riset penerapan tqm d sby

30
RISET PENERAPAN TQM, “CREATING SUPERIOR OPERATIONAL PERFORMANCE THROUGH TOTAL QUALITY MANAGEMENT PRACTICES AT MANUFACTURING COMPANIES IN SURABAYA, INDONESIA- SLAMET RIYADI & MUZRAN MUNIZU” GD BGS YTN WBW

Upload: yatnas-scream

Post on 08-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas TQM

TRANSCRIPT

Praktik Total Quality Management (TQM) Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan

Riset Penerapan TQM,Creating Superior Operational Performance Through Total Quality Management Practices at Manufacturing Companies in Surabaya, Indonesia- Slamet Riyadi & Muzran MunizuGd Bgs Ytn WbwLatar BelakangPerusahaan Manufaktur di era globalisasi ini harus memperhatikan kualitasnya untuk memenangkan kompetisi pasar karena persaingan makin meningkat (Rahman, 2001).Agar tetap bertahan, Perusahaan Manufaktur harus mampu bersaing bukan hanya di pasar lokal, tapi juga harus pasar internasionalMemperhatikan KualitasDengan Memperhatikan kualitas akan berdampak pada kinerja usaha, yaitu pada biaya produksi dan labaDampak di biaya produksi adalah jika membuat produk dengan standar tinggi dan prosesnya terawasi baik maka akan mengurangi kemungkinan terjadi cacat produksi.Kemudian dampak pada laba, dengan memperhatikan kualitas produk maka akan meningkatkan penjualan (Gasperz, 2005).Bersaing di pasar internasionalUntuk dapat bersaing maka perlu menerapkan manajemen operasi yang terbukti dan sering digunakan, dimana manajemen operasi yang digunakan sebaiknya dapat mengidentifikasi perubahan lingkungan dan secara proaktif terus melakukan perbaikan dan peningkatanDi riset yang dilakukan digunakan TQM yang popular 2 decade terakhirPenyerapan Tenaga Kerja Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Tabel statistic UKM ( usaha kecil menengah) Indonesia 2012Menunjukkan total tenaga kerja di 4 tingkatan skala perusahaan, dengan terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja dari tahun 2010 ke 2011industry berhasil di UKM berdampak pada pembangunan ekonomi di Negara berkembang dimana perusahaan manufaktur dengan menciptakan lapangan pekerjaan juga sebagai pelopor inovasi dan memiliki fleksibel tinggi untuk menyesuikan kebutuhan pelanggan (Brock dan Evans, 1986; ACS dan Audretsch, 1990). Pengukuran kinerjaBrah dan Lim (2006) mengemukakan pengukuran kinerja dapat diukur dalam 2 dimensi, yaituKinerja OperasionalKinerja OrganisasiPengukuran kinerjaKinerja adalah sejauh mana suatu operasi memenuhi tujuan kinerja, sebagai langkah utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Slack et al.,2001)Pengukuran kinerja operasional sangat penting untuk mencapai efisiensi dan kinerja optimal (Demirbag, et al, 2006)Untuk menentukan membaiknya kinerja perusahaan perlu dilakukan pengukuran kinerja dengan mengidentifikasikan variable dan melakukan pengukuran Kinerja OperasionalKinerja operasional mencerminkan kinerja operasi internal perusahaan dalam hal,pembiayaan dan pengurangan pemborosanPeningkatkan kualitas produkPeningkatkan fleksibilitasPeningkatkan kinerja pengirimanpeningkatan produktivitas. Mereka dianggap sebagai ukuran utama karena berdampak langsung dari tindakan yang diambil selama pelaksanaan TQM (Salaheldin,2009).Kinerja OrganisasiPertumbuhan PendapatanLaba BersihRasio Laba terhadap pendapatan atau Return Of Investment (ROI)Rasio Laba terhadap Aset atau Return Of Asset (ROA)Investasi dalam Research and Development (RD)Kapasitas Perusahaan untuk pengembangan Profil kompetisiStudy Terkait TQMPengaruh TQM terhadap kinerja operasional perusahaan manufaktur (1200 Perusahaan manufaktur Australia dan Selandia Baru), Samson dan Terzionvski (1999)Faktor Penentu Keberhasilan Pelaksanaan TQM (53 UKM di Australia), Rahman (2001)Study empiris mengidentifikasi factor penting untuk keberhasilan TQM UKM di Turki, Demirbag et al.(2006)Penelitian empiris lain yang menyelidiki hubungan penerapan TQM dan kinerja perusahaan (misalnya Ahire dan Golhar, 1996; Brah dan Lim, 2006; Sila, 2007) untuk mencari tahu efek positif penerapan TQM dan Kinerja.Samson dan Terzionvski (1999)Hubungan antara penerapan TQM dengan kinerja organisasi berpengaruh signifikan dalam pandangan cross sectional (dari data yang dikumpulkan dan pengamatan banyak hal)Tapi tidak keseluruhan kategori dalam penerapan TQM merupakan predictor kuat dari kinerja dimana pd peneltian ini hanya Kategori kepemimpinan, manajemen individu dan fokus terhadap pelanggan adalah prediktor signifikan terkuat pada kinerja operasional.

Rahman (2001)Penentu keberhasilan TQM adalah kepemimpinan, strategi dan perencanaan, pemberdayaan karyawan dan keterlibatan karyawan, Pelatihan dan Pengembangan Karyawan,Informasi dan analisis manajemen pelanggan

Demirbag et al.(2006)Faktor penentu keberhasilan (Critical Success Factor )TQM :Data dan Kualitas laporan,Peran serta Top ManajemenHubungan antar karyawanManajemen Kualitas dari supplierPelatihanKebijakan mutuManajemen ProsesTujuan PenelitianMengetahui Penngaruh Faktor Strategis penerapan TQM terhadap kinerja operasionalMengetahui Pengaruh Faktor Taktis Penerapan TQM pada Kinerja OperasionalMengetahui pengaruh Faktor Operasional penerapan TQM terhadap Kinerja OperasionalFaktor strategisSegala hal berkaitan dengan tujuan perusahaan dan berkaitan dengan tanggung jawab manajemen di perusahaanFaktor TaktisSegala hal berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan strategis sebagai tanggung jawab manajemenFaktor OperasionalSegala hal berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan beroperasinya perusahaan dengan tanggung jawab sub manajemenPerancangan KonsepSurvai awal Mengidentifikasi Faktor Penting TQM yang harus ada dalam unit bisnis untuk mencapai manajemen mutu yang efektif (Saraph et al.,1989)Menggunakan Aspek organisasi dan Teori Pandangan para ahli TQM ( Deming, Juran dan Crosby) untuk mengatur dan mensitesis factor kritis yang diidentifikasi, juga mengembangkan langkah-langkahnya dan keseluruhan manajemen kualitas organisasi (Saraph et al.,1989)

Pandangan DemingDeming (1986) menyatakan bahwa implementasi konsep mutu dalam sebuah organisasi memerlukan perubahan dalam filosofi yang ada di sekitar manajemen.Di jelaskan bahwa konsep mutu dalam sebuah organisasi, atau dalam suatu perusahaan di butuhkan perubahan atau perbaikan secara berulang-ulang. Dianjurkan agar suatu badan usaha harus mendesign metode produksi serta produk yang mereka miliki mempunyai kualitas yang tinggi dan sesuai dengan keinginan pelanggan, karena banyak perusahaan yang hanya membuat suatu produk berdasarkan keinginan dari perusahaan atau manajemen itu sendiri tanpa melihat apa sebenarnya yang pelanggan inginkan. Pandangan CrosbyKualitas harus disesuaian sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan, bukan sebagai kebaikan, atau keistimewaan.Sistem untuk menghasilkan kualitas adalah pencegahan bukan penilaian. Standar kerja harus tanpa cacat, bukan cukup mendekati tanpa cacat.Pengukuran kualitas merupakan harga ketidaksesuaian, bukan pedoman. Manajemen adalah penyebab setidak-tidaknya 80 % masalah-masalah kualitas di dalam organisasi. Karena itu, satu-satunya jalan memperbaikinya adalah melalui kepemimpinan manajemen.Crosbymemberikan vaksin kualitas (Quality vaccine), yaitu:Tujuan: manajemen merupakan satu-satunya alat yang akan mengubah citra organisasi,Pendidikan: membantu semua komponen organisasi mengembangkan satu pengertian umum tentang kualitas dan memahami peran mereka masing-masing di dalam proses perbaikan kualitas,Penerapan: membimbing dan mengarahkan program perbaikan.

Pandangan JuranKualitas bagian dari tiap agenda managemen dimasukkan dalam rencana bisnis. Jangkauan sasaran dijadikan benchmarking: fokus pada pelanggan dan kompetisi.Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat dengan Manajer teratur meninjau kembali kemajuan terhadap sasaran.Pemberian Penghargaan untuk performansi terbaik dan Perbaikan pada Sistem imbalan (reward system)Trilogi Kualitas (The Quality Trilogy)Perencanaan Kualitas (quality planning)Quality planning, mengidentifikasi pelanggan dan proses penyampaikan produk dan jasa dengan tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh karyawan perusahaan guna memuaskan pelanggan.Pengendalian Kualitas (quality control)Quality control, produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuha para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan untuk segera diperbaiki.Perbaikanan Kualitas (quality improvement)Quality improvement, mekanisme yang sudah mapan dipertahankan hingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Meliputi alokasi sumber, penugasaan orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih karyawan yang terlibat dalam proyek mutu dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.Kerangka KonsepPenelitian serupa yang dilakukan oleh penelitian lain (misalnya Black dan Porter, 1996; Anderson dan Sohal,1999; Samson dan Terziovski, 1999) Para peneliti telah mengembangkan penerapan kritis TQM berdasarkan objek yang berbeda, sehingga mereka menghasilkan faktor kritis yang berbeda untuk penerapan TQM (Demirbag et al., 2006).

Perancangan Konsep cont.Beberapa studi empiris telah dilakukan untuk membangun hubungan antara Penerapan TQM dan kinerja organisasi (misalnya Samson dan Terziovski, 1999; Brah dan Lim, 2006;. Demirbag et al, 2006;. Feng et al, 2006). Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada berbagai pengukuran, yaitu kinerja organisasikinerja perusahaankinerja bisniskinerja operasionalkinerja keuangan dan non-keuangan, Kinerja Inovasi, Kinerja kualitas. Dengan demikian, Studi ini fokus pada pengukuran operasional untuk mengevaluasi kinerja organisasi dengan mengkaji pengaruh kritis penerapan TQM pada kinerja organisasi yang terdapat dalam kinerja operasional

Kerangka konsepPenelitian ini mengeksplorasi penerapan Kritis TQM menjadi 3 tingkatanFaktor strategisFaktor TaktisFaktor OperasionalYang kemudian menyelidiki efek langsung terhadap kinerja operasional dari penerapan kritis TQMIndikatorFaktor StrategiKepemimpinanBudaya OrganisasiDukungan Manajemen PuncakPerbaikan BerulangBenchmarkingTujuan Kualitas dan kebijakanFaktor TaktisMembangun Tim dan Pemecahan MasalahPemberdayaan KaryawanKeterlibatan KaryawanPenggunaan Teknologi InformasiKualitas PemasokHubungan PemasokPenilaian Kinerja PemasokIndikator cont.Faktor OperasionalRancangan Produk dan PelayananPengukuran Kinerja Perusahaan selama TQMPengendalian ProsesOrientasi PelangganManajemen Hubungan dengan PelangganProses Peningkatan nilai tambah Sumber dayaJadwal Pelaksanaan realisasi TQMPengetahuan pelanggan dan PasarKonservasi dan pemanfaatan sumber dayaInspeksi dan pemeriksaan Pekerjaan

Indikator cont.Kinerja OperasionalPengurangan BiayaPengurangan PemborosanPeningkatan Kualitas ProdukPeningkatan Kinerja PengirimanPengembangan Produk / Pelayanan

Indikator cont.Kerangka Konsep

Operational Performance (Y)HipotesisFaktor Strategis dari penerapan TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional (H1)Faktor taktis dari penerapan TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional (H2)Faktor Operasional dari penerapan TQM berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional (H3)KuesionerMenggunakan 2 variable yg diadopsi dari Brah dan Lim (2006) dengan penerapan TQM sebagai variabel bebas yang diadopsi dari Salehaldin (2009) yaitu factor strategis (6 indicator), Faktor taktis (8 Indikator), dan factor operasional ( 10 indicator)Variabel terikat adalah kinerja Operasional (5 indicator)

Menggunakan 5 poin skala Likert untuk analisis DeskriptifSangat Rendah (1,00-1,80)Rendah (1,81-2,60)Cukup Baik (2,61-3,40)Baik (3,41 4,20)Sangat Baik (4,21-5,00)(Sekaran,2002; Sugiyono,2008)PenelitianPendekatan Kuantitatif Desain penelitian cross sectional study Dilakukan Penyebaran Kuesioner ke Populasi 236 Perusahaan Manufaktur skala menengah (karyawan 20-99 orang) dan besar (>100 karyawan) di SurabayaDari 236 kuesioner yang dikirim, kembali 118, sekitar 50%. Terdiri dari 60 perusahaan besar dan 58 perusahaan menengah

Data kuantitatif -> data sumber berupa angka sebagai bentuk perhitungan dan pengukurancross sectional -> mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat(point time approach).Sample harus bervariasi dengan data sekunder dari Badan Satistik pusat dan departemen Perindustrian dan perdagangan. Data primer dari responden dengan wawancara langsung dan kuesioner

PengujianUji validasi Untuk Mengevaluasi akurasi dan ketepatan alat ukur dengan Metode Pearson Product Moment Correlation, dikatakan valid jika r >0,30 (Cooper dan Emory, 1999)Uji Realiabilitas digunakan untuk menentukan keandalan instrument, dimana dikatakan handal jika dapat menghasilkan hasil konsisten (Cooper dan Emory, 1999).Skor Cronbach Alfa dihitung untuk tiap konstruksi ( factor strategis, factor taktis, factor operasional dan Kinerja operasional) untuk mengukur konsistensi internal dan menunjukkan item berbeda tersebut dipercaya dapat mengukur kontruksiKoefisien Reliabilitas 0,90 dianggap baik, 0,80 dianggap sangat baik dan 0,70 dianggap cukup memadai, tergantung pertanyaan (Kline,1998)Analisis dataAnalisis data menggunakan statistic deskriptif dan analisis regresi gandaData yang terkumpul diedit dan ditabulasi untuk dianalisis secara deskriptif dengan rata-rata (Mean) dan persentase (%)Analisis Multiple Regresi untuk menguji pengaruh variable bebas dengan variable terikat (Hair et al., 1998).

Pengujian Hipotesis dengan tingkat signifikansi = 5%, tingkat keyakinan =95%Pengolahan dengan SPSS 21Pengaruh variable TQM pada kinerja Operasional didapat dengan membandingkan t-value dengan t-table atau dengan membandingkan signifikansi dengan perhitungan =5%, dan jika t-value 0,30. sehingga instrument dinyatakan dapat digunakan untuk penelitianHasil Uji Reability Test pada Konstruksi

Nilai Cronbach alfa pada tiap kontruksi > 0,60. sehingga instrument dinyatakan handal dapat diandalkan untuk penelitian dan pengumpulan data di lapangan.Karakteristik Responden

Hasil Analisis deskriptifFaktor StrategisMean = 4,17 (Baik), dengan dukungan Top manajemen sebagai indikator terkuat (4,45)Faktor TaktisMean = 4,58 (Sangat baik), dengan Pelatihan berkualitas bagi karyawan sebagai indicator terkuat (4,69)Faktor OperasionalMean = 4,10 (Baik), dengan orientasi terhadap pelanggan sebai indicator terkuat (4,33)Kinerja OperasionalMean = 4,05 (Baik), dengan peningkatan kinerja pengiriman sebagai indicator terkuat (4,17), sebaliknya pengembangan produk baru sebagai indicator terendah (3,56)Pendeskripsian karakteristik variable dijelaskan berdasarkan rata-rata (mean) masing-masing indicator yang membentuk kontruksi

Variabel bebasFaktor strategis, factor taktis dan factor operasionalVariabel terikat Kinerja operasionalAnalisa Multiple Regresi

Analisa multiple RegresiMenunjukkan Penerapan TQM yang terdiri dari Faktor strategis (X1), Faktor Taktis (X2), dan Faktor Operasional (X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasionalDengan nilai koef determinasi (R square) = 0,817 menyatakan 81,7% varriasi peningkatan atau penurunan kinerja operasional dapat dijelaskan dengan variasi penerapan TQMSecara terpisah factor strategis (X1), Faktor Taktis (X2) dan Faktor Operasional berpengaruh signifikan Terhadap Kinerja Operasional karena t-value masing-masing faktor > 1.980

PembahasanDari analisa data didapatkan bahwaFaktor Strategis berpengaruh signifikan terhadap kinerja operasional dengan melihat t-value nya 4.811>1.980. Indikator Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dukungan Top manajemen, Mentargetkan peningkatan mutu dan kualitas dan Kebijakan adalah predictor baik terhadap kinerja OperasionalKonsisten terhadap hasil penelitian Samson dan Terziovsk (1999), Demirbag et al.(2006), Stevenson (2007) dan Salehaldin (2009).Hipotesis 1 dapat diterimaPembahasan contFaktor Taktis berpengaruh signifikan terhadap kinerja Operasional dengan melihat t-value 5.179 > 1.980 Indikator pemberdayaan karyawan, Pelatihan karyawan, Keterlibatan Karyawan, Pembangunan Tim, Hubungan kualitas dan supplier berpengaruh penting terhadap pembangunan kekuatan struktur operasional perusahaan dalam memaksmalkan factor taktis efek penerapan TQM pada kinerja OperasionalKonsisten terhadap penelitian Ahmad dan Schroeder, 2002;. Demirbag et al, 2006, Sila 2007, Salehaldin, 2009Hipotesis 2 dapat diterimaPembahasan contFaktor Operasional berpengaruh signifikan terhadap kinerja Operasional dengan melihat t-value 3.150 > 1.980 Indikator Kontrol proses, Orientasi pelanggan, penjadwalan dan realisasi pelaksanaan TQM, Pemeriksaan dan evaluasi kerja merupakan komponen penting dalam meningkatkan kinerja operasionalKonsisten terhadap Handfield et al., 1998, Anderson dan Sohal, 1999, Samson dan Terziovski, 1999; Demirbag et al., 2006; Sila, 2007; dan Salehaldin, 2009.Hipotesis 3 dapat diterima

KesimpulanSecara bersamaan Penerapan TQM yg terdiri dari Faktor strategis, Faktor taktis dan Faktor operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operasionalSecara terpisah factor taktis berpengaruh lebih dominan terhadap kinerja operasional dengan menerapkan tiap indicator dari factor taktis tersebut dapat berdampak baik pada kinerja operasional perusahaan manufaktur, relative lebih kuat dari factor strategis dan operasionalInstrumen pada penelitian ini dapat dikembangkan dan digunakan pada perusahaan sbg alat evaluasi efektivitas penerapan TQMPerlu dilakukan pelatihan karyawan di tiap tingkatan dalam menciptakan kesadaran TQM sebagai budaya organisasi untuk mendapatkan potensi penuh TQMFokus pada pengembangan program pelatihan dan pengembangan dalam pelaksanaan TQM di organisasi harus mendapat perhatian seriusHasil penelitian dapat digunakan di pada organisasi-organisasi untuk memprioritaskan pelaksanaan TQM dengan melihat penerapan yang berdampat positif terhadap kinerja operasional, sehingga dapat sebagai anjuran untuk mengalokasikan sumber daya untuk penerapan tersebut guna mendapat hasil terbaik

SaranPenelitian dapat dikembangkan untuk menguji penerapan TQM pada kinerja organisasi untuk pengukuran keuangan dan non keuanganPada penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur dengan produknya berupa barang, maka selanjutnya penelitian dapat dikembangkan pada peruusahaan dengan produk berupa jasa untuk mendapatkan hasil lain baik pada kawasan tertentuDaftar PustakaRiyadi, Slamet & Musran Munizu. 2013. Creating Superior Operational Performance Through Total Quality Management Practices at Manufacturing Companies in Surabaya,Indonesia. European Journal of Business and Management, Vol.5, No.10, hal 39-50.Wahyuni, Dewi. 2014. Total Quality Manajemen Menurut Deming, Juran dan Crosby. Sumber (http://lestaridewi444.blogspot.com/2014/03/ total-quality-management-menurut-deming.html). Diakses tanggal 24 Mei 2015.Anonim.Tahun.Perencanaan. Sumber (http://elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/pengelolaan_instalasi_komputer/bab9-perencanaan.pdf). Diakses tanggal 24 Mei 2015.