republlka -...

1
REPUBLlKA • Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu 2 3 456 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 ® 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov _Des » taj~k« Pola Baru Masuk PTN Ada pola baru seleksi calon mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) di tahun ajaran 2011/2012. Hasil ujian nasional (UN) akan menjadi acuan dalam menyeleksi calon mahasiswa perguruan tinggi negeri. Pola ini berbeda dari sebelumnya yang lebih banyak mengandalkan hasil seleksi nasional yang terpisah dari ujian nasional. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Djoko Santoso, mengatakan kebijakan itu sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 66 Tahun 2010. Peraturan pemerintah ini merupakan hasil revisi atas PP No 17Tahun 2010tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Sebagian menerima, dan tentu saja sebagian pihak yang lain menolak pola tersebut. Untuk menjawab perbedaan sikap, Menteri Pendidikan Mohammad Nuh menjelaskan bahwa pola itu disebut sebagai pola berke- lanjutan. Hasil UN SD dapat dipakai untuk masuk SMp, nilai UN SMP dapat dipakai untuk masuk SMA, dan nilai UN SMA dapat digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Dalam proses pemberdayaan sebuah generasi, seleksi masuk pergu- ruan tinggi termasuk salah satu fase yang sangat penting. Pola seleksi yang baik akan melahirkan bibit-bibit unggul untuk selanjutnya digem- bleng menjadi sarjana yang mumpuni. Karena itulah, fase ini menjadi sangat perlu untuk dijalankan sangat hati-hati. Kita sudah melewati banyak pola seleksi masuk perguruan tinggi ne- geri. Di tahun 1980-an, kit a mengenal seleksi masuk PTN dengan na- ma Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru). Di tahun 1990-. an, istilahnya berubah menjadi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Kemudian, belakangan berganti lagi menjadi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Semuanya mengandalkan ujian seleksi yang terpisah dari UN di tingkat SMA. Kemudian per- ubahan kali ini seleksi masuk PTN akan mengaitkan dengan hasil UN. Tentu saja, masing-masing penentu kebijakan di dunia pendidikan punya maksud baik di balik berbagai pergantian tersebut. Problemnya, sampai saat ini pelaksanaan UN masih menyisakan persoalan. Bukan hanya kebocoran soal, nilai yang keluar dari UN juga masih mengun- dang banyak pertanyaan. Masalahnya bertambah kompleks jika dikait- kan dengan ketimpangan proses pendidikan di Jawa dan luar Jawa. Sebelum berpikir untuk menjadikan UN sebagai acuan masuk PTN, selayaknya kita terlebih dulu berpikir untuk menjadikan UN sebagai ukuran yang sangat merepresentasikan kemampuan seorang murid. Dengan demikian, nilai yang keluar dari UN benar-benar menunjukkan kapasitas murid yang bersangkutan. Menjadi sangat riskan jika nilai UN belum sepenuhnya mewakili kondisi murid yang bersangkutan, tapi kemudian dijadikan acuan untuk masuk PTN. Hal yang juga penting diperhatikan dalam perubahan pola tersebut adalah penetapan target dan evaluasi. Dengan demikian, tingkat keber- hasilan pelaksanaan pola baru tersebut menjadi terukur secara objek- tif. Tanpa ada target yang jelas dan evaluasi yang memadai, berbagai perubahan pola seleksi masuk PTN menjadi sulit diukur dan dipahami maslahatnya bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.js Kliping Humas Unpad 2010

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REPUBLlKA - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/republika-2010122… · ma Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru). Ditahun 1990-. an, istilahnya

REPUBLlKA• Senin o Selasa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 456 7 8 9 10 11 12 13 14 1517 18 19 ® 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov _Des

»taj~k«Pola Baru Masuk PTN

Ada pola baru seleksi calon mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN)di tahun ajaran 2011/2012. Hasil ujian nasional (UN) akan menjadiacuan dalam menyeleksi calon mahasiswa perguruan tinggi negeri. Polaini berbeda dari sebelumnya yang lebih banyak mengandalkan hasilseleksi nasional yang terpisah dari ujian nasional.Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan

Nasional (Kemdiknas), Djoko Santoso, mengatakan kebijakan itu sudahdiatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 66 Tahun 2010. Peraturanpemerintah ini merupakan hasil revisi atas PP No 17Tahun 2010tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.Sebagian menerima, dan tentu saja sebagian pihak yang lain menolak

pola tersebut. Untuk menjawab perbedaan sikap, Menteri PendidikanMohammad Nuh menjelaskan bahwa pola itu disebut sebagai pola berke-lanjutan. Hasil UN SD dapat dipakai untuk masuk SMp, nilai UN SMPdapat dipakai untuk masuk SMA, dan nilai UN SMA dapat digunakanuntuk masuk ke perguruan tinggi negeri.Dalam proses pemberdayaan sebuah generasi, seleksi masuk pergu-

ruan tinggi termasuk salah satu fase yang sangat penting. Pola seleksiyang baik akan melahirkan bibit-bibit unggul untuk selanjutnya digem-bleng menjadi sarjana yang mumpuni. Karena itulah, fase ini menjadisangat perlu untuk dijalankan sangat hati-hati.Kita sudah melewati banyak pola seleksi masuk perguruan tinggi ne-

geri. Di tahun 1980-an, kit a mengenal seleksi masuk PTN dengan na-ma Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru). Di tahun 1990-.an, istilahnya berubah menjadi Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri(UMPTN). Kemudian, belakangan berganti lagi menjadi Seleksi NasionalMasuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Semuanya mengandalkanujian seleksi yang terpisah dari UN di tingkat SMA. Kemudian per-ubahan kali ini seleksi masuk PTN akan mengaitkan dengan hasil UN.Tentu saja, masing-masing penentu kebijakan di dunia pendidikan

punya maksud baik di balik berbagai pergantian tersebut. Problemnya,sampai saat ini pelaksanaan UN masih menyisakan persoalan. Bukanhanya kebocoran soal, nilai yang keluar dari UN juga masih mengun-dang banyak pertanyaan. Masalahnya bertambah kompleks jika dikait-kan dengan ketimpangan proses pendidikan di Jawa dan luar Jawa.Sebelum berpikir untuk menjadikan UN sebagai acuan masuk PTN,

selayaknya kita terlebih dulu berpikir untuk menjadikan UN sebagaiukuran yang sangat merepresentasikan kemampuan seorang murid.Dengan demikian, nilai yang keluar dari UN benar-benar menunjukkankapasitas murid yang bersangkutan. Menjadi sangat riskan jika nilaiUN belum sepenuhnya mewakili kondisi murid yang bersangkutan, tapikemudian dijadikan acuan untuk masuk PTN.Hal yang juga penting diperhatikan dalam perubahan pola tersebut

adalah penetapan target dan evaluasi. Dengan demikian, tingkat keber-hasilan pelaksanaan pola baru tersebut menjadi terukur secara objek-tif. Tanpa ada target yang jelas dan evaluasi yang memadai, berbagaiperubahan pola seleksi masuk PTN menjadi sulit diukur dan dipahamimaslahatnya bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.js

Kliping Humas Unpad 2010