pondasi dalam

23
JENIS – JENIS PONDASI DALAM Mata kuliah : Struktur Konstruksi Bahan II Dosen pengajar : Ir. Mirza M.T Disusun Oleh : Muhammad Ghazi kamal 1304104010015 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA 1

Upload: ghazii-kamal

Post on 16-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pondasi Dalam

JENIS – JENIS PONDASI DALAM

Mata kuliah : Struktur Konstruksi Bahan II

Dosen pengajar : Ir. Mirza M.T

Disusun Oleh :

Muhammad Ghazi kamal

1304104010015

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2014

1

Page 2: Pondasi Dalam

JENIS-JENIS PONDASI DALAM

A. PENDAHULUAN

Pondasi dapat didefenisikan sebagai bangunan yang berada dalam tanah yaitu bagian yang

berdekatan dengan elemen bagian bawah tanah serta bangunan. Sedangkan teknik pondasi

atau rekayasa pondasi dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan dan seni yang memakai

prinsip mekanika tanah dan konstruksi secara sama – sama.

Yang termasuk pondasi dalam yakni pondasi trucuk, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran

dan pondasi bore pile. Dalam hal ini kita akan bahas tentang pondasi dalam khususnya

pondasi trucuk, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran dan pondasi bore pile. Tembok

penahan tanah dapat didefenisikan sebagai suatu bangunan yang dibangun dengan tujuan

untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun ditempat dimana

kemantapan tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Faktor yang mempengaruhi

pondasi yaitu

Bangunan itu sendiri.

Kondisi tanah yang ditempati.

Dalam pengerjaan pondasi tembok penahan tanah faktor yang berpengaruh yakni kondisi

tanah yang ditempati,bila dilakukan pengerjaan tanah seperti penanggulangan atau

pemotongan tanah.

2

Page 3: Pondasi Dalam

1. Pondasi Trucuk

Pondasi ini digunakan jika ingin mendirikan bangunan diatas tanah berawa, atau tanah

bekas timbunan tempat sampah. Trucuk mempunyai fungsi untuk memadatkan tanah. Trucuk

ada berbagai jenis, ada yang dari bambu, kayu, beton, baja, dan lain – lain. Trucuk dari

bambu bisa lebih kuat daripada beton jika sebelum pemasangannya diberi lapisan – lapisan

tertentu.

Contoh gambar :

3

Page 4: Pondasi Dalam

2. Pondasi tiang pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah

bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban

dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang

bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan

utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan

ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap

(pier). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang

pancang di klasifikasikan berbeda-beda. Berikut contoh gambar tiang pancang:

macam-macam pondasi tiang pancang

Fondasi  tiang  digolongkan  berdasarkan  kualitas  bahan  material  dan  cara

pelaksanaan.  Menurut  kualitas  bahan  material  yang  digunakan,  tiang  pancang dibedakan

menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja dan tiang

pancang composite (kayu – beton dan baja – beton).

4

Page 5: Pondasi Dalam

a. Tiang Pancang Beton

Tiang pancang beton berdasarkan cara pembuatannya dibedakan menjadi dua macam yaitu

Cast in place (tiang beton cor ditempat atau fondasi tiang bor) dan

Precast pile (tiang beton dibuat ditempat lain atau dibuat dipabrik)

Fondasi  tiang  pancang  dibuat  ditempat  lain (pabrik,  dilokasi)  dan  baru dipancang sesuai

dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan

berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang

cukup kuat untuk menahan moment lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan 

pemancangan.  Pemakaian  fondasi  tiang pancang beton mempunyai keuntungan dan

kerugian antara adalah sebagai berikut ini :

Keuntungan :

1. Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kualitas ketat, hasilnya lebih dapat

diandalkan. Lebih – lebih karena pemeriksaan dapat dapat dilakukan setiap saat.

2. Prosedur pelaksanaan tidak dipengaruhi oleh air tanah

3. Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga

mempermudah pengawasan pekerjaan konstruksi

4. Cara penumbukan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung vertikal.

Kerugian :

1. Karena dalam pelaksanaannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada

daerah yang berpenduduk padat di kota dan desa, akan menimbulkan masalah

disekitarnya

2. Pemancangan sulit, bila dimeter tiang terlalu besar

3. Bila panjang tiang pancang kurang, maka untuk melakukan penyambungannya sulit

dan memerlukan alat penyambung khusus

4. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan

memerlukan waktu yang lama

Metode pemasangan :

5

Page 6: Pondasi Dalam

1. Penentuan lokasi titik dimana tiang akan dipancang.

2. Pengangkatan tiang.

3. Pemeriksaan kelurusan tiang.

4. Pemukulan tiang dengan palu (hummer) atau dengan cara hidrolik

b. Tiang pancang kayu

Tiang pancang dengan bahan material kayu dapat digunakan sebagai tiang

pancang pada suatu dermaga. Persyaratan dari tiang pancang tongkat kayu tersebut

adalah : bahan kayu yang dipergunakan harus cukup tua, berkualitas baik dan tidak

cacat, contohnya kayu belian.

Semula tiang pancang kayu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang untuk

memastikan bahwa tiang pancang kayu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan

toleransi yang diijinkan. Semua kayu lunak yang digunakan untuk tiang pancang

memerlukan pengawetan, yang harus dilaksanakan sesuai dengan AASHTO M133 –

86 dengan menggunakan instalasi peresapan bertekanan. Bilamana instalasi semacam

ini tidak tersedia, pengawetan dengan tangki terbuka secara panas dan dingin, harus

digunakan. Beberapa kayu keras dapat digunakan tanpa pengawetan, tetapi pada

umumnya, kebutuhan untuk mengawetkan kayu keras tergantung pada jenis kayu dan

beratnya kondisi pelayanan.

Kepala Tiang Pancang Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada

kepala tiang pancang harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan

pemangkasan kepala tiang pancang sampai penampang melintang menjadi bulat dan

tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang cincin baja atau besi yang kuat atau

dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah pemancangan, kepala tiang

pancang harus dipotong tegak lurus terhadap pnjangnya sampai bagian kayu yang

keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang. Bilamana tiang

pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong sampai

di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan

bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan air tanah

yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur  (pile cap) dari beton,

kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang cukup

sehingga dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling

sedikit 15 cm dan harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

6

Page 7: Pondasi Dalam

Sepatu Tiang Pancang Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok

untuk melindungi ujung tiang selama pemancangan, kecuali bilamana seluruh

pemancangan dilakukan pada tanah yang lunak.  Sepatu  harus  benar-benar 

konsentris (pusat  sepatu  sama  dengan  pusat  tiang pancang) dan dipasang dengan

kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup untuk

menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan. Pemancangan

Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung

dan menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh

palu dan jumlah penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama

dengan beratnya tiang untuk memudahkan pemacangan. Perhatian khusus harus

diberikan selama pemancangan untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus

selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak lurus terhadap panjang tiang pancang

dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada tempatnya.

Penyambungan

Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua

batang atau lebih, permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus

terhadap panjangnya untuk menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang

pancang. Pada tiang pancang yang digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan

kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja seperti profil kanal atau profil siku

yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk memberikan

kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang   bulat harus diperkuat dengan pipa

penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum

harus dihindarkan.

7

Page 8: Pondasi Dalam

c. Tiang Pancang Baja Struktur

Pada umumnya, tiang pancang baja struktur harus berupa profil baja gilas

biasa, tetapi tiang pancang pipa dan kotak dapat digunakan. Bilamana tiang pancang

pipa atau kotak digunakan, dan akan diisi dengan beton, mutu beton tersebut

minimum harus K250. Perlindungan Terhadap Korosi Bilamana korosi pada tiang

pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang atau ruasruasnya yang mungkin

terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan menggunakan lapisan pelindung

yang telah disetujui dan digunakan logam yang lebih tebal bilamana daya korosi dapat

diperkirakan dengan akurat dan beralasan. Umumnya seluruh panjang tiang baja yang

terekspos, dan setiap panjang yang terpasang dalam tanah yang terganggu di atas

muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.

Kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya dan topi

pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan sumbu tiang

pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi, batang baja

atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang yang

cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).

Perpanjangan Tiang Pancang Perpanjangan tiang pancang   baja harus dilakukan

dengan pengelasan. Pengelasan harus dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan

penampang baja semula dapat ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan

dilaksanakan dengan cara sedemikian hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi

yang benar pada ruas-ruas tiang pancang. Bilamana tiang pancang pipa atau kotak

akan diisi dengan beton setelah pemancangan, sambungan yang dilas harus kedap air.

Sepatu tiang pancang pada umumnya tidak diperlukan pada profil H atau profil baja

gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka

ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan

8

Page 9: Pondasi Dalam

mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang

pipa atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasar

tertutup diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan  dengan  cara  mengelaskan 

pelat  datar,  atau  sepatu  yang  telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja

fabrikasi.

Berdasarkan cara penyaluran beban dapat dibedakan atas

a. Tumpuan Ujung (End Bearing Pile)

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat

dari perlawanan tanah keras pada ujung tiang. Tiang yang dimasukan

sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa seluruh beban

tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.

Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya relatif dan

tergantung dari beberapa faktor, antara lain seperti besar beban yang harus

dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja ada anggapan asalkan  pada posisi

dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk mengimbangi

besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah

keras berada. Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya

tidak terjadi perbedaan yang tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk

dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang baik, dapat digunakan ketentuan sebagai

berikut :

1. Lapisan non kohesif (pasir, kerikil) mempunyai harga standard

penetration test (SPT), N > 35.

2. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined

compression strength) qu antara 3 s/d 4 kg/cm2 atau N > 15 s/d 20.

Dari hasil sondir dapat dipakai kira- kira harga perlawanan konis S ≥ 150

kg/cm2 untuk lapisan non kohesif, dan S ≥ 70 kg/cm2 untuk lapisan

kohesif.

9

Page 10: Pondasi Dalam

b. Tumpuan Geser/Sisi (Friction Pile)

Penyaluran beban dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara

tanah dengan sisi- sisi tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam

menahan beban hanya mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan  tanah

disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai

data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga sering kita menjumpai suatu keadaan

dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan pendukung yang baik ditemui pada

kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan tumpuan ujungnya kita perlu merogoh

kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.

Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi

tiang dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap

melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil

dalam memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.

Perbedaan dari kedua jenis tiang pancang ini, semata-mata hanya dari segi kemudahan,

karena pada umumnya tiang pancang berfungsi sebagai kombinasi antara friction pile

(tumpuan sisi) dan end bearing pile (tumpuan ujung). Kecuali tiang pancang yang menembus

tanah yang sangat lembek sampai lapisan tanah dasar yang padat.

3. Pondasi sumuran

Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi

tiang, digunakan apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif dalam.

Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan

batu belah sebagai pengisinya.

Pada umumnya pondasi sumuran ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang

umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang

dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.

ALASAN MEMAKAI PONDASI SUMURAN

10

Page 11: Pondasi Dalam

Pondasi sumuran adalah pondasi yang khusus, dalam perakteknya terdapat beberapa kondisi

yang dapat dijadikan alasan untuk penggunaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung

lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar). 

Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit

dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian. 

Dalam kondisi ini, pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang

tanah kerasnya terletak 3-5 m.

4. Pondasi Bore pile

11

Page 12: Pondasi Dalam

Seperti pada artikel Jenis-Jenis Pondasi, Bore pile adalah pondasi yang kedalamannya lebih

dari 2 meter. Digunakan untuk pondasi bangunan-bangunan tinggi. Sebelum memasang bore

pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga

menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang

besi dimasukan kedalam permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.

Pondasi ini berdiameter lebih besar dari 20 cm. Biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih

yang diatasnya terdapat pile cap.

Bore pile adalah alternatif lain apabila dalam pelaksanaan lokasinya sangat sulit atau beresiko

apabila menggunakan tiang pancang (spoon pile). Seperti, masalah mobilisasi peralatan,

dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, kebersihan) dan

kondisi lain yang dapat mempengaruhi kegiatan pekerjaan tersebut. Dengan di dukung tenaga

ahli yang berpengalaman di bidang pengeboran dan workshop yang baik serta alat – alat yang

lengkap untuk segala medan, maka kami menyediakan layanan pengeboran untuk tiang

pancang dengan metoda Bored Pile.

Dari segi teknologi system pengeboran Bored Pile memiliki beberapa keunggulan antara lain:

Mobilisasi mudah, karena pondasi dicetak ditempat, hanya membawa alat untuk

boring dan perakitan tulangan;

Tidak mengganggu lingkungan dengan getaran yang dapat merusak/ retak dinding

bangunan sekitar proyek;

Pengoperasian alat sederhana;

Memenuhi syarat teknik dan spesifikasi bangunan.

Ukuran lubang yang biasa digunakan :

Ø Diameter 30 cm;

Ø Diameter 40 cm;

Ø Diameter 50 cm;

Ø Diameter 60 cm;

Ø Diameter 70 cm.

12

Page 13: Pondasi Dalam

5. KONSTRUKSI PONDASI SARANG LABA-LABA

Sistem pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dengan mendapatkan paten nomor 7191, lisensi dan pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978. Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah.

Ada dua prinsip yang dikembangkan pada Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) ini; pertama,  dengan memanfaatkan tanah  sebagai bagian dari struktur pondasi. Pemamfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini membuat KSLL menjadi lebih ekonomis, dengan menghemat penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan elemen-elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang harmonis dan monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang terjadi bukan sebagian, tetapi seluruhnya.

Kotak Beton Raksasa Terbalik

Konstruksi Sarang Laba-Laba adalah sistem konstruksi pondasi bawah (sub struktur) yang merupakan sistem kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Kombinasi ini berakibat adanya kerjasama timbal balik yang saling menguntungkan.

Plat beton pipis menerus itu pada bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib  tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh bentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga, dari tampak atas, dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib ini terbuat dari beton bertulang. Rongga yang ada di bawah plat di antara rib-rib diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm. Konstruksi ini menyerupai kotak beton raksasa terbalik.

13

Page 14: Pondasi Dalam

Ada tiga jenis rib, yaitu:

Rib Settlement, rib ini memiliki ketinggian 200 cm s.d. 300 cm, dengan ketebalan 10 s.d. 15 cm yang berfungsi untuk mengatasi settlement. Posisi rib ini selalu mengelilingi gedung dibatasi setiap 200 m2. Rib ini melindungi saat terjadi penurunan dengan cara menjaga tanah menyebar kesamping.

Rib Konstruksi, berfungsi untuk menyebarkan gaya pengkaku plat pondasi dan pelindung tanah yang telah dipadatkan. Pada satu kolom dibagi 8 rib konstruksi dengan pola diagonal. Tinggi rib konstruksi berkisar dari 50 cm s.d. 150 cm dengan ketebalam 10 cm s.d. 15 cm. 

Rib Pembagi, jika jarak kolom lebih dari enam meter, diperlukan rib pembagi yang lebih pendek dibandingkan dengan rib konstruksi. Jadi mekanisme penyaluran beban adalah: kolok - rib - plat - tanah perbaikan terus disalurkan ke tanah pemikul.

Dalam penggunaannya sebagai pondasi yang memikul beba-beban terpusat/kolom, maka sub rib-rib diatur agar 

titik pertemuan yang berhimpitan dengan titik kerja beban/kolom. Pada kondisi yang umum, peil plat lantai/penutup KSLL diletakkan pada peil nol bangunan (atau sedikit di bawah peil nol bangunan). Dengan bentuk dan sistem konstruksinya seperti itu, makan KSLL telah membentuk suatu lapisan batu karang yang cukup tebal, sehingga memiliki kekakuan dan kemampuan daya dukung yang cukup tinggi.

Sistem kerja KSLL berbeda dengan sistem pondasi yang lain. Pada sistem-sistem pondasi langsung yang lain, pada umumnya perbaikan tanah asli mendahului pekerjaan

14

Gambar 1.2 Rib-rib setelah dicorGambar 1.1 Proses pengerjaan bekisting rib-rib

Page 15: Pondasi Dalam

pondasi. Akibatnya, untuk daerah dimana permukaan air tanahnya tinggi, membuat perbaikan tanah menjadi sulit. Selain itu, kepadatan tanah yang dihasilkan kurang memuaskan. Sehingga dengan daya dukung tanahnya rendah resiko differensial settlement menjadi besar.

Pada sistem KSLL, rib-rib konstruksinya dikerjakan mendahului pekerjaan perbaikan tanah. Ukuran rib-rib yang tinggi, membuat perbaikan tanah menjadi lebih mudah, murah dan sempurna. Mudah, karena perbaikan tanah yang dipadatkan berada di dalam petak-petak segitiga, sehingga tidak memungkinkan berpindah-pindah saat pemadatan. Murah, karena alat yang digunakan cukup tamping rammer yang kecil. Sempurna, karena pada umumnya hasil pemadatan mencapai batas yang disyaratkan.

Pada daerah-daerah yang air tanahnya tinggi, biasanya pekerjaan di bawah muka air tanah hanya mencapai 1/2 bagian dari rib settlement. Hal ini dapat diatasi dengan mudah karena luas galian yang relatif sedikit dan membentuk selokan memanjang; sehingga tidak terlalu sulit untuk membendung bagian-bagian yang sedang dilaksanakan, untuk kemudian dipompa airnya.

Sedangkan untuk pengecoran rib konstruksi dan setengah bagian rib settlement bagian atas, pada umumnya tidak mengalami  kesulitan, karena praktis seluruh pekerjaan akan dilaksanakan di atas muka air tanah.

Keuntungan Teknis Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Konstruksi Sarang Laba-laba ini mempunyai keuntungan, antara lain:

Sistem pondasi mempunyai kekakuan ( Rigidity) jauh lebih tinggi dan bersifat monolit dibanding dengan sistem pondasi dangkal lainnya.

Plat Konstruksi  Sarang Laba-Laba didesain berfungsi ganda untuk plat pondasi, septictank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan dinding.

Rib konstruksi KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom.

Pekerjaan pondasi memerlukan waktu yang singkat karena memakai sisten ban berjalan dan padat karya yang sederhana dan tidak menuntuk keahlian tinggi.

Pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, 100 kg - 150 kg/m3 volume beton rata-rata 0,20 - 0,45 m3 beton/m2.

Pondasi sistem KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah sangat kaku dan kokoh serta aman terhadap penurunan dan gempa.

Memamfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bawah dengan komposisi  lebih kurang 85% tanah dan 15% beton.

Sistem ini berhasil menjawab dilem yang timbul pada pondasi untuk gedung-gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan diatas tanah dengan

15

Page 16: Pondasi Dalam

daya dukung rendah. Sedangkan untuk tanah dengan daya dukung baik bisa digunakan lebih dari 8 lantai.

Untuk gedung yang  menggunakan basement, biaya konstruksi basement bisa dihemat, karena pondasi bisa berfungsi ganda sebagai lantai dan dinding basement.

Kemampuan memikul beban cukup tinggi. Untuk kondisi tanah yang kurang baik, misalnya tanah 0,4 kg/cm2, sistem ini mampu untuk memikul beban titik/kolom sampai 750 ton.

Pondasi konstruksi sarang laba-laba.

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.

PENUTUP

16

Page 17: Pondasi Dalam

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yakni bahwa pondasi memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing dan dalam penentuan jenis – jenis

pondasi yang akan di rencanakan dalam pembangunan apapun itu harus di

lihat dulu jenis bangunan apa yang akan di bangun dan seperti apa kondisi

tanahnya. Sehingga kita bisa menentukan pondasi yang mana yang dapat kita

pakai.

17