referat vitiligo awida fix

Upload: cornelia-cindy-srd

Post on 01-Mar-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    1/18

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Vitiligo adalah kelainan pigmentasi pada kulit dan membran mukosa ditandai

    dengan makula hipopigmentasi berbatas tegas dengan patogenesis yang kompleks.

    Insidensi vitiligo rata-rata 1% di seluruh dunia. Penyakit ini dapat mengenai semua

    ras dan jenis kelamin, Pernah dilaporkan bahwa vitiligo yang terjadi pada perempuan

    lebih berat dibanding laki-laki, hal ini terjadi karena banyak laporan dari pasien

    perempuan dengan masalah kosmetik. Penyakit ini juga dapat terjadi sejak lahir

    sampai usia lanjut dengan frekuensi tertinggi !"% dari kasus# pada usia 1"$"

    tahun.

    1

    &idak adanya melanosit pada lapisan kulit merupakan tanda khas penyakit ini.

    'ambaran vitiligo dapat berupa makula hipopigmentasi yang lokal sampai universal.

    (iagnosis vitiligo ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis yang dapat

    ditunjang dengan pemeriksaan lampu Wooddan pemeriksaan histopatologi.1

    &erapi vitiligo sendiri sampai saat ini masih kurang memuaskan. &abir surya

    dan kosmetik covermaskbisa menjadi pilihan terapi yang murah dan mudah serta

    dapat digunakan oleh pasien sendiri dibanding dengan terapi lainnya. )ortikosteroid

    topikal juga dapat menjadi terapi inisial untuk vitiligo.1

    BAB II

    1

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    2/18

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Vitiligo adalah kelainan pigmentasi pada kulit dan membran mukosa yang

    ditandai dengan makula hipopigmentasi berbatas tegas dengan patogenesis yang

    kompleks.1)ondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan autoimun, dan yang paling

    umum adalah kelainan tiroid. Vitiligo merupakan gangguan progresif dimana

    beberapa atau semua melanosit di kulit yang terkena se*ara selektif han*ur. Vitiligo

    mempengaruhi ",!-+% dari populasi dunia dengan usia rata-rata adalah +" tahun+,.

    Vitiligo1

    II.2. Epidemiologi

    Prevalensi vitiligo *ukup konsisten diantara populasi yang berbeda yaitu

    ".% di )aukasia, ",% di fro-)aribia, ",/% di India, meskipun jarang terjadi

    di 0an ina ","2%, kedua jenis kelamin sama berpengaruh terhadap vitiligo,

    meskipun pasien perempuan yang lebih meminta untuk dilakukan perawatan klinis.

    Vitiligo dapat mun*ul pada semua usia, dengan rata-rata awal usia + tahun pada

    2

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    3/18

    pasien )aukasia. Subtype Vitiligo yang paling umum adalah penyakit autoimun

    sekitar +"-" % pasien, yang paling sering adalah penyakit autoimun tiroid

    &iroiditis 0asminoto tau Penyakit 'rave#, 3heumathoid arthritis, Psoriasis,

    (iabetes &ipe 1 umumnya pada dewasa#, nemia Pernisiosa, 4istemik 5upus

    6ritematosus, ddison (isease.

    III.2. Etiologi dn Ptogenesis1!"

    Vitiligo merupakan gangguan multifaktorial, poligenik, dengan patogenesis

    yang komplek yang belum diketahui dengan baik. 7erbagai teori patogenesis tentang

    vitiligo yang paling diterima adalah bahwa faktor genetik dan nongenetik saling

    berinteraksi dapat mempengaruhi fungsi melanosit dan kelangsungan hidup, sehingga

    dapat menyebabkan kerusakan autoimun pada melanosit. Penjelasan lain juga

    menyebutkan adanya *a*at adhesi melanosit, kerusakan neurogenik, kerusakan

    biokimia, autocytotoxicitydan lain-lain.

    Aspe# $eneti# Vitiligo

    4urvei epidemiologi dalam skala besar telah menunjukkan bahwa sebagian

    besar kasus vitiligo terjadi se*ara sporadis, meskipun sekitar 1!-+"% dari pasien yang

    memiliki riwayat vitiligo pada keluarga. 7iasanya kasus dari agregasi familial

    menunjukkan pola non-8endel sugestif poligenik, multifaktorial inheritance.

    )onkordensi pada kembar mono9igot sebanyak +%, menunjukkan bahwa kedua

    genetik dan nongenetik faktor lingkungan# juga memainkan peran utama dalam

    patogenesis penyakit.

    0ampir semua penelitian dari genetik vitiligo berfokus pada 'eneral Vitiligo

    'V#. 7eberapa gen yang terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh termasuk lokus di

    80, &5, P&P:++, I51", 875+, dan :5P1:53P1#, terlibat pada

    kerentanan terhadap 'V atas dasar hubungan genetik atau penelitian asosiasi.

    Penelitian baru oleh Genom Wide Assosiation ';# di 6ropa mengidentifikasi kulit

    pasien 'V dan keluarga setidaknya sepuluh lokus yang berbeda berkontribusi

    terhadap risiko 'V. &ujuh dari kerentanan lokus 'V juga telah dikaitkan dengan

    3

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    4/18

    penyakit autoimun lainnya yaitu 1# 05 kelas I, +# 05 kelas II, # P&P:++, # 5PP,

    !# I5+3, /# &:?/, dua lokus protein en*ode yang terlibat

    dalam fungsi kekebalan tubuh yaitu 3636 dan '@87 serta lokus lain, &A3,

    6n*ode &yrosinase, biosintesis en9im melanin dan autoantigen utama 'V.

    4egmental vitiligo 4V# mun*ul dari genetik yang berbeda dari 'V. 0al ini

    umumnya terjadi se*ara sporadis dan distribusi unilateral yang telah memberikan

    sugesti bahwa dari hasil mosaicism somatic pada mutasi denovo, dalam gen yang

    penting untuk melanoblast atau perkembangan melanosit.

    Hipotesis A%toim%n

    &erdapat bukti biologis menarik yang mendukung dasar autoimun untuk 'V,se*ara epidemiologis berkaitan dengan sejumlah penyakit autoimun lainnya, baik

    pada pasien maupun keluarga terdekat. Indikasi dari pewarisan diathesis autoimun,

    yaitu Imunitas humoral yang pertama kali terlibat pada penelitian dalam beberapa

    kasus autoantibodi antimelanosit merupakan target berbagai ma*am antigen

    melanosit, termasuk tirosinase, tirosinase terkait protein-1, dopa*hrome tautomerase,

    dan lain-lain, serta memiliki kemampuan untuk membunuh melanosit in vivo dan in

    vitro. utoantibodi yang dianggap *erminan dari respon humoral sekunder akibat dari

    penghan*uran melanosit sekarang tidak merupakan penyebab utama dari 'V. Peran

    yang lebih besar dihubungkan dengan adanya infiltrat inflamasi yang terlihat pada

    pinggiran lesi 'V aktif, terutama limfosit & sitotoksik.

    8ekanisme kekebalan tubuh juga menunjukkan sebagai dasar kimia dari

    leukoderma. Vitiligo Occupationaldapat terjadi pada individu yang terpapar dosis

    tinggi senyawa fenolik, biasanya -Tertiary Butyl Phenol -&7P# dan senyawa

    fenolik lainnya yang mungkin terkandung dalam larutan pembersih. Vitiligo

    occupationalbiasanya melibatkan tangan dan lengan bawah lokasi kontak langsung

    dengan bahan#. 4aat ini, belum jelas apakah agen ini se*ara langsung bera*un

    terhadap melanosit, atau apakah beberapa individu ini mungkin se*ara genetik rentan

    terhadap turunan fenolik alifatik yang dapat menyebabkan *edera pada melanosit,

    pelepasan protein intraseluler antigen, hilangnya toleransi dan autoimunitas.

    4

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    5/18

    8ekanisme kekebalan tubuh juga berperan pada vitiligo seperti depigmentasi

    yang dapat mun*ul pada pengobatan dasar I5-+ imunoterapi untuk melanoma kulit,

    melalui stimulasi I5-+ pada pertumbuhan sel & serta aktivasi. 7eberapa melanoma

    yang berhubungan dengan antigen misalnya, 83&-1, gp 1"", dan tirosinase#

    terlihat pada melanosit normal, menunjukkan bahwa adanya pengobatan terhadap

    vitiligo seperti depigmentasi pada melanoma yang mungkin membutuhkan cross-

    reaction antimelanoma terhadap respon kekebalan tubuh dengan melanosit normal.

    Hipotesis Bio#imi

    &erdapat beberapa bukti bahwa vitiligo merupakan penyakit epidermis se*ara

    keseluruhan mungkin melibatkan kelainan biokimia melanosit dan keratinosit.)elainan morfologi dan fungsional melanosit dan keratinosit pada vitiligo dianggap

    memiliki latar belakang genetik. )elainan ultrastruktural keratinosit dari perilesional

    kulit pada vitiligo berhubungan dengan aktivitas mitokondria, dan diduga

    mempengaruhi produksi melanosit dan sitokin pada pertumbuhan spesifik yang

    mengatur kelangsungan hidup melanosit. Penemuan penelitian biokimia ini adalah

    adanya pengaruh peningkatan kadar 0+B+ di daerah epidermis yang dapat

    mengurangi kapasitas antioksidan en9imatik keratinosit dan melanosit. Pertahanan

    antioksidan yang rusak dapat meningkatkan kerentanan melanosit baik dengan

    sitotoksisitas imunologi dan sitotoksisitas dari spesies oksigen reaktif.

    2.2. &nifestsi Klinis"

    8anifestasi klinis utama vitiligo adalah tampilan makula putih-susu dengan

    depigmentasi *ukup homogen dan batas yang jelas. Vitiligo dapat diklasifikan

    menjadi tipe umum vulgaris, akrofa*ial, *ampuran#,

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    6/18

    Vitiligo vulgaris

    (itemukan beberapa lesi yang tersebar dan terdistribusi dalam pola yang

    kurang lebih simetris, sering terlihat pada vitiligo generalisata.

    'itiligo '%lg(is1

    Vitiligo akrofasial

    8elibatkan ujung jari distal dan lubang pada wajah dengan pola

    melingkar, merupakan subtipe dari generalisata vitiligo.

    Vitiligo #(of)ilis1

    Vitiligo *ampuran merupakan kombinasi akrofasial dan vulgaris, atausegmental dan jenis akrofasial.

    Vitiligo universal

    (epigmentsi lengkap atau hampir lengkap dari seluruh tubuh dan

    merupakan bentuk yang paling parah dari generalisata vitiligo.

    6

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    7/18

    Vitiligo %ni'e(sl1

    Vitiligo fokal

    (itandai dengan adanya satu atau beberapa makula di satu daerah tetapi

    tidak terdistribusi dalam pola segmental yang dianggap sebagai bentuk

    prekursor generalisata vitiligo.

    Vitiligo fo#l1

    Vitiligo mukosa

    (epigmentasi yang hanya mengenai selaput lendir.

    Vitiligo 4egmental

    8akula yang mengalami distribusi dermatom se*ara unilateral yang tidak

    melewati garis tengah. biasanya terjadi pada anak-anak dan menetap. 5esi

    depigmentasi yang bertahan dan tidak berubah selama bertahun-tahun.

    &imbulnya bersamaan dengan penyakit autoimun lainnya tetapi ini jarang

    terjadi dibandingkan dengan general vitiligo.

    7

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    8/18

    Vitiligo segmentl1

    Vitiligo sering mengenai daerah yang *enderung terkena sinar matahari,

    daerah lipatan tubuh, dan daerah periorifi*ial, meskipun setiap bagian dari tubuh

    dapat terpengaruh. 7erbagai faktor pen*etus, seperti trauma fisik pada kulit, kulit

    terbakar, stress psikologis, peradangan, kehamilan, kontrasepsi, defisiensi vitamin,

    dan lain sebagainya. :amun, saat ini tidak ada bukti yang menyatakan adanya pemi*u

    dari faktor lingkungan. Vitiligo yang mun*ul dilokasi trauma kulit fenomena

    koebner#.

    *enomen Koe+ne(1

    5eukotri*hia makula depigmentasi rambut pada vitiligo# sangat

    bervariasi 1"-/"%#, dan menyebabkan kerusakan melanosit reservoir

    dalam folikel rambut. Bleh karena itu, diperkirakan dipi*u oleh terapi

    yang buruk. 3ambut beruban yang premature telah dijumpai sebanyak

    =% pada pasien dengan vitiligo, meskipun sedikit penjelasan dan

    kuantisasi dari kasusu ini.

    8

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    9/18

    Le%#ot(i),i1

    II.-. Dignosis

    (iagnosis vitiligo ditegakkan berdasarkan pada temuan klinis, seperti

    distribusi dan luasnya lesi serta riwayat penyakit.

    1. 5aboratorium

    danya hubungan antara vitiligo dan penyakit autoimun lainnya, beberapa

    pemeriksaan skrining laboratorium sangat membantu, seperti & dan

    kadar Tiroid Stimulatin !ormone, antibodi antinuklear, dan hitung darah

    lengkap. (okter harus juga mempertimbangkan pengujian untuk

    antithiroglobulin serum dan antibodi peroksidase antitiroid, terutama pada

    pasien yang memiliki tanda dan gejala sugestif penyakit kelenjar gondok.

    +. 0istologi

    7iopsi kulit jarang diperlukan untuk menegaskan diagnosis vitiligo.

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    10/18

    1. 8orbus 0ansen

    8akula hipopigmentasi yang terdapat pada penderita 8orbus 0ansen

    mempunya *iri khas yaitu makula anestesi, alopesia, anhidrosis dan atrofi. 5esi

    dapat satu atau banyak, berbatas tegas dengan ukuran bervariasi. &erdapat

    penebalan saraf perifer. )elainan ini terjadi karena menurunnya aktifitas

    melanosit. Pada pemeriksaan histopatologi jumlah melanosit dapat normal atau

    menurun. &erdapat melanosit dengan vaskuolisasi dan mengalami atrofi serta

    menurunnya jumlah melanosom. Pathogenesis terjadinya hipomelanosis pada

    penyakit ini adalah sebagai berikut C

    6fek langsung invasi"ikobakterium lepraeke dalam melanosit

    (igunakannya dopa sebagai subtra*t oleh en9im"ikobakterium leprae

    Perubahan pemnuluh darah yang mengakibatkan atrofi melanosit

    2. Pitiriasis lba

    Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak berumur -/ tahun "-"%#,

    wanita dan pria sama banyak. 5esi berbentuk bulat dan oval. Pada mulanya lesi

    berwarna merah muda atau sesuai warna kulit dengan skuama halus diatasnya.

    4etelah eritema menghilang lesi yang dijumpai hanya hipopigmentasi dengan

    skuama halus. Pada stadium ini penderita dating berobat terutama pada orangdengan kulit berwarna. 7er*ak biasanya multiple sampai +". Pada anak kelainan

    pada muka !"-/"%#, paling sering disekitar mulut, dagu, pipi serta dahi. 5esi

    dapat dijumpai pada eksremitas dan badan. 5esi pada umumnya asimtomatik

    tetapi dapat juga terasa panas dan gatal.

    Pada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan melanin di stratum basal

    dan terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis. )elainan ini dapat dibedakan dari

    vitiligo dengan adanya batas yang tidak tegas dan lesi yang tidak amelanotik

    serta pemeriksaan menggunakan lampu wood.

    0ipopugmentasi ini dapat terjadi akibatperubahan-perubahan paska

    inflamasi dan efek penghambatan sinar ultra violet oleh epidermis yang

    mengalami hiperkeratosis dan parakeratosis.

    10

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    11/18

    ". Pitiriasis Versikolor

    5esi pitiriasis versikolor terutama dijumpai di bagian atas dada dan

    meluas ke lengan atas, leher, tengkuk, perut atau tungkai atasDbawah. (ilaporkan

    adanya kasus-kasus yang khusus dimana lesi hanya dijumpai pada bagian tubuh

    yang tertutup atau mendapatkan tekanan pakaian, misalnya pada bagian yang

    tertutup pakaian dalam. (apat pula dijumpai lesi pada lipatan aksila, inguinal

    atau pada kulit muka dan kepala.

    Penderita pada umumnya hanya mengeluhkan adanya ber*akDmakula

    berwarna putih hipopigmentasi# atau ke*oklatan hiperpigmentasi# dengan rasa

    gatal ringan yang umumnya mun*ul saat berkeringat.

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    12/18

    II.0. PENATALAKSANAAN

    da banyak pilihan terapi yang bisa dilakukan pada pasien dengan vitiligo.

    0ampir semua terapi bertujuan untuk mengembalikan pigmen pada kulit. 4eluruh

    pendekatan memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing, dan tidak semua

    terapi dapat sesuai dengan masing-masing penderita.

    T+i( s%(

    Sunscreenatau tabir surya men*egah paparan sinar matahari berlebih pada

    kulit dan hal ini dapat mengurangi kerusakan akibat sinar matahari dan dapat

    men*egah terjadinya fenomena #oebner. 4elain itu suns*reen juga dapat

    mengurangi tannindari kulit yang sehat dan mengurangi kekontrasan antara

    kulit yang sehat dengan kulit yang terkena vitiligo.1

    Kosmeti#

    7anyak penderita vitiligo, terutama jenis vitiligo fokal menggunakan

    covermask kosmetik sebagai pilihan terapi. rea dengan lesi leukoderma,

    khususnya pada wajah, leher, atau tangan dapat ditutup dengan make-up

    konvensional, produk-produkself tannin, atau penge*atan topikal lain. Pilihan

    untuk menggunakan kosmetik *ukup menguntungkan pasien dikarenakan

    biayanya yang murah, efek samping yang ke*il, dan mudah digunakan.1

    epigmentsi

    1. $l%#o#o(ti#oid topi#l, sebagai awal pengobatan diberikan se*ara intermiten

    minggu pemakaian, + minggu tidak# glukokortikoid topikal kelas I *ukup

    praktis, sederhana, dan aman untuk pemberian pada makula tunggal atau

    multipel. Eika dalam + bulan tidak ada respon, mungkin saja terapi tidak berjalan

    efektif. Perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda awal atrofi akibat penggunaan

    kortikostreoid.1

    2. In,i+ito( Klsine%(in.&a*rolimus dan pime*rolimus efektif untuk repigmentasi

    vitiligo tetapi hanya didaerah yang terpapar sinar matahari. Bbat ini dilaporkan

    paling efektif bila dikombinasikan dengan

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    13/18

    topi*al sama efektifnya dengan klobetasol propionate dalam memulihkan kulit

    akibat vitiligo.1

    ". Topi#l foto#emote(pi. 8enggunakan topikal-methoFypsoralen -8BP#

    dan

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    14/18

    3epigmentasi Vitiligo. &ampak pola repigmentasi folikular setelah diberikan terapi

    P

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    15/18

    &erapi vitiligo repigmentasi pada wanita usia +" tahun yang diterapi dengan photo*hemotherapy

    P

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    16/18

    dalam aktivitas penyakit lain berhenti atau bertahan dalam status stabil dalam

    jangka waktu yang lama. 7eberapa parameter klinis seperti durasi penyakit yang

    lama, terjadi fenomena koebner, leukotri*hia, dan keterlibatan mukosa telah

    diajukan sebagai indikator prognosis.

    BAB III

    KESI&PULAN

    Vitiligo pada umumnya dimulai pada masa anak-anak atau usia dewasa muda

    dengan awitannya !"% kasus# pada usia 1"-" tahun, tetapi kelainan ini dapat terjadi

    pada semua usia. &idak dipengaruhi oleh ras, dengan perbandingan laki-laki sama

    dengan perempuan.

    Penyebab vitiligo yang pasti sampai saat ini belum diketahui. ;alaupun

    penyebab pasti viligo sepenuhnya belum diketahui. :amun, beberapa faktor diduga

    dapat menjadi penyebab timbulnya vitiligo pada seseorang, misalnya, faktor emosi

    16

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    17/18

    atau stres, faktor mekanis seperti trauma, faktor sinar matahari atau penyinaran sinar

  • 7/25/2019 Referat Vitiligo Awida Fix

    18/18

    . 4oepardiman 5. )elainan pigmen. (alamC (juanda , 0am9ah

    8, isah 4. Ilmu Penyakit kulit dan kelamin. 6disi kelima. EakartaC ?akultas

    )edokteran