referat makanan bayi

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah kelahiran bayi. Bayi saat dalam kandungan mendapatkan suplai nutrisi dari plasenta ibunya, sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Setelah itu bayi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. Oleh sebab itu, WHO dan IDAI menetapkan beberapa hal yang berkaitan dengan pemberian makan pada bayi. WHO merekomendasikan ASI eksklusif untuk bayi sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Hal tersebut ditetapkan karena telah banyak penelitian yang membuktikan keunggulan ASI sebagai nutrisi bayi. 3 Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia menunjukan peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013. Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh kembangnya yang tidak optimal. 5 Menurut penelitian J. Lancet 2003 dan K. Edmond menunjukkan bahwa memberi kesempatan bayi menyusu 1

Upload: krishna-indrawan

Post on 26-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pemberian makanan pada bayi

TRANSCRIPT

Page 1: referat makanan bayi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah

kelahiran bayi. Bayi saat dalam kandungan mendapatkan suplai nutrisi dari

plasenta ibunya, sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Setelah itu

bayi dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. Oleh

sebab itu, WHO dan IDAI menetapkan beberapa hal yang berkaitan dengan

pemberian makan pada bayi. WHO  merekomendasikan ASI eksklusif untuk bayi

sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping

ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Hal tersebut ditetapkan karena telah

banyak penelitian yang membuktikan keunggulan ASI sebagai nutrisi bayi.3

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi kurang gizi di Indonesia

menunjukan peningkatan dari 17,9% tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013.

Prevalensi kurang gizi muncul pada saat bayi memasuki usia 6 bulan sampai

dengan usia 2 (dua) tahun, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh tumbuh

kembangnya yang tidak optimal.5 Menurut penelitian J. Lancet 2003 dan K.

Edmond menunjukkan bahwa memberi kesempatan bayi menyusu segera setelah

lahir dapat menurunkan 22% angka kematian bayi. Bila menyusu dilakukan pada

24 jam pertama, dapat menurunkan 16% kematian bayi.7

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

angka menyusui eksklusif di Indonesia baru mencapai 32%.Sedangkan menurut

Riskesdas tahun 2010 hanya 29,3 % bayi yang menyusu kurang dari satu jam

setelah persalinan.3 Oleh sebab itu penting untuk mengetahui bagaimana pemberian

makanan pada bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang secara

optimal.

1

Page 2: referat makanan bayi

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pola pemberian makanan pada bayi sehingga bayi dapat mencapai

tumbuh kembang yang optimal?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui jadwal pemberian makanan pada bayi sesuai usia

2. Mengetahui jenis makanan yang dapat diberikan pada bayi sesuai kemampuan pasase saluran cerna

2

Page 3: referat makanan bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Periode Pemberian Makanan Pada Bayi

Pemberian makanan pada bayi dibagi menjadi 3 periode, yaitu: periode 1 ( ASI eksklusif), periode 2 (ASI dan Makanan Pendamping ASI/MP-ASI), periode 3 (makanan keluarga). Berikut diagram periode pemberian makanan pada bayi.

Diagram 1. Periode Pemberian Makanan Pada Bayi

Sumber : infant feeding practice-slide

Tabel 1 Anjuran Pemberian Makanan pada Bayi (Azmi Nurul)

Keterangan:

Usia 0-6 bulan: hanya diberikan ASI saja

Usia 6-8 bulan : diberikan ASI dan makanan lumat berseling

Usia 9-11 bulan : diberikan ASI dan makanan lembik berseling

3

Page 4: referat makanan bayi

Usia 12-23 bulan : diberikan ASI dan makanan keluarga

Usia 24-59 bulan : diberikan makanan keluarga

Anjuran makan untuk anak menurut Depkes 2011:2

Usia 0-6 bulan:

Diberikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari pada pagi,siang atau malam

hari

Usia 6-9 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan

Mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) seperti bubur

susu,pisang,papaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring dan lain-lain secara

bertahap sesuai pertambahan umur

Berikan bubur tim lumat dengan kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging

sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak

Usia 9-12 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan

MP-ASI diberikan lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim, nasi lembek

Tambahkan telur/tempe/ikan/ayam/tahu/bayam/santan/minyak/kacang hijau

Berikan makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti buah, biskuit

dan kue

Usia 12-24 bulan:

Pemberian ASI masih diteruskan

Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak

Porsi sebanyak 1/3 orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah

Berikan makanan selingan yang mengandung zat gizi sebanyak 2 kali sehari diantara

waktu makan

Makanan sebaiknya bervariasi

Usia lebih dari 24 bulan:

4

Page 5: referat makanan bayi

Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3-1/2 porsi makan dewasa yang

terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan buah

Berikan makanan selingan yang mengandung zat gizi sebanyak 2 kali sehari diantara

waktu makan

2.1.1 ASI Eksklusif

2.1.1.1 Definisi

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita

melalui proses laktasi.8 ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa

suplementasi makanan maupun minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu

selain ASI ataupun tambahan makanan padat ( pisang, pepaya, bubur susu, biskuit,

nasi tim).3 Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama

pemberian ASI eksklusif. Menurut rekomendasi WHO/UNICEF 1999, ASI eksklusif

diberikan sejak lahir sampai usia 6 bulan, namun dapat dilanjutkan sampai usia 2

tahun.

2.1.1.2 Jenis ASI

Berdasarkan masa pengeluarannya, ASI pada masa laktasi dapat dibedakan

menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara

dari hari pertama sampai hari keempat. Cairan sifatnya kental dan berwarna

kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru lahir.

olostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan

sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih

dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang mendapat ASI pada minggu

pertama sering defekasi dan feces berwarna hitam. Kandungan tertinggi dalam

Kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi ketika kondisi bayi masih

sangat lemah, yaitu IgA. Kandungan protein dalam Kolostrum lebih tinggi

dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur.

2. ASI Transisi

5

Page 6: referat makanan bayi

ASI transisi diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi

ASI Peralihan memiliki protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang

makin tinggi, dan jumlah  volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan

pemenuhan terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi

terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi

fisik ibu.

3. ASI Matur

Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu

Matur merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi

sampai berumur  6 bulan. Air Susu Matur  merupakan cairan yang berwarna

kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin

dan  karoten.

2.1.1.3 Manfaat ASI Eksklusif

Manfaat pemberian ASI diantaranya:

a. Manfaat bagi bayi:

-Sebagai nutrisi

- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi , karena kolostrum banyak mengandung Ig A

- Meningkatkan kecerdasan

- Meningkatkan jalinan kasih sayang

- Mencegah terjadinya hipotermia

b. Manfaat bagi ibu:

- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

-Mengurangi terjadinya anemia

- Sebagai kontrasepsi alami

- Membantu memperkecil rahim

- Membantu menurunkan berat badan

- Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan ovarium

- Lebih ekonomis

- Praktis

- Memberikan kepuasan bagi ibu

2.1.1.4 Langkah-langkah Menyusui yang Benar. 3

6

Page 7: referat makanan bayi

a. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir

b. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola di sekitarnya. Manfaatnya

adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.

c. Ibu duduk dengan posisi santai kaki tidak boleh menggantung.

d. Posisikan bayi dengan benar:

Bayi diposisikan dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan di dekat

lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

Perut bayi menempel ke tubuh ibu

Mulut bayi berada di depan puting ibu

Lengan yang dibawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu

dan bayi. Tangan yang diatas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada

ibu.

Telinga dan lengan yang diatas berada dalam satu garis lurus.

e. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian

dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola

dimasukkan ke dalam mulut bayi.

f. Cek apakah perlekatan sudah benar:

Dagu menempel ke payudara ibu

Mulut terbuka lebar

Sebagian besar areola terutama

yang berada di bawah, masuk ke

dalam mulut bayi

Bibir bayi terlipat keluar

Pipi bayi tidak boleh kempot

(karena tidak menghisap tapi

memerah ASI)

Tidak boleh terdengar bunyi decak,

hanya boleh terdengar bunyi

menelan Gambar 1 dikutip dari www.google.co.id

Ibu tidak kesakitan

Bayi tenang

2.1.1.5 Kontraindikasi pemberian ASI

7

Page 8: referat makanan bayi

Ada beberapa kontraindikasi pemberian ASI, yaitu:3

Bayi yang menderita galaktosemia, dalam hal ini bayi tidak memiliki enzim

galaktase sehingga galaktosa tidak dapat dipecah

Ibu dengan HIV/AIDS yang dapat memberikan susu formula yang memenuhi

syarat

Ibu dengan penyakit jantung yang apabila menyusui dapat terjadi gagal

jantung

Ibu yang memerlukan terapi dengan obat-obatan tertentu misalnya

kemoterapi

Ibu yang memerlukan pemeriksaan dengan obat-obat radioaktif perlu

menghentikan pemberian ASI kepada bayinya selama 5 kali waktu paruh

obat.

2.1.1.6 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu

dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara

bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain

menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan

The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara. Berikut merupakan tahapan

Inisiasi Menyusu Dini, yaitu:1

1. Tahap pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30

menit, biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini

gagal bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1

jam melekat.

2. Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada

mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.

3. Tahap ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut

bayi itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air

ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi

mencari baunya.

4. Tahap keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya

menghentak guna membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus

8

Page 9: referat makanan bayi

tahap keempat, ibu juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim

membantu proses persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.

5. Pada tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat

mulut akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan

kegiatan itu.

6. Tahap terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan

menyusu untuk pertama kalinya. Proses sampai bisa menyusui bervariasi. Ada yang

sampai 1 jam.

2.2 Makanan Pendamping-ASI (MP-ASI)

2.2.1 Definisi

Menurut WHO tahun 2003, MP-ASI (penyapihan/weaning) adalah makanan

atau minuman selain ASI yang mengandung nutrisi, yang diberikan kepada bayi

selama periode pemberian makanan peralihan (complementary feeding) yaitu pada

saat makanan atau minuman lain di berikan bersama pemberian ASI. Bayi usia 6

bulan, sejalan dengan bertambahnya usia bayi, kebutuhan nutrisi baik makronutrien

maupun mikronutrien tidak dapat lagi terpenuhi hanya dengan ASI. Selain itu,

keterampilan makan terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat akan

makanan lain selain yang berbentuk susu (ASI). Makanan pendamping tidak

menggantikan ASI, tetapi secara bertahap menambahkan sesuai kebutuhan gizi bayi.

Keberhasilan pemberian MP ini dipengaruhi juga oleh perkembangan fungsi sistem

syaraf, saluran cerna dan ginjal bayi (saripediatri). WHO menyepakati bahwa umur

yang tepat untuk pemberian MP-ASI adalah usia 6 bulan dan dikatakan tidak ada

untungnya memberikan MP-ASI pada usia kurang dari 6 bulan.4

2.2.2 Syarat Pemberian MP-ASI

WHO dan UNICEF tahun 2003 didalam Global Strategy for Infant and Young

Child Feeding (GSIYCF), menyatakan bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat

berikut :8

a) Tepat waktu (timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan energi dan nutrien

melebihi yang didapat dari ASI

9

Page 10: referat makanan bayi

b) Adekuat (adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi, protein dan

mikronutrein

c) Aman (safe) : penyimpanan,penyiapan dan sewaktu diberikan, MP-ASI harus

higienis.

d) Tepat cara pemberian (properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan tanda lapar

dan nafsu makan yang ditunjukan bayi serta frekuensi dan cara pemberiannya sesuai

dengan usia bayi.

Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun terlambat akan menimbulkan berbagai masalah.

Tabel 2 Dampak Pemberian MP-ASI yang tidak tepat waktu

Terlalu dini ( < 4 bulan ) Terlambat ( > 7 bulan)Resiko diare Potensial untuk terjadi gangguan

tumbuh kembangDehidrasi Defisiensi zat besiProduksi ASI menurunSensitisasi alergiGangguan tumbuh kembang

Sumber: Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI eksklusif di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat Tahun 2009.

2.2.3 Tujuan Pemberian MP-ASI

Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah:8

1. Melengkapi zat-zat gizi yang kurang terdapat dalam ASI.

2. Melatih dan membiasakan bayi akan makanan yang akan dimakan

dikemudian hari.

3. Memberikan serat makanan sebagai pelancar defekasi untuk bayi yang

menderita konstipasi.

4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan

dengan berbagai rasa dan tekstur.

5. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

6. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi

tinggi.

2.2.4 Ciri-Ciri Bayi Siap MP-ASI

10

Page 11: referat makanan bayi

Perubahan fisik pada bayi yang sudah siap dilakukan penyapihan atau

pemberian MP-ASI:

Reflek menghisap berkurang

Kemampuan oral bertambah, diantaranya perubahan dari menghisap

menjadi menelan makanan padat dan dapat memindahkan makanan

dari depan ke belakang lidah

Mampu mengangkat kepala tanpa bantuan

Mampu duduk sendiri dan mempertahankan keseimbangan saat

berusaha untuk menggapai dan menggenggam objek dengan tangan

Perubahan psikologis pada bayi yang sudah siap dilakukan penyapihan atau

pemberian MP-ASI:

Kemajuan perilaku makan: dari refleksif dan imitasi menjadi lebih

independen dan cenderung mengeksplorasi

Bayi mampu menunjukkan rasa laparnya dengan mencondongkan

badan ke depan, membuka mulut dan menunjukkan ketidak

tertarikan terhadap sesuatu dengan berbalik arah.

Gambar 2 ciri fisik bayi siap menerima MP-ASI

dikutip dari instant-feeding-practice-slide

2.2.5 Cara Pemberian MP-ASI

11

Page 12: referat makanan bayi

Cara pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat untuk

bayi adalah sebagai berikut:

1. Mulailah sedikit demi sedikit, secara berhati-hati, dari bentuk yang encer

secara berangsur ke bentuk yang lebih kental.

2. Jangan memberikan berbagai macam makanan sekaligus dalam waktu yang

pendek. Sebaiknya diberikan satu per satu dalam selang waktu 1-2 minggu,

dengan memperhatikan bahwa bayi benar-benar dapat menerima dengan baik

dan menyukainya.

3. Makanan yang mudah menimbulkan alergi diberikan terakhir

4. Makanan jangan dipaksakan, sebaiknya diberikan waktu lapar

Menurut IDAI 2010 pemberian MP-ASI harus sesuai baik itu dari tekstur,

konsistensi, frekuensi dan jumlah per kali makan sesuai golongan usia. Tekstur

makanan yang diberikan dapat berupa makanan cair,padat atau lunak.

Sedangkan jenis makanannya meliputi bubur susu, jus, biskuit, nasi tim.

2.2.6 Jenis MP-ASI

Jenis MP-ASI menurut Kemenkes 2010:2

1. Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau disaring tampak

kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus. Contoh:

bubur susu, bubur sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya saring, tomat

saring, nasi tim saring.

2. Makanan lunak yaitu makanan yang dimasak dengan banyak air dan

tampak berair. Contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri, dll.

3. Makanan padat yaitu makanan lunak yang tidak nampak berair dan

biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus,

biskuit,dll.

Tabel 3 Pedoman Cara Pemberian MP-ASI

Umur Tekstur Frekuensi Jumlah

12

Page 13: referat makanan bayi

(bulan) Rata-Rata/Kali

Makan

6-8 Mulai dengan bubur halus, lembut, cukup kental, di lanjutkan bertahap menjadilebih kasar

2-3x/hari, ASI tetap masih sering di berikan. Tergantung nafsu makannya, dapat diberikan 1-2x selingan

Mulai dengan 2-3 sdm/ kali ditingkatkanbertahap sampai ½mangkok (= 125 ml)

9-11 Makanan yang dicincang halus atau disaring kasar, di tingkatkan semakinKasar

3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsumakannya, dapat diberikan 1-2x selingan

½ mangkok (=125

ml)

12-23 Makanan keluarga 3-4x/hari, ASI tetap diberikan. Tergantung nafsumakannya, dapat diberikan 1-2x selingan

¾ sampai 1 mangkok(175-250 ml)

Sumber : Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

eksklusif di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat

Tahun 2009.

2.3.1 Makanan Keluarga

Masa bayi dan balita merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan

berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi. Masa lima tahun pertama

kehidupan anak (balita) merupakan pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif

dan berkualitas (kemenkes,2010). Masa ini merupakan masa pertumbuhan yang nantinya

akan memengaruhi kehidupan di periode selanjutnya. Oleh karena itu, pada masa ini

dibutuhkan nutrisi yang cukup agar mereka dapat tumbuh kembang dengan sempurna.2

Anjuran pemberian makanan menurut Moehji (1988) untuk usia 1-5 tahun:2

Usia 1-3 tahun:

Pada usia ini anak bersifat konsumen pasif. Makanannya tergantung pada apa yang

disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum dapat digunakan untuk mengunyah

makanan yang terlalu keras. Namun sebaiknya anak sudah diarahkan untuk mengikuti

pola makanan orang dewasa

Usia 4-5 tahun:

Pada usia ini anak bersifat konsumen aktif, yaitu mereka telah dapat memilih makanan

yang mereka sukai. Sebaiknya anak sudah diberikan kebiasaan makan yang baik melalui

pendidikan gizi di rumah atau di sekolah.

13

Page 14: referat makanan bayi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemberian makanan pada bayi merupakan hal yang sangat penting setelah kelahiran

bayi. Bayi saat dalam kandungan mendapatkan suplai nutrisi dari plasenta ibunya,

sementara setelah bayi lahir plasenta sudah terlepas. Oleh sebab itu, pemberian ASI eksklusif

untuk bayi sampai berumur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping

ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih sangat dianjurkan.

Pemberian MP-ASI harus diberikan tepat waktu karena jika terlalu dini maupun

terlambat akan menimbulkan berbagai masalah. Jika pemberian terlalu dini (< 4 bulan ) dapat

mengakibatkan resiko diare, dehidrasi, sensitisasi alergi, gangguan tumbuh kembang. Atau

bahkan terlalu lambat ( > 7 bulan) dapat berakibat potensial untuk terjadi gangguan tumbuh

kembang dan defisiensi zat besi.

3.2 Saran

1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan tentang manfaat ASI dan menyusui kepada

masyarakat, khususnya kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan, dan ibu menyusui.

2. Peningkatan peran tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, dan posyandu

dalam edukasi masyarakat terkait pola pemberian makan pada bayi

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: referat makanan bayi

1. Suparyanto, IMD.Kamis 7 Juli 2014. www. drSuparyanto.blogspot.com. Diakases 1

February 2015.

2. Azmi Nurul, Gambaran Pola Pemberian Makan Pada Bayi dan Balita usia 0-59 Bulan

di Suku Badung Dalam dan Badung Luar Kecamatan Lunwidamar, Lebak, Banten

Tahun 2012, FKM UI. 2012

3. Buku Ajar Neonatologi, Penyunting, M.Sholeh Kosim, Ari Yunanto,Rizalya Dewi,Gatot

Wiryawan Sarosa, Ali Usman. IDAI 2009. Hal; 377-386

4. Soedibyo, Soepardi, F Winda. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Pada

Bayi yang Berkunjung Keunit Pediatri Rawat Jalan. Sari Pediatri,vol-8. No4, Maret

2007

5. Orang Tua Kunci Tumbuh Kembang Anak. Agustus 2014, diakses dari

www.depkes.go.id, tanggal 2 Februari 2015.

6. Pemberian Susu Formula Pada Bayi Baru Lahir , Agustus 2013. Diakses dari www.

IDAI.or.id, Tanggal 1 Februari 2015.

7. Makanan Pendamping ASI yang Benar Bantu Cegah Malnutrisi Pada Anak, Januari

2014. Diakses dari www.rikarekan.org, Tanggal 1 Februari 2015.

8. Yuliandarin, Eka Mulya. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

eksklusif di Wilayah UPTD Puskesmas Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Bekasi Barat

Tahun 2009. Skripsi Universitas Indonesia.

15