renstra badan penanggulangan bencana daerah kota …ppid.padang.go.id/home/download_file/renstra...
TRANSCRIPT
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Memenuhi ketentuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disusun
Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Tahun 2014 -
2019, yang selanjutnya dalam dokumen ini disebut Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019. Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Padang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014 - 2019 sebagai bagian dari agenda Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2004 – 2024. Visi Kota Padang
dalam RPJMD 2014 - 2019, yaitu “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan,
Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya ”, serta
keberlanjutan program dan kegiatan lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Padang lima tahun kedepan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019
merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi
pembangunan pada tahun 2014 - 2019, sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan
fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang di bidang urusan
penanggulangan bencana. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara
unit organisasi di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang dalam
melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban,
terutama memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam periode
lima tahun kedepan.
Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Padang 2014 - 2019 mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah; UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN); UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun
2005-2025; PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 2
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47 tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286)
2. Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah dengan undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan
peraturan Pemerintah penganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
perubahan atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-undang, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548.
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
5. Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja
intansi pemerintah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian Urusan pemerintahan
antara pemerintahDaerah provpinsi dan pemerintah Daerah
7. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penanggulangan
Bencana.
8. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja BPBD.
9. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Kewenangan Daerah
Kota Kota Padang
10. Peraturan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap
Penanggulangan Bencana Kota Padang
11. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
Organisasi Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam
Kebakaran;
12. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 87);
13. Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Fungsi Dan tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 3
1.3. Maksud Dan Tujuan
Maksud penyusunan rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Kota Padang adalah :
1. Penyusunan rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah
Kota Padang adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan
Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang.
2. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang
merupakan panduan bagi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat dibidang kebencanaan.
3. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang
sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Penanggulanggan Bencana Daerah
Kota Padang dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu tertentu.
4. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya
dengan berbagai kendala, tantangan dan peluang.
Tujuan penyusunan rencana strategis Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota
Padang adalah :
1. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui peningkatan sumber
daya manusia dan sarana prasarana
2. Meningkatkan kualitas penanggulangan bencana berbasis informasi teknologi yang
sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas.
3. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintegrasi dalam proses perencanaan
pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana.
4. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan
penagulangan bencana yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 4
1.4 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud Dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD
2.1 Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah
2.2 Sumber Daya Organisasi Perangkat Daerah
2.3 Kinerja Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah
2.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Organisasi
Perangkat Daerah
BAB III ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan
Organisasi Perangkat Daerah
3.2 Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
3.3 Telahaan Renstra
3.4 Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI, DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi Dan Misi OPD
4.2 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Organisasi Perangkat Daerah
4.3 Strategi Dan Kebijakan
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 5
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN OPD
2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi OPD
2.1.1. Tugas Pokok OPD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang mempunyai tugas
melaksanakan :
1. Menetapkan Pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan Bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanggulangan darurat, rehabilitasi serta
rekontruksi secara adil dan setara
2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan penyelenggara Penanggulangan
Bencana berdasarkan peraturan perundangan
3. Menyusun dan menetapkan serta menginformasikan peta rawan bencana
4. Menyusunkan dan menetapkan prosedur tetap penangganan bencana
5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala Daerah
setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana
6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang
7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah
8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangan.
2.1.2. Fungsi OPD
BPBD Kota Padang Dalam melakanakan tugas sebagaimana dimaksud
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanggulangan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif, dan efesien
2. Pengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh.
2.1.3 Unsur Pelaksana Badan
1. Unsur pelaksana badan mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana
secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pascabencana.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) unsur
pelaksana badan menyelenggarakan fungsi:
a. Pengoordinasian
b. Pengkomandoan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 6
c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
3. Fungsi koordinasi unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dilaksanakan melalui koordinasi dengan perangkat daerah terkait. Instansi
vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan atau pihak lain yang dipandang
perlu pada tahap pra bencana dan pasca bencana.
4. Fungsi komando unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan
logistik dari perangkat daerah terkait, instansi vertikal yang ada di daerah, serta
langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.
5. Fungsi pelaksana unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan perangkat
daerah terkait dan instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan
kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.1.4 Kepala Pelaksana
1. Kepala Pelaksana mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan demi terwujudnya kota yang aman dari ancaman bahaya bencana.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala
Pelaksana mempunyai fungsi :
a. menyusun kebijakan teknis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman,
serta bebas dari ancaman bahaya bencana;
b. merumuskan sasaran strategis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk mencapai daerah yang aman, nyaman,
serta bebas dari ancaman bahaya bencana;
c. merumuskan program kerja badan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan agar penanggulangan bencana dapat terukur secara tepat dan
optimal;
d. mengkoordinasikan penanggulangan bencana dengan para mitra kerja terkait
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya
sinkronisasi kebijakan dengan baik;
e. menyelenggarakan penanggulangan bencana, yang meliputi manajemen,
penelitian, dan pengembangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman, serta bebas dari
ancaman bahaya bencana;
f. mengendalikan penyelenggaraan penanggulan bencana berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagai bentuk upaya pencapaian target secara
efektif dan efisien;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 7
g. membina aparatur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar pencapaian hasil
pelaksanaan tugas dapat lebih efisien dan efektif;
h. mengarahkan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas
yang tepat sasaran;
i. mengevaluasi penyelenggaraan urusan penanggulangan bencana berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan
pelaksanaan tugas secara komprehensif;
j. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bahaya secara periodik
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk
akuntablitas kinerja;
k. pengguna anggaran badan;
l. pengguna barang badan; dan
m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.5 Sekretariat
1. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.
2. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam memimpin dan
mengatur penyelenggaraan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan
organisasi di lingkup badan, dalam urusan umum, perlengkapan, keuangan,
kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, evaluasi, dan pelaporan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujud pelayanan
administrasi perkantoran yang baik.
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. merencanakan program kerja sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan agar terwujudnya pengelolaan fungsi kesekretariatan yang berhasil dan berdayaguna;
b. merencanakan operasional sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan agar terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang baik;
c. mendistribusikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya demi terlaksananya
peran sekretariat secara optimal;
d. memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta
standar operasional prosedur yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat
berhasil dan berdayaguna;
e. menyelenggarakan urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian,
kearsipan, perpustakaan, dan dokumentasi, yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendaliannya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan demi terwujudnya tatalaksana organisasi yang baik dan
untuk menunjang kegiatan manajerial atasan;
f. menyelia pengelolaan fungsi kesekretariatan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat guna
dan tepat sasaran;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 8
g. mengevaluasi penyelenggaraan kesekretariatan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan
tugas secara komprehensif;
h. melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai bentuk akuntablitas kinerja;
i. mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik;
j. mengelola layanan pengaduan masyarakat; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.6 Sub. Bagian Umum
1. Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
2. Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan
urusan pengelolaan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga, urusan
peralatan, dan perlengkapan badan.
3. Penjabaran tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. mengelola surat masuk dan surat keluar;
b. mengelola kearsipan dan perpustakaan;
c. mengelola administrasi kepegawaian;
d. melaksanakan urusan humas;
e. melaksanakan urusan pengadaan peralatan atau perlengkapan, pencatatan
penyimpanan, pendistribusian;
f. melaksanakan urusan pemeliharaan atau perawatan alat-alat kantor dan
kendaraan operasional;
g. membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum; dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.7 Sub Bagian Keuangan
1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
2. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan
pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran
dan belanja badan, verifikasi, perbendaharaan, penyusunan pertanggungjawaban
keuangan, penyusunan rencana program/kegiatan tahunan, pelaksanaan, evaluasi,
dan pelaporan;
3. Penjabaran tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah :
a. menyelenggarakan urusan administrasi keuangan;
b. menyiapkan kelengkapan surat perintah pembayaran uang persediaan, surat
perintah pembayaran ganti uang, surat perintah pembayaran tambahan uang,
surat perintah pembayaran langsung pengadaan barang dan jasa, gaji dan
tunjangan PNS dan Non PNS serta penghasilan lainnya;
c. melakukan verifikasi Surat Pertanggungjawaban dan menyiapkan bahan Surat
Perintah Membayar;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 9
d. menyimpan dan memelihara dokumen keuangan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. melakukan koordinasi dan konsultasi masalah keuangan dengan perangkat
daerah terkait;
g. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan
dengan administrasi keuangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan;
dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.8 Sub Bagian Program
1. Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
2. Sub Bagian Program mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melakukan
urusan penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran badan, serta
perumusan rancangan kebijakan umum dan evaluasi.
3. Penjabaran tugas Sub Bagian Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
:
a. menyusun dan menyiapkan rancangan rencana umum dan rencana strategis;
b. menyusun dan menyiapkan rancangan program dan kegiatan;
c. menyusun dan menyiapkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja;
d. melakukan pengumpulan data, menyusun dan merumuskan rancangan peraturan
dan kebijakan teknis lainnya;
e. menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan serta tugas
pokok dan fungsi;
f. menyusun dan melaksanakan program peningkatan dan pengembangan
sumberdaya aparatur;
g. menyusun rancangan kebutuhan personil dan penataan organisasi;
h. menyusun rencana anggaran dan kegiatan Sub Bagian Program;
i. menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Program;
j. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Penetapan Kinerja, serta
laporan lain yang harus disusun oleh badan; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.9 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
1. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Pelaksana.
2. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala
Pelaksana dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan masyarakat.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 10
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi :
a. merumuskan kebijakan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana;
b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pra bencana yang meliputi upaya pengurangan
resiko, pencegahan, pemanduan perencanaan pembangunan, dan penetapan
analisis resiko bencana serta pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja dengan perangkat daerah terkait di
bidang penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan
masyarakat;
d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang penanggulangan bencana dan pra bencana; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.10 Seksi Pencegahan
1. Seksi Pencegahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan.
2. Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan
pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan kebijakan
pencegahan penanggulangan bencana.
3. Penjabaran tugas Seksi Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. mengumpulkan dan mengolah bahan dan data-data dalam rangka perumusan
kebijakan penanggulangan bencana;
b. melakukan pendataan masyarakat yang rentan bencana sebagai bahan
penyusunan kebijakan;
c. menyusun perkiraan dan kajian resiko ancaman bencana;
d. melaksanakan sosialisasi, pelatihan, dan penyuluhan/pembinaan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat;
e. melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap sumber terjadinya bencana;
f. melakukan pemantauan terhadap penyusunan teknologi serta penguasaan dan
pengelolaan sumber daya alam;
g. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan
lingkungan hidup;
h. melakukan penguatan terhadap ketahanan sosial masyarakat;
i. menyusun sistem sosialisasi;
j. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pemanduan dalam
perencanaan pembangunan dalam persiapan analisis resiko bencana; dan
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.11 Kasi Kesiapsiagaan
1. Seksi Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 11
2. Seksi Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan
pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, mitigasi, peringatan dini, dan kesiagaan penanggulangan bencana.
3. Penjabaran tugas Seksi Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:
a. melakukan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan
kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;
b. mempersiapkan bahan dalam rangka uji coba penanggulangan kedaruratan
bencana;
c. menyusun perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pengujian sistem
peringatan dini;
d. menyimpan barang pasokan penentuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat;
e. mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan pelatihan dan penyuluhan
tentang gladi penanganan darurat;
f. mempersiapkan lokasi evakuasi korban bencana dan pengungsi;
g. menyusun data, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat;
h. melakukan penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemulihan sarana dan prasarana penanggulangan bencana;
i. mengkoordinasikan tugas kesiapsiagaan penanggulangan bencana antar
perangkat daerah; dan
j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.12 Bidang Kedaruratan dan Logistik
1. Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Pelaksana.
2. Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Badan
dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang kedaruratan dan
logistik, serta berperan dalam pemberdayaan masyarakat pada saat terjadi bencana.
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi :
a. merumuskan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat, penanganan pengungsi logistik, dan peralatan dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana;
b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan
bencana pada saat tanggap darurat dan penanggulangan pengungsi;
c. melaksanakan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat;
d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang penanggulangan bencana di saat tanggap darurat dan
penanganan pengungsi; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2.1.13 Seksi Kedaruratan
1. Seksi Kedaruratan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 12
2. Seksi Kedaruratan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
mengumpulkan dan melakukan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka
penyelamatan, evakuasi, dan pengungsian akibat bencana pada saat tanggap
darurat.
3. Penjabaran tugas Seksi Kedaruratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. melakukan pengumpulan, pengolahan data, dan identifikasi lokasi, kerusakan,
kerugian, dan sumber daya sebagai bahan penyusunan kebijakan;
b. mempersiapkan bahan dan data dalam rangka penentuan status keadaan darurat;
c. melakukan pengumpulan data akibat bencana dalam rangka penyusunan rencana
pemulihan sarana dan prasarana vital;
d. melakukan identifikasi jumlah kerugian harta benda, korban jiwa, sarana, dan
prasarana sebagai bahan pembuatan laporan;
e. melakukan identifikasi dan pendataan luas areal wilayah yang terkena bencana;
f. menyusun dan mengumpulkan data bantuan dana dan sumber daya manusia dari
dalam dan luar negeri sebagai bahan penyusunan laporan;
g. melakukan identifikasi kebutuhan barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat;
h. menyusun laporan hasil identifikasi dan pendataan serta pemulihan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.14 Seksi Logistik
1. Seksi Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Kedaruratan dan Logistik.
2. Seksi Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mengumpulkan
dan melakukan pengolahan data dalam rangka penyelamatan dan evakuasi akibat
bencana pada saat tanggap darurat.
3. Penjabaran tugas Seksi Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. melakukan penyusunan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan
perencanaan/kebijakan dalam upaya penyelamatan, evakuasi, dan penanganan
pengungsi akibat bencana;
b. melakukan dan mengkoordinasikan penyelamatan dan evakuasi, masyarakat
yang terkena bencana dengan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan
logistik;
c. melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena bencana;
d. mengumpulkan bahan dalam rangka penyelamatan terhadap kelompok rentan
bencana;
e. mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh sumber daya manusia, peralatan,
dan logistik dalam penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, baik dari
pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri;
f. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.15 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
1. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Pelaksana.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 13
2. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala
Pelaksana dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana;
3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi:
a. merumuskan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca
bencana;
b. mengkoordinasikan dan melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca
bencana;
c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja antar perangkat daerah di bidang
rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana;
d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; dan
e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.16 Seksi Rehabilitasi
1. Seksi Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
2. Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan
rehabilitasi pasca bencana.
3. Penjabaran tugas Seksi Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana perbaikan
lingkungan daerah bencana;
b. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan kebijakan
rehabilitasi prasanana dan sarana umum;
c. mengkoordinasikan dan melaksanakan pemberian bantuan perbaikan rumah
masyarakat;
d. menyusun bahan kebijakan dalam rangka pemulihan sosial psikologis
masyakarat yang terkena bencana;
e. mengkoordinasikan sistem pelayanan kesehatan pada daerah terkena bencana
pada pasca bencana;
f. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan metode system
rekonsiliasi dan resolusi konflik;
g. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan pemulihan sosial,
ekonomi, dan budaya, serta keamanan dan ketertiban, fungsi pemerintahan, dan
pemulihan fungsi pelayanan publik;
h. melakukan monitoring dan evaluasi dan penyiapan laporan; dan
i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.17 Seksi Rekonstruksi
1. Seksi Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 14
2. Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan
rekonstruksi pasca bencana.
3. Penjabaran tugas Seksi Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan
pembangunan kembali prasarana dan sarana pada daerah yang terkena bencana
pada pasca bencana;
b. mengumpulkan bahan dan data dalam pembangunan sarana sosial masyarakat;
c. melaksanakan/menyusun upaya pembangkitan sosial budaya masyarakat;
d. melakukan pengkoordinasian dalam rangka penerapan rancang bangun yang
tepat dan serta penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;
e. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan partisipasi dan
peran serta lembaga organisasi kemasyakatan, dunia usaha, dan masyarakat;
f. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan kondisi sosial
ekonomi dan budaya;
g. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan dan peningkatan
fungsi pelayanan publik atau peningkaan pelayanan utama dalam masyarakat;
dan
h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.1.18 Kelompok Jabatan Fungsional
1. Pada badan dapat ditempatkan pegawai negeri sipil dalam kelompok jabatan
fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas teknis badan sesuai dengan keahlian dan
kebutuhan.
3. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Pelaksana.
2.1.19. Struktur Organisasi
Struktural organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang terdiri
dari :
1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Badan
- Kepala Badan : Ir. H. Asnel, M.Si.
- Kepala Pelaksana : Dr. H. Edi Hasymi, M.Si.
2. Unsur Pengarah
- Unsur Pengarah : Profesional/ahli/ Instansi Terkait
- Profesional/Ahli : Akademisi/Dunia Usaha/Kalangan Profesi
3. Unsur Pembantu Pimpinan Yaitu Sekretaris
- Sekretaris : Hendra Mardi, S.Sos, M.Si
1. Kasubag Umum : Firdaus, ST.
2. Kasubag Keuangan : Ir. Syofyan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 15
3. Kasubbag Program : Roby Alfian, S.Sos, M.CIO
4. Unsur Pelaksana
- Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan : Drs. Elfian P. I., M.Si.
1. Seksi Pencegahan : Dr. Hengky Mayaguezz
2. Seksi Kesiapsiagaan : Rita Sumarni, S.Sos, M.MKes
- Kabid Kedaruratan Dan Logistik : Drs. Nasrul Sugana
1. Seksi Kedaruratan : Sutan Hendra, ST.
2. Seksi Logistik : Devi Susanti Razif, S.Sos
- Kabid Rehabilitasi Dan Rekontruksi : Ir. Syaiful Bahri,
1. Seksi Rehabilitasi : Ahmad Ichlas, S.Sos, M.Si
2. Seksi Rekontruksi : Firdaus, ST.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 16
Struktur Organisasi BPBD Berdasarkan Perwako Nomor 95 Tahun 2016
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 17
2.2. Sumber Daya OPD
2.2.1. Personil
1. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 1. Jumlah Peagawai berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 Strata 3 (S3) 2
2 Strata 2 (S2) 5
3 Strata 1 (S1) 15
4 Sarajana Muda/D3 3
5 SLTA Sederajat 17
JUMLAH 42
2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan
Tabel 2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan
No Pelatihan/Penjenjangan Jumlah
1 Spamen / Diklat Pim II 1
2 Spama / Diklatpim III 4
3 Adum / Diklat pim IV 8
JUMLAH 13
3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan
Tabel 3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan
No Golongan Jumlah
1 I ( Satu ) 0
2 II ( Dua ) 17
3 III ( Tiga ) 18
4 IV ( Empat ) 7
JUMLAH 42
4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf
Tabel 4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf
No Jabatan Jumlah
1 Eselon II 1
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 18
2 Eselon III 4
3 Eselon IV 9
4 Fungsional 28
JUMLAH 42
2.2.2. Anggaran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang adalah SKPD yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Padang didukung Oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang dan sumber sah lainnya.
2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, weakness, opportunities, Threats) diperlukan agar strategi
penanggulangan bencana terencana sesuai dengan kenyataan yang ada. Analisis SWOT
dalam Renstra BPBD tahun 2017-2019 sebagai berikut:
Faktor
internal
Strength Weakness Opportunities Threats
1. Tupoksi yang
jelas
2. Peraturan
Perundang-
undangan
terkait PB
1. Kekurangan
SDM
2. Gedung belum
milik sendiri
3. Pendanaan
terbatas
1. Fungsi
koordinasi
BPBD
1. Belum
adanya
peraturan
terkait
kebijakan
daerah
tentang
padang
cerdas
bencana
2. rendahnya
budaya siaga
bencana
Faktor
eksternal
1. Dukungan
Pemerintah
Pusat (BNPB)
dan
Pemerintah
Daerah
1. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
2. PRB belum
menjadi bagian
dalam program
kerja SKPD
3. Kurangnya
partisipasi dunia
usaha dalam
PRB
1. Dukungan
NGO
2. Relawan
KSB
1. Luas Wilayah
(694,96 KM
Panjang
pantai (84
KM
2. Kepadatan
Penduduk
± 1 juta jiwa
(± 600 ribu di
daerah zona
merah)
3. Potensi
bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 19
2.3.1 Analisis SWOT Terhadap Pengembangan Pelayanan OPD
Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara 0º44’00” dan
1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09” Bujur Timur. Luas daerah
pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah
694,96 km2. Menurut pembaharuan melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas
Kota Padang bertambah menjadi 1.414,96 Km2, karena adanya penambahan wilayah perairan
seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan
3. Sebelah Barat : Samudera Hindia
4. Sebelah Timur : Kabupaten Solok
Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan seluruh pinggiran
pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah dataran rendah yaitu wilayah yang
sebagian besar sudah berkembang (termasuk kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi
yaitu wilayah yang berada pada lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai
karakteristik yang sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya.
Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat laut ke
tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir bagian utaralebih landai dan
ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai yang curam.Kedalaman rata-rata perairan
antara Kota Padang dengan pulau-pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar jajaran pulau
tersebut kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa karang
(fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman mencapai tiga meter,
kemudian perairan berubah secara tajam dengan kedalaman mencapai 30 - 60 meter.
Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini menyebabkan Kota
Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi. Pada beberapa titik abrasi pantai
telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti pembangunan batu grid. Namun demikian,
alternatif lain perlu dilakukan karena masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di
Kota Padang. Salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar
dibeberapa titik.
Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran rendah yang
kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini terjadi hampir di seluruh
kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa titik banjir. Namun kejadian yang cukup
memberikan dampak kerugian adalah banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan
abrasi sungai bahkan merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai
(DAS) tersebut.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 20
Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang mempunyai iklim
tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang
mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu
udaranya cukup tinggi yaitu antara 26,3o – 28
o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar
antara 79 – 83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti cuaca
ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya.
Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota Padang secara
tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini disebabkan oleh proses
subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dengan adanya
proses tersebut daerah Padang menjadi rawan terjadinya gempabumi bahkan berpotensi
menimbulkan tsunami. Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu
pada zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar Sumatera.
Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu pada tanggal
30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada penggunaan lahan di Kota
Padangyang mengalami sedikit perubahan. Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan
pertanian yang beralih menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi
pergeseran pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang
bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By Pass).
Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya
gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi lahan
pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan perkantoran. Tetapi
sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian
seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan
tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan.
Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya dalam jumlah dan
kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS (Padang Dalam Angka tahun 2012),
kepadatan penduduk Kota Padanghampir mencapai 1.200 jiwa per km2. Jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang
jumlah, luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang Tahun 2012
dapat dilihat pada Tabel 5.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 21
Tabel 5. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di Kota
Padang
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Luas (km2)
Kepadatan
(Jiwa/km2)
1 Bungus Teluk Kabung 23. 142 100, 78 227,19
2 Lubuk Kilangan 49.750 85, 99 568,09
3 Lubuk Begalung 108.008 30, 91 3.443,29
4 Padang Selatan 57.386 10, 03 5.754,54
5 Padang Timur 77.952 8, 15 9.554,36
6 Padang Barat 46.060 7, 00 6.482,86
7 Padang Utara 69.275 8, 08 8.554,36
8 Nanggalo 57.731 8, 07 7.097,27
9 Kuranji 128.835 57, 41 2.207,44
10 Pauh 60.553 146, 29 404,79
11 Koto Tangah 165.633 232, 25 697,86
TOTAL 844.316 694, 96 1.199,44
Sumber : BPS, 2012
Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan
kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi. Sedangkan Kecamatan Bungus
Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah
dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk
tertinggi pada umumnya berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di
Kota Padang.
Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam kurun waktu
tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat dari perkembangan kejadian
bencana minimal dalam 10 tahun terakhir.Kejadian bencana tersebut didapatkan dari data catatan
kejadian yang ada di nasional maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan
kejadian untuk potensi bahaya lainnya di daerah tersebut.
Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis potensi bahaya.
Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota Padang tercatat 6 jenis bencana
terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Untuk melihat kecenderungan kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam
rentang waktu 10 tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 22
Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati oleh tim
penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012
NO Jenis
Bahaya
Kecenderungan Kejadian
Meningkat Tetap Menurun
1 Banjir √ - -
2 Cuaca Ekstrim √ - -
3 Tanah Longsor - √ -
4 Gelombang
Ekstrim - √ -
5 Kekeringan - √ -
Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2016
Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan kejadian
bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota Padang dalam rentang waktu tahun
2002 – 2012 yaitu:
1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004, 2007 dan 2009 serta banjir yang
terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung mengalami peningkatan.
2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami peningkatan
terutama untuk 3 tahun terakhir.
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012
Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 23
3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik bahwa
persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang signifikan.
4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10 tahun terakhir
mengalami kecenderungan tetap.
Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah penyakit, gagal
teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan kejadian dengan kecenderungan tetap.
Hal ini menjadi kesepakatan tim penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota
Padang. Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan sangat
berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang. Bencana prioritas
didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan analisis kecenderungan ini
nantinya.
Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan dampak yang cukup
besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang
cukup besar adalah gempabumi pada tanggal 30 September 2009. Kejadian gempabumi juga
berdampak kepada Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar.
Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan lainnya. Untuk lebih
jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang tercatat dalam Data dan Informasi
Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012
Bencana Jumlah
Kejd
Mngl Luka
luka
Hilang Mende
Rita
Mngs Rmh
Rsk
Brt
Rmh
Rsk
Rngn
Banjir 38 62 40 4 13.424 980 65 0
Gelombang
Ekstrim dan
Abrasi
8 2 6 0 384 7.656 760 1.232
Gempabumi 11 774 2.46
2
4 0 0 79.01
6
167.232
Kebakaran
Hutan dan
Lahan
1 0 0 0 0 0 0 0
Gagal
teknologi
4 12 8 6 0 0 0 0
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 24
Kekeringan 1 0 0 0 0 0 0 0
Cuaca Ekstrim 5 0 5 0 0 100 11 11
Tanah
Longsor
10 48 9 4 0 0 18 2
JUMLAH 78 898 2.530 18 13.808 8.736 79.87 168.477
Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012
Berdasarkan Tabel 7 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil dari DIBI
Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang paling banyak terjadi
dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah di Kota Padang. Hal ini
dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian
banjir juga memiliki frekuensi kejadian yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami
peningkatan kejadian.
Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi yang terjadi
sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain dari 2 kejadian tersebut, Kota
Padang juga pernah mengalami kejadian kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan
abrasi sebanyak 8 kali, gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah
longsor sebanyak 10 kali.
Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase kejadian bencana
di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.
Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah kejadian yang
terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian bencana di Kota Padang,
Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012
Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012 di Kota Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 25
tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Padang.Beberapa
kejadian banjir juga terkait denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan
perbandingan persentase sebesar 12,82% dari total kejadian.
Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga tergolong
kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut memberikan dampak cukup besar
terhadap penduduk, bangunan dan lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang
paling kecil adalah untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase
sama yaitu 1,28%.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 26
BAB III
ISU-ISU STATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahaan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan OPD
Adanya keterbatasan sumber daya dan kewenangan maka perlu adanya strategi dan
sasaran yang akan dimuat dalam RPB. Terdapat 7 jenis strategi yang telah disinkronkan
dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Strategi tersebut nantinya akan
dikembangkan mengikuti mekanisme penganggaran tahunan daerah dan anggaran khusus
dalam penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan bencana.
Secara umum pengelompokan strategi dibagi atas strategi generik dan strategi
spesifik untuk setiap jenis bencana. Pengelompokan untuk strategi generik terkait dengan
perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan, perencanaan penanggulangan bencana terpadu,
pendidikan, penelitian dan pelatihan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat.
Sedangkan untuk strategi spesifik lebih kepada pengurangan risiko bencana, peningkatan
efektivitas penanganan darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Untuk
lebih jelas terkait dengan strategi dan sasaran penanggulangan bencana yang akan di
lakukan di Kota Padang dapat uraikan lebih jelas sebagai berikut:
3.1.1. Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan
Strategi ini merupakan merupakan upaya dalam menata ulang peraturan yang mendukung
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Selain itu juga selaras dengan upaya peningkatan
kapasitas kelembagaan yang terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu
perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaannya di Kota Padang difokuskan
untuk mencapai sasaran melalui:
1. Penguatan Kerangka Hukum Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Kerangka hukum untuk pengurangan risiko bencana perlu dilakukan perkuatan melalui
beberapa bentuk. Salah satunya dengan penataan ulang dan penyelarasan aturan lain yang
telah berlaku dengan undang-undang penanggulangan bencana. Upaya ini dapat
dilakukan di tingkat nasional maupun daerah yang belum membuat aturan terkait
penanggulangan bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan dengan pembuatan aturan
pendukung yang bersifat teknis serta memastikan pelaksanaan seluruh kerangka hukum
yang telah diperkuat.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 27
Kota Padang telah memiliki beberapa aturan hukum yang menjadi dasar dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Berbagai perkembangan dalam
penanggulangan bencana membutuhkan penyesuaian terkait dengan regulasi yang telah
ada. Selain itu diharapkan strategi penanggulangan bencana dapat diperkuat dengan
penyesuaian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Padang.
Namun demikian, perlu adanya pengembangan aturan pendukung lain terkait dengan
penyelenggaraan penanggulangan bencana. Salah satunya dengan mengarahkan rencana
tata guna lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk mendukung upaya
pengurangan risiko bencana. Perencanaan tata guna lahan di Kota Padang telah bertahap
untuk lebih dikembangkan didaerah aman. Meskipun demikian penyusunan aturan
pendukung dalam mengatur rencana tata guna lahan dan IMB yang mempertimbangkan
aspek pengurangan risiko perlu lebih diutamakan.
2. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Tata Kelola Penanggulangan Bencana
Tata kelola yang baik bagi program-program pengurangan risiko bencana yang
dilaksanakan oleh pemerintah atau pun lembaga nonpemerintah perlu ditingkatkan. Tata
kelola lebih kepada upaya untuk menjamin perbandingan lurus antara besaran anggaran
dengan besaran manfaat yang diperoleh. Tata kelola yang baik perlu menjadi sebuah
komitmen bersama dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta pengawasan
bersama menjadi komponen intinya.
Salah satu upaya dalam mewujudkan tata kelola tersebut adalah dengan pengembangan
sistem informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan berupa publikasi terhadap
data kerentanan daerah perlu diketahui dan diakses oleh masyarakat dan komunitas lain
di luar daerah.Upaya publikasi dapat dimulai dengan pembangunan pusat data dan
informasi bencana yang mudah diakses dan diperbaharui. Pusat data dan informasi
khusus di daerah dapat menjadi suatu hal mendasar dalam menyusun dan merencanakan
kebijakan dalam penanggulangan bencana.
Sistem perencanaan kebijakan dengan pengawasan dan evaluasi terhadap prosedur yang
digunakan perlu dikembangkan. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat juga
menjamin terlaksananya mekanisme evaluasi terhadap prosedur yang digunakan.
Efektivitas pelaksanaan operasi dapat ditinjau melalui pertukaran informasi yang relevan
khususnya pada masa tanggap darurat. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya peningkatan
kapasitas kelembagaan yang dikembangkan dan dievaluasi secara berkala khususnya
dalam operasi tanggap darurat bencana.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 28
Jika dilihat dari segi anggaran, penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rencana
pembangunan sudah terbukti meningkatkan besaran anggaran yang diinvestasi oleh
pemerintah dan pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana. Namun demikian
besaran anggaran yang digunakan belum menjamin besarnya manfaat yang diperoleh
oleh masyarakat untuk perlindungan dari bencana. Oleh sebab itu perlu efektivitas
penggunaan anggaran agar adanya keseimbangan antara besaran anggaran dan besaran
manfaat yang diperoleh.
Khusus untuk pelaksanaan pengawasan bersama, dibutuhkan suatu mekanisme yang
mampu menyediakan data yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan analisis
manfaatbiaya (cost benefit analysis). Analisis manfaat biaya ini dapat memperlihatkan
nilai efektivitas program-program yang dijalankan untuk pengurangan risiko bencana.
Gabungan dari seluruh upaya yang telah dijelaskan sebelumnya diharapkan dapat
meningkatkan akuntabilitas tata kelola yang lebih baik.
3.1.2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
Strategi dalam perencanaan penanggulangan bencana secara lebih terpadu di Kota Padang
difokuskan dalam upaya mengintegrasikan RPB kedalam RPJMD. Perencanaan ini
ditindaklanjuti kedalam rencana strategis dan rencana kerja OPD tahunan. Untuk
mencapai sasaran dalam mewujudkan perencanaan penanggulangan bencana terpadu
dapat melalui program.
1. Pengarusutamaan PB dalam Pembangunan.
Penyebab tumpang tindihnya program-program penanggulangan bencana selama ini
karena adanya proses tidak normal dari internalisasi penanggulangan bencana dalam
perencanaan pembangunan. Hal ini terjadi karena paradigma daerah masih bersifat
taktis dan tidak terencana pada saat terjadinya bencana. Oleh karena itu, perlu
dilakukan proses internalisasi yang lebih berfokus dalam pergeseran paradigma
pengurangan risiko bencana dibanding penyelenggaraan operasi tanggap darurat dan
pemulihan akibat bencana.
Perencanaan penanggulangan bencana Kota Padang perlu dilakukan sinkronisasi dan
internalisasi kedalam perencanaan pembangunan daerah. Penyusunan perencanaan
penanggulangan bencana yang berdasarkan kajian risiko bencana diharapkan secara
bertahap dapat dikembangkan dan diselaraskan dengan dasar kajian dalam
perencanaan pembangunan daerah. Upaya ini dikembangkan agar perencanaan
penanggulangan bencana dapat lebih terpadu dan selaras dengan perencanaan daerah.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 29
Pengembangan kajian risiko bencana perlu dilakukan antar daerah administrasi. Hal
ini menjadi penting bilamana tingkat risiko berada pada lintas batas wilayah. Upaya
bersama dalam penyesuaian kajian dan menyangkut kepada perencanaan daerah perlu
dilakukan. Sehingga terdapat kajian risiko yang saling terkait antar daerah yang
berdekatan.
Upaya ini dapat diinisiasi dengan membentuk sebuah gugus tugas yang beranggotakan
pemangku kepentingan lintas batas wilayah. Pembentukan ini dilakukan dalam
menjamin proses internalisasi penanggulangan bencana dalam perencanaan
pembangunan khususnya di wilayah kerjasama.
2. Pemaduserasian Mekanisme Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Sistem terpadu dalam pengurangan risiko bencana dapat dibagi dalam dua bagian.
Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap
darurat dan keterpaduan antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan.
Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap
darurat bencana difokuskan kepada sistem kesiapsiagaan bencana yang meliputi
sistem peringatan dini, sistem evakusi dan perencanaan kontingensi. Sedangkan
keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan bencana
difokuskan kepada pengembangan pola mitigasi pada proses pemulihan pada daerah
yang pernah terkena bencana.
Dalam perencanaan penanggulangan bencana, sistem peringatan dini multibahaya dan
sistem informasi peringatan bencana didaerah diharapkan menjadi bagian yang
terintegrasi dengan sistem informasi bencana nasional. Pengembangan sistem
informasi yang terpadu dengan sistem peringatan dini bencana multibahaya
diharapkan dapat mensinkronkan kesenjangan-kesenjangan yang ada antar sistem
peringatan bencana yang telah ada.
Pengembangan sistem peringatan dini dan sistem informasi bencana diarahkan kepada
perluasan daerah pelayanan sistem di masyarakat, peningkatan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap informasi peringatan, serta perbanyakan alternatif moda
penyebaran arahan. Khusus untuk sistem peringatan dini bencana tsunami
rekomendasi terhadap pengembangan dan penyelesaian rantai peringatan dari nasional
hingga ke komunitas menjadi prioritas pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Untuk membangun sistem yang terpadu ini membutuhkan kerjasama bersama dan
upaya bertahap yang didukung oleh pemangku kepentingan terkait.
Selain sistem informasi, pengembangan juga perlu dilakukan dalam penyusunan
rencana penanggulangan kedaruratan bencana di Kota Padang.UU 24/2007 sebenarnya
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 30
telah mensyaratkan penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana
sebagai dasar perencanaan kesiapsiagaan. Namun hingga kini, tidak ada satu pun
aturan pendukung yang memberikan penjelasan spesifik terkait bagaimana dokumen
ini disusun dan seperti apa pola penerapannya pada saat tanggap darurat bencana.
Dokumen ini boleh jadi menjadi jalan keluar untuk menjawab permasalahan
perencanaan kontingensi bencana yang belum menjadi dasar sebagian besar
pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana.
Rencana yang dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana diharapkan dapat
dipadukan dalam sistem operasi tanggap darurat. Hal ini menjadi sasaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih memadukan perencanaan yang telah ada
ataupun yang akan dilaksanakan. Keberhasilan perencanaan tentu tidak bisa lepas dari
pelaksanaan latihan dari rencana yang telah disusun secara berkala.
Keterpaduan sistem pemulihan dengan pengurangan risiko bencana, diarahkan kepada
pendekatan mitigasi dan pencegahan bencana sejenis terjadi di Kota Padang. Untuk itu
sistem pemulihan sebaiknya dipadukan dengan sistem pencegahan dan mitigasi yang
berorientasi kepada penerapan rencana tata ruang, pengelolaan lingkungan, sensitif
gender dan kelompok rentan.
3.1.3. Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan
Dalam strategi ini, diharapkan adanya perubahan jangka panjang yang berfokus pada
pergeseran paradigma untuk pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Pola
pergeseran paradigma dapat menggunakan pengembangan strategi pendidikan dan
penyadaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dan bentuk informasi yang
mungkin. Pergeseran paradigma ini seharusnya membuat trend baru dan bagian dari gaya
hidup modern di masyarakat umum. Sangat penting untuk membangun paradigma ini
menjadi sesuatu yang dihargai dan berkembang dengan pola-pola yang mungkin ditiru
oleh masyarakat.
Upaya dasar yang dapat dilakukan dengan pemberdayaan hasil riset terapan baik dari
perguruan tinggi maupun lembaga penelitian yang berkaitan penanggulangan bencana.
Salah satunya melalui kajian rasio perbandingan investasi (cost benefit analysis) terhadap
setiap fase penanggulangan bencana. Selain itu dapat dikembangkan juga hasil riset yang
dapat diterapkan secara langsung oleh individu dan keluarga seperti pembangunan rumah
aman gempa, sumur resapan dan lain lain. Diharapkan dengan adanya beberapa riset
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 31
terkait penanggulangan bencana di Kota Padang dapat menurunkan kerentanan daerah
terhadap risiko muti bahaya.
Selain itu, melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan adanya kesadaran dan pola pikir
masyarakat dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Beberapa kegiatan dan
latihan yang telah dilakukan di Kota Padang perlu lebih ditingkatkan dan dilakukan
secara berkala. Penyusunan rencana aksi kesiapsiagaan bencana perlu disusun ditingkat
masyarakat secara partisipatif. Hal ini diharapkan Pola pendekatan untuk menggeser
paradigma ini, selain bersifat trend-setter, juga harus mengedepankan pembangunan
ketangguhan komunitas. Sehingga pengurangan risiko bencana menjadi prioritas dan
pengarusutamaan untuk dapat diterapkan sampai ke tingkat kelurahan.
3.1.4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat
Strategi dalam peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat di Kota Padang
difokuskan kepada program pemberdayaan masyarakat dan perkuatan fungsi kemitraan
dalam pengurangan risiko bencana.
1. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat untuk Penanggulangan Bencana
Pemberdayaan masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana di Kota Padang
telah berjalan cukup baik. Upaya yang dilakukan secara bertahap dalam menciptakan
kemandirian dan keterlibatan aktif masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Hal
yang perlu dijaga adalah sinergitas upaya-upaya pemerintah terkait pengurangan
risiko bencana di masyarakat.
Pelaksanaan pengurangan faktor-faktor kerentanan dasar masyarakat perlu lebih
dikembangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu juga dengan
memberikan pengembangan mata pencaharian alternatif yang dapat dijalankan
masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak kerugian daerah
baik dari segi ekonomi maupun lingkungan akibat bencana.
Optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana dimulai
dari redefinisi intervensi pemberdayaan termasuk di dalamnya mekanisme
penganggaran untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di masyarakat.
Program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana tidak berorientasi
pada jumlah yang dialokasikan, tetapi pada penjaminan terbentuknya penguatan
kapasitas masyarakat secara stabil dan berkelanjutan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 32
Selain itu, perlu adanya proses advokasi dan saling berbagi dalam pemberdayaan
komunitas ini. Beberapa inisiatif telah dibentuk untuk dijadikan sebagai ruang berbagi
dan advokasi pada skala nasional, daerah ataupun lokal. Inisiatif-inisiatif ini perlu
tetap dikembangkan untuk menjaga aliran semangat pemberdayaan masyarakat.
Sinergisitas upaya pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan berbasis bahaya
dan kerentanan masing-masing. Sehingga pendekatan untuk tiap-tiap daerah akan
menjadi spesifik sesuai dengan kondisi budaya setempat.
2. Peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan bencana.
Perkuatan fungsi kemitraan perlu diarahkan untuk dapat menggalang berbagai sumber
daya yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana di luar anggaran
APBN dan APBD. Tidak hanya itu, arah kemitraan yang bersifat cair lebih
memungkinkan untuk penyelesaian masalah yang bersifat mendesak diluar proses
birokrasi. Penggalangan inisiatif penggunaan hasil teknologi terapan yang dirancang
untuk efisiensi upaya pengurangan risiko bencana dapat dimulai dari kemitraan yang
telah ada.
Kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat perlu dikembangkan dalam
upaya perlindungan perekonomian. Pembangunan kemitraan yang dilakukan secara
bertahap dan berkala akan dapat mengurangi risiko bencana daerah baik dari segi
perekonomian maupun sektor produksi. Perkuatan pembangunan kemitraan
diharapkan juga menggalang kontribusi dukungan partisipatif sektor swasta dan dunia
usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Untuk memfasilitasi efektivitas penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu
perkuatan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB). Pembangunan forum
PRB Kota Padang yang terdiri dari aktor lintas sektoral diharapkan mampu
mempercepat kemajuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota
Padang. Aktor lintas sektoral yang merupakan pemangku kebijakan dan pemangku
kepentingan akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam melaksanaan
perencanaan penanggulangan bencana yang telah disusun.
3.1.5. Pengurangan Risiko Bencana
Salah satu strategi penting yang dilakukan sebelum terjadinya bencana adalah upaya
pengurangan risiko. Secara umum upaya pengurangan risiko disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik setiap potensi bahaya yang ada. Beberapa langkah yang diambil dalam
pengurangan risiko bencana secara garis besar terangkum dalam;
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 33
1. Pencegahan bahaya
Upaya pencegahan bahaya lebih kepada pengurangan tingkat risiko yang akan muncul
dengan melakukan pengelolaan pada lokasi sumber bahaya. Dengan adanya perlakuan
di sumber bahaya maka diharapkan kejadian bencana dapat dihilangkan. Berbagai
upaya yang dilakukan perlu dikondisikan dengan jenis bahaya yang berpotensi terjadi
di Kota Padang. Bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempabumi dan cuaca
ekstrim dapat dikembangkan upaya lebih kepada upaya pengurangan kerentanan.
2. Pengurangan Kerentanan
Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko yang akan
muncul dengan melakukan mitigasi struktural maupun nonstruktural. Mitigasi
struktural dapat dilakukan dengan memperkuat bangunan ataupun infrastruktur yang
berpotensi terkena bencana. Sedangkan mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan
upaya-upaya untuk lebih meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan menjaga kepekaan agar dapat melakukan
tindakan akurat sebelum atau ketika bencana terjadi.
3. Peningkatan kapasitas
Upaya peningkatan pengetahuan pemerintah maupun masyarakat dalam upaya
pengurangan risiko bencana dengan mengetahui jenis bahaya dan dampak kejadian.
Upaya peningkatan kapasitas diharapkan dapat lebih menyeluruh bukan hanya
terfokus satu atau dua jenis bencana saja. Hal ini dikarenakan jenis bahaya yang
berpotensi memiliki pemahaman pengetahuan yang berbeda.
3.1.6. Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana
Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana difokuskan kepada:
1. Peningkatan kesiapan menghadapi bencana
Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat dimulai dari peningkatan kesiapan
menghadapi bencana. Upaya awal dimulai dari membangun budaya sadar bencana
dengan melibatkan berbagai stakeholder baik yang berkaitan langsung maupun tidak
dengan upaya PRB. Peningkatan upaya kesiapsiagaaan dengan mengoptimalkan
pemanfaatan teknologi dan kearifan lokal dalam membangun sistem peringatan dini
yang mampu menyebarluaskan informasi bencana, sistem yang dikembangkan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat sebelum terjadi bencana.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan tersedianya tempat
dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi. Penyediaan tempat
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 34
dan jalur evakuasi ini lebih dititik beratkan pada daerah yang memiliki risiko tinggi.
Selain itu perlu ditunjang dengan tersedianya tempat pengungsian yang dilengkapi
dengan sumber air bersih, sarana sanitasi dan layanan kesehatan.
2. Optimalisasi operasi tanggap darurat dan percepatan pemulihan dini
Upaya penyelenggaraan operasi tanggap darurat pemulihan dini pada masa tanggap
darurat merupakan kebijakan yang perlu diambil pada masa krisis. Upaya yang
dilakukan lebih kepada kajian cepat serta pencarian, penyelamatan dan evakuasi
korban selama masa tanggap darurat. Selain itu, pemulihan darurat lebih kepada
pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembalian fungsi sarana dan prasarana kritis.
3.1.7. Optimalisasi Pemulihan dampak bencana
Pemulihan dampak bencana dikelompokkan kepada rehabilitasi infrastruktur dan
rehabilitasi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Penyelenggaraan pemulihan lebih
kepada normalisasi secepatnya kehidupan dan prikehidupan korban bencana. Dalam
mencapai sasaran untuk optimalisasi pemulihan dapat dilakukan dengan penyusunan
rencana rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh
BNPB.
3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
3.2.1. Visi
Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang yang terpilih untuk periode 2014 – 2019
adalah sebagai berikut : “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan,
Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya. “
3.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas dijabarkan kedalam misi sebagai
berikut :
1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman,
kreatif, dan berdaya saing.
2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah barat sumatera.
3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 35
5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat, dan menghargai
kearifan lokal.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, dan melayani.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pencegahan dan penanggulangan
bencana maka misi yang ke-5 (lima) menjadi acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang.
3.2.3. Program
Program unggulan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dalam rangka
merealisasikan misi di atas adalah :
1. Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar, serta
pengendalian banjir dan genangan air.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan, seni,
budaya, dan olahraga yang lebih berkualitas, serta gratis pendidikan SD, SMP, SMA,
dan SMK Negeri serta pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa
berpresatasi dari keluarga miskin.
3. Menyediakan terminal angkutan kota dan terminal bus dalam 2 (dua) tahun, serta
penataan sistem transportasi kota yang lebih baik.
4. Merehabilitasi 1.000 unit/tahun rumah tidak layak huni dan pelayanan kesehatan
gratis di Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin.
5. Membangun Pasar Raya Padang dalam 2 (dua) tahun dan merevitalisasi pasar-pasar
pembantu.
6. Meningkatkan dana operasional kecamatan, kelurahan, RW, RT, dan garin
mesjid/mushala sebanyak 200%.
7. Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000.000.- (satu juta rupiah) untuk warga
Kota Padang
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru di Kota
Padang, pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi
masyarakat petani dan nelayan
9. Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang
layak dan ramah
10. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 36
3.3. Telahaan Renstra
Sesuai Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam
Kebakaran (BPBD-PK) maka BPBD-PK Kota Padang secara efektif baru terbentuk pada 4
Desember 2012 sehingga rencana strategis yang ada pada saat itu masih merupakan renstra
masing-masing OPD yang bergabung. Penyusunan Renstra strategis untuk BPBD-PK baru
dimulai pada Mei 2016 dan masih dalam bentuk draft atau konsep sementara sebagai acuan
pelaksanaan tupoksi OPD dengan visi, misi, dan program sesuai Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota padang 2009 – 2014.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 BPBD-PK Kota Padang
diubah kembali menjadi BPBD Kota Padang, pemisahan BPBD dengan Pemadam
Kebakaran menyebabkan perubahan pada Renstra BPBD Tahun 2017-2019.
3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kota Padang merupakan pusat pertumbuhan wilayah Sumatera Barat, dengan fungsi sebagai pusat
pemerintahan, pendidikan, pariwisata, industri dan perdagangan. Perkembangan Kota Padang yang relatif
pesat, dilihat dari kegiatan ekonomi dan fungsi pelayanan primer dan sekunder sangat berpengaruh
terhadap kegiatan kota secara keseluruhan. Hal ini terlihat dalam bentuk kebutuhan akan wadah atau ruang
yang cukup besar untuk mendukung aktifitas ekonomi dan fungsi pelayanan sebagai penunjang kegiatan
ekonomi tersebut. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2004-2016, arahan
pengembangan pusat-pusat pelayanan yaitu: Pusat Pelayanan Utama di kawasan pusat kota, Sub Pusat
Pelayanan Utama di kawasan Lubuk Buaya, Air Pacah, Bandar Buat, Tabing, Teluk Bayur,
dan Bungus serta Pusat Pelayanan Kegiatan di kawasan Anak Air, Limau Manis, Pasar
Baru, Pasar Raya, Gunung Padang, dan Sungai Pisang. Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Kota Padang Tahun 2004-2008 (berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2004) ditetapkan 4
(empat) Sentra Perkembangan Kota dan 18 (delapan belas) Kawasan Prioritas Pengembangan. Untuk
mengembangkan kawasan prioritas tersebut masih perlu dilengkapi dengan Rencana Detail Tata
Ruang Kota dan Rencana Teknis Tata Ruang Kota sebagai acuan untuk melaksanakan
pembangunan. Sentra perkembangan dan kawasan prioritas Kota Padang yaitu :
- Sentra Perkembangan Pusat Kota: kawasan Pasar Raya, kawasan eks Terminal Lintas
Andalas, kawasan eks Bandara Tabing, kawasan wisata terpadu Gunung Padang, dan kawasan
sepanjang pantai
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 37
- Sentra perkembangan Utara: kawasan Air Pacah, kawasan perbatasan sekitar Bandara Internasional
Minangkabau, kawasan Pasar Induk Anak Air, kawasan Padang Industrial Park, kawasan Pasar
Lubuk Buaya, kawasan perkantoran Pemko Padang
- Sentra perkembangan Timur kawasan Bandar Buat, kawasan Kampus Universitas Andalas - Limau
Manis, kawasan Pasar Baru, kawasan Padang By Pass
- Sentra perkembangan Selatan: kawasan Teluk Bayur, kawasan Industri Maritim Bungus, kawasan
wisata Sungai Pisang.
3.4.1. Perubahan Penggunaan Tanah
Kota Padang merupakan suatu entity yang memperlihatkan sejarah perkembangan kota pesisir dengan
dinamika masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang menjadi kota jasa, perdagangan dan industri.
Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan serta
dinamika kegiatan social ekonomi yang berlangsung. Kondisi ini akan mempengaruhi
pergeseran penggunaan lahan, sementara sumber daya alam yang dapat diolah untuk menunjang
perkembangan diatas sangat terbatas. Pergeseran penggunaan lahan tersebut dapat terlihat dari tumbuh dan
berkembangannya bangunan baru untuk menampung kegiatan-kegiatan pemukiman, perdagangan, jasa
maupun industri. Implementasi konsep dasar Induk Kota Padang yang dituangkan dalam pengaturan tata
ruang kota tampak bahwa pemukiman/perumahan merupakan salah satu dasar membentuk struktur kota.
Pemukiman/perumahan merupakan unsur pendukung /penunjang dari pusat pengembangan kota yaitu
pusat pengembangan industri, pusat kota/inti kota, dan pengembangan pendidikan. tetapi pemukiman juga
menjadi struktur wilayah kota itu sendiri. Sektor pemukiman/perumahan menduduki urutan ketiga yaitu
sekitar 15,47% dari total penggunaan lahan yang ada setelah penggunaan lahan untuk hutan/konservasi dan
lahan kosong/pertanian. Luas penggunaan lahan total yang terdapat dalam wilayah Kota Padang adalah
69.496 ha (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padang, 2008)
Dalam pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan di Kota Padang terdapat berbagai masalah seperti :
- Terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan permukiman dan kebun
- Pembangunan yang melanggar sempadan bangunan yang ditetapkan dan pembangunan yang tidak
sesuai dengan penggunaan lahan yang ditetapkan
- Pemanfaatan lahan di kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Padang yang dapat
mengganggu fungsi ekologis DAS tersebut sehingga berdampak terhadap kawasan pemukiman di
hilirnya
- Batasan kepemilikan lahan yang masih banyak kurang jelas
Lahan di Kota Padang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan, yaitu untuk pertanian,
perdagangan, perumahan, maupun untuk pembangunan berbagai fasilitas pelayanan perkotaan.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 38
Penggunaan lahan yang terdapat di kota Padang terdiri dari wilayah hutan yang terdiri dari hutan lindung,
hutan suaka alam dan wisata, serta hutan bakau. Lahan persawahan terdiri dari sawah beririgasi, sawah
tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lainnya. Lahan non sawah terdiri dari rawa-rawa,
ladang/tegalan, perkebunan, perukiman, kolam air tawar, padang rumput alami, tanah
tandus/rusak, tanah terlantar dan lain lain. Berikut ini tabel penggunaan lahan di Kota Padang.
Total luas lahan kritis di kota Padang adalah 49.133,5 ha, yang terdiri dari 17.999.70 ha berpotensi kritis,
24.254.10 ha agak kritis, 5.281.70 ha sudah kritis, dan 1.598.00 ha dalam kondisi sangat kritis Jumlah total
lahan kritis ini lebih dari setengah luas wilayah kota Padang yaitu 69. 496 ha . Kota Padang dengan luas
69.496 ha mempunyai lahan kritis seluas 6.410 ha atau 12,22 % dari luas Kota Padang. Perincian luas
lahan kritis tersebut di dalam kawasan hutan 1.410 ha dan di luar kawasan hutan 5.000 ha.. Berpedoman
pada luas kawasan hutan Kota Padang menunjukan bahwa luas hutan (hutan lindung dan hutan
konservasi adalah 36.500,24 ha dan areal non hutan 32.995, 76 ha. Dari luas kawasan hutan tersebut 5,46
% berada dalam kondisi kritis, sedangkan untuk kawasan non hutan sebesar 16,36 %. Penyebaran lahan
kritis di dalam kawasan hutan terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Begalung,
Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung yang meliputi 6 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS
Batang Arau, DAS Batang Kuranji, DAS Batang Air Dingin, DAS Batang Kandis, DAS Batang Air
Timbalun dan DAS Sungai Pisang. Dampak lain dari keberadaan lahan kritis tersebut dapat dilihat ketika
terjadi hujan diatas normal pada wilayah DAS bagian hulu. Pada kondisi ini debit sungai relatif lebih
tinggi dan disertai warna air yang keruh oleh bahan bahan sedimen, yang selanjutnya bahan bahan
sedimen tersebut akan diendapkan di sekitar muara sungai. Kondisi yang ekstrim dapat dilihat pada
muara sungai Batang Arau, dimana telah terjadi pendangkalan dan banyak tumpukan bahan-bahan
sedimen pada bagian pinggir sungai. Hal ini jelas akan mengurangi kapasitas tampung sungai dan
penyempitan badan sungai. Tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk, jelas mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan di Kota Padang. Sesuatu yang
dikhawatirkan dimasa yang akan datang adalah terjadinya perubahan pemanfaatan lahan produktif dan
perubahan pemanfaatan lahan pada kawasan lindung yang tanpa terkendali. Berbagai kegiatan seperti
Pembukaan lahan berpindah, kegiatan pertanian, perkembangan kawasan pemukiman, pedagangan
ataupun jasa masih banyak yang belum sesuai dengan konsep lingkungan. Adanya upaya untuk
memanfaatkan kawasan lindung menjadi areal budidaya semakin meningkat. Disamping itu juga adanya
kecenderungan masyarakat menggunakan sistim ladang berpindah serta pembukaan lahan bagi
keperluan pertanian dan kawasan terbangun. Pada kawasan-kawasan tertentu terlihat kecenderungan
perkembangan yang pesat dalam penggunaan alih fungsi lahan untuk kegiatan pertanian, ladang
berpindah, pembangunan perumahan, jasa dan keperluan kegiatan lainnya. Dimana pada
beberapa kecamatan ini yang semula mempunyai kawasan lindung yang cukup signifikan
dengan daerah tangkapan air (catchment area) Kota Padang yang seharusnya dipelihara atau
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 39
dilestarikan, terlihat sudah mulai berubah fungsi dan dialihkan untuk peruntukan lain seperti untuk
kegiatan-kegiatan perladangan dan kegiatan lainnya. Pertambahan lahan kritis, perubahan pemanfaatan
lahan produktif dan kawasan lindung akibat kegiatan yang tidak memperhatikan konservasi lingkungan
masih cenderung untuk terus bertambah di Kota Padang. Hal tersebut diatas jelas akan menjadikan
timbulnya tekanan terhadap sumberdaya lahan serta lingkungan. Keadaan ini sudah
sepantasnya untuk diwaspadai oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Padang. Oleh sebab
itu, pola perubahan ini harus dikendalikan semaksimal mungkin dengan kebijakan
pemerintah.
3.4.2. Potensi Bencana Alam Dan Kerawanan Bencana Alam
3.4.2.1. Gempa Bumi
Pusat-pusat gempa di Kota Padang paling banyak berkaitan dengan gempa tektonik. Pusat-pusat gempa
tektonik di Kota Padang terbentuk di sepanjang jalur gempa mengikuti zona subduksi sepanjang 6.500
km di sebelah Barat Pulau Sumatra. Tumbukan Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Australia
yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia membentuk Zona Benioff , yang secara terus menerus
aktif bergerak ke arah Barat - Timur yang merupakan zona bergempa dengan seismisitas cukup tinggi.
Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi daerah tektonik giat dan merupakan sumber gempa
merusak. Data kegempaan dari BMG dan USGS memperlihatkan lokasi pusat-pusat gempa di perairan
Kota Padang tersebar cukup merata. Pusat gempa terlihat lebih banyak di perairan antara Pulau
Enggano dan daratan Pulau Sumatera. Frekuensi kejadian gempa dari tahun 1900 hingga 1963 relatif
sedikit, sedangkan dari tahun 1963 hingga 1995 terjadi peningkatan. Gempa terjadi 3 sampai 16 kali per
tahun dalam kurun 1963-1975, frekuensi ini menurun hingga 2 kali kejadian dalam tahun 1984, dan
kemudian meningkat lagi dengan 2 kali kejadian pada tahun 1995. Kebanyakan sumber-sumber gempa
tersebut berada pada kedalaman 33 hingga 100 Km, dengan magnitude lebih besar dari 5 skala Richter.
Gempa berkekuatan lebih besar dari 6,5 skala Richter di permukaan, berpeluang besar menyebabkan
deformasi di daratan dan di dasar laut. Zona tektonik aktif yang terbentuk dari penujaman lempeng di
sebelah Barat Pulau Sumatera juga dapat dilihat dari adanya gunung api aktif yang muncul di sepanjang
jalur patahan aktif di bagian sisi Barat Pulau Sumatera yang bergerak geser kanan (dextral strike slip
fault ). Jalur patahan Sumatera yang juga biasa disebut dengan Patahan Semangko sepanjang 1.650
Km, menyebabkan blok sebelah kiri pulau Sumatera bergerak ke Utara sedangkan yang di sebelah
kanan bergerak ke Selatan serta melahirkan kepulauan busur dalam (inner island arc ) seperti
Pulau Nias, Mentawai, Enggano, Pisang dan sebagainya. Gempa vulkanik di Kota Padang
disebabkan posisi Kota Padang yang berada di dekat 3 gunung api aktif, yaitu Gunung Talang, Marapi
dan Tandikek
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 40
3.4.2.2. Gelombang Tsunami
Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan langsung dengan laut
terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua lempeng menjadikan Padang salah-satu kota
paling rawan bahaya gelombang Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya
seismik aktif, dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Pusat gempa, umumnya
menunjukkan tipe sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitude lebih besar
dari atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai pembangkit gelombang tsunami. Dari
catatan sejarah bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada 1797 dan 1833.
3.4.2.3. Longsoran Lahan
Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan pada daerah Kota Padang menunjukkan sebagian besar
daerahnya memiliki tingkat bahaya longsoran lahan yang sedang dan tinggi. Tingkat bahaya longsoran
lahan yang rendah umumnya terdapat pada daerah dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan
lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng-kaki
pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks pegunungan vulkanik. Faktor yang
mempengaruhi tingkat bahaya longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah karakteristik lahannya
berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23 - 99%. Bentuk lereng pada umumnya tidak
beraturan (irreguler ), dengan panjang lereng yang bervariasi, mulai dari 12 hingga 150 meter.
Ketinggian daerah yang sebagian besar berupa kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks
pegunungan vulkanik dengan ketinggian relief berkisar antara 500 - 1.000 meter dpl, kecuali untuk
daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak. Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya
miring, kecuali di daerah Kuranji yang mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah
terbentuknya bidang gelincir. Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga
kedalaman 7 m dan memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan
yang tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah yang tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur
mata air dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan.
3.4.2.4. Erosi Pantai/Abrasi
Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai
sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Erosi pantai/abrasi terjadi akibat pengaruh yang berasal
dari laut yaitu berupa gelombang, arus laut dan longshore current atau arus sejajar pantai. Pada
umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak ditemui pada pantai di
Kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali Pantai
Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya
cenderung menjadi rendah. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai
yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/abrasi di pantai. Pola arus pantai terutama ditentukan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 41
oleh besarnya sudut datang yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika
sudut datang itu cukup besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore curent ) yang
disebabkan oleh perbedaan tekanan hidrostatis. Jika sudut datang gelombang kecil atau sama dengan
nol (gelombang yang datang sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip
curent ) dengan arah menjauhi pantai di samping terbentuknya arus menyusur pantai. Salah-satu faktor
penyebab tingginya laju abrasi pantai di daerah Pasir Parupuk disebabkan oleh konstruksi yang
dibangun di pantai seperti pemecah gelombang (creep). Pada umumnya konstruksi ini akan
menghadang aliran litoral (litoral drift ) alami di wilayah pantai tersebut, yang berarti
terganggunya pemasokan air ke pantai di bagian hilir aliran lithoral tersebut. Kondisi semacam ini
akan memicu proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut. Pada umumnya pantai yang ada di Kota
Padang kebanyakan adalah pantai pasir yang terdiri dari kwarsa dan feldspar , bagian yang paling
banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland ). Untuk daerah pasir di sekitar
Kampus Universitas Bung Hatta, sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini
dibatasi hanya di daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan
ringan. Untuk pantai di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta, ekosistemnya termasuk terumbu
karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (fringing reef), yang
mempunyai kedalaman kurang dari 40 meter
3.4.2.5. Banjir
Berdasarkan terminologi banjir, banjir yang terjadi di Kota Padang dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
banjir genangan yang disebabkan terjadinya genangan pada suatu areal akibat dari hujan deras, yang
tidak dapat mengalir, dan lambat keluar dari areal tersebut dan banjir luapan
sungai/kiriman yang berasal dari hujan deras yang turun di bagian hulu DAS yang menggenangi
dataran rendah yang telah dimanfaatkan dan semula merupakan dataran banjir (flood plain).
Pada umumnya banjir di Kota Padang tergolong pada banjir genangan. Berpedoman pada “ Catalogue
of Landforms for Indonesia (Dessaunattes, 1977), wilayah dataran rendah Kota Padang tergolong
kepada sistim aluvial ( Alluvial plain ) dan dataran banjir (Flood Plain) yang terbentuk dari bahan
endapan sungai (Recent Deposits) dari luapan luapan sungai Batang Arau, Batang Kuranji,
Batang Air Dingin dan Batang Kandis pada periode Kuarter (Qal). Sebagai kawasan
yang dekat dengan pantai dan pengaruh pasang air laut, sangat rawan dengan banjir, karena dikepung
dari kedua arah, di sebelah barat dari laut dan di sebelah timur dari hulu sungai. Kota Padang dilihat dari
geomorfologinya merupakan perpaduan antara bentuk lahan pebukitan vulkanik bagian Timur, bentuk
lahan aluvial bagian Tengah dan bentuk lahan marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan
perbukitan vulkanik yang lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah
bentuk lahan aluvial dan marin yang dilalui oleh beberapa sungai besar seperti Batang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 42
Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin serta masih ada lagi 18
sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun, sering mengalami banjir. Hal
ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup
tinggi rata-rata .300 mm per-bulan dengan rata-rata hari hujan 15 - 16 hari per-bulan. Apalagi luapan
sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang di laut.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Upaya percepatan pelaksanaan perencanaan yang terangkum dalam dokumen RPB
Kota Padang memerlukan sebuah strategi. Pendekatan dan pengarusutamaan
penanggulangan bencana di Kota Padang diharapkan dapat dilakukan oleh semua pihak.
Komitmen politis dari eksekutif dan legislatif dibutuhkan untuk memastikan proses
integrasi isu-isu penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan. Oleh karena
itu dibutuhkan sebuah strategi pengarusutamaan yang sistematis dan terencana sebagai
bagian yang terintegrasi dalam perencanaan penanggulangan bencana di Kota Padang yang
secara garis besar dapat dibagi dalam tiga fase yang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Strategi Pengarusutamaan Pelaksanaan RPB Kota Padang
Fase
Advokasi Kegiatan Output
Penanggung
Jawab
Sebelum
Penyusunan
RPJMD
Pengintegrasian
program-program
penanggulangan
bencana dalam visi dan
misi calon Walikota
Padang
Penanggulangan bencana
menjadi salah satu misi,
arah kebijakan atau
agenda prioritas dalam
RPJMD
(Ditentukan
kemudian)
Saat
Penyusunan
RPJMD
Menjaga program-
program
Penanggulangan
Bencana dapat menjadi
salah satu prioritas
dalam rangkaian
MUSRENBANG untuk
penyusunan RPJMD
Disuarakannya kembali
RPB Kota Padang
sebagai prioritas dalam
penyusunan RPJMD
Bappeda Kota
Padang
Setelah
Penyusunan
RPJMD
1 Advokasi
pelaksanaan RPB di
level pengambil
Adanya kesamaan
persepsi terkait
pengarusutamaan
Tim Lintas
Institusi yang
ditunjuk untuk
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 43
kebijakan dan
pelaksana teknis di
lapangan secara
berkesinambungan
penanggulangan bencana
oleh pemangku kebijakan
khususnya di DPRD
Pengawasan
RPB
2 Pengawasan intensif
terhadap pelaksanaan
Rencana
Penanggulangan
Bencana Kota
Padang
Laporan Pengawasan
tahunan keberhasilan,
kendala dan
pembelajaran serta
rekomendasi pelaksanaan
RPB Kota Padang pada
institusi PB
Berdasarkan Tabel 8. Strategi pengarusutamaan RPB dapat dilakukan selaras dengan
penyusunan rencana pembangunan Kota Padang. Pada saat penyusunan RPJMD, pendekatan
dapat dilakukan kepada calon kepala daerah yang akan memimpin Kota Padang. Selain itu,
pada saat proses awal MUSRENBANG mulai tingkat kelurahan hingga kota telah ada
usulan rencana terkait penanggulangan bencana.
Sedangkan upaya yang diterapkan pada fase setelah penyusunan RPJMD difokuskan
kepada upaya mengurangi adanya konflik kepentingan di DPRD Kota Padang. Hal utama
lainnya adalah melakukan pengawasan intensif terhadap pelaksanaan RPB Kota Padang oleh
institusi terkait penanggulangan bencana di Kota Padang. Melalui rencana advokasi ini
diharapkan mampu menjamin adanya pengarusutamaan penyelenggaraan kebijakan
penanggulangan bencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Selain itu, upaya yang lebih mendasar adalah dengan penyusunan peraturan daerah
khusus tentang RPB (Perda Padang Cerdas Bencana), hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan lebih kepada DPRD Kota Padang oleh instansi terkait. Proses untuk
dijadikan peraturan daerah diharapkan dapat diinisasi oleh BPBD sebagai institusi yang
berwenang dalam penanggulangan bencana di Kota Padang.
Upaya advokasi juga perlu dilakukan terhadap alokasi penganggaran sesuai dengan
RPB. Hal ini dilakukan karena beberapa aksi membutuhkan sumber anggaran yang cukup
besar yang tidak dapat diakomodir secara keseluruhan oleh APBD daerah. Oleh sebab itu,
perlu adanya mekanisme pembagian anggaran serta perkuatan kerjasama dengan berbagai
lembaga terkait.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 44
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN,
STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi Dan Misi OPD
4.1.1. Visi
” Menjadikan Padang Kota Cerdas Bencana”
Untuk mewujudkan penyelenggara tugas umum pemerintahan Kota Padang dalam rangka
pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam di Kota Padang yang dapat di
pertanggung jawabkan kehadapan publik dan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ada dan
tantangan yang di hadapi serta hasil yang di harapkan dalam periode tertentu pada masa
yang akan datang, maka telah ditetapkan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Padang.
4.1.2. Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas agar arah dan tujuan pembangunan BPBD Kota
Kota Padang Provinsi Sumatera Barat dalam rangka, Penanggulangan Bencana dapat
terealisasi,maka di tetapkan misi badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang
Provinsi Sumatera Barat di tetapkan Sebagai Berikut :
1. Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Sebagai Masyarakat Cerdas Bencana.
2. Menyediakan Sarana Dan Prasarana Kebencanaan.
3. Membina Hubungan Koordinasi Dengan Berbagai Pihak Terkait Kebencanaan.
4. Menghadirkan Pemerintah Di Tengah-Tengah Masyarakat Yang Tertimpa Bencana.
4.2. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah
4.2.1. Tujuan
Rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tahun 2017-2019 di
maksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolak
ukur) kinerja kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam Pencapaian Visi
dan Misi serta tujuan organisasi. Sebagai tujuan penyusunan Rencana strategis ini adalah:
a. Mewujudkan ketanguhan masyarakat meluai peningkatan ketanguhan,kesadaran dan
komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana dan
b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang
handal,mencakup penanganan pra bencana, tangkap darurat, dan pasca bencana.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 45
Adapun tujuan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam 2017 sampai
2019 meliputi :
a. Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko
bencana serta penangganan bencana
b. Pembentukan tim reaksi cepat (Unit Khusus penangganan bencana ) dengan dukungan
peralatan dan alat transportasi yang memadai basis di lima lokasi strategis (lima
kecamatan) dalam wilayah kota Kota Padang.
c. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui Peningkatan sumber
manusia dan sarana prasarana
d. Meningkatkan kualitas penagulangan bencana berbasis informasi teknologi yang
sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas.
e. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintekrasi dalam proses perencanaan
pelaksanaan dan pengendaliaan penagulangaan bencana.
f. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan
penangulangan bencana yang efektif, efisien dan akuntabel.
g. Terwujudnya Padang Kota Cerdas Bencana.
4.2.2. Sasaran
Sejalan dengan sasaran pembangunan Nasional di bidang Penanggulangan Bencana,
maka sasaran strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah terwujudnya tujuan yang
telah di canangkan dalam kurun waktu 2014 -2019 adalah :
a. Meningkatnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
dengan pencanangan padang cerdas bencana.
b. Meningkatnya sistem penanganan kedaruratan Bencana yang efektif melalui
peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan,peningkatan sarana dan prasarana
pendukung,serat pendekatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana
yang efektif dan efisien.
c. Meningkatnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum
bencana,melalui kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang
handal,peningkatan koordinasi pelaksana serta pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka
pembangunan berkelanjutan.
d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 46
4.3. Strategi Dan Kebijakan
4.3.1. Strategi
Hal ini merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan di capai
atau yang akan di hasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) Tahun kedepan.
Dengan diformulasikan strategi dan arah kebijkan ini maka Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kota Padang menetapkan misinya. Adapun strategi dan arah kebijakan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang Provinsi Sumatera Barat
adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Pendidikan pelatihan kepada masyarakat dan aparatur dalam rangka
peningkatan SDM Penanggulan Bencana Kota Kota Padang.
2. Menyelaraskan, mengembangkan serta mesosialisasikan peraturan Perundang-
undangan Penanggulangan Bencana Kota Padang kepada masyarakat, mendidik
relawan, menyusun peta dan protap kebencanaan serta membentuk tim pengarah
Penanggulangan Bencana Kota Kota Padang Provinsi sumatera barat dalam Rangka
menguragi resiko Bencana.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulanagan bencana Kota Padang
dan meujudkan penanganan darurat dan logistik secara cepat, tepat, efektif, dan
efisien dalam upaya melindungi masyarakat dari dampak bencana dengan membentuk
tim reaksi cepat serta mendistribusian bahan logistik.
4. Mengembangkan sarana dan prasarana berbasis kebutuhan.
5. Mengutamakan kerja sama yang strategis, berkelanjutan dan mendukung
kemandirian.
4.3.2. Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi Penanggulangan Bencana Daerah disusun di dalam rencana
strategi (Renstra) 2014-2019 sebagai cara untuk dapat mencapai suatu tujuan dan sasaran
pembangunan yang mengandung komitmen kebijakan yang menunjukan arah kebijakan,
penjabaran dari arah kebijakan, program, dan kegiatan yang di terapkan untuk mencapai
sasaran kinerja yang terukur. Penjabaran dari arah kebijakan nasional di bidang
Penanggulangan Bencana Daerah 2014-2019, Penanggulangan Bencana masuk kedalam
prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yang diarahkan kepada
pengarusutamaan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional dan daerah,
Penguatan kapasitas penanggulangan bencana pusat dan daerah, otimalisasi instrumen
pengendalian pemanfaatan ruang dalam aspek pengurangan risiko bencana, mendorong
keterlibatan dan partisipsi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 47
peningkatan sumber daya penanganan kedaruratan dan bantuan kemanusian, serta
percepatan pemulihan wilayah yang terkena dampak bencana.
Arah kebijakan dan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang
merupakan hasil dari identifikasi atas lingkungan strategis yang dilakukan terhadap
lingkungan internal dan eskternal.
Berdasarkan hasil kajian lingkungan strategis secara eksternal maupun internal tersebut
serta sinkronisasi terhadap arah kebijakan dan strategi Kota Padang dibidang
penanggulangan bencana daerah. Maka arah kebijakan dan strategi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam kurun
waktu dalam waktu lima tahun (2014 - 2019) adalah :
1. Terselenggaranya penanggulangan bencana terencana terarah, terkoordinasi, terpadu
dan menyeluruh serta akuntabel.
2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
melalui pembentukan suatu reaksi cepat penanggulangan bencana.
3. Terselesainya penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah pascabencana
secara cepat,tepat dan efektif secara terkoordinir/terpadu.
4. Terselesainya pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di wilayah
pascabencana secara terpadu dan menyeluruh.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 48
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,
INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,
DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Fokus Prioritas, Program, Dan Aksi
Fokus prioritas, program, dan aksi merupakan penjabaran lebih mendalam dari
strategi penanggulangan bencana. Secara umum, pembagian strategi penanggulangan
bencana terbagi atas strategi generik dan strategi spesifik. Strategi generik merupakan
strategi yang berlaku umum untuk seluruh bencana yang berpotensi terjadi di Kota Padang.
Sedangkan strategi spesifik merupakan strategi yang diambil langsung mengarah kepada
fokus prioritas dan aksi yang dilakukan untuk setiap jenis bahaya yang berpotensi terjadi.
Penjabaran terkait Fokus prioritas, program dan aksi lebih lengkap dapat dilihat pada
Lampiran.
5.1.1. Strategi Generik
Strategi generik terdiri atas empat strategi yang disusun dijabarkan berdasarkan
masing-masing komponen tersebut.
1. Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembagaan
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perkuatan aturan dan
kapasitas kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perkuatan Aturan dan Kapasitas
Kelembagaan
Fokus Prioritas Program Aksi
Penguatan Kerangka
Hukum
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana
Peningkatan
implementasi kerangka
hukum penyelenggaraan
penanggulangan bencana
yang telah diperkuat.
Pemutakhiran Pedoman Teknis
pelaksanaan RTRW
Pemutakhiran dan
implementasi pemberian IMB
berbasis pengurangan risiko
bencana
Penyusunan regulasi zonasi
bangunan di daerah berisiko
bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 49
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan pengawasan dan
pengendalian pemanfaatan tata
guna lahan dan IMB bangunan
dalam upaya penanggulangan
bencana
Penegakan aturan daerah
terkait pemukiman
Peningkatan Kapasitas
dan Akuntabilitas Tata
Kelola Penanggulangan
Bencana
Pengembangan sistem
informasi implementasi
RPB
Penyusunan sistem informasi
yang berisikan potensi bencana
dan kerentanan daerah
Penyusunan sistem pendataan
yang tervalidasi hingga tingkat
kelurahan
Pembangunan sistem informasi
publik untuk penanggulangan
bencana
Pengawasan dan
peningkatan akuntabilitas
aparatur PB
Penyusunan dan implementasi
mekanisme pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan
operasi tanggap darurat
Sinkronisasi prosedur operasi
standar penanganan darurat
bencana dengan rencana
kontingensi daerah
Peningkatan kapasitas
sumber daya manusia
pada lembaga-lembaga
terkait penyelenggaraan
PB
Penyusunan program
pendidikan dan pelatihan
pengembangan kapasitas SDM
dalam penyelenggaran
penanggulangan bencana di
Kota Padang(*)
Peningkatan kapasitas
sarana dan prasarana
kelembagaan untuk PB
Pengembangan sarana dan
prasarana pada instansi dan
Kelompok masyarakat yang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 50
Fokus Prioritas Program Aksi
terkait penanggulangan
bencana
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perkuatan aturan dan
kapasitas kelembagaan. Hal tersebut terkait dengan perkuatan kerangka hukum dalam
pengurangan risiko bencana dan peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan
bencana yang lebih baik. Untuk aksibertanda (*) tentang penyusunan program pendidikan
dan pelatihan pengembangan kapasitas SDM dalam penyelenggaran penanggulangan
bencana merupakan salah satu kegiatan yang akan dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat
terhadap Kota Padang.
2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perencanaan
penanggulangan bencana terpadu dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perencanaan Penanggulangan Bencana
Terpadu
Fokus Prioritas Program Aksi
Pengarusutamaan PB
dalam Pembangunan
Monitoring, evaluasi dan
pemutakhiran RPB
Pemutakhiran berkala kajian
risiko bencana
Menggalang kerjasama dengan
daerah tetangga dalam
pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan bencana pada
masa sebelum, saat dan
sesudah terjadi bencana (*)
Pemaduserasian
Mekanisme
Penyelenggaraan
Penanggulangan
Bencana
Pemaduan
upayapengurangan risiko
bencana dengan
penanganan darurat
Penyusunan Rencana
Penanggulangan Kedaruratan
Bencana
Penyelenggaraan latihan
kesiapsiagaan secara periodik
Perluasan Jangkauan
Daerah Sistem
Peringatan Dini Bencana
Pembangunan sistem
peringatan dini bencana yang
terkoneksi hingga tingkat
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 51
Fokus Prioritas Program Aksi
nasional
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perencanaan
penanggulangan bencana terpadu. Hal tersebut terkait dengan normalisasi proses internalisasi
penanggulangan bencana dalam pembangunandan pengembangan system terpadu. Untuk
aksi bertanda (*) penyusunan kajian risiko bersama khususnya lintas batas merupakan salah
satu kegiatan yang sama dilakukan Provinsi dan kota Padang.
3. Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi pendidikan, penelitian
dan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan
Fokus Prioritas Program Aksi
Pergeseran paradigma
untuk pengurangan
risiko bencana yang
lebih efektif
Pendayagunaan lembaga
pendidikan sebagai
media pembangunan
budaya sadar bencana
Pemberdayaan perguruan
tinggi, peneliti internal dan
pegawai pemerintah untuk
penyelenggaraan riset
kebencanaan (*)
Pengintegrasian hasil riset
kedalam kebijakan dan
perencanaan penanggulangan
bencana
Penerapan hasil riset dalam
pemanfaatan bangunan sekolah
dan kantor pemerintahan
sebagai tempat pengungsian
sementara (shelter)
Penguatan dan
peningkatan peran
relawan dalam PB
Peningkatan partisipasi
masyarakat dalam upaya
pengurangan risiko bencana di
daerah rawan bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 52
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 1 fokus prioritas utama dalam pendidikan,
penelitian dan pelatihan. Hal tersebut terkait dengan pergeseran paradigma untuk PRB yang
lebih efektif. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait pemberdayaan perguruan tinggi,peneliti
internal dan pegawai pemerintah untuk penyelenggaraan riset merupakan salah satu kegiatan
yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Oleh sebab itu, perlu
adanya kerjasama berkelanjutan dalam memberdayakan hasil riset yang dilakukan bersama.
4. Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Lembaga Pemerintah, Dunia Usaha,
Kesehatan Dan Masyarakat
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi peningkatan kapasitas
dan partisipasi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Fokus prioritas, Program, dan Aksi Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi
Masyarakat
Fokus Prioritas Program Aksi
Optimalisasi
Pemberdayaan instansi
pemerintah dan
Masyarakat untuk
Penanggulangan
Bencana
Redefinisi dan optimalitas
pemberdayaan masyarakat
yang sinergis berbasis
lokalitas, risiko, dan proses
saling berbagi antar pelaku
dengan mengedepankan
kemandirian sumber daya
Peningkatan kemampuan
masyarakat/relawan
dalam upaya
pengurangan risiko
bencana di lingkungan
sekitar (pembentukan
kelurahan cerdas
bencana, keluarga cerdas
bencana)
Peningkatan kapasitas
masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan
tanggap darurat dan
pascabencana
Peningkatan kemampuan
masyarakat dalam
melakukan perbaikan
kerusakan
lahan/lingkungan secara
mandiri
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 53
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan kemampuan
masyarakat dalam
melakukan penilaian
kerusakan serta taksiran
kebutuhan masa tanggap
darurat
Perkuatan implementasi
riset terapan kebencanaan
terkait pengurangan
risiko bencana
Penyusunan Prosedur
Tetap Penanganan
Darurat Bencana
masyarakat secara
partisipatif
Pemetaan kerentanan dan
potensi sosial di daerah
terpapar bencana-bencana
prioritas Kota Padang
Pengembangan layanan
sosialisasi bagi
masyarakat rentan (*)
Pembangunan mata
pencarian alternatif
masyarakat di daerah
rawan bencana*
Perkuatan sumber mata
pencaharian nonalam
sebagai pilihan mata
pencaharian alternatif
untuk masyarakat di
daerah rawan bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 54
Fokus Prioritas Program Aksi
Perkuatan pemahaman
masyarakat terhadap
upaya pengurangan
faktor-faktor kerentanan
dasar
Peningkatan kemitraan
multi pihak dalam
penanggulangan
bencana
Penguatan kemitraan untuk
kemandirian dan keberlanjutan
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Penyusunan mekanisme
keterliban unsur
pemerintah dan
masyarakat dengan unsur,
kesehatan, swasta, dan
dunia usaha dalam
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Penggalangan kontribusi
dukungan partisipasi
sektor layanan kesehatan,
swasta dan dunia usaha
dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana
(hotel cerdas bencana,
mall cerdas bencana,
pasar cerdas bencana,
rumah sakit cerdas
bencana)
Perlindungan
kawasan/wilayah sentral
produksi masyarakat
Penguatan Forum PRB dan
tematik sebagai media untuk
saling berbagi dalam
penyelenggaraan
penanggulangan bencana
Pembangunan eksistensi
Forum PRB Kota Padang
Peningkatan kapasitas
anggota Forum PRB Kota
Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 55
Fokus Prioritas Program Aksi
Pendayagunaan lembaga
pendidikan sebagai media
pembangunan budaya sadar
bencana
Pengembangan lanjutan
kelompok siaga bencana
sekolah disemua
tingkat/level pendidikan
(pembentukan kampus
cerdas bencana, sekolah
cerdas bencana, tempat
less cerdas bencana,
rumah ibadah cerdas
bencana)
Optimalisasi
Pemanfaatan teknologi
informasi dalam
diseminasi informasi
bencana
Pengoptimalan penggunanaan
teknologi informasi terkini
dalam upaya PRB dan
penanggulangan bencana alam
Pemanfaatan TI informasi
dalam pengurangan dan
penanggulangan bencana
alam
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam peningkatan kapasitas
dan partisipasi masyarakat. Hal tersebut terkait dengan optimalisasi pemberdayaan masyarakat
dan perkuatan fungsi kemitraan. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait menyelenggarakan
pemetaan kerentanan dan potensi sosial di daerah terpapar bencana-bencana prioritas merupakan
salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain
itu, kegiatan yang dibantu pelaksanaan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait dengan
mengembangkan layanan sosial bagi masyarakat rentan di zona prioritas penanggulangan
bencana Provinsi Sumatera Barat.
5.1.2. Strategi Spesifik Per Bencana
Untuk penjabaran strategi spesifik setiap jenis bahaya yang berpotensi dikelompokkan
kepada 3 (tiga) strategi yaitu pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan
darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Pengelompokkan tersebut untuk
lebih menjelaskan hal yang terangkum dalam melihat fokus prioritas, program dan aksi dari
masing-masing jenis bahaya yang ada di Kota Padang.
Fokus prioritas, program, dan aksi yang merupakan penjabaran lanjutan dari strategi
spesifik untuk jenis bahaya. Hal ini dikarenakan penanganan dan upaya pengurangan risiko yang
akan dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis bahaya tersebut. Selain itu,
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 56
dipengaruhi oleh hasil penentuan tingkat risiko dan bencana prioritas yang ada disuatu
daerah.Untuk lebih jelas terkait dengan fokus prioritas, program dan aksi untuk 10 jenis bahaya
yang berpotensi di Kota Padang akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Gempa Bumi
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gempabumi dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gempabumi
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Penetapan standar
bangunan ramah gempa
(*)
Pengawasan atas
pelaksanaan tata ruang
dan bangunan aman
gempa
Pelaksanaan perbaikan
struktural fasilitas
pemerintah serta faslitas
publik
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
penanganan darurat
Bencana
Pembangunan kapasitas
kesiapsiagaan bencana
Penyusunan konsep 10
cerdas bencana
(kelurahan cerdas
bencana, keluarga cerdas
bencana, kampus cerdas
bencana, sekolah cerdas
bencana, tempat les
cerdas bencana, rumah
ibadah cerdas bencana,
hotel cerdas bencana,
rumah sakit cerdas
bencana, mall cerdas
bencana, dan pasar
cerdas bencana).
Sosialisasi tentang
pengetahuan gempa bumi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 57
Fokus Prioritas Program Aksi
dan cara penyelamatan
diri saat gempabumi
terjadi
Penyusunan rencana
penyelamatan diri saat
terjadi bencana
gempabumi (*)
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Mengidentifikasi dan
menetapkan tempat dan
fasilitas pengungsian
berdasarkan kajian risiko
gempabumi dengan
pengelolaan sesuai
dengan standar nasional
Memetakan sumber air
bersih dan tempat
fasilitasi sanitasi di
wilayah-wilayah area
pengungsian yang telah
ditetapkan berdasarkan
kajian risiko gempabumi
Memperkuat dan
menyediakan sarana
prasarana fasilitas
layanan kesehatan
disetiap kelurahan
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Perkuatan mekanisme
penanganan darurat
berdasarkan prioritas sasaran
operasi (Penyelamatan Jiwa,
Penyusunan Rencana
Kontingensi bencana
gempa bumi Kota
Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 58
Fokus Prioritas Program Aksi
Lokalisasi Luasan Daerah
Terpapar dan Penyelamatan
Aset Vital).
Peningkatan Kapasitas
Penanganan Darurat Bencana
Kajian cepat bencana
gempabumi
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekonstruksi
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 13 di atas, aksi yang bertanda (*) terkait penetapan standar
bangunan ramah gempa dan penyusunan rencana penyelamatan diri merupakan salah satu
kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Sedangkan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 59
untuk aksi lainya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dengan melakukan kerjasama dan
koordinasi dengan berbagai pihak lain yang terkait.
2) Tsunami
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana tsunami dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tsunami
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Penetapan peraturan
terkait tata guna lahan
dan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB)
Pelaksanaan
pembangunan dan
pemeliharaan gedung
penyelamatan /
pengungsian (escape
building) untuk
masyarakat di kelurahan
yang berisiko tinggi
bencana Tsunami
Penetapan gedung untuk
penyelamatan/pengungsi
an untuk masyarakat di
zona kawasan bencana
tsunami
Penerapan hasil
penelitian dan
pengembangan teknologi
untuk memperkuat
sistem deteksi dini
tsunami dan peredam
tekanan
gelombangtsunami (*)
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 60
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan kapasitas
kelembagaan dan komunitas
dalam pencegahan dan mitigasi
bencana
Budidaya tanaman
mangrove dan terumbu
karang di zona
penanggulangan bencana
tsunami(*)
Alokasi dan pemindahan
masyarakat yang berada
di zona prioritas
penanggulangan bencana
tsunami ke daerah aman
(*)
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Pembangunan kapasitas
kesiapsiagaan bencana
Penyusunan konsep 10
cerdas bencana
(kelurahan cerdas
bencana, keluarga cerdas
bencana, kampus cerdas
bencana, sekolah cerdas
bencana, tempat les
cerdas bencana, rumah
ibadah cerdas bencana,
hotel cerdas bencana,
rumah sakit cerdas
bencana, mall cerdas
bencana, dan pasar
cerdas
bencana).Melaksanakan
sosialisasi peningkatan
pengetahuan
kesiapsiagaan komunitas
disetiap kelurahan yang
berisiko bencana tsunami
Penyediaan media
edukasi dan sosialisasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 61
Fokus Prioritas Program Aksi
kesiapsiagaan
penanggulangan bencana
tsunami
Penyelenggaraan latihan
berkala prosedur operasi
standar peringatan dini
dan penanganan darurat
bencana gempabumi dan
tsunami
Penyusunan rencana
penyelamatan diri saat
terjadi bencana tsunami
Peningkatan kapasitas
prasarana dan sarana
evakuasi masyarakat
pada Zona
Penanggulangan Bencana
Provinsi (*)
Penyusunan masterplan
tsunami selaras dengan
rencana kontingensi
bencana tsunami Kota
Padang
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan peralatan
peringatan dini bencana
tsunami
Pemetaan sumber-
sumber air bersih dan
pembangunan fasilitas
sanitasi yang dapat
digunakan pada
penanganan darurat
bencana tsunami
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 62
Fokus Prioritas Program Aksi
Memperkuat dan
menyediakan sarana
prasarana fasilitas
layanan kesehatan
disetiap kelurahan
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajian cepat bencana
tsunami
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritik
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekonstruksi
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 63
Fokus Prioritas Program Aksi
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 14 di atas, terdapat beberapa aksi yang bertanda (*) merupakan aksi
yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat untuk Kota Padang dan dilakukan bersama
dengan pemerintah Kota Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait
dengan alokasi dan pemindahan masyarakat yang berada di zona prioritas penanggulangan
bencana ke daerah aman. Selain itu juga penerapan hasil penelitian dan pengembangan
teknologi untuk memperkuat sistem deteksi dini tsunami dan peredam tekanan gelombang.
Untuk aksi pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan gedung
penyelamatan/pengungsian (escape building) merupakan salah satu kegiatan yang sama
dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain itu juga budidaya tanaman
mangrove dan terumbu karang di zona penanggulangan bencana tsunami serta penyusunan
rencana evakuasi penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami.
3) Banjir
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana banjir dapat dilihat pada Tabel
15.
Tabel 15. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Banjir
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Menjaga dan memelihara
daerah resapan air
(catchment area) di
kawasan hutan lindung
dan hutan konservasi
pada daerah rawan
bencana
Melakukan reboisasi dan
pemeliharaan lahan kritis
di kawasan - kawasan
hutan lindung dan
konservasi di Kota
Padang.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 64
Fokus Prioritas Program Aksi
Normalisasi dan
reklamasi Daerah Aliran
Sungai
Normalisasi sistem
pengairan
Penerapan aturan tata
guna lahan dan Izin
Mendirikan Bangunan
(IMB) di wilayah rawan
bencana banjir
Menetapkan dan
menerapkan standar
pengelolaan sumber daya
air dan Daerah Aliran
Sungai (*)
Menerapkan peraturan
tentang pengamanan dan
pelestarian Sumber daya
air
Pengelolaan mitigasi bencana Mengembangkan inovasi
pintu air dengan
teknologi sederhana dan
tepat guna (*)
Menyediakan dukungan,
melaksanakan
pembangunan dan
perbaikan jaringan utama
irigasi dan bendungan
Pengamanan dan
pelestarian sumber daya
air melalui reklamasi
sungai dalam Zona
Prioritas Penanganan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 65
Fokus Prioritas Program Aksi
Bencana Banjir (*)
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
penanganan darurat
Bencana
Pembangunan kapasitas
kesiapsiagaan bencana
Menyelenggarakan
sosialisasi dan diskusi
terkait pengurangan
risiko bencana banjir di
setiap kelurahan
Menyusun rencana
evakuasi masyarakat
yang melibatkan
pemangku kepentingan
dan masyarakat yang
berada di daerah rawan
bencana banjir
Melakukan pembersihan
Daerah Aliran Sungai
secara berkala dan
partisipatif
Penyusunan Rencana
Kontingensibencana
banjir Kota Padang.
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan peralatan
peringatan dini di zona
bahaya bencana banjir
Menetapkan tempat
pengungsian yang
dilengkapi dengan
fasilitas pendukungnya
yang mudah diakses dan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 66
Fokus Prioritas Program Aksi
dikelola secara mandiri
oleh masyarakat
Memperkuat dan
menyediakan sarana
prasarana fasilitas
layanan kesehatan
disetiap kelurahan
Pengadaan sarana dan
prasarana
penanggulangan bencana
banjir (contoh: Perahu
karet, pelampung, dll)
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajiancepat bencana
banjir
Pencarian, penyelamatan
dan evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi dan
rekonstruksi
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 67
Fokus Prioritas Program Aksi
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 15 diatas, terdapat beberapa aksi yang dilakukan oleh Provinsi
Sumatera Barat untuk Kota Padang atapun dilakukan bersama dengan pemerintah Kota
Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait pengamanan dan
pelestarian sumber daya air melalui reklamasi sungai dalam zona prioritas penanganan
bencana banjir. Hal lain yang dilakukan Provinsi adalah menerapkan peraturan tentang
pengamanan dan pelestarian sumber daya air.
Sedangkan aksi yang bertanda (*) merupakan upaya yang dilakukan bersama terkait
dengan aksi menetapkan dan menerapkan standar pengelolaan sumber daya air dan daerah
aliran sungai. Selain itu juga, mengembangkan inovasi pintu air dengan teknologi sederhana
dan tepat guna. Upaya lain yang senantiasa dilakukan adalah sosialisasi dan diskusi terkait
pengurangan risiko bencana banjir di setiap kelurahan di Kota Padang serta menyusun
rencana evakuasi masyarakat.
4) Tanah Longsor
Adapun fokus prioritas, program, dan aks iuntuk tanah longsor dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tanah Longsor
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Pembangunan kapasitas
kesiapsiagaan bencana
Melaksanakan sosialisasi
secara berkala terkait
peningkatan pengetahuan
kesiapsiagaan
masyarakat dan upaya
pengurangan dampak
bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 68
Fokus Prioritas Program Aksi
Penyelenggaraan latihan
penyelamatan diri dan
penanganan darurat
bencana di kawasan
rawan tanah longsor
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan peralatan
peringatan dini bencana
tanah longsor
Peningkatan kapasitas
prasarana dan sarana
evakuasi masyarakat
pada kelurahan yang
berpotensi terjadi tanah
longsor
Optimalisasi sarana
prasarana yang ada dan
pengadaan sarana
prasarana tambahan
sesuai dengan kebutuhan
untuk penanganan
darurat bencana.
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajian cepat bencana
tanah longsor
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 69
Fokus Prioritas Program Aksi
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
infrastruktur
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekonstruksi
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis,
perekonomian, budaya
serta lingkungan
Berdasarkan Tabel 16 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi yang direncanakan
seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan tanah longsor tidak
tergolong kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. Namun
demikian pemerintah Kota Padang dapat melakukan koordinasi dan kerjasama baik dengan
pemerintah Provinsi maupun swasta.
5) Gelombang Ekstrim Dan Abrasi
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gelombang ekstrim dan abrasi dapat
dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Pengembangan
transplantasi terumbu
karang di kawasan
berisiko tinggi
gelombang ekstrim dan
abrasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 70
Fokus Prioritas Program Aksi
Membangun infrastruktur
pemecah gelombang
ekstrim dan abrasi
Menegakkan aturan
terkait batas area yang
boleh dibangun pada
kawasan berisiko
bencana gelombang
ekstrim dan abrasi
Merekolasi bangunan
dan fasilitas publik yang
berada pada kawasan
berisiko tinggi
gelombang ekstrim dan
abrasi
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
penanganan darurat
Bencana
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Menyediakan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajian cepat bencana
gelombang ekstrim dan
abrasi
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi.
Memenuhi kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 71
Fokus Prioritas Program Aksi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekonstruksi
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 17 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi gelombang ekstrim
dan abrasi yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini
dikarenakan gelombang ekstrim dan abrasi di Kota Padang tidak tergolong kepada zona
proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.
6) Cuaca Ekstrim
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk cuaca ekstrim dapat dilihat pada Tabel
18.
Tabel 18. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Cuaca Ekstrim
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Pengelolaan mitigasi bencana Pengembangan kebijakan
inovasi teknologi untuk
deteksi dini potensi
bencana cuaca ekstrim
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 72
Fokus Prioritas Program Aksi
Pembangunan dan
perawatan
shelterperlindungan serta
pengungsian bencana
cuaca ekstrim
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Pembangunan kapasitas
kesiapsiagaan bencana
Peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang cuaca
ekstrim di wilayah yang
berpotensi bencana cuaca
ekstrim
Penyusunan rencana
penyelamatan diri saat
terjadi bencana cuaca
ekstrim
Penyelenggaran latihan
kesiapsiagaan bencana
cuaca ekstrim
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Melakukan kajian
terhadap tanda-tanda
alam sebagai sistem
peringatan dini
Pengadaan peralatan
peringatan dini bencana
cuaca ekstrim
Penyediaan layanan
kesehatan di lokasi
pengungsian pada saat
tanggap darurat
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 73
Fokus Prioritas Program Aksi
Perkuatan mekanisme
penanganan darurat
berdasarkan prioritas sasaran
operasi (penyelamatan jiwa,
lokalisasi luasan daerah
terpapar dan penyelamatan aset
vital).
Penyusunan Rencana
Kontingensibencana
cuaca ekstrim Kota
Padang
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajian cepat bencana
cuaca ekstrim
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
infrastruktur
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekonstruksi
infrastruktur
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 74
Fokus Prioritas Program Aksi
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 18 di atas,fokus prioritas, program, dan aksi cuaca ekstrim yang
direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan cuaca
ekstrim tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera
Barat.
7) Kekeringan
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kekeringan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kekeringan
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Penerapan peraturan
tentang pengamanan dan
pelestarian sumber daya
air didaerah yang
beresiko kekeringan
Pengelolaan mitigasi bencana Melaksanakan
pembangunan perbaikan
jaringan utama irigasi.
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kaji cepat bencana
kekeringan
Pencarian, penyelamatan
dan evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 75
Fokus Prioritas Program Aksi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 19 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya
kekeringan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini
dikarenakan kekeringandi Kota Padang tidak tergolong kepada zona prioritas
penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.
8) Kebakaran Hutan Dan Lahan
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kebakaran hutan dan lahan dapat
dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Optimalisasi pengelolaan
sumber daya serta penataan
ruang dan lahan untuk upaya
pencegahan dan mitigasi
bencana
Menyusun aturan
pemanfaatan,
pemeliharaan dan
pengendalian kawasan
hutan dan lahan yang
berisiko kebakaran
Penegakkan aturan
pengamanan dan
pengendalian kawasan
hutan dan lahan yang
berisiko kebakaran
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
kebakaran hutan dan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 76
Fokus Prioritas Program Aksi
lahan
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kaji cepat bencana
kebakaran hutan dan
lahan
Pencarian, penyelamatan
dan evakuasi
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana
kritis
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
infrastruktur
Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi dan
rekonstruksi infrastruktur
Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah
warga korban bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian kerugian dan
kerusakan dari jumlah
korban, perekonomian
dan kondisi lingkunngan
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Berdasarkan tabel 20 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya
kebakaran hutan dan lahan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 77
Padang. Hal ini dikarenakan kebakaran hutan dan lahan di Kota Padang tidak tergolong
kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.
9) Epidemi Dan Wabah Penyakit
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk epidemi dan wabah penyakit dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Pengelolaan mitigasi bencana Pemberian imunisasi &
vaksinasi berkala
terhadap masyarakat
&lingkungan
Peningkatan
Kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat
Bencana
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan sarana
prasarana dan persediaan
obat-obatan penanganan
darurat bencana epidemi
dan wabah penyakit
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kaji cepat bencana
epidemi dan wabah
penyakit
Pencarian, penyelamatan
dan evakuasi
Pengisolasian korban
bencana
Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
hunian sementara,
layanan kesehatan, air
bersih dan sanitasi
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian dampak
bencana dari segi jumlah
korban dan kemungkinan
timbulnya dampak baru
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 78
Fokus Prioritas Program Aksi
korban
Berdasarkan tabel 21 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang
direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan
epidemi dan wabah penyakit tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana
Provinsi Sumatera Barat. Meskipun demikian bahaya epidemi dan wabah penyakit akan tetap
menjadi perhatian dan koordinasi serta kerjasama antara instansi terkait baik kota, Provinsi
maupun nasional nantinya.
10) Gagal Teknologi
Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gagal teknologi dapat dilihat pada
Tabel 22.
Tabel 22. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gagal Teknologi
Fokus Prioritas Program Aksi
Peningkatan Efektivitas
Pencegahan dan
Mitigasi Bencana
Peningkatan kapasitas
kelembagaan dan komunitas
dalam pencegahan dan mitigasi
bencana
Pengawasan atas
pelaksanaan peraturan
tata ruang dan
pengembangan kawasan
industri
Penyusunan langkah
kerjasama antara
pemerintah, sektor
produksi dan masyarakat
dalam peningkatan
kesadaran keselamatan
kerja didaerah kawasan
industri
Peningkatan Kesiapan
Menghadapi Bencana
Percepatan pembangunan
sarana prasarana dan logistik
dalam penanganan darurat
Pengadaan peralatan
peringatan dini bencana
bencana gagal teknologi
di kawasan industri
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 79
Fokus Prioritas Program Aksi
Membangun tempat
evakuasi dan
pengungsian yang
aman,memadai dan
mudah diakses oleh
masyarakat pada saat
tanggap darurat bencana
yang dikelola dan
dimanfaatkan bersama
dengan masyarakat
sekitar kawasan industri
Membangun pusat
layanan kesehatan di
kawasan industri yang
didukung dengan sarana
dan prasarana kesehatan
yang memadai pada masa
tanggap darurat
Pengadaan sarana
prasarana penanganan
darurat bencana
Peningkatan kapasitas
penanganan darurat bencana
Kajian cepat bencana
gagal teknologi
Pencarian, penyelamatan
& evakuasi
Penyelenggaraan
Pemulihan Dampak
Bencana
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang fisik
Pengkajian kerusakan
dan kerugian
Rehabilitasi dan rekonstruksi
bidang sosial, ekonomi dan
budaya
Pengkajian jumlah
korban dan kerusakan
perekonomian serta
lingkungan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 80
Fokus Prioritas Program Aksi
Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis serta
kondisi perekonomian
dan lingkungan
Berdasarkan tabel 22 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang
direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang.
5.1.3. Pagu Indikatif
Uraian terkait dengan penjabaran pagu indikatif dapat dilihat pada Lampiran 2.
Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan
Bencana Daerah.Namun secara umum hasil rasionalisasi anggaran dengan program yang
didapatkan dari strategi penanggulangan bencana yang akan dilaksanakan di Kota Padang dapat
dilihat pada Tabel 24.
Berdasarkan Tabel 24, dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran penanggulangan
bencana untuk setiap program mengalami fluktuasi bahkan ada peningkatan untuk setiap tahun
anggaran. Hal ini dikarenakan adanya asumsi kenaikan inflasi untuk setiap tahun perencanaan.
Nilai anggaran yang diasumsikan tiap tahun merupakan perencanaan umum yang dapat
dilakukan daerah dengan sumber anggaran dari APBD, kerjasama dengan pihak swasta serta
bantuan anggaran dari Provinsi ataupun nasional.
Tabel 24. RekapitulasiHasil Rasionalisasi Anggaran Penanggulangan Bencana
STRATEGI
PENANGGULANGAN
BENCANA
Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah)
1 2 3 4 5
1) Perkuatan Aturan dan
Kapasitas Kelembagaan
200 500 800 - -
2) Perencanaan Penanggulangan
Bencana Terpadu
2.100 1.450 800 350 400
3) Pendidikan, Penelitian,
danPelatihan
200 200 400 - -
4) Peningkatan Kapasitas dan
Partisipasi Masyarakat
1.000 1.900 2.000 2.350 2.650
5) Pengurangan Risiko Bencana 10.480 12.930 16.730 13.880 17.080
6) Peningkatan Efektivitas
Penanganan Darurat Bencana
*
5.750 6.500 7.000 8.400 9.080
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 81
STRATEGI
PENANGGULANGAN
BENCANA
Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah)
1 2 3 4 5
7) Optimalisasi Pemulihan
Dampak Bencana *
- - - - -
TOTAL PAGU INDIKATIF 19.730 23.480 27.730 24.980 29.210
(*) terdapat program dan aksi yang menggunakan anggaran siap pakai atau alokasianggaran
khusus bila terjadi bencana
Anggaran penanggulangan bencana yang direncanakan ini perlu diselaraskan dengan
pendapatan daerah. Beban anggaran yang tergolong besar terkait dengan pengadaan peralatan
dan pembangunan fisik perlu dilakukan kerjasama baik dengan pihak swasta ataupun
pemerintahan Provinsi. Hal ini perlu menjadi pertimbangan khusus agar alokasi anggaran
penanggulangan bencana tetap bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
Penjabaran anggaranberdasarkan program tersebut merupakan gabungan dari strategi
generik yang melingkupi anggaran untuk seluruh potensi bahaya. Sedangkan anggaran spesifik
per bencana yang meliputi strategi pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas
penanganan darurat bencana dan optimalisasi pemulihan bencana. Untuk lebih jelas penjabaran
sandingan aksi, indikator dari setiap strategi dapat dilihat pada pada Lampiran 2. Sandingan
Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana
Daerah.
5.1.3.1. MEKANISME PENGANGGARAN
Hasil analisis kebijakan penanggulangan bencana sampai menjadi aksi untuk setiap
program dan fokus prioritas telah disusun akan dibuatkan alokasi penganggaran. Anggaran ini
mengikuti asumsi di tingkat nasional bahwa minimal anggaran penyelenggaraan penanggulangan
bencana kira-kira 1% dari total keseluruhan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Perhitungan anggaran kegiatan penanggulangan bencana pada umumnya terbagi atas dua bagian.
Anggaran pertama merupakan anggaran periodik yang merupakan pembebanan tahunan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang. Anggaran ini
dikhususkan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa sebelum bencana
terjadi. Alokasi anggaran untuk perencanaan 5 tahun kedepan juga mempertimbangkan asumsi
kenaikan inflasi sebesar 10% pertahun.
Anggaran kedua adalah anggaran khusus untuk penanganan darurat dan pemulihan
bencana. Anggaran ini disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersifat dana siap pakai di Kota
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 82
Padang. Bila hasil kajian cepat bencana apabila melebihi kemampuan anggaran siap pakai
daerah, maka direkomendasi status darurat bencana Provinsi. Pengalokasian anggaran khusus
nantinya akan menjadi pertimbangan dan rekomendasi dari Kepala BPBD Kota Padang.
Disamping kedua mekanisme penganggaran tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan
kerjasama dengan lembaga non pemerintahan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang
berlaku, dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana pada pra, saat, maupun pasca
bencana. Upaya menjaring komitmen dan kerjasama dengan lembaga non pemerintahan
difokuskan kepada pencapaian sasaran rencana aksi daerah sebagai prioritas penanganan
bencana di daerah
Secara umum, alokasi anggaran tersebut akan dimasukan kedalam aksi serta indikator
yang akan dicapai. Hal ini disinkronkan dengan alokasi pagu anggaran yang diberikan oleh OPD
dalam penyusunan rencana kerja. Hal ini dilakukan karena spesifik pekerjaan penanggulangan
bencana akan dimasukkan kedalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan OPD Kota
Padang.
Indikator aksi dalam RPB menjadi dasar pencapaian tugas setiap OPD yang terkait agar
pelaksanaan RPB dapat berjalan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, rencana penganggaran dalam
melaksanakan aksi yang terdapat dalam RPB perlu diprioritaskan dan selaras dengan APBD
Kota Padang. Beberapa aksi memerlukan kerjasama dengan pihak swasta ataupun dengan
pemerintah Provinsi dan nasional. Hal ini dikarenakan besarnya alokasi anggaran untuk aksi
yang mengarah kepada pembangunan secara fisik.
5.1.4. Rencana Aksi Daerah
Rencana aksi daerah terkait pengurangan risiko bencana secara substansi merupakan
kumpulan program kegiatan yang komprehensif dan sinergis dari seluruh pemangku kepentingan
dan tanggungjawab semua pihak yang terkait. Rencana ini memuat prioritas strategi pemerintah
daerah dalam membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi
bahaya bencana. Rencana aksi hanya terbatas pada pra bencana namun lebih rinci dalam
penjabaran waktu pelaksanaan, anggaran dan sumber anggaran yang mendukung kegiatan.
Rencana aksi daerah harus merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat penting dan
mendesak sehingga harus mampu diselesaikan pada tiga tahun pertama RPB. Sedangkan pada
tahun 4 dan 5 kegiatan yang dilakukan lebih kepada upaya bertahap dan berkesinambungan
untuk pelaksanaan kegiatan periode selanjutnya. Evaluasi kegiatan tiga tahunan yang termuat
dalam rencana aksi daerah dapat diarahkan dalam percepatan pelaksanaan di tahun ke 4 dan 5.
Rencana aksi daerah disusun dengan menggunakan tabel sehingga lebih ringkas dan
mudah dipahami baik pada saat implementasi maupun dalam pengawasan dan evaluasi RPB.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 83
Secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan strategi generik yang berlaku untuk seluruh
jenis bahaya dan strategi spesifik per bahaya. Untuk spesifik per bahayayang lebih difokuskan
kepada jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas penanganan di Kota Padang.
Kota Padang memiliki 10 jenis potensi bahaya, dengan 4 jenis bahaya yaitu gempabumi,
tsunami, banjir cuaca ekstrim merupakan bencana prioritas penanganan dalam rencana aksi
daerah tahun 1,2 dan 3 di Kota Padang. Sedangkan rencana aksi untuk penanganan jenis bencana
lain dalam 3 tahun perencanaan awal digolongkan kedalam rencana aksi untuk strategi generik.
Untuk lebih jelas terkait dengan rencana aksi daerah dalam pengurangan risiko bencana di Kota
Padang dapat dijabarkan sesuai dengan pengelompokan berdasarkan strategi.
5.1.4.1. Strategi Generik Kota Padang
Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi generik dikelompokkan berdasarkan
program per strategi. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan keterlibatan
instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk setiap aksi
dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak lain dan
bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk
persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Sandingan
Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana
Daerah.
1. Strategi Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembangaan,
Pada strategi ini terdapat 1 Fokus Prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan
dalam 3 tahun awal perencanaan. Adapun penjelasan aksi, keterlibatan dan sumber anggaran
untuk program peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan bencana yang lebih
baik dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.
Tabel 25. Rencana Aksi untuk Peningkatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Penyusunan
sistem
informasi yang
berisikan
potensi
bencana dan
Adanya arsip dan
data base potensi
bencana dan
kerentanan daerah
minimal 10 tahun
terakhir
Utama : BPBD
Pendukung
:DISHUB,
KOMINFO,
BMKG,PU,Bagian
Hukum, WALHI,
70%
15% 15%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 84
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
kerentanan
daerah
Adanya
mekanisme
publikasi data
yang dapat
diakses oleh
publik secara luas
NGO
Menyusun
Peraturan
Daerah terkait
Padang Kota
Cerdas
Bencana
Adanya ketetapan
hukum dalam
mewujudkan
Padang Kota
Cerads Bencana
Utama : BPBD
Pendukung:
Bagian Hukum,
Tenaga Ahli
100 %
Menyusun
sistem
pendataan
dengan tingkat
validasi hingga
jenjang
pemerintahan
paling bawah
di daerah
Adanya data base
kebencanaan yang
dapat digunakan
sebagai referensi
dalam
perencanaan PB
daerah
Utama : BPBD
Pendukung:
DISHUB,
KOMINFO,BMKG
,BPMPKB,PU,Bag
ian Hukum,
WALHI, NGO
70% 15% 15%
Membangun
sistem
informasi
bencana yang
dapat diakses
oleh publik
Adanya website
resmi daerah
tentang informasi
kebencanaan
bencana di daerah
Utama : BPBD
Pendukung
:DISHUB,
KOMINFO,
BMKG,
PU,Bagian
HUKUM, WALHI,
NGO
70% 15% 15%
Adanya
mekanisme
update secara
berkelanjutan
terhadap data
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 85
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
base kebencanaan
daerah
Berdasarkan tabel 25 diatas, perencanaan dalam 3 tahun awal lebih kepada upaya
untuk menyusun sistem informasi dan sistem pendataan kejadian bencana dan penyusunan
peraturan daerah. Aksi tersebut melibatkan beberapa OPD dengan keterlibatan utama dari
BPBD Kota Padang. Adapun dari seri penganggaran hampir 70 % aksi tersebut didukung
oleh anggaran pemerintah daerah melalui APBD.
2. Strategi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
Pada strategi ini terdapat 2 fokus prioritasrencana aksi yang akan dilaksanakan dalam
3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah normalisasi proses internalisasi
penanggulangan bencana dalam pembangunan. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan
sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 26 berikut.
Tabel 26. Rencana Aksi untuk Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja
sama
Bantuan
Vertikal
Melakukan
pemutakhiran
berkala Kajian
Risiko Bencana
yang melingkupi
setiap bencana
yang berpotensi
di Kota Padang
Adanya dokumen
hasil kajian risiko
bencana Kota
Padang
Utama : BPBD
Pendukung :
BAPPEDA,DINSOS
NAKER, PU,
TRTB, PMI,DKK,
KESBANGPOL,BP
S,DISPERINDAGT
AMBEN,
DISPERNAKHUTB
UN, DLH, DISHUB,
KOMINFO,Dinas
Kelautan dan
Perikanan,
50%
10%
40%
Adanya peta
risiko bencana
untuk setiap
bencana-bencana
utama di Kota
Padang
Adanya sistem
pengumpulan data
kajian risiko
bencana daerah
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 86
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja
sama
Bantuan
Vertikal
dengan validasi
hingga tingkat
pemerintahan
terendah di
daerah
DIKNAS, Bagian
Hukum, Perguruan
Tinggi, NGO
Menggalang
kerjasama
dengan daerah
tetangga dalam
pelaksanaan
upaya
penanggulangan
bencana
Dokumen
kesepakatan
pelaksanaan
penanggulangan
di daerah
perbatasan (pada
masa sebelum,
saat dan sesudah
terjadi bencana)
50%
10%
40%
Sinkronisasi
kebijakan
penanggulangan
bencana dengan
memperhitungkan
risiko lintas batas
Adanya
pengembangan
dokumen kajian
risiko bencana
dengan
memperhitungkan
risiko lintas batas
wilayah
administrasi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 87
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja
sama
Bantuan
Vertikal
Menyusun
Rencana
Penanggulangan
Kedaruratan
Bencana sesuai
dengan amanat
Undang-undang
dan Peraturan
Pemerintah yang
ada
Adanya dokumen
Rencana
Penanggulangan
Kedaruratan
Bencana Daerah
yang disepakati
bersama oleh
insitusi terkait
Penanggulangan
Bencana di
daerah
Utama : BPBD
Pendukung
:BAPPEDA,DINSO
SNAKER, PU,
TRTB, PMI,DKK,
KESBANGPOL,BP
S,DISPERINDAGT
AMBEN,
DISPERNAKHUTB
UN, DLH, DISHUB,
KOMINFO,Dinas
Kelautan dan
Perikanan,
DIKNAS, Bagian
Hukum, Unand,
Kogami,
TNI/POLRI,
BPKA,Satpol
PP,RSUD, 11
kecamatan, NGO
60% 10% 30%
Penyelenggaraa
n latihan
kesiapsiagaan
secara periodik
berdasarkan
Rencana
Penanggulangan
Kedaruratan
Bencana Daerah
Terlaksananya
satu paket
penyelenggaraan
latihan
kesiapsiagaan
bencana untuk
tujuh jenis latihan
setiap dua tahun
60% 10% 30%
Membangun
sistem
peringatan dini
bencana yang
terkoneksi
hingga tingkat
nasional
Adanya
standarisasi
pelayanan
minimum sistem
peringatan dini
sesuai dengan
regulasi di tingkat
nasional
Utama : BPBD
Pendukung
:DISHUB,
KOMINFO,BMKG,
Dinas Kelautan dan
Perikanan, NGO
lokal dan
60%
10%
30%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 88
Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran
APBD Kerja
sama
Bantuan
Vertikal
Adanya
keterhubungan
sistem
penerimaan dan
penyebaran
informasi di
daerah, Provinsi
dan nasional
internasional, 11
kecamatan
3. Strategi Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan
Pada strategi ini terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam
3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah pergeseran paradigma untuk
pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan
sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.
Tabel 27. Rencana Aksi untuk Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Pergeseran
Paradigma
untuk
Pengurangan
Risiko Bencana
Adanya rencana
aksi
kesiapsiagaan
bencana ditingkat
masyarakat yang
disusun secara
partisipatif
Utama : BPBD
Pendukung :
DINSOS, DINKES,
LSM, PMI,
Kecamatan,
Kelurahan, tokoh
masyarakat
30%
50%
20%
Adanya pelatihan
kegiatan-kegiatan
dalam rencana
aksi terkait
pengurangan
risiko bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 89
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
secara berkala
yang diikuti oleh
masyarakat
didaerah rawan
bencana
Adanya latihan
kesiapsiagaan
bencana tingkat
masyarakat secara
berkala
Adanya
kelompok siaga
bencana
kelurahan yang
berperan dalam
upaya
pengurangan
risiko bencana
Berdasarkan tabel 27 diatas, aksi yang menjadi prioritas terkait dengan menjadikan
pengurangan risiko bencana menjadi trend-setter oleh masyarakat. Rencana ini lebih kepada
peningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah
rawan bencana.
4. Strategi Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Masyarakat
Terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal
perencanaan. Program tersebut adalah optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk
penanggulangan bencana. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan sumber anggaran untuk
program tersebut dapat dilihat pada tabel 28 berikut.
Tabel 28. Rencana Aksi untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 90
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Meningkatkan
kapasitas
masyarakat
dalam analisis
kerusakan dan
upaya
pemenuhan
kebutuhan
kehidupannya
secara mandiri
selama masa
tanggap darurat
dan
pascabencana
Adanya pelatihan
berkala terkait
dengan penilaian
kerusakan serta
taksiran
kebutuhan dan
prediksi
perkembangan
kejadian bencana
untuk masa
tanggap darurat
Utama : BPBD
Pendukung :
DINSOS, DINKES,
LSM, PMI,
Kecamatan,
Kelurahan,tokoh
masyarakat
40%
20%
40%
Adanya pemetaan
kebutuhan dasar
masa tanggap
darurat dan
pascabencana
yang disusun
secara mandiri
oleh masyarakat
dalam
meminimalisasi
ketergantungan
terhadap
pemerintah
Meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
melakukan
perbaikan
akibat
Adanya
penyuluhan
berkala terkait
upaya perbaikan
kerusakan akibat
dampak bencana
di tingkat
Utama : BPBD
Pendukung :
DINSOS, DINKES,
LSM, PMI,
Kecamatan,
Kelurahan, tokoh
40%
20%
40%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 91
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
kerusakan
bencana
kategori
sedang dan
ringan secara
mandiri
kelurahan masyarakat
Adanya bentuk
kerjasama antara
masyarakat
dengan
pemerintah dalam
perbaikan dampak
kerusakan ringan
dan sedang pada
masa darurat
bencana secara
mandiri.
Menyusun
Prosedur Tetap
Penanganan
Darurat
Bencana
masyarakat
secara
partisipatif
Adanya prosedur
tetap penanganan
darurat bencana
khususnya
bencana ditingkat
masyarakat yang
disusun secara
partisipatif yang
dapat digunakan
pada masa
tanggap darurat
bencana
Utama : BPBD
Pendukung :
BAPPEDA,DINSOS
NAKER, PU,
TRTB, PMI,DKK,
KESBANGPOL,BP
S,DISPERINDAGT
AMBEN,
DISPERNAKHUTB
UN, DLH,
DISHUB,
KOMINFO,Dinas
Kelautan dan
Perikanan,
DIKNAS, Bagian
Hukum, PSB Unand,
Kogami, DRR
Indonesia,
40%
20%
40%
Adanya pelatihan
berkala kegiatan-
kegiatan dalam
pengurangan
risiko bencana di
tingkat kelurahan
minimal 2 kali
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 92
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
setahun TNI/POLRI,
BPKA,Satpol
PP,RSUD,
Kecamatan,
Kelurahan
Membangun
Eksistensi
Forum PRB
Kota Padang
Adanya SK
Walikota tentang
Pembentukan
Forum PRB Kota
Padang
Utama : BPBD
Pendukung :,
BAPPEDA,DINSOS
NAKER, PU,
TRTB, PMI,DKK,
KESBANGPOL,BP
S,DISPERINDAGT
AMBEN,
DISPERNAKHUTB
UN, DLH, DISHUB,
KOMINFO,Dinas
Kelautan dan
Perikanan,
DIKNAS, Bagian
Hukum, PSB Unand,
Kogami, DRR
Indonesia,
TNI/POLRI,
MEDIA/JJSB,
Karang Taruna, Biro
Humas,RAPI/ORAR
I,
KNPI,BUMN,BUM
D, PRAMUKA,
Forum KSB, Satpol
20%
80%
Adanya rencana
strategis Forum
PRB Kota Padang
yang mendukung
pencapaian RPB
Konsolidasi dan
koordinasi
berkala Forum
PRB Kota Padang
dengan para
pemangku
kepentingan
dalam
mendukung
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
Terbangunnya
komunikasi dan
memperpendek
birokrasi antar
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 93
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
PP,Dunia Usaha
Adanya
pemutakhiran
berkala dari
Forum PRB
kepada
pemerintah
berdasarkan hasil
pemantauan dan
evaluasi
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana
Peningkatan
kapasitas
anggota Forum
PRB Kota
Padang
Adanya kriteria
minimum
perwakilan
lembaga/institusi
yang menjadi
anggota Forum
PRB
Utama : BPBD
Pendukung :
KESBANGPOL,
DIKNAS, 11
kecamatan, tokoh
masyarakat
20%
80%
Adanya pelatihan
pengetahuan
kebencanaan
berkala bagi
anggota-anggota
aktif Forum PRB
Kota Padang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 94
Aksi Indikator Keterlibatan
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Pengembangan
lanjutan
kelompok
siaga bencana
sekolah
disemua
tingkat/level
pendidikan
Terbentuknya
sekolah cerdas
bencana
berdasarkan
kerentanan
Utama : DIKNAS,
Pendukung : BPBD,
Dinas Pemadam
Kebakaran DINSOS,
DINKES, SAR,
TNI, POLRI
20%
80%
Terbentuknya 100
kelompok siaga
bencana sekolah
baru berdasarkan
pembagian gugus
sekolah setiap
tahunnya
Adanya
pembinaan
berkala terhadap
kelompok siaga
bencana sekolah
minimal tiap
semester tahun
ajaran sekolah
Strategi Spesifik Kota Padang
Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi spesifik akan dikelompokan berdasarkan
program prioritas per jenis bahaya. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan
keterlibatan instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk
setiap aksi dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak
lain dan bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk
persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2.Sandingan
Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana
Daerah.
Untuk setiap jenis bahaya yang menjadi prioritas penanganan dikelompokkan kedalam
beberapa program yang diterjemahkan dalam aksi dan indikator. Adapun prioritas aksi dari
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 95
indikator untuk setiap jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas di Kota Padang akan
diuraikan sebagai berikut.
1. Gempa Bumi
Adapun rencana aksi untuk bencana gempabumi dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat
pada Tabel 29 berikut:
Tabel 29. Rencana Aksi Penanganan Bencana Gempabumi
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Sosialisasi
tentang
pengetahuan
gempabumi
dan cara
penyelamatan
diri saat
gempabumi
terjadi
Masyarakat ,
warga sekolah,
kampus,
pengunjung
rumah sakit,
hotel, pasar, mall
dan pengurus
rumah ibadah
memahami proses
terjadinya
gempabumi dan
proses
penyelamatan diri
saat terjadi
gempabumi
berpotensi
tsunami
Utama :
BPBD
Pendukung:
Dinas Pendidikan,
DLH, PMI, LSM,
Perguruan Tinggi,
Sasaran:
Kelurahan,
Keluarga, Sekolah,
Kampus, Tempat
Les, Rumah Ibadah,
Rumah Sakit, Hotel,
Mall, dan Pasar
70% 20% 10%
Mengidentifika
si dan
menetapkan
tempat dan
fasilitas
pengungsian
berdasarkan
kajian risiko
Tersedianya
tempat dan
fasilitas
pengungsian
korban
gempabumi yang
dilengkapi dengan
fasilitas yang
Utama : PU
Pendukung :
BPBD, TRTB,
BAPELDALDA,
BAPPEDA,
BPM2T,
KECAMATAN,
40% 20% 40%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 96
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
gempabumi
dengan
pengelolaan
sesuai dengan
standar
nasional
sesuai dengan
standar
pengelolaan
pengungsian
nasional pada
penanganan
darurat bencana
KELURAHAN,
DISHUB,
KOMINFO, PDAM,
PLN, BPN,
DINKES
Sasaran:
Kelurahan,
Keluarga, Sekolah,
Kampus, Tempat
Les, Rumah Ibadah,
Rumah Sakit, Hotel,
Mall, dan Pasar
Memetakan
sumber air
bersih dan
tempat
fasilitasi
sanitasi di
wilayah-
wilayah area
pengungsian
yang telah
ditetap
berdasarkan
kajian risiko
gempabumi
Adanya peta
sumber air bersih
dan tempat untuk
mendirikan
fasilitas sanitasi
yang layak sesuai
dengan standar
pengelolaan
penanganan
darurat bencana
di wilayah yang
berdekatan
dengan tempat
pengungsian pada
saat penanganan
darurat bencana
gempabumi
Utama :
PU
Pendukung : BPBD,
TRTB,
BAPELDALDA,
BAPPEDA,
BPM2T,
KECAMATAN,
KELURAHAN,
DISHUB,
KOMINFO, PDAM,
PLN, BPN,
DINKES
Sasaran:
Kelurahan,
Keluarga, Sekolah,
Kampus, Tempat
70% 20% 10%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 97
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Les, Rumah Ibadah,
Rumah Sakit, Hotel,
Mall, dan Pasar
Memperkuat
dan
menyediakan
sarana
prasarana
fasilitas
layanan
kesehatan
disetiap
kelurahan
Tersedianya
fasilitas dasar
kesehatan disetiap
kelurahan
minimal obat-
obatan dan
personil medis
dalam
meminimalisir
timbulnya korban
tambahan pada
penanganan
darurat bencana
Utama : Dinas
Kesehatan
Pendukung : BPBD,
Kecamatan,
Kelurahan,
Puskesmas,
DINSOSNAKER,
DISHUB,
KOMINFO
20%
10%
70%
Adanya personil
kesehatan yang
diperbantukan di
posko-posko
kesehatan pada
saat tanggap
darurat sesuai
situasi dan
kondisi
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 98
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Penyusunan
Rencana
Kontingensi
Bencana
Gempabumi
Kota Padang
Adanya dokumen
rencana kotinjensi
bencana
gempabumi Kota
Padang
Utama : BPBD
Pendukung : PU,
TRTB, Kecamatan,
Kelurahan, BPM,
DINSOSNAKER,
DINAS
KESEHATAN,
KSB, DISHUB,
KOMINFO, POLRI,
TNI, NGO
70% 20% 10%
Sosialisasi
Rencana
Kontingensi
bencana
gempabumi
Uji coba rencana
kontingensi
sebagai rencana
operasi pada saat
tanggap darurat
bencana
gempabumi Kota
Padang dengan
melibatkan OPD
terkait, minimal 1
x setahun
2. Tsunami
Adapun rencana aksi untuk bencana tsunami dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat
pada Tabel 30 berikut.
Tabel 30. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Tsunami
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 99
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Penetapan
peraturan
terkait tata
guna lahan dan
Izin
Mendirikan
Bangunan di
pesisir pantai
Adanya Perda
untuk tidak ada
penambahan
pembangunan
fasilitas umum
dan fasilitas
pemerintah di
kawasan rawan
tsunami
Utama ; PU
Pendukung : Bagian
Hukum, BPBD,
BAPELDALDA,
TRTB, BPM2T,
BAPPEDA
100%
Penetapan
gedung untuk
penyelamatan/
pengungsian
untuk
masyarakat di
zona kawasan
bencana
tsunami
Teridenfikasinya
bangunan yang
dapat difungsikan
untuk
penyelamatan dan
pengungsian
masyarakat di
zona prioritas
bencana tsunami
Utama : BPBD
Pendukung : INGO,
PSB Unand, Klinik
Konstruksi, PU,
Dinas TRTB, Bagian
Hukum, DPRD
40% 20% 40%
Adanya
penetapan
bangunan fasilitas
publik sebagai
tempat evakuasi
masyarakat di
zona rawan
tsunami dalam 1
tahun (pelabelan
shelter)
Adanya status
pengelolaan
gedung
penyelamatan/pen
gungsian yang
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 100
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
jelas untuk
tempat
penyelamatan di
zona bencana
tsunami
Budidaya
tanaman
mangrove dan
terumbu
karang di zona
penanggulanga
n bencana
tsunami
Tertanamnya
manggrove
sepanjang 5 km
dengan ketebalan
100 meter per
tahun di garis
pantai Kota
Padang yang
termasuk Zona
Penanggulangan
bencana Tsunami
dan abrasi
Utama : DLH
Pendukung :
Bappedalda,
Dispernakhutbun,
BPBD, Univ. Bung
Hatta, Walhi
40% 20% 40%
Proteksi kawasan
terumbu karang
2-3 km dari pantai
di Zona
Penanggulangan
Bencana tsunami
Melaksanakan
sosialisasi
peningkatan
pengetahuan
kesiapsiagaan
komunitas
disetiap
Masyarakat
memahami ciri-
ciri gempa bumi
yang berpotensi
tsunami dan cara
penyelamatan diri
Utama : BPBD
Pendukung :
Dinas Pendidikan,
Dinkes, Kec/kel,
LSM/NGO, PMI,
Perguruan Tinggi,
70% 20% 10%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 101
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
kelurahan yang
berisiko
tsunami
FKSB, KSBS
Sasaran:
Kelurahan,
Keluarga, Sekolah,
Kampus, Tempat
Less, Rumah Ibadah,
Rumah Sakit, Hotel,
Mall, dan Pasar
Penyediaan
media edukasi
dan sosialisasi
kesiapsiagaan
penanggulanga
n bencana
tsunami
Terpasang dan
tersebarnya 1.000
eksemplar poster,
2.000 eksemplar
leaftlet, 500
billboard sebagai
media edukasi
dan sosialisasi
pengetahuan
kesiapsiagaan
penaggulangan
bencana tsunami
Utama : BPBD
Pendukung : BPKA,
Satpol PP, Kec/kel,
LSM/NGO, PMI,
KSB, KSBS,
100%
Penyelenggara
an latihan /
simulasi
evakuasi
gempabumi
dan tsunami
secara berkala
Terselenggaranya
latihan sesuai
dengan prosedur
operasi standar
peringatan dini
dan penanganan
darurat bencana
gempabumi dan
tsunami bersama
antara pemerintah
Utama : BPBD
Pendukung : Dishub,
DISDIK, DINKES,
PMI, LSM, RAPI,
KSB, TNI, POLRI,
SAR, SATPOL
PP,NGO
Sasaran:
Kelurahan,
40% 20% 40%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 102
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
dan unsur terkait
Pb minimal satu
kali setahun
Keluarga, Sekolah,
Kampus, Tempat
Less, Rumah Ibadah,
Rumah Sakit, Hotel,
Mall, dan Pasar
Peningkatan
Kapasitas
Prasarana dan
Sarana
Evakuasi
Masyarakat
pada Zona
Penanggulanga
n Bencana
Provinsi
Terbangunnya
jalur evakuasi
baru minimal 5
jalur dari daerah
berbahaya ke
daerah aman
Utama : PUPR
Pendukung : BPBD,
Kec/kel, LSM,
Bagian Pertanahan,
Dishub, kominfo,
50% 10% 40%
Pemeliharaan
jalur evakuasi
minimal 10 km
per kelurahan
Terpasangnya
2.000 rambu-
rambu evakuasi
tsunami di titik-
titik penting di
kawasan rawan
tsunami
Penyusunan
masterplan
tsunami yang
selaras dengan
Rencana
Kontingensi
Bencana
Tsunami Kota
Adanya dokumen
masterplan
tsunami yang
terangkum dalam
rencana
kontingensi
bencana tsunami
Kota Padang
Utama : BPBD
Pendukung :
DINSOSNAKER,
DINAS
KESEHATAN,
DINAS
PENDIDIKAN, PU,
BAPPEDA, SAT
70% 20% 10%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 103
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Padang Uji coba
penggunaan
Renkon sebagai
sencana operasi
pada saat tanggap
darurat bencana
tsunami Kota
Padang dengan
melibatkan OPD
terkait, minimal 1
x setahun
POL PP, TNI,
POLRI, PDAM,
PLN, LSM PIHAK
SWASTA,
DISHUB,
KOMINFO
Sosialisasi
Rencana
Kontingensi
bencana tsunami
Pengadaan
Peralatan
Peringatan
Dini Bencana
Tsunami
Berfungsinya
masjid per
kecamatan di
zona prioritas
bencana tsunami
sebagai interface
penyebaran
arahan
Utama : BPBD
Pendukung:
DISHUB,
KOMINFO,
BPMPKB,PMI,SAT,
KSB,RAPI/ORARI,J
JSB (media massa),
Kecamatan
20% 20% 60%
Berfungsinya
media massa TV
dan Radio lokal
sebagai interface
penyebaran
arahan
Adanya 3
frekuensi khusus
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 104
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
yang dapat
digunakan pada
saat darurat
bencana di Kota
Padang
Adanya
penambahan 20
sirine yang
beroperasi untuk
peringatan dini
bencana tsunami
di zona prioritas
bencana tsunami
Pemetaan
sumber-
sumber air
bersih dan
pembangunan
fasilitas
sanitasi yang
dapat
digunakan
pada
penanganan
darurat
bencana
tsunami
Adanya peta
potensi sumber
air bersih yang
dapat digunakan
saat penanganan
darurat
Utama : BPBD
Pendukung:
DINSOSNAKER,P
DAM,PU,DKK,Dina
s TRTB, Dinas
Kebersihan dan
Pertamanan
20% 40% 20%
Adanya
penetapan lokasi
pembangunan
fasilitas sanitasi
sementara di area
pengungsian yang
digunakan pada
saat tanggap
darurat bencana
tsunami
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 105
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Memperkuat
dan
menyediakan
sarana
prasarana
fasilitas
layanan
kesehatan
disetiap
kelurahan
Tersedianya
fasilitas dasar
kesehatan disetiap
kelurahan
minimal obat-
obatan dan
personil medis
dalam
meminimalisir
timbulnya korban
tambahan pada
penanganan
darurat bencana
Utama : DKK
Pendukung : BPBD,
PU, DKK,
Dinsosnaker, PMI,
Dinas Pertanaman
dan Kebersihan,
Swasta
30%
40%
30%
Adanya 5 orang
personil
kesehatan yang
diperbantukan di
posko-posko
kesehatan pada
saat tanggap
darurat
3. Banjir
Adapun rencana aksi untuk bencana banjir dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada
Tabel 31 berikut.
Tabel 31. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Banjir
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 106
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Menyelenggar
akan
sosialisasi dan
diskusi terkait
pengurangan
risiko bencana
banjir di setiap
kelurahan di
Kota Padang
Adanya
sosialisasi tentang
penyebab
terjadinya dan
dampak yang
ditimbulkan
bencana banjir
serta bencana
turunannya
kepada
masyarakat di
kawasan rawan
banjir terkait
pengurangan
kerentanan
disetiap kelurahan
minimal 1 kali
setahun
Utama :BPBD
Pendukung :
Kecamatan,
Kelurahan, DLH
70% 20% 10%
Penyusunan
Rencana
Kontingensi
Bencana
Banjir Kota
Padang
Adanya dokumen
rencana kotigensi
bencana banjir
Kota Padang
Utama : BPBD
Pendukung :,
BAPPEDA,DINSOS
NAKER, PU, TRTB,
PMI,DKK,
KESBANGPOL,BP
S,DISPERINDAGT
AMBEN,
DISPERNAKHUTB
UN, DLH,
DISHUB,KOMINF
O,Dinas Kelautan
60% 10% 30%
Uji coba
penggunaan
renkon sebagai
sencana operasi
pada saat tanggap
darurat bencana
banjir Kota
Padang dengan
melibatkan OPD
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 107
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
terkait, minimal 1
x setahun
dan Perikanan,
DIKNAS, Bagian
Hukum, PSB Unand,
Kogami,
TNI/POLRI,
DPKA,Satpol
PP,RSUD, 11
Kecamatan
Sosialisasi
Rencana
Kontingensi
bencana banjir
Kota Padang
Pengadaan
Peralatan
Peringatan
Dini di zona
bahaya
bencana banjir
Adanya alat
peringatan dini
bencana banjir di
Kota Padang
Utama : BPBD
Pendukung :
Kecamatan
Kelurahan,
DINSOSNAKER,
BAPELDALDA,
PU,
DISPERNAKHUTB
UTHUT, DINAS
KESEHATAN,
RAPI, DISHUB,
KOMINFO
20% 10% 70%
Menetapkan
tempat
pengungsian
yang
dilengkapi
dengan
fasilitas
pendukungnya
yang mudah
Adanya tempat
pengungsian yang
mudah diakses
dan dikelola
secara mandiri
oleh masyarakat
yang dapat
dipergunakan
pada saat tanggap
Utama : PU
Pendukung : BPBD,
DINSOSNAKER,
Kecamatan,
Kelurahan, TNI
POLRI, BAGIAN
HUKUM,
BAPPEDA, TRTB,
30% 20% 50%
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 108
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
diakses dan
dikelola secara
mandiri oleh
masyarakat
darurat LSM, PMI
Tersedianya
sumber air bersih
dan tempat
sanitasi yang
telah
mempertimbangk
an standar
penanganan
pengungsian yang
dikelola secara
mandiri oleh
masyarakat yang
dapat
dipergunakan saat
tanggap darurat
Memperkuat
dan
menyediakan
sarana
prasarana
fasilitas
layanan
kesehatan
disetiap
kelurahan
Adanya tempat
dan fasilitas
layanan kesehatan
yang memadai di
kawasan untuk
penanganan
korban banjir
disetiap zona
bencana banjir di
Kota Padang
Utama :Dinas
Kesehatan
Pendukung : BPBD,
PUSKESMAS,
Kecamatan,
Kelurahan,
DINSOSNAKER,
20% 10% 70%
Tersedianya
minimal 5 tenaga
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 109
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
medis yang
berkompeten
disetiap tempat
layanan kesehatan
Tersedianya obat-
obatan dan
perangkat
pendukung
lainnya di tempat
layanan kesehatan
4. CUACA EKSTRIM
Adapun rencana aksi untuk bencana cuaca ekstrim dalam 3 tahun kedepan dapat
dilihat pada Tabel 32 berikut.
Tabel 32. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Peningkatan
pengetahuan
masyarakat
tentang cuaca
ekstrim di
wilayah yang
berpotensi
Adanya
sosialisasi
pengetahuan
potensi bahaya
dan kerugian
yang ditimbulkan
dari risiko
terjadinya
bencana cuaca
ekstrim
Utama : BPBD
Pendukung :
BKPSDM, DLH,
PMI, LSM,
Perguruan Tinggi,
LOKA, KKP, Dinas
Pendidikan, KSB,
KSBS, Kecamatan,
DKK
60% 10% 30%
Adanya aksi
sosial masyarakat
dalam upaya-
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 110
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
upaya
pengurangan
risiko bencana
cuaca ekstrim
Melakukan
kajian terhadap
tanda-tanda
alam sebagai
sistem
peringatan dini
Adanya tanda-
tanda alam yang
merupakan
sumber informasi
dan kearifan lokal
terhadap kejadian
bencana cuaca
ekstrim
Utama : BPBD
Pendukung :
Dishub,kominfo,
BPMPKB, PMI,
SAT, KSB,
RAPI/ORARI, JJSB
(Media Masa),
Kecamatan, BMKG
60% 10% 30%
Pengadaan
Peralatan
Peringatan
Dini Bencana
Cuaca Ekstrim
Adanya alat
deteksi dini
terhadap bahaya
cuaca ekstrim
bagi masyarakat
di kawasan rawan
Utama : BPBD
Pendukung : Dishub,
kominfo, BPMPKB,
PMI, SAT, KSB,
RAPI/ORARI, JJSB
(Media Masa),
Kecamatan, BMKG
20% 10% 70%
Adanya sistem
penyebaran
informasi
peringatan dini
bagi masyarakat
minimal 1x24
Jam sebelum
kejadian bencana
cuaca ekstrim
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 111
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
Penyediaan
Layanan
Kesehatan Di
Lokasi
Pengungsian
Pada Saat
Tanggap
Darurat
Adanya posko
kesehatan darurat
dilokasi
pengungsian
akibat bencana
cuaca ekstrim
yang dilengkapi
dengan tenaga
medis dan sarana
prasarana
kesehatan
Utama : Dinas
Kesehatan
Pendukung :
DINSOSNAKER,
Kecamatan,
Kelurahan, BPBD,
PDAM, PLN, TNI,
POLRI, SAT POL
PP, PMI
70% 20% 10%
Adanya obat-
obatan dan sarana
pendukung seperti
air dan sanitasi
yang cukup
memadai di
daerah
pengungsian
Penyusunan
Rencana
Kontingensi
Bencana
Cuaca Ekstrim
Kota Padang
Adanya dokumen
Rencana
Kontingensi
bencana cuaca
ekstrim Kota
Padang
Utama : BPBD
Pendukung : Dishub,
kominfo, BPMPKB,
PMI, SAR, KSB,
RAPI/ORARI, JJSB
(Media Masa),
Kecamatan,
Kelurahan, BMKG
70% 20% 10%
Uji coba
penggunaan
Renkon sebagai
rencana operasi
pada saat tanggap
darurat bencana
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 112
Aksi Indikator Keterlibatan
Institusi
Sumber Anggaran
APBD Kerja-
sama
Bantuan
Vertikal
cuaca ekstrim
Kota Padang
dengan
melibatkan OPD
terkait, minimal 1
x setahun
Sosialisasi
Rencana
Kontingensi
bencana cuaca
ekstrim
Berdasarkan tabel diatas terlihat beberapa aksi untuk bencana gempabumi, tsunami,
banjir dan cuaca ekstrim yang menjadi prioritas penanganan dalam 3 tahun awal
perencanaan. Sedangkan untuk jenis bahaya lainnya seperti tanah longsor, gelombang
ekstrim dan abrasi, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, epidemi dan wabah penyakit
serta gagal teknologi merupakan jenis bahaya yang tergolong kedalam penanganan secara
bertahap. Beberapa aksi dapat sejalan dilaksanakan bersamaan dengan jenis bahaya yang
menjadi prioritas di Kota Padang. Sedangkan untuk aksi spesifik sesuai dengan jenis bahaya
masing masing akan dilakukan secara bertahap di tahun ke 4 dan 5.
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 113
BAB VI
PENUTUP
Pengarus utamaan penanggulangan bencana adalah sebuah mekanisme untuk menjamin
penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana oleh
Pemerintah Kota Padang. RPB Kota Padang yang disusun untuk rentang perencanaan 2017 -
2019 merupakan salah satu mekanisme efektif untuk itu. Hal ini dikarenakan dalam RPB telah
termasuk Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana. Rencana Aksi ini juga
memberikan ruang bagi para mitra pemerintah untuk turut serta berkontribusi dan berpartisipasi
aktif dalam pembangunan budaya aman terhadap bencana di Kota Padang.
Pelaksanaan RPB Kota Padang membutuhkan komitmen kuat secara politis maupun
teknis dari pihak yang terkait. Selain itu perlu dilakukan proses peninjauan dan pembaharuan
secara berkesinambungan terhadap pelaksanaan dokumen RPB yang telah berjalan minimal 2
tahun. Hal ini dilakukan karena perkembangan dan dinamisasi perubahan dalam setiap tahunnya.
Selain itu dilakukan agar perencanaan yang telah disusun dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi wilayah terbaru.
Upaya lain yang diharapkan dapat dilakukan Pemerintah Kota Padang dalam
pengarusutamaan penanggulangan bencana adalah dengan melakukan pendekatan kepada
legislatif dan eksekutif. Strategi advokasi perlu dilakukan dengan harapan dapat membangun
komitmen tersebut secara optimal pada seluruh jenjang dan birokrasi Pemerintah Kota Padang.
Kerjasama semua pihak akan berjalan efektif hingga terbangun budaya aman terhadap bencana
di masyarakat sesuai dengan Visi Penanggulangan Bencana Kota Padang.
Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Menjadikan
Padang
Kota Cerdas
Bencana
Mewujudkan
Masyarakat
Kota Padang
Sebagai
Masyarakat
Cerdas
Bencana
Mewujudkan ke
tangguhan
masyarakat melalui
peningkatan
pengetahuan,
kesadaran, dan
komitmen, serta
perilaku dan
budaya sadar
bencana
Persentase
Kesipasiagaan
Kelurahan di
Kota Padang
Mewujudkan
kesiapsiagaan
dalam
penanggulangan
bencana
Jumlah
kelurahan
cerdas bencana
Pencegahan
dini dan
Penanggulangan
korban bencana
alam
Peningkatan
upaya
pencegahan
dini dan
penanggulangan
korban bencana
alam
Pemantauan dan
penyebarluasan
informasi potensi
bencana alam
persentase sebaran
informasi bencana
-
243.000.000 100% 243.000.000
Pembentukan/
pembinaan
organisasi
penanggulangan
bencana
Jumlah organisasi
penanggulangan
bencana yang
dibina
Sosialisasi
penanggulangan
bencana di
daerah zona
merah
Jumlah rumah
yang mendapat
sosialisasi bencana
di zona merah
- - 5000
Rumah
130.652.000 10000
Rumah
143.717.000
Pelatihan
kelompok siaga
bencana (KSB)
kelurahan
Jumlah kelompok
siaga bencana
kelurahan yang
dilatih
160 orang 145.380.000 200 orang 175.897.000 150
orang
193.487.000
Simulasi evakuasi
bencana
Jumlah peserta
simulasi evakuasi
bencana
4200
orang
424.512.000 395.900.000
Pendidikan dan
pelatihan SAR
bagi kelompok
siaga bencana
(KSB) kelurahan
Jumlah anggota
KSB Kelurahan
yang mengikuti
Pendidikan dan
pelatihan SAR
225 orang 153.180.000 164.703.000
Simulasi
penanggulangan
bencana di zona
merah
Jumlah
masyarakat di
zona merah yang
mengikuti simulasi
penanggulangan
bencana
- - - -
Peringatan detik-
detik gempa 30
September 2009
Jumlah Peserta
Peringatan detik-
detik gempa 30
September 2009
- - - -
1500
Orang
100.000.000
Sosialisasi
penerapan
rancang bangun
serta penggunaan
bahan dan
peralatan lebih
baik
Jumlah pekerja
bangunan / tukang
bangunan yang
mendapat latihan /
sosialisasi
bangunan ramah
gempa
100% 50.000.000 100% 204.160.000 100% 105.760.000 100% 116.336.000
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kota Padang Tahun 2017 - 2019
Visi Misi Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Program Indikator
Program2014
Target Kinerja Program Dan Kerangka PendanaanKegiatan Data Capaian Pada Tahun
Awal Kegiatan (output)2013 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir
Periode RPJMD (2019)
Indikator Tujuan Indikator Kegiatan
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 114
Pemulihan mental
korban terkena
bencana (trauma
healing)
persentase
pemulihan mental
korban terkena
bencana (trauma
healing)
165.000.000 100% 200.000.000
Study banding
pengelolaan
bencana
Jumlah study
banding
pengelolaan
bencana
65.000.000 100% 145.000.000
Kelurahan cerdas
bencana
Jumlah kelurahan
cerdas bencana 7
Kelurahan-
10
Keluraha
n
15
Keluraha
n
Keluarga cerdas
bencana
Jumlah keluarga
cerdas bencana -5000
rumah 13065200010.000 254.489.200 20.000 295.000.000
Sekolah cerdas
bencana
Jumlah sekolah
cerdas bencana - - - 47
Sekolah
278.100.000 100
Sekolah
280.000.000
Kampus cerdas
bencana
Jumlah Kampus
cerdas bencana- - -
20
Universit
as
195.000.000
Tempat les cerdas
bencana
Jumlah tempat les
cerdas bencana - - -
50
Tempat
Les
145.000.000
Rumah ibadah
cerdas bencana
Jumlah rumah
ibadah cerdas
bencana- - -
100
Rumah
Ibadah
100
Rumah
Ibadah
Rumah sakit
cerdas bencana
Jumlah rumah
sakit cerdas
bencana
- - -
20
Rumah
sakit
Pasar cerdas
bencana
Jumlah pasar
cerdas bencana - - -8 Pasar 45.000.000
Mall cerdas
bencana
Jumlah Mall
cerdas bencana- - -
5 Mall
Hotel cerdas
bencana
Jumlah hotel
cerdas bencana - - -20 Hotel
Menyediakan
Sarana Dan
Prasarana
Kebencanaan
Mewujudkan
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana yang
handal, mencakup
penanganan
prabencana,
tanggap darurat,
dan pasca bencana
Meningkatnya
penanggulangan
bencana yang
handal
Mewujudkan
sistem
penanganan
kedaruratan
bencana yang
efektif
meningkanya
penanganan
penanggulangan
bencana
Pencegahan
dini dan
Penanggulangan
korban bencana
alam
Jumlah
dokumen dan
saranaprasarana
pendukung
kebencanaan
Penyusunan
rencana
kontijensi
kerawanan
bencana di Kota
Padang
Jumlah dokumen
rencana kontijensi
kerawanan
bencana di Kota
Padang
-1
Dokumen268.000.000
125.000.000
Penyusunan
rancangan perda
tentang daerah
rawan bencana di
Kota Padang
Jumlah Perda
Padang Kota
Cerdas Bencana
- - - 1
Dokumen
85.000.000
penyusunan
prosedur tetap
evakuasi, logistik,
dapur umum, dan
pendataan di
tingkat kelurahan
Jumlah prosedur
tetap evakuasi,
logistik, dapur
umum, dan
pendataan di
tingkat kelurahan
- - - - - - -
Pendataan daerah
rawan bencana
Persentase daerah
rawan bencana
yang didata
203.500.000
Pengadaan sarana
dan prasarana
evakuasi
Jumlah sarana dan
prasarana evakuasi
385.000.000 2 unit 500.000.000
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 115
Sewa tempat
parkir/uang
tambat/hanggar
sarana mobilitas
tersedianya tempat
tambat kapal
1 tempat 50.000.000 1 tempat 55.000.000 1 tempat 60.500.000
Pemeliharaan/lab
elisasi shelter
Jumlah shelter
yang dilabelisasi
74 shelter 85.925.100
Perawatan
berkala sirine
peringatan dini
tsunami
Jumlah sirine yang
dipelihara
14 unit 175.113.500 14 unit 192.000.000 14 unit 150.000.000 14 unit 195.000.000
Penyediaan
rambu-rambu
jalur evakuasi
Jumlah rambu-
rambu jalur
evakuasi
24 unit 75.565.000 21 unit 40.956.500 21 unit 45.052.150 30 unit 81.913.000
Pengadaan sarana
posko (RIG) KSB
di 104 kelurahan
Jumlah sarana
posko (RIG) KSB
di 104 kelurahan
Pemeliharaan
rambu-rambu dan
baliho evakuasi
Jumlah rambu-
rambu dan baliho
evakuasi yang
dipelihara
142 unit 86.166.250 48 unit 84.056.000 48 unit 92.461.000 48 Unit 105.000.000
Pencegahan
bahaya dan
ancaman pada
daerah rawan
bencana
(pemasangan
plang daerah
rawan bencana)
Jumlah plang yang
terpasang di
daerah rawan
bencana
8 unit 131.691.000 48 unit 170.977.000 285.094.000
Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan
kebencanaan
Jumlah peralatan
dan perlengkapan
kebencanaan yang
tersedia
8 jenis 165.487.000 7 jenis 671.805.000 - - 7 Jenis 738.985.500
Pemeliharaan
Peralatan
Kebencanaan
Jumlah Peralatan
Kebencanaan
yang dipelihara
61 unit 75.000.000 61 unit 110.009.000 76 unit 130.009.900 76 unit 143.010.890
Pengadaan dan
pemasangan
peralatan EWS
Jumlah peralatan
EWS yang
disediakan1 paket 214.790.000 - - - - - - - - - -
3 unit 250.000.000
Penyediaan solar
cell
Jumlah solar cell
yang tersedia
192.000.000 1 unit 215.000.000
Pengenalan
damage and loss
asessment
(pengkajian
kebutuhan
pascabencana)
Terbentuknya tim
pengkaji
pemulihan pasca
bencana
- - 50 orang 200.000.000 50 orang 220.000.000 1 Keg 242.000.000
Penyusunan
Program Aplikasi
Kajian Cepat
Bencana
Jumlah Program
Aplikasi Kajian
Cepat Bencana
45.000.000 1 Paket 250.000.000
Membina
Hubungan
Koordinasi
Dengan
Berbagai
Pihak Terkait
Kebencanaan
Penguatan
kapasitas
pemerintah,
masyarakat dan
dunia usaha dalam
upaya mitigasi
risiko bencana
serta penanganan
bencana
Jumlah
masyarakat, NGO
maupun dunia
usaha yang
terlibat dalam
upaya mitigasi
bencana
Optimalnya
penyelenggaraa
n
penanggulangan
dan pemulihan
akibat bencana
secara
terkoordinasi,
terpadu dan
berkelanjutan
Jumlah personil
aparatur
pemerintah yang
mengikuti
latihan/
kesiapsiagaan/
koordinasi
penanggulangan
bencana
Pencegahan
dini dan
Penanggulangan
korban bencana
alam
Jumlah
koordinasi
kebencanaan
Peremajaan dan
Optimalisasi
Pusat Kontrol
Sirine/Pusdalops
Jumlah personil
kesiapsiagaan
Pusdalops
24
personil
198.284.000 28
personil
866.590.000 28
personil
866.590.000 28
personil
953.249.000
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 116
Rakor
kebencanaan
Jumlah rakor
kebencanaan
tingkat nasional
dan daerah
_ _ 1 Keg 117.288.000 _ _ 1 Keg 129.016.800
peningkatan
kapasitas aparatur
Kecamatan dan
Kelurahan
Bidang
kebencanaan
Jumlah aparatur
Kecamatan dan
Kelurahan Bidang
Kebencanaan
yang dilatih
_ _ _ _ _ _ _ _
Pelatihan damage
and loss
asessment
(pengkajian
kebutuhan
pascabencana)
Jumlah peserta
Pelatihan damage
and loss asessment
(pengkajian
kebutuhan pasca
bencana)
50 orang 200.000.000 50 orang 220.000.000 50 orang 242.000.000
Pembentukan tim
TRC
Jumlah tim TRC
yang dibentuk
_ _ _ _ _ _ 15 orang 145.000.000
Kesiapsiagaan
penanggulangan
bencana
persentase
Kesiapsiagaan
penanggulangan
bencana
100% 2.093.400.000 100% 826.500.000 100% 900.000.000 100% 990.000.000
Menghadirka
n Pemerintah
Di Tengah-
Tengah
Masyarakat
Yang
Tertimpa
Bencana
Peningkatan
penyelenggaraan
administrasi
perkantoran
meningkatnya
pelayanan publik
Meningkatnya
akuntabilitas
kinerja dan
pelayanan
publik
Nilai evaluasi
AKIP
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
meningkatnya
pelayanan
administrasi
perkantora
Penyediaan Jasa
Surat menyurat
Jumlah perangko,
materei, dan
benda Pos lainnya
1100
Lembar
4.950.000 1.200 5.400.000 645 2.970.000 645 2.970.000
Penyediaan jasa
komunikasi,
sumber daya air,
dan listrik.
Jumlah tagihan
rekening
komunikasi,
sumber daya air,
dan listrik yang
dibayar
36
Rekening
309.514.756 36
Rekening
184.500.000 72
rekening
247.660.000 72
rekening
272.426.000
Penyediaan jasa
pemeliharaan dan
perizinan
kendaraan
dinas/operasional
Jumlah perizinan
dan pemeliharaan
kendaraan
dinas/operasional
100% . 7.258.800 100% 65.000.000 100% 65.000.000 100% 71.500.000
Penyedian jasa
kebersihan kantor
Jumlah petugas
kebersihan kantor
2 Paket 86.000.000 3 orang 45.000.000 3 orang 48.005.000 3 orang 48.005.000
Penyediaan jasa
perbaikan
peralatan kerja
Jumlah peralatan
kerja yang
diperbaiki
4 jenis 24.000.000 5 jenis 32.500.000 5 jenis 35.750.000
Penyediaan alat
tulis kantor
Jumlah alat tulis
kantor yang
tersedia
20 Jenis 57.000.000 19 Jenis 56.340.000 19 Jenis 73.625.000 19 Jenis 80.987.500
Penyediaan
barang cetakan
dan penggandaan
Jumlah barang
cetakan dan
penggandaan
16 Jenis 51.486.500 13 Jenis 48.998.750 13 Jenis 58.746.614 13 jenis 64.621.276
Penyediaan
Komponen
instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
Tersedianya
Komponen
instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
19 Jenis 29.868.500 19 Jenis 29.870.000 20 jenis 9.000.000 20 jenis 9.900.000
Penyediaan
peralatan dan
perlengkapan
kantor
Tersedianya
peralatan dan
perlengkapan
kantor
15 unit 78.925.000 15 unit 147.118.000 11 unit 58.857.000 11 unit 64.742.700
Penyediaan
peralatan rumah
tangga
Tersedianya
peralatan rumah
tangga
8 Unit 14.235.000 16 unit 28.500.000 16 unit 28.500.000 16 unit 31.350.000
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 117
Penyediaan
bahan bacaan
kantor dan
peraturan
perundang-
undangan
Tersedianya bahan
bacaan kantor
2880 eks 10.720.000 2880 eks 11.800.000 2880 eks 11.800.000 2880 eks 12.980.000
Penyediaan
makanan dan
minuman
Tersedianya
makanan dan
minuman
1178
Kotak
34.110.000 2320 kotak 58.000.000 1624
kotak
40.625.000 1624
kotak
44.687.500
Rapat-rapat
koordinasi dan
konsultasi ke luar
daerah
Tersedianya dana
Perjalanan dinas
luar daerah
100
Persen
370.411.500 100 persen 291.650.000 100 persen 275.000.000 100
persen
302.500.000
Penyediaan alat
kebersihan
Penyediaan alat
kebersihan
1 paket 24.000.000 1 paket 26.400.000
Peningkatan
pelayanan
administrasi
perkantoran
Jumlah pegawai
kontrak
1 Orang 18.300.000 6 orang 109.800.000 6 orang 129.600.000 6 orang 142.560.000
Penyediaan
jaminan
keselamatan/kese
hatan kerja
Tersedianya
pembayaran premi
asuransi
keselamatan
kerja
110 Orang 126.020.731 55 Orang 21.560.000 30 orang 24.000.000 30 orang 26.400.000
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
Meningkatnya
sarana dan
prasarana
perkantoran
Pembangunan
gedung kantor
Tersedianya
gedung kantor
BPBD
1
Dokumen
350.980.300 ########## 1 unit ############
Pengadaan
kendaraan
dinas/operasional
(10 unit sepeda
motor dan 1 unit
minibus
operasional
Kepala
Pelaksana)
Jumlah kendaraan
dinas/operasional
yang tersedianya
- - - - - - 11 unit 800.000.000
Pengadaan
peralatan gedung
kantor
Jumlah peralatan
gedung kantor
yang tersedia
1 Paket 78.925.000 11 jenis 157.660.000 82.500.000
Pengadaan
mebeulair
Pengadaan
mebeulair
6.600.000 52 unit 15.800.000 52 unit 15.800.000 17.380.000
Pemeliharaan
Rutin/berkala
kendaraan dinas
operasional
Jumlah kendaraan
dinas operasional
yang terpelihara
56 unit 1.313.188.277 56 unit 753.971.150 56 unit 850.403.000 56 unit 935.443.300
Pemeliharaan
rutin/berkala
peralatan gedung
kantor
Tersedianya
Pemeliharaan
rutin/berkala
peralatan gedung
kantor
- - 18 unit 9.000.000 14 unit 16.450.000 14 unit 18.095.000
Pemeliharaan
rutin/berkala
meubiler
Jumlah meubiler
yang dipelihara
6 jenis 6.600.000 4 jenis 5.432.500 5 jenis 7.000.000 5 jenis 7.700.000
Pengadaan
perlengkapan
mobil
dinas/operasional
Persentase
perlengkapan
mobil
dinas/operasional
23.000.000
Penyediaan jasa
perkantoran
Tersedianya
gedung kantor
- - 1 unit 250.000.000 1 unit 190.000.000 1 unit 209.000.000
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 118
Pemasangan
jaringan
komunikasi /
instalasi listrik /
sumberdaya air
Tersedinya
jaringan
komunikasi /
instalasi listrik /
sumberdaya air
12.400.000
Perizinan pesawat
Orari
Tersedianya
perizinan pesawat
Orari
- - _ _ 1 paket 21.000.000 1 paket 23.100.000
Program
Peningkatan
Disiplin
Aparatur
Meningkatnya
disiplin
aparatur
Pengadaan
mesin/kartu
absensi
Tersedianya
mesin/kartu
absensi
3 Unit 12.000.000 1 unit 5.500.000 1 unit 5.500.000
Pengadaan
pakaian dinas
beserta
kelengkapannya
Tersedianya
pakaian dinas
beserta
kelengkapannya
64 Stel 99.262.000 60 stel 106.480.000 70 stel 124.450.000 70 stel 136.895.000
Pengadaan
pakaian kerja
lapangan
Tersedianya
pakaian kerja
lapangan
55 stel 61.908.000 _ _ 70 stel 145.000.000
Program
Peningkatan
Kapasitas
Sumber Daya
Aparatur
Meningkatnya
kapasitas
sumber daya
aparatur
Latihan
peningkatan
kapasitas rescue
darat
Jumlah personil
yang dilatih rescue
darat
- - 5 orang 27.500.000
Latihan
peningkatan
kapasitas rescue
air
Jumlah personil
yang dilatih
rescue air
5 orang 25.000.000 5 orang 27.500.000
Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem
Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
Meningkatnya
pengembangan
sistem
pelaporan
capaian kinerja
dan keuangan
Penyusunan
laporan capaian
kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
Persentase laporan
capaian kinerja
dan ikhtisar
realisasi kinerja
SKPD
24
Dokumen
9.851.000 24
dokumen
25.000.000 24
dokumen
25.000.000 24
dokumen
27.500.000
Tingkat
Kepuasan
Masyarakat
Indeks
kepuasan
masyarakat
Indeks
kepuasan
masyarakat
Pengukuran
kepuasan
masyarakat
terhadap layanan
publik
Nilai IKM 1
dokumen
10.000.000
Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 119