referat asperger
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asperger berasal dari Hans Asperger, seorang dokter Austria yang pertama
kali menjelaskan sindrom ini pada tahun 1944. Hans Asperger mendeskripsikan
suatu sindrom yang dinamakan autistic psychopathy, yaitu seseorang dengan
inteligensi normal yang menunjukan penurunan kualitatif dalam interaksi social
dan perilaku yang aneh tanpa keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
Berdasarkan DSM IV-TR (Diagnostik and Statistical Manual of Mental
Disorders) orang-orang dengan sindrom asperger menunjukan penurunan dalam
interaksi sosial, pola perilaku berulang dalam minat dan aktifitas. Tidak seperti
autis, sindrom asperger tidak menunjukan adanya keterlambatan berbahasa,
perkembangan kognitif, ataupun kemampuan menolong diri sendiri sesuai umur.1,2
Orang dengan sindrom asperger biasanya menunjukkan kemampuan luar
biasa dalam hal matematika, musik, dan ilmu komputer. Banyak yang sangat
kreatif, dan banyak individu yang menonjol menunjukkan ciri-ciri menunjukkan
sindrom Asperger. Sebagai contoh, penulis biography Albert Einstein
menceritakan dia adalah orang dengan kemampuan matematika yang sangat maju
yang tidak menyadari norma-norma sosial dan tidak sensitif terhadap kebutuhan
emosional keluarga dan teman.2
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Sindrom Asperger adalah bentuk dari gangguan perkembangan pervasif
yang ditandai dengan penurunan terus-menerus dalam interaksi sosial, pola
perilaku yang berulang dan ketertarikan yang terbatas. Tidak seperti gangguan
autis, tidak ada penyimpangan yang signifikan atau keterlambatan dalam
perkembangan bahasa atau perkembangan kognitif. Sindrom asperger umumnya
terlihat pada anak-anak lebih tua dari usia 3 tahun dan terjadi paling sering pada
pria.1
II.2 Etiologi
Penyebab Sindrom Asperger belum diketahui, tetapi studi keluarga
menunjukan hubungan yang mungkin dengan gangguan austistik. Kesamaan ini
memungkinkan adanya hubungan sindrom asperger dengan faktor genetik, dan
keadaan perinatal.2
II.3 Gambaran Klinis
Gambaran klinis pada sindrom asperger adalah sekurang – kurang nya dua
indikasi gangguan sosial kualitatif berikut ini :
1. Gaya komunikatif nonverbal yang jelas abnormal
2. Kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
3. Tidak adanya timbal balik sosial atau emosional
4. Gangguan kemampuan untuk mengekspresikan kesenangan atas
kebahagiaan orang lain.2
Dan beberapa gejala fisik yang biasa terlihat pada sindrom asperger dapat
mencakup keterlambatan motorik anak usia dini, kecanggungan, kesulitan motorik
halus, anomali gaya berjalan, dan gerakan – gerakan yang aneh. Menurut DSM
IV-TR, pasien tidak menunjukan keterlambatan berbahasa, keterlambtan koqnitif
yang bermakna secara klinis, atau gangguan adaptif.1,2
II.4 Diagnosis
1. Kriteria diagnosis sindrom Asperger berdasarkan DSM IV-TR : 2
A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan oleh
2
sekurangnya dua dari berikut:
1. Ditandai dengan gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel
seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk
mengatur interaksi sosial.
2. Gagal mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sesuai
menurut tingkat perkembangan.
3. Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau
prestasi dengan orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau
menunjukkan obyek yang menjadi perhatian orang lain).
4. Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.
B. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti
yang ditunjukkan oleh sekurang - kurangnya satu dari berikut :
1. Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas,
yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
2. Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yang
spesifik dan nonfungsional.
3. Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-
ngepak tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).
4. Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.
C. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi
sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa
(misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif
digunakan pada usia 3 tahun).
E. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif
atau dalam perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif
yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan keingintahuan tentang
lingkungan pada masa kanak-kanak.
F. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau skizofrenia
Dikutip dari American Psychiatric Association, Diagnostik and Statistical Manual of Mental
Disorders, ed 4, TR. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000).
2. Kriteria diagnosis sindrom asperger berdasarkan PPDGJ - III: 3
3
Diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara :
- Tidak adanya hambatan/keterlambatan umum dalam perkembanagan
berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas, seperti pada
autisme.
- Adanya defesiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal-balik
dan
- Adanya pola prilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan
streotipik.
Mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti
yang berkaitan dengan autisme, tetapi terdapatnya keterlambatan berbahasa yang
jelas akan menyingkirkan diagnosis
Dikutip dari Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III, oleh Dr. Rusdi
Muslim SpKJ, cetakan pertama 2001.
II.5 Diagnosis Banding
Sindrom Asperger dapat didiagnosis banding dengan beberapa kondisi
berikut: 1,2
1. Autisme infantil
Gangguan Asperger berbeda dengan autisme infantile dalam onset
usia. Onset autisme infantil lebih awal juga berbeda dalam keparahan
penyakit yaitu autisme infantil lebih parah dibandingkan gangguan
Asperger. Pasien autisme infantil menunjukkan penundaan dan
penyimpangan kemahiran berbahasa serta adanya gangguan kognitif. Oral
vocabulary test menunjukkan keadaan yang lebih baik pada gangguan
Asperger. Defisit sosial dan komunikasi lebih berat pada autism. Selain itu
ditemukan adanya manerisme motorik sedangkan pada gangguan Asperger
yang menonjol adalah perhatian terbatas dan motorik yang canggung, serta
gagal mengerti isyarat nonverbal. Lebih sulit membedakan gangguan
Asperger dengan autisme infantil tanpa retardasi mental. Gangguan
Asperger biasanya memperlihatkan gambaran IQ yang lebih baik daripada
autisme infantil, kecuali autisme infantil high functioning. Batas antara
gangguan Asperger dan high functioning autism untuk gangguan ber-
bahasa dan gangguan belajar sangat kabur. Gangguan Asperger
4
mempunyai verbal intelligence yang normal sedangkan autisme infantil
mempunyai verbal intelligence yang kurang. Gangguan Asperger
mempunyai empati yang lebih baik dibandingkan dengan autisme infantil,
sekalipun keduanya mengalami kesulitan berempati.1,2
2. Gangguan kepribadian schizoid
Gangguan kepribadian skizoid tidak memperlihatkan keparahan
dalam gangguan sosial, juga tidak ada kelainan pada pola perkembangan
awal seperti yang tampak pada gangguan Asperger. Gillberg memberi
gambaran anak dengan gangguan Asperger memenuhi kriteria gangguan
kepribadian skizoid untuk orang dewasa Wolf dan Cull (1986) mengata-
kan bahwa gangguan Asperger merupakan varian dari gangguan
kepribadian skizoid dan identik dengan gangguan kepribadian skizoid
pada orang dewasa. Sementara Tantam (1988,1991) mengatakan bahwa
jelas berbeda antara gangguan Asperger dan gangguan kepribadian
schizoid.1,2
3. Skizofrenia
Gangguan Asperger didiagnosis banding dengan
skizofrenia onsetmasa kanak-kanak. Kombinasi dari bicara bertele-tele,
bicara sendiri, pola pembicaraan inkoheren, gagal mengganti topik
pembicaraan dan gagal memberi latar belakang suatu cerita, menyebabkan
kekeliruan mendiagnosis Skizofrenia. Gangguan Asperger lebih
menunjukkan disfungsi komunikasi daripada gangguan proses pikir.
Ekspresi wajah yang abnormal terdapat pada kedua gangguan ini.1,2
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan difokuskan pada tiga masalah utama yang muncul pada
sindrom asperger; komunikasi, perilaku mengulang dan fisik. Keberhasilan terapi
tergantung pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan
karakteristik pasien.1
A. Nonfarmakologi
1.Kegiatan (Aktifitas)
5
Pada pasien dewasa dapat diajarkan beberapa gerakan yang tepat untuk
meningkatkan koordinasi atas dan ekstremitas bawah, seperti pasien belajar untuk
menangkap dan melempar bola mahir dapat memfasilitasi kemampuan mereka
untuk berpartisipasi dalam olahraga tim dan dengan demikian meningkatkan
keterampilan sosial mereka.1
Mengenakan kacamata hitam dan menghindari cahaya yang kuat dapat
membantu anak-anak dengan sindrom Asperger yang menunjukkan
fotosensitifitas. Menggunakan penutup telinga juga dapat membantu anak-anak
yang menunjukkan intoleransi ekstrim atau sensitivitas terhadap suara. Latihan
remedial dapat memperbaiki tulisan tangan. Atau, gunakan teknologi dibantu
(misalnya, komputer laptop) sering membantu.1
2.Pendekatan Pertimbangan
a. Sosial perilaku dalam setting sekolah
Guru memiliki banyak kesempatan untuk membantu anak
mengembangkan perilaku sosial yang tepat, seperti untuk memberikan prilaku
sosial sebagai contoh yang dapat ditiru, memberikan permainan kooperatif di
dalam kelas, dan guru juga dapat menjelaskan cara yang tepat untuk mencari
bantuan ketika anak menunjukan prilaku sosial bermasalah di dalam kelas.1
Anak-anak, remaja, dan orang dewasa dengan sindrom Asperger biasanya
mendapatkan keuntungan dari sebuah kelompok, mingguan terapis dipandu,
keterampilan sosial dengan teman sebaya.1
b. Interaksi dengan anak lain
Anak-anak dapat mengambil manfaat dari sebuah klub/kelompok yang
didampingi oleh para pemimpin dewasa yang memberikan persiapan maju dan
forum diskusi. Orang tua dapat membantu anak untuk belajar bermain sesuai
dengan pemodelan dan melatih keterampilan seperti fleksibilitas, kerjasama, dan
berbagi. Orangtua harus mendorong anak yang terkena untuk mengundang teman
ke rumah mereka.1
c. Komunikasi dan strategi bahasa
Anak dapat diajarkan untuk menghafal frase untuk tujuan tertentu
(misalnya, untuk membuka percakapan). Terapi komunikasi dan strategi bahasa
6
juga meliputi: perilaku nonverbal, mengenal dan membaca perilaku nonverbal
orang lain dan interprestasi komunikasi.1
3.Pelatihan ketrampilan sosial
Terapi ketrampilan sosial bertujuan untuk mengajarkan anak dalam
berinteraksi dengan anak – anak sebayanya. Penderita sindrom asperger juga
mempunyai kecenderungan menyendiri dan tidak tertarik terhadap orang lain.
Pasien dapat diajarkan dengan eknik meniru perilaku orang – orang
disekelilingnya, selain mencontoh perilaku mereka juga belajar strategi dalam
menyelesaikan masalah yang sering terjadi seperti bertemu dengan hal yang baru,
kebutuhan sosial dan frustasi.1
4.Pelatihan Relaksasi
Menurut Benson dan Klipper, fitur yang diperlukan latihan relaksasi
adalah sebagaiberikut:
Lingkungan yang tenang
Hal ini dapat diperoleh dengan menyisihkan periode 10-20 menit dua kali
sehari, sebelum sarapan dan sebelum makan malam. Individu duduk di kursi yang
nyaman dengan mata tertutup atau terbuka. Berbaring tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan tidur. Pager dan ponsel harus dimatikan, dan rangsangan
internal dan eksternal harus menutup1
Perangkat Mental
Perangkat mental adalah pengulangan diam atau lisan dari, kata bagian
suara, atau. Sebuah suku kata omong kosong atau kata yang netral cocok. Benson
dan Klipper menunjukkan pengulangan kata ini setara dengan sebuah mantra yang
digunakan dalam beberapa teknik "satu.". Memperhatikan pola pernapasan
merupakan perangkat mental yang alternatif. Atau, orang tersebut bisa fokus pada
gambar, gambar, simbol, atau stimulus visual lainnya sebagai item perhatian.1
Sikap pasif
Pikiran yang datang dan pergi. Apapun pikiran datang harus diabaikan.
Perhatian ditujukan suara atau kata atau pernapasan. Pikiran secara pasif diizinkan
masuk kesadaran dan kemudian lulus dari kesadaran persepsi bisa lewat.1
Posisi nyaman
7
Individu duduk di postur menyenangkan. Berbaring tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan tidur. Pada akhir 20 menit, gerakan bertahap dari
tangan, kaki, dan tubuh memungkinkan individu untuk kembali ke kewaspadaan
penuh.1
5.Mendorong Keahlian Khusus
Individu dengan sindrom Asperger seringkali dapat berkonsentrasi pada
kegiatan selama berjam-jam tanpa gangguan dan terus konsentrasi ini setiap hari
selama bertahun-tahun. Dengan instruksi yang tepat, bakat mereka bisa
dikembangkan, mengidentifikasi dan memelihara minat dan kemampuan para
penyandang sindrom Asperger (misalnya, musik, matematika) pada usia dini ini
menguntungkan. (bakat ini juga dapat membantu anak untuk mendapatkan rasa
hormat dari teman.)1
6.Karir Konseling dan Orientasi
Pilihan karier sangat penting bagi orang-orang dengan sindrom Asperger,
karena kerusakan sosial membatasi keberhasilan mereka dalam banyak bidang
pekerjaan. Pilihan karir menggunakan teknologi, khususnya internet, sering sangat
cocok untuk orang dengan sindrom Asperger. Ilmu komputer, teknik, dan ilmu
pengetahuan alam adalah pilihan karir yang umum bagi individu dengan
gangguan ini.1
7.Konsultasi
Konsultasikan dengan ahli saraf untuk pemeriksaan dan pengujian
neuropsikologi. Konsultasikan dengan otolaryngologist, audiolog, dan patologi
wicara untuk mengecualikan pendengaran dapat diobati dan anomali sistem vokal.
Pengujian pidato membantu menilai anak-anak cacat perkembangan, dan terapi
wicara sering membantu.1
Konsultasikan dengan terapis fisik dan pekerjaan, karena terapi sering
meningkatkan tulisan tangan dan kegiatan motorik halus pasien dengan sendi
longgar dan menangkap yang tidak biasa. Terapi sensori integrasi dilaporkan
membantu beberapa individu.1
B.Farmakoterapi
Banyak obat – obatan yang telah dicoba untuk penanganan beberapa gejala
yang terkait dengan sindrom Asperger (misalnya, antipsikotik, selective serotonin
8
reuptake inhibitor [SSRI], clonidine, naltrexone), gejala ini termasuk gerakan
stereotip, melukai diri, hiperaktif, dan agresi.1
Tidak ada obat yang digunakan secara rutin untuk mengobati sindrom
asperger serta hindari pemberian resep obat tanpa indikasi yang jelas. Intervensi
farmakologis digunakan untuk mengobati gangguan komorbid, termasuk masalah
perhatian, depresi, gangguan mood, gangguan obsesif-kompulsif. 1 Obat – obatan
yang dapat diberikan pada sindrom asperger yaitu :
1. Selectif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), Clonidine, Naltrexone
Studi menunjukkan bahwa SSRI, clonidine, naltrexone membantu untuk
mengobati perilaku repetitif, impulsif, mudah marah, dan agresi. Uji klinis
terkontrol, berdasarkan populasi yang didiagnosa baik, diperlukan untuk
mengkonfirmasi kesan bahwa SSRI dan neuroleptik atipikal dapat mengurangi
gejala inti dari sindrom asperger.1
2. Obat Antipsikotik
Obat antipsikotik dapat membantu dengan perilaku agresif pasien dan
dapat meningkatkan pola terbatas, berulang, dan stereotip perilaku dan minat
- Risperidone (Risperdal)
Risperidone merupakan agen antipsikotik atipikal. Ia mengikat dopamin
D2 reseptor dengan afinitas 20 kali lebih rendah daripada afinitas 5-HT2-reseptor.
Ini menurunkan gejala negatif psikosis dan mengurangi kejadian efek samping
ekstrapiramidal dibandingkan dengan antipsikotik konvensional. Hal ini
diindikasikan untuk lekas marah terkait dengan gangguan autis pada anak dan
remaja berusia 6-16 tahun.
- Aripiprazole (Abilify)
Mekanisme kerja dari aripiprazole tidak diketahui, tetapi diduga cara
kerjanya berbeda dari antipsikotik lainnya. Aripiprazole diduga menjadi dopamin
parsial (D2) dan serotonin (5-HT1A) agonis, dan antagonis serotonin (5-HT2A).
Selain itu, tidak ada perpanjangan interval QTc telah dicatat dalam uji klinis.
2.7 Prognosis
Pada pasien asperger sindrome memiliki prognosis yang lebih baik ketika
mereka memiliki I.Q normal dan tingkat sosial yang tinggi, dan keluarga yang
9
mendukung serta memiliki pengetahuan tentang sindrom Asperger. Individu
dengan asperger sindrome tampaknya memiliki jangka hidup normal, namun
mereka yang memiliki gangguan kejiwaan komorbid lain (misalnya depresi,
gangguan mood, gangguan obsesif-kompulsif) secara signifikan mempengaruhi
prognosis pasien menjadi buruk.1
KESIMPULAN
Sindrom Asperger adalah bentuk dari gangguan perkembangan pervasif
yang ditandai dengan penurunan terus-menerus dalam interaksi sosial dan pola
perilaku yang berulang dan ketertarikan yang terbatas.
Penyebab dari sindrom asperger sendiri belum diketahui tetapi studi
keluarga menunjukan hubungan yang mungkin dengan gangguan austistik.
Kesamaan ini memungkinkan adanya hubungan sindrom asperger dengan faktor
genetic, metabolik, infeksi dan keadaan perinatal
Gambaran klinis pada sindrome asperger adalah sekurang – kurang nya
dua indikasi gangguan sosial kualitatif berikut ini :
1. Gaya komunikatif nonverbal yang jelas abnormal
2. Kegagalan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
3. Tidak adanya timbal balik sosial atau emosional
4. Gangguan kemampuan untuk mengekspresikan kesenangan atas
kebahagiaan orang lain.
Beberapa gejala fisik yang biasa terlihat pada sindrom asperger dapat mencakup
keterlambatan motorik anak usia dini, kecanggungan, kesulitan motorik halus,
anomali gaya berjalan, dan gerakan – gerakan yang aneh.
10
Dan dalam penatalaksanaan sindrom asperger terapi dengan obat
antipsikotik diperlukan jika terdapat gangguan komorbid lain (seperti mood,
dysthymia, gangguan bipolar, dan gangguan obsesif-kompulsif), serta terapi
difokuskan pada tiga masalah utama yang muncul pada sindrom asperger;
komunikasi, perilaku mengulang dan fisik. Keberhasilan treatment tergantung
pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan karakteristik
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brasic JR. Asperger Syndrome. John Hopkins University School of Medicine.
July 2011.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins; 2007. H 1202-0
3. Maslim, Rusdi, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Jakarta, 2001. H 133
11