resume ht

4
Klasifikasi HT Kategori Sistol ik (mmHg) Diasto lik (mmHg) Rekomendasi Normal < 130 < 85 Periksa ulang dalam 2 tahun Perbatasan 130- 139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun Hipertensi tingkat 1 140- 159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan Anjurkan modifikasi gaya hidup Hipertensi tingkat 2 160- 179 100- 109 Evaluasi atau rujuk dalam 1 bulan Hipertensi tingkat 3 > 180 > 110 Evaluasi atau rujuk segera dalam 1 minggu berdasarkan kondisi klinis BUN : Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN). Darah mengangkut protein ke sel di seluruh tubuh. Setelah protein dipakai oleh sel-sel, sisa produk buangan dikembalikan ke darah sebagai urea, yang mengandung nitrogen. Ginjal yang sehat menyaring urea dari darah dan mengeluarkannya ke air seni. Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, urea ini yang disebut sebagai BUN) akan tetap ditahan dalam darah. Oleh karena itu, tingkat BUN yang tinggi dalam darah dapat menandai masalah ginjal. Namun masalah ini juga terpengaruh oleh fungsi

Upload: aya-gabrie-ebonk-ii

Post on 22-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ht

TRANSCRIPT

Page 1: resume HT

Klasifikasi HT

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Rekomendasi

Normal < 130 < 85 Periksa ulang dalam 2 tahun

Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun

Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan

Anjurkan modifikasi gaya hidup

Hipertensi tingkat 2 160-179 100-109 Evaluasi atau rujuk dalam 1 bulan

Hipertensi tingkat 3 >180 > 110 Evaluasi atau rujuk segera dalam 1

minggu berdasarkan kondisi klinis

BUN : Nitrogen urea darah (blood urea nitrogen/BUN). Darah mengangkut protein ke sel di seluruh tubuh. Setelah protein dipakai oleh sel-sel, sisa produk buangan dikembalikan ke darah sebagai urea, yang mengandung nitrogen. Ginjal yang sehat menyaring urea dari darah dan mengeluarkannya ke air seni. Bila ginjal tidak berfungsi dengan baik, urea ini yang disebut sebagai BUN) akan tetap ditahan dalam darah. Oleh karena itu, tingkat BUN yang tinggi dalam darah dapat menandai masalah ginjal. Namun masalah ini juga terpengaruh oleh fungsi hati (lihat LI   135 ), sehingga tes BUN harus dilakukan bersamaan dengan pengukuran kreatinin, yang lebih khusus menandai masalah ginjal.

kelenjar anak ginjal, kelenjar adrenal (atau kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal (ad, "dekat" atau "di" + renes, "ginjal"). Kelenjar ini bertanggung jawab pada respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin.

DiuretikDiuretik merupakan ‘initial drug choices’, obat ini biasanya menjadi pilihan untuk terapi awal hipertensi yang tidak disertai dengan komplikasi / kondisi khusus.Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara mengeluarkan cairan dan garam. Minum diuretik menyebabkan frekuensi miksi (kencing) jadi meningkat.Contoh diuretik adalah HCT ('Hydro Chloro Tiazid').Diuretik sering dikombinasikan dengan obat antihipertensi dari golongan lain. Saat ini sudah tersedia HCT dengan obat antihipertensi golongan lain dalam satu sediaan tablet.

Golongan ‘ACE-Inhibitor’Yaitu 'Angiotensin-Converting Enzyme' (ACE) Inhibitor. Obat ini mencegah 'konstriksi' (pengkerutan) pembuluh darah akibat formasi hormon 'angiotensin II' dengan cara memblokade enzim ACE, mencegah pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II.

Page 2: resume HT

Contoh obat golongan ini : Kaptopril.

Golongan ‘Angiotensin-II Receptor Blockers’Obat ini akan secara langsung memblokade aksi hormon angiotensin II. Obat ini dapat digunakan bila penggunaan ACE inhibitor menimbulkan keluhan / efek samping.Contoh obat golongan ini : Valsartan, Telmisartan, Olmesartan.

Golongan ‘Beta Blocker’ (Penyekat Beta)Obat golongan ini memblokade aksi 'adrenalin' pada sistem saraf otonom, sehingga menurunkan frekuensi jantung (heart's rate) dan curah jantung (heart's output). Golongan 'beta blocker' juga akan mengurangi beban jantung.Contoh obat golongan ini : Propanolol, Atenolol.

Golongan ‘Calcium Channel Blocker’Obat ini melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan kapiler menurun. Obat ini mencegah masuknya 'Calsium' ke jaringan melalui 'Calcium Channel' sehingga akan me'relaksasi' (mengendurkan) dinding pembuluh darah arteri dan menurunkan kontraksi jantung.Contoh obat golongan ini : Verapamil, Diltiazem, Nifedipine.

Golongan ‘Direct Renin Inhibitor’ (DRI)Obat golongan ini merupakan obat anti hipertensi terbaru, memiliki efek menghambat hormon renin dari ginjal.Contoh obat golongan ini: Aliskiren.

Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

Renin Angiotensin Aldosteron System atau disebut juga RAAS adalah suatu sistem/mekanisme hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan cairan dalam tubuh.

Dalam mekanisme ini ada beberapa hormon yang mempunyai peran penting, diantaranya adalah :1. Renin : suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun.2. Angiotensin : merupakan enzim yang dibagi menjadi; angiotensin 1( enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor ringan tapi dapat bertahan lama dalam darah); angiotensin II (enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor kuat tapi hanya 1-2menit dalam darah karena diinaktivasi angiotensinase)3. Angiotensinogen : pengubah renin menjadi angiotensin 14. angiotensin converting enzim(ACE): enzim pengubah angiotensin 1 menjadi 25. Aldosteron : hormon steroid golongan mineralkortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan absorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium oleh sel epitel ginjal terutama sel prinsipal di sel tubulus kolektivus .

Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses:1. Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah di glomerulus.(hipotensi/renal artery stenosis)2. Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis3. penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula densa.(penurunan kadar sodium)

Page 3: resume HT

3 proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular di ginjal untuk melepaskan enzim renin, kemudian renin ini akan bersirkulasi ke seluruh tubuh yang kemudian akan bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati untuk melepaskan enzim angiotensin I.  Angiotensin I akan berubah menjadi Angiotensin II setelah diubah oleh Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh endotelium pembuluh paru. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu :1. vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang akan meningkatkan tahanan perifer total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri.2. menurunkan eksresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri juga.3. merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang kemudian meningkatkan reabsorpsi garam dan air oleh tubulus ginjal.4. merangsang central nervous system untuk menjadi haus sehingga kelenjar pituitary posterior mengeluarkan hormon vasopresin (ADH) yang akan menstimulasi reabsorpsi air di ductus collectivus dan peningkatan tonus simpatis, meningkatkan cardiac output.

sistem ini juga dapat diaktifkan oleh mekanisme lain yaitu melalui enzim natriuretic peptides (BNP dan ANP) yang dihasilkan oleh jantung. Untuk penjelasan mengenai hal ini dan juga hubungannya RAAS dengan penyakit hipertensi akan dijelaskan dikemudian waktu.