revisi_bab 1 lb revisi 2 - check by meril print.doc

Upload: ida-bagus-mustika

Post on 07-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Low Back Pain(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Fathoni et al, 2009). LBP juga merupakan nyeri dan ketidaknyamanan yang terlokalisasi di bawah sudut iga terakhir (costal margin) dan di atas lipat bokong bawah (gluteal inferior fold) dengan atau tanpa nyeri pada tungkai.LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan aktivitas tubuh yang kurang baik. LBP dapat dikategorikan ke dalam akut, subakut, dan kronik.LBP akut biasanya didefenisikan sebagai suatu periode nyeri kurang dari 6 minggu, LBP subakut adalah suatu periode nyeri antara 6-12 minggu dan LBP kronik adalah suatu periode nyeri lebih dari 12 minggu (Van Tulder dkk, 2006). Prevalensi LBP selama 12 bulan terakhir 2013/2014 di Great Britain sebanyak 310 kasus LBP diperkirakan prevalensi kasus baru sebanyak 150 kasus (LFS dalam HSE, 2014). Menurut Center for Control and Prevention (CDC) dalam The American Academy of Pain Medicine (2011), setidaknya 100 juta orang dewasa Amerika melaporkan keluhan nyeri, dimana penyebabnya meliputi, nyeri punggung bawah (28,1%), Di Indonesia angka kejadian pasti dari LBP tidak diketahui, namun diperkirakan angka prevalensi LBP bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Masalah LBP pada pekerja pada umumnya dimulai pada usia dewasa muda dengan puncak prevalensi pada kelompok usia 45-60 tahun dengan sedikit perbedaan berdasarkan jenis kelamin (Widiayanti et al, 2009). Menurut Setyohadi (2005), hasil penelitian Cropcord Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi penderita LBP pada pria sebesar 18,2% dan wanita sebanyak 23,6%LBP berhubungan dengan perubahan postur tulang belakang dan dapat beresiko menimbulkan terjepitnya saraf pada tulang belakang (Rizki Ramadan, 2014). Aktivitas-aktivitas yang monoton dan dilakukan berulang-ulang akan membuat atau meningkatkan tekanan (stress) bagi lengan, bahu, kaki dan punggung. Peningkatan tersebut dapat menyebabkan cedera atau LBP yang dapat mempengaruhi otot, sendi, dan tendon di seluruh bagian tubuh (OSHA, 2006). LBP dapat berakibat serius pada aktivitas social Selain daripada menjadi masalah kesehatan bahwa LBP juga dapat mengurangi produktivitas kerja dan akan membuat pelayanan menjadi tidak maksimal.Sehingga akan merugikan bagi rumah sakit itu sendiri (HSE,2014)..Salah satu faktor yang menyebabkan LBP adalah postur tubuh, kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari LBP. Tubuh yang dilakukan dengan kurang baik, seperti kesalahan posisi saat mengangkat beban yang berat juga menjadi penyebab LBP.Faktor lain penyebab LBP adalah factor usia, obesitas, indeks massa tubuh, kehamilan dan faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan mengalami LBP karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang,sehingga tidak lagi elastis seperti di waktu muda. Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit, memiliki tugas yang sangat bervariasi, antara lain mengangkat dan mendorong pasien. Aktivitas kerja di rumah sakit cukup berat dan mempunyai potensi timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja yang menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi di dunia dan mempengaruhi hampir seluruh populasi adalah LBP. (Llewellyn, 2006).Salah satu tindakan yang sering membuat perawat cepat merasa nyeri pada punggungnya adalah rawat luka (Widiayanti et al, 2007). Tindakan rawat luka pada pasien yang terbaring di tempat tidur merupakan salah satu tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat, yaitu suatu tindakan yang membersihkan luka pada pasien dalam posisi berbaring ditempat tidur dengan menggunakan kasa, kapas ,pinset, betadine dan beberapa alat steril lainnya. Pada saat rawat luka posisi perawat cenderung untuk membungkuk sehingga dapat menimbulkan LBP. Tindakan keperawatan lain seperti mendorong dan mengangkat pasien juga dapat menimbulkan LBP. Tindakan mengangkat pasien seperti memindahkan pasien dari brankar ke bed pasien dimana posisi tubuh perawat akan berada dalam posisi membungkuk dan juga harus memutar tubuh khususnya di sekitar tulang punggung bawah, mengangkat benda berat, dan mentransfer pasien jika kita melakukan tindakan seperti memindahkan, dan mendorong pasien dengan posisi yang salah dan berulang ulang-ulang dapat meningkatkan resiko terjadinya LBP. (Kani 2012)Menurut penelitian yang dilakukan (Fathoni et al, 2009) di RSUD Purbalingga dan Ari (2013) di RS Muhamadyah Lamongan mengenai LBP didapatkan bahwa umumnya mereka mengeluh nyeri tulang punggung setelah melakukan tindakan mengangkat, mendorong dan merawat pasien, melakukan sikap dan posisi kerja yang beresiko cedera LBP. Hasil Review Global Research ini juga menunjukan aktivitas perawat berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan tulang belakang, terutama aktivitas angkat-angkut atau mobilisasi pasien. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan metode wawancara terhadap 10 perawat di ruang Angsoka RSUP Sanglah didapatkan data sebanyak enam perawat mengeluh nyeri punggung bawah. Tindakan yang paling sering membuat perawat merasakan nyeri adalah saat memasang infus karena posisi tubuh tidak ergonomic dan pada saat tindakan perawat harus mebungkuk dalam waktu yang lama.Tindakan mengangkat dan mendorong pasien juga membuat beberapa perawat mengeluh nyeri pada bagian punggungnya terutama jika pasien memiliki berat badan yang besar.Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat nyeri punggung pada perawat. Dalam penelitian ini peneliti mengamati posisi kerja perawat saat melakukan tindakan rutin yang dilakukan dan memiliki resiko nyeri punggung.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas adapun rumusan masalah yang diambil oleh peneliti yaitu Apakah ada hubungan sikap dan posisi kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada perawat di ruang Angsoka 1,2,3 RSUP Sanglah1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui apakah ada hubungan sikap dan posisi kerja dengan keluhan LBP pada perawat ruangan angsoka 1,2,3 RSUP Sanglah1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:a. Mengidentifikasi sikap dan posisi pada perawat di ruangan Angsoka 1,2,3 RSUP Sanglahb. Mengidentifikasi keluhan LBP pada perawat di ruangan Angsoka 1,2,3 RSUP Sanglah

c. Menganalisis hubungan sikap dan posisi kerja dengan keluhan LBP pada perawat di ruangan Angsoka 1,2,3 RSUP Sanglah1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat Praktisa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam melakukan tindakan perawat yang membutuhkan tenaga seperti menarik, mendorong dan menahan

b. Meningkatkan kesadaran perawat mengenai posisi yang benar saat melakukan tindakan keperawatan mengurangi terjadinya resiko Low Back Pain

1.4.2 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah informasi khususnya di bidang keperawatan tentang posisi kerja perawat pada tindakan yang memerlukan tenaga

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber penelitian untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan low back pain. c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi untuk merencanakan program Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS)