risalah sidang paripurna ke-10 dewan ... - dpd.go.id · 5 risalah sidang paripurna ke-10 dpd ri,...

57
Nomor : DPD.220/SP/10/2012 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2011-2012 I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 16 Februari 2012 3. Waktu : 10.15 WIB Selesai 4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V 5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD 1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua) 2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua) 3. GKR. Hemas (Wakil Ketua) 6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat) 7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.) 8. Acara : 1. Laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing Alat Kelengkapan DPD RI. 2. Pengesahan Keputusan DPD RI. 9. Hadir : 83 Orang 10. Tidak hadir : 49 Orang II. JALANNYA SIDANG :

Upload: vannga

Post on 08-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

Nomor : DPD.220/SP/10/2012

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-10

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2011-2012

I. KETERANGAN

1. Hari : Kamis

2. Tanggal : 16 Februari 2012

3. Waktu : 10.15 WIB – Selesai

4. Tempat : GEDUNG NUSANTARA V

5. Pimpinan Sidang : Pimpinan DPD

1. H. Irman Gusman, SE., MBA. (Ketua)

2. Dr. Laode Ida (Wakil Ketua)

3. GKR. Hemas (Wakil Ketua)

6. Sekretaris Sidang : 1. Sekretaris Jenderal DPD (DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar, MSc.) 2. Wakil Sekretaris Jenderal DPD (Drs. Djamhur Hidayat)

7. Panitera : Kepala Biro Persidangan II (Dra. Sri Sumarwati Isf.)

8. Acara :

1. Laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing

Alat Kelengkapan DPD RI.

2. Pengesahan Keputusan DPD RI.

9. Hadir : 83 Orang

10. Tidak hadir : 49 Orang

II. JALANNYA SIDANG :

Page 2: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

1

1. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Dan selamat pagi buat seluruh yang hadir pada kesempatan ini.

Bapak-Ibu yang saya hormati, para hadirin yang berbahagia.

Kita akan memasuki sidang paripurna, sebagaimana undang-undang mengamanatkan

kepada kita bahwasa kita sebelum memulai sidang paripurna kita mulai dengan menyanyikan

lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dan untuk itu kepada tim paduan suara untuk memandu

untuk menyanyikan lagu. Dan kepada kita semua dimohon berdiri dan seluruh hadirin yang

berbahagia.

2. PEMBICARA : PADUAN SUARA

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 10.15 WIB

Page 3: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

2

3. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Hadirin kami persilakan untuk duduk kembali.

Bersasarkan catatan daftar hadir yang kami terima oleh dari sekretariat jenderal,

sampai saat ini telah hadir 62 orang, dan jumlah anggota yang tidak hadir yang tugas 4 orang,

dan ijin 15 orang dan sakit 1 orang. Untuk itu kita akan memulai sidang ini, sesuai dengan

peraturan tatib 182, dimana Sidang Paripurna ke-10 Tahun Sidang 2011 dan 2012. Dengan

mengucapkan bismillahirrohmanirrohim kami buka sidang paripurna ini dan dinyatakan

terbuka untuk umum.

4. PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Interupsi pimpinan, interupsi, Sofwat Hadi.

5. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan. Ini di tempat duduk masing-masing tidak ini?

6. PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Iya, Kalsel. Tadi saya dengar yang hadir sekarang ini sesuai tanda tangan 62, berarti

belum mencapai kuorum. Kalau kita buka hanya sekedar mendengarkan laporan silakan saja.

Tapi kalau mengambil keputusan ini jadi masalah nantinya, karena keputusan itu harus 50%

+ 1, itu saja. Silakan saja, tapi setiap mengambil, mungkin bagaimana dengan untuk

mengambil keputusan. Terima kasih.

7. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, silakan yang lain. Silakan Ibu.

8. PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Terima kasih pimpinan.

Tadi yang hadir 62, tapi karena ada yang tugas luar, kemudian ada yang sakit, itu

mungkin bisa sampai kuorum itu, jadi bisa dimulai seperti itu. Terima kasih.

9. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Silakan Ibu Aida tadi saya lihat.

10. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM.

(KEPULAUAN RIAU)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kita mulai saja untuk mendengarkan laporan, nanti kita lihat (tidak kedengaran).

KETOK 1X

Page 4: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

3

11. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi kita, begini saja, kita mulai saja, nanti dimulai dengan yang tidak ada

mengambil keputusan.

12. PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Interupsi, interupsi Ketua.

13. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan Pak.

14. PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Saya melanjutkan Pak. Kita ikuti makna tata tertib Pak. Tata tertib mengatakan rapat

dibuka dan bilamana belum memenuhi kuorum skors sementara waktu, baru kemudian kalau

sudah memenuhi kuorum kita jalankan. Saya rasa seperti Pak, jadi mohon itu kita ikuti tata

tertibnya. Terima kasih.

15. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, kita cari jalan keluarnya. Silakan Ibu Sarah.

16. PEMBICARA : Ir. SARAH LERY MBOEIK (NTT)

Saya sepakat dengan tatib, tetapi pada dasarnya mungkin hal-hal yang tidak

mengambil keputusan bisa kita bahas duluan supaya kita juga tidak bertele-tele dalam soal

waktu. Terima kasih.

17. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi, saya coba mengambil kesimpulan. Kita mulai saja dulu hal-hal yang tidak

mengambil keputusan. Bagaimana nanti kalau mengambil keputusan baru kita minta

sekretariat jenderal untuk bisa melihat jumlahnya. Biasanya juga begitu. Kita sepakati?

Baik, Bapak-Ibu sekalian. Agenda kita adalah pertama mendengarkan laporan

perkembangan pelaksanaan tugas masing-masing alat kelengkapan. Kita ingin tahu

perkembangannya. Yang kedua, baru pengesahan keputusan DPD RI.

Baiklah Bapak-ibu sekalian.

Sidang dewan yang mulia.

Sebelum kita memasuki agenda sidang paripurna kali ini kami ingin menyampaikan

beberapa informasi yang perlu menjadi perhatian kita semua. Pertama, untuk menindaklanjuti

keterangan DPD RI pada sidang pleno Mahkamah Konstitusi mengenai pengujian Undang-

Undang No. 33 Tahun 20114 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

KETOK 1X

Page 5: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

4

pemerintah daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

tahun 1945, pada tanggal 22 Desember 2011. MK telah mengirimkan surat panggilan kedua

kepada pimpinan DPD RI untuk menghadiri sidang pleno Mahkamah Konstitusi tanggal 15

Februari pukul 14.00 sore kemarin, dengan agenda mendengarkan keterangan ahli dari

pemerintah dan DPD RI. Untuk memenuhi undangan tersebut tim DPD RI dipimpin oleh

wakil ketua DPD Ibu GKR Hemas bersama teman-teman yang lain, termasuk juga juru

bicaranya Ibu Aida Ismeth Nasution kemarin. Dan juga ada teman-teman lain dari beberapa

provinsi, yang saya lupa, ada Pak Bambang Susilo kalau tidak salah, ada Ibu Intsiawati Ayus,

Pak Supartono dari Jawa Timur. Ada nama yang belum saya sebut kemarin? Pak Malonda

Sulawesi Tengah, Pak Luther Kombong dan lain sebagainya. Yang dipimpin oleh Ibu Hemas

dan teman-teman yang lain untuk memberi keterangan lanjutan sebagai langkah nyata

komitmen DPD dalam memperjuangkan kemajuan pembangunan di daerah, serta tercapainya

keadilan keuangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Dan kita masih harus

memberikan keterangan tertulis kepada MK menyangkut paradigma dan konsepsi politik

perimbangan keuangan pusat dan daerah. Hal ini semakin menjelaskan kepada kita bahwa

soal dana bagi hasil merupakan hal yang sangat penting.

Yang kedua, pada bulan Maret 2012 mendatang pemerintah akan mengakhiri

moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia yang ditandai dengan dikirimnya TKI ke

Malaysia. Hal ini harus menjadi fokus kita agar mengawal proses pengiriman tersebut,

karena kedepan kita mengharap peristiwa-peristiwa musibah yang menimpa TKI selama ini

tidak boleh terjadi lagi. Langkah tersebut dapat kita lakukan dengan mengawasi mulai dari

proses perekrutan TKI, baik dari segi pendidikan dan pelatihan para TKI maupun pada proses

penempatan di negara tujuan.

Dalam minggu terakhir ini diketahui terjadi beberapa kecelakaan angkutan darat yang

menelan korban jiwa seperti yang terjadi di Magetan, Majalengka, Madiun dan Cisarua.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, karena diduga rentetan kecelakaan tersebut umumnya

terjadi akibat kondisi jalan, kendaraan, serta faktor kelalaian manusia. Didalam Undang-

Undang No. 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dimuat pasal tentang

standar kelayakan angkutan sebagai langkah preventif dalam menanggulangi kecelakaan.

Namun dengan terjadinya rentetan kecelakaan maut ini kita perlu mengkaji serta memberikan

masukan konkrit kepada pemerintah dalam memperbaiki kondisi tersebut. Kita akan

mendengar nanti pokok-pokok dalam usul RUU tentang Jalan yang akan disampaikan oleh

Komite II untuk kita putuskan bersama.

Selain musibah kecelakaan yang terjadi dalam minggu terakhir ini, kerukunan

kehidupan berbangsa kita juga mulai terusik kembali dengan terjadi bentrokan dalam waktu

berdekatan di beberapa daerah, seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah, di Bali dan Maluku

Tengah, dan di beberapa tempat yang kita lihat akhir-akhir ini. Bentrokan-bentrokan yang

terjadi antara warga maupun antara ormas tentu memberi akses daerah-daerah lain yang

memiliki potensi konflik.

Untuk itu kami menghimbau kepada anggota DPD RI untuk semakin sensitif dan

peka terhadap isu serupa di daerahnya, untuk terus memonitor perkembangan daerah untuk

dapat kita ketahui adanya potensi konflik di masing-masing daerah kita. Kita tentu tidak

menginginkan konflik yang telah menelan korban jiwa yang semakin meluas dan menganggu

stabilitas keamanan dan ketertiban. Serta juga menjadi penghambat factor pembangunan.

Kemudian, pada tanggal 1 April mendatang pemerintah merencanakan untuk

mengurangi subsidi bahan bakar minyak sebagai upaya menyelamatkan keseimbangan

APBN yang terbebani dengan subsidi BBM selama ini. Selain kenaikan harga BBM sebagai

konsekuensi pengurangan subsidi tersebut, kenaikan harga BBM akan berbarengan dengan

kenaikan harga bahan kebutuhan pokok masyarakat. Untuk itu kita perlu menghimbau baik

pemerintah daerah untuk mengantisipasi ketidakpastian harga maupun persediaan barang

Page 6: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

5

sekaligus mengantisipasi penimbunan barang yang akan semakin melambungkan harga. Hal

tersebut juga bertujuan agar jumlah masyarakat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan

tidak semakin bertambah. Sebagai representasi rakyat dan daerah juga harus memperhatikan

jumlah penduduk yang masuk kedalam kategori penduduk hampir miskin. Yang pada tahun

2011 meningkat menjadi 27,12 juta jiwa atau 10,8% dari total jumlah penduduk. Peningkatan

jumlah penduduk hampir miskin tersebut disebabkan adanya downgrade 4 juta jiwa

penduduk yang tidak miskin menjadi penduduk hampir miskin. Terhadap isu-isu ini DPD

melalui alat kelengkapannya untuk berupaya terus mengikuti perkembangannya di daerah-

daerah masing-masing.

Sidang dewan yang mulia,

Marilah kita memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas masing-

masing alat kelengkapan DPD dan Kelompok DPD di MPR. Untuk itu seperti yang telah kita

sepakati bersama marilah kita memulai sidang ini pada alat kelengkapan yang tidak

mengambil keputusan. Untuk itu kami persilakan secara berturut-turut. Untuk Komite IV

barangkali ya, untuk menyampaikan progress report-nya. Kemudian juga PPUU dan

sebagainya, baru nanti kita akan kembali lagi ke komite-komite alat kelengkapan lain yang

mengambil keputusan. Komite III ada keputusan ya? Ada ya. Berarti kita memulai ke Komite

IV untuk menyampaikan progress report-nya kalau ada. Kami persilakan kepada pimpinan

Komite IV.

Baik, karena mungkin lagi dalam persiapan, lagi dimatangkan.

Baik Bapak-Ibu sekalian, jadi kita, saya sudah terima dari sekretariat, jumlah yang

hadir sudah 67, jadi kita bisa mulai kembali ke komite masing-masing. Boleh kita lanjutkan?

18. PEMBICARA : Dr. AHMAD FARHAN HAMID, MS. (NAD)

Ketua.

19. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan.

20. PEMBICARA : Dr. AHMAD FARHAN HAMID, MS. (NAD)

Ketua, Farhan, Ketua, B-03 dari Aceh. Saya mau interupsi kecil sedikit saja.

Yang pertama terima kasih pidato pembukaan dari Ketua tadi bagus sekali tentang

pemihakan kepada daerah. Kemudian kita semua saya kira turut berdukacita atas

meniggalnya Ibu Parlindungan. Beberapa diantara kita mungkin sudah kesana, tapi ada juga

yang belum. Kesempatan ini kami nyatakan duka cita yang mendalam kepada beliau mudah-

mudahan tabah menghadapinya. Lalu satu hal berkaitan dengan pidato tadi adalah pemihakan

kepada daerah. Seandainya seluruh anggota DPD berkenaan dan dapat dilaksanakan oleh

sekretariat jenderal agar mulai saat ini seluruh penganan untuk DPD RI baik makan maupun

jajan jangan ada barang impor. Jangan ada buah impor, lebih bagus makan buah Indonesia,

kalau perlu kita kacang rebus, begitu ya. Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua

lembaga-lembaga negara. Terima kasih.

21. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Jadi, saya tadi karena menyampaikan yang substansial, tadinya ada yang di terakhir

tadi sebenarnya, tapi Pak Farhan telah menyampaikan kepadasaudara kita Pak Parlindungan

Purba. Atas nama pimpinan dan anggota DPD, walaupun saya langsung hari itu juga terbang,

Page 7: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

6

ditemani oleh Pak Rudolf Pardede, Pak Djasarmen, di belakang, dan menyampaikan duka.

Malah dari DPD sendiri pimpinan Ibu wakil ketua hari rabunya melepaskan kepergian

almarhumah. Tentu ini kehendak Tuhan, tapi saya ingin menyampaikan duka cita, mudah-

mudahan ini ada hikmah dibalik musibah. Dan kita harapkan saudara kita Pak Parlin tabah

dan selalu bersama kita, bahwasa Pak Parlin tidak sendiri ada kita semua.

Yang kedua, himbauan dari Pak Farhan tadi menurut saya simpatik, biar kecil tapi

bermakna. Mari kita mulai dari diri kita. Saya menghimbau kepada sekretariat jenderal atau

kita semua supaya kedepan itu kita upayakan dari DPD ini memulai gerakan menggunakan

produksi dalam negeri. Jadi mulai sekarang kami mohon, barangkali transisi ini ada kontrak

tentu tidak bisa ya, tapi mudahan setelah selesai ini nanti ktia tidak tahu, kita juga harus agak

ini juga, supaya jangan lagi ada buah-buah impor. Kita sangat mendukung untuk itu semua.

Terima kasih.

Baik Bapak-Ibu sekalian, karena juga sudah disampaikan tadi, sudah komplit, maka

kita mulai dari Komite I. Kami persilakan yang mewakili pimpinan Komite I.

22. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (WAKIL KETUA

KOMITE I)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu.

Kepada yang terhormat pimpinan DPD RI dan seluruh anggota Dewan Perwakilan

Daerah republik Indonesia

Ibu Sesjen, Wakil Sesjen beserta seluruh jajaran sekretariat jenderal.

Hadirin yang saya muliakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang

maha kuasa atas ijinnya pagi hari ini kita alat kelengkapan akan memberikan laporan

perkembangan pelaksanaan tugas.

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Komite I dalam menjalankan tugas dan

wewenang konstitusionalnya pada Masa Sidang III Tahun Sidang 2011-2012 berupaya terus

mengoptimalkan pembahasan dan penyelesaian program-program kegiatan yang belum

terselesaikan pada masa sidang sebelumnya.

Namun perlu dipahami bahwa kendati rentang waktu masa sidang saat ini tergolong

panjang, namun beberapa beban kerja yang dihadapi Komite I memang semakin besar baik

dari segi kuantitas maupun kualitas. Sehingga terdapat beberapa pekerjaan konstitusional

Komite I yang belum dapat terselesaikan dan akan diteruskan atau dilanjutkan pada masa

sidang yang akan datang.

Komite I pada masa sidang ini memfokuskan kegiatan dalam rangka penyusunan:

Satu, RUU usul inisiatif:

RUU Pertanahan. Yang awalnya bernama pertanahan, sekarang berubah menjadi

RUU Hak-hak Atas Tanah. Kemudian RUU Provinsi Kepulauan dan RUU Penataan Ruang.

Kedua, pandangan pandangan terhadap RUU dari Pemerintah atau DPR:

1. RUU Desa.

2. RUU Pemilukada.

3. RUU Pemerintahan Daerah.

4. RUU Industri Pertahanan dan Keamanan.

Page 8: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

7

Tiga, pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, diantaranya adalah Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Dua, pengawasan terhadap

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Empat, pembentukan daerah otonomi baru.

1. Pembentukan Kota Merauke di Provinsi Papua.

2. Pembentukan Kabupaten Malaka sebagai pemekaran dari Kabupaten Belu

Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3. Pembentukan Kabupaten Lombok Selatan sebagai pemekaran Kabupaten Lombok

Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.

4. Pembentukan Kabupaten Ketengban sebagai pemekaran dari Kabupaten

Pegunungan Bintang Provinsi Papua.

5. Pembentukan Kota Samawarea sebagai pemekaran Kabupaten Sumbawa Barat

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

6. Pembentukan Kabupaten Balanipa sebagai pemekaran dari Kabupaten Polewali

Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

Lima, pelaksanaan advokasi aspirasi masyarakat dan daerah.

Untuk lebih lengkapnya, sebagaimana agenda acara pada hari ini, Komite I akan

menyampaikan perkembangan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ruang lingkup tugas

Komite I.

Satu, penyusunan RUU usul inisiatif

RUU tentang Pertanahan. Sebagaimana rencana yang telah digulirkan sejak masa

sidang sebelumnya (tahun 2011). Komite I tengah melakukan pembahasan secara intensif

RUU tentang Pertanahan yang diarahkan untuk menjawab berbagai permasalahan

agraria/pertanahan di Indonesia.

Berbagai tahap kegiatan dalam penyusunan RUU ini telah dilalukan oleh Komite I.

Dan saat ini Komite I telah membentuk Tim Pakar. Selain didukung oleh para pakar tersebut,

dalam penyusunan RUU ini, Komite I juga dibantu oleh Prof. Maria Soemardjono, Prof. SB

Silalahi, dan Prof. Nur Hasan Ismail secara simultan dan intensif.

Perlu kiranya kami informasikan bahwa setelah dilakukan kajian secara mendalam

bersama dengan Tim Pakar serta hasil dari kegiatan studi referensi yang dilakukan

sebelumnya. Komite I menarik kesimpulan dan perlu kiranya disampaikan kepada sidang

paripurna pada hari ini bahwa judul RUU yang pada awalnya merupakan RUU Pertanahan

diubah menjadi RUU Hak-hak Atas Tanah.

Saat ini Komite I beserta Tim Pakar tengah mempersiapkan naskah akademik dan

draft RUU yang diharapkan pada tanggal 13 Maret 2012 akan dapat dilakukan seminar/uji

sahih di Provinsi Lampung, Provinsi DIY, dan Provinsi Maluku. Perlu juga kami sampaikan

pula bahwa Komite I mentargetkan RUU ini dapat disahkan pada akhir masa sidang III.

RUU tentang Provinsi Kepulauan.

Berangkat dari paradigma pembangunan yang tidak membedakan karakteristik

teresterial dan karakteristik aquatik, Komite I berinisiatif untuk menyusun sebuah RUU yang

mengatur khusus wilayah kepulauan dengan dimensi-dimensi yang dimilikinya. Dengan

melekatkan diri sebagai pengaturan khusus, merujuk pada pengakuan daerah khusus yang

diakui didalam konstitusi UUD Negara Republik indonesia 1945. Aspirasi terhadap

penyusunan RUU ini juga datang dari berbagai provinsi yang memiliki kepulauan seperti

Maluku, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, NTB, NTT, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

Kami informasikan bahwa saat ini Komite I tengah membentuk Tim Pakar.

Selanjutnya pada tanggal 6 Maret 2012, Komite I juga akan melaksanakan kegiatan

FGD dalam rangka penyerapan aspirasi masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara, NTT,

Page 9: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

8

Bangka Belitung. Komite I juga akan mentargetkan agar pada masa sidang IV yang akan

datang RUU ini dapat disahkan menjadi keputusan DPD RI.

RUU Penataan Ruang.

Sebagaimana aspirasi masyarakat dan daerah yang masuk melalui Komite I, terkait

dengan keberadaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang

tidak responsif dan TIDAK mengakomodir kepentingan daerah, maka Komite I sejak awal

masa sidang III telah merencanakan untuk melakukan penyusunan RUU inisiatif terhadap

RUU Tata Ruang. Penyusunan RUU diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap

problematika penataan ruang di daerah yang hingga saat ini justru tidak terselesaikan dengan

undang-undang yang lama.

Dalam pembahasannya, Komite I saat ini tengah melakukan inventarisasi materi lebih

mendalam dan dalam tahap seleksi Tim Pakar diharapkan dapat membantu penyusunan RUU

ini.

Pandangan DPD RI terhadap RUU.

Pertama, pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Desa.

Saat ini pemerintah telah menyelesaikan RUU tentang Desa yang memisahkan

substansi tersebut dari Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Sesuai dengan kewenangan

konstitusional yang diberikan kepada DPD RI, maka melalui Komite I telah disusun

pandangan terhadap RUU tentang Desa. Penyusunan pandangan ini tentunya tidak terlepas

dari keputusan politik DPD RI yang telah dituangkan didalam RUU tentang Desa usul

inisiatif DPD RI yang telah kita sahkan sebelumnya.

Adapun beberapa pokok catatan yang terdapat dalam pandangan ini diantaranya. Saya

tidak akan bacakan karena banyak sekali.da point-point penting saja yang akan saya

sampaikan dihadapan sidang yang terhormat ini. Point ke-5 dari catatan ini, DPD RI secara

tegas memandang desa sebagai negara kecil. Negara kecil bukanlah negara ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, melainkan sebagai organisasi lokal yang memiliki wilayah,

kekuasaan, rakyat, sumberdaya (agraria, hutan, sungai, dan sebagainya).

Kemudian alam hal perangkat desa. Pengisian sekdes dengan PNS menjadi isu yang

sangat kontroversial. Kebijakan birokratisasi desa yang dimulai sejak Undang-Undang No.

32/2004 ini menimbulkan gelombang protes dari Persatuan Perangkat Desa seluruh Indonesia

(PPDI), sehingga mereka sekarang juga menuntut untuk diangkat menjadi PNS. DPD

berpandangan bahwa birokratisasi desa semacam itu kontraproduktif dengan otonomi lokal,

tetapi kebijakan pemerintah tentang pengangkatan sekdes menjadi PNS atau pengisian sekdes

dengan PNS merupakan kebijakan diskriminatif yang menimbulkan gejolak di desa,

khususnya kesenjangan antara sekdes dan perangkat desa lainnya, sehingga mengurangi

efektivitas penyelenggaraaan pemerintahan dan pembangunan di desa. Oleh karena itu DPD

berpendapat, jika pemerintah mengangkat sekdes menjadi PNS atau mengisi sekdes dengan

PNS, maka bertitik tolak dan konsisten dengan pemilihan tersebut, maka semua perangkat

desa seharusnya menjadi PNS, sesuai dengan aspirasi PPDI

Selanjutnya, DPD RI berpendapat bahwa rekognisi terhadap desa harus diikuti

dengan redistribusi. Rekognisi merupakan manifestasi dari keadilan budaya, sementara

redistribusi merupakan manifestasi dari keadilan ekonomi. DPD berpendapat bahwa ADD

dari APBN merupakan penjabaran dari prinsip rekognisi dan redistribusi itu, sebagai bentuk

komitmen keadilan negara terhadap desa, sekaligus sebagai bentuk visi membangun desa

yang lebih mandiri dan sejahtera. Karena itu DPD berkomitmen angka 5% dari total APBN

untuk ADD.

Bersamaan dengan sidang paripurna pada hari ini, kami Komite I mengharapkan agar

DPD RI dapat mensahkan pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Desa sebagai

keputusan DPD RI. Draft Pandangan terlampir.

Page 10: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

9

Pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Pemilihan Kepala Daerah.

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki DPD, maka melalui Komite I telah disusun

pandangan terhadap RUU tentang Pemilukada. Perlu diinformasikan pula bahwa dalam

penyusunan pandangan ini Komite I tetap berpegang teguh pada keputusan politis DPD RI

terkait pemilihan kepala daerah yang dituangkan dalam RUU tentang Pemilihan Umum

Kepala Daerah sebagai usul inisiatif DPD RI yang telah disahkan beberapa waktu yang lalu.

Adapun beberapa pokok pikiran yang terdapat dalam pandangan ini juga kami

ringkas dan bisa dilihat lebih lanjut dalam lembaran kertas yang sudah ada.

Pertama, sesuai dengan judul RUU, pemerintah beranggapan bahwa pemilihan kepala

daerah bukan merupakan rezim pemilihan umum sehingga judul RUU ini adalah RUU

Pemilihan Kepala Daerah. Dalam hal ini DPD RI tetap berpandangan bahwa pemilihan

kepala dearah merupakan bagian dari rezim pemilihan umum sehingga judul RUU tetap

RUU tentang Pemilukada.

Kemudian, dengan berbagai argumentasi, pemerintah mengusulkan gubernur dipilih

oleh DPRD. DPD RI berpendapat pemilukada dengan pemilihan langsung merupakan

mekanisme paling demokratis sehingga tetap dipertahankan.

Kemudian, pemerintah mengusulkan (1) Kepala Daerah terpilih mengusulkan satu

nama kepada DPRD untuk mendapat pertimbangan DPRD. (2) Jabatan Wakil kepala daerah

adalah jabatan administratif karir. (3) Masa jabatan wakil kepala daerah adalah sama dengan

masa jabatan kepala daerah yang mengusulkannya. DPD RI mengusulkan: (1) Kepala daerah

mengusulkan nama sejumlah nama calon untuk dipilih oleh DPRD. (2) Jabatan wakil kepala

daerah adalah jabatan politik. (3) Wakil kepala daerah dapat menggantikan kepala daerah

dalam hal berhalangan tetap. (4) Kebutuhan wakil kepala daerah akan diatur lebih lanjut

dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah.

Kemudian terkait pengawasan, DPD RI mendorong penguatan Bawaslu dan

Panwaslu. Undang-Undang Pemilukada perlu mengatur pengawasan secara detil dan

terperinci pada setiap tahapan karena draf pemerintah tidak memuat hal tersebut, yaitu

meliputi aspek yang diawasi, kewenangan pengawas terhadap aspek yang diawasi, serta

mekanisme pengawasan dalam proses tersebut.

Selanjutnya, terkait dengan sengketa, pemerintah mengembalikan sengketa hasil

pilkada ke Mahkamah Agung. DPD RI tetap konsisten menempatkan pilkada sebagai pemilu

sehingga sengketa pemilukada diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi.

Bersamaan dengan sidang paripurna pada hari ini, kami Komite I mengharapkan agar

DPD RI dapat mengesahkan pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Pemilukada

sebagaimana draft pandangan terlampir.

Pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang.

Pertama, Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara

Masih mengemukanya berbagai persoalan perbatasan negara, telah menggerakkan

Komite I untuk terus menjadikan isu perbatasan sebagai permasalahan yang perlu untuk

disikapi. Pada masa sidang II Komite I telah melaksanakan kegiatan kunjungan kerja dalam

rangka pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Wilayah Negara, yaitu ke Nusa Tenggara Timur dan Maluku. Selain itu dalam rangka

memperkuat substansi hasil pengawasan Komite I juga telah melakukan beberapa kegiatan,

diantaranya rapat kerja, RDPU dan sebagainya.

Adapun secara substansial pokok-pokok bahasan yang ada dalam hasil pengawasan

terhadap Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara telah

menghasilkan beberapa catatan penting, diantaranya :

Pertama, terkait dengan penataan garis batas darat, laut, dan udara Pemerintah

Indonesia perlu untuk didorong segera menyelesaikan Outstanding Boundaries Problems

(OBP) yang masih belum selesai dengan memegang konsep pagar hidup atau Social-Security

Page 11: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

10

Belt Area yang mengintegrasikan konsep keamanan militer dengan sipil yang mendekatkan

keamanan dengan kesejahteraan.

Kemudian kami bacakan point yang keempat. Pemerintah perlu meningkatkan

koordinasi kelembagaan dan sinkronisasi program. Usaha ini bermaksud untuk menghindari

penanganan masalah yang lepas kontrol atau tumpang-tindih. Sehingga tidak ada program

yang tidak sinkron atau mengurangi ketidaksinkronan program antara satu departemen

dengan departemen yang lain.

Point kelima, kapasitas kewenangan kelembagaan BNPP perlu ditingkatkan dari yang

sifatnya koordinatif menjadi instruktif, termasuk pemusatan anggaran dan wilayah garapan.

DPD RI memandang perlu adanya kementerian tersendiri yang akan mengatur masalah

perbatasan.

Pada point 9, secara umum, DPD RI juga merekomendasikan hal-hal terkait dengan

substansi dan implementasi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah

Negara. Diantaranya memperkuat substansi undang-undang yang cenderung menempatkan

kawasan perbatasan dalam perspektif perbatasan darat, hubungan pusat dan daerah,

kelembagaan, model keikutsertaan masyarakat, larangan dan sanksi pelanggar batas.

Point 10, untuk menjalankan maksud sebagaimana diatas, maka Komite I juga

merekomendasikan dalam pengawasan ini agar Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008

tentang Wilayah Negara harus direvisi.

Bersamaan dengan sidang paripurna hari ini, kami Komite I mengharapkan agar DPD

RI dapat mengesahkan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43

Tahun 2008 tentang Wilayah Negara sebagaimana terlampir.

Pengawasan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Berbagai kasus kekerasan seperti di Mesuji Lampung, NTB, Ciukesik Banten,

Madura, free port Papua, dll mengindikasikan adanya pelanggaran HAM. Jumlah pengaduan

masyarakat tentang dugaan pelanggaran HAM ke Komnas HAM hingga November 2011

sebanyak 3.780 kasus pengaduan.

Sejumlah tindakan kekerasan di daerah tersebut, tidak diimbangi dengan penegakan

hukum yang adil dan memadai. Institusi penegak hukum belum mencerminkan netralitas

dalam melakukan perlindungan terhadap warga Negara. Di lain pihak peradilan masih jauh

dari harapan untuk menjadikan ruang yang adil bagi semua pihak.

Momentum penguatan mekanisme perlindungan HAM menjadi agenda penting,

apalagi sejak diundangkannya Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia. Bersamaan dengan terus meningkatnya pelanggaran terhadap HAM dan aspirasi

masyarakat kepada Komite I. Maka pada masa sidang ini Komite I juga telah melakukan

pengawasan terhadap undang-undang ini.

Rangkaian kegiatan pengawasan telah dilakukan diantaranya adalah RDP, RDPU, apat Kerja

dengan Komnas HAM dan kunjungan kerja.

Kemudian beberapa pokok substansi hasil pengawasan terhadap pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Saya bacakan mulai

point ketiga, pengawasan DPD RI juga menggarisbawahi keterbatasan kewenangan Komnas

HAM, terbatas karena bukan merupakan penyidik pro justitia. Komnas HAM hanya

berwenang pada tahap penyelidikan, sementara proses penyidikannya merupakan

kewenangan Jaksa Agung.

Point keempat, pengawasan DPD RI menyebutkan institusi-institusi yang juga paling

banyak melakukan pelanggaran HAM, diantaranya adalah kepolisian, perusahaan swasta dan

pemda. Berbagai kasus pelanggaran HAM yang melibatkan aparat penegak hukum dan

birokrasi menunjukkan masih minimnya pemahaman terhadap konsepsi HAM dalam

pelaksanaan kebijakan, keputusan dan tindakan sehari-hari.

Page 12: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

11

Point 6, masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam perlindungan, penegakan dan

pemajuan HAM.

Bersamaan dengan sidang paripurna pada hari ini Komite I mengharapkan agar DPD

RI dapat mengesahkan hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39

tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia sebagaimana terlampir.

Usul pembentukan daerah otonomI baru.

Sebagaimana aspirasi yang masuk melalui Komite I terkait dengan usulan

pembentukan daerah otonomI baru (DOB). Maka pada Masa Sidang III ini Komite I akan

melaksanakan kunjungan kerja sebagai upaya untuk meninjau persiapan fisik pembentukan

DOB di Provinsi Papua terkait dengan pembentukan Kota Merauke, Provinsi Nusa Tenggara

Timur terkait dengan pembentukan Kabupaten Malaka sebagai pemekaran dari Kabupaten

Belu, Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait dengan pembentukan Kabupaten Lombok Selatan

sebagai pemekaran Kabupaten Lombok Timur yang rencananya akan dilaksanakan pada

tanggal 18 sampai 22 Februari.

Selain ketiga DOB tersebut, pada tanggal 25 s.d. 29 Maret 2012, Komite I juga akan

melakukan kunjungan kerja dengan perihal yang sama di Provinsi Papua terkait dengan

pembentukan Kabupaten Ketengban sebagai pemekaran dari Kabupaten Pegunungan

Bintang, Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait dengan pembentukan Kota Samawarea

sebagai pemekaran Kabupaten Sumbawa Barat, dan Provinsi Sulawesi Barat terkait dengan

pembentukan Kabupaten Balanipa sebagai pemekaran dari Kabupaten Polewali Mandar.

Advokasi terhadap aspirasi masyarakat dan daerah.

Pelaksanaan program e-KTP:

Sebagai komitmen Komite I untuk terus melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan program e-KTP yang saat ini tengah menjadi program pemerintah. Maka

Komite I juga telah melakukan kunjungan ke Kementerian Dalam Negeri untuk meninjau

secara langsung pengelolaan e-KTP pada tanggal 30 Januari 2012. Adapun beberapa

kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dimaksud:

1. Permasalahan jaringan listrik menjadi kendala utama dalam keberhasilan program e-

KTP.

2. Kontrak kerja sama dengan pihak konsorsium harus ditinjau kembali karena tidak ada

aturan sanksi bagi pihak konsorsium jika tidak dapat menunaikan kontrak tepat pada

waktunya. Sehingga terkesan pemerintah tersandera oleh pihak konsorsium.

3. Masih terjadi pungutan liar di daerah-daerah terhadap pelaksanaan e-KTP yang

seharusnya gratis. Dilain pihak hingga saat ini belum ada sanksi untuk pelanggaran-

pelanggaran yang terjadi di lapangan terkait pelaksanaan program e-KTP.

4. Dengan adanya penambahan ratusan jumlah kecamatan hasil pemekaran Kementerian

Dalam Negeri dana tambahan sekitar 774 miliar untuk pelaksanaan program e-KTP.

Penyelesaian Pelanggaran HAM di Bima Nusa Tenggara Barat.

Menyikapi aksi bentrok massa dengan aparat yang terjadi di pelabuhan Sape Bima

pada tanggal 24 Desember 2011, anggota Komite I dan Komite II melalui penugasan dari

pimpinan DPD RI melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Bima pada tanggal 26-28

Desember 2011 guna melihat kondisi masyarakat serta berdialog dengan pemerintah daerah

dan pihak-pihak terkait lainnya.

Melalui rapat kerja DPD RI dengan Bupati Bima, Ketua DPRD, anggota DPRD,

Kapolres serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang berlangsung di Kantor DPRD Bima

pada tanggal 27 desember 2011 menghasilkan kesepakatan sebagai berikut :

Page 13: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

12

Pertama, rapat dapat memahami pengambilan tindakan upaya paksa yang terpaksa

dilakukan oleh Polres Kota Bima dan menyerahkan kepada Mabes Polri dan Komnas HAM

untuk melakukan penilaian tentang kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM.

Kedua, rapat menghargai langkah Bupati Bima menghentikan sementara kegiatan

eksplorasi oleh PT. Sumber Mineral Nusantara melalui Keputusan Bupati Bima dan sepakat

mengambil langkah-langkah dalam rangka mengakomodasi dan menindaklanjuti aspirasi

masyakarakat, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut, tidak saya bacakan.

Ketiga, rapat sepakat untuk mengambil langkah-langkah pemulihan keamanan dengan

kegiatan di antara lain sebagaimana yang ada pada a,b sampai c.

Penutup.

Demikian laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite I untuk Sidang Paripurna

ke-10 DPD Masa Sidang III Tahun Sidang 2011-2012 yang dapat kami sampaikan. Atas

perhatian pimpinan dan seluruh anggota DPD RI serta hadirin kami ucapkan terima kasih.

Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

23. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kita ucapkan kepada pimpinan Komite I yang telah menyampaikan

banyak hal yang menurut saya tidak bisa saya potong karena banyak substantif yang harus

diambil keputusan pada sidang paripurna pada pagi ini.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian kepada kita, setelah kita mendengarkan kepada kita

diminta untuk mengambil keputusan. Pertama adalah keputusan DPD RI dan tentang

pandangan dan pendapat DPD terhadap RUU tentang Desa. Yang kedua, keputusan DPD

terhadap pandangan DPD terhadap RUU tentang Pemilihan Kepala Daerah. Yang ketiga,

keputusan DPD RI tentang pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor

39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Yang keempat, keputusan DPD RI tentang

pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang

Wilayah Negara. Apakah kita dapat menyetujui?

Silakan Pak Abdurachman.

24. PEMBICARA : Drs. H. ABDURACHMAN LAHABATO (MALUKU UTARA)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Abdurachman Lahabato, B-120 Maluku Utara.

Terima kasih kesempatan yang diberikan. Saya mencermati benar laporan Komite I

terkait dengan beberapa hal, satu diantaranya termasuk daerah otonom baru. Saya ingin

sharing bahwa terkait dengan kunjungan fisik daerah otonom daerah baru yang selama ini

biasa dilakukan telah mendapat surat resmi dari daerah induk, dari daerah yang akan

dijadikan daerah otonom baru, sepertinya ini dibicarakan ulang. Kenapa? Karena katakanlah

misalnya beberapa waktu lalu DPR RI Komisi II untuk memutuskan 23 daerah otonomi baru

yang akan disampaikan ke pemerintah dan DPD RI. Kalau yang nanti dikunjungi adalah

kurang lebih 6 daerah otonom baru, itu artinya mekanisme selama ini perlu dibicarakan

ulang. Karena amanat Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Nomor 27 itu

mengisyaratkan Dewan Perwakilan Daerah untuk melaksanakan tugas-tugas sebagian dari

sebagian tugas itu. Karena itu saya menyarankan agar mekanisme itu perlu dipikirkan ulang.

Terima kasih.

Page 14: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

13

25. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, silakan Pak Tonny Tesar.

26. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita sekalian.

Bapak-Ibu yang saya hormati, saya memberikan apresiasi yang baik sekali untuk

Komite I yang sudah memberikan pertimbangan, khususnya masalah pertimbangan untuk

Undang-Undang Pilkada, pemerintah daerah, pemilihan umum. Saya lihat di point

persyaratan calon saya kira untuk partai politik sudah cukup baik, DPD sudah memberikan

pertimbangan untuk tetap pada posisi 15%. Namun untuk perseorangan saya kira, saya

berikan sedikit gambaran, dari pengalaman pilkada yang terjadi di Indonesia calon

perseorangan hampir semua tidak menang. Dan kalau kita lihat di setiap daerah dukungan

yang diberikan minimal 3,5% atau 3% atau 5% itu, itu dalam kenyataan di hasil pilkada tidak

ada yang mencapai sama dengan angka dukungan atau paling tidak lebih sedikit, semua

dibawah. Sehingga saya melihat bahwa kalau calon perseorangan tidak diperketat dengan

batasan yang cukup baik ini akan menjadi satu masalah besar masalah biaya dan lain-lain,

karena tentunya untuk melakukan satu pilkada ini hampir semua orang ingin maju. Dan kalau

syaratnya tidak diperketat itu akan menjadi pilkada yang berulang kali, putaran yang

berulang kali dan merugikan. Pengalaman tidak ada yang menang kecuali di Aceh, kalau

salah mungkin nanti ada yang bisa tambah. Iya, mungkin ada yang bisa tambah satu, tapi ini

pengalaman. Jadi saya usulan yang disampaikan bahwa harus dari DPT saya kira ini kurang

baik. Harus sesuai dengan jumlah penduduk, itu yang seperti diawal itu sudah cukup baik.

Karena ini pertimbangan pertama kali DPD, DPD RI yang ini menjadi pertimbangan untuk

angka-angka ini, angka-angka yang moderat ini diambil dari jumlah penduduk periode lama.

Jadi kalau ini sekarang kita pengalaman yang ada bisa diberikan gambaran untuk kita kenapa

diambil DPD, nah itu.

Yang kedua, masalah sengketa hasil. Saya kira ini yang disampaikan disini oleh

teman-teman di Komite I saya kira ini tidak relevan dengan permasalahan kekinian, karena

ini cuma dipergunakan bahwa Undang-Undang Dasar itu menyebutkan bahwa pemilu itu

masuk, pemilukada termasuk rezim pemilu sehingga sengketanya harus di Mahkamah

Konstitusi. Ini pertimbangan yang saya merasa bahwa pertimbangan tidak perlu untuk DPD

kalau memberikan pertimbangan untuk ini. Kita harus melihat masalahnya. Masalahnya

bahwa pilkada ini di Indonesia ini kan terjadi di atas 500 pilkada dan setiap tahun 200

pilkada ada. Dengan keterbatasan mahkamah yang ada 9 orang ini apakah pertanyaannya

apakah meraka bisa lakukan keputusannya yang baik, yang adil.

Yang kedua, kalau kita melihat hak kedaulatan rakyat itu adalah ditangan rakyat,

rakyat yang memilih pemimpinnya, bukan 9 orang Mahkamah Konstitusi yang memilih

kepala daerah di suatu tempat. Ini pengalaman. Karena apa? Setiap keputusan Mahkamah

Konstitusi untuk memutuskan bahwa harus ada pemilukada ulang itu tidak ada yang merubah

komposisi atau hasil yang sudah ditetapkan oleh KPU sebelumnya. Tidak ada yang merubah.

Artinya apa? ini biaya pemborosan yang sangat besar sekali. Terakhir kita lihat di Papua

Barat dan Pekanbaru, kota Pekanbaru dan di lain-lain Pandeglang, Tangerang Selatan, di

Papua itu ada Merauke, ada Supiori, kota Jayapura, ini biaya yang di keluarkan banyak, hasil

toh dilakukan pilkada ulang, ya tetap saja hasil KPU itu benar. Artinya ini kedaulatan ada

ditangan rakyat bukan di Mahkamah Konstitusi, begitu. Jadi pertimbangan DPD untuk

memberikan pertimbangan bahwa harus rezim pemilu jadi sengketanya harus di Mahkamah

Page 15: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

14

Konstitusi saya kira ini perlu di pertimbangkan secara baik sehingga tidak terjadi seperti

yang sudah terjadi.

Yang kedua, kalau itu di bawa ke Mahkamah Konstitusi.

27. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Mohon waktunya Pak Tonny.

28. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)

Dibawa ke Mahkamah Konstitusi itu Pasal 24 C Undang-Undang Dasar menyebutkan

bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi itu final. Dimana rasa keadilan kita di dalam

mencari keadilan? Ketika ada keputusan Mahkamah Konstitusi yang keliru, katakan tanda

kutip, dan ini terjadi dibanyak tempat. Dimana mencari rasa keadilan? Jadi saya kira

pertimbangan ini tolong dari teman-teman Komite I untuk bisa memberikan sedikit masukan

agar bisa memperbaiki ini. Terima kasih Pak Ketua.

29. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ada lagi yang dari luar Komite? Silakan Pak Supartono. Mohon waktunya.

30. PEMBICARA : Ir. SUPARTONO (JAWA TIMUR)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mungkin saya hanya usulkan atau ini semacam klarifikasi. Tentang tadi telah,

mungkin saya dengar, tentang perubahan judul RUU Pertanahan menjadi RUU Hak-hak Atas

Tanah. Saya kalau melihat dari kata hak itu adalah kata majemuk jadi tidak perlu dua kali.

Mungkin RUU tentang hak atas tanah, bukan hak-hak atas tanah, itu satu. Kedua, secara

esensi dan filosofi memang hak atas tanah itu sangat bagus, tetapi saya ingin klarifikasi

bagaimana alasan secara sosiologi dan yuridis berkaitan penggeseran nama judul itu RUU

Pertanahan menjadi RUU, dengan bahasa saya hak atas tanah itu. Terima kasih, itu saja.

31. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-Ibu sekalian, saya rasa dengan beberapa catatan tadi, sebelum saya,

sedikit Pak Fatwa. Silakan Pak fatwa.

32. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Itu menarik sekali pandangan Pak Tonny dari Papua. Tapi mengenai MK itu yaitu

Undang-Undang Dasar, jadi kita harus masukan didalam kompilasi usulan amandemen. Jadi,

tapi itu memang sudah banyak protes sekarang ini bahwa keputusan-keputusan MK itu juga

banyak yang tidak objektif saya kira. Tapi kemudian tadi itu mengenai hak, saya kira yang

benar adalah hak-hak. Terima kasih.

33. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Silakan pimpinan Komite I untuk bisa merespon untuk bagaimana nanti kita

menyempurnakan sebelum kita serahkan nanti kepada DPR. Kami perilakan.

Page 16: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

15

34. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (WAKIL KETUA

KOMITE I)

Terima kasih pimpinan.

Pertama saya akan menjawab apa yang disampaikan, yang dipertanyakan oleh Pak

Tonny. Saya kira secara lugas sudah di jawab oleh Pak Fatwa, karena ini adalah beruntut dari

konstitusi sampai undang-undang mengatur seperti itu. Kemarin itu berkembang di

pembahasan di konsinyering juga Pak Tonny, bagaimana kita memperkuat posisi Bawaslu

dan Panwaslu itu. Dia bukan saja melakukan semacam pemeriksaan berkas administrasi, tapi

dia diberikan, jika terjadi sengketa pemilu itu, malah saran teman-teman waktu kita

diskusikan dengan para pakar, diajukan yudikasi namanya. Jadi ada upaya banding yang

dilakukan, misalnya pemilukada di kabupaten/kota, bupati dan walikota. Jika memang terjadi

pelanggaran itu Bawaslu berhak memutuskan perkara itu apakah dia di dis atau tidak. Dan

nanti ada upaya banding oleh orang yang, misalnya bupati tidak puas dengan keputusan

Bawaslu, dia boleh melakukan suatu proses hukum lagi yang kita sebut dengan ajudikasi. Itu

disampaikan provinsi dan sampai ke pusat. Ternyata itu memang mendapat pandangan-

pandangan yang cukup signifikan. Akhirnya kita tetap merujuk karena konstitusi mengatur

bahwa sengketa pemilu itu diatur penyelesaiannya ke Mahkamah Konstitusi terkait dengan

perselisihan perhitungan suara. Jadi tetap ke Mahkamah Konstitusi. Padahal pemerintah

dalam konsepnya itu adalah mengembalikan kepada Mahkamah Agung dan Mahkamah

Agung men-delivery kepada pengadilan tinggi di setiap provinsi.

Pagi hari ini saya kira dalam sidang paripurna ini kesempatan bagi kita untuk

melakukan perbaikan, tetapi itu hasil yang dilakukan oleh Komite I pada konsinyering

terakhir kemarin itu. Saya kira itu komentar kami Pak Ketua.

Kemudian terkait dengan istilah penggunaan hak-hak atas tanah yang disampaikan

oleh Bapak Supartono. Di Undang-Undang 560 tentang Undang-Undang Pokok Agraria juga

menyebutkan tentang itu hak-hak atas tanah. Kemudian di PP 24 Tahun 1997 juga

menyangkut persoalan nomenklaturnya juga hak-hak atas tanah. Makanya secara konsisten

Komite I melanjutkan istilah-istilah yang dipakaikan oleh Undang-Undang UPA 560 dan PP

24 Tahun 1997 itu. Terima kasih.

35. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi dengan beberapa catatan tadi bisakah kita sepakati dari semua hasil dari

Komite I? Baik.

Terima kasih. Tepuk tangan buat pimpinan Komite I dan anggotanya.

Selanjutnya kami persilakan pada pimpinan Komite II untuk menyampaikan

laporannya.

36. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KETUA KOMITE II)

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang, salam sejahtera selalu buat kita semua.

Om Swastyastu.

KETOK 2X

Page 17: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

16

Yang saya hormati pimpinan DPD RI, pimpinan alat kelengkapan DPD RI, anggota

DPD RI, seketariat jenderal DPD RI beserta jajarannya, teman-teman wartawan media cetak,

elektronik, serta hadirin yang sangat kami muliakan.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Komite II secara singkat akan menyampaikan laporan perkembangan tugas pada masa

sidang III tahun sidang 2011-2012. Pertama, kepada seluruh anggota DPD RI masa sidang III

tahun 2011-2012 memohon dengan hormat pengesahan pertama RUU Jalan sebagai

pengganti dari RUU Jalan Nomor 38 Tahun 2004.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, secara ringkas akan saya sampaikan apa yang

dibacakan oleh Ketua DPD pada pembukaan tadi banyak sekali kejadian-kejadian yang

sangat tragis tentang pengguna jalan dan memakan korban yang sangat banyak di beberapa

daerah. Oleh sebab itu RUU Jalan Nomor 38 Tahun 2004 perlu diganti dengan RUU Jalan

inisiatif DPD RI. Karena apa? Ada 4 faktor kalau kita bicara keselamatan yaitu 4K,

Keamanan, Keselamatan, Kenyamanan, dan Kegunaan pengguna jalan pada undang-undang

terdahulu itu belum dikupas secara jelas dan tuntas. Kedua, selama ini RUU yang ada 4

klasifikasi jalan, jalan kabupaten, jalan provinsi, jalan nasional dan jalan strategi khusus,

jalan strategi nasional. Insya Allah pada RUU yang akan dimintakan pengesahan oleh

anggota semua pada forum yang sangat berbahagia ini ada satu lagi yaitu jalan khusus. Dan

banyak sekali Bapak-Ibu sekalian sekarang import mobil dan lain-lain itu kapasitas jalan kita

untuk tekanan gandarnya cuma 20 ton, tapi pemerintah mengimport mobil lebih dengan

kekuatan tekanan gandar dari 20 ton, 30 ton, 40 ton, selama ini yang kita sampaikan atau kita

dapati, kita melakukan aspirasi penyerapan di daerah yang dikunjungi oleh Komite II.

Kearifan lokal juga tidak digunakan. Dulu kita tahu semua bahwa yang namanya

aspal button di Sulawesi Tenggara hampir 100 tahun kedepan kalau memang ini digunakan

ini bisa untuk membantu. Pertama devisa dari daerah itu, kedua untuk negara, sangat murah,

efisien dengan kualitas yang sangat bagus. Itu juga kearifan local material lokal kita masukan

di undang-undang inisiatif daripada DPD RI yang akan kita mintakan persetujuan.

Kedua, yang minta untuk disahkan pandangan, pendapat DPD terhadap RUU Pangan.

Ini kita akan lebih intens lagi dengan Komisi IV dan sudah ada suatu komunikasi yang bagus.

Selama ini tadi sudah dijelaskan oleh Wakil Ketua MPR sebaiknya kita menjadi contoh.

Wakil ketua MPR-nya tadi ada, bahwa sebaiknya makanan-makanan tidak usahlah namanya

jeruk dari luar negeri, beras dari mana-mana dan lain sebagainya. Insya Allah pandangan

pendapat kita tentang RUU Pangan semua itu akan kita kawal habis. Itu kira-kira pointer-

pointer sangat penting, termasuk label-label perdagangan khususnya untuk pangan yang

sedang berkembang di daerah menyangkut tentang perdagangan yang sangat bebas dan salah

substansinya di negeri kita ini. Jadi saya ulangi saya mohon kepada seluruh anggota,

pimpinan dan sebagainya, RUU Jalan dan pandangan pendapat DPD RI terhadap RUU

Pangan untuk bisa disahkan.

Kedua, yang sedang dikerjakan Komite II DPD RI. Pertama inisiatif, sesuai konstitusi

yang ada akan dibahas atau diinisiatifi. Pertama RUU tentang Badan Usaha Milik Daerah.

Sudah kita lihat bersama bagaimana BUMD di daerah. Kedua, RUU tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara. Kita

bisa lihat bersama disini bahwa kedaulatan energi, kedaulatan pertambangan sudah terabrasi

oleh kepentingan-kepentingan asing, dan pemerintah tidak sanggup untuk melakukan

negosiasi-negosiasi kontrak karena RUU atau undang-undang yang ada tidak tersirat dengan

jelas untuk diadakan suatu negosiasi kontrak. Sehingga Komite II menginisiatif untuk RUU

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral dan Batubara untuk dirubah.

Setelah inisiatif saya sampaikan juga pandangan dan pendapat yang sudah masuk ke

DPD RI. Pertama, pandangan pendapat DPD terhadap RUU Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani. Kedua, pandangan dan pendapat DPD RI terhadap RUU Percepatan Pembangunan

Page 18: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

17

Daerah Tertinggal. Ini sangat menarik walaupun isu-isu ini kurang seksi dibanding isu-isu

lain, namun kenyataanya sebenarnya 2 RUU yang telah diinisiatifi oleh Pemerintah dan DPR

ini sangat menyentuh daripada roh para konstituen kita di daerah. Banyak penyerobotan-

penyerobotan lahan petani untuk pertambangan umum dan lain sebagainya. Dimana

pemerintah daerah tidak berkutik ketika menghadapi persoalan-persoalan yang telah saya

sebutkan di atas tadi. Ketiga, masalah pengawasan sesuai konstitusi yang ada pada masa

sidang III ini Komite II mengawasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas.

Dan point yang sangat menarik adalah konversi minyak ke gas. Kita telah melakukan

kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat. Dimana kita melihat sendiri dengan melakukan

RDP dengan pemerintah terkait dan masyarakat daerah belum siap untuk dikonversi minyak

ke gas atau dari gas ke gas lain. Kedua, pengawasan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007

tentang Penanggulangan Bencana. Kita juga melakukan kerja ke Nusa Tenggara Barat,

bahwa dari 14 kriteria bencana nasional 10 diantaranya ada di Nusa Tenggara Barat. Namun

perlu saya sampaikan disini bahwa masalah penanggulangan bencana nasional ini terbaik

adalah Jawa Barat kedua adalah Nusa Tenggara Barat. Kita kasih applause buat dua provinsi

tersebut.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Banyak sekali janji-janji Pemerintah Pusat untuk Nusa Tenggara Barat, akan kasih

suatu reaksi cepat seperti helikopter dan lain-lain. Oleh sebab itu saya sarankan kepada

anggota DPD RI dari Komite II untuk menagih janji itu. Sehingga dalam waktu cepat Insya

Allah Nusa Tenggara Barat mendapat satu helikopter untuk mengatasi bencana-bencana alam

yang ada di daerah khususnya Nusa Tenggara Barat.

Bapak Ibu sekalian yang saya hormati.

Selain inisiatif pandangan pendapat dan pengawasan, pada masa sidang ketiga ini

Komite II fokus pertama untuk melakukan RDP-RDP seperti Komite-komite lain ataun alat-

alat kelengkapan lain. Kedua, akan melakukan dengan giat dan gencar advokasi-advokasi

kepada daerah. Saya pikir inilah yang sangat strategis kepada daerah, kepada apa yang akan

kita berikan kepada daerah mengenai advokasi-advokasi yang telah dinanti oleh seluruh

daerah di 33 provinsi. Contohnya masalah Masuji, masalah Bima dan lain sebagainya. Di

Sulawesi Barat kita semua telah melakukan suatu advokasi-advokasi yang baik. Dan sebagai

contoh keberhasilan daripada advokasi kita dengan kelangkaan di Sulawesi Tenggara

terutama di Kabupaten Kolaka, dengan kita mediasi pemerintah daerah yang terkait dengan

Kementerian ESDM Insya Allah dalam waktu dekat di, namanya Sulawesi Tenggara yaitu

Kabupaten Kolaka tidak akan terjadi suatu kelangkaan energi dengan dibangunnya suatu

tanker-tanker minyak disana.

Inilah yang bisa saya laporkan kepada forum yang sangat mulia sidang paripurna

DPD RI. Bayak sekali advokasi perkebunan dan saya menyambut positif dilakukan atau

dibentuklah Pansus tentang agraria dan sumber daya alam. Disinilah kira-kira Bapak-Ibu

sekalian yang bisa saya laporkan kepada seluruh anggota DPD RI di forum sidang ketiga

tahun 2011-2012 Selanjutnya saya atas nama, mohon ijin kepada pimpinan dan seluruh

anggota, atas nama daerah, atas nama 4 teman saya dari Kalimantan Timur yaitu saya pribadi

Pak Luther, Awang Ferdian, KH. Muslihuddin mengucapkan terima kasih, pertama kepada

pimpinan DPD RI, kedua kepada seluruh anggota DPD RI terutama kepada Ibu Aida dari

Komite I dan Pak Cholid dari Komite IV, Pak Malonda dari Sulawesi Tengah, dan Ibu Iin

dari Riau, Pak Djasarmen Purba dari Kepri yang telah membantu dibawah koordinator

lembaga negara kita yaitu DPD RI. Insya Allah pada masa sidang-sidang selanjutnya judicial

review yang kita ajukan kepada MK bisa menang dan diberkati oleh Allah SWT.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.

Terakhir saya mohon ijin kepada pimpinan, karena pada tanggal 11 Februari yang

lalu seluruh anggota Komite II DPD ada di Nusa Tenggara Barat, ketika itu pimpinan

Page 19: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

18

melakukan suatu ulang tahun yang ke-50 usia yang sangat cerdik. Oleh sebab itu saya mohon

ijin kepada pimpinan dan seluruh anggota, tanpa mengorok, tanpa mengurangi daripada

proses hari ini yaitu proses kenegaraan, dan mohon jangan ditulis di notulen kenegaraan,

saya Komite II dan teman-teman lainnya akan menyampaikan rasa kebanggan saya sebagai

negarawan kepada pimpinan DPD RI yaitu Pak Irman, sesuatu. Saya mohon seluruh anggota

Komite II untuk maju kedepan untuk menyerahkan bantuan. Terima kasih.

Akhirulkalam, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

Syalom.

37. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Ini surprise betul ini Bapak-Ibu sekalian. Ini mudah-mudahan tidak merusak acara

paripurna kita. Itulah bedanya. Tapi ini mungkin bentuk kekompakan dan keakraban,

kekeluargaan yang kita bangun. Mudah-mudahan di buku itu juga bagian sebenarnya dari

perjalanan dari DPD dan itu sedikit juga perjalanan daripada keluarga saya. Dimana Pak

Fatwa dulu waktu orang tua saya meninggal beliau datang khusus ke Sumatera Barat karena

beliau adalah sahabatnya orang tua saya juga. Yang inspektur upacara waktu itu Pak Fatwa

ya. Jadi sekali lagi saya merasa bangga dan terima kasih, mudah-mudahan ini adalah

pengabdian kita bersama demi kemajuan bangsa dan daerah yang kita wakili bersama.

Terima kasih Bapak-Ibu sekalian.

Baiklah kita lanjutkan. Bolehkah saya pindahkan ini sebentar ya. Ini pakaian

kebesaran Tapanuli Utara ini.

Bapak-Ibu sekalian, tadi kita telah mendengarkan dari pimpinan Komite II yang telah

menyampaikan progresnya dan juga kepada kita dimintakan dua keputusan. Pertama

mengenai keputusan DPD RI tentang RUU inisiatif tentang jalan. Yang kedua keputusan

tentang pandangan dan pendapat terhadap RUU tentang Pangan. Apakah kedua hal tersebut

bisa kita setujui atau barangkali ada beberapa hal untuk sebagai catatan dalam melengkapi

daripada keputusan tersebut. Setuju?

Terima kasih Bapak-Ibu sekalian. Tepuk tangan buat pimpinan Komite II.

Selanjutnya mari kita teruskan kepada pimpinan Komite III. Kita mohon waktunya

tolong di jaga, karena sebentar lagi akan ada juga acara mengenai kerja sama antara DPD RI

dengan Komnas HAM. Silakan.

38. PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (WAKIL KETUA

KOMITE III)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu, tidak ada.

Yang terhormat Bapak-Ibu pimpinan DPD RI.

Yang terhormat pimpinan alat kelengkapan DPD RI.

Yang terhormat anggota DPD RI.

Yang terhormat Ibu Sesjen, Wasesjen dan jajarannya.

Pada sidang paripurna yang mulia ini perkenankanlah kami menyampaikan laporan

perkembangan pelaksanaan tugas Komite III Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

KETOK 2X

Page 20: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

19

yang meliputi tugas dan wewenangnya. Pada masa sidang III Tahun 2011-2012 Komite III

telah melaksanakan serangkaian kegiatan berupa sidang pleno yang telah dilaksanakan

sebanyak 6 kali, sidang dengar pendapat umum sebanyak 3 kali, rapat kerja sebanyak 1 kali,

kunjungan kerja sebanyak 1 kali, dan finalisasi sebanyak 1 kali.

Sidang dengar pendapat atau sdengar pendapat umum, pertama adalah dengan Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Pakar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI dan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia terkait RUU tentang organisasi masyarakat. Yang

kedua dengan akademisi, praktisi pariwisata, asosiasi organisasi kepariwisataan tentang RUU

Kepariwisataan. Yang ketiga adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Keperawatan dan Dekan

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan tentang RUU Keperawatan.

Rapat kerja Komite III dengan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia adalah

tentang RUU Keormasan pada tanggal 25 Januari 2012. Komite III mengharapkan

Kementerian Dalam Negeri agar melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendataan, pengawasan serta pembinaan dan

evaluasi terhadap organisasi yang berintegrasi dalam mekanisme pendaftaran

terhadap organisasi masyarakat dimaksud dengan memperhatikan azas keadilan,

tranparansi dan tertib hukum.

2. Melakukan optimalisasi koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antar instansi baik

horizontal maupun vertikal dan pembinaan termasuk pemberian sangsi terhadap

organisasi kemasyarakatan.

3. Mengoptimalisasikan peran daerah dalam melakukan pendataan, pengawasan dan

pembinaan termasuk pemberian sanksi terhadap organisasi kemasyarakatan.

4. Memperkuat aturan organisasi asing dalam Rancangan Undang-Undang tentang

Organisasi Masyarakat, termasuk mengenai audit terhadap pandangan organisasi

masyarakat baik bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kunjungan kerja dilakukan kedua daerah yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan

Provinsi Maluku. Sedangkan materi kunjuungan kerja adalah tentang jaminan produk halal

serta RUU Keperawatan. Untuk hasilnya terlampir.

Kemudian inventarisasi materi terkait rencana usul inisiatif RUU tentang

keperawatan. RUU Keperawatan disambut baik dan diharapkan sebagai perlindungan hukum

bagi para perawat, terutama dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Bapak-Ibu pimpinan DPD yang saya hormati serta, Bapak-Ibu anggota DPD dan

hadirin sekalian.

Kemudian mengadakan finalisasi dalam masa sidang III tahun sidang 2011-2012 ini

Komite III melaksanakan finalisasi penyusunan hasil pandangan dan pendapat atas RUU

tentang Organisasi Masyarakat (Ormas). Kesimpulannya antara lain pendirian ormas harus

dipandang sebagai pendirian sebuah wadah pemberdayaan masyarakat yang menunjang cita-

cita pembangunan nasional. Keberadaan ormas asing diperbolehkan setelah memperoleh ijin

operasional dari instansi yang berwenang. Untuk itu melalui sidang paripurna yang mulia ini

mohon perkenan kepada seluruh anggota Dewan Perwakilan daerah Republik Indonesia yang

terhormat untuk mengesahkan laporan hasil pandangan dan pendapat tentang RUU organisasi

masyarakat untuk disahkan menjadi keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia dan dapat disampaikan ke DPR RI dan Pemerintah.

Saya pikir saya tidak membacakan semuanya. Untuk itu akhirnya perkenankan kami

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat pimpinan beserta

seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan kepada semua pihak

yang telah banyak membantu terutama Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia dan jajarannya. Serta media massa yang telah banyak membantu meliput

Page 21: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

20

kegiatan-kegiatan Komite III. Semoga segala upaya yang dberikan mendapat balasan

kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhirnya demikian laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia disampaikan pada hari ini.

Akhirnya Wabilahitaufiq wal hidayah, wa ridho wal inayah, wassalamu'alaikum

warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua.

Tidak sampai 5 menit Pak.

39. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Sidang hadirin yang mulia.

Kita baru saja mendengarkan laporan dari pimpinan Komite III. Dan kepada kita pada

kesempatan ini dimintakan untuk dapatkan persetujuan atas sebuah keputusan DPD Republik

Indonesia tentang pandangan dan pendapat terhadap RUU Organisasi Kemasyarakatan.

Apakah bisa kita setujui? Setuju.

Terima kasih kepada pimpinan Komite III. Tepuk tangan buat semua kita.

Selanjutnya kami persilakan ke pimpinan Badan Kehormatan untuk menyampaikan

laporan dan progress report. Silakan Ibu Aida.

40. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, SE., MM. (KETUA BK)

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om Swastyastu.

Yang terhormat Bapak pimpinan dan Ibu pimpinan DPD, pimpinan alat kelengkapan,

pimpinan Kelompok. Seluruh anggota DPD yang kami banggakan dan kami hormati.

Sekretariat Jenderal DPD dan hadirin yang kami muliakan.

Putri melayu berselendang sutera, indah sungguh dipandang mata. Pagi ini kami

menyampaikan laporan atas nama BK semoga dapat selalu menjaga marwah dan kehormatan

anggota.

Alhamdulillah Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, kita bisa ada disini dan kami juga

atas nama BK menyampaikan selamat ulang tahun kepada pimpinan tanpa kado, tapi doa

yang tulus dari hati kami. Semoga panjang umur dan sukses selalu, hari esok Insya Allah

lebih baik dari pada hari ini.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami banggakan.

Kami ingin disini menyampaikan bahwa kewenangan BK adalah menindaklanjuti

pengaduan terhadap dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh angota DPD RI, serta

melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap Tatib sebagaimana amanat Pasal 246

Undang-Undang 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Pada dasarnya kami telah menerima pengaduan, kami harus laporkan Pak Ketua.

Pada tanggal 27 Oktober menerima pengaduan dari Komite IV terhadap salah seorang

anggota DPD. Berdasarkan laporan tersebut kemudian dalam sidang pleno Badan

Kehormatan diputuskan untuk membentuk tim penyelidikan dan verifikasi. Dalam rapat tim

tersebut berdasarkan pertimbangan yang tercantum dalam keputusan BK Nomor I/BK-

KETOK 2X

Page 22: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

21

DPD/2008 tentang tata cara teknis penegakan kode etik dengan memperhatikan legal

standing maka disepakati bahwa pengaduan tersebut disampaikan kepada pimpinan DPD RI

untuk diselesaikan dengan jalan mediasi.

Pada tanggal 12 Januari 2012 Badan Kehormatan mendapatkan surat tembusan dari

pimpinan DPD RI yang ditujukan kepada pimpinan Komite IV, Pak Cholid. Betul ya Pak

Cholid. Dimana dalam surat tersebut dijelaskan bahwa proses mediasi telah dilakukan oleh

pimpinan DPD RI dan dinyatakan selesai. Berdasarkan hal tersebut maka tim menyepakati

bahwa proses pengaduan tersebut dihentikan dan selanjutnya dilaporkan oleh tim kepada

sidang pleno BK untuk diputuskan dan dihentikan.

Kedua, pada tanggal 3 Desember 2011 Badan Kehormatan menerima pengaduan dari

FMPP Batang Provinsi Jawa Tengah terhadap salah satu anggota DPD RI. Dan kemudian

diputuskan untuk membentuk tim Penyelidikan dan Verifikasi. Dan kemudian menugaskan

kepada sekretariat Badan Kehormatan untuk melakukan verifikasi berkas dan pengecekan

terhadap surat pengaduan tersebut. Dan ternyata alamat dan nomor telepon pengadu yang

mengatasnamakan sekretariat FMPP tersebut tidak sesuai / tidak benar (palsu). Oleh karena

itu temuan tersebut dalam rapat Tim di sepakati pengaduan tersebut tidak dilanjutkan. Untuk

selanjutnya kami tim melaporkan pada sidang pleno untuk dapat diputuskan untuk

dihentikan.

Penyempurnaan tata tertib. Badan Kehormatan dalam melakukan pembahasan

penyempurnaan perancangan tata tertib DPD RI sesuai amanat keputusan sidang paripurna

ke-4 tanggal 6 Oktober 2011 yang mengamanatkan penyempurnaan lanjutan terhadap

rancangan tata tertib DPD RI dengan mempertimbangkan beberapa substansi didalamnya

yang perlu ditelaah secara komprehensif. Baik menyangkut pemaknaan fungsi tugas dan

kewenangan alat kelengkapan maupun termasuk mekanisme penulisan sesuai dengan kaidah-

kaidah penulisan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut Badan

Kehormatan periode 2011-2012 secara intensif membahas dan melakukan penyisiran pasal-

pasal pada beberapa pertemuan. Dan terakhir dilakukan konsinyering pada tanggal 3 sampai

5 Februari 2011 dengan agenda finalisasi penyempurnaan rancangan tata tertib DPD RI

dengan mengundang pimpinan DPD RI, seluruh pimpinan alat kelengkapan dan Kelompok

DPD di MPR serta sekretaris jenderal dan wakil seketaris jenderal DPD RI. Patut kami

berikan apresiasi kepada Ketua DPD RI, seluruh pimpinan alat kelengkapan, Kelompok DPD

RI dan 25 anggota DPD RI serta sekretariat jenderal dan wakil sekjen beserta jajarannya

yang telah memberikan sumbangan masukannya sehingga dapat diselesaikannya

penyusunan, penyempurnaan tata tertib.

Pada kesempatan ini didalam forum sidang paripurna yang mulia ini, kami dengan ini

menyerahkan rancangan tata tertib DPD RI hasil penyempurnaan Badan Kehormatan untuk

mendapatkan keputusan menjadi peraturan DPD RI tentang tata tertib.

Dapat dilaporkan bahwa beberapa hasil perubahan yang dirumuskan oleh Badan

Kehormatan dalam rancangan tata tertib ini diantaranya :

1. Anggota tetap Panmus yang berhalangan hadir dalam sidang Panmus masing-masing

dapat digantikan oleh salah satu dari wakil ketua setiap alat kelengkapan atau

Kelompok DPD di MPR dan wakil lainnya dari setiap provinsi.

2. Anggota Pansus diganti jika pindah dari alat kelengkapan pengusul. Dimana

pergantian tersebut dilakukan oleh alat kelengkapan pengusul sebelumnya.

3. Pimpinan menyampaikan laporan kinerja pada tiap akhir tahun sidang.

4. Komite dalam rangka pengawasan melakukan tugas-tugas representasi daerah.

5. Untuk kepentingan harmonisasi, pemantapan dan pembulatan konsepsi usul

rancangan undang-undang, PPUU mengadakan sidang gabungan dengan komite yang

bersangkutan untuk memperoleh penjelasan dan mengundang komite pengusul

Page 23: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

22

apabila PPUU menemukan permasalahan yang berkaitan dengan teknis, substansi

dan/atau azas-azas pembentukan perundang-undangan.

Penyempurnaan tata tertib juga telah dilakukan dengan memasukan hal masa jabatan

pimpinan DPD. Dimana dalam tatib yang ada selama ini belum ditetapkan. Setelah dilakukan

pertemuan secara intensif dengan anggota, para pimpinan alat kelengkapan dan pakar hukum,

juga pakar sekaligus anggota seperti Pak Profesor Jhon Pieris, Pak Fatwa dan lain-lain.

Disamping juga memperhatikan pendapat profesor-profesor lainnya, Profesor Istibsyaroh dan

juga Profesor Cholid Mahmud ya. Disamping juga memperhatikan kondisi saat ini dimana

kita sedang berjuang untuk tujuan mulia dan demi kepentingan rakyat dan bangsa ini, tujuan

penguatan lembaga dan amandemen. Ada hal yang sangat penting yang betul-betul penting

yang harus kita perjuangkan dan tahun 2012 ini adalah timing nya. Maka BK memutuskan

secara musyawarah dan mufakat bahwa masa jabatan pimpinan sesuai dengan masa

keanggotaan DPD yaitu 5 tahun sebagaimana juga masa jabatan pimpinan DPR dan lembaga

lainnya.

Badan Kehormatan menyadari bahwa hasil pencapaian ini adalah buah dari kerja

keras komponen lembaga ini yang tidak dapat dilepas, dipisahkan antara satu dan lainnya

termasuk dari awal penyempurnaan tata tertib sampai saat ini. Kemudian pada saat terakhir

kami juga mendapatkan masukan-masukan untuk penyempurnaan tata tertib dari Ibu kita dari

Kaltim yang sangat membanggakan Nona Muda. Dan juga kemudian Pak Fatwa dan lain-

lain, dan itu akan menyempurnakan nantinya tatib ini. Tapi intinya kami ingin bahwa

penyempurnaan tata tertib yang kami buat ini dapat disahkan dan setujui oleh forum yang

sangat kami muliakan ini.

Itulah yang ingin kami sampaikan karena waktu juga dan saya juga merasa senewen

karena Ibu Ratu juga sudah melihat-melihat saya dan memandang saya terus. Tentunya

terima kasih kepada semua anggota, karena saya merasa bahagia disini kebersamaan kita

sangatlah bagus, rasa kasih sayang diantara kita, kerja sama kita, senyum Pak Fatwa yang

selalu memberikan saya semangat yang tidak bisa diinikan, bagaimana management baik

yang telah dilakukan oleh beliau dalam segala-galanya yang sangat kami hargai. Maka untuk

ini kami sekali lagi menyampaikan terima kasih atas segala partisipasinya.

Itulah dari kami dan kami akhiri kepada seluruh pihak pimpinan, anggota DPD RI,

sekretariat jenderal terima kasih dan kami akhiri dengan pantun singkat lagi “sungguh merdu

suara biola membawakan lagu irama terkini, marilah kita selalu menjaga kehormatan DPD

dan bangsa ini, tanda bakti kita kepada daerah dan negeri ini.

Itulah dari saya dan saya mohon maaf kalau ada hal tidak berkenan, karena ini banyak

coret-coretan juga. Mudah-mudahan niat kita bersama, kebersamaan kita dan kasih sayang

kita bersama untuk memajukan dan memperkuat DPD akan tercapai dalam masa yang akan

datang. Hari esok akan lebih baik dari pada hari ini.

Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syalom.

41. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Jadi Ibu Aida yang terpesona dengan Profesor Fatwa tadi jangan direkam ya, dicabut

itu, nanti ada yang korban nanti, saya tidak mau ada perang dunia nanti.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian, kita telah mendengar tadi uraian dari pimpinan Badan

Kehormatan. Dan tentu kita sebagai BK yang merepresentasi kita semua untuk menjaga

kehormatan lembaga negara ini. Dan perlu saya sampaikan apa yang dilakukan oleh BK

selama ini telah mencapai hasil yang baik. Saya telah diijinkan oleh pimpinan MPR untuk

menyampaikan sebuah laporan yang dilakukan oleh sebuah lembaga survey yang

Page 24: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

23

independen. Ini yang melakukan pimpinan MPR. Pada tanggal 7 Februari yang lalu, yang

isinya banyak hal ya mengenai MPR, Pancasila dan sebagainya. Tapi saya hanya ingin

menyampaikan mengenai satu hal yang menyangkut dari pada opini publik terhadap

lembaga-lembaga tinggi negara yang ingin saya sampaikan. Opini masyarakat terhadap

lembaga tinggi negara. Memang secara umum kondisi sekarang penilaian masyarakat

terhadap lembaga negara masih rendah secara menyeluruh. Yang disebut dengan lembaga

negara itu adalah Presiden, MPR, DPR, DPD, MA, BPK, dan sebagainya. Tetapi untuk

dilegislatif DPD berada di posisi yang teratas. Nah tepuk tangan. Untuk di yudikatif

Mahkamah Konstitusi dan tentu juga Presiden.

Sebagai berikut perlu saya sampaikan hasil kerja bersama, lembaga tinggi negara

yang persentase kerja yang baik itu pertama MK dengan persentase 39,6. Kemudian lembaga

kepresidenan maksudnya, eksekutif, itu 33,6. Dewan Perwakilan Daerah 32,2. Kemudian

MPR 30,7. Mahkamah Agung 30,6. BPK 29,1. Dan saudara kembar kita DPR 25,6. Jadi ini

hasil dari MPR bukan dari DPD ya. Jadi ini hasil kerja keras kita tentu kita tidak cukup puas,

mudah-mudahan ini kita apresiasi dan memberikan kita confidence yang lebih. Dengan

segala keterbatasan ternyata publik menilai bahwasa kinerja lembaga kita ini berada di posisi

yang cukup baik. Tentu bukan untuk kita banggakan tapi ini adalah untuk kita syukuri

dengan kita untuk bisa berbuat lebih baik lagi ke depan dalam masa-masa mendatang.

Inilah Bapak-Ibu sekalian, kepada kita tadi dimintakan setelah mendengar dengan

panjang berbagai pengalaman yang ada, kemudian melalui pansus, mekanisme dan segala

macam akhirnya kita bisa menghasilkan sebuah tatib yang cukup komprehensif. Tentu tidak

ada yang sempurna, tapi tentu yang dihasilkan itu tentu jauh lebih baik daripada yang lalu.

Kemudian dengan tatib ini tentu kita akan lebih bisa menjabarkannya dalam bentuk

mekanisme kerja yang akan lebih memperkuat kelembagaan kita. Dan untuk itu kepada kita

dimintakan persetujuannya. Untuk itu kami persilakan dari floor untuk bisa menyampaikan

beberapa catatan untuk bisa kita sempurnakan. Silakan.

42. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)

Pimpinan. Elviana, Jambi B-17, pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pertama atas nama pribadi dan provinsi kami mengucapkan apresiasi, memberikan

apresiasi kepada tim BK yang sudah menyusun tatib dalam jangka waktu yang cukup

panjang. Namun sebelum hal ini disahkan menjadi Tatib atau dibawa kepembicaraan lebih

lanjut, ijinkan saya pimpinan menyampaikan beberapa pandangan. Semalaman tadi saya

banding-bandingkan, saya sanding-sandingkan tatib ini dengan Undang-Undang MD3 yang

merupakan payung dari tatib ini khususnya tentang tugas dan wewenang anggota DPD Pasal

224 dan Pasal 225, saya menemukan beberapa hal yang sangat krusial yang saya harap ini

menjadi bahan pertimbangan kita semua.

Pertama tugas DPD sudah jelas digariskan disitu, otonomi daerah, hubungan pusat

dan daerah, pembentukan dan pemekaran/penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan keuangan pusat dan daerah.

Sampai poin F hanya ada tambahan selain kalimat diatas yaitu pelaksanaan pengawasan

terhadap APBN, pajak, pendidikan dan agama. Dalam Pasal 72 tatib hal itu sudah benar

dituangkan oleh tim penyusun tatib. Namun dalam Ayat 2 Pasal 72 tersebut yang berbunyi

“Lingkup tugas komite sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilaksanakan dengan

memperhatikan urusan daerah dan masyarakat, sehingga munculah banyak sekali urusan

yang harus diurus oleh DPD, tidak lagi sesuai dengan Undang-Undang MD3 Pasal 224 itu,

pimpinan. Saya mohon penjelasan nanti, kebetulan saya sedang di Komite III, seharusnya

kami hanya membahas pendidikan dan agama, sekarang ada 9 yang harus diurus oleh Komite

Page 25: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

24

III. Jangan-jangan karena terlalu banyak yang diurus ini kita tidak dilihat bekerja oleh rakyat.

Implikasi dari undang-undang ini pimpinan, kita baca lagi Pasal 224 ayat d “Fungsi dan tugas

wewenang DPD adalah memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-

Undang tentang APBN, tentang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama”. Namun

karena di Pasal 272 Ayat 2 ini diperluas, maka sekarang Komite III juga konsinyering, juga

mengadakan rapat-rapat di hotel tentang Undang-Undang Ormas. Jadi saya piker kalau ini

kita teruskan ini sangat jauh melenceng jabaran dari tatib ini dari Undang-Undang MD3.

Yang fatal lagi pimpinan, dalam Pasal 225 Ayat 1 disitu dibunyikan dalam melaksanakan

tugas wewenang dalam Pasal 224 DPD menyusun anggaran yang dituangkan dalam program.

Jadi kalau kita membuat program yang tidak sesuai dengan Pasal 224 berarti kita sudah

menyalahkan penggunaan anggaran negara pimpinan. Oleh sebab itu saya meminta tatib ini

tidak dilanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi tapi dibahas kembali.

Yang terakhir, pimpinan. Dalam Pasal 224 Ayat 2 dalam menjalankan tugas

pengawasan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1e, dimana Ayat 1e itu hanya membatasi kita

untuk mengawasi tentang otonomi daerah, pemekaran, penggabungan, pengelolaan sumber

daya alam, APBN, pajak, pendidikan dan agama. Disitu dikatakan anggota DPD dapat

melakukan rapat dengan pemerintah daerah, DPRD dan unsur masyarakat di daerah

pemilihannya. Namun dalam jabaran Pasal 181 sampai seterusnya yang bayak dibunyikan

disitu adalah mengatur tentang rapat-rapat komite atau alat kelengkapan. Sementara Pasal 2

ini jelas ini yang dimaksud adalah anggota bukan alat kelengkapan yang rapat-rapat dengan

DPRD itu. Karena di kalimat terakhir dikatakan unsur masyarakat daerah pemilihannya. Oleh

sebab itu saya usulkan ada 1 pasal yang mengatur bagaimana model anggota ini rapat dengan

masyarakat yang diwakilinya. Harus dibunyikan disini karena ini berimplikasi kepada

anggaran. Dan juga di tatib, disitu dipersempit, rapat itu hanya bisa dilaksanakan atas

undangan DPD. Bagaimana undangan dari masyarakat? Jadi oleh sebab itu pimpinan, saya

menganggap Tatib ini, pasal-pasal yang saya sebutkan tadi bertentangan dengan Undang-

Undang MD3 Pasal 224. Oleh sebab itu saya meminta Tatib ini ditinjau kembali. Demikian

pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

43. PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Interupsi pimpinan, B-80, Erma Kalimantan Barat.

44. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan Ibu Erma

45. PEMBICARA : ERMA SURYANI RANIK, SH. (KALBAR)

Terima kasih pimpinan. Terima kasih sekali lagi saya ucapkan kepada teman-teman

dari Badan Kehormatan yang sudah menyelesaikan rancangan tata tertib kita. Saya minta

maaf kepada teman-teman Badan Kehormatan karena baru saat sidang paripurna ini saya bisa

bersama dengan 21 teman-teman yang lain baru bisa mengajukan usul baru terkait dengan

mekanisme pemilihan pimpinan DPD dan pimpinan alat kelengkapan.

Secara singkat saya ingin menyampaikan bahwa di Pasal 40 yang disampaikan dalam

rancangan tata tertib itu kita mengusulkan ada perubahan yaitu sistem pemilihannya

berdasarkan paket. Kenapa kami usulkan ini? Karena berdasarkan pengalaman hampir 3

tahun kita menjalankan tugas-tugas di alat kelengkapan maupun secara kelembagaan DPD

RI, kita menyadari bahwa pimpinan DPD RI dan pimpinan alat kelengkapan ini sifatnya

Page 26: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

25

kolektif kolegial. Karena itu menurut kami ini harus disesuaikan berdasarkan kecocokan

kerja sama baik hubungan segi kimiawi pribadi maupun psikologis sosial politik. Singkatnya

pimpinan, kami 21 orang mengusulkan usulan tahapan pemilihan calon pimpinan DPD

menjadi dipersingkat. Tahap pertama masing-masing anggota DPD yang ingin menjadi calon

pimpinan DPD harus berpasangan dalam satu paket yang terdiri dari 3 orang mewakili

wilayah barat, tengah dan timur. Tahap kedua semua bakal calon pasangan pimpinan DPD

yang telah disahkan kemudian dipilih oleh anggota. Anggota hanya memilih satu paket dan

paket yang mendapatkan suara terbanyak otomatis terpilih sebagai pemenang pimpinan DPD.

Tahap terakahir atau tahap ketiga adalah seluruh anggota DPD memilih 1 orang dari paket

yang menang untuk menjadi Ketua DPD RI. Orang memperoleh suara terbanyak otomatis

terpilih menjadi Ketua DPD dan 2 yang lainnya otomatis menjadi Wakil Ketua. Hal yang

sama juga kami usulkan untuk mekanisme pemilihan calon pimpinan alat kelengkapan.

Saya kira ini interupsinya Pak Ketua, kami punya surat resminya dan saya minta Pak

pimpinan untuk bisa menerima usulan kami ini, sehingga Tatib kita ini semakin

disempurnakan lagi. Terima kasih pimpinan.

46. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih.

47. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)

Pimpinan.

48. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Pak Bambang, silakan.

49. PEMBICARA : Ir. H. BAMBANG SUSILO, MM. (KALTIM)

Terima kasih Ketua. Dan saya mohon ijin salam hormat selalu buat pimpinan BK dan

anggotanya, telah berjuang yang cukup lama untuk menyelesaikan Tatib kita bersama.

Pimpinan yang saya hormati dan seluruh anggota DPD RI pada masa sidang III. Ini

mohon ijin kepada BK. Pertama saya melihat Pasal 89 Ayat 5 rancangan peraturan tata tertib

DPD RI mengenai pelaksanaan tugas PURT DPD RI, yang berbunyi Panitia Urusan Rumah

Tangga melakukan pemeriksaan atas laporan tahunan Sekretaris Jenderal dan memberikan

penilaian dan rekomendasi kepada pimpinan tentang kinerja Sekretaris Jenderal. Ini mohon

diluruskan pimpinan, karena ada pengalaman yang sangat menarik di Kakanda kita dikamar

sebelah. Saya jelaskan disini pertama bahasa pemeriksaan dengan pengawasan ini sangat

jelas bedanya. Kalau saya buka Undang-undang Dasar 1945 masalah pemeriksaan dan lain

sebagainya ini jelas itu termuat di Pasal 23E, bahwa untuk memeriksa ya, bahasa memeriksa

ini adalah BPK atau dewan yang telah dibentuk oleh pemerintah sesuai konstitusi dengan

persetujuan DPR.

Jadi saya mohon ditinjau dengan ketentuan-ketentuan yang diatasnya sedikit lebih

tinggi yaitu Undang-Undang MD3 tentang PURT. Pasal 225 Ayat 3 menyebutkan bahwa

pengelolaan anggaran DPD sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dilaksakan oleh Sekertaris

Jenderal DPD dibawah pengawasan Panitia Urusan Rumah Tangga sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Termasuk Pasal 249 saya sebutkan disini yang berhubungan

dengan sistematika penyampaian laporan yaitu Pasal 249 Ayat 3, menyampaikan laporan

kinerja dalam sidang paripurna DPD yang khusus diadakan untuk itu. Jadi disini sudah jelas.

Page 27: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

26

Jadi kata-kata pemeriksaan disini ini ya, ini mohon maaf untuk bisa diperhalus, mungkin ini

salah ketik saja, mungkin saya yakin ini BK salah ketik saja. Itu satu. Nanti akan saya

serahkan konkritnya seperti saudara saya dari Kalimantan Barat.

Kedua, Pasal 55, Pasal 55 ini pemberhentian pimpinan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 53 Ayat 2 dilakukan sebagai berikut; a) diusulkan lebih dari 1/3 jumlah anggota yang

terdiri atasa paling sedikit separuh dari jumlah anggota diwilayah yang sama dengan

pimpinan yang bersangkutan dan disampaika kepada Panitia Musyawarah untuk diagendakan

dalam sidang paripurna. Ini juga mungkin salah ketik juga. Ini ada suatu pengklusteran antara

anggota DPD dengan wilayah. Mestinya kalau sudah masuk ke Tatib itu bahasa wilayah

khusus untuk Pasal 5 Ayat ini mohon ditinjau lagi. Jadi saya bingung sekali kalau 1/3 dari

anggota, Pak Cholid kalau mau dijadikan pimpinan ini, ini bisa gampang saja ini Pak Cholid,

untuk diajukan. Ini sangat bahaya sekali karena ini, satu, ini tidak menunjukan kebersamaan

di anggota DPD, masih menelorkan pengklusteran. Padahal kalau sudah namanya ke anggota

DPD ini lembaga DPD RI yang wajib kita junjung tinggi bukan daerah masing-masing.

Walaupun poksi kita, tugas dan wewenang kita sesuai dengan Undang-Undang Dasar '45 dan

MD3 yang ada kita membantu daerah.

Itu saja pimpinan. Jadi saya ulangi lagi, rumusan Pasal 89 Ayat 9 rancangan Tatib

bahasa pemeriksaan ini saya mohon ditinjau kembali. Dan saya setuju pimpinan, sebagai rasa

kehormatan tanpa mengesampingkan permasalahan-permasalahan lain ini Tatib bisa

disahkan dengan catatan aspirasi secara konkrit dari teman-teman secara tertulis. Terima

kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

50. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Sebentar dulu, semua dapat. Silakan Pak Cholid. Habis itu Ibu dibelakang.

51. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)

Terima kasih pimpinan.

Saya usulkan 2 alternatif, pertama Tatib ini kita sahkan hari ini dengan apa adanya.

Kemudian hal-hal yang memang perlu diubah toh ada mekanisme untuk pengusulan

perubahan Tatib. Artinya itu tidak akan hilang begitu. Yang kedua, alternatif kedua kita

tunda Tatib ini disahkan untuk diberi lagi waktu. Ini alternatif kedua ya. Bagi yang masih

mau mendiskusikan substansi. Karena sebenarnya proses kita menyusun Tatib bahkan

memberikan masukan substansial itu sudah kelewat jauh, kelewat lama, begitu. Jadi kalau di

paripurna ini kita masih mau diskusi substansi lagi, ini saya kira ya kita pilih saja apakah

mau disahkan sekarang yang mengusulkan substansi perubahan silakan diubah melalui

mekanisme perubahan Tatib, dan itu ada ruangnya. Atau kita tidak usah sahkan Tatib ini

sampai semua substansi kita sepakati entah sampai kapan. Saya cenderung untuk yang

pertama, sahkan hari ini, kemudian yang ingin perubahan substansi silakan diusulkan melalui

mekanisme perubahan substansi Tatib. Terima kasih.

52. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Ibu, silakan Ibu Pendeta

Page 28: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

27

53. PEMBICARA : Pdt. DR. SILVIANA HENDRIETE PANDEGIROT, M.Th.

(SULTENG)

Saya hanya mengusulkan pimpinan dan teman-teman semuanya atas nama BK, dari

tahun lalu kami mengirim menyurat kepada personal untuk mengajukan perubahan-

perubahan pada Tatib, iya kan. Setelah kami berusaha semaksimal mungkin di BK dan

saatnya, sekiranya pada saat ini harus disahkan banyak masukan-masukan lagi. Saya mohon

pimpinan kiranya disahkan ini. Adapun masukan-masukan yang ada pada hari ini kita akan

bicarakan lagi di BK untuk sidang paripurna selanjutnya. Terima kasih.

54. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik ada lagi? Pak Farok dulu ya.

55. PEMBICARA : Prof. Dr. FAROUK MUHAMMAD (NTB)

Terima kasih pimpinan dan forum yang saya hormati.

Ada beberapa ketikan atau redaksional saja. Pertama pada Pasal 109 saya sudah

pernah usulkan untuk menghapus kata konsultasi, pertemuan konsultasi, karena itu nanti

tidak sejalan dengan Pasal 240. Pertemuan konsultasi itu sudah diatur disana. Jadi situ minta,

saya sekali lagi saya sudah pernah sampaikan ini, tapi mungkin tidak tahu alasannya apa tapi

ini minta dihapuskan. PAP itu.

Kemudian kedua, ini tolong dipertimbangkan disini menggunakan kata pada bagian

kedua Bab 10, keputusan berdasarkan mufakat. Saya coba-coba cari keputusan berdasarkan

mufakat atau musyawarah? Nah itu kalau musyawarah, kok disini mufakat, begitu.

Kemudian yang ketiga, pada Pasal 256 Bagian kelima pusat pengkaji. Saya rasa

maksudnya pengkajian ini. Tapi yang menarik disini dan pengawasan. Persoalannya, apakah

lembaga yang disebut dengan supporting ini boleh melakukan pengawasan atau tidak.

Pengawasan itu punya anggota. Jadi saya pikir kenapa di Ayat 3-nya, nah Ayat 3-nya beda

dengan judul diatas itu. 256 Ayat 3, sekretariat jenderal menyediakan sarana, prasarana untuk

kelancaran tugas pusat informasi dan pengkajian anggaran. Loh kok beda dengan Bapaknya

diatas itu. Ini mungkin salah ketik saja. Saya lebih cnderung ini kalau salah ketik tidak usah

ini, perbaiki saja, gunakan nama apakah pusat pengkajian dan informasi atau pusat informasi.

Tapi jangan gunakan kata pengawasan, karena itu wewenangnya anggota.

Hal yang serupa pada tyetangganya 225. Prinsip tetap Law Center, tapi disana disebut

pusat perancangan. Sedangkan perancangan itu kewenangannya anggota PPUU, begitu.

Sebaiknya lembaga-lembaga supporting itu cukup pengkajian. Jadi supaya 2 ini saya

menyarankan ya penyesuaian nama saja, apakah informasinya dulu atau pengkajian dulu.

Tapi yang satu pengkajian dan informasi hukum, satu pengkajian dan informasi budget

anggaran.

Kemudian terkait dengan usulan tadi Pak Ketua dan forum, saya hanya menambah

sedikit usulannya Pak Cholid. Jadi ada dua sifat ini usulan. Ada yang substansial yang

memerlukan pembahasan yang diusulkan oleh saudara kita Ibu Erma, bagus sekali itu.

Kemudian juga yang dipertanyakan oleh Ibu dari Jambi, Ibu Elviana. Saya jelaskan begitu,

itu penterjemahan dari kata otonomi. Didalam Pasal 224 itu ada kata otonomi. Otonomi itu

melahirkan sekian puluh ....(tidak jelas). Jadi disini bukan menambah, tapi itu memang

sudah, dan kedua tidak bertentangan tetapi akan menjadi suatu konvensi nanti itu akan

dilakukan. Kalu memang bertentangan maka akan cacat hukum dengan sendirinya, tidak

perlu kita khawatir soal itu. Nah, karena ada dua ini saya mengusulkan ini perubahan bukan

adendum, jadi tidak bisa pasal perpasal, di ketok, kecuali ada kesalahan-kesalahan

Page 29: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

28

redaksional dan nama tadi, sedangkan yang lain dicatat dan langsung dibahas pada masa

sidang berikut. Terima kasih.

56. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Saya rasa yang lain dulu ya. Sudah paham itu maksudnya, biar cepat kita. Pak

Fatwa yang terakhir katanya, sudah janji. Silakan

57. PEMBICARA : Drs. H. MOHAMMAD SOFWAT HADI, SH. (KALSEL)

Pak Sofwat Hadi Pak. Terima kasih.

Menanggapi junior dululah, karena beliau suhu saya, cuma satu yang saya tidak

berani. Tadi oleh Pak Cholid diputuskan atau ditunda. Selama ini yang timbul pertanyaan

bagi saya adalah kapan selesainya suatu tugas yang dilaksanakan oleh alat kelengkapan?

Seingat saya kalau alat kelengkapan sudah menyampaikan laporan di paripurna ini berarti

sudah selesai tugasnya dan diserahkan kepada anggota kita semua. Anggota juga tidak ada

lagi yang mewakili BK, tidak ada lagi yang mewakili komite, semuanya mewakili provinsi.

Lihat saja duduknya saja diatur secara provinsi. Kalau di DPR berdasarkan fraksi. Jadi kalau

misalnya ini diputuskan ditunda, ya kita ucapkan terima kasih atas kerja BK. Kalau memang

mau ada yang melanjutkan dibentuklah Pansus. Itu resikonya kalau memang mau ditunda.

Dan tidak salah kalau memang mau dibuat Pansus, karena ternyata hasil BK sudah

dilaporkan dan saya kira mungkin BK sendiri sudah lempar handuk angkat tangan kalau

dikembalikan lagi ke BK.

Tapi walaupun bagaimana DPD ini harus berjalan dengan aturan yang ada kepastian

hukum. Saya ambil contoh alat kelengkapan diputuskan oleh paripurna, keanggotan Panmus

diputuskan oleh paripurna, dan semua alat kelengkapan pasti begitu bunyinya dan bersifat

tetap, tetap masa jabatannya tetap keanggotaannya. Jadi kalau misalnya Panmus itu bisa

diganti-ganti, diganti "wah saya berhalangan sudah nanti telepon Pak Habib nanti tolong

wakili saya". Kalau misalnya Pak Habib itu sama dengan saya, kalau berbeda kan bisa kacau

sidang di Panmus itu. Jadi buat apa diputuskan di paripurna kalau tidak mengikat

keputusannya. Kalau itu mau diberlakukan berlakukan kepada semua komite, berlakukan

kepada semua alat kelengkapan, bisa mewakili semua juga prosesnya melalui perwakilan

provinsi. Jadi saya mohon keanggotaan Panmus ini bersifat tetap tidak bisa diganti kecuali

ada perubahan keputusan paripurna.

Kemudian kedua, saya setuju saja mengenai ada pergantian pimpinan. Cuma sesuai

dengan undang-undang bahwa pimpinan itu diganti meninggal dunia, mengundurkan diri dan

diberhentikan. Disini kok meninggal dunia hilang? Kalau begitu anggota DPD dilarang keras

meninggal dan kalau meninggal dunia pun tidak boleh diberhentikan, ahli waris tetap terima

gaji. Jadi tolong ini dikembalikan lagi dengan undang-undang. Kemudian mengenai prosedur

pemberhentian, diusulkan oleh lebih dari 1/3. Seperti usul merubah Undang-Undang Dasar

itu pasal-pasal mana yang akan diganti atau dirubah? Jadi disitu juga disebutkan siapa-siapa

saja yang diganti, karena ini ada 3 orang. Masak sepakat ke puskesmas semuanya, sakit-sakit

semuanyakan, kan tidak. Tidak mungkin, mau berunding saja kita sama-sama sakit yuk biar

diganti. Jadi harus ditentukan juga. Mungkin saya hanya menambahkan bahwa diusulkan

oleh lebih dari 1/3 jumlah anggota. Kemudian dilengkapi dengan nama dan alasan

diberhentikan, jadi jelas. Karena alasan disini banyak alasannya, mana yang mau dipakai dan

siapa orangnya. Jangan yang salahnya Pak Laode bertiganya diusulkan digantikan, kan tidak

fair. Atau sebaliknya Pak Irman yang salah atau Ibu Hemas yang salah.

Jadi usul saya, saya mendukung juga Ibu Erma, selama ini coba bayangkan pemilihan

pimpinan kok kita sampai subuh, padahal kita harus hadir memilih pimpinan MPR. Jadi ini

Page 30: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

29

saja disederhanakan saja. Sudah masing-masing bikin paket kemudian pilih paket langsung

terpilih. Jadi dua tahapan, siapa paket yang terpilih, kemudian siapa ketuanya, tidak panjang

lebar begitu. Dan saya perhatikan juga yang diatas bertiga ini selama kampanye bertiga terus,

jadi satu paket sudah, jadi silakan. Jadi tidak usah lagi perorang-perorang lagi, karena MPR,

DPR perpaket, kita juga sebetulnya perpaket cuma kita sederhanakan. Jadi saya usulkan

kalau memang mau ditunda kita bentuk Pansus lagi. Terima kasih

58. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik saya rasa cukup ya. Sebentar dulu, oh masih ada? Pak Fatwa katanya yang

terakhir, kalau tidak Pak Fatwa. Masih ada adinda? Silakan

59. PEMBICARA :

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan, kalau menurut saya ini saya terima dulu tapi itu ada catatan. Kalau nanti

ditunda-tunda ini sudah 2,5; nanti setahun lagi 3,5; sudah itu 4 tahun tak selesaipun kita.

Terima dengan catatan. Terima kasih

60. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik ya. Silakan Pak Bahar Ngitung.

61. PEMBICARA : Drs. H. BAHAR NGITUNG (SULSEL)

Terima kasih pimpinan dan anggota dewan yang terhormat.

Bagi saya kita juga harus memahami beberapa tanggapan kawan-kawan. Tetapi

mengingat waktu sudah begitu lama dengan proses ini sebaiknya saya sependapat dengan

kawan dengan saudara saya tadi bahwa ini diterima dengan catatan. Tidak memberlakukan

dulu pasal-pasal seperti yang disampaikan Pak Farouk, oleh Pak Bambang, yang dianggap

belum. Karena kalau tidak ada catatan tidak memberlakukan itu berarti berlaku. Kalau

langsung diterima saja sambil menunggu ada perubahan itu satu proses. Jadi harus ada

cacatan tidak memberlakukan pasal-pasal yang mana dianggap belum ideal menurut yang

berpendapat seperti itu. Terima kasih pimpinan.

62. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik saya rasa terakhir Pak Fatwa ya. Oh masih ada lagi.

63. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Jadi pertama saya menyampikan apresiasi pada BK yang dalam waktu singkat akhir-

akhir ini telah menyelesaikan secara menyeluruh konsepnya, secara menyeluruh, meskipun

masih banyak catatannya. Yang sebenarnya membikin lama ini kan masalah yang membikin

panas, demam ini kan persoalan 2,5 dan 5 itu. Ini kan sudah selesai. Dan ini berkat ketuanya

yang simpatik itu, yang meskipun sudah banyak cucu tetapi tetap cantik. Tapi ini tidak perlu

mengundang kecurigaan karena suaminya adalah teman akrab saya dan memang Ibu Aida itu

selalu menitip supaya suaminya tolonglah dipelihara jangan ikut-ikut saya.

Jadi kalau menurut saya ini dua opsi bisa, tapi bukan opsi yang seperti dikemukakan

Pak Cholid, tetapi opsi yang dikemukakan oleh Pak Sofwat. Opsi pertama ya kita kembalikan

Page 31: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

30

kepada BK, Insya Allah tidak lama, sebab yang bikin panas dingin itu sudah tidak ada. Opsi

yang kedua memang ada benarnya kalau dibentuk Pansus. Kalau di DPR itu selalu Pansus

yang menyelesaikan masalah tata tertib, karena itu memang sangat-sangat luas cakupannya,

komprehensif sekali. Kalau dikembalikan kepada BK memang berputar-putar diantara 17 itu

dan itupun ya belum selalu lengkap. Tapi kalau, karena komprehensif sekali mencakup

menyeluruh, itu memang yang demikian itu dibentuk Pansus.

Maka saya juga menyampaikan sedikit catatan ya, saya ingin mengusulkan di dalam

Undang-Undang MD3 itu yang menyebutkan bahwa anggota DPD berdomisili di daerah

pemilihan dan mempunyai kantor di daerah sebaiknya itu diurailah sedikit, sebaiknya diurai

supaya jelas. Karena kalau ditingkat pusat ini sebenarnya ini sudah bagus kita, posisi kita

dipusat ini sudah bagus, tetapi di daerah-daerah itu masih compang-camping posisi kita. Ini

perlu didudukan masalahnya baik tertulis didalam Tatib maupun dengan pendekatan-

pendekatan.

Yang kedua mengenai hak protokoler. Ini patut disyukuri bahwa kalau kita ini

merasa sangat rendah didalam soal wewenang dan tidak mudah untuk

menyempurnakan menyangkut amandemen Undang-undang Dasar, tapi kalau hak

protokoler itu kita sudah mendapatkan persamaan yang sungguh bagus sekali. Tidak

ada perbedaan antara kelembagaan-kelembagaan negara di dalam soal protokoler. Ini

juga kalau ditingkat pusat sudah beres semua, sudah bagus, sudah rapih jalih begitu ya.

Tapi kalau untuk di daerah-daerah kasihan posisi kita di daerah-daerah itu. Mungkin

kalau di Ibukota Jakarta saya melihat kalau sikap pemerintah daerah, gubernur,

karena mungkin dekat dengan pemerintah pusat itu masih baik.

Kemudian mengenai hak anggota. Seperti diketahui bahwa, terutama didalam

berhubungan keluar kita ini posisi perorangan ada hak-hak yang melekat pada kita, terlepas

dari institusi ada hak-hak yang diperjuangkan harus bersama institusi. Didalam salah satu

Pasal 17 disini, didalam menggunakan hak ini saya lihat masih harus, maaf (batuk), dapat

disampaikan melalui Sekretaris Jenderal. Saya kira ini kurang tepat, karena Sekretariat

Jenderal itu adalah lain polisinya. Jadi ini harus, ya bisa langsung anggota itu, tetapi tentunya

etikanya tembusan kepada pimpinan. Kalau Sekretaris Jenderal itu kan sudah sampai kepada

pimpinan itu inklusif sudah Sekretaris Jenderal yang selalu mendampingi.

Saya kira itu beberapa hal. Tapi ijinkan juga pada kesempatan ini saya ingin

mendapatkan klarifikasi atau mohon barangkali dibetulkan. Dalam beberapa waktu terakhir

ini rupanya beredar BBM-BBM. Baru kemarin saya ditunjukan salah seorang teman BBM,

tapi sayangnya mencantumkan nama saya yang sebenarnya saya baru tahu. Baru tahu itu.

Sehingga baru kemarin ini saya buka. Saya buka agenda ini. Biasanya karena sesuatu yang

normatif saya taruh saja. Jadi di dalam agenda kita ini ada salah cetak. Saya anggap saja

salah cetak, tidak mungkin kesengajaan. Bahwa di sini pimpinan Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia 2009-2014 itu ada 5. Mestinya 3. Jadi ini pasti salah cetak. Sebab itu

berbeda kepemimpinan di DPD, di DPR, ini berbeda dengan kepemimpinan misalnya di

BPK, MA. Itu kan memang ketua, wakil ketua, anggota, lalu sekjen. Tapi kalau di sini di

parlemen itu mesti anggota dulu baru sekretariat jenderal. Sekretariat jenderal itu unsur

pendukung. Nah sekaligus saya mengusulkan bahwa di dalam kolom nanti sekretariat

jenderal ini DPD dilengkapilah dengan informasi yang panjang. Jadi kepala-kepala biro itu

kita sangat butuhkan ada didalamnya. Alamatnya di sini kepala-kepala biro, bahkan sampai

kepala bagian. Jadi jangan semuanya kita pusing, terlalu memusingkan sekjen/wakil sekjen.

Karena anggota juga bisa dengan mudah berkomunikasi dengan humasnya, dengan langsung

kepala pusdiknya, kepala biro, kepala bagian. Anggota itu supaya enak, lancar.

Saya kira itu dan saya harapkan bahwa ditunda saja. Karena kalau ini pengesahannya,

karena kalau disahkan juga sekarang itu repot lagi membongkarnya. Dan memang menurut

tatib bahwa 25% anggota bisa mengusulkan untuk perubahan. 25% itu kira-kira 33 anggota.

Page 32: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

31

Tadi sudah ada 21. Jadi tinggal ditambah yang mengusulkan lagi itu bisa berubah jadi lebih

baik kita tunda saja. Insya Allah tidak lama. Apakah itu dikembalikan kepada BK kembali

lalu mengundang orang yang mempunyai catatan-catatan itu. Saya juga pernah kirim surat

tapi terlambat rupanya. Kirim surat, tidak sempat saya diundang. Itu saya kira yang paling

ringkas. Alternatif kedua kalau mau yang lebih komprehensif ya seperti usul Pak Sofwat itu

ya Pansus. Ya terserah saja.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum.

64. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik Bapak-Ibu sekalian, pada kesempatan ini hadir peserta pelatihan keprotokolan

aparatur daerah seprovinsi Kepulauan Riau yang dipimpin oleh Asisten III Pak Said Agil.

Terima kasih. Silakan Bu Elvi ya, nanti BK terakhir.

65. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)

Terima kasih pimpinan.

Bapak-Ibu pimpinan yang saya hormati. Di awal tadi kan kita sudah sampaikan

apresiasi kepada BK. Dan paripurna ini memang tanggung untuk menyatakan pendapat

pimpinan. Jadi walaupun ada tertulis/tak tertulis, paripurna adalah panggung untuk

menyatakan pendapat. Itu yang pertama.

Yang kedua, saya setuju dengan pendapat Pak Sofwat kalau digiring ke Pansus.

Karena pertimbangan, mungkin ini pendapat pribadi saya, Badan Kehormatan kan tugasnya

hanya fokus ini pimpinan. Sementara tatib ini kan memandu, memandu kerja DPD di

lapangan. Terus terang saya terhadap Uraian Pasal 224 Ayat 1 poin b itu pimpinan, DPD

mempunyai tugas dan wewenang. Pertimbangan yang kita berikan ke DPR itu dibatasi

undang-undangnya, hanya terhadap APBN dan Undang-Undang tentang pajak, Pendidikan

dan Agama. Sekarang silakan kita bongkar berapa banyak undang-undang kita buat lari dari

Pasal 224 ayat d ini pimpinan. Mari kita bahas bersama. Itu kan pendapat/pandangan saya

yang sampaikan resmi di paripurna.

Yang kedua pimpinan, dalam melakukan tugas di lapangan sebenarnya Undang-

Undang MD3 ini kan sudah memandu kita di Pasal 224 Ayat 2 itu, bahwa kita bisa

melakukan rapat dengan DPRD, dengan masyarakat juga. Tetapi dalam tatib hal ini tidak

diatur pimpinan. Ada 4 pasal mengatur tentang itu, tapi semuanya mengatur tentang Alkel

(Alat Kelengkapan) bukan tatib yang mengatur tentang bagaimana model kita rapat di

lapangan, pimpinan. Oleh sebab itu sekali lagi saya mohon kepada tim penyusunnya nanti.

66. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Di halaman berapa itu Ibu Elvi? Di halaman berapa itu yang soal anggota itu? Pasal

224, halaman 92 itu? Tidak ada.

67. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)

Undang-Undang MD3 Pimpinan, Ayat 2. Pasal 224 Ayat 2.

68. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Oke. Silakan.

Page 33: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

32

69. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)

Oleh sebab itu pimpinan, saya berpikiran sama dengan Pak Fatwa lebih bagus

mungkin kita beri timing, kita serahkan ke Pansus, kita susun kembali, kita undang ahli-ahli

yang paham menterjemahkan Undang-Undang MD3 ini, sehingga kita ke depan tidak salah.

Dan saya ingin ke depan kita lebih fokus. Saya beri contoh satu pimpinan. Ketika guru-guru

agama di Jambi memberikan masukan kepada saya semua kabupaten tentang leletnya

sertifikasi di Departemen Agama. Lalu saya sampaikan secara internal kepada kepala

sekretariat waktu itu. “Ibu Elvi harus ajukan dulu ke komisi, nanti komisi di bawa ke

Panmus.” Saya pikir itu kan harus diatur. Apakah benar seperti itu alurnya? Sementara

gejolak msayarakat ingin tindakan dari DPD itu mendesak terus pimpinan. Oleh sebab itu

tatib pasal yang khusus mengatur Pasal 224 Ayat 2ini bagi saya adalah sebuah keniscayaan

pimpinan. Oleh sebab itu saya setuju pendapat terdahulu menyerahkan ini kepada Pansus.

Demikian pimpinan. Mohon maaf.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

70. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Ibu Hairiah dulu deh.

71. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (WAKIL KETUA PPUU)

Terima kasih pimpinan.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan yang saya hormati dan juga para anggota.

Saya menghargai pendapat para anggota. Nah tadi ada yang mengusulkan Pansus.

Saya secara pribadi mungkin lebih memikirkan bahwa kita telah melakukan Pansus. Pada

awal-awalnya tatib ini kan dibentuk dengan Pansus. Kemudian mekanisme itu dikembalikan

kepada BK. Kemudian oleh BK kami harmonisasi dengan PPUU. Kemudian dikembalikan

lagi ke BK. Kemudian BK memperbaiki dengan mengundang pimpinan komite dan alat

kelengkapan. Nah menurut kami ini sudah melalui proses yang begitu panjang, pimpinan.

Sudah hampir 2 tahun. Saya mendukung apa yang dikatakan Pak Cholid. Kita sahkan saja

Tatib ini dengan catatan masukan-masukan dari teman-teman mengenai pasal-pasal yang

dimungkinkan untuk dirubah atau didiskusikan. Dan itu kewenangannya dikembalikan

kepada BK. Jadi kita tidak terkengkang dengan tatib ini, begitu. Saya secara pribadi sangat

prihatin dengan Tatib ini yang belum-belum saja disahkan. Jadi saya berpikir tadi juga

mendukung pendapat dari teman-teman bahwa pasal-pasal yang krusial yang disampaikan

oleh teman-teman sebagai catatan itu akan dibicarakan kembali di BK. Dan juga kami minta

kalau bisa hari ini tatib juga disahkan. Karena kami harap bahwa usulan-usulan itu tidak

mengekang pengesahan tatib pada hari ini. Demikian pimpinan.

Terima kasih.

72. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Ibu Istibsyaroh silakan.

73. PEMBICARA : Prof. Dr. Dra. Hj. ISTIBSYAROH, SH., MA. (JAWA TIMUR)

Terima kasih pimpinan.

Page 34: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

33

Tentang tatib ini dulu pernah dibahas oleh BK. Habis itu kemudian oleh tim 15 orang

termasuk saya di situ sendiri yang perempuan waktu itu. Kemudian apa namanya waktu itu

tidak tahulah. Setelah itu kemudian kembali ke BK lagi. Kemudian sekarang maunya Pansus

lagi. Saya tidak mengatakan apakah harus Pansus dan tidak Pansus. Yang jelas kita nanti

akan garap masalah tata tertib bersama dengan DPR. Sehingga tata tertib kita harus segera

selseai, terserah nanti bagaimana. Umpama dibuat Pansus juga harus segera selesai, begitu

maksudnya. Karena apa? Karena nanti kita harus bersama dengan tetangga kita tata tertib

bersama. Itu saja sementara.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

74. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Alirman Sori.

75. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, S.H., M.Hum., M.M. (SUMBAR)

Terima kasih pimpinan.

Saya kira sudah waktunya BK untuk bicara.

Saya sangat bisa memahami apa yang disampaikan oleh Bapak dan Ibu sekalian

anggota DPD. Misalnya, ada keinginan kita rancangan Tatib ini yang dianggap belum tuntas,

belum selesai secara substansi dapat kita pahami. Satu hal yang perlu saya garis bawahi

sebagai anggota BK, ada yang mengatakan kami terlambat menyampaikan. Saya kira itu

sebuah alasan yang sulit bisa kita terima. Semuanya ada di meja Bapak-bapak Ibu-ibu

sekalian. Berkali-kali BK sampaikan. Malah kita mengundang secara resmi ke BK, baik

secara personal maupun secara alat kelengkapan. Itu sudah kita berikan ruang keadilan untuk

bicara di situ. Tetapi panggung itu tidak dipergunakan secara baik dan secara maksimal.

Catatan pertama adalah misalnya ada keinginan untuk membawa apakah ini disahkan atau

tidak disahkan. Kalau disahkan, ada catatan. Kemudian ada keinginan untuk membentuk

Pansus. Saya kira perlu pertimbangan yang matang.

Pertama, kalau ketika kita melihat di rumusan Pasal 246 Undang-Undang No.

27/2009 ini tentang MD3, di Ayat 2 dengan tegas dikatakan di situ, selain tugas sebagaimana

yang dimaksud Ayat 1 di atas, Badan Kehormatan itu melakukan evaluasi dan

penyempurnaan peraturan DPD tentang Tata Tertib dan Kode Etik. Apakah keberadaan

Pansus pas untuk ini? Karena, secara lex spesialis di pasal ini jelas kalau memang ada

penyempurnaan Tatib dan Kode Etik, itu menjadi wilayah tugasnya Badan Kehormatan.

Tetapi kalau policy politic DPD hari ini, rapat hari ini menggiring ke Pansus, ya itu memang

hak kita semua. Tetapi apakah kita harus bertentangan dengan aturan ini?

Berbeda halnya dengan DPR. Coba lihat rumusan Pasal 127 yang juga Ayat 2, kepada

Badan Kehormatannya hanya diberi wewenang untuk melakukan evaluasi tentang Kode Etik

saja, tidak termasuk peraturan Tata Tertib. Sementara, di Pasal 246 di kita ini di MD3 itu

include, evaluasi penyempurnaan Tata Tertib dan Kode Etik. Nah, apa yang disampaikan Ibu

Hairiah misalnya termasuk yang lain, ini kan sudah dibawa dulu ke arena Pansus dan itu

sudah dilaporkan di sipur ini. Setelah itu keputusan politiknya dikembalikan ke Badan

Kehormatan. Badan Kehormatan mencoba merumuskan lagi, dipanggil semua

menyampaikan pendapat secara tertulis dan secara lisan. Saya kira sangat luar biasa. Kalau

ingin mengatakan sipur ini adalah semuanya panggung kita, saya kira sah-sah saja. Tapi kita

harus menyadari bahwa kesempatan itu sudah diberikan kepada 132 anggota DPD, termasuk

pimpinan, termasuk sekjen pun diberi hak untuk itu, dan itu sudah berulang kali kita lakukan.

Nah, tentunya menurut saya menyarankan pimpinan, Tatib ini kita sahkan hari ini. Kalau

memang ada keinginan teman-teman yang ingin melakukan perubahan secara materi dan

Page 35: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

34

substansinya, silakan saja tempuh jalur mekanisme yang ada di Tatib ini, di aturan

perundang-undangan yang ada. Jadi tidak membatalkan, tidak menganulir, tidak menunda-

nunda lagi untuk pengesahan Tatib. Saya kira itu penting, kebijakan politik itu harus penting

kita lakukan hari ini supaya tidak banci. Dan saya orang yang paling tidak setuju kalau ini

ditunda lagi pengesahannya. Ini sudah luar biasa, apalagi di Pansus-kan. Saya kira demikian.

Terima kasih.

76. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, S.E., M.M. (KETUA

BADAN KEHORMATAN)

Pak pimpinan.

77. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, S.E., M.B.A. (KETUA DPD RI)

Silakan, Ibu.

78. PEMBICARA : AIDA ZULAIKA NASUTION ISMETH, S.E., M.M. (KETUA

BADAN KEHORMATAN)

Aaya ingin sedikit. Begini ya, kita, saya juga seperti dengan Pak Alirman, ahli hukum

kita ini, bahwa bagaimana kiranya Tatib ini disahkan dulu karena ini kan learning proccess.

Penyempurnaannya itu karena kami juga melihat usulan-usulan itu tidak bertentangan dengan

hal-hal yang ada di sini. Karena kami juga sebagai Badan Kehormatan ibaratnya perempuan

mau melahirkan tidak lahir-lahir, sudah hamil besar, sudah ini, tahan lagi, tidak lahir lagi. Di

mana rasa kehormatan kami? Badan Kehormatan sudah tidak ada kehormatannya Pak kalau

demikian. Jadi dengan segala kerendahan hati mohon supaya ini disahkan dulu dan pendapat-

pendapat Pak Fatwa, Ibu Elvi dan lain-lain kita juga sudah memberikan, kita paham, sibuk,

banyak rapat sana-sini sehingga baru masuk lagi yang terakhir ini tadi, misalnya Bu Elvi,

tetapi itu adalah penyempurnaannya. Itu saja, demi kehormatan kami sebagai anggota Badan

Kehormatan. Terima kasih.

79. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Saya usul jalan tengah saja bahwa tidak enak kalau dalam waktu dekat itu bongkar-

pasang. Dan memang kenyataannya realitasnya, ya ini mohon maaflah kalau ada memang

yang terlambat. Tapi kan kita anggota ini tidak bisa dipaksa-paksakan juga. Kemampuannya

beda-beda, waktunya juga beda-beda, tapi haknya tidak boleh disingkirkan. Jadi menurut

saya kita dengan segala hormat kepada Badan Kehormatan ini diberikan saja waktu. Jadi

saya cabut usul saya yang soal Pansus itu, saya cabut ya. Jadi diberikan saja waktu tiga

bulan, tidak lama itu tiga bulan itu. Tapi, materinya karena banyak yang bersifat substansial

tadi, bukan sekadar kalimat ya.

Terima kasih.

80. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Pak Sumino, tolong dibantu ya diarahkan supaya kita jangan melebar.

81. PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Terima kasih saudara pimpinan.

Page 36: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

35

Menurut hemat saya silihat dari sejarah pembahasan Tatib ini, hari ini kita mestinya

sudah sampai pada pintu gerbang untuk kita mengesahkan, satu. Yang kedua, saya selaku

anggota PPUU ikut menjamin Tatib ini tidak bertentangan dengan aturan-aturan lainnya,

karena di dalam PPUU ini sudah diharmonisasikan dengan sangat cermat. Yang ketiga,

bahwa ada usulan-usulan baru saya pikir layak diperhatikan. Perbaikan daripada Tatib ini,

Tatib kan bersifat dinamis. Dan dalam pasal hak daripada BK sudah mewadahi, menampung

kedinamisan yang mungkin terjadi di dalam penyempurnaan-penyempurnaan Tatib itu. Oleh

karena itu yang keempat usul saya, dengan memperhatikan seluruh masukan-masukan pada

hari ini, Tatib ini layak kita sahkan untuk mengejar pekerjaan-pekerjaan besar yang berada di

balik kepentingan Tatib ini. Penyempurnaan-penyempurnaan kita serahkan kepada BK

dengan memperhatikan seluruh masukan ini. Bahwa nanti kalau dalam BK melihat bahwa

masih dibutuhkan penyempurnaan yang sangat berat, tidak dapat dilakukan BK, BK bisa

mengusulkan kepada paripurna bentuk Pansus baru, kan begitu

Terima kasih.

82. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-Ibu sekalian, coba saya simpulkan. Saya rasa waktu juga yang

membatasi kita. Saya sudah tangkap semuanya ya.

Pertama, prinsipnya begini, bahwasa kita semua sepakat dalam apa yang telah

dilakukan oleh BK selama ini, disamping dengan berbagai catatan banyak juga kemajuan

yang harus bisa segera kita aplikasikan. Beberapa hal yang ini tentu tidak bisa secara detail

saya sebutkan pada kesempatan ini. Tetapi dengan posisi BK yang seperti tadi disampaikan

oleh Pak Alirman Sori adalah lex spesialis, dan kita memercayai BK adalah wakil-wakil kita,

dewa-dewa yang ada di DPD itu, kita berikan kepercayaan penuh dengan tanggung jawab

untuk bisa menyempurnakan beberapa hal yang tadi diinginkan supaya lebih

mengartikulasikan kepentingan kita semua. Saya rasa bisa diakomodasi ya apa yang

disampaikan oleh Bu Elvi tadi, bagaimana bentuknya, kemudian bagaimana bentuk yang

lain-lain dan sebagainya. Apalagi perubahan kalimat yang tadi mengganggu soal

pemeriksaan, ya dengan lapang dada. Karena tadi dari awal kan kita kan kekompakan,

kebersamaan ya, meningkatkan kualitas kita. Toh, kita sudah dinilai publik dengan posisi kita

yang jauh lebih baik. Itu kan menandakan. Nah, semangat itu yang kita bawa dan kita

serahkan ke BK, dan mari kita sempurnakan lewat mekanisme yang telah disepakati.

Pokoknya tidak ada hal-hal yang menimbulkan instabilitas. Tidak ada. Jadi murni hanya

untuk perbaikan yang lebih baik. Itu saja. Kan itu yang kita sepakati ya, mana yang terbaik

kita sempurnakan. Apakah Bapak-Ibu sekalian dengan. Ya silakan.

83. PEMBICARA : Drs. H. ABDURACHMAN LAHABATO (MALUKU UTARA)

Saya salah satu di antara anggota BK yang cukup lelah memang, karena sampai jam 1

dini hari mengutak-atik kata Tatib ini. Memang tidak ada yang sempurna karena itu kami

juga dengan segala kerendahan hati menerima sekian usulan-usulan. Tetapi kami juga

berharap agar hari ini bisa disahkan tentu dengan catatan. Catatannya belum diberlakukan

beberapa yang mungkin perlu disempurnakan. Jadi harus ada ketegasan di sini. Karena kalau

disahkan hari ini tentu secara komprehensif akan berlaku. Kalau diberi catatan, catatan yang

mana-mana, itu saja.

84. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ini kan ada rapat. Ya silakan Pak Cholid. Disempurnakan ya.

Page 37: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

36

85. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (DI YOGYAKARTA)

Baik, saya kurang sependapat dengan Pak Abdurachman dalam konteks

ketidakjelasan, belum memberlakukan hal-hal yang belum disepakati. Jadi saya mengusulkan

bahwa semuanya disahkan, kecuali hal-hal yang sifatnya redaksional dan pengetikan tadi

disempurnakan. Tetapi hal-hal yang substansi kalau memang ingin ada perubahan dengan

mekanisme yang ada, itu bisa diajukan secara resmi kepada Badan Kehormatan. Sehingga

tidak ada pasal yang tidak jelas mana yang belum diberlakukan. Jadi semuanya berlaku.

Kalau ada yang menginginkan perubahan, ada ruang dengan tidak sulit untuk melakukan

perubahan. Saya kira demikian. Terima kasih.

86. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, ya. Saya rasa itu fair enough ya. Jadi kalau begitu teman-teman sekalian, mari

kita meningkatkan kinerja kita bersama. Ini tahun ini tahun kerja. Tahun politiknya tahun

2013 – 2014. Ya mari kita konsentrasi untuk membangun DPD ini lebih baik lagi ke depan.

Baik, kalau begitu dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim kita putuskan

keputusan BK dengan catatan, dengan ada berbagai perubahan yang nanti kita uraikan, dan

dilakukan di BK melalui mekanisme yang telah kita atur secara bersama. Bisa kita sepakati?

87. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Bukan hanya redaksional, tapi yang substansi itu ya termasuk. Bukan hanya

redaksional.

88. PEMBICARA : KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag, M.Ag. (SULBAR)

Pimpinan, B-126

89. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan, Pak Kyai.

90. PEMBICARA : KH. M. SYIBLI SAHABUDDIN, S.Ag, M.Ag. (SULBAR)

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya hanya mau menyampaikan satu hal bahwa menurut pengetahuan saya belum

pernah ada putusan yang menggunakan pakai ala, apalagi Tata Tertib seperti ini di sebuah

lembaga tinggi negara itu keputusan ada catatan-catatannya. Kok, kayaknya saya rasa lucu itu

loh Pak Ketua, itu yang pertama.

Yang kedua, saya menghargai usulan teman-teman tadi apabila akan ada perubahan.

Kalau bisa saya usulkan janganlah kita lagi mempersulit sesuatu yang sebenarnya sudah

mudah kita sepakati bersama-sama. Persoalan substansi sebagaimana disampaikan Pak

Cholid tetap akan kita tempuh perubahan lewat mekanisme Badan Kehormatan. Tetapi

putusan ini disahkan pada hari ini tanpa embel-embel catatan, begitu loh. Kita dapat terima

semuanya ini tanpa harus ada catat-catatannya dan sebagainya kecuali koma, titik dan

sebagainya itu okelah tidak ada masalah, tapi persoalan substansi kita harus sepakati.

Sehingga jangan menimbulkan keraguan diantara kita semuanya. Besok-besok kalau ada

perubahan kita tempuh jalur Badan Kehormatan.

Page 38: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

37

Terima kasih Ketua.

91. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Silakan Pak Fatwa.

92. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Saya kira tidak bisa dipaksakan begitu, tidak bisa dipaksakan begitu, karena memang

ada hal yang suka ya dianggap prinsipil. Kenapa harus dipaksakan? Kan tidak ada yang

mendesak kita. Yang terlalu mendesak sekarang kita ini untuk hal-hal yang tadi memang

substansial itu tidak ada yang mendesak kita. Katakanlah itu masalah tadi yang dikemukakan

oleh Ibu Erma kan toh waktunya masih lama sekali, tidak ada. Tapi buat apa mesti main

bongkar-bongkar kalau memang masih ada ruang untuk menyempurnakan. Termasuk tadi

yang saya kemukakan itu anggota lewat sekjen itu tidak sesuai dengan undang-undang. Jadi

yang begitu itu ya masa diloloskan. Jadi jangan lantas kita dipaksakan untuk kehormatan apa

itu, tidak begitu. Tetap kita menghormati tetapi dihormatilah hal-hal yang memang ya harus

diperbaiki. Kan apalah susahnya, ruginya kita ini kalau mau memperbaiki untuk

kesempurnaan. Ini persoalan internal kita.

93. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Jadi Bapak-Ibu sekalian, dengan spirit tadi itu saya rasa sudah kita paham

semua. Ini biasa ini kita lakukan dan juga dimanapun di lembaga dewan. Jadi

penyempurnaan itu sebagai bagian daripada keputusan. Kan keputusan itu kan nanti kalau

sudah sempurna baru ditandatangani. Jadi untuk menghemat waktu kita, baiklah ini kita

putuskan.

94. PEMBICARA : Dra. Hj. ELVIANA, M.Si. (JAMBI)

Pimpinan, ijin sekali lagi pimpinan.

Terima kasih pimpinan.

Saya sekali lagi setuju saja kalau ditetapkan diputuskan. Tetapi ada tidak keputusan

ditetapkan? Kalau ditetapkan itu berarti kita jalan dengan aturan ini. Namun ada pasal sekali

lagi Pasal 182 misalnya. Di situ diatur rapat dengar pendapat antara kelompok, anggota

komite, Panitia Perancang Undang-Undang, tidak ada sedikitpun disebutkan rapat anggota

seperti yang jabaran Pasal 224 Ayat 2 itu pimpinan. Satu.

Yang kedua, tidak juga dikatakan bagaimana model kami rapat dengan masyarakat.

Sehingga setahun ini kalau ada seperti, saya kan sudah berikan contoh kasus tadi. Ketika saya

ajukan ke sekretariat komite tempuh ini, tempuh ini. Di tatib tidak ada itu pimpinan. Jadi

kalau ini diputuskan saya tidak tahu di DPD ini mekanisme celah memasukan pasal lagi.

Kenapa seperti Pak Fatwa bilang, kita tidak mengatakan ini tidak sempurna, ini jelek, ini

salah, tidak. Tapi ada inspirasi yang ingin kita sampaikan. Kalau dikatakan kenapa tidak

selama ini? Bisa jadi inspirasi ini setelah kita mendapat pengetahuan itu kan bertambah

setiap hari pimpinan. Bisa jadi ini mucul setelah saya nonton TV One tadi malam misalnya.

Ketika menyaksikan Angelina Sondakh misalnya, muncul ini, begitu. Saya sampaikan hari

ini, kan sah-sah saja pimpinan. Oleh sebab itu sekali lagi mengesahkan tatib yang menurut,

saya berargumen berdasarkan undang-undang pimpinan, bukan berdasarkan perasaan. Kalau

itu diteruskan juga saya tidak tahu apa jadinya. Demikian pimpinan.

Page 39: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

38

95. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Saya sudah tangkap ini ya. Coba berikan saya juga ruang untuk. Masih lagi? Silakan

Pak Kyai.

96. PEMBICARA : MUHAMMAD GAZALI, Lc. (RIAU)

Terima kasih pimpinan.

Muhammad Gazali dari Riau.

Jadi begini saja pimpinan, kenapa kita bertele-tele begini? Jadi sudah nampak ini

yang akan mengusulkan. Itu seperti Ibu dari Jambi, kemudian Bapak dari Kaltim, kemudian

dari Kalbar. Kita akomodir. Riau juga mungkin ada. Jadi kita akomodir. Kita beri waktu, tapi

waktunya tidak harus sampai 3 bulan. Ini masalah waktu, kita sepakat semuanya. Jadi 1

bulan misalnya. Atau paripurna yang akan datang sudah kita sahkan. Dan diminta kepada BK

agar memanggil nama-nama tersebut. Nama-nama yang mengusulkan itu dipanggil, datang

apa tidak? Kalau tidak datang paripurna yang akan datang diketok. Karena yang

bersangkutan memang tidak menghargai yang namanya kesepakatan kita bersama. Jadi

diakomodir, dikasih waktu tapi tidak terlalu lama. Terima kasih pimpinan.

97. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Terima kasih Pak Kyai yang telah membantu saya juga. Itu nanti yang saya

arahkan. Jadi nanti kan kita sudah sepakat tadi ya. Implisit tadi kan sudah paham. Yang

penting ini kita sahkan. Dengan catatan penyempurnaan. Demi perbaikan, kan begitu. Tidak

apa-apa dari Kalimantan Timur, dari Jambi, dari Jakarta, dari Kalbar.

98. PEMBICARA : Drs. H. WAHIDIN ISMAIL (PAPUA BARAT)

Interupsi pimpinan.

Papua Barat.

Hal-hal yang sangat teknis itu saya kira bisa dikategori dalam penyempurnaan. Tapi

hal-hal yang substantif berparlemen saya kira itu tidak bisa diselesaikan dengan

penyempurnaan. Saya ingin mengatakan seperti usulan Bu Elviana tentang kewenangan

DPD. Apakah kita setuju hanya dalam pembatasan dalam konstitusi atau memang kita sudah

cukup kreatif dan tidak ada (... ) dengan apa yang dilakukan dengan Tatib. Nah isu ini

penting Pak Ketua. Saya kira diselesaikan saja di sini, begitu. Apa benar kita hanya berkutip

di wewenang yang diberikan oleh konstitusi? Saya kira kita sepakat bahwa ini sudah cukup

baik ya meskipun cukup menyibukan kita. Argumentasi Pak Farouk tadi saya kira sudah

cukup memadai. Itu sudah tidak lagi menjadi alternatif saya kira dalam pembahasan Tatib ke

depan.

Sistem paket. Apa benar ini lebih efektif? Apa tidak juga mengkungkung hak politik

dari seorang anggota dari setiap provinsi untuk menentukan calon dari provinsi yang lain.

Sistim paket menghambat kita, kita senang dengan satu orang tapi tidak cocok dengan yang

lain. Itu juga sebuah pertimbangan yang lain, begitu. Nah, setiap isu yang dilemparkan oleh

anggota saya kira direspon saja oleh pimpinan dan ditanyakan kepada kita, seperti hak dari

PURT, apakah benar memeriksa Sekjen itu sudah benar itu? Hal-hal prinsip ini kita

selesaikan dalam forum yang terhormat ini sehingga kita bisa memecahkan secara utuh,

penyempurnaan secara teknis itu bisa kita laksanakan. Tapi hal-hal substantif saya kira nanti

kalau keluar lagi dengan kewenangan yang terbatas hanya konsitusi kita harus memberikan

pendapat lagi, apa benar cuma itu kewenangan kita? Masalah kesehatan apakah kita harus

Page 40: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

39

tinggalkan dari Komite III? Masalah kesehatan itu berhubungan langsung dengan masyarakat

misalnya. Saya kira begitu pimpinan.

99. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Tadi siapa tadi yang di sebelah kanan?

100. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)

Pak Ketua, saya.

101. PEMBICARA : Drs. H. A. M. FATWA (DKI JAKARTA)

Pak Wahidin tadi saya kira usul yang sangat simpel.

102. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan Pak Tonny. Di sini waktu kita sudah jam 1.

103. PEMBICARA : TONNY TESAR (PAPUA)

Terima kasih pimpinan.

Sedikit saja. Hanya memberikan gambaran kesan yang nanti mungkin salah tangkap.

Saya setuju tadi kelihatannya bahasa tubuh Pak Ketua itu sudah mau diketok saat ini. Tapi

perasaan dari teman-teman yang lain juga kita harus hargai itu. Dan ini, kesan ini jangan

sampai karena sudah lewat masalah 2,5 tahun terus hari ini kita paksakan harus tatib kita

tetapkan. Saya kira ini juga, saya yakin sekali bahwa teman-teman apalagi Pak Ketua tidak

dalam masalah ini. Tapi untuk penyempurnaan tatib ini yang lebih baik lagi, saya kira Pak

Ketua dan teman-teman, kita menghargai masukan-masukan yang lain ini, tidak salah kalau

kita perbaiki, kasih waktu lagi untuk perbaikan kita bersama. Saya kira ini usul yang baik.

Dan Pak Ketua saya mohon maaf jangan sampai terkesan dipaksakan hari ini padahal yang

lalu-lalu kita sudah berdebat terus.

Terima kasih.

104. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik. Silakan Pak Alirman.

105. PEMBICARA : ALIRMAN SORI, SH., M.Hum., MM. (SUMBAR)

Terima kasih pimpinan.

Saya kira arah dari pembicaraan kita secara keseluruhan saya menangkap tatib hari ini

kita sahkan kecuali hal-hal yang disampaikan di dalam forum ini baik secara lisan maupun

secara tertulis itu kita akan bicarakan kemudian melalui mekanisme perubahan Tatib itu

sendiri. Kan tidak ada masalah. Tetapi yang paling penting adalah ketika proses itu berjalan

lalu Bu Elvi menonton TV One besok ketika tatib mau disahkan, mau dilakukan perubahan

itu yang tidak mungkin. Misalnya, itu misalnya. Tadi Bu Elvi nonton tadi pagi TV One, ada

teringat dia. Dia memasukan. Sementara kita mau disahkan, mau ditunda lagi. Jadi tidak ada

salahnya. Semua pendapat hari ini harus kita akomodir, begitu. Tidak bermaksud kita harus

memaksakan Tatib ini disahkan hari ini, karena polemiknya sudah panjang. Tapi yang

Page 41: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

40

penting bahwa sudah ada tuntutan juga dari teman-teman bahwa tatib ini harus dilaporkan,

dan ini sudah dilaporkan hari ini untuk disahkan. Soal belum sempurna ada yang sifatnya

materi dan substansi itu boleh kita buka ruang, kita lakukan perbaikan. Tetapi hasil kerja BK

yang hari ini harus kita sahkan. Saya kira itu penting pimpinan.

Terima kasih.

106. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Silakan.

107. PEMBICARA : JACOB JACK OSPARA, S.Th., M.Th. (MALUKU)

Saya menikmati betul pimpinan diskusi hari ini mengenai tata tertib yang betul-betul

sangat membosankan saya. Oleh karena apa? Ini bukan sidang paripurna kali pertama kita

bicara mengenai masalah tata tertib. Ini sudah keempat kali atau kelima kali kalau saya catat.

Sejak saya jadi Ketua Pansus sampai dengan saat ini saya menikmati betul itu. Karena itu

saya berharap pimpinan lebih bijaksana untuk mendengarkan catatan saya.

Catatan yang petama, tata tertib ini sebetulnya adalah turunan atau katakanlah

penjabaran lebih detail daripada Undang-Undang MD3 No. 27 Tahun 2009. Dimana dalam

adagium hukum yang kita ketahui bersama bagi ahli-ahli hukum sudah jelas itu. Apa yang

sudah jelas dalam aturan Undang-Undang MD3 tidak perlu diatur lagi, kecuali yang belum

jelas itu diatur. Dan yang tidak jelas itulah yang kita atur dalam tata tertib. Berdasarkan itu

maka Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang sistem penyusunan pembentukan

perundang-undangan di negara kita yang baru, tata tertib kita yang telah kita sahkan ini dia

nanti menjadi peraturan lembaga tinggi negara yang sama kualitasnya dengan undang-

undang yang akan dikeluarkan. Dan dia mengikat semua sekalipun sifatnya internal. Dalam

Undang-Undang No. 12 tahun 2011.

Jadi karena itu Bapak-Ibu dan saudara sekalian, saya menghimbau apa yang

dikatakan oleh rekan saya Pak Alirman ini sudah sangat benar. Kita mengesahkan apa-apa

yang telah kita sepakati. Apalagi dengan para pakar yang kita biayai, ahli tata negara, ahli

hukum, segala macam. Mereka telah memberikan pendapatnya dan hasilnya telah kita

tuangkan seperti ini. Yang sifatnya formulatif, titik-koma dan lain-lain sebagainya itu kita

selesaikan. Tetapi yang subtantif, yang sudah dinormakan dalam tata tertib pada hakekatnya

inilah kesempatan untuk kita sahkan. Karena kalau kita biarkan ini 2-3 bulan, 4 bulan

kedepan ini nanti diberlakukan untuk siapa menggunakan tata tertib ini selanjutnya. Sudah

hampir masa jabatan kita.

Jadi karena itu Bapak-Ibu dan saudara sekalian saya menghimbau, pimpinan dengan

tegasnya menyatakan hari ini tata tertib ini kita sahkan dengan catatan semua pendapat dan

masukkan-masukkan yang sudah disampaikan oleh rekan-rekan anggota yang mungkin

selama ini kurang memberi perhatian kepada tata tertib ini, sehingga masukan mereka yang

baru masuk hari ini di sidang paripurna ini dicatat oleh Badan Kehormatan dan menjadi

bahan evaluasi terus menerus untuk proses penyempurnaan diwaktu yang akan datang. Saya

rasa seperti itu. Jadi kita sahkan saja tata tertib hari ini. Itu usul saya. Terima kasih banyak.

Sekian dan terima kasih.

108. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, silakan Pak Paulus.

Page 42: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

41

109. PEMBICARA : Drs. PAULUS YOHANES SUMINO, MM. (PAPUA)

Bapak-Ibu sekalian, saya pikir jangan ada kesan memaksakan tapi juga jangan ada

kesan menunda-nunda begitu, jadi harus seimbang. Oleh karena itu mari kita berpikir

berdasarkan aturan yang ada, pikiran-pikiran yang masuk pada hari ini dicatat dengan baik

kita tuangkan melewati mekanisme yang kita miliki. Jadi jangan menunda, begitu loh. Jadi

ini harus ada keseimbangan pemakaian perasa ini supaya menjadi bagus. Kita tidak

memaksakan tapi juga jangan menunda, menunda, menunda dengan elemen-elemen baru,

padahal elemen-elemen baru itu sudah ada ruangannya yaitu dengan perubahan-perubahan

yang dituangkan di dalam kewenangan daripada BK itu. Oleh karena itu demi mengejar kita

tata tertib kita bersama dengan teman-teman di sebelah, demi mengatur lebih lanjut daripada

bagaimana kita berkerjasama dengan teman di sebelah, mari tata tertib ini yang kita mengatur

bagian besar daripada seluruh kepentingan pekerjaan kita, kita sahkan dulu begitu.

Terima kasih.

110. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik.

111. PEMBICARA : CAROLINA NUBATONIS KONDO (NTT)

Pimpinan, pimpinan, terakhir pimpinan. NTT.

112. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Iya, silakan Ibu.

113. PEMBICARA : CAROLINA NUBATONIS KONDO (NTT)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Bapak-Ibu pimpinan dan teman-teman anggota DPD yang sangat terhormat dan

mulia. Saya sependapat dengan Bapak Ospara bahwa sangat menikmati tapi saya tidak bosan.

Itu saja bedanya. Marilah kita ini ada dua pendapat mengesahkan dengan tanpa catatan dan

mengesahkan dengan catatan. Kalau boleh saya katakan baiklah sidang paripurna yang

berbahagia ini kita sudah mendengar dan kita sudah merangkum semua pendapat-pendapat

dari kita semua. Oleh karena itu baik lah kita sahkan sudah tanpa catatan sudah direkam dan

disahkan, titik. Terima kash Pak.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

114. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, Bapak-bapak sekalian. Coba berikan saya kesempatan untuk mencoba

memformulasikan apa yang berkembang dengan dasar ini apa yang sudah kita dalami dengan

baik. Jadi BK kan terakhir telah mengundang semua alat kelengkapan, anggota, semua sudah

ada, saya juga hadir. Itu kan ada kesempatan forum. Mungkin yang lalu mungkin belum

pernah terpanggil hanya pakai surat, betul kan. Terus makanya setelah itu selesai tentu

semuanya kan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat dan dilakukan dengan baik di

BK. Sehingga hal-hal yang krusial yang menimbulkan kegoncangan kan sudah selesai. Tapi

Page 43: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

42

mungkin barangkali ada hal-hal lain yang baru terungkap sekarang. Demi kepentingan jangka

panjang dan jangka pendek semuanya kita, marilah kita sepakati bersama iya pada hari ini,

karena banyak hal yang menyangkut hal diluar beberapa catatan tadi kita putuskan ini secara

bersama. Dengan catatan beberapa hal, tentu tidak usah saya sebutkan tadi ada yang masalah

dari Kaltim dari apa, ada beberapa nanti tentu akan diuraikan apa saja yang menyempurnakan

itu tadi. Kemudian juga masalah redaksi juga yang disampaikan oleh Pak Farouk. Kemudian

juga masalah kesekjenan dan sebagainya. Itu saya akan, ada beberapa beberapa hal tadi. Dan

kita harapkan ini pada waktu pada masa sidang berikutnya itu sudah selesai, pada 5 April.

Jadi nanti habis itu pimpinan nanti akan mensahkan, bukan sekarang disahkan secara official-

nya. Jadi ktia kasih waktu limit sampai 5 April, Bapak Ibu sekalian.

Apakah bisa kita sepakati?

Tepuk tangan buat kita semua.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baik Bapak-Ibu sekalian, karena masih ada acara lain sehingga dengan terpaksa

sidang ini kita skors karena ada agenda lain, tanda tangan. Bagaimana kalau kita mulai nanti

atau, sebentar, sebentar, mohon maaf, saya lagi cek dulu. Ini sebentar ya, ini kita skors saja

dulu ya. Baik, kita skors satu jam ya, nanti karena itu, tolong mohon tepat waktunya karena

Komnas HAM-nya sudah hadir, ini penting buat kita. Oh sudah ada? Kita makan siang dulu

iya. Baik, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

115. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Mohon kembali ketempat masing-masing. Kita akan segera memulai sidang ini, nanti

kita lanjutkan pembicara informal Bapak sekalian, karena tamu kehormatan kita telah hadir

di sini.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua dan selamat siang buat kita semua.

Bapak-Ibu para anggota dewan yang terhormat.

Sebelum kita membuka sidang lanjutan pada sore ini, kita punya agenda yang

menurut saya sangat penting dan strategis. Dimana kita mendapat kehormatan untuk

melakukan suatu kerja sama yang telah dibahas, yang telah disampaikan melalui Panitia

Musyawarah. Yang pada hari ini sesungguhnya tadinya mau diagendakan jam 11, tapi karena

sidangnya sangat dinamis sekali sehingga akhirnya berakhir jam 1. Terpaksalah saya teman-

teman Komnas HAM tamu kita, kita undur sampai sekarang. Tentu atas nama kita semua

saya mohon maaf. Ya memang beginilah dinamika yang ada di dalam dewan, tapi tentu tidak

KETOK 2X

KETOK 1X

SIDANG DISKORS

Page 44: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

43

mengurangi makna iya pertemuan kita pada sore hari ini. Karena telah hadir pimpinan dari

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Untuk itu kita mengucapkan applause kepada Ketua

Komnas HAM dan anggota.

Bapak-Ibu yang saya hormati.

Hari ini hadir langsung ketuanya yang sudah kita kenal kepakarannya dan sepak

terjangnya di dunia HAM yang sangat penting ini, yaitu Ketuanya Pak Ifdhal Kasim. Tepuk

tangan buat Pak Ifdhal. Silakan berdiri Pak. Kemudian beliau didampingi oleh wakil ketua

Pak Nurcholis. Silakan berdiri. Kemudian anggotanya Pak Kabul Supriyadi. Silakan berdiri.

Yang didampingi oleh Sekjen Komnas HAM Pak Masduki.

116. Ibu-Bapak sekalian, seperti kita tahu banyak sekali persoalan-persoalan yang ada

ditengah masyarakat kita. Dan tentu memerlukan yang selalu menyampaikan kepada

kita mengenai berbagai persoalan konflik di berbagai tempat dan lain sebagainya. Kita

tentu tidak mempunyai kepakaran sebagaimana teman-teman yang ada di Komnas

HAM. Makanya untuk itu kita akan menandatangani kerja sama ini dalam rangka untuk

menjaga supaya kondisi di seluruh tanah air ini bisa berjalan dengan kondusif. Tentu

kita harapkan dengan kerja sama sinergis ini nanti, dimana kita kan sudah mempunya

kantor di seluruh daerah. Dan Insya Allah mulai bulan Juni besok kita akan

membangun beberapa hal dan kita harapkan pada periode ini sudah selesai semua.

Tentu dengan itu nanti kita akan bisa lebih bekerjasama dengan Komnas HAM supaya

lebih baik lagi kondisi masyarakat kita di tengah pembangunan demokrasi yang kita

lagi laksanakan ini. Untuk itu kami persilakan kepada MC untuk membawakan acara

selanjutnya. Kami persilakan.

117. PEMBICARA : MC

Pembacaan Nota Kesepahaman Bersama oleh Kepala Biro Persidangan II.

118. PEMBICARA : SRI SUMARWATI ISFANDIARI (KEPALA BIRO

PERSIDANGAN II)

Nota Kesepahaman antara Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia Nomor DPD RI DN 070/01/DPD/II/2012. Nomor Komnas

HAM 041/TUA/II/2012. Tentang upaya perlindungan dan kerja sama terhadap penegakan

Hak Asasi Manusia. Pada hari ini Kamis tanggal 16 Bulan Februari Tahun 2012 kami yang

bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama Irman Gusman. Jabatan Ketua DPD RI. Alamat Gedung MPR/DPR/DPD RI.

Jalan Gatot Subroto Nomor 6 Jakarta. Bertindak untuk dan atas nama Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang selanjutnya disebut sebagai DPD RI.

2. Nama Ifdhal Kasim. Jabatan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Alamat

Gedung Komnas HAM Jalan Ratu Harhari Nomor 4B, Jakarta. Bertindak untuk dan

atas nama Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, berkedudukan di Jakarta, selanjutnya

disebut Komnas HAM.

DPD dan Komnas HAM secara bersama-sama disebut para pihak. Bahwa para pihak

menerangkan terlebih dulu hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

Page 45: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

44

hukum pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia.

2. Bahwa Hak Asasi Manusia saat ini belum dilaksanakan secara optimal oleh setiap

komponen bangsa dan negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau

kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, mambatasi

dan/atau mencabut hak asasi seorang atau kelompok orang dan tidak mendapatkan

atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan

benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Sehingga diperlukan upaya

yang lebih profesional terintegrasi, intensif dan berkesinambungan.

3. Bahwa DPD RI adalah suatu lembaga negara yang anggotanya mempunyai

kewajiban menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat dan daerah. Disamping mempunyai kewenangan antara lain berupa

pengawasan yang berkaitan dengan penegakan HAM.

4. Bahwa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas

HAM adalah lembaga yang mempunyai fungsi pengkajian, penyuluhan,

pemantauan dan mediasi tentang Hak Asasi Manusia. Dan untuk itu bertugas

melakukan pengamatan, penyelidikan dan pemeriksaan, pemanggilan terhadap

pengadu atau korban maupun pihak yang diadukan untuk dimintai dan didengar

pendapatnya, serta saksi terkait memberikan pendapat berdasarkan persetujuan

ketua pengadilan terhadap perkara tertentu yang sedang dalam proses peradilan

dan menyampaikan rekomendasi.

5. Bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan, perlindungan dan

penegakan HAM serta terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

bertanggungjawab, perlu dilakukan kerja sama dan koordinasi yang baik antara

DPD RI dan Komnas HAM.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka para pihak sepakat untuk membuat Nota

Kesepahaman dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I. Tujuan.

Pasal 1 :

Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mewujudkan kerja sama dan koordinasi antara

DPD RI dan Komnas HAM dalam rangka efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenang

masing-masing lembaga demi terwujudnya pelaksanaan perlindungan dan penegakan HAM.

BAB II. Dasar Hukum.

Pasal 2 :

Dasar hukum dari Nota Kesepahaman ini adalah :

1. Pasal 22d dan Pasal 28 huruf a, j Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan

Etnis.

Page 46: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

45

6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

BAB III. Bentuk kerja sama.

Pasal 3 :

Kerja sama antara para pihak dilakukan dalam bentuk sebagai berikut :

1. Tukar menukar data dan/atau informasi di bidang HAM.

2. Penerimaan pengaduan masyarakat terkait dengan pelanggaran HAM.

3. Kerjasama mengupayakan penyelesaian pelanggaran HAM, dan

4. Sosialisasi.

BAB IV. Pelaksanaan Kerjasama.

Pasal 4

Ayat 1 :

DPD RI dan Komnas HAM dapat melakukan tukar menukar data dan/atau informasi

yang terkait dengan HAM sesuai ruang lingkup pelaksanaan tugas dan kewenangan masing-

masing lembaga.

Ayat 2 :

Tukar menukar data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 antara

lain dapat berupa :

a. Dugaan pelanggaran HAM yang peroleh dari laporan masyarakat.

b. Perkembangan penanganan kasus pelanggaran HAM di daerah.

c. Data dan/atau informasi lain yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi dan

kewenangan masing-masing pihak.

Ayat 3 :

Tata cara tukar menukar data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada Ayat 1

dilakukan dengan permohonan secara tertulis dan ditandatangani oleh masing-masing pihak

atau pejabat yang ditunjuk oleh masing-masing pihak.

BAB V. Penerimaan pengaduan masyarakat dan bantuan teknis.

Pasal 5 :

Para pihak dapat secara sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama menerima pengaduan

masyarakat terkait dengan pelanggaran HAM.

Pasal 6 :

Komnas HAM dapat memberikan bantuan teknis kepada DPD RI tentang verifikasi

laporan pengaduan masyarakat yang mengindikasikan terjadinya pelanggaran HAM.

Page 47: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

46

BAB VI. Tindak lanjut dan kerja sama.

Pasal 7

Ayat 1 :

Data dan informasi yang disampaikan masing-masing pihak sebagaimana dimaksud

pada Pasal 4 dan/atau pengaduan masyarakat yang disampaikan kepada masing-masing pihak

sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ditindaklanjuti oleh para pihak secara sendiri-sendiri

dan/atau bersama-sama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat 2 :

Para pihak secara bersama-sama dapat menyusun rancangan kerja dan rencana tindak

lanjut penyelesaian pelanggaran HAM terhadap data dan informasi dan/atau pengaduan

masyarakat sebagaimana dimaksud pada Ayat 1, Ayat 3 dalam rangka menindaklanjuti data

dan informasi dan/atau pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud Ayat 1 dan Ayat 2

DPD RI dan Komnas HAM dapat melakukan kunjungan kerja bersama-sama.

BAB VII. Sosialisasi.

Pasal 8

Ayat 1 :

Para pihak secara bersama-sama dan/atau sendiri-sendiri dapat melakukan kegiatan

sosialisasi mengenai upaya pencegahan dan penyelesaian pelanggaran HAM baik yang

ditujukan kepada DPD RI maupun kepada masyarakat umum.

Ayat 2 :

Kegiatan sosialisasi sebagaimana dimaksud, dalam Ayat 1 dapat dilakukan dengan :

a. Membuka dan meningkatkan akses bagi masyarakat untuk memberikan informasi

terjadinya tindak pelanggaran HAM.

b. Meningkatkan partisipasi aktif tokoh masyarakat dalam gerakan pencegahan

pelanggaran HAM.

BAB VIII. Kerahasiaan.

Pasal 9

Ayat 1 :

Para pihak berkewajiban menjaga kerahasiaan segala hal yang berkaitan dengan

penangangan kasus tentang pelanggaran HAM.

Ayat 2 :

Kerahasiaan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 berkaitan dengan informasi

dan/atau data yang berkaitan dengan identitas pengadu dan pemberi keterangan atau bukti

lainnya, serta pihak yang terkait dengan materi aduan atau pemantauan dan hasil

pemantauan.

BAB IX. Ketentuan lain-lain.

Pasal 10

Ayat 1 :

Segala biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Nota Kesepahaman

ini dibebankan pada anggaran para pihak.

Page 48: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

47

Ayat 2 :

Dalam keadaan tertentu pembiayaan sebagaimana ketentuan pada Ayat 1 dapat

diadakan pengecualian sepanjang melalui musyawarah dan mendapat persetujuan para pihak

serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X. Ketentuan penutup.

Pasal 11

Ayat 1 :

Hal-hal lain yang belum diatur secara tegas dalam Nota Kesepahaman ini akan

dibicarakan lebih lanjut dan diputuskan bersama antara para pihak.

Ayat 2 :

Nota Kesepahaman ini berlaku sejak tanggal penandatanganan dan akan ditinjau

kembali apabila diperlukan.

Demikian Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap dua dan memiliki kekuatan

hukum yang sama. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Ketua Irman Gusman.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ketua Ifdhal Kasim. Selesai.

119. PEMBICARA : MC

Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Kepada yang terhormat Ketua DPD RI dan Ketua Komnas HAM RI untuk mengambil

tempat. Dan cinderamata.

Disilakan untuk kembali ketempat.

Sambutan dari Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

120. PEMBICARA : IFDHAL KASIM (KETUA KOMNAS HAM)

Bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore, salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Ketua DPD RI Bapak Irman Gusman.

Yang saya hormati Wakil Ketua DPD Republik Indonesia.

Yang saya hormati anggota DPD Republik Indonesia.

Yang saya hormati Wakil Ketua Komnas HAM.

Yang saya hormati anggota dan Sekretaris Jenderal Komnas HAM dan jajaran DPD

lainnya.

Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadiran Tuhan

Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita bisa hadir dalam acara

penandatanganan Nota Kesepahaman antara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Bapak-bapak Ibu-ibu Anggota DPD yang saya hormati.

Sebagaimana yang dibacakan di dalam Nota Kesepahaman yang barusan kita dengar

bersama, Nota Kesepahaman ini dibuat atas dasar keinginan bersama antara Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk mencari

hubungan yang sinergis dalam upaya memajukan dan menegakan Hak Asasi Manusia di

Indonesia berdasarkan fungsi dan tugas masing-masing dari dua lembaga negara ini.

Page 49: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

48

Seperti yang Bapak-Ibu ketahui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia diberikan

mandat dan fungsi oleh Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 melaksanakan 4 fungsi.

Yang pertama fungsi penyelidikan, yang kedua fungsi mediasi, yang ketiga melakukan

fungsi penelitian atau pengkajian, dan yang terakhir melaksanaan fungsi penyuluhan atau

sosialisasi Hak Asasi Manusia Dari keempat fungsi ini kemudian pada tahun 2008

dikeluarkan satu undang-undang baru, undang-undang mengenai penghapusan diskriminasi

berdasarkan etnis dan ras. Berdasarkan undang-undang ini Komnas HAM diberikan fungsi

untuk melakukan pengawasan terhadap praktek-praktek diskriminasi yang terjadi di

lembaga-lembaga pemerintahan maupun di lembaga-lembaga swasta. Dan juga pada tahun

2000 Pemerintah, dan DPR juga mengesahkan satu undang-undang mengenai pengadilan hak

asasi manusia. Dimana Komnas diberikan fungsi untuk melakukan penyelidikan pro yustisia

terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat, yaitu pelanggaran terhadap apa yang

disebut dengan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan genosida.

Dari keempat fungsi dan dua fungsi tambahan tadi kami melihat bahwa ada kedekatan

juga dengan fungsi yang dijalankan oleh DPD. DPD sebagai salah satu lembaga yang

menyerap aspirasi daerah, mendengarkan, dan mengkristalisasi aspirasi, juga melakukan

pengawasan termasuk dalam konteks pengawasan terhadap penegakan hak asasi manusia.

Maka menjadi sangat relevan apabila kita mensinergikan fungsi-fungsi tadi yang berbeda itu

dan mencari hubungan kesamaannya dalam upaya kita bersama untuk menegakan hak asasi

manusia di republik kita ini.

Sebagaimana kita ketahui dalam dua tahun terakhir ini banyak sekali gejolak di

daerah yang menyangkut tentang konflik-konflik di bidang pertanahan, di bidang kehutanan,

di bidang pertambangan, dan di bidang kelautan. Termasuk juga konflik-konflik perburuhan

di berbagai daerah. Konflik-konflik ini menyadarkan pada kita bahwa masih banyak

persoalan menyangkut hak-hak dasar warga negara yang masih belum bisa sepenuhnya kita

fasilitasi baik dalam bentuk aspirasi, dalam bentuk aspirasi politik, maupun menyelesaiannya

melalui mekanisme-mekanisme yang tersedia. Termasuk mekanisme yang tersedia di komisi

nasional hak asasi manusia.

Oleh karena itu dari bentuk kerja sama yang kita bangun dalam empat area tadi, yaitu

tukar menukar data, dan/atau informasi bidang hak asasi, kemudian penerimaan pengaduan

masyarakat terkait dengan pelanggaran HAM, kerja sama mengupayakan penyelesaian

pelanggaran hak asasi, dan pendidikan pelatihan dibidang HAM, dan yang terakhir

sosialisasi. Dari empat area yang menjadi kerja sama kita saya kira kita akan bisa

mengantisipasi maupun mendengarkan dan mencari solusi dari konflik-konflik yang

berkembang diberbagai daerah yang menjadi wakil dari Bapak-Ibu sekalian. Dan juga

berbagai kemelut yang terjadi di berbagai daerah yang tidak hanya dari konflik pertanahan

tapi juga dari isu-isu yang lain yang terkait dengan hak asasi manusia. Jadi usaha kita untuk,

baik dalam bentuk tukar menukar informasi maupun penerimaan pengaduan masyarakat

terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia ini, barangkali dalam upaya kita

mengimplementasikan isi dari MoU ini kita mungkin akan dapat melangkah lebih baik dalam

upaya kita memajukan dan melindungi hak asasi manusia di berbagai daerah.

Dalam konteks ini juga kami sangat senang, dan sangat menyambut baik kerja sama

ini, mengingat DPD yang memiliki anggota dari berbagai daerah, dan dimasing-masing

daerah sekarang memiliki kantor, ini akan lebih memudahkan dalam menjalin hubungan

kerja dengan Komnas HAM dalam konteks penanganan pelanggaran-pelanggaran atau

penerimaan pengaduan-pengaduan yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia. Kita

bisa bertukar informasi, kita bisa mensosialisasikan apa yang kita kerjakan terkait dengan

kasus yang sedang ditangani oleh Komnas HAM maupun oleh DPD. Sehingga ada

hubungannya sinergis dalam penyelesaian satu kasus pelanggaran hak asasi manusia yang

Page 50: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

49

mungkin sudah ditangani oleh Komnas HAM ternyata sudah juga ditangani oleh DPD.

Masyarakat mengadukan juga ke DPD.

Karena itu dengan adanya kerja sama secara institusional ini overlapping dan juga,

kita juga bisa menghindari overlapping dan kita membangun kerja sama yang lebih baik

dalam penyelesaian kasus-kasus tersebut. Dan juga didalam MoU ini juga kita menyepakati

juga peranan Komnas HAM untuk memberikan semacam supervisi terhadap kasus-kasus

pelanggaran HAM yang mungkin sedang ditangani oleh anggota DPD di masing-masing

daerah perwakilan anggota DPD. Saya kira ini merupakan awal yang baik kita bersama untuk

memulai kerja sama secara institusional dalam upaya kita memajukan dan melindungi hak

asasi manusia di republik ini.

Akhirnya kita serahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar apa yang kita sepakati

hari ini dan tandatangani hari ini bisa kita implementasikan dalam waktu dekat ini. Dan kita

harapkan apa yang kita perjanjikan dan kita tandatangani pada sore hari ini mendapat rahmat

dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Akhirnya kepada Bapak Irman Gusman secara khusus saya ucapkan terima kasih atas

kesediannya untuk kerja sama dengan Komnas HAM. Dan Bapak-bapak anggota DPD baik

dari Komite I atau Komite II yang selama ini memprakasai usaha-usaha membangun kerja

sama dengan Komnas HAM, kami juga menghaturkan ribuan terima kasih sebesarnya. Tak

lupa juga kepada staf yang sudah membantu proses ini kami juga mengucapkan ribuan terima

kasih sebesarnya. Akhirnya sekali lagi saya ucapkan

Bilahitaufiq walhidayah Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih.

121. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kita ucapkan kepada Ketua Komnas HAM Pak Ifdhal Kasim yang telah

tadi kita sama-sama menyaksikan tanda tangan dua lembaga ini. Yang tentu kita akan lebih

meningkatkan sinergi seperti mana tadi yang telah kita sepakati bersama. Jadi teman-teman

anggota DPD, yang ini kita bagikan, silakan dipelajari, silakan ditindaklanjuti. Jadi kita

punya daerah, kita punya konstituen, Komnas HAM punya kepakaran di bidang hak asasi

manusia yang memang sekarang lagi mendapatkan tempat yang sangat terhormat dalam

negara yang menuju demokratis seperti yang tadi dijelaskan. Mudah-mudahan tentu dengan

tandatangan MoU tadi banyak hal tentu yang bisa kita selesaikan secara bersama, seperti

yang kita juga pernah kita jembatani juga, persoalan Mesuji, persoalan Bima, Kutawaringin

dan lain sebagainya. Mudah-mudahan dengan tadi MoU ini kita bisa mempertajamkan lagi

apa yang bisa kita lakukan sebagai wakil daerah dan wakil rakyat pada tingkat di provinsi

kita masing-masing.

Sekali lagi kami atas nama pimpinan dan anggota DPD RI mengucapkan terima kasih

pada rekan-rekan dari Komnas HAM. Kami persilakan, kalau masih mau duduk disini kami

senang sekali, kalau tidak nanti kami minta Ibu Wakil Ketua untuk bisa mendampingi. Sekali

lagi terima kasih dan tepuk tangan buat Komnas HAM.

Page 51: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

50

122. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik Bapak-Ibu sekalian kita masih ada dua agenda lagi yang harus kita selesaikan.

Pertama adalah laporan dari Komite IV dan nanti juga ada progress report dari Kelompok.

Makanya kita kembali lagi ke tempat, kembali ke laptop, kembali kemasing-masing tempat

kita. Jadi kita bisa memulai sidang yang terhormat ini.

Baiklah Bapak Ibu sekalian, atas ijin semua mencabut skorsing sidang.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera dan selamat sore buat kita semua.

Bapak-Ibu sekalian, rapat paripurna ini telah menghasilkan berbagai keputusan tadi

telah kita selesaikan. Bahkan tadi kita lewat jam 1. Dan tadi juga Komnas HAM baru saja

kita selesaikan. Berarti makin banyak kita membangun sinergi dengan berbagai lembaga-

lembaga negara lain. Tentu ini akan memperkokoh keberadaan DPD di seluruh penjuru tanah

air. Terutama dengan Komnas HAM ini sangat strategis sekali dengan berbagai kasus,

persoalan yang ada di daerah, mari kita efektifkan kantor kita yang ada di daerah, sehingga

kita bisa berada di depan dibandingkan dengan lembaga lain dalam memperjuangkan aspirasi

lainnya. Untuk itu marilah kita lanjutkan sidang paripurna ini, dan kita ingin memdengarkan

laporan daripada pimpinan Komite IV. Kami persilakan.

123. PEMBICARA : H. CHOLID MAHMUD, ST., MT. (KETUA KOMITE IV)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pimpinan dan anggota sidang paripurna yang saya hormati.

Komite IV memiliki fokus-fokus di dalam setiap masa sidang. Dan untuk masa

sidang ini Komite IV fokus pada persoalan UMKM. Dalam rangka agenda untuk UMKM ini

kita melakukan pengawasan terhadap perundang-undangan Koperasi dan perundang-

undangan UMKM. Dan Komite IV telah melakukan kunjungan kedua daerah yang kita

sepakati yaitu Aceh dan Maluku Utara. Hasil dari kunjungan itu akan kita finalisasi dalam

rapat pleno Komite IV mulai hari Senin tanggal 20, 21 dan 22. Diawali dengan Rapat Dengar

Pendapat dengan Menteri Koperasi serta dengan pihak perbankan.

Nah, selain masalah itu dibidang legislasi Komite IV hari ini sedang, saat ini sedang

melakukan pembahasan bersama dengan Komisi XI Undang-Undang tentang Piutang Negara

dan Piutang Daerah. Beberapa waktu yang lalu Komite IV sudah melayangkan surat kepada

pimpinan untuk sesuai dengan permintaan Komisi XI supaya DPD membuat surat untuk

keterlibatan secara secara langsung dalam pembahasan Undang-Undang Piutang Negara dan

Piutang Daerah. Di bidang legislasi juga Komite IV sedang memfinalisasi, menyiapkan

finalisasi untuk revisi Undang-Undang 33 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Kita telah

melakukan uji sahih secara serentak di tiga daerah, yaitu di Kalimantan Barat, di Nusa

Tenggara Barat dan di Sumatera Barat pada hari Selasa kemarin. Hasil dari uji sahih itu akan

SIDANG DIBUKA KEMBALI PUKUL 15.35 WIB

KETOK 1X

Page 52: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

51

menyempurnakan draft kita tentang perubahan Undang-Undang 33 yang akan kita lakukan

pembahasannya pada tanggal 28-29 yang akan datang.

Selanjutnya di dalam masa sidang ini Komite IV juga telah menindaklanjuti beberapa

hal yang terkait dengan aspirasi masyarakat, yang sekaligus kemarin kita lakukan waktu di

Aceh, yaitu tentang penyelesaian kasus CPNS Departemen Keuangan. Jadi kasusnya adalah

mereka dulu waktu konflik para pegawai atau PNS Pajak disana melarikan diri,

meninggalkan daerah itu, seperti juga terjadi di Papua dan di Ambon. Nah, kemudian

diangkat beberapa pegawai lokal. Nah, pegawai-pegawai lokal itu kemudian menjadi CPNS

tetapi sebagian dari mereka tidak bisa menjadi PNS karena tidak lulus dalam prajabatan.

Kemudian mereka yang tidak lulus ini mengajukan kasusnya sebagai keluhan kepada

anggota-anggota kita dari Komite IV, kemudian Komite IV mediasi persoalan itu. Dan untuk

Aceh alhamdulillah kemarin sudah dicapai kesepakatan bahwa keseluruh pegawai CPNS

yang gagal prajabatan itu akhirnya dijadikan sebagai tenaga honorer di tempat itu di masing-

masing daerah untuk bidang-bidang yang mereka sebelumnya telah kerjakan. Dan itu telah

disepakati bersama dan kemarin juga telah hadir di dalam pembahasan kita di Aceh para

pegawai itu, dan mereka menerima itu.

Untuk masa sidang ini, sisa masa sidang berikutnya Komite IV akan menindaklanjuti

beberapa persoalan yang terkait dengan aspirasi masyarakat, yaitu yang pertama tentang

kasus Inalum Sumatera Utara. Yang Insya Allah akan kita lakukan pembahasan bersama

pada tanggal 27 Februari yang akan datang. Komite IV juga akan membahas tentang

kenaikan harga BBM pada tanggal 5 Maret. Ini dikaitkan dengan persoalan pengawasan kita

terhadap APBN. Untuk selanjutnya pada masa kerja anggota di daerah yang akan datang

Komite IV menitipkan pesan kepada seluruh anggota DPD RI untuk mulai menampung

usulan-usulan daerah yang terkait dengan RAPBN tahun 2013.

Saya kira itulah Bapak-Ibu yang bisa disampaikan. Dari Komite IV tidak ada satupun

yang harus diputuskan pada kesempatan hari ini.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

124. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, tepuk tangan buat kita semua, khususnya kepada pimpinan Komite IV yang

telah menyampaikan progress report-nya. Terima kasih. Saya rasa tidak ada pertanyaan ya

Komite IV ya? Bisa kita terima progress report-nya.

Baik, ini yang terakhir, kita persilakan Kelompok DPD di MPR untuk menyampaikan

progress-nya sampai dengan SMS yang sebentar ini.

125. PEMBICARA :

Pimpinan, PPUU belum pimpinan.

126. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

PPUU juga? Maaf, maaf Pak Bambang kalau begitu. Baik kalau ada ya, tadi saya

dikasih tahu cuma ada dua. Silakan kalau ada. Maaf.

Sebentar ya, baik sidang yang mulia, sekarang kita dapat kehormatan para finalis

lomba blogger dan twitter DPD RI. Temanya lomba blog dan twitter ini adalah "seandainya

saya menjadi anggota DPD RI". Mudah-mudahan nanti seandainya hilang akan menjadi

anggota DPD RI tahun 2025 mendatang. Terima kasih atas kedatangannya, mohon duduk

ditempat masing-masing adik-adik sekalian untuk mengikuti sidang yang terhormat ini.

Page 53: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

52

Silakan banyak kursi kosong sebelah kanan. Baik kami persilakan kepada pimpinan PPUU

untuk menyampaikan.

127. PEMBICARA : Hj. HAIRIAH, SH., MH. (KALBAR)

Bismillahirrohmanirrohim.

Saudara pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang kami hormati.

Saudara-saudara anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Hadirin yang kami hormati, juga Ibu Sesjen, Wasesjen beserta jajaran kesekjenan.

Dan Bapak dan Ibu para peserta blog dan twitter tadi. Selamat datang di paripurna

DPD RI.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu.

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita

laksanakan. Laporan yang kami sampaikan kepada hari ini adalah berkaitan dengan kegiatan

harmonisasi, pembulatan, dan pemantapan konsepsi usul rancangan undang-undang yang

telah dijalani oleh Komite II. Proses harmonisasi usulan rancangan undang-undang tersebut

tentang jalan dan telah kami selesaikan sebagaimana ketentuan Pasal 112 tata tertib DPD RI.

Dalam proses tersebut prinsip-prinsip rancangan undang-undang sebagaimana Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

menjadi dasar harmonisasi oleh Panitia Perancang Undang-Undang. Pelaksanaan

harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi ini telah kami laksanakan pada tanggal 26

sampai dengan 28 Januari 2012.

Dalam pelaksanaan harmonisasi tersebut yang juga melibatkan anggota dan tenaga

ahli Komite II telah menyepakati untuk melakukan penyempurnaan terkait dari segi legal

drafting untuk mewujudkan keselarasan konsep rancangan undang-undang dengan Pancasila.

Tujuan nasional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan memuat

kesesuaian unsur filosofis, yuridis, sosiologis serta politis. Khusus rancangan undang-undang

tersebut sebagaimana ketentuan Pasal 108 Ayat 3 tata tertib DPD RI telah kami sampaikan

kepada pimpinan untuk menjadi bahan putusan pada hari ini. Dan tadi juga sudah diputus

oleh pimpinan tentang usulan dari Komite II tentang Rancangan Undang-Undang Jalan.

Demikian laporan yang kami sampaikan dalam sidang paripurna ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

128. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Terima kasih kepada pimpinan PPUU Ibu Hj. Hairiah yang telah menyampaikan

progress report-nya tadi. Mudah-mudahan apa yang telah diputuskan tadi Undang-Undang

Jalan membawa manfaat bagi kita semua.

Baiklah Bapak-Ibu sekalian ini yang terakhir. Saya ingin mendengar laporan dari

pimpinan Kelompok, Ketua Kelompok Pak Bambang Soeroso. Kami persilakan.

Page 54: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

53

129. PEMBICARA : Dipl. Ing. H. BAMBANG SOEROSO (KETUA KELOMPOK

DPD DI MPR)

Yang pertama kami ingin menyampaikan aspirasi dari rakyat yang sangat

menginspirasi kita yang dituangkan dalam sebuah pantun yang datangnya dari Provinsi Riau.

“Kupu-kupu hinggap di dahan, tumbuh subur buah delima, kalau kita inginkan perubahan,

mari berjuang bersama-sama”. “Cek, cek Burhan memasang bubu”. Maaf, maaf. “Cik

Burhan memasang bubu, bubu di ikat di tiang yang ringkih, perubahan bukanlah untuk

ditunggu, melainkan sesuatu yang harus di raih. Ini adalah kulmilasi dari aspirasi masyarakat

yang di bawa oleh Pak Hardi Selamat Hood, dari masyarakat atau rakyat yang ada di Provinsi

Bengkulu, maaf Provinsi Riau, oh Kepri ya. Maaf.

Baik, bismillahirrohmanirrohim.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanty, maaf Om Swastyastu.

Mohon maaf, ini saya banyak keseleo karena terlalu banyak berbicara, jadinya.

Bapak dan Ibu yang kami hormati, ijinkanlah kami menyampaikan beberapa progress

strategis yang terkini yang ingin kami sampaikan untuk kepentingan kita di dalam rangka

kita menghantar perjuangan ini di pintu gerbang ter-delivery-nya perjuangan kita di Majelis

Permusyawaratan Rakyat yang memang sudah kita targetkan pada tahun 2012 ini. Kalau kita

melihat, kita cermati benar-benar milestone atau program kerja kita yang tertera di dalam

milestone tadi, maka kita bersepakat tahun 2012 ini adalah tahun-tahun kulminasi dari semua

etape kegiatan yang mendorong terhadap perjuangan Bapak-Ibu untuk mensukseskannya di

MPR nanti. Oleh karenanya ada beberapa hal strategis yang ingin kami sampaikan.

Yang pertama adalah hasil survei LSI yang telah dilakukan tiga minggu yang lalu,

yang kemarin sudah disampaikan kepada pimpinan, dan ini akan kami sampaikan kepada

Bapak dan Ibu sekalian, khususnya terhadap persepsi persfektif masyarakat di seluruh

Indonesia terhadap kinerja, terhadap eksistensi DPD, dan terhadap harapan yang sangat

sekali besar terhadap perjuangan kita untuk menata sistim ketatanegaraan. Ada satu item

yang sangat menarik terhadap survei tadi, terhadap DPD agar ikut memutuskan undang-

undang yang berkaitan dengan kepentingan daerah, itu masyarakat 78% berharap sangat dari

DPD. Untuk menindaklanjuti hasil pengawasan terhadap pemerintah, kami ulangi, hasil

pengawasan langsung kepada pemerintah harapan masyarakat itu 74%. Kemudian

masyarakat berharap bahwa DPD dapat bersama-sama dengan DPR membuat undang-

undang 70%. Dan bersama-sama DPR memberikan persetujuan atas APBN 71%.

Kemudian, yang paling harus kita cermati adalah masyarakat setuju jika dilakukan

amandemen perubahan ke-5 terhadap Undang-Undang Dasar 1945 untuk meningkatkan

kewenangan DPD, khususnya berkaitan dengan penanganan apa yang diperjuangkan dalam

aspirasi daerah itu 65%. Jadi, pada prinsipnya hal-hal tadi mencerminkan atau sebuah potret,

dimana apa yang telah Bapak dan Ibu lakukan sebagai kerja politik kemarin-kemarin ini

untuk membangun sebuah awareness kepada masyarakat, itu ditangkap oleh masyarakat

dengan data yang sangat sekali akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dan ini akan di-

publish oleh LSI pada minggu kedepan ini, sehingga masyarakat mengetahui benar bahwa

apa-apa yang Bapak-Ibu perjuangkan adalah merupakan juga bagian kehendak dari sebagian

masyarakat, rakyat yang ada di Indonesia.

Bapak-Ibu, nanti kami akan sampaikan ke ruang masing-masing hasil lengkap

daripada survei tadi, dan ini akan kita tracking kembali pada 4 atau 5 bulan mendatang

sebelum kita menyampaikan naskah usul perubahan ini ke Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Bapak-Ibu dan para sahabat sekalian yang kami muliakan.

Page 55: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

54

Pekan konstitusi yang seperti kita cermati telah berlangsung sejak tanggal 30 Januari

sampai dengan 3 Februari Tahun 2012 yang lalu. Yang menghadirkan 42 negarawan, tokoh

bangsa, para prominen-prominen ahli, dan tokoh-tokoh ormas (organisasi masyarakat) yang

merupakan adalah tokoh-tokoh nasional yang mereka berbicara tentang dibutuhkannya atau

diperlukannya perubahan dalam sistim ketatanegaraan kita. Benang merah yang kita

dapatkan adalah bahwa beliau-beliau itu para tokoh bangsa itu sangat menyetujui bahwa

konstitusi atau sistim ketatanegaraan itu perlu ditata ulang. Saya akan menyitir beberapa

pidato Ibu Megawati sebagai Ketua Umum PDIP. Dari sekian rangkaian halaman yang

berjumlah hampir 17 halaman, yang ingin saya sampaikan adalah, ini kata Bu Mega ini

bukan kata Bambang Soeroso Pak, “Saya perlu garis bawahi, tidak berarti bahwa amandemen

ke-5 Undang-Undang Dasar 1945 tidak dimungkinkan. Sebagai sebuah dokumen yang

merupakan hasil kesepakatan, perubahan itu adalah keniscayaan.” Ini adalah sebuah

statement politik, statement kebangsaan yang disampaikan oleh Ibu Megawati pada keynote-

nya pada saat membuka Pekan Konstitusi yang kita gelar kemarin ini.

Pada tataran media, pekan itu mendapatkan porsi dalam tujuh besar berita yang

sangat aktual dan sangat hangat. Ini kami juga ingin mengapresiasi kepada para jurnalis yang

telah dengan sangat intens mengikuti perjalanan-perjalanan tadi. Dan kerja sama Pekan

Konstitusi kemarin kita lakukan bersama dengan ICIS (International Center of Islamic

Scholars) yang dipimpin oleh Pak KH. Hasyim Muzadi. Pekan Konstitusi atau Dialog

Kebangsaan Jilid ke-2 ini segera juga akan kita lakukan dengan menambah lebar kerja sama

kita dengan para tokoh elit-elit bangsa, termasuk dengan ICMI Pak Irman, yang nanti malam

kami sudah direspons dan sesegera mungkin untuk melakukan dialog. Karena kita ketahui

ICMI adalah sebuah lembaga dimana dihuni oleh para intelektual muslim Indonesia yang

sangan concern terhadap persoalan-persoalan bangsa ini.

Bapak dan Ibu sekalian yang kami hormati, next action yang akan kita lakukan adalah

menggelar sebuah dialog secara bersama-sama dalam sebuah kepanitiaan bersama yang telah

dibentuk oleh pimpinan-pimpinan fraksi politik di MPR. Pada tanggal 14 Desember yang

lalu telah kita bentuk dan itu adalah merupakan sebuah semangat kebersamaan saya kira,

partai politik melalui fraksi-fraksinya dengan Bapak-Ibu yang ingin mendialogkan secara

bersama, kemudian akan menemukan dan akan bermuara kepada kesamaan common

platform kita terhadap usul yang akan kita dorong bersama-sama. Perjalanan ini nanti akan

kita mulai pada Maret minggu kedua dan seterusnya melalui sebuah format, Pak Irman,

karena mereka beliau-beliau itu tidak dapat setiap saat, maka formatnya adalah melalui suatu

konsinyering setiap dua minggu sampai dengan mereka membubuhkan tanda tangan terhadap

usul perubahan itu di dalam naskah kita.

Bapak dan Ibu sekalian yang saya hormati, kemudian kita juga akan melakukan seri

dialog kembali dengan ketua-ketua umum partai politik yang sudah akan kita mulai besok

dengan Ketua Umum Hanura, Pak Wiranto, yang akan kita sepakati bersama juga terhadap

common platform terhadap persoalan-persoalan bangsa yang tercermin di dalam naskah

perjuangan Bapak-Ibu menata sistim ketatanegaraan kita.

Bapak dan Ibu sekalian, oleh karenanya maka kami mohon dengan sangat, karena

upaya-upaya kita bersama ini adalah demi kepentingan bangsa dan negara, maka pemahaman

kita terhadap muatan, ulangi, muatan materi di dalam 10 isu strategis itu tentunya harus kita

dalami bersama-sama. Oleh karenanya kami juga akan menggelar sebuah orientasi atau

semacam TOT-lah kira-kira kepada kita semua untuk kita bisa berbagi dan mendiskusikan

terhadap argumentasi apa yang mungkin terantisipasi harus kita jawab dan kita jelaskan

kepada teman-treman dari partai politik.

Bapak-Ibu, dan para sahabat sekalian yang kami hormati. Saat sekarang ini partai

politik ingin sekali mendengarkan apakah yang Bapak katakan dukungan masyarakat itu

merupakan dukungan yang benar-benar riil. Maka, statement, testimoni, ataupun dukungan

Page 56: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

55

dari seluruh stakeholder kita termasuk stakeholder yang ada di daerah itu menjadi barometer

atau kerangka acuan bagi mereka untuk mendukung perjuangan kita. Oleh karenanya, maka

sarasehan daerah yang bermuara kepada sebuah konsensus daerah di masing-masing provinsi

ini kami harapkan dapat Bapak-Ibu lakukan pada masa reses besok pada bulan April ini. Ini

adalah kesempatan terakhir bagi Bapak dan Ibu untuk melaksanakan itu dan sekaligus adalah

melaksanakan uji publik terhadap muatan tadi dengan perguruan tinggi yang selama ini

selalu terlibat di masing-masing provinsi kita dalam rangka menyusun, merumuskan dan

sekaligus menganalisa. Jadi kami akan segera memfasilitasi kegiatan tadi di provinsi Bapak

dan Ibu sekalian, termasuk adalah mengekspor para tokoh nasional yang kemarin sudah

memberikan dukungan dan statement-nya kepada tokoh-tokoh daerah yang nanti akan Bapak

himpun di dalam prosesi atau kegiatan-kegiatan tadi. Kami hanya ingin mengingatkan bahwa

besok pada kunjungan atau reses kita itu adalah kesempatan terakhir, karena kami sudah

menghitung kalau ini dilakukan nanti ke depan pada reses itu waktunya sudah sangat mepet

Pak.

Kemudian, ada 14 provinsi Bapak dan Ibu, saya kira bisa dilihat di caption yang ada

di hadapan Bapak dan Ibu, 14 provinsi yang belum mengadakan sarasehan daerah tadi,

kemudian 26 provinsi yang belum menyelenggarakan uji publik. Kami harapkan ini menjadi

catatan khusus bagi PR (pekerjaan rumah) kita semua nanti ketika kita melaksanakan reses di

daerah.

Itulah beberapa hal strategis yang ingin kami sampaikan Pak Ketua. Dan saya kira

kemarin ada beberapa hal semua informasi, semua denyut nadi dari perjuangan ini harus

tersampaikan secara utuh kepada kita semua, maka sekarang kami sudah akan memanfaatkan

komunikasi per-email dan per-twitter, tadi yang Ibu Hemas juga sampaikan, kita semua dapat

berkomunikasi meskipun tidak melalui majelis ini, melalui media sosial tadi. Termasuk

adalah memanfaatkan website kita yang memang sekarang sudah aktif Ibu Hemas, dan ini

kita sudah memberikan apresiasi juga kepada rekan-rekan kita khususnya antara RRI dan

TVRI. Dan sekaligus kami juga ingin melaporkan bahwa nanti program kedepan ke PR-an

atau campaign design kita, Pak Ketua. Ini mudah-mudahan bisa menjadi catatan Pak Ketua

dan khususnya Ibu Sekjen dan Pak Wasekjen. Campaign atau sosialisasi kita ini sesuai

dengan hasil survey yang masih dirasakan kurang ini perlu kita tingkatkan pada 2012

mendatang.

Dan saya ingin juga melaporkan kepada Bapak dan Ibu hasil rapat pimpinan dengan

kami, dengan PURT, Sekjen dan Ketua BK, telah menyepakati bahwa Kelompok DPD itu

sejatinya atau seyogyanya harus didukung dengan sebuah pembiayaan yang compact di

dalam rangka kita melaksanakan semua kegiatan strategis yang amat sangat mendesak itu.

Sekali lagi atas segala perhatian, dengan segala hormat kami ucapkan terima kasih.

Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa meridhoi kepada kita semua, perjuangan kita. Dan

sekaligus memberikan kesehatan yang paripurna kepada kita semua sehingga kita dapat

melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita dengan sebaik-baiknya demi amanat rakyat

sebagai pemegang kedaulatan di republik ini.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

130. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Baik, terima kasih kepada Ketua Kelompok Pak Bambang Soeroso. Barangkali ada

pertranyaan soal kepentingan Kelompok? Baik kalau tidak Bapak-Ibu sekalian, jadi progress

report Kelompok ini memang menjadi prioritas kita pada tahun ini. Dan mudah-mudahan

Page 57: RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DEWAN ... - dpd.go.id · 5 RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012 ... Saya kira DPD harus menjadi contoh untuk semua lembaga-lembaga

RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-10 DPD RI, KAMIS 16-02-2012

56

besok pertemuan pimpinan Kelompok dengan pimpinan Partai Hanura akan berlangsung

baik. Dan itu kita harapkan berikut-berikutnya akan bisa lebih kita maksimalkan lagi. Dan

tentu kita semua nanti yang menjadi ujung tombak atau kebersamaan dalam rangka

mewujudkan cita-cita bangsa dan negara, cita-cita daripada pendiri republik untuk

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan sejahtera lahir batin.

131. PEMBICARA : Dipl. Ing. H. BAMBANG SOEROSO (KETUA KELOMPOK

DPD DI MPR)

Pak Ketua, sedikit saja, sebagai informasi kepada kita semua bagi teman-teman yang

nanti pukul 19.00 punya waktu, karena kita akan diterima dan akan membuka sebuah dialog

yang sangat sinergis dengan ICMI di Kuningan.

132. PIMPINAN SIDANG : H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. (KETUA DPD RI)

Jadi nanti malam bagi teman-teman yang ada waktu di rumahnya Pak Habibie ya, jam

7, bagi yang bisa untuk hadir bagus sekali kesempatan bisa bertemu untuk bisa berbicara,

tentu dalam kaitan bagaimana kerja sama ICMI dan Kelompok.

Demikianlah Bapak-Ibu sekalian, para hadirin yang berbahagia. Kita akan menutup

sidang paripurna ini. Dan juga ingin mengingatkan kepada kita semua bahwasa sidang

paripurna ke-11 akan berlangsung pada tanggal 5 April. Jadi tinggal hanya beberapa hari lagi

dengan agenda penutupan masa sidang III. Untuk itu kita harapkan pada masa-masa sidang

ini kita dapat mengoptimalkan, memanfaatkan waktu dalam menjalankan tugas konstitusi

kita. Dan sekali lagi kami ucapkan alhamdulillah sidang paripurna ke-10 ini kita tutup

dengan mengucapkan Wabilahitaufiq wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullahi

wabarakatuh.

Om Shanty Shanty Shanty Om.

SIDANG DITUTUP PUKUL 10.15 WIB

KETOK 3X