resensi jurnal pembangunan.docx

15
Resensi Jurnal Judul : Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Jurnal : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi dan Peran Karakteristik Regional Di Jawa Timur (Periode 2000-2009) Tahun Terbit : 2013 Penulis : Basuki Prasetiyo K., dan Mardhono Penerbit : Universitas Negeri Malang Intrinsik Buku : JESP-Vol. 5, No. 1 E-mail : [email protected], ISSN : 2086-1575 Pertumbuhan ekonomi dan Peran Karakteristik Regional merupakan suatu salah satu factor cerminan dari terjadinya suatu pembangunan ekonomi. Disisi lain peranan dari factor tersebut menjelaskan karakteristik masyarakat yang hidup diwilayah tersebut. Sehingga perlunya untuk kita telaah lebih dalam mengenai kondisi factor real pendukung terjadinya suatu pertumbuhan ekonomi diberbagai daerah/wilayah. Dengan mengetahui factor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi, maka akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan strategi dan kebijakan demi tercapai dan meratanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang disertai dengan meratanya pendapatan perkapita ditiap wilayah/daerah. Dengan begitu maka perlahan akan mengurangi adanya disparitas pembangunan dan pendapatan antar wilayah/daerah.

Upload: junaidiikip

Post on 26-Dec-2015

149 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

Resensi Jurnal

Judul : Jurnal Ekonomi dan Studi PembangunanJurnal : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi dan Peran Karakteristik Regional Di Jawa Timur (Periode 2000-2009)

Tahun Terbit : 2013Penulis : Basuki Prasetiyo K., dan MardhonoPenerbit : Universitas Negeri MalangIntrinsik Buku : JESP-Vol. 5, No. 1E-mail : [email protected], ISSN : 2086-1575

Pertumbuhan ekonomi dan Peran Karakteristik Regional merupakan suatu

salah satu factor cerminan dari terjadinya suatu pembangunan ekonomi. Disisi lain

peranan dari factor tersebut menjelaskan karakteristik masyarakat yang hidup

diwilayah tersebut. Sehingga perlunya untuk kita telaah lebih dalam mengenai

kondisi factor real pendukung terjadinya suatu pertumbuhan ekonomi diberbagai

daerah/wilayah. Dengan mengetahui factor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi,

maka akan lebih mudah bagi kita untuk merencanakan strategi dan kebijakan demi

tercapai dan meratanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang disertai

dengan meratanya pendapatan perkapita ditiap wilayah/daerah. Dengan begitu

maka perlahan akan mengurangi adanya disparitas pembangunan dan pendapatan

antar wilayah/daerah.

Penulis disini menitik beratkan penelitian akan keterkaitannya antar

variable independen dan dependent. Variable independen (X) dalam penelitian ini

adalah aglomerasi, ketenagakerjaan, inflasi, pendidikan, dan ekspor terhadap

tingkat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang menjadi variable dependent (Y).

penelitian ini termasuk dalam penelitian Kuantitatif dengan desain penelitian

sebagai eksplanatif yang menguji hubungan antar variable, berdasarkan

karakteristik masalah penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal-komparatif

yaitu peneltian dengan karaktersistik masalah sebab-akibat antar variable,

sedangkan jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa data

panel dengan kurun waktu 2000-2009 di Jawa Timur. Sedangkan untuk metode

yang digunakan adalah dengan Eviews 7 untuk menguji asusmsi klasik serta uji

Page 2: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

regresi terhadap variable bebas dengan metode Common yang diestimasi

menggunakan metode Generalized Least Square. Sedangkan untuk analisis

aglomerasi menggunakan indeks balasa.

Dari hasil analisis, penulis menerangkan bahwa berdasarkan nilai Adjusted

R Square diperoleh nilai sebesar 0,697438 yang berarti bahwa pengaruh variable

aglomerasi, tenaga kerja, ekspor, inflasi, dan pendidikan mampu menjelaskan

variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 69%. Sedangkan sisa Adjusted R square

sebesar31% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

persamaan.

Sedangkan dari hasil Uji T, penulis menjelaskan bahwa ada beberapa

variable bebas yang signifikan terhadap variable terikat, sedangkan variable bebas

lainnya tidak signifikan terhadap variable terikat. Variable-variable yang signifkan

seperti pendidikan, tenaga kerja, aglomerasi. Dan untuk variable tidak signifikan

seperti inflasi, dan ekspor terhadap variable terikat yaitu tingkat pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur. Sedangkan untuk hasil uji F, yang digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

bersama-sama dan menguji hipotesis, yang ditunjukkan dengan hasil yang

signifikan, berarti ada pengaruh yang signifikan dari , tenaga kerja, ekspor, inflasi,

dan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB).

Dari ulasan diatas secara singkat penulis ingin mencari jawaban terhadap

pendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi disuatu wilayah Jawa Timur

dengan menggunakan indicator vaiable ekonomi yang dijelaskan diatas. Yang

hasilnya dapat memberikan suatu sumbangsih ilmu serta suatu pandangan bagi

para mahasiswa/pun para pemangku pemerintahan khususnya di Jawa Timur

terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan disertai dengan

adanya pemertaan pambangunan dan pemerataan pendapatan perkapita di wilayan

tersebut sehingga mengurangi adanya isu disparitas pembangunan dan pendapatan

yang selama ini menjadi ancaman dn tantangan bagi seuatu wilayah/daerah.

Dari segi bahasa yang digunakan oleh penulis cukup memberi wawasan

dan dari segi alur pembahasan mudah dimengerti sehingga mudah untuk

dipahami. Dari segi gaya penulisan, penulis telah menyertai dengan data-data

Page 3: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

yang sesuai dengan penjelasan sehingga isi dari jurnal ini sudah dibiling akurat.

Disisi lain tema yang diangkat sesuai dengan isu terkini yang mana mana

permasalah akan pertumbuhan dan peran wilayah akan selalu menjadi PR bagi

para pemangku pemerintahan.

Beberapa kritik dan saran untuk jurnal ini yaitu dalam penulisan masih

belum terdapat contoh akan keadaan sebenarnya dari suatu isu yang terjadi. Atau

gambaran nyata dari suatu isu, sehingga dengan adanya seatu contoh maka akan

memberikan gambaran bagi semua mahasiswa yang belum memiliki dasar tentang

ilmu pembangunan ekonomi. Sehingga bagi pembaca akan merasa tertarik dan

peduli akan keadaan/kondisi perkembangan ekonomi dan wilayahnya.

Page 4: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

Resensi Jurnal

Judul : Jurnal Ekonomi dan Studi PembangunanJurnal : Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Agropolitan

Kabupaten Malang (Studi Kasus Kec. Poncokusumo)Tahun Terbit : 2013Nama Penulis : Lia Sunfianah & Ali WafaPenerbit : Universitas Negeri MalangIntrinsik Buku : JESP-Vol. 5, No. 1E-mail : [email protected], ISSN : 2086-1575

Pentingnya suatu integritas dan interdependensi antara antar daerah dalam

mencapai pembangunan yang seimbang yang pada akhirnya akan mengurangi

tingkat disparitas pendapatan perkapita khususnya antara daerah kota dan desa.

Konsep inilah yang akan penulis sampaikan pada jurnal ini. mengingat

pertumbuhan ekonomi tidak selalu menggambarkan keadaan yang sebenarnya jika

kita melihat langsung kondisi masyarakat disuatu wilayah/daerah tersebut.

Konsep integritas dan interdependensi dari penulis dituangkan melalui suatu

konsep yang memang sudah tidak asing lagi kita dengar yaitu agropolitan.

Penulis ingin menyampaikan bahwasannya pertumbuhan ekonomi yang selama ini

diletakkan di sector kota, harus dirubah dengan pertumbuhan yang seingmbang

antara kota dan desa melalui agropolitan ini.

Penulis berpendapat bahwa konsep agropolitan ini berdasarkan rencana

perwilayahan dalam rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur. Dalam

arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan, Kabupaten Malang termasuk

dalam Kawasan Ekonomi Potensial yang mencakup KAPUK (Kawasan

Pengembangan Utama Komoditi). Yang mana konsep ini sesuai dengan

kabupaten yang berbasis pertanian maka model pembangunan yang tepat adalah

model agropolitan. Model ini merupakan salah satu upaya mem- percepat

pembangunan perdesaan dan pertanian,dimana kabupaten sebagai pusat kawasan

(growth center) dengan ketersediaan sumberdaya, tumbuh dan berkembang

Page 5: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

dengan mengakses, melayani, mendorong dan memacu usaha agribisnis di desa-

desa (hinterland) (BAPPEDA,2007).

Pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Malang khususnya di

kecamatan Poncokusumo yang sudah berjalan, dalam pelaksanaannya

diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pertumbuhan kawasan perdesaan

dan perkotaan, dan dengan adanya pengembangan kawasan agropolitan ini juga

diharapkan bisa mengintegrasikan pembangunan perdesaan dengan pembangunan

perkotaan agar taraf hidup masyarakat desa dapat meningkat.

Dari metode yang digunakan penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah atau obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi sehingga

kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah

keluar dari obyek relative tidak berubah (Sugiyono, 2008).

Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi yaitu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut. Yaitu

apabila dalam data tersebut berbeda antara informan satu dengan informan dua

maka dilakukan pemeriksaan informan ketiga. Jenis penelitian ini adalah jenis

penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalam tentang individu, satu

kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu

tertentu. Tujuannya untuk memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari

sebuah entitas Sebagaimana prosedur perolehan data penelitian kualitatif, data

studi kasus diperoleh dari wawancara, observasi, dan arsip (Rahardjo, 2010).

Dari hasil penelitian, Penulis mengungkapkan penelitian yang dilakukan di

Kecamatan Poncokusumo yang terdiri dari 17 desa yang mayoritas penduduknya

berada di sector pertanian, dimana sector pertanian adalah sector basis bagi

Kabupaten Malang khususnya di Kecamatan Poncokusumo, hampir semua desa

dikecamatan Poncokusumo terdiri dari lahan pertanian sedangkan untuk lahan

berbukit tidak dijakan lahan pertanian, mengingat daerah tersebut dekat dengan

gunung Tengger dan Semeru.

Page 6: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

Produksi tanaman pangan di Kecamatan Poncokusumo adalah jenis

komoditi padi, jagung dan palawija, sedangkan untuk tanaman hortikultura yang

potensial di Kecamatan Poncokusumo meliputi jenis komoditi sayur dan jenis

komoditi buah. Kecamatan ini sudah sangat dikenal sebagai daerah utama

penghasil Apel di Kabupaten Malang dan sebagai salah satu wilayah sentra

pengembangan tanaman hortikultura. Tanaman perkebunan yang ada di

Kecamatan Poncokusumo berupa cengkeh, kakao/coklat, kopi (Arabika, dan

Robusta), tebu, kelapa, kapuk randu, vanelli, tebu dan tembakau. Sebagian besar

perkebunan yang ada adalah perkebunan rakyat yang merupakan milik

masyarakat di Kecamatan ini.

Dari segi Pelaksanaan Agropolitan di Kecamatan Poncokusumo

Kabupaten Malang merupakan implementatif dari rencan pengembangan yang

telah disusun. Pada dasarnya program-program pengembangan yang terkandung

didalam Masterplan Kawasan Agropolitan adalah untuk menciptakan Kawasan

Agropolitan yang berkelanjutan dengan bentuk perencanaan yang bertahap.

Secara garis besar mengenai program-program yang terkait dengan Masterplan

Kawasan Agropolitan yang perlu diprioritaskan dalam kurun waktu 10 (sepuluh)

tahun adalah Program 5 Tahun Pertama (2008 - 2012) dan Program 5 Tahun

Kedua (2013 – 2017).

Program-program pembangunan infrastrur sangat diperlukan dalam

menunjang kegiatan pertanian, industri, dan pariwisata. Program pembangunan

kawasan agropolitan dalam pengembangan fasilitas agropolitan di Kecamatan

Ponco-kusumo diantaranya adalah; (1) pembangunan gudang pupuk, (2)

pembangunan balai penelitian dan pembenihan, (3) pembuatan bangunan

konservasi air, (4) pembangunan STA, (5) pengadaan Koperasi Unit Desa, (6)

pembangunan Greenhouse, (7) pembangunan Landmark Agropolitan, (8)

pengadaan Warnet Tani, (9) pembangunan laboratorium bersama, dan (10)

pembangunan Tourist Information Centre. Sedangkan Program pembangunan

kawasan agropolitan dalam pengembangan pariwisata di Kecamatan

Poncokusumo diantaranya adalah; (1) Pembangunan jalan tembus Coban Pelangi,

(2) Pembangunan tempat parkir Coban Pelangi, (3) Pem- bangunan Home Stay,

Page 7: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

(4) Pembangunan sentra tanaman hias, (5) Pengembangan Agrowisata Apel

(Realisasi Pelaksanaan, 2011).

Penulis berpendapat terhadap prospek Pengembangan Kawasan

agropolitan di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang akan semakin baik

karena Potensi-potensi kawasan pedesaan terutama kawasan-kawasan yang mem

punyai produk unggulan harus terus dikembangkan. Serta dibutuhkan paradigm

pendekatan pembangunan ekonomi berbasis pertanian harus dirubah, dari yang

semula lebih banyak bertumpu pada pembangunan produksi ke pembangunan

sistem dan usaha agribisnis dimana seluruh sub sistem agribisnis (budidaya,

sarana prasarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, dan jasa) dibangun

secara simultan dan harmonis.

Penulis kemudian menambahakan dalam mempercepat pembangunan

perdesaan dan pertanian diperlukan komitmen dan tanggungjawab moral

pembangunan dari segenap aparatur pemerintah, masyarakat maupun swasta,

sehingga pembangunan pertanian dapat dilakukan secara efektif, efisien,

terintergrasi dan sinkron dengan pembangunan sektor lainnya dan berwawasan

lingkungan.

Berdasarkan hierarki struktur ruang kawasan tersebut, maka penulis

menetapkan fungsi dari masing-masing kawasan adalah sebagai berikut: Sebagai

Daerah Pusat Pertumbuhan di Kecamatan Poncokusumo terdapat dua wilayah

pusat utama pertumbuhan yaitu di Desa Poncokusumo dan Desa Wonomulyo

yang berfungsi sebagai kawasan penggerak kegiatan ekonomi bagi kawasan-

kawasan pendukung disekitarnya. Sedangkan untuk daerah sebagai pendukung

meliputi desa-desa di sekitar wilayah inti pusat pertumbuhan yaitu meliputi Desa

Dawuhan, Sumberejo, Pandansari, Ngadireso, Karanganyar, Jambesari, Pajaran,

Argosuko, Ngebruk, Karangnongko, Belung, Wonorejo, Wringinanom,

Gubuklakah dan Ngadas.

Menurut penulis kebijakan perencanaan Agropolitan Kabupaten Malang

diarahkan pada strategi sebagai berikut; (1) Tidak boleh dikembangkannya

industri yang bersifat Polutif pada zona agropolitan. (2) Alokasi sentra-sentra

produksi pertanian. (3) Pengaturan (rute) transportasi sebagai akses pendukung

Page 8: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

kawasan Agropolitan. (4) Perlu adanya sistem tarif. (5) Tata Air (pengolahan

terhadap sumberdaya air yang berkelanjutan), dan (6) Perlu menarik investor.

Pelaksanaan Agropolitan di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

merupakan Realisasi dari Masterplan pengembangan kawasan agropolitan di

Kecamatan Poncokusumo yang dibuat oleh BAPPEDA, pada tahun 2008-2010

masih tahap pembangunan fisik guna untuk melengkapi sarana dan prasarana

untuk mendukung program pengembangan kawasan agropolitan.

Pada tahun 2008 ,2009,2010 pembangunan yang dilakukan masih

berlanjut pada pembangunan fisik yaitu, rehabilitasi ruang sekolah dasar negeri,

jalan, gedung UPTD Dinas Pertanian, kantor kecamatan Poncokusumo,

Peningkatan polindes, peningkatan jalan, Pemeliharaan jalan, pelebaran jalan,

pemasangan petunjuk jalan umum, pembangunan drainase, pembangunan

trotoar, pembangunan jalan lingkungan, saluran irigasi Sumber, pemeliharaan

saluran Sumber, pembangunan kios Rest Area di desa gubugk- lakah,

pembangunan Tourist Information

Selanjutnya pada tahun 2011 diadakan program peningkatan produksi

pertanian, meliputi penyediaan sarana produksi pertanian/ perkebunan,

pengembangan pertanian pada lahan kering, peningkatan kualitas bahan baku,

peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura

berkelanjutan, peningkatan produksi, produktivitas mutu produk tanaman sayuran

berkelanjutan pengembangan sayur organik, peningkatan produksi, produktivitas

mutu produk tanaman buah berkelanjutan pengembangan kawasan apel,

peningkatan produksi, produktivitas mutu produk tanaman hias pengembangan

kawasan hias tanaman bunga Krisan, penyediaan dan pengembangan sarana dan

prasarana pertanian, pengepakan kripik, pengembangan Usaha Pelayanan Jasa

Alat (UPJA), Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) jagung dan padi, Sekolah

Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) padi dan jagung hibrida.

Selain pembangunan infrastuktur, pelaksanaan pengembangan kawasan

agropolitan pada saat ini juga dilakukan dengan peningkatan produksi pertanian

dan peningkatan sub sistem pendukung peningkatan produksi pertanian. Dalam

perencanaan pembangunan kawasan agropolitan pada tahun 2008-2012, program-

Page 9: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

program yang belum tercapai adalah pembangunan gudang pupuk, pembangunan

balai penelitian, dan pembenihan, pembangunan landmark Agropolitan,

pengadaan warnet tani, dan pembangunan laboratorium bersama. Berdasarkan

pada informasi yang peneliti peroleh, kemungkinan program-program itu akan

direalisasikan pada tahun 2012.

Menurut penulis, perkembangan agropolitan yang berada di Kecamatan

Poncokusumo sekarang ini hampir di semua desa sumber pendapatan utama

masyarakatnya diperoleh dari kegiatan pertanian. Untuk menjadi kawasan

agropolitan secara seutuhnya masih harus melakukan beberapa tahapan lagi.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, dijelaskan bahwa harapannya di

masa yang akan datang khususnya setahun ke depan program pengembangan

kawasan agropolitan ini bisa lebih mengangkat pertaniannya. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kawasan agropolitan di kecamatan Poncokusumo Kabupaten

Malang semakin meningkat. Hal ini tentu saja akan sangat relevan untuk terus

dikembangkan karena banyaknya dukungan dari masyarakat yang mempunyai

harapan besar terhadap adanya pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan

poncokusumo.

Maka dari hasil penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa demi

mencapai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutkan maka

harus disesuaikan dengan sector potensial dari setiap wilayah/daerah itu sendiri

agar proses pembangunan sesuai dan tepat sasaran.

Pembangunan kawasan agropolitan telah membawa dampak yang positif

terhadap pembangunan khususnya diwilayah perdesaan, karena sesuai dengan

kondisi pertanian yang terkonsentrasi diwilayah perdesaan, sehingga dengan

adanya agropolitan akan memberikan dampak percepatan bagi pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi diwilayah perdesaan. Sehingga distribusi pendapatan dapat

terdistribusi dengan merata sesuai dengan keikutsertaan dalam produksi.

Page 10: Resensi Jurnal Pembangunan.docx

Jurnal ke 3