referat mandiri stroke

11
STROKE 1.1 Definisi Stroke merupakan suatu sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan atau global yang berkembang cepat, berlangsung selama 24 jam atau lebih serta dapat menimbulka kematian tanpa tedapat penyebab selain yang berasal dari vaskuler. 1.2 Epidemiologi Kasus stroke di Indonesia menunjukka peningkatan baik dalam kejadian, kecacatan, maupun kematian. Insden stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk. Sekitar 4,3% penderita stroke mengalami kecacatan yang memberat. Angka kematian berkisar antara 15-27% pada semua kelompok usia. Stroke lebih banyak dialami laki-laki dibandingkan perempuan dan meningkat seiring bertambahnya usia. 1.3 Faktor Resiko Genetik, riwayat penyakit kardiovaskular, hipertensi, merokok, fibrilasi atrium?, dislipidemia, terapi hormon, obesitas. 1.4 Klasifikasi Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik (70- 80%) dan hemoragik (20-30%) Tabel 1.1 Stroke hemoragik /pedarahan Perdarahan Intra Serebri Perdarahan Subarachnoid

Upload: benediktus-bayu

Post on 13-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tulisan

TRANSCRIPT

STROKE1.1 DefinisiStroke merupakan suatu sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan atau global yang berkembang cepat, berlangsung selama 24 jam atau lebih serta dapat menimbulka kematian tanpa tedapat penyebab selain yang berasal dari vaskuler.1.2 EpidemiologiKasus stroke di Indonesia menunjukka peningkatan baik dalam kejadian, kecacatan, maupun kematian. Insden stroke sebesar 51,6/100.000 penduduk. Sekitar 4,3% penderita stroke mengalami kecacatan yang memberat. Angka kematian berkisar antara 15-27% pada semua kelompok usia. Stroke lebih banyak dialami laki-laki dibandingkan perempuan dan meningkat seiring bertambahnya usia.1.3 Faktor ResikoGenetik, riwayat penyakit kardiovaskular, hipertensi, merokok, fibrilasi atrium?, dislipidemia, terapi hormon, obesitas.1.4 KlasifikasiStroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik (70-80%) dan hemoragik (20-30%)Tabel 1.1 Stroke hemoragik /pedarahanPerdarahan Intra SerebriPerdarahan Subarachnoid

Sering pada usia dekade 5-8Tidak ada gejala prodromal yang jelasKadang hanya berupanyeri kepala hebat, mual, muntah,Sering terjadi pada waktu siang hari, waktu bergiat, emosi.Sering disertai dengan kesadaran menurun.Penyebab terbanyak akibat pecahnya aneurisma pembuluh darahSering terjadi pada usia dekade 3-5 dan 7Gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan mendadakKesadaran sering tergangguup and downTanda rangsang meningeal +

Tabel 1.2. Stroke non Hemoragik/IskemikTrombosis serebriEmboli serebri

Gejala akut/subakut dan sering didahului gejala prodromal TIASering terjadi waktu istirahat dan saat bangun pagiBiasanya kesadaran bagusSering mengenai usia dekade 6-8Gejala mendadak (paling cepat diantara semua jenis stroke)Sering terjadi waktu berkegiatan, kadang waktu istirahatUmumnya kesadaran bagus namun dapat juga menurun bila emboli besarSering mengenai usia dekade 2-3 dan 7Harus ada sumber emboli umumnya dari jantung akibat gangguan irama katub

Tabel 1.3 Skor Hasanuddin1Tekanan darah Sistol 200, diastol 110 Sistol 200, diastol 1107,51

2Waktu terjadinya serangan Sedang bergiat Tidak sedang bergiat6.51

3Sakit kepala Sangat hebat Hebat Ringan Tidak ada107.510

4Kesadaran menurun Lagsung beberapa menit s/d 1 jam sesudah onset 1 jam s/d 24 jam setelah onset Sesaat tapi pulih kembali > 24 jam sesudah onset Tidak ada10

7.5610

5Muntah proyektil Langsung beberapa menit s/d 1 jam 1 jam s/d 24 jam sesudah onset > 24 jam sesudah onset Tidak ada107.510

InterpretasiNHS < 15HS > 15Nilai tertinggi : 44Nilai terendah : 2

1.5 Manifestasi klinisDefisit neurologik fokal seperti hemiparesis, hemipestesia, afasia, disfagia, gangguan kesadaran. Pada stroke hemoragik didapatkan tanda-tanda peningkatan intrakranial, kecuali terjadi oklusi di arteri besar atau hipoksia yang cukup berat sehingga menyebabkan edema. Edema dapat menyebabkan peningkatan TIK sehingga pasien mengeluh sakit kepala dan penurunan kesadaran.1.6 DiagnosisPenegakan diagnosa stroke dinilai dengan anamnesis, pemeriksaan fisk, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis :Gejala yang mendadak pada saat awal, lamanya awitan dan aktivitas saat serangan.Deskripsi gejala yang muncul beserta kelanjutannya (progresif memberat, perbaikan dan menetap)Gejala penyerta : Penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntah, rasa berputar, kejang, gangguan penglihatan, atau gangguan fungsi kognitif. Pemeriksaan fisik :TTV, Pemeriksaan kepala dan leher (memeriksa adanya cedera akibat jatuh, peningkatan JVP)Pemeriksaan neurologis : Pemeriksaan kesadaran, pemeriksaan nervus kranialis, kaku kuduk ( biasanya positif pada perdarahan subaraknoid), pemeriksaan motorik, refleks, sensorik.Pemeriksaan fungsi kognitif sederhana : berupa ada atau tidaknya afasia atau pemeriksaan MMSE (mini mental state examination) Pemeriksaan Penunjang :EKG, Laboratorium (Kimia darah, fungsi ginjal, hematologi, hemostasis, gula darah, urinalisis, dan elektrolit), Foto thorax (cek kardiomegali untuk faktor resiko stroke seperti hipertensiCT/MRI untuk melihat gambaran hipodens pada gambaran stroke iskemik dan hiperdes pada stroke hemoragikAnalisis cairan serebrospinal1.7 Tatalaksana StrokeStroke merupakan sebuah kegawatdaruratan. Tujuan tatalaksana adalah untuk memastikan kestabilan, mencegah/membatasi kematian neuron. Tatalaksana dibagi menjadi umum dan khusus.1.7.1 Tatalaksana Umum1.7.1.1 Ruang Gawat Darurata. Stabilisasi jalan napas dan pernapasan. Oksigen diberikan apabilla saturasi 20 menit, diulang 4-6 jam dengan target30 ml dan terdapat di 1 cm dari permukaan dapat dikerjakan kraniotomi standar untuk mengevakuasi perdarahan intrakranial spratentorial. Drainase ventrikular sebagai tatalaksana hidrosefalus dapat dipertimbangkan pada pasien dengan penurunan kesadaran.1.7.2 Penatalaksanaan tekanan darahSebagian besar 70-94% pasien stroke mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >140/90 mmHg. Penelitian di Indonesia didapatkan kejadian hipertensi serta pasien stroke akut sekitar 73%, 22-27% diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg.Penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut sebagai tindakan rutin tidak dianjurkan karena kemungkinan dapat memperburuk neurologis. Pada sebagian besar pasien tekanan darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama setelah awitan serangan stroke. Menurut guidgelines AHA/ASA 2007 dan ESO 2009 merekomendasikan penurunan tekanan darah yang tinggi pada stroke akut agar dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikan beberapa kondisi di bawah ini : a. Pada pasien stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan, apabila tekanan darah sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastol (TD) >120 mmHg. Pada pasien stroke iskemik akut yang akan diberi terapi trombonolitik, tekanan darah diturunkan hingga TDS 150 mmHg, TD diturunkan dengan menggunakan anti hipertensi secara kontinu dengan pemantauan tekanan darah setiap 5 menit. 1. Apabila TDS>180 mmHg atau MAP>130 mmHg disertai dengan gejala dan tanda peningkatan TIK, dilakukan pemantauan tekanan darah. Tekanan darah diturunkan dengan menggunakan obat antihipertensi kontinu dengan pemantauan tekanan perfusi serebral >60 mmHg2. Apabila TDS>180 mmHg atau MAP>130 tanpa disertai gejala dan tanda peningkatan TIK, TD diturunkan secara hati-hati dengan menggunakan obat anti hipertensi intravena kontinu atau intermiten dengan pemantauan tekanan darah 15 menit hingga MAP 110 mmHg atau tekanan darah 160/90 mmHgc. Pada pasien stroke perdarahan intraserebral dengan TDS 150-220 mmHg, penurunan tekanan darah dengan cepat hingga TDS 140 mmHg cukup aman. Setelah kraniotomi target MAP adalah 100 mmHg.d. Penanganan nyeri termasuk upaya penting dalam penurunan tekanan darah penderita stroke intraserebral.e. Pemakaian obat antihipertensi parenteral golongan penyekat beta (labetalol dan esmolol), penyekat kanal kalsium (nikardipin dan diltiazem) intra vena (lihat tabel 1.4).f. Hidralasin dan nitroprusid sebaiknya tidak digunakan karena mengakibatkan peningkatan TIK, meskipun bukan kontraindikasi mutlak.