refarat myoma

15
BAB I PENDAHULUAN Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos ra Dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapai ukuran besar, konsistensinya kera batas kapsul yang jelas sehingga dapat dilepas dari jaringan sekitarny berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam ke dikenal juga dengan fibromioma, leiomioma atau fibroid. Mioma uteri terjadi pada perempuan di usia reproduktif. !nsidennya "-# kali lebih banyak pada daripada ras kulit putih. %elama 5 dekade terakhir ditemukan 50 kasus mioma ute pada ras kulit ber$arna. %ampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga meru penyakit multifaktorial. Dipercaya bah$a mioma merupakan sebuah tumor monoklona dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. %el-sel tumor abnormalitas kromosom lengan &2'&"-&5. (ejala yang muncul pada mioma ut perdarahan abnormal yang sangat mengganggu, rasa nyeri, gejala dan tanda peneka organ sekitar dan infertilitas atau abortus. )erikut ini dilaporkan sebuah kasus uteri tipe mioma submukosum bertangkai *geburt+ di % D ndata alu. BAB II STATUS GINEKOLOGI Tanggal emeriksaan / 2 -&&-20&1 uangan / asuari ba$ah

Upload: dmd

Post on 05-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refarat Myoma

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim. Dapat bersifat tunggal atau ganda dan mencapai ukuran besar, konsistensinya keras dengan batas kapsul yang jelas sehingga dapat dilepas dari jaringan sekitarnya. Tumor jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga dengan fibromioma, leiomioma atau fibroid. Mioma uteri terjadi pada 20-25% perempuan di usia reproduktif. Insidennya 3-9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna daripada ras kulit putih. Selama 5 dekade terakhir ditemukan 50% kasus mioma uteri terjadi pada ras kulit berwarna.Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom lengan 12q13-15. Gejala yang muncul pada mioma uteri adalah perdarahan abnormal yang sangat mengganggu, rasa nyeri, gejala dan tanda penekanan pada organ sekitar dan infertilitas atau abortus. Berikut ini dilaporkan sebuah kasus dengan mioma uteri tipe mioma submukosum bertangkai (geburt) di RSUD Undata Palu.BAB II

STATUS GINEKOLOGI

Tanggal Pemeriksaan: 26-11-2014

Ruangan : Kasuari bawah

Jam

: 11.00

IDENTITASNama

: Ny. R

Nama Suami: Tn. K

Umur

: 40 Tahun

Umur

: 45 tahun

Alamat

: Jl. Rarantea, Dolo

Alamat : Jl. Rarantea, Dolo

Pekerjaan : URT

Pekerjaan : Petani

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan: SD

Pendidikan: SD

ANAMNESIS

P2A0

Menarche: 10 tahun

HPHT

: -

Perkawinan: I, 15 tahun

Keluhan Utama

: Keluar darah dari jalan lahir

Rw. Penyakit Sekarang : Pasien masuk dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir yang dialami sejak 3 bulan SMRS, hilang timbul, perdarahan memberat sejak 2 minggu SMRS, banyak dan menggumpal. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Pasien mengalami siklus haid yang teratur sebelumnya, namun sejak 2 bulan terakhir darah menstruasi banyak disertai nyeri. Pasien mengeluhkan terasa ada yang mengganjal pada kemaluannya. Pasien tidak mengeluhkan demam. BAB & BAK lancar.

Rw. Obstetri

:

1. Anak perempuan berusia 20 tahun, aterm, lahir secara normal di rumah ditolong oleh bidan.

2. Anak perempuan berusia 14 tahun, aterm, lahir secara normal di rumah ditolong oleh bidan.

Rw. penggunaan kontrasepsi : -

Rw. Penyakit Dahulu:

Hipertensi (-) Riwayat penyakit jantung disangkal

Diabetes melitus disangkal

PEMERIKSAAN FISIK

KU

: Sedang

Tekanan Darah: 110/80 mmHg

Kesadaran: Compos mentisNadi

: 90x/menit

BB

: 60 Kg

Respirasi

: 20x/menit

TB

: 156 cm

Suhu

: 36,5C

Kepala Leher: Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil isokor D= 3 mm, Pembesaran Kelenjar getah bening (-), pembesaran tiroid (-)

Thoraks

: I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)

P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)

P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas paru-hepar SIC VII midklavia dekstra, batas jantung dalam batas normal.

A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, bunyi jantung I/II murni reguler Abdomen

: I : Tampak perut datar, seirama gerak nafas, sikatrik (-)

A : Peristaltik (+), kesan normal

P : Timpani

P : Nyeri tekan (+) suprapubik

Ginekologi:

Pemeriksaan dalam (VT)

:

VT

: Vulva : tidak ada kelainan

Vagina : teraba massa sebesar telur bebek, konsistensi keras, dan mobile di depan porsio

Porsio: konsistensi kenyal, teraba permukaan licin, nyeri goyang (-).

Uterus: Kesan normal

Pelepasan: darah segar

Inspekulo: - Ekstremitas : Akral hangat (+/+), oedem (-/-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium: tanggal 26-11-2014

Wbc : 4.7 x 109/l

Hgb: 4.0 gr/dl

Hct: 16 %

Plt: 373 x 109/l

Rbc: 2.9 x 1012/lHcg: (-)

HbsAg : non reaktifRESUMEPasien perempuan 40 tahun masuk dengan keluhan perdarahan per vaginam sejak 3 bulan SMRS, hilang timbul, perdarahan memberat sejak 2 minggu SMRS, banyak dan menggumpal. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Pasien mengalami siklus haid yang teratur sebelumnya, namun sejak 2 bulan terakhir darah menstruasi banyak disertai nyeri. Pasien mengeluhkan terasa ada yang mengganjal pada kemaluannya..

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, Tek. Darah: 110/80 mmHg, Nadi: 90x/menit, Respirasi: 20x/menit, Suhu: 36.5C, konjungtiva anemis +/+. Pemeriksaan dalam teraba massa sebesar telur bebek, konsistensi keras, dan mobile di depan porsio, pelepasan darah segar.Pemeriksaan penunjang didapatkan Wbc 4.7 x 109/l, Hgb 4.0 gr/dl, Hct 16 %, Plt 373x 109/l, Rbc 2.9 x 1012/l.

DIAGNOSIS

Myoma Geburt + Anemia

PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tetes/menit

Transfusi PRC 2 kantong dan WB 2 kantong Drips farbion Inj. Transamin 1 amp/8jam/IV Rencana ekstirpasi bila hb >10 g/dLFollow Up

27 november 2014

S

: perdarahan (+) sedikit-sdikit, nyeri perut (+)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 120/80 mmHg, N 84 x/m, R 20 x/m, T 36,6 0C

Mata Konjungtiva Anemis +/+

Teraba massa di liang vagina.

A: Myoma uteri + Anemia P

: IVFD RL 20 tetes/menit

Transfusi PRC 2 kantong dan WB 2 kantong Drips farbion Inj. Transamin 1 amp/8jam/IV Rencana ekstirpasi bila hb >10 g/dL Konsul interna28 november 2014

S

: perdarahan (+) berupa flek, nyeri perut (+)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 120/70 mmHg, N 82 x/m, R 20 x/m, T 36,5 0C

Mata Konjungtiva Anemis +/+

Teraba massa di liang vagina.A: Myoma uteri + Anemia P

: IVFD RL 20 tetes/menit

Transfusi PRC 2 kantong Drips farbion Inj. Transamin 1 amp/8jam/IV Rencana ekstirpasi bila hb >9 g/dL Periksa lab ureum, kreatinin, gds, sgot, sgpt, albumin, ct, bt. EKG Foto toraks29 november 2014

S

: perdarahan (+) berupa flek, nyeri perut (+)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 120/70 mmHg, N 84 x/m, R 20 x/m, T 38.2 0C

Mata Konjungtiva Anemis +/+

Teraba massa di liang vagina.

Lab:

GDS

: 227 mg/dl

G2PP

: 119 mg/dl

Ureum

: 25 mg/dl

Kreatninin: 0.88 mg/dlSGOT

: 15 u/l

SGPT

: 12 u/l

Albumin: 4.15 g/dlA: Myoma uteri + Anemia P

: lanjut terapi

Transfusi PRC 2 kantong Parasetamol tab 3x101 Desember 2014

S

: perdarahan (+) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 110/70 mmHg, N 80 x/m, R 18 x/m, T 37.2 0C

Mata Konjungtiva Anemis +/+

Teraba massa di liang vagina.

A: Myoma uteri + Anemia P

: lanjut terapi

Transfusi WB 2 kantong Cek HB cito02 Desember 2014

S

: perdarahan (+) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 110/60 mmHg, N 84 x/m, R 20 x/m, T 37.1 0C

Mata Konjungtiva Anemis +/+

Teraba massa di liang vagina.

Lab:

HGB

: 7.2 mg/dl

A: Myoma uteri + Anemia P

: lanjut terapi

Transfusi WB 2 kantong Cek HB cito03 Desember 2014

S

: perdarahan (+) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 140/100 mmHg, N 84 x/m, R 20 x/m, T 36.6 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-

Teraba massa di liang vagina.

Lab:

HGB

: 8.2 mg/dl

A: Myoma uteri P

: lanjut terapi

Siap darah 4 kantong Konsul anestesi04 Desember 2014

S

: perdarahan (-) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 140/90 mmHg, N 88 x/m, R 18 x/m, T 36.7 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-

Teraba massa di liang vagina.

A: Myoma uteri P

: Asam tranexamat 2x1

SF 2x1 Sohobion 2x1 Siapkan darah 2 kantong Informed consent, cukur dan puasakan 6-8 jam sebelum operasi. Bubur kecap 2 hari pre op Kolon skema 2 hari pre op05 Desember 2014

S

: perdarahan (-) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 110/70 mmHg, N 84 x/m, R 18 x/m, T 36.5 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-

Teraba massa di liang vagina.

A: Myoma uteri

P

: Asam tranexamat 2x1

SF 2x1 Sohobion 2x1 Siapkan darah 2 kantong Informed consent, cukur dan puasakan 6-8 jam sebelum operasi. Bubur kecap 1 hari pre op Kolon skema 1 hari pre op06 Desember 2014

S

: perdarahan (-) berupa flek, nyeri perut (-)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 140/80 mmHg, N 72 x/m, R 18 x/m, T 36.5 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-

Teraba massa di liang vagina.

Lab:

HGB

: 11.4 mg/dl

A: Myoma uteri P

: Lanjut terapi Informed consent, cukur dan puasakan 6-8 jam sebelum operasi. Operasi hari iniLaporan operasi :

Tindakan : ekstirpasi dan kuretase Disinfeksi vulva dan sekitarnya Pasang duk steril Pasang speculum untuk melihat dalam vagina Jepit porsio menggunakan tenakulum arah jam 11 Ukur uterus menggunakan sonde = 8 cm Tampak massa 4x3x2 cm Dilakukan ekstirpasi, control perdarahan Kuret menggunakan kuret tumpul hingga bersih Kuret menggunakan kuret tajam hingga bersih Bersihkan lapangan operasi Operasi selesai

07 Desember 2014

S

: perdarahan (-), nyeri perut (-), BAB (+), BAK (+)O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 120/80 mmHg, N 80 x/m, R 18 x/m, T 36.5 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-Lab:

HGB

: 10.4 mg/dl

A: post ekstirpasi dan kuretase hari I P

: inj. Ketorolac 1 amp/8 jam/IV Cefadroxil 2x1 Asam mefenamat 2x1 Observasi perdarahan08 Desember 2014

S

: perdarahan (-), nyeri perut (-), BAB (+), BAK (+)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 130/90 mmHg, N 80 x/m, R 20 x/m, T 36.5 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-A: post ekstirpasi dan kuretase hari II P

: aff infus Cefadroxil 2x1 Asam mefenamat 2x1 Vulva hygiene Observasi perdarahan09 Desember 2014

S

: perdarahan (-), nyeri perut (-), BAB (+), BAK (+)

O

: Ku sedang, Compos mentis

TTV : TD 130/90 mmHg, N 72 x/m, R 20 x/m, T 36.5 0C

Mata Konjungtiva Anemis -/-A: post ekstirpasi dan kuretase hari III P

: Cefadroxil 2x1 Asam mefenamat 2x1 Vulva hygiene Boleh pulangBAB III

PEMBAHASANPada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis diketahui bahwa pasien usia 40 tahun dengan keluhan saat MRS berupa keluar darah dari jalan lahir yang dialami sejak 3 bulan SMRS, hilang timbul, perdarahan memberat sejak 2 minggu SMRS, banyak dan menggumpal. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Pasien mengalami siklus haid yang teratur sebelumnya, namun sejak 2 bulan terakhir darah menstruasi banyak disertai nyeri. Pasien mengeluhkan terasa ada yang mengganjal pada kemaluannya. Demam (-), BAB & BAK (+) lancar. Lalu pada pemeriksaan dalam teraba massa padat yang mobile di liang vagina tepat di depan porsio.Hal tersebut diatas telah sesuai dengan manifestasi klinis dari mioma uteri dimana yang biasa timbul adalah perdarahan abnormal, nyeri perut, gejala dan tanda penekanan dan infertilitas atau abortus. Pada kasus ini terdapat manifestasi perdarahan abnormal dan nyeri perut. Perdarahan menjadi manifestasi klinik utama pada mioma dan hal ini terjadi pada 30% penderita. Perdarahan pada mioma submukosa seringkali disebabkan oleh hambatan pasokan darah endometrium, tekanan dan bendungan pembuluh darah di area tumor (terutama vena) atau ulserasi endometrium diatas tumor. Tumor bertangkai seringkali menyebabkan thrombosis vena dan nekrosis endometrium akibat tarikan dan infeksi (vagina dan kavum terhubung oleh tangkai yang keluar dari ostium serviks).

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore. Pada kasus ini tidak ada gejala penekanan mungkin disebabkan karena ukuran mioma yang tidak terlalu besar sehingga kandung kemih ataupun rectum tidak tertekan.Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan pada pemeriksaan VT teraba teraba massa sebesar telur bebek, konsistensi keras, dan mobile di depan porsio dan pelepasan darah. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Wbc 4.7 x 109/l, Hgb 4.0 gr/dl, Hct 16 %, Plt 373x 109/l, Rbc 2.9 x 1012/l.Pada pemeriksaan fisik pasien tampak anemis didukung oleh hasil laboratorium (Hb: 4.0 g/dL) yang menunjukkan keadaan anemia. Anemia menunjukkan perdarahan yang dialami pasien cukup banyak sehingga menimbulkan gangguan hemodinamik. Sedangkan hasil pemeriksaan VT pasien ini memastikan diagnosis mioma geburt dengan adanya massa padat yang mobile di liang vagina tepat di depan porsio.

Mioma geburt adalah penamaan untuk klasifikasi mioma uteri jenis submukosa bertangkai yang melalui kanalis servikalis dan sebagian kecil atau besar memasuki vagina akibat kontraksi uterus.

1. Mioma uteri intramural: Mioma terdapat di korpus uteri diantara serabut miometrium. Bila mioma membesar atau bersifat multiple dapat menyebabkn pembesaran uterus dan berbenjol-benjol

2. Mioma uteri submukosa: Mioma tumbuh tepat dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Kadang mioma uteri submukosa dapat tumbuh terus dalam kavum uteri dan berhubungan dengn tangkai yang dikenal dengan polip. Karena konraksi uterus, polip dapat melalui kanalis servikalis dan sebgian kecil atau besar memasuki vagina yang dikenal dengan nama mioma geburt.

3. Mioma uteri subserosa: Mioma terletak dibawah tunika serosa, tumbuh kerah luar dan menonjol ke permukaan uterus. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma ligamenter yang dapat menekan ligamenter dan arteri iliaka. Miom jenis ini juga dapat tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wandering dan parasite fibroid.

Mioma uteri merupakan tumor sensitive estrogen dan progesterone, sehingga tumor ini berkembang selama masa reproduksi dan berkurang ukuran dan insidensinya setelah menopause. Mioma uteri membentuk lingkungan hiperestrogenismenya sendiri, yang penting dalam pertumbuhan dan maintenance. Dibandingkan dengan uterus normal, mioma uteri mengandung densitas reseptor estrogen yang lebih besar yang menyebabkan peningkatan ikatan estradiol. Mioma uteri juga lebih sedikit mengkonversi estradiol menjadi estrone yang lebih lemah.Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri dimana pada kasus ini hanya faktor umur pasien yang bisa dipastikan, faktor itu adalah :1. Umur : mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.

2. Paritas : lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

3. Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4. Fungsi ovarium : diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarche, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.

Penanganan pada kasus ini termasuk dalam miomektomi yaitu pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan pada mioma submukosum bertangkai (mioma geburt) dengan cara ekstirpasi lewat vagina lalu pada kasus ini dilanjutkan dengan kuretase untuk membersihkan sisa-sisa mioma yang mungkin tertinggal. Miomektomi dipertimbangkan untuk dilakukan pada pasien yang masih muda dan menginginkan kehamilan.

Selain miomektomi juga dapat dilakukan histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar, M, Baziad, A, Prabowo, RP. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 2011.2. DeCherney, A.H.,Nathan, L. Current Obstetry and Gynecology Diagnosis and Therapy. McGraw-Hill, 2003; P :693-699.

3. Schorge, J.O., Schaffer, J.I., Halvorson, L.M., Hoffman, B.L., Bradshaw, K.D., Cunningham, F.G.(Eds). Williams Gnecology. Mc Graw Hills Companies. USA, 2008.

4. Jones, D.L.,2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi, alih bahasa Hadyanto, Editor edisi bahasa Indonesia, Y.Joko Suryono, edisi 6, Hipokrates, Jakarta, hal 263-266

5. DeCherret, A., Nathan, L, Goodwin, M, Laufer, N, Roman, A. Current Diagnosis & Treatment in Obstetrics and Gynaecologic 11th Edition. Mc Graw Hills. USA,2012.6. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.