renstra badan penanggulangan bencana daerah kota …ppid.padang.go.id/home/download_file/renstra...

120

Upload: truongmien

Post on 28-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memenuhi ketentuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disusun

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang Tahun 2014 -

2019, yang selanjutnya dalam dokumen ini disebut Renstra Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019. Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota Padang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kota Padang Tahun 2014 - 2019 sebagai bagian dari agenda Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2004 – 2024. Visi Kota Padang

dalam RPJMD 2014 - 2019, yaitu “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan,

Perdagangan, Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya ”, serta

keberlanjutan program dan kegiatan lingkup Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota

Padang lima tahun kedepan.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2014 - 2019

merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi

pembangunan pada tahun 2014 - 2019, sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan

fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang di bidang urusan

penanggulangan bencana. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara

unit organisasi di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang dalam

melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas dan fungsi yang diemban,

terutama memuat visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam periode

lima tahun kedepan.

Dasar hukum penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota

Padang 2014 - 2019 mengacu pada UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah; UU Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN); UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun

2005-2025; PP Nomor 40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Nasional; serta Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 2

1.2. Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47 tambahan lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4286)

2. Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah sebagaimana

telah diubah dengan undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang penetapan

peraturan Pemerintah penganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang

perubahan atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

menjadi Undang-undang, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4548.

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tetang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.

5. Peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja

intansi pemerintah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian Urusan pemerintahan

antara pemerintahDaerah provpinsi dan pemerintah Daerah

7. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penanggulangan

Bencana.

8. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja BPBD.

9. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Kewenangan Daerah

Kota Kota Padang

10. Peraturan Walikota Padang Nomor 25 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap

Penanggulangan Bencana Kota Padang

11. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan

Organisasi Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam

Kebakaran;

12. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 87);

13. Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas Fungsi Dan tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 3

1.3. Maksud Dan Tujuan

Maksud penyusunan rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota

Kota Padang adalah :

1. Penyusunan rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah

Kota Padang adalah untuk memberikan gambaran tentang kondisi Badan

Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang.

2. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang

merupakan panduan bagi Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang

dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat dibidang kebencanaan.

3. Rencana strategis (Renstra) Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota Padang

sebagai acuan untuk mewujudkan kinerja Badan Penanggulanggan Bencana Daerah

Kota Padang dalam melaksanakan tugasnya dalam kurun waktu tertentu.

4. Memberikan gambaran permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya

dengan berbagai kendala, tantangan dan peluang.

Tujuan penyusunan rencana strategis Badan Penganggulangan Bencana Daerah Kota

Padang adalah :

1. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui peningkatan sumber

daya manusia dan sarana prasarana

2. Meningkatkan kualitas penanggulangan bencana berbasis informasi teknologi yang

sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas.

3. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintegrasi dalam proses perencanaan

pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana.

4. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan

penagulangan bencana yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 4

1.4 Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud Dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1 Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.2 Sumber Daya Organisasi Perangkat Daerah

2.3 Kinerja Pelayanan Organisasi Perangkat Daerah

2.4 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Pelayanan Organisasi

Perangkat Daerah

BAB III ISU-ISU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan

Organisasi Perangkat Daerah

3.2 Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala

Daerah Terpilih

3.3 Telahaan Renstra

3.4 Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI, DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi Dan Misi OPD

4.2 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah Organisasi Perangkat Daerah

4.3 Strategi Dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 5

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1. Tugas, Fungsi, Dan Struktur Organisasi OPD

2.1.1. Tugas Pokok OPD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang mempunyai tugas

melaksanakan :

1. Menetapkan Pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan Bencana

yang mencakup pencegahan bencana, penanggulangan darurat, rehabilitasi serta

rekontruksi secara adil dan setara

2. Menetapkan Standarisasi serta kebutuhan penyelenggara Penanggulangan

Bencana berdasarkan peraturan perundangan

3. Menyusun dan menetapkan serta menginformasikan peta rawan bencana

4. Menyusunkan dan menetapkan prosedur tetap penangganan bencana

5. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala Daerah

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana

6. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang

7. Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah

8. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundangan.

2.1.2. Fungsi OPD

BPBD Kota Padang Dalam melakanakan tugas sebagaimana dimaksud

menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan

penanggulangan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif, dan efesien

2. Pengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara

terencana, terpadu, dan menyeluruh.

2.1.3 Unsur Pelaksana Badan

1. Unsur pelaksana badan mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana

secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pascabencana.

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) unsur

pelaksana badan menyelenggarakan fungsi:

a. Pengoordinasian

b. Pengkomandoan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 6

c. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

3. Fungsi koordinasi unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf a dilaksanakan melalui koordinasi dengan perangkat daerah terkait. Instansi

vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan atau pihak lain yang dipandang

perlu pada tahap pra bencana dan pasca bencana.

4. Fungsi komando unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan

logistik dari perangkat daerah terkait, instansi vertikal yang ada di daerah, serta

langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana.

5. Fungsi pelaksana unsur pelaksana badan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf c dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan perangkat

daerah terkait dan instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan

kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah dan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

2.1.4 Kepala Pelaksana

1. Kepala Pelaksana mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan

penanggulangan bencana daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan demi terwujudnya kota yang aman dari ancaman bahaya bencana.

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala

Pelaksana mempunyai fungsi :

a. menyusun kebijakan teknis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman,

serta bebas dari ancaman bahaya bencana;

b. merumuskan sasaran strategis penanggulangan bencana berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan untuk mencapai daerah yang aman, nyaman,

serta bebas dari ancaman bahaya bencana;

c. merumuskan program kerja badan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan agar penanggulangan bencana dapat terukur secara tepat dan

optimal;

d. mengkoordinasikan penanggulangan bencana dengan para mitra kerja terkait

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujudnya

sinkronisasi kebijakan dengan baik;

e. menyelenggarakan penanggulangan bencana, yang meliputi manajemen,

penelitian, dan pengembangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan demi terwujudnya daerah yang aman, nyaman, serta bebas dari

ancaman bahaya bencana;

f. mengendalikan penyelenggaraan penanggulan bencana berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan sebagai bentuk upaya pencapaian target secara

efektif dan efisien;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 7

g. membina aparatur dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar pencapaian hasil

pelaksanaan tugas dapat lebih efisien dan efektif;

h. mengarahkan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan demi tercapainya pelaksanaan tugas

yang tepat sasaran;

i. mengevaluasi penyelenggaraan urusan penanggulangan bencana berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan

pelaksanaan tugas secara komprehensif;

j. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bahaya secara periodik

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bentuk

akuntablitas kinerja;

k. pengguna anggaran badan;

l. pengguna barang badan; dan

m. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.5 Sekretariat

1. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.

2. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam memimpin dan

mengatur penyelenggaraan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan

organisasi di lingkup badan, dalam urusan umum, perlengkapan, keuangan,

kepegawaian, kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, evaluasi, dan pelaporan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan agar terwujud pelayanan

administrasi perkantoran yang baik.

3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretariat

mempunyai fungsi :

a. merencanakan program kerja sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan agar terwujudnya pengelolaan fungsi kesekretariatan yang berhasil dan berdayaguna;

b. merencanakan operasional sekretariat berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan agar terwujudnya pelayanan kesekretariatan yang baik;

c. mendistribusikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya demi terlaksananya

peran sekretariat secara optimal;

d. memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta

standar operasional prosedur yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat

berhasil dan berdayaguna;

e. menyelenggarakan urusan umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian,

kearsipan, perpustakaan, dan dokumentasi, yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendaliannya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan demi terwujudnya tatalaksana organisasi yang baik dan

untuk menunjang kegiatan manajerial atasan;

f. menyelia pengelolaan fungsi kesekretariatan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan agar tugas-tugas dapat dilaksanakan secara tepat guna

dan tepat sasaran;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 8

g. mengevaluasi penyelenggaraan kesekretariatan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan guna mengetahui keberhasilan pelaksanaan

tugas secara komprehensif;

h. melaporkan pelaksanaan tugas secara periodik berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan sebagai bentuk akuntablitas kinerja;

i. mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik;

j. mengelola layanan pengaduan masyarakat; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.6 Sub. Bagian Umum

1. Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

2. Sub Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan

urusan pengelolaan administrasi kepegawaian, urusan rumah tangga, urusan

peralatan, dan perlengkapan badan.

3. Penjabaran tugas Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. mengelola surat masuk dan surat keluar;

b. mengelola kearsipan dan perpustakaan;

c. mengelola administrasi kepegawaian;

d. melaksanakan urusan humas;

e. melaksanakan urusan pengadaan peralatan atau perlengkapan, pencatatan

penyimpanan, pendistribusian;

f. melaksanakan urusan pemeliharaan atau perawatan alat-alat kantor dan

kendaraan operasional;

g. membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum; dan

h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.7 Sub Bagian Keuangan

1. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

2. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melaksanakan

pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana anggaran

dan belanja badan, verifikasi, perbendaharaan, penyusunan pertanggungjawaban

keuangan, penyusunan rencana program/kegiatan tahunan, pelaksanaan, evaluasi,

dan pelaporan;

3. Penjabaran tugas Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

adalah :

a. menyelenggarakan urusan administrasi keuangan;

b. menyiapkan kelengkapan surat perintah pembayaran uang persediaan, surat

perintah pembayaran ganti uang, surat perintah pembayaran tambahan uang,

surat perintah pembayaran langsung pengadaan barang dan jasa, gaji dan

tunjangan PNS dan Non PNS serta penghasilan lainnya;

c. melakukan verifikasi Surat Pertanggungjawaban dan menyiapkan bahan Surat

Perintah Membayar;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 9

d. menyimpan dan memelihara dokumen keuangan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

e. menyusun laporan keuangan bulanan, triwulan, semester, dan tahunan

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. melakukan koordinasi dan konsultasi masalah keuangan dengan perangkat

daerah terkait;

g. memberikan saran dan bahan pertimbangan kepada Sekretaris yang berkaitan

dengan administrasi keuangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan;

dan

h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.8 Sub Bagian Program

1. Sub Bagian Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

2. Sub Bagian Program mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam melakukan

urusan penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran badan, serta

perumusan rancangan kebijakan umum dan evaluasi.

3. Penjabaran tugas Sub Bagian Program sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah

:

a. menyusun dan menyiapkan rancangan rencana umum dan rencana strategis;

b. menyusun dan menyiapkan rancangan program dan kegiatan;

c. menyusun dan menyiapkan rencana kerja dan anggaran pendapatan dan belanja;

d. melakukan pengumpulan data, menyusun dan merumuskan rancangan peraturan

dan kebijakan teknis lainnya;

e. menyusun laporan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan serta tugas

pokok dan fungsi;

f. menyusun dan melaksanakan program peningkatan dan pengembangan

sumberdaya aparatur;

g. menyusun rancangan kebutuhan personil dan penataan organisasi;

h. menyusun rencana anggaran dan kegiatan Sub Bagian Program;

i. menyusun evaluasi dan laporan pelaksanaan tugas Sub Bagian Program;

j. menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Penetapan Kinerja, serta

laporan lain yang harus disusun oleh badan; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.9 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan

1. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Pelaksana.

2. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala

Pelaksana dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan masyarakat.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 10

3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang

Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi :

a. merumuskan kebijakan di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap

bencana;

b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

penanggulangan bencana pada pra bencana yang meliputi upaya pengurangan

resiko, pencegahan, pemanduan perencanaan pembangunan, dan penetapan

analisis resiko bencana serta pemberdayaan masyarakat;

c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja dengan perangkat daerah terkait di

bidang penanggulangan bencana pada pra bencana dan pemberdayaan

masyarakat;

d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang penanggulangan bencana dan pra bencana; dan

e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.10 Seksi Pencegahan

1. Seksi Pencegahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

2. Seksi Pencegahan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan

pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan kebijakan

pencegahan penanggulangan bencana.

3. Penjabaran tugas Seksi Pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. mengumpulkan dan mengolah bahan dan data-data dalam rangka perumusan

kebijakan penanggulangan bencana;

b. melakukan pendataan masyarakat yang rentan bencana sebagai bahan

penyusunan kebijakan;

c. menyusun perkiraan dan kajian resiko ancaman bencana;

d. melaksanakan sosialisasi, pelatihan, dan penyuluhan/pembinaan dalam rangka

pemberdayaan masyarakat;

e. melakukan identifikasi dan pemantauan terhadap sumber terjadinya bencana;

f. melakukan pemantauan terhadap penyusunan teknologi serta penguasaan dan

pengelolaan sumber daya alam;

g. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan

lingkungan hidup;

h. melakukan penguatan terhadap ketahanan sosial masyarakat;

i. menyusun sistem sosialisasi;

j. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pemanduan dalam

perencanaan pembangunan dalam persiapan analisis resiko bencana; dan

k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.11 Kasi Kesiapsiagaan

1. Seksi Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 11

2. Seksi Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan

pengumpulan dan pengolahan data sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan,

pelaksanaan, mitigasi, peringatan dini, dan kesiagaan penanggulangan bencana.

3. Penjabaran tugas Seksi Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah:

a. melakukan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan

kebijakan kesiapsiagaan penanggulangan bencana;

b. mempersiapkan bahan dalam rangka uji coba penanggulangan kedaruratan

bencana;

c. menyusun perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan pengujian sistem

peringatan dini;

d. menyimpan barang pasokan penentuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar

masyarakat;

e. mengkoordinasikan dan melaksanakan pendidikan pelatihan dan penyuluhan

tentang gladi penanganan darurat;

f. mempersiapkan lokasi evakuasi korban bencana dan pengungsi;

g. menyusun data, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat;

h. melakukan penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk

pemulihan sarana dan prasarana penanggulangan bencana;

i. mengkoordinasikan tugas kesiapsiagaan penanggulangan bencana antar

perangkat daerah; dan

j. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.12 Bidang Kedaruratan dan Logistik

1. Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Pelaksana.

2. Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Badan

dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang kedaruratan dan

logistik, serta berperan dalam pemberdayaan masyarakat pada saat terjadi bencana.

3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang

Kedaruratan dan Logistik mempunyai fungsi :

a. merumuskan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap

darurat, penanganan pengungsi logistik, dan peralatan dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana;

b. melakukan pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan penanggulangan

bencana pada saat tanggap darurat dan penanggulangan pengungsi;

c. melaksanakan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat

tanggap darurat;

d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang penanggulangan bencana di saat tanggap darurat dan

penanganan pengungsi; dan

e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2.1.13 Seksi Kedaruratan

1. Seksi Kedaruratan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Kedaruratan dan Logistik.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 12

2. Seksi Kedaruratan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam

mengumpulkan dan melakukan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka

penyelamatan, evakuasi, dan pengungsian akibat bencana pada saat tanggap

darurat.

3. Penjabaran tugas Seksi Kedaruratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. melakukan pengumpulan, pengolahan data, dan identifikasi lokasi, kerusakan,

kerugian, dan sumber daya sebagai bahan penyusunan kebijakan;

b. mempersiapkan bahan dan data dalam rangka penentuan status keadaan darurat;

c. melakukan pengumpulan data akibat bencana dalam rangka penyusunan rencana

pemulihan sarana dan prasarana vital;

d. melakukan identifikasi jumlah kerugian harta benda, korban jiwa, sarana, dan

prasarana sebagai bahan pembuatan laporan;

e. melakukan identifikasi dan pendataan luas areal wilayah yang terkena bencana;

f. menyusun dan mengumpulkan data bantuan dana dan sumber daya manusia dari

dalam dan luar negeri sebagai bahan penyusunan laporan;

g. melakukan identifikasi kebutuhan barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat;

h. menyusun laporan hasil identifikasi dan pendataan serta pemulihan; dan

i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.14 Seksi Logistik

1. Seksi Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Kedaruratan dan Logistik.

2. Seksi Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mengumpulkan

dan melakukan pengolahan data dalam rangka penyelamatan dan evakuasi akibat

bencana pada saat tanggap darurat.

3. Penjabaran tugas Seksi Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. melakukan penyusunan dan pengolahan data dalam rangka penyusunan

perencanaan/kebijakan dalam upaya penyelamatan, evakuasi, dan penanganan

pengungsi akibat bencana;

b. melakukan dan mengkoordinasikan penyelamatan dan evakuasi, masyarakat

yang terkena bencana dengan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan

logistik;

c. melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena bencana;

d. mengumpulkan bahan dalam rangka penyelamatan terhadap kelompok rentan

bencana;

e. mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh sumber daya manusia, peralatan,

dan logistik dalam penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, baik dari

pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri;

f. melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan

g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.15 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi

1. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Pelaksana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 13

2. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala

Pelaksana dalam pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang

rehabilitasi dan rekonstruksi pada wilayah pasca bencana;

3. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang

Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi:

a. merumuskan kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca

bencana;

b. mengkoordinasikan dan melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca

bencana;

c. melaksanakan koordinasi hubungan kerja antar perangkat daerah di bidang

rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana;

d. melakukan pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan

kebijakan di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana; dan

e. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.16 Seksi Rehabilitasi

1. Seksi Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

2. Seksi Rehabilitasi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam

melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan

rehabilitasi pasca bencana.

3. Penjabaran tugas Seksi Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana perbaikan

lingkungan daerah bencana;

b. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan rencana dan kebijakan

rehabilitasi prasanana dan sarana umum;

c. mengkoordinasikan dan melaksanakan pemberian bantuan perbaikan rumah

masyarakat;

d. menyusun bahan kebijakan dalam rangka pemulihan sosial psikologis

masyakarat yang terkena bencana;

e. mengkoordinasikan sistem pelayanan kesehatan pada daerah terkena bencana

pada pasca bencana;

f. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan metode system

rekonsiliasi dan resolusi konflik;

g. mengumpulkan bahan–bahan dalam rangka penyusunan pemulihan sosial,

ekonomi, dan budaya, serta keamanan dan ketertiban, fungsi pemerintahan, dan

pemulihan fungsi pelayanan publik;

h. melakukan monitoring dan evaluasi dan penyiapan laporan; dan

i. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.17 Seksi Rekonstruksi

1. Seksi Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 14

2. Seksi Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam

melaksanakan pengumpulan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan

rekonstruksi pasca bencana.

3. Penjabaran tugas Seksi Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :

a. mengumpulkan bahan dan data dalam rangka penyusunan kebijakan

pembangunan kembali prasarana dan sarana pada daerah yang terkena bencana

pada pasca bencana;

b. mengumpulkan bahan dan data dalam pembangunan sarana sosial masyarakat;

c. melaksanakan/menyusun upaya pembangkitan sosial budaya masyarakat;

d. melakukan pengkoordinasian dalam rangka penerapan rancang bangun yang

tepat dan serta penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana;

e. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan partisipasi dan

peran serta lembaga organisasi kemasyakatan, dunia usaha, dan masyarakat;

f. menyusun kebijakan dan pedoman dalam rangka peningkatan kondisi sosial

ekonomi dan budaya;

g. mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan dan peningkatan

fungsi pelayanan publik atau peningkaan pelayanan utama dalam masyarakat;

dan

h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.18 Kelompok Jabatan Fungsional

1. Pada badan dapat ditempatkan pegawai negeri sipil dalam kelompok jabatan

fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas teknis badan sesuai dengan keahlian dan

kebutuhan.

3. Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam

melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Pelaksana.

2.1.19. Struktur Organisasi

Struktural organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang terdiri

dari :

1. Unsur Pimpinan yaitu Kepala Badan

- Kepala Badan : Ir. H. Asnel, M.Si.

- Kepala Pelaksana : Dr. H. Edi Hasymi, M.Si.

2. Unsur Pengarah

- Unsur Pengarah : Profesional/ahli/ Instansi Terkait

- Profesional/Ahli : Akademisi/Dunia Usaha/Kalangan Profesi

3. Unsur Pembantu Pimpinan Yaitu Sekretaris

- Sekretaris : Hendra Mardi, S.Sos, M.Si

1. Kasubag Umum : Firdaus, ST.

2. Kasubag Keuangan : Ir. Syofyan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 15

3. Kasubbag Program : Roby Alfian, S.Sos, M.CIO

4. Unsur Pelaksana

- Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan : Drs. Elfian P. I., M.Si.

1. Seksi Pencegahan : Dr. Hengky Mayaguezz

2. Seksi Kesiapsiagaan : Rita Sumarni, S.Sos, M.MKes

- Kabid Kedaruratan Dan Logistik : Drs. Nasrul Sugana

1. Seksi Kedaruratan : Sutan Hendra, ST.

2. Seksi Logistik : Devi Susanti Razif, S.Sos

- Kabid Rehabilitasi Dan Rekontruksi : Ir. Syaiful Bahri,

1. Seksi Rehabilitasi : Ahmad Ichlas, S.Sos, M.Si

2. Seksi Rekontruksi : Firdaus, ST.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 16

Struktur Organisasi BPBD Berdasarkan Perwako Nomor 95 Tahun 2016

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 17

2.2. Sumber Daya OPD

2.2.1. Personil

1. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 1. Jumlah Peagawai berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 Strata 3 (S3) 2

2 Strata 2 (S2) 5

3 Strata 1 (S1) 15

4 Sarajana Muda/D3 3

5 SLTA Sederajat 17

JUMLAH 42

2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan

Tabel 2. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan Penjenjangan

No Pelatihan/Penjenjangan Jumlah

1 Spamen / Diklat Pim II 1

2 Spama / Diklatpim III 4

3 Adum / Diklat pim IV 8

JUMLAH 13

3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan

Tabel 3. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan

No Golongan Jumlah

1 I ( Satu ) 0

2 II ( Dua ) 17

3 III ( Tiga ) 18

4 IV ( Empat ) 7

JUMLAH 42

4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf

Tabel 4. Jumlah Pegawai Yang menduduki Eselon dan Staf

No Jabatan Jumlah

1 Eselon II 1

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 18

2 Eselon III 4

3 Eselon IV 9

4 Fungsional 28

JUMLAH 42

2.2.2. Anggaran

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang adalah SKPD yang bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota Padang didukung Oleh

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang dan sumber sah lainnya.

2.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, weakness, opportunities, Threats) diperlukan agar strategi

penanggulangan bencana terencana sesuai dengan kenyataan yang ada. Analisis SWOT

dalam Renstra BPBD tahun 2017-2019 sebagai berikut:

Faktor

internal

Strength Weakness Opportunities Threats

1. Tupoksi yang

jelas

2. Peraturan

Perundang-

undangan

terkait PB

1. Kekurangan

SDM

2. Gedung belum

milik sendiri

3. Pendanaan

terbatas

1. Fungsi

koordinasi

BPBD

1. Belum

adanya

peraturan

terkait

kebijakan

daerah

tentang

padang

cerdas

bencana

2. rendahnya

budaya siaga

bencana

Faktor

eksternal

1. Dukungan

Pemerintah

Pusat (BNPB)

dan

Pemerintah

Daerah

1. Kurangnya

pengetahuan

masyarakat

2. PRB belum

menjadi bagian

dalam program

kerja SKPD

3. Kurangnya

partisipasi dunia

usaha dalam

PRB

1. Dukungan

NGO

2. Relawan

KSB

1. Luas Wilayah

(694,96 KM

Panjang

pantai (84

KM

2. Kepadatan

Penduduk

± 1 juta jiwa

(± 600 ribu di

daerah zona

merah)

3. Potensi

bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 19

2.3.1 Analisis SWOT Terhadap Pengembangan Pelayanan OPD

Kota Padang terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera dan berada antara 0º44’00” dan

1º08’35” Lintang Selatan serta antara 100º05’05” dan 100º34’09” Bujur Timur. Luas daerah

pada awalnya menurut Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah

694,96 km2. Menurut pembaharuan melalui Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2005 tentang luas

Kota Padang bertambah menjadi 1.414,96 Km2, karena adanya penambahan wilayah perairan

seluas 720 km2. Secara administrasi, Kota Padang memiliki batas–batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Padang Pariaman

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Pesisir Selatan

3. Sebelah Barat : Samudera Hindia

4. Sebelah Timur : Kabupaten Solok

Secara garis besar Kota Padang dapat dibagi atas wilayah pantai dengan seluruh pinggiran

pantai yang berhadapan dengan Samudera Hindia, wilayah dataran rendah yaitu wilayah yang

sebagian besar sudah berkembang (termasuk kawasan pusat kota), dan wilayah dataran tinggi

yaitu wilayah yang berada pada lereng bukit barisan. Topografi Kota Padang mempunyai

karakteristik yang sangat bervariasi tersebut menyebabkan Kota Padang rawan bahaya.

Untuk wilayah pesisir pantai Kota Padang yang memanjang dari arah barat laut ke

tenggara membentuk garis pantai yang relatif lurus. Wilayah pesisir bagian utaralebih landai dan

ke arah selatan mempunyai gradasi perairan pantai yang curam.Kedalaman rata-rata perairan

antara Kota Padang dengan pulau-pulau kecil mencapai 80 meter sementara diluar jajaran pulau

tersebut kedalaman mencapai 300 m. Kondisi perairan disekitar pulau-pulau kecil berupa karang

(fringing reef) sampai jarak 50 meter dari pantai dengan kedalaman mencapai tiga meter,

kemudian perairan berubah secara tajam dengan kedalaman mencapai 30 - 60 meter.

Wilayah perairan yang memanjang dengan kondisi yang beragam ini menyebabkan Kota

Padang berpotensi terjadinya gelombang ekstrim dan abrasi. Pada beberapa titik abrasi pantai

telah dilakukan upaya mitigasi struktural seperti pembangunan batu grid. Namun demikian,

alternatif lain perlu dilakukan karena masih terjadi pengikisan pantai di beberapa titik lainnya di

Kota Padang. Salah satunya dengan mempertimbangkan kondisi muara sungai yang tersebar

dibeberapa titik.

Kota Padang tercatat memiliki 5 sungai besar dan 16 sungai kecil didataran rendah yang

kemungkinandapat menjadi penyebab terjadinya banjir. Hal ini terjadi hampir di seluruh

kecamatan yang ada di Kota Padang memiliki beberapa titik banjir. Namun kejadian yang cukup

memberikan dampak kerugian adalah banjir bandang di hulu sungai. Kejadian ini menyebabkan

abrasi sungai bahkan merusak areal pertanian dan pemukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai

(DAS) tersebut.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 20

Kondisi tersebut didukung dari segi klimatologi Kota Padang yang mempunyai iklim

tropis dengan hujan turun hampir sepanjang tahun. Tingkat curah hujan di Kota Padang

mencapai rata rata 414,63 mm perbulan dengan rata rata hari hujan 17 hari perbulan. Suhu

udaranya cukup tinggi yaitu antara 26,3o – 28

o Celcius. Kelembaban udara rata-rata berkisar

antara 79 – 83%.Kondisi ini juga dapat menyebabkan beberapa potensi bahaya seperti cuaca

ekstrim yang dipengaruhi oleh cuaca yang sifatnya fluktuatif tiap tahunnya.

Selain itu, dari segi geologi wilayah Barat Indonesia khususnya Kota Padang secara

tektonik merupakan wilayah yang sangat dinamis. Hal ini disebabkan oleh proses

subduksi/interaksi 2 lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dengan adanya

proses tersebut daerah Padang menjadi rawan terjadinya gempabumi bahkan berpotensi

menimbulkan tsunami. Potensi gempabumi di wilayah Kota Padang terdapat pada 3 zona, yaitu

pada zona subduksi (baik inter dan intraplate), Zona Sesar Mentawai dan Zona Sesar Sumatera.

Salah satu kejadian gempabumi tektonik yang terjadi di Kota Padang yaitu pada tanggal

30 September 2009. Kejadian ini memberikan dampak kepada penggunaan lahan di Kota

Padangyang mengalami sedikit perubahan. Pergeseran yang terjadi adalah penggunaan lahan

pertanian yang beralih menjadi perkantoran dan perumahan masyarakat. Selain itu, terjadi

pergeseran pemukiman yang ditandai dengan banyaknya masyarakat Kota Padang yang

bermukim di zona merah (tepi pantai) yang bergeser ke zona hijau (daerah By Pass).

Perpindahan yang dilakukan ini untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bahaya

gempabumi dan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Dampak dari perubahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah ini akan mengurangi lahan

pertanian menjadi lahan pemukiman dan berbagai fasilitas pelayanan perkantoran. Tetapi

sepanjang lahan pertanian itu masih produktif akan tetap dijadikan sebagai lahan pertanian

seperti di Kecamatan Bungus, Koto Tangah, Kuranji dan Pauh yang memiliki tingkat kesuburan

tanah yang tinggi, sedangkan tanah yang tak produktif akan dialihfungsikan.

Hal ini juga berpengaruh terhadap demografi Kota Padang khususnya dalam jumlah dan

kepadatan penduduk. Secara keseluruhan dari data BPS (Padang Dalam Angka tahun 2012),

kepadatan penduduk Kota Padanghampir mencapai 1.200 jiwa per km2. Jika dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, kepadatan penduduk mengalami penurunan. Untuk lebih jelas tentang

jumlah, luas daerah dan kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kota Padang Tahun 2012

dapat dilihat pada Tabel 5.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 21

Tabel 5. Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk serta Luas Kecamatan Di Kota

Padang

No Kecamatan

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Luas (km2)

Kepadatan

(Jiwa/km2)

1 Bungus Teluk Kabung 23. 142 100, 78 227,19

2 Lubuk Kilangan 49.750 85, 99 568,09

3 Lubuk Begalung 108.008 30, 91 3.443,29

4 Padang Selatan 57.386 10, 03 5.754,54

5 Padang Timur 77.952 8, 15 9.554,36

6 Padang Barat 46.060 7, 00 6.482,86

7 Padang Utara 69.275 8, 08 8.554,36

8 Nanggalo 57.731 8, 07 7.097,27

9 Kuranji 128.835 57, 41 2.207,44

10 Pauh 60.553 146, 29 404,79

11 Koto Tangah 165.633 232, 25 697,86

TOTAL 844.316 694, 96 1.199,44

Sumber : BPS, 2012

Berdasarkan Tabel 5 maka terlihat bahwa Kecamatan Padang Timur merupakan

kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi. Sedangkan Kecamatan Bungus

Teluk Kabung merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah

dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Dari tabel juga terlihat bahwa kepadatan penduduk

tertinggi pada umumnya berada pada pesisir pantai yang merupakan wilayah bahaya tertinggi di

Kota Padang.

Analisis kecenderungan didapatkan dari perubahan jumlah kejadian dalam kurun waktu

tertentu. Kecenderungan kejadian yang akan dianalisis dapat dilihat dari perkembangan kejadian

bencana minimal dalam 10 tahun terakhir.Kejadian bencana tersebut didapatkan dari data catatan

kejadian yang ada di nasional maupun didaerah. Selain itu, juga dianalisis kecenderungan

kejadian untuk potensi bahaya lainnya di daerah tersebut.

Berdasarkan analisis risiko bencana, untuk Kota Padang terdapat 10 jenis potensi bahaya.

Jika dilihat dari sejarah kejadian dari tahun 2002 – 2012 di Kota Padang tercatat 6 jenis bencana

terjadi. Sedangkan 4 jenis potensi lainnya belum terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Untuk melihat kecenderungan kejadian dari jumlah kejadian dengan tahun kejadian dalam

rentang waktu 10 tahun terakhir di Kota Padang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 22

Analisis kecenderungan bencana 10 tahun terakhir yang telah disepakati oleh tim

penyusun dokumen RPB di Kota Padang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Sejarah Kejadian Bencana di Kota Padang Tahun 2003 - 2012

NO Jenis

Bahaya

Kecenderungan Kejadian

Meningkat Tetap Menurun

1 Banjir √ - -

2 Cuaca Ekstrim √ - -

3 Tanah Longsor - √ -

4 Gelombang

Ekstrim - √ -

5 Kekeringan - √ -

Sumber : Hasil Analisis Kajian Risiko Tahun 2016

Dari gambar dan tabel tersebut dapat dilihat bahwa terdapat kecenderungan kejadian

bencana yang tercatat berdasarkan data DIBI di Kota Padang dalam rentang waktu tahun

2002 – 2012 yaitu:

1. Bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2004, 2007 dan 2009 serta banjir yang

terjadi hampir setiap tahun di Kota Padang cenderung mengalami peningkatan.

2. Bencana puting beliung (cuaca ekstrim) juga cenderung mengalami peningkatan

terutama untuk 3 tahun terakhir.

Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 2002 - 2012

Gambar 1. Kecenderungan Kejadian Bencana Di Kota Padang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 23

3. Bencana tanah longsor cenderung tetap, karena dapat dilihat pada grafik bahwa

persentase masing-masing bencana tersebut dalam kurun waktu 10 tahun terakhir

tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yang signifikan.

4. Bencana gelombang ekstrim dan abrasi serta kekeringan, untuk 10 tahun terakhir

mengalami kecenderungan tetap.

Untuk bencana lain yang berpotensi seperti tsunami, epidemi dan wabah penyakit, gagal

teknologi serta kebakaran hutan dan lahan dikategorikan kejadian dengan kecenderungan tetap.

Hal ini menjadi kesepakatan tim penyusun karena potensi tersebut belum pernah terjadi di Kota

Padang. Penentuan analisis kecenderungan dari 10 potensi bahaya di Kota Padang akan sangat

berpengaruh terhadap prioritas penanganan bencana di Kota Padang. Bencana prioritas

didapatkan dari hasil analisis kajian risiko dengan dipadukan analisis kecenderungan ini

nantinya.

Kota Padang memiliki beberapa kejadian bencana yang memberikan dampak yang cukup

besar. Salah satu kejadian yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang

cukup besar adalah gempabumi pada tanggal 30 September 2009. Kejadian gempabumi juga

berdampak kepada Kabupaten/Kota sekitar Kota Padang dengan korban jiwa yang cukup besar.

Selain itu bencana lain yang sering terjadi adalah banjir, tanah longsor dan lainnya. Untuk lebih

jelas tentang kejadian sejarah bencana di Kota Padangyang tercatat dalam Data dan Informasi

Bencana Indonesia (DIBI) dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Jumlah Kejadian Bencana Di Kota Padang Tahun 1815 – 2012

Bencana Jumlah

Kejd

Mngl Luka

luka

Hilang Mende

Rita

Mngs Rmh

Rsk

Brt

Rmh

Rsk

Rngn

Banjir 38 62 40 4 13.424 980 65 0

Gelombang

Ekstrim dan

Abrasi

8 2 6 0 384 7.656 760 1.232

Gempabumi 11 774 2.46

2

4 0 0 79.01

6

167.232

Kebakaran

Hutan dan

Lahan

1 0 0 0 0 0 0 0

Gagal

teknologi

4 12 8 6 0 0 0 0

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 24

Kekeringan 1 0 0 0 0 0 0 0

Cuaca Ekstrim 5 0 5 0 0 100 11 11

Tanah

Longsor

10 48 9 4 0 0 18 2

JUMLAH 78 898 2.530 18 13.808 8.736 79.87 168.477

Sumber : Data &Informasi Bencana Indonesia 1815 - 2012

Berdasarkan Tabel 7 terkait kejadian bencana Kota Padangyang diambil dari DIBI

Indonesia maka disimpulkan bahwa banjir merupakan kejadian yang paling banyak terjadi

dengan 38 kali. Kejadian ini hampir meliputi seluruh wilayah di Kota Padang. Hal ini

dikarenakan banyaknya pemukiman di daerah rendah dan di sepanjang aliran sungai. Kejadian

banjir juga memiliki frekuensi kejadian yang hampir terjadi tiap tahun dan mengalami

peningkatan kejadian.

Jika dilihat dari jumlah korban dan kerusakan maka bencana gempabumi yang terjadi

sebanyak 11 kali menyebabkan dampak yang cukup besar. Selain dari 2 kejadian tersebut, Kota

Padang juga pernah mengalami kejadian kekeringan sebanyak 1 kali, gelombang ekstrim dan

abrasi sebanyak 8 kali, gagal teknologi sebanyak 4 kali, cuaca ekstrim sebanyak 5 kali dan tanah

longsor sebanyak 10 kali.

Dari data tabel, dapat dijadikan perbandingan dalam bentuk persentase kejadian bencana

di Kota Padangyang dapat dilihat pada Gambar 2.

Dari Gambar 2 diatas, terlihat bahwa kejadian banjir mendominasi jumlah kejadian yang

terjadi di Kota Padang. Hampir 48,72% dari total seluruh kejadian bencana di Kota Padang,

Sumber : Data dan Informasi Bencana Indonesia tahun 1815 - 2012

Gambar 2. Persentase Jumlah Kejadian Bencana dari Tahun 1815-2012 di Kota Padang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 25

tercatat merupakan kejadian banjir yang terjadi di beberapa titik di Kota Padang.Beberapa

kejadian banjir juga terkait denganbencana tanah longsor didaerah perbukitan dengan

perbandingan persentase sebesar 12,82% dari total kejadian.

Persentase kejadian gempabumi dan gelombang ekstrim dan abrasi juga tergolong

kejadian yang sering terjadi di Kota Padang. Kejadian tersebut memberikan dampak cukup besar

terhadap penduduk, bangunan dan lingkungan. Sedangkan jumlah persentase kejadian yang

paling kecil adalah untuk bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan dengan persentase

sama yaitu 1,28%.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 26

BAB III

ISU-ISU STATEGIS BERDASARKAN

TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahaan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Pelayanan OPD

Adanya keterbatasan sumber daya dan kewenangan maka perlu adanya strategi dan

sasaran yang akan dimuat dalam RPB. Terdapat 7 jenis strategi yang telah disinkronkan

dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana. Strategi tersebut nantinya akan

dikembangkan mengikuti mekanisme penganggaran tahunan daerah dan anggaran khusus

dalam penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan bencana.

Secara umum pengelompokan strategi dibagi atas strategi generik dan strategi

spesifik untuk setiap jenis bencana. Pengelompokan untuk strategi generik terkait dengan

perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan, perencanaan penanggulangan bencana terpadu,

pendidikan, penelitian dan pelatihan, peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat.

Sedangkan untuk strategi spesifik lebih kepada pengurangan risiko bencana, peningkatan

efektivitas penanganan darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Untuk

lebih jelas terkait dengan strategi dan sasaran penanggulangan bencana yang akan di

lakukan di Kota Padang dapat uraikan lebih jelas sebagai berikut:

3.1.1. Perkuatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan

Strategi ini merupakan merupakan upaya dalam menata ulang peraturan yang mendukung

penyelenggaraan penanggulangan bencana. Selain itu juga selaras dengan upaya peningkatan

kapasitas kelembagaan yang terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu

perkuatan aturan dan kapasitas kelembagaan dalam pelaksanaannya di Kota Padang difokuskan

untuk mencapai sasaran melalui:

1. Penguatan Kerangka Hukum Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Kerangka hukum untuk pengurangan risiko bencana perlu dilakukan perkuatan melalui

beberapa bentuk. Salah satunya dengan penataan ulang dan penyelarasan aturan lain yang

telah berlaku dengan undang-undang penanggulangan bencana. Upaya ini dapat

dilakukan di tingkat nasional maupun daerah yang belum membuat aturan terkait

penanggulangan bencana. Upaya lain yang dapat dilakukan dengan pembuatan aturan

pendukung yang bersifat teknis serta memastikan pelaksanaan seluruh kerangka hukum

yang telah diperkuat.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 27

Kota Padang telah memiliki beberapa aturan hukum yang menjadi dasar dalam

penyelenggaraan penanggulangan bencana. Berbagai perkembangan dalam

penanggulangan bencana membutuhkan penyesuaian terkait dengan regulasi yang telah

ada. Selain itu diharapkan strategi penanggulangan bencana dapat diperkuat dengan

penyesuaian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Padang.

Namun demikian, perlu adanya pengembangan aturan pendukung lain terkait dengan

penyelenggaraan penanggulangan bencana. Salah satunya dengan mengarahkan rencana

tata guna lahan dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk mendukung upaya

pengurangan risiko bencana. Perencanaan tata guna lahan di Kota Padang telah bertahap

untuk lebih dikembangkan didaerah aman. Meskipun demikian penyusunan aturan

pendukung dalam mengatur rencana tata guna lahan dan IMB yang mempertimbangkan

aspek pengurangan risiko perlu lebih diutamakan.

2. Peningkatan Kapasitas dan Akuntabilitas Tata Kelola Penanggulangan Bencana

Tata kelola yang baik bagi program-program pengurangan risiko bencana yang

dilaksanakan oleh pemerintah atau pun lembaga nonpemerintah perlu ditingkatkan. Tata

kelola lebih kepada upaya untuk menjamin perbandingan lurus antara besaran anggaran

dengan besaran manfaat yang diperoleh. Tata kelola yang baik perlu menjadi sebuah

komitmen bersama dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas serta pengawasan

bersama menjadi komponen intinya.

Salah satu upaya dalam mewujudkan tata kelola tersebut adalah dengan pengembangan

sistem informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan berupa publikasi terhadap

data kerentanan daerah perlu diketahui dan diakses oleh masyarakat dan komunitas lain

di luar daerah.Upaya publikasi dapat dimulai dengan pembangunan pusat data dan

informasi bencana yang mudah diakses dan diperbaharui. Pusat data dan informasi

khusus di daerah dapat menjadi suatu hal mendasar dalam menyusun dan merencanakan

kebijakan dalam penanggulangan bencana.

Sistem perencanaan kebijakan dengan pengawasan dan evaluasi terhadap prosedur yang

digunakan perlu dikembangkan. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat juga

menjamin terlaksananya mekanisme evaluasi terhadap prosedur yang digunakan.

Efektivitas pelaksanaan operasi dapat ditinjau melalui pertukaran informasi yang relevan

khususnya pada masa tanggap darurat. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya peningkatan

kapasitas kelembagaan yang dikembangkan dan dievaluasi secara berkala khususnya

dalam operasi tanggap darurat bencana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 28

Jika dilihat dari segi anggaran, penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam rencana

pembangunan sudah terbukti meningkatkan besaran anggaran yang diinvestasi oleh

pemerintah dan pemerintah daerah untuk pengurangan risiko bencana. Namun demikian

besaran anggaran yang digunakan belum menjamin besarnya manfaat yang diperoleh

oleh masyarakat untuk perlindungan dari bencana. Oleh sebab itu perlu efektivitas

penggunaan anggaran agar adanya keseimbangan antara besaran anggaran dan besaran

manfaat yang diperoleh.

Khusus untuk pelaksanaan pengawasan bersama, dibutuhkan suatu mekanisme yang

mampu menyediakan data yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan analisis

manfaatbiaya (cost benefit analysis). Analisis manfaat biaya ini dapat memperlihatkan

nilai efektivitas program-program yang dijalankan untuk pengurangan risiko bencana.

Gabungan dari seluruh upaya yang telah dijelaskan sebelumnya diharapkan dapat

meningkatkan akuntabilitas tata kelola yang lebih baik.

3.1.2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu

Strategi dalam perencanaan penanggulangan bencana secara lebih terpadu di Kota Padang

difokuskan dalam upaya mengintegrasikan RPB kedalam RPJMD. Perencanaan ini

ditindaklanjuti kedalam rencana strategis dan rencana kerja OPD tahunan. Untuk

mencapai sasaran dalam mewujudkan perencanaan penanggulangan bencana terpadu

dapat melalui program.

1. Pengarusutamaan PB dalam Pembangunan.

Penyebab tumpang tindihnya program-program penanggulangan bencana selama ini

karena adanya proses tidak normal dari internalisasi penanggulangan bencana dalam

perencanaan pembangunan. Hal ini terjadi karena paradigma daerah masih bersifat

taktis dan tidak terencana pada saat terjadinya bencana. Oleh karena itu, perlu

dilakukan proses internalisasi yang lebih berfokus dalam pergeseran paradigma

pengurangan risiko bencana dibanding penyelenggaraan operasi tanggap darurat dan

pemulihan akibat bencana.

Perencanaan penanggulangan bencana Kota Padang perlu dilakukan sinkronisasi dan

internalisasi kedalam perencanaan pembangunan daerah. Penyusunan perencanaan

penanggulangan bencana yang berdasarkan kajian risiko bencana diharapkan secara

bertahap dapat dikembangkan dan diselaraskan dengan dasar kajian dalam

perencanaan pembangunan daerah. Upaya ini dikembangkan agar perencanaan

penanggulangan bencana dapat lebih terpadu dan selaras dengan perencanaan daerah.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 29

Pengembangan kajian risiko bencana perlu dilakukan antar daerah administrasi. Hal

ini menjadi penting bilamana tingkat risiko berada pada lintas batas wilayah. Upaya

bersama dalam penyesuaian kajian dan menyangkut kepada perencanaan daerah perlu

dilakukan. Sehingga terdapat kajian risiko yang saling terkait antar daerah yang

berdekatan.

Upaya ini dapat diinisiasi dengan membentuk sebuah gugus tugas yang beranggotakan

pemangku kepentingan lintas batas wilayah. Pembentukan ini dilakukan dalam

menjamin proses internalisasi penanggulangan bencana dalam perencanaan

pembangunan khususnya di wilayah kerjasama.

2. Pemaduserasian Mekanisme Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

Sistem terpadu dalam pengurangan risiko bencana dapat dibagi dalam dua bagian.

Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap

darurat dan keterpaduan antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan.

Keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan operasi tanggap

darurat bencana difokuskan kepada sistem kesiapsiagaan bencana yang meliputi

sistem peringatan dini, sistem evakusi dan perencanaan kontingensi. Sedangkan

keterpaduan sistem antara pengurangan risiko bencana dengan pemulihan bencana

difokuskan kepada pengembangan pola mitigasi pada proses pemulihan pada daerah

yang pernah terkena bencana.

Dalam perencanaan penanggulangan bencana, sistem peringatan dini multibahaya dan

sistem informasi peringatan bencana didaerah diharapkan menjadi bagian yang

terintegrasi dengan sistem informasi bencana nasional. Pengembangan sistem

informasi yang terpadu dengan sistem peringatan dini bencana multibahaya

diharapkan dapat mensinkronkan kesenjangan-kesenjangan yang ada antar sistem

peringatan bencana yang telah ada.

Pengembangan sistem peringatan dini dan sistem informasi bencana diarahkan kepada

perluasan daerah pelayanan sistem di masyarakat, peningkatan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap informasi peringatan, serta perbanyakan alternatif moda

penyebaran arahan. Khusus untuk sistem peringatan dini bencana tsunami

rekomendasi terhadap pengembangan dan penyelesaian rantai peringatan dari nasional

hingga ke komunitas menjadi prioritas pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Untuk membangun sistem yang terpadu ini membutuhkan kerjasama bersama dan

upaya bertahap yang didukung oleh pemangku kepentingan terkait.

Selain sistem informasi, pengembangan juga perlu dilakukan dalam penyusunan

rencana penanggulangan kedaruratan bencana di Kota Padang.UU 24/2007 sebenarnya

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 30

telah mensyaratkan penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana

sebagai dasar perencanaan kesiapsiagaan. Namun hingga kini, tidak ada satu pun

aturan pendukung yang memberikan penjelasan spesifik terkait bagaimana dokumen

ini disusun dan seperti apa pola penerapannya pada saat tanggap darurat bencana.

Dokumen ini boleh jadi menjadi jalan keluar untuk menjawab permasalahan

perencanaan kontingensi bencana yang belum menjadi dasar sebagian besar

pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana.

Rencana yang dilakukan dalam upaya pengurangan risiko bencana diharapkan dapat

dipadukan dalam sistem operasi tanggap darurat. Hal ini menjadi sasaran yang

diharapkan dapat tercapai dengan lebih memadukan perencanaan yang telah ada

ataupun yang akan dilaksanakan. Keberhasilan perencanaan tentu tidak bisa lepas dari

pelaksanaan latihan dari rencana yang telah disusun secara berkala.

Keterpaduan sistem pemulihan dengan pengurangan risiko bencana, diarahkan kepada

pendekatan mitigasi dan pencegahan bencana sejenis terjadi di Kota Padang. Untuk itu

sistem pemulihan sebaiknya dipadukan dengan sistem pencegahan dan mitigasi yang

berorientasi kepada penerapan rencana tata ruang, pengelolaan lingkungan, sensitif

gender dan kelompok rentan.

3.1.3. Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan

Dalam strategi ini, diharapkan adanya perubahan jangka panjang yang berfokus pada

pergeseran paradigma untuk pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Pola

pergeseran paradigma dapat menggunakan pengembangan strategi pendidikan dan

penyadaran pada pendidikan formal, nonformal, informal dan bentuk informasi yang

mungkin. Pergeseran paradigma ini seharusnya membuat trend baru dan bagian dari gaya

hidup modern di masyarakat umum. Sangat penting untuk membangun paradigma ini

menjadi sesuatu yang dihargai dan berkembang dengan pola-pola yang mungkin ditiru

oleh masyarakat.

Upaya dasar yang dapat dilakukan dengan pemberdayaan hasil riset terapan baik dari

perguruan tinggi maupun lembaga penelitian yang berkaitan penanggulangan bencana.

Salah satunya melalui kajian rasio perbandingan investasi (cost benefit analysis) terhadap

setiap fase penanggulangan bencana. Selain itu dapat dikembangkan juga hasil riset yang

dapat diterapkan secara langsung oleh individu dan keluarga seperti pembangunan rumah

aman gempa, sumur resapan dan lain lain. Diharapkan dengan adanya beberapa riset

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 31

terkait penanggulangan bencana di Kota Padang dapat menurunkan kerentanan daerah

terhadap risiko muti bahaya.

Selain itu, melalui pendidikan dan pelatihan diharapkan adanya kesadaran dan pola pikir

masyarakat dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana. Beberapa kegiatan dan

latihan yang telah dilakukan di Kota Padang perlu lebih ditingkatkan dan dilakukan

secara berkala. Penyusunan rencana aksi kesiapsiagaan bencana perlu disusun ditingkat

masyarakat secara partisipatif. Hal ini diharapkan Pola pendekatan untuk menggeser

paradigma ini, selain bersifat trend-setter, juga harus mengedepankan pembangunan

ketangguhan komunitas. Sehingga pengurangan risiko bencana menjadi prioritas dan

pengarusutamaan untuk dapat diterapkan sampai ke tingkat kelurahan.

3.1.4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat

Strategi dalam peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat di Kota Padang

difokuskan kepada program pemberdayaan masyarakat dan perkuatan fungsi kemitraan

dalam pengurangan risiko bencana.

1. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat untuk Penanggulangan Bencana

Pemberdayaan masyarakat terkait dengan penanggulangan bencana di Kota Padang

telah berjalan cukup baik. Upaya yang dilakukan secara bertahap dalam menciptakan

kemandirian dan keterlibatan aktif masyarakat perlu senantiasa dikembangkan. Hal

yang perlu dijaga adalah sinergitas upaya-upaya pemerintah terkait pengurangan

risiko bencana di masyarakat.

Pelaksanaan pengurangan faktor-faktor kerentanan dasar masyarakat perlu lebih

dikembangkan. Berbagai upaya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan

pemberdayaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Selain itu juga dengan

memberikan pengembangan mata pencaharian alternatif yang dapat dijalankan

masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisasi dampak kerugian daerah

baik dari segi ekonomi maupun lingkungan akibat bencana.

Optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk pengurangan risiko bencana dimulai

dari redefinisi intervensi pemberdayaan termasuk di dalamnya mekanisme

penganggaran untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana tidak berorientasi

pada jumlah yang dialokasikan, tetapi pada penjaminan terbentuknya penguatan

kapasitas masyarakat secara stabil dan berkelanjutan.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 32

Selain itu, perlu adanya proses advokasi dan saling berbagi dalam pemberdayaan

komunitas ini. Beberapa inisiatif telah dibentuk untuk dijadikan sebagai ruang berbagi

dan advokasi pada skala nasional, daerah ataupun lokal. Inisiatif-inisiatif ini perlu

tetap dikembangkan untuk menjaga aliran semangat pemberdayaan masyarakat.

Sinergisitas upaya pemberdayaan masyarakat sebaiknya dilaksanakan berbasis bahaya

dan kerentanan masing-masing. Sehingga pendekatan untuk tiap-tiap daerah akan

menjadi spesifik sesuai dengan kondisi budaya setempat.

2. Peningkatan kemitraan multi pihak dalam penanggulangan bencana.

Perkuatan fungsi kemitraan perlu diarahkan untuk dapat menggalang berbagai sumber

daya yang dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana di luar anggaran

APBN dan APBD. Tidak hanya itu, arah kemitraan yang bersifat cair lebih

memungkinkan untuk penyelesaian masalah yang bersifat mendesak diluar proses

birokrasi. Penggalangan inisiatif penggunaan hasil teknologi terapan yang dirancang

untuk efisiensi upaya pengurangan risiko bencana dapat dimulai dari kemitraan yang

telah ada.

Kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat perlu dikembangkan dalam

upaya perlindungan perekonomian. Pembangunan kemitraan yang dilakukan secara

bertahap dan berkala akan dapat mengurangi risiko bencana daerah baik dari segi

perekonomian maupun sektor produksi. Perkuatan pembangunan kemitraan

diharapkan juga menggalang kontribusi dukungan partisipatif sektor swasta dan dunia

usaha dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Untuk memfasilitasi efektivitas penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu

perkuatan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB). Pembangunan forum

PRB Kota Padang yang terdiri dari aktor lintas sektoral diharapkan mampu

mempercepat kemajuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kota

Padang. Aktor lintas sektoral yang merupakan pemangku kebijakan dan pemangku

kepentingan akan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam melaksanaan

perencanaan penanggulangan bencana yang telah disusun.

3.1.5. Pengurangan Risiko Bencana

Salah satu strategi penting yang dilakukan sebelum terjadinya bencana adalah upaya

pengurangan risiko. Secara umum upaya pengurangan risiko disesuaikan dengan jenis dan

karakteristik setiap potensi bahaya yang ada. Beberapa langkah yang diambil dalam

pengurangan risiko bencana secara garis besar terangkum dalam;

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 33

1. Pencegahan bahaya

Upaya pencegahan bahaya lebih kepada pengurangan tingkat risiko yang akan muncul

dengan melakukan pengelolaan pada lokasi sumber bahaya. Dengan adanya perlakuan

di sumber bahaya maka diharapkan kejadian bencana dapat dihilangkan. Berbagai

upaya yang dilakukan perlu dikondisikan dengan jenis bahaya yang berpotensi terjadi

di Kota Padang. Bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempabumi dan cuaca

ekstrim dapat dikembangkan upaya lebih kepada upaya pengurangan kerentanan.

2. Pengurangan Kerentanan

Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mengurangi tingkat risiko yang akan

muncul dengan melakukan mitigasi struktural maupun nonstruktural. Mitigasi

struktural dapat dilakukan dengan memperkuat bangunan ataupun infrastruktur yang

berpotensi terkena bencana. Sedangkan mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan

upaya-upaya untuk lebih meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana.

Selain itu juga dapat dilakukan dengan menjaga kepekaan agar dapat melakukan

tindakan akurat sebelum atau ketika bencana terjadi.

3. Peningkatan kapasitas

Upaya peningkatan pengetahuan pemerintah maupun masyarakat dalam upaya

pengurangan risiko bencana dengan mengetahui jenis bahaya dan dampak kejadian.

Upaya peningkatan kapasitas diharapkan dapat lebih menyeluruh bukan hanya

terfokus satu atau dua jenis bencana saja. Hal ini dikarenakan jenis bahaya yang

berpotensi memiliki pemahaman pengetahuan yang berbeda.

3.1.6. Peningkatan Efektivitas Penanganan Darurat Bencana

Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat bencana difokuskan kepada:

1. Peningkatan kesiapan menghadapi bencana

Upaya peningkatan efektivitas penanganan darurat dimulai dari peningkatan kesiapan

menghadapi bencana. Upaya awal dimulai dari membangun budaya sadar bencana

dengan melibatkan berbagai stakeholder baik yang berkaitan langsung maupun tidak

dengan upaya PRB. Peningkatan upaya kesiapsiagaaan dengan mengoptimalkan

pemanfaatan teknologi dan kearifan lokal dalam membangun sistem peringatan dini

yang mampu menyebarluaskan informasi bencana, sistem yang dikembangkan dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat sebelum terjadi bencana.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengupayakan tersedianya tempat

dan jalur evakuasi yang dilengkapi dengan rambu-rambu evakuasi. Penyediaan tempat

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 34

dan jalur evakuasi ini lebih dititik beratkan pada daerah yang memiliki risiko tinggi.

Selain itu perlu ditunjang dengan tersedianya tempat pengungsian yang dilengkapi

dengan sumber air bersih, sarana sanitasi dan layanan kesehatan.

2. Optimalisasi operasi tanggap darurat dan percepatan pemulihan dini

Upaya penyelenggaraan operasi tanggap darurat pemulihan dini pada masa tanggap

darurat merupakan kebijakan yang perlu diambil pada masa krisis. Upaya yang

dilakukan lebih kepada kajian cepat serta pencarian, penyelamatan dan evakuasi

korban selama masa tanggap darurat. Selain itu, pemulihan darurat lebih kepada

pemenuhan kebutuhan dasar dan pengembalian fungsi sarana dan prasarana kritis.

3.1.7. Optimalisasi Pemulihan dampak bencana

Pemulihan dampak bencana dikelompokkan kepada rehabilitasi infrastruktur dan

rehabilitasi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Penyelenggaraan pemulihan lebih

kepada normalisasi secepatnya kehidupan dan prikehidupan korban bencana. Dalam

mencapai sasaran untuk optimalisasi pemulihan dapat dilakukan dengan penyusunan

rencana rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh

BNPB.

3.2. Telahaan Visi, Misi, Dan Program Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

3.2.1. Visi

Visi Walikota dan Wakil Walikota Padang yang terpilih untuk periode 2014 – 2019

adalah sebagai berikut : “ Mewujudkan Padang Menjadi Kota Pendidikan, Perdagangan,

Dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius, Dan Berbudaya. “

3.2.2. Misi

Untuk mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas dijabarkan kedalam misi sebagai

berikut :

1. Mewujudkan pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan SDM yang beriman,

kreatif, dan berdaya saing.

2. Menjadikan Kota Padang sebagai pusat perdagangan wilayah barat sumatera.

3. Menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan.

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 35

5. Menciptakan Kota Padang yang aman, bersih, asri, tertib, bersahabat, dan menghargai

kearifan lokal.

6. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, bersih, dan melayani.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pencegahan dan penanggulangan

bencana maka misi yang ke-5 (lima) menjadi acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang.

3.2.3. Program

Program unggulan Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih dalam rangka

merealisasikan misi di atas adalah :

1. Melaksanakan pengaspalan dan betonisasi jalan lingkungan, perbaikan trotoar, serta

pengendalian banjir dan genangan air.

2. Menyelenggarakan pendidikan, pesantren ramadhan, kegiatan keagamaan, seni,

budaya, dan olahraga yang lebih berkualitas, serta gratis pendidikan SD, SMP, SMA,

dan SMK Negeri serta pemberian beasiswa bagi semua pelajar/mahasiswa

berpresatasi dari keluarga miskin.

3. Menyediakan terminal angkutan kota dan terminal bus dalam 2 (dua) tahun, serta

penataan sistem transportasi kota yang lebih baik.

4. Merehabilitasi 1.000 unit/tahun rumah tidak layak huni dan pelayanan kesehatan

gratis di Puskesmas/RSUD serta ambulan gratis bagi warga miskin.

5. Membangun Pasar Raya Padang dalam 2 (dua) tahun dan merevitalisasi pasar-pasar

pembantu.

6. Meningkatkan dana operasional kecamatan, kelurahan, RW, RT, dan garin

mesjid/mushala sebanyak 200%.

7. Memberikan santunan kematian Rp. 1.000.000.000.- (satu juta rupiah) untuk warga

Kota Padang

8. Mendorong pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru di Kota

Padang, pengembangan ekonomi kreatif, UMKM, serta pemberdayaan ekonomi

masyarakat petani dan nelayan

9. Merevitalisasi objek wisata Kota Padang menjadi wisata keluarga dan konvensi yang

layak dan ramah

10. Menyediakan anggaran untuk tunjangan daerah bagi PNS

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 36

3.3. Telahaan Renstra

Sesuai Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dan Pemadam

Kebakaran (BPBD-PK) maka BPBD-PK Kota Padang secara efektif baru terbentuk pada 4

Desember 2012 sehingga rencana strategis yang ada pada saat itu masih merupakan renstra

masing-masing OPD yang bergabung. Penyusunan Renstra strategis untuk BPBD-PK baru

dimulai pada Mei 2016 dan masih dalam bentuk draft atau konsep sementara sebagai acuan

pelaksanaan tupoksi OPD dengan visi, misi, dan program sesuai Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota padang 2009 – 2014.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 95 Tahun 2016 BPBD-PK Kota Padang

diubah kembali menjadi BPBD Kota Padang, pemisahan BPBD dengan Pemadam

Kebakaran menyebabkan perubahan pada Renstra BPBD Tahun 2017-2019.

3.4. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kota Padang merupakan pusat pertumbuhan wilayah Sumatera Barat, dengan fungsi sebagai pusat

pemerintahan, pendidikan, pariwisata, industri dan perdagangan. Perkembangan Kota Padang yang relatif

pesat, dilihat dari kegiatan ekonomi dan fungsi pelayanan primer dan sekunder sangat berpengaruh

terhadap kegiatan kota secara keseluruhan. Hal ini terlihat dalam bentuk kebutuhan akan wadah atau ruang

yang cukup besar untuk mendukung aktifitas ekonomi dan fungsi pelayanan sebagai penunjang kegiatan

ekonomi tersebut. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2004-2016, arahan

pengembangan pusat-pusat pelayanan yaitu: Pusat Pelayanan Utama di kawasan pusat kota, Sub Pusat

Pelayanan Utama di kawasan Lubuk Buaya, Air Pacah, Bandar Buat, Tabing, Teluk Bayur,

dan Bungus serta Pusat Pelayanan Kegiatan di kawasan Anak Air, Limau Manis, Pasar

Baru, Pasar Raya, Gunung Padang, dan Sungai Pisang. Dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Kota Padang Tahun 2004-2008 (berdasarkan Perda No. 19 Tahun 2004) ditetapkan 4

(empat) Sentra Perkembangan Kota dan 18 (delapan belas) Kawasan Prioritas Pengembangan. Untuk

mengembangkan kawasan prioritas tersebut masih perlu dilengkapi dengan Rencana Detail Tata

Ruang Kota dan Rencana Teknis Tata Ruang Kota sebagai acuan untuk melaksanakan

pembangunan. Sentra perkembangan dan kawasan prioritas Kota Padang yaitu :

- Sentra Perkembangan Pusat Kota: kawasan Pasar Raya, kawasan eks Terminal Lintas

Andalas, kawasan eks Bandara Tabing, kawasan wisata terpadu Gunung Padang, dan kawasan

sepanjang pantai

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 37

- Sentra perkembangan Utara: kawasan Air Pacah, kawasan perbatasan sekitar Bandara Internasional

Minangkabau, kawasan Pasar Induk Anak Air, kawasan Padang Industrial Park, kawasan Pasar

Lubuk Buaya, kawasan perkantoran Pemko Padang

- Sentra perkembangan Timur kawasan Bandar Buat, kawasan Kampus Universitas Andalas - Limau

Manis, kawasan Pasar Baru, kawasan Padang By Pass

- Sentra perkembangan Selatan: kawasan Teluk Bayur, kawasan Industri Maritim Bungus, kawasan

wisata Sungai Pisang.

3.4.1. Perubahan Penggunaan Tanah

Kota Padang merupakan suatu entity yang memperlihatkan sejarah perkembangan kota pesisir dengan

dinamika masyarakatnya yang tumbuh dan berkembang menjadi kota jasa, perdagangan dan industri.

Perkembangan dan perubahan Kota Padang dipengaruhi oleh perkembangan dan pertumbuhan serta

dinamika kegiatan social ekonomi yang berlangsung. Kondisi ini akan mempengaruhi

pergeseran penggunaan lahan, sementara sumber daya alam yang dapat diolah untuk menunjang

perkembangan diatas sangat terbatas. Pergeseran penggunaan lahan tersebut dapat terlihat dari tumbuh dan

berkembangannya bangunan baru untuk menampung kegiatan-kegiatan pemukiman, perdagangan, jasa

maupun industri. Implementasi konsep dasar Induk Kota Padang yang dituangkan dalam pengaturan tata

ruang kota tampak bahwa pemukiman/perumahan merupakan salah satu dasar membentuk struktur kota.

Pemukiman/perumahan merupakan unsur pendukung /penunjang dari pusat pengembangan kota yaitu

pusat pengembangan industri, pusat kota/inti kota, dan pengembangan pendidikan. tetapi pemukiman juga

menjadi struktur wilayah kota itu sendiri. Sektor pemukiman/perumahan menduduki urutan ketiga yaitu

sekitar 15,47% dari total penggunaan lahan yang ada setelah penggunaan lahan untuk hutan/konservasi dan

lahan kosong/pertanian. Luas penggunaan lahan total yang terdapat dalam wilayah Kota Padang adalah

69.496 ha (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Padang, 2008)

Dalam pemanfaatan ruang untuk berbagai kegiatan di Kota Padang terdapat berbagai masalah seperti :

- Terjadinya konversi lahan hutan menjadi lahan permukiman dan kebun

- Pembangunan yang melanggar sempadan bangunan yang ditetapkan dan pembangunan yang tidak

sesuai dengan penggunaan lahan yang ditetapkan

- Pemanfaatan lahan di kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Padang yang dapat

mengganggu fungsi ekologis DAS tersebut sehingga berdampak terhadap kawasan pemukiman di

hilirnya

- Batasan kepemilikan lahan yang masih banyak kurang jelas

Lahan di Kota Padang dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan, yaitu untuk pertanian,

perdagangan, perumahan, maupun untuk pembangunan berbagai fasilitas pelayanan perkotaan.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 38

Penggunaan lahan yang terdapat di kota Padang terdiri dari wilayah hutan yang terdiri dari hutan lindung,

hutan suaka alam dan wisata, serta hutan bakau. Lahan persawahan terdiri dari sawah beririgasi, sawah

tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lainnya. Lahan non sawah terdiri dari rawa-rawa,

ladang/tegalan, perkebunan, perukiman, kolam air tawar, padang rumput alami, tanah

tandus/rusak, tanah terlantar dan lain lain. Berikut ini tabel penggunaan lahan di Kota Padang.

Total luas lahan kritis di kota Padang adalah 49.133,5 ha, yang terdiri dari 17.999.70 ha berpotensi kritis,

24.254.10 ha agak kritis, 5.281.70 ha sudah kritis, dan 1.598.00 ha dalam kondisi sangat kritis Jumlah total

lahan kritis ini lebih dari setengah luas wilayah kota Padang yaitu 69. 496 ha . Kota Padang dengan luas

69.496 ha mempunyai lahan kritis seluas 6.410 ha atau 12,22 % dari luas Kota Padang. Perincian luas

lahan kritis tersebut di dalam kawasan hutan 1.410 ha dan di luar kawasan hutan 5.000 ha.. Berpedoman

pada luas kawasan hutan Kota Padang menunjukan bahwa luas hutan (hutan lindung dan hutan

konservasi adalah 36.500,24 ha dan areal non hutan 32.995, 76 ha. Dari luas kawasan hutan tersebut 5,46

% berada dalam kondisi kritis, sedangkan untuk kawasan non hutan sebesar 16,36 %. Penyebaran lahan

kritis di dalam kawasan hutan terdapat di Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Begalung,

Lubuk Kilangan dan Bungus Teluk Kabung yang meliputi 6 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS

Batang Arau, DAS Batang Kuranji, DAS Batang Air Dingin, DAS Batang Kandis, DAS Batang Air

Timbalun dan DAS Sungai Pisang. Dampak lain dari keberadaan lahan kritis tersebut dapat dilihat ketika

terjadi hujan diatas normal pada wilayah DAS bagian hulu. Pada kondisi ini debit sungai relatif lebih

tinggi dan disertai warna air yang keruh oleh bahan bahan sedimen, yang selanjutnya bahan bahan

sedimen tersebut akan diendapkan di sekitar muara sungai. Kondisi yang ekstrim dapat dilihat pada

muara sungai Batang Arau, dimana telah terjadi pendangkalan dan banyak tumpukan bahan-bahan

sedimen pada bagian pinggir sungai. Hal ini jelas akan mengurangi kapasitas tampung sungai dan

penyempitan badan sungai. Tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk, jelas mempengaruhi pergeseran penggunaan lahan di Kota Padang. Sesuatu yang

dikhawatirkan dimasa yang akan datang adalah terjadinya perubahan pemanfaatan lahan produktif dan

perubahan pemanfaatan lahan pada kawasan lindung yang tanpa terkendali. Berbagai kegiatan seperti

Pembukaan lahan berpindah, kegiatan pertanian, perkembangan kawasan pemukiman, pedagangan

ataupun jasa masih banyak yang belum sesuai dengan konsep lingkungan. Adanya upaya untuk

memanfaatkan kawasan lindung menjadi areal budidaya semakin meningkat. Disamping itu juga adanya

kecenderungan masyarakat menggunakan sistim ladang berpindah serta pembukaan lahan bagi

keperluan pertanian dan kawasan terbangun. Pada kawasan-kawasan tertentu terlihat kecenderungan

perkembangan yang pesat dalam penggunaan alih fungsi lahan untuk kegiatan pertanian, ladang

berpindah, pembangunan perumahan, jasa dan keperluan kegiatan lainnya. Dimana pada

beberapa kecamatan ini yang semula mempunyai kawasan lindung yang cukup signifikan

dengan daerah tangkapan air (catchment area) Kota Padang yang seharusnya dipelihara atau

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 39

dilestarikan, terlihat sudah mulai berubah fungsi dan dialihkan untuk peruntukan lain seperti untuk

kegiatan-kegiatan perladangan dan kegiatan lainnya. Pertambahan lahan kritis, perubahan pemanfaatan

lahan produktif dan kawasan lindung akibat kegiatan yang tidak memperhatikan konservasi lingkungan

masih cenderung untuk terus bertambah di Kota Padang. Hal tersebut diatas jelas akan menjadikan

timbulnya tekanan terhadap sumberdaya lahan serta lingkungan. Keadaan ini sudah

sepantasnya untuk diwaspadai oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Padang. Oleh sebab

itu, pola perubahan ini harus dikendalikan semaksimal mungkin dengan kebijakan

pemerintah.

3.4.2. Potensi Bencana Alam Dan Kerawanan Bencana Alam

3.4.2.1. Gempa Bumi

Pusat-pusat gempa di Kota Padang paling banyak berkaitan dengan gempa tektonik. Pusat-pusat gempa

tektonik di Kota Padang terbentuk di sepanjang jalur gempa mengikuti zona subduksi sepanjang 6.500

km di sebelah Barat Pulau Sumatra. Tumbukan Lempeng Samudera Hindia dan Lempeng Australia

yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia membentuk Zona Benioff , yang secara terus menerus

aktif bergerak ke arah Barat - Timur yang merupakan zona bergempa dengan seismisitas cukup tinggi.

Kondisi ini menyebabkan Kota Padang menjadi daerah tektonik giat dan merupakan sumber gempa

merusak. Data kegempaan dari BMG dan USGS memperlihatkan lokasi pusat-pusat gempa di perairan

Kota Padang tersebar cukup merata. Pusat gempa terlihat lebih banyak di perairan antara Pulau

Enggano dan daratan Pulau Sumatera. Frekuensi kejadian gempa dari tahun 1900 hingga 1963 relatif

sedikit, sedangkan dari tahun 1963 hingga 1995 terjadi peningkatan. Gempa terjadi 3 sampai 16 kali per

tahun dalam kurun 1963-1975, frekuensi ini menurun hingga 2 kali kejadian dalam tahun 1984, dan

kemudian meningkat lagi dengan 2 kali kejadian pada tahun 1995. Kebanyakan sumber-sumber gempa

tersebut berada pada kedalaman 33 hingga 100 Km, dengan magnitude lebih besar dari 5 skala Richter.

Gempa berkekuatan lebih besar dari 6,5 skala Richter di permukaan, berpeluang besar menyebabkan

deformasi di daratan dan di dasar laut. Zona tektonik aktif yang terbentuk dari penujaman lempeng di

sebelah Barat Pulau Sumatera juga dapat dilihat dari adanya gunung api aktif yang muncul di sepanjang

jalur patahan aktif di bagian sisi Barat Pulau Sumatera yang bergerak geser kanan (dextral strike slip

fault ). Jalur patahan Sumatera yang juga biasa disebut dengan Patahan Semangko sepanjang 1.650

Km, menyebabkan blok sebelah kiri pulau Sumatera bergerak ke Utara sedangkan yang di sebelah

kanan bergerak ke Selatan serta melahirkan kepulauan busur dalam (inner island arc ) seperti

Pulau Nias, Mentawai, Enggano, Pisang dan sebagainya. Gempa vulkanik di Kota Padang

disebabkan posisi Kota Padang yang berada di dekat 3 gunung api aktif, yaitu Gunung Talang, Marapi

dan Tandikek

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 40

3.4.2.2. Gelombang Tsunami

Letak Kota Padang yang berada di Pantai Barat Sumatera, yang berbatasan langsung dengan laut

terbuka (Samudera Hindia) dan zona tumbukan aktif dua lempeng menjadikan Padang salah-satu kota

paling rawan bahaya gelombang Tsunami. Gempa tektonik sepanjang daerah subduksi dan adanya

seismik aktif, dapat mengakibatkan gelombang yang luar biasa dahsyat. Pusat gempa, umumnya

menunjukkan tipe sesar naik. Sumber patahan seperti ini jika mempunyai magnitude lebih besar

dari atau sama dengan 7 Skala Richter sangat berpotensi sebagai pembangkit gelombang tsunami. Dari

catatan sejarah bencana, gelombang tsunami pernah melanda Sumatera Barat pada 1797 dan 1833.

3.4.2.3. Longsoran Lahan

Hasil analisis tingkat bahaya longsoran lahan pada daerah Kota Padang menunjukkan sebagian besar

daerahnya memiliki tingkat bahaya longsoran lahan yang sedang dan tinggi. Tingkat bahaya longsoran

lahan yang rendah umumnya terdapat pada daerah dataran alluvial dan dataran alluvial pantai dengan

lereng 0-8%, sedangkan tingkat bahaya longsoran lahan sedang terdapat pada daerah lereng-kaki

pegunungan, kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks pegunungan vulkanik. Faktor yang

mempengaruhi tingkat bahaya longsoran lahan di daerah Kota Padang adalah karakteristik lahannya

berupa kemiringan lereng yang umumnya berkisar 23 - 99%. Bentuk lereng pada umumnya tidak

beraturan (irreguler ), dengan panjang lereng yang bervariasi, mulai dari 12 hingga 150 meter.

Ketinggian daerah yang sebagian besar berupa kompleks perbukitan vulkanik, dan kompleks

pegunungan vulkanik dengan ketinggian relief berkisar antara 500 - 1.000 meter dpl, kecuali untuk

daerah Sungai Sapih, Air Dingin, dan Bukit Lantiak. Struktur batuan wilayah Kota Padang umumnya

miring, kecuali di daerah Kuranji yang mempunyai struktur masif sehingga akan mempermudah

terbentuknya bidang gelincir. Kedalaman air tanah umumnya dangkal, yaitu berkisar dari 86 cm hingga

kedalaman 7 m dan memiliki jalur mata air (spring) dan jalur rembesan (seepage), dan curah hujan

yang tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi, air tanah yang tergolong dangkal dan banyak terdapat jalur

mata air dan rembesan mempercepat terjadinya longsoran lahan.

3.4.2.4. Erosi Pantai/Abrasi

Erosi pantai/abrasi merupakan peristiwa alam yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada pantai

sehingga luas daerah pantai menjadi berkurang. Erosi pantai/abrasi terjadi akibat pengaruh yang berasal

dari laut yaitu berupa gelombang, arus laut dan longshore current atau arus sejajar pantai. Pada

umumnya proses interaksi antara perairan pantai dengan laut lepas lebih banyak ditemui pada pantai di

Kota Padang karena pantai-pantai tersebut banyak berhubungan dengan lautan, terkecuali Pantai

Bungus, karena pantai ini terletak pada daerah teluk, maka kecepatan arus sepanjang pantainya

cenderung menjadi rendah. Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai

yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi/abrasi di pantai. Pola arus pantai terutama ditentukan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 41

oleh besarnya sudut datang yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika

sudut datang itu cukup besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore curent ) yang

disebabkan oleh perbedaan tekanan hidrostatis. Jika sudut datang gelombang kecil atau sama dengan

nol (gelombang yang datang sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip

curent ) dengan arah menjauhi pantai di samping terbentuknya arus menyusur pantai. Salah-satu faktor

penyebab tingginya laju abrasi pantai di daerah Pasir Parupuk disebabkan oleh konstruksi yang

dibangun di pantai seperti pemecah gelombang (creep). Pada umumnya konstruksi ini akan

menghadang aliran litoral (litoral drift ) alami di wilayah pantai tersebut, yang berarti

terganggunya pemasokan air ke pantai di bagian hilir aliran lithoral tersebut. Kondisi semacam ini

akan memicu proses abrasi yang terjadi di wilayah tersebut. Pada umumnya pantai yang ada di Kota

Padang kebanyakan adalah pantai pasir yang terdiri dari kwarsa dan feldspar , bagian yang paling

banyak dan paling keras sisa-sisa pelapukan lahan atas (upland ). Untuk daerah pasir di sekitar

Kampus Universitas Bung Hatta, sisa-sisa terumbu karang yang dominan. Pantai ini

dibatasi hanya di daerah tempat gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan

ringan. Untuk pantai di sekitar Kampus Universitas Bung Hatta, ekosistemnya termasuk terumbu

karang yang dari segi tipenya termasuk kepada jenis terumbu karang tepi (fringing reef), yang

mempunyai kedalaman kurang dari 40 meter

3.4.2.5. Banjir

Berdasarkan terminologi banjir, banjir yang terjadi di Kota Padang dapat dibedakan atas dua jenis yaitu

banjir genangan yang disebabkan terjadinya genangan pada suatu areal akibat dari hujan deras, yang

tidak dapat mengalir, dan lambat keluar dari areal tersebut dan banjir luapan

sungai/kiriman yang berasal dari hujan deras yang turun di bagian hulu DAS yang menggenangi

dataran rendah yang telah dimanfaatkan dan semula merupakan dataran banjir (flood plain).

Pada umumnya banjir di Kota Padang tergolong pada banjir genangan. Berpedoman pada “ Catalogue

of Landforms for Indonesia (Dessaunattes, 1977), wilayah dataran rendah Kota Padang tergolong

kepada sistim aluvial ( Alluvial plain ) dan dataran banjir (Flood Plain) yang terbentuk dari bahan

endapan sungai (Recent Deposits) dari luapan luapan sungai Batang Arau, Batang Kuranji,

Batang Air Dingin dan Batang Kandis pada periode Kuarter (Qal). Sebagai kawasan

yang dekat dengan pantai dan pengaruh pasang air laut, sangat rawan dengan banjir, karena dikepung

dari kedua arah, di sebelah barat dari laut dan di sebelah timur dari hulu sungai. Kota Padang dilihat dari

geomorfologinya merupakan perpaduan antara bentuk lahan pebukitan vulkanik bagian Timur, bentuk

lahan aluvial bagian Tengah dan bentuk lahan marin bagian Barat. Daerah bagian Timur merupakan

perbukitan vulkanik yang lebih tinggi dari daerah bagian Tengah dan Barat, sehingga daerah

bentuk lahan aluvial dan marin yang dilalui oleh beberapa sungai besar seperti Batang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 42

Bungus, Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air Dingin serta masih ada lagi 18

sungai kecil lainnya yang mempunyai aliran permanen sepanjang tahun, sering mengalami banjir. Hal

ini didukung lagi bahwa Kota Padang merupakan daerah tropis mempunyai curah hujan yang cukup

tinggi rata-rata .300 mm per-bulan dengan rata-rata hari hujan 15 - 16 hari per-bulan. Apalagi luapan

sungai tersebut bersamaan dengan terjadinya pasang di laut.

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Upaya percepatan pelaksanaan perencanaan yang terangkum dalam dokumen RPB

Kota Padang memerlukan sebuah strategi. Pendekatan dan pengarusutamaan

penanggulangan bencana di Kota Padang diharapkan dapat dilakukan oleh semua pihak.

Komitmen politis dari eksekutif dan legislatif dibutuhkan untuk memastikan proses

integrasi isu-isu penanggulangan bencana dalam perencanaan pembangunan. Oleh karena

itu dibutuhkan sebuah strategi pengarusutamaan yang sistematis dan terencana sebagai

bagian yang terintegrasi dalam perencanaan penanggulangan bencana di Kota Padang yang

secara garis besar dapat dibagi dalam tiga fase yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Strategi Pengarusutamaan Pelaksanaan RPB Kota Padang

Fase

Advokasi Kegiatan Output

Penanggung

Jawab

Sebelum

Penyusunan

RPJMD

Pengintegrasian

program-program

penanggulangan

bencana dalam visi dan

misi calon Walikota

Padang

Penanggulangan bencana

menjadi salah satu misi,

arah kebijakan atau

agenda prioritas dalam

RPJMD

(Ditentukan

kemudian)

Saat

Penyusunan

RPJMD

Menjaga program-

program

Penanggulangan

Bencana dapat menjadi

salah satu prioritas

dalam rangkaian

MUSRENBANG untuk

penyusunan RPJMD

Disuarakannya kembali

RPB Kota Padang

sebagai prioritas dalam

penyusunan RPJMD

Bappeda Kota

Padang

Setelah

Penyusunan

RPJMD

1 Advokasi

pelaksanaan RPB di

level pengambil

Adanya kesamaan

persepsi terkait

pengarusutamaan

Tim Lintas

Institusi yang

ditunjuk untuk

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 43

kebijakan dan

pelaksana teknis di

lapangan secara

berkesinambungan

penanggulangan bencana

oleh pemangku kebijakan

khususnya di DPRD

Pengawasan

RPB

2 Pengawasan intensif

terhadap pelaksanaan

Rencana

Penanggulangan

Bencana Kota

Padang

Laporan Pengawasan

tahunan keberhasilan,

kendala dan

pembelajaran serta

rekomendasi pelaksanaan

RPB Kota Padang pada

institusi PB

Berdasarkan Tabel 8. Strategi pengarusutamaan RPB dapat dilakukan selaras dengan

penyusunan rencana pembangunan Kota Padang. Pada saat penyusunan RPJMD, pendekatan

dapat dilakukan kepada calon kepala daerah yang akan memimpin Kota Padang. Selain itu,

pada saat proses awal MUSRENBANG mulai tingkat kelurahan hingga kota telah ada

usulan rencana terkait penanggulangan bencana.

Sedangkan upaya yang diterapkan pada fase setelah penyusunan RPJMD difokuskan

kepada upaya mengurangi adanya konflik kepentingan di DPRD Kota Padang. Hal utama

lainnya adalah melakukan pengawasan intensif terhadap pelaksanaan RPB Kota Padang oleh

institusi terkait penanggulangan bencana di Kota Padang. Melalui rencana advokasi ini

diharapkan mampu menjamin adanya pengarusutamaan penyelenggaraan kebijakan

penanggulangan bencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Selain itu, upaya yang lebih mendasar adalah dengan penyusunan peraturan daerah

khusus tentang RPB (Perda Padang Cerdas Bencana), hal ini dapat dilakukan dengan

melakukan pendekatan lebih kepada DPRD Kota Padang oleh instansi terkait. Proses untuk

dijadikan peraturan daerah diharapkan dapat diinisasi oleh BPBD sebagai institusi yang

berwenang dalam penanggulangan bencana di Kota Padang.

Upaya advokasi juga perlu dilakukan terhadap alokasi penganggaran sesuai dengan

RPB. Hal ini dilakukan karena beberapa aksi membutuhkan sumber anggaran yang cukup

besar yang tidak dapat diakomodir secara keseluruhan oleh APBD daerah. Oleh sebab itu,

perlu adanya mekanisme pembagian anggaran serta perkuatan kerjasama dengan berbagai

lembaga terkait.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 44

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN,

STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi Dan Misi OPD

4.1.1. Visi

” Menjadikan Padang Kota Cerdas Bencana”

Untuk mewujudkan penyelenggara tugas umum pemerintahan Kota Padang dalam rangka

pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam di Kota Padang yang dapat di

pertanggung jawabkan kehadapan publik dan berdasarkan nilai-nilai luhur yang ada dan

tantangan yang di hadapi serta hasil yang di harapkan dalam periode tertentu pada masa

yang akan datang, maka telah ditetapkan Visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Padang.

4.1.2. Misi

Untuk mewujudkan Visi tersebut di atas agar arah dan tujuan pembangunan BPBD Kota

Kota Padang Provinsi Sumatera Barat dalam rangka, Penanggulangan Bencana dapat

terealisasi,maka di tetapkan misi badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang

Provinsi Sumatera Barat di tetapkan Sebagai Berikut :

1. Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Sebagai Masyarakat Cerdas Bencana.

2. Menyediakan Sarana Dan Prasarana Kebencanaan.

3. Membina Hubungan Koordinasi Dengan Berbagai Pihak Terkait Kebencanaan.

4. Menghadirkan Pemerintah Di Tengah-Tengah Masyarakat Yang Tertimpa Bencana.

4.2. Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah

4.2.1. Tujuan

Rencana strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tahun 2017-2019 di

maksudkan sebagai dasar penyusunan kebijakan, program, kegiatan dan indikator (tolak

ukur) kinerja kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam Pencapaian Visi

dan Misi serta tujuan organisasi. Sebagai tujuan penyusunan Rencana strategis ini adalah:

a. Mewujudkan ketanguhan masyarakat meluai peningkatan ketanguhan,kesadaran dan

komitmen serta perilaku dan budaya sadar bencana dan

b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang

handal,mencakup penanganan pra bencana, tangkap darurat, dan pasca bencana.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 45

Adapun tujuan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam 2017 sampai

2019 meliputi :

a. Penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam usaha mitigasi risiko

bencana serta penangganan bencana

b. Pembentukan tim reaksi cepat (Unit Khusus penangganan bencana ) dengan dukungan

peralatan dan alat transportasi yang memadai basis di lima lokasi strategis (lima

kecamatan) dalam wilayah kota Kota Padang.

c. Meningkatkan Manajemen dan akuntabilitas pemerintah melalui Peningkatan sumber

manusia dan sarana prasarana

d. Meningkatkan kualitas penagulangan bencana berbasis informasi teknologi yang

sinergis sehinga menghasilkan penanggulangan bencana yang berkualitas.

e. Meningkatkan sistim koordinasi yang terintekrasi dalam proses perencanaan

pelaksanaan dan pengendaliaan penagulangaan bencana.

f. Mengembangkan penelitian sistim informasi, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan

penangulangan bencana yang efektif, efisien dan akuntabel.

g. Terwujudnya Padang Kota Cerdas Bencana.

4.2.2. Sasaran

Sejalan dengan sasaran pembangunan Nasional di bidang Penanggulangan Bencana,

maka sasaran strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah terwujudnya tujuan yang

telah di canangkan dalam kurun waktu 2014 -2019 adalah :

a. Meningkatnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

dengan pencanangan padang cerdas bencana.

b. Meningkatnya sistem penanganan kedaruratan Bencana yang efektif melalui

peningkatan koordinasi penanganan kedaruratan,peningkatan sarana dan prasarana

pendukung,serat pendekatan sistem logistik dan peralatan penanggulangan bencana

yang efektif dan efisien.

c. Meningkatnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi yang lebih baik dibanding sebelum

bencana,melalui kapasitas perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang

handal,peningkatan koordinasi pelaksana serta pengarusutamaan pengurangan risiko

bencana dalam setiap kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam rangka

pembangunan berkelanjutan.

d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan pelayanan publik.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 46

4.3. Strategi Dan Kebijakan

4.3.1. Strategi

Hal ini merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan di capai

atau yang akan di hasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) Tahun kedepan.

Dengan diformulasikan strategi dan arah kebijkan ini maka Badan Penanggulangan

Bencana Daerah Kota Padang menetapkan misinya. Adapun strategi dan arah kebijakan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kota Padang Provinsi Sumatera Barat

adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Pendidikan pelatihan kepada masyarakat dan aparatur dalam rangka

peningkatan SDM Penanggulan Bencana Kota Kota Padang.

2. Menyelaraskan, mengembangkan serta mesosialisasikan peraturan Perundang-

undangan Penanggulangan Bencana Kota Padang kepada masyarakat, mendidik

relawan, menyusun peta dan protap kebencanaan serta membentuk tim pengarah

Penanggulangan Bencana Kota Kota Padang Provinsi sumatera barat dalam Rangka

menguragi resiko Bencana.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanggulanagan bencana Kota Padang

dan meujudkan penanganan darurat dan logistik secara cepat, tepat, efektif, dan

efisien dalam upaya melindungi masyarakat dari dampak bencana dengan membentuk

tim reaksi cepat serta mendistribusian bahan logistik.

4. Mengembangkan sarana dan prasarana berbasis kebutuhan.

5. Mengutamakan kerja sama yang strategis, berkelanjutan dan mendukung

kemandirian.

4.3.2. Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi Penanggulangan Bencana Daerah disusun di dalam rencana

strategi (Renstra) 2014-2019 sebagai cara untuk dapat mencapai suatu tujuan dan sasaran

pembangunan yang mengandung komitmen kebijakan yang menunjukan arah kebijakan,

penjabaran dari arah kebijakan, program, dan kegiatan yang di terapkan untuk mencapai

sasaran kinerja yang terukur. Penjabaran dari arah kebijakan nasional di bidang

Penanggulangan Bencana Daerah 2014-2019, Penanggulangan Bencana masuk kedalam

prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yang diarahkan kepada

pengarusutamaan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional dan daerah,

Penguatan kapasitas penanggulangan bencana pusat dan daerah, otimalisasi instrumen

pengendalian pemanfaatan ruang dalam aspek pengurangan risiko bencana, mendorong

keterlibatan dan partisipsi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana,

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 47

peningkatan sumber daya penanganan kedaruratan dan bantuan kemanusian, serta

percepatan pemulihan wilayah yang terkena dampak bencana.

Arah kebijakan dan strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang

merupakan hasil dari identifikasi atas lingkungan strategis yang dilakukan terhadap

lingkungan internal dan eskternal.

Berdasarkan hasil kajian lingkungan strategis secara eksternal maupun internal tersebut

serta sinkronisasi terhadap arah kebijakan dan strategi Kota Padang dibidang

penanggulangan bencana daerah. Maka arah kebijakan dan strategi Badan

Penanggulangan Bencana Daerah dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam kurun

waktu dalam waktu lima tahun (2014 - 2019) adalah :

1. Terselenggaranya penanggulangan bencana terencana terarah, terkoordinasi, terpadu

dan menyeluruh serta akuntabel.

2. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

melalui pembentukan suatu reaksi cepat penanggulangan bencana.

3. Terselesainya penanganan kedaruratan korban bencana di wilayah pascabencana

secara cepat,tepat dan efektif secara terkoordinir/terpadu.

4. Terselesainya pemulihan sarana dan prasarana fisik dan non fisik di wilayah

pascabencana secara terpadu dan menyeluruh.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 48

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN,

DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1. Fokus Prioritas, Program, Dan Aksi

Fokus prioritas, program, dan aksi merupakan penjabaran lebih mendalam dari

strategi penanggulangan bencana. Secara umum, pembagian strategi penanggulangan

bencana terbagi atas strategi generik dan strategi spesifik. Strategi generik merupakan

strategi yang berlaku umum untuk seluruh bencana yang berpotensi terjadi di Kota Padang.

Sedangkan strategi spesifik merupakan strategi yang diambil langsung mengarah kepada

fokus prioritas dan aksi yang dilakukan untuk setiap jenis bahaya yang berpotensi terjadi.

Penjabaran terkait Fokus prioritas, program dan aksi lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran.

5.1.1. Strategi Generik

Strategi generik terdiri atas empat strategi yang disusun dijabarkan berdasarkan

masing-masing komponen tersebut.

1. Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembagaan

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perkuatan aturan dan

kapasitas kelembagaan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perkuatan Aturan dan Kapasitas

Kelembagaan

Fokus Prioritas Program Aksi

Penguatan Kerangka

Hukum

Penyelenggaraan

Penanggulangan

Bencana

Peningkatan

implementasi kerangka

hukum penyelenggaraan

penanggulangan bencana

yang telah diperkuat.

Pemutakhiran Pedoman Teknis

pelaksanaan RTRW

Pemutakhiran dan

implementasi pemberian IMB

berbasis pengurangan risiko

bencana

Penyusunan regulasi zonasi

bangunan di daerah berisiko

bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 49

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan tata

guna lahan dan IMB bangunan

dalam upaya penanggulangan

bencana

Penegakan aturan daerah

terkait pemukiman

Peningkatan Kapasitas

dan Akuntabilitas Tata

Kelola Penanggulangan

Bencana

Pengembangan sistem

informasi implementasi

RPB

Penyusunan sistem informasi

yang berisikan potensi bencana

dan kerentanan daerah

Penyusunan sistem pendataan

yang tervalidasi hingga tingkat

kelurahan

Pembangunan sistem informasi

publik untuk penanggulangan

bencana

Pengawasan dan

peningkatan akuntabilitas

aparatur PB

Penyusunan dan implementasi

mekanisme pengawasan dan

evaluasi terhadap pelaksanaan

operasi tanggap darurat

Sinkronisasi prosedur operasi

standar penanganan darurat

bencana dengan rencana

kontingensi daerah

Peningkatan kapasitas

sumber daya manusia

pada lembaga-lembaga

terkait penyelenggaraan

PB

Penyusunan program

pendidikan dan pelatihan

pengembangan kapasitas SDM

dalam penyelenggaran

penanggulangan bencana di

Kota Padang(*)

Peningkatan kapasitas

sarana dan prasarana

kelembagaan untuk PB

Pengembangan sarana dan

prasarana pada instansi dan

Kelompok masyarakat yang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 50

Fokus Prioritas Program Aksi

terkait penanggulangan

bencana

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perkuatan aturan dan

kapasitas kelembagaan. Hal tersebut terkait dengan perkuatan kerangka hukum dalam

pengurangan risiko bencana dan peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan

bencana yang lebih baik. Untuk aksibertanda (*) tentang penyusunan program pendidikan

dan pelatihan pengembangan kapasitas SDM dalam penyelenggaran penanggulangan

bencana merupakan salah satu kegiatan yang akan dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat

terhadap Kota Padang.

2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi perencanaan

penanggulangan bencana terpadu dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Perencanaan Penanggulangan Bencana

Terpadu

Fokus Prioritas Program Aksi

Pengarusutamaan PB

dalam Pembangunan

Monitoring, evaluasi dan

pemutakhiran RPB

Pemutakhiran berkala kajian

risiko bencana

Menggalang kerjasama dengan

daerah tetangga dalam

pelaksanaan upaya-upaya

penanggulangan bencana pada

masa sebelum, saat dan

sesudah terjadi bencana (*)

Pemaduserasian

Mekanisme

Penyelenggaraan

Penanggulangan

Bencana

Pemaduan

upayapengurangan risiko

bencana dengan

penanganan darurat

Penyusunan Rencana

Penanggulangan Kedaruratan

Bencana

Penyelenggaraan latihan

kesiapsiagaan secara periodik

Perluasan Jangkauan

Daerah Sistem

Peringatan Dini Bencana

Pembangunan sistem

peringatan dini bencana yang

terkoneksi hingga tingkat

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 51

Fokus Prioritas Program Aksi

nasional

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam perencanaan

penanggulangan bencana terpadu. Hal tersebut terkait dengan normalisasi proses internalisasi

penanggulangan bencana dalam pembangunandan pengembangan system terpadu. Untuk

aksi bertanda (*) penyusunan kajian risiko bersama khususnya lintas batas merupakan salah

satu kegiatan yang sama dilakukan Provinsi dan kota Padang.

3. Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi pendidikan, penelitian

dan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Pendidikan, Penelitian dan Pelatihan

Fokus Prioritas Program Aksi

Pergeseran paradigma

untuk pengurangan

risiko bencana yang

lebih efektif

Pendayagunaan lembaga

pendidikan sebagai

media pembangunan

budaya sadar bencana

Pemberdayaan perguruan

tinggi, peneliti internal dan

pegawai pemerintah untuk

penyelenggaraan riset

kebencanaan (*)

Pengintegrasian hasil riset

kedalam kebijakan dan

perencanaan penanggulangan

bencana

Penerapan hasil riset dalam

pemanfaatan bangunan sekolah

dan kantor pemerintahan

sebagai tempat pengungsian

sementara (shelter)

Penguatan dan

peningkatan peran

relawan dalam PB

Peningkatan partisipasi

masyarakat dalam upaya

pengurangan risiko bencana di

daerah rawan bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 52

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 1 fokus prioritas utama dalam pendidikan,

penelitian dan pelatihan. Hal tersebut terkait dengan pergeseran paradigma untuk PRB yang

lebih efektif. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait pemberdayaan perguruan tinggi,peneliti

internal dan pegawai pemerintah untuk penyelenggaraan riset merupakan salah satu kegiatan

yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Oleh sebab itu, perlu

adanya kerjasama berkelanjutan dalam memberdayakan hasil riset yang dilakukan bersama.

4. Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Lembaga Pemerintah, Dunia Usaha,

Kesehatan Dan Masyarakat

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi dalam strategi peningkatan kapasitas

dan partisipasi masyarakat dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Fokus prioritas, Program, dan Aksi Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi

Masyarakat

Fokus Prioritas Program Aksi

Optimalisasi

Pemberdayaan instansi

pemerintah dan

Masyarakat untuk

Penanggulangan

Bencana

Redefinisi dan optimalitas

pemberdayaan masyarakat

yang sinergis berbasis

lokalitas, risiko, dan proses

saling berbagi antar pelaku

dengan mengedepankan

kemandirian sumber daya

Peningkatan kemampuan

masyarakat/relawan

dalam upaya

pengurangan risiko

bencana di lingkungan

sekitar (pembentukan

kelurahan cerdas

bencana, keluarga cerdas

bencana)

Peningkatan kapasitas

masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan

tanggap darurat dan

pascabencana

Peningkatan kemampuan

masyarakat dalam

melakukan perbaikan

kerusakan

lahan/lingkungan secara

mandiri

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 53

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan kemampuan

masyarakat dalam

melakukan penilaian

kerusakan serta taksiran

kebutuhan masa tanggap

darurat

Perkuatan implementasi

riset terapan kebencanaan

terkait pengurangan

risiko bencana

Penyusunan Prosedur

Tetap Penanganan

Darurat Bencana

masyarakat secara

partisipatif

Pemetaan kerentanan dan

potensi sosial di daerah

terpapar bencana-bencana

prioritas Kota Padang

Pengembangan layanan

sosialisasi bagi

masyarakat rentan (*)

Pembangunan mata

pencarian alternatif

masyarakat di daerah

rawan bencana*

Perkuatan sumber mata

pencaharian nonalam

sebagai pilihan mata

pencaharian alternatif

untuk masyarakat di

daerah rawan bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 54

Fokus Prioritas Program Aksi

Perkuatan pemahaman

masyarakat terhadap

upaya pengurangan

faktor-faktor kerentanan

dasar

Peningkatan kemitraan

multi pihak dalam

penanggulangan

bencana

Penguatan kemitraan untuk

kemandirian dan keberlanjutan

penyelenggaraan

penanggulangan bencana

Penyusunan mekanisme

keterliban unsur

pemerintah dan

masyarakat dengan unsur,

kesehatan, swasta, dan

dunia usaha dalam

penyelenggaraan

penanggulangan bencana

Penggalangan kontribusi

dukungan partisipasi

sektor layanan kesehatan,

swasta dan dunia usaha

dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana

(hotel cerdas bencana,

mall cerdas bencana,

pasar cerdas bencana,

rumah sakit cerdas

bencana)

Perlindungan

kawasan/wilayah sentral

produksi masyarakat

Penguatan Forum PRB dan

tematik sebagai media untuk

saling berbagi dalam

penyelenggaraan

penanggulangan bencana

Pembangunan eksistensi

Forum PRB Kota Padang

Peningkatan kapasitas

anggota Forum PRB Kota

Padang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 55

Fokus Prioritas Program Aksi

Pendayagunaan lembaga

pendidikan sebagai media

pembangunan budaya sadar

bencana

Pengembangan lanjutan

kelompok siaga bencana

sekolah disemua

tingkat/level pendidikan

(pembentukan kampus

cerdas bencana, sekolah

cerdas bencana, tempat

less cerdas bencana,

rumah ibadah cerdas

bencana)

Optimalisasi

Pemanfaatan teknologi

informasi dalam

diseminasi informasi

bencana

Pengoptimalan penggunanaan

teknologi informasi terkini

dalam upaya PRB dan

penanggulangan bencana alam

Pemanfaatan TI informasi

dalam pengurangan dan

penanggulangan bencana

alam

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 2 fokus prioritas utama dalam peningkatan kapasitas

dan partisipasi masyarakat. Hal tersebut terkait dengan optimalisasi pemberdayaan masyarakat

dan perkuatan fungsi kemitraan. Untuk aksi yang bertanda (*) terkait menyelenggarakan

pemetaan kerentanan dan potensi sosial di daerah terpapar bencana-bencana prioritas merupakan

salah satu kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain

itu, kegiatan yang dibantu pelaksanaan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait dengan

mengembangkan layanan sosial bagi masyarakat rentan di zona prioritas penanggulangan

bencana Provinsi Sumatera Barat.

5.1.2. Strategi Spesifik Per Bencana

Untuk penjabaran strategi spesifik setiap jenis bahaya yang berpotensi dikelompokkan

kepada 3 (tiga) strategi yaitu pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas penanganan

darurat bencana, dan optimalisasi pemulihan dampak bencana.Pengelompokkan tersebut untuk

lebih menjelaskan hal yang terangkum dalam melihat fokus prioritas, program dan aksi dari

masing-masing jenis bahaya yang ada di Kota Padang.

Fokus prioritas, program, dan aksi yang merupakan penjabaran lanjutan dari strategi

spesifik untuk jenis bahaya. Hal ini dikarenakan penanganan dan upaya pengurangan risiko yang

akan dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis bahaya tersebut. Selain itu,

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 56

dipengaruhi oleh hasil penentuan tingkat risiko dan bencana prioritas yang ada disuatu

daerah.Untuk lebih jelas terkait dengan fokus prioritas, program dan aksi untuk 10 jenis bahaya

yang berpotensi di Kota Padang akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Gempa Bumi

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gempabumi dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gempabumi

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Penetapan standar

bangunan ramah gempa

(*)

Pengawasan atas

pelaksanaan tata ruang

dan bangunan aman

gempa

Pelaksanaan perbaikan

struktural fasilitas

pemerintah serta faslitas

publik

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

penanganan darurat

Bencana

Pembangunan kapasitas

kesiapsiagaan bencana

Penyusunan konsep 10

cerdas bencana

(kelurahan cerdas

bencana, keluarga cerdas

bencana, kampus cerdas

bencana, sekolah cerdas

bencana, tempat les

cerdas bencana, rumah

ibadah cerdas bencana,

hotel cerdas bencana,

rumah sakit cerdas

bencana, mall cerdas

bencana, dan pasar

cerdas bencana).

Sosialisasi tentang

pengetahuan gempa bumi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 57

Fokus Prioritas Program Aksi

dan cara penyelamatan

diri saat gempabumi

terjadi

Penyusunan rencana

penyelamatan diri saat

terjadi bencana

gempabumi (*)

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Mengidentifikasi dan

menetapkan tempat dan

fasilitas pengungsian

berdasarkan kajian risiko

gempabumi dengan

pengelolaan sesuai

dengan standar nasional

Memetakan sumber air

bersih dan tempat

fasilitasi sanitasi di

wilayah-wilayah area

pengungsian yang telah

ditetapkan berdasarkan

kajian risiko gempabumi

Memperkuat dan

menyediakan sarana

prasarana fasilitas

layanan kesehatan

disetiap kelurahan

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Perkuatan mekanisme

penanganan darurat

berdasarkan prioritas sasaran

operasi (Penyelamatan Jiwa,

Penyusunan Rencana

Kontingensi bencana

gempa bumi Kota

Padang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 58

Fokus Prioritas Program Aksi

Lokalisasi Luasan Daerah

Terpapar dan Penyelamatan

Aset Vital).

Peningkatan Kapasitas

Penanganan Darurat Bencana

Kajian cepat bencana

gempabumi

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi rekonstruksi

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 13 di atas, aksi yang bertanda (*) terkait penetapan standar

bangunan ramah gempa dan penyusunan rencana penyelamatan diri merupakan salah satu

kegiatan yang sama dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Sedangkan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 59

untuk aksi lainya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang dengan melakukan kerjasama dan

koordinasi dengan berbagai pihak lain yang terkait.

2) Tsunami

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana tsunami dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tsunami

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Penetapan peraturan

terkait tata guna lahan

dan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

Pelaksanaan

pembangunan dan

pemeliharaan gedung

penyelamatan /

pengungsian (escape

building) untuk

masyarakat di kelurahan

yang berisiko tinggi

bencana Tsunami

Penetapan gedung untuk

penyelamatan/pengungsi

an untuk masyarakat di

zona kawasan bencana

tsunami

Penerapan hasil

penelitian dan

pengembangan teknologi

untuk memperkuat

sistem deteksi dini

tsunami dan peredam

tekanan

gelombangtsunami (*)

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 60

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan kapasitas

kelembagaan dan komunitas

dalam pencegahan dan mitigasi

bencana

Budidaya tanaman

mangrove dan terumbu

karang di zona

penanggulangan bencana

tsunami(*)

Alokasi dan pemindahan

masyarakat yang berada

di zona prioritas

penanggulangan bencana

tsunami ke daerah aman

(*)

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Pembangunan kapasitas

kesiapsiagaan bencana

Penyusunan konsep 10

cerdas bencana

(kelurahan cerdas

bencana, keluarga cerdas

bencana, kampus cerdas

bencana, sekolah cerdas

bencana, tempat les

cerdas bencana, rumah

ibadah cerdas bencana,

hotel cerdas bencana,

rumah sakit cerdas

bencana, mall cerdas

bencana, dan pasar

cerdas

bencana).Melaksanakan

sosialisasi peningkatan

pengetahuan

kesiapsiagaan komunitas

disetiap kelurahan yang

berisiko bencana tsunami

Penyediaan media

edukasi dan sosialisasi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 61

Fokus Prioritas Program Aksi

kesiapsiagaan

penanggulangan bencana

tsunami

Penyelenggaraan latihan

berkala prosedur operasi

standar peringatan dini

dan penanganan darurat

bencana gempabumi dan

tsunami

Penyusunan rencana

penyelamatan diri saat

terjadi bencana tsunami

Peningkatan kapasitas

prasarana dan sarana

evakuasi masyarakat

pada Zona

Penanggulangan Bencana

Provinsi (*)

Penyusunan masterplan

tsunami selaras dengan

rencana kontingensi

bencana tsunami Kota

Padang

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan peralatan

peringatan dini bencana

tsunami

Pemetaan sumber-

sumber air bersih dan

pembangunan fasilitas

sanitasi yang dapat

digunakan pada

penanganan darurat

bencana tsunami

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 62

Fokus Prioritas Program Aksi

Memperkuat dan

menyediakan sarana

prasarana fasilitas

layanan kesehatan

disetiap kelurahan

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajian cepat bencana

tsunami

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritik

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi rekonstruksi

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 63

Fokus Prioritas Program Aksi

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 14 di atas, terdapat beberapa aksi yang bertanda (*) merupakan aksi

yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat untuk Kota Padang dan dilakukan bersama

dengan pemerintah Kota Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait

dengan alokasi dan pemindahan masyarakat yang berada di zona prioritas penanggulangan

bencana ke daerah aman. Selain itu juga penerapan hasil penelitian dan pengembangan

teknologi untuk memperkuat sistem deteksi dini tsunami dan peredam tekanan gelombang.

Untuk aksi pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan gedung

penyelamatan/pengungsian (escape building) merupakan salah satu kegiatan yang sama

dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang. Selain itu juga budidaya tanaman

mangrove dan terumbu karang di zona penanggulangan bencana tsunami serta penyusunan

rencana evakuasi penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami.

3) Banjir

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk bencana banjir dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Banjir

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Menjaga dan memelihara

daerah resapan air

(catchment area) di

kawasan hutan lindung

dan hutan konservasi

pada daerah rawan

bencana

Melakukan reboisasi dan

pemeliharaan lahan kritis

di kawasan - kawasan

hutan lindung dan

konservasi di Kota

Padang.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 64

Fokus Prioritas Program Aksi

Normalisasi dan

reklamasi Daerah Aliran

Sungai

Normalisasi sistem

pengairan

Penerapan aturan tata

guna lahan dan Izin

Mendirikan Bangunan

(IMB) di wilayah rawan

bencana banjir

Menetapkan dan

menerapkan standar

pengelolaan sumber daya

air dan Daerah Aliran

Sungai (*)

Menerapkan peraturan

tentang pengamanan dan

pelestarian Sumber daya

air

Pengelolaan mitigasi bencana Mengembangkan inovasi

pintu air dengan

teknologi sederhana dan

tepat guna (*)

Menyediakan dukungan,

melaksanakan

pembangunan dan

perbaikan jaringan utama

irigasi dan bendungan

Pengamanan dan

pelestarian sumber daya

air melalui reklamasi

sungai dalam Zona

Prioritas Penanganan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 65

Fokus Prioritas Program Aksi

Bencana Banjir (*)

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

penanganan darurat

Bencana

Pembangunan kapasitas

kesiapsiagaan bencana

Menyelenggarakan

sosialisasi dan diskusi

terkait pengurangan

risiko bencana banjir di

setiap kelurahan

Menyusun rencana

evakuasi masyarakat

yang melibatkan

pemangku kepentingan

dan masyarakat yang

berada di daerah rawan

bencana banjir

Melakukan pembersihan

Daerah Aliran Sungai

secara berkala dan

partisipatif

Penyusunan Rencana

Kontingensibencana

banjir Kota Padang.

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan peralatan

peringatan dini di zona

bahaya bencana banjir

Menetapkan tempat

pengungsian yang

dilengkapi dengan

fasilitas pendukungnya

yang mudah diakses dan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 66

Fokus Prioritas Program Aksi

dikelola secara mandiri

oleh masyarakat

Memperkuat dan

menyediakan sarana

prasarana fasilitas

layanan kesehatan

disetiap kelurahan

Pengadaan sarana dan

prasarana

penanggulangan bencana

banjir (contoh: Perahu

karet, pelampung, dll)

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajiancepat bencana

banjir

Pencarian, penyelamatan

dan evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi dan

rekonstruksi

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 67

Fokus Prioritas Program Aksi

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 15 diatas, terdapat beberapa aksi yang dilakukan oleh Provinsi

Sumatera Barat untuk Kota Padang atapun dilakukan bersama dengan pemerintah Kota

Padang. Aksi yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera Barat terkait pengamanan dan

pelestarian sumber daya air melalui reklamasi sungai dalam zona prioritas penanganan

bencana banjir. Hal lain yang dilakukan Provinsi adalah menerapkan peraturan tentang

pengamanan dan pelestarian sumber daya air.

Sedangkan aksi yang bertanda (*) merupakan upaya yang dilakukan bersama terkait

dengan aksi menetapkan dan menerapkan standar pengelolaan sumber daya air dan daerah

aliran sungai. Selain itu juga, mengembangkan inovasi pintu air dengan teknologi sederhana

dan tepat guna. Upaya lain yang senantiasa dilakukan adalah sosialisasi dan diskusi terkait

pengurangan risiko bencana banjir di setiap kelurahan di Kota Padang serta menyusun

rencana evakuasi masyarakat.

4) Tanah Longsor

Adapun fokus prioritas, program, dan aks iuntuk tanah longsor dapat dilihat pada

Tabel 16.

Tabel 16. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Tanah Longsor

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Pembangunan kapasitas

kesiapsiagaan bencana

Melaksanakan sosialisasi

secara berkala terkait

peningkatan pengetahuan

kesiapsiagaan

masyarakat dan upaya

pengurangan dampak

bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 68

Fokus Prioritas Program Aksi

Penyelenggaraan latihan

penyelamatan diri dan

penanganan darurat

bencana di kawasan

rawan tanah longsor

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan peralatan

peringatan dini bencana

tanah longsor

Peningkatan kapasitas

prasarana dan sarana

evakuasi masyarakat

pada kelurahan yang

berpotensi terjadi tanah

longsor

Optimalisasi sarana

prasarana yang ada dan

pengadaan sarana

prasarana tambahan

sesuai dengan kebutuhan

untuk penanganan

darurat bencana.

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajian cepat bencana

tanah longsor

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 69

Fokus Prioritas Program Aksi

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

infrastruktur

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi rekonstruksi

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis,

perekonomian, budaya

serta lingkungan

Berdasarkan Tabel 16 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi yang direncanakan

seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan tanah longsor tidak

tergolong kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat. Namun

demikian pemerintah Kota Padang dapat melakukan koordinasi dan kerjasama baik dengan

pemerintah Provinsi maupun swasta.

5) Gelombang Ekstrim Dan Abrasi

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gelombang ekstrim dan abrasi dapat

dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gelombang Ekstrim dan Abrasi

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Pengembangan

transplantasi terumbu

karang di kawasan

berisiko tinggi

gelombang ekstrim dan

abrasi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 70

Fokus Prioritas Program Aksi

Membangun infrastruktur

pemecah gelombang

ekstrim dan abrasi

Menegakkan aturan

terkait batas area yang

boleh dibangun pada

kawasan berisiko

bencana gelombang

ekstrim dan abrasi

Merekolasi bangunan

dan fasilitas publik yang

berada pada kawasan

berisiko tinggi

gelombang ekstrim dan

abrasi

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

penanganan darurat

Bencana

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Menyediakan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajian cepat bencana

gelombang ekstrim dan

abrasi

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi.

Memenuhi kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 71

Fokus Prioritas Program Aksi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi rekonstruksi

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 17 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi gelombang ekstrim

dan abrasi yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini

dikarenakan gelombang ekstrim dan abrasi di Kota Padang tidak tergolong kepada zona

proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.

6) Cuaca Ekstrim

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk cuaca ekstrim dapat dilihat pada Tabel

18.

Tabel 18. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Cuaca Ekstrim

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Pengelolaan mitigasi bencana Pengembangan kebijakan

inovasi teknologi untuk

deteksi dini potensi

bencana cuaca ekstrim

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 72

Fokus Prioritas Program Aksi

Pembangunan dan

perawatan

shelterperlindungan serta

pengungsian bencana

cuaca ekstrim

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Pembangunan kapasitas

kesiapsiagaan bencana

Peningkatan pengetahuan

masyarakat tentang cuaca

ekstrim di wilayah yang

berpotensi bencana cuaca

ekstrim

Penyusunan rencana

penyelamatan diri saat

terjadi bencana cuaca

ekstrim

Penyelenggaran latihan

kesiapsiagaan bencana

cuaca ekstrim

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Melakukan kajian

terhadap tanda-tanda

alam sebagai sistem

peringatan dini

Pengadaan peralatan

peringatan dini bencana

cuaca ekstrim

Penyediaan layanan

kesehatan di lokasi

pengungsian pada saat

tanggap darurat

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 73

Fokus Prioritas Program Aksi

Perkuatan mekanisme

penanganan darurat

berdasarkan prioritas sasaran

operasi (penyelamatan jiwa,

lokalisasi luasan daerah

terpapar dan penyelamatan aset

vital).

Penyusunan Rencana

Kontingensibencana

cuaca ekstrim Kota

Padang

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajian cepat bencana

cuaca ekstrim

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

infrastruktur

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi rekonstruksi

infrastruktur

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 74

Fokus Prioritas Program Aksi

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 18 di atas,fokus prioritas, program, dan aksi cuaca ekstrim yang

direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan cuaca

ekstrim tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera

Barat.

7) Kekeringan

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kekeringan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kekeringan

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Penerapan peraturan

tentang pengamanan dan

pelestarian sumber daya

air didaerah yang

beresiko kekeringan

Pengelolaan mitigasi bencana Melaksanakan

pembangunan perbaikan

jaringan utama irigasi.

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kaji cepat bencana

kekeringan

Pencarian, penyelamatan

dan evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 75

Fokus Prioritas Program Aksi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 19 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya

kekeringan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini

dikarenakan kekeringandi Kota Padang tidak tergolong kepada zona prioritas

penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.

8) Kebakaran Hutan Dan Lahan

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk kebakaran hutan dan lahan dapat

dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Optimalisasi pengelolaan

sumber daya serta penataan

ruang dan lahan untuk upaya

pencegahan dan mitigasi

bencana

Menyusun aturan

pemanfaatan,

pemeliharaan dan

pengendalian kawasan

hutan dan lahan yang

berisiko kebakaran

Penegakkan aturan

pengamanan dan

pengendalian kawasan

hutan dan lahan yang

berisiko kebakaran

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

kebakaran hutan dan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 76

Fokus Prioritas Program Aksi

lahan

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kaji cepat bencana

kebakaran hutan dan

lahan

Pencarian, penyelamatan

dan evakuasi

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Pemulihan darurat fungsi

prasarana dan sarana

kritis

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

infrastruktur

Penyusunan rencana aksi

rehabilitasi dan

rekonstruksi infrastruktur

Pemulihan prasarana

sarana publik dan

rekonstruksi rumah

warga korban bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian kerugian dan

kerusakan dari jumlah

korban, perekonomian

dan kondisi lingkunngan

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Berdasarkan tabel 20 di atas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk bahaya

kebakaran hutan dan lahan yang direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 77

Padang. Hal ini dikarenakan kebakaran hutan dan lahan di Kota Padang tidak tergolong

kepada zona proritas penanggulangan bencana Provinsi Sumatera Barat.

9) Epidemi Dan Wabah Penyakit

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk epidemi dan wabah penyakit dapat

dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Epidemi dan Wabah Penyakit

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Pengelolaan mitigasi bencana Pemberian imunisasi &

vaksinasi berkala

terhadap masyarakat

&lingkungan

Peningkatan

Kesiapsiagaan dan

Penanganan Darurat

Bencana

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan sarana

prasarana dan persediaan

obat-obatan penanganan

darurat bencana epidemi

dan wabah penyakit

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kaji cepat bencana

epidemi dan wabah

penyakit

Pencarian, penyelamatan

dan evakuasi

Pengisolasian korban

bencana

Pemenuhan kebutuhan

dasar pangan, sandang,

hunian sementara,

layanan kesehatan, air

bersih dan sanitasi

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian dampak

bencana dari segi jumlah

korban dan kemungkinan

timbulnya dampak baru

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 78

Fokus Prioritas Program Aksi

korban

Berdasarkan tabel 21 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang

direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang. Hal ini dikarenakan

epidemi dan wabah penyakit tidak tergolong kepada zona prioritas penanggulangan bencana

Provinsi Sumatera Barat. Meskipun demikian bahaya epidemi dan wabah penyakit akan tetap

menjadi perhatian dan koordinasi serta kerjasama antara instansi terkait baik kota, Provinsi

maupun nasional nantinya.

10) Gagal Teknologi

Adapun fokus prioritas, program, dan aksi untuk gagal teknologi dapat dilihat pada

Tabel 22.

Tabel 22. Fokus Prioritas, Program, dan Aksi Bencana Gagal Teknologi

Fokus Prioritas Program Aksi

Peningkatan Efektivitas

Pencegahan dan

Mitigasi Bencana

Peningkatan kapasitas

kelembagaan dan komunitas

dalam pencegahan dan mitigasi

bencana

Pengawasan atas

pelaksanaan peraturan

tata ruang dan

pengembangan kawasan

industri

Penyusunan langkah

kerjasama antara

pemerintah, sektor

produksi dan masyarakat

dalam peningkatan

kesadaran keselamatan

kerja didaerah kawasan

industri

Peningkatan Kesiapan

Menghadapi Bencana

Percepatan pembangunan

sarana prasarana dan logistik

dalam penanganan darurat

Pengadaan peralatan

peringatan dini bencana

bencana gagal teknologi

di kawasan industri

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 79

Fokus Prioritas Program Aksi

Membangun tempat

evakuasi dan

pengungsian yang

aman,memadai dan

mudah diakses oleh

masyarakat pada saat

tanggap darurat bencana

yang dikelola dan

dimanfaatkan bersama

dengan masyarakat

sekitar kawasan industri

Membangun pusat

layanan kesehatan di

kawasan industri yang

didukung dengan sarana

dan prasarana kesehatan

yang memadai pada masa

tanggap darurat

Pengadaan sarana

prasarana penanganan

darurat bencana

Peningkatan kapasitas

penanganan darurat bencana

Kajian cepat bencana

gagal teknologi

Pencarian, penyelamatan

& evakuasi

Penyelenggaraan

Pemulihan Dampak

Bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang fisik

Pengkajian kerusakan

dan kerugian

Rehabilitasi dan rekonstruksi

bidang sosial, ekonomi dan

budaya

Pengkajian jumlah

korban dan kerusakan

perekonomian serta

lingkungan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 80

Fokus Prioritas Program Aksi

Pemulihan kesehatan dan

kondisi psikologis serta

kondisi perekonomian

dan lingkungan

Berdasarkan tabel 22 diatas, fokus prioritas, program, dan aksi untuk yang

direncanakan seluruhnya dilakukan oleh pemerintah Kota Padang.

5.1.3. Pagu Indikatif

Uraian terkait dengan penjabaran pagu indikatif dapat dilihat pada Lampiran 2.

Sandingan Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan

Bencana Daerah.Namun secara umum hasil rasionalisasi anggaran dengan program yang

didapatkan dari strategi penanggulangan bencana yang akan dilaksanakan di Kota Padang dapat

dilihat pada Tabel 24.

Berdasarkan Tabel 24, dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran penanggulangan

bencana untuk setiap program mengalami fluktuasi bahkan ada peningkatan untuk setiap tahun

anggaran. Hal ini dikarenakan adanya asumsi kenaikan inflasi untuk setiap tahun perencanaan.

Nilai anggaran yang diasumsikan tiap tahun merupakan perencanaan umum yang dapat

dilakukan daerah dengan sumber anggaran dari APBD, kerjasama dengan pihak swasta serta

bantuan anggaran dari Provinsi ataupun nasional.

Tabel 24. RekapitulasiHasil Rasionalisasi Anggaran Penanggulangan Bencana

STRATEGI

PENANGGULANGAN

BENCANA

Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah)

1 2 3 4 5

1) Perkuatan Aturan dan

Kapasitas Kelembagaan

200 500 800 - -

2) Perencanaan Penanggulangan

Bencana Terpadu

2.100 1.450 800 350 400

3) Pendidikan, Penelitian,

danPelatihan

200 200 400 - -

4) Peningkatan Kapasitas dan

Partisipasi Masyarakat

1.000 1.900 2.000 2.350 2.650

5) Pengurangan Risiko Bencana 10.480 12.930 16.730 13.880 17.080

6) Peningkatan Efektivitas

Penanganan Darurat Bencana

*

5.750 6.500 7.000 8.400 9.080

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 81

STRATEGI

PENANGGULANGAN

BENCANA

Tahun Anggaran (dalam Juta Rupiah)

1 2 3 4 5

7) Optimalisasi Pemulihan

Dampak Bencana *

- - - - -

TOTAL PAGU INDIKATIF 19.730 23.480 27.730 24.980 29.210

(*) terdapat program dan aksi yang menggunakan anggaran siap pakai atau alokasianggaran

khusus bila terjadi bencana

Anggaran penanggulangan bencana yang direncanakan ini perlu diselaraskan dengan

pendapatan daerah. Beban anggaran yang tergolong besar terkait dengan pengadaan peralatan

dan pembangunan fisik perlu dilakukan kerjasama baik dengan pihak swasta ataupun

pemerintahan Provinsi. Hal ini perlu menjadi pertimbangan khusus agar alokasi anggaran

penanggulangan bencana tetap bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

Penjabaran anggaranberdasarkan program tersebut merupakan gabungan dari strategi

generik yang melingkupi anggaran untuk seluruh potensi bahaya. Sedangkan anggaran spesifik

per bencana yang meliputi strategi pengurangan risiko bencana, peningkatan efektivitas

penanganan darurat bencana dan optimalisasi pemulihan bencana. Untuk lebih jelas penjabaran

sandingan aksi, indikator dari setiap strategi dapat dilihat pada pada Lampiran 2. Sandingan

Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana

Daerah.

5.1.3.1. MEKANISME PENGANGGARAN

Hasil analisis kebijakan penanggulangan bencana sampai menjadi aksi untuk setiap

program dan fokus prioritas telah disusun akan dibuatkan alokasi penganggaran. Anggaran ini

mengikuti asumsi di tingkat nasional bahwa minimal anggaran penyelenggaraan penanggulangan

bencana kira-kira 1% dari total keseluruhan anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Perhitungan anggaran kegiatan penanggulangan bencana pada umumnya terbagi atas dua bagian.

Anggaran pertama merupakan anggaran periodik yang merupakan pembebanan tahunan

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang. Anggaran ini

dikhususkan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana pada masa sebelum bencana

terjadi. Alokasi anggaran untuk perencanaan 5 tahun kedepan juga mempertimbangkan asumsi

kenaikan inflasi sebesar 10% pertahun.

Anggaran kedua adalah anggaran khusus untuk penanganan darurat dan pemulihan

bencana. Anggaran ini disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersifat dana siap pakai di Kota

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 82

Padang. Bila hasil kajian cepat bencana apabila melebihi kemampuan anggaran siap pakai

daerah, maka direkomendasi status darurat bencana Provinsi. Pengalokasian anggaran khusus

nantinya akan menjadi pertimbangan dan rekomendasi dari Kepala BPBD Kota Padang.

Disamping kedua mekanisme penganggaran tersebut, pemerintah daerah dapat melakukan

kerjasama dengan lembaga non pemerintahan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang

berlaku, dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana pada pra, saat, maupun pasca

bencana. Upaya menjaring komitmen dan kerjasama dengan lembaga non pemerintahan

difokuskan kepada pencapaian sasaran rencana aksi daerah sebagai prioritas penanganan

bencana di daerah

Secara umum, alokasi anggaran tersebut akan dimasukan kedalam aksi serta indikator

yang akan dicapai. Hal ini disinkronkan dengan alokasi pagu anggaran yang diberikan oleh OPD

dalam penyusunan rencana kerja. Hal ini dilakukan karena spesifik pekerjaan penanggulangan

bencana akan dimasukkan kedalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan OPD Kota

Padang.

Indikator aksi dalam RPB menjadi dasar pencapaian tugas setiap OPD yang terkait agar

pelaksanaan RPB dapat berjalan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, rencana penganggaran dalam

melaksanakan aksi yang terdapat dalam RPB perlu diprioritaskan dan selaras dengan APBD

Kota Padang. Beberapa aksi memerlukan kerjasama dengan pihak swasta ataupun dengan

pemerintah Provinsi dan nasional. Hal ini dikarenakan besarnya alokasi anggaran untuk aksi

yang mengarah kepada pembangunan secara fisik.

5.1.4. Rencana Aksi Daerah

Rencana aksi daerah terkait pengurangan risiko bencana secara substansi merupakan

kumpulan program kegiatan yang komprehensif dan sinergis dari seluruh pemangku kepentingan

dan tanggungjawab semua pihak yang terkait. Rencana ini memuat prioritas strategi pemerintah

daerah dalam membangun kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi

bahaya bencana. Rencana aksi hanya terbatas pada pra bencana namun lebih rinci dalam

penjabaran waktu pelaksanaan, anggaran dan sumber anggaran yang mendukung kegiatan.

Rencana aksi daerah harus merupakan kegiatan-kegiatan yang bersifat penting dan

mendesak sehingga harus mampu diselesaikan pada tiga tahun pertama RPB. Sedangkan pada

tahun 4 dan 5 kegiatan yang dilakukan lebih kepada upaya bertahap dan berkesinambungan

untuk pelaksanaan kegiatan periode selanjutnya. Evaluasi kegiatan tiga tahunan yang termuat

dalam rencana aksi daerah dapat diarahkan dalam percepatan pelaksanaan di tahun ke 4 dan 5.

Rencana aksi daerah disusun dengan menggunakan tabel sehingga lebih ringkas dan

mudah dipahami baik pada saat implementasi maupun dalam pengawasan dan evaluasi RPB.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 83

Secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan strategi generik yang berlaku untuk seluruh

jenis bahaya dan strategi spesifik per bahaya. Untuk spesifik per bahayayang lebih difokuskan

kepada jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas penanganan di Kota Padang.

Kota Padang memiliki 10 jenis potensi bahaya, dengan 4 jenis bahaya yaitu gempabumi,

tsunami, banjir cuaca ekstrim merupakan bencana prioritas penanganan dalam rencana aksi

daerah tahun 1,2 dan 3 di Kota Padang. Sedangkan rencana aksi untuk penanganan jenis bencana

lain dalam 3 tahun perencanaan awal digolongkan kedalam rencana aksi untuk strategi generik.

Untuk lebih jelas terkait dengan rencana aksi daerah dalam pengurangan risiko bencana di Kota

Padang dapat dijabarkan sesuai dengan pengelompokan berdasarkan strategi.

5.1.4.1. Strategi Generik Kota Padang

Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi generik dikelompokkan berdasarkan

program per strategi. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan keterlibatan

instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk setiap aksi

dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak lain dan

bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk

persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Sandingan

Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana

Daerah.

1. Strategi Perkuatan Aturan Dan Kapasitas Kelembangaan,

Pada strategi ini terdapat 1 Fokus Prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan

dalam 3 tahun awal perencanaan. Adapun penjelasan aksi, keterlibatan dan sumber anggaran

untuk program peningkatan akuntabilitas tata kelola penanggulangan bencana yang lebih

baik dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.

Tabel 25. Rencana Aksi untuk Peningkatan Aturan dan Kapasitas Kelembagaan

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Penyusunan

sistem

informasi yang

berisikan

potensi

bencana dan

Adanya arsip dan

data base potensi

bencana dan

kerentanan daerah

minimal 10 tahun

terakhir

Utama : BPBD

Pendukung

:DISHUB,

KOMINFO,

BMKG,PU,Bagian

Hukum, WALHI,

70%

15% 15%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 84

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

kerentanan

daerah

Adanya

mekanisme

publikasi data

yang dapat

diakses oleh

publik secara luas

NGO

Menyusun

Peraturan

Daerah terkait

Padang Kota

Cerdas

Bencana

Adanya ketetapan

hukum dalam

mewujudkan

Padang Kota

Cerads Bencana

Utama : BPBD

Pendukung:

Bagian Hukum,

Tenaga Ahli

100 %

Menyusun

sistem

pendataan

dengan tingkat

validasi hingga

jenjang

pemerintahan

paling bawah

di daerah

Adanya data base

kebencanaan yang

dapat digunakan

sebagai referensi

dalam

perencanaan PB

daerah

Utama : BPBD

Pendukung:

DISHUB,

KOMINFO,BMKG

,BPMPKB,PU,Bag

ian Hukum,

WALHI, NGO

70% 15% 15%

Membangun

sistem

informasi

bencana yang

dapat diakses

oleh publik

Adanya website

resmi daerah

tentang informasi

kebencanaan

bencana di daerah

Utama : BPBD

Pendukung

:DISHUB,

KOMINFO,

BMKG,

PU,Bagian

HUKUM, WALHI,

NGO

70% 15% 15%

Adanya

mekanisme

update secara

berkelanjutan

terhadap data

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 85

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

base kebencanaan

daerah

Berdasarkan tabel 25 diatas, perencanaan dalam 3 tahun awal lebih kepada upaya

untuk menyusun sistem informasi dan sistem pendataan kejadian bencana dan penyusunan

peraturan daerah. Aksi tersebut melibatkan beberapa OPD dengan keterlibatan utama dari

BPBD Kota Padang. Adapun dari seri penganggaran hampir 70 % aksi tersebut didukung

oleh anggaran pemerintah daerah melalui APBD.

2. Strategi Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu

Pada strategi ini terdapat 2 fokus prioritasrencana aksi yang akan dilaksanakan dalam

3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah normalisasi proses internalisasi

penanggulangan bencana dalam pembangunan. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan

sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 26 berikut.

Tabel 26. Rencana Aksi untuk Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja

sama

Bantuan

Vertikal

Melakukan

pemutakhiran

berkala Kajian

Risiko Bencana

yang melingkupi

setiap bencana

yang berpotensi

di Kota Padang

Adanya dokumen

hasil kajian risiko

bencana Kota

Padang

Utama : BPBD

Pendukung :

BAPPEDA,DINSOS

NAKER, PU,

TRTB, PMI,DKK,

KESBANGPOL,BP

S,DISPERINDAGT

AMBEN,

DISPERNAKHUTB

UN, DLH, DISHUB,

KOMINFO,Dinas

Kelautan dan

Perikanan,

50%

10%

40%

Adanya peta

risiko bencana

untuk setiap

bencana-bencana

utama di Kota

Padang

Adanya sistem

pengumpulan data

kajian risiko

bencana daerah

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 86

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja

sama

Bantuan

Vertikal

dengan validasi

hingga tingkat

pemerintahan

terendah di

daerah

DIKNAS, Bagian

Hukum, Perguruan

Tinggi, NGO

Menggalang

kerjasama

dengan daerah

tetangga dalam

pelaksanaan

upaya

penanggulangan

bencana

Dokumen

kesepakatan

pelaksanaan

penanggulangan

di daerah

perbatasan (pada

masa sebelum,

saat dan sesudah

terjadi bencana)

50%

10%

40%

Sinkronisasi

kebijakan

penanggulangan

bencana dengan

memperhitungkan

risiko lintas batas

Adanya

pengembangan

dokumen kajian

risiko bencana

dengan

memperhitungkan

risiko lintas batas

wilayah

administrasi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 87

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja

sama

Bantuan

Vertikal

Menyusun

Rencana

Penanggulangan

Kedaruratan

Bencana sesuai

dengan amanat

Undang-undang

dan Peraturan

Pemerintah yang

ada

Adanya dokumen

Rencana

Penanggulangan

Kedaruratan

Bencana Daerah

yang disepakati

bersama oleh

insitusi terkait

Penanggulangan

Bencana di

daerah

Utama : BPBD

Pendukung

:BAPPEDA,DINSO

SNAKER, PU,

TRTB, PMI,DKK,

KESBANGPOL,BP

S,DISPERINDAGT

AMBEN,

DISPERNAKHUTB

UN, DLH, DISHUB,

KOMINFO,Dinas

Kelautan dan

Perikanan,

DIKNAS, Bagian

Hukum, Unand,

Kogami,

TNI/POLRI,

BPKA,Satpol

PP,RSUD, 11

kecamatan, NGO

60% 10% 30%

Penyelenggaraa

n latihan

kesiapsiagaan

secara periodik

berdasarkan

Rencana

Penanggulangan

Kedaruratan

Bencana Daerah

Terlaksananya

satu paket

penyelenggaraan

latihan

kesiapsiagaan

bencana untuk

tujuh jenis latihan

setiap dua tahun

60% 10% 30%

Membangun

sistem

peringatan dini

bencana yang

terkoneksi

hingga tingkat

nasional

Adanya

standarisasi

pelayanan

minimum sistem

peringatan dini

sesuai dengan

regulasi di tingkat

nasional

Utama : BPBD

Pendukung

:DISHUB,

KOMINFO,BMKG,

Dinas Kelautan dan

Perikanan, NGO

lokal dan

60%

10%

30%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 88

Aksi Indikator Keterlibatan Sumber Anggaran

APBD Kerja

sama

Bantuan

Vertikal

Adanya

keterhubungan

sistem

penerimaan dan

penyebaran

informasi di

daerah, Provinsi

dan nasional

internasional, 11

kecamatan

3. Strategi Pendidikan, Penelitian Dan Pelatihan

Pada strategi ini terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam

3 tahun awal perencanaan. Program tersebut adalah pergeseran paradigma untuk

pengurangan risiko bencana yang lebih efektif. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan

sumber anggaran untuk program tersebut dapat dilihat pada Tabel 27 berikut.

Tabel 27. Rencana Aksi untuk Pendidikan, Penelitian, dan Pelatihan

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Pergeseran

Paradigma

untuk

Pengurangan

Risiko Bencana

Adanya rencana

aksi

kesiapsiagaan

bencana ditingkat

masyarakat yang

disusun secara

partisipatif

Utama : BPBD

Pendukung :

DINSOS, DINKES,

LSM, PMI,

Kecamatan,

Kelurahan, tokoh

masyarakat

30%

50%

20%

Adanya pelatihan

kegiatan-kegiatan

dalam rencana

aksi terkait

pengurangan

risiko bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 89

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

secara berkala

yang diikuti oleh

masyarakat

didaerah rawan

bencana

Adanya latihan

kesiapsiagaan

bencana tingkat

masyarakat secara

berkala

Adanya

kelompok siaga

bencana

kelurahan yang

berperan dalam

upaya

pengurangan

risiko bencana

Berdasarkan tabel 27 diatas, aksi yang menjadi prioritas terkait dengan menjadikan

pengurangan risiko bencana menjadi trend-setter oleh masyarakat. Rencana ini lebih kepada

peningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana di daerah

rawan bencana.

4. Strategi Peningkatan Kapasitas Dan Partisipasi Masyarakat

Terdapat 1 fokus prioritas rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam 3 tahun awal

perencanaan. Program tersebut adalah optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk

penanggulangan bencana. Adapun penjelasan aksi,keterlibatan dan sumber anggaran untuk

program tersebut dapat dilihat pada tabel 28 berikut.

Tabel 28. Rencana Aksi untuk Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 90

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Meningkatkan

kapasitas

masyarakat

dalam analisis

kerusakan dan

upaya

pemenuhan

kebutuhan

kehidupannya

secara mandiri

selama masa

tanggap darurat

dan

pascabencana

Adanya pelatihan

berkala terkait

dengan penilaian

kerusakan serta

taksiran

kebutuhan dan

prediksi

perkembangan

kejadian bencana

untuk masa

tanggap darurat

Utama : BPBD

Pendukung :

DINSOS, DINKES,

LSM, PMI,

Kecamatan,

Kelurahan,tokoh

masyarakat

40%

20%

40%

Adanya pemetaan

kebutuhan dasar

masa tanggap

darurat dan

pascabencana

yang disusun

secara mandiri

oleh masyarakat

dalam

meminimalisasi

ketergantungan

terhadap

pemerintah

Meningkatkan

kemampuan

masyarakat

dalam

melakukan

perbaikan

akibat

Adanya

penyuluhan

berkala terkait

upaya perbaikan

kerusakan akibat

dampak bencana

di tingkat

Utama : BPBD

Pendukung :

DINSOS, DINKES,

LSM, PMI,

Kecamatan,

Kelurahan, tokoh

40%

20%

40%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 91

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

kerusakan

bencana

kategori

sedang dan

ringan secara

mandiri

kelurahan masyarakat

Adanya bentuk

kerjasama antara

masyarakat

dengan

pemerintah dalam

perbaikan dampak

kerusakan ringan

dan sedang pada

masa darurat

bencana secara

mandiri.

Menyusun

Prosedur Tetap

Penanganan

Darurat

Bencana

masyarakat

secara

partisipatif

Adanya prosedur

tetap penanganan

darurat bencana

khususnya

bencana ditingkat

masyarakat yang

disusun secara

partisipatif yang

dapat digunakan

pada masa

tanggap darurat

bencana

Utama : BPBD

Pendukung :

BAPPEDA,DINSOS

NAKER, PU,

TRTB, PMI,DKK,

KESBANGPOL,BP

S,DISPERINDAGT

AMBEN,

DISPERNAKHUTB

UN, DLH,

DISHUB,

KOMINFO,Dinas

Kelautan dan

Perikanan,

DIKNAS, Bagian

Hukum, PSB Unand,

Kogami, DRR

Indonesia,

40%

20%

40%

Adanya pelatihan

berkala kegiatan-

kegiatan dalam

pengurangan

risiko bencana di

tingkat kelurahan

minimal 2 kali

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 92

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

setahun TNI/POLRI,

BPKA,Satpol

PP,RSUD,

Kecamatan,

Kelurahan

Membangun

Eksistensi

Forum PRB

Kota Padang

Adanya SK

Walikota tentang

Pembentukan

Forum PRB Kota

Padang

Utama : BPBD

Pendukung :,

BAPPEDA,DINSOS

NAKER, PU,

TRTB, PMI,DKK,

KESBANGPOL,BP

S,DISPERINDAGT

AMBEN,

DISPERNAKHUTB

UN, DLH, DISHUB,

KOMINFO,Dinas

Kelautan dan

Perikanan,

DIKNAS, Bagian

Hukum, PSB Unand,

Kogami, DRR

Indonesia,

TNI/POLRI,

MEDIA/JJSB,

Karang Taruna, Biro

Humas,RAPI/ORAR

I,

KNPI,BUMN,BUM

D, PRAMUKA,

Forum KSB, Satpol

20%

80%

Adanya rencana

strategis Forum

PRB Kota Padang

yang mendukung

pencapaian RPB

Konsolidasi dan

koordinasi

berkala Forum

PRB Kota Padang

dengan para

pemangku

kepentingan

dalam

mendukung

penyelenggaraan

penanggulangan

bencana

Terbangunnya

komunikasi dan

memperpendek

birokrasi antar

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 93

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

penyelenggaraan

penanggulangan

bencana

PP,Dunia Usaha

Adanya

pemutakhiran

berkala dari

Forum PRB

kepada

pemerintah

berdasarkan hasil

pemantauan dan

evaluasi

penyelenggaraan

penanggulangan

bencana

Peningkatan

kapasitas

anggota Forum

PRB Kota

Padang

Adanya kriteria

minimum

perwakilan

lembaga/institusi

yang menjadi

anggota Forum

PRB

Utama : BPBD

Pendukung :

KESBANGPOL,

DIKNAS, 11

kecamatan, tokoh

masyarakat

20%

80%

Adanya pelatihan

pengetahuan

kebencanaan

berkala bagi

anggota-anggota

aktif Forum PRB

Kota Padang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 94

Aksi Indikator Keterlibatan

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Pengembangan

lanjutan

kelompok

siaga bencana

sekolah

disemua

tingkat/level

pendidikan

Terbentuknya

sekolah cerdas

bencana

berdasarkan

kerentanan

Utama : DIKNAS,

Pendukung : BPBD,

Dinas Pemadam

Kebakaran DINSOS,

DINKES, SAR,

TNI, POLRI

20%

80%

Terbentuknya 100

kelompok siaga

bencana sekolah

baru berdasarkan

pembagian gugus

sekolah setiap

tahunnya

Adanya

pembinaan

berkala terhadap

kelompok siaga

bencana sekolah

minimal tiap

semester tahun

ajaran sekolah

Strategi Spesifik Kota Padang

Penjabaran terkait rencana aksi untuk strategi spesifik akan dikelompokan berdasarkan

program prioritas per jenis bahaya. Perencanaan aksi tersebut memuat indikator pencapaian dan

keterlibatan instansi/lembaga yang terkait. Selain itu untuk melihat sumber anggaran untuk

setiap aksi dikelompokan kepada anggaran yang didapatkan dari APBD, kerjasama dengan pihak

lain dan bantuan vertikal dari Provinsi/nasional. Sumber anggaran tersebut dibagi dalam bentuk

persentase anggaran dari detail pagu indikatif yang dapat dilihat pada Lampiran 2.Sandingan

Aksi, Indikator, Keterlibatan Institusi dan Pagu Indikatif Penanggulangan Bencana

Daerah.

Untuk setiap jenis bahaya yang menjadi prioritas penanganan dikelompokkan kedalam

beberapa program yang diterjemahkan dalam aksi dan indikator. Adapun prioritas aksi dari

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 95

indikator untuk setiap jenis bahaya yang tergolong bencana prioritas di Kota Padang akan

diuraikan sebagai berikut.

1. Gempa Bumi

Adapun rencana aksi untuk bencana gempabumi dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat

pada Tabel 29 berikut:

Tabel 29. Rencana Aksi Penanganan Bencana Gempabumi

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Sosialisasi

tentang

pengetahuan

gempabumi

dan cara

penyelamatan

diri saat

gempabumi

terjadi

Masyarakat ,

warga sekolah,

kampus,

pengunjung

rumah sakit,

hotel, pasar, mall

dan pengurus

rumah ibadah

memahami proses

terjadinya

gempabumi dan

proses

penyelamatan diri

saat terjadi

gempabumi

berpotensi

tsunami

Utama :

BPBD

Pendukung:

Dinas Pendidikan,

DLH, PMI, LSM,

Perguruan Tinggi,

Sasaran:

Kelurahan,

Keluarga, Sekolah,

Kampus, Tempat

Les, Rumah Ibadah,

Rumah Sakit, Hotel,

Mall, dan Pasar

70% 20% 10%

Mengidentifika

si dan

menetapkan

tempat dan

fasilitas

pengungsian

berdasarkan

kajian risiko

Tersedianya

tempat dan

fasilitas

pengungsian

korban

gempabumi yang

dilengkapi dengan

fasilitas yang

Utama : PU

Pendukung :

BPBD, TRTB,

BAPELDALDA,

BAPPEDA,

BPM2T,

KECAMATAN,

40% 20% 40%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 96

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

gempabumi

dengan

pengelolaan

sesuai dengan

standar

nasional

sesuai dengan

standar

pengelolaan

pengungsian

nasional pada

penanganan

darurat bencana

KELURAHAN,

DISHUB,

KOMINFO, PDAM,

PLN, BPN,

DINKES

Sasaran:

Kelurahan,

Keluarga, Sekolah,

Kampus, Tempat

Les, Rumah Ibadah,

Rumah Sakit, Hotel,

Mall, dan Pasar

Memetakan

sumber air

bersih dan

tempat

fasilitasi

sanitasi di

wilayah-

wilayah area

pengungsian

yang telah

ditetap

berdasarkan

kajian risiko

gempabumi

Adanya peta

sumber air bersih

dan tempat untuk

mendirikan

fasilitas sanitasi

yang layak sesuai

dengan standar

pengelolaan

penanganan

darurat bencana

di wilayah yang

berdekatan

dengan tempat

pengungsian pada

saat penanganan

darurat bencana

gempabumi

Utama :

PU

Pendukung : BPBD,

TRTB,

BAPELDALDA,

BAPPEDA,

BPM2T,

KECAMATAN,

KELURAHAN,

DISHUB,

KOMINFO, PDAM,

PLN, BPN,

DINKES

Sasaran:

Kelurahan,

Keluarga, Sekolah,

Kampus, Tempat

70% 20% 10%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 97

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Les, Rumah Ibadah,

Rumah Sakit, Hotel,

Mall, dan Pasar

Memperkuat

dan

menyediakan

sarana

prasarana

fasilitas

layanan

kesehatan

disetiap

kelurahan

Tersedianya

fasilitas dasar

kesehatan disetiap

kelurahan

minimal obat-

obatan dan

personil medis

dalam

meminimalisir

timbulnya korban

tambahan pada

penanganan

darurat bencana

Utama : Dinas

Kesehatan

Pendukung : BPBD,

Kecamatan,

Kelurahan,

Puskesmas,

DINSOSNAKER,

DISHUB,

KOMINFO

20%

10%

70%

Adanya personil

kesehatan yang

diperbantukan di

posko-posko

kesehatan pada

saat tanggap

darurat sesuai

situasi dan

kondisi

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 98

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Penyusunan

Rencana

Kontingensi

Bencana

Gempabumi

Kota Padang

Adanya dokumen

rencana kotinjensi

bencana

gempabumi Kota

Padang

Utama : BPBD

Pendukung : PU,

TRTB, Kecamatan,

Kelurahan, BPM,

DINSOSNAKER,

DINAS

KESEHATAN,

KSB, DISHUB,

KOMINFO, POLRI,

TNI, NGO

70% 20% 10%

Sosialisasi

Rencana

Kontingensi

bencana

gempabumi

Uji coba rencana

kontingensi

sebagai rencana

operasi pada saat

tanggap darurat

bencana

gempabumi Kota

Padang dengan

melibatkan OPD

terkait, minimal 1

x setahun

2. Tsunami

Adapun rencana aksi untuk bencana tsunami dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat

pada Tabel 30 berikut.

Tabel 30. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Tsunami

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 99

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Penetapan

peraturan

terkait tata

guna lahan dan

Izin

Mendirikan

Bangunan di

pesisir pantai

Adanya Perda

untuk tidak ada

penambahan

pembangunan

fasilitas umum

dan fasilitas

pemerintah di

kawasan rawan

tsunami

Utama ; PU

Pendukung : Bagian

Hukum, BPBD,

BAPELDALDA,

TRTB, BPM2T,

BAPPEDA

100%

Penetapan

gedung untuk

penyelamatan/

pengungsian

untuk

masyarakat di

zona kawasan

bencana

tsunami

Teridenfikasinya

bangunan yang

dapat difungsikan

untuk

penyelamatan dan

pengungsian

masyarakat di

zona prioritas

bencana tsunami

Utama : BPBD

Pendukung : INGO,

PSB Unand, Klinik

Konstruksi, PU,

Dinas TRTB, Bagian

Hukum, DPRD

40% 20% 40%

Adanya

penetapan

bangunan fasilitas

publik sebagai

tempat evakuasi

masyarakat di

zona rawan

tsunami dalam 1

tahun (pelabelan

shelter)

Adanya status

pengelolaan

gedung

penyelamatan/pen

gungsian yang

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 100

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

jelas untuk

tempat

penyelamatan di

zona bencana

tsunami

Budidaya

tanaman

mangrove dan

terumbu

karang di zona

penanggulanga

n bencana

tsunami

Tertanamnya

manggrove

sepanjang 5 km

dengan ketebalan

100 meter per

tahun di garis

pantai Kota

Padang yang

termasuk Zona

Penanggulangan

bencana Tsunami

dan abrasi

Utama : DLH

Pendukung :

Bappedalda,

Dispernakhutbun,

BPBD, Univ. Bung

Hatta, Walhi

40% 20% 40%

Proteksi kawasan

terumbu karang

2-3 km dari pantai

di Zona

Penanggulangan

Bencana tsunami

Melaksanakan

sosialisasi

peningkatan

pengetahuan

kesiapsiagaan

komunitas

disetiap

Masyarakat

memahami ciri-

ciri gempa bumi

yang berpotensi

tsunami dan cara

penyelamatan diri

Utama : BPBD

Pendukung :

Dinas Pendidikan,

Dinkes, Kec/kel,

LSM/NGO, PMI,

Perguruan Tinggi,

70% 20% 10%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 101

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

kelurahan yang

berisiko

tsunami

FKSB, KSBS

Sasaran:

Kelurahan,

Keluarga, Sekolah,

Kampus, Tempat

Less, Rumah Ibadah,

Rumah Sakit, Hotel,

Mall, dan Pasar

Penyediaan

media edukasi

dan sosialisasi

kesiapsiagaan

penanggulanga

n bencana

tsunami

Terpasang dan

tersebarnya 1.000

eksemplar poster,

2.000 eksemplar

leaftlet, 500

billboard sebagai

media edukasi

dan sosialisasi

pengetahuan

kesiapsiagaan

penaggulangan

bencana tsunami

Utama : BPBD

Pendukung : BPKA,

Satpol PP, Kec/kel,

LSM/NGO, PMI,

KSB, KSBS,

100%

Penyelenggara

an latihan /

simulasi

evakuasi

gempabumi

dan tsunami

secara berkala

Terselenggaranya

latihan sesuai

dengan prosedur

operasi standar

peringatan dini

dan penanganan

darurat bencana

gempabumi dan

tsunami bersama

antara pemerintah

Utama : BPBD

Pendukung : Dishub,

DISDIK, DINKES,

PMI, LSM, RAPI,

KSB, TNI, POLRI,

SAR, SATPOL

PP,NGO

Sasaran:

Kelurahan,

40% 20% 40%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 102

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

dan unsur terkait

Pb minimal satu

kali setahun

Keluarga, Sekolah,

Kampus, Tempat

Less, Rumah Ibadah,

Rumah Sakit, Hotel,

Mall, dan Pasar

Peningkatan

Kapasitas

Prasarana dan

Sarana

Evakuasi

Masyarakat

pada Zona

Penanggulanga

n Bencana

Provinsi

Terbangunnya

jalur evakuasi

baru minimal 5

jalur dari daerah

berbahaya ke

daerah aman

Utama : PUPR

Pendukung : BPBD,

Kec/kel, LSM,

Bagian Pertanahan,

Dishub, kominfo,

50% 10% 40%

Pemeliharaan

jalur evakuasi

minimal 10 km

per kelurahan

Terpasangnya

2.000 rambu-

rambu evakuasi

tsunami di titik-

titik penting di

kawasan rawan

tsunami

Penyusunan

masterplan

tsunami yang

selaras dengan

Rencana

Kontingensi

Bencana

Tsunami Kota

Adanya dokumen

masterplan

tsunami yang

terangkum dalam

rencana

kontingensi

bencana tsunami

Kota Padang

Utama : BPBD

Pendukung :

DINSOSNAKER,

DINAS

KESEHATAN,

DINAS

PENDIDIKAN, PU,

BAPPEDA, SAT

70% 20% 10%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 103

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Padang Uji coba

penggunaan

Renkon sebagai

sencana operasi

pada saat tanggap

darurat bencana

tsunami Kota

Padang dengan

melibatkan OPD

terkait, minimal 1

x setahun

POL PP, TNI,

POLRI, PDAM,

PLN, LSM PIHAK

SWASTA,

DISHUB,

KOMINFO

Sosialisasi

Rencana

Kontingensi

bencana tsunami

Pengadaan

Peralatan

Peringatan

Dini Bencana

Tsunami

Berfungsinya

masjid per

kecamatan di

zona prioritas

bencana tsunami

sebagai interface

penyebaran

arahan

Utama : BPBD

Pendukung:

DISHUB,

KOMINFO,

BPMPKB,PMI,SAT,

KSB,RAPI/ORARI,J

JSB (media massa),

Kecamatan

20% 20% 60%

Berfungsinya

media massa TV

dan Radio lokal

sebagai interface

penyebaran

arahan

Adanya 3

frekuensi khusus

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 104

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

yang dapat

digunakan pada

saat darurat

bencana di Kota

Padang

Adanya

penambahan 20

sirine yang

beroperasi untuk

peringatan dini

bencana tsunami

di zona prioritas

bencana tsunami

Pemetaan

sumber-

sumber air

bersih dan

pembangunan

fasilitas

sanitasi yang

dapat

digunakan

pada

penanganan

darurat

bencana

tsunami

Adanya peta

potensi sumber

air bersih yang

dapat digunakan

saat penanganan

darurat

Utama : BPBD

Pendukung:

DINSOSNAKER,P

DAM,PU,DKK,Dina

s TRTB, Dinas

Kebersihan dan

Pertamanan

20% 40% 20%

Adanya

penetapan lokasi

pembangunan

fasilitas sanitasi

sementara di area

pengungsian yang

digunakan pada

saat tanggap

darurat bencana

tsunami

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 105

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Memperkuat

dan

menyediakan

sarana

prasarana

fasilitas

layanan

kesehatan

disetiap

kelurahan

Tersedianya

fasilitas dasar

kesehatan disetiap

kelurahan

minimal obat-

obatan dan

personil medis

dalam

meminimalisir

timbulnya korban

tambahan pada

penanganan

darurat bencana

Utama : DKK

Pendukung : BPBD,

PU, DKK,

Dinsosnaker, PMI,

Dinas Pertanaman

dan Kebersihan,

Swasta

30%

40%

30%

Adanya 5 orang

personil

kesehatan yang

diperbantukan di

posko-posko

kesehatan pada

saat tanggap

darurat

3. Banjir

Adapun rencana aksi untuk bencana banjir dalam 3 tahun kedepan dapat dilihat pada

Tabel 31 berikut.

Tabel 31. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Banjir

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 106

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Menyelenggar

akan

sosialisasi dan

diskusi terkait

pengurangan

risiko bencana

banjir di setiap

kelurahan di

Kota Padang

Adanya

sosialisasi tentang

penyebab

terjadinya dan

dampak yang

ditimbulkan

bencana banjir

serta bencana

turunannya

kepada

masyarakat di

kawasan rawan

banjir terkait

pengurangan

kerentanan

disetiap kelurahan

minimal 1 kali

setahun

Utama :BPBD

Pendukung :

Kecamatan,

Kelurahan, DLH

70% 20% 10%

Penyusunan

Rencana

Kontingensi

Bencana

Banjir Kota

Padang

Adanya dokumen

rencana kotigensi

bencana banjir

Kota Padang

Utama : BPBD

Pendukung :,

BAPPEDA,DINSOS

NAKER, PU, TRTB,

PMI,DKK,

KESBANGPOL,BP

S,DISPERINDAGT

AMBEN,

DISPERNAKHUTB

UN, DLH,

DISHUB,KOMINF

O,Dinas Kelautan

60% 10% 30%

Uji coba

penggunaan

renkon sebagai

sencana operasi

pada saat tanggap

darurat bencana

banjir Kota

Padang dengan

melibatkan OPD

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 107

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

terkait, minimal 1

x setahun

dan Perikanan,

DIKNAS, Bagian

Hukum, PSB Unand,

Kogami,

TNI/POLRI,

DPKA,Satpol

PP,RSUD, 11

Kecamatan

Sosialisasi

Rencana

Kontingensi

bencana banjir

Kota Padang

Pengadaan

Peralatan

Peringatan

Dini di zona

bahaya

bencana banjir

Adanya alat

peringatan dini

bencana banjir di

Kota Padang

Utama : BPBD

Pendukung :

Kecamatan

Kelurahan,

DINSOSNAKER,

BAPELDALDA,

PU,

DISPERNAKHUTB

UTHUT, DINAS

KESEHATAN,

RAPI, DISHUB,

KOMINFO

20% 10% 70%

Menetapkan

tempat

pengungsian

yang

dilengkapi

dengan

fasilitas

pendukungnya

yang mudah

Adanya tempat

pengungsian yang

mudah diakses

dan dikelola

secara mandiri

oleh masyarakat

yang dapat

dipergunakan

pada saat tanggap

Utama : PU

Pendukung : BPBD,

DINSOSNAKER,

Kecamatan,

Kelurahan, TNI

POLRI, BAGIAN

HUKUM,

BAPPEDA, TRTB,

30% 20% 50%

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 108

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

diakses dan

dikelola secara

mandiri oleh

masyarakat

darurat LSM, PMI

Tersedianya

sumber air bersih

dan tempat

sanitasi yang

telah

mempertimbangk

an standar

penanganan

pengungsian yang

dikelola secara

mandiri oleh

masyarakat yang

dapat

dipergunakan saat

tanggap darurat

Memperkuat

dan

menyediakan

sarana

prasarana

fasilitas

layanan

kesehatan

disetiap

kelurahan

Adanya tempat

dan fasilitas

layanan kesehatan

yang memadai di

kawasan untuk

penanganan

korban banjir

disetiap zona

bencana banjir di

Kota Padang

Utama :Dinas

Kesehatan

Pendukung : BPBD,

PUSKESMAS,

Kecamatan,

Kelurahan,

DINSOSNAKER,

20% 10% 70%

Tersedianya

minimal 5 tenaga

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 109

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

medis yang

berkompeten

disetiap tempat

layanan kesehatan

Tersedianya obat-

obatan dan

perangkat

pendukung

lainnya di tempat

layanan kesehatan

4. CUACA EKSTRIM

Adapun rencana aksi untuk bencana cuaca ekstrim dalam 3 tahun kedepan dapat

dilihat pada Tabel 32 berikut.

Tabel 32. Rencana Aksi untuk Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Peningkatan

pengetahuan

masyarakat

tentang cuaca

ekstrim di

wilayah yang

berpotensi

Adanya

sosialisasi

pengetahuan

potensi bahaya

dan kerugian

yang ditimbulkan

dari risiko

terjadinya

bencana cuaca

ekstrim

Utama : BPBD

Pendukung :

BKPSDM, DLH,

PMI, LSM,

Perguruan Tinggi,

LOKA, KKP, Dinas

Pendidikan, KSB,

KSBS, Kecamatan,

DKK

60% 10% 30%

Adanya aksi

sosial masyarakat

dalam upaya-

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 110

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

upaya

pengurangan

risiko bencana

cuaca ekstrim

Melakukan

kajian terhadap

tanda-tanda

alam sebagai

sistem

peringatan dini

Adanya tanda-

tanda alam yang

merupakan

sumber informasi

dan kearifan lokal

terhadap kejadian

bencana cuaca

ekstrim

Utama : BPBD

Pendukung :

Dishub,kominfo,

BPMPKB, PMI,

SAT, KSB,

RAPI/ORARI, JJSB

(Media Masa),

Kecamatan, BMKG

60% 10% 30%

Pengadaan

Peralatan

Peringatan

Dini Bencana

Cuaca Ekstrim

Adanya alat

deteksi dini

terhadap bahaya

cuaca ekstrim

bagi masyarakat

di kawasan rawan

Utama : BPBD

Pendukung : Dishub,

kominfo, BPMPKB,

PMI, SAT, KSB,

RAPI/ORARI, JJSB

(Media Masa),

Kecamatan, BMKG

20% 10% 70%

Adanya sistem

penyebaran

informasi

peringatan dini

bagi masyarakat

minimal 1x24

Jam sebelum

kejadian bencana

cuaca ekstrim

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 111

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

Penyediaan

Layanan

Kesehatan Di

Lokasi

Pengungsian

Pada Saat

Tanggap

Darurat

Adanya posko

kesehatan darurat

dilokasi

pengungsian

akibat bencana

cuaca ekstrim

yang dilengkapi

dengan tenaga

medis dan sarana

prasarana

kesehatan

Utama : Dinas

Kesehatan

Pendukung :

DINSOSNAKER,

Kecamatan,

Kelurahan, BPBD,

PDAM, PLN, TNI,

POLRI, SAT POL

PP, PMI

70% 20% 10%

Adanya obat-

obatan dan sarana

pendukung seperti

air dan sanitasi

yang cukup

memadai di

daerah

pengungsian

Penyusunan

Rencana

Kontingensi

Bencana

Cuaca Ekstrim

Kota Padang

Adanya dokumen

Rencana

Kontingensi

bencana cuaca

ekstrim Kota

Padang

Utama : BPBD

Pendukung : Dishub,

kominfo, BPMPKB,

PMI, SAR, KSB,

RAPI/ORARI, JJSB

(Media Masa),

Kecamatan,

Kelurahan, BMKG

70% 20% 10%

Uji coba

penggunaan

Renkon sebagai

rencana operasi

pada saat tanggap

darurat bencana

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 112

Aksi Indikator Keterlibatan

Institusi

Sumber Anggaran

APBD Kerja-

sama

Bantuan

Vertikal

cuaca ekstrim

Kota Padang

dengan

melibatkan OPD

terkait, minimal 1

x setahun

Sosialisasi

Rencana

Kontingensi

bencana cuaca

ekstrim

Berdasarkan tabel diatas terlihat beberapa aksi untuk bencana gempabumi, tsunami,

banjir dan cuaca ekstrim yang menjadi prioritas penanganan dalam 3 tahun awal

perencanaan. Sedangkan untuk jenis bahaya lainnya seperti tanah longsor, gelombang

ekstrim dan abrasi, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, epidemi dan wabah penyakit

serta gagal teknologi merupakan jenis bahaya yang tergolong kedalam penanganan secara

bertahap. Beberapa aksi dapat sejalan dilaksanakan bersamaan dengan jenis bahaya yang

menjadi prioritas di Kota Padang. Sedangkan untuk aksi spesifik sesuai dengan jenis bahaya

masing masing akan dilakukan secara bertahap di tahun ke 4 dan 5.

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 113

BAB VI

PENUTUP

Pengarus utamaan penanggulangan bencana adalah sebuah mekanisme untuk menjamin

penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penanggulangan bencana oleh

Pemerintah Kota Padang. RPB Kota Padang yang disusun untuk rentang perencanaan 2017 -

2019 merupakan salah satu mekanisme efektif untuk itu. Hal ini dikarenakan dalam RPB telah

termasuk Rencana Aksi Daerah untuk Pengurangan Risiko Bencana. Rencana Aksi ini juga

memberikan ruang bagi para mitra pemerintah untuk turut serta berkontribusi dan berpartisipasi

aktif dalam pembangunan budaya aman terhadap bencana di Kota Padang.

Pelaksanaan RPB Kota Padang membutuhkan komitmen kuat secara politis maupun

teknis dari pihak yang terkait. Selain itu perlu dilakukan proses peninjauan dan pembaharuan

secara berkesinambungan terhadap pelaksanaan dokumen RPB yang telah berjalan minimal 2

tahun. Hal ini dilakukan karena perkembangan dan dinamisasi perubahan dalam setiap tahunnya.

Selain itu dilakukan agar perencanaan yang telah disusun dapat dikembangkan sesuai dengan

kondisi wilayah terbaru.

Upaya lain yang diharapkan dapat dilakukan Pemerintah Kota Padang dalam

pengarusutamaan penanggulangan bencana adalah dengan melakukan pendekatan kepada

legislatif dan eksekutif. Strategi advokasi perlu dilakukan dengan harapan dapat membangun

komitmen tersebut secara optimal pada seluruh jenjang dan birokrasi Pemerintah Kota Padang.

Kerjasama semua pihak akan berjalan efektif hingga terbangun budaya aman terhadap bencana

di masyarakat sesuai dengan Visi Penanggulangan Bencana Kota Padang.

Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Menjadikan

Padang

Kota Cerdas

Bencana

Mewujudkan

Masyarakat

Kota Padang

Sebagai

Masyarakat

Cerdas

Bencana

Mewujudkan ke

tangguhan

masyarakat melalui

peningkatan

pengetahuan,

kesadaran, dan

komitmen, serta

perilaku dan

budaya sadar

bencana

Persentase

Kesipasiagaan

Kelurahan di

Kota Padang

Mewujudkan

kesiapsiagaan

dalam

penanggulangan

bencana

Jumlah

kelurahan

cerdas bencana

Pencegahan

dini dan

Penanggulangan

korban bencana

alam

Peningkatan

upaya

pencegahan

dini dan

penanggulangan

korban bencana

alam

Pemantauan dan

penyebarluasan

informasi potensi

bencana alam

persentase sebaran

informasi bencana

-

243.000.000 100% 243.000.000

Pembentukan/

pembinaan

organisasi

penanggulangan

bencana

Jumlah organisasi

penanggulangan

bencana yang

dibina

Sosialisasi

penanggulangan

bencana di

daerah zona

merah

Jumlah rumah

yang mendapat

sosialisasi bencana

di zona merah

- - 5000

Rumah

130.652.000 10000

Rumah

143.717.000

Pelatihan

kelompok siaga

bencana (KSB)

kelurahan

Jumlah kelompok

siaga bencana

kelurahan yang

dilatih

160 orang 145.380.000 200 orang 175.897.000 150

orang

193.487.000

Simulasi evakuasi

bencana

Jumlah peserta

simulasi evakuasi

bencana

4200

orang

424.512.000 395.900.000

Pendidikan dan

pelatihan SAR

bagi kelompok

siaga bencana

(KSB) kelurahan

Jumlah anggota

KSB Kelurahan

yang mengikuti

Pendidikan dan

pelatihan SAR

225 orang 153.180.000 164.703.000

Simulasi

penanggulangan

bencana di zona

merah

Jumlah

masyarakat di

zona merah yang

mengikuti simulasi

penanggulangan

bencana

- - - -

Peringatan detik-

detik gempa 30

September 2009

Jumlah Peserta

Peringatan detik-

detik gempa 30

September 2009

- - - -

1500

Orang

100.000.000

Sosialisasi

penerapan

rancang bangun

serta penggunaan

bahan dan

peralatan lebih

baik

Jumlah pekerja

bangunan / tukang

bangunan yang

mendapat latihan /

sosialisasi

bangunan ramah

gempa

100% 50.000.000 100% 204.160.000 100% 105.760.000 100% 116.336.000

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Sasaran, Dan Pendanaan Indikatif

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Kota Padang Tahun 2017 - 2019

Visi Misi Tujuan Sasaran Indikator

Sasaran

Program Indikator

Program2014

Target Kinerja Program Dan Kerangka PendanaanKegiatan Data Capaian Pada Tahun

Awal Kegiatan (output)2013 2015 2016 2017 2018 Kondisi Kinerja Pada Akhir

Periode RPJMD (2019)

Indikator Tujuan Indikator Kegiatan

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 114

Pemulihan mental

korban terkena

bencana (trauma

healing)

persentase

pemulihan mental

korban terkena

bencana (trauma

healing)

165.000.000 100% 200.000.000

Study banding

pengelolaan

bencana

Jumlah study

banding

pengelolaan

bencana

65.000.000 100% 145.000.000

Kelurahan cerdas

bencana

Jumlah kelurahan

cerdas bencana 7

Kelurahan-

10

Keluraha

n

15

Keluraha

n

Keluarga cerdas

bencana

Jumlah keluarga

cerdas bencana -5000

rumah 13065200010.000 254.489.200 20.000 295.000.000

Sekolah cerdas

bencana

Jumlah sekolah

cerdas bencana - - - 47

Sekolah

278.100.000 100

Sekolah

280.000.000

Kampus cerdas

bencana

Jumlah Kampus

cerdas bencana- - -

20

Universit

as

195.000.000

Tempat les cerdas

bencana

Jumlah tempat les

cerdas bencana - - -

50

Tempat

Les

145.000.000

Rumah ibadah

cerdas bencana

Jumlah rumah

ibadah cerdas

bencana- - -

100

Rumah

Ibadah

100

Rumah

Ibadah

Rumah sakit

cerdas bencana

Jumlah rumah

sakit cerdas

bencana

- - -

20

Rumah

sakit

Pasar cerdas

bencana

Jumlah pasar

cerdas bencana - - -8 Pasar 45.000.000

Mall cerdas

bencana

Jumlah Mall

cerdas bencana- - -

5 Mall

Hotel cerdas

bencana

Jumlah hotel

cerdas bencana - - -20 Hotel

Menyediakan

Sarana Dan

Prasarana

Kebencanaan

Mewujudkan

penyelenggaraan

penanggulangan

bencana yang

handal, mencakup

penanganan

prabencana,

tanggap darurat,

dan pasca bencana

Meningkatnya

penanggulangan

bencana yang

handal

Mewujudkan

sistem

penanganan

kedaruratan

bencana yang

efektif

meningkanya

penanganan

penanggulangan

bencana

Pencegahan

dini dan

Penanggulangan

korban bencana

alam

Jumlah

dokumen dan

saranaprasarana

pendukung

kebencanaan

Penyusunan

rencana

kontijensi

kerawanan

bencana di Kota

Padang

Jumlah dokumen

rencana kontijensi

kerawanan

bencana di Kota

Padang

-1

Dokumen268.000.000

125.000.000

Penyusunan

rancangan perda

tentang daerah

rawan bencana di

Kota Padang

Jumlah Perda

Padang Kota

Cerdas Bencana

- - - 1

Dokumen

85.000.000

penyusunan

prosedur tetap

evakuasi, logistik,

dapur umum, dan

pendataan di

tingkat kelurahan

Jumlah prosedur

tetap evakuasi,

logistik, dapur

umum, dan

pendataan di

tingkat kelurahan

- - - - - - -

Pendataan daerah

rawan bencana

Persentase daerah

rawan bencana

yang didata

203.500.000

Pengadaan sarana

dan prasarana

evakuasi

Jumlah sarana dan

prasarana evakuasi

385.000.000 2 unit 500.000.000

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 115

Sewa tempat

parkir/uang

tambat/hanggar

sarana mobilitas

tersedianya tempat

tambat kapal

1 tempat 50.000.000 1 tempat 55.000.000 1 tempat 60.500.000

Pemeliharaan/lab

elisasi shelter

Jumlah shelter

yang dilabelisasi

74 shelter 85.925.100

Perawatan

berkala sirine

peringatan dini

tsunami

Jumlah sirine yang

dipelihara

14 unit 175.113.500 14 unit 192.000.000 14 unit 150.000.000 14 unit 195.000.000

Penyediaan

rambu-rambu

jalur evakuasi

Jumlah rambu-

rambu jalur

evakuasi

24 unit 75.565.000 21 unit 40.956.500 21 unit 45.052.150 30 unit 81.913.000

Pengadaan sarana

posko (RIG) KSB

di 104 kelurahan

Jumlah sarana

posko (RIG) KSB

di 104 kelurahan

Pemeliharaan

rambu-rambu dan

baliho evakuasi

Jumlah rambu-

rambu dan baliho

evakuasi yang

dipelihara

142 unit 86.166.250 48 unit 84.056.000 48 unit 92.461.000 48 Unit 105.000.000

Pencegahan

bahaya dan

ancaman pada

daerah rawan

bencana

(pemasangan

plang daerah

rawan bencana)

Jumlah plang yang

terpasang di

daerah rawan

bencana

8 unit 131.691.000 48 unit 170.977.000 285.094.000

Penyediaan

peralatan dan

perlengkapan

kebencanaan

Jumlah peralatan

dan perlengkapan

kebencanaan yang

tersedia

8 jenis 165.487.000 7 jenis 671.805.000 - - 7 Jenis 738.985.500

Pemeliharaan

Peralatan

Kebencanaan

Jumlah Peralatan

Kebencanaan

yang dipelihara

61 unit 75.000.000 61 unit 110.009.000 76 unit 130.009.900 76 unit 143.010.890

Pengadaan dan

pemasangan

peralatan EWS

Jumlah peralatan

EWS yang

disediakan1 paket 214.790.000 - - - - - - - - - -

3 unit 250.000.000

Penyediaan solar

cell

Jumlah solar cell

yang tersedia

192.000.000 1 unit 215.000.000

Pengenalan

damage and loss

asessment

(pengkajian

kebutuhan

pascabencana)

Terbentuknya tim

pengkaji

pemulihan pasca

bencana

- - 50 orang 200.000.000 50 orang 220.000.000 1 Keg 242.000.000

Penyusunan

Program Aplikasi

Kajian Cepat

Bencana

Jumlah Program

Aplikasi Kajian

Cepat Bencana

45.000.000 1 Paket 250.000.000

Membina

Hubungan

Koordinasi

Dengan

Berbagai

Pihak Terkait

Kebencanaan

Penguatan

kapasitas

pemerintah,

masyarakat dan

dunia usaha dalam

upaya mitigasi

risiko bencana

serta penanganan

bencana

Jumlah

masyarakat, NGO

maupun dunia

usaha yang

terlibat dalam

upaya mitigasi

bencana

Optimalnya

penyelenggaraa

n

penanggulangan

dan pemulihan

akibat bencana

secara

terkoordinasi,

terpadu dan

berkelanjutan

Jumlah personil

aparatur

pemerintah yang

mengikuti

latihan/

kesiapsiagaan/

koordinasi

penanggulangan

bencana

Pencegahan

dini dan

Penanggulangan

korban bencana

alam

Jumlah

koordinasi

kebencanaan

Peremajaan dan

Optimalisasi

Pusat Kontrol

Sirine/Pusdalops

Jumlah personil

kesiapsiagaan

Pusdalops

24

personil

198.284.000 28

personil

866.590.000 28

personil

866.590.000 28

personil

953.249.000

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 116

Rakor

kebencanaan

Jumlah rakor

kebencanaan

tingkat nasional

dan daerah

_ _ 1 Keg 117.288.000 _ _ 1 Keg 129.016.800

peningkatan

kapasitas aparatur

Kecamatan dan

Kelurahan

Bidang

kebencanaan

Jumlah aparatur

Kecamatan dan

Kelurahan Bidang

Kebencanaan

yang dilatih

_ _ _ _ _ _ _ _

Pelatihan damage

and loss

asessment

(pengkajian

kebutuhan

pascabencana)

Jumlah peserta

Pelatihan damage

and loss asessment

(pengkajian

kebutuhan pasca

bencana)

50 orang 200.000.000 50 orang 220.000.000 50 orang 242.000.000

Pembentukan tim

TRC

Jumlah tim TRC

yang dibentuk

_ _ _ _ _ _ 15 orang 145.000.000

Kesiapsiagaan

penanggulangan

bencana

persentase

Kesiapsiagaan

penanggulangan

bencana

100% 2.093.400.000 100% 826.500.000 100% 900.000.000 100% 990.000.000

Menghadirka

n Pemerintah

Di Tengah-

Tengah

Masyarakat

Yang

Tertimpa

Bencana

Peningkatan

penyelenggaraan

administrasi

perkantoran

meningkatnya

pelayanan publik

Meningkatnya

akuntabilitas

kinerja dan

pelayanan

publik

Nilai evaluasi

AKIP

Program

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

meningkatnya

pelayanan

administrasi

perkantora

Penyediaan Jasa

Surat menyurat

Jumlah perangko,

materei, dan

benda Pos lainnya

1100

Lembar

4.950.000 1.200 5.400.000 645 2.970.000 645 2.970.000

Penyediaan jasa

komunikasi,

sumber daya air,

dan listrik.

Jumlah tagihan

rekening

komunikasi,

sumber daya air,

dan listrik yang

dibayar

36

Rekening

309.514.756 36

Rekening

184.500.000 72

rekening

247.660.000 72

rekening

272.426.000

Penyediaan jasa

pemeliharaan dan

perizinan

kendaraan

dinas/operasional

Jumlah perizinan

dan pemeliharaan

kendaraan

dinas/operasional

100% . 7.258.800 100% 65.000.000 100% 65.000.000 100% 71.500.000

Penyedian jasa

kebersihan kantor

Jumlah petugas

kebersihan kantor

2 Paket 86.000.000 3 orang 45.000.000 3 orang 48.005.000 3 orang 48.005.000

Penyediaan jasa

perbaikan

peralatan kerja

Jumlah peralatan

kerja yang

diperbaiki

4 jenis 24.000.000 5 jenis 32.500.000 5 jenis 35.750.000

Penyediaan alat

tulis kantor

Jumlah alat tulis

kantor yang

tersedia

20 Jenis 57.000.000 19 Jenis 56.340.000 19 Jenis 73.625.000 19 Jenis 80.987.500

Penyediaan

barang cetakan

dan penggandaan

Jumlah barang

cetakan dan

penggandaan

16 Jenis 51.486.500 13 Jenis 48.998.750 13 Jenis 58.746.614 13 jenis 64.621.276

Penyediaan

Komponen

instalasi

listrik/penerangan

bangunan kantor

Tersedianya

Komponen

instalasi

listrik/penerangan

bangunan kantor

19 Jenis 29.868.500 19 Jenis 29.870.000 20 jenis 9.000.000 20 jenis 9.900.000

Penyediaan

peralatan dan

perlengkapan

kantor

Tersedianya

peralatan dan

perlengkapan

kantor

15 unit 78.925.000 15 unit 147.118.000 11 unit 58.857.000 11 unit 64.742.700

Penyediaan

peralatan rumah

tangga

Tersedianya

peralatan rumah

tangga

8 Unit 14.235.000 16 unit 28.500.000 16 unit 28.500.000 16 unit 31.350.000

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 117

Penyediaan

bahan bacaan

kantor dan

peraturan

perundang-

undangan

Tersedianya bahan

bacaan kantor

2880 eks 10.720.000 2880 eks 11.800.000 2880 eks 11.800.000 2880 eks 12.980.000

Penyediaan

makanan dan

minuman

Tersedianya

makanan dan

minuman

1178

Kotak

34.110.000 2320 kotak 58.000.000 1624

kotak

40.625.000 1624

kotak

44.687.500

Rapat-rapat

koordinasi dan

konsultasi ke luar

daerah

Tersedianya dana

Perjalanan dinas

luar daerah

100

Persen

370.411.500 100 persen 291.650.000 100 persen 275.000.000 100

persen

302.500.000

Penyediaan alat

kebersihan

Penyediaan alat

kebersihan

1 paket 24.000.000 1 paket 26.400.000

Peningkatan

pelayanan

administrasi

perkantoran

Jumlah pegawai

kontrak

1 Orang 18.300.000 6 orang 109.800.000 6 orang 129.600.000 6 orang 142.560.000

Penyediaan

jaminan

keselamatan/kese

hatan kerja

Tersedianya

pembayaran premi

asuransi

keselamatan

kerja

110 Orang 126.020.731 55 Orang 21.560.000 30 orang 24.000.000 30 orang 26.400.000

Program

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Aparatur

Meningkatnya

sarana dan

prasarana

perkantoran

Pembangunan

gedung kantor

Tersedianya

gedung kantor

BPBD

1

Dokumen

350.980.300 ########## 1 unit ############

Pengadaan

kendaraan

dinas/operasional

(10 unit sepeda

motor dan 1 unit

minibus

operasional

Kepala

Pelaksana)

Jumlah kendaraan

dinas/operasional

yang tersedianya

- - - - - - 11 unit 800.000.000

Pengadaan

peralatan gedung

kantor

Jumlah peralatan

gedung kantor

yang tersedia

1 Paket 78.925.000 11 jenis 157.660.000 82.500.000

Pengadaan

mebeulair

Pengadaan

mebeulair

6.600.000 52 unit 15.800.000 52 unit 15.800.000 17.380.000

Pemeliharaan

Rutin/berkala

kendaraan dinas

operasional

Jumlah kendaraan

dinas operasional

yang terpelihara

56 unit 1.313.188.277 56 unit 753.971.150 56 unit 850.403.000 56 unit 935.443.300

Pemeliharaan

rutin/berkala

peralatan gedung

kantor

Tersedianya

Pemeliharaan

rutin/berkala

peralatan gedung

kantor

- - 18 unit 9.000.000 14 unit 16.450.000 14 unit 18.095.000

Pemeliharaan

rutin/berkala

meubiler

Jumlah meubiler

yang dipelihara

6 jenis 6.600.000 4 jenis 5.432.500 5 jenis 7.000.000 5 jenis 7.700.000

Pengadaan

perlengkapan

mobil

dinas/operasional

Persentase

perlengkapan

mobil

dinas/operasional

23.000.000

Penyediaan jasa

perkantoran

Tersedianya

gedung kantor

- - 1 unit 250.000.000 1 unit 190.000.000 1 unit 209.000.000

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 118

Pemasangan

jaringan

komunikasi /

instalasi listrik /

sumberdaya air

Tersedinya

jaringan

komunikasi /

instalasi listrik /

sumberdaya air

12.400.000

Perizinan pesawat

Orari

Tersedianya

perizinan pesawat

Orari

- - _ _ 1 paket 21.000.000 1 paket 23.100.000

Program

Peningkatan

Disiplin

Aparatur

Meningkatnya

disiplin

aparatur

Pengadaan

mesin/kartu

absensi

Tersedianya

mesin/kartu

absensi

3 Unit 12.000.000 1 unit 5.500.000 1 unit 5.500.000

Pengadaan

pakaian dinas

beserta

kelengkapannya

Tersedianya

pakaian dinas

beserta

kelengkapannya

64 Stel 99.262.000 60 stel 106.480.000 70 stel 124.450.000 70 stel 136.895.000

Pengadaan

pakaian kerja

lapangan

Tersedianya

pakaian kerja

lapangan

55 stel 61.908.000 _ _ 70 stel 145.000.000

Program

Peningkatan

Kapasitas

Sumber Daya

Aparatur

Meningkatnya

kapasitas

sumber daya

aparatur

Latihan

peningkatan

kapasitas rescue

darat

Jumlah personil

yang dilatih rescue

darat

- - 5 orang 27.500.000

Latihan

peningkatan

kapasitas rescue

air

Jumlah personil

yang dilatih

rescue air

5 orang 25.000.000 5 orang 27.500.000

Program

Peningkatan

Pengembangan

Sistem

Pelaporan

Capaian Kinerja

dan Keuangan

Meningkatnya

pengembangan

sistem

pelaporan

capaian kinerja

dan keuangan

Penyusunan

laporan capaian

kinerja dan

ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

Persentase laporan

capaian kinerja

dan ikhtisar

realisasi kinerja

SKPD

24

Dokumen

9.851.000 24

dokumen

25.000.000 24

dokumen

25.000.000 24

dokumen

27.500.000

Tingkat

Kepuasan

Masyarakat

Indeks

kepuasan

masyarakat

Indeks

kepuasan

masyarakat

Pengukuran

kepuasan

masyarakat

terhadap layanan

publik

Nilai IKM 1

dokumen

10.000.000

Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang 2017-2019 119