macam - macam pondasi dalam

14
Pondasi Dalam adalah jenis pondasi dalam Teknik Pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan. Berbagai jenis pondasi dalam anatara lain: A. Pondasi Tiang pancang(pile) Pondasi ini dipakai jika tanah yang mampu memikul beban terletak jauh dibawah muka tanah. Pondasi tinga pancang disebut juga pondasi dalam. Dikatakan pondasi dalam jika Disebut Pondasi dangkal jika Df ≥ B Bahan yang dipakai untuk pondasi tiang pancang adalah : a. Kayu Didaerah yang mempunyai sumber alam berupa hutan maka banyak pondasi memakai kayu. Keuntungan memakai pondasi kayu adalah : Ringan Harga murah Cocok untuk beban yang ringan Kerugian: Ukuran terbatas, (Panjang dan luas penampang) Mudah lapuk kalau tidak terendam air Kekuatan lemah

Upload: acerry-movalino

Post on 27-Dec-2015

890 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Struktur Bangunan

TRANSCRIPT

Page 1: Macam - macam pondasi dalam

Pondasi Dalam adalah jenis pondasi dalam Teknik Pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan.

Berbagai jenis pondasi dalam anatara lain:

A. Pondasi Tiang pancang(pile)

Pondasi ini dipakai jika tanah yang mampu memikul beban terletak jauh dibawah muka tanah. Pondasi tinga pancang disebut juga pondasi dalam. Dikatakan pondasi dalam jika Disebut Pondasi dangkal jika Df ≥ B

Bahan yang dipakai untuk pondasi tiang pancang adalah :

a. Kayu Didaerah yang mempunyai sumber alam berupa hutan maka banyak pondasi memakai kayu.

Keuntungan memakai pondasi kayu adalah : Ringan Harga murah Cocok untuk beban yang ringan

Kerugian: Ukuran terbatas, (Panjang dan luas penampang) Mudah lapuk kalau tidak terendam air Kekuatan lemah Sulit didapat

Page 2: Macam - macam pondasi dalam

b. Baja Tiang pancang dari baja banyak dipakai untuk pondasi.

Keuntungannya Kuat menahan beban Ukuran tidak terbatas (Panjang, luas penampang) Bentuk tiang bermacam-macam.

Kekurangan : Harga mahal Berat

Penyambungan tiang pancang beton pracetak persegi dengan epoksi

1. Struktur

a) Konstruksi sambungan tiang harus diperkuat dengan tulangan penyambung dan selubung baja.

b) Tulangan penyambung: 1. pemasangan tulangan penyambung dan pembuatan lubang untuk tulangan

penyambung harus dibuat bersama dengan pembuatan tiang, seperti tampak pada Gambar 1;

2. bahan pembantu untuk membuat lubang harus dibersihkan sebelum penyambungan agar pengikatan epoksi dengan beton menjadi sempurna;

3. tulangan penyambung terbuat dari baja tulangan ulir yang mempunyai tegangan leleh sama dengan tegangan leleh tulangan utama

4. panjang tulangan penyambung adalah sebagai berikut: a. sepanjang l1 = 25 d; b. sepanjang l2 = 25 d.

dengan pengertian: l1 adalah panjang tulangan yang masuk ke ujung tiang atas (mm); l2 adalah panjang tulangan yang masuk ke ujung tiang bawah (mm); d adalah diameter tulangan (mm).

5. tulangan penyambung diletakkan pada jarak 0,25 B dari sisi-sisi tiang; dengan pengertian: B adalah ukuran penampang tiang (mm)

6. diameter tulangan penyambung tergantung dari ukuran penampang tiang, yaitu : ukuran tiang 300 mm x 300 mm, diameter tulangan = 25 mm; ukuran tiang 350 mm x 350 mm, diameter tulangan = 28 mm; ukuran tiang 400 mm x 400 mm, diameter tulangan = 32 mm.

7. ukuran tulangan penyambung untuk penampang tiang persegi tercantum pada Tabel 3; 8. kapasitas momen sambungan sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas tiang.

Page 3: Macam - macam pondasi dalam

2. Selubung baja

a) Selubung baja dibuat dari pelat baja setebal 5 mm, mempunyai bentuk penampang persegi yang sudut-sudutnya dilas listrik seperti tampak pada Gambar 2. Selubung baja dipasang dengan skema seperti tampak pada Gambar 3;

b) Rongga bagian dalam selubung mempunyai lebar sebesar 12 mm lebih kecil dari lebar tiang, B;

c) Dimensi selubung baja untuk tiang penampang persegi tercantum pada Tabel 4; d) Baja yang digunakan untuk selubung harus mempunyai tegangan leleh minimum 210 MPa

(BJ 34); e) Untuk tipe tiang pancang tahanan ujung, selubung tidak perlu ditanam dalam celah

Page 4: Macam - macam pondasi dalam

3. Ujung-ujung tiang yang disambung

a) Kedua ujung tiang yang akan disambung harus sudah disiapkan pada waktu pelaksanaan pembuatan tiang: Masing-masing 4 buah lubang untuk menempatkan tulangan penyambung dengan ukuran seperti tercantum pada Tabel 5 dan Gambar 4.

b) Lubang tempat tulangan harus dibuat lurus, sehingga setelah dipasang tulangan penyambung dalam posisi aksial.

Page 5: Macam - macam pondasi dalam

4. Pelaksanaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyambungan tiang dimulai, lakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Periksa kondisi tiang yang akan disambung dan tiang penyambung, meliputi : a. mutu tiang harus memenuhi persyaratan menurut SNI 03-4434-1997; b. tiang dalam keadaan lurus, tidak boleh melengkung; c. posisi dan dimensi lubang untuk penulangan penyambung harus tepat seperti yang

telah ditentukan.

b) Periksa kondisi selubung baja yang meliputi: a. dimensi harus tepat sesuai ketentuan; b. las penyambung pada sudut-sudutnya harus baik dan memenuhi ketentuan; c. selubung baja harus lurus dan rongga bagian dalam mempunyai celah antara

selubung baja dan tiang beton sebesar 1 (satu) mm di sekeliling tiang. c) Periksa bahan epoksi yang akan digunakan, apakah telah memenuhi spesifikasi sesuai

ketentuan yang berlaku, dan hal ini harus dibuktikan dari hasil pengujian;

d) Periksa tulangan penyambung. Tulangan penyambung harus mempunyai dimensi dan mutu sesuai yang telah ditentukan.

Masukkan tiang pancang yang akan disambung ke dalam tanah pada lokasi yang telah ditetapkan, dengan cara dipancang atau ditekan sesuai ketentuan yang berlaku.

a) Sisakan bagian atas tiang menonjol di atas permukaan tanah sepanjang sambungan ditambah 200 mm;

b) Kasarkan dan keringkan permukaan beton yang akan disambung dan bersihkan lubang tempat tulangan penyambung untuk menjamin epoksi dapat menyambung dengan kuat; a. Lakukan penyambungan dengan urutan kerja sebagai berikut : olesi secara merata

seluruh permukaan beton kepala tiang, bagian dalam selubung baja dan tulangan penyambung dengan epoksi dengan ketebalan 1,0 mm sampai dengan 1,5 mm;

b. pasang selubung baja di kepala tiang. Celah antara bagian dalam selubung baja dan permukaan tiang harus sepenuhnya terisi epoksi;

Page 6: Macam - macam pondasi dalam

c) olesi secara merata di seluruh permukaan beton pada ujung tiang penyambung serta lubang-lubang tempat tulangan sambungan dengan epoksi setebal 1,0 mm sampai dengan 1,5 mm;

d) (angkat tiang penyambung sesuai prosedur yang berlaku, kemudian ujung bawah tiang dimasukkan ke dalam selubung baja dengan memperhatikan:a. posisi tiang harus sentris terhadap tiang yang disambung; b. masukkan tulangan penyambung ke dalam lubang-lubang; c. epoksi harus dapat menutup celah antara bagian dalam selubung dan permukaan

beton; d. tambahkan epoksi jika masih terdapat rongga, dan dimasukkan ke dalam selubung

melalui celah pada keempat sisinya; e. tutup bagian bawah seluruh baja dengan penjepit baja yang dapat dibuka kembali

setelah epoksi mengeras, agar epoksi tidak meleleh ke luar.

Lanjutkan pemancangan atau penekanan tiang, setelah epoksi mengeras dengan kuat tekan minimal sama dengan kuat tekan beton yang akan disambung dan didasarkan pada hasil pengujian laboratorium.

Penyambungan tiang pancang beton pracetak bundar dan persegi dengan las

1. Struktur

a) Konstruksi sambungan tiang terdiri dari bagian kepala (atas) dan bagian bawah, seperti tampak pada Gambar 5.

b) Pada bagian kepala dan bagian bawah tiang pancang diberi selubung baja yang dibuat secara terfabrikasi.

c) Ukuran selubung baja didasarkan pada dimensi tiang pancang seperti pada Tabel 6 untuk penampang bundar dan seperti pada Tabel 7 untuk penampang persegi.

d) Selubung baja harus tahan terhadap pukulan selama proses pemancangan. e) Selubung tiang bawah dan atas harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat alur untuk

pengelasan. f) Alur pengelasan harus cukup lebar sehingga lebar dan tebal las mampu menghasilkan

kapasitas sambungan yang sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas tiang. g) Dimensi selubung baja tiang pancang bawah dan atas harus sama.

Page 7: Macam - macam pondasi dalam
Page 8: Macam - macam pondasi dalam

2. Pelaksanaan

a) Persiapan penyambungan; a. Selubung bagian atas dan bawah harus dibersihkan sebelum penyambungan dilakukan; b. Tiang pancang atas harus terletak dalam satu garis lurus dan sentris dengan tiang pancang

yang disambungnya; c. Setelah selubung baja terpasang dengan baik kemudian tiang bagian kepala dan bagian

bawah disatukan menggunakan las; d. Sistem pengelasan dilakukan sesuai dengan ASTM A 514.

b) Pelaksanaan di lapangan; a. Permukaan baja yang akan dilas harus dibersihkan dari korosi dan lapisan cat dengan sikat

kawat baja dan sikat bulu; b. Untuk lapisan pertama digunakan kawat las berselaput hidrogen rendah (low hidrogen)

dengan Ø 3,25 mm, sedangkan untuk lapisan kedua dan selanjutnya digunakan kawat las berselaput hidrogen rendah Ø 4 mm;

c. Pada setiap tahapan lapisan las, permukaan las harus dibersihkan dari terak dengan cara digerinda, dibersihkan dengan sikat kawat baja, dan dibersihkan dengan sikat bulu;

d. Pengelasan dengan posisi horizontal merupakan posisi yang sulit sehingga kawat las harus digerakan agak ke atas untuk menahan lelehnya cairan las ke bawah.

c) Pemeriksaan visual. Jenis pemeriksaan secara visual digunakan untuk mendeteksi cacat yang cukup besar di permukaan. Untuk cacat yang relatif kecil pemeriksaan visual dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu, misalnya kaca pembesar dan kadang-kadang memerlukan alat bantu lain, misalnya lampu untuk menyinari bagian-bagian yang akan diperiksa.

Pemeriksaan visual meliputi: Las harus bebas dari cacat retak; Permukaan las harus cukup halus; Sambungan las harus terbebas dari kerak.

PONDASI SUMURAN (CAISSON)

Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian sumuran dapat turun.Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran.

Page 9: Macam - macam pondasi dalam

Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical. Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat mungkin vertical.

Gambar 25 - Jenis Pondasi Sumuran

Gambar 26 - Bentuk Detail Pondasi Sumurana) Pembuatan Pondasi Sumuran1. Unit Beton Pracetak

Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya. Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam. Cetakan harus kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Unit beton pracetak yang telah selesai dikerjakan harus bebas dari segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhi dimensi yang disyaratkan.Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen dari kuat tekan beton rancangan dalam 28 hari. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton tersebut mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan kuat tekan mencapai 85 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.

2. Dinding Sumuran dari Unit Beton PracetakBeton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah. Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton pracetak berikut-nya harus dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah penyambungan selesai dikerjakan.

Page 10: Macam - macam pondasi dalam

3. Dinding Sumuran Cor Di TempatCetakan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton harus dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan tidak boleh dimulai paling sedikit 7 hari setelah pengecoran atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton mencapai 70 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari.b) Penggalian dan Penurunan

Bilamana penggalian dan penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undang

keselamatan kerja, dan sebagainya.2. Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan

tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan gonjangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.

3. Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan geser (frictional resistance), dan sebagainya.

4. Cara mengurangi ketahanan geser :Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar pada saat penurunan din-ding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di sekelilingnya.

5. Sumbat Dasar SumuranDalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :

i) Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air dalam sumuran.

ii) Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton untuk sumbat dasar sumuran.

6. Pengisian Sumuran. Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.

7. Pekerjaan Dinding Penahan Rembesan (Cut-Off Wall Work) Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus mampu menahan gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama proses penurunan dinding sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan sumuran selesai dikerjakan.

8. Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka Bagian atas dinding sumuran yang telah terpasang yang lebih tinggi dari sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan (pneumatic breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran ini. Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus mempunyai panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.

Page 11: Macam - macam pondasi dalam

TURAP

a) UmumUmumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban harus berlaku juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan

b). Turap KayuTiang pancang kayu sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar baik yang dipotong dari bahan yang utuh (solid) maupun dibuat dari tiga papan yang diikat jadi satu dengan kokoh. Ujung bagian bawah tiang pancang harus diruncingkan agar dapat mendesak ke dalam sedemikian hingga tiang-tiang yang berdekatan mempunyai ikatan yang rapat. Puncak tiang pancang harus dipotong pada suatu garis lurus pada elevasi yang telah ditunjukkan dan harus diperkaku dengan balok yang ditumpang-tindihkan dan disambung pada semua sambungan dan sudut-sudut. Balok-balok pengaku sebaik-nya dipasang untuh antara sudut-sudut dan harus dibaut di dekat puncak tiang pancang.