refkas myoma uteri fix

26
LAPORAN KASUS MIOMA UTERI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Tugurejo Semarang Pembimbing : dr. H. Muh. Taufiqy S., SpOG Disusun Oleh : Netra Mada Subiyanto H2A009036

Upload: netra-mada

Post on 22-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

mioma

TRANSCRIPT

Page 1: Refkas Myoma Uteri Fix

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepanitraan Klinik

Obstetri dan Ginekologi

Rumah Sakit Tugurejo Semarang

Pembimbing :

dr. H. Muh. Taufiqy S., SpOG

Disusun Oleh :

Netra Mada Subiyanto

H2A009036

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2014

Page 2: Refkas Myoma Uteri Fix

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. G

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pendidikan Terakhir : SD

Alamat : Deles RT 03/IV KD Boto Limbangan Kendal

Tanggal masuk : 28 Oktober 2014

No. CM : 460297

Biaya pengobatan : Umum

II. DAFTAR MASALAH

No Masalah aktif Tanggal No Masalah pasif Tanggal

1. P1A0, 25 tahun, mioma uteri 28-10-14

III. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis Tgl 28 Oktober 2014,

Pukul: 10.00 WIB

Keluhan utama : keluar darah dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar ±

selama 4 bulan. Darah berwarna merah segar, merongkol (-), nyeri

perut (-), benjolan diperut (-). Darah yang keluar tidak berhenti. Sehari

pasien bisa ganti pembalut 3-4 pembalut. Pasien tidak sedang hamil

Page 3: Refkas Myoma Uteri Fix

dan tidak pernah ganti KB, pasien menggunakan KB suntik 3 bulan

dan tidak ada keluhan selama penggunaan KB.

Keputihan (-), pasien juga mengeluh badanya terasa sering lemas,

keluhan lainnya (-).

Riwayat haid

Menarche : 13 tahun.

Lama haid : 7 hari, siklus haid 28 hari.

Riwayat menikah

Pernikahan 1 kali, lama pernikahan dengan suami 5 tahun.

Riwayat obstetri

P1A0, 25 tahun

1. Ϙ, 2700 gram, spontan, di bidan, anak 4 tahun, sehat

Riwayat KB :

Suntik KB suntik 3 bulan

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat DM : disangkal

Riwayat HT : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat alergi obat/makanan : disangkal

Riwayat penyakit keluarga

DM : disangkal

Asma : disangkal

Hipertensi : disangkal

Penyakit Jantung : disangkal

Alergi : disangkal

Riwayat social ekonomi

Pasien sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja sebagai petani

pengobatan ditanggung sendiri. Kesan ekonomi cukup.

Page 4: Refkas Myoma Uteri Fix

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul

14.00 WIB

1) Status Praesens

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos mentis

GCS : 15 (E 4, V 5, M 6)

Tanda Vital :

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84x/menit, irama regular, isi dan tegangan

cukup

Nafas : 20x /menit

Suhu : 37 oC (axiler)

2) Status Internus

1) Kulit : warna sawo matang, turgor kulit turun (-), ikterik

(-), petekie (-)

2) Kepala : kesan mesosefal, rambut hitam lurus

3) Mata : konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), pupil

bulat central, regular dan isokor 3mm.

4) Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)

5) Telinga : serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan

mastoid (-/-)

6) Mulut : bibir kering(-), bibir sianosis (-), bibir pucat (+),

lidah kotor (-), gusi berdarah (-)

7) Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)

Page 5: Refkas Myoma Uteri Fix

Thorax :

Pulmo

Paru depan Paru belakang

Inspeksi

Statis

Dinamis

Normochest, simetris, kelainan

kulit (-/-), sudut arcus costa

dalam batas normal, ICS dalam

batas normal

Pengembangan pernafasan

paru Normal

Normochest, simetris, kelainan

kulit (-/-)

Pengembangan pernapasan

paru normal

Palpasi Simetris (N/N), Nyeri tekan

(-/-), ICS dalam batas normal,

taktil fremitus dalam batas

normal

Simetris (N/N), Nyeri

tekan (-/-), ICS dalam

batas normal, taktil

fremitus dalam batas

normal

Perkusi

Kanan

Kiri

Sonor seluruh lapang paru

Batas paru hati ICS 6

Sonor seluruh lapang paru.

Sonor seluruh lapang paru

Peranjakan paru hati ± 5 cm

Sonor seluruh lapang paru.

Auskultasi Suara dasar vesicular, Ronki

(-/-), Wheezing (-/-)

Suara dasar vesicular, Ronki

(-/-), Wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi ictus cordis tidak tampak

Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS IV 1-2 cm kearah medial

linea midclavikula sinistra, thrill (-), pulsus

epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi Batas atas jantung : ICS II linea parasternal sinistra

Pinggangjantung : ICS III linea parasternal

sinsitra

Batas kananbawah : ICS V linea sternalis dextra

Page 6: Refkas Myoma Uteri Fix

Kesan

Batas kiribawah : ICS V linea midclavikula

sinistra 1-2 cm kearah medial

Konfigurasi jantung dalam batas normal

Auskultasi Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler,

Suara jantung tambahan (-)

Abdomen

Inspeksi Terlihat datar, warna sama seperti kulit di sekitar,

ikterik (-), striae (-), spider angioma (-), venectasi

(-)

Auskultasi Bising usus (+) normal 9x/ menit

Perkusi Pekak di regio suprapubik (+), sampai inguinal

sinistra (+).

Pekak sisi (-), pekak alih (-)

Pekak hepar: liver span 8 cm

Pekak limpa: (-)

Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi Nyeri tekan suprapubik (-)

Nyeri tekan seluruh lapang abdomen (-),

Hepar, lien dan ginjal tidak teraba

Extermitas

Superior Inferior

Edema

Akral dingin

-/-

-/-

-/-

-/-

8) Status Ginekologi

Page 7: Refkas Myoma Uteri Fix

Inspeksi labia mayor/ labia minor/ vagina tanda-tanda

peradangan (-), tumor (-), darah (+)

Palpasi labia mayor/labia minor/vagina nyeri tekan (-),

tumor (-), nyeri tekan kelenjar Batollini (-)

Pemeriksaan VT

& bimanual

Fluxus (-), Flour (-)

Vulva/Urethra/Vagina : tidak ada kelainan

Corpus Uteri : teraba massa sebesar telur angsa

Portio : licin, sebesar ibu jari, tidak berbenjol dan

bisa digerakkan

Ostium Uterus Eksternus : tertutup

Adnexa Parametrium: dalam batas normal

Cavum Doglas : tidak ada kelainan

Pemeriksaan laboratorium :

Darah rutin 04 Agustus 2014

Leukosit : 9,25 rb/ul (L)

Hemoglobin : 2,90 g/% (L)

Hematokrit : 11,50 %m (L)

Eritrosit : 2,11 jt/mmk (L)

Trombosit : 2 rb/mmk (L)

MCV : 79,9 fL

MCH : 27,7 pg

MCHC : 34,6 g/dl

Kimia klinik 04 Agustus 2014

Glukosa sewaktu : 88 mg/dl

HbsAg : Non reaktif

Tes kehamilan : Negatif

V. RESUME

Page 8: Refkas Myoma Uteri Fix

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir. Darah keluar ± selama

4 bulan. Darah berwarna merah segar. Darah yang keluar tidak berhenti.

Sehari pasien bisa ganti pembalut 3-4 pembalut. Pasien tidak sedang hamil

dan tidak pernah ganti KB, pasien menggunakan KB suntik 3 bulan dan

tidak ada keluhan selama penggunaan KB. pasien juga mengeluh badanya

terasa sering lemas.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah ibu 110/80 mmHg,

Nafas 20x/menit, suhu 37oC (axiler), Nadi 84x/menit, irama reguler, isi

dan tegangan cukup.Status Internus konjungtiva anemis (+/+), bibir pucat

(-/-).

Pada pemeriksaan ginekologi didadapatkan, flour (-), vesica urinaria

tidak ada kelainan. Corpus uteri sebesar telur angsa, adnexa parametrium.

Dalam batas normal, adnexa parametrium dalam batas normal, cavum

doughlas tidak ada kelainan.

VI. DIAGNOSIS SEMENTARA

P1A0, 25 tahun, mioma uteri

Anemia

VII. INITIAL PLAN

a. Ip. Dx : S :-

O :- USG dan darah rutin

b. Ip. Tx :

Non Medikamentosa :

- Tindakan operasi Curetase bertingkat

- PA jaringan neoplastik

Medikamentosa :

- Infus NaCl 20 tetes/menit

- Transfuse PRC

- Inj. Dexamethason 2x1 ampul

- Inj Asam traneksamat 500 mg/ 8 jam

Page 9: Refkas Myoma Uteri Fix

c. Ip. Mx :

- Monitoring keadaan umum

- Monitoring tanda vital

- Monitoring komplikasi

d. Ip. Ex :

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang

penyakit pasien.

Menjelaskan tentang penyak penyebab, terapi dan

komplikasinya.

Menjelaskan tentang rencana operasi dan efek sampingya.

VIII. FOLLOW UP

Tanggal Follow up

29-10-2014 S: Keluhan : lemes, keluar darah dari jalan lahir

O:

KU : baik, CM

TD : 120/80 mmHg

N : 81x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR : 19x/mnt

mata : Conjungtiva anemis +/+

thorax : C/P dbn

Abd : dbn

genetalia : fluxus (-),

ekstremitas : edema (-), akral dingin (-)

Hb: 7,2 L

A: P1A0, 25 tahun, mioma uteri

Anemia

P: terapi tetap

30-10-2014 S: Keluhan : lemes

O:

Page 10: Refkas Myoma Uteri Fix

KU : baik, CM

TD : 110/90 mmhg

N : 88x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR : 20x/mnt

mata : CA+/+

thorax : C/P dbn

Abd : dbn

genetalia : fluxus (-), floue (-)

ekstremitas : edema (-), akral dingin (-)

Hb: 8,90 (L)

A: P1A0, 25 tahun, mioma uteri

Anemia

P: pro kuretase bertingkat

31-10-2014 S: Keluhan : lemes

O:

KU : baik, CM

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR : 22x/mnt

mata : CA+/+

thorax : C/P dbn

Abd : H/L ttb, membesar (-)

genetalia : fluxus (-), fluor (-)

ekstremitas : edema (-), akral dingin (-)

Hb: 9,4 L

A: P1A0, 25 tahun, pasca kuretase bertingkat e/c myoma uteri

Anemia

P:

-Inf NaCl 20 tpm

-Inj. Ceftriaxon 3x

1-11-2014 S:Keluhan : -

Page 11: Refkas Myoma Uteri Fix

O:

KU : baik, CM

TD : 110/80 mmhg

N : 88x/mnt (regular, isi dan tegangan cukup)

RR : 20x/mnt

mata : CA+/+

thorax : C/P dbn

Abd : dbn

genetalia : floxus (-),

ekstremitas : edema (-), akral dingin (-)

A: P1A0, 25 tahun, pasca kuretase bertingkat e/c myoma uteri

Anemia

P: boleh pulang

BAB II

Page 12: Refkas Myoma Uteri Fix

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari

sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.

Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri.

Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot rahimnya

dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum

dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala

klinis berdasarkan besar dan letak mioma.

B. ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti

mioma uteri dan didugamerupakan penyakit

multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor

monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari

sebuah sel neoplastik tunggal.Tumbuhmulai dari benih

multiple yang sangat kecil dan tersebar pada

miometrium sangat lambat tetapi progresif. Faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:

a. Estrogen

Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De

Snoo mengajukan teoriCell nest atau teori genitoblast,

teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinyamioma

uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel

nest ( sel mudayang terangsang) dan estrogen

(perangsang sel nest secara terus menerus).Percobaan

Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci

percobaanternyata menimbulkan tumor fibromatosa

baik pada permukaan maupun pada tempat lai dalam

abdomen.19 Hormon estrogen dapat diperoleh

melaluipenggunaan alat kontrasepsi yang bersifat

Page 13: Refkas Myoma Uteri Fix

hormonal (Pil KB, Suntikan KB, dan Susuk KB). Peranan

estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari

tumor inimenjadi stabil dan menyusut setelah

menopause dan lebih sering terjadi padapasien yang

nullipara.

b. progesteron

Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang

siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis

natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor

dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase

dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.19 Dalam

Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga

kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

1. Umur

Proporsi mioma meningkat pada usia 35-45 tahun.

2. Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relative

infertile, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas

menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang

menyebabkan infertilitas, atau apakah keadaan ini saling

mempengaruhi.

3.Faktor Ras dan Genetik

Pada wanita tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka

kejadian mioma uteri lebih tinggi.

C. KLASIFIKASI MIOMA UTERI

Berdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan

menjadi 3 bagian yaitu:

Page 14: Refkas Myoma Uteri Fix

1. Mioma uteri subserosum

Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya

sebagai tonjolan saja,dapat pula sebagai satu massa

yang dihubungkan dengan uterus melalui

tangkai.Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di

dalam ligamentum latum, dan disebutsebagai mioma

intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi

ronggaperitoneum sebagai suatu massa. Perlekatan

dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten

peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum.

Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus,

sehingga mioma terlepas dariuterus sebagai massa

tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma

jenis inidikenal sebagai mioma jenis parasitik.

2. Mioma uteri intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya

multiple. Apabila masihkecil, tidak merubah bentuk

uterus, tapi bila besar akan menyebabkan

uterusberbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan

berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan

gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena

adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.

Page 15: Refkas Myoma Uteri Fix

3. Mioma uteri sub mukosum

Mioma yang berada di bawah lapisan mukosa

uterus/endometrium dan tumbuh kearah kavun uteri.

Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan

besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan

bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke

dalam vagina yang disebut mioma geburt. Mioma

submukosum walaupun hanya kecil selalu memberikan

keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit

dihentikan, sehingga sebagai terapinya dilakukan

histerektomi.

D. GEJALA KINIK

a. Gejala subjektif

Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan

pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu.

Timbulnya gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri,

besar mioma uteri, perubahan dan komplikasi yang terjadi.

Gejala subjektif pada mioma uteri:

1. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum

dijumpai.Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah:

menoragia, danmetrorargia. Beberapa faktor yang menjadi

penyebab perdarahan ini antaralain adalah: pengaruh ovarium

sehingga terjadilah hiperplasia endometrium,permukaan

endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi

endometrium,dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya

sarang mioma di antaraserabut miometrium, sehingga tidak dapat

menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat

perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan

darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

2. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas

tetapi gejalaini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada

Page 16: Refkas Myoma Uteri Fix

sarang mioma, yangdisertai nekrosis setempat dan peradangan.

Pada pengeluaran miomasubmukosum yang akan dilahirkan dan

pertumbuhannya yang menyempitkankanalis servikalis dapat

menyebabkan juga dismenore.

3. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat

miomauteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan

poliuria, padauretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter

dapat menyebabkanhidroureter dan hidronefrosis, pada rektum

dapat menyebabkan obstipasi dantenesmia, pada pembuluh darah

dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai

dan nyeri panggul

b. Gejala objektif

Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:

1. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan

Abdomen dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen,

uterus yang besar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba

sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan

adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks

biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa

yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat

pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak

beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat

degenerasi dan kerusakan vaskular. Uterus sering dapat

digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan patologik pada

adneksa.

2. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis

meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat

membantu. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung

darah lengkap dan apusan darah) dapat dilakukan.

E. PENATALAKSANAAN

Page 17: Refkas Myoma Uteri Fix

1. Pengobatan Konservatif

Dalam dekade terakhir ada usaha untuk mengobati mioma uterus

dengan Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis.

Pengobatan GnRH agonisselama 16 minggu pada mioma uteri

menghasilkan degenerasi hialin dimiometrium hingga uterus

menjadi kecil. Setelah pemberian GnRH agonisdihentikan mioma

yang lisut itu akan tumbuh kembali di bawah pengaruhestrogen

oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen

dalamkonsentrasi tinggi.

2. Pengobatan Operatif

Tindakan operatif mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang

menimbulkangejala yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan

operatif, tindakan operatif yang dilakukan antara lain :

Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa

pengangkatan uterus, misalnya pada mioma submukosum pada

mioma geburt dengan cara akstirpasi lewat vagina. Apabila

miomektomi dikerjakan karena keinginan memperoleh anak,

maka kemungkinan akan terjadi kehamilan 30-50%.

Pengambilan sarang mioma subserosum dapat dengan mudah

dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Tindakan ini

seharusnya hanya dibatasi pada tumor dengan tangkai yang

jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila tidak

mioma dapat diambil dari uterus pada waktu hamil atau

melahirkan, sebab perdarahan dapat berkepanjangan dan

terkadang uterus dikorbankan.

Histerektomi

Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya

merupakan tindakan terpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita

berumur lebih dari 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi

atau tumor yang lebih besar dari kehamilan 12 minggu disertai

Page 18: Refkas Myoma Uteri Fix

adanya gangguan penekanan atau tumor yang cepat membesar.

Histerektomi dapat dilaksanakan perabdomen atau pervaginum.

Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur

pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan

alasan mencegah akan timbulnya karsinoma serviks uteri.

Histeroktomi supra vaginal hanya dilakukan apabila terdapat

kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S., Wiknjosastro, H., Sumapraja, S. Ilmukandungan. Edisi 2.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono; 2007.

2. Benson, R.  Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi. Edisi 9. Cetakan I. Jakarta:

Penerbit EGC; 2008.

3. Joedosaputro MS. Tumor jinak alat genital. Dalam Sarwonoprawiraharjo,

edisi kedua ilmu kandungan Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: 1994; 338-34

4. Benson, R. Buku Saku Obsteteri dan Ginekologi. Edisi 9. Cetakan I. Jakarta:

Penerbit EGC; 2008.

5. Achadiat, C.M. (2010), Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, EGC,

Jakarta.