ester natasya miranda c1c017077

94
ANALISIS PENGARUH BIAYA PEMASARAN DAN BIAYA PRODUKSI DALAM MENINGKATKAN LABA BERSIH PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI (MAKANAN & MINUMAN) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis OLEH: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI 2021

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

ANALISIS PENGARUH BIAYA PEMASARAN DAN BIAYA PRODUKSI

DALAM MENINGKATKAN LABA BERSIH PADA INDUSTRI BARANG

KONSUMSI (MAKANAN & MINUMAN) YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

OLEH:

ESTER NATASYA MIRANDA

C1C017077

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021

Page 2: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

i

Page 3: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

ii

Page 4: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

iii

Page 5: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Biaya Pemasaran Dan Biaya Produksi Dalam

Meningkatkan Laba Bersih Pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &

Minuman) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019”. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyusunan

dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D sebagai Rektor Universitas Jambi.

2. Bapak Dr. H. Junaidi, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Jambi.

3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, SE., M.Si., Ak, CA sebagai Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

4. Bapak Dr. Rico Wijaya Z, S.E., MM., M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

5. Ibu Hj. Fitrini Mansur, S.E., M.Si sebagai Ketua Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Page 6: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

v

6. Ibu Dr. Ratih Kusumastuti, S.E., M.M M.Si., AK., CA sebagai dosen

pembimbing utama yang telah membimbing, memberi arahan, meluangkan

waktu dan tenaga serta memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam

penyelesaian proposal skripsi ini.

7. Ibu Dra. Susfa Yetti, Msi.Ak.sebagai dosen pembimbing pendamping yang

telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, meluangkan waktu dan

tenaga serta memberikan kritik dan saran yang sangat berguna dalam

penyelesaian proposal skripsi ini.

8. Bapak Yuliusman, S.E., M.Si., Ak sebagai dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan saran, motivasi dan bimbingan selama peneliti kuliah di

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

9. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan ilmu dan mendidik

peneliti selama kuliah.

10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Hotman Sibuea dan Mama Juliana

Simanjuntak serta adik-adik dan keluarga besar yang telah memberikan kasih

sayang yang tulus, selalu mendukung, memberikan nasihat dan motivasi serta

mendoakan tanpa henti untuk pencapaian cita-cita peneliti.

11. Teman-teman peneliti, Wina, Cintya, Robbiah, Modesta, Roselika dan Anisa

yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya.

12. Teman selesehan dan seperbimbingan Kausar dan rekan-rekan yang ikut

mendukung Agnes, Akong, Vira memberikan motivasi.

Page 7: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

vi

13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2017, khususnya kelas R-009 2017 yang

telah memberi banyak saran, motivasi dan bantuan.

14. Serta seluruh pihak-pihak yang telah ikut memberikan bantuan, semangat dan

motivasi dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat

memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Jambi, Juni 2021

Ester Natasya Miranda

Page 8: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh biaya

pemasaran dan biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan. Laba bersih merupakan

hal yag sangat penting bagi perusahaan. Laba bersih merupakan tolak ukur dari

keberhasilan perusahaan karena dari laba kita dapat melihat bagaiamana perkembangan

dan tanggung jawab kita terhadap pemegang saham. Laba bersih juga kita dapat

melihat apakah sesuai target dan tujuan kita tercapai. Biaya produksi dan biaya

pemasaran merupakan salah satu indikator unutk pembentukan laba perusahaan.

Populasi penelitian adalah perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017-2019. Populasi dari

perusahaan industri makanan dan minuman berjumlah 30 perusahaan dan sampel

sebanyak 17 perusahaan. Peneliti menggunakan metode pusposive sampling sebagai

metode penelitian. Teknik analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi

linear berganda dengan sofware SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)

Biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan berpengaruh terhadap laba bersih

perusahaan; (2) Biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan; (3)

Biaya Produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.

Kata Kunci: Biaya Pemasaran, Biaya Produksi, Laba Bersih Perusahaan, dan

Perusahaan Manufaktur

Page 9: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

viii

ABSTRACT

This study aims to provide empirical evidence of the effect of marketing costs

and production costs on the company's net income. Net profit is very important for the

company. Net profit is a measure of the company's success because from profit we can

see how our development and responsibilities to shareholders are. Net profit we can

also see whether our targets and goals are achieved. Production costs and marketing

costs are one of the indicators for the formation of company profits. The research

population is consumer goods (food & beverage) industrial companies listed on the

Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2017-2019. The population of the food and

beverage industry companies is 30 companies and the sample is 17 companies. The

researcher used purposive sampling method as the research method. The analytical

technique used by the researcher is multiple linear regression analysis with SPSS 23

software. The results of this study indicate that (1) marketing costs and production

costs simultaneously affect the company's net profit; (2) marketing costs affect the

company's net profit; (3) Production costs have no effect on the company's net profit.

Keywords: Marketing Costs, Production Costs, Company Net Profit, and

Manufacturing Companys

Page 10: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 10

1. 3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 11

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 14

2.1 Pengertian Biaya .............................................................................................. 14

2.2 Biaya Produksi ................................................................................................. 15

2.2.1. Pengertian Biaya Produksi ....................................................................... 15

2.2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi ................................................................... 16

2.2.3 Tujuan Produksi ........................................................................................ 17

2.3 Pengertian Biaya Pemasaran ........................................................................... 17

Page 11: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

x

2.4 Pengelompokkan Biaya Pemasaran ................................................................ 18

2.5 Manfaat Analisis Biaya Pemasaran................................................................. 20

2.6 Laba dan Tujuan Laba ..................................................................................... 21

2.6.1 Laba ........................................................................................................... 21

2.6.2 Tujuan Laba .............................................................................................. 22

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Laba .................................................................. 23

2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 24

2.9 Kerangka Pemikiran......................................................................................... 27

2.9.1 Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Bersih Perusahaan ............ 27

2.9.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan ............... 28

2.10 Model Penelitian .............................................................................................. 30

2.11 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 32

3.1 Jenis Data dan Sumber Data ............................................................................ 32

3.3 Sampel .............................................................................................................. 34

3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 37

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 37

3.5.1 Variabel Independen ................................................................................ 37

3.5.2 Variabel Dependen ................................................................................... 37

3.6 Metode Analisis Data....................................................................................... 39

3.7 Statistik Deskriptif ........................................................................................... 39

3.8 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 39

Page 12: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

xi

3.8.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 40

3.8.2 Uji Multikolonieritas ................................................................................ 40

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 41

3.8.4 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 42

3.9 Analisis Regresi Linier Berganda ................................................................... 42

3.10 Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 43

3.10.1 Uji t ........................................................................................................... 43

3.10.2 Uji F.......................................................................................................... 43

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2) ...................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 45

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 45

4.1.1 Statistik Deskriptif .................................................................................... 45

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 47

4.1.2.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 47

4.1.2.2 Uji Multikolinieritas ................................................................................. 49

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 50

4.1.2.4 Uji Autokorelasi ....................................................................................... 51

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression) .............. 52

4.1.4 Pengujian Hipotesis...................................................................................... 54

4.1.4.1 Uji t ............................................................................................................ 54

4.1.4.2 Uji F ........................................................................................................... 56

4.1.4.3 Koefisien Determinasi ................................................................................ 58

Page 13: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

xii

4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 59

4.2.1 Pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi terhadap Laba Bersih ...

................................................................................................................... 59

4.2.2 Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Laba Bersih ................................. 60

4.2.3 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih .................................... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 66

5.1 Simpulan ........................................................................................................... 66

5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 67

5.3 Saran ................................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 69

Page 14: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 24

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................... 34

Tabel 3.2 Proses Purposive Sampling Penelitian ..................................................... 36

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ..................................................................................... 37

Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................. 39

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriprif .......................................................................... 48

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Non-Parametrik ........................................................... 51

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................................ 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 55

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linear Berganda ................................................................. 56

Tabel 4.6 Uji t ........................................................................................................... 58

Tabel 4.7 Uji F .......................................................................................................... 60

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi .............................................................................. 61

Tabel 4.9 Kesimpulan Hipotesis ............................................................................... 66

Page 15: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30

Gambar 2.2 Model Penelitian ................................................................................... 31

Gambar 4.1 Grafik Scatter Plot ................................................................................ 54

Page 16: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan di era globalisasi sangat pesat perkembangannya. Banyak

perusahaan yang berkembang dan semakin banyak pula perusahaan-perusahaan baru

yang bermunculan saat ini. Salah satunya perusahaan yang berkembang pesat di

Indonesia adalah perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur ini semakin

dikembangkan oleh pemerintah melalui metode hilirisasi yang diterapkan oleh

pemerintah. Hal ini didukung dengan meningkatnya investasi dan kinerja dibidang

ekspor untuk mempertahankan industri manufaktur dan menjadikannya sebagai

penyumbang pajak dan bea cukai terbesar di Indonesia.

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia sendiri pun banyak mendapat

dukungan dengan kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, para pengusaha,

dan masyarakat umum lainnya. Terkhususnya Industri Barang Konsumsi Sub

Makanan & Minuman atau yang lebih dikenal dengan sebutan Industri F&B (Food and

Beverage) memang merupakan industri yang menjanjikan jika dilihat kedepannya.

Menurut Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, industri makanan dan

minuman merupakan salah satu sektor yang menopang pertumbuhan manufaktur dan

ekonomi nasional dalam tahun-tahun berikutnya karena sebagai salah satu

penyumbang pajak dan bea cukai terbesar di Indonesia.

Page 17: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

2

Hal tersebut menuntut manajemen perusahaan untuk selalu meningkatkan

promosi maupun strategi-strategi pemasaran yang digunakan dengan tujuan

memperoleh keuntungan-keuntungan sesuai dengan target perusahaan. Salah satu

tujuan utama berdirinya setiap badan usaha atau perusahaan adalah memperoleh laba

(Rustami et al., 2014). Dengan diberlakukannya pemasaran yang maksimal dan

menerapkan strategi pasar yang benar, produk yang dipasarkan oleh perusahaan

diharapkan mencapai target dan tujuan perusahaan.

Banyak pengusaha yang mempertimbangkan program penjualan sebagai salah

satu alat kompetitif yang paling potensial. Tingkat penjualan yang tinggi merupakan

hal yang diinginkan bagi setiap perusahaan, bagi sebuah perusahaan dengan tingginya

tingkat penjualan yang dihasilkan diharapkan laba yang diperoleh juga meningkat.

Dalam perusahaan manufaktur umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya produksi

dan biaya non-produksi.

Hampir semua perusahaan yang target tujuan utamanya adalah untuk

mendapatkan laba. Laba menjadi salah satu tolak ukur bagi semua perusahaan,laba

diperoleh agar tujuan perusahaan tercapai. Apakah perusahaan tersebut mengalami

kerugian atau malah mengalami peningkatan pendapatan yaitu laba tersebut. Jika

mengalami kerugian berarti laba perusahaan menurun atau bahkan perusahaan tersebut

bisa bangkrut. Laba juga sebagai penentu dalam kelangsungan hidup organisasi

perusahaan tersebut dan dapat memberikan kemampuan untuk memberikan dividen

yang memuaskan dan sebagai pertanggungjawaban kepada para pemegang saham

(Ibrahim, 2014).

Page 18: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

3

Laba bersih merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena

berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman

dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam

peramalan laba maupun kejadian ekonomi unit usahalainnya di masa yang akan datang,

dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan unit usaha, serta

sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja unit usaha (Harahap, 2005).

Persoalan yang dihadapi oleh para pengusaha sekarang ini tidak hanya

bagaimana usahanya untuk meningkatkan hasil produksinya, tapi yang lebih penting

adalah bagaimana cara menjual barang yang diproduksi tersebut. Persaingan tersebut

meliputi persaingan dalam hal penentuan harga, kualitas produk, promosi dan kegiatan

distribusi yang cepat dan tepat. Persaingan ini bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, berkembang, dan mendapatkan laba (Kurniadi, 2010).

Kasus pada PT Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO), ketatnya persaingan industri air

minum ini memperburuk kondisi yang mengakibatkan anjloknya keuangan ALTO.

Pada Januari September 2015 ALTO mengalami kerugian sebesar Rp24,09 miliar.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan keuangan pada perusahaan,

salah satunya yaitu faktor internal perusahaan. Faktor eksternal yaitu bisa berupa

kenaikan harga bahan baku (Okti, 2020). Bahan baku termasuk salah satu biaya

produksi. Biaya produksi yang berlebihan akan mempengaruhi pengeluaran

perusahaan dan jika tidak sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan tidak akan

mempengaruhi laba pada perusahaan.

Page 19: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

4

PT. Citra Turbindo biaya produksi turun secara berturut-turut tahun 2015-2017

namun walaupun perusahaan telah berhasil menekan biaya produksi namun perusahaan

justru mengalami penurunan pada tahun 2015 secara drastis bahkan 2016 mengalami

kerugian. Biaya operasional pada TP. Pelat Timah Nusantara terjadi penurunan selama

2 tahun berturut-turut pada tahun 2017-2018 (Ergat, 2019).

Biaya pemasaran adalah meliputi semua biaya yang terjadi sejak proses barang

selesai di produksi dan disimpan dalam gudang dan barang tersebut diubah kembali

dalam bentuk tunai. Alasan yang penting bagi perusahaan untuk memprioritaskan

pemasaran karena pemasaran memainkan bagian yang besar dalam pertumbuhan dan

perkembangan ekonomi, satu alasan penting lainnya adalah pemasaran mendorong

terjadinya riset dan inovasi, pengembangan dan penyebaran ide-ide, barang dan jasa

baru (Mursid, 2016). Gain pemasaran atau marketing merupakan kunci keberhasilan

suatu bisnis. Dengan adanya pemasaran dapat meningkatkan penjualan perusahaan.

Kebijakan perusahaan mengenai kegiatan promosi akan sangat menentukan

seberapa besar volume penjualan yang dapat diperoleh perusahaan. Hal tersebut

dikarenakan apabila perusahaan memiliki produk yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau serta sistem distribusi yang baik namun tidak mampu memperkenalkan

produk secara luas dan merata, maka produk yang dihasilkan tidak akan memiliki nilai

jual (Hamzah, 2002).

Semakin tinggi biaya promosi yang dikeluarkan, maka akan semakin tinggi

pula volume penjualan yang diperoleh perusahaan (Sutodjo & Kleinsteubeur, 1997).

Biaya besar tidak menjamin perusahaan akan memiliki tingkatan penjualan besar,

Page 20: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

5

namun efisiensi biaya akan menguntungkan perusahaan dalam penetapan harga jual

produk dan menciptakan kestabilan volume penjualan perusahaan (Ibrahim, 2014).

Perusahaan diharapkan dapat menggunakan biaya dengan efisien dan efektif mungkin

untuk meminimalisir pengeluaran biaya yang berlebihan dan kerugiaan yang akan

datang jika tidak sesuai dengan target yang sudah ditentukan.

Biaya pemasaran dalam kegiatan sehari-hari perusahaan memiliki fungsi yang

bermacam-macam, tergantung dari sifat usaha dari perusahaan itu sendiri, ukuran serta

metode operasi perusahaan. Contohnya adalah membantu meningkatkan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan pendapatan terus pada periode mendatang dan

memberi nilai tambah bagi perusahaan. Biaya pemasaran dilakukan oleh perusahaan

untuk memperkenalkan produk ataupun jasa yang dijual oleh perusahaan bersangkutan

(Mursid, 2016).

Daya pikat iklan di bangun untuk mengingatkan khalayak pada pencitraan

tertentu, karena iklan berhubungan langsung dalam memperkenalkan produk kepada

konsumen. Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah

organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak melalui

media bersifat misal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar

ruang atau kendaraan umum. Iklan salah satu strategi dalam pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan (Felicia, 2018).

Perolehan laba bersih sangat ditentukan oleh besar kecilnya biaya yang

digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Semakin biaya itu bisa

ditekan mestinya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba bersih

Page 21: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

6

perusahaan (Daslim et al., 2019). Diharapkan perusahaan dapat menekan biaya

semaksimal mungkin untuk meminimalisir biaya yang berlebihan. Selanjutnya ada

biaya produksi yang tujuannya sama untuk membantu manajemen dalam

meningkatkan penjualan pada perusahaan.

Biaya produksi adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk

suatu barang dan jasa guna dijual kembali dan menghasilkan keuntungan. Kegiatan

tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi

sebuah perusahaan. Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang

dilakukan pada proses produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku,

overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat

berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan (Mulyadi, 2009).

Produksi adalah kegiatan dimana suatu perusahaan memproses dan merubah

bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produk

lainnya. Dapat dikatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang berasal dari

penyediaan bahan baku sampai biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi bahan

baku sehingga menjadi barang jadi yang siap untuk dijual (Kusumah, 2009).

Biaya Produksi menjadi salah satu unsur yang cukup penting dalam pelaporan

keuangan perusahaan. Biaya Produksi atau Kos Produksi (Cost of Production) adalah

biaya yang timbul dari suatu proses produksi perusahaan manufaktur dalam membuat

barang atau jasa yang akan dijual. Biaya Produksi juga biasa dikenal dengan istilah Kos

Manufaktur (Manufacturing Cost). Dalam dunia Akuntansi Biaya, biaya produksi

merupakan salah satu komponen dalam Laporan Laba Rugi (Income Statement).

Page 22: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

7

Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu produk

atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang di peroleh (Djamalu,

2013). Biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu barang diharapkan

memperoleh penjualan ataupun laba yang sesuai dengan biaya yang telah dikorbankan

sehingga perusahaan tidak mengalami penurunan ataupun kerugian. Biaya produksi

yang dikeluarkan diharapkan efisien mungkin.

Dalam penelitian diatas pengaruh biaya produksi mengalami peningkatan

maupun penurunan ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi

biaya produksi adalah pengaruh manajemen, karakteristik biaya dihubungkan dengan

keluaran, dan pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya. Selain itu ada

penambahan bahan baku sehingga bertambak juga terhadap penambahan volume.

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu

barang atau jasa. biaya produksi adalah total biaya yang dikeluarkan untuk proses

produksi barang atau jasa dalam setiap periode.

1. Pengaruh manajemen, manajemen yang berpengaruh terhadap biaya produksi

adalah manajemen produksi. manajemen produksi yaitu kegiatan untuk

mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya manusia, alat, dana,

dan bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah sebuah

barang atau jasa. manajemen produksi akan mengatur kualitas produk yang

ditetapkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Biaya produksi ditetapkan

sebelum produk diproduksi. Oleh karena itu, semua upaya harus dilakukan agar

menghasilkan produk dengan biaya produk sesuai dengan biaya produksi yang

Page 23: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

8

ditetapkan, sehingga tidak perlu menambah biaya lagi untuk memproduksi

barang atau jasa yang sama.

2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluaran, dengan meningkatnya biaya

produksi, akan berpengaruh pada jumlah produk yang dihasilkan juga

meningkat sehingga produk yang dapat dijual juga bertambah begitu pula

dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dengan meningkatnya jumlah

produksi yang dilakukan diharapkan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya, hal ini berpengaruh

ketika perusahaan meningkatkan volume kegiatan produksinya maka otomatis

biaya produksi juga mengalami peningkatan. Semakin banyak pengorbanan

yang dilakukan maka akan banyak pula biaya yag dikeluarkan.

Selain faktor tersebut ada faktor lain yang mempengaruhi:

1. Bahan baku Bahan merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi.

Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup besar agar

jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup disini tidak berarti bahwa

persediaan bahan baku harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah

yang besar mengandung banyak resiko, seperti: Resiko hilang dan rusak,Biaya

pemeliharaan dan pengawasan tinggi,Resiko usang,Uang yang tertanam di

persediaan terlalu besar.Dengan demikian jumlah persediaan yang harus ada

tidak terlampau besar dan tidak pula terlalu kecil. Persediaan yang terlalu kecil

mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan.

(Swastha dan sukotjo, 2000).

Page 24: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

9

2. Modal atau yang biasa disebut dengan investasi merupakan komponen yang

sangat penting dalam suatu usaha atau industri. Istilah modal tersebut dapat

diartikan sebagai pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang modal

dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan

memproduksi barang atau jasa.Pertambahan Jumlah barang modal

memungkinkan suatu perusahaan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang

akan datang (Sukirno,2004).

Biaya pemasaran yang dikeluarkan pihak perusahaan akan mempengaruhi

pendapatan pihak perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari penelitian tersebut bahwa

biaya produksi dan biaya pemasaran berubah dan akan memiliki pengaruh yang besar

juga terhadap laba perusahaan. Dari penelitian terdahulu diatas dapat dilihat bahwa

naik turunnya biaya produksi dan biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih

perusahaan. Naik turunnya biaya-biaya tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

sudah dijelaskan diatas.

Menurut penelitian terdahulu tersebut dapat dikatakan secara simultan, biaya

produksi dan biaya pemasaran berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015.

Secara parsial, biaya produksi dan biaya pemasaran berpengaruh positif terhadap laba

bersih pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2013-2015 (Felicia, 2018).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh (Khairul

Anwar Rambe, 2017) yang menggunakan 1 variabel independen dan 1 variabel

Page 25: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

10

dependen. Variabel independen penelitian (Khairul Anwar Rambe, 2017) adalah Biaya

Produksi dengan variabel dependennya adalah laba bersih. Hasil penelitian (Khairul

Anwar Rambe, 2017) menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba

bersih perusahaan.

Dalam penelitian ini ingin menganalisis bagaimana pengaruh biaya produksi

dan biaya pemasaran pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) 2017-2019. Peneliti ingin melihat tingkat signifikan pengaruh biaya

produksi dan biaya pemasaran dalam meningkatkan laba perusahaan. Pada penelitian

terdahulu yang dijadikan sebagai rujukan dan penelitian terbaru menggunakan alat

analisis SPSS tidak ada perbedaan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak juga pada

rentan waktu dan tempat penelitian, penelitian sekarang menggunakan rentan waktu

2017-2019. Penelitian sekarang menggunakan sektor perusahaan barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Biaya Pemasaran berpengaruh untuk perusahaan dalam meningkatkan

laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman ) yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

2. Apakah Biaya Produksi berpengaruh untuk perusahaan dalam meningkatkan

laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman ) yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

Page 26: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

11

3. Apakah Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi berpengaruh untuk perusahaan

dalam meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan &

minuman ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

1. 3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Pemasaran untuk perusahaan dalam

meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman )

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

2. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Produksi untuk perusahaan dalam

meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur (makanan & minuman )

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2017-2019?

3. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi untuk

perusahaan dalam meningkatkan laba bersih pada perusahaan manufaktur

(makanan & minuman ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2017-2019?

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini dapat diharapkan mendapatkan manfaat penelitian

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang dapat dijadikan

sebagai acuan dalam penelitian berikutnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang biaya pemasaran

Page 27: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

12

dan biaya produksi terhadap laba perusahaan Industri Barang Konsumsi

(Makanan & Minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-

2019.

2. Manfaat Akademis

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S1. Hasil penelitian ini

dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu ekonomi,

terkhususnya dibidang ilmu akuntansi. Dapat menambah wawasan kepada

penulis dan pembaca dalam mengenai pengaruh biaya pemasaran dan biaya

produksi dalam meningkatkan laba pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi

(Makanan & Minuman)

3. Manfaat Praktisi

a. Bagi Penulis

Dapat menambah pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

biaya pemasaran dan biaya produksi dan laba bersih. Memberikan pemahaman

mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya pemasaran dan biaya

produksi.

Page 28: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

13

b. Bagi Pembaca dan Universitas

Diharapkan dapat memberikan referensi kepada adik tingkat yang akan

sampai pada tahap penyusunan skripsi ditahun yang akan datang. Menambah

wawasan bagi pembaca tentang pengaruh biaya pemasaran dan biaya produksi

dalam perusahaan. Memberikan sumbangan penelitian dalam ilmu akuntansi

kepada Universitas dan sebagai referensi untuk selanjutnya. Memberikan

sumbangan kepada perpusatkaan universitas.

Page 29: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biaya

Biaya memiliki arti cost dan expense. (Dunia & Wasilah, 2009) mendefinisikan

biaya (cost) sebagai pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk

memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang, atau

mempunyai manfaat melebihi satu periode tahunan. Sedangkan biaya dalam artian

expense (beban) adalah semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk

menghasilkan suatu produk barang atau jasa (Rustami et al., 2014).

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu. Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi

untuk memperolah aktiva tetap (Mulyadi, 2009) . Biaya adalah pengorbanan yang

dilakukan untuk memproduksi suatu barang hingga dijual kepada konsumen.

Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaiana cara mencatat,

mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Disamping itu

akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga produk dari suatu produk

yang diproduksi dan dijual dipasar, baik guna memenuhi keinginan pemesan maupun

menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual (Bustami & Nurlela, 2006)

Page 30: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

15

2.2 Biaya Produksi

2.2.1. Pengertian Biaya Produksi

Dalam penyajian laporan laba rugi konvensional dapat ditemukan

pengelompokan biaya menurut fungsi organisasi, dimana suatu biaya terjadi. Secara

garis besar biaya dikelompokkan sebagai biaya pabrik dan biaya non pabrik. Biaya

pabrik juga disebut sebagai biaya manufaktur atau biaya produksi. Biaya produksi

merupakan komponen yang sangat penting dalam penuajian laporan laba rugi. Biaya

produksi di buat untuk mengetahui biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam

melakukan suatu produksi (Mulyadi, 2018).

Biaya produksi adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk yang

diperoleh, dimana didalamnya terdapat unsur – unsur biaya produk. Dapat disimpulkan

biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi yang

jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lainnya (Nafarin, 2009). Biaya

produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dilakukan ketika sedang dalam

proses produksi.

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah baha baku

menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 2009). Biaya produksi yaitu

semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan

bahan baku menjadi produk selesai (Supriyono, 2018). Biaya tersebut dapat meliputi

bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Page 31: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

16

2.2.2. Unsur-Unsur Biaya Produksi

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan

pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan

bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan

dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk (Badriyah, 2015).

Berdasarkan pengertian bahan baku tersebut, maka bisa dengan mudah

diartikan bahwa biaya bahan baku sendiri adalah biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan bahan baku hingga siap digunakan termasuk untuk biaya angkut,

penyimpanan, dan operasional.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan

pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya pada

produk tertentu yang dihasilkan perusahaan (Badriyah, 2015). Biaya tenaga

kerja langsung dapat juga dikatakan hal itu adalah biaya pekerjaan yang

dilakukan oleh para pekerja yang benar-benar membuat produk pada lini

produksi.

3. Biaya Overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung (Badriyah, 2015). Biaya overhead merupakan jenis

pengeluaran yang pada semua jenis perusahaan. Biaya ini memiliki peran yang

sangat penting pada kelangsungan hidup bisnis maupun perusahaan. Intinya

Page 32: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

17

biaya overhead adalah pengeluaran tambahan yang tidak berkaitan langsung

dengan proses bisnis atau produksi yang dilakukan.

2.2.3 Tujuan Produksi

Pada dasarnya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba dengan

memperoleh pendapatan dan membandingkannya dengan pengorbanan yang dilakukan

untuk mengetahui seberapa besar laba yang diperoleh diperlukan suatu ukuran yang

baik dari pendapatan maupun pengorbanan yang telah dilakukan.

Menurut Mulyadi (2018) beberapa tujuan biaya produksi adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menetapkan jumlah biaya produksi secara tepat.

2. Untuk membantu manajemen mengadakan pengendalian biaya yang tepat.

3. Untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek

2.3 Pengertian Biaya Pemasaran

Dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat

produk selesai dan disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali

dalam bentuk tunai (Mulyadi, 2018). Beban pemasaran atau biaya penjualan

merupakan biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ke

tangan konsumen (Syaifullah, 2014).

Biaya pemasaran dilakukan untuk memasarkan atau menginformasikan barang

dagangan agar dikenal oleh pembeli. Dengan demikian dapat menarik perhatian

pembeli. Biaya pemasaran dapat dikatakan biaya atau sejumlah pengorbanan yang

Page 33: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

18

dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran perusahaan

khususnya dalam hal pelaksanaan pemasaran. Setiap perusahaan mempunyai tujuan

untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui

usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat laba perusahaan. Usaha ini hanya

dapat dilakukan apabila perusahaan dapat meningkatkan penjualannya, melalui usaha

mencari dan membina langganan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat

dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi pemasaran yang tepat,

perusahaan harus berusaha mempengaruhi konsumen, untuk menciptakan permintaan

atas produk kemudian dipelihara dan dikembangkan. Pemasaran harus dilakukan

dengan efisien dan efektif agar sesuai dengan target yang telah di tentukan oleh

perusahaan sehingga biaya pemasaran terkendali (Daslim et al., 2019).

2.4 Pengelompokkan Biaya Pemasaran

1. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order getting cost), semua biaya yang

dikeluarkan dalam usaha memperoleh pesanan (Mulyadi, 2018). Contoh biaya

yang termasuk golongan ini adalah biaya gaji wiraniaga (sales person), komisi

penjualan, advertensi dan biaya promosi.

2. Biaya untuk memenuhi pesanan (prder filling cost), semua biaya yang

dikeluarkan untuk mengusahakan agar produk sampai ke tangan pembeli dan

biaya-biaya untuk mengumpulkan uang dari pembeli. Contoh biaya yang

termasuk golongan ini adalah biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan

pengiriman, biaya angkutan dan biaya penagihan.

Page 34: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

19

Menurut Mulyadi (2018) biaya pemasaran dapat juga digolongkan menurut

fungsi atau kegiatan pemasaran. Ini merupakan langkah awal dalam pengendalian

biaya-biaya pemasaran yaitu dengan mengelompokkan biaya-biaya tersebut menurut

fungsi atau kegiatannya sebagai berikut:

1. Fungsi Penjualan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan penjualan

suatu produk dari produsen ke konsumen. Contoh biaya ini adalah gaji

karyawan fungsi penjualan, bonus, komisi dan biaya perjalanan.

2. Fungsi Promosi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan

promosi yang dilakukan perusahaan. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan

fungsi promosi, biaya iklan (biaya brosur, pameran, hadiah), biaya demo dan

biaya contoh barang.

3. Fungsi Pergudangan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan

penyimpanan produk jadi sebelum produk tersebut sampai ke tangan konsumen.

Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan fungsi pergudangan, biaya

pemeliharaan gudang dan biaya sewa gudang.

4. Fungsi Pembungkusan dan Pengiriman adalah biaya-biaya yang berhubungan

dengan pembungkusan produk jadi dan pengiriman produk ke tangan

konsumen. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan fungsi pembungkusan dan

pengiriman, biaya bahan pembungkus dan biaya pengangkutan.

5. Fungsi Kredit dan Penagihan adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan

kegiatan pemantauan kemampuan keuangan pelanggan dan penagihan piutang

Page 35: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

20

dari pelanggan. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan bagian penagihan,

kerugian penghapusan piutang dan potongan tunai.

6. Fungsi Akuntansi Pemasaran adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan

pencatatan administrasi pemasaran. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan

fungsi akuntansi pemasaran dan biaya kantor.

2.5 Manfaat Analisis Biaya Pemasaran

Menurut Mulyadi (2018) manfaat analisis biaya pemasaran adalah sebagai

berikut:

1. Perencanaan dan pengarahan daerah usaha pemasaran dengan dilakukannya

analisis biaya pemasaran maka dapat diperoleh informasi yang diperlukan oleh

bagian pemasaran untuk merencanakan dan mengarahkan daerah usaha atau

kegiatan pemasaran serta mengarahkan pemasaran produk pada daerah

pemasaran yang memberikan laba yang tertinggi.

2. Pengendalian biaya pemasaran Dengan dilakukannya analisis biaya pemasaran,

biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan dapat didistribusikan pada setiap

fungsi pemasaran, sehingga pengendalian atas biaya-biaya tersebut lebih

mudah dilakukan dan juga setiap pusat laba dapat dianalisis kemampuannya

dalam menghasilkan laba.

3. Penentuan besarnya biaya dan pesanan Dengan dilakukannya analisis biaya

pemasaran maka besarnya biaya untuk tiap fungsi pemasaran akan lebih adil

dan teliti sehingga tidak mengakibatkan kerugiaan bagi perusahaan.

Page 36: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

21

4. Penentuan kemampuan produk dalam menghasilkan laba Dengan

dilakukannya analisis biaya pemasaran dari suatu produk maka dapat

menentukan profitabilitas dari tiap-tiap jenis produk serta membantu dalam

memperkirakan pengaruh perubahan produk dan metode penjualan produk

terhadap biaya dan laba.

2.6 Laba dan Tujuan Laba

2.6.1 Laba

Laba merupakan hal yang penting dan paling dasar dari ikhtisar keuangan yang

memiliki beberapa kegunaan. Setiap perusahaan akan berusaha untuk memperoleh laba

yang maksimal, sebab setiap laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. laba merupakan hal yang sangat

penting dan merupakan pertanggungjawaban kepada perusahaan. Laba menentukan

keberlangsungan perusahaan.

Laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai

alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam

menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan

laba maupun kejadian ekonomi unit usaha lainnya di masa yang akan datang, dasar

dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan unit usaha, serta sebagai

dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja unit usaha (Harahap, 2005).

Hampir semua perusahaan yang target tujuan utamanya adalah untuk

mendapatkan laba. Laba menjadi salah satu tolak ukur bagi perusahaan. Apakah

Page 37: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

22

perusahaan tersebut mengalami kerugian atau malah mengalami peningkatan

pendapatan yaitu laba tersebut. Laba juga sebagai penentu dalam kelangsungan hidup

organisasi perusahaan tersebut dan dapat memberikan kemampuan untuk memberikan

dividen yang memuaskan dan sebagai pertanggungjawaban kepada para pemegang

saham (Rustami et al., 2014).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan laba adalah kelebihan

pendapatan di atas biaya-biaya atau merupakan selisih lebih antara pendapatan atas

beban-beban dalam suatu periode tertentu. Laba juga menjadi faktor yang sangat

berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan serta mengembangkan perusahaan.

Laba sebagai salah satu faktor dalam meningkatkan kualitas perusahaan dan sebagai

pertanggungjawaban.

2.6.2 Tujuan Laba

Menurut Anis dan Imam (2013) tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut:

1. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan

yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.

2. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak

4. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.

5. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

7. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran

Page 38: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

23

8. Sebagai dasar pembagian deviden

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Laba

Menurut Nafarin (2009) faktor yang mempengaruhi laba sebagai berikut:

1. Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik dalam bentuk uang tunai maupun

barang yang diterima oleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa kepasa

pelanggan.

2. Beban

Beban adalah semua yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan

target atau tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Biaya

Biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi dan

mempengaruhi harga jual produk tersebut sesuai dengan apa yang dikeluarkan.

4. Untung dan Rugi

Dikatakan untung jika terjadi peningkatan penjualan yang mempengaruhi juga

pendapatan mengalami kenaikan. Sedangkan, dikatakan rugi jika terjadi

penurunan penjualan dan berdampak terhadap kerugian.

5. Penghasilan

Penghasilan adalah pendapatan serta keuntungan setelah dikurangi dengan total

beban dan kerugian.

Page 39: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

24

2.8 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO NAMA

dan

TAHUN

JUDUL Variabel

PENELITIAN

HASIL

PENELITIAN

1 Ferren

Daslim,

Sunarji

Harahap,

Elidawati

( 2019)

Pengaruh

Biaya Produksi

Dan Biaya

Pemasaran

Terhadap Laba

Pda PT.

Sumatera

Hakarindo

Medan

Independen:

Biaya Produksi

Biaya Pemasaran

Dependen:

Laba Perusahaan

Biaya produksi

secara parsial

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap laba pada

PT Sumatera

Hakarindo Medan

Biaya pemasaran

secara parsial

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap laba pada

PT Sumatera

Harindo Medan

Biaya produksi dan

Biaya pemasaran

secara simultan

berpengaruh

terhadap laba pada

PT Sumatera

Hakarindo (Daslim

et al., 2019)

2 Khairul

Anwar

Rambe

(2017)

Pengaruh

Biaya Produksi

Terhadap Laba

Bersih Pada

PT. Arwana

Citramulia Tbk

Independen:

Biaya Produksi

Dependen:

Laba Bersih

Perusahaan

Hasil penelitian

tersebut bahwa

variabel biaya

produksi

berpengaruh positif

terhadap laba bersih

perusahan (Khairul

Anwar Rambe,

2017)

Page 40: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

25

3 Aditya

Achmad

Fathony

dan

Yulianti

Wulandari

(2020)

Pengaruh

Biaya Produksi

Dan Biaya

Operasional

Terhadap Laba

Bersih Pada PT

Perkebunan

Nusantara VIII

Independen:

Biaya Produksi

Biaya Operasional

Dependen:

Laba Bersih

Perusahaan

Dalam penelitian

tersebut dinyatakan

bahwa Biaya Produksi secara

parsial tidak

berpengaruh

signifikan terhadap laba bersih PT

Perkebunan

Nusantara VIII Periode 2011-2017

Biaya operasional

secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap

laba bersih PT

Perkebunan

Nusantara VIII periode 2011-2017.

(Fathony &

Wulandari, 2020)

4 Felicia

dan

Robinhot

Gultom

(2018)

Pengaruh

Biaya

Produksi,

Biaya Kualitas

Dan Biaya

Promosi

Terhadap Laba

Bersih Pada

Perusahaan

Manufaktur

Yang Terdaftar

Di Bursa Efek

Indonesia

Periode 2013-

2015

Independen:

Biaya Produksi

Biaya Kualitas

Biaya Promosi

Dependen:

Laba Bersih

Biaya produksi di

tahun 2014

meningkat dan

mempengaruhi laba

bersih yang

dihasilkan bila

dibandingkan

dengan tahun 2013.

Biaya produksi di

tahun 2015 menurun

dan sejalan dengan

laba bersih yang

mengalami

peningkatan. Biaya

pemasaran di tahun

2013, 2014 dan 2015

sejalan dengan laba

bersih yang

dihasilkan. (Felicia

& Gultom, 2018)

Page 41: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

26

5 Masta

Sembiring

dan Siti

Aisyah

Siregar

(2016)

Pengaruh

Biaya Produksi

Dan Biaya

Pemasaran

Terhadap Laba

Bersih Pada

Perusahaan

Manufaktur

Sub Barang

Konsumsi

Yang Terdaftar

Di Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2011-

2016

Independen:

Biaya Produksi

Biaya Pemasaran

Dependen:

Laba Bersih

Dari penelitian

tersebut dapat

disimpulkan Biaya

Produksi

berpengaruh Positif

signifikan terhadap

laba bersih dengan

nilai 0,025 < 0,05

dan Biaya

Pemasaran

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap laba bersih

dengan nilai 0,000 <

0,05. (Sembiring &

Siregar, 2018)

6 Sander

van Triest

&

Maurice J.

G. Bun &

Erik M.

van Raaij

&

Maarten J.

A.

Vernooij

(2009)

The impact of

customer-

specific

marketing

expenses on

customer

retention and

customer

profitabiliti

Independen :

Biaya Pemasaran

Dependen:

Laba

Penelitian ini

membahas dampak

biaya pemasaran

terhadapa profit.

Peneliti

menganalisis data

tingkat tingkat

pelanggan pada

aktivitas

penjualan,pemasaran

. Analisis data panel

menyimpulakan

biaya pemasaran

yang ditargetkan

tidak secara

langsung

menghasilkan

tingkat referensi dan

profit yang tinggi.

(Van Triest et al.,

2009)

Page 42: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

27

7 Prabir

Basu

(2008)

Analysis of

Manufacturing

Costs in

Pharmaceutical

Companies

Independen:

Biaya Produksi

Dependen:

Laba

Dari hasil penelitian

tersebut, bahwa

terdapat perbedaan

yang signifikan

antara 3 kategori

yaitu, pengemasan,

obat dan

bioteknologi memiki

masing-masing

biaya pendapatan

mereka dan biaya

produksi. (Basu et

al., 2008)

Sumber : Data diolah oleh Peneliti

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Pengaruh Biaya Pemasaran Terhadap Laba Bersih Perusahaan

Biaya pemasran dapat diartikan biaya atau sejumlah pengorbanan yang

dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran. Setiap perusahaan

mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya

dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat laba bersih

perusahaan ((Felicia & Gultom, 2018). Suatu pemasaran yang tepat, akan sangan

membantu penjualan yang akhirnya membantu pula perkembangan perusahaan

(Mursid, 2016).

Pada penelitian Masta & Siti (2016), ditemukan bahwa biaya pemasaran

memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada

pengaruh terhadap laba bersih perusahaan. Hal ini juga terlihat dalam penelitian Felicia

Page 43: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

28

& Gultom (2018) yang menunjukkan taraf signifikan yang lebih kecil dari 0,05 atau

0,000 yang artinya biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan.

2.9.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Perusahaan

Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku

menjadi produk yang dpagt dijual. Menggunakan biaya produksi secara efektif dapat

dilakukan perusahaan agar tidak terjadi pemborosan. Biaya produksi akan

diperlakukan sebagai beban atas pendapatan untuk tujuan penentuan laba-rugi periodik

apabila produk yang bersangkutan terjual (Harnanto, 2017). Dapat disimpulkan biaya

produksi adalah biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi yang jumlahnya

lebih besar dibandingkan dengan jenis biaya lainnya (Nafarin, 2009).

Pada penelitian Felicia & Gultom (2018), ditemukan dengan taraf signifikan

yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa berpengaruh terhadap laba

bersih perusahaan.

Page 44: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

29

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Industri Makanan dan Minuman yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Biaya

Pemasaran

(X1)

Biaya

Produksi

(X2)

Laba Bersih

(Y)

Analisis Regresi Linear Berganda

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinieritas

3. Uji Heteroskedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Statistik

Deskriptif

Uji Hipotesis

1. Uji t

2. Uji F

3. Koefisien Determinasi

Page 45: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

30

2.10 Model Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh Biaya Pemasaran dan

Biaya Produksi terhadap meningkatkan laba bersih pada industri barang konsumsi

(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-

2019. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka model penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

Model Penelitian

H1

H2

H3

Keterangan : Pengaruh Secara Parsial

Pengaruh Secara Simultan

BIAYA

PRODUKSI

(X2)

BIAYA

PEMASARAN

(X1)

LABA BERSIH

(Y)

Page 46: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

31

2.11 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan model penelitian di atas, maka hipotesis yang dirumuskan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Biaya Pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan

H2 : Biaya Produksi berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan

H3 : Biaya pemasaran dan biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih

perusahaan

Page 47: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kuantitatif. Data

kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara

langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah

atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek

penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Dimana data sekunder adalah yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari

objek atau subjek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan laporan

posisi keuangan tahunan pada masing-masing perusahaan manufaktur (makanan &

minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2019. Sumber

data yang diolah berasal dari situs resmi www.idx.co.id.

3.2 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang konsumsi (makanan &

minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Jumlah populasi

dalam penelitian ini sebanyak 30 perusahaan yang ditampilkan pada tabel 3.1 berikut

ini:

Page 48: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

33

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

NO KODE Nama Emiten

1 ADES Akasha Wira International Tbk

2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

3 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

4 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk

5 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk

6 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk

7 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

8 CLEO Sariguna Primatirta Tbk

9 COCO Wahana Interfood Nusantara Tbk

10 DLTA Delta Djakarta Tbk

11 FOOD Sentra Food Indonesia Tbk

12 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk

13 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk

14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

15 IIKP Inti Agri Resources Tbk

16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

17 KEJU Mulia Boga Raya Tbk

18 MGNA Magna Investama Madiri Tbk

19 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

20 MYOR Mayora Indah Tbk

21 PANI Pratama Abadi Nusa Industri Tbk

22 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk

23 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

24 PSGO Palma Serasih Tbk

Page 49: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

34

25 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

26 SKBM Sekar Bumi Tbk

27 SKLT Sekar Laut Tbk

28 STTP Siantar Top Tbk

29 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

30 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

3.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sampel yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini harus sesuai dan mewakili

populasi secara menyeluruh. Teknik pemilihan sampel adalah teknik nonprobability

sampling. Nonprobability sampling yang digunakan pada pengambilan sampel ini

adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2017).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri barang konsumsi

(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai

berikut:

1. Semua Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2017-2019.

2. Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang tidak

konsisten terdaftar berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi (Makanan

& Minuman) dan tidak mempublikasikan laporan keuangan (Suspensi) pada

periode tahun 2017-2019

Page 50: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

35

3. Perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang tidak

menyajikan data lengkap mengenai variabel yang diteliti pada periode tahun

2017-2019

Proses purposive sampling dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2

berikut ini:

Tabel 3.2

Proses Purposive Sampling Penelitian

No Purposive Sampling Jumlah

1 Semua perusahaan Industri Barang Konsumsi (Makanan

& Minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode tahun 2017-2019

30

2 Dikurangi perusahaan yang tidak konsisten terdaftar

berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi

(Makanan & Minuman) dan tidak mempublikasikan

laporan keuangan pada periode tahun 2017-2019

(13)

3 Dikurangi perusahaan yang tidak menyajikan data

lengkap mengenai variabel yang diteliti pada periode

tahun 2017-2019

(0)

Jumlah 17

Pengamatan data selama 3 tahun (2017-2019) 51

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Terdapat 13 perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang

tidak konsisten terdaftar berturut-turut dalam Industri Barang Konsumsi (Makanan &

Minuman) dan tidak mempublikasikan laporan keuangan (Suspensi) pada periode

tahun 2017-2019, diantaranya perusahaan AISA terkena suspensi tahun 2018

dikarenakan tidak membayar denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan,

Page 51: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

36

2 perusahaan terdaftar pada tahun 2018, 4 perusahaan terdaftar pada tahun 2019 dan 6

perusahaan yang pindahan dari sektor lain, maka terdapat 17 perusahaan yang dapat

dijadikan sampel penelitian ini seperti yang disajikan pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

1 ALTO Tri Banyan Tirta Tbk

2 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk

3 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

4 CLEO Sariguna Primatirta Tbk

5 DLTA Delta Djakarta Tbk

6 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

9 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

10 MYOR Mayora Indah Tbk

11 PCAR Prima Cakrawala Abadi Tbk

12 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

14 SKBM Sekar Bumi Tbk

15 SKLT Sekar Laut Tbk

16 STTP Siantar Top Tbk

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Page 52: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

37

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Studi pustaka adalah metode yang dilakukan

dengan membaca, memahami dan mengolah dan referensi yang berhubungan dengan

topik penelitian dengan cara mempelajari buku yang berkaitan dengan penelitian,

membaca jurnal, artikel yang berkaitan dan penelitian terdahulu. Studi dokumentasi

adalah dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji suatu data seperti catatan-

catatan dan dokumen perusahaan. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data

dengan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan industri barang konsumsi

(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Data

diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2017). Variabel independen atau bebas dalam

penelitian ini adalah biaya pemasaran dan biaya produksi.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel dependen merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen

Page 53: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

38

(Sugiyono, 2017). Variabel dependen atau terikat dalam penelitian ini adalah laba

perusahaan.

Tabel 3.4

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Pengukuran Skala

Dependen

Laba Bersih

(Y)

Variabel dependen yang

digunakan dalam

penelitian ini adalah laba

bersih perusahaan. Laba

operasi ditambah

pendapatan dikurangi

biaya dan pajak

pengahsilan (Felicia &

Gultom, 2018).

Laba Bersih = Laba

sebelum pajak – Pajak

Penghasilan

Rasio

Independen

Biaya

Pemasaran

(X1)

Biaya Pemasaran Dalam

arti luas biaya pemasaran

meliputi semua biaya

yang terjadi sejak saat

produk selesai dan

disimpan dalam gudang

sampai produk tersebut

diubah kembali dalam

bentuk tunai (Mulyadi,

2018).

Biaya Pemasaran = Biaya

Iklan + Biaya Promosi

Penjualan + Biaya

Personal Selling

Rasio

Biaya Produksi

(X2)

Biaya produksi adalah

semua biaya yang

berkaitan dengan produk

yang diperoleh, dimana

didalamnya terdapat

unsur biaya produk.

Dapat disimpulkan biaya

produksi adalah biaya-

biaya yang digunakan

dalam proses produksi

yang jumlahnya lebih

besar dibandingkan

dengan jenis biaya

lainnya (Nafarin, 2009).

Biaya Produksi = Biaya

Bahan Baku Langsung +

Biaya Tenaga Kerja

Langsung + Biaya

Overhead Pabrik

Rasio

Sumber: Data diolah oleh peneliti

Page 54: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

39

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2017). Untuk menganalisis data penelitian ini menggunakan

alat Statistical Package For Social Sciences (SPSS) versi 25. SPSS merupakan aplikasi

untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik untuk statistik

parametrik maupun non parametrik dengan basis window (Ghozali, 2018). Metode

analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini statistik deskriptif, uji asumsi

klasik, dan analisis regresi linear berganda serta uji hipotesis.

3.7 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan teknis analisis yang bertujuan untuk memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnwss atau kemencengan

distribusi (Ghozali, 2018). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan nilai rata-rata, standar deviasi. Penelitian ini menggunakan statistik

deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai biaya pemasaran dan biaya produksi

dan laba bersih pada perusahaan.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Page 55: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

40

3.8.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik (Ghozali, 2018).

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara dua observsi dengan distribusi

yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data

residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2018).

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Uji statistik yang

dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2018).

3.8.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Menurut Ghozali (2018) untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dengan melihat :

Page 56: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

41

1. Nilai tolerance dan lawannya

2. Variance inflation factor (VIF). Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki

nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam

model regresi.

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas menggunakan uji Scatter Plot dan uji Glejser. Uji Scatter

Plot dengan dasar analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang menandakan

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas tetapi jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas. Uji glejser digunakan untuk meregres nilai absolut residual

terhadap variabel independen dengan persamaan regresi: | Ut| = α + ßXt + vt Jika

variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka

ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikannya antara variabel

independen dengan absolut residual di atas 5% (0,05) maka model regresi tidak terjadi

heteroskedastisitas .

Page 57: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

42

3.8.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t1 (sebelumnya). Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, biasanya dijumpai pada data time

series (Sunyoto, 2012).

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin-Watson(DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 ( DW < -2)

2. Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 <

Dw < +2

3. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas +2 atau DW > +2

3.9 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis yang digunakan

untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2018). Model regresi linear berganda yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Page 58: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

43

Dimana:

Y = Laba Bersih

X1 = Biaya Pemasaran

X2 = Biaya Produksi

b1 = Koefisien regresi pada Biaya Pemasaran

b2 = Koefisien regresi pada Biaya Produksi

a = Konstanta

e = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian/variabel

pengganggu

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Uji t

Uji t adalah untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen

lainnya konstan (Ghozali, 2018). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

1. Jika t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) < 0,05 maka variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) > 0,05 maka variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.10.2 Uji F

Uji F adalah untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Untuk menguji apakah terdapat

Page 59: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

44

pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel dependen dan independen secara

simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika F hitung > F tabel atau P value < a (0,05) maka Ha diterima. Hal ini berarti

bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel atau P value > a (0,05) maka Ha ditolak. Hal ini berarti

bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kelemahan

mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

Page 60: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ialah teknis analisis yang bertujuan buat memberikan

gambaran ataupun deskriptif sesuatu informasi yang dilihat dari nilai rata- rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis serta skweness

ataupun kemencengan distribusi (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, statistik

deskriptif yang digunakan ialah standar deviasi, nilai rata-rata (mean), maksimum dan

minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi biaya

pemasaran dan biaya produksi sebagai variabel independen dan laba bersih sebagai

variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:

Page 61: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

46

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian pada Industri Barang Konsumsi

(Makanan & Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

b.pemasaran 51 210,6 848,9 109,5 209,9

b.produksi 51 458,7 533,8 650,1 129,2

Lababersih 51 370,9 590,2 883,9 159,1

Valid N

(listwise) 51

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Keterangan:

B.Pemasaran (X1) = Biaya Pemasaran

B.Produksi (X2) = Biaya Produksi

LabaBersih (Y) = Laba Bersih

Tabel 4.1 menampilkan bahwa jumlah data yang terdapat dalam penelitian ini

sebanyak 51 data. Penjelasan mengenai standar deviasi, nilai rata-rata (mean),

maksimum dan minimum dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel Biaya Pemasaran (X1) dalam penelitian ini merupakan variabel

independen atau variabel bebas. Berdasarkan hasil penelitian variabel biaya

pemasaran memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar

210,6 dan 848,9. Nilai rata-rata (mean) variabel biaya pemasaran adalah sebesar

109,5 dengan standar deviasi sebesar 209,9. Perusahaan dengan nilai biaya

pemasaran tertinggi adalah Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019,

Page 62: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

47

sedangkan nilai terendah adalah perusahaan Prima Cakrawala Abadi Tbk pada

tahun 2019.

b. Variabel Biaya Produksi (X2) dalam penelitian ini merupakan variabel

independen atau variabek bebas. Berdasarkan hasil penelitian variabel biaya

produksi memiliki nilai minimum dan maksimum masing-masing sebesar

458,7 dan 533,8. Nilai rata-rata (mean) variabel biaya produksi adalah 650,1

dengan standar deviasi sebesar 129,2. Perusahaan dengan nilai biaya produksi

tertinggi adalah Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019, sedangkan

nilai terendah adalah perusahaan Prima Cakrawala Abadi Tbk pada tahun 2019.

c. Laba Bersih dalam penelitian ini merupakan variabel dependen atau variabel

terikat. Berdasarkan hasil penelitian variabel laba bersih memiliki nilai

minimum dan maksimum masing-masing sebesar 370,9 dan 590,2. Nilai rata-

rata (mean) variabel laba bersih adalah 883,9 dengan standar deviasi sebesar

159,1. Perusahaan dengan nilai laba bersih tertinggi adalah Indofood Sukses

Makmur Tbk pada tahun 2019, sedangkan nilai terendah adalah perusahaan

Prima Cakrawala Abadi Tbk pada tahun 2017.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau resudial memiliki distribusi normal (Ghozali, 2018). Model regresi

yang baik seharusnya memiliki residu yang terdistribusi secara normal. Dalam

Page 63: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

48

penelitian ini, uji normalitas dideteksi dengan menggunakan uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Kriteria yang digunakan dengan dua arah (two tailed test),

yaitu dengan membandingkan probabilitas (p value) yang diperoleh dengan nilai

signifikansi sebesar 0,05. Jika p value > 0,05 maka data dapat dikatkan berdistribusi

normal. Hasil pengujian menggunakan program SPSS 23 yang disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov pada Industri Barang

Konsumsi (Makanan & Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation

214,9

Most Extreme

Differences

Absolute ,115

Positive ,115

Negative -,081

Kolmogorov-Smirnov Z ,822

Asymp. Sig. (2-tailed) ,508

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa residual dalam model regresi

sudah terdistribusi secara normal dikarenakan nilai probabilitas (p value) yang

dihasilakan yaitu sebesar 0,508 lebih besar dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Dengan

Page 64: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

49

demikian dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi dengan normal dan model

regresi dapat dilanjutkan.

4.1.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas di dalam model

regresi dapat dideteksi dengan melihat tolerance value dan Varience Inflation Factor

(VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas (Ghozali, 2018). Hasil pengujian menggunakan program SPSS 23

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &

Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toler

ance VIF

1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322

B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000 ,103 9,674

B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118 ,103 9,674

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dalam model regresi yang

dibentuk tidak ditemukan adanya masalah multikolinieritas pada variabel penelitian.

Sesuai dengan acuan apabila nilai tolerance lebih besar daripada 0,10 dan nilai VIF

Page 65: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

50

lebih kecil dari 10 maka terdapat multikolinieritas antar variabel bebas dalam regresi.

Dengan demikian model regresi untuk terbebas dari masalah multikolinieritas telah

terpenuhi.

4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2018). Dalam

pengujian heteroskedastisitas dalam penelitain ini meggunakan uji scatter plot, dimana

jika grafik terlihat menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola dan menyebar

dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y maka dapat diakatakan tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada model regresi.

Hasil uji heteroskedastisitas dari penelitain ini dengan menggunakan uji scatter

plot dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Page 66: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

51

Gambar 4.1

Grafik Scatter Plot

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Gambar 4.1 menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas dengan scatterplot, dapat

terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat

korelasi anatara kesalahan penggangu periode t dengan kesalahan penggangu pada

periode t-1 (Ghozali, 2018). Uji autokorelasi penelitian ini menggunakan Durbin

Watson test dengan Sunyoto (2012) yang menyebutkan bahwa Durbin Watson lebih

besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < DW < +2) maka tidak terjadi autokorelasi

Page 67: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

52

dalam model regresi tersebut. Hasil uji autokorelasi dari penelitian ini dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman)

yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,948a ,899 ,895 219,34 ,747

a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt

b. Dependent Variable: LABABERSIHt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson yang didapat adalah

sebesar 0,747 dimana nilai tersebut lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < DW

< +2), sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression)

Analisis regresi linear berganda merupakan metode analisis yang digunakan

untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2018). Model regresi linear berganda yang digunakan dalam

penelitain sebagai berikut:

Y = 𝛼 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2 + e

Page 68: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

53

Keterangan:

Y = Laba Bersih

𝛼 = Koefisien konstanta

𝛽 = Koefisien regresi

X1 = Biaya Pemasaran

X2 = Biaya Produksi

e = Standard error

Tabel 4.5

Hasil Regresi Linear Berganda pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &

Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322

B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000

B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Persamaan regrsi linear berganda yang menjelaskan pengaruh biaya pemasaran

terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang

terdaftar di BEI pada periode 2017-2019 adalah sebagai berikut:

Y = 𝛼 + 𝛽1X1 + 𝛽2X2 + e

Laba Bersih = 43361,077 + 0,645 Biaya Pemasaran + 0,084 Biaya Produksi + e

Page 69: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

54

Interpretasi dari persamaan regresi pada tabel 4.5 diatas adalah sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 4336,077 memberikan arti bahwa tanpa ada pengaruh dari

biaya pemasaran (X1) dan biaya produksi (X2) maka nilai laba bersih (Y) pada

perusahaan sebesar 4336,077.

b. Koefisien regresi variabel biaya pemasaran (X1) sebesar 0,645 memberikan arti

bahwa biaya pemasaran (X1) berpengaruh yang menunjukkan bahwa setiap

terjadinya peningkatan nilai biaya pemasaran dan variabel independen lainnya

diasumsikan konstan, diprediksikan akan menaikkan nilai laba bersih sebesar

0,645.

c. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X2) sebesar 0,084 memberikan arti

bahwa biaya produksi (X2) berpengaruh yang menunjukkan bahwa setiap

terjadinya peningkatan nilai biaya produksi dan variabel independen lainnya

diasumsikan konstan, diprediksikan akan menaikkan nilai laba bersih sebesar

0,084.

4.1.4 Pengujian Hipotesis

4.1.4.1 Uji t

Uji t adalah untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen

lainnya konstan (Ghozali, 2018). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai

berikut:

Page 70: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

55

1. Jika t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) < 0,05 maka variabel

independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (a = 5%) > 0,05 maka variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil pengujian menggunakan SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Uji Signifikansi t pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman) yang

Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322

B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000

B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Nilai t tabel adalah sebagai berikut:

t tabel = t (𝛼/2 ; n – k – 1)

= t (0,05/2 ; 51 – 2 – 1)

= t (0,025 ; 48 )

= 2,01063

Page 71: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

56

a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa untuk pengaruh X1 terhadap Y

dengan nilai t hitung sebesar 5,131 > t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antara X1 (biaya pemasaran) terhadap Y (laba bersih)

pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI

pada tahun 2017-2019.

b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa untuk pengaruh X2 terhadap Y

dengan nlai t hitung sebesar 1,591 < t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi

sebesar 0,118 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara X2 (biaya produksi) terhadap Y (laba

bersih) pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di

BEI pada tahun 2017-2019.

4.1.4.2 Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama

atau simultan terhadap variabel independen (Ghozali, 2018). Untuk menguji apakah

terdapat pengaruh yang signifikan atau tidak antara variabel dependen dan independen

secara simultan, maka digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut:

Page 72: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

57

1. Jika F hitung > F tabel atau P value < a (0,05) maka Ha diterima. Hal ini berarti

bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika F hitung < F tabel atau P value > a (0,05) maka Ha ditolak. Hal ini berarti

bahwa secara simultan kedua variabel independen dalam penelitian ini tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil

pengujian menggunakan program SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) pada Industri Barang Konsumsi (Makanan &

Minuman) yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2062,96 2 1031,48 214,395 ,000b

Residual 230,93 48 481,11

Total 2293,89 50

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

b. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Nilai F tabel adalah sebagai beikut :

F tabel = F (k ; n – k )

= F (2 ; 51 – 2 )

= F (2; 49)

= 3.19

Page 73: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

58

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa untuk pengaruh X1, X2 secara

simultan terhadap Y dengan nilai F hitung sebesar 214,395 > F tabel 3.19 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan antara X1 (biaya pemasaran), X2 (biaya produksi)

secara simultan terhadap Y (laba bersih) pada industri barang konsumsi (makanan &

minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019.

4.1.4.3 Koefisien Determinasi

Koefisen determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018). Hasil pengujian

menggunakan program SPSS 23 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi pada Industri Barang Konsumsi (Makanan & Minuman)

yang Terdaftar di BEI Periode 2017-2019

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,948a ,899 ,895 219343,03484

a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt

Sumber: Hasil olah data menggunakan program SPSS 23

Berdasarkan tabel 4.8 di atas besarnya adjusted R2 square adalah 0,895, hal ini

berarti 89,5 % variasi laba bersih dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel

independen yaitu biaya pemasaran dan biaya produksi. Sedangkan sisanya (100% -

89,5% = 10,5) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model.

Page 74: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

59

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini menguji pengaruh biaya pemasaran ( X1) dan biaya produksi

(X2) terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) pada

periode 2017-2019. Berikut diuraikan pembahasan mengenai masing-masing hipotesis.

4.2.1 Pengaruh Biaya Pemasaran dan Biaya Produksi terhadap Laba Bersih

Hasil pengujian menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel dimana 214,395 >3.19 dan

nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa H3 diterima

karena variabel biaya pemasaran dan biaya produksi secara bersama-sama atau

simultan berpengaruh terhadap laba bersih pada industri barang konsumsi (makanan &

minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feren Daslim

dkk (2019) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran dan biaya produksi berpengaruh

secara simultan terhadap laba bersih. Feren Daslim dkk (2019) mengenai biaya

pemasaran dilihat dari besarnya nilai koefisien regresi dan nilai signifikansi dapat

diketahui bahwa variabel biaya pemasaran lebih dominan berpengaruh terhadap laba

bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI

pada tahun 2017-2019.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya

Achadmad Fathony dan Yulianti Wulandari (2020) yang menyatakan bahwa biaya

pemasaran dan biaya produksi berpengaruh secara simultan berpengaruh terhadap laba

Page 75: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

60

bersih perusahaan. Biaya pemasaran yang dilakukan dengan optimal akan dapat

meningkatkan laba bersih.

Hasil penelitian ini menunjukkan biaya pemasaran dan biaya produksi

berpengaruh secara simultan atau bersama-sama dikarenakan dalam penggunaan biaya

pemasaran dan biaya produksi dilakukan dengan efisien. Perusahaan melakukan

strategi yang baik dan benar dalam tujuannya yaitu untuk meningkatkan laba bersih

perusahaan. Strategi yang dilakukan dengan cara meminimalisir pemborosan yang

terjadi. Menghentikan kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang meningkatkan laba

bersih perusahaan.

4.2.2 Pengaruh Biaya Pemasaran terhadap Laba Bersih

Nilai thitung variabel biaya pemasaran terhadap laba bersih, t hitung sebesar

5,131 > t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih

pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI pada tahun

2017-2019.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Feren Daslim

dkk (2019) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih.

Perusahaan yang melakukan pemasaran dengan baik dan dapat menekan biaya-biaya

pemasaran sehingga tidak berlebihan memberikan keuntungan pada perusahaan

tersebut. Adapun biaya pemasaran yang dilakukan secara umum yaitu, iklan, promosi,

perjalanan dinas. Untuk dapat bersaing perusahaan melakukan promosi dengan

Page 76: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

61

menggunakan iklan yang dimasukkan ke biaya pemasaran. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa biaya pemasaran yang dilakukan dapat meningkatkan kenaikan laba bersih,

dikarenakan segala biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan pemasaran

adalah tujuan utamanya untuk menunjang kegiatan penjualan, sehingga demikian biaya

pemasaran yang dikeluarkan menyebabkan peningkatan volume penjualan yang

akhirnya mempengaruhi kenaikan laba bersih. Biaya pemasaran naik diharapkan laba

bersih akan naik dan sebaliknya jika biaya pemasaran turun maka laba bersih akan

turun.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masta

Sembiring dan Siti Aisyah Siregar (2018) yang menyatakan bahwa biaya pemasaran

berpengaruh positif dan signfikan terhadap laba bersih perusahaan. Biaya pemasaran

dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan laba bersih

pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di

BEI pada periode 2017-2019.

Hasil penelitian menyatakan bahwa biaya pemasaran berpengaruh terhadap

meningkatkan laba bersih. Bukti ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh

perusahaan sudah baik dan benar dan juga dalam penggunaan biaya sudah efisien

dilakukan dalam pemasaran. Efisien yang dimaksudkan yaitu tidak terjadinya

pemborosan dalam biaya pemasaran dan dilalukan kegiatan-kegiatan yang memang

sesuai dengan pemasaran. Salah satu contoh yang mendorongnya biaya pemasaran

berpengaruh dalam meningkatkan laba bersih yaitu promosi dan iklan.

Page 77: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

62

Perusahaan melakukan promosi dan iklan agar banyak yang mengenal produk

perusahaan tersebut di masyarakat umum. Perusahaan industri barang konsumsi

(makanan & minuman) harus melakukan promosi dan iklan jika tidak melakukan hal

tersebut tidak ada masyarakat yang mengenal produk dari perusahaan tersebut. Jika

banyak yang mengenal produk tersebut akan banyak menarik perhatian pembeli.

Pembeli yang banyak membeli produk tersebut pada akhirnya akan meningkatkan laba

bersih perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih

Nilai thitung variabel biaya produksi terhadap laba bersih, t hitung sebesar 1,591

< t tabel 2,01063 dan nilai signifikansi sebesar 0,118 > 0,05. dapat disimpulkan bahwa

H2 ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara biaya produksi terhadap laba

bersih pada industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI

pada tahun 2017-2019. Biaya produksi tidak terdapat pengaruh terhadap laba bersih

perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aditya

Achadmad Fathony dan Yulianti Wulandari (2020) yang menyatakan bahwa biaya

produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan. Artinya setiap kenaikan

atau penurunan biaya produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih sebab itu biaya

produksi belum mampu memberikan pengaruh yang baik untuk laba bersih pada

perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI

pada tahun 2017-2019.

Page 78: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

63

Hasil penelitian ini juga di dukung sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Mulyana, 2017) yang menyatakan bahwa biaya produksi tidak berpengaruh

terhadap laba bersih. Biaya produksi diharapkan dapat lebih memaksimalkan agar lebih

berperan dan berpengaruh dalam meningkatkan laba bersih perusahaan dan

menggunakan strategi yang baik dan benar.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa biaya produksi tidak berpengaruh dalam

meningkatkan laba bersih. Hal itu terjadi karena tidak dilakukannya strategi yang baik

dan benar dalam biaya produksi dan tidak efisiennya biaya yang dilakukan dalam biaya

produksi. Biaya produksi terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik.

Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal bahan baku salah satunya

pemborosan bahan baku yang berlebihan. Pembelian bahan baku dan penyimpanan

persediaan yang berlebihan akan menyebabkan laba bersih yang turun dan pastinya

akan mengeluarkan banyak biaya yang digunakan sehingga tidak efisien. Sebaiknya

biaya tersebut digunakan untuk keperluan lain yang menunjang kegiatan produksi. Jika

bahan baku digunakan dengan efisien akan menambah volume produk untuk dijual.

Jika volume produksi meningkat akan meningkatkan laba bersih perusahaan.

Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal tenaga kerja langsung salah

satunya biaya tenaga kerja yang berlebihan yang digunakan oleh perusahaan. Biaya

tenaga kerja langsung yang digunakan tidak sesuai dengan kinerja pegawai tersebut.

Pemborosan biaya tenaga kerja langsung sebaiknya diminimalisir dan biaya tersebut

digunakan untuk kegiatan yang menunjang laba bersih perusahaan.

Page 79: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

64

Tidak berpengaruhnya biaya produksi dalam hal biaya overhead pabrik salah

satunya yaitu penggunaan mesin dan peralatan dengan tidak efisien. Biaya overhead

pabrik yang terlalu boros akan mengurangi laba bersih. Sebaiknya penggunaan mesin

dan peralatan lainnya digunakan untuk memproduksi sehingga dihasilkan volume

produksi yang sesuai dengan target perusahaan tersebut. Biaya produksi belum optimal

dan belum mampu memberikan pengaruh yang baik untuk laba bersih.

Page 80: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

65

Hasil pengujian hipotesis dengan uji F dan uji T di atas, dapat diringkas seperti

pada tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9

Kesimpulan Hipotesis

Hipotesis Hasil Uji F Hasil Uji t Kesimpulan

Fhitung Ftabel thitung ttabel

H1:

Pengaruh biaya

pemasaran

terhadap laba

bersih perusahan

5,131 2,01063 thitung > ttabel

yang

menyatakan

bawa H1

diterima

H2:

Pengaruh biaya

produksi terhadap

laba bersih

perusahaan

1,591 2,01063 thitung < ttabel

yang

menyatakan

bahwa H2

ditolak

H3:

Pengaruh biaya

pemasaran dan

biaya produksi

terhadap laba

bersih perusahaan

214,395 3.19 Fhitung > Ftabel

yang

menyatakan

bahwa H3

diterima

Page 81: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris bagaimana

pengaruh biaya pemasaran dan biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan pada

industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2017-2019. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan

oleh peneliti pada bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Biaya pemasaran berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan pada

perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019. Hal ini menunjukkan bahwa

biaya pemasaran memiliki pengaruh terhadap laba bersih perusahaan.

2. Biaya produksi tidak berpengaruh terhadap terhadap laba bersih perusahaan

pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman) yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019.

3. Biaya pemasaran dan biaya produksi secara simultan terhadap laba bersih

perusahaan pada perusahaan industri barang konsumsi (makanan & minuman)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2019.

Page 82: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

67

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, hal

ini disebabkan karena terdapatnya keterbatasan penelitian. Beberapa keterbatasan ini

diharapkan dapat dikurangi bukan dihindari untuk penelitian selanjutnya, adapun

keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Sampel penelitian ini merupakan perusahaan industri barang konsumsi

(makanan & minuman) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hanya

mempunyai sampel sebanyak 17 perusahaan dalam hal ini perusahan tersebut

termasuk kedalam kategori industri manufaktur namun dalam penelitian ini

hanya meneliti 1 industri dari total keseluruhan industri manufaktur yaitu 3

industri, sehingga kurang menjelaskan variabel-variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini secara menyeluruh laba bersih perusahaan.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data keuangan berupa

biaya pemasaran, biaya produksi dan laba bersih pada perusahaan industri

barang konsumsi (makanan & minuman) yang terdaftar di BEI pada periode

2017-2019.

Page 83: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

68

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dari penelitian ini, maka peneliti

menganjurkan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah periode tahun yang terbaru

(2020) agar dapat menggambarkan kondisi yang optimal.

2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan industri barang konsumsi

(makanan & minuman). Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat

memperluas sampel penelitian.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan model dan

karakteristik pengambilan sampel yang berbeda dengan yang digunakan pada

penelitian saat ini.

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang

belum digunakan dalam penelitian ini.

Page 84: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

69

DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, H. (2015). Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam . jakarta :

Penerbit HB.

Basu, P., Joglekar, G., Rai, S., Suresh, P., & Vernon, J. (2008). Analysis of

manufacturing costs in pharmaceutical companies. Journal of Pharmaceutical

Innovation, 3(1), 30–40. https://doi.org/10.1007/s12247-008-9024-4

Bustami, B., & Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu :

Yogyakarta.

Daslim, F., Harahap, S., & Elidawati. (2019). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya

Pemasaran terhadap Laba pada PT. Sumatera Hakarindo Medan. Jurnal Bisnis

Kolega, 5(2), 70–83.

Djamalu, N. (2013). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal

Akuntansi FE USU, Vol.20, No(1), 25–39.

http://jurnal.unnur.ac.id/index.php/manners/search/search

Dunia, F. A., & Wasilah, A. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Ergat, A. (2019). BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA OPERASIONAL YANG

BERPENGARUH TERHADAP LABA BERSIH (Survey Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Dasar & Kimia Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-

2018). Sustainability (Switzerland), 11(1), 1–14.

http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-

8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbe

co.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SIST

EM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI

Fathony, A. A., & Wulandari, Y. (2020). PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN

BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH PADA

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VIII Aditya. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 11(1),

43–54.

Felicia, & Gultom, R. (2018). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas dan Biaya

Promosi Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Bursa Efek. Jurnal Ilmu Manajemen METHONOMIX, 1(1), 1–12.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 :

Update PLS Regresi. In Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 85: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

70

Hamzah, M. . (2002). Pengaruh Kebijakan Promosi Terhadap Penjualan Obat-Obatan

PT. Kimia Farma (PERSERO) Tbk. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.

Harahap, S. S. (2005). Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Pers.

Harnanto. (2017). Akuntansi Biaya “Sistem Biaya Historis.” Yogyakarta : Andi

Offseet.

Ibrahim, M. (2014). Pengaruh Biaya Sales Eksekutif Dan Biaya Distribusi Terhadap

Volume Penjualan Pada PT. Syngenta Regional Sales Area Sulawesi Selatan dan

Barat. Makassar. Universitas Hasanuddin.

Khairul Anwar Rambe. (2017). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada

PT. Arwana Citramulia Tbk. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PADANGSIDIMPUAN, 77.

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. (2018). Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Mulyana, A. (2017). PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA PROMOSI

TERHADAP LAB AUSAHA SAMSUNG Co TAHUN 2009-2015. Jurnal

Manajemen Indonesia, 17(3), 185. https://doi.org/10.25124/jmi.v17i3.1155

Mursid. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Nafarin, M. (2009). Penganggaran Perusahaan Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat.

Okti, L. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial Distress Menggunakan

Survival Analysis. JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi), 6(1),

31–42. https://doi.org/10.34203/jimfe.v6i1.2031

Rustami, P., Kirya, I. K., & Cipta, W. (2014). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi,

Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis.

Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1), 1–9.

Sembiring, M., & Siregar, siti A. (2018). Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya

Pemasaran terhadap Laba Bersih. Jurnal Studi Akuntansi & Keuangan, 2(3), 135–

140.

Sugiyono. (2017). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2012). Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Yogyakarta Penerbit Gava

Media.

Supriyono. (2018). Akuntansi Biaya: Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok.

Yogyakarta: BPFE.

Page 86: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

71

Sutodjo, S., & Kleinsteubeur, F. (1997). Strategi Pemasaran. Jakarta: Damar Mulia

Pustaka.

Syaifullah, H. (2014). Buku Praktis Akuntansi Biaya & Keuangan. Jakarta: Laskar

Aksara.

Van Triest, S., Bun, M. J. G., Van Raaij, E. M., & Vernooij, M. J. A. (2009). The

impact of customer-specific marketing expenses on customer retention and

customer profitability. Marketing Letters, 20(2), 125–138.

https://doi.org/10.1007/s11002-008-9061-2

www.idx.co.id

Page 87: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

72

LAMPIRAN 1

Daftar Biaya Produksi Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )

Tahun 2017-2019

NO KODE 2017 2018 2019

1 ADES 353.705.000.000 409.695.000.000 404.956.000.000

2 ALTO 220.973.146.395 261.497.951.567 302.040.144.585

3 BTEK 945.126.000.000 1.018.000.000.000.000 721.308.401.884

4 BUDI 2.074.815.000.000 2.588.350.000.000 2.447.549.000.000

5 CAMP 368.986.872.920 389.960.986.122 426.145.995.957

6 CEKA 3.826.170.174.965 3.269.735.302.213 2.684.406.865.371

7 CLEO 391.122.194.030 587.473.793.070 693.860.452.683

8 DLTA 198.409.644.000 244.464.343.000 226.975.144.000

9 HOKI 1.044.000.000.000 1.228.000.000.000 1.394.450.000.000

10 ICBP 23.056.518.000.000 26.163.802.000.000 27.841.065.000.000

11 IIKP 26.085.659.502 25.735.256.911 26.000.284.316

12 INDF 15.083.856.000.000 17.613.588.000.000 16.848.826.000.000

13 MGNA 166.231.204.727 246.559.849.692 54.315.208.841

14 MLBI 1.123.814.000.000 1.203.934.000.000 1.415.644.000.000

15 PCAR 131.886.969.450 162.601.527.525 45.870.818.849

16 PSDN 1.206.450.384.623 1.173.905.684.494 1.018.012.746.555

17 ROTI 1.183.552.485.333 1.276.015.371.343 1.488.017.779.006

18 ULTJ 3.073.700.000.000 3.456.800.000.000 3.972.000.000.000

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Page 88: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

73

LAMPIRAN 2

Daftar Biaya Pemasaran Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )

Tahun 2017-2019

NO KODE 2017 2018 2019

1 ADES 140.779.000.000 104.286.000.000 98.373.000.000

2 ALTO 23.941.275.960 27.547.841.915 19.535.607.685

3 BTEK 6.767.360.472 3.496.772.120 2.689.965.251

4 BUDI 12.966.000.000 3.703.000.000 1.846.000.000

5 CAMP 164.391.127.883 179.392.442.498 223.896.745.986

6 CEKA 72.724.361.949 77.735.839.903 48.951.237.291

7 CLEO 96.992.948.421 104.897.672.129 132.630.863.790

8 DLTA 157.245.312 175.692.185 166.486.011

9 HOKI 52.068.785.657 35.260.004.286 31.124.408.909

10 ICBP 4.013.447.000.000 4.429.860.000.000 5.006.244.000.000

11 IIKP 1.094.123.499 978.419.526 1.108.233.146

12 INDF 7.237.120.000.000 7.817.444.000.000 8.489.356.000.000

13 MGNA 20.137.525.993 18.918.073.530 7.942.558.971

14 MLBI 525.328.000.000 610.693.000.000 367.927.000.000

15 PCAR 2.749.667.445 4.086.802.918 2.106.023.217

16 PSDN 17.129.269.596 17.654.476.268 19.516.036.975

17 ROTI 806.041.606.458 976.075.541.127 1.142.309.010.382

18 ULTJ 689.769.000.000 855.358.000.000 908.877.000.000

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Page 89: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

74

LAMPIRAN 3

Daftar Laba Bersih Industri Barang Konsumsi ( Makanan & Minuman )

Tahun 2017-2019

NO KODE 2017 2018 2019

1 ADES 38.242.000.000 52.958.000.000 83.885.000.000

2 ALTO 41.170.844.444 28.766.887.750 41.931.497.727

3 BTEK 31.477.334.742 76.001.730.866 83.843.800.594

4 CAMP 43.421.734.614 61.947.295.689 76.758.829.457

5 CEKA 107.420.886.839 92.649.656.775 215.459.200.242

6 CLEO 50.174.000.000 63.262.000.000 130.756.000.000

7 DLTA 279.772.635.000 338.130.000.000 382.715.025.900

8 HOKI 47.964.100.000 90.190.000.000 103.720.000.000

9 ICBP 3.543.173.000.000 4.658.781.000.000 5.360.029.000.000

10 IIKP 21.413.000.000 17.802.000.000 85.544.000.000

11 INDF 5.145.063.000.000 4.961.851.000.000 5.902.729.000.000

12 MGNA 27.276.121.994 10.877.700.259 1.891.978.428

13 MLBI 1.322.067.000.000 1.224.807.000.000 1.206.000.000.000

14 PCAR 103.570.000.000 236.010.000.000 7.400.000.000

15 PSDN 146.979.000.000 195.093.000.000 162.752.000.000

16 ROTI 36.005.365.328 59.724.779.679 80.223.000.000

17 ULTJ 115.535.000.000 138.642.000.000 162.040.000.000

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Page 90: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

75

LAMPIRAN 4

Descriptive

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

b.pemasaran 51 210,6 848,9 109,5 209,9

b.produksi 51 458,7 533,8 650,1 129,2

Lababersih 51 370,9 590,2 883,9 159,1

Valid N

(listwise) 51

LAMPIRAN 5

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 B.PRODUKSIt,

B.PEMASARANtb

. Enter

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,948a ,899 ,895 219343,03484 ,747

a. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt

b. Dependent Variable: LABABERSIHt

Page 91: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

76

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2062,96 2 1031,48 214,395 ,000b

Residual 230,93 48 481,11

Total 2293,89 50

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

b. Predictors: (Constant), B.PRODUKSIt, B.PEMASARANt

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4336,077 4330,511 1,001 ,322

B.PEMASARANt ,645 ,126 ,731 5,131 ,000 ,103 9,674

B.PRODUKSIt ,084 ,053 ,227 1,591 ,118 ,103 9,674

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

Coefficient Correlationsa

Model B.PRODUKSIt B.PEMASARANt

1 Correlations B.PRODUKSIt 1,000 -,947

B.PEMASARANt -,947 1,000

Covariances B.PRODUKSIt ,003 -,006

B.PEMASARANt -,006 ,016

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

Page 92: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

77

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant)

B.PEMASAR

ANt

B.PRODUK

SIt

1 1 2,584 1,000 ,05 ,01 ,01

2 ,388 2,580 ,93 ,02 ,02

3 ,027 9,728 ,01 ,97 ,98

a. Dependent Variable: LABABERSIHt

LAMPIRAN 6

Charts

Page 93: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

78

Page 94: ESTER NATASYA MIRANDA C1C017077

79

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 51

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std.

Deviation

214911,40560032

Most Extreme

Differences

Absolute ,115

Positive ,115

Negative -,081

Kolmogorov-Smirnov Z ,822

Asymp. Sig. (2-tailed) ,508

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.