1374-5066-1-pb perencanaan chek dam di padang.pdf
TRANSCRIPT
-
PERENCANAAN CHECK DAM BATANG KURANJI
KOTA PADANG
Rahmad Hidayat1, Hendri Gusti Putra
1, Khadavi
2
1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta
E-mail : [email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta
Abstrak
Check dam adalah bangunan melintang sungai yang dibuat untuk pengendali sedimen, karena
adanya aliran air dengan konsentrasi sedimen yang cukup besar, dimana sedimen tersebut berasal
dari erosi pada bagian hulu sungai yang mengakibatkan aliran debris. Sungai Kuranji adalah
sungai yang mempunyai tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap timbulnya bahaya
aliran debris yaitu aliran sedimen yang mempunyai tingkat konsentrasi sedimen tinggi yang
terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan batu-batuan.
Dari analisa hidrologi di dapat hujan rencana R50th = 649,624 mm, debit banjir Q50th = 963,597
m3/dtk, untuk satu kali banjir periode ulang Q50th dibutuhkan 1 buah bangunan pengendali
sedimen. Bangunan checkdam direncanakan tipe tertutup dengan lubang drainase (drain hole)
dengan tinggi checkdam 9 m. Dari perhitungan konstruksi checkdam direncanakan lebar
pelimpah 64 m, kemiringan tubuh bagian hulu 0,6, tinggi sub dam 3 m, panjang apron 40 m,
tebal lantai apron 2 dan drain hole 5 buah dengan ukuran 1 m x 1 m. Stabilitas konstruksi
checkdam diperhitungan terhadap guling, geser, eksentrisitas dan tegangan tanah, dari hasil
perhitungan stabilitas bangunan checkdam memenuhi persyaratan. Dalam perencanaan
checkdam untuk penentuan lokasi harus dilakukan survei dan analisa sehingga tidak terjadi
kesalahan, untuk medimensi konstruksi checkdam harus memperhatikan kriteria dari
perencanaan checkdam.
Kata kunci : chekdam, sedimen, curah hujan
DESIGN OF CHECK DAM KURANJI RIVER
PADANG CITY
Rahmad Hidayat1, Hendri Gusti Putra
1, Khadavi
2
1 Department of civil engineering, Faculty of civil engineering and planning, Bung Hatta
University
E-mail : the_coutow@yahoo. com 2 Department of civil engineering, Faculty of civil engineering and planning, Bung Hatta
University
Abstract
Check dams are transversely building stream created for sediment control, because of the
flow of water with considerable sediment concentration, where sediments are derived
from erosion in the upper reaches of the river resulting debris flow. Kuranji River is a
river that has a fairly high level of vulnerability to debris flow hazards is the flow of
sediment that have a high level of concentration of sediment consisting of mud, sand,
gravel and rocks.
From the analysis of hydrology in the rain can plan R50 years = 649.624 mm, flood
dischargem 3m/dtk Q50 years=963.597, for the one-time flood return periodic required
-
2
1 piece Q50 the sediment control structures. Check dam planned building types
covered with a drainage hole (drain hole) with a height of 9m check dam. From the
calculation of the planned construction check dam spillway width 64 m, the slope of
the upper body 0,6, 3 m high sub dam, apron length 40 m, thick apron floor drain
holes 2 and 5 pieces with a size of 1 m x 1 m. Stability check dam reckoned to
bolster construction, sliding, eccentricity and ground voltage, the stability of the
calculation check dam building requirements. In planning check dam for determining
the location of the survey and analys is should be carried out so as to avoid
mistakes, to dimension check dam constructions hould pay attention to the criteria of
design of check dam.
Keywords: chekdam, sediment, rainfall
Pendahuluan
Hal pokok dalam perencanaan check
dam adalah sejauh mana sedimen yang
mampu di tamping atau dikendalikan oleh
bangunan ini. Prinsip stabilitas check dam
terhadap gaya guling dan gaya geser yang
ada pada bangunan untuk mencegah
kerusakan yang diakibatkan oleh aliran air
dan sedimen yang sangat penting.
Pertimbangan lain dengan adanya
perencanaan check dam ini adalah Jika
dipandang dari segi ekonomis, biaya
pembangunan dan perawatan tidak terlalu
mahal dan dari segi kemanan artinya
aman untuk konstruksi itu sendiri yaitu
bangunan mampu menahan aliran sedimen.
Kondisi topografi Batang Kuranji
relative curam dan bergelombang yang
banyak terdapat cekungan-cekungan juga
dataran tinggi. Batang Kuranji merupakan
kawasan yang dikelilingi dengan daerah
perbukitan. Secara fisiotrafis sub DAS
Kuranji sebagian besar merupakan
pegunungan.
Tujuan dari perencanaan bangunan
pengendali sedimen pada sungai Batang
Kuranji di Kota Padang adalah :
1. Untuk mengamankan daerah sekitarnya
yang berupa daerah permukiman dari
ancaman banjir sedimen.
2. Mengendalikan dasar dan alur sungai
untuk pengamanan fungsi bangunan
pengairan yang ada.
3. Menciptakan rasa aman bagi penduduk
yang tinggal disekitar sungai.
Metodologi
Studi literaturnya merujuk pada buku-
buku yang berkaitan dengan check dam yaitu
mengenai pengolahan data untuk disain
bangunan check dam seperti :
1. Analisa hidrologi untuk curah hujan
digunakan metode Sebaran Normal dan
EJ.gumbel dan Gumbel.
2. Analisa debit banjir menggunakan
metode Rasionaldan Der Weduwen.
Pengumpulan data di dimulai dengan
mengumpulkan data sekunder yang ada pada
-
3
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
Provinsi Sumatera Barat, seperti:
1. Peta Topografi Wilayah Sungai Batang
Kuranji Kota Padang
2. Nama Stasiun Curah Hujan dan data
Curah hujan yang digunakan untuk
menghitungcurah hujan maksimum dan
debit banjir.
Analisa dan perhitungan pada bangunan
Check dam dimana pada tahap ini diuraikan
tentang Perencanaan bangunan pengendali
sedimen pada Sungai Batang Kuranji Kota
Padang.
Hasil dan Pembahasan
1 Hidrologi
Hasil perhitungan curah hujan tahunan
menggunakan metode poligon thiessen
Tabel 1.Curah Hujan Tahunan Maksimum
Batang Kuranji Metode Polygon Thiessen
Perhitungan curah hujan rencana:
1. Hasil perhitungan curah hujan rencana
sebaran normal dan EJ.gumbel
Tabel 2. Perhitungan data hujan rencana
periode ulang metode Sebaran Normal dan
Gumbel
2. Hasil perhitungan curah hujan rencana
log normal dan log pearson III
Tabel 3. Perhitungan data hujan rencana
periode ulang metode Log Normal dan Log
Pearson III
Berdasarkan perhitungan uji kesesuaian
distribusi curah hujan Chi kuadrat dari
metode sebaran normal dan gumbel, dan
metode log normal dan log pearson III di atas
data yang dapat diterima dan dipakai adalah
data Log Normal dan Log Person III. Untuk
perhitungan dalam analisa curah hujan
rencana seterusnya digunakan data Log
normal dan Log Pearson III.
Untuk perhitungan debit banjir rencana
dipakai metode Rasional dan Der Weduwen.
Tabel 4. Rekapitulasi Debit Banjir Rencana
Metode Rasional Dan Der Weduwen
Dari kedua perhitungan debit banjir, untuk
debit banjir rencana yang dipakai hasil rata-
Curah Hujan Max
(xi) mm1 2001 413.582 2002 580.673 2003 513.434 2004 631.335 2005 691.856 2006 487.277 2007 572.038 2008 562.529 2009 312.46
10 2010 333.20
509.83
No Tahun
Rerata
Periode Ulang KT RT
2 Tahun 0.0000 510.108
5 Tahun 0.8416 615.150
10 Tahun 1.2816 670.068
25 Tahun 1.7507 728.617
50 Tahun 2.0573 766.885
100 Tahun 2.3263 800.459
Periode Ulang G Log RT RT ( mm )
2 Tahun 1.368 2.853 513.06
5 Tahun 0.846 2.793 620.28
10 Tahun 0.991 2.809 644.79
25 Tahun 1.036 2.815 652.60
50 Tahun 1.019 2.813 649.62
100 Tahun 0.981 2.808 643.10
Periode Rasional Der Weduwen
Tahun(t) (m3/det) (m3/det)
2 778.86 737.318 1516.178 758.589
5 941.62 863.287 1804.907 903.704
10 978.82 904.030 1882.850 943.925
25 990.68 903.492 1894.172 953.336
50 986.17 916.025 1902.195 963.597
100 976.27 901.722 1877.992 963.996
Jumlah Rata-rataDebit
L Tc RT I Tt
Qt
S (m) (Km2) (Menit) (mm) (mm/jam) (m
3/Det)
2 0.06 22700 44.00 130.19 513.064 106.123 778.86
5 0.06 22700 44.00 130.19 620.277 128.300 941.62
10 0.06 22700 44.00 130.19 644.787 133.369 978.82
25 0.06 22700 44.00 130.19 652.596 134.985 990.68
50 0.06 22700 44.00 130.19 649.624 134.370 986.17
100 0.06 22700 44.00 130.19 643.103 133.021 976.27
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
0.6
Periode
Angka
Pengaliran
Kemiringan
Sungai
(C)
2 5 10 25 50 100
Sebaran Normal
dan Gumbel 510.108 615.150 670.068 728.617 766.885 800.459
Log Normal dan
Log Pearson III713.064 620.277 644.787 652.596 649.624 643.103
-
4
L=4.n.H
H=9m
L=2.n.H
A1
.Lo
3/4.Lo
Lo
rata dari kedua perhitungan dua metode
tersebut adalah nilai rata-rata pada peiode 50
tahun = 963,597m3/dt.
2 Konsentrasi sedimen (cc)
)tan)(tan(
tan
ws
wCc
Dimana:
s = Densitas Sedimen
= 2,65t/m3
w = Densitas air
= 1 t/m3
= Sudut geser dalam tanah
= 300
= kemiringan sungai
= 0,06
)06,030)(tan165,1(
07,01
xCc
Cc = 0,08
3. Estimasi Volume Aliran Sedimen
xfrCcxn
CcARVs
)1()1(
10.. 324
Dimana:
Vs = Volume sedimen sekali banjir
(m3)
A = Cathment Area Potensi
sedimen
yang ditinjau
= 44 km2
R24 = Debit banjir pada periode ulang
50 tahun= 963,597mm
n = Porositas
= 0,4
Cc = Konsentrasi sedimen/debris
= 0,08
Fr = Koefisien run off
= 0,1
1,0)08,01()4,01(
08,01044597,963 3x
x
xxxVs
Vs = 674.803,079 m3
Estimasi volume aliran sedimen berdasarkan
analisa diatas adalah 674.803 m / sekali
banjir.
4. Kapasitas tampung Check Dam
Gambar 1. Tampungan Check Dam
Io = kemiringan asli dasar sungai disekitar
lokasi check dam (0,02)
Istatik = . Io
= . 0,02 = 0,01
Idinamik = 2/3.Io
= 2/3 . 0,02 = 0,013
H = 9
B = 80 m
L1 = H / (Io-Is)
= 9 / (0,02 0,01) = 900 m
L2 = H / (Io-Id)
= 9 / (0,02 0,013) = 2.250 m
A1(death storage) = x H x L2
= x 9 m x 450 m = 10.125 m2
V tampungan total = A1 x B
-
5
B1
B2
h3
w
m
1
V = 10.125 m2 x 80 m
= 662.254 m3
Maka jumlah Bangunan Pengendali Sedimen
yang di butuhkan untuk Pengendalian
Sedimen di sungai Batang kuranji
berdasarkan kapasitas tampung:
BPS 1 tampungKapasitas
andikendalik yangsedimen Jumlah n
254.662
674.803n
n = 1 (satu) buah bangunan check dam
Jadi untuk satu kali banjir periode 50 th,
dibutuhkan 1 (satu) buah Bangunan
Pengendali Sedimen (Check dam).
5. Desain Check Dam
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada tubuh
Checkdam yang perlu diperhitungkan adalah
:
1. Berat sendiri Checkdam (self
weight of weir)
2. Tekanan air hidrostatis
3. Gaya gempa (seismic force)
4. Gaya Angkat (Uplift Pressure)
5. Tekanan lumpur dan sedimen
(sedimen pressure)
Data Desain :
Tinngi Rencana (H)= 9 m
Tinggi Pondasi = (1/3 s/d 1/4) x (hw +
hm), dimana :
hw = Tinggi air diatas Pelimpah
hm = Tinggi efektif Main Dam
hp = Kedalaman pondasi Main
Dam
= (1/4) x (4,5m +9m)
= 3,375 m 3 m.
Hujan Rencana (R50) = 649,62 mm
Debit Banjir Rencana (Q50)=963,597m3/dtk
Luas CA = 44 km2
Kemiringan Sungai = 0,06
Faktor Keamanan Guling = 1,2
Faktor Keamanan Geser = 1,2
Faktor Keamanan Eksentrisitas= 1,7
Berat Jenis Batu Kali () = 2,20 T/m3
Berat Jenis Sedimen (s) = 2,65 T/m3
Berat Jenis Air (w) =1,00 T/m3Koefisien
Gempa = 0,25
Dimensi Peluap:
Qd = (1 + ). Qw
Dengan :
= Cc = Konsentrasi aliran
sedimen
= 0,08
Qw = Debit puncak untuk
periode 50 tahun
= 963,597 m3/dt
Qd= (1 + 0,08) . 963,597
Qd= 1.040,68 m3/dt
Maka Debit yang melewati peluap dengan
debit puncak 50 tahun adalah 1.040,68m3/dt.
Checkdam direncanakan tipe tertutup dengan
memakai drain hole karena itu debit yang
mengalir diatas pelimpah Qd =Q
-
6
Gambar 2. Penampang Peluap
Persamaan Perencanaan Peluap:
Q = 2/15 x C x (2.g) x (3.B1 +
2B2) x h31/3
(4)
Dengan :
Q = Debit diatas pelimpah
= 1.040,68 m3/dt
C = Koefisien Debit (0,6 ~ 0,66)
= 0,6
g = Percepatan grafitasi
= 9,8 m/dt2
B1 = Lebar peluap bagian bawah
B2 = Lebar peluap bagian atas
h3 = Tinggi air diatas pelimpah
w = Jagaan
m = Kemiringan tepi peluap
= 0,5
Untuk m = 0,5 dan C = 0,6, maka rumus
diatas menjadi:
B1 = B2 (2 x m x h3)
Sehingga :
Q 3/1321 .2.38.926.015
2hBB
= (0,71 x h3 + 1,77 x B1) x h33/2
Direncanakan :
B2 = 80 % x lebar sungai pada lokasi
BPS
Dimana Lebar sungai Lb = 80 m
B2 = 80 % x 80 m
= 64 m
Maka :
B1 = B2 - h3
= 64 h3
Q = (0,71 h3 + 1,77 x (64 h3)h33/2
1.044,17= (0,71 h3 + 1,77 x (64 1,77
h3)h33/2
1.044,17= (0,71 h3 + 1,177x113,28 1,77
h3)h33/2
1.044,17= (-1,06. h3 +113,28)h33/2
Trial dan error
Didapat h3 = 4,41 m 4,5m
1.044,17 = 1.044,21..sama
Jadi tinggi air diatas pelimpah = 4,5 m
Maka B1 = 64 4,5
= 59,5m 60 m
Jadi dalam perencanaan diambil lebar peluap
bagian bawah (B1) = 60 meter
Perencanaan sub dam dan apron
Letak dan Tinggi Sub Dam Letak Sub Dam
yaitu jarak antara Main dan Sub Dam di
tentukan dengan rumus empiris.
( )( )
Dengan :
L = Jarak antara Dam utama dengan Sub
Dam (m)
H1 = Tinggi Dam utama dari permukaan
lantai (m)
= 9m.
h3 = Tinggi air di atas mercu peluap (m)
= 4,5 m
L = (1,5 2,0) x (9 m + 4,5m)
= 20,2527m
Tinggi Sub Dam :
H2 = Tinggi Sub Dam (m)
H2 = (1/3 1/4)H1
= (3 m2,25 m)
Direncanakan = 3 m
-
7
Asumsi II :
Rumus berikut untuk menentukan letak dan
tinggi Sub Dam bila Main Dam agak tinggi.
2bXLL w
Dengan :
Lw = Panjang terjunan (m)
X = Panjang loncatan air (m)
b2 = Lebar mercu Sub Dam (m)
Panjang terjunan :
21
2112
g
haHVlw o
3hq
V oo
1Bq
Q do
Dengan :
qo = Debit perunit lebar pada peluap
(m/dt/m)
Vo = Kecepatan aliran per m panjang
dibagi tinggi air (m/dt)
H1 = Tinggi dari permukaan lantai
sampai mercu Main Dam = 9 m
h3 = Tinggi air diatas mercu peluap (m)
= 4,5 m
g = Percepatan gravitasi bumi (m/dt)
Qd = Debit diatas mercu (m/det)
= 1.040,68 m/dt
B1 = 60 m (lebar peluap bagian bawah)
Debit perunit lebar pada peluap (qo) :
60
det/17,1044 3
0
mq
qo = 17,35 m/dt.m
Kecepatan aliran per m (Vo) :
5,4
35,170 V
Vo = 3,942 4 m/dt
Jadi panjang terjunan (Lw) :
21
8,9
5,42
17298,2
lw
Lw = 5,40 m
Panjang loncatan air :
1hX
wLbLX 2
Dengan :
X = Panjang loncatan air (m)
= Koefisien (4,5 5,0)
= diambil 5,00
b2 = Lebar mercu Sub Dam (m)= 2,50 m
hj = Tinggi loncatan air dari permukaan
lantai s/d diatas mercu Sub Dam
B1 = Lebar pelimpah bagian bawah
= 60 m
1
1B
Qq d
60
17,044.11q
= 17,34 m/dt
Kecepatan aliran diatas titik terjunan :
2/1
311 )))(2( hHgV
Dengan :
V1 = kecepatan aliran diatas titik terjunan
(m/dt)
2/1
1 ))5,47)(8,92( xV
V1 = 14,95 m/dt
Tinggi Air pada titik jatuh terjunan :
h1 = Tinggi air pada titik jatuh terjunan
-
8
111 Vqh
95,14/34,171 h
mh 16,11
Angka Froude pada aliran titik terjunan :
2/1
1
11
)(gxh
VF
Dengan :
F1 = Angka Froude aliran pada tiitk
terjunan
2/11 )16,18,9(
95,14
xF
rktritisAliranSupeF ...........................143,41
Tinggi loncatan air dari permukaan lantai s/d
diatas mercu Sub Dam:
1812
5,021 Frh
h j
hj = 6,7 m
Jadi panjang loncatan air :
xhjx
x = 5 x 6,7 m
x = 33,5m
b1 = 3,0 m (lebar puncak mercu main
dam)
b2 = 2,50 m (Lebar puncak mercu sub
dam)
Panjang Main Dam ke Sub Dam :
6,45,25,33 mL
L = 40,6 m
Direncanakan panjang L = 40 m, termasuk
antisipasi lokal scouring.
Tebal Lantai Lindung/ Apron :
1))(3h)0,1((0,6Ht 31
Dengan :
h1 = Tinggi dari permukaan lantai
sampai mercu Main Dam 9 m =9 m
h3 = Tinggi air diatas mercu peluap (m)
= 4,5 m
Jadi tebal lantai apron
1)m) 4,5 x (39m) x 0,1((0,6t
t = 1,79 m
Direncanakan tebal lantai lindung/ apron (t)
= 2 m
Tinjauan Gerusan Lokal Di Hilir Sub Dam
Dengan :
B = 80 m
n = 0,05
Qd = 1.044,17 m/dt
Io = 0,06 kemiringan rata-rata
sampai ke lokasi rencana checkdam
31
1cY
g
q
B
Qd1q
m
dtkm
80
17,1044q
3
1
dtkm3
1 13008,13q
Tinggi air di atas Sub Dam :
31
2
3
c
8,9
13Y
dtkm
dtkm
m09,1Yc
Tinggi air di hilir Sub Dam :
6,0
ch
o
d
IB
Qn
-
9
6,03
c06,080
17,104405,0h
m
dtkm
m8,1h c
Sehingga nilai H :
cY chH
1,09m1,8mH
2,9mH
64,2Y
H
c
Menurut Vendjik untuk :
2,00 < H/Yc < 15 , maka T = 3 Yc + 0,10 H 0,5 < H/Yc < 2 , maka T = 2,4 Yc +0,40H
Maka dipakai ketentuan Vendjik No 1
H10,03YT c
Di dapat nilai T :
m9,210,0m 1,093T
mm 7,3691,3T
Pemeriksaan stabilitas erosi bawah tanah
(piping)
Untuk memeriksa piping digunakan Rumus
Blidgh:
H
llCw
vh
Dimana:
Cw = Angka Creep pada rumus Blidgh
(2,5 untuk
bahan pondasi terdiri dari batu
bongkah besar dengan beberapa
kerakil)
L = Panjang Main dam ke Sub
Dam = 40 m
H = Tinggi mercu dari pondasi = 12 m
b1` = Lebar puncak Main Dam = 3 m
lh = Panjang Creep horizontal
))'6,0()'3,0(( 1 HHbLlh
mlh 40
lv = Panjang Creep vertikal
lv = 7,4 m (dari gambar konstruksi)
H = Beda tinggi air hulu dengan hilir = 6 m
57,30,6
5.740
Cw ; 2,5 3,57
.creep line Ok
Jadi untuk kondisi air normal setinggi drain
hole dan checkdam belum terisi oleh
sedimentasi, checkdam aman terhadap
piping. Namun pada hakikatnya Creep line
checkdam sebenarnya tidak sama dengan
bendung, pada checkdam tidak terdapat
perbedaan tinggi air setinggi tubuh
checkdam, karena pada suatu saat checkdam
akan terisi penuh oleh sedimen.
Gambar 3. Potongan Memanjang Check Dam
pemeriksaan stabilitas checkdam adalah
sebagai berikut :
1. Terhadap Guling (overtuning)
a. Keadaan Air Normal Tanpa beban
gempa
Mt = Mr = 1155,627 TM
MG = Mo = 162,00 TM
Safety Factor > 1,2
Syarat:
!!!......2,113,700,162
1155,627OKEfg
-
10
Jadi, konstruksi checkdam cukup kuat
menahan guling, .aman!
b. Keadaan Air Normal dengan beban
gempa
Mt = Mr =1155,63 TM
MG = Mo = 296,86 TM
Safety Factor > 1,2
Syarat :
!!!......2,189,386,296
1155,63OKEfg
Jadi, konstruksi checkdam kuat
menahan guling, .aman!
c. Keadaan Air Banjir dengan beban
gempa
Mt = Mr = 1282,47 T.M
MG = Mo = 287,42T.M
Safety Factor > 1,20
Syarat:
!!!......20,146,442,287
47,1282OKEfg
Jadi, konstruksi checkdam kuat
menahan guling, .aman
2. Terhadap Geser (Sliding)
Syarat : 2,1H
Vxffs
a. Keadaan Air Normal tanpa beban
gempa
V = 219,37 T
H = 54,00 T
f = 0,75
!..!...........2,105,300,54
75,037,219OKe
xfs
Jadi konstruksi aman terhadap bahaya
geser!
b. Keadaan Air Normal dengan beban gempa
V =219,37 T
H = 93,015 T
f = 0,75
!..!...........2,177,1015,93
75,037,319OKe
xfs
Jadi konstruksi aman terhadap bahaya
geserAman!
c. Keadaan Air Banjir
V = 243,35 T
H = 78,48T
f = 0,75
!..!.............20,133,2480,78
75,035,243OKe
xfs
Jadi konstruksi aman terhadap bahaya
geserAman!
3. Terhadap Eksentrisitas (Tegangan Tarik)
Syarat : 62
BB
V
Me
Dimana : B = Panjang tubuh checkdam
dari hulu ke hilir= 10,20 m
a. Pada Saat Air Normal tanpa beban
gempa
Mt = Mr = 1155,67 T,M
MG = Mo = 162,00 T.M
V = 219,37 T
6
20,10
2
20,10
219,38
00,16267,1155
e
!!..........70,157,0 OKe
Jadi resultan gaya berada dalam daerah
kern (inti), maka pasangan batu tidak
mendapat tegangan tarik.
-
11
b. Pada Saat Air Normal dengan beban
gempa
Mt = Mr = 1155,67 T.M
MG = Mo = 296,87 T.M
V = 219,38 T
6
20,10
2
20,10
219,38
87,29667,1155
e
!!..........70,118,1 OKe
Jadi resultan gaya berada dalam daerah
kern (inti), maka pasangan batu tidak
mendapat tegangan tarik.
c. Pada Saat Air Banjir
Mt = Mr = 1282,47 T.M
MG = Mo = 287,42 T.M
V = 243,35T
6
20,10
2
20,10
243,35
42,28747,1282
e
!!..........70,101,1 OKe
Jadi resultan gaya berada dalam daerah
kern (inti), maka pasangan batu tidak
mendapat tegangan tarik.
4. Terhadap Overstressing (Tegangan
Tanah)
a. Kondisi Air Normal tanpa beban
gempa
Mt = Mr = 1155,63 T.M
MG = Mo = 162,00 T.M
V = 219,37 T
B = 10,20 meter
q1 = ( V / B) * (1-(6 * e/B))
=(219,37/10,20)*(1-(6*(-
0,57/10,20))
= -5,11 T/M2< 30
T/M2.OK!!
q2 = ( V / B) * (1+(6 * e/B))
=(219,37/10,20)*(1+(6*(0,57/
10,20)
= 9,32 T/M2< 30
T/M2..OK!!
b. Kondisi Banjir dengan beban gempa
Mt = Mr = 1282,47 T.M
MG = Mo = 287,42 T.M
V = 243,35 T
B = 10,20 meter
q1 = ( V / B) * (1-(6 * e/B))
=(243,35/10,20)*(1(6*(1,01/1
0,20))
= -11,85 T/M2< 30
T/M2.OK!!
q2 = ( V / B) * (1+(6 * e/B))
=(243,35/10,20*(1+(6*(1,01/10,20)
= 16,53 T/M2< 30 T/M
2.. OK!!
c. Kondisi Air Normal dengan beban
gempa
Mt = Mr = 1155,63 T.M
MG = Mo = 296,87 T.M
V = 219,38 T
B = 10,20 meter
q1 = ( V / B) * (1-(6 * e/B))
= (219,38 / 10,20)*(1-(6 *
(1,17)/10,20))
= -12,89 T/M2< 30
T/M2..OK!!
q2= ( V / B) * (1+(6 * e/B))
= (219,38 / 10,20)*(1+(6 * (-
1,17/10,20))
-
12
Overtuning / Sliding / Eksentisity /
Guling Geser Eksentrisitas
Sfg Sfs e ql q2
1. Kondisi Air Normal 7,13 2,84 0,57 -5,11 9,33
2. Kondisi Air Banjir 4,46 2,17 1,01 -11,85 16,53
KOMBINASI
PEMBEBABANANNo
Rekapitulasi Pemeriksaan Stabilitas Tanpa Beban Gempa
Overstressing /
Tegangan Tanah
FAKTOR KEAMANAN
Overtuning / Sliding / Eksentisity /
Guling Geser Eksentrisitas
Sfg Sfs e ql q2
1. Kondisi Air Normal 4,46 2,17 1,01 -11,85 16,53
NoKOMBINASI
PEMBEBABANAN
FAKTOR KEAMANAN
Overstressing /
Tegangan Tanah
Rekapitulasi Pemeriksaan Stabilitas Dengan Beban Gempa
= 17,10T/M2
<
30T/M2..OK!
Kesimpulan
1. Melihat permasalahan yang terjadi di
Batang Kuranji yaitu permasalahan
sedimentasi yang cukup serius, maka
pada Batang Kuranji yang merupakan
penghasil sedimen perlu dibangun
checkdam, untuk tinggi 9 meter minimal
dibutuhkan 1 buah checkdam untuk
menampung sekali banjir.
2. Perhitungan Stabilitas Check Dam
3. Untuk penempatan lokasi checkdam
harus diperhatikan :
a. Lokasi checkdam diusahakan
pada bagian hilir daerah sumber
sedimen yang labil.
b. Lokasi dapat dibuat pada alur
sungai yang dalam, agar dasar
sungai naik dengan adanya
checkdam tersebut, apabila ruas
sungai tersebut cukup panjang
maka diperlukan beberapa buah
checkdam yang dibangun secara
berurutan membentuk trap-trap.
c. Untuk memperoleh kapasitas
tampungan yang besar, maka
tempat kedudukan lokasi
checkdam di usahakan berada
pada sebelah hilir dari ruas
sungai tersebut.
4. Dari hasil perhitungan hidrologi
didapatkan :
a. Untuk curah hujan periode ulang
dengan metode Log Pearson III
didapatkan R50th = 649,624 mm.
b. Analisis debit banjir rencana
menggunakan metode Rasional
didapatkan hasil Q50th = 1.373,60
m3/dtk.
5. Tipe struktur checkdam pada Batang
Kuranji digunakan tipe gravitasi
menggunakan bahan batu kali,
sedangkan tipe pelimpah menggunakan
tipe tertutup dengan memakai lubang
drainase (drain hole).
Daftar Pustaka
Departemen Permukiman dan Prasana
Wilayah, 2004, Pedoman
Konstruksi dan Bangunan,
Perencanaan Teknis Bendung
Pengendali Dasar Sungai, Pd
T-12-2004-A, Departemen
Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Jakarta
-
13
Tominaga Masateru,DR.Sosrodarsono
Suryono DR IR, Perbaikan dan
Pengaturan Sungai, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta
NSPM Kimpraswil, 2002, Metode,
Spesifikasi dan Tata Cara
Bagian 8 : Bendung,
Bendungan Sungai, Irigasi,
Pantai, Departemen
Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Jakarta
Triatmodjo Bambang, Prof. Dr. Ir. CES.
DEA, Hidrologi Terapan, Beta
Offset, Yokyakarta
Subarkah Imam, Ir, 1980, Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air,
Idea Dharma, Bandung
1984, Buku Teknik Sipil, Nova, Bandung
Ir. Lusi Utama, MT, Bahan Kuliah Hidrologi
_______________, Bahan Kuliah Angkutan
Sedimen
Ir. Mawardi Samah, Dipl. HE, Bahan Kuliah
Irigasi dan Bangunan Air