resum undang-undang jasa konstruksi

38
Imbran Safeie 1209025050 1 TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI LANJUT Oleh : Imbran Safe’ie 1209025050 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015

Upload: yuimiim

Post on 10-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 1/38

Imbran Safe’ie

1209025050

1

TUGAS

MANAJEMEN KONSTRUKSI LANJUT

Oleh :

Imbran Safe’ie 

1209025050

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 2/38

Imbran Safe’ie

1209025050

2

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

MERESUME ATAU MERINGKAS 

1.  UU RI No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi ................................................. 3

2.  PP No. 28/2000 .............................................................................................. 7

3.  PP No. 29/2000 .............................................................................................. 8

4.  PP No. 30/2000 .............................................................................................. 11

5.  Permen PU RI No: 207/PRT/M/2005 ............................................................. 12

6.  Permen PU RI No: 07/PRT/M/2011 ............................................................... 127.  Permen PU RI No: 28/PRT/M/2006 ............................................................... 13

8.  Kepmen PU RI No: 339/KPTS/M/2003 ........................................................... 15

STRUKTUR ISI

1.  Struktur Isi Regulasi UU RI No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi ................. 17

2.  Struktur Isi Regulasi PP No. 28/2000 ............................................................. 21

3.  Struktur Isi Reulasi PP No. 29/2000 ............................................................... 24

4. 

Struktur Isi Regulasi PP No. 30/2000 ............................................................. 27

5.  Struktur Isi Regulasi Permen PU RI No: 207/PRT/M/2005 ............................ 29

6.  Struktur Isi Regulasi Permen PU RI No: 07/PRT/M/2011 .............................. 32

7.  Struktur Isi Regulasi Permen PU RI No: 28/PRT/M/2006 .............................. 35

DAFTAR PUSTAKA

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 3/38

Imbran Safe’ie

1209025050

3

Meresum atau Meringkas

1.  UU RI NO. 18/1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI

Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis dalam pencapaian berbagai

sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional, di mana

pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. Untuk itu, dirasakan perlu pengaturan secara rinci dan jelas mengenai jasa

konstruksi, yang kemudian dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999

tentang Jasa Konstruksi (UU Jasa Konstruksi).

a.  Jasa Konstruksi Secara Umum

Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,

layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi

pengawasan pekerjaan konstruksi. Para pihak dalam suatu pekerjaan konstruksi

terdiri dari pengguna jasa dan penyedia jasa. Pengguna jasa dan penyedia jasa dapat

merupakan orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan

hukum maupun yang bukan berbentuk badan hukum. Penyedia jasa konstruksi yang

merupakan perseorangan hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yangberisiko kecil, yang berteknologi sederhana, dan yang berbiaya kecil. Sedangkan

pekerjaan konstruksi yang berisiko besar dan atau yang berteknologi tinggi dan atau

yang berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan.

b.  Tujuan Jasa Konstruksi

Adapun Pengaturan jasa konstruksi bertujuan untuk:

 Memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk

mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan

hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.

  Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin

kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak

dan kewajiban, serta meningkatkan kepatahan pada ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

  Mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 4/38

Imbran Safe’ie

1209025050

4

c.  Usaha Jasa Konstruksi dan Perizinan Bagi Penyedia Jasa Konstruksi

Secara umum Jenis Usaha Konstruksi dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

  Perencanaan Konstruksi

Usaha ini dilaksanakan oleh perencana konstruksi (Konsultan, Designer) yang

wajib memiliki sertifikat keahlian, yaitu bertugas memberikan layanan jasa

perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan

atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai

dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi.

  Pelaksanaan Konstruksi

Usaha ini dilaksanakan oleh pelaksana konstruksi (Kontraktor) yang wajib

memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja, yaitu bertugas

memberikan layanan jasa Pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang

meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari

penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan

konstruksi.

  Pengawasan Konstruksi

Usaha ini dilaksanakan oleh pengawas konstruksi yang wajib memiliki

sertifikat keahlian, yaitu bertugas memberikan layanan jasa pengawasan baik

sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari

penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi.

Penyedia jasa konstruksi yang berbentuk badan usaha harus:

  memenuhi ketentuan perizinan usaha di bidang jasa konstruksi dan.

  memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi.

Standar klasifikasi dan kualifikasi keahlian kerja adalah pengakuan tingkat keahlian

kerja setiap badan usaha baik nasional maupun asing yang bekerja di bidang usaha

 jasa konstruksi. Pengakuan tersebut diperoleh melalui ujian yang dilakukan oleh

badan/lembaga yang bertugas untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Proses

untuk mendapatkan pengakuan tersebut dilakukan melalui kegiatan registrasi, yang

meliputi klasifikasi, kualifikasi, dan sertifikasi. Dengan demikian, hanya badan usaha

yang memiliki sertifikat tersebut yang diizinkan untuk bekerja di bidang usaha jasa

konstruksi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 5/38

Imbran Safe’ie

1209025050

5

d.  Pihak yang Terkait dan Pengikatan Suatu Pekerjaan Konstruksi

Para pihak dalam pekerjaan konstruksi terdiri atas pengguna jasa dan penyedia jasa.

Pengguna jasa (ex.Pemerintah) harus memiliki kemampuan membayar biayapekerjaan konstruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian dari Lembaga

Perbankan dan atau Lembaga Keuangan bukan bank.Penyedia jasa terdiri dari

perencana, pengawas dan pelaksana konstruksi .

Pengikatan dalam hubungan kerja jasa konstruksi dilakukan berdasarkan prinsip

persaingan yang sehat melalui pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan

umum atau terbatas. Badan-badan usaha yang dimiliki oleh satu atau kelompok

orang yang sama atau berada pada kepengurusan yang sama tidak boleh mengikuti

pelelangan untuk satu pekerjaan konstruksi secara bersamaan.

Kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan mencakup menerbitkan dokumen

tentang pemilihan penyedia jasa yang memuat ketentuan-ketentuan secara

lengkap, jelas dan benar serta dapat dipahami, serta menetapkan penyedia jasa

secara tertulis sebagai hasil pelaksanaan pemilihan. Sedangkan penyedia jasa wajib

menyusun dokumen penawaran berdasarkan prinsip keahlian untuk disampaikan

kepada pengguna jasa.

e.  Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan dan tahap

Pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing tahap dilaksanakan

melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran. Penyelenggaraan

pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keamanan, keselamatan

dan keselamatan kerja,-perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat

untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

f.  Kegagalan Bangunan

Pengguna jasa dan penyedia jasa wajib wajib bertanggung jawab atas kegagalanbangunan.  Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan

penyedia jasa (perencana, pelaksana, pengawas) konstruksi, dan hal tersebut

terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka penyedia jasa konstruksi

tersebut wajib bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti

rugi. Sedangkan Jika terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan

pengguna jasa dalam pengelolaan bangunan dan hal tersebut menimbulkan

kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa waJib bertanggungjawab dan dikenai

ganti rugi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 6/38

Imbran Safe’ie

1209025050

6

g.  Peran Masyarakat

Hak Masyarakat:

  Melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan jasa

konstruksi

  Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang dialami secara

langsung sebagai akibat penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Kewajiban Masyarakat :

  Menjaga ketertiban-dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang

Pelaksanaan jasa konstruksi

  Turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan

kepentingan umum.

h.  Peran Pemerintah melalui Pembinaan

Pemerintah juga memiliki peran dalam penyelenggaraan suatu jasa konstruksi, yaitu

melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan,

dan pengawasan. Pengaturan yang dimaksud dilakukan dengan menerbitkan

peraturan perundang-undangan dan standar-standar teknis. Sedangkan

pemberdayaan dilakukan terhadap usaha jasa konstruksi dan masyarakat untuk

menumbuhkembangkan kesadaran akan hak, kewajiban, dan perannya dalampelaksanaan jasa konstruksi. Selanjutnya, mengenai pengawasan, dilakukan

terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin terwujudnya

ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

i.  Penyelesaian Sengketa dan Gugatan Masyarakat

Penyelesaian sengketa jasa konstruksi dapat ditempuh melalui pengadilan atau di

luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa.

Dalam suatu penyelenggaraan usaha jasa konstruksi, terdapat kemungkinan bahwa

masyarakat mengalami kerugian sebagai akibat dari penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi tersebut. Karena itulah, masyarakat memiliki hak mengajukan gugatan

perwakilan. Yang dimaksud dengan hak mengajukan gugatan perwakilan adalah hak

kelompok kecil masyarakat untuk bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah

besar yang dirugikan atas dasar kesamaan permasalahan, faktor hukum dan

ketentuan yang ditimbulkan karena kerugian atau gangguan sebagai akibat dari

kegiatan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 7/38

Imbran Safe’ie

1209025050

7

 j.  Sanksi

Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas pelanggaran UU Jasa Konstruksi

adalah berupa :

  peringatan tertulis

  penghentian sementara pekerjaan konstruksi

  pembatasan kegiatan usaha atau profesi

  larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi (khusus bagi

pengguna jasa)

  pembekuan izin usaha atau profesi

  pencabutan izin usaha atau profesi.

Selain sanksi administratif tersebut, penyelenggara pekerjaan konstruksi dapatdikenakan denda paling banyak sebesar 10% dari nilai kontrak atau pidana penjara

paling lama 5 tahun.

2.  PP RI NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT

JASA KONSTRUKSI

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 18Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi diperlukan adanya pengaturan lebih lanjut mengenai jenis, bentuk dan

bidang usaha,registrasi, sertifikasi keterampilan, dan keahlian kerja, perizinan usaha jasa

konstruksi, serta pengaturan peran masyarakat jasa konstruksi yang diwujudkan dalam

bentuk Forum dan Lembaga. Sehubungan dengan hal tersebut dipandang perlu untuk

menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

Konstruksi.

a.  Ketentuan Umum

Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam UndangundangNomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang bertujuan untuk

mengembangkan kegiatan jasa konstruksi nasional.

Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan

usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub bidang pekerjaan atau

penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di

bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu

dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 8/38

Imbran Safe’ie

1209025050

8

b.  Usaha Jasa Konstruksi

Usaha jasa konstruksi mencakup jenis usaha, bentuk usaha, dan bidang usaha

 jasa konstruksi.

Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi jasa

perencanaan, jasa pelaksanaan, dan jasa pengawasan konstruksi.

Bentuk usaha dalam kegiatan jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 meliputi usaha orang perseorangan dan badan usaha baik

nasional maupun asing.

Pembagian bidang pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menjadi sub

bidang pekerjaan dan bagian sub bidang pekerjaan ditetapkan lebih lanjut oleh

Lembaga.

c.  Tenaga Kerja Konstruksi

Tenaga kerja konstruksi harus mengikuti sertifikasi keterampilan kerja atau

sertifikasi keahlian kerja yang dilakukan oleh Lembaga, yang dinyatakan

dengan sertifikat.

d.  Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

Forum jasa konstruksi merupakan sarana komunikasi, konsultasi, dan informasi

antara masyarakat jasa konstruksi dan Pemerintah dalam bentuk pertemuan

tetap yang sifatnya independen dan mandiri untuk membahas secara transparanberbagai hal yang berhubungan dengan jasa konstruksi.

3.  PP RI NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA

KONSTRUKSI

Bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional

sehingga penyelenggaraannya perlu diatur untuk mewujudkan tertib pengikatan dan

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas, dan

peningkatan peran masyarakat. Berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a dan

untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,

dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi.

a.  Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

  Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka

dengan pengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-

kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 9/38

Imbran Safe’ie

1209025050

9

umum sehingga masyaraka luas dunia usaha yang berminat dan

memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

  Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang

diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan

 jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui

media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan

pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas dunia usaha

yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

  Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui

pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan

membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa

dan dapat dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis maupun harga,

sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapatdipertanggungjawabkan.

  Penunjukan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan

tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan

langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa dengan

cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga

diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan.

b.  Pemilihan Penyedia JasaPemilihan penyedia jasa yang meliputi perencana konstruksi, pelaksana

konstruksi, dan pengawas konstruksi oleh pengguna jasa dapat dilakukan dengan

cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, atau

penunjukan langsung.

c.  Kontrak Kerja Konstruksi

Kontrak kerja konstruksi pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai tahapan

dalam pekerjaan konstuksi yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk

pekerjaan perencanaan, kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pelaksanaan,dan kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pengawasan.

d.  Penyelenggaran Kerja Konstruksi

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib dimulai dengan tahap perencanaan

yang selanjutnya diikuti dengan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya

yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan,

pengerjaan, dan pengakhiran.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 10/38

Imbran Safe’ie

1209025050

10

e.  Kegagalan Bangunan

Kegagalan Bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik

secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan

kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan

Penyedia Jasa dan atau Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan

konstruksi.  Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan

ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan dengan maksimal

10 tahun, sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.

f.  Penyelesaian Sengketa

Penyelesaian sengketa dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di luar

pengadilan dapat dilakukan dengan cara :

  Melalui pihak ketiga yaitu :

-  Mediasi (yang ditunjuk oleh para pihak atau oleh Lembaga Arbitrase

dan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa)

-  Konsiliasi

  Arbitrase melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Ad Hoc.

Penyelesaian sengketa secara mediasi atau konsiliasi sebagaiman dimaksud

dalam ayat (1) huruf a dapat dibantu penilai ahli untuk memberikan

pertimbangan profesional aspek tertentu sesuai kebutuhan.

g.  Larangan Persekongkolan

Pengguna jasa dan penyedia jasa atau antar penyedia jasa dilarang melakukan

persekongkolan untuk mengatur dan atau menentukan pemenang dalam

pelelangan umum atau pelelangan terbatas sehingga mengakibatkan terjadinya

persaingan usaha yang tidak sehat dan dilarang melakukan persekongkolan

untuk menaikkan nilai pekerjaan (mark up) yang mengakibatkan kerugian bagi

masyarakat dan atau keuangan Negara.

h. 

Sanksi Administratif

Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif

yang ditetapkan oleh Pemerintah kepada penyedia jasa, berupa :

  peringatan tertulis

  penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi

  pembekuan izin usaha

  pencabutan izin usaha

  pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi

  pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi

 larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi

  larangan melakukan pekerjaan

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 11/38

Imbran Safe’ie

1209025050

11

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, peraturan perundang-undangan

mengenai penyelenggaraan jasa konstruksi yang telah ada sepanjang tidak

bertentangan ataupun belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan

Pemerintah ini dinyatakan tetap berlaku.

4.  PP RI NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN

JASA KONSTRUKSI

Jasa konstruksi mempunyai peranan strategis dalam pembangunan nasional sehingga

perlu dilakukan pembinaan baik terhadap penyedia jasa, pengguna jasa, maupun

masyarakat guna menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan tugas dan fungsi

serta hak dan kewajiban masing-masing dan meningkatkan kemampuan dalam

mewujudkan tertib usaha jasa konstruksi, tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,

dan tertib pemanfaatan hasil pekerjaan konstruksi.

a.  Lingkup Pembinaan Jasa Konstruksi

Pembinaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan yang

dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bagi penyedia jasa,

pengguna jasa, dan masyarakat.

Lingkup pengaturan pembinaan jasa konstruksi meliputi bentuk pembinaan,

pihak yang dibina, penyelenggara pembinaan, serta pembiayaan yang diperlukan

untuk pelaksanaan pembinaan.

b.  Penyelenggaraan Pembinaan

Bentuk pembinaan jasa konstruksi meliputi :

  pengaturan

  pemberdayaan

  pengawasan

Pihak yang harus dibina dalam penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi

terdiri atas penyedia jasa, pengguna jasa, dan masyarakat. Pembinaan jasa

konstruksi terhadap penyedia jasa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman

dan kesadaran akan hak dan kewajibannya. Pembinaan diselenggarakan oleh

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

c.  Pembiayaan

Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh

Pemerintah Pusat dibebankan kepada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 12/38

Imbran Safe’ie

1209025050

12

5.  PERMEN PU NOMOR: 207/PRT/M/2005 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN

JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

Proses pengadaan jasa konstruksi oleh Pemerintah dengan memanfaatkan teknologikomunikasi dan informasi yang menggunakan media elektronik akan lebih

transparan, akuntabel, efektif dan efisien, selaras dengan upaya pemberantasan

korupsi, kolusi dan nepotisme. Penerapan proses pengadaan jasa konstruksi oleh

pemerintah secara elektronik sepenuhnya masih harus menunggu ditetapkannya

Undang-Undang yang mengatur tentang transaksi elektronik (cyber-law) di

Indonesia. Proses pengadaan jasa konstruksi oleh pemerintah secara elektronik

sejalan dengan upaya mempersiapkan para penyedia jasa nasional untuk

menghadapi tantangan dan perkembangan global.

Pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik adalah sistem pengadaan jasa

konstruksi yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dan berbasis

web dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.

Proses peningkatan transparansi dalam pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi

dilakukan secara berjenjang :

  Penayangan Hasil Kerja Panitia Pengadaan

  Pengadaan yang dilakukan sebagian secara elektronik

  Pengadaan sepenuhnya dilakukan secara elektronik, baik pada prosespelelangan maupun pelaksanaan kontrak.

Penerapan pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik di lingkungan instansi

Pemerintah ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris

Utama/Sekretaris Daerah yang antara lain berisi penetapan sistem aplikasi

eprocurement yang akan digunakan, administrator sistem tugas dan peran pihak-

pihak yang terkait serta tahapan penerapannya dengan memperhatikan kesiapan

sumber daya di lingkungan masing-masing instansi.

6.  PERMEN PU NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN

PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

Bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi di bidang pekerjaan umum

yang memenuhi tata nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan bagi

ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan berdampak pada peningkatan

pelayanan publik.

Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaanpengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 13/38

Imbran Safe’ie

1209025050

13

konstruksi. Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan

konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi lebih

operasional dan efektif.

Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar

rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar

rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

setelah Rencana Perkiraan Biaya yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat

Eselon I.

Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp

100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di

tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus memperoleh pendapat Ahli HukumKontrak.

Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat menggunakan:

  kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan untuk

pekerjaan tunggal atau terintegrasi.

  kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (Output

based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan

Kerja/TOR.

7.  PERMEN PU NOMOR : 28/PRT/M/2006 TENTANG PERIZINAN PERWAKILAN

BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING

Kehadiran Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing perlu ditata, diatur, diawasi dan

dikendalikan secara lebih baik untuk dapat memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi peningkatan kemampuan usaha jasa Konstruksi Nasional.

a.  Ketentuan Umum

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) adalah Badan Usaha yang berbentuk

badan hukum yang didirikan berdasarkan perundang-undangan negara di mana

perusahaan tersebut didirikan dan berdomisili di luar Indonesia, yang bergerak

di bidang usaha jasa konstruksi meliputi kegiatan usaha jasa konsultansi

Perencanaan/ Pengawasan (Konsultan) Konstruksi atau Jasa Pelaksana

Konstruksi (Kontraktor).

Tim Pengawas Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing selanjutnya disebut TP BUJK

adalah tim yang dibentuk oleh Menteri yang bertugas mengawasi kegiatan

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 14/38

Imbran Safe’ie

1209025050

14

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang akan melaksanakan kegiatan usahanya

di wilayah Republik Indonesia wajib mempunyai Izin Perwakilan Badan Usaha

Jasa Konstruksi Asing.

b.  Kewenangan Pemberi Izin dan Pemberi Persetujuan

Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing dan Persetujuan Usaha

Kerjasama diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk atas nama

Menteri.

c.  Persyaratan dan Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin

Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan izin adalah sebagai berikut:

  Permohonan Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing harus

dilengkapi dengan dokumen permohonan berupa data Badan Usaha.

  Membayar uang administrasi, dengan ketentuan besarnya uang

administrasi selama jangka waktu berlakunya izin, untuk bidang Jasa

Konsultansi Perencana/Pengawasan Konstruksi adalah ekuivalen US $

5.000 (lima ribu dolar Amerika) dan untuk bidang Jasa Pelaksana

konstruksi ekuivalen US $ 10.000 (sepuluh ribu dolar Amerika)

d.  Hak dan Kewajiban

Perwakilan badan usaha jasa konstruksi asing berhak untuk :

  menghubungi perorangan/badan usaha/lembaga pemerintah maupun

swasta nasional dalam rangka mencari pasar jasa konstruksi.

  membentuk usaha kerjasama dan diizinkan mengikuti prakualifikasi

/pelelangan sesuai dengan Pasal 3 ayat (2).

  mengangkat dan menetapkan tenaga kerja lokal atau asing sebagai

kepala perwakilan, serta mengangkat dan menetapkan kembali tenaga

kerja tersebut

Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing berkewajiban untuk :

  mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia dan menyampaikan laporan kegiatan usaha tahunan kepadaMenteri atau pejabat yang ditunjuk dengan tembusan kepada Lembaga

yang terdiri atas laporan perolehan dan pelaksanaan pekerjaannya

dilengkapi dengan kewajiban mengikuti semua ketentuan yang telah

ditetapkan seperti peraturan perpajakan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

  menjamin terlaksananya alih pengetahuan (transfer of knowledge)

kepada badan usaha..mitra kerja jasa konsultansi perencana/pengawas

nasional dan jasa pelaksana konstruksi nasional.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 15/38

Imbran Safe’ie

1209025050

15

  menyampaikan Nama Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional, dan nomor

registrar Badan Usaha dan Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang menjadi mitra

kerjanya dan atau sub kontraknya.

  menyampaikan Nama tenaga kerja ahli dan terampil baik asing maupun

nasional dibidang jasa konstruksi yang bekerja di tempat kegiatan

konstruksi yang dilengkapi dengan bukti registrasi dari Lembaga.

e.  Jangka Waktu

Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing berlaku untuk jangka waktu 3

(tiga) tahun dan dapat diperpanjang. Jangka waktu Izin Perwakilan Badan Usaha

Jasa Konstruksi Asing berakhir apabila yang bersangkutan tidak mengajukan

permohonan perpanjangan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak

masa berlaku izin berakhir.

f.  Sanksi

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang melanggar ketentuan dalam peraturan

ini dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

Konstruksi oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.

Jenis sanksi:

  Peringatan tertulis yang terdiri atas Peringatan Pertama dan Peringatan

Kedua

  Pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi; dan

  Pencabutan Izin Kantor Perwakilan BUJKA

8.  KEPMEN PU RI Nomor: 339/KPTS/M/2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah

Petunjuk pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi oleh instansi pemerintahan ini untuk

mengatur lebih lanjut pelaksanaan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa

Konstruksi berikut peraturan pelaksanaannya dan keputusan presiden RI No. 80 Tahun

2003 tentang Pedoman Pelakasanaan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintahan di

 bidang jasa konstruksi. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman dalam pengadaan

 jasa konstruksi oleh instansi pemerintah serta memberikan petunjuk elaksanaan

 pengadaan jasa konstruksi oleh instansi pemerintah bidang permukiman dan prasarana

wilayah.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 16/38

Imbran Safe’ie

1209025050

16

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/Prt/M/2011 berisikan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah dengan menimbang

 bahwa Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999, Peraturan Pemerintah Nomor 28, 29, dan

30 Tahun 2000, merupakan landasan bagi penyelenggaraan jasa konstruksi, keputusan

Presiden No. 102 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Departemen mengatur bahwa Departemen Permukiman dan

Prasarana Wilayah mempunyai tugas pembinaan dalam bidang jasa konstruksi,

Keputusan Presiden RepublikIndonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah memberikan kewenangan kepada Menteri untuk

mengatur lebih lanjut pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai bidangnya,untuk keperluan tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Permukiman dan

Prasarana Wilayah tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh

Instansi Pemerintah.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 17/38

Imbran Safe’ie

1209025050

17

ISI STRUKTUR

1.  UU RI NO 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI

Yang Meliputi

Terhadap

PENJELASAN :

PEMERINTAH

PUSAT

TUGAS &

TANGGUNG JAWAB

PEMBINAAN

1. Pengaturan

2. Pemberdayaan

3. Pengawasan

•Usaha orang

perseorangan

•Badan Usaha

•Instansi

Pemerintah(Pusat dan

Daerah)

•Orang

Perseorangan

•Badan Usaha

•Penerima

Manfaat ataskegiatan jasa

konstruksi atau

hasil kegiatan

 jasa Konstruksi

1. Jasa Konstruksi terhadap usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi

2. Jasa Konstuksi terhadap Penyelenggaraan Konstruksi

3. Jasa Konstruksi terhadap Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Kontruksi

4. Jasa Konstruksi terhadap Pedoman Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pemerintah secara

Elektronik

5. Jasa Konstruksi terhadap Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa

Konsultasi

6. Jasa Konstruksi terhadap Perizinan Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing

7. Jasa Konstruksi terhadap Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi

Pemerintah

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 18/38

Imbran Safe’ie

1209025050

18

PENJELASAN :

1. Jasa Konstruksi terhadap usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi

Untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan

sub bidang pekerjaan atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orangperseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau

keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian masing-masing.

Menetapkan  penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman

kompetensi dan kemampuan usaha, atau penggolongan  profesi keterampilan dan keahlian

kerja orang perseorangan di bidang   jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman

kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian.

Masyarakat juga memiliki peran dalam suatu penyelenggaraan pekerjaan jasa

konstruksi, diantaranya untuk (i) melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib

pelaksanaan jasa konstruksi; (ii) memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang

dialami secara langsung sebagai akibat penyelenggaraan konstruksi; (iii) menjagaketertiban dan memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang pelaksanaan jasa

konstruksi; (iv) turut mencegah terjadinya pekerjaan konstruksi yang membahayakan

kepentingan umum.

Masyarakat jasa konstruksi merupakan bagian dari masyarakat yang mempunyai

kepentingan dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan usaha dan pekerjaan jasa

konstruksi. Masyarakat jasa konstruksi ini diselenggarakan melalui suatu forum jasa

konstruksi yang dilakukan oleh suatu lembaga yang independen dan mandiri. Forum ini

bersifat mandiri dan memiliki serta menjunjung tinggi kode etik profesi.

2. Jasa Konstuksi terhadap Penyelenggaraan Konstruksi Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa dilakukan dengan dilakukan

diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi tahap perencanaan dan tahap

Pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing tahap dilaksanakan melalui

kegiatan penyiapan, pengerjaan, dan pengakhiran.

Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keamanan,

keselamatan dan keselamatan kerja,-perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan

setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Pemerintah juga memiliki peran dalam penyelenggaraan suatu jasa konstruksi, yaitu

melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam bentuk pengaturan, pemberdayaan, dan

pengawasan. Pengaturan yang dimaksud dilakukan dengan menerbitkan peraturan

perundang-undangan dan standar-standar teknis. Sedangkan pemberdayaan dilakukan

terhadap usaha jasa konstruksi dan masyarakat untuk menumbuhkembangkan

kesadaran akan hak, kewajiban, dan perannya dalam pelaksanaan jasa konstruksi.

Selanjutnya, mengenai pengawasan, dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan

konstruksi untuk menjamin terwujudnya ketertiban jasa konstruksi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembinaan ini dapat dilakukan bersama-

sama dengan masyarakat jasa konstruksi.

Pemilihan penyedia jasa yang meliputi perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan

pengawas konstruksi oleh pengguna jasa dapat dilakukan dengan cara pelelangan

umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, atau penunjukan langsung.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 19/38

Imbran Safe’ie

1209025050

19

3. Jasa Konstruksi terhadap Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Kontruksi

Bentuk pembinaan jasa konstruksi meliputi :

a. pengaturan;

b. pemberdayaan; danc. pengawasan.

Pembinaan jasa konstruksi terhadap penyedia jasa dilakukan untuk meningkatkan

pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajibannya.

Biaya yang diperlukan untuk pembinaan

Pembinaan jasa konstruksi terhadap masyarakat dilakukan untuk menumbuhkan

pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dalam pembangunan nasional,

kesadaran akan hak dan kewajiban guna mewujudkan tertib usaha, tertib

penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan.

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, peraturan perundangundangan mengenai

pembinaan jasa konstruksi yang telah ada, sepanjang tidak bertentangan ataupunbelum diubah atau diatur kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan

tetap berlaku.

4.  Jasa Konstruksi terhadap Pedoman Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pemerintah

secara Elektronik

Pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik adalah sistem pengadaan jasa konstruksi

yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dan berbasis web dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.

Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi yang sebagian dilakukan secara elektronik dibagi 2

yaitu :a. Jasa Pemborongan

b. Jasa Konsultansi

Penerapan pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik di lingkungan instansi

Pemerintah ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris

Utama/Sekretaris Daerah yang antara lain berisi penetapan sistem aplikasi

eprocurement yang akan digunakan, administrator sistem tugas dan peran pihak-pihak

yang terkait serta tahapan penerapannya dengan memperhatikan kesiapan sumberdaya

di lingkungan masing-masing instansi.

5. Jasa Konstruksi terhadap Standard dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksidan Jasa Konsultasi

Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar

rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar

rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

setelah rencana perkiraan biaya yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon

I.

Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tatacara/kriteria yang

ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga penawaran peserta

lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan

meneliti dan menilai konsistensi rincian/uraian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 20/38

Imbran Safe’ie

1209025050

20

terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak terjadi penyimpangan yang

mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja serta diyakini dapat menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas Rp100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di

tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus memperoleh pendapat Ahli Hukum

Kontrak.

6. Jasa Konstruksi terhadap Perizinan Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi AsingIzin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing, adalah izin yang diberikan olehPemerintah cq. Menteri kepada Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing untuk melakukankegiatan di Indonesia.Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing dalam mempekerjakan tenaga kerja warga Negara

asing pendatang sekurang-kurangnya wajib mempekerjakan Tenaga Kerja Indonesia yangsetingkat pada tingkat manajemen dan teknis sebagai pendamping gunatercapainyakomunikasi dan menghindarkan terjadinya kesalah pahaman. Setelah mendapat izinperwakilanIzin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang telah diperoleh sebelumdikeluarkannya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggalberakhirnya izin tersebut atau paling lama satu tahun sejak dikeluarkan Peraturan Menteriini.

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang belum mendapatkan penilaian kompetensi dari

Lembaga maka dalam mengajukan perpanjangan diwajibkan menyerahkan satu set dokumen

Badan Usaha

7. Jasa Konstruksi terhadap Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh InstansiPemerintah

Pengguna jasa di dalam melaksanakan pengumuman rencana pengadaan jasa konstruksi

secara terbuka melalui media elektronik, media cetak, dan papan pengumuman resmi

untuk penerangan umum.

Dalam penentuan paket pekerjaan jasa konstruksi wajib memaksimalkan penggunaan

produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi

kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, kesatuan sistim konstruksi, kualitas dan

kemampuan teknis usaha kecil termasuk koperasi kecil.

Ketentuan tentang persyaratan penyedia jasa konstruksi dan penentuan metode

pemilihan penyedia jasa konstruksi adalah sebagai berikut:a. Persyaratan Penyedia Jasa Konstruksi.

Persyaratan penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan pengadaan antara lain harus

memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan

usaha/kegiatan sebagai penyedia jasa.

b. Metoda Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi

-Pemilihan penyedia jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan

cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan penunjukan

langsung.

-Pemilihan penyedia jasa perencanaan pekerjaan konstruksi dan pengawasan konstruksi

dapat dilakukan dengan cara seleksi umum, seleksi terbatas, seleksi langsung danpenunjukan langsung.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 21/38

Imbran Safe’ie

1209025050

21

2.  PP NO. 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA

KONSTRUKSI

USAHA & PERAN

MASYARAKAT JASA

KONSTRUKSI

1. Ketentuan

umum

2. Jenis, Bentuk,

dan Bidang Usaha

3. Tenaga kerja

konstruksi 

PP No. 4 tahun 2010

Tentang Perubahan

Atas PP No. 28 tahun

2000

PP No. 92 tahun 2010

Tentang Perubahan

Kedua Atas PP No. 28

tahun 2000

1. Klasifikasi Tenaga

Kerja

2. Kegiatan Sertifikasi

1. Kriteria Risiko Kecil

2. Kriteria Risiko Sedang

3. Kriteria Risiko Tin i

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 22/38

Imbran Safe’ie

1209025050

22

PENJELASAN :

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undangundang Nomor 18Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan

 jasa konstruksi nasional.

2. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha

di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub bidang pekerjaan atau penggolongan

profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi

menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau

keahlian masing-masing.

3. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha

di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan

usaha, atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangandi bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan

profesi dan keahlian.

(1) Jenis usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi jasa

perencanaan, jasa pelaksanaan, dan jasa pengawasan konstruksi.

(2) Usaha jasa perencanaan pekerjaan konstruksi memberikan layanan jasa konsultansi

perencanaan yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,

dan atau tata lingkungan.

(3) Usaha jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi memberikan layanan jasapelaksanaan

yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan atau tata

lingkungan.(4) Usaha jasa pengawasan pekerjaan konstruksi memberikan layanan jasa konsultasi

pengawasan yang meliputi bidang pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan

atau tata lingkungan.

Tenaga Kerja Konstruksi Meliputi :

(1) Tenaga kerja konstruksi harus mengikuti sertifikasi keterampilan kerja atau sertifikasi

keahlian kerja yang dilakukan oleh Lembaga, yang dinyatakan dengan sertifikat.

(2) Sertifikat keterampilan kerja diberikan kepada tenaga kerja terampil yang telah

memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu.

(3) Sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja ahli yang telah memenuhi

persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau kefungsian dan atau keahlian

tertentu.

(4) Sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1), secara berkala diteliti/ dinilai kembali oleh Lembaga.

(5) Pelaksanaan sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan oleh

asosiasi profesi atau institusi pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat akreditasi

dari Lembaga.

Peran Masyarakat Jasa Konstruksi :

(1) Forum jasa konstruksi merupakan sarana komunikasi, konsultasi, dan informasi

antara masyarakat jasa konstruksi dan Pemerintah dalam bentuk pertemuan tetap yang

sifatnya independen dan mandiri untuk membahas secara transparan berbagai hal yang

berhubungan dengan jasa konstruksi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 23/38

Imbran Safe’ie

1209025050

23

(2) Masyarakat umum, masyarakat jasa konstruksi, dan dunia usaha yang

berkepentingan dengan jasa konstruksi dapat menyampaikan aspirasinya kepada

Forum.

(3) Hasil Forum disampaikan kepada Pemerintah, Lembaga, dan asosiasi yang terkaitsebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan jasa konstruksi nasional.

PP No. 4 tahun 2010 Tentang Perubahan Atas PP No. 28 tahun 2000

a. Klasifikasi tenaga kerja konstruksi meliputi arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,

tata lingkungan, dan mamjemen pelaksanaan

b. Kegiatan sertifikasi tidak lagi dilakukan oleh asosiasi melainkan oleh unit sertifikasi

tenaga kerja (USTK)

c. USTK tersebut meliputi USTK Nasional (USTK-N)yang dibentuk oleh LPJK Nasional dan

berfungsi melakukan sertifikasi terhadap tenaga ahli utama dan penyetaraan kalsifikasi

dan kualifikasi tenaga ahli asing serta USTK Provinsi (USTK-P) yang dibentuk oleh LPJK

Provinsi dan USTK bentukan masyarakat jasa konstruksi (USTK-M)dan berfungsi

melakukan sertifikasi tenaga ahli maya dan tenaga ahli muda serta tenaga terampil.

d. USTK-P dan USTK-M untuk dapat melaksanakan sertifikasi tenaga kerja harus telah

mendapatkan lisensi dari LPJK Nasional.

e. Pemberian lisensi tersebut dilaksanakan oleh Komite Lisensi.

f. Proses registrasi tetap dilakukan oleh LPJK.

PP No. 92 tahun 2010 Tentang Perubahan Kedua Atas PP No. 28 tahun 2000

a.kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak

membahayakan keselamatan umum dan harta benda;

b.kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat

berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia;

c.kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko

sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkunganKriteria penggunaan teknologi pada pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 terdiri dari:

a.kriteria teknologi sederhana mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan alat

kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli;

b.kriteria teknologi madya mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan sedikit

peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli;

c.kriteria teknologi tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang menggunakan banyak

peralatan berat dan banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 24/38

Imbran Safe’ie

1209025050

24

3.  PP NO. 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

PENYELENGGARA JASA

KONSTRUKSI1. Ketentuan Umum

2. Pemilihan Penyedia Jasa

3. Kegagalan Bangunan

4. Penyelesaian Sengketa

5. Sanksi Administratif

PP No. 4 Tahun

2010 Tentang

Perubahan AtasPP No. 29 Tahun

2000 

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 25/38

Imbran Safe’ie

1209025050

25

PENJELASAN :

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :

1. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka denganpengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu) media

cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas dunia

usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

2. Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh

penyedia jasa yang dinyatakan telah lulus prakualifikasi dan jumlahnya diyakini terbatas

dengan pengumuman secara luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu)

media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas

dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

3. Pemilihan langsung adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan

umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari penyedia jasa dan dapat dilakukan negosiasi, baik dari

segi teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat

dipertanggungjawabkan.

Pemilihan Penyedia Jasa :

(1) Pemilihan penyedia jasa yang meliputi perencanakonstruksi, pelaksana konstruksi,

dan pengawas konstruksi oleh pengguna jasa dapat dilakukan dengan cara pelelangan

umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, atau penunjukan langsung.

(2) Dalam pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan umum sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), pengguna jasa dapat melakukan prakualifikasi dan pasca

kualifikasi.

(3) Dalam pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan terbatas sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), pengguna jasa wajib melakukan prakualifikasi.

(4) Perusahaan nasional yang mengadakan kerja sama dengan perusahaan nasional

lainnya dan atau perusahaan asing dapat mengikuti prakualifikasi dan dinilai sebagai

perusahaan gabungan.

(5) Dalam pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung penyedia

 jasa, pengguna jasa harus mengikutsertakan sekurang-kurangnya 1 (satu) perusahaan

nasional.

(6) Dalam pemilihan perencana konstruksi dan pengawas konstruksi dapat disyaratkanadanya kewajiban :

a. jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan pekerjaan perencanaan untuk

perencana konstruksi; atau

b. jaminan penawaran untuk pengawas konstruksi, apabila hal tersebut disepakati oleh

pengguna jasa dan penyedia jasa yang mengikuti pemilihan.

Kegagalan Bangunan :

Kegagalan Bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi,baik secarakeseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 26/38

Imbran Safe’ie

1209025050

26

kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan Penyedia Jasa dan atau

Pengguna Jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi.

Penyelesaian Sengketa

(1) Pengguna jasa dan penyedia jasa atau antar penyedia jasa dilarang melakukan

persekongkolan untuk mengatur dan atau menentukan pemenang dalam pelelangan

umum atau pelelangan terbatas sehingga mengakibatkan terjadinya persaingan usaha

yang tidak sehat.

(2) Pengguna jasa dan penyedia jasa dilarang melakukan persekongkolan untuk

menaikkan nilai pekerjaan (mark up) yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat dan

atau keuangan Negara.

(3) Pelaksana konstruksi dan atau sub pelaksana konstruksi dan atau pengawaskonstruksi dan atau sub pengawas konstruksi dilarang melakukan persekongkolan untuk

mengatur dan menentukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak kerja konstruksi

yang merugikan pengguna jasa dan atau masyarakat.

Sanksi Administratif

(1) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif yang

ditetapkan oleh Pemerintah kepada Lembaga, berupa peringatan tertulis.

(2) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif yang

ditetapkan oleh Pemerintah kepada penyedia jasa, berupa :

a. peringatan tertulis;

b. penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi;

c. pembekuan izin usaha;

d. pencabutan izin usaha;

e. pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

f. pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

g. larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi; atau

h. larangan melakukan pekerjaan.

(3) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif yang

ditetapkan oleh Pemerintah kepada pengguna jasa, berupa :

a. peringatan tertulis;b. penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi;

c. pembekuan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

d. pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan konstruksi; atau

e. larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi.

(4) Pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini dikenakan sanksi administratif yang

ditetapkan oleh Lembaga kepada penyedia jasa dan asosiasi, berupa :

a. peringatan tertulis; atau

b. pembatasan bidang usaha dan atau profesi.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 27/38

Imbran Safe’ie

1209025050

27

4.  PP NO. 30 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBINAAN JASA

KONSTRUKSI

PENJELASAN :

Penyelenggara Pembinaan

Bentuk pembinaan jasa konstruksi meliputi :

a. pengaturan;

b. pemberdayaan; dan

c. pengawasan

(1) Pihak yang harus dibina dalam penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi terdiri

atas penyedia jasa, pengguna jasa, dan masyarakat.

(2) Penyedia jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas :

a. Usaha orang perseorangan;

b. Badan usaha yang berbadan hukum atau pun yang bukan berbadan hukum.

(3) Pengguna jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas :

a. Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

b. Orang perseorangan;

c. Badan usaha yang berbadan hukum atau pun yang bukan berbadan hukum.

(1) Pembinaan melalui pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.

(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan dengan :

1. menetapkan kebijakan nasional pengembangan jasa konstruksi dan pengaturan jasa

konstruksi;

2. menerbitkan dan menyebarluaskan peraturan perundang-undangan jasa konstruksi

dan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.

(3) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan

menetapkan kebijakan, meliputi :

1. pengembangan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi;

2. pengembangan usaha termasuk upaya mendorong kemitraan fungsional yangsinergis;

PENYELENGGARAAN

PEMBINAAN JASA

KONSTRUKSI

1. Penyelenggaraan

Pembinaan

2. Pembiayaan

3. Ketentuan Peralihan

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 28/38

Imbran Safe’ie

1209025050

28

3. dukungan lembaga keuangan untuk memberikan prioritas, pelayanan, kemudahan,

dan akses dalam memperoleh pendanaan;

4. dukungan lembaga pertanggungan untuk memberikan prioritas, pelayanan,

kemudahan, dan akses dalam memperoleh jaminan pertanggungan risiko;5. peningkatan kemampuan teknologi, sistem informasi serta penelitian dan

pengembangan teknologi.

(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna tertib usaha,

tertib penyelenggaraan, tertib pemanfaatan jasa konstruksi mengenai :

1. persyaratan perizinan;

2. ketentuan keteknikan pekerjaan konstruksi;

3. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja;

4. ketentuan keselamatan umum;

5. ketentuan ketenagakerjaan;

6. ketentuan lingkungan;7. ketentuan tata ruang;

8. ketentuan tata bangunan;

9. ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan jasa konstruksi.

(5) Penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

dapat didekonsentrasikan atau ditugas-pembantuankan kepada Pemerintah Daerah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pembiayaan

(1) Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh

Pemerintah Pusat dibebankan kepada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.(2) Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh

Pemerintah Propinsi diatur sebagai berikut :

a. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan tugas dekonsentrasi dan tugas

pembantuan dibebankan kepada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan otonomi daerah dibebankan kepada

dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Biaya yang diperlukan untuk pembinaan jasa konstruksi yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota diatur sebagai berikut :

a. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan tugas pembantuan dibebankan

kepada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;b. Pembinaan yang dilakukan sebagai pelaksanaan tugas otonomi daerah dibebankan

kepada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Ketentuan Peralihan

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, peraturan perundangundangan mengenai

pembinaan jasa konstruksi yang telah ada, sepanjang tidak bertentangan ataupun

belum diubah atau diatur kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan

tetap berlaku.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 29/38

Imbran Safe’ie

1209025050

29

5.  PERMEN PU RI NOMOR: 207/PRT/M/2005: PEDOMAN PENYELENGGARAAN

JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

PEDOMAN PENYELENGGARA

JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH SECARA

ELEKTRONIK

1. Pengadaan Jasa

Konstruksi secara

elektronik

2. Proses peningkatan

transparansi

3. Pedoman

Pengadaan Jasa

Konstruksi

4. Penerapan

pengadaan Jasa

Konstruksi secara

elektronik 

Surat Edaran Menteri PU RI

Nomor: 07/SE/M/2012:

Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah

secara Elekronik

(e-Procurement)

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 30/38

Imbran Safe’ie

1209025050

30

PENJELASAN :

Pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik adalah sistem pengadaan jasa konstruksi

yang proses pelaksanaannya dilakukan secara elektronik dan berbasis web dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi.

Proses peningkatan transparansi dalam pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi

dilakukan secara berjenjang :

1. Penayangan Hasil Kerja Panitia Pengadaan

Panitia menayangkan seluruh hasil proses pelelangan, termasuk berita acara ke dalam

 jaringan internet

2. Pengadaan yang dilakukan sebagian secara elektronik Pelaksanaan pengadaan

dilakukan secara elektronik, namun belum termasuk proses yang belum memiliki

landasan hukum, seperti, meterai elektronik, kekuatan hukum dokumen elektronik yang

otentik, dll.3. Pengadaan sepenuhnya dilakukan secara elektronik, baik pada proses pelelangan

maupun pelaksanaan kontrak.

Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi yang sebagian dilakukan secara elektronik

sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 butir 2 terdiri dari :

1. Jasa Pemborongan

a. Pedoman Penilaian Kualifikasi Pelelangan Nasional Secara Elektronik Pekerjaan Jasa

Pelaksanaan Konstruksi

b. Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Secara Elektronik Pekerjaan Jasa

Pelaksanaan Konstruksi untuk Kontrak Harga Satuanc. Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Secara Elektronik Pekerjaan Jasa

Pelaksanaan Konstruksi untuk Kontrak Lump Sum.

2. Jasa Konsultansi

a. Pedoman Penilaian Kualifikasi Seleksi Nasional Secara Elektronik Pekerjaan Jasa

Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi.

b. Pedoman Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional secara Elektronik Pekerjaan Jasa

Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi.

Penerapan pengadaan Jasa Konstruksi secara elektronik di lingkungan instansi

Pemerintah ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris

Utama/Sekretaris Daerah yang antara lain berisi penetapan sistem aplikasieprocurement

yang akan digunakan, administrator sistem tugas dan peran pihak-pihak yang terkait

serta tahapan penerapannya dengan memperhatikan kesiapan sumber daya di

lingkungan masing-masing instansi.

Surat Edaran Menteri PU RI Nomor: 07/SE/M/2012: Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah secara Elekronik (e-Procurement)

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan e-Procurement pada Tahun Anggaran 2012

menunjukan hasil yang positif sesuai dengan tahapan program kerja yang telah

ditetapkan dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik. Untuk

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 31/38

Imbran Safe’ie

1209025050

31

itu perlu diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelaksanaan e-Procurement di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum pada Tahun

Anggaran 2013. Berdasarkan pada evaluasi pelaksanaan e-Procurement Tahun 2012,

maka untuk Tahun 2013 pelaksanaan e-Procurement, khususnya pelaksanaan Full e-Procurement perlu dilakukan perluasan wilayah cakupannya.

Surat Edaran ini dimaksudkan agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pengadaan

barang/jasa secara elektronik (e-Procurement).

Surat Edaran ini bertujuan agar dalam pelaksanaan e-Procurement tercipta

transparansi, efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam pengadaan barang/jasa

secara elektronik antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

Penerapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Secara Elektronik (e-Procurement)

a. Seluruh Satuan Kerja/SNVT di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum wajib

menayangkan Rencana Umum Pengadaan sesuai dengan alokasi DIPA pada sistem e-Procurement Kementerian Pekerjaan Umum segera setelah rencana kerja dan anggaran

Kementerian Pekerjaan Umum disetujui oleh DPR.

b. Rencana Umum Pengadaan berisi seluruh informasi paket kegiatan Administrasi

Umum, Swakelola, dan Kontraktual.

c. Penerapan pelelangan secara elektronik (e-Procurement) di lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum pada Tahun 2013 dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu Semi e-

Procurement dan Full e-Procurement dengan alur proses sebagaimana tercantum dalam

lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Menteri ini.

d. Penerapan Semi e-Procurement diberlakukan untuk semua paket pekerjaan yang

berada pada Satuan Kerja/SNVT di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum pada 2

(dua) provinsi berikut: Provinsi Papua, dan Papua Barat.

e. Penerapan Full e-Procurement diberlakukan untuk semua paket pekerjaan yang

berada pada Satuan Kerja/SNVT di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum di Pusat

dan 31 (tiga puluh satu) provinsi berikut: Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung,

Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Timur.

Pembinaan dan Pengawasan

a. Pembinaan dalam penerapan Surat Edaran ini dilakukan oleh:

1) Badan Pembinaan Konstruksi untuk melakukan koordinasi pelaksanaan sosialisasi

untuk mitra kerja/penyedia jasa.

2) LPSE untuk melakukan koordinasi pelaksanaan sosialisasi di masing-masing satminkal

di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

b. Pengawasan terhadap pelaksanaan Surat Edaran ini dilakukan oleh Inspektorat

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 32/38

Imbran Safe’ie

1209025050

32

6.  PERMEN PU RI NOMOR: 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN

PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

STANDAR DAN PEDOMAN

PENGADAAN PEKERJAAN

KONSTRUKSI DAN JASA

KONSULTANSI 

1. Ruang lingkup

2. Pihak yang terkait

3. Hasil survey yang

Permen PU RI Nomor:

14/Prt/M/2013 Tentang

Perubahan Atas Permen PU RI

Nomor: 07/Prt/M/2011 

Permen PU RI Nomor: 07

/ Prt/M/2014 Tentang

Perubahan Kedua Atas

Permen PU RI Nomor:

07/Prt/M/2011

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 33/38

Imbran Safe’ie

1209025050

33

PENJELASAN :

Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk:

a. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa

konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber darianggaran pembangunan pemerintah (pusat/daerah).

b. Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya bersumber dari

pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Pengadaan pekerjaan

konstruksi dan jasa konsultansi yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari

pinjaman atau hibah dalam negeri.

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus

mematuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai

sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen

Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat

terjadinya persaingan tidak sehat;

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai

dengan kesepakatan tertulis para pihak;

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan

Barang/Jasa;f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara

dalam Pengadaan Barang/Jasa;

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan

tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan negara; dan. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak

menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa

apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan

Pengadaan Barang/Jasa.

i. Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana kerja dan

anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan pemenang,penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen Anggaran disahkan.

hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan mempertimbangkan

informasi yang meliputi:

a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik

(BPS);

b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan

sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;

c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 34/38

Imbran Safe’ie

1209025050

34

Permen PU RI Nomor: 14/Prt/M/2013 Tentang Perubahan Atas Permen PU RI Nomor:

07/Prt/M/2011

Pemilihan Penyedia Barang/Jasa secara elektronik mematuhi ketentuan sebagai berikut:a. Pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa di lingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum dilaksanakan secara full e-procurement, kecuali provinsi Papua dan Papua Barat

hanya diwajibkan bagi ibukota provinsi;

b. Pelaksanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa diluar Kementerian Pekerjaan Umum

dilaksanakan berdasarkan ketentuan K/L/D/I bersangkutan.

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa

Konsultansi harus mematuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai

sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan Pekerjaan Konstruksidan Jasa Konsultansi;

b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen

Pekerjaan konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi yang menurut sifatnya harus

dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan Pekerjaan

Konstruksi dan Jasa Konsultansi;

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat

terjadinya persaingan tidak sehat;

Permen PU RI Nomor: 07 / Prt/M/2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Permen PU RI

Nomor: 07/Prt/M/2011Penggunaan surat jaminan pekerjaan konstruksi diatur sebagai

berikut :

a) Surat jaminan penawaran, surat jaminan pelaksanaan, surat jaminan uang muka,

surat jaminan pemeliharaan, atau surat jaminan sanggahan banding untuk paket

pekerjaan sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) dapat

diterbitkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi, bersifat

mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), dan diserahkan oleh Penyedia

Barang/Jasa kepada PPK/Kelompok Kerja ULP.

b) Surat jaminan penawaran, surat jaminan pelaksanaan, surat jaminan uang muka,

surat jaminan pemeliharaan, atau surat jaminan sanggahan banding untuk paketpekerjaan di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) diterbitkan oleh Bank

Umum bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), dan diserahkan

oleh Penyedia Barang/Jasa kepada PPK/Kelompok Kerja ULP.

Dalam hal Penyedia mengikuti beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam waktu

bersamaan dengan menawarkan peralatan yang sama untuk beberapa paket yang

diikuti dan dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-masing paket pekerjaan,

maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan dengan

cara melakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan,

sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan

dinyatakan gugur

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 35/38

Imbran Safe’ie

1209025050

35

7.  PERMEN PU RI NOMOR: 28/PRT/M/2006: PERIZINAN PERWAKILAN

BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI ASING.

PERIZINAN PERWAKILAN

BADAN USAHA JASA

KONSTRUKSI ASING 

1. KEWENANGAN

PEMBERI IZIN

DAN PERSETUJUAN

2. TATA CARA

PENGAJUAN

PERMOHONAN IZIN

3. HAK DAN

KEWAJIBAN

4. JANGKA WAKTU

5. KETENTUAN

PERALIHAN

Surat Edaran Menteri PU RI

Nomor: 13/SE/M/2006:

Persyaratan Perusahaan Asing

dalam Mengikuti Proses Pengadaan Barang/Jasa di

Indonesia 

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 36/38

Imbran Safe’ie

1209025050

36

PENJELASAN :

Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing dan Persetujuan Usaha Kerjasama

diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk atas nama Menteri.

Permohonan Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing harus dilengkapi

dengan dokumen permohonan berupa data Badan Usaha :

Data Badan Usaha yang diminta :

a. data badan usaha atau company profile;

b. data personalia;

c. uraian bidang usaha dan kompetensi (klasifikasi & kualifikasi) yang diberikan di

negaranya;

d. rekaman bukti nilai kompetesi badan usaha asing di negaranya yang dikeluarkan oleh

Instansi yang berwenang di negaranya dan disahkan oleh Kedutaan besar Negara

tersebut di Indonesia dan bukti penyetaraan dari Lembaga;e. surat keterangan dari perwakilan pemerintah RI di negara tempat kantor pusat Badan

Usaha yang menyatakan kebenaran adanya Badan Usaha tersebut;

f. surat penunjukan dari badan usaha induknya kepada kepala kantor perwakilan Badan

Usaha Jasa Konstruksi Asing tersebut di Indonesia ( Letter Appointment)

g. NPWP Badan Usaha yang bersangkutan;

h. tanda bukti pembayaran uang administrasi; dan

i. curiculum vitae dari calon Kepala Perwakilan BUJK.

Perwakilan badan usaha jasa konstruksi asing berhak untuk :

a. menghubungi perorangan/badan usaha/lembaga pemerintah maupun swastanasional dalam rangka mencari pasar jasa konstruksi.

b. membentuk usaha kerjasama dan diizinkan mengikuti prakualifikasi /pelelangan

sesuai dengan Pasal 3 ayat (2).

c. mengangkat dan menetapkan tenaga kerja lokal atau asing sebagai kepala perwakilan,

serta mengangkat dan menetapkan kembali tenaga kerja tersebut

Jangka Waktu

(1) Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing berlaku untuk jangka waktu 3

(tiga) tahun dan dapat diperpanjang.

(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan mengajukansurat permohonan, disampaikan kepada Menteri dengan tembusan kepada Lembaga.

(3) Selanjutnya Lembaga melakukan kajian dan menyampaikan rekomendasi

perpanjangan registrasi ulang kepada Menteri.

(1) Izin Perwakilan Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang telah diperoleh sebelum

dikeluarkannya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggal

berakhirnya izin tersebut atau paling lama satu tahun sejak dikeluarkan Peraturan

Menteri ini.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tetap dinyatakan berlaku dengan syarat

mentaati ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 37/38

Imbran Safe’ie

1209025050

37

(3) Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang telah memperoleh izin perwakilan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dalam melaksanakan kegiatannya wajib menaati

segala hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal 10.

(4) Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing yang belum mendapatkan penilaian kompetensidari Lembaga maka dalam mengajukan perpanjangan diwajibkan menyerahkan satu set

dokumen Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dan diteruskan

serta diserahkan kepada Lembaga untuk mendapatkan penyetaraan.

(5) Dalam hal Unit PNBP belum terbentuk maka penyetoran biaya administrasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) tetap disetor ke kas negara melalui Bank

Pemerintah.

Surat Edaran Menteri PU RI Nomor: 13/SE/M/2006: Persyaratan Perusahaan Asing

dalam Mengikuti Proses Pengadaan Barang/Jasa di Indonesia

amanat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement on

Establishing the World Trade Organization (persetujuan pembentukan organisasi

perdagangan dunia) dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

beserta peraturan pelaksanaannya, khususnya yang berkaitan dengan

persyaratan usaha bagi Badan Usaha Asing dalam mengikuti proses pengadaan

barang/jasa di Indonesia, maka perlu ditegaskan agar seluruh satuan/unit kerja di

lingkungan Departemen Pekerjaan Umum memperhatikan beberapa ketentuan

peraturan sebagai berikut:

Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

Konstruksi, yang diatur sebagai berikut:1) Memiliki tanda registrasi badan usaha yang dikeluarkan oleh Lembaga;

2) Memiliki kantor perwakilan di Indonesia;

3) Memberikan laporan kegiatan tahunan bagi perpanjangan;

4) Memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-undangan.

Bidang Usaha

Bidang-bidang usaha jasa konstruksi yang terbuka bagi keikutsertaan Badan Usaha Asing

harus memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Ayat (4) Undang-

UndangNomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, yang menyatakan bahwa

”Pekerjaan konstruksi yang beresiko besar dan/atau berteknologi tinggi dan/atau yang

berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk PerseroanTerbatas atau badan usaha asing yang dipersamakan”. 

Nilai Pengadaan

Keikutsertaan Badan Usaha Asing dalam Pengadaan Barang/Jasa pada instansi

Pemerintah harus memenuhi ketentuan yang diatur dalam Keputusan Presiden Republik

Indonesia.

Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai

berikut:

a. Pasal 42 ayat (1) yang menyatakan bahwa Badan Usaha Asing dapat mengikuti

pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah dengan nilai:

1) untuk jasa pemborongan di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);

7/18/2019 Resum Undang-Undang Jasa Konstruksi

http://slidepdf.com/reader/full/resum-undang-undang-jasa-konstruksi 38/38

Imbran Safe’ie

1209025050

DAFTAR PUSTAKA

1.  Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999

2.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2000

3.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 2000

4.   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 30 Tahun 2000

5.   Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 207 Tahun 2005

6.  Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum No. 07 Tahun 2012

7.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07 Tahun 2011

8.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2013

9.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07 Tahun 2014

10.   Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 28 Tahun 2006

11.  Surat Edaran Mentri Pekerjaan Umum No. 13 Tahun 2006