refrat histologi saraf

Upload: dewida-dewet-maulidatu

Post on 02-Mar-2016

82 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dewida Maulidatu 11117002216BAB IPENDAHULUANI.1 Latar BelakangSistem saraf pada mamalia terbagi menjadi dua bagian besar yaitu susunan saraf pusat (SSP) yang terdiri atas otak dan medulla spinalis yang berlokasi di cranium dan kanalis vetebralis dan susunan saraf tepi (SST) terdiri atas saraf kranialis dan spinalis.Pada susunan saraf manusia merupakan sistem yang paling kompleks didalam tubuh manusia dan dibentuk oleh jaring-jaring yang tersusun lebih dari 100 juta sel saraf (neuron) yang memiliki badan sel,dendrit dan akson. Setiap neuron rata-rata memiliki sekurangnya seribu hubungan dengan neuron lain, dan membentuk sistem yang sangat kompleks untuk berkomunikasi. Selain itu terdapat sel penunjang yaitu sel glia dengan jumlah yang lebih besar. Pada sel ini terdapat oligodendrosit, microglia dan ependim. Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan bagi fungsi normal neuron. Dengan demikian, neuron dan sel glia merupakan sel penyusun sistem saraf yang paling kompleks dalam tubuh manusia karena dengan adanya sel penyusun tersebut merupakan satu unit yang terpenting dalam system saraf sehingga dengan adanya sel tersebut terjalinlah komunikasi di antara berbagai sistem tubuh sehingga tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis.I.2 Tujuan dan ManfaatTujuan pembuatan referat ini :1. Untuk memberikan wawasan dan pemahaman tentang histologi sel penyusun system saraf2. Untuk mengetahui gambaran tentang neuron atau sel saraf3. Untuk mengetahui gambaran tentang sel penunjang atau neuroglia

Manfaat refrat bagi pembaca :1. Pembaca diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang sel penyusun sitem saraf.Manfaat refrat bagi penulis :1. Penulis diharapkan dapat menerapkan dan memahami secara lebih tentang ilmu yang telah didapatkannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem SarafSystem saraf adalah mekanisme yang memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan pada berbagai lingkungan eksternal dan internal yang senantiasa terjadi. Mekanisme ini juga mengawasi dan menyelaraskan berbagai kegiatan tubuh. secara struktural system saraf dibagi menjadi dua yang terdiri atas susunan saraf pusat yang terdapat pada otak dan medulla spinalis yang dilindungi tulang kranial dan kanal vertebral.pada otak terbagi menjadi otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum). Otakpun mempunya lapisan pelindung yaitu dura meter, araknoid dan pia meter. Pada medulla spinalis mempunyai fungsi yaitu mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. dan susunan saraf tepi (perifer) meliputi seluruh jaringan dalam tubuh. system ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional, system saraf perifer terbagi menjadi sistem eferen dan sistem aferen.Pada system saraf terdapat sel penyusun utama yaitu neuron (sel saraf) dan neuralglia (sel penunjang). Neuron merupakan satuan structural dan fungsional system saraf yang khusus berguna untuk komunikasi cepat. Sebuah neuron terdiri dari badan sel, dendrite, dan akson yang masing-masing membawa impuls ke badan sel . terdapat lapisan pada akson yang disebut mielin, yang dapat meningkatkan kecepatan konduksi impuls. Neuralglia adalah sel yang tidak peka terhadap rangsang dan merupakan komponen pokok jaringan saraf. Neuralglia berguna sebagai penunjang dan pemasok zat gizi pada neuron.

II.2 Histologi Sel Penyusun Sistem SarafII.2.1 NeuronNeuron umumnya memiliki aneka macam bentuk,namun masing masing mempunyai badan sel atau soma,terdiri atas inti dan sitoplasma sekitarnya yaitu perikarion. Badan biasanya memancarkan beberapa cabang disebut dendrit dan sebuah cabang panjang dan langsing yaitu akson. Sebuah akson dapat sangat panjang,memancarkan cabang-cabang atau kolateral akson,sepanjang jalannya,dan dekat ujungnya bercabang-cabang halus menjadi yang disebut cabang preterminal atau terminal akson.Suatu neuron dengan satu cabang keluar dari badan sel disebut unipolar. Pada vertebrata dewasa jarang terdapa neuron unipolar sejati, neuron polar, juga tak umum, ditemukan dalam retina,ganglion koklear dan vestibular, dan epitel olfaktoria. Neuron bipolar mempunyai satu akson dan satu dendrite,biasanya terdapat pada kutub yang berlawanan dari badan sel berbentuk kumparan. Neuron dari ganglion kraniospinal yang berkembang adalah jenis bipolar, tetapi dalam perkembangannya, kedua cabang bermigrasi kearah masing- masing dan berfusi membentuk satu cabang. Cabang ini kemudian berpisah , satu cabang berjalan ke perifer dan berfungsi sebagai dendrit, yang lain berjalan kepusat sebagai akson menuju SSP. Cabang perifer itu sendiri yaitu dendrit, walaupun menyerupai akson yang diameternya teratur serta tak bercabang dan menghantar rangsang, biasanya dari organ reseptor. Neuron-neuron ini disebut pseudounipolar. Semua neuron lainya adalah multipolar dengan banyak dendrite dan biasanya satu akson. Jenis neuron berdasarkan ukuran dan jumlah akson yaitu Golgi tipe I yang memiliki akson yang panjang yang meninggalkan substansi grisea menuju ke substansi alba yang berjalan pada susunan saraf pusat dan berakhir pada saraf perifer atau jaringan lain seperti otot dan kulit. Contoh-contoh neuron motor sel purkinje dan sel piramid. Sebaliknya neuron Golgi tipe II mempunyai akson yang pendek yang tidak meninggalkan daerah perikarionnya, sering melewati lapangan dendritnya hanya untuk jarak pendek.terdapat di dalam korteks serebrum dan serebelum. Neuron berdasakan bentuk pola percabangannya yaitu sel stelata,bentuk bintang dan dendritnya menuju ke segala arah, mencakup neuron motoris spinal dan batang otak. Sel piramid,mempunyai suatu dendrite apikal dan empat atau lebih dendrit yang bercabang berjalan keluar dari dasar piramid dan akson juga keluar dari dasar piramid bagian tengah. Sel fusiform, bentuknya gelondong atau pipih.Secara fungsional, neuron juga dapat diklasifikasikan sebagai neuron motorik,mengawasi organ-organ efektor seperti otot dan kelenjar , atau neuron sensorik ,yang menerima rangsang sensoris baik eksteroseptif maupun interoseptif.

Gambar II.2-1 neuron motorik.

Gambar II.2-2.Jenis neurona. PerikarionPerikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma sekeilingnya mempunyai fungsi reseptif. Pada kebanyakan neuron, ia menerima rangsang yang dibangkitkan dalam saraf-saraf lain, tetapi peran utamanya adalah sebagai pusat trofik atau pemberi makan sel-sel, mensuplai organel dan makromolekul sampai ke cabang-cabangnya. Diameter badan sel biasanya besar sampai 135 mikrometer (m) walaupun beberapa perikarion diameternya hanya 4 mikrometer. Bentuknya tergantung pada jumlah dan orientasi dari cabang-percabang sitoplasmanya. Pada psudounipolar bentuknya globular, pada sel-sel bipolar bentuknya memanjang dan seperti kumparan dan pada sel-sel multipolar bervariasi dari bentuk bintang sampai piramida dan globular.b. NukleusInti umumnya besar dan bulat atau lonjong,dengan nukleolus mencolok dan relatif sedikit heterokromatin. Dalam neuron sangat besar yang aktif mensintesis,kromatin itu sebagian besar tersebar berupa eukromatin,menyediakan banyak genom untuk transkripsi. Karenanya disebabkan kurangnya materi yang dapat dipulas, inti tampak pucat bila dipulas dengan pewarna basa dan sering disebut sebagai vesikuler. Tetapi hal ini tidak berlaku pada neuron kecil yang jauh lebih banyak itu,yang memiliki kromatin lebih padat. Pada neuron kecil, seperti sel granul serebeli,terdapat banyak gumpalan heterokromatin kasar, seperti yang terlihat di limfosit atau sel plasma. Pada mikrogrograf elektron, struktur halus karioplasma dan selaput inti mirip dengan yang ada pada sel tempat lain ditubuh. Pada beberapa neuron bentuk intinya mungkin tidak teratur dengan lipatan dalam dari selaput intinya.c. Organel Sitoplasma Tebal plasmalesma antara 7 sampai 8 nm dan menunjukan spesialisasi pada bagian-bagian adhesi interseluller (lengketan) pada sinaps-sinaps yang disitu terdapat bahan-bahan padat didalam sitoplasma yang berdekatan. Mitokondria biasanya kecil lonjong,atau berbentuk seperti bola, dengan krista jenis tubular atau lamellar. Aparat Golgi biasanya besar, letaknya paranuklir, dan sering terdapat sebagai beberapa diktiosom tersebar diseluruh perikarion. Sentriol tidak jelas dalam sel saraf dan mungkin berhubungan dengan silium menonjol dari permukaan sel. (sel saraf tidak mempunyai kemampuan membelah diri). Lisosom-lisosom primer umumnya terdapat,dan letaknya biasanya dekat aparat golgi, dan berhubungan dengan hidrolisis produk akhir metabolism sel serta mungkin dengan degradasi lemak. Lisosom sekunder bertambah jumlahnya sesuai dengan pertambahan umur, beberapa diantaranya menjadi granula lipofuksin. Suatu hal yang menarik perhatian secara khas dari perikarion neuron besar adalah substansi Nissl atau badan-badan Nissl. Badan-badan Nissl berwujud sebagai unsure basofili dari sitoplasma. Dan dapat diwarnai dengan zat warna aniline basa. Badan-badan Nissl dibentuk oleh banyak tumpukan reticulum endoplasma granular dengan ribosom dan polisomnya, yang bebas dan yang terikat. Badan Nissl, ribosom dan polisomnya ini juga terdapat pada dendrit-dendrit tetapi tidak terdapat pada akson dan akson hilok, yang merupakan daerah berbentuk kerucut yang jernih pada bagian permulaan akson dari perikarion. Pada perikarion yang kecil-kecil hanya terlihat basofilia dan difusi. Reaksi dari badan-badan Nissl terhadap kerusakan atau kelelahan terhadap rangsang yang berkepanjangan adalah karakteristik, badan Nissl sebenernya pecah dan menyebar ke sitoplasma. Peristiwa tersebut disebut kromatolisis. Adanya sejumlah besar reticulum granular, nukleoli yang menyolok dan banyaknya mitokondria, berhubungan dengan pembentukan protein baru, yang menyebar keseluruh daerah neuron termasuk akson dan dendrit-dendritnya. Sedikit I retikelemen tubular ramping dari reikulum endoplasma yang agranular mungkin ditemukan pada perikarion dan pada beberapa dendrit.Hal kedua yang menarik pehatian pada neuron adalah adanya neufibril, Nampak dengan mikroskop cahaya pada sediaan perak dan terdapat diseluruh perikarion meluas kedalam dendrit-dendrit dan akson. Berkas-berkas tersebut mengandung mikrotubul- mikrotubul (neurotubul) dan mikrofilamen (neurofilamen). Mikrotubul menyerupai apa yang ditemukan pada sel-sel lain, diameternya 25 nm, sedang neurofilamen diameternya 10 nm dan menyerupai filament intermediate yang terdapat dimana-mana.d. Inklusi SitoplasmaTetes-tetes lemak biasanya kelihatan didalam peikarion dan memainkan peran sebagai bahan cadangan atau merupakan hasil metabolism normal atau patologis. Glikogen, walaupun teradapat di dalam sel saraf embrional, tidak terdapat di dalam neuron dewasa. Granula-granula pigmen dari tipe yang bermacammacam tersebar luas, granula lipofuksin, yang munkin adalah lisosom sekunder,terdapat di dalam neuron-neuron yang besar, jumlahnya bertambah sesuai usia. Granula-granula itu berwarna kuning kecoklatan. Melanin merupakan granula berwarna hitam kecoklatan, terdapat terutama pada sel-sel bagian tertentu, sebagai contoh pada substansia nigra dari otak tengah, pada ganglion- ganglion spinal dan simpatis, dan pada lokus seruleus di dalam dasar ventrikel yang ke empat.e. DendritDendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon. Dendrit menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki banayak dendrit, yang sangat memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi sejumlah besar akson terminal dari sel saraf lain. Diperkirakan bahwa sejumlah akson terminal membentuk hubungan fungsional dengan dendrit sel purkinje di serebelum. Pada sel saraf lain mungkin dapat lebih besar jumlahnya. Neuron bipolar, dengan hanya satu dendrit, tidak banyak dijumpai dan hanya terdapat paa tempat khusus. Berbeda dari akson yang memiliki diameter tetap dari satu ujung ke ujung lain, dendrit makin mengecil setiap kali bercabang. Batang utama dendrit-dendrit mengandung badan Nissl, mitokondria, dan juga diktiosom kecil, tetapi kandungan reticulum endoplasma dan ribosom berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada ranting yang lebih kecil dan ramping. Gambaran yang mencolok adalah banyak neurotubul dan neurofilamen. Bila suatu dendrite bercabang, berkas mikrotubul dan filament meluas ke dalam cabang-cabang. Secara fungsional mikrotubul berperan dalam transportasi orgenel-organel seperti mitokondria dan protein dari perikarion ke ujung-ujung dendrit. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di spina (ujung-ujung) dendrit, yang umumnya merupakan struktur berbentuk jamur(bagian kepala membesar, dihubungkan pada batang dendrit oleh bagian leher yang lebih sempit) dengan panjang 1 sampai 3m dan berdiameter kurang dari 1 m. Spina ini berfungsi penting dan berjumlah banyak. Spina dendrit merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di neuron. Peralatan pemrosesan terdapat dalam suatu kumpulan protein yang melekat pada permukaan sitosol dari membran parasinaptik, yang tampak dengan mikroskop elektron dan disebut membran parasinaptik. spina dendrit juga ikut serta dalam perubahan plastis yang mendasari proses adaptasi, belajar, dan mengingat. Spina-spina tersebut merupakan struktur dinamis dengan plastisitas morfologi berdasarkan protein aktin sitoskeleton, yang berhubungan dengan perkembangan sinaps dan adaptasi fungsionalnya pada orang dewasa.f. AksonAkson atau axis cylinder merupakan cabang tunggal,silindris,timbul dari badan sel saraf pada daerah yang disebut akson hilok. Kebanyakan neuron hanya memiliki satu akson, ada sejumlah kecil yang tak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris dengan panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai jenis neuronnya. Meskipun ada neuron dengan akson pendek, akson umumnya berukuran panjang. Misalnya, akson sel motorik di medulla spinalis yang mempersarafi otot kaki . semua akson berasal dari daerah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson,yang umumnya muncul dari perikarion. Membran plasma di akson disebut aksolemma, isinya dikenal sebagai aksoplasma.Pada neuron yang membentuk akson bermielin, bagian akson diantara muara akson dan titik awal mielinisasi disebut segmen inisial. Segmen ini merupakan tempat berkumpulnya stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suatu potensial aksi atau impuls saraf. Akson memiliki diameter yang tetap dan tidak bercabang banyak. Namun, akson keluar dari badan sel menghasilkan sebuah cabang akson dikenal sebagai cabang kolateral. Sitoplasma(aksoplasma) mengandung mitokondria, mikrotubulus yang berperan dalam transpor, neurofilamen, dan sejumlah sisterna reticulum endoplasma halus. Terdapat lalu lintas dua arah yang sibuk dari molekul besar dan kecil di sepanjang akson. Makromolekul yang disintesis didalam badan sel akan diangkut secara kontinu oleh suatu aliran anterograd disepanjang akson ke bagian terminalnya. Aliran ini berlangsung dengan 3 kecepatan yang berbeda. Aliran lambat mengangkut protein dan mikrofilamen. Aliran sedang mengangkut mitokondria, dan aliran cepat mengangkut zat yang ditampung dalam vesikel, yang diperlukan diakson terminal,dan penyebarannya diikuti dalam selang waktu.

g. SinapsSinaps adalah tempat transmisi transneural suatu impuls (rangsang) saraf. Pada beberapa keadaan, sinyal listrik mungkin diteruskan secara langsung ke sel di dekatnya dengan gap junction tahanan rendah yang telah diuraikan terlebih dahulu oleh jaringan lain disebut sinaps listrik. Biasanya rangsangan dipindahkan dari sel ke sel oleh substansi neurontransmitter (penghantar saraf). Biasanya kontak terdapat antara akson dari satu neuron dengan dendrit (akso-dendritik) atau perikarion (akso- somatic) dari neuron lain, kadang-kadang antar dendrit (dendro-dendritik) atau antar akson (akso-aksonik). Secara fungsional, terjadi di sinaps pembangkit dan penghambat, dan walaupun ada perbedaan morfologi dalam berbagai jenis, semuanya mempunyai ciri yang bersamaan.Biasanya suatu sinaps didalam susunan saraf pusat terdiri atas unsur pra-sinaps dan unsur pasca-sinaps (sutau dendrit) dengan suatu celah ekstrasel yang sempit diantara keduanya yang mungkin mengandung filamen-filamen halus dengan bagian lembaran luar membran pra-sinaps dan pasca-sinaps. Kedua membran tampak lebih padat, tebal karena bahan padat electron berikatan dengan daun lembaan dalam dari sitoplasma, dan lebih mencolok dan lebih homogenya pada sisi pasca-sinaps. Namun, pada pra-sinaps terdapat suatu kumpulan gelembung yang mengandung substansi neurotransmitter.h. Sel schwan Semua akson dalam system saraf perifer dibungkus oleh sel schwan mempunyai inti yang heterokromatik, biasanya gepeng, dan terdapat ditengah sel,banyak mitokondria, miktotubul, mikrofilamen, sering beberapa lisosom, sedikit reticulum endoplasma granular, dan aparat Golgi yang kecil. Sebelah luarnya terdapat lamina basal kecuali tempat berbatasan dengan cabang sel saraf.Dalam sel schwan terdapat selubung myelin, dengan mikroskop cahaya selubung myelin dan selubung schwan tampak sebagai lapisan terpisah, namun mikroskop elektron menampakkan bahwa myelin itu sebenernya merupakan bagian dari sel schwan, terdapat membran sel yang melilit secara spiral mengelilingi akson. Myelin ini berfungsi sebagai insulator listrik dan mempercepat hantaran impuls saraf. Selubung schwan dan mielinnya pada jarak teratur diputus sepanjang jalan serat saraf oleh nodus ranvier, yang merupakan tempat terputusnya sel-sel schwan berurutan sepanjang akson. Pada saraf tepi yang difiksasi dengan osmosium tetroksida, myelin dalam setiap segmen tampak terputus-putus oleh bangun berbentuk kerucut yaitu insisura-lanterman. Terdapat sejumlah insisura pada setiap segmen, tampak sebagai celah-celah oblik bagus pada kedua sisi akson. Pada mikrograf elektron ternyata bahwa mereka itu tidak terputus, namun tempat pemisahan setempat dari lamel myelin. Lamel itu secra utuh melintasi tempat itu, namun dipisahkan oleh residu sitoplasma yang terperangkap dalam pilinan dan agaknya menyatu dengan sitoplasma badan sel. Hubungan sebenarnya schwan dengan akson tanpa mielintak dapat dijelaskan dengan mikroskop cahanya namun mikrograf electron menampakkan bahwa beberapa akson menempati alur-alur dalam pada permukaan sel schwan. Gambar II.2-3. Struktur ultra sebuah neuron. Permukaan neuron seluruhnya ditutupi oleh sinaps dari neuron lain atau oleh cabang-cabang sel glia. Pada sinaps, membran neuron lebih tebal dan disebut membran pasca-sinaps. Cabang neuron yang tak mengandung ribosom(bagian bawah gambar) adalah muara akson. Cabang-cabang lain dari sel ini adalah dendrit.

II.2.2 NeuralgiaSebagai namanya (neuron = saraf, dan glia = lem), jaringan ini berfungsi untuk menyatukan jaringan saraf SSP. Sel neuralgia umumnya kecil, dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin. Inti berdiameter antara 3-10 um, kurang lebih sebesar neuron-neuron yang paling kecil.Neuralgia mencakup astrosit, oligondrosit, microglia, dan sel ependim. Sel-sel ini menghasilkan myelin, bersifat fagostik, dan merupakan kerangka penyokong bagi neuron-neuron. Bersama-sama, mereka sebagai suatu system dinamik bermakna fungsional dalam pertukaran metabolik antara neuron-neuron system saraf pusat dan lingkungannya. Beberapa sel glia dapat berpindah-pindah tempat dan berbeda dengan neuron, tetapi mempunyai kemampuan membelah.a. OligodendrositOligodendrosit disebut juga sebagai aligodendroglia, lebih kecil daripada astrosit dengan cabang-cabnag sel yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sering agak tidak teratur, dan heterokromatik. Sitoplasma yang sedikit tampak sebagai pinggiran perinuklir. Dengan mikroskop elektron, sitoplasma umumnya lebih padat dari pada astrosit, dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar, aparat Golgi yang luas dan terdapat mikrotubul yang meluas kedalam cabang sitoplasma. Oligodendrosit terdapat dengan perikariondria neuron, dan diantara berkas-berkas akson didalam substansi alba (interfascicular oligodendrocytes). Lainya terletak dalam posisi perivaskular sekitar pembuluh-pembuluh dah. Di dalam lokasi perineuronal dan oligodendrosit interfasikular bertanggung jawab atas pembentukan myelin, cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendrosit mempunyai beberapa cabang dank arena itu membentuk sarung-sarung mielinsekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.

b. AstrositAstrosit adalah sel-sel berbentuk bintang dengan banyak cabang-cabang sitoplasma hanya terlihat dengan teknik impregnasi. Memiliki inti besar, bulat atau lonjong, dan pucat (vesicular). Nucleoli tidak jelas, sitoplasmanya tidak mengandung ribosom, kompleks golgi,dense bodies atau lisosom, dan filamen-filamen sitoplasmik. Filamen-filamen ini terdapat dalam gabungan, terentang dari proses cabang lainnya melalui perinuklir. Proses sitoplasmik benrhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah (kaki perivaskuler), dengan permukaan neuron, dan dengan membrane basal pada permukaan system saraf pusat (otak dan medulla spinallis). Astrosit dapat dibedakan menjadi dua jenis :1.Astrosit ProtoplasmaTerdapat pada substansi grisea otak dan medulla spinalis. Astrosit protoplasma mempunyai cabang-cabng pendek, tebal dengan banyak cabang dan terletak sekitar neuron, daerah sinaps, dan pembuluh darah. Astrosit protoplasma memiliki banyak sitoplasma dan inti yang lebih besar dan pucat daripada sel neuralgia lain.2.Astrosit fibrosaTerdapat dalam substansi alba dan mempunyai proses-proses panjang dan langsing dengan beberapa cabang atau sekali tidak bercabang. Inti selnyaeukromatik dan sitoplasmanya mengandung relative sedikit organel,termasuk sedikit reticulum endoplasma kasar,beberapa ribosom. Berkas-berkas filament (glia) menyolok pada tipe ini.Karena banyaknya proses dan proses-proses sitoplasma yang luas, astrosit adalah penting sebagai penyokong dan dapat mengendalikan lingkungan iondan kimiawi neuron. Beberapa astrosit memiliki cabang dengan ujung-ujungnya yang melebar yang berhubungan dengan sel endotel. Diyakini bahwa melalui ujung-ujung ini, astrosit memindahkan molekul dan ion dari darah ke neuron.cabang yang melebar juga terdapat pada permukaan luar susunan saraf pusat, tempat cabang-cabng tersebut menyusun suatu lapisan yang utuh. Selain itu, jika bila susunan saraf pusat mengalami cidera, astrosit berproliferasi untuk membetuk jaringan parut sel.

c. MikrogliaMikroglia adalah sel kecil memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tidak teratur. sel-sel ini dapat dikenali pada sediaan H.E (hematoksilin-eosin) rutin,oleh intinya yang gepeng dan padat, yang berbeda dengan sel glia lain yang bulat. Mikroglia yaitu sel fagositik yang termasuk dalam system fagosit mononuclear di jaringan saraf, berasal dari sel perkusor dalam sum-sum tulang. Mikroglia terlibat dalam reaksi peradangan dan perbaikan dalam susunan saraf pusat orang dewasa, dan sel-sel ini menghasilkan dan melepaskan protease netral dan radikal oksidatif. Bila teraktifkan, microglia akan mengerutkan cabang-cabangnya dan memperlihatkan ciri morfologi sebuah makrofag, yang menjadi sel fagosit dan bekerja sebagai sel penyaji antigen. Mikroglia menyekresi sejumlah sitokin pengatur imun dan mengeluarkan debris sel yang tak diinginkan yang disebabkan kerusakan.d. Sel EpendimSel spendim adalah sel epitel silindris rendah yang melapisi ventrikel otak dan kanalis sentralis di medulla spinalis. Pada embrio, sel ependim itu bersilia,tetapi pada orang dewasa sel itu ternyata termasuk jenis epitel kuboid dengan sedikit silia. Dengan mikroskop elektron, dapat diperlihatkan bahwa permukaan sel ependim yang menghadap lumen mengandung banyak mikrovili dan sitoplasmanya mengandung fibril yang dapat meluas ke dalam cabang-cabang sitoplasma basal. Desmosom dan kompleks tautan terdapat diantara sel-sel.

Gambar II.2-4. Gambar sel neuralglia yang tampak dalam sediaan yang dipulas dengan impregnasi logam. Perhatikan bahwa hanya astrosit yang memiliki kaki-kaki vaskular, yang menutupi dinding.

BAB IIIPENUTUP

III.1 KesimpulanSystem saraf adalah mekanisme yang memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan pada berbagai lingkungan eksternal dan internal yang senantiasa terjadi. Mekanisme ini juga mengawasi dan menyelaraskan berbagai kegiatan tubuh. pada manusia susunan system saraf terbagi menjadi dua bagian besar yaitu susunan saraf pusat (SSP) yang terdiri atas otak dan medulla spinalis yang berlokasi di cranium dan kanalis vetebralis dan susunan saraf tepi (SST) terdiri atas saraf kranialis dan spinalis.Di dalam tubuh terdapat jaringan-jaringan saraf yang tersusun oleh sel saraf (neuron) dan neuralglia. Neuron memiliki macam-macam bentuk , neuron terdiri atas oleh badan sel, dendrit, akson, inkluisi sitoplasma,dan sel schwan sebagai lapisan yang melindungi akson. Sedangkan neuralglia merupakan sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Neuralgia mencakup astrosit, oligondrosit, microglia, dan sel ependim. Sel-sel ini menghasilkan myelin, bersifat fagostik, dan merupakan kerangka penyokong bagi neuron-neuron.Dengan demikian, sel penyusun sitem saraf yaitu sel saraf (neuron) dan neuralglial sangat berhubungan karena sel penyusun tersebut sangat penting untuk terjalinnya komunikasi diantara sistem tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, Newman W. A. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. EGC. Jakarta.Moore, Keith L, Anne M. R. Agur. 2002. Anatomi Klinik Dasar. Hippokrates. Jakarta.Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi. EGC. Jakarta.Jancquiera, Luiz C., J. Carneiro. 2007. Basic Histology: Text and Atlas. Edisi 10. EGC. Jakarta.Lesson, C Roland., T, S Lesson, and A, A Paparo. 1996. Buku Teks Histologi. Edisi 5. EGC. Jakarta.

BLOK HPK 116FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI