sidang paripurna ii drn dan seminar nasional dan sp 2 drn 14 nov... · direktorat jenderal...

38
1 1 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional : Dukungan Kebijakan Riset dan Inovasi Untuk Peningkatan Daya Saing Industri” Jakarta, 14 November 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi

Upload: doandien

Post on 07-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 1 14/11/2016 1 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional : “Dukungan Kebijakan Riset dan Inovasi Untuk

Peningkatan Daya Saing Industri”

Jakarta, 14 November 2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi

Page 2: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 2 14/11/2016 2 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Arahan RPJPN 2005-2025

• Visi: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

• MISI: 1.Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

2.Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

3.Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.

4.Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.

5.Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

6.Mewujudkan Indonesia asri dan lestari

2

Page 3: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 3 14/11/2016 3 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Mewujudkan

masyarakat Indonesia

yang mandiri, maju,

adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di

segala bidang dengan

struktur

perekonomian

yang kokoh

berlandaskan

keunggulan

kompetitif

Menata kembali

NKRI, membangun

Indonesia yg aman

dan damai, yg adil

dan demokratis

dengan tingkat

kesejahteraan yang

lebih baik

Memantapkan

penataan kembali

NKRI, meningkatkan

kualitas SDM,

membangun

kemampuan iptek,

memperkuat daya

saing perekonomian

RPJMN Tahun 2005-2009

RPJMN Tahun 2015-2019

RPJMN Tahun 2020-2024

Memantapkan

pembangunan secara

menyeluruh dengan

menekankan

pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas, serta

kemampuan iptek

RPJMN Tahun 2010-2014

VISI Pembangunan

2025 Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif

(SDA + SDM + IPTEK)

Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang

3

Page 4: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 4 14/11/2016 4 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita)

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9. Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Page 5: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 5 14/11/2016 5 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

‘Empowering’ Politik Luar Negeri Bebas aktif (Non Alignment);

Memaksimalkan kerjasama G20, B20

Mencegah Middle Income Trap

Ekonomi Inovasi (Iptek) berbasis SDA dan Budaya – Keunggulan Komparatif menjadi Keunggulan Kompetitif

– Konsumtif menjadi Produktif

– Diferensiasi menjadi Terintegrasi

PILIHAN UNTUK INDONESIA

Page 6: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 6 14/11/2016 6 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENUJU KEUNGGULAN KOMPETITIF

Page 7: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 7 14/11/2016 7 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Page 8: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 8 14/11/2016 8 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

GLOBAL COMPETITIVE INDEX – INDONESIA 2015-2016

http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-

2016/economies/#economy=IDN

Rank at 41 of 140 Countries

1st pillar: Institutions 4.1

2nd pillar: Infrastructure 4.2

3rd pillar: Macroeconomic environment 5.5

4th pillar: Health and primary education 5.6

5th pillar: Higher education and training 4.5

6th pillar: Goods market efficiency 4.4

7th pillar: Labor market efficiency 3.7

8th pillar: Financial market development 4.2

9th pillar: Technological readiness 3.5

10th pillar: Market size 5.7

11th pillar: Business sophistication 4.3

12th pillar: Innovation 3.9

Page 9: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 9 14/11/2016 9 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Indicators Score Rank Indicators Score Rank Indicators Score Rank

9th pillar: Technological

Readiness 3.5 85 11th Pillar: Business

Sophistication 4.3 36 12th pillar: Innovation 3.94 30

Availability of latest

technologies 4.8 68 Local Supplier Quantity 4.7 39 Capacity for innovation 4.7 30

Firm-level technology

absorption 5.1 41 Local Supplier Quality 4.2 74 Quality of scientific

research institutions 4.3 41

FDI and technology transfer 4.6 54 Value Chain Breadth 4.3 31 Company spending on

R&D 4.2 24

Individuals using Internet,

%* 17.1 113

State of Cluster

Develop. 4.4 28 University-industry

collaboration in R&D 4.5 30

Fixed-broadband Internet

subscriptions/100 pop.* 1.2 106

Nature of competitive

advantage 3.7 51 Gov’t procurement of

advanced tech products 4.2 13

Int’l Internet bandwidth, kb/s

per user* 6.2 111

Production process

sophistication 4.1 48 Availability of scientists

and engineers 4.6 34

Mobile-broadband

subscriptions/100 pop.* 34.7 76 Extent of marketing 4.8 35

PCT patents,

applications/million pop.* 0.1 102

Pillar: Technological Readiness, Business Sophistication & Innovation

Sumber: http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/economies/#economy=IDN

Page 10: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 10 14/11/2016 10 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

(1) Postur Tipe-Tipe Industri di Indonesia

Sumber: Presentasi Kementerian PPN/Bappenas, Raker 2016

Kondisi Eksisting Industri Indonesia

Page 11: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 11 14/11/2016 11 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Sumber: Presentasi Kementerian PPN/Bappenas, Raker 2016

(2) Rantai Penciptaan Nilai Tambah

Page 12: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 12 14/11/2016 12 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 12

INTEG-

RATOR

Industri Pembuatan Komponen

Industri Pendukung

IKM Komponen Pendukung

& Part

Pe

nd

anaa

n R

iset

dan

In

ova

si

DUKUNGAN RISET DAN INOVASI

Ker

jasa

ma

den

gan

lem

bag

a Li

tban

g (S

DM

dan

Infr

astr

utk

ur

Lab

)

Inkubator Teknologi

Inkubasi Bisnis

Teknologi

Model Kemandirian Industri Nasional

dan Peran Kemenristek Dikti

Page 13: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 13 14/11/2016 13 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

IMPLEMENTASI SISTEM INOVASI NASIONAL

Potensi Nasional (SDA & BUDAYA)

Mendorong Kekuatan Ekonomi Nasional.

Inovasi

•Masyarakat •BUMD/BUMN •Investor

•PT •LPNK •Lemlit

•KEUANGAN, BAPENAS •SEKTOR •RISTEKDIKTI •Perindustrian dll

ACADEMIA

PENGIKAT (Kebijakan Nasional)

KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF)

TRIGGER (INSENTIF)

INDUSTRI/ COMMUNITY

Page 14: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 14 14/11/2016 14 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL INDONESIA

Page 15: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 15 14/11/2016 15 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Contoh Inisiatif Pelaksanaan Sistem Inovasi

1. Pengembangan Klaster Inovasi untuk mendukung Kawasan Ekonomi a.l KEK, Kawasan Industri 2. Revitalisasi PUSPITEK sebagai S & T Park

• Menjadikan PUSPITEK sebagai Badan Layanan Umum (BLU) • Menjadikan PUSPITEK sebagai pusat unggulan riset berteknologi tinggi

3. Pembentukan Klaster Inovasi Daerah untuk Pemerataan Pertumbuhan • Model Pengembangan Kasawasan Inovasi Perikanan di Wilayah Bagian Timur Indonesia, • Model Pengembangan kawasan industri inovasi produk-produk hilir yang terintegrasi, untuk pengembangan kelapa sawit, kakao dan kopi. • Model Pengembangan Kawasan Inovasi Energi yang berbasis non-renewable dan renewable energy, • Model Pengembangan Kawasan Peternakan di Wilayah Sulawesi Selatan, NTB dan NTT • Model Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan di Jawa Timur dan Batam • dll

4. Penguatan Aktor Inovasi • Menciptakan SDM yang kompeten • Optimalisasi sumber daya manusia berpendidikan S2 dan S3 • Pengadaan laboratorium berstandar internasional • Kerjasama internasional

Page 16: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 16 14/11/2016 16 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 16

Peran Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

DAYA SAING

LEMBAGA YANG BERKUALITAS

INOVASI

SUMBERDAYA BERKUALITAS

TENAGA KERJA TERAMPIL DIKTI

PENELITIAN DAN PENEMBANGAN

Page 17: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 17 14/11/2016 17 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Arah Kebijakan Kemenristek Dikti

Arah:

1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang.

3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas.

4. Meningkatkan produktivitas

penelitian dan pengembangan.

5. Meningkatkan inovasi bangsa.

Fokus bidang utama :

1.Pangan,

2.Energi,

3.Teknologi dan Manajemen Transportasi,

4.Teknologi Infomasi dan Komunikasi,

5.Teknologi Pertahanan dan Keamanan,

6.Teknologi Kesehatan dan Obat, dan

7.Material Maju.

Page 18: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 18 14/11/2016 18 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 18

UJI ALPHA (α)

1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium

UJI BETA (β) 1. Uji Lapangan

(lingkungan pengguna/nyata)

2. Pengembangan Lanjut

DIFUSI

1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut

EKSPLORASI

1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning

Penguatan Inovasi

Lingkup Penguatan Riset dan Inovasi Nasional

Inventions

Penguatan R&D

Innovation

TRL 1 - 6 TRL 7 – 9

Page 19: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 19 14/11/2016 19 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

STRATEGI RISET DAN INOVASI: Balanced Demand Driven dan Supply Push

Product Development Tecnology Take to market

Take to

market

Basic Research

2-3 Years

Market identified

Market to be

identified

Many years of R&D

Research grants

Technology grants

Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial productin, insentif, regulasi

Demand Driven

Supply Push

Page 20: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 20 14/11/2016 20 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Perilaku budaya

Kesesuaian Iptek yang dimiliki dengan yang dibutuhkan

Kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi

Dunia Usaha/Industri atau Perusahaan

Kapasitas litbang Tatakelola perusahaan

Struktur pasar Kapasitas produksi

Kinerja inovasi

Perguruan Tinggi & Lembaga litbang

Kapabilitas litbang Fokus bidang riset

Pola pengorganisasian Kapasitas pemanfaatan

Kinerja litbang

Saluran Interaksi

Promosi program

Insentif fiskal dan pendanaan

INDUSTRY – SCIENCE RELATIONSHIP

(ISR)

Dukungan pengelolaan dan pendanaan riset

Tatakelola dan tatalaksana

Intermediaries

Struktur Insentif

Regulasi

Kerangka Konseptual Hubungan Industri dengan Organisasi Publik Sains/Iptek

Sumber : Benchmarking Industry-Science Relationships. OECD. 2002

Page 21: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 21 14/11/2016 21 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 21

(*) Teaching Industry, dikembangkan sesuai target pembangunan bidang/sektor

Konsep Pengembangan Teaching Industry

Teaching

Industry (*)

Pemerintah Republik Indonesia (Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)

Perguruan Tinggi Lembaga Litbang

Industri/Pabrik

Insentif pajak

Pemenuhan kebutuhan

anggaran

market driven,

foresight technology., revenue

SDM ahli, teknologi,

kebutuhan spesifik

order/load

kapasitas

Peran PT/Litbang : 1.Memenuhi fixed cost 2.Teknologi dan SDM ahli 3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”

Nilai Tambah Nasional

1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri 2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri) 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil 4. Peningkatan ekspor produk DN

Peran Industri : 1.Pemberi order (load) 2.Quality control 3.“Bapak angkat” 4.Informasi dinamika pasar

Pengadaan pemerintah

Pengadaan pemerintah

Page 22: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 22 14/11/2016 22 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Regulating Executing Empowering

1. Mobility Peneliti/ Perekayasa/

Dosen ke Industri

2. Reward bagi Peneliti/

Perekayasa/Dosen

Penilaian angka kredit

3. Pengaturan Royalti atas

Komersialisasi Paten DN

4. Flexibility pendanaan riset,

pengembangan dan inovasi melaui

skema Block Grant

5. Insentif Fiskal dan Non Fiskal

6. Pengadaan Pemerintah untuk pre

komersial produk hasil R&D

7. Penjaminan Resiko/Asuransi

Teknologi/ sistem jaminan inovasi

8. Kewajiban bagi setiap PTN

untuk menghasilkan produk

inovasi setiap tahun

9. Harmonisasi Kebijakan Sektoral

1. Roadmap Prioritas Produk Inovasi

Thn. 2025)

2. Fasilitasi Pendanaan Inovasi

a. Penerapan Teknologi di

Industri

b. Inovasi PT di Industri

c. Perusahaan Pemula

Berbasis Teknologi

d. Inovasi PPBT di PT

3. Pengembangan Teaching

Industri

4. Pengembangan Konsorsium

Inovasi

5. Pengembangan Wahana

Interaksi ABG Industri (STP,

Klaster Inovasi)

1. Pengembangan/Penguatan unit-unit

Intermediasi/ Technology Transfer

Office – TTO

2. Pengembangan Help Desk untuk konsultasi

inovasi bagi IKM

3. Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan

4. Penguatan Standarisasi berbasis hasil R&D

Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi

5. Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan

Industri sebagai penggerak inovasi

6. Regionalisasi Inovasi PT

7. Pengembangan database dan sistem

informasi inovasi

8. Penguatan difusi dan diseminasi; pameran

dan promosi; Business Gathering

9. Penguatan Kerjasama Internasional (G to G;

B to B)

10. Penguatan Neraca Inovasi dan Daya Saing

INISIATIF PENGUATAN INOVASI NASIONAL (Rakernas 2016)

Page 23: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 23 14/11/2016 23 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Contoh Program Riset dan Inovasi Inovasi untuk Kemandirian dan Substitusi Impor

Page 24: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 24 14/11/2016 24 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PRODUK ALAT KESEHATAN - UGM

Berfungsi sebagai blood haemostatic pasca pencabutan atau operasi gigi

Sponge pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi halal dan aman digunakan

Untuk mengetahui adanya sel kanker nasfaring dalam darah pasien

Ina Shunt

Berfungsi untuk mengalirkan cairan otak dari rongga ventrikel menuju rongga perut (peritoneal) pada pasien hidrosefalus

Membantu mengatasi problema kesehatan bagi penderita jantung korones

Ina Stent

Lembaga Pelaksana : UGM Lembaga Mitra : PT. Gama Multi Usaha, Yayasan Hepatika, PT. Swayasa Prakarsa,

PT. Phapros, PT. Indofarma, PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe Farma

Ijin produksi sudah keluar dan siap

produksi (proses trial produksi)

Ijin Produksi sudah keluar dan siap produksi

Ijin produksi dan edar sudah keluar, dan masih

dalam proses pengurusan e catalog Proses Uji Klinis 03

Page 25: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 25 14/11/2016 25 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

5

MA

TE

RIA

L

MA

JU

Pemanfaatan Inovasi Teknologi Biomaterial untuk Pembuatan Implan Tulang Berbasis Stainless Steel 316L Lokal di Industri Alat Kesehatan

Implan Tulang SS 316L untuk

Rehabilitasi Organ Tulang yang Patah

Keunggulan Stainless steel SS316 dan SS316L:

• bahan baku tersedia melimpah berupa bijih nikel dan pabrik pengolahan bijih nikel menjadi paduan Fe-Ni atau Fe-Ni-Cr

• merupakan jenis austenitic steel yang dapat bertahan hingga suhu 871 oC dengan tetap mempertahankan sifat mekanik yang baik. Dibandingkan seri sebelumnya yaitu tipe stainless steel SS 304 maka SS 316 ini telah ditingkatkan ketahanan korosinya dengan penambahan Molybdenum (Mo).

• non-hardenable dengan proses heat treatment, dapat juga dilakukan dengan proses pemanasan (annealing) pada suhu 1038 oC – 1149 oC yang diperlukan untuk membentuk karbida elemen penstabil, yang kemudian diikuti pendinginan cepat (quenching).

Kondisi saat ini

Page 26: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 26 14/11/2016 26 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

BENIH PADI IPB 3S

Lembaga Pelaksana : IPB Mitra Kerjasama : PT. BLST dan ASBENINDO STATUS :

Telah dihasilkan benih sumber

sebanyak 250 Ton

01

Page 27: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 27 14/11/2016 27 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PERBIBITAN SAPI

Lembaga Pelaksana : UNHAS Mitra Kerjasama : LIPI, Pemprov NTB, Pemkab Enrekang, PT. Karya Alam Rumpin (KAR), CV Agro Bukit Indah Status :

Inisiasi pembentukan PT Unhas Livestock Industry

02

Page 28: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 28 14/11/2016 28 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B)

12

TE

KN

OL

OG

I IN

FO

RM

AS

I D

AN

K

OM

UN

IK

AS

I

Peneliti : BPPT

Industri: PT. INTI

ADS-B ini merupakan sistem navigasi dalam dunia penerbangan yang dengan frekuensinya dapat di deteksi oleh radar dengan berbagai data yang dapat ditampilkan dalam bentuk text, visual 2D dan 3D. Data yang ditampilkan lebih rinci dan lengkap, termasuk informasi pesawatnya. ADS-B yang dikembangkan mampu menangkap signal dari transponder yang dimiliki setiap pesawat sipil dalam radius 200 mil, sehingga setiap pergerakan pesawat akan terdeteksi.

Sistem

• sistem avionik dari suatu pesawat dapat memancarkan secara terus menerus informasi penting (kecepatan, ketinggian, dan parameter lainnya) secara lengkap

Pengguna Teknologi

•Operator dan pemeliharaan: PT. Angkasa Pura I dan II; UPT HUBUD

•Pembangunan prasarana: Kemenhub

Efisiensi

•Harga yang lebih murah karena produksi dan ide teknologi dari dalam negeri

TKDN

•Reciever (RX) 11%

•Data Processor 10 %

•HMI 15 %

•Power Supply Unit 11%

•Perkiraan TKDN 47%

Cara kerja sistem ADS-

B

Page 29: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 29 14/11/2016 29 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

RADAR CUACA Lembaga Pelaksana : ITB Lembaga Mitra : PT. LAPI, PT. INTI, LIPI, BMKG Status :

Telah dibuat Prototipe Skala Mini Radar Cuaca

Reflectivity (Very Good Match)

IDRA/TU Delft ITB

Enclosure, Top View Enclosure, Bottom View

Antenna Pedestal untuk Radar FMCW

Antenna Pedestal untuk Radar Pulse Compression

Prototipe Mini Scale Radar 04

Page 30: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 30 14/11/2016 30 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

20

TE

KN

OL

OG

I IN

FO

RM

AS

I D

AN

K

OM

UN

IK

AS

I PENGEMBANGAN SISTEM OPERASI MULTIAPLIKASI PADA SMART CARD

Lembaga Pelaksana : PT.

Xirka Silicon Technology

Lembaga Mitra : ITB, UI,

Universitas Telkom, Unhas

Output :

Dokumen Spesifikasi

Operating System Smart

Card

Hasil Uji Operating system

smart Card

Sistem operasi di mana berbagai aplikasi dapat ditempatkan

pada sebuah smart card, tanpa tergantung oleh penyedia

smart card dan penyedia layanan, sehingga negara bisa

mengkontrol fitur, protokol, dan sistem operasinya untuk

jaminan keamanan data, juga agar mudah dilakukan

kostumisasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan

standar dalam negeri.

Page 31: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 31 14/11/2016 31 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

11

TE

KN

OL

OG

I IN

FO

RM

AS

I D

AN

K

OM

UN

IK

AS

I

Mechatronic Training Unit

MTU (Mechatronic Training Unit): Adalah alat bantu pembelajaran terpadu “multidisiplin ilmu” berbasiskan mesin perkakas berteknologi CNC dan Mekatronika yang merupakan miniatur dari mesin-mesin yang umum dipakai di dunia industri, sehingga mampu memproduksi komponen standar industri yang berukuran relatif kecil.

MTU dihasilkan dari kolaborasi riset perguruan tinggi (ITS) dengan industri (PT.CNC Controller Indonesia) untuk “menjawab” kebutuhan industri dan masyarakat Indonesia bahkan dunia, melalui perwujudan sektor pendidikan dan pelatihan menjadi lebih baik

PT. CNC Controller Indonesia

Page 32: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 32 14/11/2016 32 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

05

TE

KN

OL

OG

I IN

FO

RM

AS

I D

AN

K

OM

UN

IK

AS

I

OPTICAL NETWORK TERMINATION (ONT)

Latar Belakang

Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data yang semakin besar adalah fiber optik sampai ke rumah (Fiber to The Home/FTTH) dengan teknologi Gigabit Pasive Optical Network (GPON) yang terdiri dari 3 bagian yaitu Optical Line Termination (OLT) yang ada di pusat jaringan, Optical Network Termination (ONT) yang ada di sisi pelanggan, serta Pasive Network. Saat ini, baik teknologi OLT maupun ONT masih terkunci pada single vendor, sehingga Operator tidak memiliki banyak pilihan dalam desain dan penentuan spesifikasi ONT.

Diskripsi dan Kegunaan Teknologi ONT berfungsi sebagai perangkat gateway di rumah. Berbagai services yang diberikan oleh Operator tergantung dari kemampuan ONT. Dengan pengembangan produk ONT ini, memudahkan Operator Telekomunikasi untuk mengelola jaringan FTTH, serta memungkinkan Operator untuk melakukan interoperability pada berbagai OLT yang sudah ada,

Potensi Pasar Puluhan ribuan pelanggan internet untuk rumah

Page 33: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 33 14/11/2016 33 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

SMALL CELL 4G LTE

Lembaga Pelaksana : ITB

Lembaga Mitra : PT. LEN, PT Fusi Global Teknologi

Status :

Uji Interoperability di gedung Lab TTC Telkomsel

Buaran

Small Cell 4G LTE merupakan perangkat telekomunikasi nirkabel berbasis

teknologi 4G LTE, memiliki fungsi sebagai perpanjangan Macro Cell BTS di

dalam memberikan layanan konektivitas data yang tinggi (terutama di kota-

kota besar Indonesia).

Live di Metro TV

05

Page 34: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 34 14/11/2016 34 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

Computer Based Interlocking (CBI)

15

TR

AN

SP

OR

TA

SI

CBI adalah system interlocking yang dikembangkan oleh industri dalam negeri dengan kemampuan menengani sistem persinyalan dimulai dari stasiun dengan skala kecil, menengah sampai dengan stasiun besar, didesain sebagai solusi yang tepat dengan produk interlocking berbasis mikroprosesor pertama di Indonesia.

Manfaat

• Alat utama keselamatan perjalanan kereta api yang dapat mengatur, melancarkan, dan menjaga keselamatan perjalanan kereta api dengan menjaga tumburan terjadi antar kereta api.

• Sistem Interlocking dengan pelayanan purna jual local dan mudah dalam perawatannya karena diproduksi di dalam negeri.

Kelebihan

• Mengatur headway lalu-lintas kereta api terutama untuk stasiun pada jalur mainline.

• Dengan produk yang sama buatan luar negeri, harga relatif bersaing

TKDN

• Desain

• SDM

Stakeholder :

• Kementerian Perhubungan sebagai fasilitator implementasi produk CBI

• ITB dan ITS sebagai konsultan software

• BPPT sebagai validator

Pengguna: Stasiun Kereta Api (PT. KAI)

• Telah terpasang di Stasiun Gumilir, Cilacap Jawa Tengah sejak tahun 2012, yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN dan Menteri Riset & Teknologi pada tanggal 19 Desember 2012.

Page 35: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 35 14/11/2016 35 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PENERAPAN TEKNOLOGI RUBBER AIRBAG PADA INDUSTRI KARET NASIONAL

14

TR

AN

SP

OR

TA

SI

LATAR BELAKANG

• Rubber air bag yang digunakan pada industri perkapalan/maritim/galangan kapal untuk membantu proses menaikan dan menurunkan kapal. Pusat Teknologi Industri Proses – BPPT sebagai salah satu lembaga litbang yang mempunyai fungsi sebagai fasilitator dan katalisator dalam penerapan teknologi. BPPT mulai melaksanakan penelitian dan pengembangan rubber air bag dan pada tahun 2013-2014 telah berhasil membuat prototipe rubber air bag. dengan ukuran: diameter 1 meter dan panjang 10 dan 12 meter yang telah diuji aplikasi bekerja sama dengan galangan kapal PT. Barokah Marine – Pekalongan.

PT. Mitra Prima Sentosa;

BPPT

Page 36: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 36 14/11/2016 36 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

PENGUJIAN PERFORMANCE SEPEDA MOTOR LISTRIK GESITS SESUAI STANDAR INTERNASIONAL ISO-13064-

2

33

TR

AN

SP

OR

TA

SI

Instansi pengusul : Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Sistem dan Kontrol Otomotif ITS

Deskripsi: Sepeda motor listrik sebagai fokus utama kegiatan ini merupakan sebuah teknologi yang tidak hanya potensial bagi pasar Indonesia, namun juga dapat mengurangi polusi dan ketergantungan terhadap BBM.

Pengujian yang akan dilakukan (Output) 1. Kondisi maximum speed 2. Kondisi range at 80% maximum speed 3. Kondisi acceleration ability 4. Kondisi hill starting ability 5. Kondisi speed UP hill

Stakeholder

Page 37: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 37 14/11/2016 37 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

22

UJI PRODUKSI DAN APLIKASI DI INDUSTRI UNTUK MENDORONG HILIRISASI DAN KOMERSIALISASI TEKNOLOGI ENZIM

BA

HA

N

BA

KU

D

AN

M

AT

ER

IA

L

MA

JU

LATAR BELAKANG

• Permintaan enzim industri cenderung meningkat seiring dengan makin meningkatnya jumlah dan jenis indusri yang menggunakannya. Berdasarkan laporan Bussiness Communication Company Inc. permintaan global terhadap enzim diprediksi meningkat rata-rata 7.0% pada tahun 2015 – 2020 (BCC Research, 2015). Sayangnya hingga saat ini belum ada produsen enzim berskala industri di Indonesia, dan hampir 99% kebutuhan enzim untuk industri nasional dipenuhi oleh enzim impor

DESKRIPSI DAN KEGUNAAN TEKNOLOGI

• PT. Petrosida Gresik telah membangun industri enzim dengan kapasitas 3 ton/hari dengan dukungan teknologi dari BPPT. Saat ini, unit enzim tersebut dalam tahap melaksanakan Performance Test untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal sehingga dapat menghasilkan enzim dengan kualitas dan spesifikasi produk yang diharapkan, meliputi: Uji produksi (production trial) protease di PT. Petrosida Gresik; Uji aplikasi protease skala produksi di industri penyamakan kulit, PT. Rajawali, Tanjungsari, Sidoarjo; dan Uji aplikasi xilanase skala produksi di PT. Fajar Paper bekerjasama dengan PT. Sadya Balawan

POTENSI PASAR

• Industri kulit dan kertas

TUJUAN INOVASI

• Berhasilnya penerapan teknologi enzim di industri pada skala produksi komersial; Berhasilnya komersialisasi produk enzim dan pemanfaatannya oleh industri pengguna (end user); Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM didalam menghasilkan inovasi teknologi enzim

OUTPUT

•Dokumen alih teknologi

•Laporan hasil kegiatan uji produksi

•Laporan hasil uji aplikasi enzim

•Perjanjian Lisensi

STAKEHOLDERS

•Kemenperin, Kemenristekdikti, Industri Kulit, Industri Kertas, BPPT

TIM PENGUSUL

•Konsorsium Enzim

TARGET

•Performance test/optimasi proses produksi protease di PT. Petrosida Gresik

•Uji produksi protease (production trial) di PT. Petrosida Gresik

•Uji aplikasi protease di PT. Rajawali Tanjungsari (industri kulit)

•Uji aplikasi xilanase di PT. Fajar Paper (industri pulp dan kertas)

•Alih teknologi produksi xilanase

Page 38: Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional dan SP 2 DRN 14 NOV... · Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016 Kementerian Ristek dan Dikti 1 1 Sidang Paripurna II DRN dan

14/11/2016 38 14/11/2016 38 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti

TERIMAKASIH