reza kajian

20
KAJIAN ILMIAH AFTA, PELUANG DAN TANTANGAN SEKALIGUS ANCAMAN BAGI INDONESIA PADA 2015 Oleh : Reza Wibowo NIM. 041311333063 Universitas Airlangga Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Upload: ridlo-nur-fathoni

Post on 20-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reza Kajian

KAJIAN ILMIAH

AFTA, PELUANG DAN TANTANGAN SEKALIGUS

ANCAMAN BAGI INDONESIA PADA 2015

Oleh :

Reza Wibowo

NIM. 041311333063

Universitas Airlangga

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Surabaya

2013

Page 2: Reza Kajian

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, Berkat Ridho

Nya, Penulis Akhirnya Mampu Menyelesaikan Tugas Makalah Yang Berjudu " Pengaruh

Kualitas Tenaga Kerja Indonesia Saat Ini Dengan AFTA 2015”.

Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami,

namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis

mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima

kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu dan Ayah, atas semua doa dan bantuan finansial untuk menyelesaikan makalah

ini.

2. Teman-teman lingkungan Universitas Airlangga yang telah memberikan semangat

dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

3. Khusus untuk Ibu Shohrul Rochma, karena telah membimbibing penulis hingga

selesainya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena

itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.

Semoga makalah " AFTA, Peluang dan Tantangan Sekaligus Ancaman Bagi Indonesia Pada

2015" ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 29 Desember 2013,

Reza Wibowo

Page 3: Reza Kajian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2

DAFTAR ISI........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4

1.1  Latar Belakang Masalah............................................................................... 4

1.2  RumusanMasalah......................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

BAB II  TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6

BAB III METODE KAJIAN................................................................................ 7

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN................................................................... 8

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 14

BAB VI DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15

Page 4: Reza Kajian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara

ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan

daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis

produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk

pada waktu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992.

Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN sebagai wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN

untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing

ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi

dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun

2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002. Skema Common Effective

Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema

untuk mewujudkan AFTA melalui : penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan

pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Perkembangan terakhir

yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea

masuk impor barang bagi Brunei Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia,

Philippines, Singapura dan Thailand, dan bagi Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam pada

tahun 2015.

Page 5: Reza Kajian

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja peluang dan ancaman yang dihadapi Indonesia terhadap AFTA 2015?

2. Bagaimana peranan mahasiswa dalam menghadapi AFTA 2015?

1.3 Tujuan Kajian

1 Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi indonesia terhadap AFTA 2015

2 Untuk mengetahui peranan mahasiswa dalam menghadapi AFTA 2015

Page 6: Reza Kajian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Disini penulis membandingkan makalah ini dengan makalah Rasyid Nur Fathonah dari

Universitas Lambung Mangkurat dengan judul “Ancaman AFTA terhadap perekonomian

Indonesia”. Disini perbedaannya terletak pada fokus objek yang dikaji. Milik saudara Rasyid

lebih membahas ancaman – ancaman AFTA 2015 saja sedangkan milik penulis membahas

peluang dan ancaman AFTA 2015. Sebagai tambahan penulis disini juga membahas

bagaimana peranan mahasiswa dalam menghadapi AFTA 2015. Hal tersebut yang

membedekan isi karya tulis ini dengan milik saudara Rasyid.

Metode kajian

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara studi pustaka

(library research), dimana peneliti mengumpulkan datadata yang diperlukan dari sumber-

sumber seperti buku-buku, jurnal, dokumen resmi, koran, majalah, dan literatur-literatur

lainnya, serta “browsing” ke dalam website yang relevan dengan topik penelitian ini.

 

Page 7: Reza Kajian

BAB III

METODE KAJIAN

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara studi pustaka

(library research), dimana peneliti mengumpulkan datadata yang diperlukan dari sumber-

sumber seperti buku-buku, jurnal, dokumen resmi, koran, majalah, dan literatur-literatur

lainnya, serta “browsing” ke dalam website yang relevan dengan topik penelitian ini.

Page 8: Reza Kajian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang, Tantangan, dan Ancaman

Dengan dibentuknya AFTA dan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, tentu berdampak

pada munculnya peluang, tantangan, dan ancaman bagi Indonesia. Diantaranya adalah

sebagai berikut :

 Peluang :

Manfaat integrasi ekonomi

Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 Negara ASEAN lainnya membentuk

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan

atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

dan kawasan ASEAN.

Pasar potensial dunia

Pewujudan MEA di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar

ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk

dunia) di dunia setelah China dan India.

Negara pengekspor

Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik

produk berbasis sumber daya alam (seperti agro-based products) maupun berbagai produk

elektronik.

Negara tujuan investor

Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar

dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang mendorong

Page 9: Reza Kajian

meningkatnya investasi di dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN

serta masuknya investasi asing ke kawasan.

Daya saing

Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk

pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non-

tarif yang berarti sudah tidak ada lagi.

Sektor jasa yang terbuka

Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan

sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan

yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan kemudian akan disusul dengan logistik.

Aliran modal

Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan

penanaman modal global.

Page 10: Reza Kajian

Tantangan :

Laju peningkatan ekspor dan impor

Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya

yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi persaingan dengan negara sesama

ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India.

Laju inflasi

Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi bila

dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.

Dampak negatif arus modal yang lebih bebas

Proses liberalisasi arus modal dapat menimbulkan ketidakstabilan melalui dampak

langsungnya pada kemungkinan pembalikan arus modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak

langsungnya pada peningkatan permintaaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan

inflasi.

Kesamaan produk

Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa

perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25 persen dari total perdagangan

ASEAN.

Page 11: Reza Kajian

Daya saing sektor prioritas integrasi

Saat ini Indonesia memiliki keunggulan di sektor/komoditi seperti produk berbasis kayu,

pertanian, minyak sawit, perikanan, produk karet dan elektronik, sedangkan untuk tekstil,

elektronik, mineral (tembaga, batu bara, nikel), mesin-mesin, produk kimia, karet dan kertas

masih dengan tingkat keunggulan yang terbatas.

Daya saing SDM

Kemapuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal

maupun informal.

Tingkat perkembangan ekonomi

Tingkat perkembangan ekonomi Negara-negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih

beragam.

Kepentingan nasional

Disadari bahwa dalam rangka integrasi ekonomi, kepentingan nasional merupakan yang

utama yang harus diamankan oleh Negara Anggota ASEAN. Kepentingan kawasan, apabila

tidak sejalan dengan kepentingan nasional, merupakan prioritas kedua.

Kedaulatan negara

Page 12: Reza Kajian

Integrasi ekonomi ASEAN membatasi kewenangan suatu negara untuk menggunakan

kebijakan fiskal, keuangan dan moneter untuk mendorong kinerja ekonomi dalam negeri.

Ancaman :

Sumber daya manusia Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain integrasi

mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melalui kesepakatan diberlakukannya Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA), teknologi yang semakin berkembang dan perdagangan bebas yang

menyebabkan membanjirnya produk luar di Indonesia.

Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan karena sistem diklat yang masih

berorientasi pada pendekatan “supply driven”. Program diklat yang dikembangkan oleh

lembaga diklat pemerintah dan swasta belum mengacu kepada kebutuhan pasar kerja.

Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang

dihasilkan oleh lembaga diklat dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri.

Selain masalah itu, dengan adanya pasar tunggal ASEAN ini juga mengancam eksistensi

usaha sekaligus SDM lokal. Selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai pasar empuk

bagi produk-produk luar. Berbagai produk negara lain membanjiri Indonesia mulai dari

makanan, fashion, otomotif dan elektronik. Produk-produk itu sangat kompetitif baik dari

segi kualitas maupun harga sehingga produk dalam negeri menjadi kurang berkembang

akibat kalah bersaing.

Sejauh ini mayoritas pemerintah daerah tidak mengetahui mengenai rencana diberlakukannya

Masyarakat Ekonomi Asean sehingga banyak pengusaha di daerah lebih kesulitan

mempersiapkan diri. Di sisi lain, para pengusaha asal Malaysia, Vietnam, dan Thailand saat

ini aktif memperkenalkan produknya kepada pasar Indonesia.

Page 13: Reza Kajian

AFTA dan Kemahasiswaan

Dengan fenomena AFTA yang terus berlangsung dan mengakibatkan terbentuknya MES

(Masyarakat Ekonomi Asean) pada 2015, kita sebagai mahasiswa sudah selayaknya

memberikan kontribusi pada masyarakat yang lebih awam tentang AFTA. Kontribusi yang

bisa diberikan oleh mahasiswa adalah dengan memberikan pencerdasan kepada masyarakat

atau para pengusaha lokal tentang adanya peluang, tantangan, dan ancaman yang timbul dari

adanya AFTA. Bentuk pencerdasan bisa dilakukan secara sederhana saja misalnya dengan

membuat artikel tentang AFTA di blog atau media – media lainnya yang dapat diakses oleh

masyarakat. Lebih jauh lagi, mahasiswa bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk

mengantisipasi kalahnya produk lokal dengan produk – produk dari negara ASEAN dengan

membantu pengusaha lokal untuk terus melakukan perbaikan dan inovasi sehingga bisa

bersaing dengan produk – produk dari negara ASEAN.

BAB V

PENUTUP

Page 14: Reza Kajian

Kesimpulan

Dalam mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN ini Indonesia memiliki peluang yang

besar untuk dapat bersaing dengan Negara ASEAN lainnya . Akan  tetapi perlu diingat bahwa

selain peluang Indonesia juga akan dihadapkan dengan berbagai tantangan dan juga ancaman

yang mungkin bisa menghambat Indonesia untuk dapat bersaing dengan Negara ASEAN

lainnya. Untuk dapat memanfaatkan peluang serta mengantisispasi terjadinya ancaman itu

maka pemerintah harus memersiapkan diri untuk menyongsong era “Masyarakat Ekonomi

Asean” ini dengan mempercepat pembangunan di berbagai infrastruktur, jaringan logistik,

ketersediaan energi dan konektivitas untuk meningkatkan daya saing pengusaha domestik.

Selain itu pemerintah harus mampu merancang skema yang dianggap paling menguntungkan

bagi perekonomian nasional. Pemerintah harus segera menyususun langkah yang strategis

yang dapat diimplementasikan secara spesifik agar peluang pasar yang terbuka dapat

dimanfaatkan secara optimal. Jika tidak, Indonesia hanya akan jadi pasar bagi produk-produk

Thailand, Malaysia, dan Singapura saat Asean Economic Community berlaku pada 2015.

BAB VI

Page 15: Reza Kajian

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2013. Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN. Senin, 23 Desember 2013. Dalam

Http: //Id.Wikipedia.Or g/Wiki/Kawasan_Perdagangan_ Bebas_ASEAN

http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_Free_Trade_Area

http://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Perdagangan_Bebas_ASEAN

http://andriaditya.wordpress.com/2007/06/21/indonesia-dan-afta/