resume hukum tata negara

27
TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA -Hukum Tata Negara- Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH. oleh : DIENNISSA PUTRIYANDA Nim : 1209114065 Fakultas Hukum Universitas Riau

Upload: ica-diennissa

Post on 20-Jun-2015

19.798 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Hukum Tata Negara

TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA

-Hukum Tata Negara-

Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH.

oleh :

DIENNISSA PUTRIYANDA

Nim : 1209114065

Fakultas Hukum Universitas Riau

2012

Page 2: Resume Hukum Tata Negara

Hukum Tata Negara

A. Pengertian Hukum Tata Negara

Hukum Tata Negara (HTN) adalah sekumpulan peraturan yang mengatur

organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis

vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.

Berikut definisi-definisi Hukum Tata Negara menurut beberapa ahli :

J.H.A Logemann

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het

staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatie-

blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als

bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari

fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh

karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam

hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluruhannya maka dalam

pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya

ambtenorganisatie.

Van Vollenhoven

Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua

masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut

tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan

masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-

masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan

sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.

Scholten

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada

Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup

bagaimana kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan

kewajiban, serta tugasnya masing-masing.

Page 3: Resume Hukum Tata Negara

Van der Pot

Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-

badan yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu

dengan yang lain dan hubungan dengan individu yang lain.

Apeldoorn

Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah

hukum tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan

hukum negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum

administrasi negara itu sendiri.

Wade and Phillips

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan

negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya

yang berjudul “Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936.

Paton George Whitecross

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan

negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu.

Dalam bukunya “textbook of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa

Constutional Law deals with the ultimate question of distribution of legal power

and the fungctions of the organ of the state.

A.V.Dicey

Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan

dalam negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara. Dalam bukunya

“An introduction the study of the law of the consrtitution”.

J. Maurice Duverger

Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang

mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.

R. Kranenburg

Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara

terdapat dalam UUD.

Utrecht

Page 4: Resume Hukum Tata Negara

Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-

pejabat Negara.

Kusumadi Pudjosewojo

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan

atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang

menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta

tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan

lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya

menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari

masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),

wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.

J.R. Stellinga

Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan

kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan

kewajiban warga Negara.

B. Sumber Hukum Tata Negara

Pengertian Sumber Hukum

Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb.

yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu.

Pengertian Sumber Hukum menurut Sudikno Mertokusumo, yaitu :

1. Sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya

kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya,

2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang

sekarang berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi dan lain-lain,

3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal

kepada peraturan hukum (penguasa atau masyarakat),

4. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum seperti; dokumen,

undang-undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya, serta

Page 5: Resume Hukum Tata Negara

5. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum.

Pengertian Sumber Hukum menurut Joeniarto, yaitu :

1. Sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif, wujudnya dalam bentuk

yang konkrit berupa keputusan dari yang berwewenang,

2. Sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan

ketentuan-ketentuan hukum positif. Baik yang tertulis ataupun tak tertulis,

3. Sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan masyarakat. Kita

dapatkan sumber hukum filosofis histories dan sosiologis.

Sumber Hukum Tata Negara

Mencakup sumber hukum dalam arti formiil (seperti Konstitusi tidak tertulis dan

tertulis, peraturan perundang-undangan, putusan hakim, doktrin, dan perjanjian

internasional) & dalam arti material (seperti kebiasaan ketatanegaraan, kesadaran

hukum dan rasa keadilan masyarakat, moral).

1. Sumber Hukum Formiil Tata Negara

Hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis yang

dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwewenang dan

dituangkan dalam bentuk tertulis.

Hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang

tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.

Hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang

tumbuh dalam praktik penyelenggaraan Negara untuk melengkapi,

menyempurnakan, dan menghidupkan (mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum

perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan. Kebiasaan-kebiasaan,

atau kelaziman, dan praktik yang harus dilakukan dalam proses

penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, dianggap baik dan berguna

dalam penyelenggaraan Negara menurut konstitusi, tetapi tidak dapat

dipaksakan penggunaannya oleh pengadilan.

Yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan.

Page 6: Resume Hukum Tata Negara

Syarat Putusan Pengadilan yang dapat dijadikan sumber HTN (JimlyA.) :

a. Harus sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht

van gewijs); Final and Binding?

b. Dinilai baik dalam arti memang menghasilkan keadilan bagi pihak-pihak

bersangkutan;

c. Putusan yang harus sudah berulang beberapa kali atau dilakukan dengan

pola yang sama dibeberapa tempat terpisah;

d. Norma yang terkandung didalamnya memang tidak terdapat dalam

peraturan tertulis yang berlaku, atau kalaupun ada, tidak begitu jelas; dan

e. Putusan itu dinilai telah memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan

direkomendasikan oleh tim eksaminasi atau tim penilai tersendiri yang

dibentuk oleh Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi untuk menjadi

yurisprudensi yang bersifat tetap.

Traktat atau hukum perjanjian internasional ketatanegaraan adalah

persetujuan yang diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain.

Doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang

ditemukan dan dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil

penyelidikan dan pemikiran saksama berdasarkan logika formal yang berlaku.

2. Sumber Hukum Materiil Tata Negara

Sumber Hukum Materiil Tata Negara adalah sumber hukum yang

menentukan isi kaidah hukum tata Negara, yaitu :

Dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti Pancasila.

Kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah Hukum

Tata Negara. Sepeti halnya dengan kekuatan dalam proses perumusan dan

perancangan perundang-undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan

kelompok partai dalam merumuskan hukum.

C. Bentuk Produk Hukum Tata Negara

Produk hukum di Indonesia sangat banyak, dan dari tahun ke tahun Tata

urutanyapun berbeda ada yang berdasarkan TAP MPR No.XX/MPRS/1966, ada yang

Page 7: Resume Hukum Tata Negara

berdasar TAP MPR No.III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan tata urutan

perundangan. Terakhir berdasar UU No. 10 tahun 2004, tgl 22 Juni 2004.

Berikut adalah tata urutan perundangan menurut UU No. 10 tahun 2004, tgl 22

Juni 2004, yaitu:

a. Undang-Undang Dasar 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan.

Naskah resmi UUD 1945 adalah:

Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan

diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.

Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan

Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun

1999, 2000, 2001, 2002).

Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat

Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan

Kompilasi Tanpa Ada Opini.

b. Undang-undang

Undang-undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh

Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan

Undang-Undang adalah:

Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi

manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan

kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian

daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara.

Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.

c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Page 8: Resume Hukum Tata Negara

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan

Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan

yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

adalah sama dengan materi muatan Undang-Undang.

d. Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana

mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan

Undang-Undang sebagaimana mestinya.

e. Peraturan Presiden

Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh

Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh

Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

f. Peraturan Daerah

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah

(gubernur atau bupati/walikota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh

materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas

pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut

Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Berikut adalah tata urutan perundangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000

tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan tata urutan

peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah :

1. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik

Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.

Page 9: Resume Hukum Tata Negara

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia merupakan

putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan

rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.

3. Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama

Presiden untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Perpu dibuat oleh

Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai

berikut: A). Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut. B). DPR

dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan. C). Jika

ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.

5. Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah

undang-undang.

6. Keputusan Presiden(Keppres) Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat

oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan

pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.

7. Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. A) Peraturan daerah propinsi

dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan

gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama Bupati/walikota. B) Peraturan

daerah kabupaten/kota dibuat oleh DPRD kabupaten/kota bersama

bupati/walikota. C) Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan

perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan

desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan. Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup

Keppres diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini

belum ada UU yang mengatur apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari

Keppres dan PP.

D. Struktur Hukum Tata Negara Positif

Page 10: Resume Hukum Tata Negara

Berikut penjelasan mengenai struktur ketatanegaraan di Indonesia :

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)

Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah salah satu lembaga negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota

Dewan Perwakilan Daerah. Dahulu sebelum Reformasi MPR merupakan Lembaga Negara

Tertinggi, yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Utusan Daerah, dan Utusan

Golongan.

TUGAS DAN WEWENANG MPR

Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945),

(Undang-Undang Dasar).

Page 11: Resume Hukum Tata Negara

Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.

Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah Konstitusi) untuk

memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,

diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.

Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan

jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan

dalam masa jabatannya.

Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD, menentukan

sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak protokoler.

Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat

tidak lagi oleh MPR. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota

negara.

Sidang MPR sah apabila dihadiri:

- sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk

memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,

- sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan

menetapkan UUD,

- sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya.

Putusan MPR sah apabila disetujui:

- sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul

DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,

- sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus

perkara lainnya.

Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan

pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Page 12: Resume Hukum Tata Negara

Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam melakukan

kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. (Pasal 4) Presiden berhak mengajukan RUU,

dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (Pasal 5).

TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN

Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal 10).

Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan  

persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi

Negara (Pasal 11).

Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU (Pasal

12).

Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR

(Pasal 13).

Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesty dan

abolisi dengan pertimbangan DPR (Pasal 14).

Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan menurut UU (Pasal

15).

Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan

pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16).

Presiden juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu Presiden (Pasal

17).

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

ketatanegaraanIndonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang

kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan

pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih

berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan

berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.

TUGAS DAN WEWENANG DPR

Page 13: Resume Hukum Tata Negara

Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat

persetujuan bersama.

Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang.

Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan

bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.

Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.

Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan

pemerintah.

Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan

DPD.

Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan

negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian

anggota Komisi Yudisial.

Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk

ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.

Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada

Presiden untuk ditetapkan.

Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta, menerima

penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian

amnesti dan abolisi.

Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat

perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan

rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap

pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber

daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

Page 14: Resume Hukum Tata Negara

Pada anggota DPR melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak interpelasi,

hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan

RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak

imunitas, serta hak protokoler.

Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan

DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara,

pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan.

Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan

peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang

sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan

perundang-undangan).

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu, setiap provinsi jumlahnya

sama dan jumlah seluruh anggta DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD

bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (Pasal 22C).

DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran serta

penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat-daerah, serta memberi pertimbangan atas RUU APBN yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (Pasal 22D). DPD dapat melakukan

pengawasan terhadap UU yang usulan dan pembahasannya dimiliki oleh DPD.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota DPD

mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

Hak

Menyampaikan usul dan pendapat;

Memilih dan dipilih;

Membela diri;

Page 15: Resume Hukum Tata Negara

Imunitas;

Protokoler;

Keuangan dan administratif.

Mengamalkan Pancasila;

Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

menaati segala peraturan perundang-undangan;

Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;

Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan

Republik Indonesia;

Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat;

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan

daerah;

Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan

golongan;

Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah

pemilihannya;

Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD; dan

Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

Kewajiban

Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik legislatif

Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang dicirikan oleh

sifat kekuatan mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat “otoritatif” atau mandat rakyat

kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau “binding” yaitu ciri melekatnya

pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang semata-mata didasarkan pada

kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah.

KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

Page 16: Resume Hukum Tata Negara

Dalam rangka pelaksanaan Pemilu agar terselenggara sesuai asas (Iuberjudil), maka

dibentuklah sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri

(Pasal 22E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU daerah baik di provinsi

maupun kabupaten/kota.

BANK SENTRAL

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,

tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan UU (Pasal 23D).

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

Diatur dalam BAB III A, pasal 23 E yang berbunyi :

Untuk memeriksa pengolahan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara didalam

suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.

Hasil pemeriksaan keuangan itu diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan

kewenangannya.

Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan

sesuai dengan UU.

Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan

diresmikan oleh Presiden. BPK juga berwenang melakukan pemeriksaan APBD,

perusahaan daeah, BUMN, dan perusahaan swasta dimana didalmnya terdapat

kekayaan Negara.

TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)

Diatur dalam Pasal 30 Ayat 3 UUD 1945 yang mengatakan :

“ Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, angkatan Laut, dan Angkatan

Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melidungi, memelihara kutuhan dan

kedaulatan Negara.”

Berkenaan dengan tugas dan wewenang serta kedudukan TNI, maka diatur

lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 trntang Tentara Nasional Indonesia.

Page 17: Resume Hukum Tata Negara

Tugas pokok TNI adalah : menegakkan Kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan keutuhan bangsa dan Negara.

TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang angkat dan diberhentikan oleh Presiden

setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Dengan demikian dalam hal pengerahan dan

penggunaan Kekuatan Militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Sedangkan kebijakan

dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi

Departemen Pertahanan.

MAHKAMAH AGUNG (MA)

Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan

Mahkamah Konstitusi.

Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan :

- Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri, pada tingkat

banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh

Mahkamah Agung.

- Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama, pada tingkat

banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi dilakukan

oleh Mahkamah Agung.

- Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer, pada tingkat

banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan

oleh Mahkamah Agung.

- Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata

Usaha negara, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung.

KEWAJIBAN DAN WEWENANG MA

Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di

bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh

Undang-Undang

Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi

Page 18: Resume Hukum Tata Negara

Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi

Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang ketua. Ketua Mahkamah Agung dipilih dari

dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh Presiden. Ketuanya sejak 15 Januari 2009

adalah Harifin A. Tumpa.

Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung sebanyak maksimal 60 orang. Hakim

agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak berdasarkan sistem karier

dari kalangan profesi atau akademisi.

Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat,

untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh

Presiden.

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan

badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama,

militer, tata usaha Negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24).

MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan

dibawah UU terhadap UU. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang

tidak tercela, adil, professional, dan berpengalaman di bidang hukum. Calon Hakim

Agung diusulkan komisi yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan

ditetapkan oleh Presiden. Ketua dan Wakil MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung (Pasal

24A).

KOMISI YUDISIAL (KY)

Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan

hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota komisi yudisial harus

memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan

kepribadian yang tidak tercela. Anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24B).

Diatur dalam pasal 24 B UUD 1945 dan UU No 22 Tahun 2004 tentang Komisi

Yudisial. Komisi Yudisial adalah lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam

Page 19: Resume Hukum Tata Negara

pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh dari kekuasaan

lainnya. Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

WEWENANG KOMISI YUDISIAL

1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR.

2. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga prilaku hakim.

TUGAS KOMISI YUDISIAL

1. Melakukan pendaftaran Calon Hakim Agung.

2. Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung.

3. Menetapkan Calon Hakim Agung.

4. Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR.

5. Melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim.

6. Mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan MA dan/ atau MK.

MAHKAMAH KOSNTITUSI (MK)

Pasal 24 c UUD 1945 mengatakan :

1. Mahkamah Konstitusi berwenang pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya

bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD.

2. Memutus sengketa-sengketa kewenangan lembaga Negara yang wewenang diberikan

oleh UUD.

3. Memutus pembubaran partai politik.

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh

Presiden dan/ atau Wakil Presiden menurut UUD.

Perbandingan antara Mahkamah Agung dengan Mahkamah Konstitusi adalah:

1. Kedua-duanya sama-sama merupakan pelaku kekuasaan kehakiman.

2. Mahkamah agung merupakan pengadilan keadilan (Court of Justice), sedangkan

Mahkamah Konstitusi Lembaga Pengadilan Hukum (Court of Law).

3.