resume kimia medisinal

6
RESUME KIMIA MEDISINAL SOAL NOMER 1 Berdasarkan fasa kerja obat, senyawa antagonis dikelompokkan sebagai berikut : 1. Antagonis Ketersediaan Farmasetik Antagonis ini menyebabkan ketersediaan obat dalam fasa farmasetik menurun oleh karena berkurangnya kuantitas atau jumlah bentuk aktif obat yang dilepaskan atau menurunnya kecepatan pelepasan senyawa aktif dari senyawa aktif dari sediaan farmasi. Faktor utama sebagai penyebab adalah ketidaksesuaian (incompatibility) antara obat-obat yang dikombinasikan dan ketidaksesuaian kimia atau fisika. 2. Antagonis ketersediaan Biologis Antagonis ini juga disebut antagonis farmakokinetik, yang menyebabkan ketersediaan biologis obat menurun sehingga kadar obat dalam darah dan jaringan juga menurun. Antagonis farmakokinetik dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : a. Menurunnya absorpsi obat dalam saluran cerna.

Upload: nurul-faridah

Post on 01-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

resume

TRANSCRIPT

RESUME KIMIA MEDISINALSOAL NOMER 1Berdasarkan fasa kerja obat, senyawa antagonis dikelompokkan sebagai berikut :1. Antagonis Ketersediaan Farmasetik

Antagonis ini menyebabkan ketersediaan obat dalam fasa farmasetik menurun oleh karena berkurangnya kuantitas atau jumlah bentuk aktif obat yang dilepaskan atau menurunnya kecepatan pelepasan senyawa aktif dari senyawa aktif dari sediaan farmasi.Faktor utama sebagai penyebab adalah ketidaksesuaian (incompatibility) antara obat-obat yang dikombinasikan dan ketidaksesuaian kimia atau fisika.

2. Antagonis ketersediaan Biologis

Antagonis ini juga disebut antagonis farmakokinetik, yang menyebabkan ketersediaan biologis obat menurun sehingga kadar obat dalam darah dan jaringan juga menurun.

Antagonis farmakokinetik dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :a. Menurunnya absorpsi obat dalam saluran cerna.b. Meningkatnya eksresi obat aktif.c. Meningkatnya proses bioinaktivasi obat.d. Menurunnya proses bioaktivasi obat.e. Menurunnya kadar obat aktif karena ada interaksi kimia secara langsung antar obat kombinasi.

3. Antagonis pada tingkat jaringan atau plasma dan reseptor

Antagonis ini juga disebut antagonis farmakokdinamik, yang mempangaruhi proses interaksi obat dengan reseptor spesifik, sehingga menurunkan respons biologis obat.

Berdasarkan fase kerja obat, senyawa antagonis dikelompokkan sebagaiberikut :a. Antagonis Ketersediaan FarmasetikAntagonis ini menyebabkan ketersediaan obat dalam fase farmasetikmenurun.b. Antagonis Ketersediaan BiologisAntagonis ini menyebabkan ketersediaan biologis obat menurun sehinggakadar obat dalam darah dan jaringan juga menurunc. Antagonis FarmakodinamikAntagonis ini mempengaruhi proses interaksi obat dengan reseptor spesifik,sehingga menurunkan respon biologis obat. Antagonis berperan padaproses biokimia penting atau melakukan pemblokan pada reseptor spesifik.Interaksi dapat bersifat reversibel, kompetitif atau irreversible

Siswandono & Bambang Soekardjo. 2000. Kimia Medisinal 1. Surabaya: Airlangga University Press.Norady,Thomas. 1988. Kimia Medisinial. Bandung:Penerbit ITB.

SOAL NOMER 21. Antagonis KompetitifSenyawa agonis dan antagonis berkompetisi dalam memperebutkan tempat reseptor sehingga jumlah agonis yang berinteraksi dengan reseptor menuerun, dan aktivitas agonis akan menurun. Hal tersebut digambarkan secara skematis sebagai berikut :

Agonis (A) + Reseptor (R) Kompleks A-R Stimulus Efek Biologis Antagonis Kompetitif

Pada umumnya ada hubungan struktur agonis dengan antagonis. Kurva hubungan antara efek biologis dengan log dosis serupa dengan kurva pada antagonis kimia.

Contoh :a. Antihistamin dan histaminb. Kolinergik dan antikolinergikc. Spironolakton dan aldosteronAntagonis kompetitif dapat diatasi dengan meningkatkan kadar senyawa nagonis. Proses antagonis kompetitif tergantung dari afinitas senyawa terhadapa reseptor.

2. Antagonis Nonkempetitif

Antagonis Nonkempetitif dapat bekerja dengan mekanisme sebagai berikut :a. Pengurangan afinitas pada reseptorObat bekerja pada sel yang sama tetapi pada tempat yang berbeda atau penghambatan alosetrik. Interaksi senyawa antagonis dengan reseptor menyebabkan perubahan bentuk konformasi reseptor yang dapat menurunkan afinitas senyawa agonis sehingga efek yang ditimbulkan juga menurun.Hal ini berarti afinitas senyawa agonis dan antagonis terhadpa reseptor sama tetapi aktivitas intrinsiknya berbeda.

b. Pengurangan aktivitas intrinsicSenyawa antagonis bekerja pada sel yang berbeda dengan senyawa agonis. Interaksi senyawa antagonis dengan sel yang berbeda dapat menyebabkan penrunan aktivitas intrinsik senyawa agonis sehingga efek bioligis yang dihasilkan akan menurun.Hal tersebut digambarkan sebagai berikut :

Contoh :1) Agonis :spasmolitik (papaverin) dengan antagonis : spasmogen (histamin, asetilkolin, serotonin atau metakolin).2) Agonis :antimetabolit (aminopterin) dengan antagonis : normal metabolit (asam p-aminobenzoat).

c. Menghalangi transmisi impuls.Interaksi senyawa antagonis dengan sel yang berbeda dapat menyebabkan halangan transmisi impuls senyawa agonis sehingga efek biologis yang dihasilkan akan menurun. Contoh agonis : striknin (perangsang sistem saraf pusat) dengan antagonis : prokain (anestesi setempat).

d. Berinteraksi dengan makromolekul (membrane, sel atau jaringan ) yang sama dengan obat agonis, yang merupakan bagian dari sistem reseptor-efektor, sehingga terjadi penurunan efek biologis. Contoh :Agonis : striknin dengan antagonis : kurare