rekayasa pondasi - bianca natasya

22
TUGAS REKAYASA PONDASI BIANCA NATASYA 0706266121 TEKNIK SIPIL

Upload: bianca-natasya

Post on 18-Jun-2015

1.702 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

TUGAS REKAYASA PONDASI

BIANCA NATASYA0706266121TEKNIK SIPIL

Page 2: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

TUGAS REKAYASA PONDASI

A. Dimensi Tiang1. Driven Pile

Driven Pile memiliki penampang persegi dengan ukuran 30x30 cm.

Lebar (m) 0,3Embedment length (m) 15,5

2. Drilled PileDrilled Pile memiliki penampang lingkaran dengan ukuran diameter 60 cm.

Diameter (m) 0,6Embedment length (m) 15,5

Kedalaman tiang pancang (embedment length) dipilih 15,5 meter karena berdasarkan data CPT yang diperoleh, hanya terdapat data tahanan konus hingga kedalaman 16 meter saja. Pada kedalaman tersebut, lapisan tanah telah berupa pasir yang cukup halus (N-SPT 17) dan menuju peralihan ke lapisan pasir yang kasar (N-SPT 41). Selain itu, dengan pertimbangan bahwa 15,5+3 meter juga masih merupakan lapisan tanah dengan N-SPT yang besar dan terus meningkat, maka dirasa cukup aman dan tidak akan terjadi penurunan massif yang tidak dapat terkontrol apabila kedalaman tiang pancang hanya sedalam 15,5 meter karena lapisan hingga kedalaman 22 meter, nilai N-SPT terus meningkat, yaitu pada lapisan pasir kasar dan batuan dengan N-SPT 54.

B. Karakteristik Lapisan TanahBentuk stratifikasi tanah diambil dari data SPT yang diperoleh dengan menyederhanakan bentuk lapisannya sebagai berikut:

Page 3: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Dalam melakukan perhitungan, diperlukan nilai index properties dari masing-masing lapisan tanah, yaitu sudut geser, undrained shear strength, dan unit weight. Terdapat beberapa korelasi empiris yang didasarkan pada nilai N-SPT yang dimiliki terhadap berbagai index properties tanah tersebut.1. Nilai unit weight

Nilai unit weight tiap lapisan diperoleh dari rentang nilai unit weight yang biasa ditemui di kota Depok selama ini.

2. Nilai undrained shear strength1

Nilai ini diperoleh dengan memanfaatkan korelasi empiris yang dibuat oleh Terzaghi dan Peck dengan memanfaatkan nilai N-SPT yang dimiliki sehingga dapat dikatakan cukup mewakili data lapisan tanah yang dimiliki.

Cu=10N , untuk silty clayCu=12N , untuk clayey silt

3. Nilai sudut geser2

Nilai ini diperoleh dengan memanfaatkan korelasi empiris yang dibuat oleh Osaki dengan memanfaatkan nilai N-SPT yang dimiliki sehingga dapat dikatakan cukup mewakili data lapisan tanah yang dimiliki.

1 Diambil dari Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sipil “TORSI”. Maret 2007.2 -ibid.

Page 4: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

∅=(20N )0,5+15

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi di atas, maka nilai index properties tanah tiap lapisan adalah:

Jenis Tanah γ (kN/m3) Cu (kN/m2) ∅Silty Clay 17 80 27Clayey Silt 16 56 24Sand 18 0 44

C. Kapasitas Tiang Berdasarkan Uji Laboratorium1. Metode Meyerhoff + -Methodβ

Driven Pile End Bearing

2B=2×0,3=0,6meter , atau 2 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,3=2,4meter, atau 8 ft di atas ujung tiang

Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44 – 54 ft.

Qp=Ap .q'N q¿≤ Ap .50Nq

¿ tan∅Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq

¿ dengan sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:

Qp=Ap .q'N q¿

¿0,3.0,3 . ( (17.6 )+(16.8 )+ (18.1,5 ) ).800 ¿18504kNQp=Ap .50N q

¿ tan∅=0,3.0,3 .50 .800 . tan 44=3476,48kNMaka, nilai Qp adalah 3476,48 kN.

Page 5: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Skin Friction lapisan Silty ClayDaerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.K=1−sin∅=1−sin 27=0,55β=K . tan∅=0,55. tan27=¿¿0,28

f 1=β σv'=0,28.17.3=14,28kN /m2

Qs1=f 1 . p .L=14,28.0,3 .4 .6=102,816 kN Skin Friction lapisan Clayey Silt

Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 13,1 meter atau 20 – 44 ft.K=1−sin∅=1−sin 24=0,59β=K . tan∅=0,59. tan24=¿0,26 ¿f 2=β σv

'=0,26. ( (17.3 )+ (16.9,6 ) )=53,196 kN /m2

Qs2=f 2 . p . L=53,196.0,3 .4 .7,2=459,61kN Allowable Bearing Capacity

Qult=Qp+Qs1+Qs2=3476,48+102,816+459,61=4038,9kN

Qa=QultFS

=4038,93

=1346,3 kN

Drilled Pile End Bearing

2B=2×0,6=1,2meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,6=4,8meter , atau 16 ft di atas ujung tiang

Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36 – 56 ft.

Page 6: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Qp=Ap .q'N q¿≤ Ap .50Nq

¿ tan∅Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq

¿ dengan sudut geser sebesar 44° adalah sebesar 800. Maka:

Qp=Ap .q'N q¿

¿3,14.0,3 .0,3 ( (17.6 )+(16.8,1 )+(18.1,5 ) ) .800 ¿58464,29kNQp=Ap .50N q

¿ tan∅=3,14.0,3 .0,3.50 .800 . tan 44=10916,15kNMaka, nilai Qp adalah 10916,15 kN.

Skin Friction lapisan Silty ClayDaerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.K=1−sin∅=1−sin 27=0,55β=K . tan∅=0,55. tan27=¿¿0,28

f 1=β σv'=0,28.17.3=14,28kN /m2

Qs1=f 1 . p .L=14,28.3,14 .0,6 .6=161,42kN Skin Friction lapisan Clayey Silt

Daerah terpengaruhnya adalah 6 – 10,7 meter atau 20 – 36 ft.K=1−sin∅=1−sin 24=0,59β=K . tan∅=0,59. tan24=¿0,26 ¿f 2=β σv

'=0,26. ( (17.3 )+ (16.8,4 ) )=48,2kN /m2

Qs2=f 2 . p . L=48,2.3,14 .0,6.4,8=435,88kN Allowable Bearing Capacity

Qult=Qp+Qs1+Qs2=10916,15+161,42+435,88=11513,45 kN

Qa=QultFS

=11513,453

=3837,82kN

2. Metode Meyerhoff + -Methodα Driven Pile

End Bearing2B=2×0,3=0,6meter , atau 2 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,3=2,4meter, atau 8 ft di atas ujung tiang

Maka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44 – 54 ft.

Qp=Ap .q'N q¿≤ Ap .50Nq

¿ tan∅Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq

¿ dengan sudut geser sebesar 44°

adalah sebesar 800. Maka:

Qp=Ap .q'N q¿

¿0,3.0,3 . ( (17.6 )+(16.8 )+ (18.1,5 ) ).800 ¿18504kNQp=Ap .50N q

¿ tan∅=0,3.0,3 .50 .800 . tan 44=3476,48kNMaka, nilai Qp adalah 3476,48 kN.

Page 7: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Skin Friction lapisan Silty ClayCu = 80 kN/m2 = 0,6α

f 1=αCu=0,6.80=48kN /m2

Qs1=f 1 . p .L=48.0,3 .4 .6=345,6kN Skin Friction lapisan Clayey Silt

Cu = 56 kN/m2 = 0,75α

f 2=αCu=0,75.56=42kN /m2

Qs2=f 2 . p . L=42.0,3 .4 .6=302,4 kN Allowable Bearing Capacity

Qult=Qp+Qs1+Qs2=3476,48+345,6+302,4=4124,48kN

Qa=QultFS

=4124,483

=1374,83 kN

Drilled Pile End Bearing

2B=2×0,6=1,2meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,6=4,8meter , atau 16 ft di atas ujung tiang

Maka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36 – 56 ft.

Page 8: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Qp=Ap .q'N q¿≤ Ap .50Nq

¿ tan∅Ujung tiang pancang terletak pada lapisan pasir dengan sudut geser sebesar 44°. Dari grafik di bawah ini, diperoleh nilai Nq

¿ dengan sudut geser sebesar 44°

adalah sebesar 800. Maka:

Qp=Ap .q'N q¿

¿3,14.0,3 .0,3 ( (17.6 )+(16.8,1 )+(18.1,5 ) ) .800 ¿58464,29kNQp=Ap .50N q

¿ tan∅=3,14.0,3 .0,3.50 .800 . tan 44=10916,15kNMaka, nilai Qp adalah 10916,15 kN.

Skin Friction lapisan Silty ClayCu = 80 kN/m2 = 0,6α

f 1=αCu=0,6.80=48kN /m2

Qs1=f 1 . p .L=48.3,14 .0,6 .6=542,592kN Skin Friction lapisan Clayey Silt

Cu = 56 kN/m2 = 0,75α

f 2=αCu=0,75.56=42kN /m2

Qs2=f 2 . p . L=42.3,14 .0,6.4,8=379,81kN Allowable Bearing Capacity

Qult=Qp+Qs1+Qs2=10916,15+542,592+379,81=11838,55 kN

Qa=QultFS

=11838,553

=3946,18 kN

D. Kapasitas Tiang Berdasarkan Uji Lapangan1. Uji SPT

Untuk memudahkan perhitungan, akan digunakan satuan British dalam perhitungan terlebih dahulu. Setelah itu, baru akan dilakukan konversi kembali ke dalam satuan SI. Maka: Driven Pile

Lebar (ft) 1Embedment length (ft) 52

Drilled PileDiameter (ft) 2Embedment length (ft) 52

Page 9: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Kedalaman (ft) N-SPT9 6

16 10

23 5

29 6

36 4

43 4

49 17

56 41

63 51

69 54

Driven Pile End Bearing

Influence zone2B=2×0,3=0,6meter , atau 2 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,3=2,4meter, atau 8 ft di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter atau 44 – 54 ft.

Menghitung nilai N rata-rata pada daerah terpengaruhDiambil nilai N pada kedalaman 14 m (47 ft), 14,5 m (48 ft), 15 m (50 ft), 15,5 m (52 ft), dan 16 m (53 ft) untuk dicari nilai rata-ratanya.

Navg=12+16+21+28+33

5=22

Nilai tegangan vertikal efektif (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿ ( (17.19,6 ) lb / ft 3 .20 ft )+((16.19,6 ) lb / ft3 .27 ft )+ ( (18.19,6 ) lb / ft3 .5 ft )

¿16895lb

ft2=8,45 tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(208,45 )=0,29

N=CN Navg=0,29.22=6,38 Menghitung nilai End Bearing

Qp=0,4NB

Df Ap≤4N Ap

Qp=0,4NB

Df Ap=0,4.6,381

52.1=132,70 ton

4 N A p=4.52.1=208 tonMaka, nilai Qp adalah 132,70 ton atau sekitar 1181,03 kN.

Skin-Friction Lapisan Silty Clay

Page 10: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Influence ZoneDaerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.

Menghitung nilai N rata-rataDiambil nilai N pada daerah terpengaruh.

Navg=6+10+83

=8

Nilai tegangan vertikal efektif pada titik tengah lapisan, yaitu kedalaman 3 m atau 10 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿ (17.19,6 ) lb / ft3 .10 ft

¿3332lb

ft2=1,67 tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(201,67 )=0,83

N=CN Navg=0,83.8=6,64 Menghitung nilai skin friction

fs= N50≤1tsf

fs1=N50

=6,6450

=0,1328 tsf

Maka, fs adalah 0,1328 tsf atau sekitar 12,72 kN/m2

Qs1=fs . perimeter .L=0,1328.1.4 .20=10,624 ton atau sekitar 91,58 kN. Skin-Friction Lapisan Clayey Silt

Influence ZoneDaerah terpengaruhnya adalah 6 – 13,1 meter atau 20 – 44 ft.

Menghitung nilai N rata-rataDiambil nilai N pada daerah terpengaruh.

Navg=8+5+5+5+5+4+4+6

8=5

Nilai tegangan vertikal efektif hingga titik tengah dari lapisan, yaitu kedalaman 9,55 m atau 32 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿ (3332 lb / ft2 )+( (16.19,6 ) lb / ft3 .32 ft )

¿13367,2lb

ft2=6,69tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(206,69 )=0,37

N=CN Navg=0,37.5=1,85 Menghitung nilai skin friction

fs= N50≤1tsf

Page 11: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

fs2=N50

=1,8550

=0,037 tsf

Maka, fs adalah 0,037 tsf atau sekitar 3,55 kN/m2

Qs2=fs . perimeter .L=0,037.1.4 .24=3,55ton atau sekitar 30,25 kN. Skin-Friction Lapisan Sand

Lapisan ini menjadi daerah terpengaruh dari end bearing. Allowable Bearing Capacity

Qult=Qp+Qs1+Qs2=132,70+10,624+3,55=146,874 ton=1302,86 kN

Qa=QultFS

=146,8743

=48,958 ton=434,29kN

Drilled Pile End Bearing

Influence zone2B=2×0,6=1,2meter, atau 4 ft di bawah ujung tiang8 B=8×0,6=4,8meter , atau 16 ft di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter atau 36 – 56 ft.

Menghitung nilai N rata-rata pada daerah terpengaruhDiambil nilai N pada kedalaman 12,5 m (42 ft), 13 m (43 ft), 13,5 m (45 ft), 14 m (47 ft), 14,5 m (48 ft), 15 m (50 ft), 15,5 m (52 ft), 16 m (53 ft), dan 16,5 m (55 ft) untuk dicari nilai rata-ratanya.

Navg=7+10+12+16+21+28+33+38

8=21

Nilai tegangan vertikal efektif (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿ ( (17.19,6 ) lb / ft 3 .20 ft )+((16.19,6 ) lb / ft3 .27 ft )+ ( (18.19,6 ) lb / ft3 .5 ft )

¿16895lb

ft2=8,45 tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(208,45 )=0,29

N=CN Navg=0,29.21=6,09 Menghitung nilai End Bearing

Qp=0,4NB

Df Ap≤4N Ap

Qp=0,4NB

Df Ap=0,4.6,092

52.π22

4=198,88 ton

4 N A p=4.52. π22

4=653,12 ton

Maka, nilai Qp adalah 198,88 ton atau sekitar 1770,032 kN. Skin-Friction Silty Clay

Influence ZoneDaerah terpengaruhnya adalah 0 – 6 meter atau 0 – 20 ft.

Page 12: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Menghitung nilai N rata-rataDiambil nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh.

Navg=6+10+83

=8

Nilai tegangan vertikal efektif pada titik tengah lapisan, yaitu kedalaman 3 m atau 10 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿ (17.19,6 ) lb / ft3 .10 ft

¿3332lb

ft2=1,67 tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(201,67 )=0,83

N=CN Navg=0,83.8=6,64 Menghitung nilai skin friction

fs= N50≤1tsf

fs1=N50

=6,6450

=0,1328 tsf

Maka, fs adalah 0,1328 tsf atau sekitar 12,72 kN/m2

Qs1=fs . perimeter .L=0,1328.π .2 .20=16,68 ton atau sekitar 143,79 kN. Skin-Friction Clayey Silt

Influence ZoneDaerah terpengaruhnya adalah 6 – 10,7 meter atau 20 – 36 ft.

Menghitung nilai N rata-rataDiambil nilai N rata-rata pada daerah terpengaruh.

Navg=8+5+5+5+5+5

6=5,5

Nilai tegangan vertikal efektif hingga titik tengah lapisan, yaitu kedalaman 8,35 m atau 28 ft (dikonversi dengan 1kN/m3 = 19,6 lb/ft3)

σ v'=γD

¿3332 lb / ft2+( (16.19,6 ) lb / ft3 .28 ft )

¿12112,8lb

ft2=6,06 tsf

Menghitung nilai N corrected

CN=0,77 log( 20σ v' )=0,77 log(206,06 )=0,4

N=CN Navg=0,4.5,5=2,2 Menghitung nilai skin friction

fs= N50≤1tsf

fs2=N50

=2,250

=0,044 tsf

Page 13: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Maka, fs adalah 0,044 tsf atau sekitar 4,22 kN/m2

Qs2=fs2 . perimeter .L=0,044.π .2.16=4,42ton atau sekitar 37,37 kN. Allowable Bearing Capacity

Qult=13Qp+1

2∑ Qs

¿13.198,88+ 1

2(16,68+4,42 )

¿76,84 ton=717,26kN

Qa=QultFS

=76,843

=25,61 ton=239,1kN

2. Uji CPT

Akan digunakan metode Fleming and Thorburn dan menggunakan data CPT S-02.

Page 14: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

Driven Pile Influence zone2B=2×0,3=0,6meter di bawah ujung tiang8 B=8×0,3=2,4meter di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,1 meter.

Tahanan konus terbobot

qc=qc 1+qc2+2qc3

4=50+25+2.30

4=33,75 kg

cm2=337500kg/m2

Qp=qc . Ap=337500.0,3 .0,3=30375kg Skin Friction lapisan Silty Clay

Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan 8400 kg/m2.Qs1=fs . perimeter .L=8400.0,3 .4 .6=60480kg

Skin Friction lapisan Clayey SiltBerdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 1,12 kg/cm2 atau setara dengan 11200 kg/m2.Qs2=fs . perimeter .L=11200.0,3.4 .7,1=95424kg

Allowable Bearing Capacity

Qult=(Qp+∑Qs )=(30375+60480+95424 )=186279kg

Qa=QultFS

=1862793

=62093kg

Drilled Pile Influence zone2D=2×0,6=1,2meter di bawah ujung tiang8D=8×0,6=4,8mete r di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 16,7 meter.

Tahanan konus terbobot

qc=qc 1+qc2+2qc3

4=61,67+25+2.29

4=36,17 kg

cm2=361700kg /m2

Qp=qc . Ap=361700.14π .0,62=102216,42kg

Skin Friction lapisan silty clayBerdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan 8400 kg/m2.Qs1=fs . perimeter .L=8400.0,6 . π .6=94953 ,6kg

Skin Friction lapisan Clayey SiltBerdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 0,87 kg/cm2 atau setara dengan 8700 kg/m2.Qs2=fs . perimeter .L=8700.0,6 . π .4,7=77036,76kg

Allowable Bearing Capacity

Qult=12

(Qp+∑Qs )

Page 15: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

¿12

(102216,42+94953,6+77036,76 )

¿274206,78kg

Qa=QultFS

=274206,783

=91402,26 kg

Akan digunakan metode Eslami dan Fellenius dan menggunakan data CPT S-02. Driven Pile

Influence zone4 B=4×0,3=1,2meter di bawah ujung tiang8 B=8×0,3=2,4meter di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 13,1 – 16,7 meter.

Tahanan konus terbobotDiperoleh dengan menggunakan persamaan rata-rata geometrik dari nilai tahanan konus pada daerah 4B di bawah ujung tiang hingga 8B di atas ujung tiang.

qc=(qc 1qc2qc3……qcn )1n

¿ (100.25 .30 .15.32 .30 .50 .30 )18

¿33,59kg

cm2=335900kg /m2

Qp=qc . Ap=335900.0,3 .0,3=30231kg Skin Friction lapisan Silty Clay

Berdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 0,84 kg/cm2 atau setara dengan 8400 kg/m2.Qs1=fs . perimeter .L=8400.0,3 .4 .6=60480kg

Skin Friction lapisan Clayey SiltBerdasarkan grafik CPT yang dimiliki, diperoleh nilai rata-rata tahanan selimut adalah sebesar 1,12 kg/cm2 atau setara dengan 11200 kg/m2.Qs2=fs . perimeter .L=11200.0,3.4 .7,1=95424kg

Allowable Bearing Capacity

Qult=(Qp+∑Qs )=(30231+60480+95424 )=186135kg

Qa=QultFS

=1861353

=62045kg

Drilled Pile Influence zone4 D=4×0,6=2,4meter di bawah ujung tiang8D=8×0,6=4,8mete r di atas ujung tiangMaka, daerah terpengaruhnya adalah 10,7 – 17,9 meter. Karena grafik SPT yang dimiliki hanya menyediakan data hingga kedalaman ±16,9 meter, maka untuk drilled pile tidak dapat menggunakan metode Eslami dan Fellenius.

Page 16: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya
Page 17: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

ANALISIS PERBANDINGAN ULTIMATE BEARING CAPACITY

Kalau saya ringkas dari tugas yang telah saya buat, seperti ini Pak hasil perbandingannya:

No.

Jenis MetodeUltimate Bearing CapacityDriven Pile Drilled Pile

1 Metode Meyerhoff + -Methodβ 4038,9 kN 11513,45 kN2 Metode Meyerhoff + -Methodα 4124,48 kN 11838,55 kN3 Metode SPT (Meyerhoff) 1302,86 kN 717,26 kN4 Metode CPT (Fleming and Thorburn) 186279 kg 274206,78 kg5 Metode CPT (Eslami dan Fellenius) 186135 kg -

Apabila dibandingkan berdasarkan cara instalasi, yaitu driven dan drilled, menurut saya akan jauh lebih baik dilakukan pemancangan. Mungkin di sini tidak terlalu terlihat perbedaan yang signifikan antara ultimate bearing capacity pemancangan dengan pengeboran karena dimensi penampang kedua tiang berbeda, driven pile memiliki lebar penampang 30 cm, sedangkan drilled pile memiliki diameter penampang 60 cm. Tentu saja, lewat diameter penampang yang lebih besar, daya dukung tiang bor pun akan lebih besar. Akan tetapi, dari yang saya tahu, setiap pengeboran pada tanah akan memberikan sebuah gangguan pada tanah. Ketika tanah dibor, massa jenis bagian tanah di sekitar titik pengeboran pun akan tereduksi. Reduksi inilah yang juga akan mengakibatkan penurunan dari kekuatan tiang pancang tersebut. Kalau saya lihat berdasarkan rumus empiris Meyerhoff, reduksi ini dapat menyebabkan tahanan ujung tiang berkurang hingga tinggal sepertiga dari tahanan ujung tiang driven dengan dimensi yang sama dan tahanan friksi berkurang hingga tinggal setengah dari tahanan friksi tiang driven dengan dimensi yang sama juga. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa akan jauh lebih baik untuk menggunakan tiang driven dibandingkan dengan tiang bor untuk menghasilkan daya dukung yang lebih besar meskipun pasti tetap ada kelemahan tiang pancang dibandingkan tiang bor.

Apabila saya bandingkan berdasarkan metode perhitungan, ternyata hasilnya sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan, data property tanah yang saya gunakan dalam perhitungan uji lab tidaklah berasal dari data lapisan tanah yang diteliti di uji SPT maupun uji CPT yang telah disediakan. Data sudut geser dan undrained shear strength memang saya cari korelasinya berdasarkan nilai N-SPT dari grafik yang telah disediakan sehingga cukup sesuai dengan lapisan tanah sebenarnya yang diteliti, tetapi nilai unit weight saya peroleh dari hasil penelitian orang lain mengenai tanah di kota Depok secara umum sehingga bisa saja tidak terlalu mewakili lapisan tanah tersebut. Oleh karena itu, saya akan membandingkannya berdasarkan golongan uji lab dan golongan uji lapangan.1. Uji Lab

Apabila dilihat, nilai antara daya dukung batas metode Meyerhoff + dengan dayaβ dukung batas metode Meyerhoff + tidaklah jauh berbeda, baik untuk α driven pile maupun drilled pile. Karena saya menggunakan metode Meyerhoff untuk kedua nilai end bearing tiang, maka tidak terdapat perbedaan sama sekali pada nilai tersebut. Oleh karena itu,

Page 18: Rekayasa Pondasi - Bianca Natasya

perbedaannya terletak pada nilai tahanan friksinya saja. Apabila dianalisis lewat rumusnya, metode memanfaatkan nilai α undrained shear strength sedangkan metode β memanfaatkan nilai tegangan vertikal efektif dan koefisien tegangan lateral tanah saat diam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa nilai unit weight yang saya gunakan untuk menghitung tegangan vertikal efektif saya peroleh dari nilai unit weight rata-rata di kota Depok sehingga mungkin saja tidak ternyata tidak terlalu mewakili lapisan tanah yang sebenarnya diteliti. Oleh karena itu, menurut saya, bisa jadi perbedaan antara metode α dan metode tersebut disebabkan oleh adanya kemungkinan kurang sesuainya nilai β unit weight tersebut.

Namun demikian, apabila diminta memilih berdasarkan hasil yang telah saya hitung dengan mengganggap bahwa nilai unit weight mewakili lapisan tanah yang asli, saya akan memilih hasil perhitungan metode dengan nilai daya dukung batas yang lebih kecilβ karena dengan begitu desain saya kemungkinan besar akan lebih aman.

2. Uji LapanganUntuk uji lapangan, jika hasil perhitungan CPT dikonversikan ke dalam satuan kN,

maka akan diperoleh 1825,53 kN untuk driven pile Fleming and Thorburn, 2687,23 kN untuk drilled pile, dan 1824,12 kN untuk driven pile Eslami dan Fellenius. Memang cukup jauh perbedaannya jika dibandingkan antara hasil dari metode CPT dengan hasil dari metode SPT, terutama pada drilled pile. Menurut saya, hal ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan sistem penelitian maupun analisis antara CPT dan SPT. Sebagai contoh, jika pada uji SPT ternyata kedalaman sekitar 16-20 meter hanya sebuah lensa, pada uji CPT ternyata kedalaman sekitar 15 meter telah dinyatakan sebagai lapisan tanah keras. Perbedaan yang sangat kecil antara metode CPT Fleming and Thorburn dengan metode CPT Eslami-Fellenius juga menurut saya memperkuat dugaan ini.

Namun demikian, apabila diminta memilih berdasarkan hasil yang telah saya hitung, saya akan memilih hasil dari metode SPT karena data SPT yang disediakan tersebut jauh lebih jelas menggambarkan kondisi tanah yang sebenarnya beserta karakteristik lapisannya masing-masing sehingga pendekatan yang dilakukan terhadap daya dukung batas pun akan jauh lebih akurat.