Kementerian Dalam NegeriRepublik Indonesia

“Refleksi Pelaksanaan PilkadaSerentak Tahun 2015, 2017 &

2018 Serta Proyeksi PelaksanaanPilkada 2020 & 2024”

REVLI FATONIDIREKTORAT FASILITASI KEPALA DAERAH & DPRD

DITJEN OTONOMI DAERAH

SURABAYA, 15 NOVEMBER 2018

MEWUJUDKAN PILKADA YANG DEMOKRATIS

SILA KEEMPAT PANCASILA: “KERAKYATAN YANG

DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM

PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN”

PASAL 1 AYAT (2) UUD 1945: “KEDAULATAN BERADA DI

TANGAN RAKYAT DAN DILAKSANAKAN MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR”

PASAL 18 AYAT (1) UUD 1945: GUBERNUR, BUPATI, DAN

WALIKOTA MASING-MASING SEBAGAI KEPALA

PEMERINTAHAN DAERAH PROPINSI, KABUPATEN, DAN

KOTA DIPILIH SECARA DEMOKRATIS.

UU NO. 1 TAHUN 2015 + UU NO. 8 TAHUN 2015 & UU NO. 10

TAHUN 2016: “KDH DAN WAKIL KDH DIPILIH SECARA

LANGSUNG OLEH RAKYAT (PARTICIPATORY

DEMOCRACY)”

HARAPAN: “MENGHASILKAN KDH DAN WAKIL KDH YANG

BERLEGITIMASI, BERKOMPETEN, DAN

BERINTEGRITAS TINGGI DALAM MEMAJUKAN

DAERAH

PILKADA

9 DES. 2015

PILKADA 15 FEB. 2017

PILKADA 27 JUNI 2018

269 KDH(9G, 224B,

36W)

171 KDH (17G, 115B,

39W)

101 KDH (7G, 76B,

18W)

PILKADA SERENTAK NASIONAL

TAHUN 2024

DI 541DAERAH OTONOM

PILKADA BERIKUTNYA TAHUN 2020

PILKADA SERENTAK

AMJ s/d Tahun2022 selanjutnya

KDH diisi olehPenjabat

AMJ s/d Tahun2023 selanjutnya

KDH diisi olehPenjabat

CATATAN:•KDH dan Wakil KDH hasil pemilihan tahun 2020 menjabat sampai dengan tahun 2024•Untuk mengisi kekosongan jabatan KDH dan Wakil KDH yang AMJnya tahun 2022 & 2023 diangkatPenjabat sampai dengan terpilihnya KDH dan Wakil KDH di Pilkada Serentak Nasional 2024(SUMBER: PASAL 201 AYAT 1-9 UU NO. 10 TAHUN 2016)

9 PROVINSI

224 KABUPATEN

36 KOTA

PELAKSANAAN PILKADASERENTAK TAHUN 2015 DAN TAHUN 2017

3

PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DANWALIKOTA SERENTAK TAHUN 2015

PADA 269 DAERAH OTONOM:

76 KABUPATEN

18 KOTA

PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DANWALIKOTA SERENTAK TAHUN 2017

PADA 101 DAERAH OTONOM:

7 PROVINSI

Rp.

MARAKNYA PENGGUNAAN ISU SARA/BLACK CAMPAIGN

REVIEW PILKADA SERENTAK (2015, 2017 & 2018)

PARTISIPASI MASYARAKATTAHUN 2015 : 70 %

TAHUN 2017 : 74,5 %TAHUN 2018 : 73,24 %

BIAYA PENYELENGGARAAN MEMBENGKAK

TAHUN 2015 : 269 DAERAH --> + 7,1 T

TAHUN 2017 --> + 4,2 T

PROYEKSI TAHUN 2018 : 171 DAERAH --> + 15,4 T

(MASIH BERTAMBAH NPHD PANWAS DAN KEAMANAN BEBERAPA DAERAH BELUM)

6

TINGKAT PARTISIPASI PILKADA 2017 MENINGKAT MENJADI RATA-RATA 74% DIBANDING TAHUN 2015

YANG RATA-RATA 65%

MASIH ADANYA PSU DI BEBERAPA

KABUPATEN/KOTA

SURAT KETERANGAN PENDUDUK CUKUP

SIGNIFIKAN MENGGERAKKAN

PARTISIPASI PEMILIH

BUDAYA SIAP MENANG DAN SIAP KALAH PERLU LEBIH

DIKEDEPANKAN

MENINGKATNYA JUMLAH PASLON YG TIDAK DIUSUNG

MELALUI PARPOL (TAHUN 2017 MENINGKAT MENJADI 69 PASLON) OLEH KARENANYA MEKANISME REKRUITMEN & PENDIDIKAN POLITIK OLEH

PARPOL

OPTIMALISASI DUKUNGAN PEMERINTAH & PEMDA DLM

MEMETAKAN POTENSI KONFLIK KOORD DG

APARAT PENEGAK HUKUM

EKSES NEGATIF PERILAKU PENYEBAR HOAX DAN ISU

SARA PERLU UPAYA BERSAMA DARI PARAPIHAK

NETRALITAS ASN MASIH PERLU DIOPTIMALKAN

Catatan Pilkada Serentak 2015 & 2017

Gambaran Umum 2017Gambaran Umum 2015

Jumlah sengketa Pilkada : 151 Jumlah daerah yang mengajukan sengketa : 132 (87%)

Jumlah sengketa Pilkada : 109 Jumlah daerah yang mengajukan sengketa : 52 (47%)

Tingkat Partisipasi 70% dari target 75% Tingkat Partisipasi 74,5% dari target 77,5%

269 DAERAH(9 PROVINSI,

224 KABUPATEN,36 KOTA)

Jumlah pengguna hak pilih: 70.288.210 pemilih

101 DAERAH(7 PROVINSI,

76 KABUPATEN,18 KOTA)

TOTAL NPHD 7.1 T

TOTAL NPHD 4.2 T

DPT : 100.411.729 jiwa DPT : 41.382.293 jiwa

TOTAL PASLON : 827PERSEORANGAN : 137 (16.5%) , PARPOL : 690 (83.4%),

PASLON TUNGGAL : 3 (0.36%)

TOTAL PASLON : 337PERSEORANGAN : 90 (26.7%), PARPOL : 247 (73.3%),

PASLON TUNGGAL : 9 (2.67%)

8 daerah PSU (7.92%) 5 daerah Pilkada susulan dan 2 daerah PSU (0.74%)

Jumlah pengguna hak pilih : 30.829.808 pemilih

Petahana : 170 calon, menang: 122 calon (71.7 %) Petahana: 120 calon, menang: 60 calon (50 %)

Paslon Wanita: 122 calon, menang: 40 calon (32.7 %) Paslon Wanita: 45 calon, menang: 15 calon (33%)

SUMATERA KALIMANTAN

JAVA

IRIAN JAYA

PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018

DISELENGGARAKAN PADA 171 DAERAH OTONOM YANG MELIPUTI 17 PROVINSI, 115 KABUPATEN, DAN 39 KOTA.

PROVINSI YANG MELAKSANAKAN PILKADA GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR ADALAH 1. BALI2. JAWA BARAT3. JAWA TENGAH4. JAWA TIMUR5. KALIMANTAN BARAT6. KALIMANTAN TIMUR7. LAMPUNG8. MALUKU9. MALUKU UTARA 10. NTB11. NTT12. PAPUA13. RIAU14. SULAWESI SELATAN15. SULAWESI TENGGARA16. SUMATERA SELATAN, DAN 17. SUMATERA UTARA

KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN PILKADA ADALAH :1. KABUPATEN PROBOLINGGO2. KABUPATEN SAMPANG3. KABUPATEN BANGKALAN4. KABUPATEN BOJONEGORO5. KABUPATEN NGANJUK6. KABUPATEN PAMEKASAN7. KABUPATEN TULUNGAGUNG8. KABUPATEN PASURUAN9. KABUPATEN MAGETAN10. KABUPATEN MADIUN11. KABUPATEN LUMAJANG12. KOTA MALANG13. KABUPATEN BONDOWOSO14. KABUPATEN JOMBANG15. KOTA MOJOKERTO16. KOTA PROBOLINGGO17. KOTA KEDIRI18. KOTA MADIUN

PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2018 DI PROVINSI JAWA TIMUR

DISELENGGARAKAN PADA 18

DAERAH OTONOM YANG MELIPUTI 13 KABUPATEN

& 5 KOTA.

POTENSI PERMASALAHAN PILKADA SERENTAK 2018

LUAS WILAYAH, KONDISI GEOGRAFI, DAN ADANYAPERATURAN KHUSUS

PEREKAMAN DAN DATA KEPENDUDUKAN OLEH DUKCAPIL DI 171DAERAH YANG MENYELENGGARAKAN PILKADA

NPHD DAN BAWASLU TERDAPAT PERMASALAHAN DALAMPROSES PEMBENTUKAN TERKAIT KELEMBAGAANNYA

PEMDA DAN KPU PROV/KAB/KOTA MEMBAHAS DRAF NPHD

10

RUJUKAN INDEKS KERAWANAN PILKADA MENJADI SALAH SATUPARAMETER DALAM MEWASPADAI DAERAH RAWAN DENGANMEMPERHATIKAN PENGALAMAN PILKADA DKI TERKAIT ISU SARADAN SENTIMEN AGAMA

SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI DAN CEGAH DINI, PIHAK KEAMANANTELAH MELAKUKAN PEMETAAN TERHADAP POTENSI TERJADINYAKERAWANAN YANG MENJADI KENDALA DI LAPANGAN DIANTARANYA :1. PERSETERUAN ANTAR PARA PENDUKUNG PASLON2. ADANYA DUKUNGAN GANDA DARI PARPOL PENGUSUNG3. NETRALITAS PENYELENGGARA4. KAMPANYE HITAM (BLACK CAMPAIGN) DAN MONEY POLITIC.5. KUALITAS MASYARAKAT DLM MENGGUNAKAN HAK POLITIKNYA

SANGAT RENDAH.6. PELANGGARAN KODE ETIK OLEH PENYELENGGARA YG DPT

MENGHAMBAT TAHAPAN.7. TDK ADANYA SOLIDITAS DR PENYELENGGARA.8. MASALAH LOGISTIK TERKAIT DGN 4T

- TEPAT WAKTU- TEPAT KUANTITI- TEPAT SPESIFIKAS- TEPAT SASARAN

9. BLM ADA PENENTUAN YG TEPAT TTG WILAYAH YG MENGGUNAKANSISTEM NOKEN. 11

KENDALA YANG DIHADAPI SELAMA PILKADA SERENTAK 2015 & 2017 SEBAGAI ACUAN PELAKSANAAN PILKADA 2018

(1)TERDAPAT PERMASALAHAN NPHD

BAWASLU, TERKAIT PROSES PEMBENTUKAN KELEMBAGAANNYA

(2)MEKANISME

PENGADMINISTRASIAN PERTANGGUNGJAWABAN

PENDANAAN PILKADA

(3)RUJUKAN INDEKS KERAWANAN PILKADA MENJADI SALAH SATU

PARAMETER DALAM MEWASPADAI DAERAH RAWAN DENGAN

MEMPERHATIKAN PENGALAMAN PILKADA DKI TERKAIT ISU SARA

DAN SENTIMEN AGAMA

(4)MINIMNYA PESERTA PILKADA

(5)NETRALITAS ASN DALAM PILKADA.

(6)BLACK CAMPAIGN

SEBELUM MASA KAMPANYE (pencitraan dan berita hoax pada

balon) dan POLITIK UANG

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PELAKSANAAN PILKADA

LANGKAH – LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN DALAM MENGANTISIPASI POTENSI PERMASALAHAN PILKADA 2018

•Menjamin tersedianya pendanaan pelaksanaan Pilkada dengan memfasilitasi percepatan NPHD

•Menyiapkan DP4 yang seakurat mungkin sebagai dasar KPU dalam menyusun DPS dan DPT.

•Membantu peningkatan partisipasi pemilih dengan mendorong pemerintah daerah untuk

mengalokasikan dana sosialisasi pada OPD terkait dengan penyelenggaraan Pilkada.

•Pembentukan Desk Pilkada di seluruh daerah untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam

penyelenggaraan setiap tahapan Pilkada sehingga mempermudah pengawasan, pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan.

•Berkoordinasi dengan Bawaslu, TNI/POLRI untuk melakukan pemetaan potensi konflik dan

kerawanan setiap tahapan guna deteksi dini terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu

pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.

•Menginstruksikan kepada pemerintah daerah agar menekankan pemahaman aturan terkait

netralitas ASN dan penegakan sanksi terhadap pelanggaran netralitas ASN dalam

penyelenggaraan Pilkada. (SE KASN No. B-2900/KASN/11/2017 Tgl 10 November 2017, Hal

Pengawasan Netralitas Pegawai ASN pada Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2018)

PEMERINTAH

ISU – ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK

REGULASI MULTI TAFSIR ATAS UU & PERATURAN PILKADA/PEMILU SENGKETA GUGATAN PTUN ATAS PERATURAN PILKADA

PENYELENGGARA SDM YANG KURANG KOMPETEN TERGANGGUNYA KREDIBILITAS & INDEPEDENSI

PESERTA BUDAYA POLITIK YANG SIAP MENANG DAN SIAP KALAH PENGGUNAAN BLACK CAMPAIGN / ISU SARA & PRAKTEK MONEY POLITIC

LOGISTIK PENDISTRIBUSIAN YANG TIDAK TERENCANA DENGAN BAIK TERGANGGUNYA PENDISTRIBUSIAN AKIBAT KERAWANAN KEAMANAN DAN

SULITNYA KONDISI GEOGRAFIS

TAHAPAN PELAKSANAAN KAMPANYE MASA TENANG & PEMUNGUTAN SUARA PENETAPAN CALON TERPILIH SENGKETA

PEMILIH POTENSI PERMASALAHAN DI PERBATASAN DAN MOBILISASI PEMILIH RENDAHNYA ANTUSIAS MASYARAKAT TINGKAT PARTISIPASI

TITIK KRUSIAL DAN POTENSI KONFLIKNO TAHAPAN POTENSI MASALAH POTENSI KONFLIK

1. PenyusunanDaftar Pemilih

1. Pemilih yang Belum memiliki KTPElektronik berpotensi tidakterdaftar di DPT

2. Pemilih terdaftar lebih dari satukali (ganda)

3. pemilih tinggal di daerah sengketa4. Pemilih tidak memiliki identitas

kependudukan

Permasalahan DPT akandijadikan alasan bagi calonyang kalah untuk melakukanpenolakan terhadap hasilpemilu dengan melakukandemonstrasi dan tindakkekerasan

2 Pencalonan 1. Manipulasi data pendukung olehbacalon perseorangan

2. Dukungan ganda oleh pendukungatau partai politik

3. Pemalsuan dokumen pencalonandan/atau syarat calon

1. Sengketa pencalonan diPTUN tidak berkepastiandari sisi waktu

2. Bakal calon yang tidaklolos selain melakukansengketa melakukantekanan-tekanan kepadaKPU

3. Tindakan kekerasanpendukung terhadap KPUdaerah

LANJUTANNo

Tahapan Potensi Masalah Potensi Konflik

3 Kampanye 1. Kampanye hitam2. Berita Hoax di media sosial3. Politik uang4. Intimidasi5. Kampanye SARA

Potensi konflik antar pendukungpasangan calon pada tahapan inisangat tinggi pada tahapan inijika kampanye hitam, hoax,politik uang, intimidasi, dsbterjadi di tengah masyarakat

4 PemungutandanPenghitunganSuara

1. Politik uang2. Intimidasi kepada pemilih

dan penyelenggara3. Manipulasi penghitungan

suara4. Pemalsuan dan/atau

penyalahgunaan Model C65. PSU

Eskalasi konflik antarpendukung semakin tinggi padasaat hari pemungutan suara,terlebih jika hoax, informasikecurangan beredar di tengahmasyarakat

5 RekapitulasidanPenetapanCalonTerpilih

1. Perbedaan data antara saksidengan KPU

2. Potensi manipulasi data hasilpemilu

3. Potensi politik uang

1. Demonstrasi calon yangkalah akan semakinmeningkat pada tahapan

2. Potensi konflik pendukungpasangan calon akanmeningkat pada tahapan ini.

PEMETAAN DUKUNGAN PEMDA DALAM PILKADA

1 ANGGARAN

PENDAFTARAN PEMILIH2

TRANTIBUM3

NETRALITAS ASN4

PENJABAT / PELAKSANA TUGAS KDH5

- HIBAH KPUD- HIBAH PANWAS/BAWAS

- HIBAH POLRI & TNI

PARTISIPASI PEMILIH

JUMLAH PERSONEL

MUTASI JABATAN

JUMLAH PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA PROVINSI

KAPASITAS & TRACK RECORD

ASPEK INDIKATOR

ANGGARAN ANTISIPASI PSUREFER PERMENDAGRI 44/2015

- REKAM E-KTP- CETAK E-KTP

- SUKET PILKADA

- SATLINMAS (PAM TPS)- SATPOL PP/DAMKAR

- DISHUB

REFER PS 71 UU 10/2016Petahana dilarang melakukanpenggantian pejabat kecuali

mendapat persetujuan tertulisdari Mendagri

REFER PERMENDAGRI 74/2016

TTG CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA BAGI

KDH/WKDH

OUTPUT

DUKUNGAN TIM PEMANTAUAN DAN DEKS PILKADA

MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM MENDUKUNG STABILITAS POLDAGRI

1DETEKSI DAN PENCEGAHAN

DINI ATAS UPAYA PENEBARAN KEBENCIAN (SARA) SEBAGAI INSTRUMEN POLITIK PILKADA

SINERGI PUSAT-DAERAH

DESK PILKADA FORKOPIMDA2

3

STABILITAS POLDAGRI

INSIASI DESENTRALISASI ASIMETRIS BAGI PILKADA DI DAERAH KHUSUS

KEMENDAGRI MENYUSUN PETA POTENSI KONFLIK SEBAGAI ANTISIPASI KERAWANAN SEBAGAI HASIL EVALUASI PILKADA

SERENTAK TAHUN 2018

JARINGAN INFORMASI YANG ADA DI DAERAH:• Badan Kesbangpol Provinsi dan Kab/Kota,

• Badan Intelijen Negara di daerah, • Lembaga Penyelenggara Pilkada dan Jaringan Forum Strategis lainnya.

19

1. Regulasi2. Kesiapan Penyelenggara

3. Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih4. Anggaran serta Keamanan

5. Ketentraman dan Ketertiban Umum (Kamtramtibum).

Titik Waspada PenyelenggaraanPilkada Serentak

Gangguan imbas dualisme partai. Kisruh Sengketa Pencalonan. Calon Tunggal Perubahan pengaturan dan Uji Materi atas beberapa

ketentuan UU dan PKPU di MK dan MA. Soal anggaran di beberapa daerah, harus segera

dipastikan, agar tahapan yang sedang berjalan tidak terganggu.

Keadilan pembiayaan kampanye. Isu spesifik daerah tenggelam oleh isu “nasional”.

Politisasi APBD Kulaitas DPT persoalan di ujung. Aktivitas pendidikan politik dan sosialisasi

kepada masyarakat dan pemilih harusberjalan dengan visioner, agar partisipasimasyarakat tidak hanya dalam memberikanhak suara, tapi juga mengawal proses.

Konsolidasi penyelenggara pemilu sampaike tingkat TPS harus berjalan dengan baik, agar seluruh proses dan tahapan pilkadabisa berjalan maksimal.

Titik Waspada PenyelenggaraanPilkada Serentak

Direktorat Jenderal Otonomi DaerahKEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

PELANTIKAN KDH & WKDH HASIL PILKADA SERENTAK

1. Pada Pilkada Serentak Tahun 2015, telah dilantik 269 KDH &WKDH yang terdiri dari 9 Gubernur, 224 Bupati dan 36 Walikotabeserta wakilnya.

2. Pada Pilkada Serentak Tahun 2017, telah dilantik 101 KDH &WKDH yang terdiri dari 7 Gubernur, 76 Bupati dan 18 Walikotabeserta wakilnya.

3. Pada Pilkada Serentak Tahun 2018, sampai dengan tanggal14 November 2018, telah dilantik 84 KDH & WKDH yang terdiridari 12 Gubernur, 55 Bupati dan 17 Walikota beserta wakilnya.

Keterangan:

3 (tiga) daerah melaksanakan PSU (Pemilihan Suara Ulang), yaituKota Cirebon, Kabupaten Sampang & Kabupaten Deiyai.

87(delapan puluh tujuh) daerah dari 171 daerah yangmelaksanakan Pilkada pada Tahun 2018 belum dilantik.

Surat MDN

Nomor131/8553/SJ

Tanggal16 Oktober

2018

Pelantikan dilaksanakan berdasarkan AMJ

Bagi Provinsi yg terdapat lebih dari 1kabupaten/kota yg AMJ KDH/WKDH pada bulanyg berbeda (bulan berikutnya) dg jarak AMJ palinglama 2 minggu, maka pelantikan dilaksanakan secaraserentak dg memperhatikan AMJ KDH/WKDHpaling akhir .

Pasal 163, Pasal 164, Pasal 164A, dan Pasal

200A ayat (5) UU Nomor 10 Tahun 2016

Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/WakilWalikota dilantik oleh Gubernur di IbukotaProvinsi dan dilakukan secara serentakbertahap

Sertijab dilakukan di ibukota Kabupaten/Kota masing-masing, dilanjutkan dg penyampaian pidato visi dan misi Bupati/Walikota

pada Rapat Paripurna di DPRD masing-masing

Bagi Provinsi yg terdapat lebih dari 1kabupaten/kota yg AMJ KDH/WKDH pada bulanyg sama, maka pelantikan dilaksanakan secaraserentak dg memperhatikan AMJ KDH/WKDHpaling akhir di bulan tersebut.

PELANTIKAN KDH/WKDH DALAM STATUS TERSANGKA/TERDAKWA/TERPIDANA

Dalam hal calon KDH dan/atauCalon WKDH terpilihditetapkan menjadi tersangkapada saat pelantikan, yangbersangkutan tetap dilantikmenjadi KDH dan/atau WKDH.

25

Pasal 163 ayat (6), (7) & (8) jo. Pasal 164 ayat (6), (7) & (8) UU Nomor 10

Tahun 2016

Dalam hal calon KDHdan/atau Calon WKDHterpilih ditetapkanmenjadi terdakwa padasaat pelantikan, yangbersangkutan tetapdilantik menjadi KDHdan/atau WKDH dan saatitu juga diberhentikansementara sebagai KDHdan/atau WKDH.

Dalam hal calon KDH dan/atauCalon WKDH terpilihditetapkan menjadi terpidanaberdasarkan putusanpengadilan yang telahmemperoleh kekuatan hukumtetap pada saat pelantikan,yang bersangkutan tetapdilantik menjadi KDHdan/atau WKDH dan saat itujuga diberhentikan sebagaiKDH dan/atau WKDH.

HAMBATAN, TANTANGAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DALAM PILKADA SERENTAK

TAHUN 2020 & 2024

26

AGAR PILKADA LANGSUNG & SERENTAK TAHUN 2020 & 2024 BERJALAN SESUAIDENGAN ATURAN YANG ADA, PERLU DIPERHATIKAN BEBERAPA HAL BERIKUT :

• Harus ada jaminan hak-hak konstitusimasyarakat terjaga dan terakomodir dalampenyelenggaraan Pilkada

• Harus ada kepastian penyaluran dana, logistik,realisasi tahapan NPHD sesuai dengan alokasiyang telah ditetapkan

1

2• Harus mengedepankan kecermatan untuk menghindari

kecurangan dalam penyelenggaraan Pilkada, terutamaterkait data pemilih3

• Pilkada harus menjadi tanggungjawabbersama, terutama pemerintah dan partaipolitik untuk mensukseskannya4

• Collective action dari semua pihak untukmemperhatikan aturan yang ada, terutama pada daerahdengan tingkat kerawanan yang tinggi5

.........LANJUTAN

• Sebagaimana amanat UU No 10 Tahun 2016, bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah baik yang akan maju dalam pilkada maupun yang tidak ikut kontestasi pilkada dilarang melakukan penggantian pejabat kecuali ada izin dari Menteri.

6

7• Dalam upaya mengoptimalkan koordinasi dan konsolidasi

maka Desk Pilkada Pemerintah Daerah perlu dioptimalkan khususnya dalam upaya identifikasi dan cegah dini potensi masalah yang akan timbul

7• Pemerintah Daerah perlu sedini mungkin mempersiapkan

calon pelaksana tugas yang berasal dari ASN Provinsi untuk menjadi Plt di masa kampanye bagi daerah yang Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah maju bersamaan dalam Pilkada

8

STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PENYELENGGARAAN PILKADA

1.Membuat Regulasi Pilkada:Merubah/Merevisi UU No. 10 Tahun 2016, apabila diperlukan.Menerbitkan kebijakan untuk mendukung pelaksanaan Pilkada Serentak

Tahun 2020 & 2024 (SE dan lain-lain)2.Mengadakan Rakornas Tahapan Pilkada kepada Pemda.3.Memberikan dukungan sarana dan prasarana (Ex: Fasilitasi Distribusi

Logistik, dll).4.Pembentukan Desk Pilkada untuk memantau, mengevaluasi dan

melaporkan dinamika penyelenggaraan Pilkada.5.Mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat secara maksimal,

dengan memberikan jaminan kepada masyarakat pemilih agar dijaminkeikutsertaannya.

29

STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PENYELENGGARAAN PILKADA

6. Menjamin netralitas aparatur, baik TNI, Polri maupun ASN.7. Mengupayakan penindakan terhadap kampanye hitam melalui media

sosial: partai politik dan peserta Pilkada harus transparan dalam

mendaftarkan akun-akun media sosial yang akan digunakan dalam berkampanye, karena akun-akun lain yang tidak terdaftar dapat dimanfaatkan sebagai bentuk penyebaran kampanye hitam, ujaran kebencian dan berita palsu;

menggandeng Polri, khususnya unit penindakan tindak kejahatan siber, guna mengantisipasi penyebaran kampanye hitam di media sosial;

30

LANJUTAN

STRATEGI PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG KELANCARAN PENYELENGGARAAN PILKADA

8. Memastikan Bahwa Hak-hak Pemilih itu terlindungi untuk mendapatkan informasi yang benar tentang Pasangan Calon.

9. Mengupayakan tidak adanya politik uang dalam pelaksanaan pilkada.10. Mengupayakan agar pelaksanaan Pilkada tanpa tekanan atau ancaman.11. Melakukan sosialisasi yang masif untuk meningkatkan angka

partisipasi masyarakat dalam Pilkada melalui media cetak dan elektronik guna memberikan pemahaman kepada pemilih untuk peduli pada pelaksanaan Pilkada agar masyarakat bisa mendapat iklim yang kondusif saat pesta rakyat di daerah-daerah yang melaksanakan Pilkada.

31

LANJUTAN

PENUTUP:

Beragam permasalahan Pilkada seperti yang diuraikandi atas, seyogyanya menjadi pengalaman dan guru ygberharga bagi kita semua, khususnya bagi kelancaranpelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 & 2024,untuk dapat mengantisipasi dan memberikan solusiatas persoalan yang mungkin terjadi.

32

hank ou!