R E F L E K S I D R A M A

B I A N C A S I R E G A R

B A H A S A 1 0

! REFLEKSI ini bercerita tentang garis besar kegiatan -kegiatan yang telah saya lakukan di kelas Bahasa. Puncak kegiatan pembelajaran kami terangkum dalam perunjukan drama ‘Sekali Peristiwa di Banten Selatan’. Tak hanya belajar menampilkan adengan-adegan, saya dan tema-teman sudah melakukan banyak proses dan tahapan dalam mempersiapkan hal ini. " Dalam melakukan pementasan drama ini sudah banyak langkah-langkah yang kami lakukan. Langkah pertama, kami sudah membaca isi keseluruhan buku. Kemudian kami belajar bagaimana cara membuat resensi yang baik dan benar dilanjutkan membuat sebuah resensi dari buku tersebut secara individual. Lalu, kami juga sudah belajar menulis naskah drama yang baik dan benar didalam kelas. Disertakan dengan tes, kami sudah benar-benar paham bagaimana untuk mengubah narasi teks menjadi naskah drama." Lalu kami dibagi dalam kelompok dan dari sana kita bekerja sama untuk membuat naskah yang dibagi kedalam lima bab. Saya dan Marc merangkum bab lima dan mengubahnya dalam format naskah drama . Dibantu dengan Google Docs , kami bekerja sama memastikan alur , cara penulisan, dan penokohan untuk tiap-tiap percakapan terangkup dengan baik." Setelah ke lima kelompok menyelesaikan bagiannya masing-masing, saya menolong teman-teman untuk memadukan naskah yang telah mereka selesaikan. Dari dokumen tersebut, Ibu Hani juga dapat memeriksa hasil kerja secara keseluruhan. Karena naskahnya terlalu panjang (25 halaman) , Ibu Hani memutuskan agar kita memeriksa ulang bagian-bagian mana yang dapat bisa dirangkup sehingga menjadi lebih singkat dan padat. Dalam mengkaji ulang, kami harus betul-betul cermat merangkum bagian inti mana saja yang harus tetap ada dalam naskah tersebut. Sebelum naskah siap dicetak, tiap kelompok juga sudah bekerja sama untuk memastikan cerita dari tiap bap berkesinambungan dengan baik dan benar.

Pendahuluan

T E N T A N G B U K U

Judul : Sekal i Perist iwa di Banten Selatan Oeh" : Pramoedya Ananta Toer

" Sekali peristiwa di Banten Selatan bercerita tentang keadaan masayarakat Banten yang menyedihkan. Mereka semuakekurangan bahan makanan dan hak mereka sebagai daerah yang merdeka disqlah gunakan oleh Darul Islam. juragan Musa salah satunya, ia sering kali menekan keadaan masayarakat tidak mampuseperti Ireng dan Ranta. Ranta menjadisasaran juragan Musa untuk mencuri bibit karet, sesudah itu hasilnya harus iya kembalikan kepada juragan Musa. Tak heran, keadaan kehidupan juragan Musa dan nyonya sangatlah berbeda dengan masyarakat saat itu. Mereka hidup kaya da berkecukupan,namun begitu juragan menyimpan rahasia bahwa ia adalah salah satu anggota DI. nyonya sangat kecewa akan hal ini karena dahulu orang tuanya harus kabur melarikan diri dari DI.

Keputusan Ranta untuk melawan membuat suatu perbedaan,karena keberaniaanyajuragan musa kaburdan meninggalkN tongkat dan tas nya yang berisi surat perjanjian dengan DI. Dari sinilah perjuangan Ranta, #komandan bersama masyarakat lainnya dimulai. Disini seluruh masyarakat mulai lagi membangun sifat gotong royong danpersatuan yang sudah lama hilang.

Akhirnya, juragan Musa pun tertangkap dan kebeneran terungkap. Dari sinilah seluruh masyarakat sekali lagi bahu membahu membangun daerah mereka sendiri. Semua masyarakat turut mengambil bagian, sehingga masyarakat Banten selatan kembali hidup rukun tentram dan damai.

E F E K T I F I T A S K E R J A S A M A

Dalam mempersiapkan drama secara berkelompok, menurut saya seluruh pemain dapat bekerja sama dengan baik. Namun hal ini sungguh sayang tidak dapat terlaksana dengan baik karena pertemuan didalam kelas tidak dapat digunakan secara efektif. Hal ini di karenakan suasana kelas yang berisik dan tidak kondisif, kami susah untuk berkonsentrasi dalam mempersiapkan drama tersebut. Dibagi dalam kelompok, seluruh anggota sudah mendapatkan bagian untuk berperan di balik layar maupun di depan layar. Tak hanya pemain inti saya, namun juga ada narator, bagian properti, bagian kostum, juga bagian panggung yang bertanggung jawab perihal efek suara .

K E S U L I T A N

Secara individual kesulitan yang saya hadapi dalam mempersiapkan drama ini adalah dalam menentukan bahasa tubuh yang cocok dengan kepribadian asli karakter sesuai cerita didalam buku. Menurut saya, tidak mudah untuk dapat berimprovisasi dan memperagakan suatu gaya atau aktivitas yang dapat menyampaikan gamabaran karakter kepada penonton. Dalam mengatasi hal tersebut, saya mencoba untuk membaca dialog secara berulang-ulang hingga saya mampu untuk mngerti betul kapan saatnya saya harus berdiri,duduk, berteriak dan menentukan ekspresi wajah yang cocok dengan dialog. Menurut saya, drama bisa terlihatlebih hidup dan lebih baik jika para pemain mempergunakan properti yang dapat mendukung suasana demi membangun cerita kepada penonton.

PertunjukanMenurut saya, pertunjukan yang telah terlaksana didalam kelas cukup baik. Beberapa pemain sudah dapat melakukan bagiannya secara baik dan sebagian juga kurang serius. Kondisi ruangan kelas yang tidak mendukung juga mengakibatkan beberapa pemain menjadi kurang percaya diri dalam menampilkan beberapa dialog dalam adegan. Pengunaan properti juga masih sangat kurang, padahal waktu yang ada sebetulnya mencukupi untuk dapat melakukan persiapan. Saya pribadi menyukai alur cerita dari buku tersebut, pemeran drama juga sudah berusaha menampilkannya dengan baik. Menurut saya, kerjasama antar para pemain dan pendukung , properti, dan pemilihan latar tempat dapat memperbaiki pertunjukan tersebut.

E V A L U A S I P E R T U N J U K A N

1. Di masa mendatang, kerjasama dan keseriusan antar para pemain dan pendukung harus dapat ditingkatkan agar kualitas drama secara keseluruhanpun akan menjadi lebih baik .

Dalam satu adegan lebih dari 1 kesalahan dapat ditemukan secara jelas : pemain kurang serius dan tidak mengambil bagian penuh dalam percakapan yang sedang terjadi

Dari gambar ini dapat terlihat bahwa pemain yang tidak termasuk dalam adegan ini dapat merusak suasana yang sedang terjadi didalam adegan

E V A L U A S I P E R T U N J U K A N

2. #Pemilihan setting atau latar belakang dalam pementasan pertunjukan harus

diserasikan dengan adegan. Di waktu mendatang, bagian properti dan teknisi panggung dapat melakukan persiapan lebih dalam memnberikan latar belakang atau hiasan yang dapat membangun suasana. Drama juga lebihbaik dilakukan di atas panggung yang senenarnya ( contoh : panggg teater). Dengan menerapkan hal ini, para pemain dapat memiliki ruangan yang lebih luas untu berimprovisasi lebih lagi dalam memaksimalkan penggunanaan panggung.

Warna latar belakang hijau terang yang terlihat sepanjang pertunjukan tidak cocok dengan suasana adengan yang ada. Bagian properti dapat menambahkan backdrop /gambar dengan LCD

E V A L U A S I P E R T U N J U K A N

3. Pengunaan lampu sorot (lighting) dapat membantu penonton mendapatkan fokus lebih baik dalam memahami isi cerita. Lampu sorot dapat dipergunakan untuk mempertegas percakapan yang dilakukan oleh satu pemain atau yang terjadi didalam sebuah kelompok.

4. Kesiapan pemain dalam mementaskan drama juga harus ditingkatkan. Setiap pemain harus fokus secara total sehingga kontak mata dan reflek dapat tercipta. Dibutuhkan kesadaran lebih dari setiap individu dan kelompok untuk berlatih lebih sering dan memanfaatkan pertemuan secara maksimal.

5. Keberanian untuk mencoba ber-akt ing . Pengembangan kepercayaan diri dari setiap pemain akan membangkitkan suasana dari setiap adegan.

6. Artikulasi dan ekspresiEkspresi tubuh dan matasaat melakukan percakapan harus jelas sehingga alur cerita dan pesan yang ada dapat disampaikan dengan jelas dan baik.

E V A L U A S I P E R T U N J U K A N