askep myoma uteri terbaru

29
http://kartikareinkarnasi.blogspot.com/2011/12/askep- myoma-uteri-terbaru.html ASKEP MYOMA UTERI TERBARU BAB I LANDASAN TEORITIS A. Konsep Dasar 1. Defenisi Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim. (Lina Mardiana, 2007) Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma atau fibroid. (Arif Mansjoer, 1999, hal 387) Myoma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 409) Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas: 1) Mioma sub mukosum Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri. Mioma uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui serviks (mioma geburt) 2) Mioma intiamural Berada diantara serabut miometrium. 3) Mioma subserosum Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas dari uterus, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian bebas disebut wondering / parasitic fibroid. (Sarwono, 2005) 2. Anatomi Fisiologi Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut endometrium. Letak

Upload: alice-reis

Post on 22-Dec-2015

136 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

airway breathing management

TRANSCRIPT

http://kartikareinkarnasi.blogspot.com/2011/12/askep-myoma-uteri-terbaru.htmlASKEP MYOMA UTERI TERBARU

BAB ILANDASAN TEORITIS

A.    Konsep Dasar1.      Defenisi

Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.(Lina Mardiana, 2007)Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma atau fibroid. (Arif Mansjoer, 1999, hal 387)Myoma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 409)            Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:

1)      Mioma sub mukosumBerada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri.Mioma uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui serviks (mioma geburt)

2)      Mioma intiamuralBerada diantara serabut miometrium.

3)      Mioma subserosumApabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas dari uterus, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian bebas disebut wondering / parasitic fibroid.(Sarwono, 2005)

2.      Anatomi Fisiologi            Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut endometrium. Letak uterus sedikit anteflexi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke depan) dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Panjang uterus adalah 5 sampai 8 cm dan beratnya 30 sampai 60 gram.

Uterus terbagi atas 3 bagian berikut:         Fundus, bagian  cembung di atas muara tuba uterina         Badan uterus, melebar dari fundus ke servix, sedangkan antara badan dan servix terdapat

istmus         Bagian bawah yang sempit pada uterus disebut servix

Dinding rahim yang terdiri dari segi lapisan yaitu:         Lapisan serosa (lapisan peritonium) di luar

         Lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah         Lapisan mukosa (lapisan endometrium) di dalam

Ligamentum teres uteri ada dua buah, di sebelah kiri dan di sebelah kanan sebuah. Terdiri atas jaringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah dan ditutupi peritonum. Ligamen ini berjalan dari sudut atas uterus ke depan dan ke samping, melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis inguinalis. Setiap ligamen panjangnya 10 sampai 12,5 cm.

Fungsi Uterus            Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudat keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga ebdomen pada masa pertumbuhan fetus.            Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.(Evelyn C. Pearce, 1986, hal 259 – 261)

3.      Etiologi            Penyebab mioma uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik tunggal (monoklonal) yang  mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-sel imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus.            Sedangkan dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan penting tetapi dengan teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa wanita dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron yang sifatnya anti – estrogen.            Untuk mencegah timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya dihindari makanan yang diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil KB, serta melakukan cek kesehatan secara teratur dan berkala.            Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder. Perubahan sekunder pada myoma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini dikarenakan berkurangnya pemberian darah pada sarang myoma. Perubahan sekunder yaitu:

1)      AtrofiSesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.

2)      Degenerasi hialinPerubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil.

3)      Degenerasi kistikDapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.

Dengan konsistensi yang lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.

4)      Degenerasi membatu (calcireous degeneration)Ini terjadi pada wanita berusia lanjut, karena adanya gangguan dalam sirkulasi.Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang myoma maka myoma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

5)      Degenerasi merah (carneous degeneration)Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda diserai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.

6)      Degenerasi lemakJarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin.(Sarwono, 2005)

4.      Patofisiologi

     Rangsangan hormon          Faktor keturunan                  Faktor resiko

          Estrogen secara                                                                   nuli para

          Terus-menerus                                  

                                                Sel-sel otot uterus yang

                                                        belum matang

                                                                    ↓

                                                 Sel-sel otot mengalami

                                               pertumbuhan yang cepat

                                                                    ↓

                                                 Sel-sel otot polos uteri

                                                  diliputi pseudokapsul

                                                                    ↓

                                                           Mioma uteri  

                       ↓                               

            ↓                                           ↓

        Rahim membesar           perdarahan berlebih            Nyeri, rasa berat

                       ↓                             pada menstruasi          pada abdomen bagian

        Abdomen tertekan                                                 bawah, gangguan kontraksi

                       ↓                                                                                otot

rahim

   Traktus urinarius   Rektum tertekan                                               ↓

 

         Tertekan                        ↓                                              Disfungsi seksual

                 ↓                       Konstipasi Penurunan suplai                   

        Sukar miksi                                  darah ke jaringan             Anemia

                 ↓                                                                                              

   Retensi urinarius                           Perubahan perfusi

                                                                       jaringan5.      Manifestasi Klinis

            Gejala klinik mioma uteri adalah:1)      Perdarahan tidak normal         Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi         Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi         Gangguan kontraksi otot rahim         Perdarahan berkepanjangan

Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi.

2)      Penekanan rahim yang membesarPenekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:

         Terasa berat di abdomen bagian bawah         Sukar miksi atau defekasi         Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf3)      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi:         Kehamilan dapat mengalami keguguran         Persalinan prematurus         Gangguan saat proses persalinan         Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas         Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan

(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 410 – 411)

6.      Komplikasi

a.       Nekrosis dan infeksiPada mioma sub mukosum yang terjadi polip, ujungnya kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dialirkan ke vagina.Dalam hal ini kemungkinan terjadi nekrosis dan infeksi sekunder, penderita mengeluh tentang pendarahan yang bersifat menoragia atau metrogania dan leukea.

b.      Torsi (putaran tangkai)Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis dengan demikian terjadilah sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi, hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritonium.

c.       Pertumbuhan leioma sarkomaIalah tumor yang tumbuh dari miometrium, kecurigaan terhadap sarkoma dan mioma uteri timbul bila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar tiba-tiba menjadi besar, apabila hal itu terjadi setelah menopause.

7.      Evaluasi Diagnostik1)      Ultrasonografi

Untuk menentukan jenis tumor,  lokasi myoma, ketebalan endometrium.2)      Foto BNO / IVP

Untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.3)      Tes kehamilan4)      Darah lengkap dan urine lengkap5)      Histerografi dan histeroscopi

Untuk menilai pasien myoma sub mukosa disertai infertilitas.(Chrisdiono, 2004)

8.      Penatalaksanaan1)      Pengobatan konservatif / medikasi

      Terapi mioma uteri pada umumnya terbagi atas terapi ekspetatif Medikamen Tosa (GnRH analog, preparat progesterone, anti progestin), tindakan bedah (miemektomi / histerektomi), embolisasi arteri uteri dan beberapa alternative.Tindakan seperti ultra sonografi frekwensi tinggi, terapi laser, dan ablasi thermal. Setiap tindakan harus dipilih yang paling sesuai untuk seorang pasien dengan menimbang banyak hal seperti umur, keinginan, statks fertilitas, beratnya gejala klinis, ukuran, jumlah dan lokasi mioma, penyakit sistemik, kemungkinan malignanni, apakah pasien sudah dekat menopause dan keinginan pasien untuk mempertahankan rahimnya.      Terapi obat tidak mempunyai peranan yang penting dalam penanganan leimioma, akan tetapi agons GnRH (Gonadotropin – rekasing – hormone) bisa dipakai untuk mengurangi estrogen yang beredar dalam darah dan bisa membuat tumor mengecil. Agonis GnRH bisa mengurangi besarnya tumor sekitar 90%, tetapi efeknya hanya sementara. Tumor ini bisa mengecil setelah menopause. Biasanya GnRH diberikan untuk memperkecil tumor yang besar dan menghindari perdarahan waktu pembedahan.(Mari Baraden, dkk, 2007)

2)      Pengobatan kolaboratif         Observasi

Bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit lain.

         EkstirpasiBiasanya untuk myoma submukosa bertangkai atau myoma lahir / geburt umumnya dianjurkan dengan tindakan dilatasi dan kuretase.

         Laparatomi . momektomiBila fungsi reproduksi masih diperlukan.

         HisterektomiBila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi, pertumbuhan tumor sangat cepat sebagai tindakan hemostasis.(Crisdiono, 2004)

B.     Asuhan Keperawatan1.      Pengkajian         Aktivitas / istirahat

Gejala:o   Kelemahan dan / atau keletihano   Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi tidur, mis: nyeri, ansietas, berkeringat malamo   Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihano   Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi         Sirkulasi

Gejala:Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Tanda:Perubahan pada TD.

         Integritas egoGejala:

o   Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (mis: merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)

o   Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis: alopesia, lesi cacat, pembedahano   Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna /

rasa bersalah, kehlangan kontrol, depresi.Tanda:Menyangkal, menarik diri, marah.

         EliminasiGejala:

o   Perubahan pada pola defekasi, mis: darah pada feses, nyeri pada defekasio   Perubahan eliminasi urinarius, mis: nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,

sering berkemihTanda:Perubahan pada bising usus, distensi abdomen

         Makanan / cairanGejala:

o   Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet)o   Anoreksia, mual / muntaho   Intoleransi makanan

o   Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, kakeksia berkurangnya massa ototTanda:Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema

         NeurosensoriGejala:Pusing, sinkope

         Nyeri / KenyamananGejala:Tidak ada nyeri atau derajat nyeri bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

         PernapasanGejala:

o   Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)o   Pemajanan asbes         Keamanan

Gejala:o   Pemajanan pada kimia toksik, karsinogeno   Pemajanan matahari lama / berlebihan

Tanda:o   Demamo   Ruam kulit, ulserasi         Seksualitas

Gejala:o   Masalah seksual mis: dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasano   Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahuno   Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital2.      Diagnosa Keperawatan1)      Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi

peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga2)      Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis,

perubahan gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian3)      Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah4)      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit5)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, distress emosional,

keletihan6)      Kurang pengetahuan b/d kurang pengetahuan / mengingat tidak mengenal informasi,

keterbatasan kognitif3.      Intervensi1)      DX I

Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.Tujuan:Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.Kriteria Hasil:Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang, mendemonstrasikan mekanisme koping yang efektif.Intervensi:

         Tinjau ulang pengalaman pasien         Dorong pasien mengungkapkan pikiran dan perasaan         Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan

perasaan         Pertahankan kontak yang sering dengan pasien         Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali rasa takut untuk mengembangkan

koping         Berikan informasi yang akurat         Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuan dan efek samping

Rasional:         Membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep pada pengalaman

tentang penyakit         Memberi kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep         Membantu pasien merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi         Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak         Keterampilan koping sering rusak setelah didiagnosis dan selama fase pengobatan

berbeda         Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan berdasarkan

realita         Tujuan pengobatan adalah untuk pengangkatan sel-sel jinak yang tumbuh pada otot-otot

rahim2)      DX II

Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis, perubahan gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian.Tujuan:Menekspresikan perasaan dengan tepat.Kriteria Hasil:Melanjutkan aktifitas kehidupan normal, merencanakan masa depan.Intervensi:

         Perkiraan syok awal dan ketidakyakinan setelah didiagnosis tumor         Kaji pasien / orang terdekat terhadap berduka yang mengalami         Dorong mengungkapkan pikiran         Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik yang tepat         Kuatkan penyuluhan tentang proses penyakit         Diskusikan cara-cara pasien atau orang terdekat untuk merencanakan masa depan

Rasional:         Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan dapat terjadi         Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan         Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan         Membantu pasien isolasi dan diabaikan         Pasien dan orang terdekat mendapat keuntungan dari infromasi aktual         Menjadi bagian dalam pemecahan masalah / perencanaan3)      DX III

Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah, ancaman kematian.Tujuan:Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri.Kriteria Hasil:Mulai mengembangkan mekanisme koping dalam menghadapi masalah.

Intervensi:         Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat diagnosis dan pengobatan yang

mempengaruhi kehidupan pribadi pasien         Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi yang berhubungan dengan pengobatan         Dorong, diskusi tentang masalah, efek penyakit, efek pengobatan terhadap peran         Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami

Rasional:         Membantu mendiskusikan / memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan

masalah         Bimbingan antisipasi dapat membantu pasien / orang terdekat memulai proses adaptasi

pada status baru         Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi pengobatan         Memvalidasi realitas perasaan pasien dan memberi izin untuk tindakan apapun perlu untuk

mengantisipasi4)      DX IV

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit.Tujuan:Nyeri hilang / berkurang.Kriteria Hasil:Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan, mendemonstrasikan relaksasi.Intervensi:

         Tentukan riwayat nyeri misal: lokasi, frekuensi, durasi (skala), tindakan penghilangan nyeri         Evaluasi / sadari terapi tertentu, misal: pembedahan         Beri tindakan kenyamanan (reposisi punggung), aktifitas hiburan         Dorong keterampilan manajemen nyeri (tehnik relaksasi), tertawa, musik         Evaluasi penghilang nyeri         Kolaborasi pemberian analgesik

Rasional:         Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi keefektifan intervensi         Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum tergantung pada prosedur / agen yang

digunakan         Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali latihan         Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol         Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum         Mengontrol / menghilangkan nyeri5)      DX V

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker konsekuensi kemoterapi (anorexia), distner emosional, keletihan.Tujuan:Nafsu makan meningkat.Kriteria Hasil:Berat badan stabil, penambahan berat badan ke arah normal, berpartisipasi dalam merangsang nafsu makan.Intervensi:

         Pantau masukan makanan per hari         Ukur tinggi, berat badan, pastikan jumlah penurunan berat badan         Dorong klien makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat

         Kontrol faktor lingkungan (mis: bau tidak sedao), kebisingan, hindari makanan berlemak dan pedas

         Identifikasi pasien yang mengalami mual muntahRasional:

         Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi         Memantau dalam identifikasi malnutrisi khususnya berat badan kurang dari normal         Kebutuhan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan         Dapat mencegah mual muntah         Mual muntah psikologis terjadi sebelum kemoterapi mulai secara umum tidak berespon

terhadap anti emetik6)      DX VI

Kurang pengetahuan b/d kurang pajanan / meningkat, tidak mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.Tujuan:Mengetahui penyakit, prognosis, pengobatan.Kriteria Hasil:Mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa, aturan pengobatan.Intervensi:

         Tinjau ualng pasien / orang terdekat tentang pemahaman diagnosa, pengobatan         Beri informasi yang akurat / jelas dalam cara yang nyata         Minta pasien umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep

Rasional:         Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini         Membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan         Kesalahan konsep tentang kanker lebih mengganggu dari pada kenyataan dan

mempengaruhi pengobatan

BAB IILAPORAN KASUS

1.      Pengkajian            Identitas PasienNama                                                :  Ny. MUmur                                                :   46 tahunJenis kelamin                                    :  PerempuanStatus perkawinan                            :  Sudah menikahAgama                                              :  KristenPekerjaan                                          :  BerladangAlamat                                             :  Desa Paronggil, SidikalangTanggal masuk                                 :  19 Januari 2010Ruangan / kamar                              :  Rindu B-1 Obgyn / III3MR                                                   :  340701            Riwayat Penyakit DahuluSejak seminggu yang lalu pasien merasakan ada benjolan kecil pada perut bagian bawah, pasien menganggap hal itu biasa saja, semakin lama semakin bertambah besar. Lalu pada tanggal 17 Januari 2010 mengalami perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti

doek / hari. Dimana perdarahan bersifat encer, maka pasien pergi berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.            Riwayat Penyakit Sekarang

         Pada tanggal 19 Januari 2010 pasien datang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan dengan keluhan benjolan pada perut bagian bawah dan

perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti doek / hari, dengan sifat

perdarahan encer dan berlangsung sejak tanggal 17 Januari s.d 19 Januari 2010.

            Riwayat Kesehatan Keluarga

         Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga, pasien tidak pernah mengalami

penyakit serius dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang

diderita pasien, hanya penaykit biasa seperti: pilek, demam dan batuk biasa, tidak ada

penyakit keturunan.

Genogram 

Keterangan:

                     : Laki-laki

                     : Perempuan  

                     : Laki-laki meninggal

                     : Perempuan meninggal

                     : Penderita

                     : Tinggal satu rumah   

                     : Garis keturunan  

                     : Garis perkawinan            Riwayat Obstetrik         Pasien mengalami menarche pada umur 18 tahun dengan riwayat haid teratur 3 – 4 hari dengan volume 2 – 3 x ganti doek / hari dan nyeri (+). Pasien pertama kali melakukan hubungan seksual pada umur 19 tahun. Hari terakhir haid pasien pada tanggal 1 Desember 2009. Pasien memakai KB dengan jenis KB susuk.            Riwayat / Keadaan Psikologis         Pasien cemas dalam menghadapi penyakitnya dan pasien berkata pasrah dengan keadaan penyakitnya sekarang. Hubungan pasien dengan anggota keluarga sangat baik terlihat dari keluarga selalu menjenguk serta menjaga pasien.            Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a.       Nutrisi         Sebelum masuk RS

Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan (kadang-kadang). Pasien tidak memiliki makanan pantangan.

         Setelah masuk RSPasien makan 3x sehari dengan diet makanan biasa dengn nafsu makan menurun,  porsi yang disajikan habis ½ porsi.

b.      Minum         Sebelum masuk RS

Pasien minum ± 7 – 8 gelas / hari.         Setelah masuk RS

Pasien minum ± 6 – 7 gelas / haric.       Pola istirahat tidur         Sebelum masuk RS

Pasien tidak pernah tidur siang karena pasien bekerja di ladang dan tidur malam pasien ± 6 – 7 jam / hari

         Setelah masuk RSPasien tidur siang selama 2 – 3 jam / hari dan tidur malam 6 – 7 jam / hari. Tidak ada keluhan ketika pasien tidur.

d.      Pola eliminasiBAB

         Sebelum masuk RSPasien buang air besar 1 – 2 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khas

         Setelah masuk RSPasien buang air besar 1 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khasBAK

         Sebelum masuk RSPasien buang air kecil 3 – 4 x / hari dengan warna kekuningan dan bau khas emoniak

         Setelah masuk RSPasien buang air kecil melalui kateter dengan volume 500 cc / hari.Warna urine kekuningan dengan bau khas amoniak.

e.       Personal hygiene         Sebelum masuk RS

Pasien mansi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut 3 x / seminggu         Setelah masuk RS

Pasien mandi dengan lap basah 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut baru 1 kali semenjak masuk RS. Semua kegiatan dibantu oleh perawat dan keluarga.            Pemeriksaan Fisik

a.       Vital SignTanggal 25 Januari 2010Tekanan darah                   :130 / 80 mmHgPernafasan                         :20 x/iNadi                                  :78 x/iTemperatur                        :36,50CKesadaran                         :Compos mentisBB sebelum masuk RS :45 KgBB sesudah masuk RS :45 Kg

b.      Pemeriksaan Head To Toe         Kepala

Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, bentuk bulat, rambut warna hitam, ikal, pendek.         Mata

Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, dapat membaca buku dengan jarak 30 cm, sklera tidak tampak ikterus, conjungtiva tidak pucat, pupil isokor, kelopak mata tidak edema.

         HidungTidak ada sekret, fungsi penciuman baik, dapat membedakan bau dan wangi.

         TelingaDapat mendengar dengan baik tanpa menggunakan alat bantu, tidak tampak tanda peradangan dan cairan, adanya serumen dalam batas normal.

         GigiGigi lengkap, tidak caries dan tidak memakai gigi palsu.

         MukaEkspresi wajah tampak lemah, tidak dijumpai sianosis.

         LeherTidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak terdapat tekanan vena jugularis.

         ThoraxBentuk thorax simetris, frekuensi 20 x / menit, bunyi nafas vesikuler, batuk dan sputum tidak ada.

         AbdomenAbdomen soepel, hepar dan lien tidak teraba. Berdasarkan pemeriksaan pada abdomen: teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis, pool bawah setentang simfisis, kenyal, mobile, nyeri ada.

         GenitaliaTidak ada kelainan pada genitalia dalam keadaan bersih terpasang kateter,tidak ada perdarahan.

         EkstremitasAtasLengkap, tidak ada kelainan, dapat digerakkan secara mandiri, terpasang infus RL pada ekstremitas dextra.BawahLengkap, tidak ada udem pada kaki dan dapat digerakkan secara mandiri.            Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium :Tanggal 22 Januari 2010Pemeriksaan                      Satuan             Hasil                   NormalHB                                    g/dL                11,0                    11,0-16,5HT                                     %                     28,2                    35,0-50,0Leukosit                            mm3                 13,4.103              3,5-10,0Trombosit                          mm3                 157.103               150-390Ureum                               mg/dL             16                       10-50Creatinin                           mg/dL             0,8                      0,7-1,4KGD adrandom                mg/dL             145                     ≤ 200Natrium                             mEg/L             134                     135-155Kalium                              mEg/L             3,53                    3,6-5,5Chlorida                            mEg/L             108                     96-106Total cholesterol                mg/dL             152                     160-201HDL                                  mg/dL             47                       >55LDL cholesterol                                        86                       0-100Trigliserida                                                97                       40-200Pemeriksaan USG:Tanggal 22 Januari 2010

         Uterus AF ukuran 87,0 x 52,3 mm         End line tipis         Tampak bayangan mix echo di cavum uteri 48,7 x 52,8 mm         Kedua adnexa dalam batas normal

Kesan: mioma uteri            Terapi Medis

         IVFD RL 20 gtt / i         Movicox supp         Cefadroxil 2 x 500 mg         Asam mefanamat 3 x 500 mg         SF 1 x 1         Bed rest

Pengelompokan DataData Subjektif:

         Pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah         Pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya         Pasien mengatakan tidak selera makan

Data Objektif:         Teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis         Pasien tampak meringis kesakitan         Pasien tampak gelisah

         Porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi

Analisa DataNo Data Interpretasi Masalah1 DS:

Pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah

DO:     Pasien tampak meringis

kesakitan     Teraba massa sebesar tinju

dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis

Adanya penekanan syaraf                  pada lumbal ke v.

Gangguan rasa nyaman nyeri

2 DS:Pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya

DO:Pasien tampak gelisah

Perubahan status kesehatan

Gangguan rasa nyaman cemas

3 DS:Pasien mengatakan tidak selera makan

DO:Porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi

Adanya perubahan nafsu makan

Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

2.      Diagnosa Keperawatan1)      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penekanan saraf pada lumbal ke-v ditandai dengan

pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah, pasien tampak meringis kesakitan, teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis.

2)      Ansietas b/d perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya, pasien tampak gelisah.

3)      Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan nafsu makan ditandai dengan pasien mengatakan tidak selera makan, porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi.

Rencana Asuhan Keperawatan

Nama               :  Ny, M                                                                                                          Diagnosa      :  Myoma UteriUmur               :  46 tahun                                                                                                      Ruangan       :  RB 1 – Obgyn

No Dx Tujuan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 I    Dalam waktu 3 hari gangguan rasa nyaman nyeri teratasi

    Pasien tidak meringis kesakitan

    Tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah

       Tentukan riwayat nyeri, mis: lokasi nyeri, frekuensi dan intensitas (skala 0 – 10)

       Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan

       Dorong penggunaan teknik relaksasi

       Atur posisi senyaman mungkin

       Kolaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi

       Ciptakan suasana yang nyaman

     Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi keefektifan intervensi     Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian     Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol     Mengurangi rasa tertekan pada perut bagian bawah dan mengontrol rasa nyeri     Nyeri adalah komplikasi sering dari tumor, meskipun respons individual berbeda. Saat

perubahan penyakit / pengobatan terjadi penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan     Meningkatkan relaksasi dan mengontol rasa nyeri

2 II    Dalam waktu 3 hari gangguan rasa nyaman cemas dapat diatasi.

    Klien tampak tenang

    Klien tidak cemas lagi

       Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan

       Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan

       Pertahankan kontak sering dengan pasien

       Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis

       Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur

     Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosa

     Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi     Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak     Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan / pilihan

berdasarkan realita     Informasi akurat memungkinkan pasien menghadapi situasi lebih efektif dengan realitas,

karenanya menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan     Memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping

       Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

3 III    Dalam waktu 3 hari resiko tinggi pemenu han nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi.

    Nafsu makan meningkat

    Porsi yang disajikan habis seluruhnya

    BB stabil

       Pantau masukan makanan setiap hari

       Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi

       Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat

       Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering

       Sajikan makanan dalam keadaan hangat

       Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga / teman

       Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi

     Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi     Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein – kalori, khususnya bla berat badan dan

pengukuran antropometrik kurang dari normal     Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan     Mencegah lambung penuh dengan segera     Meningkatkan selera makan pasien     Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat meningkatkan masukan     Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan

masalah berkenaan dengan malnutrisi

Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi1 Selasa

26/1-10I 20.00

     Mengobservasi keadaan umum klien; T: 370C, TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/I, RR: 20 x/i

     Mengkaji tingkat nyeri px skala 4 – 520.30

     Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang21.50

     Menganjurkan klien tehnik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri22.00

     Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik05.30

     Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oral:Cefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00

     Menciptakan suasana yang nyaman, hindari kebisingan

S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah

O:Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis kesakitan

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

II 20.00     Mengobservasi keadaan umum pasien     Pasien tidak tampak cemas lagi

21.00     Memberikan penjelasan kepada klien

tentang penyakitnya, pengobatan dan prognosisnya22.00

     Memberikan dorongan semangat kepada klien agar tidak terlalu cemas06.30

   Memberikan diet MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00

     Menganjurkan klien istirahat, jangan banyak pikiran tentang penyakitnya

S:Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi

O:     Pasien tampak rileks     Pasien mengerti tentang penyakitnya

A:Masalah teratasi

P:Intervensi dihentikan

III 20.00 S:

     Mengobservasi keadaan umum klien20.30

     Menimbang berat badan dengan hasil 45 kg21.30

     Memberikan diet pasien MBTKTP dalam keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet

     Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)22.30

     Menganjurkan pasien istirahat

Pasien mengatakan belum selera makan

O:BB: 45 kgPorsi makanan yang dihabiskan ½ porsi

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

2 Rabu27/1-10

I 20.00     Mengobservasi keadaan umum klien

TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C

     Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 520.30

     Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang20.50

     Menganjurkan klien teknik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri21.15

     Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik06.00

     Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00

     Menciptakan suasana yang nyaman dan hindari kebisingan

S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah

O:Skala nyeri 4 – 5, px masih meringis kesakitan

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

III 20.00     Mengobservasi keadaan umum klien

TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C21.00

     Menimbang BB dengan hasil 45 kg21.30

S:Pasien mengatakan belum selera makan

O:BB 45 kg, porsi makanan yang dihabiskan ½ porsi

     Memberikan diet pasien MBTKTP dalam keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet

     Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)22.00

     Menganjurkan pasien untuk beristirahat

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

3 kamis28/1-10

I 20.15     Mengobservasi keadaan umum klien

TD: 120/80 mmHg, HR: 72 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C

     Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 520.45

     Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang

     Menganjurkan klien teknik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri21.00

     Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan px dengan baik21.30

     Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet22.00

     Menciptakan suasana yang nyaman, dan hindari kebisingan

S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah

O:Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis kesakitan

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

III 20.30     Menimbang BB dengan hasil 45 kg

21.00     Memberikan diet pasien MBTKTP dalam

keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet

     Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)

22.00     Menganjurkan pasien istirahat

S:Pasien mengatakan belum selera makan

O:BB: 45 kg, posi makanan yang dihabiskan ½ porsi

A:Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Achdiat, Chrisdiono M, Obstetri Dan Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.Doenges, E. Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1999.Manuaba, Dasar-Dasar Tehnik Operasi Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.Mardiana, Lina, Kanker Pada Wanita, Cetakan 4, Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta, 2002.Diposkan oleh Yuliaty Kartika 'Ashri di 05.31