referat anak fix

20
REFERAT TATALAKSANA TERKINI SYOK PADA ANAK Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU FK UKI David Gerry Simatupang Abstrak Syok adalah ketidakmampuan memberikan perfusi darah teroksigenasi dan substrat ke dalam jaringan untuk mempertahankan fungsi organ, yang disebabkan inadekuat transpor substrat glukosa, transpor oksigen atau kegagalan mitokondria pada tahap sel. Hantaran oksigen berhubungan langsung dengan kandungan oksigen arteri (saturasi oksigen dan konsentrasi hemoglobin) dan curah jantung (isi sekuncup dan denyut jantung). Perubahan kebutuhan metabolisme dipenuhi dengan penyesuaian curah jantung. Isi sekuncup berhubungan dengan panjang serabut miokardium akhir diastole (preload), kontraktilitas miokardium (inotropi), dan tahanan semburan darah dari ventrikel (afterload). Kata kunci : Syok Abstract Shock is the inability to provide oxygenated blood perfusion and substrate into the tissues to maintain organ function, which is caused by inadequate transport substrate glucose, Referat-Tatalaksana Syok Terkini Pada Anak Ilmu Kesehatan Anak FK UKI Periode 2 Maret – 9 Mei 2015[Type text] Page 1

Upload: david-gerry-simatupang

Post on 09-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kedokteran

TRANSCRIPT

REFERATTATALAKSANA TERKINI SYOK PADA ANAKDepartemen Ilmu Kesehatan Anak RSU FK UKIDavid Gerry Simatupang

AbstrakSyok adalah ketidakmampuan memberikan perfusi darah teroksigenasi dan substrat ke dalam jaringan untuk mempertahankan fungsi organ, yang disebabkan inadekuat transpor substrat glukosa, transpor oksigen atau kegagalan mitokondria pada tahap sel. Hantaran oksigen berhubungan langsung dengan kandungan oksigen arteri (saturasi oksigen dan konsentrasi hemoglobin) dan curah jantung (isi sekuncup dan denyut jantung). Perubahan kebutuhan metabolisme dipenuhi dengan penyesuaian curah jantung. Isi sekuncup berhubungan dengan panjang serabut miokardium akhir diastole (preload), kontraktilitas miokardium (inotropi), dan tahanan semburan darah dari ventrikel (afterload).Kata kunci : SyokAbstractShock is the inability to provide oxygenated blood perfusion and substrate into the tissues to maintain organ function, which is caused by inadequate transport substrate glucose, oxygen transport or failure of mitochondria in the cell stage. Directly related to the delivery of oxygen content of arterial oxygen (oxygen saturation and hemoglobin concentration) and cardiac output (stroke volume and heart rate). Changes in metabolic needs are met by the cardiac output adjustment. Long stroke volume associated with myocardial fibers end diastole (preload), myocardial contractility (inotropi), and the resistance blood bursts of ventricular (afterload).Key word : Shock

PENDAHULUAN

Referat-Tatalaksana Syok Terkini Pada AnakIlmu Kesehatan Anak FK UKIPeriode 2 Maret 9 Mei 2015[Type text]Page 16

Syok merupakan penyebab dari angka kesakitan dan kematian pada populasi anak. Di seluruh dunia pada tahun 2013, 2,6 juta neonatus dibawah 1 bulan mati, dengan angka kejadian paling sering disebabkan karena ensefalopati neonatal, sepsis pada neonatal, anomali kongenital, dan infeksi pernafasan bawah. Di tahun yang sama, pada anak usia 1-59 bulan, 3,7 juta anak meninggal, dengan 3 penyebab tersering, infeksi pernafasan bawah, malaria dan diare. Walaupun penyebab kematian ini karena bermacam-macam sebab, namun diduga sepsis dari infeksi dan hipovolemik dari gastroenteritis merupakan penyebab tersering syok pada negara berkembang.1 Di negara maju seperti Amerika, di estimasikan 37% dari pasien anak di departemen emergensi pediatri dalam keadaan syok. Anak-anak ini memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa syok tanpa memperhatikan status trauma. Dari pasien pediatri yang ada di departemen emergensi pada syok, sepsis merupakan penyebab utama (57%), diikuti syok hipovolemik (24%), syok distributif(14%) dan syok kardiogenik (5%).1Apabila syok tidak ditangani segera akan menimbulkan kerusakan permanen dan bahkan kematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang baik mengenai syok dan penanganannya guna menghindari kerusakan organ lebih lanjut.2TINJAUAN PUSTAKADefinisi syok Syok adalah ketidakmampuan memberikan perfusi darah teroksigenasi dan substrat ke dalam jaringan untuk mempertahankan fungsi organ, yang disebabkan inadekuat transpor substrat glukosa, transpor oksigen atau kegagalan mitokondria pada tahap sel. Hantaran oksigen berhubungan langsung dengan kandungan oksigen arteri (saturasi oksigen dan konsentrasi hemoglobin) dan curah jantung (isi sekuncup dan denyut jantung). Perubahan kebutuhan metabolisme dipenuhi dengan penyesuaian curah jantung. Isi sekuncup berhubungan dengan panjang serabut miokardium akhir diastole (preload), kontraktilitas miokardium (inotropi), dan tahanan semburan darah dari ventrikel (afterload). Pada bayi muda, jaringan kontraktil miokardiumnya masih relatif sedikit sehingga peningkatan kebutuhan curah jantung dipenuhi terutama dengan meningkatkan denyut jantung yang diperantarai oleh ransangan saraf. Pada anak yang lebih besar dan remaja, curah jantung paling efektif ditingkatkan dengan menambah isi sekuncup melalui pengaturan neurohormon yang meningkatkan tonus vaskular sehingga aliran balik vena ke jantung meningkat (meningkatkan preload), menurunan resistensi arteri (menurunkan afterload), dan meningkatkan kontraktilitas miokardium.1,4

Syok HipovolemiaHipovolemia terjadi karena kehilangan cairan dari ruang intravaskular yang terjadi sekunder karena asupan yang tidak memadai atau kehilangan cairan yang banyak(Muntah, Diare, Perdarahan, Sindrom kebocoran kapiler atau kehilangan cairan patologis melalui ginjal).4

Syok DistributifDistribusi aliran darah abnormal dapat mengakibatkan gangguan perfusi jaringan yang berat, bahkan bila curah jantung normal atau meningkat. Maldistribusi aliran darah tersebut pada umumnya terjadi karena adanya kelainan tonus vaskular. Syok sepsis merupakan penyebab utama syok distributif pada anak. Penyebab lainnya termasuk syok anafilaksis, jejas neurologis, dan obat-obatan.4

Syok KardiogenisSyok kardiogenis terjadi akibat gangguan fungsi miokardium yang tercermin dengan depresi kontraktilitas miokardium dan curah jantung dengan perfusi jaringan buruk. Syok kardiogenis primer dapat terjadi pada anak yang mempunyai penyakit jantung bawaan. Syok kardiogenis juga dapat terjadi sekunder pada anak yang sebelumnya sehat akibat miokarditis virus,disritmia, atau gangguan toksin atau metabolisme atau pasca jejas hipoksia-iskemia.4

Syok ObstruktifSyok obstruktif terjadi karena obstruksi mekanis aliran ventrikel. Etiologi syok obstruktif diantaranya: lesi kongenital, seperti coarctatio aorta,arkus aorta yang terputus, stenosis valvular aorta berat, bersamaan dengan penyait yang didapat(misalnya kardiomiopati hipertrofi). Pada neonatus dengan gambaran klinis syok, lesi obstruktif harus dipertimbangkan sebagai etiologinya.4

Syok DisosiatifSyok disosiatif berhubungan dengan kondisi perfusi jaringan normal, tetapi sel tidak dapat menggunakan oksigen karena hemoglobin mengalami gangguan daya ikat terhadap oksigen, sehingga menghambat pelepasan oksigen ke dalam jaringan.4

MANIFESTASI KLINISSeluruh bentuk syok menunjukkan adanya gangguan perfusi dan oksigenasi. Etiologi syok dapat mengubah manifestasi awal dari tanda dan gejala tersebut.4

Syok HipovolemiaSyok hipovolemia dibedakan dari bentuk syok yang lain berdasarkan anamnesis serta tidak ditemukannya tanda gagal jantung atau sepsis. Selain ada tanda aktivitas simpato-adrenal (takikardia, vasokonstriksi) manifestasi klinis lainnya adalah adanya tanda dehidrasi ( membrana mukosa kering, diuresis berkurang) atau kehilangan darah (pucat).4

Syok distributifPasien yang mengalami syok distributif biasanya menunjukkan takikardia dan perubahan perfusi perifer. Pada stadium awal, ketika pelepasan sitokin menyebabkan vasodilatasi, denyut nadi perifer mungkin teraba kuat dan fungsi organ vital dapat dipertahankan (pasien sadar, waktu pengisian kapiler cepat, serta masih terdapat diuresis pada syok hangat). Bila penyakit berlanjut tanpa terapi, ekstremitas menjadi teraba dingin, berbercak dan waktu pengisian kapiler memanjang. Pada stadium ini, pasien mengalami hipotensi dan vasokonstriksi. Bila penyebab syok distributif adalah sepsis, pasien mengalami demam, letargi, petekie, atau purpura dan sumber infeksinya mungkin telah di ketahui.4

Syok KardiogenisSyok kardiogenis terjadi bila miokardium gagal memasok curah jantung yang diperlukan untuk mendukung perfusi jaringan dan fungsi organ tubuh. Karena mempunyai siklus mandiri, gagal jantung dapat menyebabkan kematian secara cepat. Pasien syok kardiogenis mengalami takikardia dan takipnea. Hepar biasanya membesar, irama derap sering ditemukan dan mungkin ditemukan distensi vena jugularis. Karena aliran darah ginjal buruk, maka terjadi retensi air dan natrium sehingga mengakibatkan oliguria dan edema perifer.4

Syok obstruktifPembatasan curah jantung akan menyebabkan denyut jantung meningkat dan perubahan isi sekuncup jantung. Tekanan nadi menyempit (menyebabkan denyut nadi sulit diraba), dan waktu pengisian kapiler memanjang. Hepar sering teraba membesar dan distensi vena jugularis mungkin terlihat jelas.4

Syok DisosiatifKelainan utama syok disosiatif adalah ketidakmampuan tubuh untuk memasok oksigen ke jaringan. Gejalanya terdiri dari takikardia, takipnea, perubahan status mental dan terutama kolaps kardiovaskular.4

Pemeriksaan laboratorium dan pencitraanPemeriksaan darah lengkap dapat memperkirakan volume darah intravaskular sesudah tercapai keseimbangan pasca perdarahan. Pemeriksaan kadar elektrolit pada pasien syok hipovolemia dapat mengetahui kelainan karena kehilangan elektrolit. Pasien syok distributif memerlikam pemeriksaan kultur bakteri atau virus yang sesuai untuk mencari penyebab infeksi. Bila syok kardiogenis atau syok obstruktif dicurigai, pemeriksaan ekokardiogram dapat membantu diagnosis, dan pada kasus tamponade, dapat memandu pemasangan selang perikardium untuk mengeluarkan cairan. Pasien syok disosiatif memerlukan pemeriksaan zat yang diduga sebagai penyebab (karbon monoksida, methemoglobin). Tatalaksana syok juga memerlukan pemeriksaan serial analisis gas darah untuk pemantauan status oksigenasi, ventilasi(CO2) dan asidosis dan sering memeriksa kadar elektrolit serum, kalsium, magnesium, fosfor, dan nitrogen urea darah.4

Tatalaksana SyokIKATAN DOKTER ANAK INDONESIAREKOMENDASINo.:004/Rek/PP IDAI/III/2014tentangTata Laksana Syok5

Kecepatan dalam memberikan penanganan syok sangat penting, makin lama dimulainya tindakan resusitasi makin memperburuk prognosis. Prioritas utama yang harus segera dilakukan adalah pemberian oksigen aliran tinggi, stabilisasi jalan nafas, dan pemasangan jalur intravena, diikuti segera dengan resusitasi cairan. Apabila jalur intravena perifer sukar didapat, jalur intraoseus (IO) segera dimulai. Setelah jalur vaskular didapat, segera lakukan resusitasi cairan dengan bolus kristaloid isotonik (Ringerlactate,normalsaline) sebanyak 20 mL/kg dalam waktu 5-20 menit. Pemberian cairan dapat diulang untuk memperbaiki tekanan darah dan perfusi jaringan. Pada syok septik mungkin diperlukan cairan 60 mL/kg dalam 30-60 menit pertama. Pemberian cairan hanya dibatasi bila diduga penyebab syok adalah disfungsi jantung primer. Apabila setelah pemberian 20-60 mL/kg kristaloid isotonik masih diperlukan cairan, pertimbangkan pemberian koloid. Darah hanya direkomendasikan sebagai pengganti volume yang hilang pada kasus perdarahan akut atau anemia dengan perfusi yang tidak adekuat meskipun telah mendapat 2-3 x 20 mL/kg bolus kristaloid. Pada syok septik, bila refrakter dengan pemberian cairan, pertimbangkan pemberian inotropik. Dopamin merupakan inotropik pilihah utama pada anak, dengan dosis 5-10 gr/kg/menit. Apabila syok resisten dengan pemberian dopamin, tambahkan epinefrin (dosis 0,05-0,3 gr/kg/menit) untukcold shockatau norepinefrin (dosis 0,05-1 gr/kg/menit) untukwarm shock. Syok resisten katekolamin, dapat diberikan kortikosteroid dosis stres (hidrokortison 50 mg/m2/24jam). Dobutamin dipergunakan apabila setelah resusitasi cairan didapatkan curah jantung yang rendah dengan resistensi vaskular sistemik yang meningkat, ditandai dengan ekstremitas dingin, waktu pengisian kapiler memanjang, dan produksi urin berkurang tetapi tekanan darah normal. Pada syok septik, antibiotik harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah diagnosis ditegakkan, setelah sebelumnya diambil darah untuk pemeriksaan kultur dan tes resistensi. Sebagai terapi awal dapat digunakan antibiotik berspektrum luas sampai didapatkan hasil kultur dan antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab. Target akhir resusitasi yang ingin dicapai merupakan petanda perfusi jaringan dan homeostasis seluler yang adekuat, terdiri dari: frekuensi denyut jantung normal, tidak ada perbedaan antara nadi sentral dan perifer, waktu pengisian kapiler < 2 detik, ekstremitas hangat, status mental normal, tekanan darah normal, produksi urin >1 mL/kg/jam, penurunan laktat serum. Tekanan darah sebenarnya bukan merupakan target akhir resusitasi, tetapi perbaikan rasio antara frekuensi denyut jantung dan tekanan darah yang disebut sebagai syok indeks, dapat dipakai sebagai indikator adanya perbaikan perfusi.

Gambar 1. Tatalaksana jalan nafas.6

Gambar 2. Tatalaksana jalan nafas

Gambar 3. Cara pemberian oksigen pada anak.6

Gambar 4. Tatalaksana pemberian cairan infus pada anak syok tanpa gizi buruk.6

Gambar 5. Tatalaksana dehidrasi berat pada keadaan gawat darurat setelah penatalaksanaan syok.6

Gambar 6. Tatalaksana pemberian cairan infus pada anak syok dengan gizi buruk.6

DAFTAR PUSTAKA1. http://emedicine.medscape.com/article/1833578-overview#showall diakses tanggal 10 Maret 20152. http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-5-9.pdf diunduh tanggal 10 Maret 20153. C.PEARCE ELYN, 2007.Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis.PT.Gramedia, Jakarta4. Kliegman, R. M, Marcdante, K. J, Jenson, H. B., Behrman, R. E. 2007. Nelson Essentials of Pediatrics, Edisi ke-6, Elsevier Publications, hal. 166-705. No.:004/Rek/PP IDAI/III/2014 tentang Tata Laksana Syok6. Depkes RI, 2008, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, hal.8-18, Departemen Kesehatan RI, Jakarta