referat ventilator.docx

15
I. DEFINISI VENTILATOR Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. Ventilasi mekanik dengan alat yang dinamakan ventilator mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara meberikan tekanan udara positif pada paru – paru melalui jalan nafas buatan. Ventilator mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negative ataupun positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitive pada pasien kritis yang mengalami hipoksemia dan hiperkapnia. II. FISIOLOGI PERNAFASAN VENTILATOR MEKANIK Pada pernafasan spontan, inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkonstraksi. Rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negative sehingga aliran udara masuk kedalam paru – paru. Sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif. Setiap ventilator memiliki 4 fase dasar yang harus dipenuhi dalam menyediakan sebuah siklus ventilator pada pasien, yaitu: 1. Fase Inspirasi 2. Fase perubahan dari Inspirasi ke Ekspirasi 1

Upload: gharba-anggara

Post on 23-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. DEFINISI VENTILATOR

Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi. Ventilasi mekanik dengan alat yang dinamakan ventilator mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara meberikan tekanan udara positif pada paru paru melalui jalan nafas buatan.Ventilator mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negative ataupun positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama. Ventilasi mekanik merupakan terapi definitive pada pasien kritis yang mengalami hipoksemia dan hiperkapnia.

II. FISIOLOGI PERNAFASAN VENTILATOR MEKANIK

Pada pernafasan spontan, inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkonstraksi. Rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negative sehingga aliran udara masuk kedalam paru paru. Sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif.Setiap ventilator memiliki 4 fase dasar yang harus dipenuhi dalam menyediakan sebuah siklus ventilator pada pasien, yaitu:1. Fase Inspirasi2. Fase perubahan dari Inspirasi ke Ekspirasi3. Fase Ekspirasi4. Fase perubahan dari Ekspirasi ke Inspirasi

III. INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR

1. Pasien dengan gagal nafas (respiratory failure).2. Pasien dengan operasi teknik hemodilusi.3. Post trepanasi dengan black out.4. Respiratory arrest.

IV. PENYEBAB GAGAL NAFAS

1. Penyebab sentrala. Trauma kepala: Contusio Cerebri.b. Radang otak: Enchepalitis.c. Gangguan vaskuler: Perdarahan otak, infark otak.d. Obat obatan: Narkotika, obat anestesi.

2. Penyebab Perifera. Kelainan Neuromuskuler : Gullian Bare Syndrome Tetanus Trauma servikal Obat pelemas otot (muscle-relaxant)b. Kelainan jalan nafas : Obstruksi jalan nafas Asthma bronkialc. Kelainan paru paru : Edema paru Atelectasis ARDSd. Kelainan tulang iga / thorakse. Kelainan jantung

V. KRITERIA PEMASANGAN VENTILATOR

1. Frekuensi nafas lebih dari 35 kali per menit.2. Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.3. PaCO2 lebih dari 60 mmHg.4. AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg.5. Kapasitas vital kurang dari 15 mL/kgBB.

VI. MACAM MACAM VENTILATOR

1. Volume Cycled VentilatorPrinsip dasar ventilator ini adalah siklus yang berdasarkan volume. Mesin ventilator akan berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi apabila telah mencapai volume yang ditentukan.Keuntungan tipe ini adalah tetap memberikan volume tidal yang konsisten.

2. Pressure Cycled VentilatorPrinsip dari tipe ventilator ini adalah siklus yang berdasarkan tekanan. Meson berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah tercapai tekanan yang telah ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi akan tertutup dan terjadi ekspirasi akan terjadi secara pasif.Kerugian pada tipe ini adalah apabila terjadi complain paru, maka volume udara yang diberikan juga akan berubah. Sehingga pada pasien yang status parunya tidak stabil, penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

3. Time Cycled VentilatorPrinsip kerja dari ventilator tipe ini adalah siklusnya yang berdasarkan waktu inspirasi atau ekspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah nafas permenit).

VII. MODE VENTILATOR

Pasien yang mendapatkan bantuan ventilasi mekanik dengan menggunakan ventilator tidak selalu dibantu sepenuhnya oleh mesin, tetapi bergantung dari mode yang kita tentukan. Mode mode berikut adalah :

1. Mode controlPada mode control, mesin secara terus menerus membantu pernafasan pasien. Mode ini dipakai pada pasien yang pernafasannya masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan apnea.Pada mode ini, ventilator mengontrol pasien. Pernafasan diberikan ke pasien pada frekuensi dan volume yang telah ditentukan pada ventilator, tanpa menghiraukan sama sekali upaya pasien untuk mengawali inspirasi.Bila pasien sadar, mode ini dapat menimbulkan anxietas tinggi dan ketidaknyamanan. Apabila pasien berusaha nafas sendiri bisa terjadi tabrakan antara udara inspirasi dan ekspirasi. Selain itu tekanan dalam paru bisa meningkat dan berakibat alveoli akan pecah sehingga terjadi pneumothorax.Contoh mode control ini adalah CR (Controlled Respiration), CMV (Controlled Mandatory Ventilation), IPPV (Intermitten Positive Pressure Ventilation).

2. Mode IMV / SIMV (Intermitten Mandatory Ventilation)Pada mode ini, ventilator memberikan bantuan nafas secara selang seling dengan nafas pasien itu sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory diberikan pada frekuensi yang ditentukan tanpa menghiraukan apakah pada saat pasien inspirasi atau ekspirasi, sehingga bisa terjadi fighting (tabrakan).Oleh karena itu pada ventilator generasi terakhir, diberikan sinkronisasi pada mode IMV sehingga pernafasan mandatory tersinkron dengan picuan pasien. Mode IMV diberikan pada pasien yang sudah bisa nafas spontan tetapi belum normal sehingga masih memerlukan bantuan.

3. Mode ASB / PS (Assisted Spontaneus Breathing / Pressure Support)Mode ini diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas spontan atau pasien yang masih bisa bernafas tetapi volume tidalnya tidak cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode ini pasien harus mempunyai kendali untuk bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk memicu trigger, maka udara pernafasan tidak dapat diberikan.

4. Mode CPAP (Continous Positive Air Pressure)Pada mode ini, mesin hanya memberikan tekanan positif dan diberikan pada pasien yang sudah bisa bernafas dengan adekuat. Tujuan pemberian mode iniadalah untuk mencegah atelectasis dan melatih otot otot pernafasan sebelum pasien dilepas dari ventilator.

SISTEM ALARMVentilator digunakan untuk mendukung hidup. System alarm perlu untuk mewaspadakan perawat tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah menandakan adanya pemutusan dari pasien (ventilator terlepas dari pasien) sedangkan alarm tekanan tinggi menandakan adanya peningkatan tekanan, misalnya pasien batuk, cuping tertrkuk, terjadi fighting. Alarm jangan pernah diabaikan, tidak dianggap, dan harus dipasang dalam kondisi siap.

VIII. EFEK VENTILATORAkibat dari tekanan positif pada rongga thorax, darah yang kembali ke jantung akan terhambat, maka venous return akan menurun, cardiac output juga akan menurun. Bila kondisi penurunan respon simpatis (misalnya karena hipovolemia, obat, dan usia lanjut) maka bisa mengakibatkan hipotensi.Darah yang lewat paru juga akan berkurang dikarenakan ada kompensi mikrovaskuler akibat tekanan positif sehingga darah yang menuju atrium kiri berkurang.Bila tekanan terlalu tinggi bisa terjadi oksigenasi. Bila volume tidal terlalu tinggi yaitu lebih dari 10-12mL/kgBB dan tekanan lebih dari 40 cmH2O, tidak hanya mempengaruhi cardiac output tetapi juga resiko terjadinya pneumothorax.

IX. KOMPLIKASI PEMASANGAN VENTILATORVentilator merupakan alat untuk membantu pernafasan pasien, tetapi apabila perawatannya tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi seperti :1. Paru parua. Barotrauma : tension pneumothorax, emfisema subcutis, emboli udara.b. Atelectasisc. Infeksi parud. Keracunan oksigene. Jalan nafas buatanf. Aspirasi cairan lambungg. Tidak berfungsi penggunaan ventilatorh. Kerusakan jalan nafas bagian atas2. KardiovaskulerHipotensi, cardiac output menurun dikarenakan aliran balik vena menurun Karen meningkatnya tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi3. System saraf pusata. Vasokontriksi cerebralTerjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri dibawah normal akibat dari hiperventilasib. Oedem cerebralTerjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari hipoventilasic. Peningkatan tekanan intracraniald. Gangguan kesadarane. Gangguan tidur4. System gastrointestinala. Distensi lambungb. Perdarahan lambung5. Gangguan psikologi

X. PROSEDUR PEMBERIAN VENTILATORSebelum pemasangan ventilator pada pasien, dilakukan tes paru pada ventilator untuk memastikan pemasangan sesuai pedoman standar. Sedangkan pengesetan awal adalah sebagai berikut:1. Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100%2. Volume tidal: 4-5 mL/kgBB3. Frekuensi pernafasan: 10-15 kali/menit4. Aliran inspirasi: 40-60 L/detikPEEP (Positive End Expiratory Pressure) atau tekanan positif akhir ekspirasi: 0-5 cm, ini diberikan pada pasien yang mengalami edema paru dan untuk menncegah atelectasis.Pengaturan untuk pasien ditentukan oleh tujuan terapi dan perubahan pengaturan ditentukan oleh respon pasien yang ditunjukkan oleh hasil analisa gas darah.

XI. HAL YANG PERLU DIPERHATIKANa. Humidifikasi dan suhuVentilasi mekanik yang melalui jalan nafas buatan tidak melewati mekanisme pertahanan tubuh terhadap pelembapan udara dan penghangatan. Dua proses ini harus ditambahkan dengan cara pengontrol suhu dan diisi air sebatas level yang sudah ditentukan. Akan terjadi kondensasi air dengan penurunan suhu untuk mencapai suhu 37 oC pada ujung sirkuit ventilasi mekanik.Pada kebanyakan kasus, suhu udara sama dengan suhu tubuh. Pada hipothermi, suhu dapat dinaikkan menjadi lebih dari 37oC sampai dengan 38oC. Tetapi penggunaan juga harus diawasi karena pemakaian yang lama dan tingginya suhu inhalasi dapat menyebabkan luka bakar pada trakea, lebih mudah terjadi pengentalan sekresi dan berakibat obstruksi jalan nafas. Sebaliknya apabila suhu rendah, dapat membuat kesempatan untuk tumbuhnya kuman.Humidifikasi lain digunakan system heating wire, dimana kehangatan udara dialirkan melalui wire di dalam sirkuit dan tidak terjadi kondensasi air. Pada kasus penggunaan ventilasi mekanik yang singkat, tidak lagi menggunakan kedua cara diatas. Melainkan dengan jenis moisture changer yang dipasang di ujung sirkuit ventilasi mekanik.

b. Perawatan jalan nafasPerawatan jalan nafas terjadi dari pelembapan adekuat, dan perubahan posisi. Penghisapan sekresi dilakukan hanya bila diperlukan saja, karena tindakan ini dapat membuat pasien tidak nyaman dan beresiko terjadi infeksi.Selain terdengar ronkhi pada auskultasi, dapat juga dilihat dari adanya peningkatan tekanan inspirasi yang mana merupakan tanda terjadinya perlengketan / penyempitan jalan nafas oleh sekresi. Hal diatas merupakan indikasi untuk dilakukan penghisapan.Fisioterapi dada sangat mendukung untuk mengurangi atelectasis dan dapat mempermudah pengambilan sekresi, bisa dengan cara melakukan clapping, fibrasing, perubahan posisi, setiap 2 jam perlu dilakukan untuk mengurangi perlengketan sekresi.c. Perawatan selang endotrakealSelang endotrakeal harus dipasang dengan aman untuk mencegah terjadinya migrasi, kinking, dan terekstubasi. Oleh karena itu fiksasi yang adekuat jangan diabaikan. Penggantian plester fiksasi minimal 1 hari sekali harus dilakukan karena ini merupakan kesempatan untuk melihat apakah ada tanda tanda iritasi pada kulit atau pinggir bibir dilokasi pemasangan selang endotrakeal.Pada pasien yang tidak kooperatif, sebaiknya dipasang guedel sesuai ukuran. Hal ini dimaksudkan agar selang endotrakeal tidak digigit, selain itu bisa juga untuk memudahkan penghisapan sekresi.Bila pasien terpasang ventilasi mekanik dalam waktu yang lama, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan trakeostomi.

d. Tekanan cuff endotrakealTekanan cuff harus dimonitor untuk mencegah kelebihan inflasi dan kelebihan tekanan pada dinding trakea. Pada pasien ventilasi mekanik, tekanan terbaik adalah paling rendah tanpa adanya kebocoran / penurunan volume tidal. Bila memungkinkan cuff dikempeskan secara periodic untuk mencegah terjadinya nekrosis pada trakea.

e. Dukungan nutrisiDukungan nutrisi harus diperhatikan, apabila terabaikan bisa terjadi efek samping yang memperberat kondisi pasien. Bila saluran gastrointestinal tidak ada gangguan, nutrisi enteral dapat diberikan melalui NGT (nasogastric tube) yang sebelumnya dilakukan tes feeding terlebih dahulu. Apabila tidak dapat diberikan nutrisi secara enteral, dapat diberikan secara parenteral.

f. Perawatan mataPengkajian yang sering dan pemberian tetes mata atau zalf mata bisa menurunkan kekeringan pada kornea. Bila reflex berkedip hilang, kelopak mata harus diplester untuk mencegah abrasi kornea.

XII. KRITERIA PENYAPIHANPasien yang mendapat bantuan ventilasi mekanik dapat dilakukan penyapihan bila memenuhi kriteria sebagai berikut:1. Tes penyapihan Kapasitas vital 10-15 cc/kgBB Volume tidal 4-5cc/kgBB Ventilasi permenit 6-10 kali Frekuensi permenit