reklamasi

17
REKLAMASI Proses Pengolahan Rawa Rizqa Liyanata R. Jayanti Putri K. Ambarmita Saraswati Secillia Novitasari Anisa Rachmawardani Andi Gora Prasetya Alfredo Dhilan Gozenda M Adib Rohmatulloh Rhomy Wahyudies Christian Aji Sulistiono

Upload: anisa-rachmawardani

Post on 03-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

Proses Pengolahan Rawa

TRANSCRIPT

REKLAMASI Proses Pengolahan Rawa

LATAR BELAKANGDihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta persoalan mendasar sektor pertanian seperti meningkatnya jumlah penduduk; tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar; makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi; kecilnya status dan luas kepemilikan lahan; dan kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian maka pembangunan pertanian ke depan menghadapi banyak tantangan. Salah satu peluang untuk peningkatan produksi pangan adalah dengan memanfaatkan lahan rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak. Potensi lahan rawa cukup besar, yaitu sekitar 33,4 juta hektar. TUJUANTujuan:a. Meningkatkan Luas Tanam melalui Penambahan Indeks Pertanaman (IP) dan Penambahan Baku Lahan (PBL).b. Meningkatkan produktivitas lahan.c. Membangun rasa memiliki petani terhadap jaringan TAM yang sudah dibangun

SASARANSasaran:a. Terbangunnya tata air mikro seluas 45.419 Ha di 13 propinsi, 51 kabupaten.b. Meningkatnya luas tanam melalui Penambahan Indeks Pertanaman (IP) lebih dari 50 % dan Penambahan Baku Lahan (PBL).c. Meningkatnya produktivitas usahatani lebih dari 20 %.d. Terciptanya rasa memiliki petani terhadap jaringan TAM yang sudah dibangun.

Survey Investigasi Desain (SID)SurveiSurvei meliputi observasi, inventarisasi/pengumpulan data CPCL dan pembuatan peta. Kegiatan ini dilakukan dengan cara meninjau dan mencatat data/informasi CPCL, wawancara dan diskusi dengan CP, dengan menggunakan kuisioner dan formulir yang sudah disiapkan InvestigasiInvestigasi adalah menyelidiki atau meneliti lebih dalam karakteristik lahan pasang surut / lebak meliputi :a. Keadaan agroklimatb. Jenis dan sifat-sifat fisik dan kimia tanah, khususnya kandungan pirit (FeS2)c. Kualitas air, untuk mengetahui salinitas air.d. Hidrotopografy, untuk mengetahui tipe luapan air pada lahan pasang surut / lebak.e. Kondisi lahan usahatani, untuk mengetahui jenis vegetasi pada lahan yang akan dikembangkan.

Desain TAMPenataan LahanPenataan lahan perlu dilakukan agar lahan dapat sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan dikembangkan. Dalam melakukan penataan lahan perlu diperhatikan hubungan antara tipologi lahan, type luapan dan pola pemanfaatannya.Penataan dan pola pemanfaatan lahan yang dianjurkan pada setiap tipologi lahan dan tipe luapan air di pasang surut dalam tabel di bawah ini :

TabelDesain Sistem Pengairan/DrainaseSaluran tersier Pengelolaan air tingkat tersier ditujukan untuk mengatur saluran tersier agar berfungsi :- Memasukkan air irigasi- Mengatur tinggi muka air di saluran dan secara tidak langsung di petakan lahan- Mengatur kualitas air dengan membuang bahan beracun yang terbentuk di petakan lahan serta mencegah masuknya air asin ke petakan lahan. Saluran Kuarter dan DrainaseSistem Pengelolaan mencakup pengaturan dan pengelolaan tata air di saluran kuarter dan petakan lahan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan sekaligus memperlancar pencucian bahan beracun.1) Bentuk dan Ukuran Saluran

Gambar penampang 2) Rancangan Pintu Air TersierPintu air untuk saluran tersier sebaiknya dibuat kombinasi antara flapgate dan stoplog terutama untuk daerah yang bertipe luapan A/B, sedangkan untuk saluran kuarter dengan pintu flapgate. Untuk tipe luapan C/D pada saluran tersier sebaiknya dibuat pintu stoplog.Kriteria Model Desain TAMRencana yang akan diterapkan dalam pembinaan/ pengembangan model pembuatan TAM disusun berdasarkan kriteria berikut :1) Jarak antara 2 saluran tersier tidak lebih dari 200 m, kalau lebihdari 200 m perlu dibuat saluran sub-tersier pada bagian tengahnya (efek kuarter tidak lebih 100 m).`2) Ujung saluran tersier dalam kondisi buntu, maka harus dihubungkan dengan saluran sekunder yang terdekat (dalam kondisi buntu, pengaturan air di ujung saluran tersier adalah sangat penting).3) Aliran satu arah di saluran tersier direkomendasikan untuk penggelontoran air asam (bisa satu arah dari SPD ke SDU kalau tidak ada pintu sekunder, dan apabila ada pintu di SPD maka aliran satu arah dari SDU ke SPD).4) Operasi pintu sorong harus rutin, untuk keperluan ini maka pembuatan pintu air perlu diletakkan dekat pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam menjangkau lokasi pintu tersebut. Operasi ditujukan untuk suplai (memasukkan air) pada air pasang.5) Ditinjau dari tipologi lahan pada daerah rawa pasang surut, penerapan pengembangan model pembangunan jaringan TAMPelaksanaan Pekerjaan Jaringan

Pembersihan LapanganPemasangan Patok Ajir/BouwplankPekerjaan GalianPekerjaan Timbunan Pekerjaan Perapihan

Pemeliharaan JaringanPemeliharaan Jaringan Drainasea. Sarana dan prasarana hidrolik yang telah dibangun tetap berfungsi sehingga dapat bermanfaat secara berkelanjutanb. Untuk mengurangi biaya perbaikan yang lebih tinggi pada masa yang akan datang

Pemeliharaan Saluran Tersiera. Pemotongan rumput pada lereng dan tanggul saluran.b. Pembersihan saluran meliputi pengangkatan kotoran atau rumput ditengah saluran.c. Pembentukan dan perapihan tanggul saluran tersier.

Sekian, Terima kasih