ringkasan farmako
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 RINGKASAN FARMAKO
1/3
Salah satu gangguan reproduksi karena patologi uterus adalah endometritis. Endometritis
dapat terjadi pada semua hewan ternak. Endometritis adalah peradangan (inflamasi) pada lapisan
endometrium uterus, merupakan hasil infeksi bakteri terutama terjadi melalui vagina dan
menerobos serviks sehingga mengontaminasi uterus selama partus (Sheldon, 2004!asimani"kam et al., 200# Sheldon, 200$). %en&ebab lain adalah karena kelanjutan dari
abnormalitas partus seperti abortus, retensi sekundinarum, kelahiran kembar, distokia, dan
perlukaan pada saat membantu kelahiran ('all dan %eters, 2004), sehingga involusi uterus
tertunda dan performa reproduksi memburuk. %ada infeksi persisten, kronis atau subakut
endometritis dapat berkembang dan mempun&ai pengaruh &ang merugikan bagi fertilitas. 'erat
tidakn&a endometritis tergantung pada keganasan bakteri &ang menginfeksi, ban&akn&a bakteri,
dan ketahanan tubuh hewan penderita. 'entuk infertilitas &ang terjadi antara lain matin&a embrio
&ang masih muda karena pengaruh mikroorganisme itu sendiri atau terganggun&a perlekatan
embrio pada dinding uterus.
nfeksi uterus persisten mengakibatkan pengurangan performa reproduksi akibatpengaruh langsung pada uterus dan gangguan fungsi normal ovarium (Sheldon et al., 2000).leh karena itu, terapi &ang sesuai penting untuk keberhasilan program manajemen reproduksi.
Sejumlah terapi &ang diberikan men"akup pemberian se"ara parenteral atau infus antibiotik
se"ara intra*uterus dan pemberian %+2- se"ara intramuskular (+ustafsson, /4 Etheringtonet al., //4 Etherington et al., // 1"ougall, 200 3e'lan" et al., 2002 !asimani"kam et
al., 200#). Sampai saat ini di ndonesia belum ada laporan tentang pengamatan &ang periodik
pas"aterapi endometritis pada sapi dengan menggunakan antibiotik dan prostaglandin melalui
pengamatan dinamika ovarium pada sapi.
Enam ekor sapi peranakan ngole (%) betina &ang telah didiagnosis menderita
endometritis digunakan dalam penelitian ini. Sapi*sapi dibagi ke dalam 2 kelompok perlakuan,
masing*masing kelompok terdiri atas ekor sapi. !elompok (!, n5 ) masing*masing diterapidengan menggunakan antibiotik (2#0 mg gentamicine dan 2#0 mg flumequine) dan %+2-
(6oroprost7) 2,# mg8ekor se"ara intra*uterus sedangkan !elompok (!2, n5 ) diterapi
dengan menggunakan antibiotik tanpa %+2-. 9ntuk langkah awal dilakukan diagnosis padasapi, pemeriksaan ultrasonografi pada ovarium, dan kemudian dilakukan terapi. Selanjutn&a
dilakukan pengamatan selama 2: hari.
%emeriksaan ovarium pada sapi endometritis dilakukan se"ara transrektal dengan teknik
ultrasonografi (kano dan ;omiapan).
Aasil pengamatan terhadap sapi*sapi endometritis ! dan !2 memperlihatkan rataan
panjang siklus estrus hari, jumlah gelombang folikel &ang mun"ul seban&ak gelombang,
-
7/23/2019 RINGKASAN FARMAKO
2/3
dan rataan !elas dan masing*masing adalah 0,2$C2,2# #,/4C,24 ,C,0# dan
,/:C,#: #,$C, 2,/0C,20 "m. Aasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan
&ang n&ata (%D0,0#) terhadap kelas*kelas folikel pada ! dan !2 (+ambar ). alaupun rataandiameter folikel !elas pada ! lebih ke"il dibandingkan dengan !2, tetapi kondisi tidak
berhubungan dengan keberhasilan folikel untuk ovulasi. ni dapat dibuktikan pada satu ekor sapi
pada !2 &ang tidak berhasil ovulasi selama penelitian ini berlangsung meskipun mempun&aidiameter folikel &ang lebih besar.
%engamatan dengan 9S+ dilanjutkan selama siklus estrus, dimulai A0 hingga menjelang
estrus berikutn&a. Fata*rata lama siklus estrus antar individu &ang diamati &aitu hari.iameter folikel &ang berhasil ovulasi berukuran ,40*,#0 "m (,4$C0,0: "m). Selain itu,
diketahui tidak terdapat perbedaan diameter menjelang estrus baik setelah sinkronisasi
ataupun se"ara alami. 1enurut %ere< et al. (200) rataan diameter folikel &ang ovulasi pada sapi
Friesian Holstein (A) &ang mengalami kawin berulang adalah (,$C0,: "m). Sapi A dengan2 gelombang folikel mempun&ai rataan diameter folikel menjelang ovulasi adalah ,C0,20 "m.
%ada sapi A dengan gelombang folikel memiliki rataan diameter folikel menjelang ovulasi
&ang lebih ke"il &akni ,4#C0,20 "m. Aal ini tidak jauh berbeda dengan hasil &ang diperoleh
pada penelitian ini.%ada !2 efek pemberian kombinasi antibiotik tidak men&ebabkan sinkronisasi estrus
tetapi han&a membunuh kuman pen&ebab infeksi, sehingga perkembangan diameter folikel terusterjadi mengikuti mengikuti siklus estrus &ang sedang berlangsung hingga kemudian sapi estrus
dan ovulasi (+ambar 2). >umlah gelombang folikel &ang mun"ul sama seperti &ang pernah
dilaporkan %ere< et al. (200) pada sapi A dan ?mro
-
7/23/2019 RINGKASAN FARMAKO
3/3
diameter @3 pada sapi % ini lebih ke"il dibanding pada Japanese Black Cows &aitu 20,$0C,/0
mm dengan rataan st ,40C2,40 mm. ?mro