggung jawab Kontraktor Pelaksana yang menyusun dan telah mempertimbangkan

Page 3: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 3

segala resiko dalam rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2.2.4. Jadual Penugasan Personil

Jadual penugasan personil harus disesuaikan dengan jadual pelaksanaan pekerjaan dan

dibuat secara terpisah.

Dalam jadual harus sudah termasuk/memperhitungkan waktu pengajuan, dan sewaktu-

waktu dapat ditambah dan dikurang jumlah personil yang dibutuhkan, harus ada

persetujuan dari Direksi Pengairan mengenai jadual penugasan personil.

2.2.5. Perbaikan Jadual Pelaksanaan Pekerjaan

a. Waktu.

Perbaikan terhadap seluruh jadual pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan bila

kemajuan penyerapan dana pelaksanaan pekerjaan berbeda lebih dari 10% dari

jadwal rencana atau bila ada indikasi akan terjadinya perubahan prestasi pekerjaan

yang cenderung terlambat.

b. Laporan

Pada saat penyerahan perbaikan jadual pelaksanaan pekerjaan agar diberikan

laporan penjelasan mengenai alasan mengadakan perbaikan yang harus meliputi :

Uraian sebab perbaikan, termasuk pengaruh pada seluruh jadual karena

adanya perubahan cakupan, perubahan dalam volume dan lamanya aktivitas

dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadual;

Pembahasan mengenai masalah yang akan dihadapi, termasuk faktor-faktor

penghambat yang ada dan yang diperkirakan akan timbul dan

dampak/pengaruhnya;

Tindakan perbaikan yang dilakukan, atau diusulkan dan pengaruhnya.

2.3. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

2.3.1. Penjelasan

Kontraktor Pelaksana diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya,

apabila Konsultan Supervisi memerlukan tentang tempat-tempat asal material yang

didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.

2.3.2. Pemberitahuan

a. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya

permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan

Direksi Pengairan.

b. Pemberitahuan tertulis lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada

Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan dan dalam jangka waktu yang cukup

sebelum dimulainya pelaksanaan bagian pekerjaan itu, agar Konsultan Supervisi

dan Direksi Pengairan mempunyai waktu yang cukup apabila dipertimbangkan

bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan

pekerjaan tersebut.

c. Pemberitahuan kepada Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan harus disertai

kelengkapan sebagai berikut :

Jadual pekerjaan termasuk jadual pengujian.

Metoda kerja (cara kerja, urutan-urutan kerja, jenis alat, penguji dan lain-lain).

Gambar kerja (shop drawing) untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan

yang memerlukan penjelasan dalam bentuk gambar.

2.4. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Kontraktor Pelaksana menerima surat pelulusan,

Kontraktor Pelaksana harus memasukkan rencana kepada Konsultan Supervisi dan

Page 4: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 4

Direksi Pengairan mengenai prosedur mobilisasi.

b. Hal ini harus menjamin dilaksanakannya mobilisasi di atas dalam waktu 10 (sepuluh)

hari setelah Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan memberikan nota dimulainya

pekerjaan, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadual

dibutuhkannya alat-alat tersebut.

c. Kontraktor Pelaksana diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan

yang akan digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus

sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Konsultan Supervisi dan

Direksi Pengairan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah tahun

pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.

d. Kontraktor Pelaksana wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat waktunya sesuai

dengan jadwal pemakaian. Kontraktor Pelaksana dalam keadaan apapun tidak

dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut, sebagian atau seluruhnya,

selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Direksi

Pengairan.

2.5. LAPANGAN KERJA

a. Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan perlengkapan kantor direksi kelompok

Direksi Pengairan dan alat-alatnya yang nantinya menjadi milik Direksi Pengairan;

b. Untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang dianggap perlu, Kontraktor

Pelaksana harus membuat gudang;

c. Penggunaan bangunan yang ada di lapangan, hanya dilakukan dengan izin dari

Direksi Pengairan.

2.6. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

a. Selama berlangsungnya pembangunan pelaksanaan proyek ini, kebersihan lokasi

dan lingkungan terutama jalan-jalan disekitar proyek, kantor, gudang, los kerja harus

tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan bekas/puing dan lain-lain. Khusus

kebersihan lingkungan disekitar proyek, yang harus dibersihkan adalah adanya

kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek ini;

b. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di

halaman bebas harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran

dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan

dan penelitian bahan-bahan oleh Direksi Pengairan;

c. Tidak diperkenankan:

Memasak ditempat bekerja kecuali izin Direksi Pengairan;

Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan

sebagainya ke tempat pekerjaan;

Keluar masuk dengan bebas.

2.7. PEMBANGKIT TENAGA DAN SUMBER AIR

a. Setiap pembangkit tenaga sementara untuk penerangan pekerjaan, harus diadakan

oleh Kontraktor Pelaksana termasuk pemasangan sementara kabel-kabel, meteran,

upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai

adalah beban Kontraktor Pelaksana;

b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan didapatkan

dari sumber air yang sudah ada di lokasi pekerjaan tersebut. Kontraktor Pelaksana

harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain pekerjaan untuk mengalirkan air

dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan selesai. Biaya untuk pekerjaan

pengadaan air sementara adalah beban Kontraktor Pelaksana;

Page 5: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 5

c. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan menyambung dan menghisap air dari

saluran induk dan sebagainya tanpa terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari

Direksi Pengairan.

2.8. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

a. Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung menjadi beban

Kontraktor Pelaksana;

b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K terisi menurut kebutuhan,

lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam soal-soal mengenai

pertolongan pertama;

c. Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam, segala

pembiayaannya menjadi beban Kontraktor Pelaksana;

d. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran jenis

ABC (segala jenis api), pasir dalam bak kayu, galah-galah dan lain sebagainya;

e. Kontraktor Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan-karyawannya;

f. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka Kontraktor Pelaksana harus mengikuti

semua ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh Jawatan Instansi Pemerintah

CQ Undang-Undang keselamatan kerja dan lain sebagainya termasuk semua

perubahan-perubahannya yang hingga kini tetap berlaku.

2.9. PENGAMANAN

a. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di

wilayahnya ialah mengenai:

Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja

ataupun tidak;

Penggunaan sesuatu yang keliru/salah;

Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.

b. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Kontraktor Pelaksana harus

melaporkan kepada Direksi Pengairan dalam waktu paling lambat 24 jam untuk

diusut dan selesaikan persoalannya lebih lanjut;

c. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Kontraktor Pelaksana harus

mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan malam, pemagaran

sementara dan sebagainya;

d. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan pengaman dalam pelaksanaannya, agar

upaya keselamatan lingkungan dapat terjamin dengan baik;

e. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman seperti helm, penggantung dan

lain-lain yang dianggap perlu.

2.10. PENGAWASAN

a. Setiap saat Direksi Pengairan harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa

dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor Pelaksana

harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan;

b. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengawasan

Direksi Pengairan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Pekerjaan

tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya;

c. Jika Kontraktor Pelaksana perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal

sehingga diperlukan pengawasan oleh Direksi Pengairan, maka segala biaya untuk

itu menjadi beban Kontraktor Pelaksana. Permohonan oleh Kontraktor Pelaksana

untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada

Direksi Pengairan 24 jam sebelum pelaksanaan;

Page 6: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 6

d. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-petugas

Direksi Pengairan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukan

didalam gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan dari

padanya haruslah seizin Direksi Pengairan.

2.11. PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan

barang, maka ini dimaksudkan menunjukan standard minimal mutu/kualitas bahan

dan barang yang digunakan;

b. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada Konsultan

Supervisi oleh Kontraktor Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan Direksi

Pengairan. Waktu penyampaiannya dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya

dimulai;

c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik serta pembuatan dari suatu bahan dan

barang harus mendapat rekomendasi dari Konsultan Supervisi berdasarkan petunjuk

dalam RKS serta gambar-gambar dan risalah penjelasan selanjutnya usulan tersebut

diteruskan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengairan;

d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan

atas biaya Kontraktor Pelaksana setelah disetujui oleh Direksi Pengairan, maka

bahan dan barang tersebut seperti diatas yang akan dipakai dalam pelaksanaan

pekerjaan nanti;

e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Pengairan untuk dijadikan

dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan

contoh baik kualitas maupun sifatnya;

f. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor Pelaksana harus sudah memasukan

sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa

mengingat jumlah tersebut, Kontraktor Pelaksana tetap bertangung jawab pula atas

biaya pengajuan bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah

Direksi Pengairan.

2.12. KUASA KONTRAKTOR PELAKSANA DI LAPANGAN

a. Di lokasi pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk seorang Penanggung

Jawab Lapangan (Site Manager/SM) yang cakap dan ahli untuk memimpin

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor

Pelaksana;

b. Dengan adanya SM tidak berarti bahwa Kontraktor Pelaksana lepas tanggung jawab

sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya;

c. Kontraktor Pelaksana wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi Pengairan,

nama SM untuk mendapat persetujuan;

d. Bila dikemudian hari menurut pendapat Direksi Pengairan bahwa SM dianggap

kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan

diberitahukan kepada Kontraktor Pelaksana tertulis untuk mengganti SM;

e. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor

Pelaksana harus sudah menunjuk SM yang baru atau Kontraktor Pelaksana sendiri

(Penanggung Jawab Kegiatan/Direktur Perusahaan) yang memimpin pelaksanaan

pekerjaan.

2.13. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Untuk menghindari klaim dari Direksi Pengairan dikemudian hari, maka Kontraktor

Pelaksana harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dengan

Page 7: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 7

memperhitungkan ukuran jadi (finished) sesuai dengan persyaratan ukuran pada

gambar kerja dan penjelasan RKS;

b. Kontraktor Pelaksana wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti

petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan

yang dipergunakan sesuai dengan RKS teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh

Direksi Pengairan. Untuk jaminan mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus

menyediakan :

Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di bidangnya selama

pelaksaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi

kewajiban menurut kontrak;

Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan

proyek;

Buku tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan

proyek;

Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari

pekerjaan;

c. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

kamera;

alat ukur optik (theodolit & waterpas);

meteran digital.

d. Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Nasional

Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada

hubungannya dengan pekerjaan, antara lain:

PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia;

NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia;

NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia;

NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan;

PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia;

SNI 04-0225-2000 : Peraturan Umum Instalasi Listrik;

SII : Standar Industri Indonesia;

PBI-1991 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia;

AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

e. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standar tersebut di atas, maka berlaku

Peraturan/Standar Internasional ataupun dari Negara asal produsen

bahan/material/komponen yang bersangkutan;

f. Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini:

Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Direksi Pengairan (Gambar Kerja,

RKS, BQ, BA Aanwijzing dan Surat Perjanjian/Kontrak);

Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dan sudah

disetujui/disahkan oleh Direksi Pengairan.

2.14. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, DAN BULANAN

a. Pelaksana lapangan setiap hari membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan

Laporan Bulanan mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pembangunan/pekerjaan, baik bersifat teknis maupun administratif;

b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor Pelaksana harus memberikan

data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya;

c. Laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin dibuat oleh

Kontraktor Pelaksana;

d. Laporan-laporan tersebut diatas setiap minggu dan bulannya, harus diperiksa oleh

Konsultan Supervisi dan diserahkan kepada Direksi Pengairan untuk bahan

monitoring.

Page 8: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 8

2.15. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan RKS, maka

yang mengikat/berlaku adalah RKS;

b. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada gambar teknis, lokasi (bagian) dan

detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.

Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud

gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau

kelalaian dalam gambar atau ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.

Setiap karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar

kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,

akan ditentukan oleh Direksi Pengairan dan disahkan secara tertulis;

c. Direksi Pengairan akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang

semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,

lapisan bagian dan unsuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada

ketentuan lain dari Direksi Pengairan;

d. Ukuran

Pada dasarnya semua unsuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar

Pelengkap meliputi:

As – as;

Luar – luar;

Dalam – dalam;

Luar – dalam;

Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm)

untuk pekerjaan Arsitektur dan Struktur, dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan

Mekanikal/Elektrikal;

Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah jadi

seperti dalam keadaan jadi/selesai (finished);

Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan secara

tertulis kepada Direksi Pengairan yang selanjutnya memberikan keputusan mana

yang akan dipakai dan dijadikan pegangan;

Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran

skala tidak boleh dipergunakan kecuali sudah disetujui oleh Direksi Pengairan.

e. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan

ditentukan oleh Konsultan Supervisi dan disahkan secara tertulis oleh Direksi

Pengairan. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-

ukuran yang tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan

Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan, dan segala akibat yang terjadi adalah

tanggung jawab Kontraktor Pelaksana baik dari segi biaya maupun waktu.

f. Perbedaan Gambar

Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin

kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat

(berlaku);

Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka

Kontraktor Pelaksana wajib melaporkan kepada Direksi Pengairan yang akan

memutuskan setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan Konsultan

Supervisi;

Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu

bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka

didalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan-perbedaan

dan atupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap gambar kerja,

Kontraktor Pelaksana diwajibkan melaporkan kepada Direksi Pengairan secara

tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Direksi Pengairan,

Page 9: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 9

Konsultan Supervisi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan

gambar mana yang akan dijadikan pegangan;

Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontaktor

Pelaksana untuk memperpanjang/mengajukan tambahan biaya maupun waktu

pelaksanaan.

g. Shop Drawing

Istilah yang digunakan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut:

Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan lapangan yang harus

dibuat oleh Kontraktor Pelaksana berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang

telah disesuaikan dengan keadaan lapangan;

Kontraktor Pelaksana wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang

belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang

diminta oleh Direksi Pengairan;

Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data

yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan

produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai

dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam

Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam RKS ini;

Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada

Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pengairan;

Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor Pelaksana dan diajukan

kepada Direksi Pengairan diminta persetujuan harus sesuai dengan format

standar dari proyek dan harus digambar pada kertas A3.

h. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan Asbuilt Drawing.

Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan

pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak;

Sebelum pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor Pelaksana

berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan

sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh Kontraktor

Pelaksana (Asbulit Drawing). Biaya untuk penggambaran Asbuilt Drawing

sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.

2.16. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR PELAKSANA

a. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja;

b. Kehadiran Direksi Pengairan selaku Pemilik dan Pemberi Tugas untuk melihat,

mengawasi, mengatur, atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab

tersebut di atas;

c. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul

akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor Pelaksana berkewajiban memperbaiki

kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor Pelaksana;

d. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka

Kontraktor Pelaksana berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada

Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan. Apabila hal ini tidak dilakukan,

Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul;

e. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang

dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan;

f. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor Pelaksana dalam

melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana;

g. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus menjaga

keamanan bahan/material, barang milik proyek, dan milik pihak Ketiga yang ada di

lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Page 10: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 10

h. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah

dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan

tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah;

i. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas akibatnya,

baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

j. Apabila pekerjaan dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan

lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab

Kontraktor Pelaksana.

Page 11: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 11

3. SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS PENGGUNAAN BAHAN

3.1 U M U M

Bahan-bahan yang akan digunakan di dalam proyek ini harus mengutamakan

penggunaan bahan-bahan yang telah diproduksi di dalam negeri dan sesuai dengan

spesifikasi yang diajukan dalam Rencana Kerja & Syarat-Syarat Kerja (RKS) Teknis.

3.2 PENGADAAN MATERIAL

Standar yang digunakan adalah untuk bahan bangunan adalah standar SNI (Standar

Nasional Indonesia). Peraturan dan standar mengenai jenis-jenis pekerjaan mengacu

pada jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan seperti PBI 1971 N.I.-2 untuk pekerjaan

beton, PBBI untuk baja, dan standar-standar lainnya yang berlaku di Indonesia.

Standar-standar Internasional seperti ASTM (American Standard Testing Material), JIS

(Japan International Standard) dan AASHTO (American Association of State Highway

and Transportation Oficials) dipergunakan jika ada hal-hal yang tidak tercakup dalam

standar Indonesia dan standar-standar Internasional tersebut sudah lazim digunakan di

Indonesia.

Penggunaan standar-standar lain, harus mendapat persetujuan khusus dari Konsultan

Supervisi dan Direksi Pengairan sebelum digunakan.

3.3 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BAHAN

3.3.1 Pemeriksaan Dan Pengujian

a. Semua bahan dan barang/benda yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana untuk

digunakan didalam pekerjaan proyek harus dapat dan boleh diperiksa, diuji dan

dianalisa setiap waktu, jika diminta oleh Konsultan Supervisi dan/atau Direksi

Pengairan;

b. Jika Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan menganggap perlu, maka Kontraktor

Pelaksana atas biayanya sendiri harus dapat menunjukkan sertifikat pengujian dari

pabrik yang mengeluarkan produksi bahan dan barang/benda yang diminta;

c. Dan atas biayanya sendiri, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan

mempersiapkan bahan-bahan yang akan diuji dan contoh-contoh dari berbagai

macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan;

d. Hasil pemeriksaan/pengujian tersebut harus dipelihara dengan baik dan disimpan

oleh Kontraktor Pelaksana dan apabila diminta harus dapat menunjukkan kepada

Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan setiap saat;

e. Semua biaya untuk peninjauan dan pengujian menjadi tanggungan Kontraktor

Pelaksana.

3.3.2 Kualitas Pekerjaan dan Penolakannya

a. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan

dalam Dokumen Kontrak dan gambar-gambar rencana/pelaksanaan dengan

menggunakan bahan-bahan yang terbaik, dan dengan metoda pelaksanaan

pekerjaan terbaik;

b. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan proyek, harus diperiksa oleh

Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan Direksi Pengairan sebelum

digunakan, meskipun bahan-bahan tersebut telah dinyatakan diterima pada waktu

didatangkan di site/lokasi;

c. Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila

tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan Kontraktor Pelaksana harus

mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar

Page 12: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 12

tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan;

d. Setiap kerugian atau kerusakan yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Supervisi

dan/atau Direksi Pengairan menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana;

e. Konsultan Supervisi dan Direksi Pengairan mempunyai kebebasan untuk menolak

salah satu atau semua bahan-bahan dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai

dengan kualitas dan sifat-sifatnya yang telah disetujui. Kontraktor Pelaksana harus

segera memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang

dimaksud atas tanggungannya.

3.4 S E M E N

3.5.1 Umum

a. Untuk konstruksi beton bertulang dan beton pratekan dipakai jenis-jenis semen yang

memenuhi ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI 8 dan

SNI/SII. Semen yang digunakan adalah jenis Semen-Portland jenis I (satu) (Portland

Cement, Normal, Type I) sesuai dengan standar NI 8;

b. Penggunaan bahan tambahan dan semen jenis lain misalnya yang dapat cepat

mengeras, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;

c. Pekerjaan beton harus menggunakan beton ready mix untuk pelaksanaan pekerjaan

beton. Jika diperlukan pengecoran sendiri oleh Kontraktor Pelaksana maka harus

memenuhi syarat-syarat di bawah ini.

3.5.2 Beton

a. Untuk pekerjaan Beton Struktural pada proyek ini, digunakan beton Ready Mix K-

125, dengan slump 10 ± 2cm. Metode pengambilan slump beton harus sesuai

dengan SNI 03-1972-1990;

b. Seluruh tata cara dan pengadaan, pengerjaan dan pengetesan harus mengikuti

peraturan SNI 03-6861.1-2000 (air), SNI 15-2530-1991 (semen), SNI 03-6820-2002

(semen), SNI 03-6861-2002 (agregat) dan SNI 03-6861.1-2002 (pasir)

3.5.3 Pengujian

a. Semen yang digunakan harus disertai tanggal produksi dan batas kadaluwarsanya

disertai dengan sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut telah

diuji dan dianalisa mengenai komposisi kimianya sesuai dengan persyaratan yang

relevan dengan NI 8;

b. Setiap pengiriman semen yang dikirim ke site/lapangan harus dalam keadaan belum

kadaluwarsa dan belum terjadi penggumpalan atau membatu;

c. Semen yang akan dipakai dan telah dikirim tidak diijinkan untuk dipergunakan pada

pekerjaan apapun sebelum hasil pemeriksaan dilapangan diterima dengan baik oleh

Konsultan Supervisi. Hal ini untuk menentukan apakah semen yang didatangkan

telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Dan tidak ada semen yang

dapat digunakan sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Konsultan Supervisi;

d. Konsultan Supervisi dapat menolak semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan

hasil pengujian yang dilakukan, meskipun telah mendapat sertifikat dari pabrik.

3.5.4 Pengangkutan Dan Penyimpanan Semen

a. Umur semen pada waktu pengiriman di lapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan

dan harus digunakan dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga) bulan setelah tiba

dilapangan. Pengiriman semen ke lapangan harus dalam kendaraan

tertutup/terlindung dengan baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik di

dalam gudang-gudang yang mempunyai cukup lubang udara (ventilasi), tahan

terhadap cuaca dan air untuk mencegah kerusakan karena kelembaban udara;

b. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu dengan tinggi minimum adalah 30 cm

di atas tanah dan diberi ventilasi;

Page 13: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 13

c. Pengiriman semen harus dapat dipisah-pisahkan dan segera ditempatkan di dalam

gudang-gudang tersebut di atas agar dapat dengan mudah diidentifikasikan,

diperiksa, ditest, dikontrol pengeluarannya, dan dipakai pada pelaksanaan sesuai

dengan urutan datangnya;

d. Penumpukan semen dalam kantong/zak tidak boleh lebih dari 13 (tiga belas)

tumpukan zak. Semen dari jenis berbeda, harus disimpan secara terpisah agar

dalam penggunaannya tidak tertukar. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar

dapat dikerjakan dengan urutan pemakaian;

e. Semen yang telah menggumpal tidak diperbolehkan untuk digunakan lagi di dalam

pekerjaan konstruksi. Kontraktor Pelaksana harus menyampaikan laporan mingguan

kepada Konsultan Supervisi mengenai sumber pengadaan, pengiriman,

penyimpanan, dan menjelaskan berapa banyak semen yang diterima dan

dikeluarkan, serta penggunaannya pada jenis pekerjaan yang telah dilakukan selama

minggu tersebut.

3.5 AIR

a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,

alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak

beton dan/atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat

diminum;

b. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, atau didapat dari

sumber lain dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;

c. Untuk penggunaan air yang diperoleh dari sumber sumur dalam lokasi proyek, maka

seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan lain-lain

ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana;

d. Bila terdapat keragu-raguan mengenai air untuk pembuatan beton, Kontraktor

Pelaksana diharuskan untuk mengirim contoh air itu, ke lembaga pemeriksaan bahan

yang diakui untuk diselidiki kandungan zat yang dapat merusak beton dan/atau baja

tulangan. Dan hanya air dengan kualitas yang telah disetujui Konsultan Supervisi

yang dapat digunakan;

e. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka dalam

hal adanya keragu-raguan mengenai air harus diadakan percobaan perbandingan

antara kekuatan tekan campuran semen + pasir dengan memakai air tersebut di

atas, dan dengan memakai air suling;

f. Air tersebut dianggap dapat dipakai, apabila kekuatan mortar dengan memakai air

tersebut pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan

mortar dengan memakai air suling pada umur yang sama;

g. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan dengan

ukuran isi atau ukuran berat seperti yang disyaratkan dan harus dilakukan setepat-

tepatnya.

Page 14: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 14

4. PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1 PEKERJAAN PEMBUATAN KANTOR SEMENTARA

a. Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan dengan konstruksi rangka

kayu, lantai diplester, penutup pintu/jendela secukupnya untuk

penghawaan/pencahayaan. Ukuran luas kantor disesuaikan dengan kebutuhan

dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan

pemadam kebakaran;

b. Perlengkapan-perlengkapan kantor yang harus disediakan Kontraktor Pelaksana

berupa: meja kursi tamu, meja kursi rapat, meja kursi rapat, papan tulis (white

board) dan alat tulis, helm pengaman, P3K, PC dan alat pemadam api ringan

(APAR);

c. Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik Kontraktor Pelaksana.

4.2 PAPAN NAMA PROYEK

a. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan memasang papan nama proyek yang

memuat tentang identitas proyek;

b. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali

untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi;

c. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Pemberi Tugas, Sumber Dana,

Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Supervisi;

d. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai

proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

4.3 PEMBERSIHAN LOKASI

a. Lahan lokasi yang digunakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala hal yang

akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi kualitas

pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk Konsultan Supervisi dan/atau Direksi Pengairan;

b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus

diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan tanah

yang direncanakan;

c. Pada tanah yang berhumus atau masih terdapat tumbuhan, maka permukaan tanah

(top soil) harus dikupas dan dibuang setebal 10 cm;

d. Benda-benda/barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah milik

pemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat

pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana

4.4 PEMASANGAN BOUWPLANK

a. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as/sumbu-sumbu dalam

perletakan bangunan,baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya;

b. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan-papan

harus lurus diserut rata, permukaan papan harus “WATERPASS” dengan piel lantai

±0,00. Setiap jarak 1,50 m, papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu

berukuran 6/10 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-

sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca;

c. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m, dari garis bangunan terluar, untuk

mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi;

d. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, Kontraktor Pelaksana wajib meminta

pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari Konsultan Supervisi;

Page 15: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 15

5. PEKERJAAN TANAH

5.1. GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian tanah dan pembuangan tanah galian sejauh 30

m dari lubang galian;

b. Lebar dan kedalaman galian disesuaikan dengan gambar rencana atau menurut

petunjuk Konsultan Supervisi;

c. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan pondasi penahan bahu jalan

(plengsengan),pembuatan duiker, lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan

lain yang menurut kondisinya memerlukan adanya galian tanah;

d. Penggalian yang memotong jalan harus dilaksanakan dengan cara menggunakan

setengah lebar jalan agar jalan tersebut tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap

waktu;

e. Galian tanah dilaksanakan setelah Kontraktor Pelaksana bersama-sama Konsultan

Supervisi menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan galian pada papan

bouwplank;

f. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih baik, maka

dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk;

g. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, Kontraktor Pelaksana

harus melaksanakan penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai dengan

persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan;

h. Semua galian terbuka supaya dipasang penghalang atau tanda peringatan dan

pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu merah;

i. Kontraktor Pelaksana harus bertanggungjawab untuk mengadakan perlindungan

terhadap kabel-kabel telepon, pipa air atau struktur lainnya dibawah permukaan

yang ditemukan dan harus bertanggungjawab untuk biaya perbaikan setiap

kerusakan yang disebabkan oleh pelaksanaan galian;

j. Penggalian yang dilaksanakan diluar garis batas profil tidak akan dimasukkan

kedalam volume;

k. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu oleh

Konsultan Supervisi;

l. Satuan pembayaran galian tanah adalah meter kubik.

Page 16: RKS DrainasePariwisata

RENCANA KERJA DAN SYARAT

Mewujudkan Kemanfaatan Sumber Daya Air Yang Berkelanjutan 16

6. PEKERJAAN PASANGAN

6.1. PASANGAN BATU GUNUNG

a. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam

pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970 (NI-3),

diantaranya :

PC/semen: digunakan sejenis semen setara TONASA atau yang memenuhi

persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-

150 Type I Atau Standard Inggris BS-12.

Pasir pasang: digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar

Lumpur yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung

bahan organik/kotoran yang merusak kondisi campuran.

Batu belah/gunung: digunakan batuan keras, bersih, tidak keropos dan

mempunyai permukaan yang kasar.

Air: digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang

merugikan pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya.

b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pasangan batu, harus dibuat profil/bentuk saluran

dari kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar

Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi;

c. Pasangan batu gunung untuk saluran menggunakan adukan dengan campuran 1pc

: 3ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Untuk kepala saluran digunakan adukan kedap air 1pc : 2ps;

d. Batu yang digunakan untuk pasangan harus kuat, bersih dan pecah kecuali untuk

muka pasangan ( rain );

e. Pada saat pemasangan batu, celah-celah diantara batu harus terisi spesi dan

susunan batu harus saling mengikat ( tidak segaris );

f. Pasangan batu yang sudah terpasang namun ada beberapa batu yang menonjol

(tidak segaris) Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki kembali hingga

memuaskan direksi lapangan;

g. Pasir yang digunakan harus bersih dari debu/kotoran;

h. Untuk mendapatkan gaya geser yang lebih besar sebelum memasang batu kali

pada bagian dasar (alas supaya diurug pasir/beton rabat);

i. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian

dari saluran yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

6.2. PEMASANGAN PIPA PVC

a. Pemasangan PVC setiap 1 m sesuai persetujuan Direksi Pengairan pada pasangan

batu gunung guna mengalirkan air dari jalan raya dan air buangan dari rumah ke

saluran;

b. Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan air tanahnya

tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah bertambah keras tidak akan

merusak konstruksi dan airnya akan mencari celah keluar lewat suling-suling

tersebut. Suling-suling dibuat dari pipa PVC ø 2 “ dan paling tidak 1 buah tiap radius

2 m dan dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil.

Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau petunjuk

dari Konsultan Supervisi nantinya.