resensi edensor

9
EDENSOR Judul buku : EDENSOR Penulis : Andrea Hirata Cetakan : Pertama, Mei 2007 Penerbit : PT. Bentang Pustaka Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah sub system keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal kecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tidak terbantahkan. Rangkaian kata di atas di kutib oleh Andrea Hirata dari pemikiran Harun Yahya yang dijadikannya sebagai kalimat pembuka pada buku yang berjudul Edensor, buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi. Tetralogi laskar pelangi menceritakan rangkaian perjalanan seorang anak yang bernama “ikal” dan sekelompok teman masa kecilnya yang memiliki mimpi dan berjuang untuk memujudkannya. Keterbatasan ekonomi, jarak dan akses terhadap layanan pendidikan tidak memupus semangat mereka untuk bisa bersekolah, tak perduli seberapa besar rintangan yang akan mereka lalui. Pada akhirnya hanya dua orang anak yang tersisa, yang masih tetap berjuang mewujudkan mimpi untuk menaklukkan samudra kehidupan. Andrea Hirata adalah penulis muda yang tidak memiliki latar belakang jusnalistik tetapi memiliki kemampuan untuk menguak berbagai realita kehidupan dan menyarikannya menjadi sebuah tulisan yang apik dan mampu menggugah ketersadaran nurani setiap pembacanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada Mei 2007 oleh PT. Bentang Pustaka, telah menjadi best seller Indonesia dan terdapat hampir diseluruh toko-toko buku di Indonesia. Edensor mengulas tentang perjalan hidup Andrea dan Arai, saudara sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka. Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Adrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan. Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka

Upload: sarah-khalda-azzahra

Post on 26-Jun-2015

199 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: resensi edensor

EDENSOR

Judul buku : EDENSORPenulis : Andrea HirataCetakan : Pertama, Mei 2007Penerbit : PT. Bentang Pustaka

Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis dan sporadic, namun setiap elemennya adalah sub system keteraturan dari sebuah desain holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal kecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tidak terbantahkan.

Rangkaian kata di atas di kutib oleh Andrea Hirata dari pemikiran Harun Yahya yang dijadikannya sebagai kalimat pembuka pada buku yang berjudul Edensor, buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi. Tetralogi laskar pelangi menceritakan rangkaian perjalanan seorang anak yang bernama “ikal” dan sekelompok teman masa kecilnya yang memiliki mimpi dan berjuang untuk memujudkannya. Keterbatasan ekonomi, jarak dan akses terhadap layanan pendidikan tidak memupus semangat mereka untuk bisa bersekolah, tak perduli seberapa besar rintangan yang akan mereka lalui. Pada akhirnya hanya dua orang anak yang tersisa, yang masih tetap berjuang mewujudkan mimpi untuk menaklukkan samudra kehidupan.

Andrea Hirata adalah penulis muda yang tidak memiliki latar belakang jusnalistik tetapi memiliki kemampuan untuk menguak berbagai realita kehidupan dan menyarikannya menjadi sebuah tulisan yang apik dan mampu menggugah ketersadaran nurani setiap pembacanya. Buku ini diterbitkan pertama kali pada Mei 2007 oleh PT. Bentang Pustaka, telah menjadi best seller Indonesia dan terdapat hampir diseluruh toko-toko buku di Indonesia.

Edensor mengulas tentang perjalan hidup Andrea dan Arai, saudara sekaligus teman seperjalanannya yang telah melalui banyak episode kehidupan, suka maupun duka.Pertemuannya dengan Weh, lelaki yang harus menanggung aib karena menderita penyakit burut, penyakit nista yang disebabkan oleh ulah nenek moyangnya yang telah berani melanggar aturan agama. Weh yang telah mengajarkannya cara membaca bintang, mengurai langit sebagai kitab terbentang serta membawanya pada satu pemahaman tentang konstelasi zodiak. Zenit dan nadir, pesan terakhir yang ditinggalkan Weh sebelum kematiannya. Weh adalah orang pertama yang telah mengenalkan Adrea pada diri sejatinya, dan telah menguatkan tekat Andrea untuk menjelajahi separuh belahan dunia, berjalan di atas tanah-tanah mimpi, dan menemukan cinta yang sesunguhnya. Pelajaran yang tidak akan ditemukan di bangku pendidikan formal, karena hanya kekuatan semesta yang mampu menguak realita kehidupan.

Tawaran beasiswa dari Uni Eropa telah menjadi sebuah jembatan keberuntungan (magical bridge) yang menghantar mereka pada penjelajahan panjang di tanah-tanah mimpi, menjadi sebuah kunci yang telah membuka kotak pandora yang berisi mimpi-mimpi masa kecil mereka. Sebuah kerinduan untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahiran, memberikan kebanggaan bagi orangtua dan menyelesaikan mimpi-mimpi para sehabat yang telah terenggut oleh keterbatasan dan jerat kemelaratan.

Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia. Hanya semangat dan

Page 2: resensi edensor

tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka.

Keindahan benua eropa dan gemerlapnya dunia malam kota Paris memberikan daya tarik bagi siapapun yang melihatnya. Namun, tradisi dan etika back packer Kanada sangat menarik perhatian Andrea bahkan lebih menarik dibadingkan Katya. Mahasiswi jerman yang telah menolak cinta banyak pemuda dan memilih Andrea menjadi kekasihnya. Meskipun pada akhirnya perbedaan makna tentang mencintai telah membawa mereka kembali pada jalinan pertemanan. Kerinduan Andrea pada A Ling, perempuan masa kecil yang sangat dicintainya telah menguakkan kembali ingatannya tentang Edensor. Sebuah desa khayalan pada sebuah novel pemberian A Ling, karya Herriot yang berjudul Seandainya Mereka Bisa Bicara.

Hamparan dataran hijau, bunga daffodil dan semerbak aroma rerumputan telah membawa andrea bekelana ke setiap sudut desa. Desa khayalan yang telah membuka jalan rahasia dalam kepala Andrea, jalan menuju penaklukan-penaklukan terbesar untuk menemukan A Ling, untuk menemukan cinta dan diri sejatinya. Andrea dan Arai berencana untuk melakukan perjalanan keliling benua Eropa mengikuti tradisi para pengelanan back packer Kanada. Rencana perjalanan panjang ini mendapat respon yang serius dari para sahabat, yang akhirnya dijadikan sebagai ajang pertaruhan untuk mengukur keberanian untuk menahklukkan tantangan. Penjelajahan panjang menjelajahi benua eropa dengan bermodal semangat dan keberanian.

Perjalanan dimulai dari kota Paris Perancis melintasi benua Eropa dan berakhir di Spanyol. Pencarian Andrea akan cinta masa kecil telah membawa mereka melintasi rute perjalanan yang panjang melintasi benua Eropa hingga Tunisia, Zaire dan Casablanca di benua Afrika. Rasa lapar, kelelahan serta ancaman kematian karena kedinginan tidak menyurutkan semangat dan keberanian Andrea untuk menjelajahi enigma tentang A Ling yang kini menjadi semakin terang.

Kota demi kota menghadirkan beragam realita yang semakin memperjelas makna pencarian Andrea. Sekuat apapun upaya untuk menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya tersebut masih belum berhasil sesungguhnya kita sedang dihadapkan pada berbagai realita tentang diri kita. Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

Edensor, membawa kita pada perjalanan yang tidak hanya membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya memberi kita tantangan ganas yang menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri manusia. Toleransi, daya tahan dan integritas bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun. Dibutuhkan semangat, kemauan dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga mewujud dalam sebuah realita kehidupan.Diposkan oleh bukukudi 21.24

Page 3: resensi edensor

Resensi Novel EdensorPosted: 7 November 2009 by Ifan Iqbal in Resensi, Sastra Tag:andrea hirata, edensor, Novel, Resensi

7

IDENTITAS BUKU

Judul : Edensor

Pengarang : Andrea Hirtaa

Penerbit : PT. Bentang Pustaka

Tahun Terbitan : 2007

Tebal Buku : xii + 290 halaman

Ukuran Buku : 20,5 cm x 14 cm

Diresensi oleh Shelvi Novianita

SINOPSIS

“Jangan Takut Melangkah”

“Edensor” bercerita mengenai kehidupan Ikal dan Arai semasa berkuliah di

Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan petualangan penaklukan gagah

berani dataran Eropa dan Afrika, dari Belanda sampai ke Italia, dari Tunisia

sampai ke Casablanca dan kembali masuk Portugal.

Setelah berhasil memperoleh beasiswa ke Perancis, Ikal dan Arai, mengalami

banyak kejadian ynag orang bisa sebut sebagai kejutan budaya. Banyak

kebiasaan dan peradaban Eropa yang berlainan sama sekalii dengan

perdaban yang selama ini mereka pahami sebagai orang Indonesia, kususnya

melayu.

Ikal dan Arai kembali menuai karma akibat kenakalan-kenakalan yang pernah

mereka lakukan semasa kecil dan remaja dulu. Pembaca akan dibawa ke

dalam petualangan mereka menyusuru Eropa dengan berbagai penglaman

Page 4: resensi edensor

yang mencengangkan, mencekam, membuat terbhak, sekaligus berurai air

mata.

“Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,

menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin

menghirup rupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku

jhidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan

kemungkinan-kemugkinan yang bereaksi satu sama yang lain. Seperti

benturan molekul uranium, meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat,

mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan.

Aku igin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-

orang asing”.

Bagaiman akhir petualangan Ikal dan Arai? Mampukah mereka ‘melangkah’ di

kehidupan baru mereka? Kehidupan yang berbeda dari kehidupan yang

mereka jalani sewaktu di Belitong. Ingin tahu cerita “Edensor” selengkapnya?

Bacalah novel “Edensor” secara utuh! Sebab selain menghibur, “Edensor”

juga sarat akan makna dan manfaat.

KELEBIHAN

Kover buku menarik.

Beragam peristiwa menarik, lucu, penuh semangat, serta mengharu-biru membuat

pembaca tidak mudah menutup buku sebelum membacanya secara tuntas.

KEKURANGAN

Mengapa penulis mengambil judul “Edensor”, yaitu nama sebuah desa khayalan yang

dikutip dari novel Herriot? Mengapa harus “Edensor” ? Mengapa harus nama sebuah

desa khayalan? Bukankah yang “nyata” itu lebih menarik karena benar-benar ada

dalam kehidupan yang sebenarnya?

KEBERMANFAATAN

Memberikan semangat atau motivasi pada pembaca untuk terus berjuang dalam

mengarungi kehidupan

Page 5: resensi edensor

Menghibur pembaca dengan beragam peristiwa lucu dan petualangan yang

mendebarkan

Memberikan pesan bahwa apapun bisa terjadi jika kita mau berdo’a, berusaha dan

terus berusaha

Mengingatkan kita untuk tidak takut melakukan suatu hal yang baru.

Kutipan

n  “ Taukah engkau Ikal…?” “ Langit adalah kitab yang terbentang…” “ Sejak masa ozoikum, ketika kehidupan belum muncul, langit telah mencatat semua kejadian di muka bumi…” Pada setiap simbol ia bersabda, “ keseimbangan perawan, Leo sang singa, matahari pertama musim panas, bintang kastor, musim menyemai benih “.

n  “Zenith dan nadir, seperti akar ilalang yang menusuk-nusuk kakikku, menikam hatiku. Nanti, harus kujelajah separuh dunia, berkelana diatas tanah-tanah asing yang dijadikan  mimpi-mimpi, akan kutemui perempuan yang membuat hatiku kelu karena cinta, karena rindu yang menyikasa, untuk memahami kalimah misterius itu. Dikuburan usang, diantara nisan para pendusta agama itu, aku sadar aku telah belajar  mencintai hidupku dari orang lain yang membenci hidupnya.”

n  “Belitong menjelang malam, adalah semburan warna dari seniman impresi yang melukis spontan, tak dibuat-buat, dan memikat….. Masjid seperti oase bagi semua anak melayu udik. Disana, bukan hanya sekedar tempat salat dan mengaji, tapi tempat bermain dan membuat jani-janji. Masjid nan indah, tasbihnya berupa-rupa, kaligrafinya mempesona, dan pilar-pilar tingginya memantulkan suara…. Belum lagi satu kegembiraan yang aneh, kegembiraan yang secara ajaib menjelma kalau ramadhan tiba. Semuanya semakin indah karena keluarga kami memungut Arai, sepupu jauhku. Maka, aku memanggilnya

n  “Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain sepeerti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar kea rah yang mengejutkan.”

n  “Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan

Page 6: resensi edensor

membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angina, dan menciut dicengkram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penakluka. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!”

n  “Lereng-lereng bukit yang tak teratur tampak seperti berjatuhan, puncaknya seakan berguling ditelan langit sebelah barat. Bentuknya laksana pita kuning dan merah tua. Pegunungan tinggi yang tak berbentuk itu lalu terurai menjadi bukit-bukit hijau dan lembah-lembah nan luas. Didasar lembah sungai berliku-liku di antara pepohonan. Rumah-rumah petani Edensor yang terbuat dari batu-batu yang kukuh dan berwarna kelabu bak pulau ditengah lading yang diusahakan. Lading itu terbentang seperti tanjung yang hijau cerah diantar lereng bukit. Dipekarangan, taman bunga mawar dan asparagus tumbuh menjadi pohon  yang tinggi. Buah persik, buah pir, buah ceri, buah prem, bergelantungan diatas tembok selatan, berebut tempat dengan bunga-bunga mawar yang tumbuh liar…”.

n  Ibunda guru Muslimah Hafsari, adalah guruku yang pertama. Dulu, waktu aku masih SD,beliau pernah berpesan pada kami, murid-muridnya, para Laskar Pelangi, “ Jika ingin menjadi manusia yang berubah, jalanilah tiga halini: sekolah, banyak-banyak membaca Al-Qur’an, dan berkelana”. Aku paham sekolah dan membaca Al-Qur’an dapat mengubah orang karena disanalah tersimpan kristal-kristal ilmu. Baru disini, di Rumania, aku dapat menggenapi arti pesan itu.

n  Berkelana tidak hanya telah membawaku ke tempat-tempat yang spektakuler sehingga aku terpaku, tak pula hanya memberiku tantangan ganas yang menghadapkanku pada keputusan hitam putih, sehingga aku memahami manusia seperti apa aku ini. Pengembaraan ternyata memiliki paru-parunya sendiri, yang dipompa oleh kemampuan menghitung setiap resiko, berpikir tiga langkah ke depan sebelum langkah pertama diambil, integritas yang tak dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun, toleransi, dan daya tahan. Semua itu lebih dari cukup untuk mengubah mentalitas manusia yang paling bebal sekalipun. Para sufi dan mahasiswa filsafat barangkali melihatnya sebagai hikmah komuniukasi transcendental dengan sang maha pencipta melalui pencarian diri sendiri dengan menerobos sekat-sekat agama dan budaya.

n  Jalan-jalan desa menanjak berliku-liku dihiasi deretan pohon oak,berselang-seling di antara jerejak anggur yang diterlantarkan. Lebah madu berdengung mengerubuti petunia. Daffodil dan astuaria tumbuh sepanjang pagar peternakan, berdesakan di celah-celah bangku batu. Di belakang rumah penduduk tumpah ruah dedaunan berwarna oranye, mendayu-dayu karena belaian angina. Lalu terbentang luas padang rumput, permukaannya ditebari awan-awan kapas…

n  Aku bergetar menyaksikan nun di bawah sana,rumah-rumah penduduk berselang-seling di antara jerejak anggur yang terlantar dan jalan setapak berkelok-kelok. Aku terpana dilanda dejavu melihat hamparan

Page 7: resensi edensor

desa yang menawan. Aku merasa kenal denga gerbang desa berukir ayam jantn itu, dengan bangku-bangku batu itu, dengan jajaran bunga daffodil dan astuaria dip agar peternakan itu. Aku seakan menembus lorong waktu dan terlempar ke sebuah negeri khayalan yang telah lama hidup dalam kalbuku. Aku bergegas meminta sopir berhenti dan menghambur keluar. Ribaun fragmen ingatan akan keindahan tempat ini selama belasan tahun, tiba-tiba tersintesa persis di depan mataku,indah tak terperi. Kepada seorang ibu yang lewat kubertanya,”Ibu dapatkah memberi tahuku nama tempat ini?”. Ia menatapku lembut,lalu menjawab. “Sure lof, it’s Edensor…”

Unsur – unsur Instrinsik

Tema   : Menceritakan tentang pencarian diri dan cinta.

Amanat : – Bila kita ingin mengapai cinta dan atau mempunyai mimpi, maka kita harus  memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha pantang menyerah untuk meraihnya.

– Novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan.

– Mengingatkan bahwa kenakalan-kenakalan masa kecil kita, pada suatu saat akan menimpa kita kembali/ kita akan menuai karma.

Alur     : Alur Campuran (alur maju mundur ).

Tokoh             :

1. 1. Andrea / Ikal (Tokoh utama dalam novel ini,ia sangat berani

mencapai mimpi masa  kecilnya,pribadinya sangat keras).

2. 2. Ayah  Ikal (sabar,pendiam penyayang dan sangat bijaksana)

3. 3. Weh ( pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan

menentukan arah mata angina ).

4. 4. Taikong Hamin ( ustadz, pengurus masjid )

5. 5. Ibu Ikal (Penyayang,Keras kepala )

6. 6. A Ling  ( cinta pertama ikal)

7. 7. Arai ( penyayang, gigih/pantang menyerah, cerdas )

8. 8. Zakiah Nurmala ( Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta

Arai )

9. 9. Ms.Famke Somers ( cantik,baik dan bertanggung jawab )

10. 10. Simon Van Der Wall ( pemilik kost, tega/tidak perduli pada

nasib orang lain )

11. 11. Dr.Michaella Woodward ( seorang doctor ekonomi yang sangat

cemerlang, dan bertanggung jawab )

12. 12. Erika Ingeborg ( Asisten Dr. Woodward yang tegas dan

bertanggung jawab )

Page 8: resensi edensor

13. 13. Teman Kuliah Andrea dan Ikal( Naomi Stansfield, Townsend,

Marcus Holdvessel, Christian Diedrich,Katya Kristanaema,

Saskia,Marike,AbrahamLevin, Y’hudit Oxxenberg, Yoram Ben

Mazuz, Becky Avshalom, Charolete Gastonia, Sylvie Laborde, Jean

PierreMinot, Sebastian Delbonnel, Liu Hyuu Wong, Heidy Ling,

Deborah Oh, Hawking Kong, MVRC Manoj, Pablo Arian Gonzales,

Ninochka Stronovsky,Alesandro D”Archy).

14. 14. Maurent LeBlanch ( seorang yang terpelajar dan

bertanggungjawab)

15. 15. Toha (Orang Indonesia diCrainova,Rumania seorang pembasmi

kecoa, baik).

16. 16. Oruzgan Mourad Karzani ( seorang Imam masjid afganistan di

Gmunden/ sangat bersahaja dan pahlawan besar Balloch yang

menumbangkan resismen Tentara Merah )

17. 17. Prof. Turnbull ( dosen Ikal yang sudah sepuh