pkl farmako

26
Tikel Balung (Cissus quadrangularis) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup dimana tumbuhan ini mempuny ai jenis dan kegunaa n ma sing-mas ing walaupu n ada tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan mempunyai arti penting bagi manu sia , selain mencegah terjadinya erosi tumbuhan juga berfungsi sebagai bahan pangan bagi manusia dan tumbuhan. Salah sat u ilmu yan g memp ela jari khusus tan aman -tan aman yan g tela h ber diri sen diri seb agai tana man yan g berk has iat dal am pen gob atan dimana tanaman ini merupakan simplisia. Ilmu farmakognosi menguraikan tenta ng pemer iksaan simpli sia nabati dan ide nt ifikasi tumbuhan obat be rd as ar ka n ka nd un ga n ki mi an ya, be nt uk da n si mp li si any a, ba ik makroskopik maupun mikroskopiknya serta inventarisasi tanaman obat yang kerap kali digunakan masyarakat dalam mengobati suatu penyakit. Indonesia yang beriklim tr op is menyeb abkan tanahnya subur  sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tersebut b eberpa jen is tumbuhan memeliki kha siat sebag ai obat. amun, sebagian besar dari tumbuhan obat itu banyak yang tida k diketahui oleh manusia sehingga tidak terawat dengan baik. Muh. Syahruddin Virsa Handayani, S.Farm

Upload: la-ode-muhammad-fitrawan

Post on 11-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PKL Farmako

TRANSCRIPT

BAB I

Tikel Balung (Cissus quadrangularis)

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup dimana tumbuhan ini mempunyai jenis dan kegunaan masing-masing walaupun ada tumbuhan yang merugikan. Tumbuhan mempunyai arti penting bagi manusia, selain mencegah terjadinya erosi tumbuhan juga berfungsi sebagai bahan pangan bagi manusia dan tumbuhan.

Salah satu ilmu yang mempelajari khusus tanaman-tanaman yang telah berdiri sendiri sebagai tanaman yang berkhasiat dalam pengobatan dimana tanaman ini merupakan simplisia. Ilmu farmakognosi menguraikan tentang pemeriksaan simplisia nabati dan identifikasi tumbuhan obat berdasarkan kandungan kimianya, bentuk dan simplisianya, baik makroskopik maupun mikroskopiknya serta inventarisasi tanaman obat yang kerap kali digunakan masyarakat dalam mengobati suatu penyakit.

Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Diantara berbagai jenis tersebut beberpa jenis tumbuhan memeliki khasiat sebagai obat. Namun, sebagian besar dari tumbuhan obat itu banyak yang tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak terawat dengan baik. Hal tersebut menyebabkan manusia semakin tidak mengenal jenis-jenis tumbuhan obat dan akhirnya tumbuhan obat berkesan sebagai tanaman liar yang keberadaannya sering dianggap mengganggu keindahan atau mengganggu kehidupan tumbuhan lainnya.

Penggunaan tumbuhan obat di Indonesia sebenarnya sudah di mulai dari zaman nenek moyang. Namun, penggunaannya di tengah masyarakat di mulai sejak zaman penjajahan Belanda. Pengenalan dan penggunaan tumbuhan obat dimulai dengan jasa Ny.J.Kloppenburg Vesteegh yang menginvertarisasi cara-cara pengobatan tradisional Indonesia. Usaha tersebut di lanjutkan oleh pakar-pakar lainnya serta Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dengan keanekaragaman tumbuhan berkhasiat obat yang ada, terdapat tumbuhan yang mempunyai nama yang sama walaupun jenisnya berbeda. Hal tersebut dikarenakan beberapa tumbuhan belum teridentifikasi secara lengkap dan belum banyak ragam yang diketahui masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dikenalkan jenis-jenis tumbuhan obat berikut cara penggunaannya supaya dapat digunakan sebagai bagian dari system pengobatan yang murah dan aman. Selain itu, tumbuhan obat merupakan potensi kekayaan yang perlu dilindungi karena dapat dimanfaatkan sebagai pendukung perekonomian rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengetahui metode farmakognostik meliputi pemeriksaan morfologi, anatomi, organoleptik dan identifikasi kandungan kimia pada tanaman.C. Maksud Praktikum

Untuk melakukan pemeriksaan farmakognostik meliputi pemeriksaan morfologi, anatomi, organoleptik, dan identifikasi kandungan kimia pada tanaman.D. Tujuan PraktikumUntuk memperoleh data morfologi, anatomi, organoleptik dan reaksi identifikasi tanaman.E. Manfaat Praktikum

Untuk memberikan informasi tentang morfologi, anatomi, organoleptik dan reaksi identifikasi tanaman dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat tradisional.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN UMUM

Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haale Jerman, dalam disertasinya berjudul Analecta Pharmakognostica. Farmakognosi berasal dari bahasa yunani, Pharmacon yang artinya obat (ditulis dengan tanda petik karena obat disini maksudnya adalah obat alam, bukan obat sintetis) dan gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengetahuan tentang obat-obatan alamiah (Gunawan, 2004).Pada awalnya masyarakat awam tidak menenal istilah farmakognosi. Oleh karenanya, mereka tidak bias mengaitkan farmakognosi dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Padahal, farmakognosi sebenarnya menjadi mata pelajaran yang spesifik dalam bidang kesehatan dan farmasi. Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu), kina, kelembak, penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, dan sebagainya. Namun, mereka tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Mereka pun tidak meengetahui kalau bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji saga (sogok telik) dan tempe bongkrek (aflatoksin) merupakan bagian dari pembicaraan farmakognosi. Pada hakekatnya, para pengobatherbalis itulah yang nyata-nyata merupakan praktisi farmakognosi yang pertama (Gunawan, 2004).

Kormus adalah tubuh tumbuhan yang hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tumbuhan paku) dan spermatophyta (tumbuhan biji), oleh sebab itu sementara ahli ilmu tumbuhan menempatkan kedua golongan tumbuhan tersebut dalam satu kelompok yang disebut : Cormophyta (tumbuhan kormus). Kormus merupakan tubuh tumbuhan-tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok yaitu : (Tjitrosoepomo, 2001).

Akar (radix)

Batang (caulis)

Daun (folium)Bagian lain yang dapat kita temukan pada tubuh tumbuhan dapat dipandang sebagai suatu penjelmaan salah satu atau mungkin dua bagian pokok tadi, artinya setiap bagian lain pada tubuh tumbuhan dapat dianggap sebagai bagian tubuh yang berasal dari bagian pokok yang telah mengalami metamorfosis (berganti bentuk, sifat dan mungkin juga fungsinya bagi tumbuh-tumbuhan), (Tjirosoepomo, 2001). Anatomi tumbhan,sebagai suatu disiplin ilmu yang terinci, merupakan salah satu bagian botani yang tertua. Ilmu ini diawali oleh Nehemia Grow dan Marsello Malpighi ditahun 1671. keuntungan disiplin ilmu yang tua ini adalah banyaknya aspek dasar anatomi yang telah ditentukan, ditafsirkan erta diterangkan. Dengan penerapannya denganbertumpu pada landasan ilmu yang telah dibagun melalui penelitian anatomi selama tiga abad, (Hidayat E, 1995).

B. Kajian Tumbuahana. KLasifikasi

Regnum

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Subdivisio:Angiospermae

Class

:Monocotyledoneae

Subclass:-Ordo

:VitalisFamilia

:VitaceaeGenus

:CissusSpesies

:Cissus quadrangularisb. Morfologi

Pada tanaman tikel balung memiliki daun tunggal dan pangkal daunya bangun jantung (Cordatus), bentuk ujungnya tumpul, bentuk tepi daunnya bergerigi (serratus) yaitu jika sinus dan angulus sama dengan gigi tajam, dan pertulangan daunnya menyirip (penninervis); daun ini mempunyai 1 ibu tulang yang berjalan dari pangkal keujung dan merupakan terusan tangkai daun.

Bentuk daun pada tanaman tikel balung ini yaitu bentuk bangun segi empat (quadrangularis), licin (leavis) .Arah tumbuh batangnya menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku-bukunya keluar akar-akar, dan percabangan pada batang menggarpu.

Sistem perakaran dari tanaman tikel balung ini akar tunggang (radix primaria), dan bentuk akarnya yaitu akar tunggang yang bercabang (remosus).c. Anatomi

Pada anatomi daun dari tanaman tikel balung ini memiliki berkas pembuluh, kutikula, korteks, epidermis yaitu sebagai selaput sel pipih dab terletak pada permukaan atas dan bawah daun, memiliki jaringan bunga karang yang meliputi ruang antara sel yang luas, xylem yang mengangkut air dan zat hara, floem yang mengangkut hasil asimilasi keseluruhan.

Anatomi batang memiliki korteks yaitu bagian terluar dari batang, epidermis berupa selaput sel pipih dan terletak pada permukaan atas dan bawah daun, kutikula berupa selaput sel pada permukaan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang membatasi sebar celah, xylem mengukur air dan zat hara, floem mengangkut hasil asimilasi.

Anatomi akar dari tanaman tikel balung ini memiliki epidermis berupa selaput sel pipih dan terletak pada permukaan atas dan lbawah daun, korteksnya berada dibawah epidermis, xylem yang mengangkut air dan zat hara, floem mengangkut hasil asimilasi, dan kutikula berupa selaput sel pada permukaan epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang membatasi sebar celah.d. Kandungan kimia

1. Daun mengandung decinine, decamine, lagerstoemine, lagerine, dihydroverticillatine, decodine.

2. Akar mengandung sitosterol 3,3, 4-trimethyllagic acid.e. Kegunaan

sebagai obat untuk patah tulang, reumatik dan sebagai pereda luka seperti gigitan hewan.f. Cara pemakaian

- untuk patah tulang dan reumatik ; daunya ditumbuk dan diperas airnya setah itu airnya direbus hingga mendidih, kemudian diminum. - Untuk pereda luka seperti gigitan hewan yaitu daun atau batangnya ditumbuk lalu di oleskan diluka tersebut.

C. Kajian Farmakognosi

Tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) ini langka dan hanya berada didaerah yang memiliki suasana yang sejuk dan banyak tumbuh didaerah pantai, tikel balung (Cissus quadrangularis) ini memiliki rasa yang pahit dan bau yang menyengat. Tetapi keistimewaannya yaitu bentuknya bagus sehingga dapat dijadikan tanaman hias.

D. Kajian Metode Prosedur Pemeriksaan

Dilakukan pemeriksaan lengkap yang terdiri dari (Gunawan, 2004)

1. Pemeriksaan Organoleptik, meliputi pemeriksaan warna ,bau, dan rasa dari bahan.

2. Pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, meliputi pemeriksaan cirri-ciri bentuk luar yang spesifik dari bahan (morfologi) maupun cirri-ciri spesifik dari bentuk anatominya.

3. pemeriksaan fisika dan kimiawi, meliputi tetatan fisika (indeks bias, lebur, dan kelarutan) serta reaksi-reaksi identifikasi kimiawi seperti reaksi warna dan pengendapan.

4. Uji biologi, penetapan angka kuman, pencemaran, dan percobaan terhadap binatang. BAB III

METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada pengambilan simplisia sampel darat yaitu :

1. Blender

2. Botol semprot

3. Botol cokelat 60 ml

4. Botol selai

5. Botol salep

6. Cawan porselin

7. Deck gelas

8. Empulur/gabus

9. Gunting

10. Isolasi

11. Jarum preparat

12. Kantong plastik

13. Kertas koran

14. Mikroskop

15. Objek gelas

16. Pipet tetes

17. Pisau/silet goal

18. Parang

19. Tabung reaksi

20. Tabung sentrifuge

21. Tissu gulung

22. Rak tabung

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengambilan simplisia sampel darat yaitu :

1. Air suling

2. Larutan Formalin 4 %

3. Pereaksi Identifikasi

4. Tikel Balung (Cissus quadrangularis)C. Cara kerja1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel Tikel Balung (Cissus quadrangularis) dilakukan didesa Darubiah, Kecamatan Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba Propinsi Sulawesi Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada jam 09.00 pagi dan bagian yang diambil adalah seluruh bagian tanaman berupa akar, batang, dan daun.

2. Pengolahan sampel

Sampel yang telah diambil dicuci hingga bersih, kemudian disortasi basah dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung, setelah kering dipotong-potong kecil kemudian diserbukkan, lalu dilakukan pewadahan.

3. Pemeriksaan Farmakognostik a. Pemeriksaan Organoleptik

Pemeriksaan organoleptik dilakukan terhadap tumbuhan dengan mengamati warna, bau, rasa dari bagian akar, batang, dan daun.

b. Pemeriksaan Morfologi

Pemeriksaan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari akar, batang, dan daun yang segar kemudian dilakukan pengambilan gambar.

c. Pemeriksaan Anatomi

Pemeriksaan anatomi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk sel dan jaringan tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur dari batang, akar, dan daun dengan menggunakan mikroskop. Caranya dengan mengiris setipis mungkin bagian dari tumbuhan yang akan diperiksa dengan menggunakan pisau atau silet, kemudian sampel diletakkan diatas objek dan ditetesi sedikit air setelah itu ditutup dengan kaca penutup (deck gelas) dan diamati dibawah mikroskop, kemudian digambar bentuk-bentuk sel dan jaringan yang telah diamati.4. Pemeriksaan Identifikasi Kandungan Kimia

Pemeriksaan kandungan kimia simplisia dilakukan uji identifikasi warna berdasarkan perubahan warna yang terjadi dengan penambahan pereaksi tertentu. Kemudian diamati perubahan warnanya.5. Penentuan Kunci Determinan

Cara penentuan kunci determinan yaitu :

1. Dicari familia dari sampel tersebut2. Dibuka buku flora untuk mencari kunci determinan sampel tersebut.

3. Dimulai dengan pertanyaan nomor 1 yang terdiri dari pertanyaan D dan pertanyaan B.

4. Diakhiri tiap pertanyaan dan didapatkan nomor yang baru, yang menunjukkan arah berikutnya.

5. Peranyaan berikutbnya A didapatkan lagi pertanyaan A dan pertanyaan B dan seterusnya.

6. Jika pada pertanyaan A atau pertanyaan B yang dibelakangnya tida ada nomor baru lagi, tetapi nama dari sebuah familia yang bernomor maka penentuan kunci determinasinya sampai nomor tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil PraktikumDari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil Pemeriksaan Morfologi Tanaman Tikel Balung (Cissus quadrangularis).

No.PemeriksaanHasil Pengamatan

1.

2.

3.

Daun

Batang

AkarDaun tanaman ini ternaksuk daun tunggal, pangkal daun bangun jantung (cordatus), Ujung daun tumpul (obtusus), tepi daun bergerigi (serratus), pilotaksisnya tersebar (folio sparsa), dan bentuk pertulangan daun bertulang menyirip (penninervis).

Batang tanaman ini berkayu (lignosus), bentuk batang bersegi empat (quadrangularis), arah tumbuh batang menjalar/merayap (repens), dan termaksuk parcabangan menggarpu.

Sistem perakaran tanaman ini termaksuk akar tunggang (radix primaria), bentuk akarnya; akar tunggang yang bercabang (ramosus), tanaman ini mempunyai sifat dan tugas khusus sebagai akar pelekat (radix adligans).

2. Hasil Pemeriksaan Anatomi Tanaman Tikel Balung (Cissus quadrangularis).

No.Bagian TanamanHasil Pengamatan

1.

2.

3.

Daun

Melintang

Membujur

Batang

Melintang

Membujur

Akar

Melintang

MembujurPada daun penampang melintang tanaman ini terdapat berkas pembuluh, epidermis atas, jaringan tiang, kutikula, epidermis bawah, dan jaringan bunga karang.

Pada penampang membujur tardapat epidermis dan korteks.

Penampang melintang pada batang tanaman ini terdapat epidermis, korteks, xylem, floem, dan kutikula.

Pada panampang membujur terdapat epidermis, korteks, dan empulur.

Penampang melintang pada kar tanaman ini terdapat epidermis, korteks, endodermis, xylem, dan floem.

Pada penampang membujur terdapat epidermis, korteks, dan kutikula.

Pemeriksaan Organoleptiks Tanaman Tikel Balung (Cissus quadrangularis)

NoBagian tanamanUji

WarnaRasaBau

1.

2.

3.Daun

Batang

AkarHijau kecoklatan

Hijau kecoklatan

Coklat tuaTidak ada rasa

Tidak ada rasa

Tidak ada rasaMenyengat

Menyengat

Menyengat

3. Kunci Determinasi Tanaman Tikel Balung (Cissus quadrangularis)

Cissus quadrangularis

1b2a27b32b33b

4. Hasil Identifikasi Kandungan Kimia Tanaman Tikel Balung (Cissus quadrangularis)

NoKomponen kimiaPereaksiH a s i l

AkarBatangDaun

1Lignin+ fluogoglusin

(merah)+++

2Pati dan amilum D biru

+ I2

A

coklat +++

3Dioksiantra-

kinonKOH ETOH(merah)---

4FenolFeCl3 kuning coklat---

5Saponin + air panas kocok

busa +HCl

busa tidak hilang---

6Flavanoid AlCl3 kuning

SbCl3 kuning +++

++

+

7KH1. Luff + NaOH (merah)

2. Barfort + NaOH (merah)

3. Fehling A+B (merah bata)-

-

--

-

--

-

-

8Stroid a. Liberman burchad (biru -hijau)

b. Vinilin asam sulfat (ungu)---

9Alkaloid a) + HCl + mayer (putih)

b) + HCl + burchad (coklat)

c) + HCl + JKI (coklat)

+

+

+

+

+

+

+

+

+

10Glikosida antarwinon+ H2SO4 encer

+ Benzen (kuning)

+ NaOH merah-+-

B. PembahasanSetelah dilakukan pemeriksaan farmakognostik dan identifikasi kandungan kimia dari tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) diperoleh hasil :

a. Data Morfologi

Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik tanaman yakni ukuran, warna, dan bentuk tanaman dan merupakan salah satu cara memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Pemeriksaan morfologi tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) yang berasal dari suku Vitaceae.

b. Anatomi Tumbuhan

Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan serta diuji berupa sayatan melintang dan membujur. Pada anatomi daun terdapat berkas pembuluh, epidermis atas, epidemis bawah, jaringan tiang, kutikula, jaringan bunga karang , dan korteks. Pada anatomi batang terdapat epidermis, korteks, xylem, floem, kutikula, dan empulur. Pada anatomi akar terdapat epidermis, korteks, endodermis, xylem, floem, dan kutikula.

c. Data Organoleptiks

Pengamatan organoleptiks dari tumbuhan dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik yang khas dan spesifik dari suatu tanaman. Tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) mempunyai daun yang berwarna hijau kecoklatan, tidak mempunyai rasa, dan bau menyengat, pada batang berwarna hijau kecoklatan, tidak mempunyai rasa, dan bau menyengat sedang pada akar berwarna coklat tua, tidak mempunyai rasa dan bau sangat menyengat.

d. Kunci Determinasi

Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman yang dipakai, menghindari kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan bahan sehingga tanaman yang diambil benar-benar tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis). Determinasi dilakukan dengan berpedoman pada buku Flora karangan Van Steenis (1992).

e. Penentuan Kandungan Kimia

Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan menggunakan pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif, kemungkinan senyawa yang terkandung dalam serbuk adalah decinine, decamine, lagerstoemine, lagerine, dihydroverticillatine, decodine, sitosterol 3,3, 4-trimethyllagic acid. BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Hasil pemeriksaan farmakognostik dan identifikasi kandungan kimia tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) telah diperoleh data dan dapat ditarik kesimpulan :

1. Pemeriksaan morfologi menunjukkan bahwa daun tanaman ini termaksuk daun tunggal, pangkal daun bangun jantung (cordatus), Ujung daun tumpul (obtusus), tepi daun bergerigi (serratus), pilotaksisnya tersebar (folio sparsa), dan bentuk pertulangan daun bertulang menyirip (penninervis). Pada batang tanaman ini berkayu (lignosus), bentuk batang bersegi empat (quadrangularis), arah tumbuh batang menjalar/merayap (repens), dan termaksuk parcabangan menggarpu. Sedangkan pada akar sistem perakarannya termaksuk akar tunggang (radix primaria), bentuk akarnya; akar tunggang yang bercabang (ramosus), tanaman ini mempunyai sifat dan tugas khusus sebagai akar pelekat (radix adligans).

2. Pemeriksaan anatomi pada tanaman ini mepunyai tipe stomata bidiasitik yaitu tipe stomata dimana stomatanya dibatasi oleh 2 sel penutup.

3. Setelah dilakukan identifikasi kandungan kimia terhadap tanaman tikel balung (Cissus quadrangularis) memiliki kandungan kimia yaitu pada daun mengandung decinine, decamine, lagerstoemine, lagerine, dihydroverticillatine, decodine sedangkan pada akar mengandung sitosterol 3,3, 4-trimethyllagic acid.B. Saran

Adapun saran yang dapat saya berikan melelui laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Agar alat-alat yang dapat digunakan di laboratorium disiapkan terlebih dahulu agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan dengan lancer dan tertib.

2. Kerja sama antar asisten dan praktikkan sangat diperlukan demi kelancaran proses praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI; Jakarta.

Gunawan, 2004. Ilmu Obat Alam, Universitas Indonesia; Jakarta

Steenis, Van, 2006. Flora, PT Pradnya Paramita; Jakarta

Anonim, 2007. Praktikum Parmakognosi I, Universitas Muslim Indonesia; Makassar.

Versteegh, Kloppenburg, 1989. Obat Alsi Indonesia, PT Erlangga; Jakarta

LAMPIRAN

A. Morfologi Daun, Batang, dan Akar

B. Anatomi Daun, Batang, dan Akara. Daun Melintang

b. Daun Membujur

c. Batang Melintang

d. Batang Membujur

e. Akar Melintang

f. Akar Membujur

Muh. Syahruddin Virsa Handayani, S.Farm