referensi uas adrpo.docx

10
PERATURAN JASA KONSTRUKSI yang berkaitan dengan sektor konstruksi di Indonesia. Daftar Peraturan Jasa Konstruksi tersebut sebagai berikut: UNDANG UNDANG 1. Undang Undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi UUJK No. 18 Tahun 1999 ini mengatur kontrak proyek konstruksi di Indonesia terutama yang asal dananya berasal dari pemerintah/kas negara. UUJK mengatur hubungan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi seperti misalnya yang tertulis dalam UUJK No.18/1999 Pasal 22 ayat 2. PERATURAN PEMERINTAH Peraturan pemerintah ini merupakan peraturan pendukung atas peraturan jasa konstruksi yang tertulis dalam UU Jasa Konstruksi No 18 Tahun 1999. 1. PP No. 28/2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi 2. PP No. 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 3. PP No. 30/2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi PERATURAN PRESIDEN 1. Keppres 80/2003 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah 2. Keppres 8/2006 Membahas Keppres 80/2003 PERATURAN MENTERI 1. Kepmen PU No. 339/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi 2. Kepmen PU No. 57/2004 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi 3. Kepmen PU No. 43/2007 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi PERATURAN LEMBAGA 1. Peraturan LPJK No. 11 A/2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Peserta lelang Adalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa pemborongan, yang berhak mengikuti dan hadir pada saat pelelangan.

Upload: moch-imam-muflih

Post on 31-Dec-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: referensi uas adrpo.docx

PERATURAN JASA KONSTRUKSI yang berkaitan dengan sektor konstruksi di Indonesia. Daftar Peraturan Jasa Konstruksi tersebut sebagai berikut:

UNDANG UNDANG

1. Undang Undang Jasa Konstruksi No. 18 tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

UUJK No. 18 Tahun 1999 ini mengatur kontrak proyek konstruksi di Indonesia terutama yang asal dananya berasal dari pemerintah/kas negara. UUJK mengatur hubungan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Konstruksi seperti misalnya yang tertulis dalam UUJK No.18/1999 Pasal 22 ayat 2.

PERATURAN PEMERINTAH

Peraturan pemerintah ini merupakan peraturan pendukung atas peraturan jasa konstruksi yang tertulis dalam UU Jasa Konstruksi No 18 Tahun 1999.

1. PP No. 28/2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi2. PP No. 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi3. PP No. 30/2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

PERATURAN PRESIDEN

1. Keppres 80/2003 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah2. Keppres 8/2006 Membahas Keppres 80/2003

PERATURAN MENTERI

1. Kepmen PU No. 339/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi2. Kepmen PU No. 57/2004 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi3. Kepmen PU No. 43/2007 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi

PERATURAN LEMBAGA

1. Peraturan LPJK No. 11 A/2008 Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi

Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

            Peserta lelangAdalah rekanan yang bergerak dalam bidang jasa pemborongan, yang berhak mengikuti dan hadir pada saat

pelelangan.            Rekanan

Adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi yang berhak mengikuti prakualifikasi dan pelelangan.

            KontraktorAdalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga pekerjaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau

pemimpin proyek dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan.             Kontrak

Adalah suatu perikatan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis dan isi kontrak telah disepakati oleh pemberi kerja dan mitra kerja, setelah ditanda tangani merupakan hukum bagi kedua belah pihak yang menandatangani.

PASAL 1 AYAT 5 uu 18 thn 99:

Page 2: referensi uas adrpo.docx

Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan konstruksi.

MAKSUD DAN TUJUAN :Menyamakan pola pikir, pengertian dan memberi pedoman sehingga memudahkan bagi pengguna barang/jasa

dan pengawas untuk menyusun, memeriksa dan melaksanakan kontrak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

(nasional)1. Kontrak lumpsum (firm fixed price contract )

*Kontrak Harga Borongan Atau Kontrak Harga Pasti Merupakan Jenis Kontrak Yang Mengacu Kepada Harga Penawaran Yang Diajukan Oleh Penyedia Jasa Yang Telah Ditunjuk Sebagai Pelaksana Pekerjaan*Untuk jenis pekerjaan yang setiap item pekerjaan dan volume telah diketahui dengan pasti serta spesifikasi teknis, gambar rencana yang disusun dalam dokumen lelang jelas, pasti dan tetap.

2. Kontrak harga satuan (firm fixed unit price contract) kontrak yang berpedoman atas harga satuan item pekerjaan yang ditawarkan oleh pengguna barang/jasa. harga satuan pasti dan tetap selama masa pelaksanaan kontrak untuk jenis pekerjaan yang volume pekerjaannya tidak dapat diketahui dengan pasti atau sifatnya mendesak

dan tidak dapat ditunda realisasi pembayaran tergantung hasil volume pekerjaan aktual dalam satu bulan memungkinkan adanya pekerjaan tambah atau kurang (sepanjang kedua belah pihak menyetujui)

3. Kontrak biaya tambah imbalan (cost plus fee contract ) suatu jenis kontrak yang pembayarannya mengacu kepada tagihan total biaya yang telah dikeluarkan oleh

penyedia barang/jasa dalam melaksanakan kontrak ditambah dengan imbalan uang (fee) pembayaran imbalan dapat dilakukan dengan cara jumlah tetap (fixed cost) atau berdasarkan presentase

(precentage fee ) belum dapat diberlakukan di indonesia

4. Kontrak terima jadi (turnkey contract) Sistem kontrak yang mengacu pada produk/kinerja yang dihasilkan harus dapat berfungsi sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan dalam dokumen lelang dengan harga kontrak yang pasti dan tetap selama pelaksanaan kontrak.

Spesifikasi Teknis/Gambar Rencana Kerja Tidak Bersifat Rinci Dan Lengkap Karena Adanya Negosiasi Teknis.

5. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

Merupakan kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

6. Kontrak PersentaseMerupakan kontrak pengadaan jasa konsultansi/jasa lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:· Penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu.· Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak

Addendum kontrak adalah istilah dalam kontrak atau surat perjanjian yang berarti tambahan klausula atau pasal yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu.

            Dokumen kontrakAdalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi

untuk melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan, sesuai dengan dokumen pengadaannya. Dokumen kontrak terdiri tersebut dari:

v  Lembar perjanjian (agreement)v  Gambar rencana (drawing)v  Spesifikasi teknis (specification)

Page 3: referensi uas adrpo.docx

v  Syarat-syarat umum (general condition of contract)v  Syarat-syarat khusus (special condition of contract)v  Daftar volume pekerjaan, harga satuan dan daftar harga.

DOKUMEN KONTRAK

1. Dokumen Kontrak Kerja KonstruksiSesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya memuat dokumen-dokumen yang meliputi :a. Surat Perjanjian;b. Dokumen Lelang;c. Usulan atau Penawaran;d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa selama proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal yang menimbulkan keragu-raguan;e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau menyetujui usulan penawaran dari penyedia jasa; danf. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.

Sementara itu dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dengan dengan sistem Pelelangan Nasional (National/Local Competitive Bidding) dalam urutan prioritas terdiri dari :a. Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada);b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang;c. Surat Penawaran;d. Adendum Dokumen Lelang;e. Data Kontrak;f. Syarat-syarat Kontrak;g. Spesifikasi;h. Gambar-gambar;i. Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga penawarannya;j. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari kontrak;

Sedangkan untuk kontrak-kontrak dengan sistem Pelelangan Internasional (International Competitive Bidding), dokumen kontrak tersebut secara urutan prioritas meliputi :a. the Contract Agreement;b. the Letter of Acceptance;c. the Bid and the Appendix to Bid;d. the Conditions of Contract, Part II;e. the Conditions of Contract, Part I;f. the Specifications;g. the Contract Drawings;h. the priced Bill of Quantities; andi. other documents, as listed in the Appendix to Bid.

Page 4: referensi uas adrpo.docx

            Dokumen PengadaanAdalah suatu dokumen yang memuat persyaratan-persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi

untuk melaksanakan pekerjaan yang terdiri dari :a.       Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)b.      Gambar-gambar pekerjaanc.       Perubahan-perubahan RKS dan gambar-gambar pekerjaan d.      Berita acara penjelasan pekerjaan dan peninjauan lapangan berupa perubahan-perubahannya.

           Tambahan dokumen penawaran tender/pelelangan secara umum, yaitu sebagai berikut :

1. Neraca perusahaan tahun terakhir.2. Daftar susunan pemilik modal perusahaan.3. Daftar susunan pengurus perusahaan.4. Akta pendirian perusahaan.5. Surat ijin usaha pada bidang pekerjaan.6. Bukti pengalaman kerja perusahaan pada bidang pekerjaan.7. Daftar peralatan yang diperlukan pada pelaksanaan proyek.8. Surat keterangan NPWP.9. Referensi bank.10. Jaminan penawaran.11. Surat pernyataan kesanggupan bekerja.12. Dokumen lain yang dipersyaratkan dalam RKS.

Dokumen PelelanganAdalah dokumen pengadaan yang digunakan dalam suatu pelelangan pekerjaan yang diterbitkan oleh pemilik

Jika proses pengadaan yang dipilih adalah pelelangan, biasanya Dokumen Pekerjaan Konstruksi itu disebut Dokumen Lelang, dibedakan atas Dokumen Lelang LCB (Local Competitive Bidding) dan Dokumen lelang ICB

Membiayai proyek konstruksi Menetapkan keputusan berkaitan dengan proyek konstruksiMenyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi (construction)Menyediakan layanan jasa perencanaan teknis/desain/perancangan (design)Menyediakan layanan jasa pelaksanaan konstruksi khusus atau spesial Menyediakan layanan jasa pengadaan bahan dan atau peralatan

Sebagai badan keputusan sengketaAdapun keputusannya tidak bersifat final dan mengikatMemberikan pinjaman dalam suatu proyek

Sebagai pemberi jaminanMeminjamkan barang/jasa ke pengguna/penyedia jasa

Pengguna Barang/Jasa: Pemilik Pekerjaan, BouwheerPenyedia Barang/Jasa Pemborongan/ Jasa Lainnya (Kontraktor)Penyedia Barang/Jasa Konsultansi (Konsultan)Sub Penyedia Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya

Page 5: referensi uas adrpo.docx

(International Competitive Biding).

Dokumen Lelang LCB terdiri atas dokumen-dokumen sebagai berikut :1) Pengumuman / Undangan Lelang;2) Instruksi Umum kepada Peserta Lelang;3) Instruksi Khusus kepada Peserta Lelang;4) Syarat-syarat Umum Kontrak;5) Syarat-syarat Khusus Kontrak;6) Daftar Kuantitas dan Harga;7) Spesifikasi;8) Gambar-gambar;9) Bentuk-bentuk Jaminan Penawaran / Pelaksanaan / Uang Muka;10)Adendum (jika ada).

Dokumen Lelang ICB terdiri atas dokumen-dokumen sebagai berikut :1) Invitation for Bids;2) Instruction to Bidders;3) Bidding Data;4) Part I : General Conditions of Contract;5) Part II : Conditions of Particular Application;6) Technical Specifications;7) Form of Bid, Appendix to Bid, and Bid Security;8) Bill of Quantities;9) Form of Agreement Forms of Performance Security Advance Payment Bank Guarantee;10)Drawings;11)Explanatory Notes;12)Postqualification13)Disputes Resolution Procedure;14)Eligibility for The Provision of Goods, Works, and Service in Financed Procurement15)Addenda (if any)

            Penawar

Adalah peserta lelang yang telah diundang oleh pemilik untuk mengajukan penawaran berdasarkan ketentuan pelelangan yang berlaku.

            Engginer’s Estimate (EE) atau Estimasi PerencanaanAdalah perkiraan biaya pekerjaan proyek / bagian proyek yang dibuat oleh perencana dan atau konsultan.

            Owner’s Estimate (OE) atau estimasi pemilikAdalah perkiraan biaya pekerjaan proyek / bagian proyek yang dibuat oleh panitia yang merupakan

peninjauan kembali Engineer’s Estimate (EE) disahkan oleh pemimpin proyek.           

Pelelangan umum Adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa,

media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luar dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

            Pelelangan terbatasAdalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh sekurang-kurangnya lima rekanan yang

tercantum dalam daftar rekanan terseleksi (DRT) yang dipilih diantara rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau kualifikasi kemampuannya dengan pengumuman secara luas, melalui media massa, media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha dapat mengetahuinya.

            Pemilihan langsungAdalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas

yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 penawar dan melakukan negoisasi, baik treknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dari rekanan

Page 6: referensi uas adrpo.docx

yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM), sesuai bidang usaha, ruang lingkupnya, atau kualifikasi kemampuannya.

            Pengadaan langsungAdalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan diantara rekanan golongan ekonomi lemah

tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas atau langsung.

Kegagalan bangunan (Pasal 34 PP RI no.29/2000 )merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari Segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi

Kegagalan pekerjaan konstruksi (berdasarkan ppri pasal 31 no.29 tahun 2000) adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana Disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa.

Syarat, Aspek, dan Asas Kontrak

Dalam kontrak kerja konstruksi pada umumnya merupakan kontrak bersyarat yang meliputi:

1. Syarat validitas, merupakan syarat berlakunya satu perikatan2. Syarat waktu, merupakan syarat yang membatasi berlakunya kontrak tersebut. Hal ini berkaitan dengan

sifat proyek yang memiliki batasan waktu dalam pengerjaannya.3. Syarat Kelengkapan, merupakan syarat yang harus dilengkapi oleh satu atau kedua pihak sebagai

prasyarat berlakunya perikatan bersyarat tersebut. Kelengkapan yang dimaksud dalam kontrak kerja konstruksi, diantaranya kelengkapan desain, kelengkapan gambaran dan kelengkapan jaminan.

Aspek-aspek kontrak adalah teknik, keuangan dan perpajakan, serta aspek hukum. Aspek teknik antara lain terdiri atas:

a.   Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract)

b.   Lampiran-lampiran (Appendix)

c.   Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract / Conditions of Contract – Particular)

d.   Spesifikasi Teknis (Technical Spesification)

e.   Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing)

Aspek Keuangan / Perbankan terdiri atas:

a.       Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan

b.      Cara Pembayaran (Method of Payment)

c.       Jaminan (Guarantee / Bonds)

Aspek yang terkait dengan Perpajakan adalah:

a.       Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Page 7: referensi uas adrpo.docx

b.      Pajak Penghasilan (PPh)

Aspek Perasuransian, Sosial Ekonomi dan Administrasi antara lain:

a.   CAR dan TPL

b.   ASKES

c.   Keharusan penggunaan Tenaga kerja lokal, lokasi perolehan material dan dampak lingkungan.

d.  Sisi administrasi antara lain keterangan mengenai para pihak, laporan keuangan, surat-menyurat dan hubungan kerja antara pihak.

Menurut KUH Perdata, tiga asas hukum kontrak yang berlaku di Indonesia yaitu asas kebebasan berkontrak, asas mengikat sebagai undang-undang dan asas berkonsensualitas. Asas kebebasan berkontrak merupakan kebebasan membuat kontrak sejauh tidak bertentangan hukum, ketertiban, dan kesusilaan. Meliputi lima macam kebebasan, yaitu:

1.      Kebebasan para pihak menutup atau tidak menutup kontrak

2.      Kebebasan menentukan dengan siapa para pihak akan menutup kontrak

3.      Kebebasan para pihak menentukan bentuk kontrak

4.      Kebebasan para pihak menentukan isi kontrak

5.      Kebebasan para pihak menentukan cara penutupan kontrak

Asas mengikat sebagai undang-undang secara tersurat tercantum di dalam pasal 1338 KUH Perdata. Pasal tersebut menyatakan bahwa semua kontrak yang dibuat secara sah akan mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak di dalam kontrak tersebut. Asas konsensualitas yang tersirat dalam Pasal 1320 KUH Perdata berarti sebuah kontrak sudah terjadi dan karenanya mengikat para pihak di dalam kontrak sejak terjadi kata sepakat tentang unsur pokok dari kontrak tersebut.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Pasal 2 yang menjelaskan asas-asas kontrak yang digunakan sebagai landasan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu :

1        Adil, yaitu melindungi kepentingan masing-masing pihak secara wajar dan tidak melindungi salah satu pihak secara berlebihan sehingga merugikan pihak lain.

2        Seimbang, yaitu pembagian risiko antara pengguna jasa dan penyedia jasa harus seimbang.

3        Setara, yaitu hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa harus setara

Kontrak konstruksi, bagaimanapun bentuk dan jenisnya haruslah mentaati peraturan yang ada. Artinya kontrak tidak boleh melanggar prinsip-prinsip kontrak yang terdapat dalam peraturan atau perundang-undangan di negara dimana proyek konstruksi dilaksanakan.

Asas berkonsensualitas dimaksudkan bahwa diantara pihak-pihak yang bersangkutan tercapai persesuaian kehendak, artinya : apa yang dikehendaki oleh yang satu adalah pula yang dikehendaki oleh yang lain. Kedua kehendak itu bertemu dalam “sepakat” tersebut.

Page 8: referensi uas adrpo.docx