refkas disfagia

Upload: kiashor-subas-chandra

Post on 13-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS II DISFAGIAOleh Maria Theresia FK UGM 2007

IDENTITAS PASIENNama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Alamat Tgl. Masuk No. RM

: Ibu K : 80 th : Perempuan : Tidak bekerja : Islam : Bojong Kidul, Purworejo : 24/12/11 : 22-90-74

ANAMNESIS

Keluhan Utamay

Sulit menelan

Riwayat Penyakit SekarangKurang lebih 3 minggu SMRS pasien mengeluhkan sulit menelan. Pasien sulit menelan nasi/bubur dan minuman. y Muntah (+), mual (+), rasa panas di dada (+), batuk (), nyeri menelan (-), penurunan berat badan (+), rasa mengganjal di tenggorokan (+), pusing (+), sesak nafas (-) y Pasien sudah berobat 3 kali ke puskesmas, namun tidak membaik.y

Riwayat Penyakit Dahuluy

Keluhan serupa (-), Alergi (-), HT (-), DM (-), Stroke (), Maag (+), dan riwayat depresi (+) Keluhan serupa (-), kanker (-)

Riwayat Penyakit Keluargay

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Lemas Kesadaran : Compos Mentis Tanda vital

TD : 120/80 mmHg y DN : 80x/menit y RR : 14x/menit y T : Afebrisy

PEMERIKSAAN THTTelinga Inspeksi y Auricula : AD : dalam batas normal AS : dalam batas normal y CAE : AD : bersih, serumen (-), penyempitan kanalis (-) AS : bersih, serumen (-), penyempitan kanalis (-) Palpasi y Tragus Pain : AD (-) AS (-) y Auricular Pain : AD (-) AS (-) y Mastoid Pain : AD (-) AS (-) Otoskopi :perforasi (-), hiperemis (-), cone of light (+)

Hidung Inspeksi : Deformitas (-) Palpasi : Nyeri (-) Rinoskopi anterior : Deviasi septum (-), discharge (-), mukosa hiperemis (-), hipertrofi konka (-) Rinoskopi posterior : tidak dilakukan

Tenggorokan Mukosa faring hiperemis (-), granulasi (-) Hipertrofi tonsil (-), detritus (-) Edema uvula (-), hiperemis (-) Refleks muntah (-) Px tambahan : Px n. facialis : Mengerutkan dahi (+), menggembungkan pipi (+) Leher : massa (-), nyeri (-), tidak ada pembesaran limfonodi (-)

DIAGNOSIS

Observasi Disfagia

PLANMedikamentosa : IVFD RL 20 tpm Inj. Cefataxime 2 x 1 gr Inj. Ranitidin 2 x 1 gr Inj. Ketorolac 2 x 1 Inj. Ondansetron 2x1 Px penunjang : Esofagografi

PEMBAHASAN

ANATOMI

PROSES MENELAN TAHAP 1

Oral y Terjadi secara sadar y Makanan dikunyah dan dimanipulasi menjadi bolus bercampur saliva dan dilanjutkan dengan fase transportasi oral berupa pendorongan bolus yang telah terbentuk ke hipofaring.dan kemudian timbul refleks menelan. y Sering disebabkan oleh kelemahan : bibir, lidah, dan pipi.

TAHAP 2

Faringeal y Terjadi secara tidak sadar y Fase 1 : kontraksi pilar, elevasi palatum mole, dan kontraksi otot konstriktor faring sup y Fase 2 : kontraksi otot faring, penarikan pangkal lidah ke depan, elevasi laring, penutupan epiglotis y Fase 3 : peristaltik laring, relaksasi sfingter krikofaring y Timing neurologis epiglotis tidak dapat melindungi larynx batuk/aspirasi y Kelemahan Gang. Neurologis/kanker residu makanan aspiration

TAHAP 3Esophagealy y y y

y

Terjadi secara tidak sadar Dimulai dengan relaksasi crico-pharyngeal Paling sering Adanya sensasi makanan yang melekat/ganjel di tenggorokan/dada. Biasanya disebabkan oleh gangguan peristalsis, tumor, striktura

DEFINISI

Disfagia adalah kesulitan menelan salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring dan esofagus.

KLASIFIKASIBerdasarkan penyebab, disfagia dibagi atas : 1. Disfagia mekanikTimbul bila terjadi penyempitan lumen esofagus.

Penyebab utama sumbatan lumen esofagus oleh massa tumor dan benda asing. Penyebab lain akibat peradangan mukosa esofagus, striktur lumen esofagus, akibat penekanan lumen esofagus dari luar, misalnya pembesaran kel. Tiroid.

2.Disfagia motorik Disebabkan oleh neuromuskular yang berperan dalam proses menelan lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n. V, n. VII, n. IX, n. X, dan n. XII, kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan peristaltik esofagus. Penyebab utama akalasia, spasme difus esofagus, kelumpuhan otot faring dan skleroderma esofagus. 3. Disfagia psikogenik Timbul bila terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa yang berat Globus Histerikus

Berdasar anatomi : 1. Disfagia Oropharyngeal 2. Disfagia Esophagus

PATOGENESISProses menelan kompleks Keberhasilan menelan tergantung faktor-faktor sbb:

Ukuran bolus makanan y Diameter lumen esofagus yang dilalui bolus y Kontraksi peristaltik esofagus y Fungsi sfingter esofagus bagian atas dan bawah y Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah Kerusakan pada pusat menelan kegagalan aktivasi komponen ororfaring, otot lurik esofagus, dan sfingter esofagus bag. atas disfagia Namun, aktivitas peristaltik esofagus masih tampak pada kelainan otak karena otot lurik dan sfingter esofagus bag. atas n. vagus Relaksasi sfingter esofagus bag. bawah peregangan langsung dinding esofagusy

PX PENUNJANGFoto polos esofagus dan yang memakai kontras fluoroskopi kelenturan dinding esofagus, gang. Peristaltik, penekanan lumen esofagus dari luar, isi lumen esofagus, dan kadang-kadang kelainan mukosa esofagus. CT scan evaluasi bentuk esofagus dan jaringan sekitarnya MRI kelainan di otak disfagia motorik Esofagoskopi melihat langsung isi lumen esofagus dan mukosanya. Manometrik melihat fungsi motorik esofagus

MOHON ASUPAN-Matur Nuwun-