contoh rks

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT GEDUNG PASCA SARJANA FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 1 BAGIAN A. PERSYARATAN UMUM Pasal A1. NAMA PROYEK DAN NAMA PEKERJAAN 1.1. Nama Proyek adalah Pengembangan Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 1.2. Nama Pekerjaan adalah Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pasal A2. PEMBERI TUGAS DAN PANITIA PEMBANGUNAN 2.1. Pemberi Tugas adalah Konsorsium Driyarkara. 2.2. Pengelola Proyek adalah Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2.3. Panitia Pelelangan adalah Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2.4. Tugas dan wewenang Panitia Pembangunan: a. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Pemberi Tugas diwakili secara penuh oleh Panitia Pembangunan. b. Panitia Pembangunan selama proses pembangunan mempunyai tugas dan wewenang antara lain: 1) Menentukan jadwal waktu kegiatan pembangunan. 2) Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan Tim Perencana dan pihak- pihak yang terkait. 3) Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi dalam proses perencanaan / perancangan secara lengkap. 4) Melakukan seleksi dan penetapan rekanan calon kontraktor untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan. 5) Melakukan Evaluasi Penawaran peserta pelelangan dan menetapkan Calon Pemenang Lelang. 6) Menyetujui/menolak perubahan pekerjaan. 7) Menetapkan kelengkapan Dokumen Kontrak Pemborongan. 8) Mengendalikan proses pelaksanaan konstruksi, yang sehari-hari dilaksanakan oleh Tim Pengawas. 9) Mengesahkan laporan-laporan Tim Pengawas selama pelaksanaan konstruksi s/d Penyerahan Kedua Pekerjaan. Pasal A3. PERENCANA PEKERJAAN 3.1. Perencana Pekerjaan ini adalah Tim Perencana Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang ditetapkan oleh Panitia Pembangunan. 3.2. Tugas dan wewenang Tim Perencana antara lain: a. Tim Perencana bertugas membuat Perencanaan dan Perancangan lengkap melalui proses dan prosedur yang berlaku, sesuai tugas dan permintaan Panitia Pembangunan.

Upload: ayu-intan-n

Post on 17-Dec-2015

1.015 views

Category:

Documents


228 download

DESCRIPTION

RKS PROYEK

TRANSCRIPT

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    1

    BAGIAN A. PERSYARATAN UMUM

    Pasal A1. NAMA PROYEK DAN NAMA PEKERJAAN

    1.1. Nama Proyek adalah Pengembangan Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    1.2. Nama Pekerjaan adalah Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Pasal A2. PEMBERI TUGAS DAN PANITIA PEMBANGUNAN

    2.1. Pemberi Tugas adalah Konsorsium Driyarkara.

    2.2. Pengelola Proyek adalah Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi

    Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2.3. Panitia Pelelangan adalah Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi

    Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2.4. Tugas dan wewenang Panitia Pembangunan:

    a. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Pemberi Tugas diwakili secara penuh oleh Panitia

    Pembangunan.

    b. Panitia Pembangunan selama proses pembangunan mempunyai tugas dan wewenang

    antara lain:

    1) Menentukan jadwal waktu kegiatan pembangunan.

    2) Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi dengan Tim Perencana dan pihak-

    pihak yang terkait.

    3) Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi dalam proses perencanaan /

    perancangan secara lengkap.

    4) Melakukan seleksi dan penetapan rekanan calon kontraktor untuk mengikuti proses

    pelelangan pekerjaan.

    5) Melakukan Evaluasi Penawaran peserta pelelangan dan menetapkan Calon

    Pemenang Lelang.

    6) Menyetujui/menolak perubahan pekerjaan.

    7) Menetapkan kelengkapan Dokumen Kontrak Pemborongan.

    8) Mengendalikan proses pelaksanaan konstruksi, yang sehari-hari dilaksanakan oleh

    Tim Pengawas.

    9) Mengesahkan laporan-laporan Tim Pengawas selama pelaksanaan konstruksi s/d

    Penyerahan Kedua Pekerjaan.

    Pasal A3. PERENCANA PEKERJAAN

    3.1. Perencana Pekerjaan ini adalah Tim Perencana Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi

    Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang ditetapkan oleh Panitia

    Pembangunan.

    3.2. Tugas dan wewenang Tim Perencana antara lain:

    a. Tim Perencana bertugas membuat Perencanaan dan Perancangan lengkap melalui proses

    dan prosedur yang berlaku, sesuai tugas dan permintaan Panitia Pembangunan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    2

    b. Tim Perencana bersama Panitia Pembangunan memberi penjelasan Dokumen

    Perencanaan dalam Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing.

    c. Tim Perencana membantu Panitia Pembangunan menyusun berita Acara Penjelasan

    Pekerjaan/ aanvulling's Bestek dan melengkapi gambar-gambar sesuai penjelasan

    pekerjaan.

    d. Tim Perencana memberikan konsultasi mengenai hal-hal estetis/arsitektural,

    fungsional, struktural dan mekanikal/elektrikal jika terdapat keragu-raguan.

    e. Tim Perencana dengan persetujuan Panitia Pembangunan, apabila diperlukan, dapat

    meminta pengujian bahan dan pemeriksaan pekerjaan secara khusus untuk menjamin

    pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak.

    f. Tim Perencana tidak dibenarkan mengubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan

    sebelum mendapat pesetujuan dari Panitia Pembangunan.

    Pasal A4. DIREKSI DAN PENGAWAS PEKERJAAN

    4.1. Direksi adalah Panitia Pembangunan yang diangkat oleh Pemberi Tugas, bertindak untuk dan

    atas nama Pemberi Tugas selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Dalam tugas

    sehari-hari Panitia Pembangunan dibantu oleh Tim Pengawas.

    4.2. Tim Pengawas adalah Tim Pengawas Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi

    Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (selanjutnya disebut Tim Pengawas)

    yang ditetapkan oleh Panitia Pembangunan, bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan

    jalannya pelaksanaan pekerjaan, mengadakan rapat koordinasi/evaluasi lapangan dari pihak-

    pihak yang terkait serta mengadakan pelaporan sepanjang pelaksanaan pekerjaan.

    4.3. Tugas dan Wewenang Tim Pengawas antara lain:

    a. Menjalankan tugas pengawasan dan pengendalian selama proses pelaksanaan konstruksi

    dan memberikan saran/usulan kepada Panitia Pembangunan.

    b. Melakukan penelitian dan penilaian kelengkapan isi Dokumen Kontrak Pemborongan.

    c. Menempatkan tenaga pengawas lapangan yang diperlukan di lapangan dan bertindak atas

    nama Panitia Pembangunan.

    d. Mengawasi pelaksanaan konstruksi yang menyangkut aspek kualitas dan kuantitas,

    waktu/durasi dan biaya, sesuai TQC System.

    e. Memberi petunjuk kepada Kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan mengikuti dan sesuai

    dengan Dokumen Kontrak Pemborongan.

    f. Berhak menolak bahan bangunan yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan dalam

    Dokumen Kontrak Pemborongan.

    g. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak Pemborongan

    dan meminta pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan tertentu yang meragukan

    atas biaya kontraktor.

    h. Menilai kemajuan/prestasi pekerjaan Kontraktor dan melaksanakan pengawasan

    anggaran biaya.

    i. Berhak memperingatkan Kontraktor secara tertulis dan dengan persetujuan Panitia

    Pembangunan dapat menghentikan sementara pekerjaan pada keadaan tertentu bila

    Kontraktor melakukan penyimpangan dari persyaratan dalam Dokumen Kontrak

    Pemborongan.

    j. Mengusulkan/menyetujui/menolak perubahan pekerjaan, dengan persetujuan Panitia

    Pembangunan.

    k. Mengusulkan/menyetujui/menolak force majeure, dengan persetujuan Panitia

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    3

    Pembangunan.

    l. Mengusulkan/menyetujui/menolak pekerjaan tambah dan kurang, dengan persetujuan

    Panitia Pembangunan.

    m. Mengusulkan/menyetujui/menolak gambar pelaksanaan (shop drawings).

    n. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Panitia Pembangunan, Tim Perencana, dan

    Kontraktor bila terdapat kesulitan teknis maupun administratif dalam penyelenggaraan

    konstruksi.

    o. Membuat laporan berkala secara harian dan mingguan mengenai kemajuan pekerjaan

    dari awal pelaksanaan hingga selesai pekerjaan/penyerahan kedua.

    p. Membuat laporan bulanan mengenai kemajuan pekerjaan dari awal pelaksanaan hingga

    selesai pekerjaan/penyerahan kedua.

    q. Membuat Laporan Akhir Pengawasan Pekerjaan yang mencakup seluruh proses

    pelaksanaan konstruksi, dan gambar-gambar As Built Drawings (ABD) lengkap dengan

    gambar-gambar jaringan instalasi Plambing yang disiapkan oleh Kontraktor/

    Pemborong.

    r. Menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan/Kemajuan Pekerjaan, Selesai

    Pekerjaan dan Penyerahan Pekerjaan.

    s. Tim Pengawas tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan

    sebelum mendapat ijin dari Panitia Pembangunan.

    Pasal A5. KONTRAKTOR, SUB-KONTRAKTOR DAN PETUNJUK BAGI PESERTA

    PELELANGAN

    5.1. Kontraktor adalah suatu badan usaha di bidang pelaksanaan pembangunan yang telah

    ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan dan terikat dalam suatu perjanjian

    yang telah ada dalam Dokumen Kontrak, dan secara tegas ditunjuk pula domisili,

    perwakilan Kontraktor, pribadi pengganti dan ahli waris menurut hukum yang berlaku.

    5.2. Kontraktor yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan adalah perusahaan

    pemborong/kontraktor yang penawarannya telah diterima dan telah diberi Surat Perintah

    Kerja (SPK) oleh Pemberi Tugas setelah melalui proses pelelangan terbatas.

    5.3. Tugas dan Wewenang Kontraktor :

    a. Diwajibkan memiliki kantor perwakilan dan alamat/domisili di Yogyakarta.

    b. Harus menunjuk Site Manager sebagai wakil penuh dari perusahaannya untuk

    menyelesaikan masalah-masalah berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan.

    c. Sebelum melaksanakan setiap bagian pekerjaan, Kontraktor harus mendapat

    persetujuan/ijin tertulis dari Tim Pengawas. Semua ijin dalam bentuk apapun dari Tim

    Pengawas yang diberikan, sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor

    untuk melaksanakan semua pekerjaan sesuai dengan persyaratan dalam Dokumen

    Kontrak.

    d. Wajib mengindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis Tim Pengawas.

    e. Wajib hadir dalam setiap rapat pertemuan, rapat koordinasi proyek, dan atau rapat lain

    yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

    f. Bertanggung jawab atas perawatan, pengawasan dan penjagaan keamanan fisik dan

    teknis selama dan dalam hubungannya dengan pelaksaan pekerjaan, sejak mulai

    pelaksanaan pekerjaan sampai penyerahan kedua kali.

    5.4. Sub-Kontraktor yang berfungsi membantu Kontraktor untuk melakukan pekerjaan tertentu

    dalam hal ini adalah perusahaan pemborong yang telah diajukan kontraktor dan disetujui

    oleh Panitia Pembangunan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    4

    Pengajuan sub-kontraktor harus dilengkapi dengan dokumen identitas dan referensi

    pekerjaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini sub-kontraktor yang telah disetujui akan

    bekerja atas nama kontraktor utama dan seluruh hasil pekerjaan sub-kontraktor tetap menjadi

    tanggung jawab kontraktor utama

    5.5. Petunjuk Bagi Peserta Pelelangan

    a. Peserta pelelangan harus membaca, paham dan setuju pada petunjuk-petunjuk yang

    tertulis di bawah ini, dan tidak ada gugatan yang dipertimbangkan, apabila alasannya

    tidak membaca, kurang paham, tidak setuju atau karena salah tafsir terhadap persyaratan

    apapun dalam petunjuk-petunjuk ini.

    b. Peserta pelelangan harus meneliti tempat pekerjaan atas risiko dan biaya sendiri untuk

    mendapatkan segala keterangan tentang keadaan lapangan/lokasi. Kondisi di mana

    pekerjaan akan dilaksanakan, jalan masuk dan lain-lain yang bersangkutan dalam arti

    seluas-luasnya, guna mengajukan penawaran.

    Pasal A6. LINGKUP PEKERJAAN, DASAR PENYELENGGARAAN PELELANGAN DAN

    PESERTA PELELANGAN

    6.1. Lingkup pekerjaan yang dilelangkan terdiri dari 4 bagian :

    a. Lelang Pekerjaan Persiapan (telah selesai dilaksnakan)

    1. Pembongkaran

    2. Pemasangan Pagar Pengaman

    b. Pekerjaan Pembangungan Gedung (Struktur, Arsitektural dan Plambing), pekerjaan

    sudah terlaksana 18%.

    c. Pekerjaan Instalasi Plambing

    d. Pekerjaan Tata Ruang Luar

    1. Persiapan lahan taman

    2. Perkerasan

    3. Jalur Sirkulasi

    6.2. Yang dimaksud dengan Peserta Pelelangan adalah Perusahaan yang telah menyatakan

    bersedia mengikuti proses pelelangan dan telah lulus seleksi yang dilakukan Panitia

    Pembangunan, serta:

    a. Telah menerima Undangan Pelelangan dan mengambil Dokumen Pelelangan.

    b. Mengikuti Rapat Penjelasan Pekerjaan dan semua proses penyelenggaraan pelelangan.

    Pasal A7. DOKUMEN PELELANGAN

    Dokumen Pelelangan terdiri dari:

    a. Gambar Perencanaan lengkap yang meliputi Gambar Arsitektur, Gambar Struktur, Gambar

    M/E, dan Gambar Detail.

    b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), yang terdiri dari:

    Bagian A : Persyaratan Umum

    Bagian B : Persyaratan Administrasi

    Bagian C : Persyaratan Teknis

    c. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanvulling) dan semua dokumen yang diperlukan

    dalam rangka pengajuan penawaran.

    d. Addendum, yaitu pemberitahuan tertulis yang dikeluarkan oleh Panitia Pembangunan untuk

    mengubah dan/atau menjelaskan dokumen pelelangan dengan cara menambah, menghapus,

    membetulkan dan/atau mengganti.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    5

    Pasal A8. PELAKSANAAN PELELANGAN

    Pelaksanaan Pelelangan akan dilakukan melalui pelelangan terbatas.

    Pasal A9. RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING)

    9.1. Pengambilan Dokumen Pelelangan:

    Hari/tanggal : Selasa/ 21 April 2015

    Waktu : jam kerja (dalam undangan)

    Tempat : Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta

    Dalam pengambilan Dokumen Pelelangan, kepada setiap Peserta Pelelangan tidak dikenakan

    pengganti biaya Dokumen

    9.2. Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) pada:

    Hari/Tanggal : Sabtu, 25 April 2105

    Waktu : 12:00

    Tempat : Ruang Rapat (Lantai 2) Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta

    9.3. Para peserta lelang diharuskan untuk menghadiri Rapat Penjelasan Pekerjaan dan yang tidak

    hadir dalam rapat tersebut tidak diijinkan untuk mengajukan penawaran.

    9.4. Peserta lelang bertanggung jawab atas usaha untuk mendapatkan segala keterangan dalam

    menyusun harga penawarannya. Tidak ada gugatan yang dipertimbangkan untuk mengubah

    harga penawarannya bila alasannya karena:

    a. Tidak memperoleh keterangan yang sempurna.

    b. Salah mengerti terhadap persyaratan apapun.

    c. Salah keterangan, petunjuk atau janji yang diperoleh dari Panitia Pembangunan baik

    lisan maupun tertulis, yang menyimpang dari Dokumen Pelelangan.

    d. Salah perhitungan harga penawaran.

    9.5. Peserta pelelangan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam

    Dokumen Pelelangan lengkap dengan penjelasannya untuk dapat dinyatakan tidak gugur.

    9.6. Pengajuan penawaran dinyatakan tidak sah apabila tidak sesuai Dokumen Pelelangan,

    diterima di tempat yang sudah ditetapkan tidak pada waktu dan jam yang tercantum dalam

    undangan penawaran, atau pada jam dan tanggal yang telah ditetapkan dalam risalah

    penjelasan bila terjadi perubahan waktu.

    9.7. Penawaran tetap berlaku dan mengikat secara sah setiap saat, sampai jangka waktu minimal

    60 (enam puluh) hari kalender sejak pembukaan penawaran.

    9.8. Pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan, para peserta pelelangan diharuskan sudah memahami

    isi Dokumen Pelelangan bila mana ada keraguan sesuatu yang tidak jelas mengenai arti dari

    isi Dokumen Pelelangan, maka peserta pelelangan dapat menanyakan kepada Panitia

    Pelelangan atau peserta pelelangan harus mengajukan keraguannya tersebut untuk

    mendapatkan penjelasan hanya dalam rapat penjelasan.

    9.9. Rapat Penjelasan Pekerjaan diselenggarakan pada waktu, tanggal dan tempat tercantum

    dalam undangan yang dihadiri oleh Panitia Pelelangan dan Peserta Pelelangan, dan diadakan

    jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Dalam rapat tersebut dibuat daftar hadir

    bagi penawar dan penawar harus mencantumkan daftar kehadirannya. Penawar yang tidak

    tercantum dalam daftar hadir tersebut gugur haknya untuk mengajukan penawaran.

    9.10. Peserta pelelangan yang hadir tetapi diwakili oleh bukan pimpinan/direktur perusahaan, maka

    yang bersangkutan harus menyerahkan surat kuasa bermeterai Rp. 6.000,00 yang

    ditandatangani oleh kedua belah pihak (yang memberi kuasa dan yang diberi kuasa) di atas

    kertas kop perusahaan, serta dengan cap perusahaan

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    6

    9.11. Peninjauan serta penjelasan di lokasi pekerjaan akan diadakan pada Rapat Penjelasan

    Pekerjaan (Aanwijzing), dan harus diikuti oleh semua peserta pelelangan.

    Pasal A10. BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANVULLINGS)

    10.1. Hasil Rapat Penjelasan Pekerjaan dimuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

    Penandatanganan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanvullings) (sama dengan

    aanwijzing)

    Hari/tanggal : Sabtu, 25 April 2015

    Waktu : 15:00

    Tempat : Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta

    10.2. Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan merupakan lampiran yang mengikat dalam

    pelaksanaan pekerjaan, untuk itu dua orang wakil rekanan peserta pelelangan ditunjuk untuk

    menandatangani Berita Acara tersebut.

    Pasal A11. PEMASUKAN PENAWARAN DAN PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN

    11.1. Pemasukan Penawaran (Pelelangan)

    Hari/Tanggal : Kamis/ 30 April 2015

    Waktu : Paling lambat 16:00

    Tempat : Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta

    Dalam pelelangan ini pemasukan Surat Penawaran harus dilakukan secara langsung, dan

    tidak diterima pemasukan Surat Penawaran melalui jasa pos dan sebagainya.

    11.2. Pembukaan Dokumen Penawaran

    Hari/Tanggal : Kamis/ 30 April 2015

    Waktu : 16:30

    Tempat : Ruang Rapat (Lantai 2) Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta

    11.3. Pengumuman Hasil Pelelangan akan disampaikan oleh Panitia Pembangunan secara tertulis

    dalam waktu kurang lebih 7 (Tujuh) hari.

    Pasal A12. SYARAT-SYARAT PENAWARAN

    Sebelum memasukkan Dokumen Penawaran, Peserta Pelelangan harus menyerahkan kepada Panitia

    Pelelangan yaitu: Surat Kuasa bermeterai Rp. 6.000,00 bila yang hadir dalam

    pemasukan/pembukaan penawaran bukan pimpinan perusahaan (ditandatangani kedua belah pihak

    yaitu pimpinan perusahaan dan staf yang mewakili) di atas kertas kop perusahaan dan cap

    perusahaan.

    Pasal A13. PENGAJUAN DAN SYARAT DOKUMEN PENAWARAN

    13.1. Surat Penawaran harus mempunyai ketentuan sebagai berikut:

    a. Bermeterai cukup (Rp. 6.000,00), bertanggal, ditandatangani oleh pimpinan perusahaan

    atau yang diberi kuasa dan diajukan dalam sampul tertutup.

    b. Wajib dibuat dalam bahasa Indonesia, diketik tanpa salah pada kertas berkop nama

    perusahaan dengan ketentuan jumlah harga yang tertera dalam angka harus sama dengan

    yang tertera dalam huruf, kemudian keduanya harus sama/sesuai pula dengan jumlah

    yang tertera dalam rincian harga rekapitulasi harga penawaran.

    c. Harus mempunyai masa berlaku minimum 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak

    tanggal pembukaan surat penawaran.

    d. Surat penawaran dan data kelengkapannya dibuat rangkap 3 (tiga), 1 (satu) asli dan 2

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    7

    (dua) foto kopi.

    13.2. Cara Memasukkan Dokumen Penawaran

    Cara memasukkan dokumen penawaran ditentukan dengan sistem satu sampul, seluruh

    dokumen penawaran dimasukkan dalam 1 (satu) sampul.

    13.3. Persyaratan Dokumen Penawaran

    a. Persyaratan Data Harga Penawaran, terdiri dari:

    (1) Surat Penawaran Harga, ditandatangani oleh pemimpin perusahaan di atas

    meterai Rp. 6.000,00 diberi tanggal dan cap perusahaan.

    (2) Daftar Himpunan Rekapitulasi Biaya

    (3) Daftar Rekapitulasi Biaya Pekerjaan (daftar Volume dan Satuan Pekerjaan)

    (4) Daftar Rincian Biaya Pekerjaan

    (5) Daftar Harga Satuan Pekerjaan

    (6) Daftar Analisis Harga Satuan Pekerjaan

    (7) Daftar Harga Satuan Upah Tenaga

    (8) Daftar Harga Satuan Bahan pada setiap satuan pekerjaan

    b. Persyaratan Data Teknis, terdiri dari:

    (1) Sistem dan metoda pelaksanaan (Construction Method)

    (2) Jadwal (time schedule) waktu pelaksanaan

    (3) Daftar peralatan yang diperlukan

    (4) Struktur organisasi lapangan dan personil inti yang ditempatkan

    c. Persyaratan Data Administrasi, terdiri dari:

    (1) Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan ijin-ijin pada bidang

    pekerjaan terkait yang dimiliki

    (2) Daftar pekerjaan yang setara yang pernah dilaksanakan (referensi)

    Semua persyaratan yang tersebut di atas (Data Administrasi, Data Teknis, Data Harga

    Penawaran) dijilid menjadi satu bendel/buku dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 1 (satu) asli dan

    2 (dua) foto kopi. Data Teknis dan Data Harga Penawaran juga diserahkan dalam bentuk soft

    copy (direkam dalam CD ROM). Semua data kemudian dimasukkan dalam sampul tertutup

    warna coklat ukuran kurang lebih 30 x 42 cm tebal disesuaikan tebal dokumen kemudian

    dilem rapat, dibagian luar diberi tulisan:

    DOKUMEN PENAWARAN PELELANGAN

    PROYEK : PENGEMBANGAN KAMPUS UNIVERSITAS SANATA

    DHARMA JAYA YOGYAKARTA

    PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PASCA SARJANA FAKULTAS

    TEOLOGI WEDABHAKTI UNIVERSITAS SANATA

    DHARMA YOGYAKARTA

    LOKASI : JALAN KALIURANG KM 7, TROMOL POS 1194 YOGYAKARTA

    Sampul/amplop penawaran tidak boleh dibubuhi tanda-tanda, tulisan tulisan, coretan-coretan

    atau apapun yang dapat membedakan sampul satu dengan sampul yang lain, kecuali tulisan

    yang telah ditetapkan.

    13.4. Penawaran yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan oleh Panitia

    Pembangunan dinyatakan TIDAK SAH dan GUGUR.

    Pasal A14. RINCIAN PENAWARAN DAN HARGA SATUAN

    14.1. Penawar harus membuat perincian penawarannya untuk setiap bagian pekerjaan dalam daftar

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    8

    uraian pekerjaan dan kemudian memindahkan jumlah bagian pekerjaan tersebut ke

    Rekapitulasi Penawaran. Contoh daftar uraian pekerjaan ini disediakan oleh Panitia

    Pembangunan.

    14.2. Sifat penawaran dan kontrak pekerjaan adalah LUMPSUM dengan FIXED COST (harga

    tetap), sehingga apabila penawaran tidak memberi harga pada salah satu pos pekerjaan maka

    dianggap bahwa bagian tersebut sudah dimasukkan ke dalam bagian harga pos pekerjaan

    yang lain dengan konsekuensi bahwa kontraktor harus tetap melaksanakan pekerjaan pos

    pekerjaan tersebut tanpa biaya apapun.

    14.3. Bila terdapat pos pekerjaan yang belum tercantum dalam daftar uraian pekerjaan yang

    disebabkan oleh Panitia Pembangunan maka penawar harus menganggap bahwa pos

    pekerjaan tersebut sudah termasuk pada pos-pos pekerjaan lain dan harus diuraikan secara

    jelas dalam Analisis Pekerjaan.

    14.4. Volume pekerjaan hanya mengikat dalam mengajukan penawaran dan untuk mengukur

    persentase kemajuan selama pelaksanaan konstruksi, sedangkan pelaksanaan pekerjaan tetap

    sesuai dengan gambar, RKS dan Risalah Penjelasan sehingga penawar harus menghitung

    sebaik-baiknya setiap volume pekerjaan yang ditawar sesuai dengan gambar, RKS. Total

    harga mengikat sebagai harga kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan.

    14.5. Penawaran harus dilengkapi dengan analisis harga satuan untuk setiap pos pekerjaan

    termasuk pos pekerjaan yang ditawar secara borongan (lumpsum), menyimpang terhadap

    ketentuan ini dapat menjadikan gugurnya penawaran. Analisis harga satuan tersebut

    termasuk perubahan BQ (bila ada). Harga satuan pekerjaan dan jenis barang atau bahan pada

    daftar uraian pekerjaan adalah merupakan bagian yang mengikat dari Dokumen Kontrak.

    14.6. Harga satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung pekerjaan tambah dan

    kurang sekiranya ada instruksi perubahan (variation order). Setiap harga satuan pekerjaan

    sudah termasuk harga bahan, upah, biaya perlengkapan dan biaya-biaya yang berkaitan

    dengan pekerjaan tersebut.

    14.7. Dalam penawarannya penawar harus menyebutkan merk/jenis/type/asal barang dan bahan

    bangunan yang akan dipergunakan pada pekerjaan ini lengkap dengan spesifikasi yang jelas.

    Merk/jenis/type/asal barang tersebut bersifat mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

    Pasal A15. HARGA PENAWARAN

    15.1. Harga penawaran dan segala biaya dan harga lainnya yang tercantum adalah tetap dan tidak

    berubah karena pengaruh kenaikan harga yang terjadi.

    15.2. Harga penawaran harus sudah termasuk biaya pemeriksaan dan pengujian bahan bangunan

    dan biaya ijin lainnya yang pengurusannya dilakukan oleh pihak kontraktor yang menang.

    Biaya yang dimaksud dalam hal ini meliputi semua biaya administrasi, meterai dan

    pencetakan gambar-gambar serta pajak-pajak yang harus dibayar menurut ketentuan yang

    berlaku.

    15.3. Harga penawaran harus sudah termasuk biaya lembur dan akomodasi bagi personil

    Pemborong

    Pasal A16. TATA CARA PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN DAN PENAWARAN YANG

    DINYATAKAN GUGUR PADA SAAT PEMBUKAAN PENAWARAN

    16.1. Pada waktu yang telah ditentukan, Panitia Pembangunan menyatakan dihadapan para peserta

    lelang bahwa saat penyampaian dokumen penawaran telah ditutup.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    9

    16.2. Setelah saat penyampaian penawaran ditutup tidak dapat lagi diterima dokumen penawaran,

    surat keterangan dan sebagainya dari para peserta. Perubahan atau susulan pemberian bahan,

    demikian pula penjelasan secara lisan atau tertulis atas dokumen penawaran yang telah

    disampaikan tidak dapat diterima, kecuali untuk memenuhi kekurangan pada meterai, tanggal

    dan tanda tangan.

    16.3. Pembukaan dokumen penawaran:

    Panitia Pembangunan akan membuka sampul penutup yang berisi Data Administrasi, Data

    Teknis dan Data Harga Penawaran dihadapan peserta lelang.

    16.4. Hasil pembukaan dokumen penawaran akan dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani

    oleh panitia yang hadir dan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang wakil para peserta yang

    hadir.

    16.5. Penawaran dinyatakan gugur pada saat pembukaan penawaran, apabila:

    a. Dinyatakan tidak lengkap berdasarkan syarat yang ditetapkan dalam dokumen pelelangan

    atau:

    b. Pengiriman penawaran via pos atau:

    c. Angka dan huruf yang tercantum dalam surat penawaran tidak jelas dan tidak sama

    jumlahnya (dalam sistem satu sampul) atau:

    d. Dokumen penawaran dikirim melalui Kantor Direksi Pembangunan Gedung Pasca

    Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    e. Penawaran disampaikan di luar batas waktu yang ditetapkan.

    Pasal A17. EVALUASI PENAWARAN

    17.1. Evaluasi penawaran dan penetapan pemenang lelang dilaksanakan berdasarkan ketentuan-

    ketentuan dan keputusan Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi

    Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. .

    17.2. Evaluasi pemenang lelang tidak berdasarkan harga yang terendah. Tetapi akan dipilih

    penawaran dengan harga yang optimum serta mempertimbangkan kemampuan dan refrensi

    proyek yang telah dilakukan.

    Pasal A18. PENETAPAN CALON PEMENANG, PENETAPAN PEMENANG LELANG,

    PENGUMUMAN PEMENANG LELANG

    18.1. Setelah melalui proses evaluasi, Panitia Pembangunan akan menentukan calon Pemenang

    Lelang. Kesimpulan tersebut dituangkan dalam sebuah Berita Acara yang ditandatangani

    oleh Ketua dan semua anggota Panitia Pembangunan dan dikirim ke peserta lelang.

    18.2. Calon Pemenang akan diundang untuk konfirmasi harga penawaran dan negosiasi apabila

    diperlukan.

    18.3. Apabila tidak terjadi kesepakatan harga penawaran kedua belah pihak, maka akan dilakukan

    evaluasi ulang terhadap penawaran dan memungkinkan adanya Pelelangan Ulang. Namun

    apabila terjadi kesepaktan maka ditetapkan menjadi Pemenang Lelang.

    18.4. Keputusan Pemenang Lelang adalah hak mutlak Panitia Pembangunan (tidak ada sanggahan).

    Pasal A19. PELELANGAN ULANG

    19.1. Pelelangan dinyatakan gagal apabila:

    a. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar atas dasar analisis secara tertulis, dan

    secara teknis tidak dapat dipertanggungjawabkan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    10

    b. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

    dalam dokumen lelang.

    c. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat.

    d. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan dokumen pelelangan.

    19.2. Dalam hal ini apabila pelelangan dinyatakan gagal, maka Panitia Pembangunan Gedung

    Pasca Sarjana Fakultas Teologi Weda Bhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta akan

    mengadakan pelelangan ulang.

    Pasal A20. SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

    20.1. Panitia Pembangunan akan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) sebagai permulaan

    pekerjaan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah penetapan pemenang lelang.

    Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja, maka

    kontraktor harus sudah melaksanakan kegiatan nyata di lapangan.

    20.2. Kontraktor yang tidak memenuhi ketentuan tersebut dinyatakan lalai, untuk itu Panitia

    Pembangunan berhak menarik kembali/mencabut.

    Pasal A22. KONTRAK PEMBORONGAN

    22.1. Dalam pemberian pekerjaan, yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam Dokumen Pelelangan

    ini, akan dibuat Surat Perjanjian/Pekerjaan Pemborongan (Kontrak). Penandatanganan

    kontrak dilakukan selambat lambatnya 28 (dua puluh delapan) hari setelah penetapan

    pemenang lelang, dan setelah penyedia jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan.

    22.2. Jumlah dokumen kontrak adalah rangkap 4 (empat), lengkap dengan lampiran-Iampirannya

    dan gambar-gambar masing-masing dokumen kontrak bermeterai Rp. 6.000,00 dan

    mempunyai kekuatan hukum yang sama.

    22.3. Satu set Dokumen Kontrak terdiri dari:

    a. Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan (Kontrak)

    b. Fotokopi Jaminan Pelaksanaan

    c. Surat Perintah Kerja

    d. Surat Keputusan Penetapan Pemenang Lelang

    e. Surat Pengumuman Pemenang Pelelangan

    f. Surat Kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan

    g. Surat Persetujuan Penetapan Pemenang Lelang

    h. Berita Acara Pembukaan Penawaran, Berita Acara Penilaian (Administrasi, Teknis dan

    Harga Penawaran) dan lampiran

    i. Surat Penawaran dan lampiran-Iampirannya

    j. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk Gambar Rencana

    k. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

    l. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya

    22.4. Biaya pembuatan Dokumen Kontrak menjadi tanggung jawab kontraktor.

    22.5. Apabila sewaktu-waktu mungkin diperlukan gambar-gambar tambahan dan gambar-gambar

    detail baik untuk menjelaskan atau membesarkan gambargambar kontrak atau untuk

    memastikan kontraktor melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan

    syarat-syarat ini kontraktor harus dapat membuat rangkap 2 (dua) gambar-gambar kontrak,

    dan 1 (satu) set dari gambar tersebut atas biaya kontraktor.

    22.6. Kontraktor harus menyimpan/menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar kontrak, dan 1 (satu)

    set gambar-gambar dan detail-detail yang disebutkan dalam pasal 22.4, jika Panitia

    Pembangunan atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    11

    22.7. Kontraktor tidak boleh menggunakan satupun dari dokumen yang telah disebut dan

    keterangan diberikan kepadanya, untuk keperluan di luar pekerjaan yang bersangkutan.

    22.8. Apabila ternyata kontraktor telah melakukan pelanggaran, dan setelah Panitia Pembangunan

    mengeluarkan teguran/peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut tanpa adanya perhatian dari

    pihak kontraktor, maka dengan mengesampingkan Pasal 1266 KUHP, Panitia Pembangunan

    berhak membatalkan kontrak.

    Pasal A23. JAMINAN PELAKSANAAN

    23.1. Kontraktor diwajibkan menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan berupa deposito sebesar 5%

    (lima persen) dari nilai kontrak yang dibuka oleh Kontraktor atas nama Panitia Pembangunan

    pada bank yang ditentukan bersama oleh Panitia Pembangunan dan Kontraktor dengan masa

    berlaku sesuai waktu pelaksanaan pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan

    23.2. Perolehan bunga dari Deposito tersebut menjadi hak Kontraktor dan dapat ditransfer ke

    Rekening Kontraktor.

    23.3. Jaminan Pelaksanaan ini secara langsung menjadi milik Panitia Pembangunan apabila terjadi

    pemutusan kontrak oleh Panitia Pembangunan.

    23.4. Jaminan Pelaksanaan (berupa Pokok Deposito) akan dikembalikan 50%-nya pada saat

    pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya. Sedang sisanya sebesar 50% lagi akan

    dikembalkan setelah serah terima pekerjaan kedua.

    23.5. Jaminan pelaksanaan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah

    diterbitkannya SPK (Surat Perintah Kerja). Kontrak tidak dapat ditandatangani sebelum

    Kontraktor menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dan bila dalam jangka waktu 14 hari tersebut

    Kontraktor tidak menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, maka Panitia Pembangunan berhak

    secara sepihak mencabut kembali SPK; dalam hal ini maka Jaminan Pelaksanaan akan

    menjadi milik Pemberi Tugas secara langsung.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    12

    BAGIAN B. PERSYARATAN ADMINISTRASI

    Pasal B1. LINGKUP PEKERJAAN

    Lingkup pekerjaan yang dimaksud dalam Dokumen Kontrak adalah Pembangunan Gedung Pasca

    Sarjana Fakultas Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta pekerjaan lain

    seperti tercantum dalam dokumen kontrak ini. Lingkup yang terinci dari pekerjaan yang dimaksud

    dapat dilihat pada Gambar Perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan

    (Dokumen Pelelangan).

    Pasal B2. PENGAWASAN

    2.1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Tim Pengawas, sedang

    pengelolaan pekerjaan dilakukan oleh Panitia Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas

    Teologi Wedabhakti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2.2. Pada setiap saat Panitia Pembangunan maupun petugas-petugasnya harus dapat dengan

    mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, setiap bahan,

    pengolahan maupun sumber-sumbernya.

    2.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi belum mendapat ijin dari Tim

    Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika diperlukan

    harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.

    2.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Tim Pengawas di luar jam kerja, maka segala biaya untuk

    itu menjadi beban Kontraktor. Permohonan tersebut harus dengan surat disampaikan kepada

    Tim Pengawas 2 (dua) hari sebelumnya.

    Pasal B3. KOORDINATOR DAN STAF PELAKSANA

    3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menugaskan terus menerus pelaksana yang

    terampil dan ahli dan memenuhi syarat sesuai yang tersebut dalam lampiran surat

    penawarannya, dan dipimpin oleh penanggung jawab pelaksana (site manager)

    3.2. Penanggung jawab pelaksana (site manager) harus seorang ahli teknik (minimal dengan

    ijasah sarjana) dan berpengalaman serta harus selalu ada di lapangan dan dapat bertindak

    sebagai wakil kontraktor di lapangan untuk menerima segala instruksi dari Panitia

    Pembangunan dan dapat memberikan keputusan-keputusan teknis dan tanggung jawab penuh

    di lapangan. Semua keputusan dan tindakannya oleh Panitia Pembangunan dianggap sebagai

    keputusan dan tindakan Kontraktor.

    3.3. Panitia Pembangunan berhak meminta ganti petugas staf pelaksana kontraktor bilamana staf

    tersebut dianggap tidak mampu atau kurang berpengalaman atau hal lain yang dapat

    menyebabkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

    Pasal B4. PERATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU

    Kontraktor harus selalu memperhatikan segala peraturan perundangan yang berlaku dan

    mengusahakan ijin-ijin yang diperlukan dari pemerintah daerah setempat atau penegak hukum yang

    sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan menyerahkan semua surat-surat/perijinan atau

    keterangan dari pihak yang berwajib yang diperolehnya dan diserahkan kepada Panitia

    Pembangunan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    13

    Pasal B5. SISTEM PEMBAYARAN

    5.1. Untuk pekerjaan ini tidak diberikan uang muka

    5.2. Aturan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan berbasis pada progress payment yang

    selanjutnya akan diatur dalam Perjanjian Pemborongan

    5.3. Segala pembayaran dilakukan dengan mata uang rupiah

    5.4. Pembayaran akan dilakukan langsung oleh Pemberi Tugas dalam 14 (empat belas) hari

    setelah diterimanya berkas tagihan yang lengkap dilampiri:

    a. Surat Permohonan Pembayaran (rangkap 5)

    b. Laporan Prestasi Pekerjaan

    c. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan

    d. Kuitansi sesuai besarnya pembayaran

    e. Foto-foto prestasi pekerjaan sesuai yang disyaratkan

    5.5. Material on Site (MOS) tidak diperhitungkan sebagai prestasi pekerjaan

    5.6. Retensi 5% dari harga kontrak akan dicairkan setelah masa pemeliharaan selesai dan

    ditentukan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua

    Pasal B6. PENANGGUHAN PEMBAYARAN

    Pembayaran akan ditangguhkan apabila:

    a. Terdapat kesalahan dalam pelaksanaan, hasil kurang memuaskan, kerusakan-kerusakan

    yang belum diperbaiki

    b. Belum menyerahkan gambar revisi

    c. Belum memenuhi ketentuan administrasi

    d. Terdapat keraguan terhadap keseimbangan sisa pekerjaan yang masih harus dikerjakan

    e. Belum ada persetujuan dalam perhitungan claim kenaikan harga yang terjadi pada

    angsuran tersebut apabila terjadi force majeure

    Bilamana hal-hal tersebut di atas sudah diselesaikan, maka pembayaran angsuran dapat dilakukan.

    Pasal B7. KENAIKAN HARGA

    7.1. Bahwa pada hakekatnya dalam batas berlakunya kontrak pemborongan pekerjaan yang

    dimaksud dalam RKS ini segala kenaikan harga bahan dan upah kerja menjadi tanggung

    jawab Kontraktor dan segala bentuk claim tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan force

    majeure

    7.2. Yang dimaksudkan dengan force majeure adalah suatu kejadian di luar kekuasaan

    Kontraktor, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya pekerjaan yaitu

    antara lain: akibat bencana alam (misalnya banjir, taufan badai, gempa bumi, gunung

    meletus, sambaran petir), dan sabotase.

    7.3. Apabila terjadi force majeure seperti yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini Kontraktor

    dapat mengajukan ganti rugi kepada Panitia Pembangunan setelah mendapat pengakuan dan

    keterangan secara tertulis dari pihak yang berwenang dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Kejadian tersebut wajib dilaporkan dalam batas waktu 3 x 24 jam setelah terjadinya

    keadaan tersebut. Kemudian dalam waktu 7 x 24 jam sudah harus menyerahkan bukti

    keterangan dari pihak yang berwenang.

    b. Lebih dari batas waktu yang ditentukan dalam ayat (3) a. pasal ini Kontraktor kehilangan

    hak untuk mendapatkan ganti rugi.

    7.4. Jika terjadi kebijakan akibat tindakan dari pemerintah di bidang moneter, tidak dianggap

    sebagai force majuere; kecuali bila ada aturan eskalasi dari Pemerintah.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    14

    Pasal B8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

    8.1. Jangka waktu Pelaksanaan Pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini yaitu 210 hari kalender,

    pelaksanaan dilakukan secara normal

    8.2. Bilamana terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan ini, Kontraktor dapat mengajukan

    permohonan pengunduan waktu pelaksanaan kepada Pemberi Tugas. Permohonan tersebut

    harus sudah disampaikan pada Pemberi Tugas pada setiap akhir bulan yang bersangkutan,

    dengan menyebutkan alasanalasannya. Bilamana pada bulan yang bersangkutan Kontraktor

    tidak mengajukan permohonan, maka tidak dapat dimintakan pada bulan berikutnya. Pemberi

    Tugas dapat menolak permohonan tersebut bilamana alasan yang diajukan tidak dapat

    diterima.

    8.3. Penyerahan pertama pekerjaan dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai

    berikut:

    a. Pekerjaan secara fisik telah selesai 100% terpasang yang dinyatakan dalam Berita Acara

    Kemajuan Pekerjaan

    b. Semua instalasi yang terpasang telah diadakan testing/ commisioning dengan hasil sesuai

    ketentuan yang berlaku dari instansi yang terkait yang dinyatakan dengan Berita Acara

    Hasil Pengujian.

    c. Secara keseluruhan sistem bangunan sudah berfungsi dan dapat digunakan dengan

    sempurna

    d. IMB dan kewajiban-kewajiban terhadap instansi lain telah diselesaikan

    e. Garansi-garansi hasil pekerjaan peralatan telah diserahkan 1 (satu) asli dan 3 (tiga) foto

    kopi

    f. Gambar as built drawing sebanyak 2 (dua) set hard copy dan 3 (tiga) set soft copy

    8.4. Bila terjadi pemakaian oleh Pemberi Tugas pada Masa Pemeliharaan, maka kerusakan akibat

    pemakaian akan menjadi tanggung jawab Pemberi Tugas

    Pasal B9. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

    9.1. Masa pemeliharaan pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini ditetapkan selama minimal 90

    (sembilan puluh) hari kalender, terhitung setelah tanggal penyerahan pertama.

    10.2. Dalam masa pemeliharaan ini Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap penyempurnaan

    pekerjaan berdasarkan petunjuk dan pengarahan Panitia Pembangunan/Tim Pengawas.

    10.3. Apabila Kontraktor tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam ayat (2) pasal

    ini dan telah mendapat teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, Panitia

    Pembangunan berhak menunjuk pihak ketiga atas beban dan tanggung jawab Kontraktor

    untuk melaksanakan penyempurnaan pekerjaan yang dimaksud.

    Pasal B10. SANKSI-SANKSI DAN DENDA

    10.1. Kelambatan penyerahan pekerjaan:

    a. Apabila jangka waktu pelaksanaan seperti tersebut pada pasal B.9 RKS dilampaui, tanpa

    adanya alasan yang dapat diterima oleh Tim Pengawas dan Panitia Pembangunan,

    Kontraktor akan dikenakan denda sebesar 1 (satu permil) dari jumlah nilai kontrak

    untuk tiap-tiap hari keterlambatan, dengan batas maksimum 5% (lima persen) dari nilai

    kontrak.

    b. Kontraktor akan dikenakan denda 1,5 (satu setengah permil) dari nilai kontrak untuk

    setiap kali Kontraktor melalaikan perintah atau peringatan Panitia Pembangunan, setelah

    Panitia Pembangunan memberikan perintah atau peringatan tertulis sampai 3 (tiga) kali

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    15

    berturut-turut.

    10.2. Pekerjaan yang kurang sempurna atau tidak sesuai dengan kontrak

    a. Pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan kurang atau tidak sempurna

    oleh Tim Pengawas, harus diganti (dibuat baru) atau disempurnakan oleh Kontraktor

    dalam waktu yang ditetapkan.

    b. Kontraktor tidak mempunyai hak lagi untuk meminta perpanjangan waktu pelaksanaan

    berhubung ada pekerjaan tersebut pada butir a. ayat ini.

    c. Kontraktor tidak mempunyai hak lagi untuk mengajukan permintaan biaya bagian

    pekerjaan tersebut pada butir a. ayat ini, dalam bentuk biaya pekerjaan tambah.

    10.3. Pemutusan Hubungan Kerja

    a. Bilamana karena satu dan lain hal seperti tersebut dalam AV 1941, Pasal 62 tentang

    Pemutusan Perjanjian, pemutusan hubungan kerja terpaksa dilakukan, maka

    penyelesaiannya harus mentaati ketentuanketentuan dalam AV 1941.

    b. Dengan adanya pemutusan hubungan kerja, Kontraktor tidak terlepas dari ketentuan-

    ketentuan tentang denda yang termaksud dalam RKS ini.

    Pasal B11. PENYELESAIAN PERSELISIHAN

    11.1. Bahwa segala bentuk perselisihan yang timbul dalam hubungannya dengan pemberian

    pekerjaan ini pada hakekatnya akan diselesaikan dengan cara musyawarah yang sebaik-

    baiknya.

    11.2. Apabila cara tersebut ayat (1) pasal ini, tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka

    penyelesaian akan diserahkan pada Panitia Pendamai atau Badan Arbitrasi Teknis yang lazim

    berlaku untuk mencapai penyelesaian yang sebaik-baiknya.

    11.3. Apabila cara tersebut ayat (2) pasal ini, tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka

    penyelesaian selanjutnya diserahkan kepada keputusan Pengadilan, untuk itu baik Pemberi

    Tugas maupun Kontraktor memilih domisili yang tepat yaitu di Pengadilan Negeri Sleman.

    Pasal B12. PENUGASAN DAN PELIMPAHAN PEKERJAAN

    12.1. Kontraktor tidak boleh menyerahkan (mengoperkan) kontrak pemborongan ini kepada pihak

    ketiga. Juga tidak boleh mengontrakkan bagian maupun dari pekerjaan kecuali dengan

    persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

    12.2. Kontraktor harus memperhatikan uraian dari pasal syarat-syarat administrasi mengenai

    penugasan dan pelimpahan pekerjaan. Ketentuan ini akan dilakukan secara tegas dan

    Kontraktor yang mengabaikan hal ini akan ditindak dan dapat dijadikan sebagai alasan untuk

    memutuskan kontrak yang telah ditandatangani.

    12.3. Dalam penugasan dan pelimpahan penugasan pekerjaan kepada Sub Kontraktor, maka

    tanggung jawab pekerjaan tetap pada Kontraktor.

    Pasal B13. GAMBAR KERJA ATAU SHOP DRAWING

    Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja/detail atau shop

    drawing dan diajukan kepada Tim Pengawas dan Panitia Pembangunan untuk mendapatkan

    persetujuan. Satu set gambar kerja yang telah disetujui harus selalu ada di lapangan. Gambar kerja

    harus disampaikan 2 (dua) hari sebelumnya.

    Pasal4. RENCANA KERJA

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    16

    Paling lambat 1 (satu) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja, Kontraktor harus sudah

    memasukkan rencana kerja yang terdiri dari:

    14.1. Rencana kerja terinci dan dibuat sesuai dengan jangka waktu kontrak dan dalam bentuk Bar

    Chart dan Network Planning.

    14.2. Bagan dari bobot masing-masing pekerjaan terhadap harga kontrak disesuaikan dengan

    rencana kerja.

    14.3. Bagan pengerahan tenaga dan pengadaan bahan-bahan dan alat-alat yang urutannya

    disesuaikan dengan bagan rencana dan bagan pengadaan bahan-bahan yang urutan atau

    disesuaikan dengan bagan rencana kerja. Kelalaian dalam memasukkan hal-hal tersebut di

    atas berakibat penundaan waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor

    tidak ada perpanjangan waktu.

    14.4. Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan harus membuat kurva S, schedule bahan dan

    schedule tenaga dan peralatan.

    Pasal B15. PENGUKURAN

    Kontraktor sebelum memulai pengukuran harus memperhatikan ketentuan batasbatas yang telah

    ditentukan oleh Panitia Pembangunan. Pengambilan peil dan pengukuran harus ada persetujuan Tim

    Pengawas dan bila ada hal-hal yang belum jelas atau terdapat permasalahan yang harus segera

    disampaikan untuk ditetapkan. Kekeliruan dalam hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Hasil

    pengukuran ini dituangkan dalam suatu Berita Acara yang ditandatangani oleh wakil kontraktor,

    Tim Pengawas dan Panitia Pembangunan.

    Pasal B16 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

    Dalam kaitannya dengan harga penawaran, Kontraktor harus sudah memperhitungkan dan

    memasukkan keperluan biaya-biaya pemeriksaan, pengujian dan lain-lain. Apabila pekerjaan yang

    sudah terpasang diperlukan pemeriksaan, maka Kontraktor wajib melaksanakan pemeriksaan sesuai

    petunjuk Tim Pengawas atas biaya Kontraktor sendiri.

    Pasal B17. BAHAN DAN CONTOH BAHAN

    17.1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Kontraktor terlebih dahulu mengajukan 3

    (tiga) contoh bahan-bahan/brosur kepada Tim Pengawas untuk mendapatkan persetujuan

    Panitia Pembangunan yang akan disesuaikan dengan Persyaratan Teknis. Contoh bahan-

    bahan yang telah disetujui harus selalu ada di lapangan dalam kantor sementara Tim

    Pengawas. Semua bahan yang dikirim ke lapangan dan tidak sesuai dengan contoh bahan-

    bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan dari lapangan atas biaya Kontraktor dalam

    kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.

    17.2. Apabila Tim Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Tim Pengawas berhak

    mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Konstruksi/Bahan Bangunan dengan biaya

    pengujian menjadi tanggungan Kontraktor.

    17.3. Bahan bangunan yang akan digunakan harus dalam jumlah yang cukup, sehingga kelancaran

    pekerjaan tidak akan terganggu oleh terlambatnya suplai bahan.

    Pasal B18. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

    18.1. Kontraktor harus mengadakan semua peralatan/perlengkapan kerja yang lengkap untuk

    melaksanakan pekerjaan, seperti Concrete Mixer, Concrete Vibrator, Generator, alat-alat

    ukur penyipat datar (waterpass), Theodolite, helm/topi pengaman, sepatu lapangan dan lain

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    17

    sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.

    18.2. Tim Pengawas berhak menginstruksikan kepada Kontraktor untuk mengadakan

    /melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia kurang memadai

    dalam usaha mencapai target prestasi. Kelambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh

    kekurangan peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    18.3. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan

    dianggap sudah termasuk harga kontrak.

    Pasal B19. TENAGA KERJA

    19.1. Kontraktor harus mengadakan tenaga kerja yang cukup serta terampil untuk melaksanakan

    pekerjaan ini

    19.2. Tim Pengawas berhak menginstruksikan kepada Kontraktor apabila tenaga kerja yang ada

    tidak sesuai/kurang memadai dengan bobot pekerjaan yang dilaksanakan atau menolak atau

    minta ganti pekerja yang tidak terampil/ahli dalam pekerjaan.

    19.3. Kontraktor harus memenuhi peraturan perburuhan yang berlaku serta memberikan

    /mengadakan fasilitas yang diperlukan pada pekerjaan selama masa kontrak ini.

    Pasal B20. KESEJAHTERAAN, KEAMANAN DAN PERTOLONGAN PERTAMA

    20.1. Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas-fasilitas kesejahteraan untuk para

    pekerja, antara lain fasilitas kamar mandi, WC dan fasilitas kesejahteraan yang lain.

    Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama, antara

    lain obatobatan, pemadam kebakaran dan lain-lain yang mudah dicapai serta seorang petugas

    yang sudah terlatih dalam menangani pertolongan pertama.

    20.2. Kontraktor harus mengadakan tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para

    pekerja atau tamu serta melindungi lingkungan sekitar proyek.

    20.3. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan keamanan di dalam di lingkungan sekitar proyek

    dari hal-hal serta kejadian-kejadian yang dapat merugikan dan tidak diperbolehkan adanya

    pedagang-pedagang kaki lima dan sejenisnya di dalam atau di sekitar proyek.

    Pasal B21. GANTI RUGI

    Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab atas ganti rugi atau gugatan-gugatan yang diajukan oleh

    pekerja atau gugatan-gugatan yang diajukan oleh pekerja/buruh Kontraktor, Sub Kontraktor, agen-

    agen Supplier atau pihak ketiga yang berhubungan dengan kecelakaan, kerusakan, kerugian lainnya

    serta gugatan apapun yang berhubungan dengan Kontraktor dan yang ada sangkut pautnya dengan

    kontrak ini, semuanya adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

    Pasal B22. LEMBUR

    Bila menurut Kontraktor demi untuk mencapai target waktu penyelesaian yang ditentukan

    memerlukan pekerjaan yang harus dilemburkan, maka sebelumnya Kontraktor harus

    memberitahukan terlebih dahulu kepada Tim Pengawas. Seluruh biaya yang diakibatkannya

    menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pemberitahuan tersebut harus disampaikan 2 (dua) hari

    sebelumnya dengan menjelaskan pekerjaan yang akan dilemburkan.

    Tim Pengawas dapat menolak pekerjaan yang akan dilemburkan apabila:

    a. Material bangunan belum siap

    b. Tenaga kerja belum memadai

    c. Peralatan kurang mendukung

    d. Metoda kerja belum memenuhi

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    18

    Pasal B23. RAPAT LAPANGAN

    Rapat lapangan akan diadakan secara berkala minimal 1 x dalam 2 minggu untuk maksud

    mengkoordinir, memonitoring serta mengevaluasi program pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor

    diharuskan mengundang semua Sub Kontraktornya serta mengadakan fasilitas yang diperlukan.

    Notulen rapat akan dibuat oleh Tim Pengawas dan akan diberikan kepada semua yang

    berkepentingan.

    Pasal B24. BUKU HARIAN

    Kontraktor harus menyediakan buku harian di lapangan untuk mencatat semua petunjuk, keputusan

    dan detail dari pekerjaan serta kejadian-kejadian di lapangan. Kontraktor wajib mencatat dalam

    buku harian ini atas semua kejadian di lapangan dan kegiatan yang ada di lokasi proyek.

    Pasal B25. LAPORAN KEGIATAN PROYEK

    25.1. Kontraktor wajib membuat laporan harian, mingguan dan laporan bulanan mengenai

    kemajuan setiap pekerjaan. Laporan kemajuan tersebut sekurang-kurangnya mengenai

    keterangan-keterangan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tiap hari dan selama 1

    (satu) bulan di mana disediakan risalah kemajuan sebagai berikut:

    a. Jumlah pekerja yang dipekerjakan

    b. Uraian kemajuan pekerjaan

    c. Bahan-bahan dan perlengkapan yang telah masuk ke lokasi pekerjaan

    d. Keadaan cuaca

    e. Kunjungan tamu-tamu

    f. Kejadian-kejadian khusus

    25.2. Laporan tersebut harus ditandatangani oleh Tim Pengawas dengan tembusan kepada:

    a. Pemberi Tugas : asli + 1 salinan

    b. Panitia Pembangunan : 1 salinan

    Meskipun ada laporan harian, mingguan dan laporan bulanan, Kontraktor diwajibkan dengan

    segera melaporkan secara tertulis segala sesuatu hal yang luar biasa atau di luar dugaan yang

    terjadi di lapangan baik yang mempengaruhi pekerjaan atau tidak, juga dilaporkan langkah-

    langkah apa yang telah diambil dalam mengatasi masalah tersebut.

    Pasal B26. BERITA ACARA KEMAJUAN PEKERJAAN, PEMERIKSAAN PEKERJAAN DAN

    PENYERAHAN PEKERJAAN

    26.1. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan akan dibuat oleh Tim Pengawas bersamasama Kontraktor

    atas dasar prestasi yang dicapai dalam satu minggu dan berdasarkan laporan-laporan harian

    dan catatan buku harian.

    26.2. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan akan dibuat oleh Tim Pengawas bersama-sama

    Kontraktor, dan Tim Pengelola Pembangunan Proyek atas dasar pemeriksaan langsung hasil

    pekerjaan di lapangan yang dinyatakan selesai dengan prestasi 100%.

    26.3. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan yang Pertama dibuat oleh Kontraktor dan Panitia

    Pembangunan atas dasar berita acara kemajuan pekerjaan prestasi 100% dan berita acara

    pemeriksaan pekerjaan.

    26.4. Berita Acara Penyerahan Pekerjaan yang Kedua dibuat oleh Kontraktor dan Panitia

    Pembangunan atas dasar berita acara pemeriksaan pekerjaan setelah masa pemeliharaan dan

    dinyatakan tidak ada perbaikan-perbaikan pekerjaaan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    19

    Pasal B27. TAMU DAN PENGUNJUNG

    Setiap tamu dan pengunjung yang masuk ke lapangan harus dicatat pada buku tamu, dan disediakan

    topi pengaman. Kontraktor tidak diperkenankan mengijinkan masuk ke lapangan bagi

    tamu/pengunjung yang tidak mempunyai identitas yang jelas atau tidak mempunyai kepentingan

    dengan proyek ini.

    Pasal B28. JALAN MASUK DAN JALAN SEMENTARA

    Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor bilamana diperlukan dan

    disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek dan membongkarnya serta

    memperbaikinya kembali pada waktu penyelesaian.

    Pasal B29. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN YANG ADA DAN MILIK UMUM

    Kontraktor harus menjaga jalan umum dan jalan kampus, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bebas

    dari peralatan, mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu

    lintas selama kontrak berlangsung. Kontraktor juga bertanggung jawab memberikan perlindungan

    atas bangunan yang ada, serta gangguan dan pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum

    seperti saluran air, listrik, telephone dan sebagainya yang disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor

    serta membayar segala ongkos dan biaya untuk pemasangan kembali serta perbaikan-perbaikannya.

    Pasal B30. PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJAAN

    Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan serta termasuk bahan-bahan dan

    perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan dan bagian dari pekerjaan yang sudah terpasang

    dilindungi terhadap kerusakan, hilang, kotor dan sebagainya hingga kontrak selesai dan diterima

    oleh Panitia Pembangunan.

    Pasal B31. FOTO-FOTO KEMAJUAN PEKERJAAN, SHOP DRAWING DAN ASBUILT

    DRAWING

    31.1. Kontraktor wajib membuat foto-foto kemajuan pekerjaan dari 0%, 25%, 50%, 100% dan hal-

    hal yang penting, yang dianggap perlu atau dikehendaki oleh Panitia Pembangunan, sebagai

    foto dokumentasi. Masingmasing foto dicetak berwarna dalam ukuran 4R dan ditambah foto

    tampak keseluruhan gedung ukuran 10 R diserahkan lengkap dengan albumnya pada:

    a. 2 (dua) set untuk Pemberi Tugas

    b. 1 (satu) set untuk Panitia Pembangunan

    c. 1 (satu) set untuk Pemerintah Daerah bilamana diminta

    Pemotretan tiap obyek diambil dalam 4 (empat) sisi dan dijelaskan pada album, arah

    pemotretan dan bobot prestasi pekerjaan.

    31.2. Shop drawing adalah gambar, diagram-diagram, daftar bengkokan besi, detail gambar, time

    schedule bahan dan personalia, brosur data lainnya yang disiapkan oleh Kontraktor atau Sub

    Kontraktor yang memberi penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya pekerjaan pembangunan

    dengan sebaik-baiknya, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

    a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan rangkap 3 (tiga) gambar

    kerja kepada Tim Pengawas untuk diperiksa, gambar tersebut harus disertai perhitungan

    dan catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Tim Pengawas.

    b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh dimulai sebelum Tim

    Pengawas mempelajari dan menyetujui ataupun mengoreksi gambar kerja yang

    bersangkutan.

    c. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap sebagai perubahan yang

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    20

    diperlukan agar memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar

    pekerjaan tambahan.

    Kontraktor tidak akan dapat menuntut akan kerusakan atau perpanjangan waktu, karena

    kelambatan sebagai akibat membuat gambar kerja. Tim Pengawas hanya mempelajari

    gambar kerja dilihat dari rencana umum saja. Kontraktor tetap bertanggung jawab akan

    adanya kesalahan yang terdapat dalam gambar kerja.

    31.3. As built drawing dibuat oleh Kontraktor seluruhnya termasuk yang telah mendapat

    persetujuan Tim Pengawas setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, termasuk gambar-gambar

    pelaksanaan dan harus mendapat persetujuan dari Tim Pengawas sebanyak 3 (tiga) set berikut

    gambar-gambar aslinya.

    Pasal B32. KETERTIBAN, KEAMANAN DAN KEBERSIHAN

    Kontraktor wajib mengatur penggunaan lapangan dalam hal yang berhubungan mengenai pekerjaan,

    bahan dan keamanan serta kebersihan selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan dengan

    memperhatikan hal-hal berikut:

    a. Mengatur penempatan gudang dan kantor sementara serta fasilitasnya sedemikian rupa

    sehingga tidak mengganggu jalannya pelaksanaan.

    b. Mengatur penempatan bahan baik di gudang maupun di lapangan agar tidak rusak dan

    tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan atau membahayakan

    pekerjaan/umum.

    c. Menjaga keamanan lapangan serta pekerjaan terhadap hal-hal yang tidak dikehendaki.

    d. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang cukup.

    e. Menjaga kebersihan lapangan dari timbunan tanah atau bekas bongkaran/sampah-sampah

    lainnya.

    Pasal B33. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PANITIA PEMBANGUNAN, TIM

    PENGAWAS DAN KONTRAKTOR

    33.1. Kontraktor harus taat kepada syarat-syarat ini dalam melaksanakan dan menyelesaikan

    pekerjaan yang tertera pada gambar-gambar kontrak dan yang diuraikan dalam spesifikasi

    pekerjaan dan di dalam lingkup syaratsyarat ini, hingga dalam segala hal Panitia

    Pembangunan merasa puas.

    33.2. Bilamana Kontraktor menemukan suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan antara gambar-

    gambar kontrak dan/atau spesifikasispesifikasi pekerjaan, ia harus segera memberitahukan

    kepada Panitia Pembangunan dan Tim Pengawas secara tertulis dengan menguraikan

    ketidaksesuaian atau penyimpangan itu, dan Panitia Pembangunan akan mengeluarkan

    petunjuk mengenai hal ini setelah konsultasi dengan Tim Pengawas.

    33.3. Panitia Pembangunan akan memberikan keterangan kepada Kontraktor mengenai letak dan

    batas-batas, gradasi dan ciri-ciri dari lapangan proyek dan tentang bangunan-bangunan yang

    telah ada di sana. Panitia Pembangunan akan menyediakan gambar-gambar dan spesifikasi

    pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan baik.

    33.4. Panitia Pembangunan menunjuk dan mengangkat Tim Pengawas sebagai wakil Panitia

    Pembangunan yang berkewajiban mengamati dan mengawasi pekerjaan serta menguji dan

    memeriksa bahan-bahan yang akan dipakai dan kemampuan pekerjaan (workmen-ship) yang

    ada hubungannya dengan pekerjaan, dan Kontraktor harus memberikan segala fasilitas yang

    layak untuk pelaksanaan kewajiban itu. Wakil Panitia Pembangunan dapat memberikan

    pertunjuk dan perintah kontrak kepada Kontraktor atau ahli tekniknya. Perintah-perintah

    perubahan (change-order) yang menyangkut pada perubahan biaya harus ada waktu 14

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    21

    (empat belas) hari sejak diberikan perintah itu. Jika perintah perubahan itu diberikan dan

    dikuatkan oleh surat Panitia Pembangunan, maka sejak surat penguat itu diberikan perintah

    perubahan (change-order) akan dianggap sebagai instruksi dari Panitia Pembangunan.

    33.5. Panitia Pembangunan akan mengangkat seseorang Koordinator Tim Pengawas yang

    kewajibannya mengamati dan mengawasi pekerjaan seharihari di lapangan dan

    menguji/memeriksa bahan yang dipakai atau kemampuan pekerjaan (workmen-ship) yang

    ada hubungannya dengan pekerjaan dan Kontraktor harus memberikan segala fasilitas yang

    layak untuk pelaksanaan kewajiban itu.

    33.6. Jika kontraktor tidak mengindahkan petunjuk/instruksi tertulis maupun lisan dari Panitia

    Pembangunan dan/atau Tim Pengawas mengenai suatu pekerjaan atau bahan yang tidak

    memenuhi syarat, maka Panitia Pembangunan sesudah itu berhak untuk menolak pekerjaan

    atau bahanbahan ini dan memerintahkan pembongkaran, untuk dilakukan perbaikan/

    penyempurnaan.

    33.7. Panitia Pembangunan melalui Tim Pengawas dapat mengeluarkan perintah yang

    menghendaki pemberhentian kepada tenaga Kontraktor yang tidak memenuhi syarat untuk

    melakukan pekerjaan.

    Pasal B34. KEWAJIBAN MEMENUHI UNDANG-UNDANG, PERATURAN, PEMBERITAHUAN

    - PEMBERITAHUAN, UPAH. ONGKOS-ONGKOS SERTA PERIJINAN

    34.1. Kontraktor harus mentaati segala peraturan, undang-undang Pemerintah Republik Indonesia

    yang menyangkut kontrak pekerjaan ini.

    34.2. Kontraktor harus memenuhi dan memberikan segala keterangan yang dikehendaki

    pemerintah dan mentaati peraturan-peraturan apapun yang dikeluarkan pemerintah setempat

    atau penegak hukum, yang mempunyai wewenang mengenai pekerjaan atau yang akan ada

    hubungannya dengan mereka.

    34.3. Kontraktor harus membayar dan membebaskan Pemberi Tugas dari tanggung jawab

    membayar upah atau ongkos (termasuk segala pungutan dan pajak) yang resmi, menurut

    undang-undang yang berlaku, atau undang-undang peraturan pemerintah setempat atau

    penegak hukum mengenai pekerjaan dan biaya yang harus dipenuhi, harus dianggap sudah

    termasuk di dalam harga kontrak yang disetujui bersama.

    34.4. Kontraktor wajib menanggung segala perijinan yang diperlukan untuk pekerjaan ini dengan

    instansi terkait, jumlah biaya untuk mengurus perijinan ini menjadi tanggungan Kontraktor.

    Pasal B35. PENGAMBILAN PEIL DAN CARA MEMULAI PEMATOKAN (UITZETEN)

    Pengambilan Peil bangunan lantai dasar harus berpedoman pada gambar rencana dan akan

    ditunjukkan oleh Perencana. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk membetulkan kesalahan

    ataupun yang disebabkan oleh karena ia memulai pekerjaan dengan cara yang tidak seksama,

    seluruhnya atas pembiayaan sendiri.

    Pasal B36. MATERIAL DAN PERSYARATAN-PERSYARATAN

    36.1. Semua bahan-bahan, barang-barang dan pembuatannya, harus dari masing-masing jenis dan

    standar mutu yang disebutkan dalam RKS ini.

    36.2. Kontraktor menjamin semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut

    kontrak ini seluruhnya dalam keadaan baru dan baik, dan semua pekerjaan harus berkualitas

    baik, bebas dari cacat dan kekurangan-kekurangan dan sesuai dengan dokumen kontrak.

    Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar ini dianggap tidak memenuhi syarat. Bila

    diminta oleh Tim Pengawas, Kontraktor harus memberikan bukti yang cukup mengenai

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    22

    macam dan kualitas bahan bangunan dan perlengkapan yang digunakan berupa hasil tes

    bahan dari Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

    36.3. Panitia Pembangunan melalui Tim Pengawas dapat mengeluarkan instruksi agar Kontraktor

    membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup tetapi dianggap tidak memenuhi syarat

    teknis untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan (baik yang

    sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan) atau jenis pekerjaan yang sudah

    dilaksanakan, dan biaya untuk membuka dan pengujiannya, bersama dengan biaya

    perbaikannya harus sudah termasuk di dalam harga kontrak.

    36.4. Panitia Pembangunan melalui Tim Pengawas dapat mengeluarkan instruksi untuk

    menyingkirkan dari tempat pekerjaan, barang-barang atau bahanbahan apa saja yang tidak

    sesuai dengan kontrak ini atas biaya kontraktor.

    Pasal B37. PERUBAHAN-PERUBAHAN PEKERJAAN

    37.1. Tim Pengawas dengan persetujuan Panitia Pembangunan dapat mengeluarkan instruksi

    tertulis yang menghendaki perubahan pekerjaan tambah dan pekerjaan yang kurang layak

    yang tidak merubah nilai kontrak.

    37.2. Yang dimaksud dengan perubahan pekerjaan tambah dan/atau pekerjaan kurang (change

    order) adalah yang terjadi karena pengubahan bahan atau penggantiannya atas rencana,

    kualitas atau kuantitas dari pekerjaan yang tercantum dalam gambar-gambar kontrak dan

    terurai dalam spesifikasi, serta termasuk penambahan, pembatalan atau penggantian dari

    macam standar setiap bahan atau barang yang digunakan dalam pekerjaan dan dilaksanakan

    dengan perintah-perintah tertulis dari Panitia Pembangunan.

    37.3. Sebelum membuat suatu perubahan dari gambar-gambar kontrak atau spesifikasi pekerjaan

    yang diperlukan untuk penyesuaian yang telah disebut di atas, Kontraktor harus

    memberitahukan kepada Panitia Pembangunan secara tertulis dengan menerangkan dan

    memberikan alasan atas perubahan-perubahan tersebut dan Panitia Pembangunan akan

    mengeluarkan petunjuk/instruksi.

    37.4. Nilai-nilai dari perubahan pekerjaan dimaksud harus diikuti ketentuanketentuan sebagai

    berikut:

    a. Harga-harga dalam Daftar Rincian Harga Penawaran harus dipakai sebagai dasar dalam

    menentukan harga satuan pekerjaan yang bersifat sama dan syarat-syarat yang

    dilaksanakan dengan syaratsyarat serupa.

    b. Harga-harga dalam Daftar Harga di mana pekerjaan tidak serupa atau dikerjakan dengan

    syarat-syarat yang serupa, merupakan dasar harga untuk pekerjaan yang sama sifatnya

    sejauh dianggap layak.

    c. Harga satuan yang tidak tercantum dalam Daftar Rincian Harga ditentukan bersama oleh

    Kontraktor dan Tim Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan dari Panitia

    Pembangunan.

    Pasal B38. KUALITAS DAN KUANTITAS

    38.1. Kualitas dan kuantitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak mempunyai pengertian

    seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak kerja atau yang diuraikan dalam spesifikasi

    pekerjaan pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini tidak akan mempengaruhi pengertian

    tersebut di atas.

    38.2. Jika terjadi kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau pengurangan bagianbagian dari gambar

    kontrak dan/atau spesifikasi pekerjaan tidak akan membatalkan kontrak ini, tapi hendaknya

    diperbaiki dan dianggap sesuatu perubahan yang dikehendaki oleh Panitia Pembangunan

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    23

    melalui ketentuan yang berlaku.

    38.3. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin suatu waktu diberikan

    kepada Kontraktor selama masa pelaksanaan adalah merupakan bagian dari kontrak Daftar

    Pekerjaan tetap digunakan meskipun ada ketidaksesuaian antar harga-harga itu dengan apa

    yang tercantum dalam perkiraan.

    Pasal B39. ASURANSI

    39.1. Asuransi Kecelakaan dan Kematian

    a. Kontraktor harus mengasuransikan untuk personil dari Panitia Pembangunan atau

    wakilnya.

    b. Pengasuransian ini harus pada suatu perusahaan asuransi yang dikenal baik oleh Panitia

    Pembangunan dengan nilai asuransi yang ditentukan.

    c. Polis asuransi harus atas nama Panitia Pembangunan dan harus diserahkan untuk

    disetujui dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari dari penandatanganan kontrak dan

    kuitansi pembayaran atau premi asuransi secara berturut-turut harus segera diserahkan

    kepada Panitia Pembangunan. Jika dalam waktu 30 hari dari penandatanganan kontrak,

    polis itu belum juga ada penyelesaian, maka Panitia Pembangunan akan

    mengasuransikan sendiri dan memotong semua biaya dari harga kontrak. Demikian pula

    apabila Kontraktor lalai dalam membayar uang premi, maka akan dibayar oleh Panitia

    Pembangunan dengan biaya Kontraktor.

    d. Personil yang diasuransikan : 3 (tiga) orang dari Panitia Pembangunan atau wakil-

    wakilnya dan 5 (lima) orang dari Tim Pengawas dengan nilai pertanggungan

    Rp.200.000.000 (Dua Ratus Juta Rupiah)/orang.

    39.2. Asuransi Tenaga Kerja

    Kontraktor harus mengasuransikan Tenaga Kerja dalam proyek ini dan harus dilakukan

    berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 33 Tahun 1977 tanggal 5 Desember 1977 dan

    Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-166/MEN/1977 tanggal 26 Desember

    1977

    39.3. Asuransi Pekerjaan

    a. Kontraktor diwajibkan atas nama Pemberi Tugas, mengasuransikan pekerjaan terhadap

    kerugian dan kerusakan (construction all risk) yang disebabkan oleh kebakaran, petir,

    ledakan, angin ribut, badai, banjir, pecah atau meluapnya tangki/reservoir/alat-alat/pipa-

    pipa, gempa bumi, kejatuhan pesawat/benda-benda dari udara, kerusuhan dan huru-hara:

    dari nilai harga seluruhnya sebanding dengan harga kontrak. Semua pekerjaan yang telah

    dilaksanakan dan segala bahan-bahan dan barang-barang yang belum dipasang tetapi

    telah masuk di lokasi proyek atau berdekatan dengan tempat pekerjaan, semuanya harus

    diasuransikan sampai pekerjaan selesai seluruhnya. Asuransi tersebut harus dilaksanakan

    dengan perusahaan asuransi yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor

    menyerahkan polis-polis dan kuitansikuitansi pembayaran premi asuransi tersebut kepada

    Pemberi Tugas. Bila kontraktor tidak mengadakan asuransi atau tidak meneruskan

    asuransi sedangkan pekerjaan belum selesai, maka Pemberi Tugas akan mengasuransikan

    segala sesuatu tersebut pada ayat ini dengan cara mengurangi pembayaran pekerjaan

    kepada Kontraktor dengan sejumlah premi yang harus dibayarkan kepada perusahaan

    asuransi.

    b. Dalam menyelesaikan suatu tuntutan (claim) mengenai asuransi tersebut di atas,

    kontraktor diwajibkan dengan segera memperbaiki pekerjaan yang rusak, mengganti

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    24

    bahan/barang-barang yang belum dipasang yang rusak atau cacat, memindahkan atau

    membuang puingpuing dan melanjutkan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

    c. Uang pertanggungan yang diterima perusahaan asuransi akan dibayarkan kepada

    Kontraktor secara bertahap. Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran untuk biaya

    membetulkan pekerjaan yang rusak, penggantian dan pembetulan bahan atau barang-

    barang yang belum dipasang yang rusak, dan pemindahan atau pembuangan puingpuing,

    selain uang yang sudah diterima dari perusahaan asuransi.

    Pasal B40. PENCABUTAN KONTRAK OLEH PEMBERI TUGAS

    40.1. Tanpa mengurangi hak-hak lain yang dimiliki oleh Pemberi Tugas, jika Kontraktor lalai dan

    tidak bertindak menurut kontrak atau perintah Pemberi Tugas, antara lain:

    a. Kontraktor tanpa alasan yang tidak dapat diterima menangguhkan atau menunda sama

    sekali pelaksanaan pekerjaan sebelum selesai.

    b. Kontraktor tidak dapat melanjutkan pekerjaan dengan kesungguhan dan teratur.

    c. Kontraktor menolak atau dengan tegas mengabaikan peringatan tertulis dari Panitia

    Pembangunan yang menghendaki perbaikan pekerjaan yang cacat atau penyingkiran

    bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat, hingga dengan penolakan dan kelalaian

    tersebut pekerjaan benar-benar terkena akibatnya.

    Atas hal tersebut di atas maka Pemberi Tugas berhak mencabut kontrak secara sepihak

    tanpa ganti rugi apapun.

    40.2. Tanpa mengurangi hak-hak lain yang dimiliki Pemberi Tugas, jika Kontraktor setelah 3 (tiga)

    kali berturut-turut tidak mengindahkan peringatan-peringatan tersebut atau dalam

    pelaksanaan selanjutnya melakukan kelalaian yang sama, dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak

    pengulangan atau penerusan kelalaian itu berhak memutuskan kontrak kerja dengan

    Kontraktor secara tertulis dengan tindakan sepihak tanpa ganti rugi.

    Pasal B41. UNDANG-UNDANG YANG MELINDUNGI KONTRAK

    Apapun kebangsaan Kontraktor, Sub Kontraktor, Leveransir atau Penengah (arbitrator) dan

    dimanapun mereka bertempat tinggal (menetap) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan

    berada harus tunduk kepada segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik

    Indonesia.

    Pasal B42. PERATURAN DAN STANDAR

    Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan pembangunan

    yang sah berlaku di Republik Indonesia selama pelaksanaan kontrak ini harus betul-betul ditaati

    kecuali dibatalkan oleh Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini ada khususnya peraturan-peraturan

    berikut ini berkenaan pasal di atas:

    a. Algement Voorwaden AV 1941 Persyaratan Pembangunan di Indonesia yang disahkan

    oleh Pemerintah (khususnya pasal-pasal yang masih berlaku/relevan).

    b. Pedoman tata cara penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara yang dikeluarkan

    oleh Departemen Pekerjaan Umum (Ditjen Cipta Karya).

    c. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.

    d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).

    e. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SKSNI T-15- 1990-03)

    f. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-

    03-2847-2002).

    g. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-N.1.5/1961).

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    25

    h. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983).

    i. Peraturan Instalasi Khusus Air dan Listrik (AVWI dan AVEPUIL-N.1.6.- 1978).

    j. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

    k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan

    dan bulanan/borongan).

    l. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI) 1970.

    m. Peraturan dan standar-standar lainnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan-bahan

    bangunan dalam proyek ini.

    n. Peraturan Pembebanan Indonesia tahun 1984.

    o. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI-03-1726-

    2002).

    p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan

    bahaya kebakaran.

    q. Peraturan plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan

    Direktur Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

    r. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) tahun 1983 yang dikeluarkan oleh

    Direktur Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

    Bilamana dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) telah ditentukan patokan kualitas

    bahan-bahan bangunan, maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau peraturan

    tersebut bersifat melengkapi, sejauh tidak bertentangan.

    Pasal B43. BEA DAN PAJAK

    43.1. Semua bea, pajak cukai dan pungutan lain oleh pemerintah menjadi beban dan tanggung

    jawab masing-masing pihak., untuk pembayaran itu Kontraktor tidak menerima pembayaran

    tambahan dari Panitia Pembangunan.

    43.2. Bea materai kontrak harus ditanggung oleh Kontraktor.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    26

    BAGIAN C. PERSYARATAN TEKNIS

    Pasal C1. LINGKUP PEKERJAAN

    1.1. Keterangan Umum

    a. Pekerjaan yang harus diselesaikan seperti yang dimaksud oleh RKS ini adalah sesuai

    dengan gambar-gambar pelaksanaan.

    b. Pekerjaan terletak di dalam tanah milik Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta yang terletak

    di Jalan Kaliurang KM 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

    c. Pekerjaan harus diselesaikan sesuai dengan yang dimaksud dalam RKS, gambar-gambar

    perencanaan, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan

    selama pelaksanaan pekerjaan.

    1.2. Ikhtisar Pekerjaan

    Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan ialah:

    a. Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    b. Jaringan pipa dan saluran air bersih, air hujan dan kotor/kotoran, drainase dan lain-lain.

    c. Pekerjaan lain yang bersangkutan yang diuraikan dalam RKS ini serta gambar

    pelaksanaan di dalam dokumen kontrak lainnya.

    1.3. Pekerjaan Persiapan

    a. Mobilisasi peralatan

    Penyediaan pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraankendaraan/ alat-alat besar yang

    menunjang pelaksanaan proyek baik yang menyewa maupun milik perusahaan.

    b. Persiapan Lapangan

    Pembersihan lapangan yang dianggap mengganggu pelaksanaan proyek. Pagar keamanan

    proyek harus dibuat Kontraktor dan sisi luarnya harus dicat. Pembuatan sarana lainnya

    untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan.

    Bengkel untuk pelaksanaan proyek ini harus dipisahkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain,

    besi-besi yang akan dikerjakan harus ditempatkan di area tertutup dan bebas dari

    gangguan air dan diatur dengan rapi sehingga memudahkan pelaksanaan proyek.

    c. Pematokan

    Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran

    lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi pembangunan.

    Biaya pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.

    d. Sarana Proyek

    Kontraktor harus memperhitungkan sarana proyek berupa fasilitas penerangan dan

    penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat jalan

    masuk ke dalam proyek di mana kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu menerima

    keluar masuknya angkutan-angkutan material.

    e. Perijinan Bangunan

    Kontraktor selama pelaksanaan harus mengurus ijin-ijin sehubungan dengan proyek ini

    (selain IMB), sampai selesai, atas biaya Kontraktor dan tanpa mengganggu schedule

    pelaksanaan proyek.

    f. PPPK

    Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk PPPK.

    g. Keamanan Proyek

    Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek,

    baik barang-barang milik perusahaan maupun Tim Pengawas.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    27

    h. Masa Pemeliharaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender.

    Kontraktor harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan dan tanggung jawab

    atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama masa pemeliharaan.

    i. Kontrol Kualitas Bahan

    Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus sudah mempertimbangkan semua biaya

    sehubungan dengan pekerjaan kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor

    harus menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.

    j. Standar yang digunakan

    Semua pekerjaan yang harus diadakan melalui Normalisasi Indonesia, Standard Industri

    Indonesia dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Internasional lainnya yang

    berhubungan dengan pekerjaan ini seperti:

    (1) NI-2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia

    (2) SKSNI T-15-1990-03 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

    (3) SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan

    Gedung.

    (4) SNI-03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan

    Gedung.

    (5) SKSNI 04-1989-F Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam

    (6) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983 (PPBBI 1983)

    (7) NI-3 (1970) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia

    (8) NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

    (9) NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia

    (10) NI-10 Batu Merah sebagai Bahan Bangunan

    (11) SII-13/S.I/72

    (12) SII-14/S.I/72

    (13) Pedoman Plumbing Indonesia

    (14) Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)

    (15) ASTM, JIS dan Lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini

    Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus di dalam persyaratan ini, maka ketentuan

    itu harus diutamakan. Tim Pengawas akan membuat perbaikan dan pengertian yang

    dianggap perlu untuk melengkapi standar-standar persyaratan-persyaratan dan gambar.

    k. Penggunaan persyaratan teknis

    Persyaratan teknis ini disiapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan-

    pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Teologi Weda Bhakti

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Syarat seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya merupakan suatu

    kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kecuali disebutkan lain. Setiap bagian dalam

    persyaratan proyek ini disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar-gambar kerja,

    keterangan-keterangan dan perintah tambahan dari Tim Pengawas. Standar-standar yang

    dipakai, terutama adalah standar-standar yang dibuat dan berlaku resmi di negara ini.

    Sedangkan untuk pekerjaanpekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di

    negara ini, maka harus digunakan standar-standar internasional yang berlaku atas

    pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya standar dari negara-negara produsen

    bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut yang diberlakukan.

  • RENCANA KERJA

    DAN

    SYARAT-SYARAT

    GEDUNG PASCA SARJANA

    FAKULTAS TEOLOGI WEDA BHAKTI UNIVERSITAS

    SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    28

    Pasal C2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

    Sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang ada dalam kontrak, Kontraktor harus mengunjungi

    tempat-tempat pekerjaan dan meninjau kondisi (keadaan) :

    a. Tempat-tempat pekerjaan yang harus dibersihkan

    b. Tempat-tempat dari pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud harus bersih dari segala

    rintangan yang terdapat di sekitar daerah pekerjaan tersebut dan siap untuk penggalian.

    c. Pohon-pohon dan bekas bangunan.

    d. Kontraktor tidak diperkenankan membasmi/menebang/merusak pagar hidup kecuali yang

    ada di dalam batas-batas penggalian atau yang jelas tercantum di dalam gambar kerja.

    Jika ada suatu hal yang mengharuskannya Kontraktor melakukan penebangan, maka

    kontraktor harus mendapat ijin dari Panitia Pembangunan. Kontraktor harus melindungi

    pohon-pohon yang tidak diperkenankan disingkirkan dan mungkin dapat menjadi rusak

    karena pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak ini.

    Pasal C3. PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN DAN PENGADAAN SARANA

    3.1. Bouwkeet

    Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara (bouwkeet)

    untuk digunakan sebagai gudang penyimpan dan perlindungan bahan bangunan. Setelah

    berakhirnya pekerjaan kontraktor wajib membongkar dan menyingkirkan bangunan

    sementara tersebut dari lokasi.

    3.2 Pembangkit tenaga sementara

    Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk

    pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, termasuk pemasangan sementara dari kabel-

    kabel, meteran, upah dan tagihan. Set