bahan jadi print.doc

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kehidupan dewasa ini sangat amat berkembang pesat, terutama dalam hal perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan manusia demi untuk memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala yang dibutuhkan dalam hidupnya. Salah satunya adalah melalui kegiatan investasi yang dilakukan dengan memiliki sejumlah saham perusahaan sebagai portofolio investasinya dipasar modal. Saham adalah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum. Adapun investor melakukan investasi secara umum bertujuan untuk meningkatkan investasinya. Dengan melakukan pembelian saham, investor mengharapkan akan memperoleh peningkatan nilai investasi baik dalam bentuk capital gain maupun dalam bentuk dividen. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya pertimbangan tentang prospek perusahaan di masa yang akan 1

Upload: dewi-anggraeni

Post on 22-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan jadi print.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kehidupan dewasa ini sangat amat berkembang pesat, terutama

dalam hal perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan manusia demi untuk

memenuhi kebutuhannya. Dikarenakan setiap manusia memerlukan harta untuk

mencukupi segala yang dibutuhkan dalam hidupnya. Salah satunya adalah melalui

kegiatan investasi yang dilakukan dengan memiliki sejumlah saham perusahaan sebagai

portofolio investasinya dipasar modal.

Saham adalah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham

patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para penbeli saham

membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat

saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan mereka

dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan

merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum. Adapun investor melakukan

investasi secara umum bertujuan untuk meningkatkan investasinya. Dengan melakukan

pembelian saham, investor mengharapkan akan memperoleh peningkatan nilai investasi

baik dalam bentuk capital gain maupun dalam bentuk dividen.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya pertimbangan tentang prospek

perusahaan di masa yang akan dating lain dengan memperhitungkan laba perusahaan,

pertumbuhan penjualan dan aktiva selama kurun waktu tertentu. Dengan demikian

harapan investor kinerja perusahaan di masa yang akan datang akan mempengaruhi nilai

subyektivitas investasinya.

1.2 Tujuan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pasar Modal & Teori

Portofolio Pra UAS.

2. Untuk membandingkan antara teori yang dipelajari di dalam kelas dengan

implementasinya melakukan praktikum pembelian saham secara online.

3. Untuk menambah pengetahuan, wawasan mengenai jual beli saham di pasar

modal yaitu pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

1

Page 2: bahan jadi print.doc

BAB II

I S I

2.1 PT XL Axiata Tbk (EXCL)

PT XL Axiata Tbk. ( “XL”) didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989 dengan nama

PT Grahametropolitan Lestari, bergerak dibidang perdagangan dan jasa umum. Enam

tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara

Rajawali Group – pemegang saham PT. Grahametropolitan Lestari dan tiga investor

asing ( NYNEX, AIF, dan Mitsui). Nama XL kemudian berubah menjadi PT.

Excelcomindo Pratama dengan bisnis utama dibidang penyediaan layanan telepon dasar.

Pada tanggal 6 Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus

cakupan area di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai

perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa teleponi dasar

bergerak seluler. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL.

Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya XL menjadi perusahaan publik dan

tercatat di Bursa Efek Jakarta ( sekarang Bursa Efek Indonesia ). Kepemilikan saham

XL saat ini mayoritas dipegang oleh Sdn Bhd ( 66,6%) dan Emirates

Telecommunications Corporation ( Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd

(13,3%).

XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan

jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan

solusi bisnis bagi pelanggan korporat.Layana XL antara lain layanan suara data, dan

layanan nilai tambah lainnya.

a. Saham yang Dibeli

Nama Perusahaan Lots Share Price

PT Xl Axiata Tbk 500 50.000 lembar Rp 4.400

Catatan : 1 lots = 100 lembar

2

Page 3: bahan jadi print.doc

b. Alasan

1) Fundamental

Selama empat tahun terakhir pertumbuhan jumlah pelanggan seluler  EXCL 

terlihat  sangat  cepat  dibandingkan  dengan  pertumbuhan  dua 

operator telekomunikasi besar lainnya.

Secara fundamental, Xl Axiata masih bagus kinerjanya. Net Profit margin Xl

Axiata masih besar, yaitu berkisar 16,26%. Dengan ROA dan ROE yang masih

menarik, yaitu berkisar 7,64% dan 19,10%. Dan juga jumlah hutang yang

dimiliki Xl Axiata berkisar 30,01% dari total asetnya. Namun, perlu dicermati

bahwa Price Book Value (PBV) Xl Axiata sudah berkisar 3,85 kali dan PER

yang diperdagangkan berkisar 15,06 kali.

Jika melihat aksi korporasi yang sudah dilakukan manajemen untuk

membesarkan bisnis anak usaha, bukan tidak mungkin jika kedepannya, Xl

Axiata yang kini sudah menjadi perusahaan besar dapat lebih besar lagi.

2) Teknikal

3

Page 4: bahan jadi print.doc

2.2 Bank Mega, Tbk (MEGA)

Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang

didirikan pada tahun 1969 dan berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992

berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi kantor Pusat ke Jakarta.

Seiring dengan perkembangannya PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh

PARA GROUP ( PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama ) sebuah

holding company milik pengusaha nasional – Chairul Tanjung. Selanjutnya PARA

GROUP berubah nama menjadi CT Corpora.

Untuk lebih meningkatkan citra PT. Mega Bank pada bulan Juni 1997melakukan

perubahan logo Bank Mega berupa tulisan huruf M warna biru kuning dengan tujuan

bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal

melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dan pada tahun 2000 dilakukan perubahan

nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega.

Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT.

Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dan listed di BEJ maupun BES.

Dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah

namanya menjadi PT. Bank Mega, Tbk. Pada saat krisis ekonomi, Bank Mega mencuat

sebagai salah satu bank yang tidak terpengaruh oleh krisis dan tumbuh terus tanpa

bantuan pemerintah bersama sama dengan Citybank, Deutche Bank dan HSBC.

PT. Bank Mega Tbk. Dengan semboyan “ Mega Tujuan Anda “ tumbuh dengan pesat

dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama yang mampu disejajarkan

dengan bank- bank terkemuka di Asia Pasifik dan telah mendapatkan berbagai

penghargaan dan prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.

Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya , PT. Bank

Mega Tbk. Berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian dengan

struktur permodalan yang kuat serta produk dan fasilitas perbankan terkini.

a. Saham yang Dibeli

Nama Perusahaan Lots Share Price

Bank Mega, Tbk (MEGA) 2000 200.000lembar Rp 2.000

Catatan : 1 lots = 100 lembar

4

Page 5: bahan jadi print.doc

b. Alasan

1) Fundamental

Secara fundamental, Bank Mega masih bagus kinerjanya. Net Profit margin Bank Mega masih besar, yaitu berkisar 14,48%. Dengan ROA dan ROE yaitu berkisar 0,79% dan 8,58%. Dan juga jumlah hutang yang dimiliki Bank Mega berkisar 30,18% dari total asetnya. Namun, perlu dicermati bahwa Price Book Value (PBV) Bank Mega sudah berkisar 2,06 kali dan PER yang diperdagangkan berkisar 13,87 kali.

2) Teknikal

GRAFIK SAHAM MEGA    

2.3 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai

Zeepfabrieken N.V. Lever dengan Akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. van

Ophuijsen, Notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van

Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di

Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan

diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.

Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh Notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22

Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan Akta No.

5

Page 6: bahan jadi print.doc

92 yang dibuat oleh Notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama

perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri

Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari

1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No.

39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal

(Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para

pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal

saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di

hadapan Notaris dengan Akta No. 46 yang dibuat oleh Notaris Singgih Susilo, S.H.

tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.

Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak

sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan

produk-produk kosmetik.

Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13

Juni 2000, yang dituangkan dalam Akta Notaris No. 82 yang dibuat oleh Notaris

Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai

distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh

Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik

Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai

operasi komersialnya pada tahun 1933.

a. Saham yang Dibeli

Nama Perusahaan Lots Share Price

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 100 10.000 lembar Rp 33.100

Catatan : 1 lots = 100 lembar

b. Alasan

1) Fundamental

6

Page 7: bahan jadi print.doc

Kinerja perdagangan saham UNVR pun cukup memberikan keuntungan bagi

pemegang sahamnya. Karena, jika dilihat dari tahun 2008, rata-rata kenaikan saham

UNVR mencapai 32% tiap tahun. Kenaikkan sebesar itu wajar saja, mengingat

perseroan mampu menjaga kestabilan pertumbuhannya.

Performa Aset Unilever Indonesia (UNVR) Hingga Kuartal III 2014

Hingga akhir kuartal tiga tahun 2014, aset perseroan tercatat mencapai 15 triliun

atau naik sebesar 14% dari tahun 2013 sebesar 13,3 triliun. Selain aset yang tumbuh,

hutang perseroan juga ikut tumbuh. Pertumbuhan hutang perseroan juga masih

dibawah pertumbuhan aset, yaitu 7%. Senada dengan pertumbuhan aset dan hutang

perseroan, ekuitas perseroan pun ikut berkembang dengan persentase lebih tinggi

dibandingkan hutang maupun aset perseroan, yaitu ekuitas tumbuh 29%. 

Melihat bagaimana UNVR tetap mencatatkan pertumbuhan pada tahun 2014,

semakin menegaskan bahwa UNVR adalah perusahaan yang secara konsisten

menjaga kestabilan pertumbuhan. Karena, jika menilik dari laporan beberapa tahun

sebelumnya, perseroan selalu mencatatkan pertumbuhan berkelanjutan. Dari 2008,

rata rata pertumbuhan aset perseroan mencapai 15%, dengan pertumbuhan rata-rata

hutang 20% tiap tahunnya dan pertumbuhan ekuitas 11% tiap tahunnya.

7

Page 8: bahan jadi print.doc

Rasio Operasional UNVR Hingga Kuartal III 2014

Selain kestabilan pertumbuhan perusahaan, hal menarik lainnya dari UNVR

adalah rasio operasionalnya stabil selama beberapa tahun sebelumnya. Seperti gross

profit perseroan dan operating income marginyang berturut-turut tercatat dengan

rata rata sebesar 50% dan 23% tiap tahun. Demikian pula, net profit margin UNVR

juga tumbuh stabil, yaitu dengan rata-rata berkisar 17%.

Performa Keuangan UNVR Hingga Kuartal III 2014

Hingga akhir kuartal tiga tahun 2014, porsi hutang UNVR tercatat sebesar 64%

dari total aset, atau 1,77 kali dari ekuitas. Dengan angka hutang sebesar itu, hutang

8

Page 9: bahan jadi print.doc

perseroan dinilai masih wajar. Sedangkan ROA UNVR tercatat sebesar 36% dengan

ROE tercatat sebesar 99%. Karena perlambatan kinerja operasional UNVR yang 

terjadi ditahun ini, besarnya ROA dan ROE perseroan ikut turun. Namun

menariknya, baik ROA ataupun ROE UNVR masih besar persentasenya. Sejak

tahun 2008, tiap tahun perseroan selalu mencatatkan rata-rata ROA hingga 39% dan

rata-rata ROE sebesar 100%. Melihat ROA dan ROE stabil sebesar itu setiap

tahunnya, semakin menjadikan UNVR sebagi perusahaan yang menarik, mengingat

jarang ada perusahaan mampu mencatatkan rasio sebaik itu.

Dari beberapa hal menarik yang sudah disebutkan diatas, maka wajar saja jika

dalam beberapa tahun sebelumnya, banyak investor menjadikan UNVR sebagai

barang investasinya. Apalagi ketika kinerja perseroan tidak banyak terpengaruh

ketika krisis yang terjadi di tahun 2008, semakin membuat investor memburu saham

UNVR. Sehingga membuat PBV perseroan nilainya sangat besar hingga 40 kali, dan

PER perseroan yang tercatat hingga 41 kali.

Dalam kondisi demikian, penulis menganggap pantas jika perusahaan sekelas

UNVR dihargai dengan PER dan PBV sebesar itu. Produk-produk UNVR, terutama

produk Home And Personal Care sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari.

Misalnya saja, kita tidak mungkin mencuci baju tanpa menggunakan detergent, atau

kita tidak mungkin mengganti pasta gigi dengan bahan lain untuk membersihkan

gigi kita. Karena sudah menjadi kebutuhan pokok, seberapa pun harga produk

tersebut dan seberapa lemah daya beli kita, kita pasti membelinya. Karena itulah,

walaupun ekonomi domestik melambat,  diyakini tidak akan berpengaruh banyak

terhadap kinerja operasional UNVR.

2) Teknikal

Kinerja Unilever Di Kuartal Tiga 2014

Revenue Performance Unilever Hingga Kuartal III 2014 Per Bidang

9

Page 10: bahan jadi print.doc

Pendapatan Unilever Indonesia ditopang baik oleh bisnis home and personal

care ataupun foods and refreshment. Lebih dari itu, pendapatan dari bisnis keduanya

terus mengalami pertumbuhan. Hingga kuartal ketiga 2014, bisnis HPC mencatatkan

pendapatan sebanyak 18 trilyun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di

tahun sebelumnya, pendapatan bisnis HPC tersebut mengalami pertumbuhan 11%.

Bisnis HPC masih menjadi andalan utama pendapatan Unilever, yaitu sebanyak

71% dari total pendapatan disumbangkan dari bisnis ini.

Sedangkan melalui bisnis foods and refreshment, Unilever mendapatkan

tambahan pendapatan sebesar 7 trilyun. Jika dibandingkan dengan bisnis home and

personal care, bisnis foods and refreshment mengalami kenaikan lebih besar, yaitu

19% dari periode yang sama pada tahun lalu.

Revenue Performance Unilever Hingga Kuartal III 2014 Di Pasar Domestik dan

Luar Negeri

Dilihat dari segi wilayah pasarnya, Unilever Indonesia nampaknya masih

mengandalkan pasar dalam negeri dalam mendapatkan pundi-pundi pemasukannya.

Tercatat, dari pasar domestik, Unilever mampu menyerap 24 trilyun atau persentase

pendapatan dari pasar domestik sebesar 95% dari total pendapatan. Meski

persentasenya masih besar, pendapatan dari pasar domestik nampaknya mengalami

pertumbuhan, yaitu tumbuh 12% dari pendapatan di periode yang sama tahun

sebelumnya. Sedangkan pendapatan dari pasar ekspor, UNVR hanya mencatatkan

penjualan sebesar 1,4 triliun. Meski pendapatan ekspor memiliki kontribusi lebih

sedikit terhadap pendapatan total UNVR, pendapatan dari pasar ekspor ini

mengalami kenaikan cukup signifikan, yaitu sebesar 32% dari periode yang sama di

tahun sebelumnya. 

Unilever terus berupaya memasarkan produk home and personal care ataupun

foods and refreshment ke daerah-daerah yang belum pernah dipasarkan sebelumnya.

10

Page 11: bahan jadi print.doc

Selain itu, Unilever pun tengah berupaya untuk memperbesar porsi pendapatan hasil

ekspor untuk beberapa tahun kedepan. Demi mendukung upaya tersebut, Unilever

kini tengah menyelesaikan pembangunan pabrik oleochemical baru dengan

kapasitas 143.000 ton per tahun. Beberapa produk buatan pabrik tersebut seperti

fatty acid, surfactant, soap noodles dan glycerine. 

Untuk meningkatkan pendapatan dari foods and refreshment, Unilever tengah

mendongkrak kapasitas produksi dan memperbaiki mesin, terutama mesin produksi

es krim. Selain itu, perusahaan juga telah menambahkan kabinet es krim setelah

pada 2011 memperluas pabrik es krim Wall's di Cikarang. Saat ini Unilever

memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang dan dua pabrik di

Kawasan Industri Rungkut, Surabaya.

Secara keseluruhan, penjualan Unilever sampai kuartal ketiga tahun 2014 masih

tumbuh seperi biasanya. Pendapatan perusahaan hingga kini mencapai 26 triliun

atau naik 13% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Tahun 2013 yang lalu,

Unilever juga mampu mencatatkan pendapatan hingga 23 triliun pada kuartal ketiga,

atau naik 13% dari tahun 2012 yang mencatatkan pendapatan sebesar 20 triliun. 

Namun, beban operasional pada 2014 ini melonjak cukup signifikan, sebesar 19%.

Sedangkan di tahun lalu, beban tersebut hanya naik 12%. Dengan kenaikan beban

operasional yang cukup besar tersebut, laba bersih yang dapat dikonversikan

Unilever pun ikut tergerus. Laba bersih Unilever tercatat 4 triliun atau melambat 1%

dari tahun sebelumnya.

Jika mengingat kembali histori kinerja Unilever, masalah kenaikan signifikan

beban biaya operasional sebenarnya sudah terjadi sejak awal tahun. Hal ini dapat

dilihat dari pendapatan Unilever yang naik 15%, namun laba bersih melambat

hingga 5%. Beban operasional meningkat 22%, sehingga margin laba bersihnya pun

tergerus menjadi 16%.

Upaya UNVR untuk mengatasi perlambatan kinerja di kuartal pertama berjalan

lancar. Pendapatan UNVR hingga akhir semester satu tercatat 17 triliun, atau naik

14% dari tahun sebelumnya dengan periode yang sama yaitu 15 triliun. Laba bersih

semester pertama pun tercatat tumbuh 1% menjadi 2,8 triliun. Meski tumbuh tipis,

paling tidak masalah perlambatan yang terjadi di kuartal sebelumnya dapat

diselesaikan.

11

Page 12: bahan jadi print.doc

Tren Revenue Unilever Hingga Kuartal III 2014

Masalah perlambatan kinerja di kuartal awal nampaknya kembali dihadapi

UNVR. Hal ini nampak dari laba bersih yang perseroan dapatkan hingga akhir

kuartal ketiga melambat 1%. Meskipun melambat tipis, pendapatan perseroan masih

mampu tumbuh hingga 13%.  Jika melihat pendapatan UNVR di kuartal ketiga

beberapa tahun sebelumnya, pendapatan perseroan selalu tumbuh, yaitu 17% di

tahun 2012 dan 13% di 2013.

Laba bersih perseroan pun beberapa tahun sebelumnya dapat tumbuh, yaitu 21%

di tahun 2012 dan 12% di 2013. Namun sayangnya, laba bersih hingga kuartal 3

tahun ini mengalami penurunan 1%. Dengan penurunan laba bersih tersebut, net

profit margin UNVR yang biasanya di kisaran 18% turun menjadi 16%.

12

Page 14: bahan jadi print.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Nilai Portofolio per 13 Januari 2015 (saat pembelian)

No Nama Perusahaan Share Price Total 1 PT Xl Axiata, Tbk (EXCL) 50.000 lbr Rp 4.400 Rp 220.000.0002 Bank Mega, Tbk (MEGA) 200.000 lbr Rp 2.000 Rp 200.000.000 3 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 10.000 lbr Rp 33.100 Rp 331.000.000

  Jumlah     Rp 751.000.000   Modal     Rp 1.000.000.000   Sisa Kas     Rp 349.000.000

3.2 Nilai Portofolio per 27 Januari 2015

No Nama Perusahaan Share Price Total 1 PT Xl Axiata, Tbk (EXCL) 50.000 lbr Rp 4.900 Rp 245.000.000 2 Bank Mega, Tbk (MEGA) 200.000 lbr Rp 2.000 Rp 200.000.000 3 PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) 10.000 lbr Rp 35.500 Rp 355.000.000

  Jumlah     Rp 800.000.000  Sisa Kas     Rp 349.000.000  Kenaikan Modal     Rp 1.149.000.000

Return = Rp 1.149.000.000 – Rp 1.000.000.000

Rp 1.000.000.000

= 0,149 x 100 %

= 14,9 %

Keuntungan Nominal :

PT Xl Axiata, Tbk (EXCL)

( Rp 4.900 x 50.000 lbr ) – ( Rp 4.400 x 50.000 lbr ) = Rp 25.000.000

Bank Mega, Tbk ( MEGA )

( Rp 2.000 x 200.000 lbr ) – ( Rp 2.000 x 2000.000 lbr ) = Rp 0

PT Unilever Indonesia Tbk

( Rp 35.500 x 10.000 lbr ) – ( Rp 33.100 x 10.000 lbr ) = Rp 24.000.000

BAB IV

14

Page 15: bahan jadi print.doc

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil analisis teknikal dan fundamental terhadap pembelian

sejumlah saham dari PT XL Axiata Tbk (50.000 lembar saham), PT Unilever Indonesia

Tbk (10.000 lembar saham), dan PT Bank Mega Tbk. (200.000 lembar saham) yang

dilakukan pembelian secara online pada PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan modal

yang diberikan sebesar Rp 1.000.000.000 ternyata mengalami kenaikan modal menjadi

sebesar Rp 1.149.000.000.

Kemudian, setelah dilakukan penghitungan Return, keuntungan yang diperoleh

secara keseluruhan sebesar 14,9% dengan keuntungan nominal masing-masing

perusahaaan sebesar:

PT Xl Axiata, Tbk (EXCL)

( Rp 4.900 x 50.000 lbr ) – ( Rp 4.400 x 50.000 lbr ) = Rp 25.000.000

Bank Mega, Tbk ( MEGA )

( Rp 2.000 x 200.000 lbr ) – ( Rp 2.000 x 2000.000 lbr ) = Rp 0

PT Unilever Indonesia Tbk

( Rp 35.500 x 10.000 lbr ) – ( Rp 33.100 x 10.000 lbr ) = Rp 24.000.000

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: bahan jadi print.doc

www.idx.co.id

www. xlaxiata .com

www.unilever.com

www.unilever.co.id

www. bankmega .co.id

www.duniainvestasi.com

http://profil-sejarah.blogspot.com/2013/07/pt- xlaxiatatbk .html

http://www.seputarforex.com/saham/grafik/harga.php?kode=ICBP

16