resum mata kuliah ilmu kalam filedhilah),dan ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghinda r...
TRANSCRIPT
RESUM MATA KULIAH ILMU KALAM
PENGERTIAN DAN HUBUNGAN FILSAFAT TASAWUF DAN ILMU KALAM
TUGAS KUMPULAN MATERI PERKULIAH PRA UTS
KELAS : PAI,PIAUD, ESY & PGMI
DOSEN PENGAMPU CECEP HILMAN, M.PD
STAI SUKABUMI
TP- 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
• Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Kajian agama erat hubungannya dengan kajian filosofis, Baik ilmu kalam,filsafat, maupun tasawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam, dengan metodenya berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Perbedaannya terletak pada aspek metodeloginya. Ilmu kalam, ilmu yang menggunakan logika. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika ( dialog keagamaan ). Sementara itu, filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Dan metode yang digunakan adalah rasional. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menekankan rasa dari pada rasio. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan.
• Dengan demikian dalam makalah ini akan menyampaikan tentang pengertian dan hubungan Tasawuf Ilmu Kalam,Tasawuf Dan Filsafat.
RUMUSAN MASALAH
• Apakah pengertian filsafat ?
• Apakah pengertian tasawuf ?
• Apakah pengertian ilmu kalam ?
• Bagaimanakah hubungan antara filsafat, tasawuf dan ilmu kalam ?
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
• Tujuan Umum:
Untuk mengetahui pengertian filsafat
Untuk mengetahui pengertian tasawuf
Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam
•
• Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui hubungan antara filsafat,tasawuf dan ilmu kalam
MANFAAT PENULISAN
• Manfaat Teoritis Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan te
ntang filsafat, tasawuf dan ilmu kalam di dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
• Manfaat Praktis Manfaat penulisan makalah ini bagi pelajar dan b
agi penulis yaitu agar dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran serta untuk menambah wawasan keilmuan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN FILSAFAT •Dilihat dari segi praktisnya filsafat berarti alam fikiran atau alam berfikir. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Alfarabi filos terbesar sebelum Ibnu Sina mengatakan filosof adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
•Filsafat menurut Al-Kindi adalah ilmu tentang kebenaran (hakikat) segala sesuatu menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan (rububiyyah), ilmu keesaan (wahdaniah), ilmu keutamaan (fadhilah),dan ilmu tentang semua cara meraih maslahat dan menghindar dari madharat. (material), sedangkan menurut beliau sendiri, objek kajian filsafat (material) adalah segala sesuatu yang terpampang secara jelas wujudnya dan dapat dilihat oleh mata kepala sendiri.
PENGERTIAN TASAWUF •Menurut Ilmu Khaldun, ia mendefinisikan tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan dengan segala sesuatu selain Allah, hanya menghadap Allah semata.
•Menurut Muhammad Ali Al Qassab, tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang mulia ditengah tengah kaum yang mulia.
•Menurut Syeikh Ahmaz Zorruq yang berasal dari Maroko, Tasawuf adalah ilmu yang dapat memperbaiki hati dan menjadikannya semata-mata untuk Allah dengan menggunakan pengetahuan yang ada tentang jalan islam. Pengetahuan ini dikhususkan pada pengetahuan fiqh dan yang memiliki kaitan untuk mempebaiki amalan dan menjaganya sesuai dengan batasan syariah islam. Hal ini ditujukan agar kebikjasanaan menjadi hal yang nyata
• Untuk itu, tasawuf tentu berkaitan dengan pembinaan akhlak, pembangunan rohani, sikap sederhana dalam hidup, dan menjauhi hal-hal dunia yang dapat melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam mencapai tujuannya dalam hidup. Untuk itu, praktik tasawuf ini dapat dilakukan oleh siapapun yang ingin membangun akhlak yang baik, sikap terpuji, kesucian jiwa, dan kembalinya pada Illahi dalam kondisi yang suci.
PENGERTIAN ILMU KALAM
• Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Namun argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika.
• Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan.
• Disini ada beberapa ahli ilmu kalam berpendapat tentang definisi ilmu kalam itu sendiri, diantaranya adalah, Ilmu Kalam dapat ditelusuri dari akar katanya. Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah dari logos yang diadopsi dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan
Hubungan Antara Filsafat, Tasawuf dan Ilmu Kalam
• Filsafat, tasawuf dan ilmu kalam memiliki kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya upaya pendekatan terhadapnya.
• Ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya (kasyaf) Kebenaran Sejati (Allah melalui mata hati. Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur’an & Hadis). Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada (wujud).Maka ketiganya mendalami pencarian segala yang bersifat rahasia (gaib) yang dianggap sebagai ‘kebenaran terjauh’ dimana tidak semua orang dapat melakukannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN •Filsafat berarti alam fikiran atau alam berfikir. Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Alfarabi filos terbesar sebelum Ibnu Sina mengatakan filosof adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki hakekat yang sebenarnya.
•Menurut Ilmu Khaldun, ia mendefinisikan tasawuf adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah bertekun ibadah dan memutuskan dengan segala sesuatu selain Allah, hanya menghadap Allah semata.
• Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan.
• Filsafat, tasawuf dan ilmu kalam memiliki kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya upaya pendekatan terhadapnya. Ketiganya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq).
• LANJUT.... KE PERTEMUA KE 2
Sejarah Adanya Ilmu Kalam
Ilmu keislaman yang mengedepankan tentang persoalan persoalan tentang Tuhan,
Ilmu yang mengguankan logika,
Induk ilmu agama karena berkaitan dengan Zat Allah Swt dan Rasul-Nya
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa
Rasulullah Saw Meninggal Dunia
Ke Khalifahan digantikan oleh para sahabatnya (Khulafaur Rasyidin)
Abu Bakar
Umar bin Khatab
Ali bin Abu Thalib
Utsman bin Affan
Muawiyah
Pada masa pemerintahanya :
Abu bakar banyak menghadapi peperangan,
Usianya sudah tua, jadi mudah sakit
Menurut sebagian sejarawan muslim, sakitnya Abu bakar akibat racun yang bersarang ditubuhnya setelah memakan jamuan bersama bangsawan Arab.
Abu Bakar
Pada masa pemerintahanya : Umar banyak melakukan ijtihad, Menentukan penanggalan kalender hijriah Urusan administrasi Negara diserahkan pada orang
orang romawi yang belum masuk islam Umar banyak melakukan peperangan hingga
mendapat luka yang berat akibat enam kali tikaman seorang persia yang bernama Fairus aliah Abu luluah. Kondisinya tidak membaik, tokoh umat islam
meminta agr umar menujuk penggantinnya
Umar bin Khatab
Pada masa pemerintahanya : Dia merekrut saudara-saudarnya, seperti Marwan bin
Hakam dan Muawiyah bin Abu sufyan. Dia membuat tradisi baru dalam keagamaan seperti
menambah “Ash-shalatu Khairum minannaum” dalam Adzan subuh. Dia menggunakan adzan dua kali dalam shalat jumat Dia mengumpulkan Al-Quran dalam satu standar yang
disebut “Mushaf Utsmani” Kebijan umar yang mengutmakan keluarga mengundang
kemarahan. Terjadilah pemberontkan dari kalangan mustadh’afin
(Abu Dzar dan Ammar bin yassir) dan kaum yahudi yang diacuhkan kebradaanya. Pembrontakan ini mengakibatkan kematian Utsmman
bin Affan
Utsman bin Affan
• Pada masa pemerintahanya : Mengikuti cara Rasulullah SAW, Mulai menyusun sistem yang islami (grakan spiritual dan
pembaruan islam Ia mendapat tantangan dar pemuka-pemuka yang ingin
menjadi khlaifah, terutama Thalhah dan Zubaer yang disukung oleh Aisyah binti Abu bakar dan keluarga Muawiyah Terjadilah perang jamal dekat basrah, Tantangan kedua datang dari Muawiyah (Gubernur
Damaskus) keluarga dekat Utsman bin Affan, menuntut agar segera menindak terhadap pembunuhan Utsman, bahkan ia menuduh bahwa Ali ikut campur dalam pembunuhan itu, dan meminta Ali lengser dari ke khlifahan.
Ali bin Abu Thalib
TERJADI PEMBERONTAKAN PADA MASA KE KHALIFAHAN ALI BIN ABU THALIB
Aksi makar itu mucul karena Sebelumnya Ali memecat Muawiyah dari jabatan Gubernur, Lalu Muawiyah melakukan teror dengan terus menerus, Kemudian Ali beserta pasukan, memerangi Muawiyah di
daerah siffin, Irak Sebelum terjadinya perang, dua kali Ali mengirim
utusanya (Jarir Abdillah Al-bajuri) dan (Albi Al-Yarbu’I dll) untuk berunding dengan Muawiyah. Dalam perundingan itu Muawiyah meminta Ali lengser
dari ke khalifahan, tetapi tuntutan itu tidak dipenuhi oleh Ali,
Muawiyah bersikeras tidak bisa di ajak berdamai, maka Ali memeranginya, Muawiyah menyadari dirinya melemah dan mendekati kekalahan, Kemudian pensihat Muawiyah (Amr bin Ash) menyarankan
untuk berunding terlebih dahulu dan mengangkat lembaran mushaf Al-Quran Melihat pasukan musuh (pasukan Muawiyah) mengangkat
mushaf Al-Quran sebagian pengikut Ali terpnagaruh dan meminta agar Ali menerima tawaran Muawiyah, Kemudian Ali mengutus slah satu tentaranya untuk
menanyakan bentuk perdamayan yang diinginkan Muawiyah mengatakan “utuslah seseorang yang kalian sukai
dan kamipun akan mengutus seseorang biarkan mereka berdua berunding berdasarkan kitab Allah, kemudian kita ikuti yang sudah mereka sepakati”
Kemudian terjadilah perundingan
Dari Muawiyah (Amr bin Ash)
Keduanya melakuakn perundingan si Daumah Al-Jandal, Azru selama enam bulan
Abu musa yang menjadi orang pertama yang naik kemimbar dan menurunkan Ali dari ke khakifahan islam.
Dari Ali bi Abu Thalib (Abu Musa Al-asy’ari)
Kemudian Amr dengan tidak diduga langsung mengukuhkan Muawiyah sebagai khalifah islam.
Para pengikut Ali mengutuknya dan meninta Ali membtalkan hasil perundingan dengan memeranginya kembali
Ali tidak menghiraukannya, lalu mereka keluar dari barisan Ali dan membuat kelompok baru yang dikenal sebutan “Khawarij” mereka memandang
Ali bersalah dan berbuat dosa kemudian melawan Ali,
Sekarang Ali menghadapi
Muawiyah khawarij
Kalah Tetap berkuasa di Damaskus
Setelah Ali wafat, dengan sangat mudah dia mendapatkan pengakuan kh
alifah umat islam
Persoalan-persoalan politik ini menimbulkan persoalan ketuhan, dan timbulah siapa yang kafir dan siapa yang bukakan kafir.
Khawarij menggnggap Ali, Muawiyah Amr ibn Al’as, Abu musa Al-asy’ari dan lain lain yang menerima arbitase adalah kafir, dan menganggap
mereka harus dibunuh.
Konsep kafir turut pula mengalami perubahan. Yang dipandang kafir bukan lagi hanya orang yang tidak mnentukan hukum dengan Al-Quran, tetapi orang yang berbuat dosa besar juga dipandnag kafir.
Persoalan orang yang berbuat dosa inilah yang kemudian mempunyai pengaruh bersar terhadap pertumbuhan ilmu kalam sel
anjutnya dalam islam.
Persoalan ini menimbulkan tiga aliran dalam ilmu kalam
khawarij Murji’ah Mu’tazilah
Persoalan ini menimbulkan tiga aliran dalam ilmu kalam
khawarij Murji’ah Mu’tazilah
mengatakan bahwa orang yang telah berbuat dosa besar adalah kafir, dalam arti telah keluar dari agama islam dan ia
wajib dibunuh
mengatakan bahwa orang yang telah melakukan dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilkukannya, terserah kepada Allah SWT yang mengampuninya atau
tidak.
bagi mereka orang yang telah berbuat dosa besar bukn kapir tetapi bukan pula mukmin. Orang yang seperti ini menurut mereka mengambil posisi diantara dua posisi mukmin dan kafir yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan istilah almanzilah bain al-manzilitain (posisi diantara dua pos
isi).
ILMU KALAM
PERTEMUAN MATERI KE - 3
DEFINISI :
Khowarij berasal dari kata khoroja yang artinya keluar.
Khowarij dikonotasikan pada sekelompok orang yang keluar dari imam yang sah yang disepakati jama’atul muslimin, lalu kemudian dikonotasikan kepada sekelompok orang yang keluar dari kepemimpinan Ali bin Abi Tholib Rodiyallohu’anhu hingga kemudian kata khowarij menjadi sebutan mereka Al-Miwal wan Nihal, Syahristani, jilid 1
Murji’ah, diambil dari nama Irja’ atau Arja’a yang
bermakna penundaan, penangguhan dan pengharapan. Kata Arja’a juga mengandung arti memberi harapan kepada para pelaku dosa besar untuk memperoleh penganpuana dan rahmat dari Alloh SWT. Oleh karena itu, Murji’ah artinya adalah orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya masnig-masing hingga di hari Kiamat kelak
LATAR BELAKANG ILMU KALAM
KONFLIK POLITIK JIDAL DENGAN NON ISLAM/ filosof
KHOWARIJ SYI’AH MURJI’AH
KONFLIK POLITIK
Mu’tazilah Jabariyyah Qodariyyah
Salafiyyah Ahlussunah
Asy’ariyah Maturidiyah, dll
DOKTRIN KHOWARIJ • 1. Kholifah/ Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh ummat islam, • 2. Kholifah tidak harus berasal dari Arab, sehingga non Arab pun
berkesempatan untuk menjadi kholifah, asalkan memenuhi syarat, • 3. Kholifah Ali adalah sah, tapi selepas ia menerima arbitrase, maka ia
menyeleweng, begitupula dengan Muawiyah, Abu Musa Al-‘Asy’ari, dan Amr bin
• 4. Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim, apalagi mukmin, sehingga harus dibunuh, juga bagi yang enggan untuk membunuh orang yang telah berdosa besar dan dianggap kafir, maka ia pun dianggap kafir dan harus siap menanggung beban dibunuh pula.
• 5. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Jika tidak mau maka akan diperangi karena dianggap hidup di dar al-harb ( negara kafir), sementara golongannya hidup di dar Al-Islam ( negara Islam), dan lain-lain
• 1 .Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya di akhirat kelak.
• 2. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking keempat dalam peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyidun.
• 3. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
• 4. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (madzhab) para skeptis dan empiris dari kalangan Helenis
Doktrin Murji’ah
PENGARUH DAN KEKELIRUAN KHOWARIJ
MEMVONIS KAFIR PADA PELAKU DOSA BESAR DAN HARUS DIBUNUH
MENGKAFIRKAN SEMUA ORANG YANG ADA DI LUAR GOLONGANNYA
MUDAH MEMVONIS DAN MENGKAFIRKAN ORANG LAIN
.
KEKELIRUAN MURJI’AH A. Sebagai kelompok yang mengusung pemikiran bid'ah, jika Murjiah masuk ke dalam aqidah kaum Muslimin, maka dapat memporak-porandakan kesatuan umat. Sebab
yang mereka lakukan adalah bid’ah B. Membuat pemilik aqidah Murjiah ini masuk dalam kategori 72 golongan yang diancam masuk neraka, sebagaimana disebutkan dalam sabda. Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya orang sebelum kalian dari ahli kitabtelah berpecah-belah dalam 72 golongan, dan sungguh umat ini akanberpecah-belah menjadi 73 golongan, 72
golongan di dalam neraka, dan satu di syurga, yaitu al-Jama'ah”. (HR Abu Dawud) C. Munculnya pemikiran Murjiah ini telah menyebabkan banyak hukum hukum Islam
menjadi hilang. D. Mereka telah berdusta atas nama Allah dan memiliki pemikiran yang telah dicela oleh seluruh ulama. Imam al-Ajuri (wafat 360 H) berkata,"Barangsiapa yang memiliki pemikiran seperti ini (Irja’), maka ia telah berdusta atas nama Allah dan membawa
lawannya kebenaran serta sesuatu yang sangat diingkari seluruh ulama, karena yang memiliki pemikiran ini menganggap, seseorang yang telah mengucapkan laa ilaaha
illallah, maka dosa besar dan perbuatan keji yang ia lakukan, sama sekali tidak merusak keimanannya.
TOKOH-TOKOH KHOWARIJ MURJI’AH
ZULKHUWARISIYAH ZULTSADIYAH
NAFI’ BIN AZRAQ NAJDAH BIN AMIR
ABU BAIHAS ABD KARIM ‘ARAJ,DLL
AL-YUNUSIAH MARWAN GHAILAN
SHALLEH QUBBAH ABU MU’AZ
UMAR ASH-SHILIHI
Aliran-aliran Ilmu Kalam (Qadariyah dan Jabariyah)
Pengertian Qadariyah
Kata Qadariyah berasal dari bahasa Arab qadara yang berarti kemampuan dan kekuatan. Nama Qadariyah juga berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kemampuan melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar atau ketentuan Allah. Dalam istilah inggrisnya paham ini dikenal dengan nama free will dan free act. Sejarah lahirnya Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetapi menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-Jauhani dan Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M. Dan menurut al-Zahabi, Ma’bad adalah seorang tabi’I yang baik, tetapi ia memasuki kawasan politik dan memihak ‘Abd al-Rahman Ibn Asy’as dalam menentang kekuasaan Bani Umayyah. Ma’bad mati terbunuh dalam tahun 80H. Ia mati dibunuh oleh al-Hajjaj, seorang Gubernur dari Bani Umayyah yang terkenal kejam dan berdarah dingin. Dalam kitab Al-Milal wa al-Nihal, pembahasan masalah Qadariyah disatukan dengan pembahasan tentang doktrin-doktrin Mu’tazilah, sehingga perbedaan antara kedua aliran ini kurang begitu jelas. Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin qadar lebih luas dikupas oleh kalangan Mu’tazilah. Akibatnya, sebagian orang juga menamakan Qadariyah dengan Mu’tazilah karena kedua aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tindakan tanpa campur tangan Allah
Sejarah Timbulnya Aliran Qadariyah
Pendapat Ahmad Amin
Kapan Qadariyah muncul dan siapa tokoh-tokohnya, merupakan dua tema yang masih diperdebatkan. Menurut Ahmad Amin, ada ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang atba’ tabi’I yang dapat dipercaya dan penuh berguru pada Hasan Al-Basri. Adapun Ghailan adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan.
• Pendapat Aliran Qadariyah Tentang Takdir
Faham takdir dalam pandang Qadariyah bukanlah dalam pengertian takdir yang umum dipakai bangsa Arab ketika itu, yaitu faham yang mengatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan terlebih dahulu.
Dalam faham Qadariyah, takdir itu ketentuan Allah yang diciptakannya bagi alam semesta beserta seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam istilah Al-Qur’an adalah sunatullah. Seseorang diberi ganjaran baik dengan balasan surga kelak diakherat dan diberi ganjaran siksa dengan balasan neraka kelak diakhirat, itu berdasarkan pilihan pribadinya sendiri, bukan akhir Allah.
Paham yang dikembangkan kaum Qadariyah diantaranya adalah :
• Meletakan posisi manusia sebagai makhluk yang merdeka dalam tingkah
laku dan semua perbuatan, baik dan buruknya. Mereka menyakini bahwa
manusia mempunyai kekuatan untuk menentukan nasibnya tanpa ada
intervensi dari Allah Swt. Jadi manusia mendapatkan surga dan neraka
karena kehendak mereka sendiri bukan karena taqdir. Paham ini merupakan
ajaran terpenting dalam keyakinan qadariyah.
• Kaum qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Esa, dalam artian bahwa
Allah tidak memiliki sifat-sifat Azaly, seperti ilmu,kudrah dan hayat.
Menurut mereka Allah mengetahui semuanya dengan zatNya, dan Allah
berkuasa dengan zatNya, serta hidup dengan zatNya, bukan dengan sifat-
sifat qadimNya tersebut. Mereka juga mengatakan,kalau Allah punya sifat
qadim tesebut, maka sama dengan mengatakan bahwa Allah lebih dari satu.
Dalam kitab As-Sunnah, Ibn abi „Ashim meriwayatkan dari Sa‟ad bin Abd al-Jabbar, katanya:
”saya mendengar Imam Malik bin anas berkata: pendapat saya tentang kelompok Qadariyah
adalah, mereka itu disuruh bertaubat. Apabila tidak mau, mereka harus dihukum mati”.
Berikut adalah dalil-dalil yang menjadi dasar ajaran Qadariyah:
• Q.S. Al-Kahfi ayat 29
29. Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barang siapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan Barang siapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.
Sesungguhnya Kami telah disediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka.
• Q.S Ar-Rad ayat 11
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu megikutinya bergiliran, dimuka dan
dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
• Q.S An-Nisa ayat 111
111. Barang siapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk
(kemadharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Pengertian Jabariyah
Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Dalam
Istilah inggrisnya paham ini disebut fatalism dan predestination. Dalam
kamus Jhon M. Echols, pengertian fatalism adalah kepercayaan bahwa
nasib menguasai segala-galanya,
sedangkan predestination adalah takdir.
Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama Jabariyah berasal dari
kata jabara yang mengandung arti memaksa dan mengharuskannya
melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah al-Jabbar yang
berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah
adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan
semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia
mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).Sehingga
makna secara umum adalah bahwa perbuatan manusia telah ditentukan
oleh Qodo dan Qadar Tuhan.
Pokok Pemikiran Aliran Jabariyah
Adapun ajaran-ajaran Jabariyah dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
ekstrim dan moderat.
Pertama, aliran ekstrim. Di antara tokoh adalah Jahm bin Shofwan dengan
pendapatnya adalah bahwa manusia tidak mempu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak
mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai
pilihan. Pendapat Jahm tentang keterpaksaan ini lebih dikenal dibandingkan dengan
pendapatnya tentang surga dan neraka, konsep iman, kalam Tuhan, meniadakan
sifat Tuhan, dan melihat Tuhan di akherat.
Kedua, ajaran Jabariyah yang moderat adalah Tuhan menciptakan perbuatan
manusia, baik itu positif atau negatif, tetapi manusia mempunyai bagian di
dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk
mewujudkan perbuatannya. Manusia juga tidak dipaksa, tidak seperti wayang yang
dikendalikan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia
memperoleh perbuatan yang diciptakan tuhan
Berikut adalah dalil-dalil yang menjadi dasar ajaran Jabariyah:
1. QS ash-Shaffat: 96
96. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.
2. QS al-Anfal: 17
17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang
membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang
melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan
kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar
lagi Maha mengetahui.
3. Q.S. al-Insan: 30
30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksanaan.
Tokoh-Tokoh dan Ajaran Aliran Jabariyah
Sifat-sifat Tuhan dan peng-Esaan sifat. Perselisihan tentang pokok persoalan ini menimbulkan aliran-
aliran Asy-„Ariyah, Karramiah, Mujassimah dan Mu‟tazilah.
Qadar dan Keadilan Tuhan. Perselisihan tentang soal ini menimbulkan golongan-golongan:Qodariah,
Nijariah, Jabariyah
Sama‟ dan Akal (maksudnya apakah kebaikan dan keburukan hanya diterima dari syara‟ atau dapat
diketemukan akal pikiran), keutamaan nabi dan imamah (khalifah). Persoalan ini menimbulkan aliran:
Syi‟ah, Khawarij, Mu‟tazilah, Karramah dan Asy‟Ariyah
Sejarah timbulnya
I‟tazala
Mu‟tazilah
memisahkan atau mengasingkan diri dari jamaah
majelis gurunya
Ajaran
• Tauhid
meng-Esa-kan Allah adalah dasar ajaran Islam yang pertama dan
utama. Mu‟tazilah mempunyai tafsir khusus sedemikian rupa dan
mereka mempertahankannya, sehingga mereka menamakan dirinya
sebagai Ahlul ‘Adli Wat Tauhid (pengemban keadilan dan
ketauhidan).
• Keadilan
Al-‘Adl , yang pembicarannya dihubungkan dengan perbuatan-
perbuatan Tuhan.
Keadilan Tuhan juga dibicarakan dalam kaitan dengan perbuatan
manusia yang bebas dan merdeka tanpa paksaan.
Menurut Mu‟tazilah, Tuhan wajib untuk memberikan yang baik dan
terbaik bagi manusia (Al-Shalah wa al-Ashlah).
• Janji dan Ancaman
Al-wa’ad wa al-wa’id Tuhan pasti terjadi.
Ditolaknya oleh Mu‟tazilah adanya Syafaat (pengampunan pada hari
kiamat).
• Tempat diantara Dua Tempat
Al-Manzilah bayn al-Manzilatain pada awalnya dicetuskan oleh Washil
bin Atho‟.
Fasiq terletak antara iman dan kafir.
• Amar Makruf Nahi Munkar
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap mukmin.
Makruf adalah hal-hal yang mereka anggap benar dan baik menurut
ajaran Islam dan apa-apa yang sejalan dengan pendapat mereka itu,
sedangkan hal yang menyalahinya adalah dipandang munkar yang
harus diberantas.
Ciri-ciri Mu‟tazilah ialah suka berdebat dengan siapa saja yang
berbeda pendapat dengannya.
PERKEMBANGAN
Sekitar dua abad lamanya ajaran-ajaran Mu‟tazilah ini berpengaruh,
banyak masalah yang diperdebatkan :
• Sifat-sifat Allah itu ada atau tidak
Allah Swt. itu tidak mempunyai sifat.
• Baik dan buruk itu ditetapkan berdasarkan syara‟ atau akal
pikiran
Pengertian baik dan buruk itu adalah didasarkan atas akal pikirannya
sendiri
• Al-Qur‟an itu makhluk atau bukan
Al-Qur‟an itu adalah makhluk
• Orang yang berdosa besar akan kekal di neraka atau tidak
Dia akan ditempatkan diantara dua tempat, dia tidak Mukmin dan
tidak pula kafir
• Perbuatan manusia itu dijadikannya sendiri atau dijadikan
oleh Allah Swt
manusia itu berwenang melakukan segala perbuatannya atas
kehendaknya sendiri
• Allah Swt. itu bisa dilihat di akhirat nanti atau tidak
Allah Swt. tidak bisa dilihat, sekalipun di surga nanti
• Kalam itu qadim atau hadis Kalam Allah itu qadim
• Allah Swt. wajib membuat yang baik (shilah) dan yang
lebih baik (ashlah)
mendapatkan pahala atas kebaikannya dan sebaliknya dia berhak
pula menerima siksaan atas kejahatannya
• Faktor yang menyebabkan orang-orang lari dari lingkungan
Mu‟tazilah, dan menyebabkan kelemahan dan keruntuhan
mereka sendiri
- Terlalu berlebihan dalam menghormati dan mengagungkan
akal
- akidah Islam menjadi berbelit-belit
- Menyelami lautan filsafat untuk mempertahankan Agama
Islam
- Membolehkan untuk mencela para sahabat Nabi
Latar belakang
Munculnya Aliran-
aliran Ilmu Kalam
Ilmu Kalam lahir karena banyak persoalan yang timbul dikalangan masyarakat. Karena itulah muncul berbagai pendapat dan pemikiran. Sehingga terbentuk aliran-aliran pemikiran para ulama
PEMBAHASAN
Pengertian salaf
Biografi Ulama Salaf dan pemikirannya
Perkembangan Salafiyah di Indonesia
Kata salaf secara etimologi dapat
diterjemahkan menjadi “terdahulu” atau
leluhur
Sedangkan menurut terminologi terdapat banyak
difinisi yang dikemukakan oleh para pakar
mengenai arti salaf, diantaranya adalah:
A. Pengertian salaf
Menurut As-Syahrastani, ulama salaf adalah yang tidak mengguna
kan ta’wil (dalam menafsirkan ayat-ayat mutasabbihat) dan tidak
mempunyai faham tasybih (antropomorphisme).
Mahmud Al-Bisybisyi menyatakan bahwa salaf sebagai sahabat, ta
bi’in, dan tabi’ tabi’in yang dapat diketahui dari sikapnya menam
pik penafsiran yang mendalam mengenai sifat-sifat Allah yang me
nyerupai segala sesuatu yang baru untuk mensucikan dan mengag
ungkan-Nya.
1.Riwayat hidup Ahmad Bin Hanbal dan pemikirannya Ia dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H/780 M dan meninggal pada tahun 241 H/855 M. Ia sering dipanggil Abu Abdillah karena salah satu anaknya bernama Abdillah, namun ia lebih dikenal dengan nama Imam Hanbali karena merupakan pendiri madzhab Hanbali. Ibunya bernama Shahifah binti Maimunah binti Abdul Malik bin Sawadah bin Hindur Asy-Syaibani, bangsawan Bani Amir. Ayahnya bernama Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Anas bin Idris bin Abdullah bin Hayyan bin Abdullah bin Anas bin Auf bin Qasit bin Mazin bin Syaiban bin Dahal bin Akabah bin Sya’ab bin Ali bin Jadlah bin Asad bin Rabi Al-Hadis bin Nizar. Di dalam keluarga Nizar Imam Ahmad bertemu keluarga dengan nenek moyangnya Nabi Muhammad Saw
B. Biografi ulama salaf dan Pemikirannya
Ilmu yang pertama beliau kuasai adalah al-Quran sehingga beliau hafal pada usia 15 tahun. Lalu beliau mulai berkonsentrasi belajar Ilmu Hadits pada awal usia 15 tahun pula. Pada usia 16 tahun ia memperluas wawasan ilmu al-Quran dan ilmu agama lainnya kepada ulama-ulama Baghdad. Lalu mengunjungi ulama-ulama terkenal di Khufah, Basrah, Syam, Yaman, Mekah dan Madinah. Diantara guru-gurunya ialah Hammad bin Khalid, Ismail bin Aliyyah, Muzaffar bin Mudrik, Walid bin Muslim, Muktamar bin Sulaiman, Abu Yusuf Al-Qadi, Yahya bin Zaidah, Ibrahim bin Sa’id, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, Abdur Razaq bin Humam dan Musa bin Tariq. Dari guru-gurunya Ibnu Hanbal mempelajari ilmu fiqh, hadits, tafsir, kalam, ushul dan bahasa Arab. Ibnu Hanbal dikenal sebagai seorang yang zahid, teguh dalam pendirian, wara’ serta dermawan. Karena keteguhannya, ketika khalifah Al-Makmun mengembangkan madzhab Mu’tazilah, Ibnu Hanbal menjadi korban mihnah (inquisition).[16] karena tidak mengakui bahwa Al-Quran adalah makhluk. Akibatnya pada masa pemerintahan Al-Makmun, Al-Mu’tasim dan Al-Watsiq ia harus mendekam dipenjara. Namun setelah Al-Mutawakkil naik tahta Ibnu Hanbal memperoleh kebebasan, penghormatan dan kemuliaan.[17]
A. Tentang ayat Mutasyhabihat Dalam memahami ayat Al-quran Ibnu Hanbal lebih suka menerapkan pendekatan lapdzi (tekstulal), dari pada pendekatan ta’wil. Dengan demikian ayat al-quran yang mutasyabihat diartikan sebagaimana adanya, hanya saja penjelasan tata cara (kaifat), dari ayat tersebut diserahkan kepada Allah SWT
B Tentang status Al-quran salah satu persoalan teologis yang dihadapi ibnu hanbal, yang kemudian membuatnya dipenjara berapa kali, adalah tentang status al-quran, apakah diciptakan makhluk yang karenanya hadist (baru) ataukah diciptakan yang karenya qodim
Pemikiran ibnu hanbal
2. Riwayat Hidup dan Pemikiran Ibn Taimiyah
Nama lengkapnya Ahmad Taqiyudin Abu Abbas bin Syihabuddin Abdul Mahasin Abd
ul Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Abi Qasim Al Khadar bin Muhammad bin Al
-Khadar bin Ali bin Abdillah
Ibnu taimiyah terkenal sangat cerdas sehingga pada usia 17 tahun ia tela
h dipercaya masyarakat untuk memebrikan pandangan-pandangan mengena
i masalah
Pemikiran Ibn Taimiyah
a) Tentang Al-Quran.
Sangat berpegang teguh pada nash (Al-Quran dan Al-Haditst
)Tidak memberikan ruang gerak kepada akal
Berpendapat bahwa Al-Quran mengandung semua ilmu agam
a
Di dalam Islam yang diteladani hanya tiga generasi saja (sah
abat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Allah memiliki sifat yang tidak bertentangan dengan tauhid
b) Tentang sifat-sifat Allah Percaya sepenuh hati terhadap sifat-sifat Allah yang disampaikan oleh Allah sendiri
atau oleh Rasul-Nya. Sifat-sifat dimaksud adalah:
Sifat Salabiyyah, yaitu qidam, baqa, mukhalafatul lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi dan wahdaniyyat.
Sifat Ma’ani, yaitu : qudrah, iradah, ilmu, hayat, sama’, bashar dan kalam.
Sifat khabariah (sifat yang diterangkan Al-Quran dan Al-Hadits walaupun akal bertanya-tanya tentang maknanya), seperti keterangan yang menyatakan bahwa Allah ada di langit; Allah di Arasy; Allah turun ke langit dunia; Allah dilihat oleh orang yang beriman di surga kelak; wajah, tangan, dan mata Allah.
Sifat Idhafiah yaitu sifat Allah yang disandarkan (di-Idhafat-kan) kepada makhluk seperti rabbul ‘alamin, khaliqul kaun dan lain-lain.
Percaya sepenuhnya terhadap nama-nama-Nya, yang Allah dan Rasul-Nya sebutkan seperti Al-Awwal, Al-Akhir dan lain-lain.
Menerima sepenuhnya sifat dan nama Allah
Perkembangan salafiyah di Indonesia di awali oleh gerakan-
gerakan persatuan Islam (persis), atau Muhammadiyah.
Gerakan-gerakan lainnya, pada dasarnya juga dianggap
sebagai gerakan ulama salaf, tetapi teologinya sudah di
pengaruhi oleh pemikiran yang dikenal dengan istilah logika.
Sementara itu, para ulama yang menyatakan diri mereka
sebagai ulama salaf, mayoritas tidak menggunakan pemikiran
dalam membicarakan masalah teologi (ketuhanan).
C. Perkembangan Salafiyah di Indonesia
Dalam perkembangan berikutnya, sejarah mencatat bahwa sa
lafiyah tumbuh dan berkembang pula menjadi aliran (mazhab) at
au paham golongan, sebagaimana Khawarrij, Mu’tazilah, Maturidi
yah, dan kelompok-kelompok Islam klasik lainnya. Salafiyah bah
kan sering dilekatkan dengan ahl-sunnah wa al-jama’ah, di luar k
elompok Syiah.