risalah sidang paripurna ke-12 masa sidang iv ... - … file2 sidang paripurna ke-12 ms iv ts...

62
Nomor : DPD.220/SP/12/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2012-2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 30 April 2013 3. Waktu : 09.55 WIB Selesai 4. Tempat : Gedung Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD 1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Sidang : 1. Plt. Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Ir. Sefti Ramsiaty, M.M.) 8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2012-2013 2. Pidato Pembukaan Masa Sidang IV DPD RI Tahun Sidang 2012-2013 3. Penyampaian ikhtisar Hapsem II Tahun 2012 dan Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI 4. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di daerah Pemilihan 9. Hadir : 105 Orang 10. Tidak hadir : 27 Orang

Upload: dangdieu

Post on 02-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Nomor : DPD.220/SP/12/2013

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-12

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2012-2013

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

I. KETERANGAN

1. Hari : Selasa

2. Tanggal : 30 April 2013

3. Waktu : 09.55 WIB – Selesai

4. Tempat : Gedung Nusantara V

5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD

1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua)

2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)

3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)

6. Sekretaris Sidang : 1. Plt. Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat)

7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Ir. Sefti Ramsiaty, M.M.)

8. Acara : 1. Pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2012-2013

2. Pidato Pembukaan Masa Sidang IV DPD RI Tahun

Sidang 2012-2013

3. Penyampaian ikhtisar Hapsem II Tahun 2012 dan

Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI

4. Laporan Kegiatan Anggota DPD RI di daerah

Pemilihan

9. Hadir : 105 Orang

10. Tidak hadir : 27 Orang

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

1

II. JALANNYA SIDANG :

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om swastiastu.

Sebelum memasuki Sidang Paripurna, kita akan menyanyikan lagu kebangsaan

Indonesia Raya. Untuk itu, kami mohon kepada tim paduan suara Dewan Dewan Perwakilan

Daerah Republik Indonesia untuk memimpin lagu Indoensia Raya dan kami mohon hadirin

berdiri untuk mendengarkan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA : PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia Raya…

Indonesia tanah airku

Tanah tumpah darahku

Di sanalah aku berdiri

Jadi pandu ibuku

Indonesia kebangsaanku

Bangsa dan tanah airku

Marilah kita berseru

Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku

Hiduplah negeriku

Bangsaku rakyatku semuanya

Bangunlah jiwanya

Bangunlah badannya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya

Merdeka merdeka

Tanahku negeriku yang kucinta

Indonesia Raya

Merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya

Merdeka merdeka

Tanahku negeriku yang kucinta

Indonesia Raya

Merdeka merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

SIDANG DIBUKA PUKUL 09.55 WIB

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

2

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Hadirin dipersilakan duduk kembali.

Berdasarkan catatan daftar hadir dari Sekretariat, sampai sekarang anggota yang hadir

berjumlah 68 orang, yang tugas 3 orang, dan izin 3 orang. Oleh karena itu, berdasarkan

ketentuan tata tertib kita DPD, sidang ini kuorum untuk dibuka. Sehingga, dengan ucapan

bismillahirrahmanirrahim, sidang ini saya buka.

Agenda pokok Sidang Paripurna ke-12 Masa Sidang IV Tahun 2012-2013 sebagai

berikut.

1. Pembukaan

2. Pidato pembukaan MS IV TS 2012-2013

3. Penyampaian ikhtisar hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2012, dan

4. Penyerahan laporan hasil pemeriksaan BPK RI. Yang terhormat Ketua BPK dan lima

orang Pimpinan BPK serta sejumlah pejabat BPK RI sudah berada di tengah-tengah kita.

Hadirin yang kami muliakan, sebelum kita memasuki Sidang Paripurna yang mulia ini,

kami ingin mengajak kita semua untuk berdoa bagi negara, bangsa, dan rakyat Indonesia

terutama sehubungan dengan tantangan-tantangan berat dan berbagai masalah yang dihadapi

oleh kita, oleh bangsa ini dalam hari-hari ini dan ke depan. Semoga Allah SWT, Tuhan YME

senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuknya kepada kita semua. Karena itu, Pimpinan

mengundang K.H. Sofyan Yahya untuk memimpin doa kita.

Kami persilakan.

PEMBICARA : KH. SOFYAN YAHYA, M.A. (JAWA BARAT)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sidang Dewan yang berbahagia, marilah kita memanjatkan doa kehadirat Allah SWT.

Dan, bagi yang terhormat yang beragama lain dipersilakan untuk berdoa menurut agamanya

masing-masing. Saya akan memimpin doa dengan cara agama Islam.

[BAHASA ARAB]

Ya Allah, Ya Tuhan kami, dengan mengucapkan puji serta syukur kehadirat-Mu, atas

segala rahmat dan karunia-Mu, pada kesempatan ini kami telah hadir untuk melaksanakan

Sidang Paripurna ke-12, pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2012-2013. Untuk itu,

Ya Allah, kiranya acara ini mendapat barakah dan ridho-Mu.

Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Karim, jadikanlah acara Sidang Paripurna ini

sebagi majelis yang bermanfaat, yang membuahkan hasil dan kesepakatan untuk

kesejahteraan masyarakat dan bangsa kami.

Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Thawaf, jadikanlah kami bangsa yang memiliki

sifat amanah. Jadikanlah kami yang ada di ruangan ini, wakil-wakil rakyat yang juga

amanah. Kami yakin dengan amanah akan mendatangkan rizki dan kemakmuran. Sebaliknya,

jika kami khianat pasti akan mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan.

Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Rahim, dari pertemuan kami dengan masyarakat

yang kami kunjungi, kami tahu betapa banyak masalah yang mereka hadapi, betapa berat

KETOK 1X

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

3

beban kehidupan yang mereka pikul, betapa banyak ujian yang harus mereka terima, betapa

banyak ujian yang menimpa mereka. Kami yakin ujian dan musibah itu terjadi karena

Engkau masih mencintai dan menyayangi kami agar kami mau kembali ke jalan-Mu, Ya

Allah, agar kami selalu ingat akan kekuasaan-Mu, agar kami tetap sadar untuk melaksanakan

aturan dan norma-Mu.

Jadikan kami hamba-hamba-Mu yang mau bertaubat dengan taubatan nasuha, serta

jadikan kami hamba-Mu yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Kau berikan.

Allahumma Ya Allah, Ya Rabbana, Ya Ghofar, ampunilah dosa dan kesalahan kami.

Janganlah dengan sebab kesalahan kami dan dengan sebab kezaliman kami, Engkau

menimpakan azab yang sangat dahsyat.

Allahumma Ya Allah, kami semua adalah mahluk yang baik, yang mengharapkan

petunjuk dan bimbingan-Mu. Kiranya Engkau berikan Ya Allah kekuatan, kesehatan, dan

kesempatan sehingga kami dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hanya kepada-

Mu kami melakukan pengabdian, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

[BAHASA ARAB]

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih kepada K.H. Sofyan Yahya yang telah membacakan doa untuk kita

bersama, untuk bangsa ini.

Sidang Dewan yang mulia, mengawali pidato pembukaan masa sidang ini, kami ingin

menyampaikan pada Sidang Paripurna yang mulia, bahwa Saudara Ketua DPD Irman

Gusman tidak dapat hadir dalam pembukaan sidang kali ini karena sedang mewakili DPD di

musrembang di mana Presiden langsung yang mengundang beliau untuk hadir di sana.

Bersama pimpinan DPD sebetulnya, tetapi dua pimpinan harus ada di sini untuk memimpin

sidang kali ini.

Di kesempatan ini juga kami mengucapkan selamat datang kembali ke Jakarta setelah

menjalani masa reses selama sebulan. Selamat datang kembali pula kepada Ibu Dra. Sintje

Sondakh Mandey yang menggantikan almarhum Ferry F. Tinggogoy dari Provinsi Sulawesi

Utara. Kita ketahui bahwa Ibu Sintje adalah juga anggota DPD pada periode pertama 2004 –

2009. Kami mohon berdiri Bu Sintje. Beliau ini adalah permaisuri Gubernur Sondakh

sebelum yang sekarang ini.

Pada tanggal 23 April 2013, Pimpinan DPD telah menerima surat Pimpinan DPR

perihal permintaan pandangan dan pendapat DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang

tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat dan Rancangan Undang-

Undang tentang Pertanahan. Jadi, dua yang kita peroleh surat resmi dari DPR untuk kita

memberikan pandangan dan atau kelak kita akan terlibat dalam pembahasan. Untuk itu, pada

Rapat Panmus kemarin, kedua Rancangan Undang-Undang tersebut telah disepakati untuk

ditangani oleh Komite I. Selain itu, di masa sidang ini setiap alat kelengkapan dapat

menindaklanjuti beberapa Rancangan Undang-Undang yang telah dibahas pada masa sidang

sebelumnya. Kami harapkan hasil-hasil pembahasan tersebut dapat mengandung muatan

yang lebih dalam mengingat keterlibatan DPD RI dalam penyusunan RUU pun jauh lebih

besar setelah keputusan Mahkamah Konstitusi. Sehingga, setiap produk perundangan yang

dihasilkan dapat memberi makna dan arti lebih sebagai salah satu sumbangsih DPD dalam

pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Berkenan dengan mekanisme kerja dan agenda kerja alat kelengkapan pascakeputusan

Mahkamah Konstitusi, ke depan DPD akan lebih intensif melakukan pembahasan RUU

bersama DPR dan pemerintah. Itu otomatis karena putusan MK itu substansinya adalah

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

4

antara lain DPD dapat atau ikut mengajukan Rancangan Undang-Undang yang terkait dengan

kewenangan DPD Pasal 22D. Yang kedua, ikut membahas Rancangan Undang-Undang yang

terkait dengan Pasal 22D itu. Perlu dicatat ada kewenangan lain sebetulnya yang diberikan

dan ini cukup penting juga, DPD dapat membatalkan Perpu yang terkait dengan kewenangan

DPD.

Sebagai wakil daerah, DPD juga perlu membantu peningkatan trust building antara

pemerintah pusat dengan daerah. Putusan Mahkamah Konstitusi terkait penyusunan legislasi

telah memberikan ruang yang lebih luas kepada DPD untuk ikut berperan dalam proses

penyusunan kebijakan nasional. Untuk itu, dari masa sidang ini kita berharap setiap anggota

melalui alat kelengkapan yang ada untuk lebih cermat dalam menanggapi beragam isu yang

berkembang di daerah. Hal ini ditujukan agar keselarasan dan keseimbangan pembangunan

di daerah dapat terwujud. Saya kira memang pascaputusan Mahkamah Konstitusi itu model

kerja kita, pola kerja kita di Jakarta sini, di parlemen ini, akan mengalami perubahan. Dan,

diharapkan setiap anggota itu memiliki kesiapan untuk membahas secara substansi bersama

DPR dan pemerintah apabila Rancangan Undang-Undang yang dibahas itu terkait dengan

pembahasan three party.

Sidang Dewan yang mulia, permasalahan lain yang perlu menjadi perhatian kita

mengenai rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Rencana kenaikan

BBM juga telah menyebabkan kelangkaan BBM di beberapa daerah, terutama terhadap

pasokan solar yang sangat dibutuhkan oleh sektor industri. Rencananya, saya baca agenda di

media tadi pagi, bahwa kemungkinan Presiden akan memberikan opsi-opsi pada pidato di

Musrembang pagi hari ini. Di beberapa daerah, kelangkaan solar telah mengakibatkan

terhentinya arus distribusi bahan kebutuhan masyarakat. DPD meminta agar pemerintah

dapat memformulasikan kebijakan jangka panjang. DPD juga meminta kepada pemerintah

agar segera mengambil langkah untuk menyusun langkah konkret dalam upaya konversi

BBM sebagai usulan yang telah disampaikan DPD pada Maret 2012 yang lalu sehingga tidak

menjadi masalah yang selalu menciptakan ketidakpastiaan masyarakat luas.

Selain itu, dalam dua pekan terakhir kita kembali melihat bahwa sikap pemerintah

untuk mempertahankan Ujian Nasional sebagai suatu media evaluasi pendidikan nasional

belum mewujudkan hasil positif. Carut-marutnya pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2013

menunjukkan belum adanya upaya serius dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional.

Bukan saja itu, manajemen pendidikan untuk terkait dengan proyek distribusi-distribusi,

proyek-proyek Ujian Nasional itu juga bermasalah sangat serius. Lambatnya distribusi soal,

tertundanya pelaksanaan Ujian Nasional, serta permasalahan lainnya cukup menjadi alasan

untuk mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional secara menyeluruh. Dana Ujian Nasional

yang mencapai hampir Rp650 miliar juga perlu dikaji karena hasil Ujian Nasional nyatanya

tidak dapat menjadi tolak ukur pelaksanaan pendidikan Indonesia sehingga dana yang

digelontorkan jangan hanya terbuang begitu percuma. Bila terus dipertahankan Ujian

Nasional, justru dapat mengancam masa depan peserta didik. Perlu dicatat bahwa hasil dalam

suatu diskusi belum lama ini sebetulnya Ujian Nasional itu telah menciptakan demoralisasi

massal, murid, serta Ujian Nasional, guru termasuk orang tuanya.

Sejak 2009 lalu, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia telah

merekomendasikan penolakan atas pelaksanaan Ujian Nasional sebagai satu-satunya penentu

kelulusan peserta didik karena bertentangan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional serta telah melanggar prinsip pedagogis, psikologis, dan

sosiologis peserta didik. Dalam rekomendasinya, DPD juga menilai bahwa pelaksanaan

Ujian Nasional telah menyebabkan pemborosan keuangan negara. Pada tahun 2012 lalu,

DPD RI telah kembali memberikan rekomendasi secara komperensif kepada pemerintah agar

pelaksanaan Ujian Nasional dikaji ulang sehingga proses evaluasi belajar benar-benar

mengetahui kualitas peserta didik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. DPD juga

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

5

telah merekomendasikan agar pemerintah mengembalikan hak pendidik untuk mengevaluasi

siswa. Sekali lagi, mengembalikan hak pendidik untuk mengevaluasi siswa agar terwujudnya

prinsip keadilan dalam dunia pendidikan. Karena, kita ketahui bahwa pelaksanaan

pendidikan di Indonesia tidak semata ditujukan untuk peningkatan kualitas siswa dari aspek

penguasaan terhadap ilmu yang diberikan, namun juga ditujukan untuk mengembangkan

kepribadian dan watak atau moralitas siswa itu sendiri. Kita berharap dengan pelaksanaan

sistem evaluasi pendidikan yang tepat akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Indonesia sampai di daerah pelosok sebagai modal dasar pembangunan. Selain itu,

menimbang carut-marutnya pelaksanaan Ujian Nasional 2013 ini, DPD meminta agar perlu

untuk melaksanakan audit secara komperensif terhadap pelaksanaan Ujian Nasional untuk

menegakkan prinsip akuntabilitas dan transparansi di dunia pendidikan di Indonesia. Perlu

audit, ini penting, dan audit ini harus lakukan secara investigatif dan saya kira ini bagian dari

tugas PAP. Pak Farouk saya kira punya tugas berat lagi untuk ini karena tidak boleh

dibiarkan dengan hasil investigasi secara sepihak oleh intern Diknas saja dan harus saya kira

dilakukan investigasi secara independent. Kami minta kepada Komite III juga kembali

menyusun hasil pengawasan pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini serta sistem pendidikan

nasional sebagai bahan rekomendasi kepada pemerintah dan DPR.

Hadirin Sidang Dewan, Ketua BPK, rekan-rekan Pimpinan BPK, para pejabat BPK

yang sama kami hormati, sampailah saatnya kita akan mendengarkan penyampaian ikhtisar

pemeriksaan semester 2 tahun 2012 oleh BPK. Ini sesuai dengan saya kira dilakukan

memenuhi tuntutan Pasal 23E Ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 serta Pasal 222 Ayat (1) huruf G, 224 Ayat (1) huruf G Undang-Undang No. 27

Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Untuk itu, marilah kita masuki agenda

penyampaian ikhtisar. Kami mengundang Bapak Ketua BPK untuk menyampaikan

ikhtisarnya.

Silakan.

PEMBICARA : HADI POERNOMO (KETUA BPK RI)

Yang terhormat Wakil Ketua DPD RI, yang kami hormati para Anggota DPD RI, yang

kami hormati Wakil Ketua dan para Anggota BPK RI, hadirin yang saya muliakan.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Oom swastiastu.

Pertama-pertama, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT, Tuhan yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua sehingga pada hari ini kita dapat menghadiri Sidang Paripurna DPD RI

yang mulia ini dalam rangka penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester atau IHPS II

tahun 2012. Memenuhi mandat Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan

lainnya, hari ini BPK menyerahkan IHPS dan laporan hasil pemeriksaan semester 2 tahun

2012 kepada DPD RI. Penyerahan IHPS dan LHP kepada rakyat melalui wakil-wakilnya di

DPD RI bertujuan untuk memberikan informasi menyeluruh mengenai hasil pemeriksaan

BPK atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam kurun waktu satu

semester.

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, pada semester 2 tahun 2012, BPK

memprioritaskan pemeriksaannya pada pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan

tertentu atau PDTT. IHPS juga memuat hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah atau LKPD tahun 2011 yang belum diperiksa dan atau belum dilaporkan

pada semester 1 tahun 2012 dan pemeriksaan atas laporan keuangan beberapa BUMD.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

6

Selama semester 2 tahun 2012, BPK telah memeriksa 709 objek pemeriksaan yang

terdiri dari 154 objek pemeriksaan kinerja, 450 objek PDTT, dan 105 objek pemeriksaan

keuangan. Hasil pemeriksaan BPK mengungkapkan sebanyak 12.947 kasus senilai Rp9,72

triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.990 kasus senilai Rp5,83 triliun merupakan temuan

ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan

penerimaan. Rekomendasi BPK terhadap kasus-kasus tersebut, antara lain berupa penyerahan

aset dan atau penyetoran uang ke kas negara daerah atau perusahaan. Adapun sebanyak 4.815

kasus merupakan kelemahan Sistem Pengendalian Intern atau SPI, sebanyak 1.901 kasus

penyimpangan administrasi, dan sebanyak 2.241 kasus senilai Rp3,88 triliun merupakan

temuan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan. Rekomendasi BPK atas

kasus tersebut adalah perbaikan SPI, tindakan administratif, dan atau korektif lainnya.

Terhadap kakus ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan

kekurangan penerimaan dengan nilai sebesar Rp5,8 triliun dan kasus ketidakhematan,

ketidakefisienan dan ketidakefektifan dengan nilai Rp3,88 triliun perlu mendapat perhatian

Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk mengawasi dan mendorong penyelesaian tindak

lanjutnya.

Jelas sekali nilai temuan tersebut bukan jumlah yang kecil, tetapi sangat besar. Temuan

tersebut terjadi secara berulang setiap tahun sehingga jika kita tidak menanggulanginya,

maka potensi terjadinya kerugian yang lebih besar dapat terjadi. Selama proses pemeriksaan,

entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan

kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan dengan penyerahan aset dan atau

penyetoran uang ke kas negara daerah atau perusahaan senilai Rp124,13 miliar.

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, dalam semester 2 tahun 2012, BPK

telah memeriksa 94 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah atau LKPD, Provinsi,

Kabupaten/Kota tahun anggaran 2011. Dengan demikian, dalam tahun 2012 telah

menyelesaikan LHP atas 520 LKPD tahun anggaran 2011 dari 524 pemerintah daerah yang

wajib menyusun LKPD. Masih terdapat 4 pemerintah daerah yang terlambat menyerahkan

LKPD kepada BPK sehingga belum dilakukan pemeriksaan semester 2 tahun 2012. Selain

itu, BPK juga telah memeriksa 2 LKPD tahun 2010 dan 9 laporan keuangan PDAM tahun

2011. Terhadap 94 LKPD tahun 2011, BPK memberikan opini “wajar dengan pengecualian”

atas 33 LKPD, opini “tidak wajar” atau TW atas 3 LKPD dan opini “tidak memberikan

pendapat” atau TMP atas 58 LKPD. Sedangkan, terhadap LKPD tahun 2010 BPK

memberikan opini TMP. Dengan demikian, dari 520 LKPD tahun 2011 yang telah diperiksa,

BPK memberikan opini WTP sebanyak 67 LKPD atau ekuivalen 13%, WDP sebanyak 349

LKPD atau 67%, TW sebanyak 8 LKPD atau 2%, dan TMP sebanyak 96 LKPD atau 18%.

Hasil pemeriksaan atas LKPD juga menunjukkan bahwa pemerintah tingkat provinsi

dan kota rata-rata memperoleh opini yang lebih baik dibanding pemerintah tingkat

kabupaten. Dari 33 pemerintah provinsi, BPK memberikan opini WTP kepada 10 LKPD

atau 30%. Sedangkan, dari 92 pemerintah kota, BPK memberikan opini WTP kepada 21

LKPD atau 23%. Untuk pemerintah kabupaten, dari total 395 kabupaten yang memperoleh

opini WTP sebanyak 36 LKPD atau 9%. Dengan demikian, pemerintah kabupaten perlu

didorong lebih keras untuk memperbaiki pengelolaan dan pelaporan keuangannya agar

memperoleh opini yang lebih baik.

Secara umum penyebab LKPD tidak memperoleh opini WTP pada tahun 2011, sesuai

dengan hasil pemeriksaan semester 2 tahun 2012, terutama karena terutama karena: 1). Aset

tetap belum dilakukan inventarisasi dan penilaian, 2) pembantasan lingkup pemeriksaan, 3)

serta kelemahan pengelolaan kas, piutang, persediaan, investasi permanen dan nonpermanen,

belanja barang dan jasa, belanja bantuan sosial dan belanja modal. Hasil pemeriksaan

keuangan semester 2 tahun 2012 atas LKPD dan BUMD menemukan ketidakpatuhan

terhadap ketentuan perundang-undangan sebanyak 1.871 kasus senilai Rp1,17 triliun. Kasus

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

7

tersebut sebagian besar terjadi pada pemeriksaan LKPD sebanyak 1.793 kasus dengan nilai

Rp1,15 triliun. BPK menemukan, antara lain belanja perjalanan dinas fiktif, rekanan

pengadaan barang dan jasa tidak menyelesaikan pekerjaan, pembayaran honorarium ganda

atau melebihi standar yang ditetapkan, pinjaman atau dana bergulir macet, anggaran dana

alokasi khusus atau DAK digunakan untuk membiayai kegiatan lain sehingga tidak tepat

sasaran, dan belanja tidak didukung dengan bukti transaksi atau bukti pertanggungjawaban.

Pimpinan sidang dan hadirin sekalian yang saya muliakan, dalam semester 2 tahun

2012, BPK telah melakukan pemeriksaan kinerja atas 124 objek pemeriksaan dilingkungan

pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, BLU, dan badan lainnya. Hasil

pemeriksaan tersebut meliputi, antara lain penetapan formasi dan pengadaan pegawai negeri

sipil, swasembada beras berkelanjutan atau SBB, sumber daya air atau SDA, wilayah sungai

atau WS, serta kinerja bidang lainnya. Hasil pemeriksaan kinerja pada umumnya

menyimpulkan bahwa atas program/kegiatan yang diperiksa masih ditemukan kelemahan-

kelemahan yang dapat mempengaruhi efektivitas tujuan program atau kegiatan. BPK

menemukan 1.440 kasus ketidakefektifan senilai 1,22 triliyun dan kasus 36 kasus

ketidakhematan atau ketidakekonomisan senilai 56,73 miliar serta 12 kasus ketidakefisienan

senilai 141,34 miliar. Salah satu hasil pemeriksaan kinerja yang perlu menjadi perhatian DPD

RI adalah terkait penetapan formasi dan pengadaan PNS. Selama tahun 2007 sampai dengan

2011, jumlah PNS bertambah rata-rata 12,38% pertahun. Pada tahun 2007, jumlah PNS

sebanyak 4.067.201 orang dan pada tahun 2011 menjadi sebanyak 4.570.818 orang atau

bertambah 503.617 orang. Sejalan dengan bertambahnya jumlah PNS tersebut, belanja

pegawai juga terus meningkat. Pada tahun 2007, belanja pegawai pemerintah pusat sebesar

90,42 triliun, meningkat menjadi 180,62 triliun di tahun 2011. Di tingkat pemerintah daerah,

pada tahun 2007 belanja pegawai sebesar 119,25 triliun dan meningkat menjadi 226,54

triliun di tahun 2011.

Atas peningkatan jumlah PNS tersebut, patut dipertanyakan bagaimana penetapan

formasi PNS dan pengadaannya. Oleh karena itu, BPK melakukan pemeriksaan kinerja untuk

menilai efektivitas penetapan formasi dan pengadaan PNS tahun 2009 – 2010. Hasil

pemeriksaan kinerja atas penetapan formasi dan pengadaan PNS tahun 2009 dan 2010

menunjukan adanya kelemahan, di antaranya pengajuan usulan tambahan formasi PNS oleh

instansi pusat dan daerah belum sepenuhnya didasarkan pada analisa kebutuhan dan analisa

beban kerja dan tidak didukung dengan data dan formasi kepegawaian yang akurat. Selain

itu, pertimbangan BKN yang disampaikan kepada Kementerian PAN dan RB hanya berupa

pertimbangan parsial terhadap tambahan formasi PNS pada instansi pusat dan daerah. BKN

belum memberikan pertimbangan atau kajian mengenai tambahan formasi PNS secara

nasional. Selain itu, pemberian pendapat Menteri Keuangan atas ketersedian anggaran untuk

membiayai tambahan formasi PNS secara nasional belum dilakukan. Kementerian Keuangan

hanya memberikan pendapat atas ketersediaan anggaran untuk tambahan formasi PNS di

tingkat pusat. Padahal, semua penambahan formasi PNS, baik di pusat maupun daerah pada

akhirnya akan membebani APBN atau APBD dalam bentuk belanja pegawai dan dana

alokasi umum untuk membiayai belanja pegawai di daerah.

Kelemahan yang mempengaruhi efektivitas pengadaan PNS, antara lain terdapat

pelamar CPNS yang tidak memenuhi syarat batas usia maksimal, tetapi dapat mengikuti

ujian dan dinyatakan lulus serta diberikan NIP oleh BKN. Selain itu, sebagian paksaan

penyaringan CPNS belum dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Hasil

pemeriksaan BPK tersebut menunjukkan bahwa sistem penetapan formasi dan pengadaan

PNS tahun 2009 – 2010 belum efektif.

BPK juga melakukan pemeriksaan kinerja atas upaya pemerintah untuk mencapai

Swasembada Beras Berkelanjutan atau SBB. Pemeriksaan ini sangat strategis karena beras

merupakan komoditas pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Swasembada beras

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

8

hanya dapat terwujud jika kebutuhan beras masyarakat dapat dipenuhi. Oleh karena itu,

pembangunan nasional memprioritaskan program ketahanan pangan melalui pencapaian dan

pemantapan swasembada beras berkelanjutan. Ketahanan pangan adalah kondisi

terpenuhinya pangan yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, aman, merata, dan

terjangkau. Hasil pemeriksan kinerja atas upaya pemerintah dalam rangka pencapaian SBB

tahun 2010 sampai dengan semester 1 tahun 2012 menunjukkan bahwa masih terdapat

beberapa kelemahan berupa kelalaian, kurangnya pembinaan, dan lemahnya pengawasan

dalam pelaksanaan kegiatan. Beberapa kelemahan tersebut menimbulkan ketidakefektifan

pencapaian target atau sasaran dan ketidakhematan penggunaan anggaran. Kelemahan

tersebut, di antaranya target pencetakan sawah tidak tercapai dan pengembangan usaha tani

padi dengan metode System of Rice Intensification atau SRI, yaitu usaha tani padi untuk

mengunakan pupuk organik secara intensif belum efektif dan meningkatkan produktifitas

padi. Selain itu, upaya pengamanan produksi padi melalui kegiatan pengendalian organisme

pengganggu tanaman dan dampak perubahan iklim belum optimal.

Selain penyediaan pangan, pemerintah juga bertanggung jawab menyediakan

pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau. Dalam rangka

pelayanan kesehatan tersebut, pemerintah pada tahun 2012 memiliki sebanyak 627 unit

rumah sakit di seluruh Indonesia. Rumah sakit merupakan garda terdepan dalam melayani

kesehatan masyarakat. Dengan demikian, sudah semestinya tidak ada masyarakat yang tidak

dapat dilayani dengan baik oleh rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah. Untuk

menilai kredibilitas peranan kesehatan rumah sakit tersebut, BPK telah melakukan

pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan pada beberapa rumah sakit pemerintah. Hasil

pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan pada beberapa rumah sakit menunjukkan

bahwa dari 66 rumah sakit yang diperiksa, hanya satu yang RSUD yang telah efektif dan

mengelola pelayanan obat pada instalasi farmasi. Selain itu, hasil pemeriksaan menunjukkan

bahwa pelayanan kesehatan rumah sakit pada umumnya belum efektif. Hal tersebut terlihat

dari masih adanya kelemahan-kelemahan, antara lain pemenuhan kebutuhan perbekalan

farmasi tidak optimal. Tahap pemilihan, perencanaan, pengadaan, penyimpangan, dan

pendistribusian perbekalan farmasi belum dapat memenuhi tujuan setiap tahapan. Selain itu,

sasaran sarana prasarana instalasi farmasi, rawat inap, dan rawat jalan tidak sesuai standar

sehingga pelayanan tidak optimal.

Sementara itu, hasil pemeriksaan kinerja atas pengerjaan pengelolaan sumber daya air

wilayah Sungai Citarum atau SDA WS Citarum menunjukkan bahwa pengelolaan SDA WS

Citarum selama periode tahun 2009 – 2012 kurang efektif. Hal tersebut terlihat dari masih

adanya kelemahan-kelemahan, di antaranya belum optimalnya pengendalian pencemaran air

limbah domestik yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup bersama-sama

dengan pemerintahan daerah. Adanya kelemahan tersebut diakibatkan pencemaran limbah

domestik di Sungai Citarum semakin buruk seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Selain itu, terdapat penyimpangan yang diduga mengandung unsur pembuatan melanggar

hukum, tindak pidana di lingkungan berupa pembuangan limbah ke Sungai Citarum oleh

perusahaan tanpa memliki izin pembuangan limbah cair.

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, BPK telah melakukan penelitian atas

440 objek pemeriksaan yang meliputi objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah pusat,

daerah, BUMN, BUMD, BLU, dan badan lain. Cakupan pemeriksaan atas 440 objek

pemeriksaan objek tersebut adalah senilai 352,07 triliun atau sekitar 44,22% dari realisasi

anggaran. PDTT, antara lain dilakukan pada pengelolaan dan pertanggungjawaban program

Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas dan Jamkesda, pelaksanaan kontak kerja

sama atau K2S minyak dan gas bumi, serta objek pemeriksaan lainnya. Dari PDTT tersebut,

BPK menemukan sebanyak 2.944 kasus senilai 4,61 triliun merupakan temuan yang

berdampak finansial. Jadi, temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

9

yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan penerimaan. Pemeriksaan

atas pengelolaan dan pertanggungjawaban program Jamkesmas dan Jamkesda di 33 provinsi,

BPK menyimpulkan adanya kelemahan yang signifikan. Kelemahan tersebut, antara lain

belum adanya database kepesertaan yang akurat. Pemutahiran data masyarakat miskin tidak

dilakukan dengan baik dan adanya perbedaan data masyarakat miskin antarinstansi. Masih

terdapat risiko masyarakat miskin belum memperoleh pelayanan kesehatan gratis dan tidak

tercakup baik dalam program Jamkesmas dan Jamkesda. Dan, penyaluran pencairan

penggunaan pertanggungjawaban penggunaan dana Jamkesmas belum sesuai dengan

pedoman pelaksanaan Jamkesmas tahun 2010 – 2011. Adanya kelemahan tersebut dapat

mengganggu tujuan program Jamkesmas dan Jamkesda untuk memenuhi hak masyarakat

miskin yang tidak mampu sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 28H dan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992. Hasil PDTT dan kontraktor

kontrak kerja sama atau K3S menemukan, antara lain kekurangan penerimaan

negara/perusahaan yang berasal dari koreksi perhitungan bagi hasil dengan K3S sebanyak 50

kasus senilai 372,48 miliar. Kasus tersebut disebabkan K3S tidak mengakomodasi perubahan

lingkup kerja tiap amandemen kontrak yang mendapat persetujuan BP Migas terlebih dahulu

dan K3S kurang cermat dalam melakukan penghitungan home office overhead.

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, sebagaimana yang telah kami

uraikan tadi, dalam semester 2 tahun 2012, BPK telah melakukan pemeriksaan keuangan,

kinerja, dan PDTT. Pada kesempatan ini, kami ingin menekankan kembali hasil pemeriksaan

signifikan yang beberapa di antaranya telah kami uraikan di muka. Perlu kami jelaskan hasil

pemeriksaan disebut signifikan karena temuan tersebut terjadi secara berulang di setiap LHP,

temuan terjadi di banyak entitas, serta hasil pemeriksaan diperkiraan memiliki implikasi luas

bagi kepentingan masyarakat, baik untuk saat ini maupun masa mendatang. Hasil

pemeriksaan yang perlu mendapat perhatian Pimpinan dan Anggota DPD serta pemangku

kepentingan, antara lain: 1) belanja modal untuk fasilitas umum; 2) upaya pemerintah dalam

rangka pencapaian swasembada beras berkelanjutan; 3) pelayanan kesehatan rumah sakit; 4).

pengelolaan dan pertanggungjawaban program Jamkesmas dan Jamkesda, dan 5) penetapan

formasi dan pengadaan PNS.

Khusus hasil pemeriksaan pembelanjaan modal untuk fasilitas umum merupakan

kompilasi dari hasil pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan PDTT. Belanja modal

untuk fasilitas umum, di antaranya telah digunakan untuk pengadaan gedung dan bangunan,

jalan, jembatan, irigasi, dan jaringan. Data hasil pemeriksaan BPK menunjukkan pertemuan

terkait dan belanja modal untuk fasilitas umum terjadi secara berulang dari tahun ke tahun,

setelah terjadi di entitas pemerintah pusat dan daerah. Dalam semester 2 tahun 2012 hasil

pemeriksaan BK terhadap belanja modal untuk fasilitas umum mengungkapkan adanya

penyimpangan ketentuan perundang-undangan yang mengakibatkan kerugian negara, potensi

kerugian negara, dan kekurangan penerimaan sebanyak 1453 kasus senilai Rp817,47 miliar.

Secara umum, kasus penyimpangan ketentuan perundang-undangan belanja modal untuk

fasilitas umum antara lain terjadi karena: 1) kelalaian rekanan tidak melaksanaan pekerjaan

sesuai perjanjian dan kontrak; 2) ketidakcermatan konsultan pengawas; 3) pejabat pembuat

komitmen atau BPK dan panitia pengadaan dalam melaksanaan tugas serta kelemahan

pengawasan dan pengendalian dari pejabat pimpinan entitas.

BPK mengharapkan kepada Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk memberikan

perhatian atas permasalahan signifikan tersebut agar permasalahan tidak terus berulang dan

kerugian terjadi bisa dikembalikan. Kami persilakan Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk

mempelajari buku HVS dan LHP-nya yang memuat secara detail permasalahan secara

signifikan tersebut. BPK membuka diri untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut pada

kesempatan-kesempatan yang bisa kita tentukan bersama.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

10

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, selama periode 2008 sampai 2012,

BPK telah menyampaikan sebanyak 199.302 rekomendasi kepada entitas yang diperiksa.

Dari jumlah tersebut sebanyak 54,89% stau 109,391 rekomendasi BPK telah ditindaklanjuti

sesuai saran dan diantaranya sebanyak 14 ribu 702 rekomendasi atau 13,43 ditindaklanjuti

pada periode semester II tahun 2012. Tindak lanjut berupa penyerahan aset dan atau

penyetoran ke kas negara daerah perusahaan selama semester 2 tahun 2012 adalah sebesar

Rp611,23 miliar dan secara kumulatif dari tahun 2008 sampai dengan 2012 sebesar Rp17,51

triliun.

Selama periode akhir tahun 2003 sampai dengan semester 2tahun 2012, BPK telah

memantau kerugian negara atau daerah sebanyak 17.282 kasus senilai 4,71 triliun. Atas

kerugian tersebut sampai dengan akhir tahun 2012, telah dilakukan pembayaran berupaya

angsuran sebanyak 4.501 kasus senilai 568,34 miliiar. Pelunasan sebanyak 6.928 kasus

senilai Rp750,84 miliar dan sebanyak 127 kasus senilai Rp12,46 miliar telah dihapuskan.

Sisa kasus kerugian negara atau daerah yang belum diselesaikan adalah 10.249 kasus senilai

3,37 triliun. Selama periode semester 2 tahun 2012, telah dilakukan angsuran kerugian

negara sebanyak 82 kasus penilai Rp0,81 miliar. Pelunasan sebanyak 116 senilai Rp5,15

miliar dan penghapusan sebanyak 2 kasus. Pada Semester 2 tahun 2012, BPK telah

menyampaikan pada instansi yang berwenang sebanyak 13 temuan yang mengambil unsur

pidana senilai Rp195,37 miliar. Dengan demikian sejak akhir 2003 sampai dengan semester 2

tahun 2012, BPK telah menyampaikan sebanyak 332 temuan senilai Rp34,35 triliun.

Pimpinan sidang dan hadirin yang saya muliakan, demikianlah hal-hal yang dapat saya

sampaikan pada Sidang Paripurna DPD RI yang terhormat ini. Kami berharap informasi yang

kami sampaikan dalam LHPS dan LHP BPK semester 2 tahun 2012 dapat mendukung tugas

dan wewenang DPD RI sesuai peraturan perundang-undangan. BPK selalu membuka diri

kepada Pimpinan dan Anggota DPD RI untuk mendalami temuan-temuan yang telah kami

sampaikan. Sesungguhnya efektivitas dari hasil pemeriksaan BPK adalah jika LHP-nya

ditindaklanjuti oleh entitas yang diperiksa, satu pihak yang dapat mendorong efektivitas

tindak lanjut tersebut pengawasan yang intensif dari para Pimpinan dan Anggota DPD RI.

BPK yakin dengan dorongan DPD RI kepada pemerintah untuk menindaklanjuti hasil

pemeriksaan BPK, maka ke depan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara

akan semakin baik dan transparan.

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan perhatian

Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat. Secara khusus kami juga mengucapkan

terima kasih dan apresiasi atas dukungan Panitia Akuntabilitas Publik atau PAP DPD RI

yang telah menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dengan sangat bersungguh-sungguh,

termasuk melakukan kunjungan ke perwakilan-perwakilan BPK di daerah. Ke depan, kami

mengharapkan agar kerja sama tersebut semakin ditingkatkan untuk perbaikan pengelolaan

keuangan negara di bumi Indonesia ini.

Walbilahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : MC

Dilanjutkan dengan penyerahan hasil pemeriksaan BPK.

Yang terhormat Pimpinan DPD dan Pimpinan BPK didampingi oleh Seketaris Jenderal

untuk mengambil tempat. Dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara. Dilanjutkan

dengan foto bersama.

Terima kasih, dan kami persilakan untuk kembali ketempat.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

11

PIMPINAN SIDANG : LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Kepada teman-teman, harus kami informasikan bahwa setelah saya membacakan

respons DPD itu ada jumpa pers antara Pimpinan BPK, Pimpinan DPD, dan Panitia

Akuntabilitas Publik DPD di ruang yang sudah disiapkan nanti.

Terima kasih kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Hasil

pemeriksaan semester 2 tahun 2012 yang telah kami terima secara khusus kami akan pelajari

dan tindak lanjuti melalui Komite IV sebagai alat kelengkapan Dewan Perwakilan Daerah.

Karena itu, pada kesempatan juga saya kira kami mengundang Pimpinan Komite IV dan

Pimpinan BPK untuk menerima secara simbolis dari Pimpinan DPD laporan PAP, Komite

IV, dan PAP DPD RI untuk menerima secara simbolis laporan dari hasil pemeriksaan BPK,

Komite IV, dan PAP.

Ketua dan Pimpinan BPK yang sama kami hormati, rekan-rekan Anggota DPD yang

berbahagia, bahwa laporan hasil pemeriksaan BPK yang baru saja kita terima dan kita

sampaikan secara simbolis pada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan PAP DPD RI itu akan

dijadikan bahan masukan untuk kalau yang terkait dengan indikasi penyimpangan

administrasi atau penyalahgunaan kewenangan negara akan ditindaklanjuti oleh PAP dan

yang terkait dengan hal-hal lainnya itu akan dijadikan bahan pertimbangan oleh Komite IV

dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang APBN.

Hadirin yang mulia, dari penjelasan Ketua BPK tadi kita mengetahui laporan

pemeriksaan semester 2 tahun 2002 ini memuat tentang hasil pemeriksaan BPK semester 2.

Hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan dan hasil pemantauan

penyelesaian kerugian negara, daerah. Dari hasil-hasil tersebut ada beberapa hal yang perlu

kita perhatikan untuk ditindaklanjuti.

Yang pertama, pada semester 2 tahun 2002 BPK telah memprioritaskan pemeriksaan

kinerja terhadap 154 objek pemeriksaan dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu terhadap

450 objek pemeriksaan. Bidang-bidang pemeriksaan yang telah dilakukan, antara lain bidang

pertahanan pangan, bidang kesehatan, bidang reformasi birokrasi, dan tata laksana. Hasil

pemeriksaan tersebut, BPK menemukan sebanyak 12.947 kasus senilai kalau rupiahnya itu

9,72 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.990 kasus senilai Rp5,83 triliun merupakan

temuan ketidakpatuhan yang mengakibatkan kerugian, potensi kerugian, dan kekurangan

penerimaan. Poin ini saya kira menjadi bagian dari tugas utama PAP. Kita tentu

mengapresiasi kinerja BPK karena telah berhasil mendorong entitas yang diperiksa untuk

menyerahkan aset atau penyetoran ke kas negara, daerah, perusahaan senilai 124,13 miliar.

DPD RI akan terus mendukung setiap upaya yang dilakukan BPK dalam menyelamatkan

keuangan negara karena upaya tersebut harus dilakukan dengan komitmen bersama dari

setiap entitas pemerintahan.

Poin kedua yang perlu kita catat adalah terkait dengan opini pemeriksaan dalam

semester 2 tahun 2012, BPK telah memeriksa lima LKPD tahun 2011, yaitu Provinsi Aceh,

Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua Barat. BPK memberikan opini

“Wajar Dengan Pengecualian” atas LKPD Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, dan

Kalimantan Timur serta opini “Tidak Memberikan Pendapat” atas LKPD Provinsi Maluku

dan Papua Barat. Ini juga tugas dari PAP dan saya kira secara khusus juga rekan-rekan yang

berasal dari dua provinsi yang secara khusus disebutkan itu. Untuk LKPD kabupaten, BPK

telah melakukan pemeriksaan atas 82 LKPD kabupaten tahun 2011. BPK memberikan opini

WDP (Wajar Dengan Pengecualian) atas 28 LKPD. Opini “Tidak Wajar” atas dua LKPD,

yaitu Kabupaten Kutai, Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Nabire

Provinsi Papua, serta opini TMP atau 52 LKPD. Untuk LKPD kota, BPK telah memeriksa

tujuh LKPD kota tahun 2011. BPK memberikan opini “Wajar Dengan Pengecualian” atas

dua LKPD, yaitu Kota Gunung Sitoli Provinsi Sumatera Utara dan Kota Banjarbaru Provinsi

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

12

Kalimantan Selatan. Opini “Tidak Wajar” atas satu LKPD, yaitu Kota Manado. Ibu Sintje

baru masuk, ini Kota Manado ternyata tidak wajar. Opini “Tidak Wajar” atas Kota Manado

dan opini TMP atas empat LKPD, yaitu Kota Samarinda, Kota Pare-pare, serta Kota Ambon

dan Tual Provinsi Maluku. Pemeriksaan LKPD tingkat provinsi kabupaten/kota oleh BPK

diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan keuangan negara di

daerah sehingga mampu mewujudkan pembangunan daerah terencana, terukur, dan terarah.

Perlu dicatat bahwa di dalam era otonomi daerah, saya kira ujung tombak pencapaian tujuan

negara itu ada pada daerah sehingga fokusnya di daerah menjadi sangat signifikan.

Ketiga, dalam periode tahun 2003 sampai dengan semester 2 tahun 2012, BPK telah

memantau kerugian negara daerah sebanyak 17.282 kasus senilai Rp4,71 triliun. Sampai

dengan akhir tahun 2012, telah dilakukan pembayaran berupa angsuran sebanyak 4.501 kasus

senilai Rp568,34 miliar, pelunasan sebanyak 6.928 kasus senilai Rp750,84 miliar, dan

sebanyak 127 kasus senilai Rp12,46 miliar telah dihapuskan. Sisa kasus kerugian negara

daerah yang telah diselesaikan telah sebanyak 10.249 kasus senilai Rp3,37 triliun. Selama

periode semester 2 tahun 2012, telah dilakukan angsuran kerugian negara sebanyak 82 kasus

senilai Rp0,81 miliar, pelunasan sebanyak 116 kasus senilai Rp5,15 miliar, dan penghapusan

sebanyak dua kasus. Pada semester dua tahun 2012, BPK menyampaikan pada instansi yang

berwenang sebanyak 13 temuan yang mengadung unsur pidana senilai Rp195,37 miliar. Saya

kira ini perlu diseriusi 13 temuan ini oleh BPK, oleh PAP di DPD.

Dengan demikian, sejak akhir tahun 2003 sampai dengan semester 2 tahun 2012, BPK

telah menyampaikan sebanyak 332 temuan senilai Rp34,35 triliun. Atas hasil pemeriksaan

BPK tersebut, DPD akan terus berupaya mengoptimalkan pengawasan terhadap tata kelola

serta akuntabilitas keuangan negara dan daerah sesuai dengan harapan masyarakat. Kami

juga mengharapkan pada BPK, selain menyerahkan hasil pemeriksaan semester seperti

sekarang ini, kiranya hsail pemeriksaan yang dilakukan secara parsial oleh BPK dapat pula

disampaikan pada DPD dan alat kelengkapan DPD yang terkait. Hasil-hasil investigasi atau

pemeriksaan secara parsial oleh BPK, kami juga berharap untuk dapat menerima itu.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas konstitensi

kerja sama, dukungan dan kerja sama lapangan dengan BPK regional di berbagai provinsi.

Sebagai catatan dari hasil konferensi kita yang diikuti oleh PAP di Canberra baru saja

belangsung diharapkan kerjasama antara PAP, BAKN, DPR, dan BPK untuk

menindaklanjuti kasus-kasus temuan seperti yang disampaikan pada hari ini.

PEMBICARA : BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Interupsi Pimpinan, B-13, Sulawesi Selatan. Dari data yang ada sebaiknya jangan cuma

yang jelek-jelek. Kalau bisa, kalau ada data disampaikan juga minimal provinsi yang dapat

WTP.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Nanti disampaikan laporannya secara lengkap kepada seluruh rekan di DPD melalui

alat kelengkapan yang terkait. Sebelum melanjutkan agenda Sidang Paripurna ke-12 Dewan

Perwakilan Daerah ini, maka kami mohon waktu beberapa saat guna mengantarkan saudara

kita, Bapak Ketua BPK, Pimpinan BPK, dan seluruh pejabat BPK yang ada di dalam ruangan

ini untuk meninggalkan ruangan dan diantar oleh Ibu Ratu. Selanjutnya, ke ruang jumpa pers

untuk melakukan jumpa pers bersama. Kami persilakan kepada Pak Ketua BPK dan seluruh

pimpinan serta seluruh pejabat kita.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

13

Anggota dewan yang terhormat, setelah kita melepas Pimpinan BPK, kita kembali

melanjutkan sidang ini. Agenda kita sekarang adalah penyampaian hasil kegiatan di daerah

dari setiap provinsi dan berbagai masalah kasus yang muncul di masyarakat dan sebentar lagi

akan kita dengar pula berbagai laporan dari daerah, semakin jelas adanya kebutuhan untuk

DPD baik secara kelembagaan dewan maupun anggota perseorangan untuk senantiasa

responsif dan hadir ruang publik. Untuk itu, kita perlu cermati dengan baik laporan yang

akan disampaikan seluruh daerah dari seluruh daerah di Indonesia pada Sidang Paripurna kali

ini. Sekali lagi, temuan-temuan kita di daerah, fakta-fakta yang kita dapatkan di daerah perlu

kita cermati sehingga bisa menjadi acuan untuk kita menyampaikannya ke publik selain kita

menyampaikan secara resmi di ruangan ini.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 12 huruf H dan Pasal 216 Ayat (1) Tatib DPD, kegiatan

anggota DPD daerah yang diwakilinya dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban

anggota DPD untuk menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat dan daerah. Untuk selanjutnya, laporkan dalam Sidang Paripurna setiap awal

masa sidang. Untuk itu, secara berurutan kami akan mempersilakan kepada wakil masing-

masing provinsi untuk menyampaikan laporan kegiatan di daerah. Perlu kami ingatkan sesuai

dengan konvensi yang kita bangun bahwa laporan dari daerah maksimal waktunya sepuluh

menit karena laporan lengkapnya akan diserahkan kepada secretariat, kemudian akan

didistribusikan pada alat kelengkapan yang terkait.

Pada kesempatan pertama, saya kira kami persilakan dari Provinsi Sumatera Barat

dulu. Silakan.

PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Yang sama-sama kita hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, Bapak dan Ibu Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Pertama, kami ingin menyampaikan secara singkat.

1. Komite I dari hasil kunjungan kerja yang kita lakukan lebih kurang satu bulan itu

khusus Kota Padang, Ibu Ema dan Pak Afrizal. Kalau moratorium pegawai ini tidak

segera dicabut kembali, secara khusus Kota Padang akan kekurangan guru 1200.

Khusus Kota Padang.

2. Karena Pansus Agraria sudah selesai, ternyata di Sumatera Barat itu konflik agraria

sebanyak 119.300 kasus yang terjadi di Sumatera Barat yang eskalasinya bervariasi.

Namun, secara khusus di Sumatera Barat penyelesaiannya masih bisa secara

musyawarah dan mufakat. Di sisi lain, kasus ini akan menjadi bom waktu jika tidak

diselesaikan secara cepat.

3. Soal UN kita semua sudah tahu. Saya kira ini memang harus menjadi kajian yang

mendalam bagi DPD RI untuk segera mengambil langkah-langkah cepat dan strategis

karena hampir setiap daerah, kegiatan UN ini mendapat reaksi yang cukup besar. Satu

daerah bisa saja berbeda walaupun sudah ditetapkan tanggal ujiannya sama secara

nasional, tetapi satu provinsi saja di satu daerah bisa berbeda-beda. Ini kan suatu hal

yang harus kita cermati, apa persoalan yang mendasar yang terjadi di republik ini.

Tentu atas nama pribadi saya juga menyampaikan kepada teman-teman, Pak Laode

sudah mau pindah ke sebelah. Jangan nanti setelah sampai di sebelah, DPD-nya juga tidak

diperhatikan. Jangan perdebatannya seperti sekarang DPR dengan DPD, begitu. Pak

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

14

Adhariani juga sudah mau menyeberang, Pak Afrizal teman saya dari Sumatera Barat sudah

menyeberang juga. Saya tidak menyeberang tetap di DPD karena mau mencalonkan sebagai

Ketua DPD nanti. Itu kalau terpilih. Tadi sudah diberi rekomendasi oleh Pak yang dari

Medan, Pak Parlin sudah kasih rekomendasi, “Jangan mencalon yang lain, calon Ketua DPD

saja.” Siap. Kemudian, juga banyak yang sudah pindah sebenarnya. Saya kampanye supaya

nanti dipilih saja, Bu, jangan ragu-ragu memilih. Tentunya kita juga berdoa, saat ini saya

tahu dan mencatat dengan baik, Saudara kita Budi Doku akan ditentukan pada pukul 14.00

WIB nanti nasibnya. Apakah hasil Mahkamah Konstitusi akan berpihak kepada hasil

Pemilunya, mudah-mudahan saja bisa menang dan menjadi wakil walikota di Kota

Gorontalo. Ibu Ida juga sudah pindah ke sebelah jadi anggota DPR dan banyak yang lain.

Saya kira itu yang dapat saya sampaikan karena waktunya sepuluh menit. Kita berdoa

bersama bagi yang menyeberang jangan sampai, Pak Sofwat juga menyeberang ke sebelah?

Belum. Mudah-mudahan dengan adanya perpindahan seperti ini akan memberikan penguatan

bagi DPD pada tahun 2014 yang akan datang. Itu harapan kita semua. Selamat Pak Laode,

semoga menjadi pimpinan di sana.

Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih Pak Alirman.

Kami persilakan, Pak, dari Babel.

PEMBICARA : H. ROSMAN DJOHAN (KEPULAUAN BABEL)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang kami hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan

rekan-rekan Anggota DPD, yang kami hormati Pak Sesjen dan jajarannya.

Dengan singkat, kami melaporkan hasil kunjungan kerja bagi daerah Bangka Belitung.

1. Dari Komite I secara diambil yang penting-penting saja. Pertama, dari kunjungan kerja

atau reses ini, baik di pemerintahan daerah maupun di masyarakat, perselisihan

sengketa antara Provinsi Bangka Belitung dengan Kep. Ri, yaitu sengketa Pulau Tujuh

yang sampai sekarang belum dapat diselesaikan. Daerah pemerintah Provinsi Bangka

Belitung menyarankan supaya ini dapat diselesaikan oleh Departemen Dalam Negeri.

Kedua, masalah Pilkada untuk tahun 2013 ini Bangka Belitung ada tiga daerah Pilkada.

Pertama, di Kotamadya Pangkal Pinang untuk walikota, Ketua Bupati Bangka Induk,

ketiga Bupati Belitung Barat. Dua anggota DPD menjadi calon, yaitu Saudara Bahar

untuk Pangkal Pinang dan Ibu Astuti untuk Bupati Bangka. Dari Komite I, masalah

pembebasan tanah yang dialami bagi daerah tingkat II ini sangat memberatkan di

dalam mereka memperluas pembangunan infrastruktur. Mereka mengharapkan

pembebasan tanah ini kiranya dari pemerintah pusat dan provinsi dapat ikut bersama-

sama dengan daerah tingkat II-nya.

2. Untuk Komite II, itu sangat menyambut dengan adanya Undang-Undang tentang

Perkebunan karena di daerah kita menjadi sengketa bagi daerah-daerah perkebunan

yang ada di daerah Bangka Belitung, terutama dalam hal memperpanjang hak guna

usaha.

3. Komite III, masalah Ujian Nasional. Jadi, disarankan dalam Paripurna ini agar supaya

DPD kita, lembaga DPD ini bisa memberi pertimbangan terhadap Ujian Nasional ini di

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

15

masa yang akan datang. Daerah Bangka juga seperti daerah-daerah lain walaupun pada

umumnya berjalan dengan lancer, tetapi ada soal-soal dari satu sekolah untuk sekolah

lain kekurangan materi soal. Jadi, menunggu beberapa sekitar di bawah 30 – 45 menit

menuju soal-soal di sekolah yang lain. Jadi, disarankan supaya ini pelaksanaannya

kiranya dapat dilimpahkan oleh Menteri Pendidikan kepada gubernur sebagai wakil

pemerintah pusat di daerahnya.

4. Komite IV. Oleh karena di Komite IV ini ada rencana membuat Rancangan Undang-

Undang Tabungan Perumahan Rakyat, ini sangat disambut baik oleh masyarakat di

sana sehingga DIM yang diminta itu terlampir di depan laporan Komite IV. Untuk

diketahui juga, di dalam rangka kita memberi kepada pertemuan kita dengan

masyarakat mengenai sosialisasi atas keputusan MK dengan adanya DPR dan DPD

setara, ini antusias daripada masyarakat itu dapat dilihat umpamanya dalam ikut

pencalonan DPD sekarang ini. Banyak mantan-mantan birokrasi yang ikut untuk

bertarung dalam Pilkada DPD tahun depan, seperti mantan gubernur, mantan wakil

gubernur, mantan walikota, bahkan walikota yang aktif sekarang ikut juga sebagai

anggota DPD.

Demikian dari kami dan terima kasih atas perhatian.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Rosman.

Berikutnya Papua, silakan.

PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Para pimpinan sidang, sahabat-sahabat senator se-Indonesia yang kami banggakan,

kami cintai. Izinkan saya langsung menyampaikan laporan daerah.

Pertama ketika kunjungan teman-teman Anggota MPR yang dipimpin oleh Saudara

Ahmad Farhan Hamid beserta timnya telah melakukan pertemuan dengan Kapolda Papua,

Gubernur Provinsi Papua, Pangdam Cendrawasih, Anggota DPD serta tokoh-tokoh

masyarakat. Dari pertemuan tersebut, dapat diberikan masukan sebagai berikut.

1. Masyarakat di perbatasan menyampaikan bahwa ada masalah batas negara dan batas

adat yang menimbulkan permasalahan antara masyarakat di kedua negara tersebut.

Batas adat sampai dengan Kalitami, sedangkan batas negara melewati Kalitami. Adat

sampai batas yang sekarang ini. Persoalannya kepala suku pemegang hak ulayat,

pemilik hak batas negara adalah warga negara PNG. Kegiatan ekonomi di wilayah ini

sangat sulit dilakukan oleh masyarakat perbatasan kita karena berada di wilayah adat

PNG. Maka, usulnya adalah agar tanah tersebut dibeli saja oleh pemerintah Indonesia

agar supaya masyarakat adat kita bisa secara bebas melakukan kegiatan ekonomi.

2. Masyarakat di wilayah perbatasan Skouw masih kegelapan karena tidak ada instalasi

listrik yang membutuhkan bantuan alat penerangan dan membutuhkan bantuan

penguatan ekonomi masyarakat perbatasan. Oleh karena itu, diminta agar supaya

pengawasan terhadap dana pembangunan perbatasan diperketat. Ada indikasi terdapat

ketidakefektifan di dalam penggunaan dana tersebut.

3. Hasil pertemuan kunjungan dengan Gubernur Sandau. Saudara pimpinan dan para

anggota yang kami hormati, Gubernur Sandau, yaitu perbatasan PNG dengan kita,

sangat ramah dan sangat antusias, sangat bersahabat menyambut rombongan ini. Dan,

dilaporkan bahwa PNG sedang membangun sekolah internasional pada titik perbatasan.

Yang kedua, sedang meningkatkan fasilitas perdagangan. Gubernur Sandau

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

16

menawarkan kerja sama dengan pemerintah RI, khususnya Provinsi Papua, dengan

menawarkan berbagai macam peluang usaha. Ini teman-teman senator yang

mempunyai naluri bisnis diundang ke sana karena banyak orang Malaysia bermain di

sana, tetapi kita sendiri yang bertetangga dekat malah kurang bermain bisnis di sana.

Ini undangan yang simpatik, saya piker, untuk teman-teman pencinta bisnis. Ketua

delegasi memberikan respons untuk mempelajari dan akan melanjutkan pada

pemerintah pusat.

Pimpinan yang kami hormati, kami dari Papua mengusulkan agar supaya Sidang

Paripurna penyampaian laporan ini bergairah kami mengusulkan supaya dalam Sidang

Paripurna di mana dilaporkan kegiatan di daerah dan aspirasi daerah ini diundang semua

departemen. Tidak harus menterinya dating, tetapi barangkali deputi-deputi bagian

perencanaan dapat diundang sehingga kita sendiri juga akan menjadi lebih serius di dalam

memberikan masukan-masukan ini.

1. Masukan untuk Komite I:

a. terbukti akses Pemilukada sangat merusak birokrasi pemerintahan di Papua,

pergantian jabatan yang tidak didasarkan pada latar belakang pendidikan, latar

belakang profesi dan karier, tetapi lebih didasarkan pada kepentingan politik

praktis daripada tim susksesnya;

b. ternyata dapat merusak sistem perencanaan pembangunan karena aspirasi yang

disampaikan masyarakat tidak terserap dalam Musrembang tetapi aspirasi-aspirasi

politik yang lebih banyak terserap di dalam perencanaan pembangunan itu; 3)

meminta kepada Mendagri agar supaya memperhatikan sistem mutasi pegawai

negeri dan jabatan-jabatannya dilakukan atas dasar sistem yang baik. Dewan

jabatan supaya diaktifkan kembali.

2. Masukan untuk Komite II:

a. untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni di Papua cukup besar. Kebutuhan

rumah di Provinsi Papua, yaitu Indonesia Bagian Timur, yaitu Kota Jayapura,

Kabupaten Mimika, Kabupaten Jaya Wijaya, Puncak Jaya, Yahukimo, dan wilayah

pegunungan Jaya Wijaya, Kabupaten Puncak Jaya, daerah-daerah ini sangat tinggi.

Ini adalah undangan juga untuk para pengembang bisa membangun usahanya di

sana, tetapi juga untuk dapat dijadikan masukan pada Menteri Perumahan;

b. begitu juga mengenai sarana dan prasarana untuk beberapa kabupaten harus lebih

ditingkatkan demi mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Pembangunan

pelabuhan di Timika yang akan menjadi pintu gerbang bagi masuknya barang-

barang di pedalaman ini perlu dipercepat. Pembangunan jalan yang

menghubungkan antara pelabuhan dengan daerah-daerah produksi perlu

dipercepat.

3. Masukan untuk Komite III:

Salah satu prioritas dalam Undang-Undang Otonomi Khusus adalah bidang kesehatan,

tetapi masih banyak masyarakat Papua yang tidak mendapatkan pelayanan di dalam

rawat inap. Oleh karena itu harus diprioritaskan dalam pembahasan dengan Menteri

Kesehatan:

a. pembangunan penambahan rumah sakit di kabupaten untuk rawat inap, serta harus

diadakan puskemas-puskemas dengan rawat inap;

b. penambahan perlengkapan sarana dan prasarana di rumah sakit, yaitu tenaga

medis, paramedis sehingga para pasien dapat dilayani dengan sebaik-baiknya;

c. perlu perhatian adanya pemberian insentif kepada para bidan yang bertugas

standby 24 jam sama dengan para perawat;

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

17

d. perlu dibangun rumah, kopel atau barak bagi pegawai negeri sipil di bidang

kesehatan, bidang pendidikan, dan PNS bidang pemerintahan di daerah-daerah

pemekaran.

Pak Pimpinan, jadi daerah-daerah pemekaran ini ada strukturnya, ada organisasinya,

tetapi tidak ada fasilitas untuk tidur, membuat para pegawai ini tidak tinggal di tempat

tugasnya. Sehingga, wajarlah bilamana rakyat Papua marah karena tidak terlayani.

4. Untuk Komite IV:

a. pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Perpajakan. Masih terdapat

kendala, yaitu mengenai kepatuhan sukarela wajib pajak dalam melaksanakan

kewajiban perpajakan. Wajib pajak yang tidak melaksanakan self resisment dengan

benar dilakukan imbauan, konseling, dan pemeriksaan;

b. mekanisme pembagian hasil kepada daerah-daerah dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Perimbangan Keuangan. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

bertugas mengumpulkan pajak sebanyak-banyaknya dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, tetapi dirasakan pembagiannya kepada daerah. Ini yang

tidak berimbang;

c. sehubungan dengan ditetapkan PBB sektor pedesaan dan perkotaan menjadi pajak

daerah paling lambat 1 Januari 2014 berdasarkan Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, baru dua kabupaten telah

dialihkan kepada daerah pada tahun 2013 ini, di Kabupaten Fak-Fak, di Papua

Barat, dan Kabupaten Mimika di Papua. Sisanya baru nanti pada tanggal 1 Januari

2014. Implementasi di lapangan tentang pengalihan PBB sektor perkotaan dan

pedesaan berjalan dengan lancar. Data yang harusnya diberikan kepada semua

dalam bentuk hard and softcopy, hal ini sesuai dengan keputusan bersama Menteri

Dalam Negeri dan Menteri Keuangan;

d. mengenai koperasi diharapkan dapat didorong agar supaya koperasi dapat menjadi

pilar utama dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada saat ini, peranan

koperasi semakin surut, semakin tenggelam. Oleh karena itu, disarankan agar

supaya dibenahi keanggotaan dengan melakukan pendidikan para anggota dan

pembangunan pasar bagi komunitas-komunitas rakyat. Diharapkan koperasi dapat

menjadi penampung komoditas-komoditas daripada rakyat; 5) menerapkan

teknologi untuk produksi dan pengolahan bahan baku agar supaya mempunyai

nilai tambah.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Waktu, Pak, waktu telah selesai.

PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Kalau begitu terakhir saya sampaikan hasil pemeriksaan BPK. Ternyata dari laporan

Ibu Ibo yang kemarin ke BPK, setelah kita mendapatkan laporan dari BPK tadi, ini temuan di

BPK di Papua ini sangat besar. Diketemukan ada Rp5 triliun temuan yang sekarang sudah

ditindaklanjuti baru Rp1 triliun. Sedang dalam proses itu Rp3,3 triliun, dan terdapat

perkiraannya terdapat yang tidak dapat lagi ditindaklanjuti itu ada Rp702 miliar. Terhadap

yang tidak dapat ditindaklanjuti ini, kita mengusulkan supaya ada kebijakan untuk pemutihan

atau dialihkan kepada piutang negara sehingga tidak mengganggu neraca daripada APBD

yang selalu disclaimer karena aset-aset daerah ini. Ini usulan daripada Papua.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

18

Kami melampirkan semua data-data yang dibutuhkan oleh masing-masing komite.

Barangkali nanti dapat dikutip dari sini untuk dapat ditindaklanjuti dalam rapat kerja dengan

para menteri terkait.

Sekian dan terima kasih, Ketua.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Pak Paulus.

Sulawesi Barat? Belum ada orangnya. Papua Barat? Belum siap juga. Lampung? Iya.

PEMBICARA : ISWANDI, A.Md. (LAMPUNG)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Om swastiastu.

Saya hanya ingin melaporkan sedikit saja tentunya. Saya ucapkan terima kasih kepada

Ketua yang saya hormati, teman-teman Anggota DPD RI yang saya ucapkan selamat yang

telah mendaftar tentunya. Kalau yang mau pindah ke sebelah, saya ucapkan semoga berjuang

untuk DPD juga.

Laporan saya reses saya mulai.

1. Komite I, yaitu di bidang KPU yang telah membuka kemarin ditutup pada tanggal 22.

Tentunya saya sangat mengapresiasi yang mencalonkan menjadi calon Anggota DPD

RI itu sebanyak 31 dengan kuota 27 untuk laki-laki dan 4 untuk wanita. Nah, ini sangat

menurun drastis karena pada waktu periode 2009 – 2014 itu mencapai 58. Nah, ini

tentunya ternyata perjuangan untuk masuk DPD ini sangat berat, makanya teman-

teman juga tidak banyak mendaftar lagi. Saya ucapkan juga kepada DOB (Daerah

Otonomi Baru) yang telah dilantik kemarin dengan pejabat bupatinya, yaitu Bapak

Kirlani. Nah, ini tentunya DPD sangat apresiasi karena pada waktu itu adanya

pemekaran ini dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, yaitu untuk wilayah

Pesisir Barat. Nah, ini tentunya dengan adanya pemekaran ini mendapatkan pelayanan

yang lebih baik.

2. Komite II, ini masih banyaknya saluran irigasi yang rusak. Tentunya ini pada teman-

teman Komite II sangat mendapat perhatian. Karena apa? Makin lama makin

berkembang penduduk kita, kebutuhan bahan pokok kita semakin meningkat. Tetapi, di

sisi lain infrastruktur kita juga tidak menunjang. Nah, ini yang sangat kita sayangkan.

Adanya masukan bahwa subsidi pupuk juga menurun. Nah, ini seharusnya ini menjadi

perhatian kita. Karena apa? Lahan pertanian kita ini sudah sangat tergantung terhadap

pupuk kimia sehingga kalau nantinya ini menurun saya khawatir produksi pangan kita

juga ikut menurun. Apalagi, infrastruktur yang lain juga tidak menunjang. Masih

banyak sektor usaha kecil yang sangat mengalami kesulitan ini butuh pendampingan

tentunya. Beberapa kali kita sampaikan, tetapi di dalam pelaksanaannya juga masih

sulit. KUR yang menjadi suatu andalan Kredit Usaha Rakyat juga tidak bisa

memberikan peningkatan terhadap usaha rakyat yang ada di daerah banyaknya kendala.

Tentunya ini pendampingan penting.

3. Komite III ini mengenai tentang UN yang sangat berhasil di Provinsi Lampung.

Tentunya persiapannya sudah sesuai dengan standar operasional Ujian Nasional

sehingga ini terlaksana dengan baik. Dan, adanya SMK ini tentunya diharapkan harus

adanya penerimaan guru. Karena apa? Kalau ini tidak disisasati nanti yang sudah

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

19

waktunya pensiun ini segera pensiun sehingga kekurangan-kekurangan itu tidak

terakomodasi. Kadang-kadang kita ini regenerasinya selalu telat. Ini yang terpenting.

4. Komite IV, yang sangat saya tekankan tentunya, yaitu adanya Pajak Pertambahan Nilai

yang hampir setiap provinsi itu memiliki, tetapi di dalam pungutannya itu lari ke pusat

semua. Jadi, ini hasil diskusi bahwa diharapkan Pajak Pertambahan Nilai ini dapat lari

ke daerah. Karena, ini dapat meningkatkan dalam pembiayaan infrastruktur karena

banyak infrastruktur kita yang tentunya di dalam melayani kendaraan itu sangat luar

biasa, tetapi pertambahan nilainya untuk infrastruktur kita sangat lambat, tidak sesuai

dengan pertambahan kendaraan itu sendiri, pertambahan perdagangan itu sendiri,

termasuk pelayanan ekspor impor. Ini tentunya kami DPD, terutama Komite IV, dapat

memberikan penekanan pada Pajak Pertambahan Nilai untuk lari ke daerah.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan. Tentunya masing-masing bisa mendapat

perhatian.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

Selamat siang.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Berikutnya, kami persilakan kepada rekan dari Riau. Jambi? Nanti setelah itu baru

menyusul. Sudah terlanjur.

PEMBICARA : Dra. Hj. JUNIWATI T. MASJCHUN SOFWAN (JAMBI)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Om swastiastu.

Yang saya hormati Pimpinan DPD beserta seluruh Anggota DPD. Yang juga saya

hormati Bapak Plt. Sesjen dan seluruh jajarannya.

Sebelum saya menyampaikan laporan, patut kiranya kita semua menyampaikan selamat

kepada kita semua yang telah berhasil untuk dikembalikan wewenang kita dengan

menangnya judicial review yang telah disampaikan ke Mahkamah Konstitusi dan

sebagaimana yang dilakukan oleh Pimpinan saat ini, kami juga telah menerima tanda

penghargaan atas keberhasilan Rancangan Undang-Undang DIY. Sebaiknya juga terhadap

keberhasilan ini Pimpinan itu juga memberikan penghargaanlah karena itu juga adalah hasil

kerja keras kita semua, terutama Tim Litigasi dan Pimpinan itu sendiri. Tepuk tangan.

Terima kasih.

Pak Wayan ada tidak di sini? Pimpinan Tim Litigasi. Lagi mengumpulkan KTP

barangkali.

Baik, ini ada beberapa permasalahan yang kami temui saat reses di Provinsi Jambi.

1. Yang berkaitan dengan Komite I.

a. Saat ini, pemerintah provinsi berencana untuk membangun pelabuhan di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Nanti namanya Pelabuhan Ujung Jabung. Di

sini akan berakibat tergusurnya 62 KK. Sepertinya memang sedikit, tetapi lahan

yang mereka miliki itu cukup luas dan pada pembangunan tahap pertama ini yang

akan dijadikan lokasi pelabuhan ada 104,32 hektar. Itu masih tahap pertama. Oleh

karena itu, kami menemui dari bidang pemerintahan, apakah mereka sudah

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

20

melaksanakan UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah untuk

pembangunan bagi kepentingan umum. Karena, ini kalau tidak dilaksanakan sesuai

dengan UU nantinya akan timbul berbagai macam persoalan-persoalan dengan

tergusurnya, mungkin lebih banyak daripada 66 KK nantinya. Dan, setelah

diadakan pertemuan ternyata memang saat ini sedang melakukan istilahnya itu

tahap perencanaan dan pengadaan tanah serta persiapan pada tanah tahap

melaksanakan konsultasi publik. Jadi, ternyata sudah dilaksanakan oleh

pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Namun,

menurut hemat kami ini harus tetap dilaksanakan pengawasan.

b. Kemudian yang kedua adalah mengenai UU No. 26 Tahun 2007 tentang Rencana

Tata Ruang. Ini masalah klasik yang belum selesai-selesai. Untuk Provinsi Jambi,

belum berlaku Perdanya karena sedang menunggu penomoran dari Kemendagri.

Sehingga, dengan menunggu-menunggu ini, maka tata ruang di Provinsi Jambi itu

masih banyak mengalami permasalahan sebagaimana di provinsi lainnya juga. Ini

hanya sebagai contoh, pemprov mengakui ternyata masih banyak persoalan aset

berupa lahan mirip pemerintah yang bersengketa dengan pihak lain. Jadi, terbit

sertifikat ganda atau bisa dikatakan juga sertifikat yang tumpang tindih. Saya kira

pembenahan ini harus berawal dari BPN Wilayah Provinsi Jambi.

c. Mengenai pengawasan Pemilukada, pesta demokrasi Pilkada di tahun 2013 ini

sudah diawali dengan satu daerah, yaitu Merangin. Kemudian, nanti bulan Juni,

Kota dan kemudian Kerinci. Dan, berikutnya tentu saja ke Pemilu tahun 2014. Kita

menargetkan Pemilukada dapat berjalan dengan aman dan kondusif. Dan, selama

ini memang Pak Pimpinan Pemilukada di Provinsi Jambi itu berjalan dengan aman

dan sukses. Mudah-mudahan hanya sampai, ketidakpuasan yang kalah itu hanya

sampai mengajukan ke MK saja, tetapi antartim sukses itu tidak terjadi akses-

akses, seperti adanya permusuhan dan sebagainya. Namun, tidak bisa dipungkiri

tetap saja ketidaknetralan PNS di dalam pemilukada ini kita rasakan. Bahkan, di

Kabupaten Merangin sebelum terjadi Pemilukada banyak sekali PNS yang tidak

bergabung dengan incumbent itu sudah dipecat-pecat atau dimutasi dan

sebagainya.

2. Komite II, ini masalah klasik juga.

a. Pupuk masih menjadi permasalahan yang selalu dikemukakan oleh masyarakat.

Pupuk, subsidi masih banyak dijual dengan harga eceran tertinggi, dan distribusi

pupuk yang tidak tepat sasaran, kelangkaan pupuk itu sendiri, dan lemahnya

pengawasan terhadap masalah ini. Untuk menanggulangi, sarannya adalah

melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik kepada petani agar petani tidak

tergantung pupuk yang disediakan oleh pemerintah. Ini bisa menjadi program

kampanye juga ini, teman-teman ya. Pelatihan pembuatan pupuk organik.

b. Masalah jalan, Komite II, saat ini kondisi jalan di Provinsi Jambi relatif baik, kami

rasakan sendiri, dibandingakan sembilan bulan sampai satu tahun yang lalu. Yang

masih rusak adalah kalau kita memasuki Kabupaten Kerinci itu daerah Sanggaran

Agung dan Kecamatan Sungai Jambu serta Kecamatan Merangin. Untuk jalan-

jalan lainnya, Pemda Provinsi Jambi sudah menganggarkan lebih dari seperempat

APBD-nya untuk perbaikan jalan dan ini sudah kami rasakan sendiri. Tetapi, yang

dikhawatirkan adalah apabila Perda Provinsi Jambi No. 8 tentang penyelenggaraan

jalan untuk angkutan hasil tambang, perkebunan, dan lainnya sampai saat ini masih

dimoratorium. Janjinya hanya tiga bulan, kalau tiga bulan ini sudah lewat, dengan

alasan masih menunggu peraturan gubernur untuk masalah teknisnya, antara lain

juga diharapkan para investor itu membuat jalan alternatif atau melalui sungai.

Kalau menunggu itu, menurut hemat kami, waktunya akan panjang sekali. Dan

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

21

sementara menunggu, maka jalan-jalan yang sudah diperbaiki dengan

menggunakan anggaran yang demikian tinggi akan rusak lagi karena saya melihat

sendiri bahwasanya truk-truk yang digunakan untuk mengangkut batu bara

maupun kelapa sawit, istilahnya CPU, itu tonasenya luar biasa besar. Maksudnya,

melebihi tonase jalan. Untuk mengatasi hal tersebut, sementara pihak pemerintah

provinsi mengalihkannya ke truk-truk yang lebih kecil, tetapi jumlahnya bisa 3 – 4

kali lipat sehingga sama saja. Lebih kecil truknya, tetapi lebih banyak. Nah, untuk

hal ini kita harus mendesak kepada pemerintah supaya moratorium dicabut dan

segera Perda dijalankan.

3. Komite III

a. masalah ketenagakerjaan. Maraknya pemberangkatan tenaga kerja ke luar negeri

melalui jalur ilegal membuat masyarakat dan daerah berharap agar DPD mendesak

pemerintah, terutama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja

Indonesia (BNP2TKI) untuk menertibkan penyediaan jasa pemberangkatan TKI

dan memberikan perlindungan maksimal terutama terhadap tenaga kerja

perempuan yang sudah berada di luar negeri.

b. Kemudian, bidang pemberdayaan perempuan. Masyarakat dan komunitas

perempuan di daerah, terutama di Jambi, berharap agar keterwakilan perempuan di

DPR RI pada pemilihan umum dapat terpenuhi sebanyak 30%. Kalau hanya calon,

itu memang sudah hampir semua partai. Tetapi, untuk bisa menduduki, ini tentu

saja tergantung kembali kepada kaderisasi oleh partai politik. DPD RI

mengharapkan juga bisa mendorong lebih banyak keterlibatan perempuan di

lembaga legislatif, baik di tingkat pusat maupun daerah, melalui pembelajaran

politik perempuan yang efektif dan terukur.

4. Kemudian, berkaitan dengan Komite IV ini adalah masalah klasik. Saya tidak akan

membacakan, banyak sekali. Jadi ,masalahnya adalah masalah Dana Bagi Hasil (DBH)

pajak yang ditetapkan secara sepihak oleh pemerintah pusat sangat merugikan

pemerintah daerah.

Itu saja laporan yang dapat kami sampaikan, hasil reses dari Provinsi Jambi.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Ibu.

Kami persilakan Riau.

Ini kita harus sepakat dulu kita harus lanjutkan setelah, sekarang jam 12 kurang 10

menit, kita skors jam berapa? Karena, kita harus pasti kita akan skors sidang ini sehingga kita

harus pastikan dulu. Kita berhenti lebih awal, mulainya juga harus lebih awal. Jam 12 ya?

Jam 12, berarti satu lagi setelah ini. Kep. Ri ya dengan Jawa Tengah.

PEMBICARA : MUHAMMAD GAZALI, Lc. (RIAU)

Terima kasih, Pimpinan yang telah memaafkan saya karena saya ke belakang.

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Om swastiastu.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

22

Pimpinan yang saya hormati, Bapak-Ibu Senator DPD RI yang saya muliakan.

Bersyukur kepada Allah SWT pada hari ini kita bisa melaksanakan tugas kita yang mulia ini.

Dari Provinsi Riau tidak banyak, Pimpinan, yang kami bacakan di sini. Yang banyaknya ini

nanti akan kami serahkan langsung kepada Pimpinan.

1. Pertama yang sepakat kami berempat untuk disampaikan kepada Pimpinan secara

khusus dan kepada seluruh Anggota DPD agar memperhatikannya, yaitu pelaksanaan

Islamic Solidarity Games (ISG) yang berada di Provinsi Riau. Agenda ini sebenarnya

sudah siap untuk digelar dengan berbagai persiapan dan kerja keras dari pemerintah

daerah, sampai-sampai recruitment dari mahasiswa, tokoh masyarakat, lembaga adat,

dan lain-lainnya sudah dilaksanakan. Namun, keputusan Kementerian Pemuda dan

Olahraga secara sepihak telah memindahkan lokasi pelaksanakan ISG ini dari Provinsi

Riau ke Jakarta. Dan, ini sangat merugikan masyarakat Riau secara umum, baik secara

moriil maupun materiil yang sudah dikeluarkan. Kalangan mahasiswa, masyarakat,

tokoh-tokoh adat meminta kepada DPD RI agar permasalahan ini dituntaskan dengan

sebaik-baiknya dan agar DPD RI dari Provinsi Riau menjaga marwah nama baik

Provinsi Riau, terutama antara hubungan pusat dan provinsi. Oleh karena itu, kami di

sini meminta dan memohon kepada Pimpinan yang kami hormati agar diadakan

pembahasan pertama antara kita DPD RI dan Pimpinan memfasilitasinya dan juga

mengundang Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan kepada kita, kenapa hal

ini bisa terjadi. Dan, juga kami memohon dan berharap agar pemerintah pusat lebih

intensif lagi dalam mengadakan hubungan yang baik dengan pemerintah provinsi

maupun di daerah masing-masing. Itu yang sepakat kami berempat, Pimpinan.

2. Untuk Komite I, alhamdulillah Panitia Pemekaran Indragiri Selatan, pecahan insya

Allah dari Indragiri Hilir, telah menyelesaikan kelengkapan administrasi untuk daerah

otonomi baru sebagaimana yang diatur dalam PP No. 78 Tahun 2007 dan memohon

kepada kita semuanya DPD RI untuk mendukung pemekaran daerah Indragiri Selatan

guna mendapatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat yang sangat jauh dari

pelayanan pemerintahan.

3. Komite II. Hingga kini konflik agraria masih menjadi momok yang menakutkan bagi

masyarakat. Seiring waktu, masalah konflik agraria seolah menjadi semakin bertambah

dan tidak berkesudahan. Upaya-upaya penyelesaian yang telah dilakukan oleh DPD RI

ternyata belum cukup kuat untuk ditindaklanjuti dengan cepat oleh para pemangku

kepentingan di daerah. Sementara itu di sisi lain, kembali berjatuhan korban jiwa,

seperti yang terjadi di Desa Pancur, Kecamatan Keritang, Indragiri Hilir. Kejadian

yang telah berlarut-larut di PTPN Lima sebagaimana juga terjadi di Kabupaten

Kuansing dan Sinama Nenek yang berada di Kabupaten Kampar. Oleh karena itu, DPD

RI diharapkan dapat terus berupaya mencari terobosan-terobosan dalam penyelesaian

konflik agraria ini dan terus mendorong pemerintah pusat, khususnya Presiden

Republik Indonesia, untuk terlibat secara langsung memimpin reformasi agraria.

4. Untuk Komite III, kami masih mendapatkan, sangat banyak mendapatkan aspirasi

tentang pelaksanaan UN. Dan, rata-rata masyarakat di Provinsi Riau meminta UN ini

ditindaklanjuti dan dievaluasi sebelumnya. Kenapa carut-marut ini bisa terjadi di negeri

kita yang kita cintai ini.

5. Untuk Komite IV, kami berempat terutama Pak Abdul Gaffar Usman yang telah

melaksanakan resesnya di Kabupaten Indragiri Hulu, setiap turun ke daerah, banyak

masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan dana sosial dari DPD RI, baik itu

kegiatan sosial masyarakat maupun untuk kepentingan agama maupun peningkatan

ekonomi. Oleh karena itu, kami memasukkan ini menjadi bagian terpenting bagi kita

semuanya untuk DPD RI perlu dianggarkan dana bantuan sosial DPD RI. Saya rasa

semuanya setuju ini ya.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

23

Demikianlah yang bisa kami sampaikan. Lebih kurangnya mohon maaf. Sempurnanya

nanti ada di bundel ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

Salam sejahtera bagi kita semuanya.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih pada Pak Kiai.

Berikutnya, Kep. Ri. Saya kira ini catatan dari, sambil jalan, catatan dari Riau tadi,

khususnya pelaksanaan pemindahan lokasi ISG (Islamic Solidarity Games). Ini perlu saya

kira ditindaklanjuti untuk agar rekan-rekan kita dari Riau, masyarakat Riau, pemerintah Riau,

itu memperoleh kejelasan dari pihak yang terkait. Ini Komite III saya kira perlu kita minta

untuk menindaklanjuti ini.

PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KEPULAUAN

RIAU)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera.

Om swastiastu.

Yang kami hormati Bapak Wakil Ketua DPD RI, Ibu Wakil Ketua yang cantik jelita,

teman-teman sekalian Anggota DPD yang saya cintai yang sudah rindu betul saya sudah

lama tidak berjumpa. Alhamdulillah kita berjumpa kembali.

Sri murni hiasan tamu/ Indah mekar tepian keramat/ Hari ini kita Anggota DPD

bertemu/ Sampaikan aspirasi nan merupakan amanah rakyat.

Alhamdulillah, kita bertemu di sini dan saya akan menyampaikan sedikit laporan.

Tidak panjang, tetapi sangat penting. Nah, pertama saya ingin menyampaikan bahwa

berdasarkan pengalaman kami ternyata memang DPD sangat dipercaya dan masyarakat

betul-betul menyampaikan aspirasinya sampai-sampai aspirasi keluarganya juga

disampaikan. Tetapi, saya juga bisa mendukung Pak Kiai karena kita itu dianggap bonafid,

Pak Laode, Bu Hemas. Jadi, kita ngumpet-ngumpet juga karena semua minta bantu kan,

padahal kita sendiri lagi perlu bantuan begitu ya, Pak, ya. Jadi, ini saya menggarisbawahi.

Baiklah, Anggota DPD yang saya banggakan yang saya hormati, Pimpinan yang saya

inikan. Nah, saya ingin sedikit menyampaikan di sini adalah mengenai masalah

permasalahan pengelolaan daerah perbatasan. Kami menemui bahwa, mohon maaf, bahwa

kita perlu memperhatikan betul-betul daerah perbatasan karena jangan sampai kita

kehilangan segala-galanya. Saya selalu mengulang-ulang karena pengambilan hasil alam,

hasil laut, dan lain-lain. Nah, saya ingin mencontohkan, Pak Pimpinan dan Ibu Pimpinan,

bahwa misalnya di daerah kami, daerah Lingga dan Natuna, penghasil gas terbesar adalah

Natuna. Sejak lima puluh tahun yang lalu saya waktu kecil, tambang timah di Lingga. Tetapi,

keadaan masyarakatnya, keadaan sekolah, dan bagaimana mereka bisa keluar dari

kemiskinan dan kebodohan, sama sekali sudah lebih berapa puluh tahun merdeka, tidak ada.

Hasil alam diekspor terus, diambil terus, tetapi masyarakat sama sekali tidak menikmati.

Seperti misalnya, Lingga itu tambang timah dari saya kecil saya ingat terbesar. APBD-nya

sekarang masih Rp791 miliar dan keadaannya jalan masih jelek, anak-anak tidak bisa

sekolah, nah itulah kenyataan yang ada. Padahal, mereka daerah kaya. Sampai mereka

mengatakan, “Apakah kita harus mengikuti negara lain, tidak menjadi Indonesia.” Ada

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

24

pemikiran demikian. Nah, itu yang saya rasa perlu kita garis bawahi, apakah memang perlu

ada pemekaran atau bagaimana, anggaran juga harus dari pusat, harus lebih banyak

diperhatikan untuk daerah-daerah tersebut. Masalah infrastruktur, masalah permukiman yang

sudah sama sekali tidak memadai, sangat memprihatinkan. Berapa tahun kita merdeka, Pak?

68 ya, 68 tahun merdeka kan. Apakah demikian ya, tetapi begitulah kenyataan yang terjadi.

Nah, kemudian saya rasa pelayanan sosial, rumah sakit, sekolah, anak masih bodoh-

bodoh tidak bisa sekolah, kemudian mohon maaf ya, itulah pembinaan terhadap masyarakat

miskin tidak ada, lokasi permukiman tidak ada, semuanya sangat memprihatinkan. Saya

pernah mengajak Ibu Istib ke satu tempat. Ibu istib sampai kaget, “Oh, begini ya,” katanya.

Kalau miskin di Jawa, masih bisa dijangkau. Tetapi, kalau miskin di pelosok sana sangat,

sangat, sangat memprihatinkan. Itulah masalah perizinan.

Kemudian, masalah lain mungkin nanti saya serahkan saja karena yang lain sudah tidak

sabar. Saya juga sudah lapar, Pak Laode. Pertambangan bauksit di Tanjung Pinang yang

selalu diambil bauksitnya. Kemudian, penataan ruang yang tidak beres-beres mengenai

penataan ruang. Kemudian, kita mengharapkan kalau memang rentang kembali luas,

pemekaran juga supaya bisa diizinkan, bukan kepentingan politis. Kemudian, permasalahan

hutan lindung dan hak pengelolaan lahan yang tidak jelas, itu masih merupakan masalah

selain permasalahan infrastruktur, permasalahan pemberdayaan sumber daya kelautan dan

nelayan. Mohon maaf seperti itu, semua dicuri, nelayan miskin. Masa kita ikhlas membiarkan

ya, Bu Juniwati Masjchun Sofwan. Itulah mungkin yang saya ingin sampaikan.

Komite III mengenai permasalahan Ujian Nasional, itu juga terjadi di tempat kami,

apalagi di tempat kami. Mohon supaya betul-betul kita bisa mengkaji kembali. Terima kasih.

Mudah-mudahan yang penting kita DPD menunjukkan usaha-usaha kita untuk mengentaskan

kemiskinan dan kebodohan di Indonesia ini.

Terima kasih. Mohon maaf kalau ada hal yang tidak berkenan.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Jam 12.05, masih ada satu lagi atau kita stop, break? Sampai Jawa Tengah.

PEMBICARA : DENTY EKA WIDI PRATIWI, SE. (JAWA TENGAH)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om swastiastu.

Yang saya hormati Pimpinan Sidang, Pimpinan DPD beserta Ibu, dan juga yang saya

hormati jajaran Sekretariat Jenderal DPD, teman-teman, saudara-saudaraku sekalian yang

saya banggakan.

Provinsi Jawa Tengah melaporkan hasil kegiatan penyerapan aspirasi dengan beberapa

permasalahan yang menjadi keprihatinan kita bersama, hampir dan menjadikan isu nasional

di seluruh penjuru pelosok tanah air terkait dengan carut-marutnya penyelenggaran Ujian

Nasional di beberapa daerah. Walaupun masalah kecil, tetapi memprihatinkan manakala

lembar jawaban siswa sangat-sangat tidak berkualitas.

Kemudian, terkait dengan beberapa persoalan mengenai ketenagakerjaan, yaitu nasib

tenaga harian lepas, tenaga bantu penyuluh pertanian yang telah direkrut pemerintah melalui

Kementerian Pertanian untuk membantu program peningkatan produksi pangan sejak 2007

juga nasibnya tidak jelas.

Berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah di Jawa Tengah, serentak

yang akan dilaksanakan tanggal 26 Mei 2013 ini adalah pemilihan kepala daerah untuk

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

25

pemilihan gubernur Jawa Tengah dan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kudus dan Kabupaten

Temanggung.

Secara rinci, penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah anggota DPD RI Provinsi

Jawa Tengah kami sampaikan sebagai berikut.

1. Komite I

a. Terkait beberapa permasalahan masih banyaknya rumah tidak layak huni menjadi

kendala tersendiri dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang

sehat. Untuk itu, pemerintah melalui kementerian terkait hendaknya

mengalokasikan anggaran untuk pemugaran RTLH di Provinsi Jawa Tengah lebih

banyak lagi.

b. Terkait dengan beberapa masalah pembuatan akta dan sertifikat tanah juga

merupakan persoalan tersendiri di mana bukti autentik kepemilikan sebidang tanah

oleh masyarakat masih menjadi persoalan manakala sangat sulit didapatkan.

Sehingga, pemerintah seharusnya dapat mengalokasikan program-program, seperti

Prona, SMS lebih besar bagi masyarakat, terutama masyarakat yang kurang

mampu.

c. Terkait dengan konflik lahan dan konflik agraria masih mewarnai sejumlah

kabupaten kota yang ada di Jawa Tengah, terutama masalah konflik lahan hutan,

kawasan hutan.

2. Komite II

a. Terkait kebijakan harga BBM yang kembali menimbulkan ketidakpastian di dalam

masyarakat sehingga mengharapkan pemerintah tidak boleh menjadikan kebijakan

harga BBM sebagai bagian dari pencitraan politik. Apalagi, ini sudah mau masuk

dalam tahun-tahun politik.

b. Eskalasi konflik agraria seperti kami sampaikan di atas, pelibatan Perum

Perhutani, PTPN, dan perusahaan swasta dengan masyarakat yang terus meningkat

dari waktu ke waktu sehingga konflik ini juga banyak disertai dengan kekerasan

akibat aksi daripada masyarakat yang sudah tidak sabar lagi terkait dengan

penyelesaian konflik.

3. Komite III

Dalam hal ini, beberapa hal yang disampaikan masalah Ujian Nasional sehingga

mengharapkan bahwasanya:

a. Ujian Nasional tidak dipakai sebagai penentu kelulusan siswa;

b. Ujian Nasional perlu ditata kembali. Jika tidak bisa, lebih baik UN tidak

dilaksanakan;

c. Kurikulum 2013 sebaiknya jangan diterapkan tergesa-gesa karena tentunya guru

masih jauh dari yang kita harapkan untuk disiapkan kembali, baik naskah

kurikulum juga masih carut-marut.

4. Komite IV

Terkait pengurangan BBM nonsubsidi, terutama solar yang kemarin sangat-sangat

dirasakan dan walaupun sekarang sudah berangsur-angsur lancar, tetapi ini menjadi

catatan kita bersama bahwasanya DPD RI sebaiknya dapat mengadakan RDPU dengan

kementerian terkait, berkaitan dengan kebijakan ini supaya tidak terjadi lagi isu-isu

yang sifatnya sangat-sangat merugikan masyarakat secara umum.

Demikian, beberapa hal yang perlu kami sampaikan, dan tentunya secara rinci sudah

kami akan sampaikan dalam laporan secara tertulis dan kemudian bisa ditindaklanjuti melalui

komite-komite dan alat kelengkapan terkait.

Terima kasih.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

26

Akhirul kalam, wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : Dr. LAODE IDA (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Bu Denti.

Dengan berakhirnya laporan dari Jawa Tengah, saya kira sesuai dengan kesepakatan

tadi, kita akan skors dulu sampai jam 13.30. Tetapi, kalau kita mendengar tadi sebetulnya

beberapa informasi yang diberikan oleh daerah itu satu yang hampir semuanya menyebutkan

Ujian Nasional. Coba kita cermati daerah-daerah yang lain. Karena, Ujian Nasional yang

tahun ini sebetulnya menurut kami sebagian itu terparah di sejarah republik. Keterlambatan

sebelas provinsi, dan itu semuanya di kawasan timur itu menjadikan kami semua terpukul.

Ternyata, bukan saja di daerah yang terlambat Ujian Nasionalnya atau bahan tesnya itu dan

lembar jawabannya, tetapi juga di daerah yang tidak terlambat juga turut bermasalah. Karena

kita cermati ini, saya kira akan menjadi salah satu suara dari DPD yang akan coba digulirkan

ke pabrik dan untuk bahan advokasi kita dalam rangka mengevaluasi kebijakan Ujian

Nasional.

Saya kira itu. Dengan demikian, atas persetujuan rekan-rekan Anggota DPD, sidang

saya skors sampai dengan jam 13.30.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Bapak dan Ibu sekalian, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Karena kita sudah menunggu 30 menit, kita mulai saja supaya kita bisa menyelesaikan

Sidang Paripurna ini.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om swastiastu.

Untuk kita bisa melanjutkan, saya kira skors kami cabut.

Kita lanjutkan laporan dari Provinsi Sumatera Selatan.

Kami persilakan.

PEMBICARA : ABDUL AZIZ (SUMSEL)

Laporan kegiatan di daerah Anggota DPD RI di Provinsi Sumatera Selatan.

SIDANG DISKORS PUKUL 12.15 WIB

SKORS DICABUT PUKUL 14.00 WIB

KETOK 1X

KETOK 1X

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

27

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Puji syukur marilah kita sampaikan senantiasa kehadirat Allah SWT YME karena

berkat limpahan hidayah, taufik, rahmat, dan nikmat-Nya, kita dapat menjalankan kegiatan di

daerah pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2012 – 2013 dengan baik. Mulai dari tanggal 9

Maret 2013 sampai dengan 28 April 2013.

Saudara Pimpinan DPD RI, saudara-saudari Anggota DPD RI, saudara Sesjen dan

Wasesjen, hadirin-hadirat yang berbahagia. Kegiatan di daerah Sumatera Selatan dalam Masa

Sidang III Tahun Sidang 2012 – 2013 ini, dilaksanakan dengan mengadakan dengar pendapat

dan pertemuan sebagai berikut.

1. Dengan KPU Provinsi Sumatera Selatan.

2. Dengan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan.

3. Dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.

4. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas.

5. Dengan Dinas Pendidikan dan Pertambangan Kabupaten Lahat.

Berdasarkan hasil rapat kerja dan dengar pendapat tersebut di atas, terdapat beberapa

poin penting aspirasi daerah yang perlu kami sampaikan dalam Sidang Paripurna terhormat

ini sebagai berikut.

1. Komite I, KPU dan Bawaslu Sumsel mendapat informasi bahwa KPUD telah

menetapkan tahapan jadwal dan telah menyiapkan perangkat pemilihan gubernur dan

wakil gubernur Sumatera Selatan, seperti PPK, PPS, dan TPS. Selain itu, kenaikan

honor penyelenggara Pemilu yang diatur dalam Perpres, ini untuk semua

penyelenggara Pemilu, No. 11 Tahun 2013 sampai saat ini belum ada realisasi dari

pemerintah. Untuk masalah yang lokal, status pinjam pakai kantor KPU yang

merupakan gedung milik Korpri menjadi kendala untuk melakukan renovasi kantor

melalui anggaran APBN. Mungkin saja ini juga ditemui oleh KPU-KPU di daerah lain.

2. Komite II, perkebunan. Berdasarkan hasil rapat kerja dengan Dinas Perkebunan

Provinsi Sumatera Selatan, ada berbagai masalah. Terutama, yang paling menonjol

adalah soal sertifikasi lahan untuk penjaminan kredit. Untuk itu, kami usulkan untuk

pemerintah harus segera menggalakkan program sertifikasi lahan untuk memberikan

kemudahan pengajuan sertifikasi bagi petani perkebunan. Selanjutnya, pemerintah

perlu menyelesaikan berbagai persoalan tumpang tindih lahan perkebunan guna

kepastian hukum bagi usaha perkebunan tersebut. Selanjutnya, di bidang pertambangan

batu bara, terutama di Sumatera Selatan, penghentian pengangkutan batu bara di jalan

umum melalui surat edaran Gubernur ini berdampak pada pendapatan daerah

Kabupaten Lahat yang turun secara signifikan. Untuk itu, harus dilakukan mencari

solusi untuk bagaimana membangun jalan khusus untuk pengangkutan produksi batu

bara tersebut

3. Komite III, di bidang pendidikan. Masih banyaknya pembangunan sarana dan

prasarana yang belum berkualitas hingga perlunya pemerintah harus meningkatkan

pembangunan sarana dan prasarana tersebut untuk menjamin mutu pendidikan di

daerah. Kedua, masih kurangnya tenaga guru di daerah hingga perlu ada penambahan

hingga pemerintah harus segera menuntaskan penyelesaian pengangkatan guru honorer

agar kekurangan guru dapat dipenuhi. Masih di Komite III, di bidang kesehatan, masih

rendahnya rasio tenaga medis dengan jumlah penduduk yang masih jauh dari target

nasional. Maka, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan jumlah rasio perbandingan

jumlah tenaga medis tersebut dengan jumlah penduduk.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

28

Yang terakhir kami akan sampaikan di Sidang Paripurna yang berbahagia ini, kemarin

di Kabupaten Musi Rawas terjadi tragedi, mungkin ini secara nasional, penembakan empat

warga Musi Rawas yang melakukan unjuk rasa dalam menuntut pemekaran kabupaten

Muratara. Kejadian ini terus berlanjut dan saya kira harus ada semacam investigasi dari DPD.

Pada Pimpinan, kami harapkan untuk kalau bisa turun langsung melihat kondisi lapangan di

Muratara hingga kejadian seperti ini mungkin tidak perlu terjadi lagi. Sehingga, DPD bisa

dapat melakukan advokasi untuk masalah-masalah pemekaran ini. Kami melalui forum ini

mengucapkan belasungkawa dan berduka cita atas meninggalnya rakyat yang tidak berdosa

ini yang ditembak oleh aparat keamanan yang membabi-buta. Dan, ini tidak perlu terjadi

seharusnya jika pimpinan di republik ini bijak dalam melakukan pengambilan keputusan.

Terima kasih.

Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih dari Sumatera Selatan.

Karena dari Bengkulu kosong, kita lanjut ke DIY dan bersiap mungkin Bali.

PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)

Ibu Wakil Ketua DPD yang saya hormati, para Senator Republik Indonesia yang

terhormat, para calon anggota DPR yang saya hormati,.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang Anggota DPD sudah senator. Oh ya satu lagi, calon pimpinan DPD yang saya

hormati. Berdasarkan kunjungan kerja ke daerah keempat anggota DPD dari DIY, ada

beberapa isu yang perlu kami sampaikan di dalam kesempatan ini yang selengkapnya isu-isu

itu akan kami kirimkan ke komite-komite terkait.

1. Terkait dengan Komite I, isu keamanan dan premanisme di DIY cukup menjadi

keluhan masyarakat pada bulan-bulan yang lalu. Oleh karena itu, masyarakat di DIY

meminta perhatian secara serius terhadap persoalan isu keamanan ini. Yang kedua, ada

banyak masukan dari masyarakat DIY terkait dengan pemilihan kepala daerah yang

umumnya berbiaya tinggi. Sehingga, mereka meminta kepada DPD untuk memikirkan

sistem Pilkada yang tidak berbiaya tinggi dan tidak mendorong terjadinya korupsi-

korupsi. Yang ketiga, deputi juga diminta oleh masyarakat DIY untuk mengawal secara

baik Undang-Undang keistimewaan, yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 agar

benar-benar bermanfaat bagi masyarakat DIY.

2. Kemudian untuk Komite II, ada beberapa masukan yang terkait dengan:

a. Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Salah satunya adalah

bahwa penghapusan subsidi dari pemerintah kepada kereta ekonomi oleh PT KAI

sebagai akibat tidak terserapnya seluruh PSO yang diberikan oleh pemerintah

kepada PT KAI telah mengorbankan kepentingan masyarakat.

b. Kemudian, terkait dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 tentang lembaga

pembiayaan ekspor Indonesia, ada masukan dari masyarakat. Sejalan dengan

makin berkembangnya kegiatan usaha berdasar prinsip syariah, maka selain

melakukan kegiatan usaha konvensional, LPEI juga diharapkan dapat memberikan

pembiayaan ekspor nasional berdasarkan prinsip syariah.

c. Kemudian, terkait dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber

Daya Air. Bahwa, sumber daya air yang tersedia saat ini, baik air permukaan

maupun air tanah semakin terbatas. Krisis air bersih telah melanda hampir seluruh

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

29

wilayah di Indonesia. Tentu saja berbanding lurus dengan musim kemarau yang

berkepanjangan atau terlambatnya hujan turun. Sementara itu, menurut pendapat

masyarakat Undang-Undang No 7 tahun 2004 diindikasikan banyak pasalnya yang

justru melanggengkan usaha privatisasi dan komersialisasi sumber daya air.

Masyarakat berharap agar DPD RI mencermati persoalan ini.

3. Yang terkait dengan Komite III, pertama tentang Ujian Nasional. Terkait dengan masih

banyaknya permasalahan terhadap pelaksanaan Ujian Nasional, maka masyarakat

berharap agar nilai Ujian Nasional tingkat SMA pada tahun ini tidak dijadikan sebagai

standar seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi.

4. Untuk Komite IV, banyak masukan dari masyarakat yang mendorong pemerintah, DPD

diminta untuk mendorong pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk

memberikan fasilitasi permodalan terhadap usaha-usaha kecil. Masyarakat juga

menyatakan bahwa bantuan pemerintah dalam bentuk BLT, mereka rasakan tidak

mendidik masyarakat, tetapi malah membuat masyarakat semakin malas. Mereka

meminta agar DPD RI melakukan evaluasi terhadap model BLT ini. Yang terakhir,

terkait dengan pajak bumi dan bangunan. Jadi, dengan didaerahkannya PBB perkotaan

dan pedesaan, maka yang dirasakan oleh masyarakat terutama petani adalah kenaikan

pajak bumi dan bangunan, sedangkan manfaat dari kenaikan itu belum dirasakan oleh

mereka secara langsung.

Demikian, beberapa hal yang kami sampaikan sebagai intisari dari laporan kami

berempat. Selengkapnyaa, laporan akan kami serahkan kepada Pimpinan DPD.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih dari DIY.

Bisa kita lanjutkan Provinsi Bali.

PEMBICARA : I WAYAN SUDIRTA ( BALI)

Yang terhormat Saudara Pimpinan DPD RI, yang terhormat saudara-saudara Anggota

DPD RI, serta hadirin yang berbahagia.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera buat kita semua.

Om swastiastu.

Pimpinan dan para Anggota yang saya hormati, laporannya agak tebal. Tetapi, melihat

suasana begini, saya hanya menyampaikan dua hal saja dan mudah-mudahan lima menit

selesai.

1. Yang pertama, menyangkut Mendikbud Muhammad Nuh. Sekalipun banyak yang

sudah menyarankan, mengimbau, dan sebagainya agar menteri ini mengundurkan diri

atau diberhentikan, dievaluasi, jawabannya tegas. “Bukan sampean yang mendukung

saya, ngapain saya mundur,” katanya. Tetapi, saya punya dua alasan yang jelas itu

untuk mendukung imbauan agar mundur.

a. Seperti yang disampaikan rekan-rekan, masalah di Bali juga sama, resah. Karena,

Bali termasuk sebelas daerah yang harus diundurkan. Maka, tidak bisa lain bahwa

inilah saatnya untuk memberi peringatan pada menteri yang sekarang dan menteri

yang akan datang bahwa mereka harus bertanggung jawab dan karena itu, alasan

mundur cukup masuk akal.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

30

b. Alasan kedua jauh sebelum ini juga, menteri ini juga membuat masalah, yaitu

berkaitan dengan pengajaran bahasa daerah. Bagi beberapa daerah bisa saja bahasa

daerah tidak terlalu penting, sekalipun tidak ada yang mengatakan tidak penting.

Tetapi, bagi daerah tertentu, bahasa daerah itu luar biasa penting dan daerah-

daerah ini cukup banyak yang menganggap pengajaran bahasa daerah sangat-

sangat dan terlalu penting. Maka, alasan kedua yang kami ajukan untuk

pengunduran dan pemberhentian Menteri Muhammad Nuh adalah diabaikannya

pengajaran bahasa daerah karena dimasukkan dengan mata pelajaran yang lain

sehingga jam-jam untuk memberikan pelajaran pada daerah menjadi sangat kecil.

Saya berharap para hadirin di luar masalah Ujian Nasional, ada sejenis kaukus

biarpun itu bersifat satu kasus saja, kaukus untuk membela pengajaran bahasa-

bahasa daerah diadakan. Saya berharap ada teman entah dari Jawa, dari Sumatera,

dari Kalimantan, dari Papua siapa saja yang mau mempelopori ini karena beberapa

kaukus ada di DPD di mana saya sudah ikut serta di dalamnya. Saya berharap ada

teman-teman lain yang tampil memelopori kaukus ini, tetapi andaikata tidak ada,

dengan terpaksa kalau saya ditunjuk, saya tidak keberatan karena menganggap

bahasa daerah ini sangatlah penting.

2. Masalah yang kedua dan ini yang terakhir, supaya tidak membosankan. Teman-teman

kelihatannya, kok, menganggap laporan dari daerah ini tidak terlalu penting sehingga

yang menyampaikannya kurang semangat, tetapi lebih tidak semangat lagi yang

mendengarkannya. Apa masalah kita tentang laporan daerah? Jika laporan daerah ini

tidak dianggap penting, saya tidak menemukan lagi agenda apa yang lebih penting

daripada laporan daerah bagi sebuah lembaga yang bernama Dewan Perwakilan

Daerah, begitu. Karena itu, saya mohon perhatian, andaikata yang kedua ini tidak

terlalu penting buat teman-teman, tetapi forum ini, forum Paripurna sangat penting juga

untuk bertanggung jawab mendengarkan teman-teman yang membuat laporan.

Yang kedua adalah tentang kontrak politik. Pimpinan dan hadirin yang saya

hormati, kontrak politik ini wacananya tidak akademis. Lebih banyak pada soal-soal

yang bersifat spontan dan banyak disampaikan oleh kalangan LSM. Kontrak politik

sudah sangat lama sekali didengungkan. Kenapa? Entah dia calon legislatif, entah dia

calon eksekutif, entah pejabat publik lainnya, banyak sekali wacana dan pernyataan

mereka sebelum menjabat, tetapi begitu menjabat, mereka tidak terkena sanksi. Kalau

kita lihat bukunya Cicero sekian abad yang lalu, ketika dia memperluas pemilihan

langsung untuk daerah-daerah pinggiran sekalipun tidak ada kontrak politik, apa yang

dia ucapkan itu dicatat oleh staf pribadinya. Dan, begitu cerdasnya Cicero pada waktu

itu sehingga staf pribadinya kewalahan untuk mencatat karena tidak ada satu kata pun

yang boleh tertinggal karena inilah yang sesungguhnya kontrak politik. Maka, pada

waktu itulah kalau teman-teman masih ingat, huruf steno itu diciptakan oleh staf

pribadinya Cicero. Untuk apa? Agar apa yang diucapkan Cicero tak satu kata pun

tertinggal untuk dilaksanakan. Kini, itu hanya menjadi catatan sejarah. Yang sudah

dinyatakan, direkam, dan sebagainya tidak pernah diikuti.

Salah satu yang menyebabkan kita juga di daerah anggota-anggota DPD, baik

yang baru setengah-setengah menjalankan janjinya, bahkan yang sudah maksimal pun

menjalankan janjinya, tetap saja disamakan dengan anggota-anggota yang tidak

menepati janji. Bertitik tolak dari segi itu ditambah lagi, mohon maaf, DPD selalu

anggotanya dikatakan tidak bekerja begitu, secara terbuka di media itu orang-orang

berani mengecam seperti itu. Saya sebagai salah satu anggota DPD bersama teman-

teman yang lain sudah bekerja sesuai dengan apa yang kita lakukan. Tetapi, toh sekali

lagi ini tidak dilihat. Maka, terobosan-terobosan penting untuk mengangkat bahwa

DPD itu sesungguhnya berbeda dan bisa lebih dari yang lain, menurut hati kecil saya

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

31

perlu dilakukan. Saya tidak mengatakan apa yang saya katakan ini sangat besar, tetapi

saya mencoba siapa tahu ada manfaat bahwa DPD juga punya kreativitas. Maka, saya

mencoba apa benar DPD ini tidak didengar. Saya pernah mencoba mengumpulkan

sumbangan, didengar. Kali ini, saya mencoba mengumpulkan rektor universitas negeri,

pimpinan majelis agama, tokoh desa adat, tokoh pariwisata ternyata mereka masih mau

berkumpul. Kalau begitu seharusnya saya ingin menambah spirit teman-teman yang

sudah bersemangat dan punya nama di daerahnya, ternyata DPD itu tidak seburuk yang

dikatakan di beberapa media yang mengatakan DPD itu tidak bekerja karena ini contoh

terakhir yang saya alami. Mereka datang semua, mereka bersepakat membuat koalisi,

mari kita tekan calon-calon gubernur itu agar apa yang diucapkan benar-benar nanti

dilakukan. Caranya, membuat sejenis kontrak politik. Hanya memang disepakati kalau

dibuat di depan notaris, mereka belum punya nyali. Akhirnya, kami bikin sekretariat,

kami menyewa satu tempat, kami membiayai sendiri.

Akhirnya, dari dua calon yang ada di Bali, mohon maaf, dua-duanya ini sulit

mengukur. Yang satu incumbent, jenderal bintang tiga, pengalamannya luar biasa.

Yang satu lagi wakil gubernur, punya partai yang sangat kuat. Aneh bin ajaib di luar

dugaan, kalau selama ini untuk apa berkontrak politik dengan sesuatu kelompok yang

tidak jelas, ternyata mereka dua-duanya mengirim delegasi. Incumbent Pak Mangku

Pastika langsung menantang bahwa kapan kita kontrak politik? Tetapi, untuk diketahui

mula-mulanya dua calon ini sempat tidak menganggap keberadaan koalisi ini, padahal

dia terdiri dari koalisi rektor, pariwisata, dan tokoh-tokoh agama. Lalu, kami

mengundang 107 pendeta untuk meyakinkan pada calon ini, layak tidak kontrak politik

ini. Ternyata, 107 pendeta itu berkomitmen kalau gubernur ingin dipilih, sebaiknya

ingin dipercaya agar Anda yang mengatakan satu itu betul-betul akan terbukti besok

melakukannya, Anda sebaiknya kontrak politik. Besoknya, muncul di media, hari itu

juga Pak Mangku Pastika incumbent menghubungi kami, “Kami bersedia kontrak

politik besok pagi, katanya.” Dan, itu sudah kami lakukan, Pak Mangku Pastika sudah,

dan untuk kedua kalinya dia datang menjelaskan setelah kontrak politik bahwa, “Saya

akan konsekuen, apa saja yang saya janjikan akan saya laksanakan. Jika saya tidak

menjanjikannya, boleh dituntut baik pidana ataupun perdata.” Itu tertulis. Yang satu

lagi, Puspayoga, Wakil Gubernur, datang mengirim utusan untuk mempelajari apa isi

kontrak politik. Sampai hari ini belum ada penandatanganan.

Oleh karena itu, hari-hari terakhir bagi saya sebagai Anggota DPD

menyosialisasikan ke masyarakat, ada kontrak politik seperti ini, ada satu yang sudah

menandatangani, inilah kontrak politiknya, dan mereka memastikan akan

melaksanakan kalau mereka akan terpilih kemudian. Salah satu bunyi politik itu adalah

yang menarik ternyata di luar dugaan. Sepeda motor untuk kepala dusun barangkali di

beberapa daerah yang dijanjikan, di Bali dijanjikan. Ini ramai-ramai kepala dusun itu

mendatangi Sekretariat Koalisi. Jadi, ramainya sekretariat koalisi sama dengan

sekretariat tim sukses yang dua itu, begitu. Akhirnya, kami menyatakan Pak Mangku

punya tim sukses, Pak Puspayoga punya tim sukses, rakyat tidak punya tim sukses.

Rakyat yang punya aspirasi, siapa yang menjamin? Akhirnya, kami

memproklamasikan, biarkan kami saja tim suksesnya rakyat. Biarpun Pak Mangku

bertanda tangan, berkontrak politik dengan kami, kami tidak bersedia menjadi tim

suksesnya. Kami hanya menyosialisasikan. Kami juga menolak ketika Pak Mangku

memberikan biaya untuk sosialisasi, kami kumpulkan sendiri.

Yang lain dari isi politik itu, mohon maaf, beberapa keluhan teman-teman di

komite dan alat kelengkapan, selalu saja jangankan gubernur, bupati sering

mengabaikan kita. Ketika turun reses, kita tidak didampingi SKPD. Awal-awal saya

turun reses, DPR dan SKPD mendampingi. Lama-lama mereka bisik-bisik, di daerah

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

32

lain katanya tidak didampingi. Kenapa I Wayan Sudirtha minta didampingi? Akhirnya,

kami sebelum ditolak, kami menghentikan pendampingan oleh SKPD dan anggota

DPRD. Padahal, ketika awal-awal itu hasilnya luar biasa. Beberapa jalan aspal memang

di depan masyarakat dijanjikan langsung dipenuhi. Sudah sekian tahun terakhir ini,

saya bersama teman-teman ketika turun reses merasa kurang efektif karena aspirasi

masyarakat itu tidak langsung dijawab karena tidak ada SKPD yang mendampingi.

Ketika kita cari ketentuan di Susduk juga tidak ditemukan. Tidak ada kewajiban

mereka. Bahkan, ketika diundang di DPD pun mereka tidak wajib datang dan dia tidak

terkena sanksi.

Berkaitan dengan kontrak politik ini, kami memasukkan sebagai bahan laporan,

kami memasukkan dalam kontrak politik itu, jika Anda nanti terpilih menjadi gubernur,

siapa pun yang menjadi anggota DPD di Bali, keempat-empatnya Anda harus dampingi

ketika turun supaya anggota DPD itu dipandang oleh masyarakat, tidak hanya bupati

saja dan gubernur yang dianggap. DPD itu kalah populer dengan camat karena camat

juga masih bisa membuat program meminta kepada bupati. DPD tidak. Maka, tadi

kalau ada imbauan kapan kita punya bansos? Saya bingung. Mau dukung, kelihatannya

kita ingin cari uang. Mau mendiamkan, memang bansos ini punya, baik DPRD

kabupaten, provinsi, ataupun DPR. Barangkali setelah Paripurna ini, perlu Pimpinan

merapatkan kembali apa benar DPD ini boleh dianaktirikan karena untuk diketahui, Ibu

Ratu, ada beberapa anggota DPD yang sudah menjual tanahnya sampai tiga kali, Bu.

Karena, tidak punya bansos, apa boleh buat keluarganya yang buat bansos. Mungkin

kalau Ibu Ratu jual sepuluh kali tanah, masih belum habis iYogya itu. Tetapi, orang

kayak Pak Farouk, cari kavling satu saja setengah mati ketika jadi Kapolda. Lah, kalau

menjual tiga kali, apa yang dijual oleh Pak Farouk? Maka, informasi yang saya patut

sampaikan adalah jika gubernur yang tanda tangan ini ternyata menang, saya punya

keyakinan di daerah Bali ini anggota DPD tidak seburuk nasibnya pada tahun-tahun

seperti sekarang karena dia berjanji akan mendampingi setiap DPD turun melalui

SKPD-SKPD yang ada.

Terima kasih kalau agak panjang akhirnya, dua poin, tetapi agak panjang begitu lho.

Terima kasih. Mohon maaf kalau misalnya menyita perhatian teman-teman.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, katanya tadi cuma sebentar, tetapi tidak apa-apa. Saya sabar menunggu. Tetapi,

apa pun yang disampaikan dari Provinsi Bali tadi memang untuk kurikulum pendidikan di

departemen itu perlu diperbaiki karena bahasa daerah itu merupakan satu kekuatan agar

budaya kita sendiri. Dan, dari Jawa Barat juga sudah mengeluh Pak Wayan, bahasa daerah

sudah mulai ditinggalkan. Saya juga sudah mengapresiasi mungkin tim nanti kita bisa kita

bicarakan berikutnya.

Berikutnya, dari Nusa Tenggara Barat atau Papua dulu? Nanti ya, habis ini ya. Yang

penting punya tanah air, Pak.

PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera.

Om swastiastu.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

33

Pimpinan dan forum yang kami hormati, dari Nusa Tenggara Barat tidak banyak yang

perlu dilaporkan. Nadanya hampir sama-sama, begitu-begitu saja. Karena, memang

Indonesia ini memang kompak. Sekali UN, UN semua begitu nanti.

1. Ruang lingkup Komite I, ada permasalahan yang disisakan, ditinggalkan oleh

pemerintah kebijakan orde baru yang sekarang mulai tumbuh lagi, yaitu kebijakan

pemerintah yang merugikan karena pembebasan tanah secara memaksa, sepihak. Janji

ganti rugi, tidak juga diganti rugi, dijadikan proyek transmigrasi hanya tiga tahun,

lahan masyarakat juga sudah tidak bisa bikin apa-apa, masyarakat rakyatnya tidak

dapat juga ganti rugi, sekarang mulai muncul kembali. Diharapkan DPD di sini

dilaporkan ke PAP untuk mungkin bisa dimediasi, difasilitasi penyelesaiannya.

Kependudukan, permasalahan pembuatan akte kelahiran banyak dirasakan oleh

masyarakat kami karena mengeluarkan biaya yang cukup besar sampai 1 juta. Karena,

kalau bila memiliki surat nikah, mengeluarkan biaya ratusan ribu di pengadilan; dan

tidak memiliki, mengeluarkan biaya sampai dengan Rp750 ribu di Pengadilan Agama.

2. Terkait dengan Komite II, kualitas raskin masih dirasakan permasalahan dan sangat

jelek di beberapa tempat kami menyerap aspirasi ini. Kiranya nanti Komite II akan

mem-follow up dengan menteri yang terkait.

3. Begitu juga dengan Komite III diharapkan memberikan atensi dengan pengawasan

dengan kementerian terkait, terkait dengan Jamkesmas, Jamkesda ini karena masih

banyak yang dirasakan tidak tepat sasaran dan belum melibatkan aparat desa.

Sertifikasi guru masih tetap menimbulkan permasalahan, saya rasa sama dengan

daerah-daerah lain. Begitu juga pelaksanaan Ujian Nasional tidak perlu dikomentari

lagi, sudah tinggal action-nya saja bagaimana ini, apa yang diharapkan Pak Wayan tadi

itu, sekali-sekali Pimpinan kasih gaung lagi, begitu. Pelayanan jamaah haji tidak sesuai

dan mahalnya ongkos ini masih dirasakan sangat buruk oleh jamaah kami. Di samping

kiranya perlu pemikiran ke depan itu karena indikator usia masih kurang

diperhitungkan oleh Kementerian Agama dalam menentukan ranking. Kiranya masalah

usia ini mendapat perhatian, khususnya bagi yang lansia mungkin itu perlu mendapat

prioritas. Jadi, jangan bersaing karena semata-mata pendaftaran.

4. Dari dana otsus, sependapat tadi juga dalam jumpa pers dengan bersama dengan Ketua

BPK, dana otsus untuk Papua akan menjadi perhatian dalam semester ini. Dan, kami

juga mengusulkan ya mestinya termasuk dengan Aceh karena Aceh juga sudah kita

usulkan dari dulu.

Kondisi kelistrikan masih tetap menjadi permasalahan yang menjadi aspirasi dari

daerah kami. Kami rasa cukup sekian yang kami laporkan, mudah-mudahan bisa

ditindaklanjuti oleh dewan kita.

Kami menyampaikan ucapan selamat kepada teman-teman yang ikut mendaftarkan

kembali DPD Tahun 2009 – 2014. Semoga di tahun-tahun mendatang, DPD dan terkait

dengan pelaksanaan MK semakin memberikan kiprah bagi rakyat, bangsa, dan negara.

Sekian dan terima kasih.

Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatrullahi wabarakatuh.

Shalom.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Pak Farouk.

Sebelum dari Sulawesi Tengah, Bu Nurma, mungkin dari Papua dulu. Papua Barat,

maksud saya.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

34

PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, S.H. (PAPUA BARAT)

Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang saya hormati.

Saudara-saudara anggota Dewan Perwakilan Daerah dan hadirin sekalian yang saya

bahagiakan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Puji dan syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas

berkenan dan ridhonya kita bersama menghadiri Sidang Paripurna DPD pada hari ini.

Izinkanlah kami atas nama anggota DPD dari Provinsi Papua Barat menyampaikan laporan

kegiatan anggota DPD di daerah pemilihan dalam rangka menyerap aspirasi daerah dan

masyarakat pada tanggal 29 Maret sampai dengan 28.

Laporan ini saya akan bacakan perkomite, tetapi tidak seluruhnya, hanya saya ambil

beberapa. Tetapi, pada kesempatan ini saya mau kasih tahu dan sampaikan dalam sidang

yang mulia bahwa tepatnya besok pada tanggal 1 Mei Tahun 2013, 50 tahun bagi Papua

kembali ke NKRI, itu yang mau saya sampaikan. Saya berterima kasih kepada Pimpinan,

malam ini saya akan berangkat bersama-sama dengan Pak Ketua akan menuju Sorong dan

kami lakukan hal itu diadakan di Sorong pada besok. Jadi, ada beberapa hal yang berkaitan

dengan 50 tahun emas bagi orang Papua di atas tanah Papua dan bergabung di Negara

Kesatuan Republik Indonesia tepatnya pada besok itu pas 50 tahun. Karena, tanggal 1 Mei

Tahun 1963 itu adalah penentuan pendapat rakyat terakhir dan bergabung di NKRI.

1. Untuk beberapa hal yang menyangkut Komite I, saya tidak perlu bacakan, tetapi saya

mau sampaikan khususnya ke Komite I, tolong daerah-daerah otonom baru yang

diusulkan oleh Papua, baik itu kabupaten dan kota maupun provinsi yang diminta oleh

Papua, tolong yang diperhatikan dan itu diperjuangkan oleh Komite I. Itulah harapan

kami daripada tahun emas yang kami besok akan memperingati sebagai 50 tahun kami

bergabung di NKRI. Itu salah satu supaya daerah-daerah otonom baru untuk Papua,

tolong diberikan prioritas. Itu kepada kesempatan yang pertama saya sampaikan dan itu

lewat Komite I supaya itu diperjuangkan.

2. Menyangkut Komite II, saya sampaikan juga ada masalah sedikit dan tadi saya masih

ikuti, rencana besok masyarakat akan menduduki Bandara Udara Rendani, tidak akan

ada penerbangan. Karena, sejak bandara itu oleh orang tua menyerahkan bandara itu

pada tanggal 1 Mei Tahun 1963 dalam waktu bersamaan dan itu ditempati sampai

dengan sekarang belum ada ganti rugi. Rencananya masyarakat akan menduduki

bandara itu. Dan, tadi saya ikuti oleh Pemda Provinsi Papua dan Pemda Manokwari

sedang rapat satu hari penuh. Massa yang sudah turun untuk menduduki itu hari ini

direncanakan untuk dibatalkan dan Pemda sedang mencari solusi untuk menyelesaikan.

Tetapi, lima hal tuntutan mereka adalah Rp50 miliar berdasarkan 50 tahun sejak

dipakai bandara itu. Ya, jadi Rp50 miliar dan ini tolong supaya Komite II catat hal ini

dan kita akan bicarakan dengan Menteri Perhubungan.

3. Ada beberapa hal yang menyangkut mengenai Komite III. Saya kira pendidikan, Ujian

Nasional ini dirasakan oleh semua daerah dan apa yang telah disampaikan, saya dapat

menggarisbawahi itu untuk kepentingan anak bangsa kita di masa yang akan datang.

Saya kira ada banyak hal yang akan kami sampaikan, tetapi melihat situasi seperti ini,

maka akhir kata kami cukupkan dan semua laporan kami buat perkomite, kami akan

sampaikan dan akan membahas sesuai dengan komite masing-masing.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

35

Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta hadirin

yang kami hormati, demikianlah laporan reses kami. Atas perhatian dan kerja sama yang baik

kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om santi santi santi om.

PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Pimpinan, saya mohon interupsi sebentar sebelum beliau turun.

Sebenarnya tadi saya lupa bahwa diminta oleh rakyat Papua ketika Papua itu sudah

berada di dalam NKRI, apakah itu ditandai pada tanggal 1 Mei, apakah itu tahun ’69 itu perlu

dilakukan kajian sejarah. Tetapi, perlu diputuskan kalau bisa diusulkan nanti pada hadiah

pidato Presiden tanggal 17 Agustus itu menjadi hari nasional karena ketika itulah republik ini

utuh begitu. Nah itu saya mohon nanti dapat diaspirasikan. Ini saya mohon tidak turun dulu

supaya suara Papua dan Papua Barat gabung dulu begitu.

Terima kasih.

PEMBICARA : ISHAK MANDACAN, SH. (PAPUA BARAT)

Baik, saya kira sekian.

Terima kasih.

Selamat siang.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih dari Provinsi Papua Barat. Kita lanjut ke Provinsi Sulawesi Tengah.

Saya kira kita sudah cukup banyak yang hadir, jadi memang kita berharap semua bisa

menghadiri Sidang Paripurna ini. Walaupun ini laporan daerah, tetapi ini sangat penting buat

kita semua.

PEMBICARA : Hj. NURMAWATI DEWI BANTILAN, SE. (SULTENG)

Bismillahirrahmanirrahim.

Pimpinan yang kami hormati dan banggakan, rekan-rekan anggota DPD RI yang kami

banggakan.

Assalamu’alalaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa atas segala

limpahan rahmat yang dikaruniakan kepada kita semua. Semoga aktivitas-aktivitas kita

dalam menjalankan peran-peran kita sebagai Anggota DPD RI dapat berjalan dengan lancar.

Dalam rangka memenuhi kewajiban anggota DPD untuk menyerap, menghimpun,

menampung, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah di daerah pemilihan, maka

kami para Anggota DPD RI dari Provinsi Sulawesi Tengah telah melakukan pertemuan

dengan pemerintah daerah, LSM, tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa maupun

pelaku-pelaku ekonomi guna menyerap aspirasi. Penyerapan dimaksud dibagi dalam tiga

kategori, yaitu: 1) masalah yang bersifat lokal kami serahkan kepada bupati, walikota yang

bersangkutan untuk ditindaklanjuti dan akan dipantau lebih lanjut sejauh mana

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

36

penyelesaiannya pada masa reses Anggota DPD RI berikutnya; 2) masalah yang bersifat

regional kami serahkan kepada gubernur untuk ditindaklanjuti dan akan dipantau pada tindak

lanjut masa reses berikutnya; 3) untuk masalah yang bersifat nasional kami bawa ke Jakarta

untuk dilaporkan pada pembahasan sidang paripurna untuk dicarikan alternatif

pemecahannya, termasuk melalui rapat pada komite masing-masing.

a. Kami mulai dari Komite I. Persoalannya adalah:

a. tapal batas antardaerah. Persoalan tapal batas merupakan satu persoalan krusial

yang muncul beriringan dengan pelaksanaan desentralisasi pada masa otonomi

daerah;

b. permasalahan pelaksanaan Pemilu atau Pemilukada di daerah, keterwakilan

perempuan di lembaga legislatif, dan pemekaran daerah. Terdapat beberapa

wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah yang telah diusulkan ke pemerintah pusat

untuk dimekarkan. Pemekaran Sulawesi Timur dari Provinsi Sulawesi Tengah

menjadi provinsi tersendiri. Banggai Laut dan Morowali Barat dimekarkan

menjadi kabupaten baru, tetapi sampai sekarang belum disetujui oleh pemerintah

pusat. Tak lupa juga kami atas nama masyarakat Sulawesi Tengah menyampaikan

terima kasih banyak atas seluruh perjuangan lembaga perwakilan rakyat,

khususnya Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang mendukung penuh

perjuangan masyarakat Morowali Utara sehingga dapat dimekarkan menjadi

sebuah daerah otonom baru, termasuk juga masyarakat Banggai Laut. Saran, agar

pemerintah pusat, DPD RI dan DPR RI memperhatikan masyarakat Sulawesi

Tengah terkait usulan pemekaran wilayah lain yang sedang diperjuangkan;

c. Pengawasan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Hasil dari pertemuan dengan unsur pemerintah tentang pengawasan dalam rangka

RUU Penataan Ruang, antara lain untuk menghindari adanya benturan

kepentingan, maka pemerintah daerah mengatur dengan cermat dan jelas penataan

ruang, khususnya penggunaan lahan. Sering terjadi konflik di masyarakat akibat

tidak tegasnya pemerintah di antaranya hak guna usaha yang telah habis masa

berlakunya, terjadi pembiaran, pengelolaan, dan pemukiman permanen masyarakat

pendatang baru. Seharusnya kembali kepada negara yang kemudian diatur

peruntukannya oleh pemerintah daerah dengan konsultasi ke pemerintah pusat.

b. Komite II, persoalannya:

a. pungutan di Jembatan Boyantongo Parigi, Kabupaten Parigi Moutong. Dengan

tidak memiliki payung hukum yang jelas beberapa pejabat melegitimasi

pungutan sebesar Rp100.000 bagi setiap pemilik kendaraan roda enam yang

melintasi di jalan trans Sulawesi, tepatnya di Sungai Boyantongo di Kecamatan

Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong;

b. krisis air bersih di Kelurahan Pengawu. Palu Barat. Warga Kelurahan Pengawu,

Kecamatan Tatanga mengalami krisis air. Warga mengaku sudah tahunan

mereka tidak mendapatkan air bersih. Warga hanya mengandalkan air sungai

tadah hujan yang sangat keruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

c. kondisi jalan Kabupaten Buol. Belum genap setahun jalan sepanjang 8 km yang

dikerjakan dalam dua tahap oleh Fajar Raya Usaha Nusa sepanjang 5 km dari

Desa Taluan hingga Momunu dan dilanjutkan oleh PT Tunggal Mandiri Jaya

sisanya 3 km dari Desa Momunu, Manialah hingga Buol, kondisi jalan telah

berlubang dan rusak berat. Kondisi itu tentu saja dapat membahayakan

pengguna dan khususnya roda dua yang melintas;

d. merujuk kepada Keputusan Menteri Kehutanan SK 418/Menhut II/2012 tentang

perubahan fungsi kawasan hutan dan penunjukan kawasan perairan sebagai

Taman Nasional Kepulauan Togian, harusnya sejak tahun 2007 telah gugur dan

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

37

batal karena pertentangan dengan peraturan yang lebih di atas, yaitu Undang-

Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan PP Nomor 26 Tahun

2007 tentang RencanaTata Ruang Nasional. Hal ini menjadi keluhan dari forum

kepala desa dan aliansi gerakan pembubaran Taman Kepulauan Togean

Gempur atau TNKT yang dianggap melanggar aturan.

c. Komite III, pengawasan masa reses tanggal 29 Maret sampai dengan 28 April 2013

oleh anggota DPD Shaleh Muhamad Aldjufri ke Provinsi Sulawesi Tengah ditujukan

pada bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan pariwisata. Dari hasil

pertemuan dengan konsituen di masing-masing desa dan kecamatan diperoleh aspirasi

sebagai berikut. Persoalan yang ditemui:

a. bidang pendidikan berkaitan dengan mengenai guru di daerah sebagai berikut.

1) adanya permasalahan pengangkatan guru di daerah, antara lain pengangkatan

guru yang belum berdasar pada kebutuhan dan jam mengajar guru belum

sesuai dengan tuntutan enam jam perminggu bagi guru penerima tunjangan

profesi, akibat dari pengangkatan atau rekrutmen guru yang tidak berdasar

kebutuhan;

2) distribusi guru di daerah belum merata sesuai kebutuhan karena mayoritas

guru PNS menumpuk di kota, sedangkan untuk daerah terpencil mayoritas

guru berstatus kontrak atau honorer;

3) persoalan di daerah berkenaan dengan guru honorer, semakin membludaknya

guru honorer di daerah. Hal ini diketahui setelah adanya program pemerintah

untuk pemberian tunjangan profesi dan tunjangan fungsional bagi guru

honorer melalui dana APBN.

b. Untuk itu:

1) meminta perhatian pemerintah pusat maupun daerah mengenai pengawasan

terhadap pelaksanaan pendidikan dan sanksi terhadap pelanggaran yang

dilakukan di daerah, terutama mengenai pungutan liar yang terjadi di daerah

yang berkaitan dengan pendidikan;

2) meminta perhatian pemerintah pusat untuk mengembalikan Ujian Nasional

kepada masing-masing daerah, dalam hal ini pemerintah kabupaten atau kota

untuk menangani pengadaan soal UN agar tidak terjadi kembali pelaksanaan

Ujian Nasional yang tidak serentak di seluruh Indonesia;

3) perlunya perhatian dari pemerintah pusat pada umumnya dan pemerintah

daerah pada khususnya mengenai pendidikan moral dan ahlak bagi generasi

muda;

4) dan, minta perhatian pemerintah pusat untuk memperketat pengawasan

pelaksanaan ibadah haji terutama mengenai daftar tunggu yang tidak sesuai

dengan jumlah penduduk keseluruhan.

d. Komite IV, dalam melaksanakan kegiatan di daerah, terdapat beberapa permasalahan

dan aspirasi yang disampaikan, baik pemerintah daerah maupun masyarakat umum.

a. melonjaknya harga bawang putih perlu perhatian semua pihak, terutama

pemerintah Kota Palu, dalam hal ini dalam hal ini dinas perindustrian,

perdagangan, koperasi, dan usaha kecil menengah;

b. tingginya tingkat pengangguran di Kota Palu ini akibat dari bimbingan teknis

program unggulan pangan daerah se-Indonesia yang tidak memberikan dampak

langsung kepada masyarakat.

c. secara umum, untuk peningkatan pembangunan di wilayah Provinsi Sulawesi

Tengah masih sangat diharapkan dukungan dari pemerintah pusat, khususnya

peningkatan anggaran yang bersumber dari APBN. Peningkatan anggaran yang

bersumber dari APBN perlu mendapat perhatian terhadap infrastruktur, baik jalan

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

38

dan jembatan pada Departemen Pekerjaan Umum, perbaikan sarana-prasarana

gedung-gedung sekolah dan mutu pendidikan, peningkatan manajemen

kewirausahaan, pemuda produktif, pendidikan luar sekolah pada Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, pengadaan peralatan pendukung dan tambahan atau

biaya pascapelatihan di wilayah Sulawesi Tengah pada Departemen Koperasi atau

UKM dan Departemen Perindustrian Perdagangan perlu terus ditingkatkan di

tahun 2013. Untuk bidang pengawasan daerah, khususnya dalam pelaksanaan

anggaran yang bersumber dari APBD dan APBN, perlu ditingkatkan pengawasan

pada setiap satuan kerja perangkat daerah oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI

(BPK RI) atau BPKP Perwakilan Sulawesi Tengah.

Demikian laporan ini kami sampaikan, kiranya dapat menjadi masukan yang

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan harapan dapat segera

ditindaklanjuti. Sekian, terima kasih.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Shalom.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih dari Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebelum ke Bengkulu, karena Bengkulu tadi sudah kita panggil, mungkin ke Banten

dulu, Ibu Eni ya.

Silakan Provinsi Banten.

PEMBICARA : ABDI SUMAITHI (BANTEN)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Laporan kegiatan di daerah anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Provinsi Banten.

Yang terhormat Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,

yang kami hormati Dewan Perwakilan Daerah, serta hadirin yang saya muliakan.

Kita bersyukur pada sore hari ini dapat melaksanakan tugas dan kewajiban

kemanusiaan kita. Atas dasar itu kemudian ingin saya sampaikan beberapa hal yang

berkaitan dengan hasil laporan reses ini.

1. Sehubungan dengan tugas Komite I

a. yang paling menonjol adalah rencana proyek pembangunan tol Serpong-Cinere.

Nah, pada kenyataannya rencana ini banyak mengundang masalah, terutama dalam

kaitan pembebasan lahan sebab rencana jalan tol ini akan melintasi berbagai

macam pemukiman yang sudah tentu itu akan menyedot cost yang sangat besar,

selain menimbulkan problem permukimannya lagi. Karena itu, dalam kaitan ini,

kami dari anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Provinsi Banten

merekomendasikan agar DPD RI, terutama Komite I untuk segera mengundang

pemerintah, dalam hal ini Kementerian PU, BPJT, BPN, Pemkot Tangsel, serta

perwakilan warga agar dicari solusi yang tepat sekaligus untuk menghindari

konflik sosial di masyarakat;

b. masih dalam Komite I, yaitu yang berkaitan dengan Pilkada yang sebentar lagi

akan dilaksanakan, yaitu Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota Serang.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

39

Untuk itu, diharapkan DPD RI terus melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaannya.

2. Tugas bidang Komite II,

a. bidang perhubungan. Nah, dalam kaitan ini diharapkan pemerintah daerah dan juga

DPD RI mendorong untuk melakukan optimalisasi terhadap proyek-proyek yang

menyangkut masalah perhubungan ini, terutama optimalisasi jaringan trayek yang

ada dengan melakukan pengembangan jaringan trayek untuk menjangkau zona

kekosongan pelayanan angkutan sebab di daerah Banten itu banyak sekali

kawasan-kawasan atau daerah-daerah yang tidak mempunyai angkutan umum;

b. di bidang sumber daya manusia yang diharapkan adalah adanya kerja sama dalam

pengelolaan sumber daya air, baik dengan pihak swasta maupun masyarakat

umum. Yang kedua, perlunya penyusunan peraturan perundang-undangan, seperti

penguatan dan pengayaan peraturan undang-undang yang sudah ada.

3. Bidang Komite III, saya kira ini hampir sama.

a. yang paling utama itu mengenai pelaksanaan Ujian Nasional perlu kita ketahui

bahwa menurut para pakar dan juga hasil diskusi-diskusi yang kami lakukan

bahwa sesungguhnya Ujian Nasional itu mengandung unsur pelanggaran terhadap

undang-undang. Sebab, dalam Undang-Undang Sisdiknas itu dinyatakan yang

berhak menguji itu adalah guru, sementara UN dilakukan oleh pemerintah, dalam

hal ini pemerintah pusat tentunya. Itu yang pertama dan yang kedua ada paradoks,

yaitu khususnya Ujian Nasional bagi anak-anak sekolah SD sebab kita sudah

menganut pendidikan dasar 9 tahun. Oleh karena itu, seharusnya Kelas 6 itu naik

ke kelas 7, bukan diuji. Nah, ini juga satu yang sangat paradoks;

b. berkaitan dengan soal pendidikan ini adalah masalah kebudayaan, lebih khusus

lagi sebagai salah satu produk budaya mengenai bahasa tadi, Pak Wayan sudah

menjelaskan tentang bahasa daerah. Sebenarnya yang terancam itu bukan bahasa

daerah saja, bahasa Indonesia juga sudah terancam oleh bahasa Inggris. Bapak-

bapak kalau ke Bumi Serpong Damai itu nyaris sukar kita menemukan bahasa

Indonesia. Kalau masuk pasti “in”, kalau keluar pasti “exit”. Bahkan, kampung-

kampung pun juga sudah berubah, tidak ada lagi Kampung Warung Doyong, tidak

ada. Yang ada Kampung Barcelona ada itu, dan Madrid bahkan ada juga. Ini

memprihatinkan, apalagi bahasa daerah. Menurut penelitian bahasa, di NTT itu ada

satu bahasa daerah yang penuturnya itu tinggal satu orang dan ini hampir punah.

Nah, dalam kaitan ini, sebenarnya pemerintah sekarang itu telah melanggar

Undang-Undang Dasar sebab dalam Undang-Undang Dasar itu dinyatakan bahwa

pemerintah wajib memelihara dan mengembangkan kebudayaan daerah, termasuk

bahasa. Jadi, saya setuju sekali Pak Wayan kalau ini diseriusi sehingga kita

melahirkan suatu konsep ya yang bagus. Dan, saya kira mengenai Ujian Nasional

ini seharusnya harus dituntaskan. Saya mengusulkan ke majelis ini agar DPD RI

bukan hanya berbicara dengan kementerian, kita berbicara dengan presiden sebab

kementerian itu sudah tidak mendengar. Jadi, barangkali harus kita tembus pada

ujungnya.

4. Komite IV.

a. mengenai realisasi penerimaan pajak;

b. berkaitan dengan infrastruktur. Nah, ini diharapkan ini juga benar-benar

direalisasikan, terutama masalah yang berkaitan dengan Jembatan Selat Sunda,

juga pengembangan kawasan ekonomi terpadu, dan lain sebagainya.

Saya kira itu yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.

Billahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

40

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Bapak Abdi Sumathi dari Provinsi Banten. Sebelum Ibu Ibs, boleh ya Ibu

Eni dari Bengkulu. Silakan Ibu Eni. Saya kira kita masih cukup banyak ada 16 provinsi lagi,

tetapi Sulut sudah menyerahkan ke meja pimpinan.

PEMBICARA : Dra. ENI KHAIRANI, M.Si. (BENGKULU)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Saya akan melaporkan poin-poinnya saja. Ada daftar inventarisasi masalah berdasarkan

hasil reses yang kami lakukan di Provinsi Bengkulu. Perkomite saja akan saya bacakan.

1. Komite I,

a. Anggota DPD RI berasal dari Provinsi Bengkulu mendorong untuk terealisasinya

pemekaran calon Kabupaten Lembak yang telah memenuhi persyaratan

administrasinya. Untuk itu, nanti kami mohon Komite I untuk melakukan

pengecekan di lapangan dan sekaligus memberikan pertimbangan terhadap

kelayakan pemekaran Kabupaten Lembak usulan dari Provinsi Bengkulu;

b. persoalan konflik tapal batas hingga saat ini belum ada titik terangnya

penyelesaikannya. Di Bengkulu itu ada sengketa daerah induk dengan dua

kabupaten sudah dimekarkan, daerah induk itu melakukan judicial review ke

Mahkamah Konstitusi yang hingga hari ini belum ada keputusan tapi sudah mulai

terlihat bahwa akan terjadi dampak sosial yang cukup mengkhawatirkan bila

keputusan Mahkamah Konstitusi itu semata-mata Hukum Ansi tapi tidak

memperhatikan persoalan dampak secara sosial. Kami mohon dorongan dari minta

DPD RI juga ikut mendorong bukan untuk menginterfensi kebijakan Mahkamah

Konstitusi tapi lebih kepada agar memperhatikan juga persoalan kemungkinan

dampak sosial yang barangkali bisa terjadi. Lalu yang lain, konflik total batas antar

kabupaten-kabupaten yang meskipun sudah lahir Permendagri Nomor 76 Tahun

2012 tapi ternyata belum bisa menyelesaikan persoalan. Undang-Undang Nomor

32 tidak bisa menyelesaikannya ternyata setelah muncul lahir Permendagri juga

belum bisa menyelesaikan persoalan tapal batas. Mungkin nanti dibahas di

Komite I;

c. masyarakat Bengkulu mendorong agar di Rancangan Undang-Undang tentang

Desa, ADD itu dialokasikan melalui APBN. Berikutnya soal data kependudukan,

di Provinsi Bengkulu masih kacau karena dasar yang digunakan adalah data BPS

dan data ini ketika proses survei tidak melibatkan aparat desa sehingga berdampak

terhadap program-program pembangunan yang saat ini sedang berlangsung;

d. persoalan kebijakan penertiban akte kelahiran anak dalam rangka memenuhi

amanah undang-undang tentang perlindungan anak ternyata sampai hari ini data di

seluruh kabupaten di Provinsi Bengkulu masih sangat memprihatinkan. Lebih-

lebih masyarakat kurang mampu saat ini terkena aturan bahwa yang terlambat

mengurus akte kelahiran diatas satu tahun itu harus membayar 1 juta rupiah plus

terkadang dari grup capil juga minta, ini juga menjadi perhatian serius bagi kita

semua.

2. Komite II,

a. peningkatan beberapa luas jalan lintas antar kabupaten diusulkan untuk menjadi

jalan negara sehingga dapat meningkatkan akses ke ibukota provinsi;

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

41

b. perlunya penambahan dana PNPM untuk membantu pengentasan kemiskinan. Lalu

yang berikutnya konflik kepemilikan lahan antara perusahaan dan masyarakat

belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian.

3. Komite III,

a. penyelenggaraan ibadah haji didesakkan harus lebih transparan dan accountable;

b. desakan agar dilakukan pemerataan tenaga pendidik dan upaya peningkatan

profesionalitas guru;

c. soal Ujian Nasional usulan dari masyarakat Provinsi Bengkulu harus ditinjau ulang

karena pelaksanaan yang kacau tahun ini mengindikasikan bahwa Dikbud harus

mengevaluasi pelaksanaan Ujian Nasional;

d. pelaksanaan kurikulum tahun 2013 disarankan untuk dilakukan persiapan yang

lebih matang terlebih dahulu.

4. Inventarisasi masalah untuk Komite IV,

a. masih banyak temuan BPK yang hingga hari ini belum ditindaklanjuti;

b. perlu adanya peningkatan anggaran di bidang pendidikan, kesehatan dan

penanggulangan kemiskinan.

Demikian.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ibu Eni dari Bengkulu. Kami persilakan dari Provinsi Jawa Timur.

PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swatiastu.

Ibu Pimpinan yang saya hormati,

serta teman-teman Anggota DPD yang saya hormati.

dan dari Kesekjenan beserta jajarannya yang saya hormati pula.

Alhamdulilah pada kesempatan ini saya sebagai wakil dari Provinsi Jawa Timur akan

melaporkan hasil reses 29 Maret sampai 28 April 2013 dan banyak hal yang kami sampaikan,

maklum Jawa Timur itu 38 daerah tingkat II tetapi akan saya bacakan sebagian saja.

1. Persoalan keterlambatan juklak dan juknis dana alokasi khusus dan dana alokasi

umum. Masalah petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan atas penggunaan dana atau

DAK sampai 2012 masih belum ada perbaikan. Pemerintah pusat masih terlambat

menyerahkan kepada pemerintah daerah akibatnya penggunaan dana tersebut

mengalami kendala dan kerja pun kurang efektif. Kerugian bagi daerah akibat hal ini

adalah dana yang tidak terserap karena banyak dinas yang tidak ingin terperangkap

peraturan. Karena itu perlu ada perbaikan agar perbaikan dalam pelaksanaan DAU dan

DAK yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan keuangan pusat dan daerah.

2. Persoalan penambangan pasir dan keberadaan lingkungan alam. Penambang pasir ada

yang berizin ada pula yang penambang liar yang tidak berizin. Penambangan pasir besi

tersebut tentu memiliki konsekuensi terhadap lingkungan alam. Penambangan pasir

besi menimbulkan konflik dalam masyarakat invenstor dan pemerintah daerah sendiri.

Oleh karena itu peran sosialisasi dan komunikasi pemerintah daerah sangat penting

agar keberadaan hubungan penambangan pasir besi dan keberadaan lingkungan alam

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

42

dapat sesuai dengan peraturan yang berlaku dan terkait dan tidak sering menimbulkan

konflik dalam masyarakat.

3. Dana BOS dan sertifikasi guru. Disampaikan kepada DPD RI waktu itu bahwa dana

BOS untuk madrasah di Jawa Timur ternyata hingga saat ini belum dapat dicairkan.

Tapi untuk sekolah, Dikbud dana BOS nya sudah cair dan kami sudah komunikasi

dengan Departemen Agama memang katanya masih dibintangi di keuangan, sehingga

ini perlu nanti DPD juga perlu mendorong supaya dana BOS ini segera cair. Juga

masalah sertifikasi guru. Dana sertifikasi untuk para guru di tahun 2012 ternyata juga

belum cair.

4. Yang terakhir, yang saya sampaikan. Di Jawa Timur ada sengketa batas wilayah di

Gunung Kelud antara pemerintah Kabupaten Blitar dengan pemerintah Kabupaten

Kediri hingga saat ini belum selesai. Pemkab Blitar mengajukan banding ke Pengadilan

Tata Usaha Negara atau PTUN Jawa Timur berkenaan dengan SK Gubernur Nomor

188 -133/KPTS/013/2012 tertanggal 28 Februari 2012 tentang batas wilayah

Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Kediri yang menetapkan bahwa Gunung Kelud

masuk dalam wilayah Kabupaten Kediri sehubungan dengan hal itu majelis hakim

PTUN Jawa Timur pada tanggal 27 Desember 2012 memutuskan menolak

pemberlakukan SK Gubernur Jatim tersebut. Alasan yang mendasari putusan Majelis

Hakim itu karena SK Gubernur Jatim tersebut bukan merupakan keputusan tata usaha

negara sehingga meski bersifat konkrit, individual namun belum final. Dengan adanya

putusan yang dikeluarkan PTUN Jawa Timur ini, wilayah Gunung Kelud saat dalam

status quo tidak masuk wilayah Kabupaten Kediri maupun Kabupaten Blitar. Tapi

gunungnya masih ada belum meletus.

Demikian laporan dari kami dari Jawa Timur semoga nanti laporan-laporan ini bisa

ditindaklanjuti oleh DPD RI. Saya kira demikian.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih dari Jawa Timur, Ibu Istibsyaroh. Kita lanjutkan ke Jawa Barat. Sudah.

Kalimantan Barat, silakan.

PEMBICARA : MARIA GORETI, S.Sos., M.Si. (KALBAR)

Karena Provinsi Kalimantan Barat tinggal saya Bu, jadi saya yang membacakan

harusnya tadi Hj. Hairiah.

Pimpinan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Anggota

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sesjen dan segenap jajarannya.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Om swastiastu.

Seperti dari Provinsi Bengkulu, saya juga langsung kepada poin yang masuk ke dalam

alat-alat kelengkapan.

1. Komite I,

a. terdapat satu aspirasi yang datang dari Provinsi Kalimantan Barat yaitu

keterlambatan penyerahan e-KTP yang memerlukan waktu sampai 3 bulan yang

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

43

kemudian membuat warga masyarakat kecewa, bertanya-tanya padahal dana yang

digelontorkan sangat tinggi;

b. perlu perhatian pemerintah untuk pembangunan kawasan diperbatasan di

Kalimantan Barat secara khusus di Daerah Camar Bulan yaitu perbatasan

Indonesia-Malaysia yang berada di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan

Barat.

2. Komite II,

a. infrastruktur pembangunan jalan di Kalimantan Barat masih jauh dari harapan

minimnya alokasi anggaran bagi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi

nasional dan internasional merupakan faktor utama lambannya pembangunan

infrastruktur jalan di Kalimantan Barat;

b. kelistrikan, krisis listrik di Kalimantan Barat terkait dengan sistem kelistrikan tidak

mampu memasok kebutuhan listrik masyarakat Kalimantan Barat. Permasalahan

ini selain mengganggu masyarakat rumah tangga juga sangat mengganggu dunia

usaha khususnya iklim investasi di Kalimantan Barat. Diusulkan untuk perlu

perbaikan listrik secara nasional.

3. Di Komite III,

a. Dari Kalimantan Barat, seorang bupati di koran terang-terangan mengatakan yaitu

Bupati Milton Crosby mengusulkan agar tahun depan, tahun 2014 agar Ujian

Nasional ditiadakan. Ujian tahun 2013 ini dinilai memiliki tingkat kesukaran yang

amat tinggi ditambah dengan jebakan-jebakan fatal bagi peserta Ujian Nasional,

kriteria ketuntasan materi membuat nilai siswa di seluruh nusantara anjlok

termasuk di Kalimantan Barat. Dalam hal ini karena pengawasan terjadi di

kabupaten Sintang, maka di Kabupaten Sintang sesuai dengan ungkapan dari

seorang Bupati Sintangnya mengusulkan kepada DPD RI agar tahun depan itu

Ujian Nasional ditiadakan;

b. terkait kurikulum 2013, kalangan guru di Kalimantan Barat merasa ragu penerapan

kurikulum 2013 akan berhasil. Hal itu disebabkan oleh sangat minimnya

penyuluhan dan pelatihan terkait kurikulum 2013. Para guru di perkotaan sangat

jarang mendapatkan pelatihan atau penyuluhan apalagi di daerah-daerah di 14

kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat. Keraguan mengenai penerapan

kurikulum 2013 juga datang dari kepala seksi tenaga teknis Unit Pengajaran

Latihan Kegiatan Belajar (UPLKB) Dinas Pendidikan Kalimantan Barat. Pihaknya

ragu akan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013 ini.

Menurutnya para kepala sekolah sangat disibukan oleh berbagai kegiatan proyek

seperti mengurus anggaran BOS, DAK, dana kesenian dan lainnya. Mulai dari

proses mendapatkan, melaksanakan dan membuat pertanggung jawaban strip

pelaporannya, karena kesibukan tersebut maka tidak menutup kemungkinan para

kepala sekolah meningggalkan tugas utamanya terhadap pendidikan serta dapat

mempengaruhi kinerja para guru di sekolahnya. Ketika guru hendak bertanya atau

mengetahui sesuatu hal dari kepala sekolah tetapi tidak bisa dijawab karena

kesibukan teknis tersebut. Kepala dinas pendidikan Kalimantan Barat Drs. Alixeus

Akim, MM juga berharap penerapan kurikulum 2013 tidak perlu tergesa-gesa,

tidak mesti pada tahun 2013 ini, tetapi memerlukan pertimbangan yang matang

dan dikaji terlebih dahulu dan dengan memperhitungkan persoalan infrastruktur

serta prasarana yang memadai terkait penerapan kurikulum 2013 tersebut.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

44

4. Komite IV,

Kebutuhan alokasi khusus dana pembangunan tingkat desa, DPD RI hendaknya perlu

memperjuangkan alokasi anggaran khusus untuk pembangunan di tingkat desa dari

alokasi dana APBN secara proporsional dengan memperhatikan karakteristik wilayah.

Anggaran ini hendaknya terpisah dari anggaran alokasi dana desa yang diambil dari

alokasi APBD Kabupaten. Dukungan peningkatan jumlah alokasi dana untuk PNPM

(Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) hendaknya menjadi perhatian khusus

DPD RI dalam APBN 2014 kedepan.

Demikianlah laporan kami dari Provinsi Kalimantan Barat agar dapat ditindaklanjuti di

dalam alat kelengkapan masing-masing.

Sekian dan terima kasih.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya saya lanjutkan, terima kasih dari Kalimantan Barat. Kemudian kita lanjut ke

Kalimantan Tengah sudah tidak sabar soalnya.

PEMBICARA : H. HAMDANI, S.IP (KALTENG)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Pimpinan DPD RI yang kami hormati.

Ibu Wakil Ketua DPD RI yang kami sayangi dan kami cintai.

Pjs. Sekjen DPD RI, para negarawan Indonesia yang hadir pada rapat paripurna sore ini

dan rekan-rekan media kalau masih ada yang bertahan.

Sebelumnya, perkenankanlah saya untuk mewakili anggota DPD RI dari Provinsi

Kalimantan Tengah menyampaikan laporan kegiatan di daerah yang dibuat berdasarkan

kunjungan kerja di daerah pemilihan sesuai surat Sekretaris Jendral DPD RI No. DN150/05

DPD3-2013 perihal kegiatan anggota DPD RI di daerah pemilihan.

Laporan ini juga adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban tugas anggota DPD RI

terhadap penggunaan keuangan negara yang digunakan selama kegiatan daerah pemilihan.

Dalam laporan ini kami sampaiakan beberapa poin penting dan laporan secara lengkap akan

kami serahkan kepada pimpinan.

1. Kalimantan Tengah telah melaksanakan pemilukada di 7 kabupaten kota dan

berlangsung secara tertib dan aman, hampir semua pemilukada tersebut dimenangkan

oleh calon-calon berasal dari Incumbent kecuali Kabupaten Seruyan, pemilukada

dimenangkan oleh calon independent karena masyarakat melihat faktor integritas figur

bukan lagi parpol pendukung. Sebanyak 7 kabupaten menggelar pemilihan bupati dan

wakil bupati, ketujuhnya adalah Kabupaten Brito Timur, Pulau Pisang, Murung Raya,

Katingan, Sukamara, Lamandau dan Seruyan. Dalam pemilukada ini ada beberapa

kandidat yang kalah dengan mengajukan gugatan ke MK karena tidak puas dengan

hasil yang diumumkan KPUD.

2. Tata batas kabupaten dan kabupaten Lamandau dan kabupaten Sukamara masih

bermasalah, kasus tengah berlangsung dan sudah di ajukan ke Kementrian Dalam

Negeri adalah penyelesaian tata batas wilayah antara Kabupaten Sukamara dan

Kabupaten Lamandau. Penyelesaian masih belum menemui titik terang walaupun telah

dilakukan pertemuan antara kedua belah pihak supaya masalah ini tidak lagi terkatung-

katung terlalu lama, kita berharap agar nantinya apabila penetapan tata batas tersebut di

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

45

Kementrian Dalam Negeri karena mereka mengajukan banding dapat dipatuhi kedua

belah pihak supaya masalah ini dapat segera terselesaikan dan tidak menimbulkan

sengketa berkepanjangan.

3. Program pembangunan infrastruktur perdesaan atau lebih dikenal dengan sebagai PPIP

berupaya menciptakan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat baik individu

maupun kelompok melalui partisipasi dalam memecahkan berbagai permasalahan yang

terkait kemiskinan dan ketertinggalan desanya sebagai upaya meningkatkan kualitas

kehidupan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. PPIP merupakan program

berbasis pemberdayaan dibawah payung PNPM Mandiri yang bantuannya meliputi

fasilitasi dan mobilisasi masyarakat dalam melakukan identifikasi permasalahan

kemiskinan, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan infrastruktur

desanya, lokasi PPIP tersebar di 29 provinsi dengan sasaran lokasi mengikuti

Ketetapan SK Menteri Pekerjaan Umum.

4. Masalah infrastruktur jembatan yang menghubungkan Kalimantan Tengah dan

Kalimantan Barat yaitu jembatan Desa Tayan, Kecamatan Kudau Kabupaten

Lamandau, daerah perbatasan ini untuk segera dibangun karena berfungsi memudahkan

hubungan transportasi antar dua provinsi yang berdampak pada peningkatan kehidupan

ekonomi rakyat dan pelayanan pada masyarakat. Kontruksi jembatan sepanjang 1420

meter tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2014, jembatan ini akan terbagi menjadi 2

buah dengan panjang masing-masing 280 meter dan 1140 meter. Jembatan yang

memiliki lebar 11,5 meter tersebut juga dilengkapi jalan akses sepanjang 3,7 km

menekankan pentingnya keberadaan jembatan guna mengoptimalkan fungsi lintas

selatan sebagai jalur ekonomi utama Pulau Borneo dan bagian dari masterfund

percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, MP3I.

5. Pertanian dan ketahanan pangan, food security pemerintah agar meningkatkan

pembangunan waduk dan prasarana irigasi untuk peningkatan hasil pertanian sehingga

masyarakat bisa mencapai swasembada dan sekaligus mendukung program ketahanan

pangan nasional.

6. Bidang kesehatan, di Kabupaten Kotawaringin Timur ada masalah menyangkut nasib

para bidan yang berpendidikan D1, jumlah mereka mencapai 82 orang dan tergabung

dalam organisasi profesi IBI (Ikatan Bidan Indonesia) dalam waktu beberapa tahun

kedepan mereka diwajibkan sudah menyelesaikan program D3, kalau tidak legalitas

praktek mereka dipertanyakan. Artinya mereka dianggap sebagai bidan kampung saja.

Mereka sudah minta agar dapat mengikuti pendidikan di Poltekes Palangkaraya namun

dengan kebijakan alih bina sekarang ditangani Dirjen Dikti Kemendiknas bukan lagi

Kemenkes seperti dulu, hal tersebut sudah tidak dimungkinkan lagi, mereka telah

menghubungi pihak lembaga pendidikan swasta milik Muhamadiyah di Sampit tetapi

hal tersebut juga tidak bisa diwujudkan karena sekolah tersebut masih terakreditasi di

level C sedangkan syarat yang minimal harus akreditasi B.

7. Kemudian persoalan tata ruang Kalimantan Tengah sampai saat ini belum juga ada

kepastian meski sudah ada surat Keputusan Menteri Kehutanan No.529/2012 tentang

pengukuhan kawasan hutan namun tidak dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat

Kalimantan Tengah. SK Menhut tetap mengacu pada 82% kawasan hutan kemudian

non kawasan hutan sebesar 18%, dalam kondisi ini kalau tidak bisa berbuat apa-apa

sementara para investor maupun penataan-penataan kawasan belum optimal dilakukan.

8. Perimbangan keuangan pusat dan daerah, perimbangan antara daerah dan pusat bagi

provinsi Kalimantan Tengah masih kurang memenuhi rasa keadilan terutama pada bagi

hasil dibahas sektor perkebunan, pendapatan daerah Kalimantan Tengah lebih di

dominasi dari perolehan pajak kendaraan bermotor sedangkan dari sektor perkebunan

masih belum dirasakan sebagaimana sudah sering disampaikan bahkan pansus dana

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

46

bagi hasil sudah turun ke lapangan, ke beberapa daerah di Kalimantan Tengah bertemu

dengan para stake holder perkebunan dan masyarakat di sekitar perkebunan tersebut

mensosialisasikan tentang bagi hasil yang menjadi komitmen DPD RI untuk

memperjuangkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang dimasukkannya

sektor perkebunan di undang-undang tersebut.

Demikian laporan yang disampaikan dan semoga laporan dapat ditindak lanjuti sesuai

amanat yang telah disampaikan. Semoga DPD RI dapat selalu memperjuangkan aspirasi

masyarakat daerah menuju terciptanya masyarakat dan Indonesia yang bermartabat, sejahtera

berkeadilan.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om santi santi santi om.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih dari Kalimantan Tengah. Karena dari Maluku Utara tidak ada kita

lanjutkan Nusa Tenggara Timur.

PEMBICARA : CAROLINA NUBATONIS KONDO (NTT)

Selamat sore.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Yang terhormat Bapak-Ibu Pimpinan DPD RI. Yang saya hormati Bapak-Ibu Pimpinan

Alat Kelengkapan DPD RI dan Kelompok DPD RI di MPR. Yang terhormat rekan-rekan

yang saya cintai sebangsa dan setanah air. Yang terhormat Sekretaris Jenderal DPD RI dan

jajarannya. Singkatnya hadirin yang saya muliakan.

Adapun laporan yang kami sampaikan kita langsung saja, dengan tidak mengurangi

rasa hormat dari semua. DIM yang kami bawa 1002 poin tapi hanya kami laporkan beberapa

saja yang penting, yang kita sampaikan yang urgent sekali.

1. Tentang Komite I, yaitu masyarakat Malaka yang kabupatennya baru saja kita

resmikan Senin, 22 April yang lalu meyampaikan terima kasih kepada semua pihak,

teristimewa Bapak-Ibu anggota DPD RI yang sudah berjuang untuk memekarkan

daerah kami dan sekalian juga mohon doa restu untuk penetapan perjalanan hidupnya

di masa balita ini bisa berjalan dengan baik. Dalam pembahasan di tingkat pusat,

Malaka sudah menjadi kabupaten yang sudah mekar cuma saja yang kami minta bahwa

kepala daerah dan wakil daerah provinsi kabupaten dari Malaka itu mengambil sikap

tentang anggaran, tentang pemilukada pada bulan Agustus 2013 ini sudah menjadi

kabupaten ini. Di lain pihak pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah di provinsi

kabupaten, se-Kabupaten Belu yang demikian mempertanyakan banyak tidak bersedia

memberikan anggaran. Oleh karena itu diminta supaya pemerintah pusat bersikap tegas

menghadapi sikap bupati demikian supaya perlu menurunkan tim investigasi untuk

pemeriksaan dan guna kejelasan dalam pemilukada dapat berjalan seperti yang

diharapkan maksudnya Bupati Belu hanya menyiapkan anggaran untuk 12 kecamatan

sementara yang lainnya tidak dan ini perlu campur tangan dari kita, dari DPD juga

untuk meminta pemerintah pusat untuk menurunkan investigasi.

2. Tentang laporan kasus di Cibinong ini minta tanggung jawab pemerintah untuk

menindak tegas kepada oknum-oknum seperti Kapolda, Pangdam sejajarnya yang

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

47

terlibat di dalam kasus ini supaya kasus tersebut dapat mendapatkan lapang dada bagi

keluarga. Yang kedua, membentuk KPP HAM tragedi Yogyakarta agar dapat menuntut

proses pengadilan dan transparansi bagi para anggota TNI jika terbukti di kemudian

hari bersalah. Kepolisian Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan HAM untuk

mengusut penyimpangan prosedur titip tahanan yang membuat ini sistem, titip tahanan

dan kasus yang amat sensitif terkait Polri dan TNI Angkatan Darat karena bisa

dikatakan pihak kepolisian melepaskan tanggung jawabnya dalam melindungi hak

hidup tahanan.

3. Yang tidak kalah pentingnya tentang UN saya tidak ulas lagi dan yang paling urgent di

daerah kami yaitu mengenai kurikulum 13 memang sangat dirasakan karena kalau

berbicara mengenai kurikulum 13 yang dicanangkan disana yaitu 5% sebagai uji coba

untuk SD dan SMP saya kira tidak mengenal karena kalau yang diambil itu yang

mempunyai guru banyak, yang pas antara NTT seluruhnya itu mengalami kekurangan

guru yang notabene satu satab saja, hanya memiliki satu PNS dengan dua guru honor.

Jadi kurikulum 2013 ini kami mengharapkan berlaku apabila sudah mempunyai sarana

prasarana termasuk ketenagaan yaitu guru baru kami terima kurikulum 2013. Jadi kami

mohon supaya DPD bersikap tegas bukan menolak tapi memperbaiki sarana prasarana

dan ketenagaan yang ada di NTT baru kurikulum 2013 ini bisa diterapkan.

4. Yang lain-lainnya mungkin nanti saya sampaikan secara tertulis oleh karena itu sampai

di sini saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om santi santi santi om.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih. Kita lanjutkan Ke Kalimantan Selatan, kami persilakan Pak Sofwat.

PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Ketua dan Wakil Ketua DPD RI.

Rekan-rekan DPD seperjuangan. Secara singkat akan kami bacakan poin-poin yang

penting dan kemudian laporan tertulisnya akan kami sampaikan kepada Pimpinan Sidang.

1. Mengenai penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah atau Bupati, maaf itu minum

dulu. Bahwa Kabupaten Tanah Laut yang ibukotanya Prihari pada tanggal 23 April

kemarin telah menyelenggarakan pemilihan umum, pemilihan pasangan Bupati. Yang

nomor satu dan nomor dua selisihnya hampir 1 persen dan sekarang yang merasa kalah

menggugat ke MK dan ini sangat rawan karena selisihnya tidak sampai 1%. Menang

kalah ini masih dari perhitungan quick count dari lembaga-lembaga survei perlu

diwaspadai, karena khawatir jadi seperti ini....

2. Calon Anggota DPD RI yang mendaftarkan ke KPU Kalimantan Selatan sebanyak 17

orang. Tahun 2009 hanya 35 jadi menurun drastis. Anggota DPD yang 4 ini yang

mendaftar saya, Pak Farid dan Pak Habib Hamid Abdullah, kalau Pak Adhariyani

daftar caleg DPR Nasdem. Saya mendaftarkan, sebetulnya saya mendaftarkan dan

sudah di usulkan oleh DPW P3 Kalsel tapi rupanya incomben di DPR sini tidak setuju

berusaha ke BPP dan berhasil menghapus nama saya di BPP. Jadi ternyata tidak mudah

masuk ke partai itu.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

48

3. Masalah Ujian Nasional, Kalimantan Selatan termasuk yang disebut istilahnya

amburadul tapi saya konsultasi dengan para kepala daerah, para bupati. Para bupati

tetap mendukung dilaksanakan Ujian Nasional hanya perlu ada perbaikan-perbaikan

karena kata bupati dengan adanya Ujian Nasional siswa-siswa lebih semangat untuk

belajar, guru-guru bergairah untuk memberikan mata pelajarannya sesuai dengan

standar dari pusat. Demikian juga kata bupati dengan adanya Ujian Nasional bisa

mencantumkan di APBD untuk mendukung pelaksanaan ujian nasonal. Jadi mungkin

ada perlu sedikit kita diskusi tentang Ujian Nasional ini karena buykan kita saja yang

pro dan kontra DPR juga sama tapi akhirnya DPR juga setuju buktinya memberikan

anggaran. Sekarang yang menjadi amburadul katanya terlambat Kementerian

Keuangan dalam pencairan dana Ujian Nasional ini, karena dicairkan 25 hari H-25

sebelum pelaksanaan Ujian Nasional, mudah-mudahan yang akan tidak terulang.

4. Kemudian, prioritas pembangunan kepada pusat diminta supaya Bandara Syamsudin

Noor landasan pacunya diperpanjang tambah 500 meter supaya pesawat besar yang

akan embarkasi haji bisa berangkat langsung dari Banjarmasin.

Itu saja yang pokok-pokoknya, saya ucapkan terima kasih atas perhatian Bapak-Bapak

Ibu-Ibu.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, kita lanjutkan. Terima kasih Pak Sofwat dari Kalimantan Selatan.

Kita lanjutkan berikut dari Sulawesi Selatan, Kalimantan dulu Pak. Kalimantan Timur.

PEMBICARA : KH. MUSLIHUDDIN ABDURRASYID, Lc., M.Pdi. (KALTIM)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua dan,

Om swastiastu.

Mungkin langsung saja, ingin menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan

hasil kunjungan kami ke daerah.

1. Mungkin untuk Komite I,

a. masalah pengelolaan daerah untuk perbatasan sampai sekarang walaupun

barangkali reformasi birokrasi sudah terjadi tapi tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan palayanan publik masih jauh dari apa yang diharapkan, sehingga kami

inginkan melalui DPD RI untuk memberikan masukan kepada pemerintah pusat

agar perhatian kepada daerah-daerah perbatasan ini akan lebih diperhatikan begitu;

b. tentang tata ruang, ini saya mungkin dengan daerah-daerah lain kami

menginginkan supaya pemerintah, DPD RI untuk mendorong segera mempercepat

proses penyelesaian RT-RW Kalimantan Timur yang saat ini berada di bawah

Kementerian Kehutanan.

2. Kemudian untuk Komite II,

a. mungkin yang menjadi masalah pertama sekali masalah air iya, dimana pabrik-

pabrik yang ada di Kalimantan Timur itu banyak menguras atau menyedot air

tanah secara berlebihan dengan tanpa memperhatikan persediaan air yang ada

untuk masyarakat ini. Sehingga ini juga perlu mendapat perhatian dari kita;

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

49

b. Kemudian, pemerintah juga diharapkan untuk mewajibkan kepada perusahan-

perusahaan untuk dapat membuat tempat pengolahaan limbah meskipun biaya

sangat mahal namun hal ini mungkin sangat mempengaruhi karena pabrik-pabrik

banyak membuang limbahnya ke sungai di malam hari.

3. Kemudian untuk Komite III,

a. masalah rencana pelaksanaan kurikulum 2013 setelah kami turun iya rata-rata di

daerah-daerah hanya terbatas sosialisasinya terhadap kepala-kepala diknas dan

kepala sekolah namun bagian-bagian di pinggiran daerah atau kabupaten kota

masih banyak belum menerima sosialisasi. Oleh karena itu kami mengharapkan

agar jangan dipaksakan untuk diterapkan pada saat ini terlebih dahulu dikaji lebih

dalam sehingga kurikulum ini bisa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

masyarakat;

b. kemudian untuk Ujian Nasional, mungkin sama dengan daerah lain. Ujian

Nasional mungkin di daerah kami itu termasuk daerah yang bermasalah karena

sebelas provinsi yang ada di Kalimantan Timur Kaltim ini dan Kalimantan Selatan

dan daerah-daerah lain itu juga termasuk. Oleh karena itu, perlu ditinjau kembali

dan bahkan saya melalui kesempatan ini ingin mengimbau juga rekan-rekan dari

provinsi yang lain untuk sama-sama duduk untuk barangkali mengambil suatu

sikap mengajak di komite dan juga dengan pimpinan agar ini kita usut sampai ke

atas, bahkan mungkin ada audit dalam masalah Ujian Nasional ini;

c. kemudian, masalah haji, ini mungkin perhatian kita terhadap pemondokan bagi

calon-calon jamaah haji yang berusia lanjut karena 83 tahun ke atas itu akan

diprioritaskan. Namun, kalau seandainya tempat mereka jauh itu kan akan

membebani buat mereka sendiri. Oleh karena itu, perlu perhatian barangkali untuk

jamaah-jamaah yang berusia tua itu ditempatkan mungkin dekat dengan lokasi di

Masjidil Haram, Mekah dan Madinah. Kemudian, masalah yang lain berhubungan

dengan masalah haji atau pelaksanaan ini, biro-biro yang ada di pusat itu ketika

berada di daerah, kami juga ingin ini ditertibkan agar terdaftar sehingga daerah

tidak kebagian ketika terjadi masalah;

d. tambahan, kami melihat bahwa di daerah kami terjadi barangkali bencana terhadap

anak-anak yang berkebutuhan khusus di mana perhatian pemerintah pusat belum

terlalu besar. Sehingga, anak-anak yang berkebutuhan khusus ini masih

terbengkalai, khususnya dalam masalah pendidikan. Nah, apalagi di daerah

Kalimantan Timur dengan batu baranya itu akibat limpahan batu bara, baik airnya

dan lain sebagainya itu membuat anak-anak menambah untuk kebutuhan khusus

ini. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan pemerintah mempunyai perhatian

tersendiri begitu untuk menangani masalah anak-anak yang berkebutuhan khusus

ini karena mereka juga merupakan putra-putri Indonesia begitu.

4. Di Komite IV,

proyek-proyek besar yang ada di Kalimantan Timur itu banyak dilaksanakan

berdasarkan APBD daerah, seperti jembatan, jalan, dan sebagainya. Oleh karena itu,

sangat membutuhkan bantuan dari DPD untuk memberikan saran kepada pemerintah

pusat agar membantu proyek-proyek yang besar ini dengan proyek APBN-nya.

Barangkali ini yang disampaikan dalam kesempatan ini. Mudah-mudahan bisa

bermanfaat dan bisa dikaji oleh komite masing-masing. Demikian.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

50

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, terima kasih.

Kita lanjut dari Kalimantan Timur ke Sulawesi Selatan. Kami persilakan, Pak Bahar.

PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak dan ibu pimpinan DPD RI yang saya hormati, rekan-rekan Senator Indonesia

yang saya banggakan, serta Pelaksana Tugas Sekretariat Jenderal dan seluruh jajarannya

yang saya hormati.

1. Saya tergelitik sedikit dengan laporan teman-teman dari kawasan barat, tengah,

maupun Jawa yang masih banyak mengelukan tentang sarana prasarana maupun

pelaksanaan Ujian Nasional. Saya sudah bisa membayangkan bagaimana pula kami

yang ada di timur Indonesia. Bahkan, untuk Ujian Nasional seakan-akan Menteri

Pendidikan ini hanya tahu mungkin Indonesia itu dari Banten ke Madura karena terlalu

sentralistik dan birokrasi,semua ada di pusat, bahkan percetakan juga di pusat.

Sementara, kemampuan daerah yang seharusnya Ujian Nasional ini menjadi domain

pemerintah daerah dan bisa dilaksanakan di daerah, kenapa tidak dilaksanakan di

daerah. Dan, selama republik ini merdeka dan inilah pelaksana ujian yang paling parah.

Oleh karena itu, rakyat banyak dan beberapa pemerintah daerah meminta kepada saya

agar disuarakan melalui DPD untuk meminta Menteri Pendidikan mundur dari

jabatannya.

2. visi pemerintah Sulawesi Selatan ingin menjadikan Sulawesi Selatan sebagai pilar

utama pembangunan nasional serta simpul jejaring perekonomian di kawasan timur

Indonesia. Artinya, Sulawesi Selatan ini ingin dijadikan sebagai sentral distribusi atau

center point of Indonesia ada di Makasar. Bahkan, target pemerintah untuk stok pangan

yang 10 ribu ton, 10 juta ton, Sulawesi Selatan telah mencapai 2,5 juta ton, bahkan

tahun ini ditargaetkan mencapai 3 juta ton. Itu berarti 30% dari target pemerintah yang

2014, 10 juta ton, Sumsel telah memberikan kontribusi 30%. Oleh karena itu, melalui

DPD dimohonkan kiranya didorong agar infrastruktur untuk pertanian ini lebih

ditingkatkan lagi, khususnya jalan-jalan yang menuju kepada sentra-sentra produksi.

Alhamdulillah sampai sekarang hampir kekurangan di kawasan timur 12 provinsi itu

disuplai dari Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, tidak salah kiranya melalui Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini meminta agar pemerintah memberi

perhatian khusus kepada Sulawesi Selatan dan lebih khusus lagi kepada kami-kami

yang berada di kawasan timur Indonesia. Agar, kami bisa merasakan bahwa Indonesia

ini memang berada dalam suatu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

Sabang sampai Merauke.

Kalau mau lihat Indonesia maju, harus perhatikan kawasan timur Indonesia itu. Selalu

saya ingatkan karena potensi konflik di sana sudah pernah dibuktikan, bukan cerita. Itu hanya

karena ketidakpuasan. Di Papua ada OPM, di Maluku pernah ada RMS, di Sulawesi pernah

ada DI TII dan pernah ada Permesta. Itu semua harus diperhatikan dan jangan sampai

republik ini, masalah seperti ini terulang. Saya kira DPD punya ruang yang besar dengan

kemenangan di Mahkamah Konstitusi untuk memperjuangkan bahwa kami yang ada di

kawasan timur adalah bagian dari Republik Indonesia dan ingin menikmati kemerdekaan.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

51

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya terima kasih Pak Bahar.

Saya kira tadi laporan yang tidak tertulis itu. Saya kira kita lanjutkan Sumatera Utara.

PEMBICARA : Dr. H. RAHMAT SHAH (SUMUT)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Om swastiastu.

Yang terhormat Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua beserta rekan-rekan yang mulia

anggota DPD RI.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa

kita diberi kesehatan dan kesempatan hadir dalam rangka laporan reses pada hari ini. Saya

karena Ibu Aida ngobrol saja, saya dahului dengan pantun, nanti saya tutup dengan pantun

biar dia semangat. Ini untuk Anggota DPD ini yang meneruskan nanti.

Biar orang menanam buluh, kita tetap menanam padi/Biar orang menebar musuh, kita

tetap menanam budi.

Laporan kegiatan daerah pemilihan empat anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, Provinsi Sumatera Utara, yaitu Bapak Rudolf Pardede sudah tidak ditempat, saya

sendiri, dan Bapak Parlindungan juga sudah tidak di tempat lagi kampanye, dan Prof. Dr. Ir.

Hj. Darmayanti Lubis mungkin sebentar lagi tidak di tempat, hadir. Ingin kami sampaikan,

sebagian sudah disampaikan oleh teman-teman.

1. Permasalahannya hampir sama, tetapi yang penting di Sumatera Utara kasus tanah

masih belum selesai. Perbatasan juga sama dengan Riau sudah belasan tahun belum

selesai. Ini sedang kami fasilitasi dan tidak bosan-bosannya kita berjuang bersama-

sama menyelesaikan problem masyarakat lapisan bawah.

2. Selanjutnya, pertemuan dengan peserta musyawarah nasional, FKMPI (Forum

Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) diminta DPD RI dapat memberi

masukan kepada pemerintah pusat dan provinsi agar kiranya memberi rekomendasi

guna ditingkatkannya program dan anggaran yang lebih luas dalam upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sektor pendidikan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna serta dengan program-program yang berkesinambungan yang

sesuai dan nyata. Nah, ini program ini banyak, dananya banyak, tetapi tidak tepat

sasaran.

3. Kemudian, mengikuti kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

(Musrembang) tingkat Provinsi Sumatera Utara. Aspirasi yang diserap melalui kegiatan

Musrembang tersebut adalah bahwa program pembangunan Sumatera Utara harus lebih

memprioritaskan kepada pembangunan yang lebih menyentuh keputusan masyarakat

luas, di antaranya pendidikan yang layak, kesehatan, serta bidang sosial lainnya. Selain

daripada itu, pemerataan pembangunan bagi daerah-daerah yang masih belum terakses

selama ini juga menjadi fokus pembahasan dalam Musrembang yang untuk selanjutnya

akan diusulkan sebagai bagian pembangunan provinsi, kabupaten, dan kota. Untuk

tahun 2014 yang akan dating, diutamakan sarana prasarana jalan.

4. Kemudian, diberi amanah juga dan memberi ceramah kegiatan uji kompetensi

wartawan angkatan 3 bagi anggota PWI cabang Sumatera Utara yang juga dihadiri oleh

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

52

Sekretaris Jenderal PWI Pusat, pemerintah provinsi, tim penguji dari Jakarta dan Kota

Medan, Ketua dan segenap unsur pengurus PWI cabang Sumatera Utara. Aspirasi yang

diserap melalui pertemuan ini, yakni dalam hal melakukan tugas jurnalistik, media

tidak hanya dibekali oleh ilmu pengetahuan serta keterampilan, menyajikan informasi

kepada publik, profesionalisme seorang jurnalis harus senantiasa diasah dengan

melakukan uji kompetensi. Untuk itu, diperlukan sarana dan prasarana yang baik agar

kegiatan seperti ini dapat berkesinambungan serta tidak bergantung pada waktu dan

tempat saja.

5. Ini menarik ini, Ibu-ibu Srikandi. Menerima dalam rangka memperingati Hari Kartini,

21 orang srikandi yang tergabung dalam komunitas bike to work se-Indonesia yang

melakukan perjalanan di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera

Barat yang ditutup oleh Mendagri. Menyempatkan diri bersilaturahmi dan saling

sharing dalam konteks pembangunan, peningkatan derajat kaum perempuan serta

budaya. Aspirasi yang diserap dalam pertemuan tersebut adalah bahwa terjadi

perbedaan yang signifikan antara provinsi di Pulau Sumatera meskipun memiliki

sumber daya alam yang luar biasa di samping kekayaan budayanya. Selain daripada itu,

bahwa upaya peningkatan derajat kaum perempuan masih perlu ditingkatkan dengan

memberi akses kepada kaum perempuan dalam hal ikut mengambil keputusan-

keputusan, mulai dari domestik maupun publik.

6. Kami juga mendukung tadi apa yang disampaikan terakhir dari Kaltim, yaitu dukungan

untuk anak-anak kebutuhan khusus. Itu maksudnya YPAC, Pak ya, yayasan Pendidikan

Anak Cacat, kebetulan istri saya ketuanya untuk Sumatera Utara, tetapi memang

memprihatinkan. Bahkan, swasta yang banyak membantu daripada pemerintah, tetapi

ada daerah seperti Palembang, pemerintahnya luar biasa. Jadi, ini mestinya kami

mendukung tadi yang disampaikan Kaltim, maunya seluruh Indonesia sama, harus ada

APBD untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan tidak berkelebihan. Di daerah kami,

bupati butuh lahan, kami bantu. Jadi, berdiri sekolah itu dengan baik.

7. Juga tadi dipesan oleh Ketua Komite I, tetapi sayang Papua sudah tidak di tempat.

Diminta Komite I mendukung dan mengawal soal otonomi baru, itu pasti dilakukan

oleh Komite I ini Pak Wayan, Pak Farouk masih ada tim Komite I di sini, Pak

Emanuel, Pak Anang, dan lain-lain.

8. Selanjutnya ada sesuatu yang dapat dicontoh oleh daerah lain, yaitu TNI Polri dan

organisasi masyarakat serta instansi lainnya yang terkait, 14000 orang berlatih bersama

selama dua minggu dan dibuat upacara 17-an di lapangan Merdeka. Irupnya dari Polri,

Kapolda, sedangkan yang melaksanakan ada TNI Panglima, gubernur hadir, dan

dibikin suatu kegiatan serangan teroris menawan walikota yang dibebaskan oleh TNI.

Itu saya pikir bagus. Selama ini banyak konflik antara TNI Polri. Mungkin dengan

kebersamaan tersebut bisa menjadi contoh untuk daerah lain sehingga dapat mengatasi

kejahatan-kejahatan nasional dan internasional, tetapi di antara mereka juga tidak

bunuh-bunuhan atau bakar-bakaran, melemahkan diri sendiri.

9. Juga pemekaran dua daerah kami yang sangat mendesak dan sedang dipersiapkan,

tinggal satu surat dukungan gubernur yang baru. Pemekaran Simalungun Hantaran dan

Langkat yang sangat luas, bahkan mungkin tidak pernah didatangi kepala daerahnya

sehingga masyarakatnya merasa dianaktirikan dan sudah mulai bergema apa tadi yang

disampaikan dari Papua. Kami berusaha mengingatkan ini, Pak Wayan.

10. Rapat kerja dengan sepuluh kabupaten/kota di sekitar proyek Asahan tanggal 10 April

2013. Ini dilakukan oleh Pak Rudolf. Telah dibuat kesepakatan oleh enam dari sepuluh

kabupaten/kota di sekitar proyek untuk mempercepat pencairan dana PT Inalum yang

menjadi hak pemerintah kabupaten/kota.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

53

11. Kemudian, pertemuan dengan peserta musyawarah nasional FKMPI (Forum

Komunikasi Mahasiswa Politeknik Indonesia). Menerima perwakilan kelompok tani

Torang Jaya Mandiri Padang Lawas. Aspirasi:

a. menyampaikan pengaduan terjadi konflik antara warga KKTMJM dengan pihak

PT Sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Surya Lestari;

b. adanya putusan rapat pleno DPRD Sumatera Utara yang dihadiri oleh pimpinan

dan anggota Komisi A DPRD SU, anggota DPRD Padang Lawas, pihak

kepolisian, Kanwil BPN Sumatera Utara, Dinas Kehutanan, Kelompok Tani, PT

SRL dan PT SSR pada 3 Juli 2012 dan 4 April 2013. Namun, pada kenyataannya

tidak diindahkan dan hingga saat ini masih terjadi aksi-aksi intimidasi, masih terus

terjadi di lapangan, dan pihak pengusaha masih terus melaksanakan kegiatan.

Untuk itu, mohon bantuan DPD RI untuk memfasilitasi penyelesaian konflik.

12. Pertemuan dengan Direktur Jenderal Keprotokolan Kementerian Luar Negeri yang

dihadiri oleh unsur Muspida, para konsul jenderal dan konsul negara sahabat, serta

organisasi usaha dan tokoh-tokoh masyarakat. Aspirasi yang diserap melalui kegiatan

ini adalah keberadaan konsul jenderal dan konsul kehormatan penting, bukanlah semata

untuk simbolisasi perwakilan negara sabahat, akan tetapi lebih dari itu. Ini kepada

teman-teman Anggota DPD, kalau ada yang memberi, menjadi konsul kehormatan,

diambil itu, Bapak-Ibu sekalian, itu bagus untuk hubungan dagang daerah dan

mendukung kegiatan ekspor dan impor. Alhamdulilah kami sudah menandatangani

triliunan itu walaupun tidak dapat Rp1 pun, tetapi hubungan dagang langsung, tidak

lagi melalui negara tetangga.

Mungkin demikian yang kami sampaikan. Dimulai tadi dengan pantun, saya coba tutup

dengan pantun. Tetapi, sabar Ibu Aida. Yang tetap belum selesai adalah hal tanah, hal jalan

yang rusak di mana-mana, terutama jalan ke desa-desa atau ke kecamatan, listrik masih mati-

mati di Medan atau Sumatera Utara, keluhan masyarakat luar biasa, dan hal keamanan,

korupsi masih ada. Pesan kami untuk seluruh anggota DPD, terutama yang akan terus,

berbuatlah kebaikan sekecil apa pun pada siapa pun di mana pun kita berada karena DPD

namanya hari ini besar sekali. Di mana-di mana harapan masyarakat juga besar sekali dan

alhamdulillah saya sudah ditugaskan ketua tugas lain, jadi saya tidak mencalonkan diri lagi

DPD. Saya ditugaskan lain oleh Ketua.

Terima kasih.

Saya ingatkan juga teman-teman ya harus menghormati penghuni pertama alam

semesta, yaitu satwa. Jadi, berbuat kebaikan kepada siapa saja, tetapi jangan lupa juga

mahluk penghuni pertama alam semesta, yaitu satwa. Dan, saya ingatkan kita dapat

berbohong kepada siapa saja, tidak dapat berbohong kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Mungkin demikian kami sampaikan, kami tutup dengan pantun.

Kalau kita pergi ke Langsa, jangan lupa makan mie Bang Rozali/Kalau kita ingin

membangun bangsa, bergabunglah dengan DPD RI.

Sekian, terima kasih. Semoga niat baik kita, tujuan mulia kita mendapat ridho dari

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Ya, mohon bersabar tinggal tiga provinsi lagi. Saya kira kita berharap sebelum pukul

16.30 WIB sudah selesai. Silakan, Provinsi Maluku.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

54

PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Om swastiastu.

Pimpinan yang saya hormati dan rekan-rekan Senator yang saya hormati dan kasihi,

Plt. Sekretaris Jenderal dan seluruh staf yang saya juga hormati dan kasihi.

Pertama-tama dari mimbar ini saya ingin mengatakan kalau banyak daerah mau ke

mana-mana, keempat anggota DPD RI dari Maluku tidak ke mana-mana. Mau ingin

membesarkan tetap DPD RI. Karena itu, berempat itu sudah mencalonkan diri dan proses

verifikasi sementara jalan. Karena itu, dua raja dari Maluku mengawal DPD hari ini dan dua

mengawal daerah srikandi ya, dua srikandi di daerah mengawal verifikasi yang sekarang

mulai. Jadi, kira-kira itulah yang perlu saya umumkan bagi saudara-saudara sekalian bahwa

kami berempat mudah-mudahan dengan doa kita bersama diperkenankan untuk kembali

berkiprah di DPD RI membangun bangsa, Negara, dan daerah kita tercinta.

Selanjutnya, Bapak-Ibu dan saudara-saudara sekalian, saya ingin menginformasikan

bahwa sejak tangal 29 Maret sampai 28 April, kami berempat tetap berkonsentrasi di Jakarta

dengan lika-liku tentu ada juga vice versa, saya masih kembali ke sini atas undangan dari

Sekretariat Jenderal untuk membahas beberapa Undang-Undang dengan DPR yang belum

reses. Juga Pak Jhon Pieris sebagai Pimpinan di Kelompok DPD di MPR juga mondar-

mandir dalam kaitan dengan tugas-tugas ke-MPR-an. Tetapi, kami berempat telah

melaksanakan tugas-tugas kami dengan sebaik-baiknya.

1. Yang perlu diinformasikan, Maluku tetap 93,6% adalah lautan, tetap 6 koma sekian

adalah daratan. Karena itu, rakyatnya masih tetap terisolasi oleh karena belum

memadainya transportasi laut. Ini musim ombak dan karena itu kalau tidak ada

penerbangan yang jalan, penerbangan yang memadai, berarti beberapa kabupaten

terisolasi. Sebagai contoh, Kabupaten Buru Selatan dan Kabupaten Maluku Barat Daya

yang berbatasan dengan Timur Leste dan Australia. Itu kesulitan kita. Karena itu,

infrastruktur untuk itu sangat penting. Ini tugas yang dibebankan kepada Komite II

tentu dalam kaitan itu. Pelabuhan lautnya, pelabuhan udaranya kalau bisa diperbaiki.

Ada beberapa pelabuhan udara yang sedikit bertaraf internasional di Kabupaten

Maluku Tenggara dan nanti di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang sudah ada

stasiun radar angkatan udara di sana. Makanya, kita berharap mudah-mudahan dalam

tahun ini kedua lapangan terbang itu bisa diresmikan untuk membantu lapangan

terbang Pattimura yang sudah makin hari makin sempit. Itu yang pertama.

2. Beberapa daerah di Maluku ingin dimekarkan karena itu daerah perbatasan juga.

Tanimbar Utara misalnya, itu sudah kami Komite I kunjungan dan mereka terus

mengharapkan bahwa pemekaran itu harus jalan. Memang kendalanya cuma tinggal

update rekomendasi dari bupati yang sekarang dan BNPP yang sekarang.

3. Selanjutnya mengenai Pemilukada, Maluku insya allah 11 Juni itu melakukan nanti

pemilukada serentak untuk provinsi dan dua kabupaten/kota. Kalau sampai terjadi,

berarti mudah-mudahan ini menjadi salah satu eksperimen untuk kita menuju ke

Pemilukada serentak ya pada waktunya sehingga mempermudah, memperlancar,

mengefisienkan seluruh pembiayaan Pemilu yang ternyata kalau satu tahun itu sekian

puluh kali pemilu itu memakan energi, menimbulkan konflik, dan sama sekali

kontraproduktif dengan pembangunan yang telah dicapai. Jadi, seluruh Pemilukada

yang dilaksanakan 11 Juni ini, insya Allah akan kami juga kawal dengan baik. Hanya

masalahnya adalah perbaikan aturan Pemilukada, aturan di RUU Pemilukada nanti

untuk calon independent supaya syarat-syaratnya makin diperketat, tetapi juga diberi

kesempatan yang luas seperti sekarang. Akibatnya, calon-calon independent itu

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

55

terpaksa harus berontak, konflik. Ketua KPU terpaksa dikawal sampai dengan hari

sekarang ini. Tadi masih SMS tetap dikawal ya karena kalau independent itu hakikatnya

tidak ditoleransi. Saya rasa seperti itu.

4. Kemudian yang terakhir yang saya mau katakan, masalah pendidikan. Masalah

pendidikan ini juga sama, cuma ini pecah pendapat antara yang pro dan kontra, tetapi

intinya adalah pelaksanaannya itu harus lebih baik dari tahun ke tahun, lebih

berkualitas dari tahun ke tahun. Sebetulnya anak-anak tidak perlu stres kalau kualitas

penyelenggaraannya itu jadi baik. Karena, saya juga produk Ujian Nasional. Kita masih

ujian SD tahun ‘60-an itu, kami disuruh untuk mengambarkan atau menjelaskan

mengenai peta buta, Bangka Belitung. “Ini apa ini? “Ini Pulau Bangka, ini Pulau

Belitung.” Hasilnya apa? Langsung disuruh tulis itu, Dan, itu kami tidak stres itu,

belum ada begitu canggih seperti sekarang ini, komputer, internet semua begitu

canggih. Malah hampir semua merata di mana-mana itu percetakan, tetapi kok

pelaksanaannya seperti sekarang, amburadul. Jadi karena itu, keinginan-keinginan

teman-teman kita diskusikan baik-baik di Komite III supaya kita bulat menghasilkan

suatu keputusan sebagai lembaga negara untuk memperbaiki mutu dan kualitas Ujian

Nasional.

5. Selanjutnya, dana-dana transfer daerah itu jalannya masih belum memadai, kualitas

pembangunan dengan pembiayaan yang begitu sedikit. Itu juga kadangkala dari hasil

laporan BPK itu kami sangat membenarkan laporan BPK itu. Oleh karena, mereka

lakukan hanya sekadar mengejar proyeknya selesai, dan ini tidak berkualitas untuk

kepentingan masyarakat. Saya rasa ke depan kita harus memberikan semacam warning

dan sekaligus juga mengajukan sesuatu yang memadai untuk pembangunan proyek-

proyek ini berkualitas. Jangan karena belanja birokrasi yang begitu hebatnya, kemudian

melupakan pelayanan publik berupa infrastruktur yang jalan yang baik, jalan-jalan

yang beraspalnya yang baik, dan seterusnya. Saya mengunjungi suatu daerah, kantor

camatnya itu sudah tinggal longsor satu kali lagi, lalu kantor camatnya tenggelam,

puskesmas juga tenggelam, ada di gunung di Pulau Seram yang dekat sekali. Tinggal

masuk dalam jurang, lalu selesai. Ada warga kita yang mengatakan, “Kami ini dengan

jalan yang sudah seperti ini dan pembangunan model seperti ini, kami dijajah dua kali.

Yang pertama Belanda dan yang kedua sekarang adalah Indonesia.” Indonesia itu

siapa? Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Seperti itu kira-kira intinya yang

terjadi sekarang.

Demikian laporan saya dan saya berharap mudah-mudahan yang dilakukan, yang

dibicarakan semua itu hampir sama dimana-mana kita membahasnya di komite untuk

memperoleh jalan keluar daripada untuk meningkatkan peran kita sebagai lembaga negara.

Saya kira terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita.

Om santi santi santi om.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Kita lanjutkan ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

PEMBICARA : Ir. MURSYID (NAD)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

56

Bapak dan Ibu Pimpinan DPD RI.

Rekan-rekan Anggota DPD yang kami muliakan.

Kami langsung saja ke pokok masalah kalau teman-teman dari beberapa provinsi tadi

hanya gertak sambal saja ya, hari ini Aceh kembali membuat pusing Jakarta. Sebenarnya dari

awal-awal kita sudah menyarankan kepada Kementerian Dalam Negeri, kemudian kepada

Menkopolkam bahwa sebelum disahkannya Undang-Undang tentang bendera Aceh, tentang

nama Aceh dan wali Nanggroe seharusnya dibicarakan terlebih dahulu. Kalau sudah

ditetapkan oleh DPR Aceh, DPRA itu biasanya akan menjadi masalah dan terus menjadi

masalah. Ada pepatah Aceh, “kengelulus jarum pasti luah keri”, artinya kalau kau sudah

masuk jarum itu benang-benangnya terbawa. Jadi maunya hal-hal seperti ini dipahami oleh

pemerintah pusat sehingga penanganan Aceh itu lebih baik ke depan. Intinya kita masyarakat

Aceh justru dengan adanya qanun wali nanggroe ini kemudian bendera dan lambang daerah

ini membuat Aceh ini terbelah menjadi dua bagian, ada yang pro ada yang kontra. Kalau kita

lihat 12 kabupaten/kota itu menolak, nah cuma 11 yang menerima. Tapi kenapa pemerintah

pusat lebih melihat yang yang kecil sehingga lupa dengan yang lain. Padahal kalau

pemerintah pusat menfasilitasi daerah-daerah yang menolak khususnya wilayah tengah dan

barat selatan ini sesungguhnya semua permasalahan akan selesai dan hari ini juga kita

melihat politik Aceh justru semua partai, partai nasional maupun partai lokal itu memberikan

kesempatan bahwa tokoh-tokoh dari partai Aceh itu yang tidak bisa lewat ke pusat itu

sekarang ditempatkan sebagai calon-calon Anggota DPR RI. Kemudian juga dengan DPD

artinya sudah direncanakan demikian. Nah jadi karena itu sesungguhnya pemerintah pusat

coba melihat ini secara bijaksana. Yang jelas masyarakat Aceh itu yang penting bagaimana

ini damai, ini damai. Kemudian kalau sudah mengambil keputusan jangan tanggung

tanggung artinya kalau iya, iya, kalau tidak tidak jelas dia, supaya semua bisa kita

diselesaikan. Jadi kira-kira ini yang bisa kami sampaikan mudah-mudahan ini rangkuman

daripada laporan ini karena yang lain sama saja saya pikir mengenai UAN, kemudian haji

kemudian masalah pertanian.

Mudah-mudahan ini menjadi catatan bagi kita semua sekali lagi mari kita menangani

permasalahan Aceh ini dengan bijaksana karena sesungguhnya kedamaian itu lebih penting

dari semuanya. Demikian mohon maaf jika tidak berkenan dihati.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

Kita lanjutkan ke Sultra, Provinsi Sultra. Masih satu lagi Gorontalo, DKI mohon

diserahkan atau mau.

PEMBICARA : Drs. H. KAMARUDDIN (SULTRA)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera kepada kita sekalian.

Om swastiastu.

Dari Sulawesi Tenggara kami akan penyerapan beberapa aspirasi masyarakat dan

daerah yang sesungguhnya cukup banyak tapi saya akan bacakan sampaikan hanya beberapa

hal.

1. Dari Komite I dari beberapa permasalahan yang ada, masalah penyelenggaraan

pemilukada, penegakan hukum, pengawasan pemilukada, masalah kependudukan,

masalah pertanahan, masalah pemekaran wilayah dan masalah tata ruang wilayah.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

57

Memang banyak hal yang masih perlu pembahasan nanti di alat kelengkapan dan saya

kira nanti kami akan sampaikan nanti akan dibahas lebih rinci lagi di alat kelengkapan.

2. Komite II juga menyampaikan beberapa hal yang berkaitan tentang permasalahan di

Komite II dan yang paling utama adalah menyangkut masalah sumber daya alam juga

telah menjadi masalah kaitannya dengan masalah seperti masalah pertambangan masih

tumpang tindih UP dan lain-lainnya.

3. Kemudian di Komite III masalah ujian nasional. Saya kira ini sudah menjadi hal yang

umum dipelaksanaannya baru-baru ini menjadi masalah utama dan termasuk juga di

Sulawesi Tenggara pada prinsipnya diharapkan, diperlukan adanya kajian, diperlukan

ada peninjauan kembali tentang masalah manajemen pelaksanaan daripada ujian

nasional ini karena Sulawesi Tenggara juga karena imbas termasuk tentang masalah

utamanya pendistribusian yang sangat terlambat sehingga pelaksanaan juga di daerah

mengakibatkan yang semerawut.

4. Kemudian di Komite IV juga ada beberapa masalah yang muncul termasuk misalnya

saja proyek-proyek pembangunan desa banyak yang tidak melibatkan masyarakat dan

kurang mendapatkan kontrol dari masyarakat setempat sehingga mengakibatkan terjadi

pembangunan proyek-proyek pembangunan yang gagal dan mempunyai nuansa

korupsi.

Kemudian Bapak-bapak dan Ibu sekalian, saya kira itu lah garis-garis besar yang kami

sampaikan tentang masalah hasil penyerapan aspirasi dan masyakat daerah di Sulawesi

Tenggara dan nanti diharapkan para alat kelengkapan dalam lingkup DPD ini akan dibahas

lebih rinci lagi untuk ditindaklanjuti.

Saya kira demikian kami sampaikan.

Wabilahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PEMBICARA : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, terima kasih.

Kita lanjutkan ke Provinsi Gorontalo. Sebelumnya mungkin Jawa Barat apakah sudah

menyerahkan atau belum? Sudah ya.

PEMBICARA : ELNINO M. HUSEIN MOHI. ST., M.Si. (GORONTALO)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu, Pak Wayan.

Bismillahirrahmanirrahim.

Innalhamdalillah washolatu wassalamu'ala asrofil ambiyai wal mursalin, wa 'ala alihi

waashabihi ajmaiin, 'amma ba'du.

Bapak Ketua, Ibu Wakil Ketua, Ibu Bapak Anggota DPD yang terhormat.

Laporannya memang banyak dari 4 komite, tapi ada beberapa poin penting yang

mungkin di angkat yang bisa diangkat di forum ini. Di samping tertulis di sini soal

pemekaran daerah, ujian nasional haji dan lain-lain.

1. Beberapa hal yang penting untuk Gorontalo misalnya adalah tentang perkembangan

Pilkada di Kota Gorontalo di mana salah satu saudara kita Dr. Budi Doku adalah calon

Walikota. Hari ini harusnya diputuskan oleh MK apakah dia menang atau tidak, tetapi

MK memutuskan untuk menunda keputusan sambil menunggu hasil dari PTUN, itu

kasusnya memang agak rumit karena incumbent yang merupakan lawan daripada Dr.

Budi itu di diskualifikasi oleh KPUD H-1 begitu, di diskualifikasi dianggap tidak lagi

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

58

menjadi peserta dan setelah diumumkan kepada masyarakat tetapi dianggap suara yang

orang yang mencoblos incomben ini itu dianggap sebagai secara tidak sah, tapi ternyata

TPS suara tidak sah yang paling banyak dan tiap berbeda tiap 600 suara Dr. Budi yang

nomor 2 nya. Lalu oleh KPUD ditetapkan bahwa yang memenangkan itu adalah

pasangan Dokter Budi karena suara tidak sah dari incumbent. Lalu munculkan tuntutan

sampai ke MK itu masalah diskualifikasi itu soal ijazah Pak. Ijazah SD dari incumbent

yang dari peraturan itu ditulis, peraturan KPU yang ditulis adalah ijazah atau pengganti

ijazah tapi yang disetorkan oleh incumbent. itu adalah surat keterangan lulus itu yang di

intepretasi berbeda oleh KPUD dan Panwas daerah. Panwas daerah menganggap tidak

sah lalu KPUD menganggap sah KPUD waktu itu pada saat pencalonan. Di KPUD

sendiri terjadi voting tiga tidak setuju bahwa itu sama, dua menolak bahwa itu dia

mengatakan bahwa itu tidak sama sehingga lolos lah ini incumbent lalu dilaporkan ke

DKPP oleh DKPP dipecat yang 3 orang itu, diganti dengan yang baru dan yang baru ini

lah yang mendiskualifikasi incumbent memang agak rumit ini persoalan, itu yang

pertama kabar bagi ibu, bapak semua dan ini adalah satu pelajaran dan juga bagi kita

apa untuk membuat peraturan perundang-undangan khususnya mengenai pilkada.

2. Ada tuntutan ataupun saran dari konsituen DPD di Gorontalo agar DPD RI ketimbang

memberikan pertimbangan atau pendapat tentang APBN mengapa tidak DPD RI

menelorkan satu saja RAPBN versi DPD begitu. Itu hanya untuk menunjukkan bahwa

DPD RI betul-betul walaupun tidak punya hak anggaran tapi betul-betul memikirkan

penganggaran yang menguntungkan daerah-daerah. Selama ini kita hanya memberikan

pertimbangan pada terhadap usulan oleh pemerintah maupun DPR itu yang ke dua.

3. Ada usul yang menarik dari konsituen di Gorontalo dan juga sempat dibicarakan dalam

beberapa forum talk show nasional. Kenapa tidak DPD RI membikin sebuah kegiatan

semacam konvensi calon presiden. Jadi calon-calon presiden di undang ke daerah kita

masing-masing 33 provinsi suruh debat di sana dihadapan para tokoh masyarakat

akademisi lain-lain lalu peserta kita lah yang menjadi panitianya. Kata Pak Wayan

kalau kita panitianya kita menangkan Pak Irman. Nah, tetapi kira-kira begitu

usulannya, Bapak-bapak, Ibu-ibu sekalian. Dan, ini butuh satu kelompok di DPD untuk

melaksanakan kegiatan tersebut. Sebenarnya sederhana sekali yang penting mereka

bisa datang, satu atau dua orang calon presiden bisa datang ke tempat kita. Itu menjadi

suatu hal yang sangat menarik karena dia adalah hal yang paling bisa dijual kepada

media-media nasional, menunjukkan bahwa DPD RI ada dan juga concern dengan

kepemimpinan bangsa ini, bukan hanya soal daerah saja. Saya kira begitu. Nah, mereka

menginginkan bahwa kalau ini memang dilakukan oleh DPD RI, maka yang paling

berkompeten atau paling independent untuk melaksanakan itu adalah para anggota

DPD yang tidak masuk partai. Kalau di Maluku Utara, mungkin empat-empatnya yang

bisa untuk melaksanakan itu. Ini usulan, mudah-mudahan Pimpinan juga bisa concern

dengan ini karena ini adalah bisa dibilang sebagai kampanye gratis, baik terhadap DPD

maupun terhadap calon presiden. Saya kira ini.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Om swastiastu.

Karena saya yang terakhir, marilah kita pulang.

Om santi santi santi om. Pak Wayan, Maaf.

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

59

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Iya, ini sudah tinggal terakhir untuk DKI, silakan. Tuan rumah terakhir.

PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Om swastiastu.

Saudara Ketua dan Wakil Ketua Pimpinan Sidang yang terhormat dan, rRekan-rekan

senator dari seluruh provinsi, dan hadirin yang berbahagia.

Dari laporan DKI sebanyak sepuluh halaman ini, saya coba persingkat menjadi dua

halaman. Bahwa setelah keputusan Mahkamah Konstitusi yang menguatkan dan memulihkan

hak konstitusi DPD RI sesuai dengan konstitusi kita Undang-Undang Dasar ‘45 dan Undang-

Undang MD3 tentang hak mengusulkan dan membahas undang-undang bersama-sama DPR

dan presiden, kami mengajak rekan-rekan anggota DPD RI para senator yang terhormat

memaksimalkan peran, fungsi, dan tugasnya, baik di dalam alat kelengkapan maupun sebagai

individu mandiri, politisi di Senayan. Ketika sebagian orang berbicara tentang pembubaran

atau penguatan peran DPD RI, keputusan MK tersebut memperteguh jati diri kita sebagai

senator untuk memantaskan diri dalam sistem keparlemenan Republik Indonesia dan

berperan secara strategis dalam menentukan arah pembangunan nasional, mewujudkan

masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai

dengan amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 serta tata tertib DPD RI, kami

Anggota DPD RI, Senator dari DKI Jakarta dalam kegiatan reses melaksanakan kegiatan-

kegiatan berupa sosialisasi hasil-hasil produk legislasi dan pertimbangan DPD RI, menyerap

aspirasi masyarakat dan daerah serta menindaklanjuti berbagai laporan dan masyarakat.

Berikut beberapa permasalahan dan aspirasi masyarakat DKI Jakarta.

1. Permasalahan energi. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL)

sebesar 4,3% untuk kedua kalinya setelah 1 Januari 2012 mengancam keberlangsungan

usaha kecil dan menengah. Realitas tersebut harus dihadapi pelaku usaha kecil dan

menengah di tengah masih kecilnya harga komunitas, seperti bawang dan daging sapi

serta kebijakan upah minimum provinsi.

2. Permasalahan sumber daya air. Kami berharap pemerintah pusat mendorong

pemerintah DKI Jakarta untuk mengkaji ulang kontrak kerja sama PAM Jaya dengan

swasta di mana PAM jaya memiliki kontrak kerja selama 25 tahun yang dimulai sejak

tahun 1997 dengan swasta berakibat pada mahalnya harga air bersih di Jakarta

mencapai Rp37.000 sampai Rp85.000 permeter kubik dan merupakan harga air bersih

termahal di dunia. Mempercepat pembangunan sistem penyediaan air minum di daerah-

daerah rawan air.

3. Permasalahan agraria. Proyek Nasional Agraria (Prona) yang dilaksanakan berdasar

keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981 dengan tujuan untuk

memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah. Namun, pada hakekatnya di

lapangan banyak dijadikan proyek oleh oknum lintas sektoral, mulai dari praktek

pungutan liar atau pungli, dan diskriminasi atas pembuatan sertifikat tanah.

4. Permasalahan nelayan. Kami mendorong pemerintah untuk memberikan dan

menyediakan subsidi BBM bagi nelayan tradisional dengan membangun SPBM,

meminta pemerintah, khususnya pemerintah Provinsi DKI melakukan pengerukan atas

Kali Kamal Muara dan mendorong pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan

Perikanan untuk melakukan intervensi pasar untuk memutus panjangnya mata rantai

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

60

penjualan ikan serta mendukung program pemerintah untuk memberikan bantuan kapal

berkapasitas 30 gt. Namun, bantuan tanpa pengelolaan, pembinaan, dan penyediaan

pasar yang layak hanya akan menimbulkan permasalahan di masa depan.

5. Permasalahan Ujian Nasional. Untuk diingat kembali bahwa Komite III DPD RI

pernah menolak penyelenggaraan Ujian Nasional. Kelulusan peserta didik tidak

seharusnya ditentukan oleh hasil evaluasi belajar tingkat akhir Ujian Nasional. Sistem

pendidikan Indonesia yang bertujuan melahirkan kualitas manusia yang unggul,

berakhlak mulia, serta berkarakter harus menyinergikan pembangunan kecerdasan

intelektual, emosional, dan spiritual. Untuk itu, kami meminta pemerintah

mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional tahun ajaran 2012 – 2013 dengan

memperhatikan perkembangan isu terkait adanya potensi kerugian negara atas

keterlambatan percetakan kertas soal Ujian Nasional, serta mendorong pemerintah

melakukan perbaikan formula kelulusan siswa di mana Ujian Nasional bukan sebagai

parameter utama yang menentukan kelulusan peserta didik. Namun, hemat kami juga

bahwa tetap diperlukan suatu standar nasional sebagai negara kesatuan selain standar

regional dan tidak dalam bentuk Ujian Nasional selama ini yang ditengarai berbau

kepentingan proyek.

6. Permasalahan reklamasi pantai. Pemerintah daerah DKI Jakarta di bawah

kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo periode lalu melalui Perda Nomor I Tahun 2008

tentang rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2007 – 2012 berencana

mengembangkan wilayah pantai utara Jakarta dengan melakukan reklamasi. Seringnya

pembangunan fisik di ibu kota yang tidak mengindahkan dampak ekologi telah

menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari akses tol ke bandara

seringkali tergenang hingga banjir sebagai dampak dari pembangunan Pantai Indah

Kapuk serta terganggunya instalasi PLTU Muara Karang akibat pembangunan

Perumahan Pantai Mutiara.

7. Komunikasi dan informatika. Indonesia kini memiliki kebebasan mendapatkan

informasi yang lebih luas dari pada masa sebelumnya sehingga mendorong

berkembangnya media masa dan hiburan yang pesat. Namun, dari masukan konsituen

tayangan-tayangan sinetron, seperti sinetron yang menggambarkan tokoh agama dan

tokoh panutan kini juga telah diolah demikian rupa dalam bentuk komedi. Namun pada

sisi lain, menganggu pandangan sebagian masyarakat bahwa selayaknya tokoh-tokoh

yang menjadi panutan dapat menjadi contoh untuk generasi yang lebih muda dan

dihindarkan dalam penayangan yang kurang pantas.

Sebagai tambahan, bahwa dari kami di DKI mendapatkan penugasan dari Pleno PAP

Untuk kasus ganti rugi enam belas warga DKI kepada PT Pelindo. Alhamdulillah telah

selesai kami fasilitasi. Kemudian, tambahan juga bahwa penugasan dari Komite IV di mana

Komite IV mendapatkan penugasan dari pimpinan atas pengaduan dari penghuni Rusun

Tanah Abang. Untuk itu, kami telah memfasilitasi pertemuan antara penghuni Rusun Tanah

Abang, rusun yang tertua di Jakarta, yang telah berusia hampir tiga puluh tahun dengan

gubernur yang diwakili oleh Walikota Jakarta Pusat. Pertemuan pertama baru antara pihak

penghuni dan pihak walikota, dan diharapkan nanti pertemuan berikutnya, yaitu juga dihadiri

oleh Perumnas. Karena, Perumnas inilah yang sebenarnya nampaknya kurang akomodatif,

padahal Perumnas tidak mungkin bisa melakukan renovasi pembangunan kembali, tidak

mungkin dia mempunyai kemampuan untuk mengusir para penghuni rusun yang telah

berpuluh tahun tinggal di rusun tertua tersebut.

Demikian laporan kami.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore, selamat malam dan,

SIDANG PARIPURNA KE-12 MS IV TS 2012-2013 DPD RI, SELASA, 30 APRIL 2013

61

Om santi santi santi om.

PIMPINAN SIDANG : GKR. HEMAS (WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih, Pak Fatwa, yang terakhir dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI).

Dengan demikian, kita telah melalui seluruh agenda persidangan hari ini dan juga perlu

kami sampaikan bahwa Sidang Paripurna ke-13 akan dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2013

dengan agenda laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan dan pengesahan keputusan DPD.

Maka, kami mengimbau agar setiap anggota DPD dapat terus menjaga konsistensinya dan

semangat kerja dalam mengemban tugas dan amanah. Konstitusi untuk menghasilkan kerja-

kerja politik yang bermanfaat bagi rakyat di daerah.

Akhirnya, tentu seizin Pak Ketua, akhirnya dengan mengucap alhamdulillah, Sidang

Paripurna ke-12 kami tutup.

Wabillahi taufik walhidayah, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om santi santi santi om.

SIDANG DITUTUP PUKUL 16.45 WIB

KETOK 3X